bab 3 inti penelitian 3.1 struktur organisasi perusahaan...
TRANSCRIPT
40
BAB 3
INTI PENELITIAN
3.1 Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar 3.1
TRANS TV
Sumber: www.transtv.co.id
41
3.1.1 Logo
Gambar 3.2
Sumber: www.transtv.co.id
Logo Trans TV berbentuk berlian, yang menandakan keindahan dan keabadian.
Kilauannya merfleksikan kehidupan dan adat istiadat dari berbagai pelosok daerah di
Indonesia sebagai simbol pantulan kehidupan serta budaya masyarakat Indonesia. Huruf
dari jenis serif yang mencerminkan karakter abdi, klasik namun akrab dan mudah untuk
dikenali.
3.1.2 Visi
Menjadi televisi terbaik di Indonesia maupun ASEAN memberikan hasil usaha
yang positif bagi stakeholder, menyampaika n program-program berkualitas, berperilaku
berdasarkan nilai-nilai moral budaya kerja yang dapat diterima oleh stakeholders serta
mitra kerja dan memberikan konstribusi dalam meningkatkan kesejahteraan serta
kecerdasan masyarakat.
42
3.1.3 Misi
Wadah gagasan dan aspirasi masyarakat untuk mencerdaskan serta
mensejahterakan bangsa, memperkuat persatuan dan menumbuhkan nilai-nilai
demokrasi.
3.1.4 Manajemen
PT. Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV) merupakan perusahaan yang
dimiliki PT. Para Inti Investindo yang merupakan kelompok usaha di bawah bendera
Para Group. Trans TV memperoleh izin siaran nasional dari pemerintah pada bulan
November 1998 setelah lulus dari uji kelayakan yang dilakukan tim antar departemen.
3.1.5 Target Audience
Trans TV membidik segmen pemirsa kelas menengah ke atas atau yang dikenal
dalam istilah pemasaran sebagai kelompok A, B, dan C.
3.1.6 Isi Program
Target tahun I : 60 % program asing, 40 % program lokal
Target tahun II : 45 % program asing, 55 % program lokal
Target tahun III : 30 % program asing, 70 % program lokal
3.1.7 Penyiaran
43
Trans TV mulai mengudara secara teknis pada tanggal 22 Oktober 2001 di
wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi dengan pola teknik selama beberapa jam
perhari. Pada tanggal 25 Oktober mulai menyiarkan program bertajuk Trans Tune In,
sekaligus meluaskan jangkauan siaran hingga wilayah Bandung dan sekitarnya. Pada
tanggal tersebut Trans TV telah mulai menyiarkan siaran langsung upacara peresmian
Bandung Supermall, kawasan perbelanjaan paling luas di ibukota Jawa Barat. Program
Trans Tune In dikemas dengan gaya radio untuk memperkenalkan Trans TV pada
masyarakat. Pada tahap ini, dua pembawa acara membawakan kuis interaktif guna
memikat calon penonton., sambil menyuguhkan rangkaian video klip. Divisi
pemberitaan menyajikan program Jelajah, yang berisi paket-paket feature. Pada akhir
pekan, para pecandu bola dapat menikmati siaran langsung kompetisi sepak bola dapat
menikmati siaran langsung kompetisi sepak bola Spanyol, La Liga.
Pada tanggal 15 desember 2001 Trans TV mulai siaran perdana tepatnya pukul
17.00 WIB dengan mengawali siaran langsung launching dari gedung Trans TV. Trans
TV akan memperluas jangkauan siaran dan mentargetkan pada tahun 2003 dengan
memasang Transmisi pada titik strategis di kota-kota : Cirebon, Lampung, Purwokerto,
Pekanbaru, Palembang, Batam, Madiun, Banjarmasin, Malang, Manado, Denpasar,
Makassar.
Mulai Desember 2001, Trans Tune In berganti dengan Transvaganza, seiring
dengan bertambahnya jam siaran Trans TV. Dalam tahapan ini, Trans TV mulai
menayangkan film-film asing serta program non drama berupa kuis tebak harga. Kuis ini
merupakan adaptasi dari kuis “The Price is Right” yang kondang sejak tahun 1970-an
yang ditayangkan di 22 negara.
44
Transvaganza ditayangkan dari 1-14 Desember 2001 dan merupakan contoh
program-program Trans TV yang dapat diikuti pemirsa setiap minggu mulai tanggal 18
Desember 2001 hingga 28 Februari 2001. Penambahan jam tayang secara bertahap ini
akan memuncak pada tanggal 1 Maret 2002, saat Trans TV mulai siaran penuh yaitu 18
jam sehari pada hari senin hingga jumat dan 22 jam sehari pada sabtu dan minggu.
Penambahan program acara juga bertambah seiring dengan adanya penambahan jam
tayang diantara Euro, Digoa, KD, Sinema Gemilang, Diva Dangdut, Dunia Lain.
Pada September 2002 Trans TV mulai mengudara 20 jam setiap hari terkecuali
hari sabtu 24 jam non stop bila ada pertandingan liga Spanyol. Penambahan jam tayang
ini juga menambah program acara diantaranya program keagamaan Sentuhan Qolbu,
Berita Trans Pagi, film-film kartun. Sinema Indonesia Pagi, Sinetron Perempuan Pilihan,
film Taiwan seperti Meteor Garden, Kuis Russian Roullet. Untuk olahraga siaran
langsung maupun tidak Liga Spanyol dan super Liga Bulutangkis.
Mulai Selasa 12 Juli 2005 hingga 6 bulan ke depan, dikeluarkan Peraturan
Mentri Menkominfo No. 11/P/M.Kominfo/7/2005 di mana dalam peraturan mentri
tersebut diberlakukan pembatasan jam siar hingga jam 01.00 dini hari dan mulai kembali
siaran jam 05.00 pagi. Trans TV mulai saat diberlakukannya pembatasan jam siaran
tersebut membatasi jam tayang dengan sign-off jam 02.00 dan sign-on kembali jam
04.00, dalam sehari mendapat libur 2 jam. Untuk jam tayang di hari Sabtu dan Minggu
terkadang tayang non-stop 24 jam.
Pada dasarnya siaran Trans TV menganut konsep general entertainment,
sehingga pemirsa bisa menikmati berbagai tayangan hiburan drama maupun non drama,
serta tayangan berita.pada tahun pertama 50 % tayangan stasiun ini berasal dari luar
45
negeri dan 50 % sisanya merupakan produk lokal. Pada tahun kedua, proporsi produk
lokal akan menjadi 70 % dan sisanya merupakan produk asing.
Di akhir tahun 2005 Trans TV telah memperkuat semua lini dan jam dengan
produk inhouse. Menurut catatan 67 % dari acara TV merupakan produk inhouse.
Beberapa produk unggulan inhouse di prime time mulai dari Extravaganza, Ketawa ala
Trans TV, Insyaf, Komedi Nakal dan Fenomena juga amat memperkuat Trans TV.
Makin bertambah tahun maka Trans TV juga menyajikan program-program baru
dengan ide-ide yang baru. Hingga tahun 2008 ini, produk inhouse masih mendominasi
tayangan Trans TV seperti Prime Time, Happy Family Me vs Mom, dilanjutkan dengan
Termehek-mehek yang menempati urutan kedua yang merupakan program favorit juga.
Akhirnya datang Juga sebuah program sketsa yang menampilkan artis tanpa skenario.
Tidak ketinggalan bioskop Trans TV yang menampilkan film-film unggulan box office
yang belum pernah ditayangkan di stasiun tv lain seperti film The Lord of The Ring,
Harry Potter dan masih banyak lagi yang lainnya. Dengan program inhouse yang ada
berhasil menempatkan Trans TV sebagai stasiun favorit.
3.1.8 Gedung Trans TV
Gedung Trans TV merupakan gedung pertama di Indonesia yang dirancang
khusus bagi stasiun televisi yang di dalamnya terdapat sembilan lantai , di tanam dengan
kabel-kabel sepanjang 1.300 meter guna mendukung sistem siaran digital yang
digunakan oleh Trans TV. Gedung Trans TV terletak di atas tanah seluas kurang lebih 2
hektar di Jalan Kapten Tendean, kav. 12-14 A, Jakarta 12790.
46
3.1.9 Sumber Daya Manusia
Namun teknologi secanggih apapun tidak berarti apa-apa tanpa dukungan sumber
daya manusia yang memadai. Untuk itulah sejak tahun 2000 Trans TV melakukan road
show ke kampus-kampus utama di berbagai kota di Indonesia guna merekrut bakat-bakat
terbaik yang ada di sana.
Sejak awal berdirinya Trans TV, pihak manajemen merencanakan tekad untuk
merekrut sebagian besar karyawannya dari tenaga-tenaga yang baru lulus. Dengan
program yang disebut dengan BDP (Broadcaster Development Program). Manajemen
yakin, tenaga-tenaga segar ini akan memudahkan perusahaan membangun budaya kerja
yang baru serta akan menjadi sumber kreativitas yang penuh gairah.
Para kandidat ini lalu mengikuti pelatihan selama 2 bulan di Depok, Jawa Barat
dan dua bulan lagi di Multimedia Training Centre, Yogyakarta. Kurikulum pelatihan
didesain oleh para staff Trans TV dengan tekanan pada kerjasama dan pemahaman yang
menyeluruh antar bagian. Trans TV juga merekrut tenaga-tenaga berpengalaman dari
semua stasiun televisi swasta yang ada, meskipun jumlahnya tidak sebanyak tenaga yang
berpengalaman.
3.1.10 Teknologi
Sejak awal, Trans TV dibangun untuk bisa menggunakan teknologi digital penuh,
sejak dari tahap pra-produksi, hingga pasca-produksi serta siaran.
47
3.1.11 Profil Program
Program ini menyajikan lika liku perjalanan seorang pengusaha sejak mulai
merintis usahanya hingga mencapai kesuksesan.
SINOPSIS PROGRAM
Di segmen awal, profil pengusaha ditampilkan, meliputi jenis usaha, besar usaha
dan lingkup usaha. Lalu, melalui mas Narko (host), pengusaha akan melakukan
semacam napak tilas dari usahanya. Sehingga penonton dapat memperoleh informasi
mengenai tantangan dan kesulitan yang dialami saat merintis usahanya. Di segmen
akhir, bisa ada mystery guest, yaitu orang yang dianggap sangat berjasa dalam kemajuan
bisnis sang pengusaha. Atau, akan di tonjolkan perubahan tingkat kehidupan pengusaha
dari sebelum sukses dengan setelah sukses.
PROFIL MAS NARKO
Mas Narko adalah seorang wong ndeso, yang mencari pekerjaan. Ia selalu mimpi
menjadi orang kaya dan pengusaha sukses. Dengan keluguannya narko selalu
mengalami kegagalan usaha. Namun, pada akhir acara, narko akan selalu mengatakan
bahwa hidup ini indah, tertutama karena telah banyak pengusaha-pengusaha yang
berhasil bertahan hidup dan menjadi sukses.
48
Nama program : “Hidup Ini Indah”
Logo :
Gambar 3.3
Sumber: www.transtv.co.id
Tujuan program : Memberikan contoh berwirausaha kepada masyarakat luas
dengan cara mengangkat tokoh-tokoh berlatarbelakang orang
kampung yang pada akhirnya bisa meraih kesuskesan melalui
usahanya dengan berwirausaha. Dengan demikian diharapkan
masyarakat memiliki keinginan untuk memperbaiki kehidupannya
menjadi lebih baik.
Format acara Feature
Waktu tayang : Sabtu, pkl. 12.00-12.30 WIB
Profil audience : Female, ses A,B,C
Struktur organisasi :
- Produser : M. Rizki Arafat
- Asisten Produser : Ari Zulkifli, Ade Agus, M. Yunus, Andi Agus
- Reporter : Trisna, Ichrawati, Fitri F., Setyo Winarko
49
- Camera Persons : Fajar, Tri Hartanto
- PA : Silvy Junaedi
3.2 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah
pendekatan dengan pengukuran terhadap fenomena sosial. Tujuan utama dari penelitian
ini adalah melakukan generalisasi, suatu pernyataan kebenaran yang terjadi dalam suatu
realitas tentang suatu masalah yang diperkirakan akan berlaku pada populasi tertentu
(Soehartono, 2002: 57).
Penelitian kuantitatif dituntut bersikap objektif dan memisahkan diri dari data.
Artinya, peneliti tidak boleh membuat batasan konsep maupun alat ukur data
sekehendak hatinya sendiri. Oleh karena itu, dalam hal analisis data pun, peneliti tidak
boleh mengikutsertakan analisis data interpretasi yang bersifat objektif. Karena itu,
digunakan uji statistik untuk menganalisis data. (Kriyantono, 2006:58)
Secara umum, pendekatan kuantitatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
(Kriyantono, 2006:58)
1. Hubungan peneliti dengan subjek: jauh. Peneliti menganggap bahwa realitas terpisah
dan ada diluar dirinya. Karena itu harus ada jarak supaya objektif.
2. Penelitian bertujuan untuk menguji teori atau hipotesis, mendukung atau menolak
teori. Data hanya sebagai sarana konfirmasi teori atau teori dibuktikan dengan data.
50
3. Penelitian harus dapat digeneralisasikan, karena itu menuntut sampel yang
representatif dari seluruh populasi, operasionalisasi konsep serta alat ukur yang valid
dan reliabel.
4. Prosedur penelitian rasional-empiris, artinya penelitian erangkat dari konsep-konsep
atau teoti-teori yang melandasinya.
3.3 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah eksplanatif atau korelasional, yang
bermaksud untuk menjelaskan hubungan yang kausal antar variabel melalui ujian
hipotesa. Sedang menurut Rakhmat, metode korelasional bertujuan meneliti hubungan–
hubungan diantara variabel–variabel dengan menguji hipotesis. Metode korelasional
bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada
faktor lain. (Singarimbun, 1989: 8)
Penelitian eksplanatif menggunakan analisis kuantitatif. Penelitian eksplanasi
menguji prediksi atau prinsip teori, memperluas penjelasan teori, memperluas teori
menjadi isu atau topik baru, mendukung prediksi, menghubungkan isu atau topik dengan
prinsip secara umum, dan menentukan penjelasan mana yang paling baik dan tepat.
Tujuan dari penelitian eksplanasi antara lain adalah : menjelaskan secara akurat sebuah
teori, serta menghasilkan bukti untuk mendukung sebuah penjelasan atau prediksi.
Dalam penelitian ini ada beberapa konsep yang perlu diukur melalui sejumlah
pertanyaan indikator dalam bentuk pertanyaan kepada responden. Hubungan-hubungan
51
yang akan diukur adalah mengenai pengaruh tayangan “Hidup Ini Indah” terhadap minat
masyarakat untuk berwirausaha.
3.4 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Metode
survei adalah metode penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun, 1989:
3). Tujuan utama survei adalah represensitivitas (Unarajan, 2000: 225). Selain itu survei
digunakan untuk melakukan analisis yang biasanya merupakan data kuantitatif dan
analisisnya menggunakan teknik statistik yang sesuai.
3.5 Populasi dan Sampel
3.5.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek dan subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2003 : 720)
Sedangkan Riduwan menyatakan populasi ialah keseluruhan dari karakteristik
atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian (Riduwan, 2004 : 55).
Populasi di dalam penelitian ini adalah pemirsa program ”Hidup Ini Indah” di
Trans TV. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh AGB Nielsen pada periode Februari
2011 didapatkan jumlah pemirsa program ”Hidup Ini Indah” adalah sejumlah 8.100.00
orang di seluruh Indonesia. Mayoritas penonton berusia 25-29 tahun dari SES ABC.
52
Namun dalam penelitian ini, peneliti akan mengambil sampel dari pemirsa program
”Hidup Ini Indah” . Peneliti akan mengambil sampel dari pemirsa program ”Hidup Ini
Indah” yang berusia 20-29 tahun dan 30-39 tahun dari SES ABC.
3.5.2 Jumlah Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulan akan dapat diberlakukan untuk
populasi. Untuk sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif, bila
sampel tidak representatif maka dapat menimbulkan kesimpulan yang salah nantinya.
Dengan kata lain, sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh
populasi.
Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber
data dan dapat mewakili seluruh populasi. Pengertian sampel menurut Sugiyono ialah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,
2004:73).
Soehartono menambahkan bahwa penelitian pada sampel hanya merupakan
pendekatan pada populasinya. Ini berarti selalu ada resiko kesalahan dalam menarik
kesimpulan untuk keseluruhan populasi. Oleh karena itu setiap penelitian dengan
menggunakan sampel akan selalu berusaha untuk memperkecil resiko kesalahan tersebut
(Soeharto, 2002: 57)
Teknik pengambilan sampel di ambil dengan menggunakan rumus Taro Yamane
(Kriyantono,2007: 160) sebagai berikut:
53
n = N
N.d2 + 1
Dimana: n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d = Batas kesalahan yang ditetapkan 10%
Batas kesalahan yang ditolerir ini bagi setiap populasi tidak sama. Ada yang
1%, 2%, 3%, 4%, 5%, atau 10% (Umar, 2002: 134).
n = 8.100.000
8.100.000 x0,01 + 1
n = 99,998 dibulatkan menjadi 100 orang
3.5.3 Teknik Penarikan Sampel
Cara penarikan sampel dari penelitian ini ada 2 jenis yaitu penarikan sampel
wilayah penelitian dan penarikan sampel responden. Untuk penarikan sampel wilayah
penelitian menggunakan multi stage random sampling yaitu penarikan sampel bertahap
secara random. Tahap pertama peneliti mengambil wilayah DKI Jakarta, di mana DKI
Jakarta terdiri dari lima kotamadya dan satu kabupaten. Secara random peneliti memilih
10 % dari wilayah yaitu satu wilayah, dan terpilih Kotamadya Jakarta Selatan. Tahap
kedua, Kotamadya Jakarta Selatan yang terdiri dari delapan kecamatan, diambil 10%
54
secara random dan didapat satu Kecamatan yaitu Kecamatan Cilandak. Tahap ketiga,
Kecamatan Cilandak yang terdiri dari lima kelurahan, diambil 10% secara random, dan
terpilih satu kelurahan yaitu Kelurahan Lebak Bulus. Tahap keempat Kelurahan Lebak
Bulus yang terdiri dari delapan RW, diambil 10% secara random, dan terpilih RW 04. Di
RW 04 Kelurahan Lebak Bulus inilah peneliti akan melakukan penelitian dengan
mengambil 100 orang responden.
Penarikan sampel responden menggunakan Disproposionate Stratified Random
Sampling yaitu mengambil sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata tetap
sebagian ada yang kurang proporsional pembagiannya, dilakukan sampling ini karena
anggota populasi heterogen (tidak sejenis) (Riduwan, 2004: 59). Di dalam penelitian ini
sampel diambil dari kelompok pemirsa program “Hidup Ini Indah” yang berada di RW
04 Kelurahan Lebak Bulus, peneliti menyebarkan kuesioner kepada 100 orang yang
pernah menonton program “Hidup Ini Indah” berusia 20-29 tahun dan 30-39 tahun dari
SES ABC.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan untuk melengkapi penelitian,
yaitu :
3.6.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau tangan
pertama di lapangan. Sumber data ini bisa responden atau subjek penelitian, dari hasil
survei dengan kuesioner. Jika periset ingin mengetahui bagaimana opini mahasiswa
55
terhadap suatu program televisi, kemudian peneliti langsung mewawancarai mahasiswa
yang menjadi respondennya maka data yang diperoleh yaitu hasil wawancara adalah
data primer (Kriyantono:43).
Di penelitian ini instrument penelitian yang di gunakan adalah kuesioner atau
angket, kuesioner adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden. Disebut juga
angket. Kuesioner bisa dikirim melalui pos atau peneliti mendatangi secara langsung
responden (Kriyantono 2007 : 93). Angket adalah penyelidikan mengenai suatu masalah
yang banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak) dengan jalan mengedarkan
formulir daftar pertanyaan, diajukan secara tertulis kepada sejumlah subjek untuk
mendapatkan jawaban (tanggapan, respon) tertulis seperlunya (Kartono, 1996: 217).
Jenis pertanyaan dalam instrumen penelitian dapat dibedakan menjadi
(Soehartono, 2002: 66):
1. Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang jawabannya tidak disediakan sehingga
responden bebas menuliskan jawabannya sendiri.
2. Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang jawabannya sudah disediakan sehingga
responden hanya tinggal memilih salah satu jawaban yang sudah disediakan dengan
memberikan tanda, misalnya: melingkari huruf atau member tanda cek (check list).
3. Pertanyaan kombinasi adalah gabungan antara pertanyaan tertutup dan terbuka, yaitu
setelah diberikan semua pilihan jawaban, diberikan alternatif secara terbuka untuk
menuliskan jawaban lainnya yaitu “lain-lain”.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini berisi pertanyaan-pertanyaan
tertutup yang disajikan dalam bentuk pilihan ganda dan pernyataan-pernyataan dengan
56
format jawaban skala Likert. Skala ini dikembangkan oleh Rensus Likert (1932). Skala
ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi responden terhadap suatu objek
(Riduwan, 2002 :12).
Melalui skala likert, responden akan diberikan / disajikan jawaban dalam bentuk
pernyataan yang diberi skor sebagai berikut :
5 = Sangat Setuju (SS)
4 = Setuju (S)
3 = Netral (N)
2 = Tidak Setuju (TS)
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
Dengan menggunakan kuesioner, analis berupaya mengukur apa yang ditemukan
dalam survei, selain itu juga untuk menentukan seberapa luas atau terbatasnya sentimen
yang diekspresikan dalam suatu survei.
Penggunaan kuesioner tepat apabila :
1. Responden (orang yang merespon atau menjawab pertanyaan) saling berjauhan.
2. Melibatkan sejumlah orang di dalam proyek sistem, dan berguna bila mengetahui
berapa proporsi suatu kelompok tertentu yang menyetujui atau tidak menyetujui
suatu fitur khusus dari sistem yang diajukan.
3. Melakukan studi untuk mengetahui sesuatu dan ingin mencari seluruh pendapat
sebelum proyek sistem diberi petunjuk-petunjuk tertentu.
57
4. Ingin yakin bahwa masalah-masalah dalam sistem yang ada bisa diidentifikasi dan
dibicarakan dalam wawancara tindak lanjut.
3.7 Teknik Analisis
Korelasi data yang didapat dari hasil pengumpulan data yang selanjutnya akan
dipilih sesuai dengan jenis atau kelompok datanya untuk dihitung. Data-data yang
diperoleh melalui hasil survei dalam penelitian ini akan dianalisa melalui uji univariat
dan bivariat.
3.7.1 Analisis Univariat
Analis univariat dilakukan pada tahap awal dengan menggunakan analisis
deskriptif frekuensi terhadap variabel-variabel yang berkaitan dengan karakteristik dari
responden. Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran umum tentang objek
penelitian yang disajikan dalam bentuk persentasi. Dengan menggunakan analisis ini,
peneliti dapat melihat mean, median, dan modus serta standar deviasi masing-masing
indikator. Analisis dilakukan dengan menampilkan tabel-tabel frekuensi. Data kemudian
disajikan melalui bentuk tabel, mean, median, modus dan perhitungan persentasi agar
mudah dalam menganalisis data.
Analisis ini dilakukan juga untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik
responden yang ada serta untuk melihat secara deskriptif, bagaimana tanggapan dan
jawaban responden terhadap tiap indikator. Maksudnya untuk melihat kecenderungan
jawaban responden apakah cenderung positif atau negatif terhadap sejumlah indikator
58
yang mengukur variabel pengaruh tayangan “Hidup Ini Indah” dan variabel minat
masyarakat untuk berwirausaha.
3.7.2 Analisis Bivariat
Analisis ini bermanfaat untuk melihat hubungan dua variabel. Pertama, ada
hubungan tetapi sifatnya simetris, yaitu tidak saling mepengaruhi. Kedua, dua variabel
itu terdapat hubungan dan saling mempengaruhi. Ketiga, sebuah variabel mempengaruhi
variabel yang lain. Dengan analisis bivariat, penelitian tidak hanya sampai pada apakah
ada hubungan diantara kedua variabel, tetapi diteruskan kepada penjelasan
mekanismenya mengapa hal itu terjadi.
Di dalam penelitian ini, peneliti hanya melakukan analisis regresi sederhana
untuk mengetahui besar pengaruh dari satu variabel terhadap variabel lain. Peneliti tidak
melakukan uji korelasi sebab di dalam uji regresi terlihat juga koefisien korelasi untuk
melihat kuat lemahnya hubungan antar dua variabel. (Husein umar, 2002, p.142)
Pedoman untuk melihat kuat lemahnya hubungan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sederhana
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 − 1,00 Sangat kuat
0,60 − 0,799 Kuat
0,40 – 0,599 Sedang
0,20 – 0,399 Rendah
59
0,00 – 0,199 Sangat rendah
Sumber : Sugiyono, 2002: 183
Secara umum nilai koefisien korelasi terletak antara -1 dan +1 atau -1 < r <
1. Dengan kata lain koefisien korelasi mempunyai nilai paling kecil -1 dan paling besar
+1 dengan kriteria sebagai berikut :
a) Jika r = +1, maka hubungan antara variabel X dan Y sangat kuat dan positif.
b) Jika mendekati +1, maka hubungan antara variabel X dan Y kuat dan positif.
c) Jika r = -1, maka hubungan antara variabel X dan Y sangat kuat dan negatif.
d) Jika mendekati -1, maka hubungan antara variabel X dan Y kuat dan negatif.
e) Jika r = 0, maka tidak ada hubungan antara variabel X dan Y
f) Jika mendekati 0, maka hubungan antara variabel X dan Y sangat lemah sekali
Regresi adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang
paling mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu akan
sekarang yang dimiliki agar dapat memperkirakan perubahan (Riduwan, 2004: 145).
Regresi dapat digunakan untuk mengetahui variabel independen apa saja yang
berhubungan dengan variabel dependen, selain itu dapat diketahui seberapa besar
hubungan masing-masing variabel independen lainnya. Dari analisis ini diketahui
variabel mana yang paling besar atau dominan mempengaruhi variabel dependen Y,
yang ditunjukkan dengan koefisien regresi (beta).
Analisis regresi dilakukan untuk mendapatkan nilai:
60
1. Nilai signifikansi anova: 0,05; untuk melihat pengaruh antara variabel dependen
dengan independen.
2. Nilai R model summary, untuk melihat kekuatan hubungan antara variabel
dependen dengan independen.
3. Nilai R2 (Coeficients of Determination), untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan variable independent menjelaskan variable dependen.
4. Nilai Beta (β), untuk menunjukkan kontribusi masing-masing variabel independen.
Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu
variabel independen dengan satu variabel dependen. Regresi sederhana, pengaruh satu x
terhadap satu y, dapat dirumuskan sebagai berikut : Y = a + b X (Husein umar, 2002,
p.164-165)
Dimana: Y = Variabel tidak bebas
X = Variabel bebas
a = nilai konstan
b = koefisien arah regresi
Untuk menghitung a, b1 dan b2 dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
2
22
2 2
( )( ) ( )( ). ( )
. ( )( ). ( )
Y X X XYa
n X X
n XY X Yb
n X X
−=
−
−=
−
∑ ∑ ∑ ∑∑ ∑
∑ ∑ ∑∑ ∑
Keterangan :
61
Ŷ = Minat masyarakat untuk berwirausaha
a = konstanta
b1, b2 = koefisien regresi
X1 = tayangan program “Hidup Ini Indah”
ε = error term
3.8 Definisi & Operasionalisasi Konsep
Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang dibentuk
dengan menggeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang diperoleh dari
pengamatan.
Bila konsep ini secara sengaja dan secara sadar dibuat serta dipergunakan untuk
tujuan ilmiah, maka ia disebut konstruk. Konstruk sendiri adalah konsep yang dapat
diamati dan diukur. Konsep yang sifat-sifatnya sudah diberi nilai dalam bentuk bilangan
yang disebut variabel.
Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk (construck) atau
sifat yang akan dipelajari. Ia juga mengatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai
suatu sifat atau nilai dari orang, obyek,atau kegiatan yang mempunyai variasi yang
ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Rakhmat, 2005: 12).
Di dalam penelitian ini penulis menggunakan dua konsep yang berfungsi sebagai
variabel Independen dan variabel dependen. Adapun variabel independen dalam
penelitian ini adalah Program “Hidup Ini Indah” yang terdiri dari 3 dimensi yaitu
presenter, tokoh, alur cerita. Sementara variabel dependen berupa Minat Masyarakat
62
untuk Berwirausaha, terdiri dari 5 Dimensi yaitu Penerimaan (receiving), menanggapi
(responding), penilaian (valuing), Organisasi (organization), Pencirian
(characterization)
Tabel 3.2 Operasionalisasi Konsep
Variabel Dimensi Indikator Skala Pengukuran
presenter 1. Disinhibitory Effect: Mas Narko Memiliki kemampuan menjelaskan
2. Outcome expectancies: Mas Narko bersahabat dan imajinatif.
3. Identification: Mas Narko mampu mengubah pola pikir
4. Self-efficacy: Mas Narko mampu meningkatkan kepercayaan
tokoh 5. Disinhibitory Effect: tokoh bisa mewakilkan tema
6. Outcome expectancies: tokoh mampu mengubah cara pandang
7. Identification: tokoh memberikan contoh nyata
8. Self-efficacy: tokoh yang diangkat meyakinkan
Program “Hidup Ini Indah”
Alur cerita 9. Disinhibitory Effect: alur cerita menarik
10. Outcome expectancies: alur cerita meyakinkan kesuksesan
11. Identification: alur cerita mendorong melakukan sesuatu
Skala Liekert 5=Sangat setuju 4= Setuju 3= Ragu-ragu 2=Tidak Setuju 1= Sangat tidak setuju
63
3.9 Keabsahan Penelitian
3.9.1 Uji Reliabilitas
Nilai perhitungan yang dihasilkan oleh suatu indikator yang tidak bervariasi
adalah karena karakteristik pengukuran instrumen atau proses pengukuran instrumen itu
12. Self-efficacy: alur cerita menumbuhkan rasa percaya diri
Receiveing 13. presenter : karakter tepat 14. tokoh: kisah yang cocok 15. alur cerita : dapat diterima
kebenarannya Responding 16. presenter: kesesuaian
17. tokoh: contoh nyata 18. alur cerita: menajdi
inspirasi Valuing 19. presenter: karakter tepat
dan sederhana 20. tokoh: memberi inspirasi 21. alur cerita: persuasif
Organizing 22. presenter: meningkatkan niat
23. tokoh: menarik minat 24. alur cerita: menimbulkan
keinginan
Minat Masyarakat Untuk Berwirausaha
Characterizing 25. presenter: karakter orang tidak sukses
26. tokoh: mewakili kisah orang sukses
27. alur cerita: berkesan
64
sendiri. Selain itu suatu alat ukur dapat dikatakan memiliki reliabilitas tinggi jika alat
ukur itu stabil, dapat diandalkan (dependability) dan dapat diramalkan (predictability).
Uji reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau reliable, akan menghasilkan data
yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya,
maka berapa kalipun diambil tetap akan sama.
Semakin kecil kesalahan, semakin reliabel alat pengukur. Sebaliknya, semakin
besar kesalahan pengukur maka semakin tidak reliabel alat pengukur tersebut. Untuk uji
reliabel instrumen dalam kuesioner penelitian ini menggunakan teknik alpha cronbach.
Standar nilai alpha (α) yang digunakan untuk menunjukkan bahwa alat ukur tersebut
baik adalah >0,5. Jadi, semakin besar nilai alpha (> 0,5), maka semakin reliabel alat
ukur tersebut (Singarimbun, 1989). Pengukuran ini menggunakan SPSS.
65
Hasil uji reliabilitas dimensi pada variabel X (tayangan program “Hidup Ini
Indah”) adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3
Reliabilitas dimensi Presenter
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.740 4
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Saya menonton program “Hidup Ini Indah” karena Mas Narko mampu mengantar saya untuk mengerti tentang perubahan hidup dari tokoh yang sedang disorot
11.2500 6.795 .657 .609
Saya menonton program “Hidup Ini Indah” karena Mas Narko bersahabat dan memiliki kata-kata yang imajinatif dan penuh harapan
11.2900 7.461 .543 .676
Saya menonton program “Hidup Ini Indah” karena Mas Narko mampu merubah pola pikir saya bahwa saya bisa memiliki kehidupan yang lebih baik seperti tokoh
11.2800 7.416 .457 .727
Saya menonton program “Hidup Ini Indah” karena Mas Narko mampu meningkatkan kepercayaan diri saya bahwa saya mampu melakukan sesuatu yang lebih baik
11.1800 7.664 .488 .706
66
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa dimensi presenter “Hidup Ini
Indah” reliabel, karena memenuhi nilai cronbarch’s alpha diatas 0,5 yaitu sebesar 0,740,
artinya indikator pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada dimensi presenter dapat
dipercaya. Dari tabel Item Total Statistic terlihat bahwa tak ada pertanyaan atau
indikator yang digunakan harus dihapus.
67
Tabel 3.4
Reliabilitas dimensi Tokoh
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Saya menonton program “Hidup Ini Indah” karena tokoh yang diangkat bisa mewakilkan contoh kisah kesuksesan seseorang
11.0800 7.610 .504 .683
Saya menonton program “Hidup Ini Indah” karena tokoh yang diangkat mampu mengubah cara pandang saya tentang kisah sukses seseorang
11.2900 6.390 .612 .616
Saya menonton program “Hidup Ini Indah” karena tokoh yang diangkat bisa memberikan contoh nyata tentang proses kesuksesan seseorang
11.1200 7.662 .463 .706
Saya menonton program “Hidup Ini Indah” karena tokoh yang diangkat bisa meyakinkan bahwa saya sendirilah yang bisa menentukan hidup saya
11.2400 7.356 .517 .676
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa dimensi tokoh “Hidup Ini Indah”
reliabel, karena memenuhi nilai cronbarch’s alpha diatas 0,5, yaitu sebesar 0,732,
artinya indikator pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada dimensi pengalaman dapat
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.732 4
68
dipercaya. Dari tabel Item Total Statistic terlihat bahwa tak ada pertanyaan atau
indikator yang digunakan harus dihapus.
Tabel 3.5
Reliabilitas dimensi alur cerita
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.665 4
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Saya menonton program “Hidup Ini Indah” karena alur cerita yang diangkat menarik untuk diikuti
11.0200 6.303 .376 .646
Saya menonton program “Hidup Ini Indah” karena cerita yang diangkat meyakinkan saya untuk mampu memperoleh kesuksesan juga.
11.0000 5.515 .570 .510
Saya menonton program “Hidup Ini Indah” karena cerita yang diangkat bisa mendorong saya untuk melakukan sesuatu untuk hal yang baik.
11.1900 6.155 .445 .599
Saya menonton program “Hidup Ini Indah” karena cerita yang diangkat bisa meyakinkan bahwa saya sendirilah yang bisa menentukan hidup saya
11.2200 6.416 .401 .627
69
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa dimensi tema alur cerita “Hidup Ini
Indah” reliabel, karena memenuhi nilai cronbarch’s alpha diatas 0,5, yaitu sebesar
0,665, artinya indikator pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada dimensi pengalaman
dapat dipercaya. Dari tabel Item Total Statistic terlihat bahwa tak ada pertanyaan atau
indikator yang digunakan harus dihapus.
Hasil uji reliabilitas dimensi pada variabel Y Minat adalah sebagai berikut :
Tabel 3.6
Reliabilitas dimensi Receiving
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.728 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Mas Narko memiliki karakter yang pas dalam program “Hidup Ini Indah”
7.0700 4.066 .605 .581
Tokoh yang diangkat dalam Program “Hidup Ini Indah” memiliki kisah yang cocok dengan nama program “Hidup Ini Indah”
7.2800 4.062 .521 .677
Alur cerita yang ditayangkan program “Hidup Ini Indah” dapat saya terima kebenarannya
7.0700 3.904 .531 .667
70
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa dimensi Receiving “Hidup Ini
Indah” reliabel, karena memenuhi nilai cronbarch’s alpha diatas 0,6, yaitu sebesar
0,728, artinya indikator pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada dimensi pengalaman
dapat dipercaya. Dari tabel Item Total Statistic terlihat bahwa tak ada pertanyaan atau
indikator yang digunakan harus dihapus.
Tabel 3.7
Reliabilitas dimensi Responding
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.679 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Mas Narko sebagai presenter Program “Hidup Ini Indah” sudah sesuai bagi saya yang mau memulai berwirausaha
7.2400 4.245 .489 .589
Tokoh pada Program “Hidup Ini Indah” bisa menjadi contoh nyata saya dalam melakukan menentukan jenis wirausaha yang mau saya jalani
7.2200 4.093 .487 .593
Alur cerita pada Program “Hidup Ini Indah” bisa menjadi inspirasi saya untuk memperbaiki kehidupan dengan berwirausaha
7.3400 4.025 .501 .573
71
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa dimensi Responding “Hidup Ini
Indah” reliabel, karena memenuhi nilai cronbarch’s alpha diatas 0,6, yaitu sebesar
0,679, artinya indikator pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada dimensi pengalaman
dapat dipercaya. Dari tabel Item Total Statistic terlihat bahwa tak ada pertanyaan atau
indikator yang digunakan harus dihapus.
Tabel 3.8
Reliabilitas dimensi Valuing
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Mas Narko sebagai presenter Program “Hidup Ini Indah” memiliki karakter yang pas dan sederhana sehingga mengajak saya untuk menyadari bahwa hidup ini indah
6.7600 3.982 .391 .310
Tokoh pada program “Hidup Ini Indah” sangat memberi inspirasi bagi saya dalam berwirausaha
6.8500 4.371 .277 .500
Alur cerita pada Program “Hidup Ini Indah” mampu mengajak saya untuk memulai berwirausaha dengan proses seperti yang ditayangkan pada program “Hidup Ini Indah”
6.8300 4.284 .323 .424
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.615 3
72
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa dimensi Valuing “Hidup Ini Indah”
reliabel, karena memenuhi nilai cronbarch’s alpha diatas 0,6, yaitu sebesar 0,615,
artinya indikator pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada dimensi pengalaman dapat
dipercaya. Dari tabel Item Total Statistic terlihat bahwa tak ada pertanyaan atau
indikator yang digunakan harus dihapus.
Tabel 3.9
Reliabilitas dimensi Organization
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.762 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Mas Narko sebagai presenter Program “Hidup Ini Indah” mampu meningkatkan niat saya untuk berwirausaha
7.0100 4.273 .601 .671
Tokoh pada program “Hidup Ini Indah” mampu membuat ketertarikan saya untuk berwirausaha
7.2300 4.159 .550 .732
Alur cerita pada program “Hidup Ini Indah” membuat saya berkeinginan untuk berwirausaha
7.1000 4.232 .630 .639
73
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa dimensi Organization “Hidup Ini
Indah” reliabel, karena memenuhi nilai cronbarch’s alpha diatas 0,6, yaitu sebesar
0,762, artinya indikator pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada dimensi pengalaman
dapat dipercaya. Dari tabel Item Total Statistic terlihat bahwa tak ada pertanyaan atau
indikator yang digunakan harus dihapus.
Tabel 3.10
Reliabilitas dimensi Characterization
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.670 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Mas Narko sebagai presenter Program “Hidup Ini Indah” mampu menghantarkan karakter orang yang tidak sukses
7.3600 3.243 .575 .448
Tokoh pada program “Hidup Ini Indah” mampu mewakili kisah orang yang sukses dengan proses yang panjang sehingga menarik perhatian saya
7.3200 3.977 .375 .706
Alur cerita pada program “Hidup Ini Indah” dapat menghadirkan cerita yang berkesan tentang kesuksesan seseorang
7.4000 3.354 .505 .543
74
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa dimensi Characterization “Hidup
Ini Indah” reliabel, karena memenuhi nilai cronbarch’s alpha diatas 0,6, yaitu sebesar
0,670, artinya indikator pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada dimensi pengalaman
dapat dipercaya. Dari tabel Item Total Statistic terlihat bahwa tak ada pertanyaan atau
indikator yang digunakan harus dihapus.
3.9.2 Uji Validitas
Validitas berasal dari kata ”validity” yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu data. Validitas
merupakan kesesuaian antara definisi operasional dengan definisi konseptual. Jadi
semakin dekat definisi operasional dengan definisi konseptual maka validitas perangkat
ukur tersebut semakin tinggi (Nasution, 2000: ).
Uji validitas ini menggunakan teknik analisis faktor. Analisis faktor adalah suatu teknik
statistik untuk mengidentifikasikan jumlah faktor yang relatif kecil yang dapat
digunakan untuk menggambarkan hubungan antara beberapa variabel yang saling
berhubungan. Analisis faktor menghasilkan suatu tabel dimana baris adalah variabel
indikator mentah yang diamati dan kolom adalah faktor atau variabel tersembunyi yang
menjelaskan sebanyak mungkin perbedaan di dalam variabel ini.
Teknik analisis faktor ini digunakan untuk mengkonfirmasi (confirmatory)
penelitian yang bersifat eksplanatif. Dalam penelitian ini, masing-masing dimensi diuji
satu persatu dengan menggunakan teknik analisa faktor sehingga akan diperoleh nilai
75
Kaiser-Meyer-Olkin (KMO), yaitu uji statistik yang digunakan untuk menunjukkan
ketepatan analisis faktor terhadap variabel-variabel yang diukur. Bila nilai KMO > 0,5
dengan nilai signifikansi < 0.005 maka variabel tersebut dapat diukur dengan
menggunakan teknik faktor analisis untuk mengertahui apakah indikator yang dibuat
memang berada pada satu kelompok dengan indikator lainnya yang masih dalam satu
variabel.
Beberapa analisis faktor yang digunakan untuk menguji validitas dalam ini
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.11
Analisis Faktor
No.
Ukuran Validitas Nilai Disyaratkan
1.
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy KMO MSA adalah statistik yang
mengindikasikan proporsi variansi dalam
variabel yang merupakan variansi umum
(common variance), yakni variansi yang
disebabkan oleh faktor-faktor dalam
penelitian.
Nilai KMO diatas .500
menunjukkan bahwa factor
analisis dapat digunakan.
2.
Bartlett 's test of Sphericity Bartlett's test
Sphericity merupakan uji statistik untuk
melihat ada tidaknya korelasi antar variabel.
Nilai signifikansi adalah
hasil uji. Nilai yang
kurang dari .05
menunjukkan hubungan
yang signifikan antar
76
Sumber: Imam Ghozali, 2005: 45
variabel, merupakan nilai
yang diharapkan.
3.
Anti-image Matrices Setiap nilai pada kolom
diagonal matriks korelasi anti image
menunjukkan Measure of Sampling Adequacy
dari masing-masing indikator.
Nilai diagonal
Anti-image correlation
matrix diatas .500
menunjukkan variabel
cocok/sesuai dengan
struktur variabel lainnya
didalam faktor tersebut.
4.
Total Variance Explained Nilai pada kolom
"Cumulative %" menunjukkan persentase
variansi yang disebabkan oleh keseluruhan
faktor.
Nilai "Cummulative %"
harus lebih besar dari 60%
5.
Component Matrix Nilai factor loading dari
variabel-variabel komponen faktor.
Nilai Factor Loading lebih
besar atau sama dengan .700
77
Berikut ini adalah table interpretasi KMO MSA:
Tabel 3.12
Interpretasi KMO
Nilai KMO Tingkatan Varian 0.90-1.00 Marvellous (Sangat Bermanfaat) 0.80-0.89 Meritorius (Bermanfaat) 0.70-0.79 Middling (Cukup Bermanfaat) 0.60-0.69 Mediocre (Sedang) 0.50-0.59 Miserable (Tidak Bermanfaat) 0.00-0.49 Unacceptable (tidak bisa diterima)
Sumber: Kaiser, 1974
Hasil penelitian adalah valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul
dengan data sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Menurut Sugiyono (2003 :
137) instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data
mengukur itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur
apa yang seharusnya diukur. Hasil uji validitas dilakukan dengan menggunakan metode
KMO.
Tabel 3.13
Hasil Uji Validitas menggunakan KMO variabel X dimensi presenter
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
.737
Approx. Chi-Square 87.967
Df 6
Bartlett's Test of Sphericity
Sig. .000
78
Berdasarkan tabel diatas, hasil uji KMO menunjukkan hasil sebesar 0.737 yang
berarti lebih besar dari 0.5. Dengan demikian data dianggap valid dan dapat digunakan
dalam penelitian. Hal ini diperkuat dengan hasil uji Bartlett’s Test of Sphericity sebesar
87.967 dengan nilai sig sebesar 0.000. Nilai sig tersebut lebih kecil dari 0.05, sehingga
data dinyatakan valid.
Tabel 3.14
Hasil Uji Validitas menggunakan KMO variabel X dimensi tokoh
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
.660
Approx. Chi-Square 93.855
Df 6
Bartlett's Test of Sphericity
Sig. .000
Berdasarkan tabel diatas, hasil uji KMO menunjukkan hasil sebesar 0.660 yang
berarti lebih besar dari 0.5. Dengan demikian data dianggap valid dan dapat digunakan
dalam penelitian. Hal ini diperkuat dengan hasil uji Bartlett’s Test of Sphericity sebesar
93.885 dengan nilai sig sebesar 0.000. Nilai sig tersebut lebih kecil dari 0.05, sehingga
data dinyatakan valid.
79
Tabel 3.15
Hasil Uji Validitas menggunakan KMO variabel X dimensi alur cerita
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
.687
Approx. Chi-Square 58.541
Df 6
Bartlett's Test of Sphericity
Sig. .000
Berdasarkan tabel diatas, hasil uji KMO menunjukkan hasil sebesar 0.687 yang
berarti lebih besar dari 0.5. Dengan demikian data dianggap valid dan dapat digunakan
dalam penelitian. Hal ini diperkuat dengan hasil uji Bartlett’s Test of Sphericity sebesar
58.541 dengan nilai sig sebesar 0.000. Nilai sig tersebut lebih kecil dari 0.05, sehingga
data dinyatakan valid.
Tabel 3.16
Hasil Uji Validitas menggunakan KMO variabel Y dimensi Receiving
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
.672
Approx. Chi-Square 62.225
Df 3
Bartlett's Test of Sphericity
Sig. .000
Berdasarkan tabel diatas, hasil uji KMO menunjukkan hasil sebesar 0.672 yang
berarti lebih besar dari 0.5. Dengan demikian data dianggap valid dan dapat digunakan
dalam penelitian. Hal ini diperkuat dengan hasil uji Bartlett’s Test of Sphericity sebesar
80
62.225 dengan nilai sig sebesar 0.000. Nilai sig tersebut lebih kecil dari 0.05, sehingga
data dinyatakan valid.
Tabel 3.17
Hasil Uji Validitas menggunakan KMO variabel Y dimensi Responding
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
.666
Approx. Chi-Square 45.269
Df 3
Bartlett's Test of Sphericity
Sig. .000
Berdasarkan tabel diatas, hasil uji KMO menunjukkan hasil sebesar 0.666 yang
berarti lebih besar dari 0.5. Dengan demikian data dianggap valid dan dapat digunakan
dalam penelitian. Hal ini diperkuat dengan hasil uji Bartlett’s Test of Sphericity sebesar
45.269 dengan nilai sig sebesar 0.000. Nilai sig tersebut lebih kecil dari 0.05, sehingga
data dinyatakan valid.
Tabel 3.18
Hasil Uji Validitas menggunakan KMO variabel Y dimensi Valuing
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
.607
Approx. Chi-Square 19.785
Df 3
Bartlett's Test of Sphericity
Sig. .000
81
Berdasarkan tabel diatas, hasil uji KMO menunjukkan hasil sebesar 0.607 yang
berarti lebih besar dari 0.5. Dengan demikian data dianggap valid dan dapat digunakan
dalam penelitian. Hal ini diperkuat dengan hasil uji Bartlett’s Test of Sphericity sebesar
19.785 dengan nilai sig sebesar 0.000. Nilai sig tersebut lebih kecil dari 0.05, sehingga
data dinyatakan valid.
Tabel 3.19
Hasil Uji Validitas menggunakan KMO variabel Y dimensi organization
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
.688
Approx. Chi-Square 74.711
Df 3
Bartlett's Test of Sphericity
Sig. .000
Berdasarkan tabel diatas, hasil uji KMO menunjukkan hasil sebesar 0.688 yang
berarti lebih besar dari 0.5. Dengan demikian data dianggap valid dan dapat digunakan
dalam penelitian. Hal ini diperkuat dengan hasil uji Bartlett’s Test of Sphericity sebesar
74.711 dengan nilai sig sebesar 0.000. Nilai sig tersebut lebih kecil dari 0.05, sehingga
data dinyatakan valid.
82
Tabel 3.20
Hasil Uji Validitas menggunakan KMO variabel Y dimensi characterization
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
.614
Approx. Chi-Square 50.025
Df 3
Bartlett's Test of Sphericity
Sig. .000
Berdasarkan tabel diatas, hasil uji KMO menunjukkan hasil sebesar 0.614 yang
berarti lebih besar dari 0.5. Dengan demikian data dianggap valid dan dapat digunakan
dalam penelitian. Hal ini diperkuat dengan hasil uji Bartlett’s Test of Sphericity sebesar
50.025 dengan nilai sig sebesar 0.000. Nilai sig tersebut lebih kecil dari 0.05, sehingga
data dinyatakan valid.
3.10 Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian
Adapun kelemahan dan keterbatasan penelitian, yaitu :
1. Jawaban responden yang mungkin bisa dikarenakan ketika responden menjawab,
mungkin berkaitan dengan pengaruh tayangan “Hidup Ini Indah” yang merupakan
hal yang memiliki nilai yang tidak terlalu terpikirkan.
2. Pembahasan penelitian tidak mencakup perilaku tetapi hanya dibatasi kepada
kecenderungan pola pikir masyarakat setelah menonton tayangan “Hidup Ini Indah”.
3. Pembahasan penelitian tidak mencakup penjelasan isi tayangan lebih mendalam,
tetapi hanya melihat pengaruh isi tayangan terhadap minat masyarakat untuk
berwirausaha.
83
4. Hasil pengaruh yang lemah disebabkan oleh fokus penelitian yang digunakan oleh
peneliti hanya mencakup konten program saja, yang sebenarnya ada faktor lain di
luar konten yang dapat mempengaruhi lebih besar.