bab- 3 methodologi

49
Laporan Pendahuluan – Studi Kelayakan Pembangunan Pelabuhan Laut di Lokasi Batu Goyang, Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku 3.1. MASALAH PENELITIAN 3.1.1. Kebutuhan Penelitian Mendasari permasalahan yang ada, maka terdapat tiga hal penting dalam kebutuhan penelitian yang terkait dengan perlunya Studi Kelayakan (Fasibility Study) Pelabuhan di Lokasi Batu Goyang Provinsi Maluku, sebagai berikut : a. Pertama, kebutuhan akan pengembangan kawasan maritim dengan satu pelabuhan yang relevan pada kawasan Batu Goyang Provinsi Maluku, dimana pengembangan tersebut akan memperhatikan pengembangan transportasi laut di kawasan tersebut ke depan. b. Kedua, adanya keinginan dari beberapa kabupaten terhadap pelabuhan dimaksud karena pada kawasan tersebut terdiri dari beberapa kabupaten yang memiliki potensi dan keinginan sama terhadap pembangunan pelabuhan tersebut. c. Ketiga, keperluan akan pelabuhan tersebut didasarkan atas aspek teknis, ekonomis dan keuangan serta diharapkan sebagai titik sentral bagi pengembangan tatanan kepelabuhanan bagi kawasan tersebut. 3.1.2. Fokus Penelitian Halaman : 5 - 1

Upload: haryo-hkb

Post on 18-Nov-2015

22 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Tentang Metodologi

TRANSCRIPT

PROPOSAL TEKNIS

Usulan Teknis Studi Kelayakan Pelabuhan di Lokasi Batu Goyang Provinsi Maluku Tahun 2014

3.1. MASALAH PENELITIAN

3.1.1. Kebutuhan PenelitianMendasari permasalahan yang ada, maka terdapat tiga hal penting dalam kebutuhan penelitian yang terkait dengan perlunya Studi Kelayakan (Fasibility Study) Pelabuhan di Lokasi Batu Goyang Provinsi Maluku, sebagai berikut :a. Pertama, kebutuhan akan pengembangan kawasan maritim dengan satu pelabuhan yang relevan pada kawasan Batu Goyang Provinsi Maluku, dimana pengembangan tersebut akan memperhatikan pengembangan transportasi laut di kawasan tersebut ke depan.b. Kedua, adanya keinginan dari beberapa kabupaten terhadap pelabuhan dimaksud karena pada kawasan tersebut terdiri dari beberapa kabupaten yang memiliki potensi dan keinginan sama terhadap pembangunan pelabuhan tersebut.c. Ketiga, keperluan akan pelabuhan tersebut didasarkan atas aspek teknis, ekonomis dan keuangan serta diharapkan sebagai titik sentral bagi pengembangan tatanan kepelabuhanan bagi kawasan tersebut.

3.1.2.Fokus PenelitianKonsultan melihat bahwa ketiga isu tersebut dapat dijelaskan dalam suatu fokus penelitian yaitu perlunya membangun suatu Model Dalam Penentuan Pelabuhan Pada Wilayah Batu Goyang, Provinsi Maluku serta perancangan sistem tatanan kepelabuhanan.

Dalam melakukan studi ini terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam melakukan analisis dengan memperhatikan aspek teknis, ekonomis dan keuangan serta bagaimana menyusun sistem kepelabuhanan di kawasan tersebut serta sistem transportasi wilayah pada kawasan tersebut.

Secara spesifik pertanyaan tersebut dapat dijabarkan dalam beberapa pertanyaan yang lebih detail sebagai berikut :a. apa dan bagaimana cara dalam menentukan pelabuhan terpilih pada kawasan studi?b. Bagaimana bentuk pemikiran dari pengambil keputusan dalam menetapkan pelabuhan terpilih tersebut secara agregat?c. Unsur-unsur apa saja yang berinteraksi dan dipertimbangkan dalam penentuan pelabuhan terpilih tersebut ?.d. Unsur-unsur apa yang dominan dalam penetapan penentuan pelabuhan terpilih tersebut?e. Variabel variabel apa dalam unsur yang dipertimbangkan dalam penentuan pelabuhan terpilih tersebut ?f. Bagaimana merancang sistem transportasi hirarki, peran dan fungsi wilayah di kawasan tersebut ?3.1.3. Struktur PermasalahanDalam melakukan jawaban terhadap pertanyaan penelitian di atas, konsultan memandang perlunya dilakukan penjelasan terhadap Struktur Permasalahan yaitu Bagaimana merancang sistem transportasi laut dengan menentukan satu pelabuhan terpilih pada Wilayah Batu Goyang Provinsi Maluku.3.1.4. HipotesisBerdasarkan struktur masalah dapat disusun 3 (tiga) hipotesis analisa kebutuhan penelitian dengan penjelasan sebagai berikut:A. Hipotesis 11) PermasalahanBelum adanya satu pelabuhan yang relevan sebagai outlet bagi pengembangan Wilayah Batu Goyang Provinsi Maluku.

Wilayah Batu GoyangPropinsi MalukuIndividual PortSistem Transportasi WilayahTatanan Kepelabuhan Nasional

Gambar 5.1. Permasalahan Pada Hipotesis 1

2) Analisa Kebutuhan PenelitianDiperlukan suatu koreksi terhadap peran transportasi laut di Wilayah Batu Goyang Provinsi Maluku ke depan dengan penentuan lokasi pelabuhan terpilih dan hirarkhi tatanan kepelabuhanan agar tercapai keseimbangan sistem transportasi laut di wilayah tersebut.Wilayah Batu Goyang Provinsi MalukuPelabuhan TerpilihSistem Transportasi WilayahSistem Hirakhi Kepelabuhan Nasional

Gambar 5.2. Penyelesaian Pada Hipotesis 1B. Hipotesis 21) PermasalahanPerlu dilakukan suatu solusi yang dapat memberikan kepuasan kepada semua pihak terhadap penentuan lokasi pelabuhan tersebut, dengan mempertimbangkan aspek teknis dan ekonomi.

Alternatif Pelabuhan Pelabuhan TerpilihAlternatif Pelabuhan Alternatif Pelabuhan Alternatif Pelabuhan

Gambar 5.3 Permasalahan Pada Hipotesis 2

2) Analisa Kebutuhan Penelitian Perlu dilakukan suatu solusi yang dapat memberikan kepuasan kepada semua pihak terhadap penentuan lokasi pelabuhan tersebut, dengan mempertimbangkan aspek teknis dan ekonomis.Pelabuhan TerpilihKepentingan Seluruh KabupatenAspek Non TeknisAspek Teknis

Gambar 5.4 Penyelesaian Pada Hipotesis 2

3.2. METODOLOGIUntuk dapat melaksanakan lingkup studi dan mencapai tujuan studi yang tertuang dalam kerangka acuan (KAK) konsultan merancang suatu metodologi penyelesaian pekerjaan sebagai berikut :Pada prinsipnya, pelaksanaan studi dibagi dalam 4 (empat) tahap pekerjaan, yaitu : (i) tahap persiapan, (ii) tahap pengumpulan data, (iii) tahap analisis serta (iv) tahap perumusan. Masing-masing tahap akan mencakup beberapa kegiatan (task) sebagai berikut :Tahap Persiapan (Tahap 1)1.1:Mobilisasi Personil1.2:Penyusunan Program/Rencana Kerja 1.3:Kajian Awal1.3.1:1Karakteristik Fisik Wilayah1.3.2:2Transportasi1.3.3:3Kewilayahan1.4:Penyusunan Rencana SurveiTahap Survei (Tahap 2)2.1:Pengumpulan Data Sekunder 2.2:Survey Lapangan2.1.1:1Survey Pola Perjalanan penumpang maupun barang2.1.5:2Survey Land Use2.1.6:3Survey Lingkungan2.2:Kondisi Pelabuhan di sekitar wilayah studi2.3:Penetapan alternatif rencana lokasi pelabuhanTahap Analisis Biaya dan Pendapatan (Tahap 3)3.1:Analisis Awal3.1.1:Analisis Proyeksi Lalu Lintas 3.1.2:Analisis Tinjauan Tata Ruang 3.1.3:Analisis Kondisi Lingkungan 3.2:Analisis Biaya dan Pendapatan3.2.1:Analisis alternatif lokasi pelabuhan3.2.2:Analisis prakiraan kebutuhan fasilitas pelabuhanTahap Analisis Kelayakan (Tahap 4)4.1:Kelayakan Teknis4.2:Kelayakan Ekonomi4.3:Kelayakan Finansial4.4:Kelayakan Lingkungan4.5:Kesimpulan dan RekomendasiLaporan Pendahuluan Studi Kelayakan Pembangunan Pelabuhan Laut di Lokasi Batu Goyang, Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku

ANALISIS KELAYAKAN1. Kelayakan Aspek Tata Ruang2. Kelayakan Aspek Sosial Budaya & Pertahanan Keamanan3. Kelayakan Aspek Ekonomi dan Finansial Pembangunan Pelabuhan4. Kelayakan Aspek Teknis Pelabuhan5. Kelayakan Aspek Lingkungan6. Analisa Keamanan & Keselamatan Pelayaran

Gambar 5.5. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan

Halaman : 5 - 4

Paparan di bawah ini akan menjelaskan secara lebih rinci mengenai beberapa kegiatan utama.

5.2.1. Tahap Persiapan A. Persiapan InternalPersiapan internal dimaksudkan sebagai sarana untuk mengkoordinasikan dan mengkonsolidasikan seluruh tim konsultan dengan tujuan-tujuan sebagai berikut: Memobilisasikan tenaga pelaksana kegiatan baik untuk tenaga ahli, tenaga asisten dan tenaga pendukung sesuai dengan jadwal penugasan personil. Melaksanakan diskusi dengan seluruh tim guna menyamakan interpretasi dan persepsi terhadap substansi dan lingkup pekerjaan. Mengidentifikasikan tugas dan tanggungjawab dari masing masing anggota tim sesuai dengan ketentuan kerangka acuan. Mengidentifikasikan jenis pengumpulan data dan pelaporan yang harus dilaksanakan oleh tim. Mengidentifikasikan referensi, data primer dan data sekunder yang harus dikumpulkan, serta mengidentifikasi instansi instansi sumber data untuk keperluan koordinasi Menentukan rencana kerja secara keseluruhan mencakup metode, pelaksana dan jadwal pengumpulan data, metode analisis dan peramalan data, jadwal pelaksanaan pekerjaan, dan jadwal penyerahan laporan.

B. Persiapan EksternalPersiapan eksternal dimaksudkan sebagai sarana koordinasi dan konsolidasi antara tim konsultan dengan pemberi tugas, dalam hal ini Satker Sementara di Lingkungan Ditjen Perhubungan Laut, dengan tujuan antara lain: Menyamakan persepsi dan interpretasi antara tim konsultan dengan pemberi tugas mengenai pekerjaan secara keseluruhan. Mendiskusikan rencana kerja yang diusulkan tim konsultan dengan pemberi tugas mencakup hal hal sebagai berikut : Inventarisasi kebutuhan referensi, data primer dan sekunder. Identifikasi pengumpulan data yang harus dilaksanakan dan instansi instansi yang harus dihubungi untuk koordinasi. Metode dan jadwal pelaksanaan pengumpulan data. Metode analisis data. Substansi dan isi dari setiap laporan termasuk jadwal penyerahan laporan. Rencana jadwal pelaksanaan pekerjaan Mekanisme dan prosedur konsultasi dan asistensi selama masa pelaksanaan. Mekanisme koordinasi dengan instansi terkait.

C. Pengumpulan & Penetapan Referensi dan Data Sekunder Terkait Referensi & rujukan yang dikumpulkan mencakup referensi & rujukan yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatannya yaitu : Undangundang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran; PP No.61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan; PP No.5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian; PP No.20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan; PP No.21 Tahun 2010 tentang Perlindungan Lingkungan Maritim; Perpres No. 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta Perubahannya; Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten dan Kota; Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 Tahun 2006 tentang Pedoman Perencanaan di Lingkungan Departemen Perhubungan; Keputusan Menteri Perhubungan No. KP 414 Tahun 2013 tentang Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Nasional; Berbagai konvensi internasional yang diterbitkan oleh International Maritime Organization (IMO) dan beberapa peraturan pelaksanaan yang relevan.Sedangkan data penunjang yang diperlukan untuk penyusunan studi kelayakan diantaranya adalah : a.Rencana / Laporan-Rencana Pengembangan Jaringan Pelabuhan, -Rencana Tata Ruang Daerah Studi b.Data Statistik seperti : - Publikasi Statistik Indonesia, -BPS Indikator Ekonomi yang terakhir, - Edisi terakhir, BPS Penduduk Propinsi, - Hasil Sensus Penduduk, - BPS PDRB, - Edisi Terakhir Propinsi dan Kota/Kabupaten yang terkait Dalam Angka, - Edisi Terakhir Journal Harga Satuan Pekerjaan, - Data Tata Guna Tanah di sekitar rencana pelabuhan c.Data/Peta lainnya (apabila tersedia) seperti : - Peta dasar rupa bumi lokasi proyek Peta foto udara - Data Produksi Pelabuhan - Data hidrologi, geologi dan lingkungan - Data harga satuan pekerjaan Peta topografi skala 1: 50.000/ 1: 25.000 Peta geologi skala 1 100.000 Lokasi situs sejarah - Data lokasi sumber material

5.2.2. Pengumpulan Data Sekunder Setelah dilakukan mobilisasi para tenaga ahli maka proses studi akan diawali dengan pengumpulan data sekunder yang mencakup inventarisasi studi-studi terdahulu, referensi, kebijakan dan rencana-rencana pemerintah pusat/daerah dan data sekunder lainnya yang relevan. Pengumpulan data sekunder akan dilakukan melalui survai instansional baik di pusat maupun daerah. Data sekunder yang akan dikumpulkan meliputi antara lain : Rencana-rencana tata ruang terkait : RTRW Nasional, RTRW Pulau, RTRW Propinsi, Tatrawil, RTRW Kabupaten/Kota, Rencana Kawasan Andalan, dan sebagainya; Data angkutan barang dan penumpang; Rencana pengembangan pelabuhan; Data sistem angkutan umum; Data statistik daerah, data Pola Dasar Pembangunan Daerah dan Rencana Strategis (RENSTRA) Daerah; Data sosio-ekonomi (demografi, tenaga kerja, perekonomian wilayah) dan tata guna lahan; Peta topografi; Data bathimetri; Data hidrologi; Data utilitas; Data curah hujan; Data harga satuan pekerjaan; Data parameter evaluasi ekonomi.

5.2.3. Analisis AwalAnalisis awal merupakan penelahan terhadap studi-studi yang telah dilakukan, kajian literatur, kajian terhadap rencana-rencana daerah termasuk RTRW/RUTR dan rencana pengembangan sistem transportasi serta aspek-aspek legal dan institusional yang berpengaruh terhadap pelaksanaan program dan rencana-rencana pengembangan sistem transportasi. Secara terklasifikasi aspek-aspek tersebut adalah:

TransportasiPengertian yang baik tentang sistem transportasi eksisting wilayah dimaksudkan untuk mengarahkan pekerjaan tim dalam melakukan penilaian terhadap kinerja sistem secara menyeluruh dalam upaya mendapatkan jawaban terhadap permasalahan-permasalahan yang timbul serta melihat potensi pengembangan sebuah jaringan transportasi. Adapun aspek-aspek yang disorot pada tahap ini adalah : aspek jaringan pelayanan, kondisi sarana dan prasarana pelabuhan, tingkat pelayanan dan hidrologi. Karakteristik Fisik WilayahMencakup aspek-aspek : geologi, topografi, hidrologi dan lingkungan KewilayahanAspek-aspek yang tercakup di dalamnya antara lain : aspek rancangan wilayah , tata guna lahan dan sosial-ekonomi.

5.2.4. Pengumpulan Data Primer Tujuan utama dari survey ini adalah untuk mengumpulkan data dasar yang berkaitan dengan volume dan karakteristik lalu lintas angkutan barang dan penumpang serta kindisi eksisting dari wilayah yang akan distudi. Dalam konteks tersebut, informasi yang diperoleh melalui beberapa jenis survey berikut : Survei pola pergerakan barang dan penumpang; Survei Pola Pergerakan; pengamatan dilakukan terhadap jumlah dan pola pergerakan barang dan penumpang; Survei Tata Guna Lahan; pengamatan kondisi tata guna lahan di sekitar lokasi rencana pembangunan pelabuhan; Survei Lingkungan dan sosial ekonomi.

5.2.5. Proses Analisa DataBerkaitan dengan pekerjaan studi ini, maka konsultan dalam analisis data merencanakan menerapkan analisis terhadap isi dokumen, analisis regresi linier dan analisis hirarkhi proses. Gabungan dari analisis data ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif dan didukung dengan teknik kuantitatif melalui pengolahan data kualitatif dan kuantitatif.Analisis data gabungan ini tepat untuk menjawab rumusan masalah tentang bagaimana mengembangkan kawasan maritime di wilayah studi.Berdasarkan KAK, maka konsultan membuat tabulasi bagi proses kegiatan analisis data sebagai berikut :

Tabel. 5.1. Proses Analisis DataNo.ANALISISMETODE

1Transportasi WilayahDeskriptif Kualitatif

2Identifikasi HinterlandDeskriptif Kualitatif, Kuantitatif

3Sosio EkonomiAnalisis Regresi

4Proyeksi Barang + PenumpangAnalisis Regresi

5Penentuan Lokasi PelabuhanAnalisis Multi Kriteria

6Tatanan Kepelabuhan WilayahSimulasi Sistem Dinamis

7Ekonomi, Financial, lingkunganAnalisis Kelayakan

1). Analisis Transportasi WilayahAdalah digunakan untuk melihat kondisi sistem transportasi wilayah yang ada sekarang, baik moda darat, laut maupun udara serta keterpaduan dalam penyelenggaraan system transportasi wilayah.Disamping itu analisis ini digunakan untuk melihat keunggulan moda pada kawasan tersebut. Dengan dapat diketahuinya keunggulan pada moda tersebut, maka akan terlihat moda mana yang paling cocok dalam pengembangan kawasan tersebut.

2). Analisis Identifikasi HinterlandAnalisis itu ditujukan untuk melihat pola aliran barang dari sentra produksi menuju ke pelabuhan di kawasan tersebut. Selanjutnya identifikasi hinterland adalah melihat jenis komoditi yang keluar masuk pelabuhan dan pola distribusinya baik kedalam maupun keluar.Selanjutnya dapat dianalisis lebih lanjut keterkaitan kawasan pada beberapa komoditi tertentu atau adanya duplikasi hinterland ataupun kepemilikan sendiri pada pelabuhan-pelabuhan pada kawasan tersebut.3). Analisis Sosial-EkonomiAnalisis sosio ekonomi ditujukan untuk dapat melihat bangkitan dan tarikan pada sektor produksi di sepanjang kawasan wilayah studi.Obyek wilayah adalah Propinsi Maluku dengan kekayaan alam yang dapat dilihat dari potensi dari masing-masing sektor. Peruntukan sektor didasarkan pada karakteristik produksi pada sektor tersebut, meliputi sektor industri, pertanian, perdagangan, perkebunan, kehutanan dan lain-lain.4). Analisis ForcastingAnalisis ini digunakan untuk melihat gambaran kedepan berapa banyak dan besar barang maupun penumpang yang keluar masuk pada kedua pelabuhan tersebut. Hasil analisis ini nantinya digunakan sebagai dasar dari pengembangan atau pembukaan pelabuhan dari di kawasan tersebut.5). Analisis Penentuan Lokasi PelabuhanAnalisis ini digunakan untuk menentukan pelabuhan yang paling strategis bagi pengembangan kawasan tersebut. Penentuan pelabuhan tersebut dilakukan dengan menggunakan beberapa kriteria dan variable yang relevan dengan maksud penentuan pelabuhan, sehingga dihasilkan satu pelabuhan yang sangat menentukan bagi pengembangan di kedua kawasan tersebut.Pendekatan yang dilakukan adalah memperhatikan semua aspek yang dibentuk dalam variabel yang mempengaruhi penentuan pelabuhan.

Penentuan PelabuhanPotensi PelabuhanPejabat DaerahTata Ruang Wilayah PerindustrianPerdaganganSektor Lain OperasionalT e k n i sUnsur Lain AccessibilitiesPotensiTeknis KepelabuhananVariabel-variabelPrioritas Pelabuhan

Gambar 5.6 Struktur Hierarkhi Penentuan Pelabuhan

6). Analisis Tatanan KepelabuhanDengan telah dapat ditentukan satu pelabuhan yang sangat strategis, maka dapat dilakukan desain bagi penataan pelabuhan pada kawasan tersebut dengan pola jaringan efektif dan efisien dengan memperhatikan satu outlet pelabuhan yang terbuka bagi pengembangan kawasan serta dukungan dari pelabuhan lain yang memiliki keterkaitan komoditi satu dengan lainnya.Kombinasi analisis yang dilakukan adalah sebagai gambar dibawah ini :Gambar 5.7. Alur Pikir Teknis Tatanan Kepelabuhan

7). Analisis Prakiraan Biaya Konstruksi Pembangunan PelabuhanAnalisis biaya konstuksi pembangunan pelabuhan dengan asumsi dasar komponen biaya pra konstruksi, konstruksi dan pasca konstruksi. Analisis ini dilakukan dengan memperkirakan besar biaya pembangunan termasuk biaya pembebasan lahan.8). Analisis Keamanan dan Keselamatan PelayaranKeselamatan pelayaran pada pelabuhan merupakan aspek penting guna mewujudkan terpenuhinya keselamatan pelayaran pada pelabuhan yang bersangkutan.Lokasi pelabuhan harus dapat menjamin keamanan dan keselamatan pelayaran sehingga kegiatan kepelabuhanan dapat berjalan dengan aman, nyaman, dan lancar.Setiap halangan dan rintangan navigasi yang ada harus ditandai dengan sarana bantu navigasi sesuai ketentuan yang berlaku secara nasional dan internasional.9). Analisis Pertahanan dan Keamanan Fasilitas pelabuhan dalam kondisi darurat dapat dimanfaatkan untuk pertahanan dan keamanan Negara, dalam kondisi damai dapat dimanfaatkan untuk mendukung kesejahteraan masyarakat sehingga keamanan dan pertahanan Negara senantiasa terjamin.10). Analisis Kelayakan Ekonomi, Finansial dan LingkunganAnalisis Kelayakan Ekonomi dan FinansialModel evaluasi kelayakan ekonomi dan finansial yang akan dipergunakan dalam studi ini adalah evaluasi kelayakan ekonomi dan finansial yang memperhitungkan perbandingan nilai biaya-manfaat dengan menggunakan indikator ekonomi dan finansial : Benefit-Cost Ratio (BCR), Net Present Value (NPV) dan Economic Internal Rate of Return (EIRR).Benefit-Cost Ratio (BCR) adalah nilai perbandingan antara total nilai arus manfaat dengan total nilai arus biaya yang dikeluarkan.Total nilai arus manfaat ini diperoleh dari perhitungan keuntungan langsung yang diperoleh dari : Pengurangan biaya operasi kendaraan Penghematan waktu perjalananSedangkan total nilai arus biaya diperoleh dari total biaya konstruksi, biaya pemeliharaan tahunan, dan pemeliharaan lima tahunan.Dalam hal ini indikator BCR dapat dinyatakan dalam bentuk rumusan sebagai berikut :BCR = (B (E-C))/CDimana:BCR= Indikator Benefit-Cost RatioB = Benefit (Manfaat/Pendapatan)C = Biaya KontruksiE= Total BiayaBesaran nilai indikator BCR tersebut dapat diartikan sebagai berikut : BCR > 1 : mengindikasikan bahwa rencana proyek (pembangunan) menghasilkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan biaya yang dikeluarkan sehingga pembangunan dapat dilaksanakan. BCR = 1 : mengindikasikan bahwa rencana proyek (pembangunan) memberikan keuntungan yang hanya cukup untuk menutup biaya konstruksi. BCR < 1 : mengindikasikan bahwa rencana proyek (pembangunan) tidak menghasilkan keuntungan, atau akan menghasilkan keuntungan pada jangka waktu yang cukup lama.

Net Present Value (NPV) didapatkan dari total manfaat yang diperoleh dari pembangunan selama umur proyek dikurangi dengan total biaya selama umur proyek dan dihitung berdasarkan nilai sekarang (present value).

Economic Internal Rate of Return (EIRR) dinyatakan sebagai suatu tingkat diskonto (suku bunga) dimana nilai sekarang dari keuntungan adalah sama besarnya dengan nilai sekarang dari biaya-biaya yang dikeluarkan. Dengan kata lain EIRR merupakan tingkat diskonto pada kondisi nilai NPV = 0 atau nilai BCR = 1.0Metode ini dirumuskan sebagai berikut :

EDimana : EIRR= Tingkat PengemKep. Riauan Ekonomi dan finansial Rata- rataDF= faktor diskontoInterval= perbedaan antara faktor diskonto rata-rataNPV p= NPV pada diskonto rata-rata positifNPV n= NPV pada diskonto rata-rata negatif

Analisis Lingkungan dan SosialKajian Lingkungan sebagai tahap awal dari kegiatan ini adalah berupa identifikasi terhadap beberapa aspek berikut :1. Rona awal lingkungan, yang meliputi komponen Geofisika kimia dan komponen Sosial;2. Prakiraan dampak lingkungan, meliputi : Kriteria Lingkungan identifikasi dampak lingkungan Prakiraan dampak penting (pra konstruksi, konstruksi dan pasca konstruksi)3. Arahan penanganan lingkungan, yaitu arahan yang perlu dilakukan terhadap lingkungan pada saat pra konstruksi, masa konstruksi dan pasca konstruksi.

11). Alat Analisis Sesuai dengan pokok bahasan di atas telah dapat terlihat 3 alat analisis yaitu Analisis Regresi Linier, analytical Hierarchy Process dan Simulasi system dinamis.Ketiga alat analisis tersebut dilakukan dengan melalui tahapan sebagai berikut :

Analisis Regresi Analisis regresi adalah suatu metode khusus untuk memperoleh suatu hubungan matematis dengan mengasumsikan berlakunya suatu jenis hubungan tertentu, yaitu linier didalam parameter yang belum diketahui. Parameter-parameter yang belum diketahui tesebut kemudian diduga dibawah asumsi-asumsi lain dengan bantuan data yang tersedia sehingga diperoleh persamaannya. Manfaat persamaan yang diperoleh itu dapat diukur, dan pemeriksaan dapat dilakukan terhadap asumsi-asumsi yang mendasari pendugaan tadi untuk dilihat apakah asumsi-asumsi itu tampaknya dapat diterima atau tidak.Terdapat dua jenis perubah, yaitu perubah peramal (predictor variable) atau perubah bebas, dan perubah respons atau perubah tidak bebas. Perubah peramal biasanya adalah perubah yang nilainya dapat ditentukan atau diatur yang nilainya dapat diamati namun tidak dapat dikendalikan.Akibat perubahan yang disenggaja atau yang terjadi pada perubah peramal, suatu pengaruh atau efek dipancarkan keperubah lain, yaitu perubah respons. Persamaan-persamaan regresi yang diperoleh dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh perubah-perubah bebas yang diperkirakan terhadap perubah tak bebasnya.a) Bentuk UmumBentuk umumnya adalah sebagai berikut :Y = 0+ 1 X1 + 2 X2+ + n Xn + Dengan :Y =peubah tidak bebasX1 X2 Xn = peubah bebas 0, 1. n = parameter= besaran yang membuat nilai Y menyimpan dari garis regresinya.Jika tersedia pasangan data hasil pengamatan (Y, X1, X2, X3, . Xn), maka harga parameter-parameter dapat ditaksir dengan b0+ b1 + b2 b3 . bn sehingga persamaan regresi taksiran adalah sebagai berikut :Y = b0+ b1 X1 + b2 X2+ + bn XnDengan := penaksir tak bias dari Yb0,b1.. bn = penaksir tak bias dari 0, 1. n Jadi setiap data hasil pengamatan akan dapat memenuhi persamaan :Y, = ,+ atau , = Y,- Y,Dengan merupakan residu, sehingga :a2 = (Y,- ,)2Jumlah kuadrat penyimpangan atau kesalahan, yaitu SSE (Sum of Square Error) adalah :SSE = a2 = (Y,- ,)2 Secara matematis, pesamaan SSE dideferensikan secara parsial terhadap parameter penaksirnya untuk mendapatkan SSE terkecil, dengan nilai deferensi sama dengan nol, sehingga : SSE--------- = 0. untuk setiap / = 0, 1, 2, 3, ..a,karena terdapat (n+1) parameter penaksir, maka akan diperoleg (n+1) persamaan. Jadi, nilai-nilai bo, b1 bn dapat diketahui.

b) Asumsi DasarBeberapa asumsi yang harus dipenuhi untuk menggunakan analisis regresi sebagai alat dalam pengembangan model adalah : Peubah bebas tidak bersifa acak, sedangkan peubang responsnya bersifat acak. Peubah respos merupakan fungsi linier dari peubah bebas. Jika hubungannya tidak linier, data kadang-kadang harus ditransformasikan terlebih dahulu agar menjadi linier Tidak ada korelasi antar peubah bebas. Sisaan ( i) merupakan peubah acak normal, dengan nilai tengah nol dan ragam a2 tidak diketahui, yang berarti sisaan tidak berkorelasi dengan sisaan lainnya, serta saling bebas Variansi peubah repons terhadap garis regresi adalah sama untuk semua nilai peubah respons.c) Uji Statistic Dalam Analisis RegresiPengujian yang diperlukan dalam analisis regresi dapat dibagi menjadi uji parameter, uji keberartian regresi, dan uji ketidakpasan model. Uji parameter berdasarkan uji parameter berdasarkan uji E atau uji F-parsial, uji parameter berdasarkan uji F keseluruhan, presentase keragaman yang dijelaskan dengan R2, dan uji ketidakpasan model dengan analisis sisaan dan uji Durbin-Watson. Uji Parameter :Pengujian ini berguna untuk melihat apakah setiap peubah bebas X11 X21 X21, X3 ......... X11 mempunyai pengaruh terhadap peubah tak bebas Y, dengan menggunakan statistic uji t(t student), yaitu:Uji hipotesis :Ho : 1 = 0H1 : 1 = 0 Untuk tingkat kepercayaan sebesar (1 - ..), maka Ho akan diterima apabila t hitung < ttabel dengan :

Koefisien regresi b,t hitung = -----------------------------------------Kesalahan baku untuk b

t tabel = ta/2 (n-k-1)(diperoleh dari Tabel Distribusi f) Uji keberartian Regresi :Pengujian ini berguna untuk melihat apakah terdapat hubungan regresi antara peubah-peubah bebas (independent) X1, X2, X3, .. Xn, dengan peubah tak bebas (dependent) Y, yang juga disebut uji signifikansi regresi, dengan menggunakan statistic uji F, yaitu :

Uji hipotesis :Ho : 1= 2 = 3 = 4 = n= O(tak ada pengaruh X1, X2, X3.Xn terhadap Y):Hi : i+ o (ada X1, yang mempengaruhi Y).

Untuk tingkat kepercayaan sebesar (1 - ), maka Ho akan diterima apabila Fhitung < f table dengan :

Rata-rata kudrat regresi MSRF hitung = ------------------------------------------= -------- Rata-rata kudrat regresi MSE

Ftabel = Fa, (n-k-1)(diperoleh dari Tabel Distribusi F)Disamping uji F, statistic yang penting dalam analisa regresi adalah R2, yaitu untuk mengukur proporsi keragaman atau variasi total di sekitar nilai tengah Y yang dapat dijelaskan oleh regresi tersebut. Ukuran ini sering diucapkan sebagai persentase dengan mengalikannya dengan 100%.Sesungguhnya, R2 adalah korelasi antara dengan , dan biasanya disebut koefisien korelasi ganda. R2 diperoleh dari jumlah kuadrat regresi dibagi dengan jumlah kuadrat total, terkoreksi untuk rataan Y, atau (1 )2R2 = -------------- (Y1 )2R2 dapat mengambil nilai maksimal 1 (atau 100%) bila semua nilai X berbeda. Bila dalam datanya ada runtunan yang diulang, maka nilai R2 tidak mungkin mencapai 1, secocok apapun modelnya bagi data tersebut. Uji Durbin-Watson :Uji ini dibutuhkan untuk mendeteksi korelasi serial dari sisaan yang diperoleh. Seperti yang diasunsikan, sisaan harus bersifat bebas dan menyebar, yang berarti semua korelasi serial = o. Untuk itu, dilakukan uji hipotesis nol sebagai berikut :H0 : Semua Ps = oH1 : Ps = Ps

Untuk menguji hipotesis digunakan statistic : n nd = (eu eu-1)2 / eu2 n-2n-1

Analytical Hirarchy Process :Penggunaan model AHP diperlukan dalam proses pengambilan keputusan dengan menggunakan beberapa kriteria, sedangkan kegunaannya adalah untuk perencanaan (prediksi) alokasi sumber daya, penyusunan matriks input koefisien, serta penentuan prioritas dari strategi-strategi yang dimiliki pemain dalam situasi konflik, dan lain sebagainya.Analytical Hirarchy process, pertama kali dikembangkan oleh Thomas L. Saaty di Wharton School (University of Pennsylvania), tujuannya adalah untuk menentukan urutas prioritas dari beberapa alternatif, selanjutnya urutan prioritas tersebut dirancang sehingga dapat digunakan sesuai dengan priorotas yang dikehendaki.

a).Dasar-dasar AHPPenyelesaian masalah dengan mengunakan model AHP, terdapat beberapa prinsip yang mendasar, yaitu Decomposition, Comparative Judgement, synthesis Priority, dan Logical Consistency, Prinsip Comparative Judgement adalah inti dari AHP, karena akan berpengaruh terhadap prioritas unsur-unsurnya. Sedangkan priinsip judgement digunakan dengan memahami relevansi unsur-unsur yang dibandingkan terhadap kriteria atau tujuan yang sedang dikaji.Perbedaan orang yang membuat judgement sangat dimungkinkan menjadi penyebab munculnya perbedaan prioritas. Sehingga karema model ini berpijak pada konsistensi, maka metode perhitungan eigenvalue digunakan dalam mencari vektor prioritas.b) Pengertian Analisis Hirarki ProsesAHP dapat menyelesaikan permasalahan dengan kompleksitas yang tinggi dengan mempertimbangkan factor-faktor yang berpengaruh.Tahapan atau langkah yang digunakan adalah sebagai berikut :

Definisi MasalahPenyusunan HirararkiMatriks PasanganPenyelesaian MasalahUji KonsistensiPenentuan PrioritasPenilaian

Gambar 5.8 Tahapan Penyelesaian AHP

Langkah 1:Mendefinisikan persoalan yang dihadapi serta pemecahannya.Langkah 2:Menyusun hirakhi menyeluruh, dari tingkat tertinggi sampai pada hirarkhi terakhir dimana dilakukan intervensi untuk pemecahan persoalan.Langkah 3 :Menyusun matriks perbandingan pasangan, dimana matriks pasangan unsure dibandingkan satu dengan lainnya berdasarkan criteria tertentu yang terdapat pada hirarkhi yang lebih tinggi.Langkah 4:Diperoleh penilaian dalam menyusun matriks perbandingan pasangan.Langkah 5:Menentukan prioritas berdasarkan data pembanding pasangan dan melakukan uji konsistensi pembandingan pasangan.

Tabel 5.2. Skala Ukuran PembandinganIntensitas KepentinganDefinisi

1Kesamaan kepentingan antara dua unsur

3Satu unsur lebih penting dari unsur lain

5Satu Unsur sesungguhnya lebih penting dan unsur lain

7Satu unsur terbukti lebih penting dari unsur lain

9Ada kepentingan mutlak dari satu unsure atas unsur lain

2, 4, 6, 8Nilai pertengahan antara dua pertimbangan

Sumber : Saaty, The Analitic Hierarchy Process.Konsistensi suatu hirarkhi dapat diukur dengan mengalihkan konsistensi tiap matriks dengan prioritas kriterianya, hasil yang diperoleh kemudian dibandingan dengan nilai untuk ukuran matriks yang sama, rasio pembangingan tersebut harus < 0,10 yang menandakan bahwa pembanginan pasangan yang telah dilakukan adalah konsisten.Tabel 5.3 Untuk Berbagai Orde Matriks RandomUkuran MatriksKonsistensi Random

10,00

20,00

30,50

40,90

51,12

61,24

71,32

81,41

91,45

101,49

Langkah 6:Mendapatkan sector prioritas keseluruhan hirarkhi terendah yang merupakan hasil penjumlahan dari perkalian sector-sektor bebas prioritas dengan bobot criteria.Langkah 7:Evaluasi konsistensi untuk keseluruhan hirarkhi.

C). Model AHPModel AHP merupakan matriks pembangan pasangan, dengan pembandingan setiapbobot unsure seperti A1. A2, An, vektor pembobotan dari unsure tersebut adalah w1, W2 . Wn maka nilai intensitas kepentingan unsure A1 dibandingkan A2 dapat dinyatakan sebagai pembandingan bobot unsure A1 terhadap A2 , yaitu Wn1/W2 yang adalah unsure an12 dalam matriks A. Pada matriks A tersebut W1/W1 = a11 = 1, sehingga aji = 1/aij Nilai unsure pembandingan bobot diperoleh dengan berpedoman pada skala ukuran pembandingan seperti pada tabel diatas.A1 A2 A AnA1 A2MAnW1/W1 W1/W2 K W1/Wn

W2/W1 W2/W2 K W2/Wn

Wn/W1 Wn/W2 K Wn/Wn

M M M M

= n

W1 W2MWnW1 W2MWn

Matrik diatas dapat diformulasikan sebagai berikut :A.W = n.WDimana W1/W1 = aIJ untuk i dan j = 1,2, ..,

Pada prakteknya, dimana aIJ bukan merupakan pengukuran yang pasti tetapi merupakan penilai subyektif, maka aIJ akan menyimpang dari pembandingan Wn/W2 yang ideal sehingga tidak memenuhi persamaan (1). Untuk mengatasi apabila zn .. zn adalah nilai-nilai eigen value matriks A yang memenuhi Ax = Zx1 dan bila aIJ = 1 untuk setiap 1, maka E aIJ Karena itu, bila persamaan (1) berlaku, maka seluruh eigen value adalah nol, kecuali n.

Dengan demikian, pada kasus dimana pembandingan pasangan adalah konsisten, n adalah eigen value terbesar dari matrik A. Selain itu, bila masukan aIJ Pada matriks A diubah sedikit, maka eigen value juga hanya akan berubah sedikit. Bila matriks diagonal A terdiri dari nilai aIJ = 1 dan bila A konsisten, maka perbedaan kecil yang a aIJ tetap menghasilkan eigen value terbesar, zmaks mendekati n1 dan agen value selebihnya mendekati nol. Semakin konsisten matriks A, maka zmaks akan semakin mendekati n.Untuk memperoleh vector prioritas dari matriks A, maka dengan mendapatkan vector w dan memenuhi A.W = zmaks W. Selanjutnya konsistensi dari penjajagan nilai-nilai unsure matriks pembandingan bobot diperiksa pembandingan pasangan dari rasio konsistensi untuk seluruh hirarkhi. Besar penyimpangan zmaks dari nilai n merupakan ukuran konsistensi matriks A. Indeks konsistensi (CI) dan rasio konsistensi (CR) adalah ukuran kedekatan dengan konsistensi. zmaks nCI = --------- n 1

CICR = --------------------- Konsisten RandomSecara umum, bila CR > 0,10 maka pembandingan pasangan adalah konsistensi dan dapat dipertanggungjawabkan.PemodelanDefinisi sederhana mengenai model adalah representasi suatu system nyata, dalam arti merupakan bentuk penyederhanaan (simplikasi) atau abstaksi dunia nyata (richardsonm 1983). Sistem nyata sendiri bias berupa fenomena atau complek problem. Menurut forrester, model membuat penyelidikan eksperimental relative menghemat kebutuhan biaya dan waktu. Kemampuan analitis yang dimiliki oleh model membuatnya semakin representative dalam memecahkan masalah rumit (Blanchars, 1980:16). Karakteristik unik dari model adalah sifat representative dari system nyata, yang menuntut kriteria sebaga berikut : Describable, mampu menggambarkan system nyata secara rinci. Explainable, mampu menerangkan bentuk-bentuk interaksi dengan jelas. Predictable, mampu meramalkan kondisi-kondisi di masa datang secara realistis.Salah satu karakteristik model yaitu simplifikasi sistem nyata. Hal ini seperti diungkapkan oleh J.W. Forrester sebagai berikut The dynamic modeling opens many avenues for further exploration, refinement, and simplication.Proses simplifikasi suatu system nyata dapat dilakukan dengan tiga bentuk penyederhanaan. Pada umumnya studi suatu system tidak secara murni menggunakan satu macam simplifikasi, tetapi lebih merupakan kombinasi dari dua atau ketiga macam penyederhanaan. Ketiga bentuk simplikasi tersebut adalah sebagai berikut: Analisis system (system analysis); untuk memahami suatu system nyata atau mengajukan system yang akan dicoba diterapkan. Dilakukan dengan membangun model system tersebut, kemudian diselidiki perilakunya melalui model tersebut. Hasil yang diperoleh, lalu ditafsirkan dalam terminology performasi system. Desain system (system design); tujuannya menghasilkan system yang memenuhi beberapa spesifikasi. Parameter atau komponen system dapat diseleksi dan direncanakan oleh designer, secara konseptual dapat dipilih kombinasi untuk membangun model.Performansi diperkirakan dari pengetahuan tentang perilaku model. Jika Performansi yang diperkirakan sesuai dengan performansi yang diinginkan, maka system diterima. Jika tidak maka system didesain ulang (redesign). Postulasi system (system postulation), karakteristik cara penerapan model dalam studi sosial, ekonomi, politik dan kedokteran, yaitu studi yang perilaku sistemnya diketahui tetapi proses yang menghasilkan perilaku sistemnya diketahui. Pembuatan hipotesis mengenai beberapa entity dan aktivitas yang diduga sebagai penyebab diperlukan untuk menjelaskan perilaku yang diamati. Bila terdapat kesesuaian antara respon model dengan perilaku yang diketahui maka dapat diasumsikan strukur model sudah relevan dan sistem dapat dipostulasikan.a) Proses PermodelanTahapan proses pemodelan pada intinya melalui 2 tahapan proses yaitu :

Tahapan ke satu :Pada tahap pertama adalah melakukan pembangunan terhadap struktur model, pada tahapan ini telah ditentukan batasan dari system secara keseluruhan.

Tahapan Ke dua :Melakukan proses pengumpulan data dengan cara menetapkan besaran-besaran atribut dari setiap komponen yang dipilih, serta digunakan untuk mendesain interkasi yang terjadi pada setiap aktivitas system.b) Simulasi systemSimulasi adalah menjalankan komponen dalam system yang direpresentasikan melalui proses aritmatik dan logika pada computer, untuk dapat memperkirakan adanya sifat dinamis yang terjadi pada system tersebut.Simulasi model dilakukan secara numeric dan metode analitik dihasilkan suatu solusi yang umum. Dalam simulasi informasi mengenai keadaan system diperoleh melalui tahapan perhitungan dari waktu ke waktu atau dari selang waktu ke selang waktu.Model simulasi yang tidak memiliki variabel-variabel bilangan acak dikategorikan sebagai model deterministic. Model ini memberikan suatu set output yang unik untuk suatu set input tertentu. Sedangkan model di katakana stochastic bila mengandung satu atau lebih variable bilangan acak. Set output bervariasi menurut distribusi tertentu.Bahasa pemograman memiliki peran penting dalam proses simulasi. Secara garis besar bahasa pemograman dibagi atas 2 macam yaitu bahasa pemograman umum (general-purpose language) dan bahasa khusus simulasi (specially designed simulation language). Yang termasuk dalam klarifikasi bahwa pemograman umum adalah BASIC, FORTRAN, PASCAL, C, PL/1 dengan masing-masing pengembangannya. Sedangkan yang tergolong khusus adalah CSMP III, PSS,SIMAN, -SIMSCRIPT, LAM GASP IV, DYNAMO, SIMULATE dan sebagainya. Perbedaan dalam membangun proses simulasi dengan bahasa umum.Menurut Law and Keaton terdapat beberapa keuntungan dari penggunaan bahasa simulasi khusus (law and Keaton, 1991:32, yaitu: Bahasa simulasi khusus memberikan fasilitas yang lebih baik sehingga mampu mengurangi waktu yang signifikan bagi proses pemograman. Memberikan kerangka dasar dalam pemograman simulasi. Model simulasi lebih mudah untuk diubah bila ditulis dalam bahasa simulasi. Menyediakan alokasi penyimpanan dinamis dan mampu memberikan deteksi kesalahan yang lebih baik, sebab semua potensi kesalahan diidentifikasi dan diperiksa secara otomatis.Pemilihan bahasa yang tidak tepat dapat mengakibatkan kegagalan proyek simulasi. Pemilihan bahasa simulasi tergantung kepada orientasi (prosedur-masalah) dan ruang lingkupnya (khusus umum).

Metode Permodelan Sistem DinamikSistem dinamik pada awalnya dikembangkan oleh Jay W. Forrester dari MIT pada tahun 1950-an dengan istilah industrial dynamic dan metode system dinamik digunakan untuk menelaah persoalan pengalokasian sumber-sumber beserta perilakunya. Perancangan digunakan sebagai fungsi control dan kegiatan utama adalah memahami variable yang berpengaruh terhadap kestabilan system.Tujuan utama dari penggunaan metode system dinamik adalah untuk memahami, mengenal, mempelajari struktur, kebijakan dan delay pada keputusan serta tindakan apa yang perlu dilakukan untuk mempengaruhi perilaku suatu system.

5.2.6. Perumusan Penentuan Alternatif TerpilihSetelah melalui berbagai analisis maka dilakukan penentuan alternatif lokasi pelabuhan terpilih sehingga lokasi tersebut dijadikan dasar pada penetapan lokasi.Penetapan lokasi pelabuhan ditinjau dari berbagai aspek antara lain :1. Aspek legalitas, yang mengacu pada KM Perhubungan nomor KM 53 tahun 2002 tentang Tatanan Kepelabuhanan Nasional (TKN);2. Aspek Teknis berupa hasil analisis terhadap potensi hinterland dan foreland maupun aspek Keselamatan Pelayaran;3. Aspek Operasional, apakah secara lokasi memenuhi standar pengoperasian pelabuhan;4. Aspek Lingkungan.

Perumusan Pembangunan PelabuhanPerumusan pembangunan pelabuhan dilakukan setelah dilakukan serangkaian analisis kelayakan baik secara teknis, ekonomi/finansial dan lingkungan.

5.2.7. Rekomendasi dan FinalisasiSelanjutnya rekomendasi dilakukan setelah diperoleh kesepakatan dalam berbagai tahapan pembahasan dengan tim teknis pemberi tugas.

5.3. RENCANA KERJATahapan Pelaksanaan kegiatan Pekerjaan Studi Kelayakan Pelabuhan di Lokasi Batu Goyang Provinsi Maluku terdiri dari : Tahap Persiapan Pengumpulan data Sekunder Dan Primer Kompilasi dan evaluasi data Analisis dan interpretasi data Analisis Substansial Pengembangan Pelabuhan dan Kawasan Perumusan Dan Penyusunan Kelayakan

5.3.1. Persiapan Pelaksanaan KegiatanPersiapan yang dilakukan antara lain menyangkut hal-hal sebagai berikut : Persiapan Administrasi; masalah administrasi yang harus diselesaikan terutama meliputi adminsitrasi kontrak dan legalitas personil yang akan ditugaskan untuk melaksanakan pekerjaan ini, baik legalitas di lingkungan intern Konsultan maupun legalitas yang diperlukan untuk berhubungan dengan pihak lain yang terkait. Persiapan Personil; penyusunan Tim Pelaksana yang mampu menangani pekerjaan ini yang meliputi kualifikasi (kompetensi) dan jumlah tenaga. Setelah tim terbentuk, langkah selanjutnya adalah menyusun jadwal pelaksanaan pekerjaan, dengan mendasarkan pada alokasi waktu yang telah realisistis dan optimum, baik secara keseluruhan maupun secara parsial sesuai dengan tugas masing-masing Tenaga Ahli dalam melaksanakan pekerjaan. Persiapan Peralatan; seluruh peralatan, baik untuk keperluan kantor maupun untuk survei lapangan, disiapkan dengan teliti agar dapat segera digunakan pada saat diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.

Selain persiapan ketiga hal tersebut, adalah penting untuk mengadakan penyusunan data dan informasi yang diperlukan guna menunjang pekerjaan, dengan membedakan atas jenis-jenis data/informasi mana yang tersedia dan yang belum tersedia serta data/informasi mana harus diusahakan ketersediaannya. Dilakukan pula inventarisasi informasi yang diperlukan untuk peninjauan lapangan (survey pendahuluan / reconnaissance survey) menuju lokasi rencana pelabuhan.5.3.2. Pengumpulan DataTahap ini bertujuan untuk dapat mengidentifikasi data awal lokasi dan wilayah sekitarnya dan kecenderungan perkembangannya, yang disesuaikan dengan rencana pengembangan (business plan) yang dimiliki oleh Perusahaan. Secara garis besar data dan informasi yang dikumpulkan dapat diklasifikasikan berdasar sumber data itu sendiri (data sekunder dan data primer).Pengumpulan Data SekunderKegiatan pengumpulan data sekunder meliputi pengumpulan data-data dari studi terkait berupa pengumpulan data angka, kebijakan strategi rencana pengembangan wilayah. Berikut pengumpulan data sekunder secara menyeluruh yang didasarkan pada masing-masing kajian.A. Data dan Informasi mengenai Kebijakan Pemerintah : Arah Kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah, Kebijakan Pemerintah tentang arahan Tatanan Kepelabuhan Nasional, Arah kebijakan lainnya yang berpengaruh pada tatanan kepelabuhanan, Peraturan Daerah Kota/Kabupaten dan Peraturan Daerah Provinsi yang terkaitB. Data dan informasi mengenai penggunaan lahan dan perairan di wilayah rencana pelabuhan dan wilayah sekitarnya yang terakomodasi dalam laporan rencana program pengembangan wilayah serta Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) yang antara lain meliputi: Pola pemanfaatan lahan. Potensi pemanfaatan lahan dan perairan di sekitar rencana pelabuhan Data mengenai pemanfaatan lahan pemukiman penduduk yang terkena rencana pengembangan pelabuhan. Pengumpulan data sistem jaringan transportasi di wilayah sekitar rencana pelabuhan C. Data dan informasi mengenai kondisi teknis rencana lokasi pelabuhan : Data kondisi alam dan lingkungan, seperti iklim (suhu, curah hujan, angin), topografi, hidraulika (arus, pasang surut, sedimentasi), hidrologi (debit, muka air kering/kemarau dan muka air banjir), geologi, dan lingkungan (kualitas air dan udara). Profil lokasi eksisting rencana pelabuhan sesuai dengan kegiatan yang akan ditinjau; seperti kawasan pelabuhan berupa kondisi dan kegiatan pelabuhan-pelabuhan sejenis yang ada di wilayah sekitar Batasan dan kendala pengembangan sesuai dengan kegiatan yang akan ditinjau. Keterkaitan dengan moda transportasi lainnya (untuk kegiatan pelabuhan). Kondisi lalulintas dan jalan akses. Prasarana komunikasi. Prasarana jaringan drainase, air bersih, listrik dan prasarana pendukung lainnya. Status administrasi wilayah yang bersangkutan,D. Data dan informasi yang diperlukan untuk analisis pasar kepelabuhan, antara lain: Data kegiatan kepelabuhan di wilayah sekitar rencana pelabuhan, Data kegiatan perdagangan regional dan internasional di wilayah sekitar rencana pelabuhan, Data kegiatan transportasi regional dan internasional di wilayah sekitar rencana pelabuhan.E. Buku / laporan / dokumen studi terdahulu yang terkait dengan pekerjaan ini.Pengumpulan Data PrimerData primer yang dikumpulkan menjadi masukan utama dalam Studi Kelayakan ini. Data serta informasi primer yang dikumpulkan difokuskan kepada kondisi dan perkembangan kegiatan kepelabuhan.Disamping itu data primer juga didapatkan pada saat kegiatan peninjauan lapangan (survey pendahuluan). Pada peninjauan lapangan ini dilakukan pengambilan foto dokumentasi lokasi rencana pelabuhan. Dengan foto ini diharapkan dapat memberikan gambaran kondisi yang sebenarnya yang ada di lapangan.

5.3.3. AnalisisSetelah semua data maupun informasi (primer dan sekunder) dikumpulkan, langkah selanjutnya dilakukan evaluasi dan analisis atas data-data tersebut untuk mendapatkan input dan parameter-pameter teknis yang akan digunakan dalam analisis kelayakan pelabuhan.

Dalam studi kelayakan dilakukan evaluasi dan analisis data antara lain meliputi :a. Analisis trafic projection dengan menggunakan model statistik, yang mencakup lalu lintas barang dan penumpang.b. Kajian teknis terhadap kebutuhan prasarana pelabuhan untuk mendapatkan hasil rancang bangun yang optimal dan analisis perkiraan kebutuhan fasilitas.c. Analisis terhadap tata ruang wilayah studi.d. Analisis terhadap keamanan dan keselamatan pelayarane. Analisis terhadap pertahanan dan keamananf. Analisa kelayakan ekonomi terhadap wilayah studi.g. Analisis kelayakan finansial terhadap wilayah studi.h. Analisis kelayakan teknis terhadap wilayah studi.i. Dan analisis kelayakan lingkungan terhadap wilayah studi.j. Analisis pemilihan lokasi yang paling optimal untuk ditetapkan sebagai lokasi rencana pelabuhan

5.3.4. Perumusan Dan Penyusunan KelayakanPrinsip dasar dalam perumusan kebijakan pengembangan pelabuhan termasuk kelayakan pengembangan adalah dengan didasarkan atas analisis maupun kajian secara komprekensif. Dalam KAK, secara lengkap telah menguraikan aspek tinjauan yang meliputi aspek teknis, operasional, aspek finansial, aspek ekonomi dan aspek lingkungan. Selain kelima aspek tersebut, Konsultan memandang penting untuk mengadakan kajian mengenai aspek legal/institusional yang berkaitan dengan penyelenggaraan pelabuhan saat ini dan prospeknya di masa mendatang.Dengan demikian Konsultan akan lebih mempertajam dalam evaluasi dan analisa secara komprehensif terhadap aspek legal, teknis, operasional, finansial dan ekonomi dan aspek lingkungan dalam pekerjaan studi kelayakan pembangunan pelabuhan laut ini, yaitu :1) Aspek Legal, berkaitan dengan peran pelabuhan dan prospeknya, serta hirarki peran dan fungsi 2) Aspek Teknis, dengan menerapkan standar teknis dalam perencanaan dan pembangunan pelabuhan yang lazim dipakai di Indonesia, dan juga secara internasional apabila relevan.3) Aspek Operasional, dengan menggunakan standar operasional pelayanan pelabuhan internasional serta memperhatikan standar keselamatan pelayaran dan keamanan pelabuhan ( IMO, ILO, ISPS Code ).4) Aspek Finansial, dengan mengadakan anakisis kelayakan finansial terhadap rencana pengembangan jangka pendek.5) Aspek Ekonomi, dengan mengadakan analisis kelayakan ekonomi terhadap rencana pengembangan jangka pendek.6) Aspek Lingkungan, dengan menemukenali rona lingkungan awal, dampak penting dari kegiatan pengembangan pelabuhan dan usulan meminimasi dampaknya, atas rencana pengembangan jangka pendek.

Berdasarkan hal-hal tersebut, Konsultan akan merekomendasikan secara lengkap kebijakan, arah dan strategi pengembangan pelabuhan yang ditinjau dalam menyikapi perkembangan pelabuhan di masa mendatang.Konsultan memandang jangka waktu yang ada akan dimanfaatkan secara optimal, mengingat pekerjaan ini adalah kegiatan perencanaan (planning), yang didahului oleh kegiatan survey pengumpulan data, dan diakhiri dengan kegiatan perumusan kelayakan pengembangan pelabuhan.Untuk dapat mengoptmalkan waktu yang ada maka konsultan akan melakukan beberapa kegiatan yang dapat mendukung kelancaran pekerjaan ini, antara lain :(a) Komunikasi dan koordinasi secara intensif dengan berbagai pihak terkait, utamanya dengan Pemberi Tugas, baik dengan Team Counterpart Pemberi Tugas yang ditunjuk maupun dengan pejabat / petugas lainnya,(b) Pembahasan secara intensif dan segera, terutama yang menyangkut keputusan-keputusan penting seperti proyeksi trafik pelabuhan, sehingga dapat segera dikonsultasikan dengan pihak terkait,(c) Pengumpulan data dan survey dimulai segera yang diawali dengan desk study sehingga pada diskusi pembahasan laporan pendahuluan, tidak saja membahas rencana kerja konsultan, tetapi juga sudah membahas hal-hal strategis dalam pengembangan pelabuhan.(d) Tahapan kegiatan pekerjaan dilakukan secara bersamaan ( overlapping ) bilamana itu mungkin dan memberikan penyingkatan waktu, sekalipun tetap memperhatikan kesinambungan dan keberurutan tahapan pelaksanaan pekerjaan. Misalnya kegiatan perencanaan ( planning ) sudah dimulai tanpa menunggu selesainya kegiatan survey pengumpulan data.(e) Strategi pelaksanaan studi kelayakan akan mengutamakan konseptual daripada detail pada awal pekerjaan, sehingga konsep pengembangan dapat segera diajukan dan dipresentasikan. Bila tidak, maka kegiatan pelaksanaan studi akan terjebak pada hal-hal detail yang tidak konseptual. Sekalipun demikian, pada ouput final nantinya, konsepsi yang benar harus didukung oleh detail yang akurat.

5.3.5. PelaporanSistem pelaporan dilakukan sebagai salah satu bentuk komunikasi antara Konsultan dengan Pemberi Tugas. Laporan pekerjaan Pekerjaan Studi Kelayakan Pelabuhan di Lokasi Batu Goyang Provinsi Maluku, dilaporkan secara tertulis kepada pemberi tugas yang merupakan buku yang dijilid dengan baik, disusun secara sistematis.1. Laporan PendahuluanTim pelaksana dalam tahap ini harus menyusun Laporan Pendahuluan sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar, yang diserahkan kepada pemberi tugas 21 hari setelah berlakunya SPMK untuk pembahasan laporan pendahuluan dengan tim evaluasi.Laporan Pendahuluan mencakup pemahaman konsultan tentang kerangka acuan yang diberikan, tanggapan terhadap Kerangka Acuan Pekerjaan yang berisi masukan untuk penyempurnaannya, metodologi pendekatan yang digunakan, produk akhir kegiatan, ruang lingkup,jadwal rencana kegiatan maupun jadwal diskusi/ pembahasan dan koordinasi dengan masyarakat dan pemerintah daerah serta tugas dan tanggung jawab tenaga ahli yang terlibat dalam kegiatan.Laporan ini merupakan acuan dalam pengendalian kegiatan secara keseluruhan. Selain Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha (dengan Prakualifikasi) itu, pada tahap ini diharapkan konsultan telah merumuskan informasi dan data yang perlu diinventarisir serta konsep kuesioner yang akan digunakan dalam kegiatan selanjutnya. 2. Laporan Antara (Interim Report) Laporan ini diselesaikan sembilan puluh (90) hari kerja setelah berlakunya SPMK dan diserahkan sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar.Laporan Antara memuat seluruh data sekunder dan informasi lainnya yang diperoleh dari hasil kunjungan lapangan serta analisis sementara study kelayakan berdasarkan data yang diperoleh terhadap alternative lokasi yang telah ditinjau.Laporan ini dilengkapi dengan sketsa awal lokasi dan foto dokumentasi yang menggambarkan kondisi daratan dan perairan pada seluruh alternative lokasi (minimal 3 alternatif lokasi).Didalam Laporan Antara juga telah dikeluarkan kesimpulan sementara tentang kelayakan lokasi berdasarkan kajian matrik penilaian lokasi pelabuhan.3. Laporan Semi Rampung (Draft Final Report) Laporan ini diselesaikan 120 (seratus dua puluh hari) setelah berlakunya SPMK dan diserahkan sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar. Konsep laporan akhir memuat hasil analisis, rangkuman potensi permasalahan dan rancangan rekomendasi.

4. Laporan akhir (Final Report) Laporan ini lebih bersifat penyempurnaan maupun pemantapan dari konsep laporan akhir. Penyempurnaan laporan ini didasarkan pada beberapa masukan dari berbagai pihak di tingkat pusat dan daerah, swasta maupun masyarakat yang telah dilibatkan dalam pembahasan sebelumnya. Laporan ini harus diselesaikan oleh Tim Konsultan dalam waktu 150 (seratur lima puluh) hari kerja setelah berlakunya SPMK dengan jumlah Laporan Akhir yang harus diserahkan kepada pemberi tugas sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dan berisi: Penjelasan keseluruhan hasil studi berdasarkan analisis gabungan dari aspekaspek kelayakan teknis, kelayakan ekonomi dan finansial, kelayakan lingkungan, pertumbuhan ekonomi dan perkembangan soaial daerah, keterpaduan intra-dan antarmoda, aksesibilitas terhadap hinterland, keamanan dan keselamatan pelayaran, pertahanan dan keamanan, dan aspek tata ruang. Tanggapan terhadap hasilhasil analisis. Rekomendasi layak atau tidaknya dibangun pelabuhan laut di wilayah studi.Bersama Laporan Akhir, harus diserahkan juga: Ringkasan Eksekutif (Executive Summary) sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar; dan CD (compact disk) berisikan softcopy seluruh Laporan yang telah diselesaikan sebanyak 2 (dua) keping.5.4. ORGANISASI DAN PERSONILSesuai dengan tahapan pelaksanaan pekerjaan dan keterbatasan waktu, maka Konsultan merancang kebutuhan org-bln untuk pelaksanaan pekerjaan. Perhitungan didasarkan pada tingkat prosentase dari keterlibatan tenaga ahli yang dikorelasikan dengan bobot pekerjaan yang ada dengan sebagai berikut:Tabel 5.4Kebutuhan PersonilNoTenaga AhliJumlahJumlah OB

1Ahli Kepelabuhan/Ketua Tim1 orang5,0

2Ahli Sipil Transportasi1 orang4,0

3Ahli Geodesi1 orang3,0

4Ahli Lingkungan 1 orang3,0

5Ahli Ekonomi1 orang3,0

6Ahli Perencanaan Wilayah & Kota1 orang3,0

7Ahli Sosial Kemasyarakatan1 orang3,0

8Surveyor2 orang2,0

9.Drafter1 orang3,0

10.Operator Komputer1 orang5,0

11.Administrasi Proyek1 orang5,0

Kualifikasi minimal dari personil inti yang disyaratkan untuk masing-masing jenis pekerjaan adalah:a. Ketua Tim:Sarjana (S1) Teknik Sipil dengan pengalaman 5 (lima) tahun di bidangnya.b. Tim Ahli1. Ahli Sipil Transportasi, Sarjana (S1) Teknik Sipil dengan pengalaman minimal 4 (empat) tahun dibidang manajemen trasportasi;2. Ahli Geodesi, Sarjana (S1) Teknik Sipil/Geodesi dengan pengalaman minimal 4 (empat) tahun dibidang perencanaan pelabuhan;3. Ahli Lingkungan, Sarjana (S1) Teknik Sipil atau Teknik Lingkungan dengan pengalaman minimal 4 (empat) tahun dibidang kajian lingkungan hidup;4. Ahli Ekonomi, Sarjana (S1) Ekonomi atau transportasi dengan pengalaman minimal 4 (empat) tahun dibidang ekonomi transportasi;5. Ahli Perencanaan Wilayah & Kota, Sarjana (S1) Planologi dengan pengalaman minimal 4 (empat) tahun dibidang perwilayahan terutama yang berkaitan dengan transportasi;6. Ahli Sosial Kemasyarakatan, Sarjana (S1) Ilmu Sosial/Ekonomi dengan pengalaman minimal 4 (empat) tahun dibidang sosial kemasyarakatan;c. Tenaga Pendukung 1. Surveyor, Lulusan SLTA/D3 berpengalaman sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun,dalam penugasan sebagai berikut : Surveyor 1 melaksanakan pekerjaan survey hidrografi Surveyor 2 melaksanakan pengumpulan data primer berupa penyebaran kuisioner dan wawancara serta data sekunder dari instansiterkait.

2. DrafterLulusan STM berpengalaman sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun dalam menggambar desain konstruksi menggunakan program komputer.3. Operator KomputerLulusan SMK/SMA berpengalaman sekurang-kurangnya 4 (EMPAT) tahun dalam mengoperasikan komputer untuk data input.4. Administrasi Proyek/AdministratorLulusan SMK/SMA berpengalaman sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun dalam mengoperasikan computer, keuangan dan administrasi.Adapun struktur organisasi yang diusulkan adalan sebagaimana yang diperlihatkan pada Gambar. 5. 9 SATKERKANTOR PUSAT DITJEN PERHUBUNGAN LAUT

PT. MINARET KUSUMAWADI

TIM TEKNIS

Ketua Tim/Ahli Kepelabuhan

Ahli Sosial KemasyarakatanAhli Perenc. Wilayah & Kota Ahli GeodesiAhli Ekonomi Ahli Lingkungan Ahli Sipil Transportasi

Tenaga Penunjang (Draftman, Operator Komputer, Administrator)

Gambar 5.9 Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan

Halaman : 5 - 7

PERSIAPAN:AdministrasiMobilisasi PersonilPemantapan