bab 3 nutrisi

21
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN NUTRISI A. Konsep Dasar Nutrisi 1. Saluran Pencernaan Makanan Sistem pencernaan berurusan dengan penerimaan makanan dan mempersiapkannya untuk diasimilasi tubuh. Saluran pencernaan terdiri atas bagian-bagian berikut: a. Mulut Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan dan terdiri atas dua bagian luar yang sempit (vestibula), yaitu ruang di antara gusi, bibir, pipi, dan bagian dalam, yaitu rongga mulut. Di dalam mulut, makanan mengalami proses mekanis melalui pengunyahan yang akan membuat makanan dapat hancur sampai merata, dibantu oleh enzim amylase yang akan memecah amilium yang terkandung dalam makanan menjadi maltose. Proses mengunyah ini merupakan kegiatan terkoordinasi antara lidah, gigi, dan otot-otot mengunyah. Di dalam mulut, juga terdapat kelenjar saliva yang menghasilkan saliva untuk proses pencernaan dengan cara mencerna hidrat arang, khususnya amylase, melicinkan bolus sehingga mudah ditelan, menetralkan, serta mengecerkan bolus. Kelenjar tersebut terdiri atas: kelenjar parotis, merupakan kelenjar penghasil saliva terbesar yang terletak di sebelah kiri dan kanan bagian depan agak ke bawah; kelenjar submandibularis, merupakan penghasil saliva nomer dua setelah kelenjar parotis, terletak dibawah sisi tulang rahang; dan kelenjar sublingualis, penghasil saliva terkecil, letaknya di bawah lidah. Dalam proses sekresi, saliva dipengaruhi oleh beberapa factor, di antaranya factor mekanis (seperti adanya benda bolus dalam mulut), factor psikis (seperti bila mencium atau mengingat makanan yang enak), dan factor kimiawi (seperti bila makanan terasa asam atau asin). b. Faring Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak di belakang hidung, mulut, dan laring. Faring terbentuk kerucut dengan bagian terlebar di bagian atas hingga vertebra servikal keenam. Faring langsung berhubungan dengan esophagus, sebuah tabung yang memiliki otot dengan panjang kurang lebih 20-25 cm dan terletak di belakang trakea, di depan tulang punggung, kemudian masuk melalui toraks menembus diafragma yang berhubungan langsung dengan abdomen serta menyambung dengan lambung.

Upload: eibhigeallnea

Post on 17-Jan-2016

37 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Nutrisi

TRANSCRIPT

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN NUTRISI

A. Konsep Dasar Nutrisi

1. Saluran Pencernaan Makanan

Sistem pencernaan berurusan dengan penerimaan makanan dan mempersiapkannya untuk

diasimilasi tubuh. Saluran pencernaan terdiri atas bagian-bagian berikut:

a. Mulut

Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan dan terdiri atas dua bagian luar yang

sempit (vestibula), yaitu ruang di antara gusi, bibir, pipi, dan bagian dalam, yaitu rongga

mulut. Di dalam mulut, makanan mengalami proses mekanis melalui pengunyahan yang akan

membuat makanan dapat hancur sampai merata, dibantu oleh enzim amylase yang akan

memecah amilium yang terkandung dalam makanan menjadi maltose.

Proses mengunyah ini merupakan kegiatan terkoordinasi antara lidah, gigi, dan otot-otot

mengunyah. Di dalam mulut, juga terdapat kelenjar saliva yang menghasilkan saliva untuk

proses pencernaan dengan cara mencerna hidrat arang, khususnya amylase, melicinkan bolus

sehingga mudah ditelan, menetralkan, serta mengecerkan bolus.

Kelenjar tersebut terdiri atas: kelenjar parotis, merupakan kelenjar penghasil saliva terbesar

yang terletak di sebelah kiri dan kanan bagian depan agak ke bawah; kelenjar

submandibularis, merupakan penghasil saliva nomer dua setelah kelenjar parotis, terletak

dibawah sisi tulang rahang; dan kelenjar sublingualis, penghasil saliva terkecil, letaknya di

bawah lidah.

Dalam proses sekresi, saliva dipengaruhi oleh beberapa factor, di antaranya factor mekanis

(seperti adanya benda bolus dalam mulut), factor psikis (seperti bila mencium atau mengingat

makanan yang enak), dan factor kimiawi (seperti bila makanan terasa asam atau asin).

b. Faring

Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak di belakang hidung, mulut, dan

laring. Faring terbentuk kerucut dengan bagian terlebar di bagian atas hingga vertebra

servikal keenam. Faring langsung berhubungan dengan esophagus, sebuah tabung yang

memiliki otot dengan panjang kurang lebih 20-25 cm dan terletak di belakang trakea, di

depan tulang punggung, kemudian masuk melalui toraks menembus diafragma yang

berhubungan langsung dengan abdomen serta menyambung dengan lambung.

Esophagus merupakan bagian yang berfungsi menghantarkan makanan dari faring menuju

lambung. Esophagus berbentuk seperti silinder yang berongga dengan panjang kurang lebih 2

cm dengan kedua ujungnya dilindungi oleh sfingter. Dalam keadaan normal, sfingter bagian

atas selalu tertutup, kecuali bila ada makanan masuk ke dalam lambung. Keadaan ini

bertujuan untuk mencegah gerakan balik sisi ke porgan bagian atas, yaitu esophagus. Proses

penghantaran makanan dilakukan dengan cara peristaltic, yaitu lingkaran serabut otot di

depan makanan mengendor dan yang di belakang makanan berkontraksi.

c. Lambung

Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang etrdiri atas bagian atas (disebut

fundus), bagian utama dan bagian bawah berbentuk horizontal (antrum pilorik). Lambung

berhubungan dengan esophagus melalui orifisium atau kardia dan dengan duodenum melalui

orifisium pilorik. Lambung terletak di bawah diafragma dan di depan pancreas, sedangkan

limpa menempel pada sebelah kiri fundus.

Lambung memiliki fungsi, yaitu fungsi motoris serta fungsi sekresi dan pencernaan. Fungsi

motoris lambung adalah sebagai reservoir untuk menampung makanan sampai dengan sedikit

demi sedikit dan sebagai pencampur adalah memecah makanan menjadi partikel-partikel

kecil yang dapat bercampur dengan asam lambung. Fungsi sekresi dan pencernaan adalah

mensekresi pepsin dan HCI yang akan memecah protein menjadi pepton, amylase memecah

amilium menjadi maltose. Lipase memecah lemak menjadi asam lemak, dan gliserol

membentuk B12 yaitu di ileum, dan mensekresi mucus yang bersifat protektif. Makanan

berada pada lambung selama 2-6 jam, kemudian bercampur dengan getah lambung (cairan

asam bening tak berwarna) yang mengandung 0.4 % HCl untuk mengasamkan semua

makanan serta bekerja sebagai antiseptic dan desinfektan. Dalam getah lambung terdapat

beberapa enzim diantaranya pepsin, dihasilkan oleh pepsinogen serta berfungsi mengubah

makanan menjadi bahan yang lebih mudah larut. Berfungsi membekukan susu atau

membentuk kasein kasinogen yang dapat larut.

d. Usus halus

Usus halus merupakan tabung berlipat-lipat dengan panjang kurang lebih 2,5 m dalam

keadaan hidup. Kemudian akan bertambah panjang menjadi kurang lebih 6m pada orang

yang telah meninggal, akibatnya adanya relaksasi otot yang telah kehilangan tonusnya. Usus

halus terletak di daerah umbilicus dan dikelilingi oleh usus besar yang memanjang dari

lambung hingga katup ileo kolika.

Usus halus terdiri atas 3 bagian, duodenum dengan panjang kurang lebih 25 cm, jejunum

dengan panjang kurang lebih 2m dan illeum dengan panjang kurang lebih 1m atau 3/5 akhir

dari usus. Lapisan dinding dalam usus halus mengandung berjuta-juta vili kira-kira sebanyak

4,5 juta, yang membentuk mukosa menyerupai beludru. Pada permukaan setiap villi terdapat

tonjolan yang menyerupai jari-jari, yang disebut mikrovili. Villi bersama-sama dengan

mikrovilli dan valvula kaniventes menambah luasnya permukaan sekresi dan absorpsi serta

menghalangi agar isinya tidak terlalu cepat berjalan sehingga absorpsi lebih banyak terjadi.

Pada dinding usus halus, khususnya mukosa, terdapat beberapa nodula jaringan limpe yang

disebut kelenjar soliter, berfungsi sebagai perlindungan terhadap infeksi. Di dalam ileum,

nodula ini membentuk tumpukan kelenjar yang terdiri atas 20-30 kelenjar soliter.

Fungsi usus halus pada umumnya adalah mencerna dan mengabsorpsi di dalam usus halus,

yaitu pada duodenum, dan di sini terjadi absorpsi besi, kalsium dengan bantuan vitamin B,

vitamin A,D,E, dan K dengan bantuan empedu dan asam folat.

e. Usus besar

Usus besar atau juga disebut sebagai kolon, merupakan sambungan dari usus halus yang

dimulai dari katup ileokolik atau ileosaekal yang merupakan tempat lewatnya makanan. Usus

besar memiliki panjang kurang lebih 1,5 m. kolon terbagi atas asenden, transversum,

desende, sigmoid, dan berakhir di rectum yang panjangnya kira-kira 10 cm dari usus besar.

Dimulai dari kolon sigmoideus dan berakhir pada saluran anal. Tempat kolon asenden

membentuk belokan tajam di abdomen atas bagian kanan disebut fleksura hepatis, sedang

tempat kolon transversum membentuk belokan tajam di abdomen atau bagian kiri disebut

fleksura lienalis.

Fungsi utama usus besar adalah mengabsorpsi air (kurang lebih 90%), elektrolit, vitamin, dan

sedikit glukosa. Kapasitas absorpsi air kurang lebih 5000cc/hari. Flora yang terdapat dalam

usus besar berfungsi untuk menyintesis vitamin K dan B serta memungkinkan pembusukan

sisa-sisa makanan.

2. Pengertian Nutrisi

Istilah gizi berasal dari bahasa Arab GIZAWI yang berarti nutrisi. Oleh para ahli diubah

menjadi gizi. Gizi adalah subtansi organik dan non organik yang ditemkan dalam makanan

dan dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik.

Manusia memerlukan asupan makanan guna memperoleh zat-zat penting yang di kenal istilah

nutrisi. Nutrisi berfungsi untuk memperbaiki jaringan tubuh, mengatur proses dalam tubuh,

sebagai sumber energi, serta untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit. Dengan

demikian, fungsi utama nutrisi adalah untuk memberikan energi bagi aktivitas tubuh,

membentuk struktur kerangka, dan jaringan, serta mengatur berbagai proses kimia di dalam

tubuh.

Dalam konsep dasar nutrisi di kenal istilah nutrien. Nutrien adalah substansi organik dan

anorganik khusus yang terdapat dalam makanan yang diperlukan tubuh agar dapat

menjalankan fungsinya. Nutrien mempunyai 3 fungsi utama:

1. Menyediakan energi untuk proses dan pergerakan tubuh.

2. Menyediakan ‘struktur material” utuk jaringan tubuh seperti tulang dan otak.

3. Mengatur proses tubuh.

(sumber: Wahid Iqbal Mubarak, SKM & Ns. Nurul Chaygtin, S.Kep, 2007. “Kebutuhan

Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktek” Gresik)

Status Nutrisi Optimal

Sering disebut energi balance yaitu jumlah energi yang di konsumsi di kurangi energi yang

dikeuarkan. Positif energy balance (input>Output,Negative energy balance, Input<Output)

Energi Input

Yang dimaksud energi input mencangkup:

a. Sumber energi: karbohidrat, protein, lemak

b. Alat ukur: calori/joule

c. Calori, panas yang diperlukan untuk meningkatkan suhu 10 C dari 1 gram air.

d. Kilo calori, jumlah energi panas yang diperlukan untuk meningkatkan suhu 10C dari 1

kilogram air.

Energi Output

Energi output meliputi:

a. energi output merupakan energi yang dikeluarkan oleh tubuh agar jaringan dan organ

berfungsi

b. sumber energi: ikatan molekul-molekul phosphat ATP dari hasil proses metabolisme tubuh

yang mengandung tinggi energi

Keperluan Energi

Keperluan energi ditentukan 2 hal, sebagai berikut:

a. BMR (Basal Metabolisme Rate)

Merupakan reaksi kimia yang terjadi saat tubuh dalam keadaan istirahat.

BMR adalah jumlah calori yang dihabiskan setiap jam oleh tubh dalam keadaan istirahat.

BMR = calori/meter/jam

- Pria = 1,0 Kcal/Kgbb/jam

- Wanita = 0,9 Kcal/Kgbb/jam (sumber= internet)

b. Jumlah energi lain yang dihabiskan dalam keadaan aktif.

Fungsi energi adalah:

- Menyediakan energi untuk proses dalam tubuh dan latihan aktifitas

- Menyediakan struktur materi untuk jaringan tubuh misalnya tulang dan otot tubuh

- mengatur proses tubuh lainnya.

3. Elemen Nutrisi

Elemen nutrisi terdiri atas

a. AIR

Air merupakan komponen terbesar yang diperlukan oleh tubuh. Air meliputi 60%-80% berat

badan individu dewasa dan 80% berat badan bayi(Potter dan Pery,1992). Individu dewasa

dapat kehilangan cairan ±2-3 liter/hari melalui keringat, urine, dan pernafasan. Individu

dewasa rata-rata memerlukan 6-8 gelas air/ hari. Fungsi air bagi tubuh untuk membantu

proses atau reaksi kimia dalam tubuh serta berperan mengontrol temperature tubuh.

Tabel keseimbangan cairan pada pria deawasa di daerah iklim sedang

Asupan(input) Ml/hari Haluran

(output)

Ml/hari

Minuman 1300 Uine 1500

Makanan 900 Keringat 550

Oksidasi nutrisi 300 Penguapan 350

Tinja 100

Total 2500 Total 2500

b. KARBOHIDRAT

Karbohidrat merupakan kelompok nutrien yang berfungsi sebagai sumber energy bagi tubuh,

sebagai penghasil lemak, sebagai pasangan protein.

Jenis-jenis karbohidrat:

Monosakarida (C6H12O6)

Laktosa :terdapat pada buah-buahan

Fruktosa :terdapat pada buah-buahan, madu, tebu

Galaktosa :tidak ditemukan dalam keadaan aslinya. Akan di temukan jika laktosa dipecah.

Disakarida (C12H22O11)

Sukrosa :terdapat dalam tebu

Laktosa :terdapat pada susu

Maltosa :tidak terdapat dialam bebas, diperoleh dari hindolisis amilum dengan bantuan

enzim diatase.

c. PROTEIN

Protein adalah kimia hasil hidrolis dari pencernaan yang merupakan unsur pokok untuk

membangun kembali asam amino. Asam amino disimpan dalam jaringan dalam bentuk

hormon. Protein berfungsi mempertahankan dan menganti sel-sel yang rusak. Setiap 1 gram

proten menghasilkan 4 Kkal.

12 jenis asam amino yang umum ditemukan dalam protein 8 diantaranya merupakan asam

amino esensial. Asam amino yang tidak dapat disintensis oleh tubuh. oleh karena itu di dapat

dari makanan.

Sumber protein antara lain daging, telur, ayam, ikan dll. Masalah defisien protein yang hebat

menyebabkan penyakit yang disebut kwashiokor.

d. LEMAK

Lemak adalah kelompok zat kimi organic yang berminyak dan tidak bias tercampur dengan

air tetapi bisa tercampur dengan alcohol. Zat kimia ini adalah lipid. Elemen yang terdapat

pada lemak adalah karbon, hydrogen, oksigen. Lemak tunggal disebut Tri gliserit. 1 gr lemak

akan menghasilkan 9 kkal/38kJ. Proses terbentuknya lemak disebut lipogenesis.

Fungsi lemak antara lain sebagai sumber energy, sumber asam lemak esensial, menyerp

vitamin larut lemak.

Sumber lemak bias didapat dalam metega, keju, daging sapi, kacang tanah, ikan cord, susu.

e. VITAMIN

Vitamin ialah senyawa organic yang idak dapat dibuat oleh tubuh dan diperlukan dalam

jumlah besr sebagai katalisator dalam proses etabolisme.

Vitamin secara umum dikelompokan dalam:

Vitamin yang dapat larut dlam lemak :Vit A,D,E,dan K.

Vitamin Vitamin yang larut dalam air : Vit B dan C

f. MINERAL

Mineral adalah unsur kimia selain karbon, hydrogen, oksigen dan nitrogen yang dibutuhkan

oleh tubuh.

Mineral dikategorikan menjadi dua :

1. Makromineral

Yaitu seseorang memerlukan setiap harinya sejumlah lebih 100 mg.

Contohnya : Kalsium, pospor, sodium, potassium.

2. Mikromineral

Yaitu seseorang memerlukan setiap harinya sejumlah kurang lebih100mg

Contohnya:Besi,mangan,seng,sodium,iodium,cobalt,dll.

Mineral dapat dikelompokkan menjadi 4 kategori:

a. Bagian struktur jaringan

b. Membantu keseimbangan air dan asam basa

c. Bentuk komponen yang pnting molekul organic,beberapa enzim,hormon,mengatur proses

tubuh

d. Saraf tranmisi impulse saraf dan kontraksi otot

4. Kebutuhan Nutrisi sesuai tingkat perkembangan usia

a. Bayi

Yang dimaksud bayi adalah usia 0-12 bulan. Kalori yang dibutuhkan sekitar 110-120

kalori/kg/hari. Kebutuhan cairan sekitar 140-160 ml/kg/hari. Bayi sebelu usia 6 bulan

pemberian nutrisi yang pokok adalah air susu ibu. ASI sangat cocok diberikan sampai umur

minimal 4 bulan.

Adapun keuntungan pemberian ASI adalah :

ASI merrupakan nutrisi yang komplit

Dalam ASI terdapat laktobasilus bilidus adalah mikroorganisme dalam ASI yang bermanfaat

untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang berbahaya dalam intesnial.

Protein dalam ASI banyak

ASI mengandung lipose untuk membantu bayi yang imatur dalam pencerrnaan lemak.

b. Masa anak tolder (1-3 th) dan pra sekolah (3-5 th)

Masa anak penting untuk mendidik pola makan yang benar.

Kebiasaan yang sebaiknya diajarkan pada usia ini antara lain:

penyediaan makanan dalam berbagai variasi

membatasi makanan manis

konsumsi diet yang seimbang

Kebutuhan kalori pada anak usia 1 tahun = 100kcal/hari dan anak usia 3 tahun 300-500

kcal/hari.

c. Anak sekolah (6-12 th)

Pola makanan pada usia ini perlu diperhatikan, karena pada sia ini anak-anak senang

makanan yang dijual di luar rumah.

Kebutuhan nutrisi anak berdasarkan golongan umur dalam tahun :

Usia Kalori Protein Cal Fe Vit A Vit B Vit C

10-12 1900 60 0,75 8 2500 0,7 25

7-9 1600 50 0,75 7 2500 0,6 25

5-6 1400 40 0,50 6 2500 0,6 25

Tahun Cal dr dr Mg U Mg Mg

d. Masa adolescents remaja (13-21 th)

Kebutuhan kalori, protein, mineral, dan vitamin sangat tinggi berkaitan dengan proses

pertumbuhan.

Lemak tubuh meningkatkan akan mengakibatkan obesitas sehingga akan menimbulkan stress

terhadap body image yang terdapat mengakibatkan masalah kesehatan.

e. Masa dewasa muda (23-30 th)

Kebutuhan nutrisi pada usia ini un tuk proses pertumbuhan, proses pemeliharaan dan

pebaikan tubuh, mempertahankan keadaan gizi.

f. Masa dewasa (31-45 th)

Masa dewasa masa produktif kususnya terkait dengan aktifitas fisik, karena umur ini

merupakan puncak untuk aktifitas hidup terutma dalam aktifitas bekerja. Kebutuhan nutrisi

dibedakan antara tingkat pekerjaan ringan, berat, sedang.

g. Dewasa tua (46 th keatas)

Kebutuhan unsur-unsur gizi sudah jauh berkurang, pada usia lanjut maka BMR akan

berkurang 10-30%. Maka aktifitas mengalami degenerative

h. Wanita masa kehamilan menyusui

Wanita hamil dan ibu menyusui sangat memerlukan makanan yang baik dan cukup. Sebagai

bahan pertimbangan untuk dapat menghasilkan 1 liter ASI harus menyediakan kalori

sebanyak 150 kal sedangkan ASI meagandung 75 kal,12 gr protein, 45 gr lemak laktosa

vitamin dll.

Kebutuhan gizi untuk ibu hamil dan menyusui

Jenis kebutuhan Ibu hamil Ibu menyusui

Kalori 2500 gr 300 gr

Protein 85gr 100 gr

Calsium 1,5 gr 2gr

Ferum 15 gr 15 gr

Vit A 8000 U.I 8000 U.I

Vit B 1,8 mg 2,8 mg

Vit C 100 mg 150 mg

Riboflavin 2,5 mg 3 mg

Vit D 400-800 U.I 400-800 U.I

Air 6-8 gelas 6-8 gelas

5. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi

a. Pengetahuan

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi pola

konsumsi makanan.

b. Prasangka

Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat mempengaruhi

status gizi seseorang.

c. Kebiasaan

adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga dapat

mempengaruhi ststus gizi.

d. Kesukaan

Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnya

vaiasi makanan sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup.

e. Ekonomi

Status ekonomi seseorang dapat merubah status gizi seseorang karena penyediaan makanan

bergizi, menbutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.

6. Asuhan Keperawatan Nutrisi

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan dasar utama proses keperawatan, pengkajian data terhadap pasien

harus sistematis dan akurat. Dengan pengkajian dapat menentukan aktifitas untuk

memecahkan masalah klien dan digunakan sebagai sumber data dasar yaitu data fisiologis,

psikologis, sosiobudaya, perkembangan, dan spiritual.

Untuk mengkaji status nutrisi pasien dipaparkan pendekatan ABCD, yaitu:

a. Anthropolometric measurement

Tujuan pengukuran ini adalah mengevaluasi pertumbuhan dan mengkaji status nutrisi serta

ketersediaan energi tubuh.

Pengukuran anthopometrik terdiri atas:

Tinggi badan

Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan alita dilakukan dalamposisi berdiri tanpa

alas kaki, sedangkan pada bayi pada posisi terbaring. Satuan tinggi badan adalah cm atau

inchi.

Berat badan

Alat ukur berat badan yang lazim digunakan adalah timbangan manual, meskipun ada alat

ukur yang mengunakan sistem digital elektrik. berat badan yang ideal: (TB-100)± 10&. Hal-

hal yang harus diperhatikan dalam mengukur berat badan:

a. Alat ukur skala ukur yang digunakan tetap sama setiap kali menimbang

b. Menimbang tanpa alas kaki

c. Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya setiap kali menimbang

d. Waktu (jam) penimbangan relatif sama, misalnya sebelum dan sesudah makan

(menurut Wanit Iqbal Mubarak, SKM dan Ns Nurul Chayati, S.Kep, 2007. “Buku ajar

Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktik”)

Tebal lipatan kulit

Bertujuan untuk menentukan presentase lemak pada tubuh, mengkaji kemungkinan

malnutrisi, berat badan normal, atau obesitas. Area yang sering digunakan untuk pengukuran

ini adalah lipatan kulit trisep (trisep skinfold [TSF] skapula, dan suprailiaka.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran antara lain:

a. Anjuran klien unutk membuka baju guna mencegah kesalahan pada hasil pengukuran

b. Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien

c. Dalam pengukuran TSF, utamakan lengan klien yang tidak dominan

d. Pengukuran TSF dilakukan pada titik tengah lengan atas, antara akronim dan olekranon

e. Klien dianjurkan untuk rileks saat pengukuran

f. Alat ukur yang digunakan adalah kapiler

g. Nilai normal

wanita : 16,5-18 cm

Pria : 12,5-16,5cm

Lingkar Tubuh

Umumnya area tubuh yang digunakan untuk pengukuran ini kepala, dada, dan otot bagian

lengan atas.

b. Biochemical data

Pengkajian status nutrisi klien ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium. Klien diperiksa

darah dan urinnya yang meliputi pemeriksaan hemoglobin, hemaktokrit, albumin. Albumin

berfungsi untuk memelihara kesembangan cairan dan elektrolit serta untuk transportasi nutrisi

dan hormone.

1. Hemoglobin normal

Pria : 13-16 g/dl

Wanita : 12-14 g/dl

2. Hematokrit normal

Pria : 40-48 vol %

Wanita : 37-43 vol%

3. Albumin normal

Pria dan wanita: 4-5,2 g/dl

c. Clinical sign of nutrional status

Klien dengan maslah nutrisi akan memperhatikan tanda-tanda abnormal tersebut bukan saja

pada organ-organ fisiknya tetapi juga fisiologisnya. Tanda-tanda klinik untuk mengetahui

status individu:

Organ / sistem

tubuh

Tanda normal Tanda abnormal

Rambut Licin, berkilau,

baik kering atau

berminyak

Kusam, rontok,

tumbuh tidak

sempurna

Kulit Halus, sedikit

basah, tugor baik

Kering, pecah-

pecah, bersisik

Mata Bersih an bersinar,

konjuntiva tidak

pucat

Tidak bercahaya,

konjungtiva pucat

Cardiovaskuler HR, tensi, nadi,

irama jantung

teratur

HR, tensi tidak

normal, irama

jantung tidak

teratur

Otot-otot Kuat dan

berkembang biak

Lembek dan

berkembang tidak

baik

Gastrointestinal Nafsu makan baik, Nafsu makan

BAB/BAK teratur

dan normal

kurang, diare, sulit

menelan,

konstipasi

Aktifitas Bersemangat, giat

dan tidur normal

Energi kurang,

lemah, susah tidur

Neurologi Refleks normal,

emosi dan

perhatian baik

Refleks kurang,

iritable, perhatian

kurang, dan emosi

labil

Clinikal singn gangguan nutrisi di golongkan sebagai berikut:

1. Protein calorie malnutrision (PCM/PEM)

Suatu kondisi status nutrisi buruk akibat kekurangan kualitas dan kuantitas konsumsi nutrisi,

dengan kateggori sebagai berikut:

a. PCM/PEM ringan

BB kurang dari 80% dari BB normal sesuai umur

b. PCM/PEM sedang

60% dari BB normal sesuai umur Sd 80% dari BB normal

c. PCM/PEM berat

BB kurang dari 60% dari BB normal sesuai umur

2. Kwashior

Malnutrisi yang terjadi akibat diet protein yang tidak adekuat pada bayi ketika sudah tidak

mendapatkan ASI. Defisiensi protein dapat berakibat: retardasik metal, kemunduran, apatis,

edema, otot-otot tidak tumbuh dll. Tanda klinis kwashiokor:

a. Odem

b. Gangguan pertumbuhan

c. Perubahan kejiwaan

d. Otot tumbuh terlihat lemah

3. Maramus

Sindrom akibat defisiensi calorie d protein. Defisiensi kalori dan protein berakibat: kelaparan,

hilangnya jaringan-jaringan tubuh, BB < dari normal, diare

PCM juga berakibat kurang baiknya penanganan klien selama menjalani proses perawatan di

berbagai fasilitas kesehatan

4. Obesitas

Status obesitas dapat ditegakkan apabila berat badan lebih dari normal (20-30%>normal)

5. Over weight

Suatu keadaan berat badan 10% melebihi berat badan ideal

d. Dietery history

Masyarakat pada umumnya pernah melakukan diet. Akan tetapi cara ini hanya merangsang

pengeluaran cairan, bukan perubahan kebiasaan makanan (Moore Courney, Mary, 1997).

Pola makan dan kebiasaan makan dipengaruhi oleh budaya, latar belakang, status sosial

ekonomi, aspek psikologi. Faktor yang perlu dikaji dalam riwayat konsumsi nutrisi/diet klien:

Pola diet/makan Vegetarian, tidak makan ikan laut, dll

Pengetahuan

tentang nutrisi

Penentuan tingkat pengetahuan klien

mengenai kebutuhan nutrisi

Kebiasaan

Makanan

MI melihat bersama-sama, makan sambil

mendengarkan musik, makan sambil

melihat televisi

Makanan

kesukaan

Suka makan lalap, suka sambel, suka

coklat, suka roti

Pemasukan cairan Jumlah cairan tiap hari yang diminum,

jenis minuman, jarang minum

Problem diet Sukar menelan, kesulitan mengunyah

Tingkat aktivitas Jenis pekerjaan, waktu bekerja

siang/malam, perlu makanan tambahan

atau tidak

Riwayat

kesehatan/

pengkomsumsian

obat

Adanya riwayat penyakit diabetus melitus,

adanya alergi

2. Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan yang dapat terjadi pada masalah kebutuhan nutrisi adalah:

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Definisi: keadaan dimana intake nutrisi kurang dari keadaan metabolism tubuh

Kemungkinan ditemukan data:

a. Meningkatkan kebutuhan kalori dan kesulitan mencerna secara berkelanjutan akibat penyakit

infeksi, luka bakar, ataupun kanker

b. Disfagia akibat kelumpuhan serebral

c. Penurunan absorpsi nutrisi akibat toleransi laktosa

d. Penurunan nafsu makan

e. Sekresi berlebihan, baik melalui latihan fisik, muntah, diare, ataupun pengeluaran lainnya

f. Ketidakcukupan absorpsi akibat efek samping obat atau lainnya

g. Kesulitan mengunyah

Masalah klinik yang berhubungan dengan:

a. Anoreksia nervosa

b. AIDS

c. Pembedahan

d. Kehamilan

e. Kanker

f. Anemia

g. Marasmus

2. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan nutrisi

Definisi: klien dengan risiko atau actual mengkonsumsi makanan melebihi dari kebutuhan

metabolism tubuh

Kemungkinan data yang ditemukan:

a. Perubahan pola kenyang akibat efek obat atau radiasi

b. Penurunan fungsi pengecap atau penciuman

c. Kurangnya pengetahuan tentang nutrisi

d. Penurunan kebutuhan metabolisme

e. Kelebihan asupan

f. Perubahan gaya hidup

Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada:

a. Obesitas

b. Hipotiroidesme

c. Klien dengan pemakaian kortikosteroid

d. Imobilisasi

3. Perencanaan

Tujuan :

1. Meningkatkan nafsu makan apabila nutrisi kurang

2. Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi

3. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parental

Rencana tindakan :

1. Monitor perubahan factor yang menyebabkan terjadinya kekurangan kebutuhan nutrisi atau

kelebihannya dan status kebutuhan nutrisi

2. Kurangi factor yang mempengaruhi perubahan nutrisi

3. Ajarkan untuk merencanakan makanan

4. Kaji tanda vital dan bising usus

5. Monitor glukosa, elektrolit, albumin, dan hemoglobin

6. Berikan pendidikan tentang cara diet, kebutuhan kalori, atau tindakan lainnya.

Tindakan pada gangguan kekurangan nutrisi secara umum dapat dilakukan dengan cara:

Mengurangi kondisi atau gejala penyakit yang menyebabkan penurunan nafsu makan

Memberikan makanan yang disukai sedikit demi sedikit tetapi sering memperhatikan jumlah

kalori dan tanpa kontraindikasi

Menata ruangan senyaman mungkin

Menurunkan stress psikologis

Menjaga kebersihan mulut

Menyajikan makanan mudah dicerna

Hindari makanan yang mengandung gas

Tindakan pada gangguan obstruksi mekanis secara umum dapat dilakukan dengan cara:

Lakukan kebersihan mulut segera dengan kumur-kumur menggunakan minuman bikarbonat

rendah kalori atau 1/2 atau

1/4 larutan hiderogen peroksida dan air sebagai pembersih mulut

Ajarkan teknik mempertahankan nafsu makan dengan mengubah variasi dan kepadatan

seperti jus atau sop kental

Gunakan suplemen tinggi kalori atau protein

Tindakan pada gangguan kesulitan makan secara umum dapat dilakukan dengan cara :

Atur posisi seperti duduk tegak 60-90 derajat pada kursi atau ditepi tempat tidur

Pertahankan posisi selama 10-15 menit

Fleksikan kepala ke depan pada garis tengah tubuh 45 derajat untuk mempertahankan

kepatenan esophagus

Mulai dari jumlah yang kecil

Anjurkan untuk membersihkan mulut, hindari makanan yang pedas atau asam, makanan

berserat (sayuran mentah), dan rendam makanan kering agar lunak

Tindakan pada gangguan kelebihan nutrisi secara umum dapat dilakukan dengan cara:

Hindari makanan yang mengandunf lemak

Berikan motivasi untuk menurunkaanberat badan

Lakukan program olah raga

4. Implementasi

1. Pemberian Nutrisi Melalui Oral

Pemberian nutrisi melaui oral merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien

yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara sendiri dengan cara membantu

memberikan makan.nutrisi melalui oral (mulut), bertujuan memenuhi kebutuhan nutrisi

pasien dan membangkitkan selera makan pada klien.

Alat dan Bahan:

1. Piring

2. Sendok

3. Garpu

4. Gelas

5. Serbet

6. Mangkok cuci tangan

7. Pengalas

8. Jenis diet

Prosedur kerja:

a. Cuci tangan

b. Jelasksn prosedur yang akan dilakukan

c. Atur posisi klien

d. Pasang pengalas

e. Anjurkan klien untuk berdoa sebelum makan

f. Bantu untuk melakukan makan dengan cara menyuapkan makanan sedikit demi sedikit dan

berikan minum sesudah makan

g. Setelah selesai, bersihkan mulut klien dan anjurkan untuk duduk sebentar

h. Cacat hasil atau respon pemenuhuan terhadap makan

i. Cuci tangan

2. Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Penduga/Lambung

Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung merupakan tindakan keperawatan yang

dilakukan pada klien yang tidak mampu menelan dengan cara memberi makan melalui pipa

lambung atau pipa penduga. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien.

Alat dan Bahan:

1. Pipa penduga dalam tempatnya

2. Corong

3. Spuit 20 cc

4. Pengalas

5. Bengkok

6. Plester, gunting

7. Makana dalam bentuk cair

8. Air matang

9. Obat

10. Stetoskop

11. Klem

12. Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskop)

13. Vaselin

Prosedur kerja:

1. Cuci tangan

2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

3. Atur posisi klien dengan posisi semiflower

4. Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah dada

5. Letakkan bengkok di dekat klien

6. Tentukan letak pipa penduga dengan cara mengukur panjang pipa dari epigastinum sampai

hidung kemudian dibengkokkan ke telinga dan beri tanda batasnya

7. Berikan vaselin pada ujung pipa dan klem pangkal pipa tersebut lalu masukkan melalui

hidung secara perlahan-lahan sambil klien dianjurkan untuk menelannya

8. Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk ke lambung dengan cara:

Masukkan ujung selang yang diklem ke dalam baskom yang berisi air (klem dibuka),

perhatikan bila ada gelembung maka pipa masuk ke paru, dan jika tidak ada gelembung maka

pipa masuk ke lambung. Setelah itu diklem atau dilipat kembali

Masukkan udara dengan spuit ke dalam lambung melalui pipa tersebut dan dengarkan

dengan stetoskop. Bila di lambung terdengar bunyi, berarti pipa tersebut sudah masuk,

setelah itu keluarkan udara yang ada didalam sebanyak jumlah yang dimasukkan

9. Setelah selesai, maka lakukan tindakan pemberian makanan dengan cara pasang corong atau

spuit pada pangkal pipa

10. Masukkan air matang ± 15 cc pada awal dengan cara dituangkan lewat pinggirnya

11. Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia, setelah itu bila ada masukkan obat dan

beri minum lalu pipa penduga diklem

12. Catat hasil tau respons klien selama pemberian makanan

13. Cuci tangan

3. Pemberian Nutrisi Melalui Parenteral

Pemberian nutrisi melalui parenteral merupakan pemberian nutrisi berupa cairan infuse yang

dimasukkan ke dalam tubuh melalui darah vena, baik secara sentral (untuk nutrisi parenteral

total) ataupun vena perifer (untuk nutrisi parental parsial). Pemberian nutrisi melalui parental

dilakukan pada klien yang tidak bias makan melalui oral atau pipa nasograstik dengan tujuan

untuk menunjang nutrisi sentral yang hanya memenuhi sebagian kebutuhan harian.

1. Nutrisi Parenteral Parsial

1. Merupakan pemberian sebagian kebutuhan nutrisi melalui intravena. Sebagian kebutuhan

nutrisi harian pasien masih dapat di penuhi melalui enteral. Cairannya yang biasa digunakan

dalam bentuk dekstrosa atau cairan asam amino.

2. Nutrisi Parenteral Total

Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena dimana kebutuhan nutrisi sepenuhannya

melalui cairan infuse karena keadaan saluran pencernaan klien tidak dapat digunakan. Cairan

yang dapat digunakan adalah cairan yang mengandung karbohidrat seperti Triofusin E 1000,

cairan ini yang mengandung asam amino seperti Pan Amin G, dan cairan yang mengandung

lemak seperti intralipid

3. Jalur pemberian nutrisi parenteral dapat melalui vena sentral untuk jangka waktu lama dan

melalui vena perifer.

(Hidayat,AAA & Uliyah, M, 2005)

5. Evaluasi

1. Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam makan serta

adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang dari kebutuhan.

2. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan tidak adanya tanda kekurangan atau

kelebihan berat badan

3. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukkan dengan adanya proses

pencernaan makanan yang adekuat

BAB III

KESIMPULAN

1. Kesimpulan

Kebutuhan nutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek yang lain dan dapat dicapai jika terjadi

keseimbangan dengan aspek-aspek yang lain. Nutrisi berpengaruh juga dalam fungsi-fungsi

organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan

pergantian sel yang rusak. Dan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia,

maka akan terhindar dari ancaman-ancaman penyakit.

2. Saran

Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat enting untuk diupayakan. Upaya untuk

melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat dilakukan dengan cara makan-makanan yang

seimbang 4 sehat 5 sempurna dengan di imbangi keadaan hidup bersih untuk setiap individu.

Hal tersebut harus dilakukan setiap hari, karena tanpa setiap hari maka tubuh manusia bisa

terserang penyakit akibat imune tubuh yang menurun.

DAFTAR PUSTAKA

A. Aziz alimul H,2009. Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses

Keperawatan jilid 2. Jakarta: Salemba Medika

Brunner & Suddart, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Vol.1 Jakarta:

EGC

Tarwoto wartonah, 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawata.

Jakarta: Salemba Medika

Wahid Iqbal Mubarak, SKM & Ns. Nurul Chaygtin, S.Kep, 2007. “Kebutuhan

Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktek” Gresik