bab 4 analisis dan pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2007-3-00346-mn bab...

44
64 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. CIRIAJASA CIPTA MANDIRI atau disingkat sebagai CIRIAJASA CM, didirikan pada tanggal 15 september 1991, berdasarkan Akte Notaris yang telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman melalui surat No. C25368.HT.01.01TH.92 tanggal 2 Mei 1992 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia. PT. CIRIAJASA CM adalah sebuah perusahaan konsultan yang menawarkan jasa Manajemen Proyek dan Manajemen Konstruksi. Sebelum menjadi perusahaan yang berdiri sendiri, PT. CIRIAJASA adalah sebuah divisi dibawah naungan PT Ciriajasa Konsultan & Perencana. Sejak memisahkan diri PT. CIRIAJASA CM telah tumbuh dalam waktu yang relatif sangat singkat dan menjadi sebuah perusahaan manejemen konstruksi terkemuka di Indonesia. Hasil pendapatan dari kontrak-kontrak telah tumbuh rata-rata 25% setiap tahun. Untuk sekian lama PT. CIRIAJASA CM secara mengesankan dari waktu ke waktu menyelesaikan banyak pekerjaan konstruksi di seluruh tanah air, meliputi bangunan gedung, pekerjaan sipil, telekomunikasi dan proyek-proyek industri. Klien PT. CIRIAJASA CM meliputi institusi pemerintah atau swasta maupun lembaga-lembaga international. Beberapa proyek ada yang dilaksanakan dalam bentuk kerjasama dengan konsultan asing yang memiliki reputasi tinggi. PT. CIRIAJASA CM cukup berbangga diri karena prestasi mereka selama ini dengan berpartisipasi dalam pembangunan di Indonesia dan memiliki kepercayaan diri untuk memberikan konstribusi berikutnya.

Upload: doanhuong

Post on 28-Feb-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

64

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT. CIRIAJASA CIPTA MANDIRI atau disingkat sebagai CIRIAJASA CM, didirikan pada

tanggal 15 september 1991, berdasarkan Akte Notaris yang telah mendapat pengesahan dari

Menteri Kehakiman melalui surat No. C25368.HT.01.01TH.92 tanggal 2 Mei 1992 dan telah

diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia.

PT. CIRIAJASA CM adalah sebuah perusahaan konsultan yang menawarkan jasa

Manajemen Proyek dan Manajemen Konstruksi.

Sebelum menjadi perusahaan yang berdiri sendiri, PT. CIRIAJASA adalah sebuah divisi

dibawah naungan PT Ciriajasa Konsultan & Perencana. Sejak memisahkan diri PT. CIRIAJASA

CM telah tumbuh dalam waktu yang relatif sangat singkat dan menjadi sebuah perusahaan

manejemen konstruksi terkemuka di Indonesia. Hasil pendapatan dari kontrak-kontrak telah

tumbuh rata-rata 25% setiap tahun.

Untuk sekian lama PT. CIRIAJASA CM secara mengesankan dari waktu ke waktu

menyelesaikan banyak pekerjaan konstruksi di seluruh tanah air, meliputi bangunan gedung,

pekerjaan sipil, telekomunikasi dan proyek-proyek industri. Klien PT. CIRIAJASA CM meliputi

institusi pemerintah atau swasta maupun lembaga-lembaga international. Beberapa proyek

ada yang dilaksanakan dalam bentuk kerjasama dengan konsultan asing yang memiliki

reputasi tinggi. PT. CIRIAJASA CM cukup berbangga diri karena prestasi mereka selama ini

dengan berpartisipasi dalam pembangunan di Indonesia dan memiliki kepercayaan diri untuk

memberikan konstribusi berikutnya.

Page 2: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

65

PT CIRIAJASA CM pada periode 5 (lima) tahun pertama lebih memfokuskan pada bidang

manajemen konstruksi dan pengawasan konstruksi proyek-proyek pembangunan gedung dan

prasarana lingkungan. Seiring dengan pesatnya laju pembangunan di Indonesia, serta makin

luasnya ragam pekerjaan pada berbagai proyek yang ditangani oleh CIRIAJASA CM, maka

untuk periode 5 (lima) tahun berikutnya ditetapkan suatu “Corporate Strategy” agar

perusahaan mampu menangani jasa Konsultasi Teknik yang lebih luas dan menyeluruh

terutama dalam kegiatan-kegiatan di sektor pertambangan dan energi. Namun demikian,

proyek pengerjaan infrastruktur lain juga ditangani, misalnya bidang-bidang pekerjaan

umum, perhubungan dan telekomunikasi.

PT. CIRIAJASA CM ditangani oleh beberapa tenaga senior perusahaan yang pada

umumnya berkualifikasi sebagai project/construction management specialist, serta memiliki

latar belakang pengalaman yang luas baik dalam bidang engineering maupun pelaksanaan

fisik konstruksi. Jumlah karyawan saat ini 250 orang terdiri dari 100 orang tenaga ahli

berpendidikan minimal S1 dan 150 orang staf pendukung untuk tenaga pengawas lapangan

dan administrasi.

Beberapa bidang kegiatan yang pernah ditangani oleh PT CIRIAJASA CM ini dapat

dikatakan memuaskan, baik dalam bidang jasa pengawasan maupun manajemen konstruksi,

antara lain meliputi pembangunan gedung-gedung perkantoran, shopping mall, bank, hotel,

rumah sakit, kompleks perumahan, kompleks pendidikan atau universitas, laboratorium,

bangunan-bangunan penelitian, jalan raya dan jembatan, dermaga atau pelabuhan laut,

landasan pesawat terbang, pembukaan lahan transmigrasi, irigasi dan lain sebagainya.

Jenis pekerjaan lain yang pernah ditangani terkait dengan pembangunan gedung-

gedung berlantai banyak (minimal 10 lantai ), antara lain :

Page 3: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

66

A. Gedung Kantor DPR-RI Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta, luas lantai 51.000 m2 lantai

dan 1 basement.

B. Elektrindo Nusantara Jl. H. Abdul Rohim Jakarta, luas lantai 38.000 m2, 19 lantai dan

1 basement.

C. Centris Plaza Jl. HR Rasuna Said Jakarta, luas lantai 17.000 m2, 16 lantai dan 1

basement.

D. Plaza Exim (Kantor Pusat Bank Mandiri) Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta, luas lantai

90.000 m2, 32 lantai dan 2 basement.

E. Bank Indonesia Gedung C Jl. MH. Thamrin Jakarta, luas lantai 29.400 m2, 10 lantai

dan 2 basement.

F. Iwari International Hotel Jl. Cikini Raya Jakarta, luas lantau 12.500 m2, 13 lantai dan

1 basement.

G. Sahid Palace Executive Apartment Jl. Jend. Sudirman Jakarta, luas lantai 60.000 m2,

26 x 2 lantai dan 2 basement.

H. Mitra Sunter Apartement Jl. Yos Sudarso, Jakarta, luas lantai 35.000 m2, 17 x 2

lantai dan 1 basement.

I. Gedung Litbang dan Wisma Bidakara Jl. MT. Haryono Jakarta, luas lantai 30.000 m2,

12 lantai dan 1 basement.

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaaan

Dalam perkembangannya PT CIRIAJASA merumuskan visi dan misinya sebagai

berikut :

1. VISI :

Sebagai perusahaan yang bertumbuh kembang unggul dan terpercaya dengan bertumpu

pada potensi tenaga ahli yang profesional

Page 4: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

67

2. MISI :

1. Menjalankan bisinis konsultan dalam bidang manajemen konstruksi yang berorientasi

pada kepuasan pelanggan

2. Menjadikan tenaga kerja profesional untuk meningkatkan kualitas pekerjaan

3. Menjalankan kegiatan usahan yang berwawasan lingkungan

4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi memiliki peranan penting dalam perusahaan, karena dari struktur

organisasi tersebut dapat diperoleh gambaran yang jelas mengenai bentuk kepemimpinan

dan gaya manajerial serta pembagian tugas dan tanggung jawab yang ada dalam

perusahaan.

Organisasi yang baik adalah apabila dalam organisasi terdapat sistem manajemen

yang cepat, baik secara horizontal maupun vertikal, karena organisasi merupakan gabungan

orang-orang dalam satu kesatuan yang berusaha untuk mencapai tujuan.

PT. CIRIAJASA CM memiliki struktur organisasi yang berbentuk garis (line

organization) yaitu kekuasaan mengalir dari atasan secara langsung kepada bawahan pada

suatu atau beberapa tingkat manajerial. Dalam struktur organisasi garis (line organization)

bila terbentuk secara horizontal maka bagian paling kiri memiliki kekuasaan yang lebih besar

dari bagian kanan, atau bila diartikan bagian kiri merupakan pimpinan bagi bagian kanan dan

bila berbentuk vertikal maka kekuasaan yang paling besar berada di bagian paling atas terus

ke bawah. Bagan struktur organisasi PT CIRIAJA CM dapat dilihat pada lampiran 1.

Adapun Job description dari jabatan-jabatan yang ada pada personil konsultan

manajemen konstruksi PT. CIRIAJASA dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Manager Konstruksi

Page 5: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

68

a. Menjalankan tugas pengawasan secara professional sesuai dengan lingkup yang

diberikan pemilik proyek, dan bersama-sama unsur proyek lain, bertanggung

jawab atas terpenuhinya sasaran proyek sebagaimana telah ditetapkan

b. Rincian tugas :

1. Menyusun program-program proyek secara terperinci sejak masa pembuatan

dokumen pelelangan hingga masa akhir proyek, berdasarkan program yang

telah ditetapkan.

2. Memimpin fungsi-fungsi pengendalian pelaksanaan fisik di lapangan meliputi

:

a) Komunikasi langsung dengan pihak memberi tugas atau pimpinan

proyek untuk melaporkan kegiatan pelaksanaan

b) Penetapan terhadap koreksi-koreksi teknis dan biaya bila terjadi

penyimpangan

c) Memberikan sertifikat untuk pembayaran termin-termin kontraktor

d) Membuat laporan-laporan periodik tentang perkembangan dan kemajuan

proyek yang mencakup aspek-aspek biaya, waktu, kualitas, dan hal-hal

lain yang berkaitan dengan analisa serta saran-saran yang perlu

ditempuh oleh pimpinan proyek.

e) Dalam menjalankan tugasnya yang bersangkutan bertanggung jawab

kepada Direksi Perusahaan

2. Team Leader (Resident Engineering/RE)

Team Leader mempunyai fungsi dan tugas sebagai berikut :

Page 6: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

69

a. Menyiapkan program-program penanganan proyek sejak tahap awal hingga

penyelesaian yang antara lain mencakup: program fisik, program biaya, program

personil, program peralatan dan lain-lain.

b. Menyiapkan sistem informasi manajemen yang antara lain mencakup rencana

rancangan organisasi proyek, prosedur-prosedur pengoperasian standar dan

sebagainya.

c. Menyiapkan rencana pelaksanaan konstruksi yang meliputi metode teknis

pelaksanaan, perencanaan biaya, jadwal konstruksi.

d. Memimpin penyelenggaraan rapat-rapat koordinasi proyek, mencakup rapat-

rapat teknis, rapat site (technical and site meeting).

e. Memimpin dan mengkoordinasikan seluruh tenaga ahli dan staf penunjang yang

bertugas dalam team MK pada proyek bersangkutan.

3. Tenaga Ahli

Bertugas dan bertanggung jawab atas:

a. Membantu Resident Engineering dengan perencanaan dan biaya pelaksanaan.

b. Melaksanakan penelitian dan pemeriksaan atas produk-produk desain pada

setiap tahapan, ditujukan pada kepentingan implementasi pelaksanaan dengan

berpegang pada faktor constructability keteknikan pada umumnya.

c. Membantu project manager memberikan masukan-masukan dalam rangka

penyusunan construction planning yang mencakup construction site planning,

perencanaan biaya dan jadwal konstruksi.

d. Melaksanakan pengendalian mutu, biaya dan waktu terhadap seluruh atau

sebagian produk pelaksanaan proyek yaitu dengan cara-cara antara lain

Page 7: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

70

melakukan inspeksi, memasukkan evaluasi, jadwal waktu dan analisa serta

updating.

e. Menyampaikan saran-saran pemecahan permasalahan atau langkah-langkah

koreksi penyempurnaan.

4.2 Analisis Perencanaan

4.2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektifitas Perencanaan dan

Pengendalian Biaya

Dalam prakteknya, PT. CIRIAJASA mempertimbangkan faktor-faktor berikut dalam

melakukan perencanaan proyek yang dikerjakannya.

1. Waktu penyelesaian suatu proyek.

2. Tersedianya tenaga kerja dan material konstruksi.

3. Biaya tenaga dan material konstruksi.

4. Koordinasi antar unit kerja suatu proyek.

Berikut adalah penjabaran dari masing-masing faktor diatas:

1. Waktu penyelesaian suatu proyek.

Dalam merencanakan waktu penyelesaian proyek, PT. CIRIJASA memanfaatkan software

Project Artemis View modul Critical Path Method (CPM). Dengan CPM, PT. CIRIAJASA

bisa menentukan (a) mengidentifikasikan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan

suatu paket pekerjaan, (b) mengidentifikasi saling ketergantungan antara paket-paket

pekerjaan, (c) menghitung lintasan kritis. Penentuan waktu penyelesaian suatu proyek ini

sedemikian penting, karena merupakan refleksi dari penggunaan bahan baku dan tenaga

kerja yang diukur dengan satuan mata uang. Setiap hari keterlambatan penyelesaian

proyek, berujung kepada membengkaknya biaya yang harus ditanggung oleh PT.

CIRIAJASA. Untuk itu, penyelesaian proyek yang tepat waktu atau lebih cepat dari

Page 8: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

71

waktu yang dijadualkan, tanpa mengabaikan kualitas pekerjaan, menunjukkan bahwa

efektifitas perencanaan telah tercapai.

2. Tersedianya tenaga kerja dan material konstruksi.

Tenaga kerja langsung untuk pelaksana lapangan (buruh kasar) yang dimiliki oleh

perusahaan rata-rata merupakan tenaga kerja musiman yang datang dari daerah diluar

Jabotabek. Dengan demikian, jika memasuki bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri, proyek

bisa terhenti sama sekali. Pengerjaan proyek akan dilanjutkan sesudah Idul Fitri selesai.

Adalah menjadi tanggung jawab masing-masing pengawas pekerjaan yang

mendelegasikan kepada setiap mandor yang ada di bawah wewenangnya untuk mencari

buruh harian yang sudah berpengalaman mengerjakan bangunan. Mandor yang sudah

berpengalaman biasanya memiliki anak buah yang bisa dihubungi dan direkrut sewaktu-

waktu seandainya ada proyek. Jadi disini, mandor adalah lini terbawah dari struktur

organisasi proyek. Mandor adalah wakil dari PT. CIRIAJASA dalam berhadapan dengan

para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja, adalah

tugas mandor untuk segera mencari penggantinya tanpa perlu menunggu instruksi dari

atasannya.

Untuk memenuhi deadline yang sudah ditetapkan, pekerjaan dilakukan secara 24 jam

yang dibagi menjadi 3 shift. Setiap shift terbagi menjadi 8 jam. Implikasi dari adanya 3

shift ini adalah meniadakan jumlah karyawan yang lembur dan dengan demikian tidak

akan ada biaya lembur. Lembur hanya mungkin terjadi jika buruh sakit. Mandor harus

memiliki laporan harian yang berisi jumlah tenaga kerja yang hadir dan material yang

sudah digunakan dan dalam stock. Dengan demikian, keterlambatan proyek dapat

dimonitor dan ditindak lanjuti secara harian pula.

Faktor penting yang berkaitan dengan bahan baku adalah kelancaran pengiriman barang.

PT. CIRIAJASA membagi suppliernya secara garis besar menjadi 2, yaitu supplier yang

Page 9: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

72

menghasilkan barang yang bersifat khusus dan supplier yang produk-produknya bisa

ditemukan secara bebas dipasaran. Untuk barang yang bersifat khusus, PT. CIRIAJASA

melakukan pemesanan terlebih dahulu sesuai dengan spesifikasi/dimensi dari produk.

Misalnya pemesanan terhadap elevator yang spesifikasinya dirancang khusus sesuai

dengan gedung yang sedang dibangun. Produk elevator hanya dihasilkan oleh beberapa

produsen yang berlokasi di luar negeri. Untuk itu, PT. CIRIAJASA menghubungi

perwakilan resminya yang ada di Jakarta dan pemesanan dilakukan melalui mereka.

Pengiriman elevator disesuaikan dengan jadual konstruksi.

Untuk produk yang bisa ditemui di pasaran lokal dengan mudah, PT. CIRIAJASA

diuntungkan oleh regulasi pemerintah dimana persaingan bebas sudah diijinkan.

Misalnya untuk pengadaan semen. PT. CIRIAJASA bisa memesan semen dari produsen

yang berbeda-beda dengan masa pengiriman 1 hari. Dengan demikian PT. CIRIAJASA

tidak khawatir jika terjadi kekurangan stock atau kelangkaan semen di pasar. Secara

keseluruhan, manajemen proyek menerapkan JIT untuk menghindari pemborosan

terhadap keuangan PT. CIRIAJASA.

3. Biaya tenaga kerja dan material konstruksi.

Dalam menetapkan tarif upah, PT.CIRIAJASA menggunakan tarif upah yang selama ini

berlaku umum di proyek konstruksi. Jadi tarif upah ini tidak mempertimbangkan sama

sekali upah minimum propinsi DKI Jakarta dari tahun ke tahun mengalami kenaikan yang

besarnya ditentukan oleh pemerintah DKI Jakarta sendiri, sesuai dengan pertimbangan-

pertimbangan dan peraturan-peraturan yang berkaitan dengannya. Karena upah yang

ditetapkan secara internal ini, maka PT. CIRIAJASA tidak khawatir terhadap kenaikan

biaya upah yang bisa mengakibatkan membengkaknya biaya proyek. Biaya standar upah

ini sudah ditetapkan di awal jauh sebelum proyek dimulai. Untuk mengetahui besarnya

Page 10: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

73

biaya upah yang sudah dikeluarkan, mandor memiliki daftar hadir buruh. Dengan daftar

hadir buruh itu, pembayaran upah buruh dilakukan secara mingguan.

Secara umum harga bahan baku bangunan termasuk peralatan transportasi, elektrikal,

telekomunikasi, sanitasi dan sebagainya tidak pernah stabil, cenderung mengalami

kenaikan. Unsur utama penentu kenaikan biaya material adalah nilai tukar rupiah

terhadap dolar Amerika Serikat. Untuk produk yang harus diimpor, seperti elevator,

telekomunikasi, pendingin ruangan, tata suara dan sebagainya, PT. CIRIAJASA

menggunakan jasa perbankan untuk melakukan transaksi impor. Bank guarantee akan

diterbitkan oleh bank dimana PT. CIRIAJASA memiliki rekening, dan digunakan sebagai

jaminan transaksi. Untuk produk-produk yang bisa ditemui secara lokal, PT. CIRIAJASA

melakukan pemesanan secara partai besar langsung ke pabrikan, sehingga bisa

mendapatkan harga yang relatif murah. Misalnya untuk semen, dengan melakukan

pembelian dalam partai besar PT. CIRIAJASA bisa mendapatkan harga semen per saknya

Rp30.000,-, sementara harga ecerannya adalah Rp34.000,- per sak.

4. Koordinasi antar unit kerja suatu proyek.

Untuk keefektifan koordinasi, semua unsur yang terlibat di dalam pekerjaan konstruksi

harus mematuhi jadual yang sudah ditetapkan oleh PT. CIRIAJASA. Suatu pekerjaan

tidak boleh menghalangi pekerjaan lain yang sedang atau akan dijalankan.

Selain itu, PT. CIRIAJASA, juga menyewa tenaga kerja yang cukup profesional

dibidangnya. Dengan profesionalisasi ini, seorang buruh betul-betul memahami

pekerjaan yang ditanganinya, sehingga tidak ada waktu yang terbuang untuk melakukan

proses mempelajari pekerjaan. Implikasi lainnya, seorang buruh tidak mungkin berada di

proyek sepanjang masa proyek sedang dikerjakan. Misalnya, buruh yang bekerja

sebagai tukang batu dan sudah selesai masa kerjanya tidak akan dipindahkan ke

pekerjaan yang mengurusi kelistrikan, dan demikian pula sebaliknya. Dengan selesainya

Page 11: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

74

pekerjaan menjadi tukang batu, maka berakhir pula kontrak pekerjaannya dan buruh

tersebut harus keluar dari lingkungan proyek. Pengerahan dan pengaturan sumber daya

manusia harus dilaksanakan secara tegas, sebagai perwujudan dari koordinasi antar unit

kerja suatu proyek.

4.2.2 Penentuan Jalur Kritis dengan CPM dan Slack

Dengan melihat penjelasan mengenai event maka dapat diterapkan dalam tabel proyek

pembangunan gedung sekretariat jendral Departemen Keuangan Republik Indonesia

(DEPKEU RI) kapan kejadian dimulai untuk melaksanakan proyek sampai pada tahapan

penyelesaian proyek akan di jelaskan dalam tabel di bawah ini

Tabel 4.1. Jadual Pelaksanaan Proyek

Kegiatan KeteranganKegiatan

yang mendahului

waktu (hari) ES EF

A Proses Surat PerintahKerja (SPK)

-0 9-Jun-05

B Pekerjaan Persiapan A 25 10-Jun-05 5-Jul-05C Pekerjaan penggalian

tanah & pancangpondasi B 65 6-Jul-05 11-Sep-05

D Pekerjaan DewateringC 10 10-Jul-05 20-Jul-05

E Pekerjaan Basement B 19 12-Sep-05 1-Oct-05F Pekerjaan instalasi

MEP(Mechanical Electrical Plumbing) E 290 13-Sep-05 11-Sep-06Pekerjaan lantai DasarI F 13 2-Oct-05 15-Oct-05Pekerjaan lantai DasarII F 6 14-Nov-05 20-Nov-05

H Pekerjaan lt 1-20 G 140 21-Nov-05 11-Apr-06I Pekerjaan atap H 12 12-Apr-06 24-Apr-06J Pekerjaan Arsitektur &

finishing I 115 25-Apr-06 20-Aug-06K Pekerjaan landscape J 26 21-Aug-06 17-Sep-06L Testing commisioning

K 8 18-Sep-06 26-Sep-06

729Total Hari Pengerjaan Proyek

G

Keterangan :

Dengan melihat tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pekerjaan dapat dimulai sesudah

menerima SPK pada tanggal 9 Juni 2005, total hari dari 12 paket pekerjaan adalah sebesar

Page 12: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

75

729 hari dan direncanakan berakhir tanggal 26 September 2006. Pekerjaan G terdapat

waktu kosong sekitar 1 bulan dalam rangka bulan puasa dan Idul Fitri.

Dari tabel diatas jika menggunakan metode CPM dapat di gambarkan dihalaman berikutnya:

Keterangan:

Dari gambar dibawah dapat disimpulkan bahwa pada pelaksanaan proyek bangunan gedung

yang perlu dilakukan adalah pertama proses Surat Perintah Kerja (SPK) (kegiatan A), setelah

itu pekerjaan persiapan (kegiatan B), pekerjaan penggalian tanah & pondasi tiang pancang

(kegiatan C), pekerjaan dewatering (kegiatan D), melakukan pekerjaan basement (kegiatan

E), pekerjaan instalasi MEP (kegiatan F), pekerjaan lantai dasar (kegiatan G), pekerjaan lt

mezzanine -20 (kegiatan H), pekerjaan atap (kegiatan I), pekerjaan arsitektur & finishing

(kegiatan J), pekerjaan landscape (kegiatan K) dan terakhir adalah pekerjaan testing &

commisioning (kegiatan L) dan sesudah itu dianggap selesai.

Secara ringkas, rencana penyelesaian proyek konstruksi ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.2 Waktu Penyelesaian Proyek

Simbol Kegiatan ES EF Durasi

A 9-Jun-05 - B 10-Jun-05 5-Jul-05 25 C 6-Jul-05 11-Sep-05 65 D 10-Jul-05 20-Jul-05 10 E 12-Sep-05 1-Oct-05 19 F 13-Sep-05 11-Sep-06 290

2-Oct-05 15-Oct-05 13 14-Nov-05 20-Nov-05 6

H 21-Nov-05 11-Apr-06 140 I 12-Apr-06 24-Apr-06 12 J 25-Apr-06 20-Aug-06 115 K 21-Aug-06 17-Sep-06 26 L 18-Sep-06 26-Sep-06 8

729

Rencana

Total hari kerja

G

Sumber: PT. CIRIAJASA

Page 13: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

76

Mulai

A. Pemberian SPK

B. Pekerjaan persiapan

D. Pekerjaan dewatering

C. Pekerjaan penggalian tanah & pondasi tiang pancang E. Pekerjaan

basement

F. Pekerjaan instalasi MEP

G. Pekerjaan lt dasar

H. Pekerjaan lt mezzanine -20

I. Pekerjaan atap

J. Pekerjaan arsitektur & finishing

K. Pekerjaan landscape

L. Testing & Commissioning

Selesai Gambar 4.1 AON dari Proyek Pembangunan Gedung Sekretariat Jendral Depkeu

Page 14: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

77

Tabel diatas menunjukkan urut-urutan paket pekerjaan proyek. Pekerjaan dummy

diidentifikasi di saat proyek dimulai dan berakhir.

Dari tabel diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Total hari kerja antara rencana dengan aktual adalah sama, yaitu 729 hari.

2. Pekerjaan konstruksi lantai dasar (G) terhenti selama sebulan, karena adanya puasa

dan Idul Fitri dari tanggal 16 Oktober hingga 13 November 2006.

3. Proyek direncanakan sudah diserah terimakan kepada Departemen Keuangan pada

tanggal 26 September 2006.

Dengan menggunakan forward pass dan backward pass, dapat ditentukan paket pekerjaan

yang mulai terdahulu (ES), selesai terdahulu (EF), mulai terakhir (LS) dan selesai terakhir

(LF). Selanjutnya adalah menghitung besarnya slack. Rumus untuk menghitung slack adalah

sebagai berikut:

Slack = latest start (LS) – earliest start (ES) atau

Slack = latest finish (LF) – earliest finsih (EF).

Dalam analisa ini, rumus yang diterapkan adalah yang pertama (LS – ES).

a. Earliest Start Time (ES)

Earliest Start Time adalah waktu tercepat untuk bisa memulai kegiatan dengan waktu

normal, tanpa mengganggu kegiatan yang lain. Misalnya dalam Tabel 4.2 ES untuk

kegiatan (B) adalah 25. ES untuk kegiatan (C) adalah 65 hari, sebab pekerjaan ini baru

dapat dimulai setelah pekerjaan (B) yang memerlukan waktu 25 hari selesai. ES untuk

kegiatan (E) adalah 19 hari, sehingga total hari adalah 109 ( = 25+65+19).

Perhitungan ES dan EF dapat dilihat pada contoh berikut yakni kegiatan permulaan A

memiliki ES 0 EF masing-masing kegiatan tersebut adalah :

Page 15: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

78

Kegiatan A: ES =0 EFa=ESa+ta =0+0 = 0

Kegiatan B: ES =25 EFb=ESb+tb =0+25 =25

Kegiatan C: ES =65 EFc=ESc+tc = 25+65 =90

Kegiatan D: ES=10 EFd=ESd+td =90+10 =100

Kegiatan E ES =19 Efe=Ese+te=90+19 =109

Gambar 4.2 Penentuan ES dan EF

Keterangan :

Dari gambar diatas ES nya adalah 0 dari kegiatan A dan untuk EFnya adalah pada

kegiatan akhir yaitu kegiatan E memerlukan waktu 19 hari jadi ES kegiatan E dikerjakan

pada hari ke90, jadi EF kegiatan E dapat selesai dikerjakan pada hari ke 109

Earliest Finish Time (EF)

Earliest Finish Time adalah waktu paling cepat untuk dapat menyelesaikan suatu

kegiatan menggunakan waktu normal tanpa mengganggu pekerjaan-pekerjaan yang lain.

Misalnya EF untuk kegiatan (A) adalah 0, EF untuk kegiatan (B) adalah 25 hari, EF

kegiatan (C) adalah 65 hari, dan EF untuk kegiatan (E) adalah 19 hari, karena untuk

dapat mengerjakan kegiatan (A-B-C) yang memerlukan waktu 109 hari harus sudah

selesai.

b. Latest Start Time (LS)

A. B.

D.

C. E. 0 25 90 109

10

25 65 19

ES EF

Page 16: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

79

Latest Start Time adalah waktu paling lambat untuk bisa memulai kegiatan dengan

waktu normal, tanpa mengganggu kegiatan-kegiatan yang lain. Misalnya pada gambar

4.3, jalur kritis pada network tersebut adalah (E-G-H). Sesuai dengan jalur kritis, waktu

untuk mengerjakan pekerjaan itu 109 hari, untuk menyelesaikan kegiatan (H) hanya

memerlukan 140 hari, oleh karena itu kegiatan itu masih bisa selesai pada akhir hari ke

128 apabila mengerjakannya paling lambat setelah 19 hari(128-19). Jadi LS untuk

kegiatan (E) adalah 109 hari.

c. Latest Finish Time (LF)

Latest Finish Time adalah waktu paling lambat untuk menyelesaikan kegiatan dalam

waktu normal, tanpa mengganggu kegiatan-kegiatan yang lain.

analisa ini digunakan untuk mengetahui hubungan variable X efektivitas perencanaan

biaya dengan variable Y besarnya biaya produksi. Dengan analisis regresi liniear, maka

dapat diketahui seberapa besar perubahan dalam biaya produksi. Sebagai contoh LF

untuk kegiatan (L) adalah akhir hari ke 429. jika pada akhir hari ke 421 tidak selesai,

maka kegiatan-kegiatan berikutnya akan tertunda. Lihat gambar 4.3.

Gambar 4.3 penentuan LS dan LF

E.

F.

G. H. I J. K.

L 429

1158

421

26

395 280

12

268

140

128

19

109

290

LF

LS

Page 17: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

80

Proses “Forward Pass” menghasilkan waktu tercepat yang diharapkan dapat untuk

memulai dan selesainya suatu kegiatan. Notasi yang digunakan dalam Forward Pass

adalah sebagai berikut:

a) D(x) = estimate of duration for activity X

b) ES(x) = earliest (expected) start time for activity X

c) EF(x) = earliest (expected) finish time for activity X

d) S = project start time

Aturan-aturan yang mendefinisikan proses perhitungan Forward Pass disebut algorithm.

Ada tiga aturan:

1) Waktu mulai tercepat atau ES bagi kegiatan dimana tidak ada kegiatan yang

mendahuluinya disebut sebagai waktu mulai proyek.

2) Suatu kegiatan tidak dapat dimulai sebelum kegiatan-kegiatan yang mendahuluinya

selesai, sehingga ES bagi kegiatan yang bukan kegiatan permulaan sama dengan EF

maksimum.

3) EF suatu kegiatan sama dengan ES ditambah dengan dummynya

Rumus-rumus yang dipergunakan dalam perhitungan biaya adalah sebagai berikut :

1) Biaya pelaksanaan sebenarnya (BPS)

BPS = Biaya Satuan Persatuan waktu x Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Sebenarnya.

2) Biaya Anggaran Pelaksanaan Pekerjaan (BAPP)

BAPP = Biaya satuan menurut anggaran persatuan waktu x Waktu Pelaksanaan yang

direncanakan.

3) Biaya Anggaran Pelaksanaan Sebenarnya (BAPS)

BAPS = Biaya Satuan Menurut anggaran persatuan x Waktu pelaksanaan pekerjaan

sebenarnya.

Page 18: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

81

Penghitungan slack ditunjukkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.3 Perhitungan Slack

Simbol Mulai Selesai Mulai Selesai Slack Pada Kegiatan Durasi Terdahulu Terdahulu Terakhir Terakhir (LS - ES) Jalur

ES EF LS LF KritisA - - - B 25 - 25 - 25 - YaC 65 25 90 25 90 - YaD 10 90 100 80 90 (10) TidakE 19 90 109 90 109 - YaF 290 109 399 131 421 22 TidakG 19 109 128 109 128 - YaH 140 128 268 128 268 - YaI 12 268 280 268 280 - YaJ 115 280 395 280 395 - YaK 26 395 421 395 421 - YaL 8 421 429 421 429 - Ya

Sumber: Data dari PT. CIRIAJASA yang sudah diolah

Tabel perhitungan slack diatas menjelaskan sebagai berikut:

1. Total waktu kritis penyelesain proyek adalah sebanyak 429 hari.

2. Pekerjaan tanpa slack adalah pekerjaan yang dilewati jalur kritis.

3. Terdapat dua paket pekerjaan yang memiliki waktu slack, yaitu paket pekerjaan D

dan F.

Dengan demikian, secara keseluruhan alur pekerjaannya digambarkan sebagai berikut:

Page 19: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

82

Gambar: Jalur Kritis Proyek dan Aktifitas Dummy

Keterangan:

a. Huruf H menunjukkan paket pekerjaan.

b. Angka 128 disamping kiri huruf H adalah earliest start (ES).

c. Angka 268 disamping kanan huruf H adalah earliest finish (EF)

d. Angka 140 adalah lamanya pekerjaan H.

e. Angka 128 disamping kiri bawah huruf H adalah latest start (LS)

f. Angka 268 disamping kanan bawah huruf H adalah latest finish (LF)

Gambar diatas menunjukkan bahwa

1. Telah diidentifikasi jalur kritis pekerjaan yang ditunjukkan dengan panah yang

dicetak tebal.

2. Terdapat 2 pekerjaan yang tidak terletak di jalur kritis, yaitu paket pekerjaan D dan

F.

Mulai

0 A 0 0 0 0

0 B 25 25 0 25

25 C 90 65 25 90

90 E 109 19 90 109

421 L 429 8 421 429

109 F 399 290 131 421

395 K 421 26 395 421

280 J 395 115 280 395

268 I 280 12 268 280

128 H 268 140 128 268

109 G 128 19 109 128

90 D 100 10 80 90

Selesai

128 H 268 140 128 … 268

Page 20: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

83

4.2.3 Jenis biaya dalam Perencanaan dan Pengendalian Proyek

Biaya untuk melaksanakan proyek ini secara garis besar dibagi menjadi 2, yaitu biaya tenaga

kerja dan biaya material.

Biaya tenaga kerja terdiri dari:

1. Tenaga kerja buruh

2. Tenaga kerja pengawas

Princian biaya dari tenaga kerja buruh dan pengawas ditunjukkan pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.4 Rencana Biaya tenaga Kerja

No Uraian Satuan Harga Sat Rp.1 Tukang Gali hari 30,000.00 2 Pekerja hari 25,000.00 3 Tukang batu hari 35,000.00 4 Tukang kayu hari 35,000.00 5 Tukang besi hari 35,000.00 6 Tukang cat hari 37,500.00 7 Tukang plumbing hari 37,500.00 8 Tukang listrik hari 37,500.00 9 Tukang AC hari 37,500.00

10 Tukang las hari 37,500.00 11 Kepala tukang hari 35,000.00 12 Mandor hari 45,000.00 13 Mekanik hari 35,000.00 14 Operator hari 45,000.00

Sumber: Data dari PT. CIRIAJASA yang sudah diolah

Biaya material berupa biaya untuk memperoleh bahan baku seperti semen, besi batang, batu

bata, plat beton, dinding cor, baut, dan bahan pembantu lainnya seperti paku, sekrup, mur,

kawat dsb.

Secara total nilai proyek diperkirakan adalah sebesar Rp 189.903.880.000 tidak termasuk

PPN. Perincian nilai proyek bisa dilihat di tabel di bawah ini:

Page 21: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

84

Tabel 4.5. Nilai Proyek per paket kegiatan dan totalnya Simbol Nama Kegiatan Nilai Rupiah

B Pekerjaan Persiapan 376,000,000 C Pekerjaan penggalian tanah & pancang pondasi 16,762,200,000 D Pekerjaan Dewatering 65,000,000 E Pekerjaan Basement 23,308,100,000

FPekerjaan instalasi MEP (Mechanical ElectricalPlumbing) 50,748,800,000

G Pekerjaan lantai Dasar 7,091,800,000 H Pekerjaan lt 2-20 28,162,200,000 I Pekerjaan atap 3,841,000,000 J Pekerjaan Arsitektur & finishing 52,500,000,000 K Pekerjaan landscape 1,973,900,000 L Testing commisioning (10% dari nilai MEP) 5,074,880,000

189,903,880,000 Total Nilai Proyek Sumber: PT. CIRIAJASA

Dengan nilai total proyek sebesar Rp 189.903.880.000 (tidak termasuk PPN), maka marjin

yang diraih adalah sebesar Rp 28.485.582.000 = Rp 189.903.880.000 x 15%.

Tabel struktur biaya diatas juga menunjukkan bahwa biaya tertinggi terdapat di dalam

pekerjaan arsitektur dan finishing (J) diikuti oleh pekerjaan instalasi MEP (F). Tingginya biaya

kedua jenis pekerjaan tersebut dikarenakan pekerjaan tersebut meliputi seluruh lantai

gedung, mulai dari basement hingga lantai 20.

Sebagai contoh, diambil pekerjaan lantai dasar (G), yang perinciannya adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.6. Perincian Biaya Pekerjaan Lantai Dasar (G) Sat Harga Unit Volume Total

G Pekerjaan Lantai DasarBeton K-350 m3 362,900.00 2,858 1,037,109,123 Besi BJTD kg 4,790.00 1,044,628 5,003,766,458 Baja WF-200 kg 7,800.00 830 6,475,814 Baut M-22 bh 8,200.00 167 1,373,023 Bekisting dan Perancah m2 75,700.00 13,779 1,043,075,581

7,091,800,000

Pekerjaan/Bahan Baku Utama

Total Sumber: PT. CIRIAJASA

Termasuk di dalam nilai pekerjaan sebesar Rp 7.091.800.000 adalah:

Page 22: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

85

1. Biaya tenaga kerja untuk menyelesaikan pekerjaan itu. Nilai tenaga kerja diperkirakan

sebesar 14% dari total nilai pekerjaan. Dalam pekerjaan G tersebut, maka nilai semua

tenaga kerja adalah Rp 992.852.000 (= 14% x Rp 7.091.800.000).

2. Marjin sebesar 15% yang ditetapkan PT. CIRIAJASA. Margin sebesar itu digunakan

terutama untuk menutupi biaya-biaya yang tidak bisa diukur dengan pasti, misalnya biaya

melobi pejabat. Selain itu, marjin tersebut diharapkan mampu menutupi denda jika

dikenakan oleh pemberi proyek.

4.2.4 Resiko Keterlambatan Penyelesaian Proyek dan Laba yang Diraih

Dalam kontrak kerja penyelesaian proyek, PT. CIRIAJASA diwajibkan untuk menyelesaikan

pekerjaannya sesuai dengan waktu yang dijanjikan. Keterlambatan dari waktu penyelesaian

akan dikenai denda sebesar 1 0/00 (satu per mil atau satu per seribu) setiap harinya hingga

maksimumnya 5% (lima persen) dari nilai kontrak yang disepakati.

Untuk PT. CIRIAJASA, setiap keterlambatan ini mengakibatkan dikenai denda

sebesar Rp 189.903.880 = (Rp 189.903.880.000 x 1 hari x 10/00 ) hingga Rp 9.495.194.000 =

(Rp189.903.880.000 x 5%) atau denda berlaku selama 50 hari. Dengan demikian marjin

keuntungan sebesar 15% atau Rp 28.485.582.000 bisa berkurang menjadi Rp

28.295.678.120 (jika dendanya hanya 1 hari) hingga turun sampai Rp 18.990.388.000 (jika

dendanya mencapai 5% atau terlambat 50 hari).

4.3 Analisa Pelaksanaan Proyek

4.3.1 Analisa Efektifitas Perencanaan Secara Umum

PT. CIRIAJASA telah melaksanaan pekerjaan proyek dengan memasukkan faktor-

faktor yang diperkirakan dapat mempengaruhi efektifitas perencanaan yaitu :

1. Waktu Penyelesaian Proyek

Page 23: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

86

2. Tenaga Kerja dan Material Konstruksi

3. Biaya Tenaga Kerja dan Material

4. Koordinasi antar Unit Kerja

Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing faktor diatas :

1. Waktu Penyelesaian Proyek

Manajemen melaksanakan pekerjaan sesuai master plan yang telah dibagi

menjadi dua bagian yaitu dalam bulanan dan mingguan. Dengan demikian

pengawasan pekerjaan hanya sampai tahap mingguan. Laporan keatasan

juga diberikan secara mingguan.

Dalam melaksanakan waktu penyelesaian suatu proyek terdapat penundaan

selama 47 hari (1 bulan, 17 hari). Keterlambatan yang terjadi dimulai dari

aktifitas G tahap ke 2 sesudah Idul Fitri. Akibat keterlambatan yang terjadi

maka seluruh aktifitas yang mengikutinya juga ikut terlambat.

2. Tenaga kerja dan material konstruksi

Menurut laporan yang ada banyak tenaga kerja langsung untuk pelaksana

lapangan (buruh kasar) yang ada pada PT.CIRIAJASA yang tidak melakukan

pekerjaannya, karena banyak para tenaga kerja yang tidak masuk pada saat

hari dimana mereka bekerja atau dapat juga disebabkan karena para tenaga

kerja malas dan tidak ada semangat bekerja karena pekerjaannya tertunda

akibat paket pekerjaan sebelumnya belum selesai. Dalam perencanaan

proyek terkadang para mandor selalu memesan bahan baku secara

berlebihan dan tidak penting sehingga akan berakibat banyak timbunan

material yang tidak terpakai dan menganggur.

3. Biaya Tenaga Kerja dan Material

Page 24: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

87

Dalam penetapan tarif upah yang diperoleh tenaga kerja dalam

melaksanakan suatu proyek adalah tetap sesuai rencana artinya biaya yang

di peroleh tenaga kerja tidak mengalami kenaikan ataupun penurunan yang

cukup drastis, begitupun juga dengan biaya material per unit jumlahnya

tetap tidak lebih ataupun kurang. Karena upah tenaga kerja perhari sudah

tetap sesuai rencana namun perlu juga diwaspadai oleh PT. CIRIAJASA

apabila sewaktu-waktu biaya akan melonjak tinggi ini disebabkan karena

bertambah lamanya waktu penyelesaian suatu proyek.

4. Koordinasi Antar Unit Kerja

Didalam keefektifan koordinasi, semua unsur yang terkait didalamnya harus

mematuhi aturan yang berlaku yang telah ditetapkan oleh PT. CIRIAJASA.

Namun pada akhirnya masing-masing unit kerja hanya mementingkan

pekerjaannya, tanpa memperdulikan dampak yang akan terjadi selanjutnya.

Hal ini menunjukkan bahwa para mandor dan pekerja buruh tidak

memahami secara benar pekerjaan yang ditanganinya sehingga pekerjaan

menjadi tidak selesai tepat pada waktunya. Selain itu terdapat beberapa

paket pekerjaan yang telah selesai, namun tidak segera diikuti oleh paket

pekerjaan berikutnya. Kondisi ini dikarenakan pemesanan bahan baku

material terlambat.

Pelaksanaan Pekerjaan di Jalur Kritis

Pelaksanaan pekerjaan ditunjukkan pada tabel berikut :

Page 25: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

88

Tabel 4.7 Waktu Pelaksanaan Proyek Simbol

Kegiatan ES EF DurasiA 9-Jun-05 - B 10-Jun-05 5-Jul-05 25 C 6-Jul-05 11-Sep-05 65 D 10-Jul-05 20-Jul-05 10 E 12-Sep-05 1-Oct-05 19 F 13-Sep-05 3-Nov-06 410

2-Oct-05 15-Oct-05 13 14-Nov-05 24-Nov-05 10

H 25-Nov-05 6-May-06 161 I 7-May-06 24-May-06 17 J 25-May-06 2-Oct-06 127 K 3-Oct-06 3-Nov-06 30 L 4-Nov-06 13-Nov-06 9

896

476

Rencana

Hari kerja tanpa dummy

Total hari kerja

G

Sumber: PT. CIRIAJASA

Dengan melihat tabel di atas menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan proyek mengalami

keterlambatan. Pekerjaan proyek yang mengalami keterlambatan dimulai dari aktifitas G

hingga aktifitas L. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Total hari kerja setelah pelaksanaan proyek adalah 896 hari.

2. Pekerjaan lantai dasar (aktifitas G) tahap 2 membutuhkan waktu selama 10 hari,

pekerjaan lantai 2 hingga 20 (aktifitas H) membutuhkan waktu selama 161 hari,

pekerjaan atap ( aktifitas I) membutuhkan waktu selama 17 hari, pekerjaan

arsitektur dan finishing (aktifitas J) membutuhkan waktu selama 127 hari, pekerjaan

landscape (aktifitas K) membutuhkan waktu selama 30 hari dan pekerjaan testing

dan commisioning (aktifitas L) membutuhkan waktu selama 9 hari.

3. Pelaksanaan proyek telah selesai pada tanggal 13 November 2006.

Setelah melihat analisa pelaksanaan proyek diatas maka dapat di terapkan rumus

perhitungan slack yang ditunjukkan pada tabel dibawah ini:

Page 26: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

89

Tabel 4.8 Perhitungan Slack 2 Simbol Mulai Selesai Mulai Selesai Slack Pada

Kegiatan Durasi Terdahulu Terdahulu Terakhir Terakhir (LS - ES) JalurES EF LS LF Kritis

A - - - B 25 - 25 - 25 - YaC 65 25 90 25 90 - YaD 10 90 100 80 90 (10) TidakE 19 90 109 90 109 - YaF 410 109 519 57 467 (52) TidakG 23 109 132 109 132 - YaH 161 132 293 132 293 - YaI 17 293 310 293 310 - YaJ 127 310 437 310 437 - YaK 30 437 467 437 467 - YaL 9 467 476 467 476 - Ya

Sumber : Data PT. CIRIAJASA yang sudah di aplikasikan

Tabel perhitungan slack diatas menunjukkan bahwa :

1. Setelah dilihat total waktu kritis penyelesaian proyek adalah sebesar 476 hari.

2. Dari aktifitas G hingga aktifitas L merupakan pekerjaan tanpa slack yaitu pekerjaan

yang dilewati oleh jalur kritis.

Maka secara keseluruhan jalur pekerjaan dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar : Jalur Kritis proyek dan Aktifitas Dummy setelah pelaksanaan proyek

Mulai

0 A 0 0 0 0

0 B 25 25 0 25

25 C 90 65 25 90

90 E 109 19 90 109

467 L 476 9 467 476

109 F 519 410 57 467

437 K 467 30 437 467

310 J 437 127 310 437

293 I 310 17 293 310

132 H 293 161 132 293

109 G 132 23 109 132

90 D 100 10 80 90

Selesai

Page 27: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

90

Gambar diatas menunjukkan bahwa

1. Terdapat jalur kritis pekerjaan yang ditunjukkan dengan panah yang dicetak tebal

mulai dari aktifitas A hingga aktifitas L.

2. Terdapat dua aktifitas dummy yaitu aktifitas awal dan akhir.

Pengendalian Biaya Proyek

Dalam mengendalikan suatu proyek diperlukan adanya biaya proyek untuk dapat mengetahui

besar kecilnya biaya yang dikeluarkan dan dapat dihemat atau tidak, sehingga dengan

adanya biaya proyek dapat dikendalikan. Biaya untuk mengendalikan suatu proyek secara

garis besar dibagi menjadi 2 bagian, yaitu biaya tenaga kerja dengan biaya material.

Biaya tenaga kerja terdiri atas 2 yaitu :

a. Tenaga kerja buruh

b. Tenaga kerja pengawas

Biaya tenaga kerja buruh dan tenaga kerja pengawas dibayar secara mingguan berdasarkan

upah harian yang ditunjukkan pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.9 Biaya tenaga Kerja

No Uraian Satuan Harga Sat Rp.1 Tukang Gali hari 30,000.00 2 Pekerja hari 25,000.00 3 Tukang batu hari 35,000.00 4 Tukang kayu hari 35,000.00 5 Tukang besi hari 35,000.00 6 Tukang cat hari 37,500.00 7 Tukang plumbing hari 37,500.00 8 Tukang listrik hari 37,500.00 9 Tukang AC hari 37,500.00

10 Tukang las hari 37,500.00 11 Kepala tukang hari 35,000.00 12 Mandor hari 45,000.00 13 Mekanik hari 35,000.00 14 Operator hari 45,000.00

Sumber: Data dari PT. CIRIAJASA yang sudah diolah

Page 28: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

91

Biaya material merupakan biaya untuk memperoleh bahan baku. Yang terdiri atas semen,

besi batangan, plat beton, baut, besi dan perancah, batu bata, dan sejumlah alat pembantu

lainnya seperti paku, sekrup, mur, kawat dan sebagainya.

Secara total nilai proyek yang didapat setelah di analisa dalam pelaksanaan proyeknya

sebesar Rp 206.826.216.700 biaya ini tidak termasuk kedalam PPN. Perincian biaya

pengendalian proyek dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.10 Biaya proyek per paket kegiatan dan totalnya

Sumber : PT. CIRIAJASA

Pengendalian biaya proyek mengalami peningkatan menjadi Rp 206.826.216.700 hal ini

disebabkan karena pada aktifitas-aktifitas tertentu ada biaya yang mengalami kenaikan

seperti aktifitas F yaitu pekerjaan instalasi MEP yang memerlukan biaya sebesar Rp

57.497.540.000 diikuti oleh aktifitas J yaitu pekerjaan arsitektur dan finishing yang

memerlukan biaya sebesar Rp 56.888.313.700 selanjutnya aktifitas H yaitu pekerjaan lantai

2-20 memerlukan biaya sebesar 32.372.438.500. Semua aktifitas tersebut mengalami

peningkatan karena bahan baku material yang dibutuhkan sangat banyak dan mahal.

Sebagai contoh, diambil pekerjaan lantai dasar (G), yang perinciannya adalah sebagai

berikut:

Simbol Nama Kegiatan Nilai RupiahB Pekerjaan Persiapan 375,862,200 C Pekerjaan penggalian tanah & pancang pondasi 16,761,200,000 D Pekerjaan Dewatering 65,345,200 E Pekerjaan Basement 23,286,977,300

FPekerjaan instalasi MEP (Mechanical ElectricalPlumbing) 57,497,540,000

G Pekerjaan lantai Dasar 7,721,336,100 H Pekerjaan lt 2-20 32,372,438,500 I Pekerjaan atap 3,995,477,300 J Pekerjaan Arsitektur & finishing 56,888,313,700 K Pekerjaan landscape 2,111,972,400 L Testing commisioning (10% dari nilai MEP) 5,749,754,000

206,826,216,700 Total Nilai Proyek

Page 29: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

92

Tabel 4.11 Biaya Pelaksanaan Pekerjaan G

Pekerjaan/Jenis Bahan Sat Harga Unit Volume TotalG Pekerjaan Lantai Dasar

Beton K-350 m3 363,700 2,950 1,072,915,000 Besi BJTD kg 5,210 1,053,786 5,490,225,060 Baja WF-200 kg 8,700 980 8,526,000 Baut M-22 bh 8,400 177 1,486,800 Bekisting dan Perancah m2 81,144 14,150 1,148,183,241

7,721,336,101 Total Sumber : PT. CIRIAJASA

Berdasarkan tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Nilai tenaga kerja diperkirakan sebesar 14% dari total nilai pekerjaan. Untuk pekerjaan G

nilai semua tenaga kerja adalah Rp 1.080.987.054 (= 14% x Rp 7.721.336.101).

2. Biaya material untuk aktifitas G adalah sebesar Rp 6.640.349.047 (Rp 7.721.336.101 - Rp

1.080.987.054)

Evaluasi Pelaksanaan Proyek

4.4.1 Evaluasi Secara Umum Antara Rencana dengan Pelaksanaan

Manajemen dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan master plan dibagi menjadi

rencana bulanan maupun mingguan. Masterplan dapat dibagi secara terperinci menjadi

rencana bulanan sedangkan rencana bulanan dapat diperinci lagi menjadi rencana mingguan.

Master plan tidak memiliki rencana harian. Dengan demikian, pengawasan hanya dilakukan

pengawasan hanya dapat dilakukan secara bulanan dan mingguan dan pengawasan secara

harian tidak dapat dilakukan.

Selain itu koordinasi antar paket pekerjaan sangat rendah kondisi ini disebabkan karena

kurangnya fasilitas atau perlengkapan yang dibutuhkan, seperti contoh kegiatan pekerjaan

lantai dasar (aktifitas G) telah selesai namun pekerjaan yang mengikutinya yaitu pekerjaan

lantai 2-20 (aktifitas H) belum siap sepenuhnya diselesaikan ini disebabkan karena bahan

Page 30: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

93

baku material tidak lengkap. Begitupun juga dengan kegiatan lain yang mengikutinya sampai

aktifitas L.

4.4.2 Evaluasi Pelaksanaan Pekerjaan di Jalur Kritis

Tabel yang diberikan dibawah dapat menjelaskan terdapatnya perbedaan antara total hari

kerja pada waktu rencana dengan waktu pelaksanaan, yaitu selama 167 hari. Sedangkan

untuk total hari kerja pada waktu rencana dan waktu pelaksanaan terdapat perbedaan

selama 47 hari. Untuk aktifitas F yaitu pekerjaan instalasi MEP terdapat selisih sebesar 120

hari.

Perbedaan selisih hari juga terlihat pada kegiatan yang terdapat pada jalur kritis yaitu

pekerjaan lantai 2-20 (aktifitas H) dan pekerjaan arsitektur dan finishing (aktifitas J). Pada

aktifitas H terdapat selisih hari sebesar 21 hari sedangkan pada aktifitas J mengalami selisih

sebesar 12 hari.

Tabel 4.12 Perbedaan Total Waktu Antara Rencana dan Pelaksana Simbol

Kegiatan ES EF Durasi ES EF DurasiA 9-Jun-05 - 9-Jun-05 - - B 10-Jun-05 5-Jul-05 25 10-Jun-05 5-Jul-05 25 - C 6-Jul-05 11-Sep-05 65 6-Jul-05 11-Sep-05 65 - D 10-Jul-05 20-Jul-05 10 10-Jul-05 20-Jul-05 10 - E 12-Sep-05 1-Oct-05 19 12-Sep-05 1-Oct-05 19 - F 13-Sep-05 11-Sep-06 290 13-Sep-05 3-Nov-06 410 (120)

2-Oct-05 15-Oct-05 13 2-Oct-05 15-Oct-05 13 - 14-Nov-05 20-Nov-05 6 14-Nov-05 24-Nov-05 10 (4)

H 21-Nov-05 11-Apr-06 140 25-Nov-05 6-May-06 161 (21) I 12-Apr-06 24-Apr-06 12 7-May-06 24-May-06 17 (5) J 25-Apr-06 20-Aug-06 115 25-May-06 2-Oct-06 127 (12) K 21-Aug-06 17-Sep-06 26 3-Oct-06 3-Nov-06 30 (4) L 18-Sep-06 26-Sep-06 8 4-Nov-06 13-Nov-06 9 (1)

729 896 (167)

429 476 (47)

G

Total hari kerja

Hari kerja tanpa dummy

Beda hariPelaksanaanRencana

Sumber : PT.CIRIAJASA

Hal ini disebabkan karena bahan baku terlambat untuk dipesan, sehingga pengiriman juga

mengalami keterlambatan. Selanjutnya Pekerjaan lantai dasar (aktifitas G) mengalami

keterlambatan yang tidak sesuai dengan yang telah direncanakan, hal ini disebabkan karena

adanya libur idul fitri dan juga keterlambatan pengiriman bahan baku, yang pada awalnya

Page 31: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

94

dapat selesai pada tanggal 20 November 2006 terlambat menjadi tanggal 24 November

2006. Begitupun juga dengan aktifitas yang lainnya sampai L.

Karena dalam pelaksanaan suatu proyek mengalami keterlambatan yang tidak diharapkan

maka proyek yang sudah direncanakan untuk diserah terimakan kepada Departemen

Keuangan pada tanggal 26 September 2006 mengalami perubahan menjadi tanggal 13

November 2006 (keterlambatan selama 9 hari) dari yang telah direncanakan.

4.4.3 Evaluasi Pengendalian Biaya Proyek

Biaya tenaga kerja buruh dan pengawas yang dihitung dalam satuan hari adalah tetap tidak

mengalami perubahan.

Tabel 4.13 Total Biaya Rencana dengan Pelaksanaan Proyek dalam satuan rupiah

Rencana Pelaksanaan SelisihB Pekerjaan Persiapan 376,000,000 375,862,200 137,800 C Pekerjaan penggalian tanah & pancang pondasi 16,762,200,000 16,761,200,000 1,000,000 D Pekerjaan Dewatering 65,000,000 65,345,200 (345,200) E Pekerjaan Basement 23,308,100,000 23,286,977,300 21,122,700

FPekerjaan instalasi MEP (Mechanical ElectricalPlumbing) 50,748,800,000 57,497,540,000 (6,748,740,000)

G Pekerjaan lantai Dasar 7,091,800,000 7,721,336,100 (629,536,100) H Pekerjaan lt 2-20 28,162,200,000 32,372,438,500 (4,210,238,500) I Pekerjaan atap 3,841,000,000 3,995,477,300 (154,477,300) J Pekerjaan Arsitektur & finishing 52,500,000,000 56,888,313,700 (4,388,313,700) K Pekerjaan landscape 1,973,900,000 2,111,972,400 (138,072,400) L Testing commisioning (10% dari nilai MEP) 5,074,880,000 5,749,754,000 (674,874,000)

189,903,880,000 206,826,216,700 (16,922,336,700) Total Nilai

Simbol Nama KegiatanNilai Rupiah

Sumber : PT.CIRIAJASA

Dengan melihat tabel diatas maka dapat diketahui bahwa total biaya proyek mengalami

kenaikan sebesar 16,8 milyar atau sebesar 8,8% dari Rp 189.903.880.000 (tidak termasuk

PPN) menjadi Rp 206.826.216.700. Kenaikan ini disebabkan karena pekerjaan instalasi MEP

(aktifitas F) mengalami selisih perbedaan antara biaya rencana dengan pelaksana yang

mengalami peningkatan cukup drastis sebesar Rp 6.748.740.000 diikuti oleh pekerjaan

arsitektur dan finishing (aktifitas J) sebesar Rp 4.388.313.700 dan pekerjaan lantai 2-20

Page 32: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

95

(aktifitas H) sebesar Rp 4.210.238.500. Untuk aktifitas B sampai E yaitu pekerjaan

persiapan,pekerjaan penggalian tanah dan pancang pondasi,pekerjaan dewatering dan

pekerjaan basemen waktu rencana dan pelaksana relatif dapat dikendalikan sebaliknya untuk

aktifitas G sampai L yaitu pekerjaan lantai dasar,lantai 2-20,pekerjaan arsitektur dan

finishing,pekerjaan lanscape,dan testing commisioning waktu rencana dan pelaksana sangat

sulit untuk dikendalikan.

Tabel berikut menggambarkan perbandingan antara biaya per unit dan volume bahan baku

untuk pekerjaan lantai dasar.

Tabel 4.14 Perbedaan Biaya per unit dan Volume Pekerjaan G

Sat Harga Unit Volume Harga Unit Volume Harga Unit VolumeG Pekerjaan Lantai Dasar

Beton K-350 m3 362,900 2,858 363,700 2,950 800 92 Besi BJTD kg 4,790 1,044,628 5,210 1,053,786 420 9,158 Baja WF-200 kg 7,800 830 8,700 980 900 150 Baut M-22 bh 8,200 167 8,400 177 200 10 Bekisting dan Perancah m2 75,700 13,779 81,144 14,150 5,444 371

Rencana PelaksanaanPekerjaan/Jenis Bahan

Selisih

Sumber : PT.CIRIAJASA

Dengan melihat tabel di atas maka dapat di simpulkan bahwa pada pekerjaan lantai dasar

(aktifitas G) untuk harga unit dan volume pada rencana dan pelaksanaan mengalami

peningkatan yang cukup tinggi. Keadaan ini menunjukkan bahwa penggunaan tenaga kerja

dan bahan baku material tidak efektif dan efisien. Yang dimaksud dengan penggunaan

tenaga kerja dan bahan baku material tidak efektif adalah bahwa tenaga kerja tidak bekerja

secara benar yang mengakibatkan banyak bahan baku material yang tidak terpakai sehingga

terjadi pemborosan. Pemborosan ini mengakibatkan biaya tenaga kerja dan material menjadi

meningkat sehingga tidak efisien. Misalnya untuk jenis bahan beton K-350 harga per unit

mengalami kenaikan sebesar 0,22% (800:362.900x100%) dan volume juga mengalami

kenaikan sebesar 3,2% (92:2.858x100%). Untuk jenis bahan besi BJTD harga per unit

mengalami kenaikan sebesar 8,7% (420:4.790x100%) dan volume mengalami kenaikan

sebesar 0,87% (9.158:1.044.028x100%). Untuk jenis bahan baja WF-200 harga per unit

Page 33: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

96

mengalami kenaikan sebesar 11,5% (900:7.800x100%) dan volume juga mengalami

kenaikan sebesar 18,0% (150:830x100%).

Tabel 4.15 Perbedaan Total Biaya Rencana dan Pelaksana Pekerjaan G

Sat Rencana Pelaksanaan SelisihG Pekerjaan Lantai Dasar

Beton K-350 m3 1,037,109,123 1,072,915,000 35,805,877 Besi BJTD kg 5,003,766,458 5,490,225,060 486,458,602 Baja WF-200 kg 6,475,814 8,526,000 2,050,186 Baut M-22 bh 1,373,023 1,486,800 113,777 Bekisting dan Perancah m2 1,043,075,581 1,148,183,241 105,107,659

7,091,800,000 7,721,336,101 629,536,101 Total

Pekerjaan/Jenis BahanTotal

Sumber : PT.CIRIAJASA

Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa total biaya pelaksanaan mengalami peningkatan

sebesar Rp 629.536.101 sehingga total biaya pekerjaan lantai dasar (aktifitas G) menjadi

sebesar Rp 7.21.336.101. Pengeluaran biaya terbesar terdapat pada penggunaan jenis

bahan besi BJTD yang menghabiskan dana sebesar Rp 486.458.602.

4.4.4 Evaluasi Keterlambatan Penyelesaian Proyek dan Laba yang Diraih

PT. CIRIAJASA mengalami keterlambatan dalam menyelesaikan proyek selama 47

hari. Setiap waktu keterlambatan dari waktu penyelesaian akan dikenakan denda sebesar 1

0/00 (satu per mil atau satu per seribu) setiap harinya. Setiap keterlambatan ini

mengakibatkan PT. CIRIAJASA dikenai denda sebesar Rp 8.925.482.360 = (Rp

189.903.880.000 x 47 hari x 10/00 ).

Tabel 4.16 perhitungan laba bersih

Keterangan Nilai Rp

Laba 15% dari nilai proyek 28,485,582,000

Denda terlambat 47 hari (8,925,482,360)

Pemborosan biaya (16,922,336,700)

Laba bersih 2,637,762,940 Sumber: Data yang diolah dari PT.CIRIAJASA

Tabel di atas menjelaskan mengenai ringkasan perhitungan laba bersih. PT. CIRIAJASA

menargetkan laba dari proyek sebesar 15% dari nilai proyek sebesar Rp 28.485.582.000.

Page 34: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

97

Selanjutnya PT. CIRIAJASA dikenakan denda sebesar Rp 8.925.482.360 karena pelaksanaan

proyek mengalami keterlambatan selama 47 hari dan dikurangi dengan pemborosan biaya

sebesar Rp 16.822.336.700. Sehingga total laba bersih secara keseluruhan sebesar Rp

2.637.762.940.

Alternatif Pelaksanaan Proyek

Dalam pelaksanaan proyek bangunan bertingkat terdapat dua alternatif yang dapat

digunakan yaitu:

1. Alternatif pertama dengan cara mempercepat waktu pelaksanaan proyek khususnya

pada aktivitas B (pekerjaan persiapan), aktivitas C (pekerjaan penggalian tanah dan

pancang pondasi), dan aktivitas E (pekerjaan basement).

2. Alternatif ke dua dengan cara mempercepat waktu pelaksanaan proyek khususnya

pada aktivitas H (pekerjaan lantai 2 hingga lantai 20), aktivitas I (pakerjaan atap),

aktivitas J (pekerjaan arsitektur dan finishing), dan aktivitas K (pekerjaan landscape).

4.5.1 Alternatif 1

Pada alternatif pertama pelaksanaan proyek bangunan bertingkat, dapat dilakukan

dengan cara mempercepat waktu pelaksanaan proyek untuk aktivitas B,C dan E. Seperti

yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

1. Waktu Pelaksanaan Proyek

Dari tabel dibawahs dapat dijelaskan bahwa total waktu pelaksanaan proyek yang telah

ada sebesar 476 hari. Namun dengan membuat alternatif pertama maka total hari kerja

tersebut dapat dipersingkat, yang semula berjumlah 476 hari menjadi sebesar 453

Page 35: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

98

hari,sehingga terdapat perbedaan total hari kerja antara pelaksanaan dengan alternatif

pertama sebesar 23 hari.

Tabel 4.17 Alternatif 1 dan WaktuPelaksanaan Proyek

Simbol Kegiatan ES EF Durasi ES EF Durasi

A 9-Jun-05 - 9-Jun-05 - - B 10-Jun-05 5-Jul-05 25 10-Jun-05 1-Jul-05 21 4 C 6-Jul-05 11-Sep-05 65 6-Jul-05 31-Aug-05 55 10 D 10-Jul-05 20-Jul-05 10 1-Sep-05 11-Sep-05 10 - E 12-Sep-05 1-Oct-05 19 1-Sep-05 15-Sep-05 14 5 F 13-Sep-05 3-Nov-06 410 2-Sep-05 12-Oct-06 400 10

2-Oct-05 15-Oct-05 13 16-Sep-05 5-Oct-05 19 (6) 14-Nov-05 24-Nov-05 10 - 10

H 25-Nov-05 6-May-06 161 6-Oct-05 15-Oct-05 9 - 14-Nov-05 16-Apr-06 152 -

I 7-May-06 24-May-06 17 16-Apr-06 3-May-06 17 - J 25-May-06 2-Oct-06 127 4-May-06 11-Sep-06 127 - K 3-Oct-06 3-Nov-06 30 12-Sep-06 12-Oct-06 30 - L 4-Nov-06 13-Nov-06 9 11-Oct-06 20-Oct-06 9 -

896 863 33

476 453 23

G

Total hari kerja

Hari kerja tanpa dummy

SelisihAlternatif IPelaksanaan

Sumber : PT.CIRIAJASA

Oleh karena itu total waktu pelaksanaan yang telah dipercepat ternyata masih mengalami

keterlambatan sebesar 32 hari dari rencana semula. Dalam alternatif pertama percepatan

waktu pelaksanaan proyek terjadi pada aktivitas B yang dipersingkat menjadi 4 hari meliputi

pekerjaan pembersihan lokasi, anti rayap sekeliling bangunan, dan mobilisasi serta

demobilisasi alat. Percepatan waktu pelaksanaan proyek juga terjadi pada aktivitas C

dipersingkat selama 10 hari dan aktivitas E yang dipersingkat selama 5 hari, masing-masing

aktivitas tersebut meliputi pekerjaan pengeboran bored pile, potong kepala bor epile, buang

galian lumpur dan bor, beton k-225, statis dan dinamis loading test (aktivitas C) sedangkan

aktivitas E meliputi pekerjaan galian tanah, beton K-350, waterproofing dinding dan lantai

basement dan floorhardner lantai basement. Untuk aktivitas G yaitu pekerjaan lantai dasar

dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Secara keseluruhan pada alternatif pertama waktu pelaksanaan proyek dapat digambarkan

sebagai berikut :

Page 36: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

99

Gambar : Jalur Kritis proyek dan alternatif 1 waktu pelaksanaan proyek setelah dipercepat

Dari gambar diatas menunjukkan bahwa jalur kritis yang ada masih sama dengan gambar

sebelumnya. Dari gambar tersebut juga terlihat perbedaan waktu pelaksanaan proyek untuk

aktivitas B,C dan E menjadi lebih pendek dari waktu pelaksanaan semula, dengan

dipercepatnya waktu pelaksanaan proyek untuk aktivitas B,C dan E maka total waktu proyek

menjadi lebih pendek yaitu sebesar 453 hari.

Pada tabel 4.18 dibawah dapat disimpulkan bahwa total biaya pelaksanaan proyek

mengalami perbedaan antara pelaksanaan dengan alternatif pertama yaitu dengan

melakukan percepatan waktu pelaksanaan proyek khususnya pada aktivitas B naik menjadi

11% yang meliputi pekerjaan pembersihan lokasi, anti rayap sekeliling bangunan, dan

mobilisasi serta demobilisasi alat.

Mulai

0 A 0 0 0 0

0 B 21 21 0 21

21 C 76 55 21 76

86 E 100 14

86 100

462 L 453 9 462 453

100 F 500 400 62 462

432 K 462 30 432 462

305 J 432 127

305 432

288 I 305 17 288 305

127 H 288 161 127 288

100 G 119 19 100 119

76 D 86 10 76 86

Selesai

Page 37: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

100

Tabel 4.18 selisih total biaya rencana pelaksanaan proyek dengan alternatif 1

Rencana Alternatif 1 SelisihB Pekerjaan Persiapan 376,000,000 417,489,790.6 (41,489,791) C Pekerjaan penggalian tanah & pancang pondasi 16,762,200,000 18,484,815,112 (1,722,615,112) D Pekerjaan Dewatering 65,000,000 65,345,200 (345,200) E Pekerjaan Basement 23,308,100,000 24,527,354,147 (1,219,254,147)

FPekerjaan instalasi MEP (Mechanical ElectricalPlumbing) 50,748,800,000 53,567,535,000 (2,818,735,000)

G Pekerjaan lantai Dasar 7,091,800,000 7,105,767,440 (13,967,440) H Pekerjaan lt 2-20 28,162,200,000 32,372,438,500 (4,210,238,500) I Pekerjaan atap 3,841,000,000 3,995,477,300 (154,477,300) J Pekerjaan Arsitektur & finishing 52,500,000,000 56,888,313,700 (4,388,313,700) K Pekerjaan landscape 1,973,900,000 2,111,972,400 (138,072,400) L Testing commisioning (10% dari nilai MEP) 5,074,880,000 5,356,753,500 (281,873,500)

189,903,880,000 204,893,262,090 (14,989,382,090)

Simbol Nama KegiatanNilai Rupiah

Total Nilai Sumber : PT.CIRIAJASA

Percepatan waktu pelaksanaan proyek juga terjadi pada aktivitas C yang naik sebesar 10%

begitu juga dengan aktivitas E yang mengalami kenaikan sebesar 5%, masing-masing

aktivitas tersebut meliputi pekerjaan pengeboran bored pile, potong kepala bored pile, buang

galian lumpur dan bor, beton k-225, statis dan dinamis loading test (aktivitas C) sedangkan

aktivitas E meliputi pekerjaan galian tanah, beton K-350, waterproofing dinding dan lantai

basement dan floorhardner lantai basement. Pada seluruh aktivitas yang telah dipercepat

hal ini dikarenakan oleh adanya penambahan tenaga kerja dan alat-alat sehingga biaya yang

dikeluarkan oleh ketiga aktivitas tersebut yaitu aktivitas B, C dan E mengalami kenaikan yang

cukup drastis.

Antara biaya yang direncanakan (Rp 189.903.880.000) dengan biaya pelaksanaannya (Rp

206.826.216.700), terdapat selisih biaya lebih sebesar Rp 16.922.336.700. Tabelnya telah

dijelaskan sebelumnya pada halaman 87.

Page 38: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

101

Tabel 4.19 selisih total biaya realisasi pelaksanaan proyek dengan alternatif 1

Pelaksanaan Alternatif 1 SelisihB Pekerjaan Persiapan 375,862,200 417,489,790.6 (41,627,591) C Pekerjaan penggalian tanah & pancang pondasi 16,761,200,000 18,484,815,112 (1,723,615,112) D Pekerjaan Dewatering 65,345,200 65,345,200 - E Pekerjaan Basement 23,286,977,300 24,527,354,147 (1,240,376,847)

FPekerjaan instalasi MEP (Mechanical ElectricalPlumbing) 57,497,540,000 53,567,535,000 3,930,005,000

G Pekerjaan lantai Dasar 7,721,336,100 7,105,767,440 615,568,660 H Pekerjaan lt 2-20 32,372,438,500 32,372,438,500 - I Pekerjaan atap 3,995,477,300 3,995,477,300 - J Pekerjaan Arsitektur & finishing 56,888,313,700 56,888,313,700 - K Pekerjaan landscape 2,111,972,400 2,111,972,400 - L Testing commisioning (10% dari nilai MEP) 5,749,754,000 5,356,753,500 393,000,500

206,826,216,700 204,893,262,090 1,932,954,610

Simbol Nama KegiatanNilai Rupiah

Total Nilai Sumber : PT.CIRIAJASA Pada tabel 4.19 dapat disimpulkan bahwa total biaya realisasi pelaksanaan proyek

mengalami perbedaan antara pelaksanaan dengan alternatif pertama yaitu dengan

melakukan percepatan waktu pelaksanaan proyek khususnya pada aktivitas B yang meliputi

pekerjaan pembersihan lokasi, anti rayap sekeliling bangunan, dan mobilisasi serta

demobilisasi alat, serta aktivitas C dan aktivitas E masing-masing aktivitas tersebut meliputi

pekerjaan pengeboran bored pile, potong kepala bor epile, buang galian lumpur dan bor,

beton k-225, statis dan dinamis loading test (aktivitas C) sedangkan aktivitas E meliputi

pekerjaan galian tanah, beton K-350, waterproofing dinding dan lantai basement dan

floorhardner lantai basement. Pada aktivitas B, C dan E setelah dilakukan alternatif pertama

ternyata mengalami kenaikan yang cukup tinggi dari realisasi pelaksanaan proyek.

Sedangkan untuk aktivitas H sampai L tetap tidak mengalami perubahan, sehingga dapat

dilihat bahwa selisih total biaya yang didapat antara realisasi pelaksanaan proyek dengan

alternatif pertama hanya turun sebanyak Rp 1,9 Milyar.

4.5.1.1 Perhitungan Laba Bersih dari Alternatif 1

Page 39: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

102

PT. CIRIAJASA mengalami keterlambatan dalam menyelesaikan proyek selama 47

hari, namun setelah dilakukan alternatif pertama keterlambatan hari penyelesaian berkurang

menjadi sebesar 32 hari. Setiap waktu keterlambatan dari waktu penyelesaian akan

dikenakan denda sebesar 1 0/00 (satu per mil atau satu per seribu) setiap harinya. Dalam

waktu pelaksanaan yang sebenarnya, PT. CIRIAJASA dikenai denda sebesar Rp

6.076.924.160.

Tabel 4.20 Perhitungan Laba Bersih untuk alternatif 1

Rencana Pelaksanaan Alternatif 1

Laba 15% dari nilai proyek 28,485,582,000 28,485,582,000 28,485,582,000

Denda terlambat 47 hari dan 32 hari - (8,925,482,360) (6,076,924,160)

Pemborosan biaya - (16,922,336,700) (14,989,382,090)

Laba bersih 28,485,582,000 2,637,762,940 7,419,275,750

KeteranganNilai Rp

Sumber : PT.CIRIAJASA

Tabel di atas menjelaskan mengenai ringkasan perhitungan laba bersih. PT.

CIRIAJASA menargetkan perhitungan laba bersih sebesar 15% berjumlah Rp

28.485.582.000, tanpa pemborosan biaya dan denda keterlambatan. Sedangkan dalam

pelaksanaannya laba sebesar 15% ternyata mengalami penurunan setelah dikurangi dengan

denda dan pemborosan biaya. Setelah dilakukan alternatif pertama denda keterlambatan

waktu pelaksanaan proyek mengalami penurunan menjadi Rp 6.076.924.160 = (Rp

189.903.880.000 x 32 hari x 10/00 ). Akibatnya pemborosan biaya juga mengalami

penurunan yang cukup signifikan yakni sebesar Rp 14.989.382.090, setelah dikurangi dengan

denda keterlambatan selama 32 hari. Sehingga total laba bersih secara keseluruhan setelah

dilakukan alternatif pertama mengalamai kenaikan sebesar Rp 7.419.275.750 dari waktu

pelaksanaan semula.

Page 40: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

103

. 4.5.2 Alternatif 2

Pada alternatif kedua pelaksanaan proyek bangunan bertingkat, dapat dilakukan

dengan cara mempercepat waktu pelaksanaan proyek untuk aktivitas G (pekerjaan lantai

dasar), H (pekerjaan lantai 2-20), I (pekerjaan atap), J (pekerjaan arsitektur dan finishing), K

(pekerjaan landscape) dan L (pekerjaan testing comisioning). Seperti yang dapat dilihat pada

gambar dibawah ini :

2. Waktu Pelaksanaan Proyek

Dari tabel dibawah dapat dijelaskan bahwa total waktu pelaksanaan proyek yang telah

ada sebesar 476 hari.

Tabel 4.21 Alternatif 2 dan Waktu Pelaksanaan Proyek

Simbol Kegiatan ES EF Durasi ES EF Durasi

A 9-Jun-05 - 9-Jun-05 - - B 10-Jun-05 5-Jul-05 25 10-Jun-05 5-Jul-05 25 - C 6-Jul-05 11-Sep-05 65 6-Jul-05 11-Sep-05 65 - D 10-Jul-05 20-Jul-05 10 10-Jul-05 20-Jul-05 10 - E 12-Sep-05 1-Oct-05 19 12-Sep-05 1-Oct-05 19 - F 13-Sep-05 3-Nov-06 410 13-Sep-05 12-Oct-06 389 21

2-Oct-05 15-Oct-05 13 2-Oct-05 15-Oct-05 13 - 14-Nov-05 24-Nov-05 10 14-Nov-05 20-Nov-05 6 4

H 25-Nov-05 6-May-06 161 21-Nov-05 18-Apr-06 147 14 I 7-May-06 24-May-06 17 19-Apr-06 4-May-06 15 2 J 25-May-06 2-Oct-06 127 5-May-06 2-Sep-06 117 10 K 3-Oct-06 3-Nov-06 30 3-Sep-06 2-Oct-06 29 1 L 4-Nov-06 13-Nov-06 9 2-Oct-06 10-Oct-06 8 1

896 843 53

476 444 32

G

Total hari kerja

Hari kerja tanpa dummy

Beda hariAlternatif IIPelaksanaan

Sumber : PT.CIRIAJASA

Namun dengan membuat alternatif kedua maka total hari kerja tersebut dapat

dipersingkat, yang semula berjumlah 476 hari menjadi sebesar 444 hari, sehingga

terdapat perbedaan total hari kerja antara pelaksanaan dengan alternatif kedua sebesar

32 hari.

Page 41: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

104

Oleh karena itu total waktu pelaksanaan yang telah dipercepat ternyata masih mengalami

keterlambatan sebesar 23 hari dari rencana semula. Secara keseluruhan pada alternatif

kedua waktu pelaksanaan proyek dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar : Jalur Kritis proyek dan alternatif 2 waktu pelaksanaan proyek setelah dipercepat

Dalam alternatif kedua percepatan waktu pelaksanaan proyek terjadi pada aktivitas G yang

dipersingkat menjadi 4 hari, aktivitas H dipersingkat selama 14 hari dan aktivitas I yang

dipersingkat selama 2 hari. Aktivitas J yang meliputi pemasangan pintu, jendela, kaca, ubin,

atap akustik, perlengkapan sanitair, pengecatan, partisi, marmer dan karpet dipersingkat

selama 10 hari, aktivitas K meliputi pengolahan tanah, penanaman pohon, penanaman

tanaman perdu, penanaman tanaman penutup tanah, jalan dan parkir, trotoar dan saluran

pembuangan keliling dipersingkat selama 1 hari dan aktivitas L yaitu aktivitas terakhir yang

Mulai

0 A 0 0 0 0

0 B 25 25 0 25

25 C 90 65 25 90

90 E 109 19 90 109

436 L 444 8 436 444

109 F 498 389 47 436

407 K 436 29 407 436

290 J 407 117 290 407

275 I 290 15 275 290

128 H 275 147 128 275

109 G 128 19 109 128

90 D 100 10 80 90

Selesai

Page 42: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

105

meliputi pengetesan saluran air, udara & suara, pemadam kebakaran dan transportasi dalam

gedung dipersingkat selama 1 hari.

Dari gambar diatas menunjukkan bahwa jalur kritis yang ada masih sama dengan gambar

sebelumnya. Dari gambar tersebut juga terlihat perbedaan waktu pelaksanaan proyek untuk

aktivitas G, H, I, J, K dan L menjadi lebih pendek dari waktu pelaksanaan semula, dengan

dipercepatnya waktu pelaksanaan proyek untuk aktivitas tersebut maka total waktu proyek

menjadi lebih pendek yaitu sebesar 444 hari.

Pada tabel 4.22 dibawah dapat disimpulkan bahwa total biaya pelaksanaan proyek

mengalami perbedaan antara pelaksanaan dengan alternatif kedua.

Tabel 4.22 selisih total biaya rencana pelaksanaan proyek dengan alternatif 2

Rencana Alternatif 2 SelisihB Pekerjaan Persiapan 376,000,000 375,862,200 137,800 C Pekerjaan penggalian tanah & pancang pondasi 16,762,200,000 16,761,200,000 1,000,000 D Pekerjaan Dewatering 65,000,000 65,345,200 (345,200) E Pekerjaan Basement 23,308,100,000 23,286,977,300 21,122,700

FPekerjaan instalasi MEP (Mechanical ElectricalPlumbing) 50,748,800,000 51,981,350,100 (1,232,550,100)

G Pekerjaan lantai Dasar 7,091,800,000 7,366,329,010 (274,529,010) H Pekerjaan lt 2-20 28,162,200,000 30,917,888,372 (2,755,688,372) I Pekerjaan atap 3,841,000,000 3,922,680,315 (81,680,315) J Pekerjaan Arsitektur & finishing 52,500,000,000 53,909,548,870 (1,409,548,870) K Pekerjaan landscape 1,973,900,000 2,010,812,240 (36,912,240) L Testing commisioning (10% dari nilai MEP) 5,074,880,000 5,198,135,010 (123,255,010)

189,903,880,000 195,796,128,617 (5,892,248,617) Total Nilai

Simbol Nama KegiatanNilai Rupiah

Sumber : PT.CIRIAJASA

Dengan melakukan percepatan waktu pelaksanaan proyek khususnya pada aktivitas G naik

menjadi 3,9%, aktivitas H yang naik sebesar 9,8%, aktivitas I yang mengalami kenaikan

sebesar 2,1%, aktivitas J yang mengalami kenaikan sebesar 2,7%, aktivitas K yang

mengalami kenaikan sebesar 1,9%, dan aktivitas L naik sebesar 2,4%.

Page 43: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

106

Pada seluruh aktivitas yang telah dipercepat hal ini dikarenakan oleh adanya penambahan

tenaga kerja dan alat-alat sehingga biaya yang dikeluarkan oleh ketiga aktivitas tersebut juga

mengalami kenaikan yang cukup drastis.

Antara biaya yang direncanakan (Rp 189.903.880.000) dengan biaya pelaksanaannya (Rp

206.826.216.700), terdapat selisih biaya lebih sebesar Rp 16.922.336.700. Tabelnya telah

dijelaskan sebelumnya pada halaman 87.

Tabel 4.23 selisih total biaya realisasi pelaksanaan proyek dengan alternatif 2

Pelaksanaan Alternatif 2 SelisihB Pekerjaan Persiapan 375,862,200 375,862,200 - C Pekerjaan penggalian tanah & pancang pondasi 16,761,200,000 16,761,200,000 - D Pekerjaan Dewatering 65,345,200 65,345,200 - E Pekerjaan Basement 23,286,977,300 23,286,977,300 -

FPekerjaan instalasi MEP (Mechanical ElectricalPlumbing) 57,497,540,000 51,981,350,100 5,516,189,900

G Pekerjaan lantai Dasar 7,721,336,100 7,366,329,010 355,007,090 H Pekerjaan lt 2-20 32,372,438,500 30,917,888,372 1,454,550,128 I Pekerjaan atap 3,995,477,300 3,922,680,315 72,796,985 J Pekerjaan Arsitektur & finishing 56,888,313,700 53,909,548,870 2,978,764,830 K Pekerjaan landscape 2,111,972,400 2,010,812,240 101,160,160 L Testing commisioning (10% dari nilai MEP) 5,649,754,000 5,649,754,000 -

206,726,216,700 196,247,747,607 10,478,469,093

Simbol Nama KegiatanNilai Rupiah

Total Nilai Sumber : PT.CIRIAJASA Pada tabel 4.23 dapat disimpulkan bahwa total biaya realisasi pelaksanaan proyek

mengalami penurunan antara pelaksanaan dengan alternatif kedua yaitu dengan melakukan

percepatan waktu pelaksanaan proyek khususnya pada aktivitas-aftifitas, F, G, H, I, J, K dan

L sehingga secara keseluruhan, dengan alternatif 2 biaya total dapat dihemat sebesar Rp 10

milyar dibandingkan dengan pelaksanaannya.

4.5.2 Perhitungan Laba Bersih dari Alternatif 2

PT. CIRIAJASA mengalami keterlambatan dalam menyelesaikan proyek selama 47

hari, namun setelah dilakukan alternatif kedua keterlambatan menjadi lebih cepat yaitu

Page 44: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2007-3-00346-MN Bab 4.pdf · para buruh musiman/kontrak. Jika suatu pekerjaan kekurangan tenaga kerja,

107

sebesar 32 hari. Setiap waktu keterlambatan dari waktu penyelesaian akan dikenakan denda

sebesar 1 0/00 (satu per mil atau satu per seribu) setiap harinya. Denda keterlambatan dalam

pelaksanaan proyek ini mengakibatkan PT. CIRIAJASA dikenai denda sebesar Rp

8.925.482.360.

Tabel 4.24 Perhitungan Laba Bersih untuk alternatif 2

Rencana Pelaksanaan Alternatif 2

Laba 15% dari nilai proyek 28,485,582,000 28,485,582,000 28,485,582,000

Denda terlambat 47 hari dan 32 hari - (8,925,482,360) (6,076,924,160)

Pemborosan biaya - (16,822,336,700) (5,892,248,617)

Laba bersih 28,485,582,000 2,737,762,940 16,516,409,223

KeteranganNilai Rp

Sumber : PT.CIRIAJASA

Tabel di atas menjelaskan mengenai ringkasan perhitungan laba bersih. PT.

CIRIAJASA menargetkan perhitungan laba bersih sebesar 15% berjumlah Rp

28.485.582.000, tanpa pemborosan biaya dan denda keterlambatan. Sedangkan dalam

pelaksanaannya laba sebesar 15% ternyata mengalami penurunan setelah dikurangi dengan

denda dan pemborosan biaya. Setelah dilakukan alternatif kedua denda keterlambatan

waktu pelaksanaan proyek mengalami penurunan menjadi Rp 6.076.924.160 = (Rp

189.903.880.000 x 32 hari x 10/00 ). Akibatnya pemborosan biaya juga mengalami

penurunan yang cukup signifikan yakni sebesar Rp 5.892.248.617, setelah dikurangi dengan

denda keterlambatan selama 32 hari. Sehingga total laba bersih secara keseluruhan setelah

dilakukan alternatif kedua mengalamai kenaikan sebesar Rp 16.516.409.223 dari waktu

pelaksanaan semula.