bab 4 analisis pemberian pernyataan efektif oleh … iv 2137.8280... · berdasarkan surat...
TRANSCRIPT
67
BAB 4
ANALISIS PEMBERIAN PERNYATAAN EFEKTIF OLEH BAPEPAM-LK
KEPADA P.T. BAYAN RESOURCES, Tbk
4.1. Riwayat Umum P.T. Bayan Resources, Tbk.
P.T. Bayan Resources, Tbk. (Bayan) adalah sebuah Perseroan Terbatas yang
berkedudukan di Jakarta. Bayan didirikan berdasarkan dan diatur menurut Undang-
Undang Republik Indonesia berdasarkan akta Nomor 12 tanggal 7 Oktober 2004,
dibuat di hadapan notaris Yany Indrawati Wibawa, S.H. di Jakarta. Akta tersebut
telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
berdasarkan Keputusan Nomor C-30690 HT.01.TH. 2004 tanggal 21 Desember 2004
dan didaftarkan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Selatan di bawah
No. 1886/BH.09.03/VIII/2005 tanggal 16 Agustus 2005. Akta pendirian tersebut
telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 65, tanggal 16
Agustus 2005, Tambahan Berita Negara Nomor 8773.
Anggaran Dasar Bayan telah beberapa kali diubah dan perubahan Anggaran
Dasar Bayan yang Terakhir adalah sebagaimana dimuat dalam Akta Pernyataan
Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Nomor 7 tanggal 2 Juni 2008
dibuat di hadapan Notaris Aulia Taufani, S.H. yang merupakan Notaris Pengganti
dari Notaris Sutjipto,S.H. Akta ini memuat perubahan beberapa ketentuan di
Anggaran Dasar dalam rangka penyesuaian dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1995 tentang Pasar Modal beserta seluruh peraturan pelaksananya. Akta tersebut telah
diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggran Dasar Perseroan
Nomor AHU-AH.01.10. TH.2008 tanggal 9 Juni 2008. Berdasarkan surat keterangan
Notaris Sutjipto, S.H. tertanggal 15 Juli 2008. Tanda Daftar Perusahaan dan Berita
Negara Republik Indonesia untuk akta ini sedang dalam proses pengurusan.
Bayan Group merupakan grup perusahaan batubara terbesar kedelapan di
Indonesia, menurut AME, yang melakukan penambangan, pemrosesan dan operasi
Universitas Indonesia Keterbukaan informasi..., Selvy, FHUI, 2009
68
logistik secara terintegrasi.126 Pada tahun 2007 produksi batubaranya mencapai 4,7
juta ton. Kinerja perseroan tahun 2007 mencatat pendapatan Rp 3,451 triliun dan laba
bersih Rp. 252,7 milyar. 127
Bayan Group memiliki konsesi pertambangan pertama pada bulan November
1997 yaitu cadangan Muara Tae di Kalimantan Timur melalui akuisisi P.T.
Gunungbayan Pratamacoal oleh pemegang saham pendiri Bayan Group. Bayan
Group memiliki hak eksklusif melakukan penambangan melalui delapan perusahaan
tambang, lima di antaranya berdasarkan PKP2B yang ditandatangani oleh Pemerintah
Indonesia (Pemerintah Pusat) dan tiga tambang lainnya berdasarkan Kuasa
Pertambangan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah, dengan total area konsesi
81,165 hektar. Kedelapan perusahaan ini mengoperasikan enam proyek
pertambangan yang di dalamnya terdapat delapan area konsesi:
1. Proyek Blok II Gunungbayan, terdiri dari satu PKP2B yang dimiliki
oleh P.T. Gunungbayan Pratamacoal.
2. Proyek Blok I Gunungbayan, merupakan PKP2B yang sama dengan
Proyek Blok II Gunungbayan, namun terpisah secara geografis dan
opersional.
3. Proyek Wahana, terdiri dari 1 PKP2B yang dimiliki oleh P.T. Wahana
Baratama Mining
4. Proyek Perkasa, terdiri dari 1 PKP2B yang dimiliki oleh P.T. Perkasa
Inakakerta
5. Proyek Teguh/Firman, terdiri dari 2 PKP2B yang dimiliki oleh P.T.
Teguh Sinar Abadi dan P.T. Firma Ketaun Perkasa
6. Proyek FTB, terdiri dari tiga KP yang dimiliki oleh P.T. Fajar Sakti
Prima, P.T.Bara Tabang dan P.T. Brian Anjat Sentosa.
126 Prospektus P.T. Bayan Resources, Tbk., op.cit.,hal. viii 127 Irna Gustia, op.cit.,
Universitas Indonesia Keterbukaan informasi..., Selvy, FHUI, 2009
69
Dalam bagan 4.1. di bawah ini dapat dilihat struktur kepemilikan pada P.T.
Bayan Resources, Tbk. dan anak perusahaan:
Bagan 4.1. Struktur kepemilikan pada P.T. Bayan Resources, Tbk. dan anak perusahaan
Bayan Group memiliki cadangan terbukti dan terduga yang signifikan untuk
memenuhi permintaan konsumen batubara. Per tanggal 31 Maret 2008, cadangan
terbukti dan terduga di area konsesi Bayan Group berjumlah sekitar 476,9 juta ton,
yang terdiri dari cadangan terbukti sebesar 78,7 juta ton dan cadanga nterduga sebesar
398,2 juta ton. Cadangan terbukti ini telah diestimasi secara independen oleh
MinarcoMineConsult. 128
128 Prospektus P.T. Bayan Resources, Tbk. op.cit., hal. viii.
Universitas Indonesia Keterbukaan informasi..., Selvy, FHUI, 2009
70
Berdasarkan Akta 88/2008, permodalan Bayan adalah sebagai berikut: 129
Modal dasar : Rp 1.200.000.000.000,00
Modal ditempatkan : Rp 300.000.000.000,00
Modal disetor : Rp 300.000.000.000,00
Modal dasar perseroan terbagi atas 12.000.000.000 lembar saham dengan nilai
nominal Rp 100,00 per lembar saham. Dari modal dasar tersebut, telah diambil
bagian oleh pemegang saham Bayan dengan susunan seperti dalam tabel 4.1. di
bawah ini:
Tabel 4.1. Daftar Nama Pemegang Saham P.T. Bayan Resources, Tbk. Sebelum Penawaran
Umum
Modal Ditempatkan dan Disetor No Nama Pemegang Saham
Nominal (Rp.) Jumlah Saham
%
1 Dato’ Low Tuck Kwong 225.000.000.000 2.250.000.000 75
2 Engki Wibowo 30.000.000.000 300.000.000 10
3 Jenny Quantero 45.000.000.000 450.000.000 15
Jumlah 300.000.000.000 3.000.000.000 100
Saham dalam Portepel 900.000.000.000 9.000.000.000
Pemegang saham Bayan setelah dilakukannya IPO adalah Dato' Low Tuck
Kwong (sebesar 67,5%), Jenny Quantero (sebesar 4,5%), Engki Wibowo (sebesar
3%) dan publik (sebesar 25%).130
4.1.2. Riwayat P.T. Perkasa Inakakerta (PIK)
PIK merupakan anak perusahaan Bayan yang bergerak di bidang usaha
pertambangan di daerah Kutai Timur. PIK didirikan pada tanggal 5 Agustus 1988
dengan Akta Pendirian Nomor 50 Tanggal 5 Agustus 1988 oleh Notaris Benny
Kristianto S.H. di Jakarta. Akta Pendirian tersebut telah mendapat pengesahan dari
129 Ibid., hal. 104. 130 Ibid., hal. 2.
Universitas Indonesia Keterbukaan informasi..., Selvy, FHUI, 2009
71
Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan Nomor C1-
11289.HT.01.TH.88 Tanggal 12 Desember 1988. Anggaran Dasar PIK telah
mengalami beberapa kali perubahan dan perubahan terakhir mengubah ketetuan
mengenai Direksi sehingga mengubah pasal 10 Anggaran Dasar PIK.
PIK menandatangani PKP2B dengan Pemerintah Republik Indonesia yang
telah memberikan batasan waktu sehubungan dengan pekerjaan penelitian umum,
eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi dan produksi serta berjangka waktu 30 tahun
untuk kegiatan pertambangan. PKP2B meliputi 20.027 hektar di Desa Sepaso,
Kalimantan Timur. Pemegang saham PIK adalah P.T. Bayan Energy (25%) dan P.T.
Bayan Resources, Tbk. (75%).131
4.2. Penawaran Umum P.T. Bayan Resources, Tbk.
Dalam penawaran umum yang dilaksanakannya, Bayan menjual 833.333.500
saham biasa atas nama yang terdiri dari sebanyak 500.000.000 lembar saham biasa
atas nama milik pemegang saham penjual (saham divestasi) dan sebanyak
333.333.500 lembar saham biasa atas nama baru (saham baru) dengan nilai nominal
Rp 100,00 setiap saham, yang ditawarkan kepada masyarakat dengan harga
penawaran Rp. 5800,00 setiap saham yang harus dibayar penuh pada saat
mengajukan Formulir Pemesanan dan Pembelian Saham. Jumlah penawaran umum
adalah sebesar Rp 4.833.334.300.000,00.
Selain itu, dalam hal terjadi kelebihan pemesanan saham dalam penawaran
umum, pemegang saham penjual memberikan opsi kepada Penjamin Emisi Efek
untuk dapat melakukan penjatahan lebih (over allotment) sampai dengan sebanyak-
banyaknya 125.000.000 saham biasa atas nama dengan harga penawaran Rp.5800,00.
Untuk keperluan penjatahan tersebut, Jenny Quantero dan Engki Wibowo (pemegang
saham Bayan) akan meminjamkan sahamnya sampai dengan jumlah sebanyak-
banyaknya 125.000.000 saham. Pembelian saham tersebut dapat dilakukan dalam
131 Ibid., hal. 124-125.
Universitas Indonesia Keterbukaan informasi..., Selvy, FHUI, 2009
72
jangka waktu 30 hari kalender sejak tanggal pencatatan dan dapat dihentikan setiap
saat.132
Atas dana yang diperoleh dari hasil penjualan saham lama milik pemegang
saham penjual (saham divestasi), termasuk bila opsi penjatahan lebih dilaksanakan
secara penuh, pemegang sahampenjual menerima Rp 3.625.000.000.000,00 dan
Perseroan tidak menerima apapun juga, sedangkan dana yang diperoleh dari hasil
penerbitan saham baru yaitu sebesar Rp 1.993.000.000.000,00 setelah dikurangi
biaya-biaya emisi dan komisi penjaminan emisi serta biaya-biaya lain akan digunakan
Perseroan untuk:
1. Sekitar Rp 313.400.000.000,00 untuk mengakuisisi Floating Transfer
Station
2. Sekitar Rp 360.200.000.000,00 untuk pengembangan proyek Wahana
3. Sekitar Rp 322.800.000.000,00 untuk pengembangan proyek Perkasa
4. Sekitar Rp 148.300.000.000,00 untuk pengembangan proyek FTB
5. Sisanya sekitar Rp 711.900.000.000,00 untuk modal kerja Bayan dan
kepentingan umum lainnya ( Bayan akan mencari asset batubara dan
asset-aset lainnya untuk diambilalih).133
Penawaran umum Bayan mendapat tanggal efektif dari Bapepam-LK pada
tanggal 4 Agustus 2008. Masa penawaran dari tangal 6 Agustus sampai dengan 8
Agustus 2008. Tanggal penjatahan yaitu tanggal 9 Agustus 2008. Tanggal
pengembalian uang pemesanan dan tanggal distribusi saham secara elektronik yaitu
tanggal 11 Agustus 2008. Tanggal pencatatan di Papan Utama Bursa Efek Indonesia
yaitu tanggal 12 Agustus 2008 dengan kode emiten BYAN. Direksi PT Bursa Efek
Indonesia telah menyetujui pencatatan saham Bayan melalui surat S-
04274/BEI.PSR/08-2008 tanggal 11 Agustus 2008.
132 Ibid., hal. 1 133 Ibid., hal. 8-9.
Universitas Indonesia Keterbukaan informasi..., Selvy, FHUI, 2009
73
4.2.1. Pokok Permasalahan Dalam Penawaran Umum
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa Bayan bermaksud melakukan
penawaran umum dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Dalam
penawaran umum yang dilaksanakannya itu, Bayan melepas 833.333.500 saham (atau
setara 25% dari seluruh saham Bayan) ke publik di harga Rp 5.800 per saham. Target
dananya Rp 4.833.334.300.000,00. Awalnya pernyataan efektif diharapkan keluar
pada 25 Juli 2008, sehingga masa penawaran dapat dilaksanakan pada 29 Juli sampai
1 Agustus mendatang dan pencatatan di Bursa pada 8 Agustus 2008.134 Namun dalam
kenyataannya, penawaran umum Bayan menjadi tertunda karena adanya masalah
hukum yang menimpa anak perusahaannya yaitu P.T. Perkasa Inakakerta (PIK). Pada
tanggal 11 Juli 2008, PIK mendapat surat dari Plt. Bupati Kutai Timur (Isran Noor)
yang isinya menyatakan bahwa PIK harus menghentikan operasinya.135
Isran Noor berpegang pada Undang-Undang No. 41/1999 tentang Kehutanan.
Pasal 50 ayat 3 Undang-Undang itu melarang penggunaan area hutan tanpa izin
pejabat berwenang, yaitu Menteri Kehutanan.136 Adapun penghentian operasi
dilakukan karena perusahaan tambang ini dianggap melakukan eksploitasi,
penebangan pohon, dan membangun jalan di wilayah hutan produksi milik negara
yang dioperasikan oleh P.T. Porodisa Trading & Industrial tanpa izin pinjam pakai
dari Menteri Kehutanan. Berdasarkan audit Inspektorat Jenderal Departemen
Kehutanan dan Dinas Kehutanan Kutai Timur, PIK diindikasikan melanggar Undang-
Undang No. 41/1999 tentang Kehutanan.137
Tindakan Isran Noor tersebut seharusnya mendapat dukungan Menteri
Kehutanan M.S. Kaban. Anehnya, Menteri Kehutanan justru mengatakan bahwa Plt.
Bupati Kutai Timur harus membaca hasil audit tersebut dengan cermat sebelum
melakukan tindakan. Sebelum menentukan penghentian operasi penambangan,
134 Irna Gustia, op.cit., 135 Indro Bagus, op.cit., 136 “Kisruh karena Aturan Usang,” < http://Tempointeraktif_com - Kisruh karena Aturan
Usang.htm>, 4 Agustus 2008. 137 Setiawan Ananto,op.cit.,
Universitas Indonesia Keterbukaan informasi..., Selvy, FHUI, 2009
74
pemerintah Kutai seharusnya mengklarifikasinya ke Departemen Kehutanan. Kaban
menyatakan hasil audit Inspektorat Jenderal Departemen Kehutanan hanya
menginstruksikan kepada PIK agar mengikuti ketentuan penambangan di area hutan
yang berlaku dan tidak ada bahasan penutupan dari hasil audit Inspektorat Jenderal.138
Sebagai tambahan, selain menghentikan opersi PIK, dengan alasan yang sama, Plt.
Bupati Kutai Timur juga mengeluarkan surat penghentian kegiatan penambangan
bagi P.T. Kaltim Prima Coal (anak perusahaan Bumi Resources).
Mendengar hal tersebut, maka Bapepam melakukan penundaan pemberian
pernyataan efektif kepada Bayan karena pihak Bapepam harus menelaah lebih lanjut
lagi mengenai penghentian operasi PIK tersebut. Setelah menelaah lebih lanjut,
Bapepam pun menyatakan bahwa penghentian kegiatan penambangan tersebut tidak
menghalangi penawaran umum Bayan.139 Pada tanggal 4 Agustus 2008, Bayan resmi
mendapat pernyataan efektif dari Bapepam untuk melakukan penawaran umum.
Selanjutnya, tanggal 12 Agustus 2008, Bayan mencatatkan saham perdananya di
lantai bursa.140
Walaupun Bayan kini sudah mendapatkan pernyataan efektif dan telah
mencatakan sahamnya di Bursa, namun hingga kini masih ada masalah yang
menyelimuti penawaran umum tersebut. Permasalahannya adalah perselisihan antara
Pemerintah Pusat (Menteri Kehutanan dan Menteri ESDM) dengan Pemerintah
Daerah (Plt. Bupati Kutai Timur). Belakangan diketahui bahwa perselisihan ini
muncul karena beredar dua audit Inspektorat Jenderal Departemen Kehutanan yang
berbeda isinya. Beredarnya dua audit Inspektorat Jenderal Departemen Kehutanan
inilah yang menimbulkan perbedaan pendapat antara Plt Bupati Kutai Timur (Isran
Noor) dengan Menteri Kehutanan. Di satu pihak, Isran Noor mengatakan bahwa
penghentian kegiatan tambang PIK yang ia lakukan sudah sesuai dengan aturan. Ia
juga menegaskan kebijakannya menindaklanjuti hasil audit Inspektorat Jenderal
138 Ismi wahid,”Kaban: Audit Tak Bahas Penutupan Kaltim Prima,”
<http://finance.groups.yahoo.com/group/pekerjatambang/message/22381>, 31 Juli 2008. 139 Setiawan Ananto, op.cit., 140 Prospektus P.T. Bayan Resources, Tbk., op.cit.,
Universitas Indonesia Keterbukaan informasi..., Selvy, FHUI, 2009
75
Departemen Kehutanan. Hasil audit itu termuat dalam laporan berjudul "Matriks
Tindak Lanjut Temuan Hasil Audit Inspektorat Jenderal Departemen Kehutanan"
tertanggal 18 Juni 2008. Salah satu poinnya berisi tentang temuan kegiatan tambang
yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Berdasarkan temuan itu, laporan tersebut pun memuat rekomendasi agar
Kepala Dinas Kehutanan Kutai Timur segera menyurati Bupati agar menghentikan
kegiatan lapangan P.T. Kaltim Prima Coal dan PIK di area hak penguasaan hutan PT
Porodisa Trading & Industrial dan mengenakan sanksi sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan. Di pihak lain, Kaban
mengatakan bahwa keputusan penghentian operasi terhadap PIK maupun Kaltim
Prima Coal oleh Isran Noor dibuat tanpa koordinasi dengan pihaknya.141 Kaban
menambahkan bahwa audit Inspektorat Jenderal Departemen Kehutanan hanya
menginstruksikan agar PIK dan P.T. Kaltim Prima Coal mengikuti ketentuan yang
berlaku dalam pembukaan lahan, namun tidak ada perintah penghentian operasi.142
Sedangkan dari pihak Menteri ESDM, Menteri ESDM berdasarkan Surat Nomor
1721/30/DJB/2008 tanggal 31 Juli 2008 menyatakan bahwa PIK tetap dapat
meneruskan kegiatan usahanya dalam wilayah PKP2B.143
Permasalahan tersebut di atas sampai sekarang juga tak kunjung menemukan
ujung pangkalnya. Baik Isran Noor maupun Menteri Kehutanan sama-sama
berpegang pada pendiriannya bahkan bisa dikatakan saling menyalahkan satu sama
lain. Hal ini tentunya sangat disayangkan, mengingat Bayan yang harus menanggung
akibatnya yaitu harus mengalami penundaan pelaksanaan penawaran umum dari
jadwal yang semula direncanakan. Untuk menyelami lebih jauh mengenai penawaran
141 “Bupati Kutai Timur Tentang Kaban: “Saya atau Menteri Kehutanan yang Ngawur?”,
“<http://forum.detik.com/showthread.php?p=4669302>, 31 Juli 2008 142 Ismi Wahid dan Firman Hidayat, “Kisruh Area Tambang Bakrie Beredar Dua Versi
Audit,”
<“http://www.korantempo.com/korantempo/cetak/2008/08/04/Ekonomi_dan_Bisnis/krn.20080804.138
630.id.html>, 4 Agustus 2008 143Prospektus P.T. Bayan Resources, Tbk., op.cit., hal. 126.
Universitas Indonesia Keterbukaan informasi..., Selvy, FHUI, 2009
76
umum Bayan, maka penulis di bawah ini akan menguraikan mengenai lembaga dan
profesi penunjang pasar modal yang turut serta terlibat dalam penawaran umum
Bayan.
4.2.2. Lembaga dan Profesi Penunjang Dalam Penawaran Umum
Dalam sebuah penawaran umum, banyak pihak yang terlibat untuk
memperlancar proses penawaran umum tersebut. Dalam penawaran umum yang
dilakukan Bayan, terdapat lembaga dan profesi penunjang pasar modal yang terlibat
di dalamnya. Lembaga dan profesi penunjang tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penjamin Emisi Efek144
Sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang dinyatakan dalam Akta
Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum P.T. Bayan
Resources, Tbk. sebagaimana termaktub dalam Akta Addendum No. 118
tanggal 24 Juli 2008 dan Akta Addendum I Perjanjian Penjaminan Emisi
Efek yang namanya tercantum di bawah ini secara sendiri-sendiri
menyetujui untuk menawarkan dan menjual sahal divestasi maupun saham
portepel sebesar bagian penjaminannya masing-masing dengan
kesanggupan penuh (full commitment). Sisa saham yang tidak terjual maka
akan diserap oleh penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek
sesuai porsi masing-masing. Adapun susunan dan jumlah porsi
penjaminan serta presentase dari anggota sindikasi penjaminan emisi
dalam penawaran umum Bayan adalah sebagai berikut:
Penjamin Pelaksana Emisi Efek adalah P.T. Trimegah Securities, Tbk.
sebanyak 816.216.500 lembar saham atau setara dengan 97,95%.
Sedangkan para penjamin emisi efek adalah sebagaimana dilihat di tabel
4.2. berikut ini: 145
144 Prospektus P.T. Bayan Resources, Tbk., op.cit., hal. 242 145 Ibid., hal. 243.
Universitas Indonesia Keterbukaan informasi..., Selvy, FHUI, 2009
77
Tabel 4.2. Nama Para Penjamin Emisi Efek Bayan:
Porsi Penjaminan No Nama Para Penjamin Emisi Efek
Saham %
1 P.T. AmCapital Indonesia 250.000 0.03%
2 P.T. Andalan Artha Advisindo Sekuritas 250.000 0.03%
3 P.T. Asia Kapitalindo Sekuritas, Tbk. 250.000 0.03%
4 P.T. Bahana Securities 400.000 0.05%
5 P.T. Bapindo Bumi Sekuritas 100.000 0.01%
6 P.T. Bumiputera Capital Indonesia 100.000 0.01%
7 P.T. CIMB-GK Securities Indonesia 525.000 0.06%
8 P.T. Ciptadana Sekuritas 173.000 0.02%
9 P.T. Danareksa Sekuritas 9.400.000 1,13%
10 P.T. Danatama Makmur 200.000 0.02%
11 P.T. Dhanawibawa Arthacemerlang 200.000 0.02%
12 P.T. e-Capital Securities 250.000 0.03%
13 P.T. Indomitra Securities 250.000 0.03%
14 P.T. Indopremier Securities 300.000 0.04%
15 P.T. Kim Eng Securities 300.000 0.04%
16 P.T. Kresna Graha Securindo, Tbk. 100.000 0.01%
17 P.T. Lauthandana Securindo 300.000 0.04%
18 P.T. Madani Securities 400.000 0.05%
19 P.T. Mandiri Sekuritas 450.000 0.05%
20 P.T. Mega Capital Indonesia 100.000 0.01%
21 P.T. Minna Padi Investama 250.000 0.03%
22 P.T. Optima Kharya Capital securities 300.000 0.04%
23 P.T. Panca Global securities 250.000 0.03%
24 P.T. Panin Sekuritas, Tbk. 450.000 0.05%
25 P.T. Philip Securities 250.000 0.03%
26 P.T. Pratama Capital Indonesia 350.000 0.04%
27 P.T. Recapital Securities 100.000 0.01%
28 P.T. Reliance Securitues, Tbk. 173.000 0.02%
29 P.T. Semesta Indovest 250.000 0.03%
30 P.T. Transpacific Securindo 100.000 0.01%
Universitas Indonesia Keterbukaan informasi..., Selvy, FHUI, 2009
78
31 P.T. Victoria Sekuritas 173.000 0.02%
32 P.T. Yulie Securindo Tbk. 173.000 0.02%
Berdasarkan wawancara penulis dengan Bapak Aswin Chandra yang menjabat
sebagai Assocciate bagian Investment Banking P.T. Trimegah Securities, Tbk., ketika
penandatanganan kontrak penjaminan emisi efek dilaksanakan, belum ada masalah
penghentian operasi PIK oleh Plt. Bupati Kutai Timur. Beliau menambahkan bahwa
penghentian operasi PIK tidak menimbulkan masalah yang berarti dalam pelaksanaan
penawaran umum Bayan.146
2. Notaris : Sutjipto, S.H.
3. Akuntan Publik: KAP Haryanto Sahari & Rekan
4. Konsultan Hukum : Hadiputranto, Hadinoto & Partners
5. Perusahaan Penilai: P.T. Ujatek Baru
6. Biro Administrasi Efek: P.T. Raya Saham Registra147
4.3. Analisis Pemberian Pernyataan Efektif oleh Bapepam-LK Kepada P.T.
Bayan Resources, Tbk. di Tengah Masalah Penghentian Kegaiatan Usaha
Anak Perusahaan (yaitu P.T. Perkasa Inakakerta)
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa Bapepam memberikan
pernyataan efektif melaksanakan penawaran umum kepada Bayan pada tanggal 4
Agustus 2008. Pemberian pernyataan efektif ini menimbulkan banyak pro dan kontra
dari berbagai pihak sehubungan dengan penghentian operasi penambangan PIK yang
merupakan anak usaha Bayan. PIK merupakan salah satu konsesi tambang utama
Bayan. Dari total tujuh konsesi tambang yang dimiliki Bayan, hingga saat ini baru
tiga tambang yang sudah beroperasi, yaitu Gunungbayan Blok II, Wahana dan PIK.148
146 Berdasarkan wawancara penulis melalui telepon dengan Bapak Aswin Chandra yang
menjabat sebagai Associate P.T. Trimegah Securities, Tbk. pada tanggal 9 Oktober 2008. 147 Prospektus P.T. Bayan Resources, Tbk., op.cit., hal 249-250. 148 Indro Bagus, op.cit.,
Universitas Indonesia Keterbukaan informasi..., Selvy, FHUI, 2009
79
Untuk mengetahui apakah pernyataan efektif untuk melakukan penawaran
umum yang diberikan oleh Bapepam kepada Bayan sudah memenuhi
ketentuan/peraturan yang berlaku di bidang pasar modal maka perlu diingat bahwa
prinsip paling utama dan fundamental dalam pasar modal adalah prinsip
keterbukaan.149
Dalam rangka pemenuhan prinsip keterbukaan di bidang pasar modal,
sebelum perusahaan melaksanakan penawaran umum, perusahaan tersebut harus
mengajukan pernyataan pendaftaran kepada Bapepam-LK (pasal 70 ayat (1) UUPM
dan Peraturan Bapepam IX A.1). Dari pernyataan pendaftaran (termasuk prospektus
di dalamnya), Bapepam akan melakukan penilaian terhadap calon emiten dan
melakukan penelaahan terhadap kelengkapan dokumen yang dipersyaratkan dalam
penawaran umum. Setelah Bapepam menganggap bahwa seluruh prosedur maupun
persyaratan melakukan penawaran umum telah terpenuhi maka Bapepam akan
memberikan pernyataan efektif bagi calon emiten sebagai “tiket” untuk
memperdagangkan sahamnya di pasar perdana.150
Tujuan utama penelahaan kelengkapan dokumen-dokumen emiten oleh
Bapepam ini adalah untuk melihat kecukupan, objektivitas, kemudahan dimengerti
sesuai dengan persyaratan kewajiban keterbukaan, agar investor khususnya investor
yang tidak profesional mempunyai kejelasan mengenai hal-hal yang relevan terhadap
perlindungan mereka dalam penawaran umum setelah pernyataan pendaftaran
dinyatakan efektif (the effectiveness of the registration statement).151 Dalam kasus ini,
Bayan telah menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada Ketua Bapepam-LK
dengan surat Nomor 330/BR-BPPM-LK/VI/2008 pada tanggal 16 Juni 2008.152
Berdasarkan Peraturan Bapepam IX C.1, prospektus merupakan dokumen yang harus
disertakan dalam pengajuan pernyataan pendaftaran ke Bapepam. Ketika Bayan
mengajukan pernyataan pendaftaran, Bayan juga telah memberikan prsopektus ke
149 Irsan Nasaruddin dan Indra Surya, op.cit., hal. 225 150 Hendy M. Fakhruddin, op.cit., hal. 99. 151 Bismar Nasution (C), op.cit., 152 Prospektus P.T. Bayan Resources, Tbk., op.cit.,
Universitas Indonesia Keterbukaan informasi..., Selvy, FHUI, 2009
80
Bapepam. Hal ini berarti telah sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan
Bapepam IX C.1.
Prospektus merupakan pelaksanaan keterbukaan di bidang pasar modal pada
saat melakukan penawaran umum. Prospektus merupakan dokumen yang utama dan
pertama dalam pemenuhan prinsip keterbukaan di pasar modal. Dikatakan demikian
karena prospektus merupakan dokumen yang pertama-tama harus dikeluarkan suatu
perusahaan ketika hendak mendapatkan status sebagai emiten maupun perusahaan
publik.153 Selain itu, di samping sebagai dokumen penawaran yang memberikan
gambaran kepada masyarakat tentang penjualan saham, pada saat yang sama
prospektus juga menyediakan informasi yang lengkap bagi investor mengenai faktor
resiko yang dihadapi perusahaan dan menyediakan informasi yang terbuka mengenai
semua hal yang relevan untuk memberikan perlindungan terhadap
pertanggungjawaban manajemen bila terdapat hal-hal yang material yang
disembunyikan ataupun hal-hal yang menyesatkan.154
Seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa prospektus merupakan dokumen
keterbukaan. Pengertian prinsip keterbukaan diatur dalam pasal 1 angka 25 UUPM.
Ketentuan pasal tersebut mengharuskan diinformasikannya segala informasi material
yang dapat mempengaruhi harga efek maupun keputusan pemodal terhadap efek
tersebut (Pasal 1 angka 25 UUPM). Dari ketentuan ini, maka dapat dikatakan bahwa
prospektus, sebagai dokumen keterbukaan, haruslah memuat segala informasi / fakta
material yang dapat mempengaruhi harga suatu efek maupun keputusan pemodal
terhadap efek tersebut.
Salah satu bentuk pelanggaran prinsip keterbukaan adalah pernyataan
menyesatkan karena adanya pernyataan fakta material yang salah, atau penghilangan
informasi material. Dengan perkataan lain, pelanggaran prinsip keterbukaan juga
dapat terjadi disebabkan pernyataan yang salah atau pernyataan yang menghilangkan
fakta material, baik dalam transaksi saham maupun dalam dokumen-dokumen
153 Hamud M. Balfas, op.cit., hal. 177. 154 Asril Sitompul, op.cit., hal. 58.
Universitas Indonesia Keterbukaan informasi..., Selvy, FHUI, 2009
81
penawaran umum lainnya. Yang perlu diingat adalah pelanggaran prinsip
keterbukaan merupakan inti (essence) kejahatan di pasar modal.155
Menurut Ibu Neviyanti yang bekerja di Bapepam pada Bagian Hukum (Legal)
Penilaian Perusahaan Non-Pabrikan (PPNS) Bidang Pertambangan dan Agrobisnis,
informasi mengenai penghentian operasi penambangan PIK dianggap Bapepam
sebagai informasi material karena PIK mempunyai kontribusi yang besar (sekitar
80%) terhadap Bayan sehingga dengan dihentikannya kegiatan PIK, maka PIK tidak
bisa beroperasi lagi sehingga akan menurunkan pendapatan Bayan yang tentunya
akan berimbas pada penurunan harga saham Bayan dan mempengaruhi keputusan
investor dalam membeli saham Bayan. Oleh karena itulah, perihal penghentian
operasi PIK harus diungkapkan kepada investor.156
Oleh karena kasus penghentian operasi PIK merupakan fakta material, maka
dalam rangka pemenuhan prinsip keterbukaan di bidang pasar modal, Bapepam
mengharuskan pencantuman mengenai hal tersebut di prospektus. Dalam kasus ini,
Bayan sudah mengemukakan perihal penghentian operasi PIK oleh Plt. Bupati Kutai
Timur di dalam prospektus.157 Pencantuman perihal penghentian operasi tersebut
harus dicantumkan di dalam prospektus karena penghentian operasi PIK dapat
mempengaruhi harga saham Bayan maupun keputusan calon investor ketika ingin
membeli saham Bayan. Dengan pencantuman penghentian operasi PIK di prospektus,
maka calon investor dapat mengetahui hal tersebut dan menjadikannya sebagai dasar
pertimbangan dalam membeli saham Bayan ketika penawaran umum. Dengan
demikian maka Bayan sudah memenuhi prinsip keterbukaan dalam pasar modal yang
notabene perlu dijunjung tinggi untuk menciptakan pasar modal yang teratur, wajar,
efisien, serta melindungi kepentingan pemodal (Pasal 4 UUPM).
155 Bismar Nasution (C), op.cit., 156 Berdasarkan wawancara dengan Ibu Neviyanti yang bekerja di Bapepam pada Bagian
Hukum (Legal) Penilaian Perusahaan Non-Pabrikan (PPNS) Bidang Pertambangan dan Agrobisnis di
gedung Bapepam lantai 9 pada tanggal 22 Desember 2008. 157 Prospektus P.T. Bayan Resources, Tbk., hal 125.
Universitas Indonesia Keterbukaan informasi..., Selvy, FHUI, 2009
82
Ketua Bapepam yaitu Fuad Rahmany menyatakan bahwa pemberian
pernyataan efektif pada tanggal 4 Agustus atas penawaran perdana saham Bayan
sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku. Beliau menambahkan bahwa kasus yang
dialami PIK tidak menghalangi penawaran umum, yang penting kasus tersebut telah
diungkapkan di prospektus dan investor mengetahui hal itu..158 Hal ini juga diperkuat
dengan pernyataan Ibu Neviyanti. Beliau mengatakan bahwa yang paling utama
dalam bidang pasar modal adalah prinsip keterbukaan, sehingga apabila ada suatu
masalah yang menyelimuti calon emiten, maka masalah tersebut harus diungkap
kepada investor. Apabila telah diungkap ke investor, maka semua keputusan berada
di tangan investor. Hal ini dikarenakan dengan pemberian pernyataan efektif oleh
Bapepam, bukan berarti Bapepam memberikan persetujuan, melainkan hanya
memberikan arahan kepada investor yang ingin menanamkan modalnya di pasar
modal.
Dari sini terlihat bahwa kasus penghentian operasi usaha anak perusahaan
tidak menghalangi penawaran umum Bayan. Hal ini dikarenakan Bayan tidak
menutupi perihal penghentian operasi PIK dengan mencantumkan hal tersebut di
prospektus sehingga tidak menyesatkan calon investor yang akan membeli saham
Bayan. Dengan pencatuman mengenai hal tersebut dalam prospektus, maka calon
investor dapat melakukan penilaian secara obyektif dan tepat atas efek yang di
kemudian hari akan dibelinya. Dengan melakukan penilaian, maka kepentingan
investor (sebagai konsumen) dapat terlindungi sehingga sesuai dengan bagian
menimbang huruf c dari UUPM.159
Penghentian operasi PIK oleh Plt. Bupati Kutai Timur yang menuai banyak
kontroversi timbul karena adanya disharmonisasi antara Pemerintah Pusat (Menteri
ESDM dan Menteri Kehutanan) dengan Pemerintah Daerah (Plt. Bupati Kutai
Timur). Seperti yang sudah diuraikan di atas, disharmonisasi antara Menteri
Kehutanan dan Plt. Bupati Kutai Timur dikarenakan audit Inspektorat Jenderal
158 Setiawan Ananto, op.cit., 159 Hamud M. Balfas, op.cit., hal. 167.
Universitas Indonesia Keterbukaan informasi..., Selvy, FHUI, 2009
83
Departemen Kehutanan menurut Menteri Kehutanan berbeda dengan audit
Inspektorat Jenderal Departemen Kehutanan yang diterima oleh Plt. Bupati Kutai
Timur. Sedangkan disharmonisasi yang terjadi antara Menteri ESDM dan Plt. Bupati
Kutai Timur dilihat dari diterimanya surat dari Menteri ESDM Nomor
1721/30/DJB/2008 tanggal 31 Juli 2008 oleh Bayan yang menyatakan bahwa PIK
tetap dapat beropersi di wilayah PKP2B dan penghentian kegiatan usaha PKP2B
merupakan wewenang Pemerintah Pusat.160 Namun, tidak demikian menurut
Plt.Bupati Kutai Timur. Menurut Isran Noor, kegiatan usaha PIK harus dihentikan
mengingat tidak dimilikinya izin pinjam pakai oleh PIK (sesuai audit Inspektorat
Jenderal Departemen Kehutanan yang diterimanya).
Mengenai masalah disharmonisasi ini sudah bukan hal baru lagi dalam sektor
pertambangan maupun sektor kehutanan di Indonesia. Dalam Bab 2 telah diutarakan
bahwa disharmonisasi antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah muncul
karena Kepala Daerah memiliki paradigma bahwa sejak diundangkannya Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Otonomi Daerah, maka segala urusan
pengelolaan sumber daya di bidang pertambangan umum (migas dan batubara)
menjadi kewenangan daerah secara mutlak. Bila dikaji maka dapat dilihat dari pasal
13 dan pasal 14 UU tersebut bahwa kewenangan bidang pertambangan bukanlah
kewenangan yang wajib harus dilakukan oleh pemerintah provinsi atau oleh
pemerintah kabupaten/kota. Oleh karena itulah, Pemerintah Daerah dalam
melaksanakan tugasnya tetap harus berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat.161
Dalam kasus ini, terlihat disharmonisasi yang sangat fatal antara Pemerintah
Pusat (Menteri Kehutanan) dengan Pemerintah Daerah (Plt. Bupati Kutai Timur).
Plt. Bupati Kutai Timur langsung menghentikan kegiatan usaha PIK karena
menganggap tindakan tersebut didasarkan pada audit Inspektorat Jenderal
Departemen Kehutanan yang diterimanya tanpa melakukan koordinasi lebih lanjut
lagi dengan Menteri Kehutanan (Pemerintah Pusat), padahal ternyata audit
160 Prospektus P.T. Bayan Resources, Tbk., op.cit., hal. 126. 161 Ainur Rasyid, op.cit., hal. 129-130.
Universitas Indonesia Keterbukaan informasi..., Selvy, FHUI, 2009
84
Inspektorat Jenderal Departemen Kehutanan menurut versi Menteri Kehutanan
berbeda dengan audit Inspektorat Jenderal Departemen Kehutanan yang diterima
olehnya. Hal inilah yang merupakan pangkal terjadinya kekisruhan antara
Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah.
Berkaitan dengan masalah disharmonisasi ini, menurut ibu Neviyanti, hal lain
yang menjadi alasan Bapepam memberikan pernyataan efektif kepada Bayan (selain
alasan keterbukaan tersebut di atas) adalah adanya pernyataan dari Departemen
ESDM bahwa PIK sudah memiliki PKP2B yang masih berlaku sehingga tidak ada
masalah. Lain halnya apabila PIK tidak mempunyai izin tersebut, maka walaupun
sudah di disclose, Bapepam tidak akan memberikan pernyataan efektif. Untuk bisa
mendapatkan pernyataan efektif, maka setidaknya calon emiten maupun anak
perusahaannya harus sudah memiliki bukti pengurusan (bukti bahwa izinnya sedang
diproses). Selain itu, dalam pemberian pernyataan efektif, Bapepam juga berpegang
pada Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1976 Romawi II angka 11 butir ii yang
mengatakan bahwa apabila ada tumpang tindih antara kehutanan dan pertambangan,
maka pertambangan yang diprioritaskan.
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa Bayan telah mendapatkan surat
dari Menteri ESDM yang menyatakan bahwa PIK tetap dapat meneruskan kegiatan
usahanya dalam wilayah PKP2B.162 Berdasarkan pasal 1 Keputusan Presiden Nomor
75 Tahun 1996, PKP2B merupakan perjanjian antara pemerintah dengan kontraktor
swasta untuk melaksanakan perusahaan pertambangan bahan galian batubara.
PKP2B ditandatangani dan diawasi pelaksanaannya oleh Menteri ESDM yang
bertindak untuk dan atas nama pemerintah. (pasal 8 Keputusan Presiden Nomor 75
Tahun 1996). Dari ketentuan ini bisa dilihat bahwa Menteri ESDM (sebagai wakil
pemerintah dalam PKP2B) memiliki kewenangan untuk menentukan apakah PIK
dapat meneruskan kegiatannya dalam wilayah PKP2B atau tidak.
162 Prospektus P.T. Bayan Resources, Tbk., op.cit., hal. 126.
Universitas Indonesia Keterbukaan informasi..., Selvy, FHUI, 2009
85
Surat dari Menteri ESDM tersebut di atas diperkuat dengan pernyataan
Menteri Kehutanan bahwa kegiatan operasi PIK tidak semestinya dihentikan.163 Hal
ini menunjukkan bahwa PIK tidak perlu menghentikan usaha tambangnya walaupun
PIK telah menerima surat penghentian operasi dari Plt. Bupati Kutai Timur.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan hukum tersebut di atas, maka Bapepam
akhirnya pada tanggal 4 Agustus 2008 mengeluarkan pernyataan efektif penawaran
umum P.T. Bayan Resources, Tbk.
163 Ismi Wahid dan Firman Hidayat, op.cit.,
Universitas Indonesia Keterbukaan informasi..., Selvy, FHUI, 2009