bab 4 metode penelitian + kerangka kerja

10
BAB 4 METODE PENELITIAN Metode penelitian ini adalah pemilihan dan perumusan masalah hipotesis untuk memberikan gambaran mengenai metode dan teknik yang henda digunakan dalam suatu penelitian (Tjokronegoro,1999). Hal yang men metode penelitian ini adalah1). Desain penelitian, ).!erangkakerja, "). #opulasi dan sampel, $).%denti&ikasi 'ariabel dan de&inisi operasional, ). %nstrumen penelitian, ). *okasi dan +aktu penelitian, ). #rosedur peng dan pengumpulan data, -). nalisa data, 9). /tika penelitian, dan 10).!eterbatasan. 4.1 Desain Penelitian #enelitian ini menggunakan desain Quasy Experiment dimana peneliti melakukan inter'ensi metode Bed Side Teaching terhadap dampak kemampua kogniti& dan psikomotor dalam pemasangan in&us kepada satu kelompok yang ikuti dengan pengukuran obser'asi pada tujuan yang harapkan dari perlak inter'ensi tersebut, yaitu peningkatan kemampuan kogniti&, a&ekti& dan psikomotor mahasis+a, kemudian hasil obser'asi dikontrol atau diba dengan kelompok lain yang tidak mendapatkan perlakuan tersebut 2ubjek #ra #erlakuan #asca 1 3 " $ !eterangan 4 1 4 5bser'asi perilaku sebelum perlakuan pada kelompok perlakuan " 4 5bser'asi perilaku pada kelompok kontrol $1

Upload: ronald-kharismawan

Post on 09-Oct-2015

47 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB

PAGE 42

BAB 4

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini adalah pemilihan dan perumusan masalah serta hipotesis untuk memberikan gambaran mengenai metode dan teknik yang hendak digunakan dalam suatu penelitian (Tjokronegoro,1999). Hal yang mencakup metode penelitian ini adalah 1). Desain penelitian, 2). Kerangka kerja, 3). Populasi dan sampel, 4). Identifikasi variabel dan definisi operasional, 5). Instrumen penelitian, 6). Lokasi dan waktu penelitian, 7). Prosedur pengambilan dan pengumpulan data, 8). Analisa data, 9). Etika penelitian, dan 10).Keterbatasan.

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain Quasy Experiment dimana peneliti melakukan intervensi metode Bed Side Teaching terhadap dampak kemampuan kognitif dan psikomotor dalam pemasangan infus kepada satu kelompok yang di ikuti dengan pengukuran / observasi pada tujuan yang harapkan dari perlakuan / intervensi tersebut, yaitu peningkatan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor mahasiswa, kemudian hasil observasi dikontrol atau dibandingkan dengan kelompok lain yang tidak mendapatkan perlakuan tersebutSubjek Pra Perlakuan Pasca A 1 2

B 3 4 Keterangan :

1 : Observasi perilaku sebelum perlakuan pada kelompok perlakuan 3 : Observasi perilaku pada kelompok kontrol

2 : Observasi perilaku sesudah perlakuan pada kelompok perlakuan 4 : Observasi perilaku sesudah pada kelompok control

: Pelakuan Bedside Teaching tentang pemasangan infuse : Tidak ada perlakuan

4.2 Kerangka Kerja

Pre

Perlakuan

Paska

HasilGambar : 4.2. Kerangka Kerja Penelitian Pengaruh Penerapan Bed side Teaching Terhadap Perubahan Perilaku Profesional dalam pemasangan infus pada Mahasiswa Prodi Keperawatan Poltekkes Ternate. 4.3Populasi, Besar Sampel dan Sampling4.3.1Populasi

Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2002), Populasi adalah kesluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti, sedangkan menurut Sastro Asmoro dan Sofyan Ismail (1995) bahwa populasi adalah sekelompok subjek atau data dengan karakteristik tertentu. Dalam penelitian ini populasinya adalah 42 Mahasiswa Program Reguler semester V Jurusan Keperawatan Poltekkes Ternate, 4.3.2Besar Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto,2002 ), maka penentuan besar sampel dari jumlah populasi tersebut dengan rumus perhitungan sebagai berikut : ( P 1 ) ( r 1 ) > 12/15 ( 2 1 ) ( 2 1 ) > 12/15 1 . 1 > 12/15 r > 12 1

r > 11Keterangan :

P: Kelompok perlakuan

r: Replikasi = nJadi besar sample dari penelitian ini adalah 11 orangDi samping itu pula dalam sampel juga harus memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang terdiri dari :1. Kriteria Inklusi dari penelitian ini adalah :

1) Mahasiswa semester V program reguler Jurusan Keperawatan yang bersedia untuk diteliti dengan menandatangani surat persetujuan untuk di teliti.2) Mahasiswa yang belum pernah melakukan pemasangan infus.

2. Kriteria Eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai hal (Nursalam, 2003). Kriteria eksklusi dari penelitian ini adalah:

1) Mahasiswa yang tidak bersedia untuk diteliti 2) Mahasiswa yang tidak termasuk dalam kelompok yang akan diteliti3) Mahasiswa yang satu angkatan dengan mahasiswa yang akan diteliti4) Mahasiswa yang telah atau sudah mampu melakukan teknik pemasangan jarum infus 4.3.3Sampling

Sampling adalah Proses seleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi (Nursalam ,2003). Penelitian ini menggunakan probaliti sampling terutama Systemstic Sampling yaitu setiap subjek dalam populasi mempunyai kesempatan untuk terpilih/dilaksanakan jika tersedia daftar subjek yang dibutuhkan (Nursalam, 2003). Jumlah populasi adalah N = 42 mahasiswa dan sample yang dipili = 11, maka setiap kelipatan 4 akan menjadi sample, yaitu sempel pada nomor absen mahasiswa 4, 8, 12 dan seterusnya.4.4Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional

4.4.1 Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang nilainya menentukan variabel lainnya (Nursalam, 2003). Atau disebut variabel bebas, sebab mempengaruhi variabel dependen (Notoatmodjo, 2002). Variabel independen dalam penelitian ini adalah Penerapan Bed sideTteaching4.4.2 Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel tergantung akibat terpengaruh atau dipengaruhi oleh variabel independen (Notoatmodjo, 2002). Variabel dependen dari penelitian ini adalah Perubahan Perilaku Profesional (Kognitif, Afektif dan Psikomotor) dalam Pemasangan Infus.4.4.3 Definisi Operasional

VARIABELDEFENISI VARIABELPARAMETERALAT UKURSKALASKORE

Variabel Independen

PenerapanBeside Teaching

Variabel Dependen :

Kemam puan Kognitif Afektif dan Psikomotor dalam Pemasa ngan Infus

Bimbingan klinik (tgg pemasangan jarum infuse) secara langsung disamping klien yang dilakukan oleh perawat kepada mahasiswa dengan berpedoman pada satuan acara pembelajaran

Kemampuan mahasiswa dalam tindakan pemasangan infus baik secara kognitif maupun psikomotor~Menguasai keterampilan procedural~Tumbuh sikap profesional

~Mempelajari perkembangan biologis atau fisik

~Melakukan komunikasi dengan pengamatan langsung.

Peningkatan kemampuan.

Kognitif :

1. Dapat menjelaskan konsep dan memahami tujuan pemasangan infus 2. Memahami unsur -unsur penting dari prosedural pemasangan infus.

3. Menguraikan/menjelaskan teknik pemasngan infus

4. Mamahami komplikasi akibat pemasangan infus

Psikomotor :

5. Melakukan tindakan persiapan unsur-unsur penting pemasangan infus dengan tepat

6. Melakuan tindakan teknik pemasangan infus dengan benar.

7. Merapikan alat-alat setealah pemasangan infuse

Afektif1. Etis

~Tenang, sabar dan tabah

~Kontrak dengan klien dan keluarga

~Mengutarakan kata permohonan izin sebelum melakukan tindakan

~Mengucapkan terima kasih setelah selesai melakukan tindakan2. Santun

~Senyum manis

~Menyapa dengan ramah dan sopan

~Bersikap ramah terhadap klien dan keluarga

3.Didikasi

~Cekatan, tidak ragu dalam melakukan tindakan

~Percaya diri dalam melakukan tindakan

Kuesioner

ObservasiObservasi Ordinal

OrdinalOrdinal

no;1,2,3,4 mampu = 3

kuramg mampu = 2

tidak mampu = 1

~ Baik : 76 100%~ Cukup : 56 75%

~ Kurang :

< 55%

no; 5,6,7

mampu = 3

kurang mampu = 2

tidak mampu = 1 ~ Baik :

76 100%

~ Cukup :

75 56%

~ Kurang :

< 55%no; 5,6,7

mampu = 3

kurang mampu = 2

tidak mampu = 1

~ Baik :

76 100%

~ Cukup :

75 56%

~ Kurang :

< 55%

4.5Instrumen Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini melakukan dan menggunakan lembar obsevasi dan kuesioner. Pengukuran instrumen menggunakan skala ordinal untuk mengatahui perbedaan tingkat kemampuan mahasiswa yang dilakukan Bed side Teaching dengan yang tidak dilakukan Bed side Teaching, Tingkat kemampuan kognitif, Afektif dan psikomotor di kelompokkan , 76 100% : baik, 75 56% :cukup , < 55 % : kurang .

4.6Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini rencana dilaksanakan di RSU Hasan Boesoeiri di ruangan interna pria , di Ternate dan rencana mulai bulan November 20044.7Prosedur Pengumpulan Data

Pada awal penelitian (pre), menetapkan populasi, sample dan sampling penelitian. Selanjutnya pengumpulan data, observasi perilaku pada kelompok perlakuan dan kontrol, kemudian memberi perlakuan pada kelompk perlakuan, sebelumnya diberi penjelasan tentang Bedside Teaching dalam pemasangan infus lalu didemonstrasikan langsung ke klien oleh mahasiswa dengan didampingi oleh pembimbing. Pada tahap post, diobservasi kembali perilaku kelompok perlakuan dan kontrol tentang kemampuan kognitif, afektif diberi kuesioner, dan psikomotor diobservasi sesuai lembar observasi yang sudah ada. Bagi kelompok mahasiswa yang tidak diberi perlakuan akan dilakukan setelah penelitian ini.4.8Analisis DataHasil pengumpulan data pada lembar observasi kemudian diberikan skore dan kode, lalu dilakukan tabulasi pada skore dan kode tersebut dan diolah, meliputi identifikasi masalah penelitian, pangkajian masalah penelitian dengan uji Mann-WhitneyTest., dengan tingkat kemaknaan = 0.05U1 = n1 n2 + ( n1 + 1 ) _ R 1

2

Rumus : U 2 = n1 n2 + ( n1 + 1 ) _ R 2

2

Keterangan :

n1= Jumlah sampel 1

n2= Jumlah sampel 2

U1 = Jumlah peringkat 1

U2= Jumlah peringkat 2

R1 = Jumlah rangking pada sampel 1

R2 = Jumlah rangking pada sampel 24.9Etik Penelitian

Sebelum penelitian dilakukan peneliti mendapat ijin dari ketua Program Studi Ilmu Keperawatan FK Unair , selanjutnya mengajukan pemohonan ijin kepada Kepala Poltekkes Ternate dan Direktur RSU Hasan Boesoeiri Ternate. Kemudian peneliti mendapat persetujuan dari pihak yang di teliti dan pasien sebagai media penelitian, dengan tetap menekankan masalah etika yang meliputi :1) Lembar Informed Consent (Lembar persetujuan)

Lembar Informed Consent diedarkan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan penjelasan maksud dan tujuan dari penelitian, jika responden bersedia diteliti maka mereka diminta menandatangani lembar persetujuan, jika tidak bersedia peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya2)Anonimity (Tanpa nama)

Dalam menjaga kerahasiaan responden, Peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar obsevasi hanya diberikan nomor urut atau konde tertentu.3) Confidentiality (Kerahasiaan)

Informasi yang telah dikumpulkan dari responden tetap dijamin kerahasiaannya oleh peneliti,4.10 Keterbatasan PenelitianKeterbatasan adalah kelemahan atau hambatan dalam penelitian . Keterbatasan dalam penelitian ini kemungkinan adalah 1.Keterbatasan tentang kesempatan objek pada saat penelitian akan dilaksanakn.2.Keterbatasan waktu terkait dengan objek yang kemungkinan ada atau tidak adanya pasien yang akan dipasang infus serta kelayakannya.

3.Kesediaan pasien untuk sebagai media dalam bimbingan.4.Kemungkinan instrumen pengumpulan data yang di rancang peneliti tanpa melakukan uji coba , maka validitas dan reabilitasnya masih perlu uji lagi.Sampling

(Probalitysampling/Systematic sampling)

Observasi perilaku profesionalkelompok kontrol

Menetapkan hasil penelitian

Observasi perilaku professional kelompok kontrol

Observasi perilaku professional kelompok perlakuan

Observasi perilaku professional kelompok perlakuan

Tidak diberi perlakuan Beside Teaching tentang pemasangan infus.

Diberi perlakuan Bedside Teaching tentang pemsangan infus

Analisis komparatif dengan Mann-Whitney Test

Sampel

(11 Sampel )

Populasi

(42 Mahasiswa)

Pengumpulan data

41PAGE