bab i asuhan kebidanan (yadi)

56
ASUHANAN KEBIDANAN KOMUNIKASI PADA KELUARGA Tn. S DENGAN MASALAH UTAMA ANEMIA RINGAN PADA Ny. D GII P1, AO, 27 TAHUN HAMIL 12 MINGGU DISUSUN JOGORANAN, DESA JOGONEGORO KECAMATAN MARTOYUDHAN KABUPATEN MAGELANG Laporan ini disusun guna memenuhi tugas praktek belajar lapangan komunikasi Pembimbing Akademi : Tri Yunita N, SST Oleh : Agustina Putri W

Upload: nuruddin

Post on 24-Jun-2015

1.014 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I Asuhan Kebidanan (YADI)

ASUHANAN KEBIDANAN KOMUNIKASI PADA KELUARGA Tn. S

DENGAN MASALAH UTAMA ANEMIA RINGAN PADA

Ny. D GII P1, AO, 27 TAHUN HAMIL 12 MINGGU

DISUSUN JOGORANAN, DESA JOGONEGORO

KECAMATAN MARTOYUDHAN

KABUPATEN MAGELANG

Laporan ini disusun guna memenuhi tugas praktek belajar lapangan komunikasi

Pembimbing Akademi : Tri Yunita N, SST

Oleh :

Agustina Putri W

64.08.005

AKADEMI KEBIDANAN KARSA MULIA

SEMARANG

2010

Page 2: BAB I Asuhan Kebidanan (YADI)

LEMBAR PENGESAHAN

Disusun dalam rangka mengikuti praktek belajar lapangan Kebidanan

Komunitas di Dusun Jogopranan, Desa Jogopranan, Kecamatan Mertoyudan,

Kabupaten Magelang.

Pada tanggal 28 Juni 2010 sampai 9 Juli 2010.

Magelang, Juli 2010

Praktikan

Agustina Putri W

Mengetahui

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademi

Tri Yunita, SST

Page 3: BAB I Asuhan Kebidanan (YADI)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

laporan Asuhan Kebidanan komunitas di Dusun Jogopranan, Desa Jogopranan,

Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Yang dilaksanakan tanggal 28 Juli

2010 dengan judul “ Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Tn. S Dengan Masalah

Anemia Ringan Pada Ny. D di Dusun Jogopranan, Desa Jogopranan, Kecamatan

Mertoyudan, Kabupaten Magelang.” Penulis menyadari dalam penulisan dan

penyelesaian ini banyak memerlukan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Kartiko Waluyono, MKes ketua yayasan Eka Karsa Mulia

Semarang.

2. Dr. Budi Palarto, SpOG selaku Direktur Akademi Karsa Mulia

Semarang.

3. Dr. Hendarto, MKes, selaku Kepala Dinas Kesehatan kabupaten

Magelang.

4. Drg. Rinawati Listyaningsih, selaku kepala Puskesmas Martayudan II

5. Bidan Anik Ismiyati dan Bidan Sutarmi sebagai bidan Desa.

6. Allal Mukhtar, Sag, selaku Kepala Desa Jogonegoro.

7. Guntur Suyitno, selaku Kepala Dusun Jogonegoro.

8. Tri Yunita, SST, selaku Pembimbing Akademik.

9. Orang tua saya yang telah memberi semangat dan dukungan.

10. Teman – teman yang selalu memberi semangat dalam penyusunan

laporan ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih terdapat banyak

kesalahan. Oleh karena itu, pernulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari pembaca. Harapan penulis, semoga laporan ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak dan pembaca pada umumnya.

Page 4: BAB I Asuhan Kebidanan (YADI)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan

C. Metodelogi

BAB II TINJAUAN TEORI

I. Anemia Dalam Kehamilan

A. Definisi Anemia Dalam Kehamilan

B. Macam – Macam Anemia

C. Penyebab Anemia

D. Tanda Dan Gejala Anemia

E. Pengaruh Anemia Dalam Kehamilan

F. Penanganan Anemia

G. Diagnosa Anemia Pada Kehamilan

II. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Keluarga

A. Definisi Keluarga

B. Bentuk Keluarga

C. Klasifikasi Keluarga

D. Fungsi Keluarga

E. Tujuan Asuhan Keluarga

F. Langkah Asuhan Kebidanan Keluarga

G. Pelayanan Asuhan Kebidanan Keluarga

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Data Umum

B. Data Kasus

C. Pengkajian Keluarga Berdasarkan II Fungsional Kesehatan menurut

Gordon

Page 5: BAB I Asuhan Kebidanan (YADI)

D. Pemeriksaan Umum Keluarga

BAB IV PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Page 6: BAB I Asuhan Kebidanan (YADI)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Negara maju maupun di Negara berkembang seseorang disebut

menderita anemia bila kadar hemoglobin (Hb) kurang dari 10 gr % disebut

anemia berat atau bila kurang dfari 5 gr% disebut anemia gravis,

Berdasarkan penelitian di ASEAN, Indonesia mempunyai AKI yang

paling tinggi sebesar 307/100.000 kelahiran hidup. Yang berhubungan dengan

kehamilan, persalinan, nifas, dari total AKI, 37% diantaranya diakibatkan oleh

penyakit anemia dalam kehamilan. Di Jawa Tengah khususnya di Kota

Magelang AKI 116/100.000 kelahiran hidup. (Cakrawala 2008).

Wanita tidak hamil mempunyai nilai normal hemoglobin 12 – 15 gr%

dan hematokfit 35 – 54 %. Angka – angka tersebut juga berlaku untuk wanita

hamil terutama wanita yang mendapatkan pengawasan selama hamil. Oleh

karena itu, pemeriksaan hematokrit dan hemoglobin harus menjadi

pemeriksaan darah rutin selama pengawasan anternal. Sebaiknya p-

emeriksaan dilakukan setiap 3 bulan atau paling sedikit 1 x pada pemeriksaan

pertama atau pada triwulan 1 dan sekali lagi pada triwulan akhir

(Prawironardjo, 2008).

Berdasarkan penulisan diatas maka penulis tertarik mengambil kasus

tentang anemia dalam kehamilan untuk asuhan kebidanan keluarga.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah selesai mengikuti praktek kebidanan komunitas dalam keluarga

mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan komunitas dalam

keluarga, khususnya pada keluarga Tn. S pada Ny. D dengan anemia

dalam kehamilan dengan menggunakan pendekatan asuhan kebidanan dan

memandirikan keluarga khusunya Ny. D untuk dapat mengatasi masalah

kesehatan pada dirinya.

Page 7: BAB I Asuhan Kebidanan (YADI)

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian

kebidanan pada keluarga dengan masalah anemia pada ibu hamil.

b. Mahasiswa mampu menentukan masalah

kebidanan pada keluarga dengan masalah anemia pada ibu hamil.

c. Mahasiswa mampu merencanakan tidakan

kebidanan pada keluarga dengan masalah anemia pada ibu hamil.

d. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan

kebidanan pada keluarga dengan masalah anemia pada ibu hamil.

e. Mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan

kebidanan pada keluarga dengan masalah anemia pada ibu hamil.

f. Mahasiswa mendokumentasikan semua kegiatan

asuhan kebidanan dalam bentuk SOAP.

C. Metodologi

Adapun metodologi yang digunakan dalam pelaksanaan praktek lapangan ini

adalah :

1. Pengenalan lapangan dan pendataan kerumah sasaran yang telah

ditetapkan untuk mengumpulkan data dengan cara observasi.

2. Pengkajian meliputi pengumpulan, pengolaan dan analisa data.

3. Perencanaan melalui musyawarah keluarga

4. Pelaksanaan melalui penyuluhan.

5. Evaluasi hasil kegiatan

6. mendokumentasikan hasil kegiatan

Page 8: BAB I Asuhan Kebidanan (YADI)

BAB II

TINJAUAN TEORI

I. Anemia Dalam kehamilan

A. Definisi Anemia Dalam Kehamilan

Seseorang pria maupun wanita dinyatakan menderita anemia

apabila hemoglobin dalam darah kurang dari 12 gr %. Anemia lebih

sering dijumpai dalam kehamilan. Hal ini disebabkan karena dalam

kehamilan keperluan akan zat – zat makanan bertambah dan terjadi

perrubahan – perubahan dalam darah dan sum – sum tulang

(Prawirohardjo, 1999).

Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara

fisiologi dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita. Pengenceran

itu meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat dalam

masa kehamilan dan pendarahan pada waktu persalinan karena akibat

dari cardiac out put meningkat. Banyak unsure besi yang hilang lebih

sedikit dibandingkan dengan apabila darah itu tetap kental

(Prawirohardjo, 1997).

Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah mualai sejak

kehamilan umur 10 minggu. Seorang wanita yang memiliki HB kurang

dari 10 g/.10 ml. disebut anemia dalam kehamilan. Karena itu wanita

hamil dengan HB diantara 10 – 12 g/100 ml tidak dianggap menderita

anemia patologik akan tetapi anemia fisiologi atau pseudoanemia

(Prawirohardjo, 1999).

B. Macam – Macam Anemia Dalam Kehamilan

1. Anemia Definisi Besi

Anemia dalam kehamilan paling sering dijumpai ialah anemia

akibat kekurangan besi. Kekurangan ini dapat disebabkan karena

kurang masuknya unsure besi dari makanan karena gangguaan

reapsorosi, gangguan penggunaan atau karena terlampau banyak

besi keluar dari badan, misalnya pendarahan. Keperluan akan besi

Page 9: BAB I Asuhan Kebidanan (YADI)

bertambah dalam kehamilan, terutama dalam trimester akhir.

Apabila masuknya besi tidak bertambah dalam kehamilan, maka

terjadi anemia difisensi besi, lebih – lebih pada kehamilan kembar

(Prawirohardjo, 1999).

2. Anemia Megaloglastik

Anemia megaloglastik dalam kehamilan disebabkan karena

defisensi asam folik (Pterolyglutamic acid). Njarang sekali karena

defisiensi vitamin B1 (Cyanocobalanim)

3. Anemia Hipoglastik

Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena sum – sum

tulang kurang mampu membuat sel – sel darah dinamakan

hipoglastik dalam kehamilan. Biasanya anemia hipoglastik terjadi

dalam kehamilan apabila wanita dengan selamat melewati masa

persalinan dan selama masa nifas anemia hipoglastik akan sembuh

dengan sendirinya.

4. Anemia Himolitik

Anemia himolitik disebabkan karena penghancuran sel darah

merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan

anemia himolitik sukar menjadi hamil, apabila ia hamil maka

anemianya akan menjadi berat. Sebaliknya mungkin pula bahwa

kehamilan menyebabkan krisi himolitik pada waniata yang

sebelumnya tidak menderita anemia (Prawirohardjo, 1999).

C. Penyebab Anemia

1. Kurang Gizi (mal nutrisi)

2. Kurang zat bezi dalam darah

3. Mal Absorpsi

4. Kehilangan darah yang banyak : Persalinan yang lalu, haid dan

lain – lain.

5. Penyakit kronik, TBC, paru – paru, cacing usus, malaria, dan

lain - lain (Prawirohardjo, 2008).

D. Tanda dan Gejala Anemia

Page 10: BAB I Asuhan Kebidanan (YADI)

1. Letih

2. Lemah badan

3. Cepat lelah

4. Lunglai (Prawirohardjo, 2008).

E. Pengaruh Anemia Dalam Kehamilan

1. Abortus

2. Portus Prematurus

3. Portus lama karena inersia uteri

4. Pendarahan post partum karena utoria uteri

5. Syok

6. Infeksi, baik Intra Pratum maupun Post partum

7. Anemia yang sangat berat dengan BB kurang dari 4 gr/100 ml

dapat menyebabkan dekompensasi kordis (Prawirohardjo, 2008).

F. Penanganan Anemia

1. Pemeriksaan kadar Hb setiap 3 bulan untuk mengenal anemia

sedini mungkin

2. Pemberian tablet Fe (Sulfat ferosus 200mg)

3. Dianjurkan makan – makanan yang mengandung banyak

protein dan sayuran hijau.

4. Dalam keadaan mendesak, kadang – kadang perlu pemberian

tranfusi (material dan neonatal 2006)

G. Diagnosis Anemia Pada Kehamilan

Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dgt menggunakan

alat sahli dapat digolongkan sebagai berikut :

Hb 11 gr% : tidak anemia

Hb 9 – 10 gr% : Anemia ringan

Hb 7 – 8 gr % : Anemia sedang

Hb < 7 gr % : Anemia berat

(Prawirohardjo, 2008).

Page 11: BAB I Asuhan Kebidanan (YADI)

II. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Keluarga

A. Definisi Keluarga

Keluarga adalah salah satu hubungan antara manusia yang

terkait dalam pertalian darah dan biasanya terdiri dari suami/ayah,

istri/ibu, anak/anak – anak (Roy, 2003).

Keluarga adalah unit social terkecil dalam masyarakat, atau

suatu organisasi bio psiko – sosio – spriritual dimana anggota keluarga

terkait dalam suatu ikatan perkawinan dan bukan ikatan yang sifatnya

statis dan membelenggu dengan saling menjaga kehormatan hubungan

dengan yang lain atau hubungan silatuhrohim (Notok, 2007).

B. Bentuk Keluarga

1. Tradisional

a. Keluarga inti atau nudear family

adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak – anak,

dalam 1 rumah ditetapkan oleh sangsi – sngsi legal dalam suatu

ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja diluar

rumah.

b. Reconstituted nudear adalah

pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan

kembali suami istri tinggal dalam satu rumah dengan anak –

anaknya baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil

perkawinan baru.

c. Niddle agea / Aging cauple :

suami sebagai pencari uang, istri dirumah / kedua – duanya

bekerja dirumah. Anak sudah meninggalkan rumah karena

sekolah, perkawinan ataupun meniti katrir.

d. Keluarga Dyad / dgadie nudear :

suami istri tanpa anak

e. Single parent : satu otrang tua

atau ayah atau ibu, dengan anak

Page 12: BAB I Asuhan Kebidanan (YADI)

f. Dual carier : suami istri /

keluarga orang karir dan tanpa anak

g. Commuter Married : suami istri /

keduanya orang karir dan tinggal terpisah pada jarak tertentu

h. Single Adutl : orang dewasa

hidup sendirian dan tidak mempunyai keinginan untuk kawin

i. Extended Family : keluarga yang

terdiri dari semua orang yang berketurunan dari kakek, nenek

yang sama termasuk dari keturunan masing – masing istri dan

suami

j. Keluarga Usila

k. usila dengan tanpa pasangan,

anak sudah pisah

2. Non Tradisional

a. Commune Family

Beberapa keluarga hidup bersama dalam satu rumah, sumber

yang sama, pengalaman yang sama.

b. Cohibling Coiple

Dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa

kawin

c. Homosexual / Lesbian

Satu jenis hidup besama sebagai suami istri

d. Institusional

Anak – anak / orang – orang dewasa tinggal dalam satu panti

asuhan.

e. Keluarga orang tua (pasangan) yang tidak kawin dengan

anak

C. Klasifikasi Keluarga

Indikator keluarga sejahtera .pada dasarnya berangkat dari

pokok pikiran yang terkandung dalam UUD No 10 tahun 1992 disertai

asumsi bahwa kesejahteraan merupakan variable komposit yang terdiri

Page 13: BAB I Asuhan Kebidanan (YADI)

dari berbagai indikator spesifik dan operasional. Karena indikator yang

dipilig akan digunakan oleh kader desa, yang pada umumnya tingkat

pendidikan retalif rendah, untuk mengukur derajat kesejahteraan

anggotanya dan sekaligus sebagai pasangan untuk melakukan

intervensi, maka indikator tersebut selain harus memiliki vasilidas

yang tinggi, juga dirancang sedemikian rupa, sehingga cukup

sederhana dan secara operasional dapat dipahami dan dilakukan oleh

masyarakat abdi desa.

Atas dasar pemikiran diatas, maka indikator dan kreteria

keluarga sejahtera yang ditetapkan adalah sebagai berikut :

(1). Keluarga Pra Sejahtera

Adalah keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih

dari 5 kebutuhan dasarnya (basic needs), sebagai keluarga sejahtera

I. seperti kebutuhan akan pengajaran agama, pangan, papan,

sandang dan kesehatan.

(2). Keluarga Sejahtera Tahap

I

Adalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya

secara minimal yaitu :

1. Melaksanakan

ibadah menurut agama oleh masing – masing keluarga.

2. Pada umumnya

anggota keluarga makan 2 x sehari / lebih.

3. Seluruh anggota

keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk dirumah,

bekerja / sekolah.

4. bagian yang

terluas dari lantai rumah bukan dari tanah.

5. Bila anak sakit

atau pasangan usia subur ber KB dibawa ke tempat pelayanan

kesehatan

Page 14: BAB I Asuhan Kebidanan (YADI)

(3). Keluarga Sejahtera Tahap

II

Yaitu keluarga – keluaraga yang disamping telah dapat memenuhi

criteria keluarga sejahtera I, harus pula memenuhi syarat – syarat

sosial psikologi 6 – 14 :

6. Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur

7. Paling kurang, sekali seminggu keluarga menyiapkan

daging / ikan/ telur sebagai lauk pauk

8. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu

stel pakaian baru/tahun

9. Luas lantai rumah paling kurang delapan meter persegi tiap

penghuni rumah.

10. Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terkhir dalam

keadaan sehat

11. Paling kurang 1 (satu) anggota keluarga yang berumur 15

tahun keatas mempunyai penghasilan

12. Seluruh anggota yang berumur 10 – 60 tahun biasa

membaca tulisan latin

13. Seluruh anak berusia 5 – 15 tahun bersekolah pada saat ini

14. Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga yang masih pasangan

subur memakai alat kontrasepsi (kecuali sedang hamil)

(4). Keluarga Sejahtera Tahap

III

Yaitu keluarga memenuhi syarat 1 sampai 14 dan dapat pula

memenuhi syarat 15 sampai 21, syarat pengembangan keluarga

yaitu :

15. Mempunyai upaya untuk meningkatkan pengetahuan

agama

16. Sebagian dari penghasilan keluarga dapat disisikan untuk

tabungan keluarga

Page 15: BAB I Asuhan Kebidanan (YADI)

17. Biasanya makan bareng paling kurang sekali sehari dan

kesempatan itu dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar

anggota keluarga

18. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat dilingkungan tempat

tinggal

19. Mengadakan rekreasi bersama di luar rumah paling kurang

1 x / 6 bulan

20. Dapat memperoleh berita dari surat kabar / TV/ majalah

21. Anggota keluarga mampu menggunakan sarana tranportasi

yang sesuai dengan kondisi ndaerah setempat

(5). Keluarga Sejahtera Tahap

III Plus

Keluarga yang dapat memenuhi kriteria 1 – 21 dan dapat pula

memenuhi kriteria 22 dan 23 kriteria pengembangan keluarga

yaitu :

22. Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukarela

memberikan sumbangan bagi kegiatan sosial masyarakat dalam

bentuk materil

23. Kepala keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai

pengurus perkumpulan / yayasan ./ Institusi masyarakat

(6). Keluarga Miskin

Adalah keluarga pra sejahtera alas an ekonomi dan KS-1 karena

alasan ekonomi tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih

indikator meliputi :

1. Paling kurang sekali seminggu anggota keluarga makan

daging / ikan / telor

2. Setahun terakhir seluruh anggota keluarga memperoleh

paling kurang satu stel pakaian baru

3. Luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk tiap penghuni

(7). Keluarga Miskin Sekali

Page 16: BAB I Asuhan Kebidanan (YADI)

Adalah keluarga pra sejahtera alas an ekonomi dan KS-1 karena

alasan ekonomi tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih

indikator meliputi :

1. pada umumnya seluruh anggota keluarga makan 2 akli

sehari atau lebih

2. Anggota keluarga memiliki pakaian berbeda untuk

dirumah, bekerja / sekolah dan bepergian

3. Bagian lantai yang terluas bukan dari tanah

(8). Ciri – ciri Keluarga

a. Memiliki nilai – nilai kuat yang dianut oleh seluruh

anggota keluarga

b. Tahu bagaimana terkomunikasi satu terhadap orang

lain

c. Mempunyai orang tua yang tidak takut untuk

mengatakan “saya salah”

d. Mempunyai anak yang bersedia menerima jawaban

“tidak”

e. Mempunyai orang tua yang bisa diajak bicara untuk

membahas kesalahan mereka sendiri

f. Menjaga perkawinan sebagai prioritas yang diakui

untuk kenyamanan keluarga sehat

g. Menyediakan waktu yang satu terhadap yang lain

dan mau menghadiri acara kegiatan anggota keluarga yang lain

h. Mempunyai orang tua yang tidak takut menghadapi

anaknya

i. Mempunyai anak yang yakin bahwa orang tuanya

percaya terhadap yang lain

j. Mempunyai anggota keluarga yang setia terhadap

yang lain

k. Mempunyai rencana untuk acara – acara keluarga

Page 17: BAB I Asuhan Kebidanan (YADI)

l. Lebih mementingkan penyelesaian masalah dari

pada menghindari konflik

m. Mempunyai rasa tanggung yang kuat terhadap

semua anggota keluarga

n. Mengganti atau menukarkan aturan – aturan

keluarga dengan sopan santun keluarga ketika anak – anak

beranjak dewasa

o. Mendasari tindakan pada keyakinan bahwa kesatuan

keluarga lebih penting dari pada individual (Umi, 2009)

D. Fungsi Keluarga

Menurut Friedman, 1998, fungsi keluarga yaitu :

a. Fungsi Objektif

(1). Menciptakan lingkungan menyenangkan dan sehat secara

mental, saling mengasuh, menghargai, terkait dan

berhubungan

(2). Mengenal identitas individu

(3). Rasa aman

b. Fungsi Sosialisasi

(1). Proses perubahan dan perkembangan individu untuk

menghasilkan interaksi sosial dan bahan peran

(2). Fungsi dan peran dimasyarakat

(3). Sasaran untuk kontak sosial didalam atau diluar rumah

c. Fungsi Reproduksi

Menjamin kelangsungan generasi dan kelangsungan hidup

masyarakat

d. Fungsi Ekonomi

(1). Memenuhi kebutuhan tiap anggota keluarga

(2). Menambah penghasilan keluarga sampai dengan

pengalokasian dana

e. Fungsi perawatan Kesehatan

1. Konsep sehat sakit keluarga

Page 18: BAB I Asuhan Kebidanan (YADI)

2. Pengetahuan dan keyakinan tentang sakit,

tujuan kesehatan, keluarga, keluarga mandiri

E. Tujuan Asuhan Keluarga

Meningkatkan kesehatan ibu, bayi dan anak balita dalam keluarga

sehingga terwujud keluarga sehat dan sejahtera

F. Sasaran

Pelayanan kebidanan khususnya mencakup pelayanan kunjungan

rumah pelayanan KIA, masalah posyandu sasarannya adalah ibu, bayi,

dan balita

G. Langkah dari Asuahan Kebidanan Keluarga

Pengambilan data dari asuhan kebidanan keluarga meliputi :

a. Pengkajian

Pada pengkajian yang dilakukan terdiri dari data subyektif dan data

obyektif. Data subyektif terdiri dari informasi yang diterima dari

masyarakat, pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara.

Pada data subyektif meliputi biodata seluruh anggota keluarga,

pada kebutuhan sehari – hari, seituasi lingkungan, riwayat

kesehatan dan lain – lain. Data obyektif diperoleh dari hasil

observasi. Pemeriksaan dan pengelolaan masyarakat dan

lingkungan

b. Implementasi data

Berisi tentang diagnosa dari permasalahan suatu keluarga dan

untuk menentukan prioritas masalah yang ditemukan

Page 19: BAB I Asuhan Kebidanan (YADI)

c. Diagnosa masalah potensial

Berisi tentang diagnosa yang memungkinkan bisa berakibat pada

analisa yang telah ditetapkan

d. Identifikasi tindakan kebutuhan segera

Kegiayatan dilakukan untuk penanganan maslah segera

e. Perencanaan

Perencanaan untuk memecahkan masalah

f. evaluasi

untuk mengetahui ketepatan untuk kesempurnaan antara hasil yang

dicapai dengan tujuan yang telah ditetapkan

H. Pelayanan Asuhan Kebidanan Keluarga

a. Mengutamakan pendekatan mengenai kebidanan yang meliputi

identifikasi data dan analisa masalah, perencanaan dan tindakan

evaluasi

b. Pelayanan kebidanan keluarga melalui upaya promotif dan

preventif

Page 20: BAB I Asuhan Kebidanan (YADI)

BAB III

TINJAUAN KASUS

Pengkajian

Hari / tanggal : 3 Juli 2010

Jam :

A. DATA UMUM

1. Nama Kepala keluarga : Tn. S

2. Usia : 29 tahun

3. Agama : Islam

4. Pendidikan : SMA

5. Suku / bangsa : Jawa /

Indonesia

6. Alamat : Dusun

Jogopranan, Desa Jogonegoro

RT. 01 Kecamatan Martoyudan, Kabupaten

Magelang

7. Pekerjaan Kepala Keluarga : Wiraswasta

8. Komposisi Anggota Keluarga

No Nama JK

Hub

dengan

KK

Umur Pendidikan

Status Imunisasi

KetBCG Polio DPT Hepatitis Campak

1

2

Ny. D

An. B

P

L

Istri

Anak

27 thn

3 thn

SMA

Blm Sekolah

-

V

-

V

-

V

-

V

-

V

Istri

Anak

9. Tipe Keluarga

Tipe keluarga Tn. S adalah keluarga inti, dimana dalam keluarga terdiri

dari ayah, ibu dan anak

10. Suku Bangsa

Page 21: BAB I Asuhan Kebidanan (YADI)

keluarga Tn. S masih menganut budaya Jawa, seperti bancaan atau

syukuran setiap hari kelahiran anak

Page 22: BAB I Asuhan Kebidanan (YADI)

11. Statis Sosial Ekonomi

Pendapatan keluarga yaitu dibawah Rp. 1.000.000,- yang berasal dari tuan

S bekerja sebagai wiraswasta, sedangkan Ny. D tidak bekerja

12. Aktifitas Rekreasi

Seluruh keluarga tidak pernah pergi berekreasi karena Tn. S sibuk bekerja

07.00 – 17.00 WIB. Hari libur Tn. S lebih memilih istirahat di rumah.

Keluarga Tn. S biasa menonton TV bersama. Dengan cara itu Tn. S

menganggap ini sudah menyenangkan.

Genogram

Keterangan.

: Perempuan

: Penderita Anemia dalam kehamilan

: Laki – laki

: Tinggal dalam satu rumah

Page 23: BAB I Asuhan Kebidanan (YADI)

B. DATA KHUSUS

1. Data Kesehatan Lingkungan

a. Perumahan

Status rumah milik sendiri

Luas bangunan + 100 m

Rumah terdiri atas 2 ruang tidur,

1 ruang tamu, 1 dapur, 1 ruang makan dan ruang keluarga

DEPAN

Keterangan :

A : Ruang tamu

B : Ruang Tidur

C : Ruang tidur

D : Ruang Keluarga, Ruang makan

E : Kamar mandi

F : Dapur

G : Tempat sampah

Jenis rumah : Tembok

Atap rumah : Genteng

Ventilasi : Cukup - Ruang tamu terdapat satu jendela

- Ruang makan terdapat 1 jendela

- Dari 2 kamar tidur memiliki

jendela semua

Lantai : Plester (semen)

G

USPAL D

B F

EC

A

Page 24: BAB I Asuhan Kebidanan (YADI)

b. Sumber air

Sumber airt yang digunakan

untuk minum, mask dan untuk mencuci adalah air sumur milik

orang tua Tn. S

Penggunaan air minum dengan

cara direbus terlebih dahulu sampai mendidih

Tempat penyimpanan air minum

dan masak yaitu diember besar tertutup

Tempat penyimpanan air untuk

mandi dikuras 2 x seminggu

Kualitas air yang digunakan yaitu

tidak berasa, berbau dan tidak berwarna

c. Pembuangan sampah

Sampah dibuang dilubang tanah samping rumah terbuka, jika sampah

penuh dibakar. Jarak pembuangan sampah dari rumah 7 meter

d. Jamban

Keluarga Tn. S memiliki jamban

jongkok

Keadaan jamban masih bersih

Jarak septitank dengan sumur +

11 m

e. Pembuangan

Air limbah rumah tangga dialirkan ke saluran belakang rumah dengan

lubang tutup

C. Pengkajian Keluarga Berdasarkan II Fungsional Menurut Gordon

1. Presepsi Kesehatan dan Pola Managemen Kesehatan

Keluarga menganggap bahwa sehat itu adalah keadaan tidak terjadi

penyakit sehingga tindakan / perawatan pada anggota keluarga dilakukan

bila ada anggota keluarga yang sakit. Pencegahan dilakukan apabila sudah

terjadi adanya gangguan / penyakit. Persepsi kesehatan keluarga adalah

kesehatan sangat penting dan mahal harganya, terbukti setiap keluarga

Page 25: BAB I Asuhan Kebidanan (YADI)

yang sakit selalu dibawa ke petugas kesehatan atau fasilitas kesehatan

yang ada. Anggota keluarga belum tahu secara jelas tentang anemia dalam

kehamilan tanda dan gejala serta komplikasi dan pencegahan yang benar.

Keadaan umum keluarga yang terlihat lemah, pucat dan kanjungtiva pucat.

a. Pola nutrisi

Makanan keluarga teratur 3 x sehari, konsumsi makan adalah nasi,

syur , lauk dan kadang buah – buahan

Minuman yang dikonsumsi keluarga adalah air sumur yang dimasak,

air teh, kopi dan susu

Nafsu makan pada umumnya adalah baik tetapi Ny. D nafsu makannya

menurun karena menderita anemia dalam kehamilan

b. Pola Eliminasi

Dalam keluarga spontan dalam eliminasi, kecuali Ny. D yang kadang

mengalami sembelit. Dalam keluarga tidak ada kebiasaan

menggunakan laxative

c. Pola Aktifitas Olah Raga

Keluarga dengan aktifitas atau pekerjaan masing – masing Tn. S

bekerja, Ny. D mengurus rumah tangga dan anak, sedangkan anak B

bermain keluarga jarang berolah raga karena sibuk dengan aktifitas

masing – masing.

d. Pola Istirahat dan Tidur

Tn.S Istirahat + tidur malam + 7 jam

Ny. D istirahat siang 1 jam dan tidur malam + 8 jam

An. B istirahat siang 2 jam dan tidur malam + 8 jam

e. Pola Presepsi

Pengetahuan keluarga secara umum dalam kesehatan cukup baik,

tetapi dalam penyakit anemia dalam kehamilan keluarga kuarang tahu.

Terbukti anggota keluarga menganggap hal yang biasa dalam penyakit

yang diderita oleh Ny. D

1. Pola konsep diri dan presepsi diri

Page 26: BAB I Asuhan Kebidanan (YADI)

Seluruh anggota keluarga merasa sedih dan cemas dengan keadaan

Ny. D anggota keluarga menyadari bahwa keadaan Ny. D saat ini

memerlukan perhatian khusus agar keadaannya bertambah baik.

Page 27: BAB I Asuhan Kebidanan (YADI)

2. Pola hubungan keluarga

Hubungan dalam keluarga Tn. S baik peran masing – masing

anggota keluarga berjalan dengan baik

3. Pola seksualitas

Tn. S masih aktif melakukan aktifitas biologis. Biasanya dilakukan

2 x seminggu

4. Pola koping stress toleransi

Stressor jangka pendek keluarga yaitu keadaan Ny. D yang

menderita anemia dalam kehamilan. Kemampuan keluarga terdapat

sensasi demikian adalah membawa Ny. D ke bidan untuk

mendapatkan pengobatan

5. Pola nilai dan kepercayaan

Keluarga emenyadari dan percaya bahwa semua penyakit pasti

dapat disembuhkan dan ada obatnya

D. Pemeriksaan

1. Tn. S

a. Keadaan umum baik

Kesadaran composmentis

TTV TD : 130/80 mm lg

RR : 24 x / menit

N : 30 x menit

S : 3070C

b. Status Presen

Kepala : Bentuk mesochepal, kulit kepala bersih

Muka : tidak oedema

Alis : tidak rontok

Mata : kinjungtiva tidak pucat, skelra tidak kuning

Hidung : bersih, tidak ada polip

Mulut : bersih tidak ada stomatis, tidak ada ceries gigi

Leher : tidak ada pemvbesaran kel tyroid dan limfe

Telinga : bersih tidak ada serumen

Page 28: BAB I Asuhan Kebidanan (YADI)

Dada : simentris tidak ada reaksi kedalam

Abdomen : tidak ada pembesaran hepar, tidak ada nyeri telkan

Ekstremitas : tidak ada varises

2. An. B

a. Keadaan umum baik

Kesadaran composmentis

TTV RR : 26 x / menit

N : 92 x menit

S : 3670C

b. Status Presen

Kepala : Bentuk mesochepal, kulit kepala bersih

Mata : kinjungtiva tidak anemis, skelra tidak ikterik

Telinga : bersih tidak ada serumen

Hidung : bersih, tidak ada polip

Mulut : bersih tidak ada stomatis

Leher : tidak ada pemvbesaran kel tyroid dan limfe

Dada : simentris tidak tarikan kedalam

Abdomen : tidak ada nyeri telkan

Ekstremitas : tidak ada nyeri, dapat bergerak aktif

3. Ny. D

Data Fokus

A. Keluhan utama : mengatakan lemas, nafsumakan

menurun

Riwayat Obsterik

- Menstruasi

Menarche : 12 tahun

Lama : 7 hari

Warna : merah tua

Teratur : teratur

Siklus : 28 hari

Bau : khas amis darah

Page 29: BAB I Asuhan Kebidanan (YADI)

Banyak : 2 x ganti pembalut

Disminore : tidak pernah merasakan

- Kehamilan sekarang

HPTH : 8 April 2010

HPL : 15 Januari 2011

Kehamilan, persalinan nifas yang lalu

UmurUmur

keh

Tempt

pers

Jenis

per

KomplikasiPenolong

Bayi Nifas

Ibu bayi TB BB JK Kodisi Kodisi Lactasi

3 th 39 Bidan Spontan - - Bidan 49 3000 L Baik Baik Sampai

4 bulan

Riwayat keasehatan

- Dahulu : Ibu mengatakan tidak pernah

menderita penyakit

Jantung, DM, asma, hipertensi

- Sekarang : ibu mengatakan agak pusing dan

lemas

- Keluarga : ibu mengatakan keluarga tidak

ada yang

menderita penyakit keturunan

Riwayat KB

Ibu mengatakan pernah menggunakan KB suntik 3 bulan dan akan

menggunakanalkon yang sama setelah melahirkan nanti

Riwayat pernikahan

Ibu menikah 1 x pada usia 23 tahun

B. Pemeriksaan fisik

Keadaan umum : baik

Kesadaran : composmentis

Status emosional : stabil

Page 30: BAB I Asuhan Kebidanan (YADI)

TTV TD : 110/80 mm lg

RR : 20 x / menit

N : 80 x menit

S : 360C

- Status present

Kepala : Bentuk mesochepal, kulit kepala bersih,

Rambut tidak mudah rontok

Mata : kinjungtiva pucat, skelra putih

Alis : tidak dicabut

Hidung : bersih, tidak ada polip

Mulut : bersih tidak ada stomatis, tidak ada ceries gigi

Telinga : simentris tidak ada serumen

Leher : tidak ada pembesaran kel tyroid

Dada : simentris tidak ada tarikan kedalam

Perut : tidak ada pembesaran hepar, tidak ada nyeri tekan

Lipat paha : tidak ada pembesaran kelenjar linfe

Genetalic : tidak ada tanda PMS

Anus : tidak ada nemoroid

Ekstremitas: tidak ada varises, tidak ada nyeri sendi

Status Obstetrikus

- Ispeksi

Muka : tidak ada oedem, tidak ada soasma gravidarum

Mamae : membesar, oreola menghitam, tidak ada benjolan

Abdomen : perut membesar sesuai umur kehamilan

- Palpasi

L I : TFU teras 3 jari diatas simfisis

L II – L IV: terasa bollotement

- Aukultasi

DJJ

- Pemeriksaan Penunjang

HB : 9 gr%

Page 31: BAB I Asuhan Kebidanan (YADI)

C. ANALISA

Ny. D, GII P1, Ao, 27 tahun, hamil 12 minggu, ballottement +

dengan anemia ringan

D. PLANING

1. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu

mengalami anemia ringan

2. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan

mengandung protein dan zat besi

3. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup

4. Memberikan penkes tentang anemia

5. Membuat kontrak waktu tanggal 4 juli 2010

Pengkajian Hari Kedua

Hari / tanggal : 4 Juli 2010

S : - Ibu mengatakan masih sering pusing, mata berkunang – kunang, mudah lelah

- Ibu mengatakan sudah mengkonsumsi sayur bayam dan telur

O : KU : cukup

Kesadaran : composmentis

Status emotional : Stabil

TTV : TD : 100/70 RR : 20 x / menit

N : 80 x / menit S : 364o C

Kunjungtiva pucat

Pemeriksaan penunjang

HB : 9 gr %

A : G II P1, Ao, 27 tahun hamil 12 minggu dengan anemia ringan

P : 1. Memberitahukan ibu untuk tetap mengkonsumsi sayur – sayuran

2. memberi pujian kepada ibu karena sudah mau mengkonsumsi

makanan / sayuran.

3. membuat kontrak waktu dengan ibu untuk pertemuan berikutnya

Pengkajian hari ketiga

Page 32: BAB I Asuhan Kebidanan (YADI)

Hari / tanggal : 6 juli 2010

S : - Ibu mengatakan sudah tidak lemas, tapi sedikit pusing

- Ibu makan sayur kacang dan lauknya bandeng

O : KU : Baik

Kesadaran : composmentis

Status emotional : Stabil

TTV : TD : 110/90 RR : 20 x / menit

N : 80 x / menit S : 36,2o C

Kunjungtiva merah muda

Pemeriksaan penunjang

HB : 9,2 gr %

A : G II P1, Ao, 27 tahun hamil 12 minggu dengan anemia ringan

P : - Memberitahukan keadaan ibu semakin membaik

- Menganjurkan untuk tetap mengkonsumsi sayur

- Memberitahukan ibu untuk periksa pada bidan 1 bulan sekali

Page 33: BAB I Asuhan Kebidanan (YADI)

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah dilakukan pengkajian pada keluarga Tn. S ditemukan masalah

yaitu terjadinya anemia ringan dalam kehamilan Ny. D. hal itu diperkuat dengan

keadaan fisik Ny. D yaitu :

- Lemah

- Mudah mengantuk

- Kunjungtiva pucat

- HB 9 gr %

Dalam melakukan pengkajian baik dari segi bahasa maupun materi.

Keluarga menyambut dengan baik dan bersedia memberikan informasi atau data –

data yang dibutuhkan sehingga pengkajian keluarga berjalan lancer.

Dalam melakukan interprestasi data mahasiswa tidak mengalami hambatan

dari pihak keluarga. Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan mahasiswa dapat

mendiagnosa bahwa sasaran kasus adalah anemia ringan pada Ny. D dengan Hb 9

gr % factor prncetus terjadinya anemia pada kehamilan yaitu factor pengetahuan

gizi dan kurangnya zat besi dalam darah.

Dari diagnosa ditentukan perencanaan terhadap Ny. D dengan anemia

ringan yaitu :

1. Memberikan informasi tentang pengertian anemia dan tanda gejala anemia

2. Memberikan informasi tentang akibat dari anemia dalam kehamilan

3. Memberikan cara penanganan anemia dengan cara mengkonsumsi sayuran

berwarna hijau

4. melibatkan keluarga terutama suami untuk memberikan motivasi dalam

pemenuhan zat besi.

Evaluasi dari pengkajian yang dilakukan pada Ny. D dengan anemia

ringan yaitu :

1. penyuluhan kepada ibu dan keluarga tentang anemia

2. memantau pola makan yang sehat selama kehamilan

3. memeriksa kadar Hb ibu

Page 34: BAB I Asuhan Kebidanan (YADI)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam kegiatan praktek belajar lapangan di Dusun Jogopranan, Desa

Jogopranan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Mahasiswa dapat

mwlaksanakan asuhan kebidanan komunitas. Kegiatan tersebut dapat

terlaksana dengan lancer keluarga juga merespon dengan baik kegiatan ini.

Penulis melakukan pengkajian pada Tn. S dalam keluarga Tn. S

terdapat masalah potensial yaitu anemia pada ekhamilan Ny. D penyebab

anemia dipengaruhi berbagai factor diantaranya : pengetahuan gizi dan

kurangnya zat besi dalam darah, berdasarkan pemeriksaan fisik yang telah

dilakukan Ny. D mengalami anemia ringan hal tersebut diperkuat dengan

pemeriksaan Hb, hasilnya 9 gr %. Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada

Ny. D selama 3 hari terjadi peningkatan dari n9 gr & menjadi 9,2 gr%

B. Saran

1. Keluarga dan masyarakat

Keluarga terutama Ny. D dapat mengkonsumsi sayuran berwarna hijau

karena banyak mengandung zat besi yang diperlukan tubuh

2. Tempat kesehatan

Dapat memberikan penyuluhan tentang anemia dan pola nutrisi yang baik

3. Mahasiswa

Supaya mahasiswa dapat memberikan asuhan kebidanan yang tepat

danmemberikan penyuluhan tentang pencegahan anemia.

Page 35: BAB I Asuhan Kebidanan (YADI)

DAFTAR PUSTAKA

Cakrawala, 2008. Angka Kematian Ibu. Available or : http : // www.SDKI.net

Effendi, Nasrul. 2002. Dasar – Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Edisi 2

Jakarta : EGC

Mediana, 2002. Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta Bina Pustaka

Prawirohardjo, Sarwono, 2006. Pelajaran Kesehatan Material dan Neonatal.

Jakarta Bina Pustaka

Prawirohardjo, Sarwono, 2008. . Ilmu Kebidanan. Jakarta Bina Pustaka

Page 36: BAB I Asuhan Kebidanan (YADI)

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SAP

Popok bahasan : Nutrisi ibu hamil

Sub Pokok bahasan : Zat besi mencegah anemia

Sasaran : Ny. D, hamil 12 minggu

Hari /. Tanggal : Sanbtu, 3 Juli 2010

Waktu : 09.30

Tempat : Rumah Tn. S, di dusun jogopranan

A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah dilakukan penyuluhan kepada Ny. D dihaerapkan Ny. D memahami

tentang pentingnya Zat Besi dalam kehamilian

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah dilakukan penyuluhan kepada Ny. D diharapkan.

C. Metode

1. Ceramah

2. Diskusi

D. Media

leaflet

E. Kegiatan

No Tahapan Waktu Kegiatan penyuluhan

1.

2.

Pembukaan

Isi

10 menit

20 menit

- Memberi salam

- Memperkenalkan diri

- Menjelaskan maksud dan tujuan

1. Memberikan

penkes tentang

2. Pengertian zat

besi

3. Pentingnya sat

besi dalam kehamilan

Page 37: BAB I Asuhan Kebidanan (YADI)

penutup

4. Bahaya anemia

dalam kehamilan

- Evaluasi

- Pamitan

F. Evaluasi

1. Ny. D mampu menjelaskan tentang pengertian zat besi dan

anemia

2. Ny. D mampu menjelaskan pentimngnya zat besi dalam

kehamilan

3. Ny. D menyebutkan contoh makanan yang mengandung zat

besi

4. Ny. D dapat menjelaskan bahaya anemia dalam kehamilan

Page 38: BAB I Asuhan Kebidanan (YADI)

MATERI

Pengertian zat besi dan anemia

Zat besi adalah zat yang bias meningkatkan kadar hemoglobin di dalam tubuh

Anemia adalah berkurangnya kadar hemoglobin dalam darah kurang dari

12 gr%

Pentingnya zat besi dalam kehamilan

Pentingnya zat besi dalam kehamilan adalah menunjang persediaan darah ibu

hamil dan untuk mendukung fungsi plasenta sebagai saluran untuk

menyalurlkan zat – zat gizi dan oksigen ke dalam tubuh

Jika kebutuhan zat besi tidak tercukupi, ibu hamil akan mudah lelah dan

rentan infeksi. Kebutuhan zat besi bagi ibu hamil yaitu sekitar 27 mg sehari

Contoh makanan mengandung zat besi

Selain dari suplemen zat besi bias didapatkan secara alami dari daging merah,

ikan, unggas, sereal sarapan yang telah di forltifisikan dan kacang – kacangan,

sayuran nhijau. Kemudian untuk meningkatkan penyerapan fe menggunakan

buah – buahan yang mengandung vitamin C

Cara memasak sayuran dengan benar

1. Pilih sayuran yang lebih segar

2. Cuci bersih sayuran sebelum dipotong dan ingat dalam

memotong sayuran jangan terlalu kecil atau tipis

3. Dalam kasus merebus sayuran sebaiknya dilakukan setelah air

mendidih dan jangan terlalu lama supaya kandungan vitaminnya tidak

hilang

Pengaruh anemia dalam kehamilan

- Abortus

- Partus prematurus

- Partus lana

Page 39: BAB I Asuhan Kebidanan (YADI)

- Pendarahan post partus

- infeksi