bab i kolostomi

41
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolostomi merupakan kolokutaneostomi yang disebut juga anus preternaturalis yang dibuat untuk sementara atau menetap. Kolostomi sementara dibuat, misalnya pada penderita gawat perut dengan peritonitis yang telah dilakukan reseksi sebagian kolon. Pada keadaan demikian, membebani anastomosis baru dengan pasase feses merupakan tindakan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, untuk pengamanan anastomosis, aliran feses dialirkan sementara melalui kolostomi dua stoma yang biasanya disebut stoma laras ganda. Sebagian besar pasien yang pernah melakukan kolostomi belum mengetahui perawatan kolostomi yang tepat sehingga sering terjadi infeksi pada luka kolostomi dan terjadi iritasi. Untuk menanggulangi hal tersebut diperlukan adanya bimbingan bagi pasien guna melakukan perawatan luka kolostomi secara mandiri. Terapis enterostoma merupakan ahli yang bertugas khusus untuk merawat dan membimbing penderita dan keluarganya untuk menghadapi hidup dengan anus preternaturalis. 1.2 Rumusan Masalah 1

Upload: lailil-oktavia-ardi

Post on 29-Dec-2015

813 views

Category:

Documents


59 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I Kolostomi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kolostomi merupakan kolokutaneostomi yang disebut juga anus

preternaturalis yang dibuat untuk sementara atau menetap. Kolostomi

sementara dibuat, misalnya pada penderita gawat perut dengan peritonitis

yang telah dilakukan reseksi sebagian kolon. Pada keadaan demikian,

membebani anastomosis baru dengan pasase feses merupakan tindakan

yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, untuk

pengamanan anastomosis, aliran feses dialirkan sementara melalui

kolostomi dua stoma yang biasanya disebut stoma laras ganda.

Sebagian besar pasien yang pernah melakukan kolostomi belum

mengetahui perawatan kolostomi yang tepat sehingga sering terjadi infeksi

pada luka kolostomi dan terjadi iritasi. Untuk menanggulangi hal tersebut

diperlukan adanya bimbingan bagi pasien guna melakukan perawatan luka

kolostomi secara mandiri. Terapis enterostoma merupakan ahli yang

bertugas khusus untuk merawat dan membimbing penderita dan

keluarganya untuk menghadapi hidup dengan anus preternaturalis.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa pengertian dari kolostomi dan perawatan luka kolostomi?

1.2.2 Apa tujuan dari perawatan luka kolostomi?

1.2.3 Apa jenis-jenis dari kolostomi?

1.2.4 Bagaimana indikasi dari kolostomi?

1.2.5 Bagaimana kontraindikasi dari kolostomi?

1.2.6 Apa persiapan klien sebelum melakukan perawatan kolostomi?

1.2.7 Apa persiapan alat sebelum melakukan perawatan kolostomi?

1.2.8 Bagaimana prosedur pelaksanaan dan rasional dari perawatan

kolostomi?

1.2.9 Apa hal-hal yang perlu diperhatikan selama melakukan prosedur

perawatan kolostomi?

1

Page 2: BAB I Kolostomi

2

1.2.10 Apa evaluasi dan dokumentasi dari perawatan kolostomi?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mahasiswa mengetahui tentang pengertian dari kolostomi dan

perawatan kolostomi.

1.3.2 Mahasiswa mengetahui tentang tujuan dari perawatan kolostomi.

1.3.3 Mahasiswa mengetahui tentang jenis-jenis dari kolostomi.

1.3.4 Mahasiswa mengetahui tentang indikasi dari kolostomi.

1.3.5 Mahasiswa mengetahui tentang kontraindikasi dari kolostomi.

1.3.6 Mahasiswa mengetahui tentang persiapan klien sebelum

melakukan perawatan kolostomi.

1.3.7 Mahasiswa mengetahui tentang persiapan alat sebelum melakukan

perawatan kolostomi.

1.3.8 Mahasiswa mengetahui tentang prosedur pelaksanaan dan rasional

dari perawatan kolostomi.

1.3.9 Mahasiswa mengetahui tentang hal yang perlu diperhatikan selama

melakukan prosedur perawatan kolostomi.

1.3.10 Mahasiswa mengetahui tentang evaluasi dan dokumentasi dari

perawatan kolostomi.

Page 3: BAB I Kolostomi

3

BAB II

ISI

2.1 Pengertian

Kolostomi adalah pembuatan lubang sementara atau permanen dari

usus besar melalui dinding peruut dengan tindakan bedah bila jalan ke

anus tidak bisa berfungsi, dengan cara pengalihan aliran feses dari kolon

karena gangguan fungsi anus. (Suratun, 2010)

Perawatan kolostomi adalah membersihkan stoma kolostomi, kulit

sekitar stoma, dan mengganti kantong kolostomi secara berkala sesuai

kebutuhan.

Sumber :

Suratun,L.S.(2010). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem

Gastrointestinal. Jakarta: Trans Info Media

2.2 Jenis Kolostomi

2.2.1. Berdasarkan Sifatnya

1. Colostomy Permanent (Tetap)

Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila

pasien sudah tidak memungkinkan untuk defekasi secara

normal karena adanya keganasan, perlengketan, atau

pengangkatan kolon sigmoid atau rectum sehingga tidak

memungkinkan feses melalui anus. Kolostomi permanen

biasanya berupa colostomi single barrel (satu ujung lubang).

2. Colostomy Temporary (Sementara)

Pembuatan kolostomi sementara biasanya untuk tujuan

dekompresi kolon atau untuk mengalirkan feses sementara

dan kemudian kolon akan dikembalikan seperti semula dan

abdomen ditutup kembali.

Page 4: BAB I Kolostomi

4

Sumber:

Gemma,S. Colostomy Care. (2009). Retrieved from

http://mystoma.weebly.com/colostomy-technique.html.

2.2.2. Berdasarkan Bentuknya

1. Single Colostomy ( Tunggal / Ujung )

Kolostomi ujung merupakan tipe umum dari temporary

colostomy. Kolostomi jenis ini hanya memiliki sebuah stoma

yang muncul di bagian proksimal usus dan dilakukan pada

kerusakan kolon sebagian.

Gambar: Single Colostomy

2. Double Barreled Colostomy ( Tabung Ganda)

Kolostomi tabung ganda memiliki dua stoma yang terpisah

yaitu satu stoma berada di proksimal dan berfungsi,

sedangkan stoma yang lain berada di distal dan tidak

berfungsi. Stoma umumnya berdekatan antara satu stoma

dengan yang lainnya, satu stoma berada di atas stoma yang

lainnya atau saling berdampingan.

Page 5: BAB I Kolostomi

5

a b

Gambar : Double Barreled Colostomy

3. Devine Devided Colostomy ( Kolostomi Pemisahan )

Kolostomi pemisahan merupakan kolostomi yang memiliki

dua stoma yang dipisahkan oleh kulit di atas dinding

abdomen.

Gambar : Devine Devide Colostomy

4. Loop Colostomy ( Colostomy Lengkung )

Untuk kolostomi lengkung , sebuah usus dibawa keluar dari

abdomen dan disangga dengan batang plastik. Apabila dibuat

dua lubang, lubang proksimal (ujung) berfungsi

mengeluarkan materi feses dan lubang distal yang tidak

berfungsi hanya mengeluarkan mucus / lendir saja.

Page 6: BAB I Kolostomi

6

Gambar : Loop Colostomy

Sumber:

Gemma,S. Colostomy Care. (2009). Retrieved from

http://mystoma.weebly.com/colostomy-technique.html.

2.2.3. Berdasarkan Letaknya

1. Colostomy Asenden

Hampir sama dengan ileostomi yaitu drainase feses cair dan

tidak dapat diatur, serta terdapat enzim-enzim pencernaan.

Berfungsi mengosongkan kolon asenden.

2. Colostomy Tranversal

Kolostomi transversal menghasilkan drainase yang agak kental

karena telah terjadi penyerapan cairan kembali dan berfungsi

untuk mengosongkan kolon tranversal.

3. Colostomy Desenden

Kolostomi desenden menghasilkan drainase feses yang lebih

padat. Feses ini memiliki konsistensi normal dan

pengeluarannya dapat dikontrol. Kolostomi ini berfungsi untuk

mengosongkan kolon desenden.

Sumber:

Gemma,S. Colostomy Care. (2009). Retrieved from

http://mystoma.weebly.com/colostomy-technique.html.

Page 7: BAB I Kolostomi

7

2.3 Macam-Macam Tindakan pada Colostomy

2.3.1 Perawatan Pada Colostomy

Indikasi

Indikasi perawatan kolostomi adalah

1. Pada kasus keganasan meliputi: kanker kolon distal, kanker

ekstrakolon yang menyebabkan kolon distal

tersumbat/tidak berfungsi (kanker pada pelvis), perforasi

kolon distal karena kanker.

2. Pada kasus nonkeganasan meliputi: sumbatan di lumen

rectum, anus karena infeksi berat lama, fibrosis pasca

infeksi, sumbatan di luar lumen (proses infeksi pada

pelvis), trauma anus-rektum.

Sumber: Dhiraj,C.D.(2008).General Surgical Operation. New

Delhi: B-3 EMCA house.

Kontraindikasi

Kontraindikasi perawatan kolostomi adalah

1.    Irritable bowel syndrom

2.    Stoma pada kolon asenden dan transversum

3.    Stoma prolaps dan hernia peristoma

4.    Pasien dengan urostomi, ileostomi

Sumber: Dhiraj,C.D.(2008).General Surgical Operation. New

Delhi: B-3 EMCA house.

Komplikasi yang dapat terjadi pada kolostomi adalah

1. Obstruksi/ penyumbatan

Penyumbatan dapat disebabkan oleh adanya perlengketan

usus atau adanya pengerasan feses yang sulit dikeluarkan. Untuk

menghindari terjadinya sumbatan, pasien perlu dilakukan irigasi

Page 8: BAB I Kolostomi

8

kolostomi secara teratur. Pada pasien dengan kolostomi permanen

tindakan irigasi ini perlu diajarkan agar pasien dapat melakukannya

sendiri di kamar mandi.

2. Infeksi

Kontaminasi feses merupakan factor yang paling sering

menjadi penyebab terjadinya infeksi pada luka sekitar stoma. Oleh

karena itu pemantauan yang terus menerus sangat diperlukan dan

tindakan segera mengganti balutan luka dan mengganti kantong

kolstomi sangat bermakna untuk mencegah infeksi.

3. Retraksi stoma/ mengkerut

Stoma mengalami pengikatan karena kantong kolostomi yang

terlalu sempit dan juga karena adanya jaringan scar yang terbentuk

disekitar stoma yang mengalami pengkerutan.

4. Prolaps pada stoma

Prolaps terjadi karena kelemahan otot abdomen atau karena fiksasi

struktur penyokong stoma yang kurang adekuat pada saat

pembedahan.

5. Stenosis

Penyempitan dari lumen stoma

6. Perdarahan stoma

\

Sumber: Johnson,J.J.Y.(2005). Prosedur Perawatan di Rumah.

Jakarta: EGC

Persiapan Klien

1. Memberi penjelasan pada klien tujuan tindakan yang akan dilakukan.

2. Mengatur posisi tidur klien (supinasi).

3. Mengatur tempat tidur klien dan lingkungan (menutup gorden jendela,

pintu, memasang penyekat tempat tidur, mempersilahkan keluarga

untuk menunggu di luar, kecuali jika diperlukan untuk belajar

merawat kolostomi).

Page 9: BAB I Kolostomi

9

Sumber: Johnson,J.J.Y.(2005). Prosedur Perawatan di Rumah. Jakarta:

EGC

Persiapan Alat

1. Kantong colostomy baru

2. 1 set rawat luka ( pinset, kom kecil, gunting)

3. Waslap atau kassa

4. Kasa steril, plester

5. Bengkok dan pengalas

6. Sarung tangan

7. Kantong plastic untuk sampah

8. Baskom air hangat

9. Sabun ringan (tanpa minyak, parfum, atau krim)

Sumber: Johnson,J.J.Y.(2005). Prosedur Perawatan di Rumah. Jakarta:

EGC

Prosedur Pelaksanaan dan Rasional

NO PROSEDUR RASIONAL

1. Cuci tangan. Mengurangi perpindahan

mikroorganisme.

2. Jelaskan prosedur umum pada

klien.

Mengurangi ansietas

3. Jelaskan setiap langkah yang akan

dilakukan, biarkan klien dan

pemberi perawatan mengajukan

pertanyaan atau mengambil

bagian dalam prosedur.

Penguatan instruksi pada klien

secara detail perlu dilakukan agar

klien dapat melaksakan perawatan

mandiri.

4. Berikan privasi. Mengurangi rasa malu.

5. Gunakan sarung tangan. Menghindari pemajanan perawat

pada sekresi tubuh.

6. Tempatkan pengalas linen pada Mencegah rembesan feses ke atas

Page 10: BAB I Kolostomi

10

sekitar abdomen dan di bawah

lubang stoma.

kulit.

7. Dengan cermat lepaskan kantong

(kantong dan barier kulit) dan

letakkan dalam kantong tempat

sampah, lepaskan kantong dan

barier kulit dengan mengangkat

erlahan sudutnya dengan jari

tangan dominan sambil menekan

kulit di bawahnya dengan jari

tangan tidak dominan, lepaskan

sedikit demi sedikit sampai

keseluruhan wafer barier

terangkat.

Menghindari robekan pada kulit.

8. Kosongkan kantong; ukur, buang,

dan catat jumlah isi fekal.

Mempertahankan pencatatan.

9. Cuci tangan dan gunakan sarung

tangan kembali.

Mengurangi kontaminasi.

10. Dengan perlahan bersihkan kulit

stoma dan kulit peristoma dengan

kassa atau waslap yang dibasahi

air bersabun (jika sejumlah bahan

fekal sulit dibuang, biarkan kassa

basah atau kain basah pada area

tersebut selama beberapa menit

sebelum dengan perlahan

membuang bahan fekal); bilas dan

keringkan.

Membuang bahan fekal dari kulit

dan lubang stoma.

11. Keringkan kulit dengan saksama

dan pasang kantong baru.

Memberikan perlindungan kulit

dari kontaminasi fekal.

12. Lepaskan sarung tangan dan

bereskan semua perlengkapan

Meningkatkan lingkungan yang

bersih.

Page 11: BAB I Kolostomi

11

yang telah digunakan.

13. Cuci tangan. Mengurangi pemindahan

mikroorganisme.

Sumber: Johnson,J.J.Y.(2005). Prosedur Perawatan di Rumah. Jakarta:

EGC

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Selama Prosedur

1. Tipe kantong dan barrier kulit.

2. Jumlah dan karakteristik feses.

3. Kondisi stoma dan kulit sekitarnya.

4. Kemampuan klien untuk melakukan perawatan ostomi secara mandiri.

Sumber: Johnson,J.J.Y.(2005). Prosedur Perawatan di Rumah. Jakarta:

EGC

Evaluasi dan dokumentasi

Evaluasi

1. Hasil tercapai: Stoma pulih tanpa kemerahan, edema, pembengkakan,

robekan, lecet, tukak, atau fistula di area stoma.

2. Hasil tidak tercapai: Klien tetap merasa tidak nyaman dalam

mendiskusikan perubahan citra tubuh.

3. Hasil tidak tercapai: Klien melaksanakan prosedur dengan keakuratan

70%.

Sumber:

Johnson,J.J.Y.(2005). Prosedur Perawatan di Rumah. Jakarta: EGC

Dokumentasi

Hal-hal yang harus dicatat pada lembar laporan klien antara lain:

1. Tanggal dan waktu prosedur dilakukan serta warna, konsistensi, dan

jumlah feses yang terdapat di dalam kantong.

Page 12: BAB I Kolostomi

12

2. Kondisi stoma dan kulit peristoma.

3. Pengkajian abdomen.

4. Status emosional pasien.

5. Indicator verbal dan nonverbal terjadinya perubahan konsep diri

selama prosedur.

6. Indicator verbal dan nonverbal mengenai kesiapan untuk

melaksanakan perawatan diri.

Sumber: Johnson,J.J.Y.(2005). Prosedur Perawatan di Rumah. Jakarta:

EGC

2.3.2 Pemasangan Kantong Kolostomi

Persiapan Alat

1. Tiga pasang sarung tangan peristoma

2. Wadah/gelas ukur

3. Dua pengaman linen

4. Baskom air hangat

5. Sabun ringan (tanpa minyak, parfum, krim)

6. Waslap

7. Handuk

8. Penyegar udara

9. Bahan kantong baru

10. Gunting

11. Pensil/pena

12. Pasta atau bedak kulit peristoma

13. Deodoran kantong ostomi

Sumber: Suratun,L.S.(2010). Asuhan Keperawatan Klien dengan

Gangguan Sistem Gastrointestinal. Jakarta: Trans Info Media

Page 13: BAB I Kolostomi

13

Tujuan

1. Membersihkan kantong ostomi untuk evakuasi fekal

2. Mengurangi bau karena penggunaan kantong lama

3. Meningkatkan citra diri positif

Sumber: Suratun,L.S.(2010). Asuhan Keperawatan Klien dengan

Gangguan Sistem Gastrointestinal. Jakarta: Trans Info Media

Prosedur dan Rasional

NO PROSEDUR RASIONAL

1.Cuci tangan. Mengurangi perpindahan

mikroorganisme.

2.Jelaskan prosedur umum pada

klien.

Mengurangi ansietas

3.

Jelaskan setiap langkah yang akan

dilakukan, biarkan klien dan

pemberi perawatan mengajukan

pertanyaan atau mengambil bagian

dalam prosedur.

Penguatan instruksi pada

klien secara detail perlu

dilakukan agar klien dapat

melaksakan perawatan

mandiri.

4. Berikan privasi. Mengurangi rasa malu.

5.Gunakan sarung tangan. Menghindari pemajanan

perawat pada sekresi tubuh.

6.

Tempatkan pengalas linen pada

sekitar abdomen dan di bawah

lubang stoma.

Mencegah rembesan feses

ke atas kulit.

7.

Ukur stoma dengan metode

pengukuran.

Memberikan keakuratan

dan kecocokan pemasangan

kantong.

8. Biarkan wafer barier-kulit adhesif

tetap utuh (potong seperti piring

datar, tanpa kantong, yang

dilekatkan dengan pas pada kulit

Memotong barier sesuai

ukuran tema.

Page 14: BAB I Kolostomi

14

sekitar stoma), gambarkan

lingkaran pada tepi adhesive yang

sama ukurannya dengan stoma;

potong melingkar.

9.

Potong bagian belakang kantong

ostomi adhesif melingkar sehingga

ukurannya kira-kira 1/8 inci lebih

besar dari ukuran stoma actual.

Memungkinkan kantong

ditempatkan di atas dan

melingkari stoma tanpa

menyentuh membrane

stoma.

10.

Buka dasar kantong dan berikan

sedikit deodoran kantong, jika klien

menginginkannya; tutu kembali

kantong dengan kuat.

Mengurangi bau dan rasa

malu.

Menghindari kebocoran

feses.

11.

Lepaskan penutup wafer barier-

kulit adhesive dan tempelkan wafer

pada kulit dengan lubang di tengah

di atas stoma; biarkan selama kira-

kira 30 detik.

Melekatkan wafer barier

pada kulit.

Kehangatan kulit dan jari

meningkatkan keadhesifan

wafer.

12.

Berikan pasta stoma atau bedak

pada kulit yang terpajan antara

wafer barier kulit dan stoma.

Mencegah iritasi kulit

peristoma yang tidak

tertutup.

13.

Lepaskan penutup adhesive bagian

belakang kantong dan bagian tenga

kantong di atas stoma, dan

tempelkan pada wafer barier kulit.

(Jika kantong mempunyai tepi,

masukkan kantong ke dalam tepi,

masukkan kantong ke dalam tepi

lingkaran pada wafer barier seperti

(gambar).

Mengamankan kantong

untuk menampung feses.

14. Lepaskan sarung tangan dan

bereskan semua perlengkapan yang

Meningkatkan lingkungan

yang bersih.

Page 15: BAB I Kolostomi

15

telah digunakan.

15.Cuci tangan. Mengurangi pemindahan

mikroorganisme.

Sumber: Suratun,L.S.(2010). Asuhan Keperawatan Klien dengan

Gangguan Sistem Gastrointestinal. Jakarta: Trans Info Media

Dokumentasi

1. Warna, konstitensi, dan jumlah feses dalam kantong.

2. Kondisi stoma dan kulit peristoma.

3. Pengkajian abdomen.

4. Status emosional klien

5. Indicator verbal dan nonverbal tentang perubahan konsep diri

selama prosedur.

6. Indicator verbal dan nonverbal kesiapan klien untuk melakukan

perawatan diri.

7. Penyuluhan dan partisipasi klien dalam pelaksanaan prosedur.

8. Kebutuhan penyuluhan tambahan untuk klien.

9. Tipe alat yang diinginkan klien.

Sumber: Suratun,L.S.(2010). Asuhan Keperawatan Klien dengan

Gangguan Sistem Gastrointestinal. Jakarta: Trans Info Media

2.3.3 Irigasi Pada Kolostomi

Pengertian

Irigasi kolostomi adalah memasukkan cairan ke dalam kolon melalui

stoma, sehingga usus berdistensi dan menstimulasi peristaltic usus,

dengan demikian eliminasi dapat terjadi pada waktu yang telah dipilih

klien.

Sumber: Johnson,J.J.Y.(2005). Prosedur Perawatan di Rumah.

Jakarta: EGC

Page 16: BAB I Kolostomi

16

Tujuan

1. Untuk menetapkan pola eliminasi yang teratur

2. Membersihkan kolon dari gas dan bau

3. Memperoleh control eliminasi fecal

4. Membantu penyesuain emosional klien

Sumber: Johnson,J.J.Y.(2005). Prosedur Perawatan di Rumah.

Jakarta: EGC

Indikasi

1. Klien yang terpasang kolostomi sigmoid

2. Kualitas otot kolon memungkinkan diirigasi dengan aman

Sumber: Johnson,J.J.Y.(2005). Prosedur Perawatan di Rumah.

Jakarta: EGC

Kontraindikasi

1. Kolostomi asenden

2. Baru menjalani pembedahan dan jahitan yang belum sembuh

3. Penyakit menetap di dalam kolon

4. Bayi atau anak-anak

5. Fasilitas kebersihan tidak lengkap/tidak baik

6. Kelainan pada stoma (prolapse, hernia)

Sumber: Johnson,J.J.Y.(2005). Prosedur Perawatan di Rumah.

Jakarta: EGC

Persiapan alat

1. Penggantung infise

2. Kantungb dan slang irigasi

3. Corong irigassi

4. Pelumas larut air / jelly

Page 17: BAB I Kolostomi

17

5. Commode atau kursi commode

6. Cairan fisiologis atau air hangat

7. Dua handuk

8. Dua waslap

9. Pengalas / perlak

10.Baskom mandi

11.Kantung colostomy baru

12.Sarung tangan bersih

Sumber: Johnson,J.J.Y.(2005). Prosedur Perawatan di Rumah.

Jakarta: EGC

Prosedur kerja

NO. INTERVENSI RASIONAL

1. Jelaskan prosedur pada klien dan

keluarga.

Mengurangi ansietas.

2 Cuci tangan dan siapkan peralatan. Mengurangi perpindahan

mikroorganisme dan meningkatkan

efisiensi.

3. Berikan kehangatan dan privasi. Meningkatkan kenyamanan dan

mengurangi rasa malu.

4. Siapkan larutan irigasi sebagai

berikut:

Menjamin persiapan larutan dan

slang secara tepat.

a. Gunakan kantong dan larutan

irigasi (biasanya air hangat);

gunakan 250-500 mL untuk

irigasi awal, selanjutnya 500-

1000 mL (jumlah minimal

yang dianjurkan).

Memungkinkan usus menyesuaikan

tekanan cairan.

b. Periksa suhu larutan (harus

terasa hangat saat disentuh,

Mencegah cidera akibat larutan

panas atau kram akibat larutan

Page 18: BAB I Kolostomi

18

tetapi tidak panas). dingin.

c. Tutup klem slang. Memungkinkan kontrol cairan

lebih baik.

d. Isi kantong dengan air hangat

atau larutan yang

diprogramkan pada suhu yang

tepat.

e. Buka klem dan keluarkan

udara dari slang.

Mencegah masuknya udara ke

dalam usus.

f. Tutup klem.

g. Gantungkan kantong dan

slang pada penggantung atau

kaitan.

Memungkinkan drainase karena

gravitasi.

h. Lumasi ujung slang kira-kira

3-4 inci dengan jel larut air

dan tutup ujung slang.

Mencegah iritasi jaringan stoma.

5. Gunakan sarung tangan. Mencegah kontak perawat dengan

sekresi tubuh.

6. Tempatkan klien pada posisinya

(tempatkan pengalas linen di bawah

klien saat melakukan prosedur di

tempat tidur:

Memudahakan irigasi yang efektif.

a. Di atas comode

b. Duduk di kursi menghadap

toilet.

c. Pada posisi miring, ke arah

sisi lubang stoma, dengan

kepala tempat tidur

ditinggikan 30-450.

d. Pada posisi terlentang

7. Dengan perlahan buang kantong yang Menghindari iritasi kulit atau

Page 19: BAB I Kolostomi

19

ada di area stoma. cedera.

8. Kaji sisi tersebut terhadap

kemerahan, bengkak, nyeri tekan, dan

ekskoriasi.

Menentukan kebutuhan terhadap

tindakan perawatan kulit lain.

9. Dengan perlahan cuci area stoma

dengan air hangat.

Menghilangkan sekresi.

10. Bilas dengan air bersih dan keingkan

secara saksama.

11. Pasang kantong penampung dan

sabuk irigasi:

a. Lubang melingkar dari

kantong penampung dari

kantong penampung tepat di

atas stoma.

Memegang kantong irigasi di

tempatnya agar tidak menetes.

b. Mengikat tepat mengitari

pinggang.

12. Posisikan kantong cairan irigan (yang

tersambung) pada ketinggian 18 inci

di atas stoma (kira-kira setinggi

bahu).

Menghindari tekanan yang tidak

diperlukan pada jaringan mukosa

karena dorongan cairan.

13. Tempatkan ujung terendah kantong

penampung ke dalam toilet atau

pispot besar dan jangan diklem.

Memberikan wadah untuk drainasi

dan mengawali aliran irigan.

14. Pajankan stoma melalui lubang atas

dari kantong penampung.

15. Lumasi ujung corong dan dengan

perlahan masukkan ke dalam lubang

stoma.

Mencegah keluarnya isi usu ke

kulit.

16. Dengan perlahan masukkan 3-4 inci

slang irigasi melaui lubang corong ke

dalam stoma, jika tidak mudah masuk

ke lubang stoma jangan dipaksakan.

Mencegah cedera pada stoma atau

jaringan usus.

Page 20: BAB I Kolostomi

20

17. Lepaskan klem slang irigasi dan

biarkan larutan masuk selama 10-15

menit

Infus lambat mencegah kram

karena distensi berlebihan

18. Dorong klien bernapas dalam dan

lambat pada saat penginfusan

Merilekskan klien dan menurunkan

kram usus

19. Jika klien mengeluh kram, hentikan

infus selama beberapa menit;

kemudian lakukan penginfusan

dengan lamabt

Memberikan waktu bagi usus untuk

menyesuaikan dengan air

20. Observasi terhadap aliran material

fekal dan larutan serta kaji drainase

Menunjukkan keefektifan irigasi

21. Lepaskan kantong penampung dan

guyur isinya ke toilet atau kosongkan

pispot

Memperbaiki kebersihan ruangan

22. Keringkan dasar kantong penampung

dan klem

Mencegah kotor dan

mempersiapkan penampungan

drainase selanjutnya

23. Dorong klien untuk berpindah kira-

kira selama 30-45 menit kemudian

(atau bantu, sesuai kebutuhan, untuk

keamanan selama mobilitas)

Memungkinkan irigasi

mengencerkan sisa isi usus

24. Ulangi langkah 13, 20 dan 21

25. Bersihkan bedpan Memperbaiki kebersihan dan

program ruangan

26. Lepaskan kantong penampung dan

sabuk irigasi

Menyelesaikan prosedur irigasi

27. Buang atau simpan peralatan Meningkatkan kebersihan dan

kerapian lingkungan

28. Buang sarung tangan lama dan

gunakan pasangan yang baru

Mengurangi kontaminasi

29. Cuci, bilas dan keringkan area stoma Membersihkan area peristoma

30. Berikan antiseptik, jika diprogramkan Mencegah infeksi

Page 21: BAB I Kolostomi

21

31. Pasang balutan yang baru atau

kantong ostomi, jika diperlukan

32. Cuci tangan Mengurangi perpindahan

mikroorganisme

Sumber: Johnson,J.J.Y.(2005). Prosedur Perawatan di Rumah.

Jakarta: EGC

Evaluasi dan dokumentasi

Evaluasi

1. Hasil tercapai: Stoma pulih tanpa kemerahan, edema, pembengkakan,

robekan, lecet, tukak, atau fistula di area stoma.

2. Hasil tidak tercapai: Klien tetap merasa tidak nyaman dalam

mendiskusikan perubahan citra tubuh.

3. Hasil tidak tercapai: Klien melaksanakan prosedur dengan keakuratan

70%.

Sumber: Johnson,J.J.Y.(2005). Prosedur Perawatan di Rumah.

Jakarta: EGC

Dokumentasi

Hal-hal yang harus dicatat pada lembar laporan klien antara lain:

1. Tanggal dan waktu prosedur dilakukan serta warna, konsistensi, dan

jumlah feses yang terdapat di dalam kantong.

2. Kondisi stoma dan kulit peristoma.

3. Pengkajian abdomen.

4. Status emosional pasien.

5. Indicator verbal dan nonverbal terjadinya perubahan konsep diri selama

prosedur.

6. Indicator verbal dan nonverbal mengenai kesiapa untuk melaksanakan

perawatan diri.

Page 22: BAB I Kolostomi

22

Sumber: Johnson,J.J.Y.(2005). Prosedur Perawatan di Rumah.

Jakarta: EGC

2.4.3 Mengevakuasi dan membersihkan kantong colostomy

Tujuan

1. Mengeluarkan materi fekal dari kantong ostomi

2. Membersihkan kantong untuk dapat digunakan kembali

3. Mempertahankan integritas stoma dan kulit peristoma

4. Meningkatkan kenyamanan umum

5. Meningkatkan konsep diri yang positif

Sumber: Johnson,J.J.Y.(2005). Prosedur Perawatan di Rumah.

Jakarta: EGC

Persiapan alat

1. Tiga pasang sarung tangan nonsteril (satu pasang untuk klien jika

perlu)

2. Pispot dan/ atau wadah berskala

3. Dua alas tempat tidur kedap air sekali pakai

4. Pengharum ruangan

5. Dua waslap

6. Kaca/cermin

7. Pengharum kantong ostomi

8. Kertas toilet

9. Handuk kertas

10. Pengharum ruangan

11. Tali karet

Sumber: Johnson,J.J.Y.(2005). Prosedur Perawatan di Rumah.

Jakarta: EGC

Page 23: BAB I Kolostomi

23

Prosedur kerja

Tindakan Rasional

1. Lakukan higienis tangan Mengurangi transfer

mikroorganisme

2. Jelaskan prosedur umum kepada

klien dan kemudian jelaskan

setiap langkah saat langkah

tersebut dilakukan, izinkan klien

mengajukan pertanyaan atau

melakukan setiap bagian

prosedur

Mengurangi ansietas; menguatkan

instruksi yang akan dibutuhkan klien

dengan lebih terperinci untuk

melakukan perawatan diri

3. Berikan privasi Mengurangi rasa malu

4. Posisikan cermin untuk

memungkinkan klien melihat

prosedur

Memungkinkan klien mengobservasi

dan mempelajari prosedur

5. Pasang sarung tangan Mengurangi pajanan perawat ke

sekresi tubuh klien

6. Letakkan alas kedap air sekali

pakai di atas abdomen di sekitar

dan dibawah kantong

Mencegah teetsan atau rembesan

feses ke kulit

7. Apabila menggunakan toilet,

dudukkan klien di toilet atau di

kursi yang menghadap toilet,

dengan kantong diatas toilet; jika

menggunakan pispot, letakan

kantong ke atas pispot

Memposisikan klien sehingga feses

mengalir ke bawah

8. Lepaskan klem pada bagian

bawah kantong dan letakkan

dalam jarak yang mudah

dijangkau. (lipat bagian bawah

kantong keatas sehingga

Meningkatkan efisiensi; manset

akan mempertahankan bagian bawah

kantong tetap bersih, yang

membantu mencegah baud an

menjaga kebersihan tangan selama

Page 24: BAB I Kolostomi

24

membentuk sebuah manset

sebelum penggosongan)

prosedur

9. Secara perlahan buka lipatan

ujung kantong dan biarkan feses

mengalir ke pispot atau toilet

Mengeluarkan feses dari kantong

10. Rapatkan sisi bagian bawah

kantong

Mengeluarkan feses tambahan dari

kantong

11. Buka ujung bawah kantong dan

lap dengan kertas toilet

Mengeluarkan kelebihan feses dari

ujung bawah kantong

12. Bilas toilet atau, jika

menggunakan pispot, fiksasi/

tutup kembali ujung kantong

dengan tali karet dan kemudian

kosongkan pispot

Mengurangi rasa malu klien dan

mengurangi bau runangan

13. Cuci kelm saat dikamar mandi

dan keringkan dengan handuk

kertas

Membersihkan klem eksterior

14. Lepaskan sarung tangan, lakukan

higienis tangan, dan pakai

kembali sarung tangan

Mengurangi transfer

mikroorganisme

15. Berikan pengharum kantong ke

ujung bawah kantong

Mengurangi bau yang tidak sedap

16. Klem kembali kantong dengan

klem yang telah dibersihkan

Mencegah kebocoran feses

17. Lap bagian luar kantong dengan

waslap bersih yang basah;

pastikan untuk mengelap

disekitar klem pada bagian

bawah kantong

Menyelesaikan pembersihan

kantong

18. Lepaskan sarung tangan dan

simpan atau buang semua

peralatan dengan tepat

Meningkatkan kebersihan

lingkungan

Page 25: BAB I Kolostomi

25

19. Semprotkan pengharum ruangan,

jika dibutuhkan

Menghilangkan bau yang tidak

sedap

20. Cuci tangan Mengurangi transfer

mikroorganisme

Sumber: Johnson,J.J.Y.(2005). Prosedur Perawatan di Rumah.

Jakarta: EGC

Hal-hal yang perlu diperhatikan

1. Warna, konsistensi dan jumlah feses di dalam kantong

2. Kondisi stoma

3. Pengkajian abdomen

4. Status emosional klien

5. Indicator verbal dan nonverbal terjadinya perubahan konsep diri

selama prosedur

6. Indicator verbal dan nonverbal mengenai kesiapan untuk

melaksanakan perawatan diri

7. Penyuluhan dan partisipasi dalam melaksanakan prosedur

8. Kebutuhan klien untuk mendapat penyuluhan tambahan

Sumber: Johnson,J.J.Y.(2005). Prosedur Perawatan di Rumah.

Jakarta: EGC

Evaluasi

1. Hasil tercapai : klien mampu melaksanakan prosedur secara

mandiri

2. Hasil tercapai : stoma dan kulit disekitarnya dalam kondisi baik

tanpa nyeri, iritasi, atau ekskoriasi

3. Hasil tercapai : klien mengatakan strategi koping yang positif

Sumber: Johnson,J.J.Y.(2005). Prosedur Perawatan di Rumah.

Jakarta: EGC

BAB III

PENUTUP

Page 26: BAB I Kolostomi

26

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas disimpulkan bahwa kolostomi merupakan

suatu tindakan pembuatan lubang sementara atau permanen dari usus besar

melalui dinding peruut dengan tindakan bedah bila jalan ke anus tidak

26ias berfungsi, dengan cara pengalihan aliran feses dari kolon karena

gangguan fungsi anus.

Kolostomi dapat dibagi menjadi beberapa jenis diantaranya adalah

kolostomi double barrel, kolostomi single, kolostomi loop dan lain-lain.

Berdasarkan banyaknya macam kolostomi, maka seorang perawat dituntut

untuk mengetahui macam-macam kolostomi dan mampu melakukan

tindakan perawatan pada kolostomi serta mengetahui indikasi dan

kontraindikasinya.

3.2 Saran

Selain melakukan perawatan kolostomi, sebagai seorang perawat

hendaknya kita juga melakukan Health Education kepada penderita dan

keluarga agar penderita dan keluarga dapat melakukan perawatan secara

mandiri di rumah.

DAFTAR PUSTAKA

26

Page 27: BAB I Kolostomi

27

Dhiraj,C.D.(2008).General Surgical Operation. New Delhi: B-3 EMCA house.

Johnson,J.J.Y.(2005). Prosedur Perawatan di Rumah. Jakarta: EGC

Suratun,L.S.(2010). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem

Gastrointestinal. Jakarta: Trans Info Media

Gemma,S. Colostomy Care. (2009). Retrieved from

http://mystoma.weebly.com/colostomy-technique.html.

Welch, D. (n.d). Ostomy. Retrieved from www.restoredimages.com/ostomy.php.

DAFTAR PEMBAGIAN TUGAS

Page 28: BAB I Kolostomi

28

NO. NAMA NIM TUGAS

1. Ayis Tandhi

Kusuma (P27820112028)

Mencari pengertian, macam-

macam, tujuan, indikasi, dan

kontraindikasi perawatan

kolostomi

2. Devi Paramita

Yuliningrum(P27820112117)

Irigasi Pada Coloctomy

3. Fitri Wahyuni (P27820112112) Perawatan Luka Kolostomi

4. Lailil Oktavia Ardi (P27820112026) Pemasangan kantong

kolostomi