bab i pendahuluan...-6 - sehingga untuk mengelola pembangunan pertanian tanaman pangan, hortikultura...
TRANSCRIPT
- 5 -
LAMPIRANKEPUTUSAN BUPATI ENREKANGNOMOR 641/KEP/XII/2014TENTANGPENGESAHAN PERUBAHAN RENCANASTRATEGIS DINAS PERTANIANKABUPATEN ENREKANG TAHUN2014-2018
BAB IPENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANGRencana Strategis (Renstra) adalah suatu proses yang
berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1
(Satu) tahun sampai dengan 5 (Lima) tahun dan disusun
berdasarkan pemahaman terhadap lingkungan, baik dalam skala
nasional, regional maupun lokal dengan memperhitungkan potensi,
peluang dan kendala yang ada atau timbul serta memuat visi dan
misi sebagai penjabaran dalam membina unit kerja serta
kebijaksanaan sasaran dan prioritas sasaran sampai dengan Tahun
2018.
Perencanaan Startegis Dinas Pertanian Kab. Enrekang
mengacu pada Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 dalam jangka waktu
5 (Lima) tahun mendatang yaitu
“Terwujudnya Enrekang Maju, Aman, Sejahtera (EMAS),menuju Daerah Agropolitan Berwawasan Lingkungan”
Penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pertanian
Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 dimaksudkan sebagai arah
dan pedoman pembangunan Pertanian di Kabupaten Enrekang,
sehingga tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai
dan terukur.
Pembangunan pertanian Kabupaten Enrekang dilaksanakan
dalam upaya peningkatan produksi, produktivitas dan pendapatan
petani dengan memperhatikan kelestarian lingkungan dalam konsep
pembangunan pertanian menuju Enrekang aman, maju, sejahtera
dan berkelanjutan sesuai Visi Dinas Pertanian Kabupaten
Enrekang Tahun 2014 – 2018 adalah
“Terwujudnya Pertanian Tangguh, Berdaya Saing danBerorientasi Agribisnis Menuju EMAS Tahun 2018”
- 6 -
Sehingga untuk mengelola pembangunan pertanian tanaman
pangan, hortikultura dan perkebunan serta Penyuluhan secara
efesien dan efektif maka diperlukan adanya suatu rencana strategis
agar program pembangunan pertanian yang disusun dapat lebih
terarah yang selanjutnya menjadi acuan utama bagi jajaran
birokrasi dinas yang menangani pertanian.
1.2 MAKSUD DAN TUJUANPenyusunan Rencana Strategis Dinas Pertanian
dimaksudkan untuk :
a. Memberikan arahan bagi seluruh jajaran pejabat dan staf di
lingkungan Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang dalam
pencapaian visi, misi dan program serta pelayanannya kepada
masyarakat .
b. Sebagai acuan pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi
perencanaan kegiatan antar sektor/subsektor, antar instansi
terkait Pemerintah Kabupaten Enrekang, serta antar
instansi/lembaga yang menangani pertanian, baik di pusat
maupun Kabupaten/kota;
c. Mewujudkan sinkronisasi pembangunan di daerah khususnya
antara target kinerja dalam RPJMD Kabupaten Enrekang
dengan Renstra Dinas Pertanian Kab. Enrekang.
d. Mewujudkan keadaan yang diinginkan dalam waktu 5 (lima)
tahun mendatang dalam urusan pertanian, dalam rangka
kelanjutan pembangunan jangka panjang, sehingga secara
bertahap dapat mewujudkan cita-cita masyarakat Kabupaten
Enrekang.
Adapun tujuan disusunnya Renstra Dinas Pertanian
Kabupaten Enrekang adalah :
a. Memberikan pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja pada
Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang.
b. Memberikan arahan dalam penyusunan rencana
pembangunan tahunan daerah dalam bentuk Rencana Kerja
Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang.
- 7 -
1.3 LANDASAN HUKUMPenyusunan Renstra SKPD Dinas Pertanian Kabupaten
Enrekang didasarkan pada berbagai landasan aturan dan
kebijaksanaan yang mendukung antara lain :
1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 92, tambahan
Lembaran Negara Nomor 4660);
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
132, tambahan Lembaran Negara Nomor 5170);
3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor
227, tambahan Lembaran Negara Nomor 5360);
4. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan
dan Pemberdayaan Petani (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 131, tambahan Lembaran
Negara Nomor 5433);
5. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
308, tambahan Lembaran Negara Nomor 5613);
6. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 830 Tahun 2016 Tentang
Lokasi Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional;
1.4 SISTEMATIKA PENULISANSistematika penulisan Renstra Dinas Pertanian Kabupaten
Enrekang Tahun 2014 - 2018 mengacu kepada Permendagri Nomor
54 Tahun 2010 tentang Tahapan Tatacara Penyusunan,
Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah yang disusun secara sistematis seperti berikut :
- 8 -
BAB I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang
1.2 Landasan Hukum
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Sistematika Penulisan
BAB II. GAMBARAN PELAYANAN SKPD2.1 Tugas Dan Fungsi SKPD
2.2 Sumberdaya SKPD
2.3 Kinerja Pelayanan SKPD
BAB III.ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI3.1 Indentifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan
Fungsi Pelayanan SKPD
3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah Terpilih
3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis
BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI & KEBIJAKAN4.1 Visi dan Misi SKPD
4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD
4.3 Staretegi dan Kebijakan SKPD
BAB V.RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATORKINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAANINDIKATIF
BAB VI. INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADATUJUAN DAN SASARAN RPJMD
- 9 -
BAB IIGAMBARAN PELAYANAN SKPD
2.1 TUGAS DAN FUNGSI SKPDTugas Pokok dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Bupati Enrekang Nomor 52
Tahun 2016 tentang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Tata
Kerja Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang, maka Dinas Pertanian
Kabupaten Enrekang adalah unsur pelaksana Pemerintahan Daerah
yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari Kepala Dinas dibantu oleh seorang
Sekretaris dan empat Kepala Bidang.
Tugas Pokok dan Fungsi masing-masing Kepala Bidang pada
Dinas Pertanian diuraikan sebagai berikut :
1. Kepala DinasKepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin dinas dalam
menyelengarakan koordinasi, pembinaan, pengawasan, dan
pengendalian dalam penyelenggaraan kegiatan di bidang
Pertanian dan Perkebunan. Untuk melaksanakan tugas pokok
tersebut, Kepala Dinas mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan Dinas Pertanian ;
b. Penyusunan rencana strategik Dinas Pertanian
c. Penyelenggaraan pelayanan umum di bidang tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan dan Penyuluhan
Pertanian
d. Pembinaan, pengkordinasian, pengendalian, pengawasan
program dan kegiatan Dinas Pertanian dan
e. Penyelenggaraan evaluasi program dan kegiatan Dinas
Pertanian
2. SekretarisSekretaris mempunyai tugas melaksanakan urusan umum
dan ketatalaksanaan bidang kepegawaian, keuangan serta
perencanaan Dinas Pertanian tersebut, Sekretaris
mempunyai fungsi :
a. Penyusunan kebijakan teknis administrasi umum dan
kepegawaian, administrasi keuangan dan perencanaan
dinas;
- 10 -
b. Penyelenggaraan kebijakan administrasi umum dan
kepegawaian, keuangan dan perencanaan dinas;
c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian,
pengawasan program dan kegiatan Sub Bagian;
d. Penyelenggaraan evaluasi program dan kegiatan lingkup
dinas.
3. Kepala Bidang Tanaman PanganKepala Bidang Tanaman Pangan, mempunyai tugas
menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan sistem
dibidang Tanaman Pangan, Bidang Tanaman Pangan
mempunyai fungsi :
a. Penyelenggaraan Kegiatan Perbenihan dan Perlindungan
Tanaman Pangan;
b. Penyelenggaraan Kegiatan Peningkatan Produksi
Tanaman Pangan;
c. Penyelenggaraan Kegiatan Sarana dan Prasarana
Tanaman Pangan.
4. Kepala Bidang HortikulturaKepala Bidang Hortikultura, mempunyai tugas
menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan sistem
perbenihan, peningkatan produksi dan konservasi dan
perlindungan hortikulutura, Bidang Hortikultura mempunyai
fungsi :
a. Penyelenggaraan kegiatan Perbenihan dan Perlindungan
hortikultura;
b. Penyelenggaraan kegiatan Peningkatan Produksi
Hortikultura;
c. Penyelenggaraan kegiatan Sarana dan Prasarana
hortikultura.
5. Kepala Bidang PerkebunanKepala Bidang Perkebunan, mempunyai tugas
menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan sistem
dibidang perkebunan. Untuk melaksanakan tugas pokok
tersebut. Bidang Perkebunan mempunyai fungsi :
- 11 -
a. Penyelenggaraan Kegiatan Perbenihan dan Perlindungan
Perkebunan;
b. Penyelenggaraan Kegiatan Peningkatan Produksi
Perkebunan;
c. Penyelenggaraan Kegiatan Sarana dan Prasarana
Perkebunan.
6. Kepala Bidang Penyuluhan PertanianKepala Bidang Penyuluhan mempunyai tugas Melaksanakanpenyusunan kebijakan, programa dan pelaksanaanpenyuluhan pertanian, mempunyai fungsi :a. Penyelenggaraan kegiatan Kelembagaan Penyuluhanb. Penyelenggaraan kegiatan Ketenagaan Penyuluhanc. Pelaksanaan kegiatan Metode dan Informasi Penyuluhan
Pertanian.
7. Kelompok Jabatan fungsionalUntuk pelayanan teknis dinas mempunyai tugas
melaksanakan sebagaian tugas Dinas Pertanian sesuai
keahlian dan kebutuhan.
8. Balai Penyuluhan Pertanian
Struktur Organisasi DinasStruktur Organisasi adalah suatu gambaran tentang
hubungan kerja dalam rangka mencapai tujuan bersama yaitu
dengan cara menetapkan hubungan antara pegawai yang
melaksanakan tugasnya, sehingga memegang peranan penting
dalam pembagian fungsi-fungsi dan wewenang serta tanggung jawab
dalam hubungan kerjasama antar satu dengan lainnya.
Struktur Organisasi Dinas Pertanian ditetapkan dalam
Peraturan Bupati Nomor 28 Tahun 2016 tentang Susunan
Perangkat Daerah Kabupaten Enrekang.
Adapun Struktur Organisasi Dinas Pertanian Kabupaten
Enrekang adalah sebagai berikut :
1. Kepala Dinas2. Sekretaris
a. Kepala Sub Bagian Perencanaan
b. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
c. Kepala Sub Bagian Keuangan
- 12 -
3. Bidang Tanaman Pangana. Kepala Seksi Perbenihan dan Perlindungan Tanaman
Pangan
b. Kepala Seksi Produksi Tanaman Pangan
c. Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Tanaman Pangan
4. Bidang Hortikulturaa. Kepala Seksi Perbenihan dan Perlindungan Hortikultura
b. Kepala Seksi Produksi Hortikultura
c. Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Hortikultura
5. Bidang Perkebunana. Kepala Seksi Perbenihan dan Perlindungan Perkebunan
b. Kepala Seksi Produksi Perkebunan
c. Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Perkebunan
6. Bidang Penyuluhan Pertanian
a. Kepala Seksi Kelembagaan Penyuluhan
b. Kepala Seksi Ketenagaan Penyuluhan
c. Kepala Seksi Metode dan Informasi Penyuluhan
7. Kelompok Jabatan fungsional
Untuk pelayanan teknis dinas mempunyai tugas
melaksanakan sebagaian tugas Dinas Pertanian sesuai
keahlian dan kebutuhan.
8. Balai Penyuluhan PertanianUntuk lebih jelasnya dari Struktur Organisasi Dinas Pertanian
Kabupaten Enrekang dapat dilihat pada gambar. 1 di bawah
ini
13
Gambar 1. Struktur Organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang
KEPALA DINAS
SEKRETARIS
SUB BAGIAN PERENCANAAN SUB BAGIAN UMUM & KEPEGAWAIANSUB BAGIAN KEUANGAN
BIDANG TANAMAN PANGAN
SEKSI PERBENIHAN DANPERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN
SEKSI PRODUKSI TANAMANPANGAN
SEKSI SARANA DAN PRASARANATANAMAN PANGAN
BIDANG HORTIKULTURA
SEKSI PERBENIHAN DANPERLINDUNGAN HORTIKULTURA
SEKSI PRODUKSI HORTIKULTURA
SEKSI SARANA DAN PRASARANAHORTIKULTURA
BIDANG PERKEBUNAN
SEKSI PERBENIHAN DANPERLINDUNGAN PERKEBUNAN
SEKSI PRODUKSI PERKEBUNAN
SEKSI SARANA DAN PRASARANAPERKEBUNAN
BIDANG PENYULUHAN PERTANIAN
SEKSI KELEMBAGAANPENYULUHAN
SEKSI KETENAGAANPENYULUHAN
SEKSI METODE DANINFORMASI PENYULUHAN
BALAI PENYULUHAN PERTANIAN (BPP)12 KECAMATAN
KELOMPOK JABATANFUNGSIONAL
- 14 -
2.2 SUMBERDAYA SKPDKepegawaian
Jumlah Aparatur Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang
berdasarkan tingkat pendidikan sampai dengan Tahun 2017
sebanyak 135 Orang, terdiri dari 44 jabatan struktural dan 91
jabatan fungsional, seperti pada Tabel 1
Tabel 1. Keadaan Aparatur Dinas Pertanian Kabupaten Enrekangberdasarkan Pangkat/Golongan Sampai Tahun 2017
NO Pangkat / Golongan Struktural Fungsional Jumlah
1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.15.
Pembina Utama Muda(IV/c)Pembina TK. I (IV/b)Pembina (IV/a)Penata TK.I (III/d)Penata (III/c)Penata Muda TK.I (III/b)Penata Muda (III/a)Pengatur TK.I (II/d)Pengatur (II/c)Pengatur Muda TK.I (II/b)Pengatur Muda (II/a)Juru TK. I (I/d)Juru (I/c)Juru Muda TK.I (I/b)Juru Muda (I/a)
1-2512135-6------
-1271525228-2------
112920373513-8------
JUMLAH 44 91 135
Berdasarkan jenis kelamin pada aparatur Dinas Pertanian
Kabupaten Enrekang sebanyak 85 Orang berjenis kelamin laki laki
dan sebanyak 50 orang berjenis kelamin perempuan, seperti pada
tabel 2 di bawah ini :
Tabel 2. Keadaan Aparatur Dinas Pertanian Kab Enrekangberdasarkan Tingkat Pendidikan dan Jenis KelaminSampai Tahun 2017
NO Pendidikan Struktural Fungsional
JenisKelaminL P
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pasca Sarjana (S-2)
Pertanian
Sarjana (S-1) Pertanian
Sarjana (S-1) Ekonomi
Sarjana Muda / (D3)
Pertanian
SLTA
SLTP
SD
8
29
3
1
3
-
-
3
81
1
-
-
-
-
10
66
2
4
3
-
-
1
44
2
1
2
-
-
- 15 -
Kelengkapan dan Fasilitas KerjaAsset Pemerintah Kabupaten Enrekang dan juga merupakan
sarana dan prasarana pada Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang
yang pemanfaatannya digunakan untuk mendukung peningkatan
kinerja sebagai berikut :
o Balai BenihJumlah Balai Benih pada Dinas Pertanian Kapupaten
Enrekang sebanyak 4 unit yaitu Balai Benih Palawija Maiwa
(untuk mendukung peningkatan produksi tanaman palawija),
Instalasi Kebun Benih Saruran (untuk mendukung
peningkatan produksi komoditi bawang merah), Instalasi
Kebun Benih Masalle (untuk mendukung peningkatan
produksi komoditi kentang) dan Kebun Induk Kopi Arabika
Typika Bungin sebagai plasma nutfah kopi arabika.
o Kendaraan OperasionalFasilitas kendaraan operasional yang dimiliki oleh Dinas
Pertanian terdiri dari kendaraan roda 4 (empat) dan
kendaraan roda 2 (dua). Jumlah kendaraan roda 4 sebanyak 6
unit dan kendaraan roda 2 sebanyak 33 unit.
Rincian asset yang dimiliki oleh Dinas Pertanian berdasarkan data
Tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 3
- 16 -
Tabel 3. Aset Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang berdasarkandata Tahun 2017
NO JENIS ASSETSUMBER PENGADAAN
APBN/Prop(Jumlah/Volume)
APBD(Jumlah/Volume)
1.2.
3.
4.5.
TanahBangunan /Gedunga. Kantorb. STAc. Gedung Benihd. GudangAlat Angkuta. Roda 4b. Roda 2c. Roda 3Alat PertanianAlat Kantor /Rumah Tanggaa. Meja Kerjab. Kursi Tamuc. Kursi Kerjad. Kursi Lipate. Teleponf. Faxg. Laptoph. Komputeri. Lemari Berkasj. Printerk. Sound Systeml. Kursi Tunggum. ACn. GPSo. AC Standingp. Meja Rapat
4
7 Unit1 Unit
--
6 Unit8 Unit
3 Unit-
-----------
-
4 Unit-
4 Unit1 Unit
3 Unit37 Unit
-15 Unit
27 Unit3 Unit
198 Unit233 Unit
4 Unit1 Unit
30 Unit10 Unit26 Unit21 Unit7 Unit4 Unit
10 Unit5 Unit2 Unit6 Unit
Berdasarkan tabel 2 dan 3 mengenai keadaan aparatur pada
Dinas Pertanian dan asset khususnya alat kantor yang dimiliki oleh
Dinas Pertanian sampai pada tahun 2017 belum memadai dalam
pencapaian tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian Kabupaten
Enrekang. Adapun alat kantor yang diperlukan untuk mendukung
peningkatan pelayanan aparatur seperti Laptop, printer dan
kendaraan dinas.
- 17 -
2.3 CAPAIAN KINERJA SKPDSecara umum capaian kinerja Dinas Pertanian Kabupaten
Enrekang dari tahun 2009 s/d 2013 diuraikan secara singkat
melalui pencapaian target RPJMD Kabupaten Enrekang sebagai
berikut :
Berkembangnya Komoditas Unggulan yang berdaya saing diPasaran
Indikator kinerja Tahun 2013 adalah 65%, dimana target
tersebut dicapai sebesar 60% melalui peningkatan daya saing 3
komoditi unggulan pertanian yaitu Bawang Merah, Kopi dan
Kentang. Untuk mendukung peningkatan daya saing komoditi
unggulan, telah terbit Sertifikasi Indikasi Geografis (IG) pada
komoditi kopi Arabika Kalosi Enrekang (Kopi ASIK) di Kabupaten
Enrekang dan pengembangan klaster bawang merah melalui
kerjasama Bank Indonesia, Selain itu Kabupaten Enrekang telah
ditetapkan sebagai Sentra Lokasi Pengembangan Bawang Merah,
Aneka Cabe, dan Kopi di Indonesia khususnya Sulawesi Selatan
melalui Kepmentan Nomor 830/Permentan/OT.140/8/2016
tentang Lokasi Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional
2016.
Meningkatnya Produktivitas Komoditas Unggulan yangBerdaya Saing di Pasaran.
Berdasarkan capaian indikator kinerja RPJMD Tahun 2009
s/d 2013 sebesar 86% dari target 60%. Pada produksi komoditi
kopi cenderung stabil, hal tersebut diakibatkan kondisi tanaman
kopi yang sudah tua, pada Tahun 2013 produksi tanaman kopi
sebesar 7.932 ton. Untuk tanaman Bawang Merah cenderung
mengalami peningkatan, hal tersebut akibat beralihnya petani
kentang ke komoditi bawang merah, pada Tahun 2013 produksi
Kentang sebesar 817 ton, sedangkan untuk komoditi bawang
merah cenderung mengalami peningkatan, produksi tanaman
bawang merah pada tahun 2013 meningkat dari tahun 2012
senilai 39.295 Ton/ha. Kondisi tersebut dikarenakan tingginya
harga jual bawang merah.
- 18 -
Untuk mendukung peningkatan produksi pertanian pada Tahun
2013 yang bersumber APBD dan APBN, Dinas Pertanian
Kabupaten Enrekang telah melakukan perbaikan dan
pembangunan infrastruktur pertanian yang mencakup: Jaringan
Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT); Jaringan Irigasi Desa
(JIDES); Jalan Usaha Tani (JUT), Jalan Produksi, embung dan
konservasi lahan. Pada tahun 2013, telah dibangun JITUT
untuk lahan seluas 1000 Ha, Pengembangan Irigasi Partisipatif
untuk 3 Klp, Optimalisasi Lahan seluas 1.100 Ha, Pelatihan SRI
400 Ha, Bantuan bibit sambung pucuk kakao 50.000 Pohom,
pembangunan JUT dan jalan produksi sepanjang 82.957 meter,
Embung 30 unit, BPP 2 Unit, Di samping itu, selama periode
yang sama juga telah dilakukan pemberian bantuan kepada
Kurang lebih 331 kelompok tani di Kabupaten Enrekang seperti
bantuan bibit Lengkeng, Lada, Nilam, Kakao, SLPTT padi dan
bantuan sosial SRI, Rehab JIDES dan Optimalisasi Lahan.
Berkembangnya Penerapan dan Kesadaran Masyarakattentang Sistem Pertanian Ramah LingkunganCapaian target Tahun 2013 sebesar 71% dari target 70%,
kondisi dicapai melalui pendekatan SLPHT dan pelatihan
pemanfaatan penggunaan pupuk organik bagi 30 Klp Tani
dengan luas lahan 510 Ha, kondisi tersebut diharapkan akan
berdampak pada peningkatan kualitas dan kuantitas produksi
hasil pertanian khususnya komoditi bawang merah, akan tetapi
kondisi tersebut belum sepenuhnya dapat memberikan
Kentang
- 19 -
pengetahuan dan pemahaman kepada petani terkait
pemanfaatan pupuk organik disebabkan faktor kebiasaan oleh
petani menggunakan pupuk anorganik.
Berkurangnya Lahan Tidur dari Sebelum Periode Tahun 2008s/d 2013Pada Tahun 2013 target berkurangnya lahan tidur tidak dapat
dicapai, dimana target pada Tahun 2013 sebesar 90% dengan
capaian 51%. Kondisi tersebut disebabkan kondisi lahan
pertanian yang diberokan atau diistirahatkan pada Tahun 2013
untuk persiapan penanaman pada musim berikutnya, untuk
mengatasi masalah tersebut melalui pelatihan demplot, sekolah
lapang pada lahan yang sementara tidak diusahakan,
pemberian bantuan bibit ataupun alsintan kepada petani, agar
lahan yang tidak diusahakan dapat diolah kembali, selain itu
peningkatan prasarana dan sarana pertanian seperti jalan usaha
tani, embung dan irigasi perlu untuk lebih ditingkatkan lagi dan
lebih diarahkan pada lahan yang produktif dan lahan yang tidak
diusahakan sehingga kendala akses baik itu sarana jalan
produksi maupun ketersediaan air.
Adapun capaian kinerja pada tahun 2009 s/d 2014 seperti pada
tabel di bawah ini :
20
Tabel 4. Pencapaian Kinerja Dinas Pertanian Kab. Enrekang Tahun 2009 - 2013
21
Tabel 5. Anggaran dan Realisasi Pendanaan Dinas Pertanian Kab. Enrekang Tahun 2009 - 2013
22
2.4 TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN
Komparasi Capaian Renstra Propinsi dan KementerianPertanianAnalisis Renstra Kementerian Pertanian dan SKPD Provinsi (yang
masih berlaku) ditujukan untuk menilai keserasian, keterpaduan,
sinkronisasi, dan sinergitas pencapaian sasaran pelaksanaan
Renstra SKPD kabupaten/kota terhadap sasaran Renstra K/L
dan Renstra SKPD Provinsi sesuai dengan urusan yang menjadi
kewenangan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing
SKPD. Hasil analisis tersebut dapat dilihat pada tabel 6 sebagai
berikut :
Tabel 6. 1Komparsai Capaian Sasaran Renstra Dinas PertanianKabupaten terhadap Sasaran Renstra DISTPH, RenstraDISBUN Prop. Sul Sel dan Renstra KementerianPertanian
No IndikatorKinerja
CapaianSasaran
Renstra SKPDKab/Kota
Sasaran PadaRenstra SKPD
Provinsi
Sasaran padaRenstra K/L
1 2 3 4 5
1ProduksiKomoditiTanamanPangan- Padi Produksi Padi
4%Meningkat 5%Per Tahun
Meningkat 5%Per Tahun
- Jagung Rata rataproduksiberfluktuatif43.71% pertahun
Meningkat 5%Per Tahun
Meningkat 5%Per Tahun
- Kedelai Rata rataproduksiberfluktuatif41.53 % pertahun
Meningkat 5%Per Tahun
Meningkat 5%Per Tahun
2ProduksiKomoditiHortikultura- BawangMerah
Rata rataprduksi 22 %
Meningkat 3%Per Tahun
Meningkat 3%Per Tahun
- Kentang Rata rataproduksiberfluktuatif10.93% PerTahun
Meningkat 3%Per Tahun
Meningkat 3%Per Tahun
23
Tabel 6. 2Komparasi Capaian Sasaran Renstra Dinas PertanianKabupaten terhadap Sasaran Renstra DKPTPH, Renstra DISBUNProp. Sul Sel dan Renstra Kementerian Pertanian.
No Indikator Kinerja
CapaianSasaranRenstraSKPD
Kab/Kota
Sasaran PadaRenstra SKPD
Provinsi
Sasaranpada
Renstra K/L
1 2 3 4 53 Produksi Komoditi
Perkebunan- Kopi Produksi
rata rata7% pertahun
Meningkat 5%Per Tahun
Meningkat5% PerTahun
- Kakao Produksirata rata10% pertahun
Meningkat 5%Per Tahun
Meningkat5% PerTahun
Telaahan Rencana Tata Ruang WilayahWilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis
beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya
ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek
fungsional. Sedangkan kawasan adalah wilayah yang memiliki
fungsi utama lindung atau budidaya. Telaahan rencana tata
ruang wilayah ditujukan untuk mengidentifikasi implikasi
rencana struktur dan pola ruang terhadap kebutuhan pelayanan
SKPD. Adapun hasil analisa rencana tata ruang wialayah terkait
pelayanan Dinas Pertanian Kab. Enrekang seperti pada tabel 7 di
bawah ini :
24
Tabel 7. Hasil Telaahan Struktur Ruang Wilayah Kabupaten
Enrekang
No
RencanaStrukturRuang
StrukturRuang Saat
Ini
IndikasiProgram
Pemanfaatanruang pada
PeriodePerencanaanBerkenaan
PengaruhRencanaStrukturRuang
TerhadapKebutuha
nPelayanan
SKPD
ArahanLokasi
Pengembangan
PelayananSKPD
1 2 3 4 5 61 Kurangn
yaDukunganjaringanJalanpadawilayahpengembanganpertanian
Jaringantransportasiyangmenghubungkan antarawilayahpengembangan komoditipertanianbelumoptimal
1 ProgrampeningkatanProduksiPertanian/Perkebunan
Biayatransportasipertanianmeningkat
12Kecamatan
2 ProgramPeningkatanPemasaranHasilPertanian
3 ProgramPeningkatanKesejahteraan Petani
4 ProgramPeningkatanKetahananPangan
5 ProgramPeningkatanPenerapanTeknologiPertanian/Perkebunan
6 ProgrampeningkatanProduksiPertaian/Perkebunan
Dari hasil analisis RT/RW Kabupaten Enrekang pada Struktur
Ruang Wilayah pada pasal 8 terkait pelayanan SKPD Dinas
Pertanian adalah tidak adanya dukungan rencana jaringan
transportasi yang diarahkan untuk mendukung sentra produksi
pertanian.
25
Pada hasil analisis struktur ruang wilayah pada pasal 19 terkait
Rencana Ruang Wilayah adalah belum adanya penetapan
kawasan pengembangan pertanian guna mendukung
pembangunan pertanian berbasis kawasan seperti pada tabel 8 di
bawah ini :
Tabel 8. Hasil Telaahan Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten
Enrekang
No
RencanaStrukturRuang
Struktur RuangSaat Ini
Indikasi ProgramPemanfaatan ruang pada
Periode PerencanaanBerkenaan
PengaruhRencanaStrukturRuang
TerhadapKebutuhanPelayanan
SKPD
ArahanLokasi
PengembanganPelayan
anSKPD
1 2 3 4 5 61 Luas
KawasanBudidayaPertanian
Jumlah luaskawasanbudidayamengalamipeningkatantiap tahunnyadan tidakadanyawilayahpengembangan strategiskomoditihortikulturadan tanamanpangan
1 Program peningkatanProduksiPertaian/Perkebunan
Pengembangan komoditiberbasiskawasanpertanianbelumoptimal
12 Kec
2 WilayahPengembanganKomoditiPertaniaPerkebunan
Tidak adaacuan terkaitpengembangan kawasankomoditiungulanpertanian
2 Program PeningkatanPemasaran HasilPertanian
3 Program PeningkatanKesejahteraan Petani
4 Program PeningkatanKetahanan Pangan
5 Program PeningkatanPenerapan TeknologiPertanian/Perkebunan
6Program peningkatanProduksiPertaian/Perkebunan
7 Program pemberdayaanPenyuluh
26
Telaahan terhadap Dokumen Hasil KLHSKajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat
KLHS adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh,
dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan
berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam
pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana,
dan/atau program. Adapun hasil analisis KHLS seperti pada
Tabel 9 di bawah ini
Tabel 9. Hasil Telaahan KHLS
No Aspek Kajian Ringkasan KHLS
Implikasiterhadap
PelayananSKPD
Catatan bagiperumusan
Program danKegiatan SKPD
1 2 3 4 51 Kapasitas daya
dukung dandaya tampunglingkunganhidup untukpembangunan
TingginyaPenggunaanpupukanorganik padabeberapakomoditipertanian
PembinaanPertanianorganik sesuaiSOP
ProgramPenyediaansarana danprasaranapertanianmelaluipenyediaanpupuk organikdan ProgramPeningkatankesejahteraanpetani melaluiSLPTT, SL-GAPdan SL-GHP
2 Penurunankemampuandaya tahantanah akibatKonservasilahan belumdiaplikasikanpada budidayakomoditipertanian
Sosialisaiterkait metodekonservasilahan padabudidayapertanian
Programpeningkatankesejahteraanpetani melaluipelatihansistemkonservasitanah dansistemagroforestry
Hasil anaslis KHLS tersebut adalah tingginya penggunaan pupuk
anorganik pada budidaya pertanian berdampak pada rendahnya
kualitas hasil pertanian, selain itu sistem budidaya pertanian
yang belum menerapkan sistem budidaya konservasi tanah belum
optimal sehingga dapat berdampak pada daya dukung tanah
terhadap air.
27
BAB IIIISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Indentifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Dan Fungsi SKPDPermasalahan yang dihadapai dalam pelaksanaan tugas dan
fungsi Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang, secara terinci seperti
pada Tabel 10 di bawah ini :
Tabel 10. 1 Indentifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas danFungsi Dinas Pertanian Kab. Enrekang
AspekKajian
Capaian/Kondisi Saat ini
Standaryang
digunakan
Faktor yang Mempengaruhi
PermasalahanPelayanan SKPD
Internal(Kewenangan
SKPD)
Eksternal(Diluar
KewenanganSKPD)
1 2 3 4 5 6KinerjaPelayananSKPD
1 BelumOptimalnyakemampuan SDMaparaturdanpelakuagribisnis
1 Jumlahaparaturdanpelakuagribisnis yangmengikutibimbingan teknis
1 Kemampuan SDMAparaturdankomitmenaparaturdalammendukungpencapaianprogrampertanian
1 Minimnyaanggaranpeninigkatan SDM
1 Produksi danProduktivitaskomoditipertanian/perkebunanmasihrendahakibat belumoptimalnyadukungansarana danprasaranadari sektorhulu sampaipada sektorhilir baikbibit, pupuk,irigasi sertaalat danmesinpertanian
28
Tabel 10. 2 Indentifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas danFungsi Dinas Pertanian Kab. Enrekang
Aspek
Kajian
Capaian/Kondisi Saatini
Standaryang
digunakan
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan
PelayananSKPD
Internal(Kewenangan
SKPD)
Eksternal(Diluar
KewenanganSKPD)
1 2 3 4 5 62 Rendahnya
PencapaianproduksiproduktivitaskomoditiPertanian/Perkebunan
2 Tingkatproduksi
2 DampakPerubahaniklim danseranganhamapenyaktitpadakomoditipertanian/perkebunan masihtinggi
2 Kapasitaskelembagaanpetanimasihrendah,sehinggaaplikasisistempertanianramahlingkungan belumoptimal
3 Daya Saing danmutu komoditipertanian belumoptimal
3 PDRBSektorPertanian
3 BelumOptimalnyaKeterpaduan programdankegiatanantarinstansipadapemerintahKabupatenEnrekang
3 Lemahnyadukunganlembagapembiyaan bagipetani
4 Dayasaingkomodtipertanianmasihrendahakibatbelumoptimalnyapenerapan SL-GAPdan SL-GHP
29
Tabel 10. 3 Indentifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas danFungsi Dinas Pertanian Kab. Enrekang
AspekKajian
Capaian/Kondisi Saat ini
Standar yangdigunakan
Faktor yang Mempengaruhi
PermasalahanPelayanan SKPD
Internal(Kewenanga
n SKPD)
Eksternal(Diluar
Kewenangan SKPD)
1 2 3 4 5 6KajianTerhadapRenstraDISTPHdanDISBUNSul Sel
1 PeningkatanProduksiKomoditiTanamanPangan danHortikultura
1 TingkatProduksiKomoditiTanamanPangandanHortikultura
1 MinimnyaDukungankebijakandariPemerintahKabupaten terkaitpencapaianProgramPemerintah
1 SeranganhamadanPenyakittanamanyangmasihtinggi
1 PencapaiansasaranPemerintahPropinsi padaKabupatenbelumterintegrasisecaraoptimal
2 PeningkatanProduksiKomoditiPerkebunan
2 TingkatProduksiKomoditiPerkebunan
2 Luaskawasandanpotensipengembangankomoditipertanian/perkebunan
2 Produksikomoditipertanianbelumkontinyudanketersediaansaprodibelummemenuhi kriteria6 tepat
2 Dukungansarana danprasaranamendukungpencapaianproduksipertanian/perkebunan
3 Nilai TukarPetani
3 NilaiTukarPetani
3 DukunganAnggaranDekonPropinsi
3 Kapasitaskelembagaanpetanimasihrendah
Tabel 10.4 Indentifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas danFungsi Dinas Pertanian Kab. Enrekang
30
AspekKajian
Capaian/Kondisi Saat ini
Standar yangdigunakan
Faktor yang MempengaruhiPermasalahan Pelayanan
SKPDInternal
(KewenanganSKPD)
Eksternal(Diluar
KewenanganSKPD)
1 2 3 4 5 6KajianTerhadapRenstraKemetrianPertanian
1 PeningkatanProduksiKomoditiTanamanPangan,Hortikultura danPerkebunan
1 TingkatProduksiKomoditiTanamanPangan,Perkebunan danHortikultura
1 MinimnyaDukunganAlokasiAnggarandariKementerian Pertanian
1 Seranganhama danPenyakittanamanyang masihtinggi
1 Pencapaian sasaranPemerintah PropinsipadaKabupaten belumterintegrasi secaraoptimal
2 Luaskawasandan potensipengembangankomoditipertanian/perkebunan
2 Produksikomoditipertanianbelumkontinyudanketersediaan saprodibelummemenuhikriteria 6tepat
2 Dukungan saranadanprasaranamendukungpencapaianproduksipertanian/perkebunan
2 NilaiTukarPetani
2 Nilai TukarPetani
3 Sinergitasprogramdari PusatsampaiDaerahuntukmendukungpeningkatan produksidanproduktivtas
3 Kapasitaskelembagaan petanimasihrendah
3 Dukunganpeningkatankepasitaspelakuagribisnispadapeningkatankualitashasilpertanian
Tabel 10.5 Indentifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas danFungsi Dinas Pertanian Kab. Enrekang
31
AspekKajian
Capaian/Kondisi Saatini
Standaryang
digunakan
Faktor yang MempengaruhiPermasalahan Pelayanan
SKPDInternal
(KewenanganSKPD)
Eksternal(Diluar
Kewenangan SKPD)
1 2 3 4 5 6KajianTerhadapRT/RWKabupaten
1 Jumlah luaskawasan budidayamengalamipeningkatan tiaptahunnya dantidak adanyawilayahpengembanganstrategis komoditihortikultura dantanaman pangan
1 ProduksiBerbasiskawasan
1 BelumadanyaPedomanPengembangan komoditiberbasiskawasan
1 Tingginya LuasLahanTidur
1 BelumoptimalnyadukungansaranadanprasaranasepertiJUT,Irigasi,Embung,Alat danMesinPertanian
1 MinimnyaDukunganPemerintahKabupatenterkaitpengembangan komoditipertanianbebasiskawasan
1 Dukungan wilayahberbasiskomoditibelumada padaRT/RWdanwilayahpengembangankomoditiunggulandaerah
KajianKHLS
1 Tingginyapenggunaanpestisida danpupuk anorganik
1 Produksi dandayasainghasilpertanian
1 Regulasisubsidipupukorganik danregulasi polapenggunaanpestisida danpenggunaanpupukanorganikyangberimbang
1 Menurunnyakualitastanahdalammendukungkualitasproduksi danpeningkatanhasilproduksi
1 Produksikomoditipertaniandanperkebunan belumkontinyudankualitashasilpertanianyangbelumoptimal
2 Sistem konservasilahan belumditerapkkan padabudidayapertanian
2 DukunganSKPD laindalampenerapansistempertanianramahlingkungan
2 Alihfungsilahan
32
3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Pemerintah KabupatenEnrekang
Menelaah visi, misi, dan program Pemerintah Kabupaten
Enrekang ditujukan untuk memahami arah pembangunan yang
akan dilaksanakan dan untuk mengidentifikasi faktor-faktor
penghambat dan pendorong pelayanan SKPD yang dapat
mempengaruhi pencapaian visi dan misi Pemerintah Kabupaten
Enrekang
Sehingga Hasil identifikasi Dinas Pertanian tentang faktor-
faktor penghambat dan pendorong pelayanan SKPD yang dapat
mempengaruhi pencapaian visi dan misi Pemerintah Kabupaten
Enrekang akan menjadi input bagi perumusan isu-isu strategis
pelayanan SKPD. Dengan demikian, isu-isu yang dirumuskan tidak
saja berdasarkan tinjauan terhadap kesenjangan pelayanan, tetapi
juga berdasarkan kebutuhan pengelolaan faktor-faktor agar dapat
berkontribusi dalam pencapaian visi dan misi Pemerintah
Kabupaten Enrekang. Adapun hasil telaahan tersebut dapat dilihat
pada tabel 11.
Tabel 11.1 Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan DinasPertanian Kab. Enrekang terhadap Pencapaian Visidan Misi Pemerintah Kabupaten Enrekang
VISI : ENREKANG MAJU, AMAN, SEJAHTERA (EMAS), MENUJU DAERAHAGROPOLITAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
No
Misi dan ProgramPemerintahKabupatenEnrekang
PermaslahanPelayanan SKPD
Faktor
Penghambat Pendorong
1 2 3 4 51 Misi I
MeningkatkanKualitas danKetersediaanInfrasrtukturPelayanan Publik
1 Belumoptimalnyadukungansarana danprasaranapertanian
1 Minimnyadukungan saranadan prasaranapertanian untukberproduksi(JUT, Irigasi,Embung, Alatdan MesinPertanian)
1 Peningkatanalokasianggaran baikAPBN, APBD I,dan APBDuntukmendukungpeningkatanproduksipertanian
Program 1 :ProgramPeningkatanProduksiPertanian/Perkebunan
2 Daya dukungsumberdayaair untuklahanpertanianbelumterkelolasecaramaksimal
2 Lemahnyakapasitaskelembagaanpetani dandukunganlembagapembiyaan bagipetani
2 Tersedianya12 BPP yanglayak sebaaiwahanadiskusi petanidi lapangan
33
Tabel 11.2 Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan DinasPertanian Kab. Enrekang terhadap Pencapaian Visidan Misi Pemerintah Kabupaten Enrekang
No
Misi dan ProgramPemerintahKabupatenEnrekang
PermaslahanPelayanan SKPD
Faktor
Penghambat Pendorong
1 2 3 4 52 Misi 4
MeningkatkanPerekonomianDaerah danPendapatanMasyarakatBerbasisAgribisnis danAgroindustri
1 Produksibeberapakomoditiunggulandaerah belumkontinyu
1 Lahan pertanianbelumdimanfaatkansecara optimal
1 Kesesuaianlahan,budaya/musim tanamyang variatif
Program 1 :ProgramPeningkatanKetahanan Pangan
2 Ketersediaansaprodipertanian belummemenuhikriteria 6 tepat
2 Penerapanteknologipertanian padatahap budidayadan pasca panenbelum optimal
2 Adanyapanduanpemerintahterkaitbudidayamelalui GAPdan GHP
Program 2 :ProgramPeningkatanKesajahteraanPetani
3 Lahan tidurmasih cukupluas
3 Tingginyaserangan OPTpada komoditipertanian
Program 3 :ProgramPeningkatanProduksiPertanian/Perkebunan
4 Penguasaan danaplikasi teknologipelaku utamadan pelaku usahabelum optimal
Program 4 :ProgramPeningkatanPemasaran HasilProduksiPertanian/PerkebunanUnggulan Daerah 5
Menurunyatenaga kerja padasektor pertaniandari Tahun 2010sebesar 71, 26%dan pada Tahun2012sebesar 70,60%
34
Tabel 11.3 Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan DinasPertanian Kab. Enrekang terhadap Pencapaian Visidan Misi Pemerintah Kabupaten Enrekang
No
Misi dan ProgramPemerintahKabupatenEnrekang
PermaslahanPelayanan
SKPD
Faktor
Penghambat Pendorong
1 2 3 4 53 Misi 5
MeningkatkanPengelolaanSumberdaya AlamSecara Optimalyang BerwawasanLingkungan
1 Daya saingkomoditiunggulanmasihrendah
1 Menurunnyajumlah pekerjapada sub sektorpertanian
1 Terbukanyapeluang pasarkomodititanamanpangan,hotiklutura danperkebunanbaik padatingkat lokal,regional,nasional daninternasional
Program 1 :ProgramPeningkatanProduksiPertanian/Perkebunan
2 AplikasisistemPertanianorganikbelumberkembangsecaramenyeluruh
2 Minimnyadukungansarana danprasaranapengolahanhasil pertanian
2 Berkembangnyaindustripengolahanhasil pertanian
3 Seranganhama danpenyakitterhadapkomoditipertanianrelativemasih tinggi
3 Tingginyapenggunaanpupukanorganik padakomoditipertanian
3 PDRB pada subsektor pertaniancenderungmeningkat
4 Penerapansistempertanianberbasiskonservasibelumoptimal
4 Ketersediaanpupuk organikbelum optimal
4 Tingginyapermintaankomoditiorganik
5 Penguasanaplikasiteknologipelakuagribisnisbelumoptimal
5 Minimnyaketersediaanbibit unggulpertanian
5 Dukunganprogrampemerintahmelalui APBNterkait konseppertanianbioindustry(Zero Waste)
6 Pelaku usahapertanianbelumsepenuhnyaberorientasiagribisnis
35
3.3 Telaahan Renstra Propinsi dan Kementerian PertanianTelaahan terhadap Renstra DISTPH dan DISBUN Prop Sul-Sel
terhadap tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian Kab. Enrekang,
seperti pada tabel 12 di bawah ini :
Tabel 12 Permasalahan Pelayanan Dinas Pertanian Kab.Enrekang berdasarkan Sasaran Renstra DISTPH danDISBUN Prop Sul Sel beserta Faktor Penghambat danPendorong Keberhasilan Penanganannya
NO
SasaranJangka
MenengahRenstraPropinsi
PermasalahanPeayanan SKPD
Sebagai Faktor
Penghambat Pendorong
1 2 3 4 51 Peningkatan
produksi,produktivitasKomodititanamanpangan danhortikultura
Pencapaian sasaranpemerintah Propinsipada Kabupatenbelum terintegrasisecara optimal
Ketersediaansaprodipertanianbelummemenuhi 6 T
DukungankebijakanpemerintahPropinsiSulawesiSelatan terkaitMOUpencapaianproduksi danProduktivitastanamanpertanian
2 Peningkatanproduksi,produktivitasKomoditiPerkebunan
Alat dan MesinPertanianmasih minim
Dukungan sarana danprasarana mendukungpencapaian produksipertanian/perkebunan
Infrastrukturirigasi, JUTdan Embungmasih minimdan belumoptimal
Ketersediaanbibit tanamanvarietasunggul belumoptimal
Adapun Telaahan terhadap Renstra Kementerian Pertanian
terhadap tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian Kab. Enrekang,
seperti pada tabel 13 dibawah ini :
36
Tabel 13 Permasalahan Pelayanan Dinas Pertanian Kab.Enrekang berdasarkan Sasaran Renstra KementerianPertanian beserta Faktor Penghambat dan PendorongKeberhasilan Penanganannya
No
SasaranJangka
MenengahRenstra
Kementrian
PermasalahanPeayanan SKPD
Sebagai Faktor
Penghambat Pendorong
1 2 3 4 51 Peningkatan
produksi,produktivitasKomodititanamanpangan danhortikultura
Pencapaian sasaranpemerintah Propinsipada Kabupaten danPropinsi belumterintegrasi secaraoptimal
Kapasitaskelembagaanpetani masihrendah
DukungankebijakanpemerintahPropinsiSulawesiSelatan terkaitMOUpencapaianproduksi danProduktivitastanamanpertanian
Peningkatannilai tambah,daya saingdan ekspor
Luas lahantidur masihtinggi
Kebijakanperwilayahankomoditi yangditerbitkan olehKementrianPertanian
PeningkatanKesejahteraanPetani
Dukungan sarana danprasarana mendukungpencapaian produksipertanian/perkebunan
Tenaga kerjapada sektorpertaniansemakinberkurang
DukunganKebijakanpemerintahkabupatenpencapaianproduksi danroduktivitaskomodititanamanpangan
Daya saingkomodititanamanpangan,hortikulturadanperkebunanmasih rendah
Dukunganalokasianggaran yangbersumber dariAPBN
Lemahnyadukunganlembagapembiyaanbagi pertaniPelaku usahapertanianbelumsepenuhnyaberorientasiagribisnis
37
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian LingkunganHidup Strategis
Telaahan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah terkait dengan
permasalahan dan faktor penghambat dan pendorong pada Dinas
Pertanian dalam pelaksanaan pencapaian Visi dan misi, dijabarkan
pada tabel 14 dibawah ini :
Tabel 14 Permasalahan Pelayanan Dinas Pertanian Kab.Enrekang berdasarkan Telaahan Tata Ruang Wilayahbeserta Faktor Penghambat dan PendorongKeberhasilan Penanganannya
NO
Rencana TataRuang Wilayah
Terkait Tugas danFungsi SKPD
PermasalahanPeayanan SKPD
Sebagai Faktor
Penghambat Pendorong
1 2 3 4 51 Perwilayahan dan
penetapanwialayahpengembanganberbasis kawasanyang terintegrasi
Belum adanyamaster plansebagaipendukungperwilayahankomoditi danpengembangankomoditiberbasiskawasan yangterintegrasi
Belum adanyakebijakanterkait intgrasiprogramantarastakeholderuntukmendukungpengembanganagropolitan
PeningkatanDukungankebijkan terkaitperwilayahaankomoditi melaluimaster plan danprogramterintegrasiantar sektormelalui SKPD diKabupatenEnrekang
Belum adanyakebijakanterkaitkawasanpertanianberkelanjutan
Undang UndangNo 41 Tahun2009 tentanglahan pertanianabadi dantentangperlindunganlahan pertanianberkelanjutan
Sedangkan telaahan terhadap KHLS terkait dengan
permasalahan dan faktor penghambat dan pendorong pada Dinas
Pertanian dalam pelaksanaan pencapaian Visi dan misi, dijabarkan
pada tabel 15 dibawah ini :
38
Tabel 15. Permasalahan Pelayanan Dinas Pertanian Kab.Enrekang berdasarkan Telaahan Tata Ruang Wilayahbeserta Faktor Penghambat dan PendorongKeberhasilan Penanganannya
Kasil KLHS terkaitTugas dan Fungsi
SKPD
PermasalahanPeayanan SKPD
Sebagai Faktor
Penghambat Pendorong
1 2 3 4 51 Tingginya penggunaan
pestisida dan pupukanorganik
Produksi komoditipertanian danperkebunan belumkontinyu dankualitas hasilpertanian yangbelum optimal
BanyaknyaLahan tidur
Adanya SOPpada budidayapertanian
2 Sistem konservasilahan belumditerapkan padabudidaya pertanian
Sistembudidayapertanianbelummenerapkanpolakonservasilahan
Kerjasamaantar SKPDuntukmendukungpertanianberkelanjutan
Alih fungsi lahan Penerapansistempertanianramahlingkunganbelumoptimal
Undang UndangNo 41 Tahun2009 tentanglahan pertanianabadi dantentangperlindunganlahan pertanianberkelanjutan
Penggunaanpupukanorganikdan Pestisidabelumberimbang
3.5 Penentuan Isu Isu StrategisPelaksanaan tugas, fungsi dan peran Dinas Pertanian
Kabupaten Enrekang tidak terlepas dari dinamika lingkungan
strategis baik regional, nasional maupun global, hal tersebut
ditelaah melalui pendekatan identifikasi permalahan berdasarkan
tugas fungsi pelayanan pada Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang,
Telaahan visi, misi dan sasaran program KDH dan Wakil KDH
terpilih, telaahan Renstra Kementerian dan Telaahan RTRW.
Berdasarkan permasalahan dan hasil telaahan yang telah
dilakukan, maka isu-isu Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang
mencakup aspek seperti Ketahanan Pangan, Peningkatan Produksi,
Produktivitas Komoditi Pertanian, Nilai Tambah Komoditi Pertanian,
Kelembagaan dan Permodalan Sektor Pertanian, Sarana dan
Prasarana Pertanian, SIstem Pertanian Ramah Lingkungan, dan
strategi penyuluhan. Isu isu strategis tersebut diuraikan sebagai
berikut :
39
a. Ketahanan PanganPenduduk Kabupaten Enrekang dari tahun ke tahun mengalami
kenaikan yang cukup berarti. Hal tersebut dapat dilihat pada
Enrekang Dalam Angka, dimana pertumbuhan penduduk dari
Tahun 2009 sebesar 190.576 Jiwa, Tahun 2010 turun menjadi
190.248 jiwa, akan tetapi Tahun 2011 mengalami peningkatan
yang signifikan sebesar 192.163 dan Tahun 2012 meningkat
menjadi 193.683 jiwa, atau rata rata peningkatan jumlah
penduduk di Kabupaten Enrekang selama periode 2009 -2012
sebesar 1%.
Jumlah penduduk Kabupaten Enrekang yang meningkat setiap
tahun berdampak pada upaya peningkatan produksi komoditi
pertanian khususnya komoditi tanaman pangan, akan tetapi
jumlah produksi komoditi padi di Kabupaten Enrekang
cenderung tidak stabil. Kondisi tersebut akibat serangan hama
dan penyakit tanaman, gagal panen dan perubahan iklim.
b. Peningkatan Produksi, Produktivitas Komoditi PertanianKondisi produksi komoditi pertanian khususnya komoditi
hortikultura dan perkebunan masih jauh di bawah potensi
genetiknya. Karena belum diterapkan aplikasi teknologi sesuai
anjuran. Hal ini antara lain diakibatkan oleh keterbatasan
kemampuan permodalan petani pada penyediaan saprodi
(pupuk, pestisida dan bibit unggul). Selain penerapan aplikasi
teknologi yang belum diterapkan juga panca usahatani
(Intensifikasi, ekstensifikasi, rehabilitasi, diversifikasi dan
mekanisasi pertanian). Lahan Pertanian tanaman pangan,
hortikultura dan perkebunan di Kabupaten Enrekang yang
masih berpotensi untuk dikembangkan melalui panca usahatani
seluas 166.432 Ha
c. Nilai Tambah dan Daya Saing Komoditi PertanianKondisi pembangunan pertanian di Kabupaten Enrekang masih
berfokus pada budidaya pertanian atau masih pada sektor hulu,
artinya 4 sub sistem agribisnis belum dilaksanakan secara
terpadu, Data tenaga kerja di sektor pertanian pada Tahun 2012
sebesar 70,60 %. Kondisi tersebut menunjukan bahwa petani di
Kabupaten Enrekang masih pada level usahatani belum pada
40
level hulu atau pada industri pengolahan dan pemasaran hasil
pertanian.
Pengolahan dan pemasaran hasil pertanian diarahkan untuk
mewujudkan tumbuhnya usaha yang dapat meningkatkan nilai
tambah dan harga yang wajar di tingkat petani, sehingga petani
dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya. Untuk
mendukung kebijakan tersebut, maka strategi yang perlu
ditempuh antara lain: (a) meningkatkan mutu produk dan
mengolah produksi menjadi bahan setengah jadi, (b)
meningkatkan harga komoditi hasil pertanian dan pembagian
keuntungan (profit sharing) yang proporsional bagi petani, (c)
menumbuhkan unit-unit pengolahan dan pemasaran hasil
pertanian yang dikelola oleh kelompok tani/gabungan ketompok
tani atau asosiasi tanaman pertanian, (d) meningkatkan efisiensi
biaya pengolahan dan pemasaran serta memperpendek mata
rantai pemasaran, (e) mengurangi impor hasil petanian dan
meningkatkan ekspor produk pertanian.
Disisi lain masalah yang dialami pada budidaya pertanian
adalah belum optimalnya Penerapan budidaya yang berdasarkan
standar prosudur baku melalui pelaksanaan prinsp GAP (Good
Agriculture Practice) dan GHP (Good Handling Practice) pada
sebagaian besar produksi pertanian belum diterapakan,
sehingga kondisi tersebut berdampak pada sebahagian besar
produksi pertanian belum mempu memenuhi pasar lokal,
reginoal, domestik maupun ekspor.
Rendahnya daya saing produksi sektor pertanian berdampak
pada sumbangan sektor PDRB pada sub sektor pertanian
meningkat akan tetapi secara agregat mengalami penurunan
tiap tahunnya dimana pada Tahun 2011 sumbangsi PDRB
sektor pertanian sebesar 47% dan pada Tahun 2012
sebesar 45%.
d. Kelembagaan dan Permodalan Sektor PertanianKondisi organisasi petani saat ini masih bersifat budaya,yaitu
sebagian besar kelompok tani berorientasi hanya untuk
mendapatkan fasilitas pemerintah, belum diarahkan pada
pemanfaatan peluang ekonomi melalui pemanfaatan
aksesibilitas terhadap berbagai informasi teknologi, permodalan
41
dan pasar yang diperlukan bagi pengembangan usahatani dan
usaha pertanian.
Selain itu kelembagaan pertanian yang ada seperti GAPOKTAN,
P3A/GP3A belum sepenuhnya dapat mengakomodasi
kepentingan petani sebagai wadah pembinaan teknis. Disisi lain
Lembaga petani tersebut dihadapkan pada tantangan kedepan
untuk merevitalisasi diri dari lembaga yang memfasilitasi petani
pada aspek teknis dan sosial menjadi kelembagaan yang juga
berfungsi sebagai wadah pengembangan usaha yang berbadan
hukum dan dapat berintegrasi dalam koperasi yang ada di
pedesaan.
Saat ini kondisi petani di Kabupaten Enrekang masih
dihadapkan pada kecilnya skala penguasaan dan pengusahaan
lahan petani yang mengakibatkan terbatasnya kemampuan
petani untuk mendapatkan modal, baik yang bersumber dari
tabungan maupun investasi. Petani juga belum memiliki akses
pada sumber permodalan/lembaga keuangan formal, akibat
tidak mudahnya prosedur pengajuan kredit dan ketiadaan
agunan sehingga petani cenderung beralih ke rentenir.
Sehingga tantangan yang harus dikembangkan adalah fasilitasi
lembaga perbankan atau investor dengan petani dalam hal akses
modal dan pemberdayaan usaha kelompok permodalaan di
pedesaan sebagai cikal bakal lembaga keuangan mikro di
pedesaan.
e. Sarana dan Prasarana PertanianLahan dan air merupakan faktor produksi utama pertanian,
sedangkan benih/bibit merupakan saran produksi utama
produksi pertanian. Keberadaan dan berfungsinya infrastruktur
lahan, air serta benih/bibit merupakan prasayarat bagi
kelangsungan proses produksi pertanian. Luas Lahan tidur di
Kabupaten Enrekang seluas 1.146 Ha, panjang irigasi tersier
sepanjang 82.043 meter dan panjang Jalan Usaha Tani
sepanjang 245.000 meter. Akan tetapi kondisi sarana dan
prasana tersebut masih sangat minim, sehingga kedepan
prasarana dan sarana yang masih dibutuhkan oleh petani
adalah Jalan usaha tani dan jalan produksi pertanian untuk
mendukung aksesibiltas ke sentra produksi pertanian, selain itu
42
untuk mendukung ketersediaan air dibutuhkan peningkatan
kualitas jaringan irigasi dan ketersediaan embung embung.
Alat dan mesin pertanian juga merupakan sarana yang paling
dibutuhkan untuk mendukung peningkatan produksi pertanian,
baik pada pra dan pasca panen pertanian. Disisi sarana
produksi, permasalahan yang dihadapi adalah belum cukup
tersedianya benih/bibit unggul bermutu, pupuk, pestisida
hingga ke tingkat usahatani.
Belum berkembangnya usaha penangkaran benih/bibit secara
luas hingga di sentra produksi pertanian mengakibatkan harga
benih/bibit menjadi mahal, bahkan mengakibatkan banyak
beredarnya benih/bibit palsu di masyarakat yang pada akhirnya
merugikan petani.
f. Sistem Pertanian Ramah LingkunganRevolusi hijau melalui penggunaan bibit unggul produktivitas
tinggi yang mensyaratkan penggunaan pupuk kimia dosis tinggi
dan minimnya penggunaan pupuk organik mengakibatkan
degradasi lahan yang berdampak pada penurunan kapasitas
produksi lahan pertanian. Hal tersebut juga didukung oleh
minimnya pengaturan pola tanam dan penggunaan pupuk
organik.
Tingginya penggunaan pupuk anorganik mengakibatkan
struktur tanah di lahan pertanian menjadi masif dan kurang
respon terhadap penggunaan input produksi, sehingga upaya
peningkatan produktifitas stagnan.
Upaya kedepan untuk mengatasi degradasi sumberdaya lahan,
melalui rehabilitasi dan konservasi lahan secara teknis dan
biologi, melalui penerapan teknologi pertanian ramah
lingkungan serta pengendalian tata ruang kawasan.
Peningkatan produktivitas tanaman dan lahan dapat dilakukan
melalui pencanangan gerakan pertanian organik (penggunaan
pupuk yang berimbang yang memenuhi kriteria 6 T),
menurunkan penggunaan pupuk kimia dan meningkatan
penggunaan pupuk organik.
g. Penyuluhan PertanianPembangunan pertanian yang berkelanjutan merupakan
keharusan untuk memenuhi kebutuhan pangan, papan dan
43
bahan baku industri memperluas lapangan kerja dan lapangan
berusaha, meningkatkan kesejahteraan rakyat, meningkatkan
peran sektor khususnya petani serta menjaga kelestarian
lingkungan
Sejalan dengan prinsip pertanian berkelanjutaan, maka untuk
lebih meningkatkan peran sektor pertanian diperlukan sumber
daya manusia yang berkualitas, adal serta berkemampuan
manejeterial, kewirausahaan dan organisasi bisnis sehingga
pelaku pembangunan pertanian mampu membangun usaha dari
hulu sampai hilir yang berdaya saing tinggi dan mampu
berperan serta dalam melestarikan lingkungan. Sehingga untuk
mewujudkan pertanian yang tangguh dan berkelanjutan Dinas
pertanian Kabupaten Enrekang berkewajiban menyelenggarakan
penyuluhan khususnya di bidang pertanian.
Terkait dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian perlu
untuk memperhatikan beberapa isu strategis yang menyangkut
penyuluhan. Isu strategis meliputi (a) Penguatan BPP sebagai
pusat koordinasi program dan pelaksanaan kegiatan di
kecamatan (b) Memperkuat IT (Cyber Extension) (c) Peningkatan
kompetensi SDM pertanian melalui standarisasi dan sertifikasi
a. Penguatan BPP sebagai pusat koordinasi program dan
pelaksanaan kegiatan di kecamatan
Lembaga penyuluhan pertanian menjadi garda terdepan
pelayanan penyuluh adalah balai penyuluhan pertanian,
mempunyai kedudukan dan peran strategis dalam proses
percepatan pembangunan pertanian melalui tugas dan fungsi
penyelenggaraan penyuluh di wilayah. Hal ini karena BPP
sebagai institusi terdepan yang secara langsung berhubungan
dengan pelaku utama pembangunan dalam hal ini petani,
peneliti, penyuluh dan pelaku usaha di bidang pertanian
serta masyarakat peduli pembangunan pertanian.
Seiring dengan kemajuan teknologi dan spesifik lokasi, model
model usaha tani dan kemitraan agribisnis, metodologi
penyuluhan melalui fasilitas informasi dan dokumentasi
dalam perpustakaan, serta melaksanakan forum – forum
penyuluhan (rembuk tani, koordinasi musyawarah dll)
Pelaksanaan programa penyuluhan. Oleh sebab itu, guna
menghasilkan penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan
44
petani dan dapat mencapai target pembangunan pertanian,
penyelenggaraan penyuluh di lapangan harus juga didukung
sarana dan prasarana terstanrarisasi dan tepat guna
b. Memperkuat sistem penyuluhan melalui IT (Cyber Extension)
Pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK), telah melahirkan perubahan tatanan sistem informasi
yang berpengaruh cepat terhadap kehidupan masyarakat,
bangsa dan bernegara. Aplikasi TIK melalui media elektronik
dan komputer dan jaringan internet merupakan faktor yang
sangat penting dalam mendukung peningkatan kualitas
sumber daya manusia dan pelayanan pemerintah kepada
masyarakat. Melalui implementasi TIK dalam sistem
penyuluhan pertanian dapat meningkatkan keberdayaan
penyuluh, melalui penyiapan informasi pertanian yang tepat
waktu, dan relepan dalam mendukung proses pengambilan
keputusan penyuluh, guna penyampaian data dan informasi
pertanian kepada petani dan kelompok taninya.
c. Peningkatan kompetensi SDM pertanian melalui standarisasi
Sumber daya manusia merupakan sumber daya utama yang
menentukan peningkatan kesejahteraan suatu negara.
Secara umum negara yang memiliki sumber daya alam tetapi
tidak memiliki sumber daya manusia yang berkualitas,
menunjukan peningkatan kesejahteraan yang relatif lambat.
Sedangkan negara yang miskin sumber daya alam tetapi
memiliki sumber daya manusia yang berkualitas
menunjukan peningkatan kesejahteraan yang relatif cepat.
Tujuan utama dari standarisasi kompetensi sub sektor
tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan adalah
peningkatan produksi, produktifitas tanaman, nilai tambah
dan daya saing serta status kesehatan tanaman.
Standarisasi tersebut memuat fungsi – fungsi kunci antara
lain pengelolaan produksi tanaman, pencegaahan
OPT/OPTK, pengolahan dan penanganan panen dan pasca
panen. Sehingga salah satu isu strategis yang perlu
dilaksanakan adalah penyelenggaraan standarisasi dan
berbagai jabatan fungsional/profesi
45
BAB IVVISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1 Visi dan MisiSesuai dengan tuntutan dan perkembangan perekonomian dan
kebutuhan masyarakat maka diperlukan manajemen pembangunan
pertanian yang modern dan meningkatkan keberpihakan kepada
petani yang tinggi untuk memanfaatkan peluang yang ada dan
didasari oleh potensi dan kondisi sumberdaya pertanian Kabupaten
Enrekang serta memperhatikan Visi Kabupaten Enrekang Tahun
2014-2018 yaitu “Enrekang Maju, Aman, Sejahtera (EMAS)Menuju Daerah Agropolitan Berwawasan Lingkungan”, maka Visi
Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang pada Tahun 2014 – 2018
sebagai berikut :
Penjabaran makna dari visi tersebut adalah :
Terwujudnya pertanian tangguh adalah pertanian yang
dinamis serta mampu bertahan dalam berbagai kondisi melalui
pemanfaatan sumberdaya pertanian secara optimal untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Berdaya Saing Adalah hasil produksi pertanian tanaman
pangan, hortikultura, Perkebunan memiliki kemampuan untuk
bersaing dengan produk sejenis dari luar daerah baik di dalam
wilayah Kabupaten Enrekang maupun dalam pasar regional,
nasional dan internasional dengan memperhatikan perwilayahan
komoditi dan kelestarian lingkungan sehingga produksi dapat
terlaksana secara berkelanjutan.
Berorientasi Agribinis Adalah pertanian yang dipandang
sebagai suatu sistem dari hulu ke hilir yang terdiri dari
produksi, pasca panen, pengolahan, pemasaran dan aspek
penunjang.
TERWUJUDNYA PERTANIAN TANGGUH, BERDAYA SAINGDAN BERORIENTASI AGRIBISNIS MENUJU ENREKANG,
MAJU, AMAN DAN SEJAHTERA (EMAS) TAHUN 2018
46
Dalam rangka mewujudkan visi pembangunan pertanian dan
Perkebunan di Kabupaten Enrekang, maka perlu dirumuskan
misi yang dapat menggerakan dan mewujudkan tujuan dan
sasaran yang hendak dicapai melalui berbagai upaya dalam
pelaksanaannya. Adapun misi Dinas Pertanian Kabupaten
Enrekang adalah :
Meningkatkan Produksi, Produktivitas Komoditi
Pertanian/Perkebunan
Mendorong Optimalisasi pengunaan air, Sarana dan
prasarana produksi untuk berproduksi
Meningkatkan Kualitas Produksi komoditi unggulan
Pertanian/Perkebunan
Meningkatkan Kesejahteraan petani yang berorientasi
Agribisnis
Memantapkan system penyuluh pertanian yang terpadu dan
berkelanjutan
Mengembangkan kelembagaan petani dan kelembagaan
penyuluh pertanian
Meningkatkan sistem pendidikan, standarisasi dan sertifikasi
profesi pertanian
4.2 Tujuan dan SasaranTujuan
Tujuan ditetapkan guna mewujudkan visi dan misi yang telah
ditetapkan, adapun tujuan jangkah menengah Dinas Pertanian
Adalah :
- Meningkatkan produksi dan produktivitas komoditi tanaman
pangan, hortikultura dan perkebunan
- Pemenuhan sarana dan prasarana dalam rangka mendukung
peningkatan produksi dan produktivitas pertanian
- Meningkatkan penerapan pertanian ramah lingkungan
- Meningkatkan kualitas hasil dan daya saing komoditi tanaman
pangan, hortikultura dan perkebunan
- Meningkatkan pendapatan petani melalui usahatani komoditi
tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan yang
berorientasi agribisnis
- Meningkatkan kemandirian kelembagaan petani
- Meningkatkan kapasitas aparatur pertanian dan non pertanian
47
SasaranSasaran adalah penjabaran dari tujuan, yaitu hasil yang akan
dicapai secara nyata dari masing-masing tujuan dalam rumusan
yang lebih spesifik dan terukur dalam suatu indikator beserta
targetnya. Oleh karena itu, sasaran harus lebih fokus, bersifat
spesifik, terinci dan dapat terukur.
Sasaran yang akan dicapai pada Tahun 2013 – 2018 adalah
sebagai berikut :
- Peningkatan kapasitas produksi padi, jagung, bawang merah,
kentang, cabe besar, kopi, kakao, cengkeh dan lada dan
komoditi unggulan lainnya
- Ketersediaan jaringan irigasi, JUT, embung, Alsintan dan pupuk
- Terwujudnya pemanfaatan lahan tidur
- Menigkatnya upaya pengendalian alih fungsi lahan
- Penurunan presentasi serangan OPT
- Meningkatnya penerapan sistem pertanian organik
- Peningkatan produktivitas dan ketersediaan bibit unggul
tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan
- Meningkatkan kelembagaan pada sentra pemasaran hasil
pertanian
- Meningkatkan kapasitas apartur dan Pelaku Agribisnis pada
penguasan teknologi pertanian
- Fasilitasi Aspek permodalan bagi petani
- Peningkatan kapasitas Aparatur dan Pelaku Agrbisnis pada
pengolahan hasil pertanian
- Meningkatnya kemandirian kelembagaan petani
- Meningkatnya kapasitas aparatur pertanian dan non pertanian
48
Adapun sasaran yang ingin dicapai dari Tahun 2013 – 2018
adalah sebagai berikut :
Tabel 15.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah DinasPertanian Kabupaten Enrekang Tahun 2014 – 2018
49
Tabel 15.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah DinasPertanian Kabupaten Enrekang Tahun 2014 – 2018
4.3 Strategi dan KebijakanStrategi dan kebijakan dalam rangka pencapaian Visi dan Misi
Dinas Pertanian dilakukan melalui analisis SWOT, hal tersebut
diharapkan menghasilkan strategi dan kebijakan untuk
mendapatkan kesatuan tindakan baik dari aspek Internal (Kekuatan
dan Kelemahan) maupun ekseternal (Peluang dan Ancaman).
Adapun matriks analisa SWOT seperti pada matriks di bawah ini :
50
Tabel 16. Matriks Analisa SWOT
Internal
Eksternal
STREGHT (Kekuatan)- Potensi sumberdaya
alam (Lahan sawahseluas 10.817 Ha danluas lahan nonpertanian 155.615Ha) untukmendukungpengembanganpertanian danPerkebunan
Karakteristikagroklimat kabupatenEnrekangmendukungpengembanganberbagai komoditasunggulan
PDRB Sektorpertanian mengalamipeningkatan tiaptahunnya
WEAKNESS(Kelemahan)1. Belum optimalnya
dukungan saranadan prasaranasektor pertanian
2. Aplikasi sistempertanian organikbelumberkembangsecaramenyeluruh
3. Ketersediansaprodi pertanianbelum memenuhikriteria 6 tepat
4. Pengetahuanteknis aparaturpertanian masihrelatif rendah
5. Penerapan sistempertanian berbasiskonservasi belumoptimal
6. Luas lahan tidurmasih cukup luas
7. Daya dukungsumberdaya airuntuk lahanpertanian belumterkelola secaraoptimal
8. Belum SinergisnyaSektor Hulu danHilir pada sektorpertanian
51
OPPURTUNITY (Peluang)1. Trend Alokasi Anggaran
pembangunanpertanian yangbersumber dari APBNmengalami trendpeningkatan
2. Permentan tentangpedoman perwilayahankomoditi pertanian
3. Tingginya permintaankomoditi pertanianbaik pada pasar lokal,regional daninternasional
4. Komitmen Pemdamembangun pertaniansangat tinggi
5. Adanya dukunganLitbang padapengembangankomoditi pertanian
6. Beberapa komoditipertanian seperti KopiArabika Kalosi telahmemiliki SIG dankomoditi kentang telahtedaftar sebagaivarietas kentang kalosipada KementerianPertanian
Strategi SO1. Perwilayahan
Komoditi Pertanian diKab. Enrekang(S1,O2, O4,O6,S2)
2. MencanakanPertanian di Kab.Enrekang sebagaiprioritas arahpembangunan diKabupaten Enrekang(S3,O1,O4,O5,O6)
Startegi WO1. Peningkatan
sarana danpraSsaranapertanian(W1,W7,W6,W3,O1,O3,T8)
2. Peningkatanpengelolaan dankebutuhan danpendampinganpenyaluran danpenguatankelembagaanpupuk (W3,O3,O1)
3. Penerapanbudidayapertanianberdasarkanstandaroperasional(O3,O4,O6,W2,O5)
THREAD (Ancaman)1. Daya saing komoditas
pertanian masihrendah karenapenerapan GAP danGHP belum optimal
2. Kapasitas kelembagaanpetani masih rendah
3. Lemahnya dukunganlembaga pembiyaanbagi petani
4. Penguasan dan aplikasiteknologi oleh pelakuutama dan pelakuusaha belum optimal
5. Serangan hama danpenyakit terhadapkomoditi pertanianmasih tinggi
6. Pelaku usaha sektorpertanian belumsepenuhnyaberorientasi agribisnis
7. Meningkatnyakerusakan lingkunganakibat penggunaanpupuk anorganik
8. Ketersediaan bibituntuk komoditiunggulan belumoptimal
Strategi ST1. Peningkatan mutu
produkpertanian/perkebunan (S1, S2, S3,T1,T4,T5, T8)
2. Mengoptimalkanfungsi dan kinerjalembaga pemasaranpertanian seperti STA(T6, S3)
3. Fasilitasi permodalanpengembangan UsahaAgribisnis pertanian(T3, T2,T1, S3, S2)
Strategi WT1. Pertanian Organik
(T1,T7,T5,W2,W5,W3)
2. Mengembangkansekolah lapangSL-GAP, SLPHT,SL-GHP, SLPTT(T1,T4,W4,W6,T5)
3. Mengembangkanpembinaanpenyelanggaraanpelatihanpengolahan Hasilpertanian (T1,W8)
52
Berdasarkan hasil analisis SWOT maka startegi yang
dilakukan adalah :
1. Penerapan Budidaya Pertanian berdasarkan standar prosudur
(GAP/GHP)
2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Pertanian
3. Peningkatan Pengelolaan Kebutuhan dan Pendampingan
Penyaluran dan Penguatan Kelembagaan Pupuk
4. Membangun Kesadaran Dan Pemahaman Petani Tentang
Pentingnya Pertanian Ramah Lingkungan
5. Peningkatan Mutu Produk Pertanian Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan
6. Mengoptimalkan Fungsi STA
7. Mengembangan Sekolah Lapang dan Pengembangan Usaha
Agribisnis Perdesaan
8. Mengembangan Sekolah Lapang Pembinaan dan
Penyelenggaraan Pelatihan Pengolahan Hasil Pertanian
9. Pemberdayaan peran dan fungsi BPP sebagai pusat koordinasi
progrem dan kegiatan di wilayah
10. Pemantapan kapasitas penyuluh pertanian
11. Penyediaan sarana dan prasarana BPP Pertanian
Strategi dan Kebijakan terkait pencapaian Visi dan Misi Dinas
Pertanian Kabupaten Enrekang Tahun 2014 – 2018 seperti pada
tabel di bawah ini :
53
Tabel 17. Strategi dan Kebijakan Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang
VISI : Terwujudnya Pertanian Tangguh yang berdaya saing dan berorientasi agribisnis menuju EMAS Tahun2018No Misi Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
1 MeningkatkanProduksi,ProduktivitasKomoditi Pertanian
Meningkatkan produksi danproduktivitas komodititanaman Pertanian
Peningkatan kapasitasproduksi komoditiunggulanpertanian/perkebunan
Penerapan budidayapertanian berdasarkanstandar prosudur bakumelaluli GAP dan GHP
Sekolah LapangPengelolaan TanamanTerpadu (SL-PTT)
2 MendorongOptimalisasipenggunaan air,sarana danprasarana produksiuntuk berproduksi
Pemenuhan sarana danprasarana dalam rangkamendukung peningkatanproduksi dan produktivitaspertanian
Ketersediaan jaringanirigasi, JUT, embung,Alsintan dan pupuk
Peningkatan saranadan prasaranapertanian
Optimalisasi fungsiJUT, Irigasi danEmbung
Terwujudnya pemanfaatanlahan tidur
Intensfikasi,Ekstensifikasi danrehabilitasi sentraproduksi pertanian
Menigkatnya upayapengendalian alih fungsilahanPenurunan presentasiserangan OPT
Peningkatanpengelolaankebutuhan danpendampinganpenyaluran danpenguatankelembagaan pupuk
Sekolah lapangpengelolaan hamaterpadu dan sekolahlapang iklim
Fasilitasi penyediaanpupuk serta alat danmesin pertanian
Meningkatkan penerapanpertanian ramah lingkungan
Meningkatnya penerapansistem pertanian organik
Membangunkesadaran danpemahaman petanitentang pentingnyapertanian ramahlingkungan
Sekloah LapangPengelolaan tanamanterpadu (SL-PTT)
54
3 MeningkatkanKualitas Produksikomoditi unggulanPertanian/Perkebunan
Meningkatkan kualitas hasildan daya saing komodititanaman pangan dan komoditihortikultura dan perkebunan
Peningkatan produktivitasdan ketersediaan bibitunggul tanaman pangandan komoditi hortikulturadan perkebunan
Peningkatanproduktivitas produkpertanian tanamanpangan danhortikultura
1. Sekolah LapangpegelolaanTanaman Terpadu(SL-PTT)
2. Pembinaan/bimbingan teknis budidaya
4 MeningkatkanKesejahteraan petaniyang berorientasiAgribisnis
Meningkatkan pendapatanpetani melalui usahatanikomoditi tanaman pangan,hortikultura dan perkebunanyang berorientasi agribisnis
Meningkatkankelembagaan pada sentrapemasaran hasil pertanian
Mengoptimakan fungsidan kinerja SubTerminal Agribisnis
Penguatan manajemenpengelolaan STAsebagai sentrapemasaran hasilpertanian
Meningkatkan kapasitasapartur dan PelakuAgribisnis pada penguasanteknologi pertanian
Mengembangansekolah lapangpembinaan danpenyelenggaraanpelatihan teknispertanian
Sekolah Lapang GoodAgriculture Practice(SL-GAP)
Peningkatan nilai tambahkomoditi unggulanTanaman pangan,hortikultura danPerkebunan
Bimbingan teknispengolahan hasilpertanian
Fasilitasi Aspekpermodalan bagi petani
Mengembangkansekolah LapangPengembangan Usahaagribisnis pertanian
1. Pra dan pascasertfifikasi lahan
2. Sekolah LapangPengembanganUsaha AgribisnisPertanian
Peningkatan kapasitasAparatur dan PelakuAgrbisnis pada pengolahanhasil pertanian
Mengembangansekolah lapangpembinaan danpenyelenggaraanpelatihan pengolahanhasil pertanian
Sekolah Lapang GoodAgriculture Practice (SL-GHP)
55
5 Memantapkan
system penyuluh
pertanian yang
terpadu dan
berkelanjutan
Mengembangkan
kelembagaan petani
dan kelembagaan
penyuluh pertanian
Meningkatkan sistem
pendidikan,
standarisasi dan
sertifikasi profesi
pertanian
Meningkatkan kemandirian
kelembagaan petani
Meningkatkan kapasitas
aparatur pertanian dan non
pertanian
Meningkatkan kemandirian
kelembagaan petani
Meningkatkan kapasitas
aparatur pertanian dan non
pertanian
Meningkatnya
kemandiridn
kelembagaan petani
Meningkatnya
kapasitas aparatur
pertanian dan non
pertanian
Pemberdayaan peran
dan fungsi BPP sebagai
pusat koordinasi
progrem dan kegiatan
di wilayah
Pemantapan kapasitas
penyuluh pertanian
Penyediaan sarana dan
prasarana BPP
Pertanian
56
BAB VRENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATORKINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN
INDIKATIF
5.1 Rencana ProgramBerdasarkan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran serta strategi dan
kebijakan, maka disusun langkah langkah perencanaan strategis
yang operasional untuk lima (lima) tahun kedepan, meliputi
program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan
pendanaan indikatif. Program ini merupakan penjabaran dari
kebijakan strategis Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang dengan
tetap mengacu pada RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014 –
2018 yaitu “Enrekang Maju, Aman, Sejahtera (EMAS) MenujuDaerah Agropolitan Berwawasan Lingkungan”.
Berdasarkan hal tersebut di atas Dinas Pertanian Kabupaten
Enrekang menetapkan program prioritas sebagai berikut :
1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
2. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
3. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi
Pertanian/Perkebunan
4. Program Peningkatan Penerapan Teknologi
Pertanian/Perkebunan
5. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
6. Program Pemberdayaan Penyuluhan Pertanian/Perkebunan
Lapangan
7. Program Pembangunan Kawasan Perkebunan
8. Program Pembangunan Kawasan Hortikultura
9. Program Data dan Informasi
10. Program Perencanaan Pembangunan Daerah
11. Program Kesekretariatan / Operasional
5.2 Rencana KegiatanDengan mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13
Tahun 2006 dan Perubahannya Nomor 59 Tahun 2007, masing-
masing program pembangunan lebih lanjut dijabarkan ke dalam
berbagai kegiatan. Pencapaian masing-masing kegiatan diukur
dengan indikator keluaran.
57
Secara rinci kegiatan dari masing-masing program
pembangunan lingkup Dinas Pertanian adalah sebagai berikut:
1. Program Peningkatan Ketahanan Pangana. Penyusunan Database Potensi Produksi Pangan
b. Pengembangan Intensifikasi Tanaman Padi dan Palawija
c. Pengembangan Perbenihan/Perbibitan
d. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
e. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Pengeloalan
Sumberdaya Air
f. Gerakan Penyusunan RDK dan RDKK
2. Program Peningkatan Kesejahteraan Petania. Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis
b. Peningkatan Kemampuan Lembaga Tani
c. Peningkatan Sistem Instentif dan Disinsentif
d. Peningkatan Fungsi dan Kinerja Lembaga Tani
e. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Pengelolaan
Irigasi Partisipatif
f. Pendampingan WISMP
g. Musyawarah Tudang Sipulung dan Temu Usaha Agribisnis
h. Demplot/Kaji Terap Pertanian/Denfarm
i. Karya Wisata dan Study Banding
j. Jambore Penyuluh Pertanian dan Kehutanan Tingkat
Kabupaten dan Nasional
k. Pendampingan, Pembinaan Monitoring dan Evaluasi
Pelaporan PUAP dan Safari Penyuluh
l. Pekan Nasional (PENAS) Petani dan Nelayan Se-Indonesia
3. Program Peningkatan Pemasaran Hasil ProduksiPertanian/Perkebunana. Promosi Atas Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan
Unggulan Daerah
b. Pemeliharaan Rutin Berkala Sarana dan Prasarana Pasar
Kecamatan (Operasional STA)
c. Peningkatan Wawasan Aparatur / Pelaku Agribisnis
Pertanian/Perkebunan
d. Pengembangan Kemitraan Usaha Pertanian/Perkebunan
e. Peningkatan Wawasan Aparatur dan Pelaku Agribisnis
tentang pengolahan dan pemasaran hasil Perkebunan
f. Penyediaan Sarana Pegolahan Hasil pertanian
58
4. Program Peningkatan Penerapan TeknologiPertanian/Perkebunana. Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi
Pertanian/Perkebunan Tepat Guna
b. Pelatihan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan
Bercocok Tanam
c. Penataan Kebun Induk Kopi Arabika Typika
d. Peningkatan Produksi Bawang Merah Melalui Peningkatan
Mutu Bibit
e. Peningkatan Produksi Kentang Melalui Peningkatan Mutu
Bibit
5. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunana. Pengembangan Bibit Unggul Pertanian
b. Penyediaan Sarana Produksi Pertanian/Perkebunan
c. Sertifikasi Bibit Unggul Pertanian/Perkebunan
d. Perlindungan Tanaman Pertanian/Perkebunan
e. Pembinaan Pertanian Organik
f. Pengembangan Sentra Produksi Tanaman Pertanian
g. Peningkatan Mutu dan Produktivitas Tanaman Perkebunan
h. Pengadaan Bibit Komoditi Hortikultura
i. Pengadaan Bibit Komoditi Perkebunan
j. Penyediaan Sarana dan Prasarana Produksi Perkebunan
k. Penyediaan Sarana dan Prasarana Produksi Tanaman
Pangan
l. Pengelolaan Dana Pra dan Pasca Panen
6. Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/PerkebunanLapangana. Pembinaan dan Pembangunan Kelembagaan Penyuluh
Pertanian, Perikanan, Kehutanan (P2KP3) Kelembagaan
Petani
b. Penyediaan Sarana dan Prasarana BPP
c. Penyusunan Program Penyuluh Pertanian Perikanan dan
Kehutanan
d. Pembinaan Kompetensi dan Pengembangan Profesionalisme
Kelembagaan Penyuluh serta Pembinaan Karier
e. Peningkatan Kapasitas dan Pelayanan Penyuluh
f. Identifikasi Kelembagaan Penyuluh
59
g. Fasilitasi Penjenjangan Penyuluh
h. Fasilitasi Koordinasi Komisi Penyuluh Kabupaten
i. Penilaian Angka Kredit
7. Program Pembangunan Kawasan Perkebunana. Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis Kawasan
Perkebunan
b. Penyediaan Sarana dan Prasarana Kawasan Perkebunan
8. Program Pembangunan Kawasan Hortikulturaa. Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis Kawasan
Hortikultura
b. Penyediaan Sarana dan Prasarana Kawasan Hortikultura
9. Program Pelayanan Administrasi Perkantorana. Penyediaan Jasa Komonikasi, Sumberdaya Air dan Listrik
b. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Kantor
c. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang
undangan
d. Rapat Rapat Koordinasi dan Konsultasi Keluar Daerah
e. Pelelangan/Pengadaan Barang dan Jasa
f. Koordinasi, Konsolidasi Dalam Daerah dan Peninjauan
Lapangan
g. Pengelolaan Administrasi Keuangan dan Perkantoran
h. Penyediaan Peralatan Kebersihan dan Perlengkapan Kantor
10. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatura. Pengadaan Kendaraan Dinas / Operasional
b. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor
c. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor
d. Pengadaan Meubelair
e. Pemeliharaan Rutin Berkala Gedung Kantor
f. Pemeliharaan Rutin Berkala Kendaraan Dinas Operasional
g. Pemeliharaan Rutin Berkala Peralatan Gedung Kantor
60
11. Program Peningkatan Disiplin Aparatura. Pengadaan Pakaian Dinas dan Perlengkapannya
12. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatura. Diklat Teknis, Tugas dan Fungsi PNS
13. Program Peningkatan Pengembangan Sistem PelaporanCapaian Kinerja dan Keuangana. Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi
Kinerja SKPD
b. Laporan Keuangan Akhir Tahun
c. Penyusunan Renja – SKPD
14 Program Singkronisasi Perencanaan dan Penganggarana. Penyusunan RKA - SKPD
b. Penyusunan DPA – SKPD
15. Program Pengembangan Data dan Informasia. Monitoring dan Evaluasi Program dan Kegiatan
b. Penyusunan dan Pengumpulan Data/Informasi Kebutuhan
Penyusunan Dokumen Perencanaan
5.3 Indikator KinerjaIndikator kinerja masing masing program mengacu pada RPJMD
Pemerintah Kabupaten Enrekang Tahun 2014 – 2018 yaitu :
1. Program Peningkatan Ketahanan PanganIndikator Kinerja :a. Peningkatan Produksi Padi 4 % per Tahun
b. Peningkatan Produksi Jagung 1 % per Tahun
c. Peningkatan Produksi Kedelai 1 % per Tahun
2. Program Peningkatan Kesejahteraan PetaniIndikator Kinerja :a. Cakupan Binaan Kelompok Tani 5% per Tahun
b. Jumlah P3A/GP3A aktif dalam pengelolaan sistem irigasi
partisipatif 5 P3A/GP3A per Tahun
61
3. Program Peningkatan Pemasaran Hasil ProduksiPertanian/PerkebunanIndikator Kinerja :a. Volume peningkatan transaksi pemasaran komoditi
pertanian di STA Meningkat 5% per Tahun
b. Jumlah Sarana dan Prasarana Fisik STA berfungsi sesuai
peruntukannya
4. Program Peningkatan Penerapan TeknologiPertanian/PerkebunanIndikator Kinerja :a. Volume Ketersediaan bibit bawang merah di IKB Saruran 12
ton per Tahun
b. Volume ketersediaan bibit kentang di IKB Masalle 100.000
umbi per Tahun
c. Jumlah ketersediaan alat dan mesin pertanian
5. Program Peningkatan Produksi Pertanian/PerkebunanIndikator Kinerja :a. Panjang JUT yang ditingkatkan menjadi Jalan Produksi
1000 Meter per Tahun
b. Tingkat alih fungsi lahan 0% per Tahun
c. Jumlah Luasan Lahan tidur diolah menjadi lahan produktif
seluas 90 Ha Tahun 2018
d. Jumlah pelaku usahatani yang menerapkan sistem
pertanian organik 5 kelompok per Tahun
e. Tingkat penurunan serangan OPT Tanaman Palawija
sebesar 5 % per Tahun
f. Tingkat penurunan serangan OPT Tanaman Hortikultura
sebesar 10 % per Tahun
g. Jumlah pelaku usahatani yang menerapkan sistem
pertanian organik 5 klp per Tahun
h. Total produksi bawang merah meningkat 5% per Tahun
i. Total Produksi Kentang meningkat 9 % Per Tahun
j. Total Produksi Cabe meningkat 20 % per Tahun
k. Total Produksi kopi, kakao dan cengkeh dan lada menigkat
2 % per Tahun
62
6. Program Pembangunan Kawasan Komoditi PerkebunanIndikator Kinerja :a. Penerapan GAP dan GHP 4 Kecamatan per Tahun
b. Panjang JUT sebesar 1500 meter
c. Tersedianya Alat, Mesin dan Embung sebanyak 6 Unit
7. Program Pembangunan Kawasan Komoditi HortikulturaIndikator Kinerja :a. Penerapan GAP dan GHP 5 Kecamatan per Tahun
b. Panjang JUT sebesar 1500 meter
c. Tersedianya Alat, Mesin dan Embung sebanyak 5 Unit
Fokus pembangunan kawasan komoditi hortikultura di arahkan
pada sentra komoditi hortikultura di Kecamatan Anggeraja, Baroko,
Alla, Curio, Malua dan Masalle, adapun kecamatan pendukung bagi
sentra Hortikultura adalah Kecamatan Maiwa, Cendana, Baraka dan
Buntu Batu.
Fokus pembangunan kawasan komoditi perkebunan tersebar
pada 12 Kecamatan. Wilayah sentra produksi kopi berada pada
Kecamatan Masalle, Baroko, Bungin, Buntu Batu dan Baraka,
untuk kawasan komoditi kakao di Kecamatan Enrekang, Cendana
dan Maiwa. Komoditi lain yang potensi untuk dikembangkan di
Kabupaten Enrekang adalah adalah cengkeh, lada dan pala dan
kelapa sawit. Sedangkan kawasan komoditi tanaman pangan berada
pada 12 Kecamatan melalui sentra pengembangan pada Kecamatan
Curio, Maiwa, Enrekang. Adapun peta perwilayahan komoditi
seperti gambar di bawah ini :
63
PETA KAWASAN KOMODITI PERKEBUNAN
64
PETA KAWASAN KOMODITI HORTIKULTURA (SAYURAN)
65
PETA KAWASAN KOMODITI HORTIKULTURA (BUAH BUAHAN)
66
PETA KAWASAN KOMODITI TANAMAN PANGAN
67
Tabel 18. Rencana Program, Kegiatan dan Pendanaan Indikatif Dinas Pertanian Kab. Enrekang
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
BAB VIINDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN
DAN SASARAN RPJMD
Penetapan indikator Kinerja Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang
bertujuan untuk memberikan gambaran terkait keberhasilan pencapaian
Visi dan Misi Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang. Indikator
keberhasilan dan kinerja Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang yang
mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD Pemerintah Kabupaten
Enrekang Tahun 2014 – 2018, yaitu pada Misi dan sasaran :
1. Meningkatkan Kualitas dan Ketersediaan InfrastrukturPelayanan PublikSasaran
Meningkatnya ketersediaan infrastruktur pertanian
2. Meningkatkan Perkenomian Daerah dan PendapatanMasyarakat Berbasis Agribisnis dan AgroindustriSasaran
Terwujudnya sistem pemasaran dan daya saing produk dan
komoditi unggulan daerah melalui penerapan iptek
Terwujudnya kemandirian kelembagaan pelaku usahatani
Terwujudnya peningkatan produktifitas kawasan
pengembangan pertanian, perkebunan dan peternakan
Meningkatnya nilai tambah ekonomi berbagai komoditi
unggulan daerah
Tersedianya pangan yang cukup, bermutu, aman, merata dan
terjangkau
3. Meningkatkan Pengelolaan Sumberdaya Alam Secara Optimaldan Berwawasan LingkunganSasaran
Berkembangnya sistem pertanian organik dan ramah
lingkungan
Terwujudnya pemanfaatan lahan lahan tidur
79
Adapun kinerja yang mengacu pada masing masing sasaran RPJMD
seperti pada tabel 19 di bawah ini :
Tabel 19.1 Indikator Kinerja Dinas Pertanian KabupatenEnrekang yang Mengacu Pada RPJMD KabupatenEnrekang
80
Tabel 19.2 Indikator Kinerja Dinas Pertanian KabupatenEnrekang yang Mengacu Pada RPJMD KabupatenEnrekang
81
BAB VIIP E N U T U P
Perubahan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian Kabupaten
Enrekang Tahun 2014 – 2018 disusun untuk memberikan arah yang jelas
dalam melaksanakan kegiatan sesuai tupoksi dalam .pelaksanaan
pembangunan, sekaligus merupakan rambu rambu untuk mengukur
kinerja tahunan. Keberhasilan pelaksanaan Renstra SKPD sangat
tergantung dari dukungan dan partisipatif aktif dari para stakeholder
terkait, termasuk dukungan pembiayaan dari APBD Pemerintah
Kabupaten dan Propinsi, APBN Pemerintah pusat dan sumber sumber
pembiayaan lain yang sah.
Sehingga Perubahan rencana strategik yang disusun diharapkan
mampu memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi atau
kemungkinan yang akan timbul dikemudian hari dan mendukung
pencapaian RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014 – 2018.
BUPATI ENREKANG,
MUSLIMIN BANDO