bab i pendahuluan a. latar belakang - uksw · ajaran gereja mengenai baptisan kudus, ... terjadi...

14
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maluku merupakan salah satu Propinsi di Indonesia yang masih kental dengan adat dan budaya.Banyaknya pulau-pulau kecil di propinsi Maluku sehingga Maluku juga dikenal dengan propinsi seribu pulau.Salah satu budaya yang masih kental di Maluku, khususnya Kabupaten Maluku Barat Daya adalah budaya ritual tiris sopi.Budaya tiris sopi merupakan budaya penghargaan terhadap leluhur yangtelah memperkenalkan budaya ini sebagai lambang kepercayaan adatyang dibingkai dalam kehidupan budaya yang dianut oleh masyarakat Kecamatan Mdona Hyera Kabupaten Maluku Barat Daya. Secara harafiah tirisadalah menghilangkan airnya dengancarameneteskan terus- menerus, atau meteskan air sedikit demi sedikit, (bocor, merembes, menetes, menitik). 1 Sedangkan secara etimologis, sopi atau tua menu sekian dari namalokal untuk minuman khas tradisional yang diproduksi secara turun temurun oleh masyarakat yang ada diberbagai pulau di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan juga di propinsi Maluku (pulau kisar). Minumam tradisional adalah minuman yang dihasilkan oleh pengolahan yang berasal daripohon kelapa, koli, enau, atau racikan lainnya seperti, sopi, bobo, balo, tuak, sageru. 2 Pentingnya tiris sopi bagi masyarakat Mdona Hyera menyebabkan, budaya ini telah menyatu dalam berbagai aktivitas masyarakat.Misalnya kematian, orang sakit, 1 Eko Endarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006), 674. 2 Dominggus Elcid Li, dkk. Industrialisasi Sopi di NTT Yang Berkelanjutan (Towards the sustainability of NTT Sopi).Briefing Paper 001, January 2013 | www.irgsc.org.diunduh, 16 Agustus 2016.

Upload: others

Post on 30-Jul-2020

27 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - UKSW · ajaran gereja mengenai baptisan kudus, ... terjadi pada zaman dulu dan zaman sekarang. Misalnya, nilai sopan santu, saling ... untuk

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Maluku merupakan salah satu Propinsi di Indonesia yang masih kental dengan

adat dan budaya.Banyaknya pulau-pulau kecil di propinsi Maluku sehingga Maluku

juga dikenal dengan propinsi seribu pulau.Salah satu budaya yang masih kental di

Maluku, khususnya Kabupaten Maluku Barat Daya adalah budaya ritual tiris

sopi.Budaya tiris sopi merupakan budaya penghargaan terhadap leluhur yangtelah

memperkenalkan budaya ini sebagai lambang kepercayaan adatyang dibingkai dalam

kehidupan budaya yang dianut oleh masyarakat Kecamatan Mdona Hyera Kabupaten

Maluku Barat Daya.

Secara harafiah tirisadalah menghilangkan airnya dengancarameneteskan terus-

menerus, atau meteskan air sedikit demi sedikit, (bocor, merembes, menetes,

menitik).1 Sedangkan secara etimologis, sopi atau tua menu sekian dari namalokal

untuk minuman khas tradisional yang diproduksi secara turun temurun oleh

masyarakat yang ada diberbagai pulau di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan juga di

propinsi Maluku (pulau kisar). Minumam tradisional adalah minuman yang

dihasilkan oleh pengolahan yang berasal daripohon kelapa, koli, enau, atau racikan

lainnya seperti, sopi, bobo, balo, tuak, sageru.2

Pentingnya tiris sopi bagi masyarakat Mdona Hyera menyebabkan, budaya ini

telah menyatu dalam berbagai aktivitas masyarakat.Misalnya kematian, orang sakit,

1Eko Endarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006), 674. 2Dominggus Elcid Li, dkk. Industrialisasi Sopi di NTT Yang Berkelanjutan (Towards the

sustainability of NTT Sopi).Briefing Paper 001, January 2013 | www.irgsc.org.diunduh, 16 Agustus 2016.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - UKSW · ajaran gereja mengenai baptisan kudus, ... terjadi pada zaman dulu dan zaman sekarang. Misalnya, nilai sopan santu, saling ... untuk

2

konflik, upacara perkawinan adat, upacara pelantikan kepala klan (kepala soa/mata

rumah) 3upacara pelantikan kepala desa, pembangunan rumah tinggal, pembangunan

tempat ibadah, mencari nasib di rantau; seperti studi lanjut, tes TNI, Polri, dan lain

sebgainya.

Umumnya sebagai masyarakat yang berbudaya, maka sudah tentu selalu

berupaya untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya yang ada yang

kemudian diharapkan dapat mewariskannya dari generasi ke generasi.Pewarisan

nilai-nilai budaya dimaksudkan agar generasi sekarang dapat mengenal dan

mengetahui sejarah itu sendiri. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh

E.B. Taylor seperti yang dikutip oleh Soerjono bahwa, kebudayaan adalah kompleks

yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral hukum, adat istiadat dan

lain-lain. Kemampuan dan kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia

sebagai anggota masyarakat.4Selain itu Eugenedalam Sastrosupono mengatakan

bahwa, kebudayaan adalah semua hal yang merupakan kelakuan manusia,

kebudayaan adalah perilaku manusia yang diajarkan terus menerus dari generasi

yang satu ke generasi berikutnya.5

Koentjaraningrat menguraikan tentang wujud kebudayaan menjadi 3 macam,

yaitu:6

1) Wujud kebudayaan sebagai kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai,

norma-norma, peraturan, dan sebagainya.

3Suatu kelompok masyarakat yang terdiri dari beberapa marga.Pemimpin dari kelompok ini

(kepala soa/mata rumah) biasanya ditentukan berdasarkan garis keturunan. 4SoerjonoSoekanto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: Grafindo Persada, 2005), 111.

5Suprihadi Sastrosupono, Menghampiri Kebudayaan, (Bandung: Alumi, 1982), 50.

6Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: Aksara Baru, 1989), 40

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - UKSW · ajaran gereja mengenai baptisan kudus, ... terjadi pada zaman dulu dan zaman sekarang. Misalnya, nilai sopan santu, saling ... untuk

3

2) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktifitas serta tindakan

berpola dari manusia dalam masyarakat.

3) Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Wujud pertama adalah wujud ideal kebudayaan.Sifatnya abstrak, tak dapat

diraba dan difoto, letaknya dalam alam pikiran manusia.Di mana kebudayaan ideal

ini banyak tersimpan dalam arsip kartu komputer, dan sebagainya.Ide-ide dan

gagasan manusia ini banyak yang hidup dalam masyarakat, sehingga gagasan itu

tidak terlepas satu sama lain melainkan saling berkaitan menjadi satu sistem yang

disebut sistem budaya atau cultural sytem, sedangkan dalam bahasa Indonesia

disebut adat istiadat.

Wujud kedua adalah yang disebut sistem sosial atau sosial system, yaitu

mengenai tindakan berpola manusia itu sendiri.Sistem sosial ini terdiri dari aktifitas-

aktifitas manusia yang berinteraksi satu dengan lainnya dari waktu ke waktu, yang

selalu menurut pola tertentu, sistem sosial ini bersifat konkrit sehingga bisa

diobservasi, difoto dan didokumentir.

Wujud ketiga adalah yang disebut kebudayaan fisik, yaitu seluruh hasil fisik

karya manusia dalam masyarakat.Sifatnya sangat konkrit berupa benda-benda yang

bisa diraba, difoto dan dilihat.Ketiga wujud kebudayaan tersebut di atas dalam

kehidupan masyarakat tidak terpisah satu dengan yang lainnya.Kebudayaan ideal dan

adat istiadat mengatur dan mengarahkan tindakan manusia baik gagasan, tindakan

dan karya manusia, menghasilkan benda-benda kebudayaan secara fisik.Sebaliknya

kebudayaan fisik membentuk lingkungan hidup tertentu yang makin menjauhkan

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - UKSW · ajaran gereja mengenai baptisan kudus, ... terjadi pada zaman dulu dan zaman sekarang. Misalnya, nilai sopan santu, saling ... untuk

4

manusia dari lingkungan alamnya sehingga bisa mempengaruhi pola berpikir dan

berbuatnya.

Dalam konteks masyarakat Romkisar kebudayaan dipahami sebagai hasil karya

atau cipta dari para leluhur yang hidup dalam komunitas masyarakat adat.Hal ini

berarti tiris sopi merupakan hasil dari kebudayaan yang diciptakan oleh para leluhur

yang mendiami daerah tersebut (Romkisar) ratusan tahun yang lalu.Sebagai hasil

kebudayaan setempat,tiris sopi tetap dipertahankan sebagai suatu bentuk adat istiadat

atau kebudayaan.

Ditinjau dari dimensi wujudnya menurut Koentjaningrat yang dikutip oleh

Widiarto bahwa, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu, wujud sebagai suatu

kompleks gagasan, konsep dan pikiran manusia atau ide-ide manusia, dan wujud

sebagai suatu kompleks aktivitas atau tingkah laku manusia, serta wujud sebagai

benda-benda atau fisik. Budaya dalam wujud benda bersifat statis, sedangkan budaya

dalam bentuk kompleksitas gagasan dan kompleksitas aktivitas bersifat dinamis yang

di dalamnya berisi sistem nilai yang masih dipegang teguh masyarakat

pendukungnya, nilai-nilai ini menjadi pedoman untuk bertingkah laku.7

Bagian dari sistem nilai budaya yang lebih terbatas dan lebih khusus lagi tetapi

juga merupakan pedoman hidup sebagian dari suatu masyarakat adalah sistem

kepercayaan atau keyakinan, sistem ini berhubungan dengan bagian dari sistem

religi.Sistem kepercayaan atau religi adalah rangkaian keyakinan dari suatu

kelompok masyarakat manusia terhadap sesuatu yang (dianggap mempunyai

kekuatan) gaib.Oleh sebab itu, di dalam sistem religi juga termasuk berbagai

7Tri Widiarto, Pengantar Antropologi Budaya, (Salatiga: Widya Sari Pres, 2005), 13

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - UKSW · ajaran gereja mengenai baptisan kudus, ... terjadi pada zaman dulu dan zaman sekarang. Misalnya, nilai sopan santu, saling ... untuk

5

aktivitas upacara religius serta sarana yang berfungsi melaksanakan komunikasi

antara manusia dengan (kekuatan dalam) alam gaib.8

Bagi masyarakat pendukung suatu kebudayaan, sistem nilai budaya sering

dijadikan world view atau pandangan hidup.Dengan demikian pandangan hidup suatu

masyarakat berisi sebagian dari nilai-nilai yang telah terpilih yang dianut oleh

individu atau sebagian masyarakat tersebut.9Dalam pandangan masyarakat Romkisar

bahwa melalui ritual tiris sopi, mereka dapat mempertahankan nilai-nilai budaya

yang merupakan peninggalan leluhur bagi mereka dalam membentuk identitas

masyarakat Romkisar yang ditandai dengan sistem kepercayaan melalui ritus

kehidupan mereka.

Ritus atau ibadat adalah bagian dari tingkah-laku keagamaan yang aktif dan

dapat diamati.Dengan demikian sifat sakral pada ritus seperti halnya benda-benda

sakral, tidak tergantung kepada ciri hakikinya tetapi kepada mental dan sikap-sikap

emosional kelompok (masyarakat) terhadapnya dan kepada konteks sosiokultural di

tempat dilaksanakannya ritus tersebut.Jadi salah satu fungsi penting ritus adalah

memperkuat keyakinan terhadap adanya dunia yang gaib dan memberikan cara-cara

pengungkapan emosi keagamaan secara simbolik.10

Berdasarkan pengertian ritus tersebut maka, dapat dilihat pula apa itu ritual

tiris sopi di Maluku khususnya Kabupaten Maluku Barat Daya, Kecamatan Mdona

Hyera atau sering disebut pulau Luang-Sermatang yang terdiri dari dari 10 desa dan

3 dusun. Pada umumnya, pulau Luang-Sermatang ini memiliki kekhasan budaya

yang sama salah satunya yaitu budaya ritual tiris sopi. Namun dalam penulisan ini,

8Widiarto, Pengantar Antropologi Budaya,13-14.

9 Kasmun Saparaus, Dasar-dasar Antropologi Budya, (Salatiga: Satya Wacana Press, 2000), 18.

10Elizabeth Nottingham, Agama dan Masyarakat, (Jakarta: Rajawali, 1985), 5-9.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - UKSW · ajaran gereja mengenai baptisan kudus, ... terjadi pada zaman dulu dan zaman sekarang. Misalnya, nilai sopan santu, saling ... untuk

6

penulis dapat membatasi lokasi penelitian yaitu, penulis hanya meneliti di salah satu

desa yaitu desa Romkisar.

Pemilihan lokasi tersebut mengingat bahwa latar belakang identitas penulis

juga berasal dari desa tersebut sehingga dapat mempermudah jalannya penelitian dan

memperoleh informasi-informasi yang berkaitan dengan sakralnya ritual tiris sopi

sebagai warisan nilai-nilai sejarah dari leluhur. Disamping karena minat dari penulis

sendiri maka penulis memilih tentang sakralnya ritual tiris sopi dalam permasalah

masyarakat Romkisar berdasarkan beberapa pertimbangan sebagai berikut:

Pertama, bahwa masyarakat Romkisar adalah salah satu komunitas yang

mengakui bahwa ritual tersebut ada unsur sakral yang menjadikan mereka patuh

terhadap peninggalan leluhur yang harus dijaga dan dilestarikan keberadaannya.

Kedua, bahwa hingga beberapa saat belakangan ini, ada pergeseran nilai dari

ritual tersebut yang memuat perhatian dikalangan masyarakat setempat dalam hal

memandang ritualtiris sopi sebagai peninggalan leluhur yang kaya akan makna sosial

di antara orang basudara, serta lebih lanjut kepada kesakralan dari ritual ini oleh

tokoh-tokoh adat yang dimanfaatin secara negatif untuk tujuan-tujuan tertentu yang

dindikasikan dapat berdampak pada perubahan sosial bagi generasi berikutnya.

Ketiga, bahwa sebagai anak negeri ketika meneliti ritual tiris sopidan

kesakralannya sebagai arus sejarah, membuat penulis tertantang untuk mengetahui

sejarah dan nilai-nilai sosial dibalik adanya lokasi atau negeri tersebut.

Masyarakat desa Romkisar merupakan masyarakat yang penduduknya masih

tergolong kecil.Masyarakat ini hidup dan berkembang dengan mata pencarian pokok

yaitu, bertani atau bercocok tanam, berburu, dan tipar atau biasanya disebut oleh

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - UKSW · ajaran gereja mengenai baptisan kudus, ... terjadi pada zaman dulu dan zaman sekarang. Misalnya, nilai sopan santu, saling ... untuk

7

masyarakat setempat yaitu iris sageru.11

Tidak hanya soal mata pencarian masyarakat

ini pula hidup dengan disiplin adat budaya yang paling kuat salah satunya adalah

budaya ritual tiris sopi.

Masyarakat desa Romkisar Kecamatan Mdona Hyera, Kabupaten MalukuBarat

Daya (MBD) dalam kehidupan sehari-hari juga memiliki danmemberlakukan adat

istiadat itu sendiri, salah satunya adalah pewarisan nilai-nilai budaya yang

terkandung dalam ritual tiris sopi.Tiris sopi adalah sebuah tradisi yang telah

diwariskan oleh leluhur sampai saat ini, yang dimaknai sebagai lambang kepercayaan

adat yang mengikat suami istri dalam perkawinan adat yang dimaknai sama dengan

ajaran gereja mengenai baptisan kudus, di mana leluhur meyakini bahwa ketika sopi

di tiris sebanyak tiga kali ke tanah, sama pula tetesan atau percik baptisan kudus

yang menandakan demi Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus. Sehingga pelayan gereja

(Majelis Jemaat) juga turut mendukung proses ritual tersebut sebab diakui bahwa

sebelum Injil atau agama masuk di desa Romkisar maka yang terlebih dulu diyakini

adalah ritual tiris sopi.12

Oleh sebab itu penulis melihat bahwa ritual yang sakral ini telah mengalami

pergeseran makna yang dikarenakan oleh zaman modern di mana dalam kehidupan

sehari-hari, maupun dalam forum-forum adat tertentu mereka tidak dapat

menonjolkan sifat atau karakteristik yang benar-benar terlihat bahwa mereka patuh

terhadap aturan-atuaran adat yang berlaku dalam masyarakat baik itu dalam tindakan,

tutur kata, maupun perbuatan. Sehinggga sangat terlihat jelas pergesaran nilai yang

terjadi pada zaman dulu dan zaman sekarang. Misalnya, nilai sopan santu, saling

11

Pohon Koli atau Pohon Lontar Yang Di Mayang. 12

Wawancara dengan Bpk. M. S. (Tokoh Masyarakat), 11 April 2016.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - UKSW · ajaran gereja mengenai baptisan kudus, ... terjadi pada zaman dulu dan zaman sekarang. Misalnya, nilai sopan santu, saling ... untuk

8

menghargai, menghormati ipar mantu, pada zaman dulu sangat terjalin dengan baik

mereka saling menghargai tunduk pada aturan adat dalam rumah tangga,

dibandingkan dengan zaman sekarang mereka tidak terlalu mempraktekan nilai-nilai

adat ini dalam kehidupan berumah tangga mereka. Sehingga perlu diteliti kembali

untuk melihat perbedaan di zaman dulu dan zaman sekarang demi memberikan

sebuah sumbangan pemikiran kritis bagi generasi muda dari sekarang maupun yang

akan datang untuk tetap bisa mempertahankan warisan budaya dari leluhur sehingga

tidak begitu mudah luntur atau punah seiring berjalannya zaman.

Dengan demikian, penelitian diarahkan untuk memahami sejauh mana

masyarakat Romkisar terintegrasi melalui ritual tiris sopi tersebut.Maka pemahaman

Durkheim bahwa, ritual memiliki peran yang penting dalam kehidupan sosial, ritual

merupakan bagian dari agama atau suatu kepercayaaan.13

Sehingga dapat

dimanfaatkan untuk merekonstruksi penulisan ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah, yakni:

1. Apa makna ritual tiris sopi dalam upacara perkawinan adat?

2. Bagaimana pemahaman Majelis Jemaat Romkisar terhadap ritual tiris sopi?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, ialah:

1. Mendeskripsikan makna ritual tiris sopi dalam upacara pernikahan adat.

2. Mendeskripsikan pemahaman Majelis Jemaat terhadap ritual tiris sopi.

13

Emile. Durkheim, The Elementary Forms Of Religious Life, (New York: Free Press, 1964), 13.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - UKSW · ajaran gereja mengenai baptisan kudus, ... terjadi pada zaman dulu dan zaman sekarang. Misalnya, nilai sopan santu, saling ... untuk

9

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian maka diharapkan tulisan ini dapat memberikan

kotribusi pikir sebagai berikut:

1. Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literatur

budaya bagi program pascasarjana Magister Sosiologi Agama.

2. Secara teoritis penelitian ini diharapakan pula menjadi sumbangan terhadap

analisis antropologis terhadap suku Maluku khususnya di Kabupaten Maluku

Barat Daya yang lebih mendalam. Serta memberikan kontribusi pemikiran

yang baik bagi tua-tua adat, serta generasi yang sekarang maupun yang akan

datang tentang pentingnya kearifan lokal yang dimiliki.

3. Secara praktis penelitian ini juga diharapkan bermanfaat untuk memahami

secara mendalam maknaritual tiris sopi yang telah berubah seiring

berjalannya zaman khususnya dalam kehidupan generasi muda di Romkisar.

Sehinggatulisanini dapat memberikan pemahaman baru mengenai pandangan

hidup masyarakat Romkisar terhadap ritus kebudayaan mereka yang

memiliki dampak terhadap proses interaksi sosial dan kultural dalam

kehidupan sehari-hari.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif

menurut Crewell (1998) yang dikutip oleh Satori adalah, suatu proses penyelidikan

tentang pemahaman berdasar pada tradisi-tradisi metodologis terpisah; jelas

pemeriksaan bahwa menjelajah suatu masalah sosial atau manusia.Peneliti

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - UKSW · ajaran gereja mengenai baptisan kudus, ... terjadi pada zaman dulu dan zaman sekarang. Misalnya, nilai sopan santu, saling ... untuk

10

membangun suatu kompleks, gambaran holistik, meneliti kata-kata, laporan-laporan

memerinci pandangan-pandangan dari penutur asli, dan melakukan studi tentang

suatu yang alami.14

Penelitian kualitatif juga merupakan suatu pendekatan yang

mengungkap situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar,

dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan data yang relevan dan

diperoleh dari situasi yang alamiah.15

Sehingga peneliti menggunakan jenis penelitian

ini untuk mendeskripsikan, menggambarkan secara sistematis data-data atau fakta

fenomena situasi sosial masyarakat Romkisar yang berhubungan dengan budaya

ritual tiris sopi dalam perkawinan adat.

2. Lokasi Penelitian

Penulis memilih masyarakat desa Romkisar Kabupaten Maluku Barat Daya

sebagai subjek penelitian karena masyarakatnya masih sangat kental dengan

mempertahankan nilai yang ada dalam ritual tiris sopi tersebut.

3. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama satu bulan terhitung dari mulai tanggal 10 April

sampai 10 Mey 2016.

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data penelitian maka teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah:

a. Wawancara

Wawancara adalah suatu teknik pengumupulan data untuk mendapatkan

informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau

14

Djam’an Satori & Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,

2011), 24. 15

Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, 25.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - UKSW · ajaran gereja mengenai baptisan kudus, ... terjadi pada zaman dulu dan zaman sekarang. Misalnya, nilai sopan santu, saling ... untuk

11

tanyajawab.16

Informan kunci dalam penelitian terdiri dari 4 orang yaitu,

tokoh masyarakat, pemerintah desa, tua-tua adat, dan tokoh agama.Selain itu

juga wawancara dilakukan dengan anggota masyarakat, perempuan dan laki-

laki terutama bagi pasangan suami istri yang sudah terlibat dalam ritual tiris

sopi melalui perkawinan adat tersebut.

b. Observasi

Obeservasi adalah sebuah teknik pengumpulan data yang mengharuskan

peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang,

tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan, dan

perasaan.Obeservasi memberi peluang pada peneliti untuk menggali data

perilaku subjek secara luas, mampu menangkap berbagai macam interaksi,

dan secara terbuka mengeksplorasi topik penelitiannya.Dengan pengamatan

langsung, peneliti bisa mengembangkan satuperspektif menyeluruh mengenai

pemahaman satu konteks yang sedang diteliti.17

Untuk mendapatkan informasi

dari data-data yang lebih akurat, dilakukan pengamatan dengan berinteraksi

secara intensif dengan masyarakat yang diteliti dan turut mengikuti ritual

tersebut.

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif naratif. Teknik ini

menurut Miles dan Huberman yang dikutip oleh Prasetya Irawan, diterapkan

melalui tiga alur, yaitu:18

16

Komariah, Metodologi Penelitian, 104. 17

Prasetya Irawan, Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Depok: DIA FISIP UI, 2006), 104.

18Irawan, Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, 220.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - UKSW · ajaran gereja mengenai baptisan kudus, ... terjadi pada zaman dulu dan zaman sekarang. Misalnya, nilai sopan santu, saling ... untuk

12

a. Reduksi Data

Maksudnya adalah data yang diperoleh dilapangan diketik dalam bentuk

uraian atau laporan terperinci. Laporan ini akan terus menerus bertambah

dan akan menambah kesulitan bila tidak segera dianalisis sejak mulanya.

Laporan-laporan itu perlu direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok,

difokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema atau polanya.

b. Penyajian Data

Agar dapat melihat gambaran keseluruhan atau bagian-bagian tertentu untuk

mengambil kesimpulan yang benar, harus diusahakan membuat berbagai

pencatatan agar dapat menguasai data dan tidak tenggelam dalam tumpukan

detail.

c. Penarikan kesimpulan/verifikasi

Mengambil kesimpulan dan verifikasi senantiasa harus diverifikasikan

selama penelitian maupun proses analisa data berlangsung.

F. Defenisi Istilah-istilah

Untuk menjaga agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap persoalan yang

diteliti maka penulis menjelaskan beberapa pengertian dari beberapa istilah sebagai

berikut:

Ritual atau ritus adalah bagian dari tingkah-laku keagamaan yang aktif dan

dapat diamati.19

19

Nottingham, Agama dan Masyarakat, 5.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - UKSW · ajaran gereja mengenai baptisan kudus, ... terjadi pada zaman dulu dan zaman sekarang. Misalnya, nilai sopan santu, saling ... untuk

13

Tiris sopimerupakan budaya penghargaan terhadap leluhur yangtelah

memperkenalkan budaya ini sebagai lambang kepercayaan adatyang

dibingkai dalam kehidupan budaya yang dianut oleh masyarakat Romkisar.20

Perkawinan adalah perilaku mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa agar

kehidupan di alam dunia berkembang biak.21

Adat aturan (perbuatan) yang lazim diturut atau dilakukan sejak dahulu

kala.22

Romkisar adalah salah satu desa di Maluku Barat Daya yang berada di pulau

Luang Sermatang.23

G. Sistematika Penulisan

Secara sistematis tesis ini dibagi dalam lima bab, masing-masing bab

dijelaskan secara singkat dan sederhana dengan tujuan memberikan uraian-uraian

terperinci mengenai garis-garis besar sajian pada setiap bab.

BAB I: PENDAHULUAN. Bab ini diawali dengan uraian mengenai; latar

belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian,

definisi istilah-istilah dan sistematika penulisan.

BAB II: KAJIAN TEORITIS. Bab ini berisi landasan teori perkawinan dan

ritus terhadap ritual tiris sopi dalam perkawinan adat.

BAB III: HASIL PENELITIAN. Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian tiris

sopi dalam adat perkawinan masyarakat Romkisar. Bagian ini terdiri dari sejarah

20

Hasil wawancara dengan Bpk. A. P. (Tokoh Adat), 11 April 2016. 21

Hilman. Hadikusuma, Hukum Perkawinan Indonesia: Menurut Perundangan Hukum Adat, Hukum Agama, (Bandung: Mandar Maju, 1990), 1.

22 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), 6

23Data desa Romkisar tahun 2016.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - UKSW · ajaran gereja mengenai baptisan kudus, ... terjadi pada zaman dulu dan zaman sekarang. Misalnya, nilai sopan santu, saling ... untuk

14

terbentuknya desa Romkisar, letak geografis, iklim, jumlah penduduk, mata

pencaharian, pendidikan, sistem pemerintahan, susunan masyarakat, kehidupan sosial

budaya dan kekerabata, dan kehidupan keberagaman dan sistem kepercayaan, serta

diakhiri dengan sejarah tiris sopi, deskripsi adat tiris sopi, tata cara pelaksanaan tiris

sopi, perkembangan tiris sopisampai sekarang, makna tiris sopi bagi masyarakat

Romkisar, sikap masyarakat Romkisar terhadap adat tiris sopi, dan pemahaman

majelis jemaat terhadap ritual tiris sopi.

BAB IV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini dijelaskan mengenai

ritus kehidupan masyarakat Romkisar terlebih khusus generasi muda yang baru

menikah dalam perkawinan adat dalam arus perkembangan zaman, yang dibahas

dalam ritus kehidupan dalam perkawinan adat pada masa lalu dan masa kini, serta

mendekripsikan makna ritus bagi kehidupan masyarakat Romkisar terlebih khusus

generasi muda di tengah perubahan zaman, sehingga dapat memberikan pemahaman

pentingnya mempertahankan identitas sebagai orang yang berbudaya melalui teori

perkawinan dan ritus, dan juga menganlisis pemahaman majelis jemaat mengenai

tiris sopi yang dikemas melalui berteologi dalam konteks budaya.

BAB V: PENUTUP. Bab ini berisi kesimpulan dan saran.