bab i · web viewuntuk memahami realitas yang seragam itu perlu penalaran. dalam konsep logika...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut penulis, sangatlah perlu kita membahas masalah kesesatan berpikir ini dan
penalaran. Sebab, masih terlalu banyak orang yang tidak dapat menguasai penalaran, sehingga
menimbulkan kesesatan berpikir yang juga mengakibatkan argument yang kita pakai kerap
kali tidak dapat terhindar dari kesalahan – kesalahan yang sangat fatal.
Itu sebabnya sebagin orang tidak dapat berpikir logis sehingga dikucilkan atau
bahkan dihina didepan umum. Oleh sebab itu, dalam logika perlu kiranya dibahas lebih
mendalam mengenai kesesatan berpikir ini dan penalaran sebagai kunci agar tidak terjadi
kesesatan tersebut.
Artinya : Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah
Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), Karena jalan-jalan itu mencerai
beraikan kamu dari jalannya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.
"Jalan" dalam ayat tersebut berarti metode, system, pedoman, pola
laku, pola tindak, pola pikir yang menghantarkan manusia pada
kebenaran. Ayat tersebut menyerukan manusia untuk selalu berpegang
teguh pada logika Qur'ani agar tidak sesat piker dalam mencapai
kebenaran. Untuk mencapai hal tersebut, perlu menelusuri usaha – usaha
yang telah dilakukan oleh manusia dalam meluruskan cara pikirnya dalam
mencapai kebenaran. Sehingga kita menemukan petunjuk – petunjuk
operasional yang bermanfaat dalam menjalankan logika.
1
BAB II
POKOK – POKOK PIKIRAN
2.1. KESESATAN
Kesesatan adalah kesalahan yang terjadi dalam aktfitas berpikir dikarenakan
menyalah gunakan bahasa dan atau menyalah gunakan relevansi. Kesesatan terjadi
karena dua hal yaitu : karena ketidak tepatan bahasa dan ketidak tepatan relevansi.
Pada dasarnya, logika diajarkan untuk menghindari kesesatan berpikir seseorang, agar
dia tidak keliru dalam mengambil sebuah kesimpulan dari beberapa proposisi.
Secara garis besar, kesesatan dapat dibedakan kedalam dua kategori yaitu
kesesatan formal dan kesesatan material.
a. Kesesatan formal adalah kesesatan yang dilakukan karena bentuk penalaran yang
tepat atau tidak shahih. Kesesatan ini terjadi karena pelanggaran prinsip-prinsip
logika mengenai term dan proposisi dalam suatu argumen.
b. Kesesatan material adalah kesesatan yang terutama menyangkut isi penalaran.
Kesesatan ini dapat terjadi karena faktor bahasa yang menyebabkan kekeliran
dalam menarik kesimpulan, dan juga dapat terjadi karena memang tidak adanya
hubungan logis atau relevansi antara premis dan kesimpulannya.
Kesesatan bahasa dapat terjadi dikarenakan ketidak cermatan seseorang dalam
mengartikan sebuah bahasa yang memiliki makna ganda.
Oleh sebab itu setiap orang yang memiliki sebuah argumen haruslah dapat
memilah-milah sebuah kata yang mempunyai arti ganda ataupun suatu kata yang mirip
2
dalam tulisan ataupun lafadznya, sebab itu juga dapat menyebabkan kesesatan pada
orang yang mendengar ataupun orang yang membaca argumen anda.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kesesatan merupakan kesalahan yang sangatlah
fatal dalam logika, sebab itu akan menyebabkan makna atau artinya berubah dan tidak
sesai dengan yang diharapkan. Dengan kesesatan ini seseorang juga dapat keliru dalam
menarik sebuah konklusi hanya disebabkan bahasanya.
Kesesatan juga dapat terjadi dikarenakan kesalahan penalaran dalam
mengambil konklusi serta kekeliruan dalam menarik term dan proposisi dalam logika
2.2. PENALARAN
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera
(observasi argumen) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan
pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis,
berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang
menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah
yang disebut menalar. Jadi penalaran merupakan proses terjadinya ide dan sejumlah
pemikiran yang sangat dibutuhkan dan terjadi pada setiap orang yang mampu berpikir
serta menghasilkan pemikiran-pemikiran ilmiah yang logis.
Artinya : Sesungguhnya kami Telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi,
dan kami Telah memberikan kepadanya SEBAB (untuk mencapai) segala sesuatu
( Al-Kahfi : 84 )
3
Ayat ini menunjukkan bahwa banyak hal yang terjadi karena proses sebab dan
akibat. Selain itu Allah juga menjelaskan bahwa realitas ini berlangsung atas sunnah –
sunnah atau argumen – argumen pasti yang tak pernah berubah 1.
Untuk memahami realitas yang seragam itu perlu penalaran. Dalam konsep
logika penalaran ini mempunyai dua metode. Metode pertama Metode berpikir induktif
adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke
umum, metode ini berlaku untuk fenomena yang belum pernah diteliti. Oleh sebab itu
penyimpulannya juga berlaku dari khusus ke umum. Metode kedua Metode berpikir
deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu
untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. Jadi metode kedua
ini merupakan metode yang didahului oleh ha-hal yang umum terlebih dahulu yang
kemudian diteruskan oleh hal-hal yang khusus yang juga merupakan penjelasan dan
keterangan dari hal yang umum tersebut.
Selain itu penalaran merupakan aktifitas berpikir yang abstrak, oleh sebab itu
untuk mewujudkannya kita memerlukan argumen yaitu sebuah kata yang akan
digunakan dalam penalaran, sehingga wujud dari penalaran akan berupa argument. Oleh
karena itu lambing dari proposisi adalah kalimat untuk penalaran lambangnya adalah
argument. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis. Dari
pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa 3 bentuk pemikiran manusia adalah
aktifitas berpikir yang saling berkaitan. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan
tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya
pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan
1 Syarqawi Dhafir, Pengantar Logika dengan Spektrum Islam, Prenduan, Pecet. Al-Amien, 1996. hlm. 71
4
digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar
dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.
Penalaran akan dikatakan benar apabila tidak bertentangan dengan pengetahuan
yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatau yang
memang salah.
5
BAB III
KOMPARASI
3. 1. KELEBIHAN
3. 1.1. KESESATAN
Dalam ilmu logika telah dijabarkan beberapa macam kesesatan yang
meskinya kita hindari sebisa mungkin, diantarnya adalah :
a.Kesesatan Bahasa
Setiap kata dalam bahasa memiliki arti tersendiri, dan masing-masing kata
dalam sebuah kalimat mempunyai arti yang sesuai dengan keseluruhan arti
kalimatnya
b. Kesesatan Amfiboli
Kesesatan Amfiboli (gramatikal) adalah kesesatan yang dikarenakan
konstruksi kalimat sedemikian rupa sehingga artinya menjadi bercabang. Ini
dikarenakan letak sebuah kata atau term tertentu dalam konteks kalimatnya.
Akibatnya timbul lebih dari satu penafsiran mengenai maknanya, padalahal
hanya satu saja makna yang benar sementara makna yang lain pasti salah
c.Kesesatan Metaforis
Disebut juga (fallacy of metaphorization) adalah kesesatan yang terjadi
karena pencampur-adukkan arti kiasan dan arti sebenarnya. Artinya terdapat
unsur persamaan dan sekaligus perbedaan antara kedua arti tersebut. Tetapi
bila dalam suatu penalaran arti kiasan disamakan dengan arti sebenarnya
maka terjadilah kesesatan metaforis, yang dikenal juga kesesatan karena
analogi palsu
6
d. Kesesatan Relevansi
Kesesatan Relevansi adalah sesat pikir yang terjadi karena argumentasi yang
diberikan tidak tertuju kepada persoalan yang sesungguhnya tetapi terarah
kepada kondisi pribadi dan karakteristik personal seseorang (lawan bicara)
yang sebenarnya tidak relevan untuk kebenaran atau kekeliruan isi
argumennya.
Kesesatan ini timbul apabila orang menarik kesimpulan yang tidak relevan
dengan premis nya. Artinya secara logis kesimpulan tersebut tidak
terkandung dalam/ atau tidak merupakan implikasi dari premisnya.
Jadi penalaran yang mengandung kesesatan relevansi tidak menampakkan
adanya hubungan logis antara premis dan kesimpulan, walaupun secara
psikologis menampakkan adanya hubungan - namun kesan akan adannya
hubungan secara psikologis ini sering kali membuat orang terkecoh.
Perlu kiranya kita mempelajari kesesatan guna untuk menghindari
kesesatan pikir itu sendiri dalam hal mengambil kesimpulan. Pada dasarnya
kesesatan merupakan bagian dari logika, dikenal juga sebagai fallacia/falaccy,
dimana beberapa jenis kesesatan penalaran dipelajari sebagai lawan dari
argumentasi logis.
Dalam kesesatan berpikir ini, juga ada beberapa metode yang bisa kita
lakukan untuk membuktikannya. Diantaranya :
a.Pembuktian Ad Hominem
Pembuktian kesesatan ini biasanya digunakan oleh lawan atau menggunakan
sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh lawan. Pembuktian ini disebut juga
7
senjata makan tuan, karena pembuktian lawan digunakan untuk menyalahkan
pernyataan lawan 2.
b. Pembukrian Instantia
Ini merupakan pembuktian dengan cara mengajukan sebagian hal dapat
mendesak kesimpulan lawan.
c.Pembuktian Inversio
Ini adalah pembuktian dengan cara menggunakan term tengah yang dipakai
oleh lawan sebagai alasan pembuktian.
3. 1.2. PENALARAN
Untuk memahami realitas yang ada diperlukan penalaran induktif
ataupun analogi. Realitas yang beragam perlu dipahami melalui penalaran
konparatif. Sedang realitas yang terjadi melalui proses sebab akibat perlu
dipahami melakui penalaran kausal.
Bahkan untuk memahami hukm – hokum Allah yang berlaku pasti dan
tak pernah berubah juga perlu penalaran dedukitif. Jenis – jenis penalaran
tersebut merupakan susunan akal dalam memahami sesuatu. Agar diperoleh
kesimpulan yang abash dan benar, maka diperlukan jenis – jenis penalaran yang
strukturnya sesuai dengan struktur kenyataan yang akan dipahami.
Oleh sebab itu, memang kita perlu mengetahui dan memahami
penalaran beserta jenis – jenisnya terlebih dahulu untuk menentukan konklusi.
2 Ibid., hlm., 83
8
3. 2. KELEMAHAN
3. 2.1. KESESATAN
Ada beberapa hal yang mengakibatkan kesalahan berpikir/kesesatan,
dan itu sering tidak disadari oleh seseorang, baik orang yang berpikir sendiri
maupun orang yang mengikuti buah pikiran itu. Ada beberapa hal dalam
kesesatan, dimana merupakan kesalahan berpikir adalah :
A. Petitio Principii
Adalah kesalahan/kesesatan berpikir dimana seseorang yang menganggap
pangkal berpikir adalah pangkal konklusi, padahal belum tentu kebenarannya,
jadi mintak bukti dulu atas kebenarannya tersebut. Suatu contoh yang
mengatakan bahwa “sekolah ada nkarna siswa” perkataan tersebut masih
memerlukan pembuktian keabsahab lebih lanjut.
B. Ligkaran Salah
Ini merupakan sebuah kesesatan/kesalahan berpikir dimana seseorang yang
mengambil konklusi dari sebuah pernyataan dapat atau aan kembali lagi pada
pernyataan yang sebelumnya, sehingga mengakibatkan /terbentuk sebuah
lingkaran dan tidak akan ada ujung pangkalnya. Suatu contoh “ Petani hidup
karena ada orang kaya yang membeli hasil panennya”. Tapi dapat
disimpulkan juga bahwa orang kaya juga tidak akan hidup tanpa hasil panen
sang petani.
C. Pertukaran Kata dengan Pengertian
Ini merupakan kata yang dapat mengandung beberapa pengertian, hal inilah
yang menyebabkan jalan pikiran kita kacau.
9
D. Metabasis
Adalah ganti dasar. Memang dalam metabasis pikiran itu mengalami
peralihan dasar. Misalnya kalau dikatakan “Orang itu terpelajar, maka ia
orang baik” hal itu bisa saja benar, tetapi bukan karena jalan pikiran. Karena
terpelajar jadi “ baik “ itu penilaian dari ilmu pengetahuan, sedangkan “ baik
“ adalah penilaian dari bidang etika 3
Oleh karena itu, kesesatan berpikir dapat menjadikan kita salah dalam
mengambil sebuah kesimpulan.
3. 2.2. PENALARAN
Pada mulanya, pikiran memahami hakekat objek dalamwujud angan
atau fantasi ( gambaran yang ada di luar imajinasi perseptual ). Segera sesudah
pikiran membuat antraksi tentang hakekat objek tersebut, proses ini mendorong
pikiran untuk membentuk gagasan tentang objek tersebut. Jadi panca indera
menangkap objek khusus dan pikiran mengabstraksikan hakekatnya, sehingga
dapatlah dikatakan bahwa panca idera dan pikiran saling bekerja sama
membentuk gagasan 4.
Dalam sebuah penalaran, sering kita tidak bisa mengungkapkan sebuah
presepsi dengan baik dan benar. Oleh sebab itu, perlu kiranya dalam ilmu logika
sebuah penalaran dibahas lebih dalam dan mendasar. Apabila kita salah langkah
dalam penalaran, maka yang akan terjadi adalah kesesatan berpikir
3 Prof. I.R. Poedjawijatna, Logika Filsafat Berpikir, Jakarta, PT. Rineka Cipta,2004. hlm., 924 Ainurrahman Hidayat, M. Hum, Diktat Pengantar Logika, 2007. hlm. 16
10
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
4.2.1. KESESATAN
Dari makalah diatas dapat kita tarik beberapa poin yang sekiranya
cukup penting untuk dijadikan pelajaran, diantaranya :
a. Kesesatan adalah kesalah yang terjadi dalam aktifitas berpikir dikarenakan
penyalah gunaan bahasa dan atau penyalahan relevansi.
b. Kesesatan ini terjadi karena beberapa hal, diantaranya :
1. ketidak tepata bahasa : pemilihan termonologi yang salah
2. Ketidak tepatan reverensi
c. Selain itu, kesesatan juga sewharusnya dihindari sebisa mungkin, agar tidak
terjadi salah tafsier dan salang langkah dalam pengambilan konklusi.
d. Secara sederhana, kesesatan dikelompokkan kedalam dua kategori, yaitu :
1. Kesesatan formal adalah kesesatan yang dilakukan karena bentuk
(forma) penalaran yang tidak tepat atau tidak sahih. Kesesatan ini
terjadi karena pelanggaran terhadap prinsip-prinsip logika mengenai
term dan proposisi dalam suatu argumen (lihat hukum-hukum silogisme
2. Kesesatan material adalah kesesatan yang terutama menyangkut isi
(materi) penalaran. Kesesatan ini dapat terjadi karena faktor bahasa
(kesesatan bahasa) yang menyebabkan kekeliruan dalam menarik
kesimpulan, dan juga dapat teriadi karena memang tidak adanya
11
hubungan logis atau relevansi antara premis dan kesimpulannya
(kesesatan relevansi). Setiap kata dalam bahasa memiliki arti tersendiri,
dan masing-masing kata itu dalam sebuah kalimat mempunyai arti yang
sesuai dengan arti kalimat yang bersangkutan. Maka, meskipun kata
yang digunakan itu sama, namun dalam kalimat yang berbeda, kata
tersebut dapat bervariasi artinya. Ketidakcermatan dalam menentukan
arti kata atau arti kalimat itu dapat menimbulkan kesesatan penalaran.
4.2.2. PENALARAN
Dalam penalaran, ada beberapa hal dapat diambil kesimpulannya guna
meningkatkannya, bahwa :
a. Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera
(observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi –
proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau
dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang
sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
b. Secara garis besar dalam logika ada beberapa metode dalam penalaran,
diantaranya :
1. Induktif adalah Metode berpikir induktif adalah metode yang
digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke
umum.
12
2. Deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum
terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya
yang khusus
c. Dalam penalaran, pernyataan atau konsep adalah abstrak dan lambangnya
adalah kata, untuk proposisi lambangnya adalah kalimat (kalimat berita)
dan untuk penalaran lambangnya adalah argumen. Argumenlah yang dapat
menentukan kebenaran konklusi dari premis
4.2. KOMENTAR KRITIS
4.2.1. KESESATAN
Kesesatan berpikir itu adalah hal yang bisa saja terjadi, bukan hanya
sekali bahkan bisa berkali – kali. Oleh sebab itu, perlu kiranya kita belajar lebih
mendalam lagi mengenai hal itu guna menghindarinya.
Kesesatan berpikir juga akan mengakibatkan kita salah paham dan
salah dalam mengambil sebuah kesimpulan yang jika hal itu terjadi akan
berakibat fatal bagi argumen kita. Maka dari pada itu, kesesatan berpikir yang
banyak terjadi karena bahasa yang kadang kala mempunyai makna arti ganda,
dan cara pengambilan kesimpulan yang diluar logis, ataupun argumen yang
kadang berputar – putar sehingga tidak mempunyai akhir tujuan yang jelas, kita
harus bisa meminimalisir hal itu agar tidak terjadi kesesatan berpikir.
13
4.2.2. PENALARAN
Didalam bernalar, kita harus lebih jeli lagi dalam melakukannya. Hal
itu diperlukan guna menghindari kesesatan itu sendiri. Oleh sebab itu, sangatlah
perlu dalam materi logika dibahas lebih mendalam mengenai penalaran ini.
Sebab, penalaran adalah sebuah peroses untuk menentukan sebuah
argumen. Argumen tidak akan muncul begitu saja tanpa melalui proses yang
panjang dan salah satunya adalah penalaran ini.
4.3. HUBUNGAN DENGAN MATERI LOGIKA.
Sudah jelas, banyak sekali yang dapat menjadi pelajaran dalam mendalami
logika. Sebab antar kesesatan berpikir dan penalaran merupakan bagian dari mata
pelajaran logika itu sendiri.
Tidak akan ada logika kalu tidak ada penalaran, serta penalaran itu senri
dapat terjadi disebabkan karena orang mau berpikir logis.
Kesesatan juga terjadi karena salah dalam penalaran. Selain itu ju7ga terjadi
karena belum mampunya kita berpikir logis.
14
DAFTAR PUSTAKA
- Syarafuddin Nawawiy, Kesesatan
- Sirthofil Laili, Penalaran
- Dhafir, Syarqawi, Pengantar Logika Dengan Spektrum Islami
Prenduan, Percet. Al-Amien , 1996
- Poedjawijatna, Prof, Logika Filsafat Berpikir
Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2004
- Hidayat, Ainurrahman, Diktat Pengantar Ilmu Logika
STAIN Pamekasan, 2007
15