bab ii 1. (mitayani, sartika w. 2010).repository.poltekkes-tjk.ac.id/701/5/bab ii.pdf · 6 bab ii...

31
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita adalah masa anak mulai berjalan dan merupakan masa yang paling hebat dalam tumbuh kembang, yaitu pada usia 1 sampai 5 tahun. Masa ini merupakan masa yang penting terhadap perkembangan kepandaian dan pertumbuhan intelektual. (Mitayani, Sartika W. 2010). 2. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran-ukuran tubuh yang meliputi BB, TB, LK, Lingkar dada, dan lain-lain, atau bertambahnya jumlah dan ukuran sel-sel pada semua sistem organ tubuh (Dewi, Vivian Nanny Lia, 2010). Perkembangan adalah bertambah sempurnya nya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar (Marmi dan Rahardjo, Kukuh, 2015). 3. Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang Anak Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut : a. Perkembangan menimbulkan perubahan Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi intelegensia pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.

Upload: others

Post on 14-Nov-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II 1. (Mitayani, Sartika W. 2010).repository.poltekkes-tjk.ac.id/701/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita Menurut Soetjiningsih, bayi adalah

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Balita

1. Pengertian Balita

Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

adalah masa anak mulai berjalan dan merupakan masa yang paling hebat dalam

tumbuh kembang, yaitu pada usia 1 sampai 5 tahun. Masa ini merupakan masa

yang penting terhadap perkembangan kepandaian dan pertumbuhan intelektual.

(Mitayani, Sartika W. 2010).

2. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan

Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran-ukuran tubuh yang meliputi BB,

TB, LK, Lingkar dada, dan lain-lain, atau bertambahnya jumlah dan ukuran sel-sel

pada semua sistem organ tubuh (Dewi, Vivian Nanny Lia, 2010). Perkembangan

adalah bertambah sempurnya nya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui

tumbuh kematangan dan belajar (Marmi dan Rahardjo, Kukuh, 2015).

3. Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang Anak

Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling

berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut :

a. Perkembangan menimbulkan perubahan

Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap

pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi intelegensia pada seorang anak

akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.

Page 2: BAB II 1. (Mitayani, Sartika W. 2010).repository.poltekkes-tjk.ac.id/701/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita Menurut Soetjiningsih, bayi adalah

7

b. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan

selanjutnya.

Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembansgan sebelum

ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa

berjalan sebelum ia bisa berdiri.

c. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.

Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang

berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi

organdan perkembangan pada masing-masing anak.

d. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan.

Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian,

terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain.

Perkembangan mempunyai pola yang tetap.

e. Perkembangan mempunyai pola yang tetap. (Kemenkes RI, 2012)

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang

Anak

Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan

normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan danperkembangan anak. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain:

a. Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak.

1) Ras/etnik atau bangsa.

Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki

factor herediter ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya.

Page 3: BAB II 1. (Mitayani, Sartika W. 2010).repository.poltekkes-tjk.ac.id/701/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita Menurut Soetjiningsih, bayi adalah

8

2) Keluarga

Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek,

gemuk atau kurus.

3) Umur

Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun

pertama kehidupan dan masa remaja.

4) Jenis kelamin.

Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat dari pada

laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-

laki lebih cepat.

5) Genetik

Genetik adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri

khasnya. Ada beberapa kelainan genetic yang berpengaruh padatumbuh

kembang anak seperti kerdil.

6) Kelainan kromosom

Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan

seperti pada sindroma Down’s dan sindroma Turner’s.

Page 4: BAB II 1. (Mitayani, Sartika W. 2010).repository.poltekkes-tjk.ac.id/701/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita Menurut Soetjiningsih, bayi adalah

9

b. Faktor luar (eksternal)

1) Faktor Prenatal

a) Gizi

Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan

mempengaruhi pertumbuhan janin.

b) Mekanis

Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital

seperti clubfoot.

c) Toksin/zat kimia

Beberapa obat-obatan seperti aminopterin, thalidomid, dapat

menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisi.

d) Endokrin

Diabetes meilitus dapat menyebabkan mekrosomia, kardiomegali,

hyperplasia adrenal.

e) Radiasi

Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada

janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas

anggota gerak, kelainan kongenital mata, kelainan jantung.

f) Infeksi

Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma,

Rubella, Sitomegalo Virus Herpes simplex) dapat menyebabkan

kelainan pada janin; katarak, bisu, tuli, mikrosefali, retardasi mental,

dan kelainan jantung kongenital.

Page 5: BAB II 1. (Mitayani, Sartika W. 2010).repository.poltekkes-tjk.ac.id/701/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita Menurut Soetjiningsih, bayi adalah

10

g) Kelainan imunologi

Eritobaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara

janin sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah

janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran darah janin

dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan

hiperbilirubinemia dan kernicterus yang akan menyebabkan kerusakan

jaringan otak.

h) Anoksia Embrio

Anoksia Embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta

menyebabkan pertumbuhan terganggu.

i) Psikologi Ibu

Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/ kekerasan mental

pada ibu hamil dan lain-lain.

2) Faktor Persalinan

Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia, dapat

menyebabkan kerusakan jaringan otak.

3) Faktor Pascasalin

a) Gizi

Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.

b) Penyakit kronis/kelainan kongenital

Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan

retardasi pertumbuhan janin.

Page 6: BAB II 1. (Mitayani, Sartika W. 2010).repository.poltekkes-tjk.ac.id/701/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita Menurut Soetjiningsih, bayi adalah

11

c) Lingkungan fisis dan kimia

Lingkungan sering disebut melieua dalam empat anak tersebut hidup

yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider).

Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari,

paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, Mercuri, rokok, dll)

mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.

d) Psikologis

Hubungan anak dengan sekitarnya. Seorang anak yang tidak diketahui

oleh orangtuanya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan

mengalami hambatan didalam pertumbuhan dan perkembangannya.

e) Endokrin

Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan

menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.

f) Sosio-ekonomi

Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan

lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat

pertumbuhan anak.

g) Lingkungan pengasuh

Pada lingkungan pengasuh, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi

tumbuh kembang anak.

h) Stimulasi

Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam

keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak,

keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.

Page 7: BAB II 1. (Mitayani, Sartika W. 2010).repository.poltekkes-tjk.ac.id/701/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita Menurut Soetjiningsih, bayi adalah

12

i) Obat-obatan

Pemakaian kortiko steroid jangka lama akan menghambat

pertumbuhan, demikian hal nya dengan pemakaian obat perangsang

terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi

hormon pertumbuhan (Kemenkes RI, 2012).

5. Stimulasi Tumbuh Kembang Balita dan Anak Prasekolah.

Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6

tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal.

Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus

menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh

ibu dan ayah yang merupakan orang terdekat dengan anak. Kurangnya stimulasi

dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang

menetap.

Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip

dasar yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut.

a. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasacintadan kasih sayang.

b. Selalu tunjukan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru tingkah

laku orang–orang yang terdekat dengannya.

c. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak.

d. Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi, bervariasi,

menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman.

e. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak,

terhadap ke 4 aspek kemampuan dasar anak.

Page 8: BAB II 1. (Mitayani, Sartika W. 2010).repository.poltekkes-tjk.ac.id/701/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita Menurut Soetjiningsih, bayi adalah

13

f. Gunakan alat bantu/permainan yang sederhana, aman dan ada disekitar anak.

g. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.

h. Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberikan hadiah untuk keberhasilannya

(Kemenkes RI, 2012).

6. Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan

intraseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan strukur tubuh sebagian atau

keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. (Kemenkes

RI, 2012).

a. Panjang Badan

Panjang badan/ atau tinggi badan merupakkan ukuran antopometri

terpenting kedua, keistimewaannya adalah nilai tinggi badan meningkat terus,

walaupun laju tumbuh berubah dari pesat pada masa bayi kemudian melambat dan

pesat lagi pada masa remaja. Pengukuran tinggi badan untuk anak balita yang

sudah dapat berdiri dilakukan dengan alat pengukur tinggi mikrotoa (microtoise)

yang mempunyai ketelitian 0,1 cm (Andriani dan Wirjatmadi, 2012).

Cara mengukur dengan posisi berdiri (Kemenkes RI, 2012).

1) Anak tidak memakai sandal atau sepatu.

2) Berdiri tegak menghadap kedepan.

3) Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur.

4) Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun.

5) Baca angka pada batas tersebut.

Page 9: BAB II 1. (Mitayani, Sartika W. 2010).repository.poltekkes-tjk.ac.id/701/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita Menurut Soetjiningsih, bayi adalah

14

Tabel 1 Pengukuran panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB)

No Cara pengukuran

1. Cara mengukur dengan posisi berbaring: a. Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang. b. Bayi dibaringkan telentang pada alas yang datar. c. Kepala bayi menempel pada pembatas angka O. d. Petugas1:kedua tangan memegang kepala bayi agar tetap menempel e. Padapembatasangka0(pembataskepala). f. Petugas2: tangan kiri menekan lutut bayi agar lurus, tangan kanan menekan

batas kaki ke telapak kaki Petugas2: membaca angka ditepi diluar pengukur

Gambar 1. Pengukuran Tinggi Badan Posisi Tidur

2 Cara mengukur dengan posisi berdiri 1. Anak tidak memakai sandal atau sepatu. 2. Berdiri tegak menghadap kedepan. 3. Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur. 4. Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun. 5. Baca angka pada batas tersebut.

Gambar 2. Pengukuran Tinggi Badan Posisi Berdiri

Sumber : Kemenkes RI, 2012

a) 90-110% : Baik/Normal

b) 70-89% : Tinggi kurang

c) < 70% : Tinggi sangat kurang

Page 10: BAB II 1. (Mitayani, Sartika W. 2010).repository.poltekkes-tjk.ac.id/701/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita Menurut Soetjiningsih, bayi adalah

15

b. Berat Badan

Berat badan merupakan ukuran antropometrik yang terpenting, dipakai

pada setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur.

Berat badan dipakai sebagai indikator yang terbiasa pada saat ini untuk

mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak, sensitif terhadap perubahan

sedikir saja, pengukuran objektif dan dapat diulangi, dapat digunakan timbangaan

apa saja yang relative murah, mudah, dan tidak memerlukan banyak waktu.

Kerugiannya indikator berat badan ini tidak sensitif terhadap proporsi tubuh,

misalnya pendek gemuk atau tinggi kurus.(Armini, Ni Wayan, dkk. 2017 )

1) > 120% : Obesitas

2) 110-120% : Overweight

3) 90-110% : Normal

4) 70-90% : Gizi kurang

5) <70% : Gizi buruk

c. Lingkar kepala

Lingkar kepala mencerminkan volume intracranial. Dipakai untuk

manaksir pertumbuhan otak. Apabila otak tidak tumbuh normal, maka kepala

akan kecil, sehingga pada lingkar kepala (LK) yang lebih kecil dari normal

(mikrosefal), maka menunjukkan adanya reterdasi mental. Sebaliknya, kalau ada

penyumbatan pada aliran cairan serebrospinal pada hidrocefalus akan

meningkatkan volume kepala, sehingga LK lebih besar dari normal. Lalu yang

dijadikan acuan untuk LK adalah kurva LK dari Nelhaus. (Armini, Ni Wayan,

dkk. 2017)

Page 11: BAB II 1. (Mitayani, Sartika W. 2010).repository.poltekkes-tjk.ac.id/701/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita Menurut Soetjiningsih, bayi adalah

16

Tujuan pengukuran lingkaran kepala anak adalah untuk mengetahui

lingkaran kepala anak dalam batas normal atau di luar batas normal.

Jadwal, disesuaikan dengan umur anak. Umur 0–11 bulan, pengukuran

dilakukan setiap tiga bulan. Pada anak yang lebih besar, umur 12–72 bulan,

pengukuran dilakukan setiap enam bulan. Pengukuran dan penilaian lingkaran

kepala anak dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih.

Cara mengukur lingkaran kepala

1) Alat pengukur dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi, menutupi alis

mata, diatas kedua telinga, dan bagian belakang kepala yang menonjol, tarik

agak kencang.

2) Baca angka pada pertemuan dengan angka O.

3) Tanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung umur bayi/anak.

4) Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala menurut umur dan jenis

kelamin anak.

5) Buat garis yang menghubungkan ukuran yang lalu dengan ukuran sekarang.

Gambar 3. Pengukuran Lingkar Kepala Sumber :Kemenkes RI, 2012

Page 12: BAB II 1. (Mitayani, Sartika W. 2010).repository.poltekkes-tjk.ac.id/701/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita Menurut Soetjiningsih, bayi adalah

17

d. Lingkaran Lengan

Lingkaran lengan atas mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak

dan otot yang tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan

denan berat badan. Dapat dipakai untuk menilai keadaan gizi atau keadaan

tumbuh kembangpada usia prasekolah. Laju tumbuh lambat, dari 11 cm pada saat

lahir menjadi 16 cm pada usia satu tahun. Selanjutnya tidak banyak berubah

selama 1-3 tahun. (Andriani dan Wirjatmadi, 2012).

7. Tahapan Perkembangan Balita

a. Usia 4 Bulan

1) Mampu menumpu dengan kedua lengan dan berusaha mengangkat

kepala

2) Mampu bermain-main dengan kedua tangannya

3) Anak mampu mengamati mainan

4) Mampu mendengar suara kertas di remas dan bermain bibir sambil

mengeluarkan air liur

5) Mampu tersenyum kepada ibu

b. Usia 8 Bulan

1) Mampu duduk sendiri kemudian mengambil posisi merangkak dan

bertahan sebentar

2) Mampu menggenggam balok mainan dengan seluruh permukaan

tangan

3) Mampu memperhatikan dan mencari mainan yang jatuh

4) Mampu menyebutkan ma...ma...ta...ta...da...da...

5) Mampu bermain ciuk baaa

Page 13: BAB II 1. (Mitayani, Sartika W. 2010).repository.poltekkes-tjk.ac.id/701/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita Menurut Soetjiningsih, bayi adalah

18

c. Usia 12 Bulan

1) Mampu berdiri sendiri dan berjalan sambil berpegangan

2) Mampu mengambil benda kecil dengan ujung jari ibu jari dan jari

telunjuk

3) Dapat menunjukan roda mobil-mobilan (anak laki-laki) dan mata

boneka (anak perempuan)

4) Mampu mengucapkan satu kata lebih dan tahu artinya

5) Mampu memberikan mainan pada ibu atau bapa

d. Usia 18 Bulan

1) Mampu berlari tanpa jatuh

2) Mampu menyusn 3 balok mainan

3) Mampu menutup gelas

4) Mampu mengucapkan sepuluh kata atau lebih dan tahu artinya

5) Mampu menyebut namanya bila di tanya

e. Usia 24 Bulan

1) Mapu melompat dengan kedua kakinya sekaligus

2) Mampu membuka botol dengan memutar tutupnya

3) Mampu menyebutkan enam bagian tubuh

4) Mampu menjawab dengan kalimat dua kata

5) Mampu meniri kegiatan orang dewasa

f. Usia 36 Bulan

1) Mampu menuruni tangga dengan satu kaki di tempat

2) Mampu meniru garis tegak lurus, datar, dan lingkaran

Page 14: BAB II 1. (Mitayani, Sartika W. 2010).repository.poltekkes-tjk.ac.id/701/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita Menurut Soetjiningsih, bayi adalah

19

3) Mampu menyebut 3 warna

4) Mampu bertanya dengan mamakai kata apa, siapa, dimana

5) Mampu bermain bersama dengan teman

g. Usia 48 Bulan

1) Mampu melompat dengan satu kaki di tempat

2) Mampu memegang pensil dengan ujung jari

3) Mampu menghitung 3 balok mainan dengan cara menunjuk

4) Mampu menggunakan kalimat lengkap (lebih dari dua kata)

5) Mampu bermain bersama teman dengan satu permainan

h. Usia 60 Bulan

1) Mampu melompat dengan satu kaki kearah depan

2) Mampu menulis tanda tambah dan menulis gambar kotak

3) Mampu menggambar orang

4) Mampu bercerita dan bermakna

5) Mampu bermain bersama (Kemenkes RI, 2012)

B. Status Gizi Balita

Status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan hasil akhir dari

keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan

penggunaannya.Keseimbangan tersebut dapat dilihat dari variable pertumbuhan

yaitu berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan. Status gizi

seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

Page 15: BAB II 1. (Mitayani, Sartika W. 2010).repository.poltekkes-tjk.ac.id/701/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita Menurut Soetjiningsih, bayi adalah

20

1. Produk pangan (jumlah dan jenis makanan)

2. Pembagian makanan atau pangan

3. Akseptabilitas (daya terima), menyangkut penerimaan atau penolakan

terhadap makanan yang terkait dengan cara memilih dan menyajikkan

makanan. Status gizi adalah suatu keadaan kesehatan tubuh berkat asupan zat

gizi melalui makanan dan minuman yang dihubungkan dengan kebutuhan.

Status gizi biasanya baik dan cukup, namun karena pola konsumsi yang tidak

seimbang maka timbul status gizi kurang,buruk dan lebih (Sutomo, Budi, dan

Dwi Yanti Anggraini, 2010).

Tabel 2 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks

Indeks Kategori

Status Gizi Ambang Batas

(Z-Score) Berat Badan menurut Umur (BB/U) Anak Umur 0 – 60 bulan

Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih

<-3 SD -3 SD sampai dengan <-2 SD -2 SD sampai dengan 2 SD >2 SD

Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) Anak Umur 0-60 Bulan

Sangat Pendek Pendek Normal Tinggi

<-3 SD -3 SD sampai dengan 2 Sd -2 SD sampai dengan 2 SD >2 SD

Berat badan menurut Panjang Badan (BB/PB)

Atau Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) Anak Umur 0-60 Bulan

Sangat kurus Kurus Normal Gemuk

<-3 SD -3 SD sampai dengan <-2 SD -2 SD sampai dengan 2 SD >2 SD

Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) Anak Umur 0- 60 Bulan

Sangat Kurus Kurus Normal Gemuk

<-3 SD -3 SD sampai dengan <-2 SD -2 SD sampai dengan 2 SD >2 SD

Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) Anak Umur 5- 18 Bulan

Sangat Kurus Kurus Normal Gemuk Obesitas

<-3 SD -3 SD sampai deengan <-2 SD -2 SD sampai dengan 1SD >1 SD sampai dengan 2 SD > 2 SD

(Sumber: Kemenkes RI, 2010)

Page 16: BAB II 1. (Mitayani, Sartika W. 2010).repository.poltekkes-tjk.ac.id/701/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita Menurut Soetjiningsih, bayi adalah

21

C. Kebutuhan Zat Gizi pada Balita

Pada usia balita, anak-anak membutuhkan dukungan nutrisi yang lengkap

untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh dan otak. Masa balita adalah masa

kritis, maka pertumbuhan nutrisi bagi balita harus seimbang.

Gizi seimbang didapat dari asupan makanan yang memenuhi kebutuhan

gizi sesuai usia dan kegiatan sehingga tercapai berat badan normal. Gizi balita

harus seimbang, mencakup gizi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan

mineral.Balita membutuhkan asupan karbohidrat sebesar 75-90℅. Protein sebesar

10-20℅ dan lemak sebesar 15-20℅ (Sutomo, Budi, dan Dwi Yanti Anggraini,

2010).

D. Pemenuhan Nutrisi pada Balita

Nutrisi adalah salah satu komponen yang penting dalam menunjang

keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan. Zat gizi yang

mencukupi pada anak harus dimulai sejak dalam kandungan, yaitu dengan

pemberian nutrisi yang cukup memadai pada ibu hamil. Setelah lahir, harus

diupayakan pemberian ASI secara eksklusif, yaiutu pemberian ASI saja sampai

anak berumur 4-6 bulan. Sejak berumur 6 bulan sudah waktunya anak diberikan

makanan tambahan atau makanan pendamping ASI. Pemberian makanan

tambahan ini penting untuk melatih kebiasaan makan yang baik dan untuk

memenuhi kebutuhan nutrisi yang mulai meningkat pada masa balita dan

prasekolah, karena pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi

adalah sangat pesat, terutama pertumbuhan otak.

Page 17: BAB II 1. (Mitayani, Sartika W. 2010).repository.poltekkes-tjk.ac.id/701/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita Menurut Soetjiningsih, bayi adalah

22

Kebutuhan gizi yang harus dipenuhi pada masa balita diantaranya energi

dan protein. Kebutuhan energi sehari anak untuk tahun pertama kurang lebih 100-

120 kkal/kg berat badan. Untuk tiap 3 bulan pertambahan umur, kebutuhan energi

turun kurang lebih 10 kkal/kg berat badan. Energi dalam tubuh diperoleh terutama

dari zat gizi karbohidrat, lemak dan juga protein. Protein dalam tubuh merupakan

sumber asam amino esensial yang diperlukan sebagai zat pembangun, yaitu untuk

pertumbuhan dan pembentukan protein dalanm serum, mengganti sel-sel yang

rusak, memelihara keseimbangan asam basa cairan tubuh, serta sebagai sumber

energi.

Ada beberapa hal yang perlu dihindari bagi anak agar makannya tidak

berkurang, seperti membatasi makanan yang kurang menguntungkan, misalnya

cokelat, permen, kue-kue manis, karena dapat membuat kenyang sehingga nafsu

makan berkurang. Menghindari makanan yang merangsang seperti pedas dan

terlalu panas, menciptakan suasana makan yang tentram dan menyenangkan,

memilih makanan dengan nilai gizi tinggi, memperhatikan kebersihan perorangan

dan lingkungan, tidak memaksa anak untuk makan serta tidak menghidangkan

porsi makanan terlalu banyak.

Dibawah ini terdapat beberapa makanan yang dianjurkan untuk balita :

1. Makanan pendamping untuk balita dapat berupa tepung beras atau beras

merah yang dimasak dengan cairan, kaldu daging, susu formula atau air.

2. Makanan pendamping lainnya selain bubur adalah buah-buahan yang

dihaluskan dengan blender, seperti buah pepaya, pisang, apel, melon, dan

alpukat.

Page 18: BAB II 1. (Mitayani, Sartika W. 2010).repository.poltekkes-tjk.ac.id/701/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita Menurut Soetjiningsih, bayi adalah

23

3. Sayur-sayuran dan kacang-kacangan juga dapat dijadikan makanan

pendamping balita dengan cara direbus dan dihaluskan dengan blender.

Sebaiknya ketika diblender, bahan makanan pendamping ini ditambah kaldu

atau air matang supaya lebih halus. Sayuran dan kacang-kacangan tersebut

adalah kacang polong, kacang merag, wortel, tomat, kentang, labu kuning dan

kacang hijau.

4. Makanan pendamping balita pun dapat berupa daging pilihan yang tidak

mengandung lemak dan diblender.

5. Makanan pendamping lainnya juga bisa berupa ikan yang diblender, yaitu ikan

yang tidak berduri (ikan salmon, fillet ikan kakap, dan gindara).

6. Penyebab status nutrisi kurang pada anak :

a. Asupan nutrisi yang tidak adekuat, baik secara kuantitatif maupun

kualitatif

b. Hiperaktivitas fisik/istirahat yang kurang

c. Adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan kebutuhan nutrisi.

d. Strees emosi yang menyebabkan menurunnya nafsu makan (Armini, Ni

Wayan, dkk. 2017).

E. Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Pada Balita

Menurut Karyadi (1996) kecukupan gizi yang dianjurkan adalah

banyaknya masing-masing zat yang harus di dapatkan dari makanan untuk

mencukupi kebutuhan hidup sehat berdasarkan umur, jenis kelamin, aktivitas,

berat badan dan tingin badan. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat gizi yang

Page 19: BAB II 1. (Mitayani, Sartika W. 2010).repository.poltekkes-tjk.ac.id/701/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita Menurut Soetjiningsih, bayi adalah

24

akan mempengaruhi penyerapan, ketersediaan dan metabolisme. Angka

kecukupan gizi yang dianjurkan berperan untuk mencegah kekurangan dan

kelebihan zat gizi berikut taabelnya.

Tabel 3 Angka Kecukupan Gizi Rata-rata Yang Dianjurkan untuk Balita/hari

Kelompok

Umur 0- 6 Bulan 7- 11 Bulan 1- 3 Tahun 4- 6 Tahun

Tinggi badan 60 71 90 110 Berat badan 6,0 8,5 12,0 17,0 Energi 550 650 1000 1550 Protein 10 16 25 39 Vitamin A 375 400 400 450 Vitamin D 5 5 5 5 Vitamin E 4 5 6 7 Vitamin K 5 10 15 20 Thiamin 0,3 0,4 0,5 0,6 Riboflavin 0,3 0,4 0,5 0,6 Niacin 2 4 6 8 Asam folat 65 80 150 200 Piridoksin 0,1 0,3 0,5 0,6 Vitamin B 12 0,4 0,5 0,9 1,2 Vitamin C 40 40 40 45 Kalsium 200 400 500 500 Fosfor 100 225 400 400 Magnesium 25 55 60 80 Besi 0,5 7 8 9 Yodium 90 90 90 120 Seng 1,3 7,5 8,2 9,7 Selenium 5 10 17 20 Mangan 0,003 0,6 1, 1,5 Fluor 0,01 0,4 0,6 0,8

Sumber : (Sutomo, Budi, dan Dwi Yanti Anggraini, 2010).

F. Gizi Kurang

1. Pengertian

Gizi kurang adalah keadaan tidak sehat ( patologis) yang timbul karena

tidak cukup makan atau konsumsi energi dan protein kurang selama jangka waktu

tertentu otak (Cakrawati , Dewi, 2014).

Page 20: BAB II 1. (Mitayani, Sartika W. 2010).repository.poltekkes-tjk.ac.id/701/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita Menurut Soetjiningsih, bayi adalah

25

Kekurangan gizi secara umum baik kurang secara kualitas dan kuantitas

menyebabkan gangguan pada proses-proses tubuh seperti, gangguan

pertumbuhan, gangguan produksi kerja, gangguan pertahanan tubuh, gangguan

struktur dan fungsi otak (Cakrawati, Dewi, 2014).

2. Etiologi

Penyebab gizi kurang pada anak yaitu penyebab langsung dan penyebab

tidak langsung. Penyebab langsung dari gizi kurang adalah makanan dan penyakit

dapat secara langsung menyebabkan gizi kurang. Timbulnya gizi kurang tidak

hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang, tetapi juga penyakit.Anak yang

mendapat cukup makanan tetapi sering menderita penyakit dapat menderita gizi

kurang. Maka daya tahan tubuhnya akan melemah dan akan mudah terserang

penyakit.

Penyebab tidak langsung gizi kurang adalah ketahanan pangan keluarga

yang kurang memadai. Setiap keluarga diharapkan mampu untuk memenuhi

kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik

jumlah maupun mutu gizinya. Pola pengasuh anak kurang memadai.Setiap

keluarga dan masyarakat diharapkan dapat menyediakan waktu, perhatian, dan

dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang. Pelayanan kesehatan dan

lingkungan kurang memadai. Sistem pelayanan kesehatan yang ada diharapkan

dapat menjamin penyediaan air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar

(Cakrawati, Dewi, 2014).

Page 21: BAB II 1. (Mitayani, Sartika W. 2010).repository.poltekkes-tjk.ac.id/701/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita Menurut Soetjiningsih, bayi adalah

26

3. Faktor Resiko Gizi Kurang

Yang menjadi penyebab gizi kurang di masyarakat adalah sebagai berikut

(Alamsyah, Dedi, Maria Mexitalia, dan Ani Margawati, 2015) :

a. Akses terhadap pangan rendah

b. Makanan ibu hamil kurang kalori dan protein, atau terserang penyakit.

c. Bayi baru lahir tidak diberi kolostrum.

d. Bayi sudah diberi MP ASI sebelum usia 4/6 bulan

e. Pemberian makanan padat pada bayi terlalu lambat

f. Anak dibawah umur < 2 tahun, kurang diberi makanan atau densitas energi

kurang

g. Makanan tidak mempunyai zat gizi mikro yang cukup

h. Penanganan diare yang tidak benar

i. Makanan kotor/ terkontaminasi

j. Kemiskinan

k. Kurangnya pendidikan dan keterampilan

l. Krisis ekonomi

4. Faktor-Faktor Penyebab Gizi Kurang

a. Sikap Ibu Terhadap Makanan

Faktor resiko yang terbukti berpengaruh terhadap kejadian gizi kurang dan

gizi buruk adalah sikap ibu terhadap makanan yang buruk dengan OR 6,98,

artinya ibu yang mempunyai balita 12-59 bulan mempunyai resiko menderita gizi

kurang dan gizi buruk sebesar 6,98 kali lebih besar bila dibandingkan dengan ibu

yang mempunyai balita gizi baik.

Page 22: BAB II 1. (Mitayani, Sartika W. 2010).repository.poltekkes-tjk.ac.id/701/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita Menurut Soetjiningsih, bayi adalah

27

Kejadian gizi kurang dan gizi buruk berkaitan dengan sikap ibu terhadap

makanan. Sikap terhadap makanan berarti juga berkaitan dengan kebiasaan

makan, kebudayaan masyarakat, kepercayaan dan pemilihan makanan. Budaya

adalah daya dari budi yang berupa cipta, karya dan karsa. Budaya berisi norma-

norma sosial yakni sendi-sendi masyarakat yang berisi sanksi dan hukuman-

hukumannya yang dijatuhkan kepada golongan bilamana yang dianggap baik

untuk menjaga kebutuhan dan keselamatan masyarakat itu dilanggar. Norma-

norma itu mengenai kebiasaan hidup, adat istiadat, atau tradisi-tradisi hidup yang

dipakai secara turun temurun (Alamsyah, Dedi, Maria Mexitalia, dan Ani

Margawati, 2015)

b. Sanitasi Lingkungan

Sanitasi lingkungan buruk terbukti sebagai faktor resiko kejadian gizi

kurang dan gizi buruk pada balita dengan OR 5,03, artinya ibu yang mempunyai

balita gizi kurang dan gizi buruk mempunyai resiko 5,03 kali untuk menderita gizi

kurang dan gizi buruk bila dibandingkan dengan ibu yang mempunyai balita gizi

baik.

Kesehatan lingkungan memiliki peran yang cukup dominan dalam

penyediaan lingkungan yang mendukung kesehatan anak dan proses tumbuh

kembangnya. Sanitasi lingkungan yang buruk akan menyebabkan anak balita akan

lebih muda terserang penyakit infeksi yang akhirnya dapat mempengaruhi status

gizi anak. (Alamsyah, Dedi, Maria Mexitalia, dan Ani Margawati, 2015)

Page 23: BAB II 1. (Mitayani, Sartika W. 2010).repository.poltekkes-tjk.ac.id/701/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita Menurut Soetjiningsih, bayi adalah

28

5. Pencegahan

Peran gizi dalam pembangunan kualitas sumber daya manusia telah

dibuktikan dari barbagai penelitian. Gangguan gizi pada awal kehidupan

memengaruhi kualitas kehidupan berikutnya. Gizi kurang pada balita tidak hanya

memengaruhi gangguan pertumbuhan fisik, tetapi juga memengaruhi kualitas

kecerdasan dan perkembangan dimasa mendatang, oleh karena itu peran makanan

yang bernilai gizi tinggi sangat penting seperti pada makanan yang mengandung

energi, protein (terutama protein hewani), vitamin (vitamin B kompleks, vitamin

C, Vitamin A), dan mineral (Ca,Fe,Fosfor,Zn). Perhatian orang tua terhadap

makanan yang diberikan keada anak harus bisa meningkakan selera makan anak.

Pada umumnya anak-anak lebih menyukai makanan yang bervariasi, bentuk-

bentuk makanan yang lucu dan berwarna-warni, lebih menyukai makan bersama

teman sebayanya. (Andriani dan Wirjatadi, 2012)

Masa balita merupakan masa kehidupan yang sangat penting dan perlu

perhatian yang serius. Pada masa ini berlangsung proses tumbuh kembang yang

sangat pesat yaitu pertumbuhan fisik dan perkembangan psikomotorik, mental,

dan sosial. Untuk mendukung pertumbuhan fisik balita, perlu petunjuk praktis

makanan dengan gizi seimbang sebagai berikut (Andriani dan Wirjatadi, 2012) :

a. Makanlah aneka ragam makanan.

b. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi.

c. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.

d. Batasi komsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan

energi.

Page 24: BAB II 1. (Mitayani, Sartika W. 2010).repository.poltekkes-tjk.ac.id/701/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita Menurut Soetjiningsih, bayi adalah

29

e. Gunakan garam beryodium.

f. Makanlah makanan sumber zat besi.

g. Berikan ASI saja kepada bayi sampai umur enam bulan.

h. Biasakan makan pagi.

i. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya.

j. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur.

k. Hindari minum-minuman beralkohol.

l. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.

m. Bacalah tabel pada makanan yang dikemas.

Pada masa ini balita ini balita perlu memperoleh zat gizi dari makanan

sehari-hari dalam jumlah yang tepat dan kualitas yang baik. Oleh karena itu

“keterlambatan intervensi kesehatan, gizi, dan psikososial mengakibatkan

kerugian yang tidak dapat diperbaiki atau digantikan dikemudian hari”. Gizi

seimbang balita disusun berdasarkan 13 pesan dasar PUGS, bertujuan sebagai

pedoman petugas gizi puskesmas dalam meningkatkan perbaikan gizi keluarga

(Andriani dan Wirjatadi, 2012).

Untuk mencegah terjadinya berbagai gangguan gizi dan masalah

psikososial, diperlukan adanya perilaku penunjang dari para orang tua, atau

pengasuh dalam keluarganya untuk selalu memberika makanan dengan gizi

seimbang kepada balitanya. Perlu diketahui bahwa yang dimaksud dengan gizi

seimbang adalah makanan yang dikomsumsi balita dalam satu hari yang beraneka

ragam dan mengandung zat tenaga, zat pembangunan, dan zat pengatur sesuai

Page 25: BAB II 1. (Mitayani, Sartika W. 2010).repository.poltekkes-tjk.ac.id/701/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita Menurut Soetjiningsih, bayi adalah

30

dengan kebutuhan tubuhnya. Keadaan ini tercermin dari derajat kesehatan dan

tumbuh kembang balita yang optimal (Andriani dan Wirjatadi, 2012).

Balita dalam proses tumbuh kembangnya ditentukan oleh makaknan yang

dimakan sehari-hari. Kebutuhan gizi balita dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin,

kegiatan, dan suhu lingkungan udara dingin atau panas. Kebutuhan gizi tersebut

terdiri dari (Andriani dan Wirjatadi, 2012) .

a. Energi

b. Protein

c. Lemak

d. Vitamin

G. Pemberian Terapi Modisco

Modisco adalah singkatan dari “Modified disco” adalah suatu modifikasi

dari “Disco 150”. Disco 150 merupakan minuman tinggi kalori (100 kalori) yang

formulanya terdiri dari susu gula dan biji kapas yang digunakan untuk mengobati

gangguan gizi berat ( kurang energi protein) pada anak, dengan hasil memuaskan

(Damayanti, Tria Sabrina. 2018).

Formula World Healt Organitation (F100) merupakan minuman bergizi

tinggi. Sifat formula World Healt Organitation (F100) ini sendiri adalah tinggi

kalori dan lemak. Ramuan ini dapat diberikan sebagai bahan minuman untuk diet

penuh atau dapat juga digunakan untuk pendukung makanan pokok. Formula

World Healt Organitation (F100) sangat cocok untuk anak sehat yang kurus.

(D Okter, A, I. O. 2008).

Page 26: BAB II 1. (Mitayani, Sartika W. 2010).repository.poltekkes-tjk.ac.id/701/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita Menurut Soetjiningsih, bayi adalah

31

1. Bahan makanan yang digunakan untuk membuat formula World Healt

Organitation (F100) :

a. Susu bubuk skim/full cream : 85 gram

b. Gula pasir : 50 gram

c. Minyak jagung : 60 gram

d. Larutan elektrolit : 20 ml

e. Tambahan air : 1000 ml

2. Cara membuat formula WHO (F100) dan modifikasinya

Campurkan gula dan minyak jagung, aduk sampai merata dan tambahkan

larutan mineral, kemudian masukkan susu skim sedikit demi sedikit, aduk

sampai kalis dan berbentuk gel. Encerkan dengan air hangat sedikit demi

sedikit sambil diaduk sampai rata. Larutan ini bisa langsung diminum atau

dimasak dulu selama 4 menit.

Keuntungan dari susu Modisco

a. Mengandung tinggi energi dan tinggi protein

b. Mudah dicerna

c. Dapat meningkatkan berat badan lebih cepat

d. Porsinya kecil sehingga memudahkan anak untuk menghabiskan

H. Pijat Tuina

Teknik pijat tuina telah digunakan secara luas dalam periode panjang

budaya Timur. Tuina adalah teknik pijat terapi tradisional Tiongkok dan telah

Page 27: BAB II 1. (Mitayani, Sartika W. 2010).repository.poltekkes-tjk.ac.id/701/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita Menurut Soetjiningsih, bayi adalah

32

digunakan sejak 2700 SM. Pijat Thailand berasal dari pijat Tui-na di Cina dan

pijat Ayurveda di India, dan telah dipraktikkan tidak berubah selama 1000 tahun.

Terapi pijat ini digunakan untuk memberikan perawatan khusus kepada

orang-orang dari segala usia, dari bayi sampai tua. Praktisi menggunakan jari,

tangan, siku, lutut, atau kaki untuk memberikan tekanan pada lokasi tubuh

tertentu.

Manfaat pijat tuina berfokus pada masalah spesifik, apakah itu nyeri akut

apa kronis yang berkaitan dengan persendian, otot, atau sistem kerangka. Manfaat

lain nya dari terapi pijat tuina ini yaitu pengentasan gangguan terkait stres seperti

insomnia, sembelit, sakit kepala, dan gangguan lainnya. Keuntungan dari pijat

tuina ini adalah dapat meningkatkan berat badan (Kang, So-Hyung, dkk. 2018)

1. Teknik Pijat Tuina

a. Tekuk sedikit ibu jari anak, lalu gosok perlahan seperti gerakan memijat

bagian garis pinggir ibu jari (sisi telapak). Pijatan dilakukan mulai dari

ujung ibu jari hingga ke pangkal ibu jari sebanyak yang ibu mampu

(disarankan 100-500 kali). Pijatan pada sisi telapak ibu jari ini berfungsi

untuk memperkuat fungsi pencernaan dan limpa anak.

Gambar 4. Pijat pada sisi Telapak Ibu Jari Sumber : Mugni, Agnina. 2016.

Page 28: BAB II 1. (Mitayani, Sartika W. 2010).repository.poltekkes-tjk.ac.id/701/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita Menurut Soetjiningsih, bayi adalah

33

b. Pijat dengan cara sedikit ditekan melingkar pada bagian pangkal ibu jari

yang paling tebal (berdaging) sebanyak 100-300 kali. Hal ini sangat

berpengaruh pada penguraian akumulasi makanan yang belum dicerna

serta menstimulasi lancarnya sistem pencernaan.

Gambar 5. Pijat pada bagian Pangkal Ibu Jari Sumber : Mugni, Agnina. 2016.

c. Gosok melingkar pada bagian tengah telapak tangan sebanyak 100-300

kali, dengan radius lingkaran kurang lebih 2/3 dari bagian tengah telapak

ke pangkal jari kelingking. Pijatan ini berfungsi untuk menstimulasi dan

memperlancar sirkulasi daya hidup dan darah serta mengharmoniskan 5

organ utama dalam tubuh anak.

Gambar 6. Pijat pada Bagian Tengah Telapak Tangan Sumber : Mugni, Agnina. 2016.

Page 29: BAB II 1. (Mitayani, Sartika W. 2010).repository.poltekkes-tjk.ac.id/701/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita Menurut Soetjiningsih, bayi adalah

34

d. Tekan bagian lekuk buku jari dengan kuku 3-5 kali secara perlahan pada

masing-masing jari mulai dari ibu jari sampai kelingking secara

bergantian. Lalu pijat dengan cara menekan melingkar 30-50 kali per titik

buku jari. Stimulasi ini berfungsi untuk memecah stagnasi di meridian dan

menghilangkan akumulasi makanan

Gambar 7. Tekan bagian lekuk buku jari Sumber : Mugni, Agnina. 2016.

e. Tekan melingkar dengan bagian tengah telapak tangan Anda tepat di area

atas pusarnya, searah jarum jam sebanyak 100-300 kali. Ini untuk

menstimulasi agar makanan lebih lancar dicerna.

Gambar 8. Tekan bagian tengah telapak tangan Sumber : Mugni, Agnina. 2016.

Page 30: BAB II 1. (Mitayani, Sartika W. 2010).repository.poltekkes-tjk.ac.id/701/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita Menurut Soetjiningsih, bayi adalah

35

f. Tekan dan pisahkan garis di bawah rusuk menuju perut samping dengan

kedua ibu jari sebanyak 100-300 kali. Hal ini untuk memperkuat fungsi

limpa, lambung dan juga untuk memperbaiki sistem pencernaan.

Gambar 9. Tekan Bagian Perut Sumber : Mugni, Agnina. 2016.

g. Tekan melingkar pada titik di bawah lutut bagian luar, sekitar 4 lebar jari

anak di bawah tempurung lututnya, dan lakukan sebanyak 50-100 kali.

Stimulasi ini untuk mengharmoniskan fungsi lambung, usus dan

pencernaan.

Gambar 10. Tekan di Bawah Lutut Bagian Luar Sumber : Mugni, Agnina. 2016.

Page 31: BAB II 1. (Mitayani, Sartika W. 2010).repository.poltekkes-tjk.ac.id/701/5/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita Menurut Soetjiningsih, bayi adalah

36

h. Pijat punggung anak, tekan ringan pada bagian tulang punggungnya dari

atas ke bawah sebanyak 3 kali. Lalu cubit bagian kulitnya di bagian kiri

dan kanan tulang ekor lalu menjalar ke bagian atas hingga lebar 3-5 kali.

Hal ini untuk memperkuat konstitusi tubuh anak dan mendukung aliran chi

menjadi lebih sehat serta untuk memperbaiki nafsu makan anak. (Mugni

Agnina, 2016)

Gambar 11.Pijat punggung anak Sumber : Mugni, Agnina. 2016.