bab ii asam amino
TRANSCRIPT
![Page 1: BAB II Asam Amino](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082413/557210df497959fc0b8dd405/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB II
A. ASAM AMINO
Proses metabolisme dalam tubuh makhluk hidup terjadi dalam dua proses,
yaitu anabolisme (biosintesis) dan katabolisme (degradasi). Degradasi adalah
pembongkaran molekul-molekul yang lebih besar menjadi molekul-molekul yang
lebih kecil. Contohnya adalah degradasi asam amino. Asam-asam amino yang
melebihi kebutuhan sintesis protein tidak dapat disimpan dan tidak dapat
diekskresikan. Kelebihan asam amino ini cenderung digunakan bahan bakar. Gugus
amino dibebaskan selanjutnya sebagian besar menjadi urea, sedangkan rangka karbon
diubah menjadi zat antara metabolisme misalnya asetil KoA, asetoasetil KoA, piruvat
dll.
Kira-kira 75% asam amino digunakan untuk sintesis protein. Asam-asam
amino dapat diperoleh dari protein yang kita makan atau dari hasil degradasi protein di
dalam tubuh kita. Degradasi ini merupakan proses kontinu. Karena protein di dalam
tubuh secara terus menerus diganti (protein turnover). Contoh dari protein turnover,
tercantum pada tabel berikut.
B. Contoh protein turnover.
Protein Turnover rate (waktu paruh)
Enzim
Di dalam hati
Di dalam plasma
Hemoglobin
Otot
Kolagen
7-10 menit
10 hari
10 hari
120 hari
180 hari
1000 hari
Asam-asam amino juga menyediakan kebutuhan nitrogen untuk:
1. Struktur basa nitrogen DNA dan RNA
2. Heme dan struktur lain yang serupa seperti mioglobin, hemoglobin, sitokrom,
enzim dll.
3. Asetilkolin dan neurotransmitter lainnya.
4. Hormon dan fosfolipid
5. Selain menyediakan kebutuhan nitrogen, asam-asam amino dapat juga digunakan
sebagai sumber energi jika nitrogen dilepas.
8
![Page 2: BAB II Asam Amino](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082413/557210df497959fc0b8dd405/html5/thumbnails/2.jpg)
Asam Amino merupakan senyawa organik yang memiliki gugus fungsional
Karboksil (-COOH) yang bersifat Asam dan Amina (biasanya –NH2) yang bersifat
Basa. Secara umum mempunyai struktur satu atom C yang mengikat empat gugus,
seperti pada gambar berikut.
(struktur asam amino)
Proses metabolisme dalam tubuh makhluk hidup terjadi dalam dua proses,
yaitu anabolisme (biosintesis) dan katabolisme (degradasi). Degradasi adalah
pembongkaran molekul-molekul yang lebih besar menjadi molekul-molekul yang
lebih kecil. Contohnya adalah degradasi asam amino. Asam-asam amino yang
melebihi kebutuhan sintesis protein tidak dapat disimpan dan tidak dapat
diekskresikan. Kelebihan asam amino ini cenderung digunakan bahan bakar. Gugus
amino dibebaskan selanjutnya sebagian besar menjadi urea, sedangkan rangka karbon
diubah menjadi zat antara metabolisme misalnya asetil KoA, asetoasetil KoA, piruvat
dll.
Amina merupakan senyawa organik dan gugus fungsional yang isinya terdiri
dari senyawa nitrogen atom dengan pasangan sendiri. Amino merupakan derivatif
amoniak. Biasanya dipanggil amida dan memiliki berbagai kimia yang berbeda. Yang
termasuk amino ialah asam amino, amino biogenik, trimetilamina, dan anilina.
Sel otot akan menggunakan asam amino sebagai sumber energi saat olah raga
panjang dan saat berpuasa, hal semacam ini menyebabkan degradasi asam amino lebih
sering terjadi di jaringan daripada di dalam hati. Di dalam hati, senyawa nitrogen yang
lepas dari asam amino akan memasuki siklus urea, namun sel otot tidak memiliki
siklus urea sehingga diperlukan suatu lintasan yang dapat menghantarkan senyawa
nitrogen dari sel otot menuju ke dalam hati.
Reaksi redoks yang terjadi di otot berupa reaksi reduksi dari asam piruvat
menjadi asam α-ketoglutarat untuk direduksi lebih lanjut menjadi asam laktat, dan
reaksi oksidasi asam glutamat yang menghantarkan gugus amina ke molekul alanina,
sehingga disebut reaksi transaminasi. Alanina kemudian disekresi sel otot menuju
sirkulasi darah dan mencapai hati untuk dikonversi kembali menjadi asam piruvat dan
9
![Page 3: BAB II Asam Amino](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082413/557210df497959fc0b8dd405/html5/thumbnails/3.jpg)
melepaskan senyawa nitrogen tersebut ke dalam siklus urea untuk dikonversi menjadi
urea.
Sebagian besar energi metabolik yang dihasilkan didalam jaringan berasal dari
oksidasi karbohidrat dan triasilgliserol, yang bersama-sama memberikan energi
sampai 90% kebutuhan energi laki-laki dewasa. Sisanya sebanyak 10%-15%
tergantung pada makanan yang diberikan oleh oksidasi asam amino.
Walaupun asam amino terutama sebagai unit pembangun bagi biosintesis
protein, molekul ini dapat mengalami degradasi oksidatif didalam tiga keadaan
metabolik yang berbeda.
(1) Selama putaran dinamik normal protein tubuh, asam amino yang
dibebaskan, jika tidak diperlukan untuk sintesis protein tubuh yang baru maka
protein ini dapat mengalami degradasi oksidatif.
(2) Jika asam amino termakan dalam jumlah yang melebihi kebutuhan tubuh
terhadap sintesis protein, kelebihan ini dapat dikatabolisis, karena asam amino
tidak dapat disimpan.
(3) Selama berpuasa atau pada penderita diabetes mellitus, apabila karbohidrat
tidak tersedia, atau tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya maka protein
tubuh dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Pada keadaan yang berlainan, asam
amino membebaskan gugus aminonya, dan asam α-keto yang terbentuk dapat
teroksidasi menjadi karbondioksida dan air, sebagian melalui siklus asam
sitrat.
semua asam amino berisi minimal satu atom nitrogen, yang membentuk α-
amino kelompok mereka. Beberapa asam amino mengandung atom nitrogen tambahan
dalam rantai samping mereka. Nitrogen tidak digunakan dalam metabolisme energi
dan harus dihilangkan. Ada dua proses penting dalam eliminasi nitrogen metabolik:
1. Transaminasi menghilangkan kelompok α-amino dari satu asam amino dan
transfer ke α-ketoglutarat. Hal ini menyebabkan akumulasi glutamat.
2. Pelepasan nitrogen dari glutamat dan konversi kepada urea. Hal ini dilakukan
dengan siklus urea di hati.
Penghapusan nitrogen biasanya merupakan langkah awal dalam degradasi
asam amino dan meninggalkan rangka karbon. Struktur yang terakhir ini berbeda
10
![Page 4: BAB II Asam Amino](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082413/557210df497959fc0b8dd405/html5/thumbnails/4.jpg)
untuk setiap asam amino, dan oleh setiap asam amino memiliki jalur spesifik dari
degradasi. Namun, mereka dapat dikelompokkan menjadi dua kelas yang luas.
Asam amino yang paling dapat dikonversi ke intermediet dari siklus asam
sitrat atau piruvat. Ini disebut asam amino glucogenic, karena mereka dapat
berkontribusi untuk sintesis glukosa (glukoneogenesis). Mereka asetoasetat hasil yang
disebut ketogenic, karena asetoasetat adalah salah satu 'badan keton' dua (seperti
dibahas dalam bab tentang metabolisme lemak).
Apa yang terjadi pada asam amino glucogenic saat tersedia lebih atas
permintaan glukosa? Ini mungkin terjadi jika kita melakukan diet kaya protein sangat.
Salah satu pilihan adalah dengan pertama mengkonversi semua substrat untuk
oksaloasetat pada siklus asam sitrat dan kemudian arus pendek glukoneogenesis dan
glikolisis di tingkat phosphoenolpyruvate:
Oksaloasetat + GTP → PEP + PDB + CO 2
PEP + ADP → piruvat + ATP
Meskipun ini tampaknya cukup mudah, jalur ini tampaknya tidak kuantitatif
penting. Sebaliknya, substrat yang dikeringkan dari siklus TCA pada tingkat malat
oleh enzim malat :
Malate + NADP + → piruvat + NADPH + H + + CO 2
Sebuah keuntungan dari jalur ini adalah bahwa hal itu memberi kita NADPH
bukan NADH itu, dalam kasus pertama, akan timbul dalam pembentukan oksaloasetat
dari dengan malat dehidrogenase. NADPH dapat digunakan untuk sintesis asam
lemak, yang merupakan penggunaan paling mungkin dari piruvat berlebih setelah
converson untuk asetil-KoA oleh piruvat dehidrogenase.
Transaminasi adalah reaksi pelepasan gugus amina (--NH 2 ) dengan cara
memindahkannya ke senyawa lain. Misalkan perubahan asam amino Aspartat menjadi
Oksalasetat . Dalam reaksi ini gugus amina dari Aspartat dipindahkan ke Asam α
ketoglutarat. Aspartat Oksalasetat α ketoglutarat + NH 2 Glutamat Dalam reaksi ini
Aspartat berubah menjadi Oksalasetat dengan melepaskan gugus amina, gugus amina
11
![Page 5: BAB II Asam Amino](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082413/557210df497959fc0b8dd405/html5/thumbnails/5.jpg)
tersebut ditangkap oleh α ketoglutarat membentuk Glutamat. Enzim yang mengkatalis
reaksi ini adalah Aspartat Transaminase.
Deaminasi Oksidatif Suatu reaksi pelepasan gugus amina melalui proses reaksi
oksidasi . Contoh: Perubahan Glutamat menjadi α Ketoglutarat oleh enzim Glutamat
dehidrogenasi dankoenzim NAD atau NADP. Glutamat α Aminoglutarat COOH-CH 2
-CH 2 OH-COOH COOH-CH 2 -CH 2 O-COOH NH 2 NAD NADH NH α
Aminoglutarat α Ketoglutarat COOH-CH 2 -CH 2 O-COOH COOH-CH 2 —C---
COOH O H 2 O NH 3
Deaminasi non oksidatif Dalam reaksi pelepasan gugus amina ini tidak ada proses
oksidasi (pelepasan ion H+), misalnya perubahan Asam amino Serin menjadi Asam
Piruvat oleh enzim Serin hidratase SERIN ASAM PIRUVAT + NH3 Oksal asetat,
Ketoglutarat, dan asam Piruvat merupakan rangka karbon dalam bentuk asam
trikarboksilat yang dapat masuk ke Siklus Krebs untuk dioksidasi. Ekuvalen pereduksi
yang dihasilkan kemudian direoksidasi di Rantai Transpor Elektron untuk
menghasilkan ATP. Catatan: Pada reaksi pelepasan gugus amina dari asam amino
melalui reaksi Deaminasi dikeluarkan senyawa bernitrogen (NH3). Senyawa ini
bersifat toxis (meracuni) bagi tubuh dan harus dikeluarkan.
Asam amino yang akan dioksidasi melalui siklus Krebs sebagai sumber energi
cadangan, harus terlebih dahulu dihilangkan gugus aminanya ---NH 2 atau NH 3
melalui reaksi Transaminasi atau Deaminasi Reaksi Transaminasi/Amino transferasi
memindahkan gugus amina suatu asam amino ke senyawa lainnya. Reaksi Deaminasi
melepaskan gugus amina suatu asam amino sebagai senyawa bebas yang mengandung
Nitrogen (NH 3 dan NH 4 ). Senyawa bebas yang mengandung Nitrogen bersifat
racun bagi tubuh dan harus dikeluarkan dari tubuh melalui urin dalam bentuk Urea
yang mudah larut dalam air. Perhitungan jumlah ATP yang dihasilkan terkandung dari
mana rantai karbon asam tersebut masuk ke Siklus Krebs.
Untuk menghitung jumlah ATP yang dihasilkan tergantung dari jenis Asam
aimino apa yang dioksidasi dan melalui jalan/pintu mana masuk ke Siklus Krebs.
Misalkan Arginin, Glisin, Histidin, Glutamat dan Prolin masuk ke Siklus Krebs
melalui pintu α Ketoglutarat. Dari α Ketoglutarat sampai ke Oksalasetat dihasilkan
ekuivalent pereduksi: 1GTP, 1 FADH2 dan 1 NADH. GTP + ADP GDP + ATP
NADH + O2 NAD + 3 ATP FADH2 + O2 FAD + 2 ATP Jumlah ATP yang
dihasilkan adalah: ATP + 3 ATP + 2 ATP = 6 ATP
Pada reaksi pelepasan gugus amina melalui reaksi Deaminasi oksidatif maupun
non oksidatif menghasilkan senyawa bernitrogen NH 3 atau NH 4 + yang bersifat
12
![Page 6: BAB II Asam Amino](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082413/557210df497959fc0b8dd405/html5/thumbnails/6.jpg)
toksis bagi tubuh, dan harus dikeluarkan. Senyawa tersebut tidak mudah larut dalam
air, oleh karena itu harus diubah dulu menjadi senyawa yang dapat larut di air agar
dapat dikeluarkan bersama urin. Untuk dapat dikeluarkan, senyawa bernitrogen
tersebut diubah terlebih dahulu menjadi Urea melalui beberapa tahapan reaksi yang
disebut dengan Siklus Urea
NH 3 , NH4 + senyawa toksis limbah dari deaminasi asam amino dan
metabolisme protein lainnya, serta CO2 limbah dari katabolisme bahan bakar yang
terdapat di dalam mitikondria berkondensasi dengan bantuan ATP dan enzim
Karbamoilfosfat sintetase membentuk Karbamoilfosfat. 2. Ornitin yang bertindak
sebagai karier protein dari sitoplasma masuk ke mitokondria untuk mengikat
Karbamoilfosfat keluar dari mitokondria sebagai Sitrulin. 3. Di sitoplasma Sitrulin
bereaksi dengan Aspartat dengan bantuan ATP membentuk Arginosuksinat. 4.
Arginosuksinat kemudian terpotong dua menjadi Arginin dan Fumarat . 5. Arginin
kemudian terhidrolisis mejadi Ornitin dan Urea . Ornitin masuk kembali ke
mitokondria untuk mengulangi siklus dan Urea keluar dari sel dan dikeluarkan dari
tubuh bersama Urin.
Arginosuksinat Sitrulin Ornitin Arginin Karbamoilfosfat Melalui Siklus Urea,
senyawa bernitrogen dirubah menjadi Urea, dikeluarkan bersama urin Fumarat CO 2
+NH 3.
13