bab ii kajian pustaka 2.1. kajian teori 2.1.1. model ...€¦ · mengelola pembelajaran di kelas...

20
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Model Project Based Learning (PjBL) Project Based Learning (PjBL) adalah sebuah model pembelajaran yang inovatif. PjBL memberi kebebasan pada peserta didik untuk bereksplorasi merencanakan aktivitas belajar, melaksanakan proyek secara kolaboratif dan berkelompok yang pada akhirnya menghasilkan suatu karya/hasil produk yang orisinil dan baru. (Cord et al., dalam Rais (2010:4). PjBL membantu peserta didik mengembangkan berbagai kemampuan seperti intelektual, sosial, emosional, dan moral (Bas, G., 2010:11). Menurut Thomas, dkk, 1999 (dalam Wena, 2009) Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan permasalahan yang sangat menantang, dan menuntut peserta didik untuk merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara mandiri. Tujuannya agar siswa mempunyai kemandirian dalam menyelesaikan tugas yang dihadapinya. H.S. Barrows (1982) menyatakan bahwa masalah dapat digunakan sebagai permulaan atau titik awal untuk mendapatkan atau mengintegrasikan ilmu pengetahuan yang baru. Menurut Arends (dalam Abbas, 2000), bahwa pertanyaan dan masalah yang diajukan haruslah memenuhi kriteria sebagai berikut:

Upload: others

Post on 10-Nov-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Model ...€¦ · mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

2.1.1. Model Project Based Learning (PjBL)

Project Based Learning (PjBL) adalah sebuah model

pembelajaran yang inovatif. PjBL memberi kebebasan pada peserta

didik untuk bereksplorasi merencanakan aktivitas belajar,

melaksanakan proyek secara kolaboratif dan berkelompok yang pada

akhirnya menghasilkan suatu karya/hasil produk yang orisinil dan

baru. (Cord et al., dalam Rais (2010:4). PjBL membantu peserta didik

mengembangkan berbagai kemampuan seperti intelektual, sosial,

emosional, dan moral (Bas, G., 2010:11).

Menurut Thomas, dkk, 1999 (dalam Wena, 2009) Pembelajaran

Berbasis Proyek (Project Based Learning) merupakan model

pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk

mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek.

Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan kepada

pertanyaan dan permasalahan yang sangat menantang, dan menuntut

peserta didik untuk merancang, memecahkan masalah, membuat

keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara mandiri. Tujuannya

agar siswa mempunyai kemandirian dalam menyelesaikan tugas yang

dihadapinya.

H.S. Barrows (1982) menyatakan bahwa masalah dapat

digunakan sebagai permulaan atau titik awal untuk mendapatkan atau

mengintegrasikan ilmu pengetahuan yang baru.

Menurut Arends (dalam Abbas, 2000), bahwa pertanyaan dan

masalah yang diajukan haruslah memenuhi kriteria sebagai berikut:

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Model ...€¦ · mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan

7

a. Autentik, yaitu: masalah harus berakar pada kehidupan di dunia

nyata siswa daripada berakar pada prinsip-prinsip disiplin ilmu

tertentu.

b. Jelas, yaitu: masalah dirumuskan dengan jelas dalam arti, tidak

menimbulkan masalah baru bagi siswa yang pada akhirnya

mempersulit proses pemahaman para siswa.

c. Mudah dipahami, yaitu: masalah yang diberikan hendaknya

mudah dipahami oleh siswa

d. Luas sesuai dengan tujuan pembelajaran, yaitu: masalah yang

disusun dan dirumuskan hendaknya bersifat luas, artinya

masalah tersebut mencakup seluruh materi pelajaran yang akan

diajarkan sesuai dengan waktu, ruang dan sumber yang tersedia.

Selain itu, masalah yang telah disusun tersebut harus didasarkan

pada tujuan pembelajaran yang telah diterapkan.

e. Bermanfaat, yaitu: masalah yang disusun dan dirumuskan

haruslah bermanfaat baik bagi siswa maupun sebagai guru.

Masalah yang bermanfaat adalah masalah yang dapat

meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta membangkitkan

motivasi belajar siswa.

Adapun langkah-langkah dalam Project Based Learning

sebagaimana yang dikembangkan oleh The George Lucas Educational

Foundation (2003:9) dalam Marinda (2013), adalah sebagai berikut.

a. Membuka pelajaran dengan suatu pertanyaan menantang (start

with the big question)

Pembelajaran dimulai dengan sebuah pertanyaan driving question

yang dapat memberi penugasan pada peserta didik untuk

melakukan suatu aktivitas. Topik yang diambil hendaknya sesuai

dengan realita dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi

mendalam.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Model ...€¦ · mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan

8

b. Merencanakan proyek (design a plan for the project)

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dengan

peserta didik. Dengan demikian peserta didik diharapakan akan

merasa memiliki atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang

aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam

menjawab pertanyaan esensial dengan mengintegrasikan berbagai

subjek yang mendukung, serta menginformasikan alat dan bahan

yang dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan proyek.

c. Menyusun jadwal aktivitas (create a schedule)

Guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal

aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Waktu penyelesaian

proyek harus jelas, dan peserta didik diberi arahan untuk

mengelola waktu yang ada. Biarkan peserta didik mencoba

menggali sesuatu yang baru, akan tetapi guru juga harus tetap

mengingatkan apabila aktivitas peserta didik melenceng dari

tujuan proyek. Proyek yang dilakukan oleh peserta didik adalah

proyek yang membutuhkan waktu yang lama dalam

pengerjaannya, sehingga guru meminta peserta didik untuk

menyelesaikan proyeknya secara berkelompok di luar jam

sekolah. Ketika pembelajaran dilakukan saat jam sekolah, peserta

didik tinggal mempresentasikan hasil proyeknya di kelas.

d. Mengawasi jalannya proyek (monitor the students and the

progress of the project)

Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap

aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring

dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap

proses. Dengan kata lain, guru berperan sebagai mentor bagi

aktivitas peserta didik. Guru mengajarkan kepada peserta didik

bagaimana bekerja dalam sebuah kelompok. Setiap peserta didik

dapat memilih perannya masing-masing dengan tidak

mengesampingkan kepentingan kelompok.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Model ...€¦ · mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan

9

e. Penilaian terhadap produk yang dihasilkan (assess the outcome)

Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur

ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan

masing-masing peserta didik, memberi umpan balik tentang

tingkat pemahaman yang sudah dicapai oleh peserta didik, serta

membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran

berikutnya. Penilaian produk dilakukan saat masing-masing

kelompok mempresentasikan produknya di depan kelompok lain

secara bergantian.

f. Evaluasi (evaluate the experience)

Pada akhir proses pembelajaran, guru dan peserta didik

melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang

sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu

maupun kelompok. Pada tahap ini, peserta didik diminta untuk

mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama

menyelesaikan proyek.

2.1.1.1. Karakteristik Model Project Based Learning

Menurut Buck Institute for Education (BIE) (dalam susanti, 2008),

karakteristik Project Based Learning mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut:

1. Isi difokuskan pada ide-ide siswa, yaitu dalam membentuk gambaran

tersendiri, bekerja keras atas topik-topik yang relevan dan minat

siswa yang seimbang dengan pengalaman siswa sehari-hari.

2. Kondisi, maksudnya adalah kondisi untuk mendorong siswa agar

lebih mandiri, yaitu dalam mengelola tugas dan waktu belajar.

Sehingga dalam belajar siswa mencari sendiri sumber informasi

tambahan dari berbagai referensi seperti buku maupun internet.

3. Aktivitas adalah suatu strategi yang efektif dan menarik, yaitu dalam

mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dan memecahkan

masalah-masalah menggunakan kecakapan. Aktivitas juga merupakan

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Model ...€¦ · mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan

10

bangunan dalam mengagas pengetahuan siswa dalam mentransfer dan

menyimpan informasi dengan mudah.

4. Hasil adalah penerapan hasil yang produktif dalam membantu siswa

mengembangkan kecakapan belajar dan mengintegrasikan dalam

belajar yang sempurna, termasuk strategi pemecahan masalah. Juga

termasuk kecakapan tertentu, disposisi, sikap dan kepercayaan yang

dihubungkan dengan pekerjaan produktif, sehingga secara efektif

dapat menyempurnakan tujuan yang sulit untuk dicapai dengan

model-model pembelajaran yang lain.

2.1.1.2. Kelebihan dan Kekurangan Model Project Based Learning

Anatta (dalam Susanti, 2008) menyebutkan beberapa kelebihan

dan kekurangan dari model Project Based Learning diantaranya sebagai

berikut:

a) Kelebihan model Project Based Learning

1. Meningkatkan motivasi, dimana siswa tekun dan berusaha

keras dalam mencapai proyek dan merasa bahwa belajar dalam

proyek lebih menyenangkan daripada komponen kurikulum

yang lain.

2. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, dari berbagai

sumber yang mendeskripsikan lingkungan belajar berbasis

proyek membuat siswa menjadi lebih aktif dan berhasil

memecahkan problem‐problem yang kompleks.

3. Meningkatkan kolaborasi, pentingnya kerja kelompok dalam

proyek memerlukan siswa mengembangkan dan mempraktikan

keterampilan komunikasi. Teori‐teori kognitif yang baru dan

konstruktivistik menegaskan bahwa belajar adalah fenomena

sosial, dan bahwa siswa akan belajar lebih di dalam lingkungan

kolaboratif.

4. Meningkatkan keterampilan mengelola sumber, bila

diimplementasikan secara baik maka siswa akan belajar dan

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Model ...€¦ · mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan

11

praktik dalam mengorganisasi proyek, membuat alokasi waktu

dan sumber‐sumber lain seperti perlengkapan untuk

menyelesaikan tugas.

b) Kekurangan model Project Based Learning

1. Kondisi kelas agak sulit dikontrol dan mudah menjadi ribut

saat pelaksanaan proyek karena adanya kebebasan pada siswa

sehingga memberi peluang untuk ribut dan untuk itu

diperlukannya kecakapan guru dalam penguasaan dan

pengelolaan kelas yang baik.

2. Walaupun sudah mengatur alokasi waktu yang cukup masih

saja memerlukan waktu yang lebih banyak untuk pencapaian

hasil yang maksimal.

2.1.2. Edmodo

Salah satu aplikasi internet yang bisa digunakan untuk media

pembelajaran online adalah Edmodo. Edmodo adalah media sosial yang

sering digambarkan sebagai Facebook untuk sekolah, dan dapat

berfungsi lebih banyak sesuai dengan kebutuhan.

Menurut Nurita (2013), Edmodo adalah social network berbasis

lingkungan sekolah (school based environment). Dikembangkan oleh

Nicolas Borg and Jeff O’Hara, Edmodo adalah platform pembelajaran

yang aman bagi guru, siswa dan sekolah berbasis sosial media. Edmodo

menyediakan cara yang mudah bagi kelas untuk berkolaborasi antara

siswa dan guru, saling berbagi konten pendidikan, mengelola proyek,

tugas dan menangani pemberitahuan setiap aktivitas.

Menurut Wirda, dkk (2014), Edmodo merupakan situs yang

memungkinkan guru membentuk kelas virtual, forum diskusi, agenda

pembelajaran, tugas terstuktur, kuis, pemeriksaan tugas, dan pemberian

reward. Edmodo merupakan salah satu media pembelajaran berbasis

web yang dapat digunakan untuk mengontrol aktivitas siswa baik oleh

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Model ...€¦ · mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan

12

guru maupun orangtua. Penggunaan Edmodo dapat melibatkan keluarga

dan sekolah untuk saling membantu siswa dalam belajar.

Menurut Basori (2013), Edmodo merupakan salah satu open

source gratis yang berusaha mengimbangi perkembangan facebook.

Perbedaannya hanya Edmodo lebih digunakan di dalam dunia

pendidikan. Sehingga fitur yang adapun mendukung pengelolaan

pembelajaran secara terintegratif.

2.1.2.1. Kelebihan dan Kekurangan Edmodo

a. Menurut Umaroh (2012, dalam Basori, 2013), adapun

kelebihan dari Edmodo sebagai berikut:

1. Membuat pembelajaran tidak bergantung pada waktu

dan tempat.

2. Meringankan tugas guru untuk memberikan penilaian

kepada siswa.

3. Memberikan kesempatan kepada orangtua/wali siswa

untuk memantau aktivitas belajar dan prestasi dari

putra-putrinya.

4. Membuat kelas lebih dinamis karena memungkinkan

interaksi guru dengan siswa maupun antara siswa

dengan siswa dalam hal pelajaran atau tugas.

5. Memfasilitasi kerja kelompok yang multidisiplin.

6. Mendorong lingkungan virtual kolaboratif yang

membantu pembelajaran berbasis proses.

b. Sedangkan kekurangan dari jejaring Edmodo, sebagai

berikut:

1. Penggunaan bahasa program yang masih berbahasa

inggris, sehingga terkadang menyulitkan guru dan

siswa.

2. Belum tersedia sintaks online secara langsung pada

Edmodo.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Model ...€¦ · mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan

13

2.1.3. Minat belajar

Minat belajar siswa merupakan salah satu kunci keberhasilan

proses belajar menggunakan metode ini. Minat adalah suatu

kecendrungan yang agak menetap dalam subyek sehingga ia merasa

tertarik pada bidang tertentu dan merasa berkecimpung dalam hal itu

(W.S Winkel, dalam Besty, 2010).

Minat memiliki manfaat sebagai pendorong dalam mencapai

prestasi. Dengan minat belajar, siswa akan berhasil memahami materi

pelajaran dan akan mengingat-ingat materi pelajaran yang diberikan

oleh guru. Sehingga siswa tidak mengalami kesulitan dalam

mengerjakan soal atau menjawab pertanyaan dari guru.

William James (dalam Keke, 2008) mengatakan bahwa minat

siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan

belajar siswa. Pengertian minat menurut Witherington (dalam Keke,

2008), minat adalah suatu kesadaran seseorang terhadap suatu objek,

seseorang, suatu soal atau situasi tertentu yang mengandung sangkut

paut dengan dirinya atau dipandang sebagai sesuatu yang sadar. Dengan

kesadaran akan suatu objek maka siswa dapat mengekplorasi dan

menemukan keterkaitan antara masalah-masalah yang dihadapinya,

sehingga dapat membentuk suatu pola pikir yang kritis dalam

menyikapi suatu masalah.

Menurut Besty (2012), Guru dapat memperhatikan hal-hal kecil

yang menunjukkan bahwa siswa memiliki minat yang cukup terhadap

pelajaran, antara lain ialah:

1.) Melalui pekerjaan rumah

Secara sekilas, guru dapat menilai minat siswa melalui pekerjaan

rumah. Siswa yang memiliki minat terhadap pelajaran tersebut,

akan mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan kepadanya

dengan baik.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Model ...€¦ · mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan

14

2.) Diskusi

Diskusi yang diciptakan dalam ruang kelas dengan teman sebaya

dapat memberi petunjuk mengenai minat mereka dan seberapa

kuat minat tersebut. Jadi, dalam berdiskusi siswa tersebut akan

antusias dan berprestasi.

3.) Memberi pertanyaan

Apabila proses belajar mengajar berlangsung dengan aktif, artinya

siswa aktif bertanya dan pertanyaan tersebut sesuai dengan materi

yang diterangkan oleh guru. Hal tersebut menunjukkan bahwa

siswa memiliki minat terhadap pelajaran tersebut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa adalah faktor

dalam (sifat pembawaan seseorang) dan faktor dari luar (seperti

keluarga, sekolah, masyarakat atau lingkungan).

Untuk membentuk minat siswa dalam mempelajari sesuatu, dapat

dilakukan dengan pendekatan terhadap apa yang disukai oleh siswa,

dan juga pendekatan terhadap apa yang menjadi kebiasaan sehari-hari

yang dilakukan oleh siswa. Jika minat siswa sudah terbentuk maka

siswa akan lebih mudah dalam memahami suatu masalah, dan lebih

semangat untuk mencari penyelesaian terhadap masalah yang

dihadapinya. Siswa akan melakukan proses belajar dengan tenang dan

rilex, dan mampu mengungkapkan pendapatnya dalam hal penyelesaian

masalah tanpa terpatok oleh teori saja, bahkan siswa dapat

mengembangkan pola pikirnya untuk menyelesaikan masalahnya secara

lebih kreatif.

2.1.4. Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar dapat dianalisis secara perorangan maupun

per kelas. Pembelajaran dikatakan tuntas apabila peserta didik telah

memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) baik secara individual

maupun klasikal (Mulyasa, 2006: 254). KKM ditetapkan oleh satuan

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Model ...€¦ · mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan

15

pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di

satuan pendidikan.

2.1.4.1. KKM Individual

Peserta didik dianggap telah memenuhi ketuntasan belajar

apabila telah menguasai sekurang-kurangnya sama dengan KKM yang

ditetapkan oleh satuan pendidikan tersebut. Hasil belajar dalam

kemampuan pemecahan masalah peserta didik dikatakan memenuhi

KKM individual apabila peserta didik tersebut memperoleh nilai lebih

dari atau sama dengan 75.

2.1.4.2. KKM Klasikal

Kelas dianggap telah memenuhi ketuntasan belajar apabila

sekurang-kurangnya 75% dari banyaknya peserta didik menguasai

materi (Muslich, 2010:19). Jadi dapat dikatakan hasil belajar dalam

kemampuan pemecahan masalah peserta didik memenuhi ketuntasan

klasikal apabila sekurang-kurangnya 75% dari peserta didik yang

berada pada kelas tersebut memperoleh nilai lebih dari atau sama

dengan 75.

2.1.5. Berfikir Kreatif

Menurut Laksmi (2012), berpikir kreatif dapat didefinisikan

sebagai kemampuan berpikir untuk menemukan atau menghasilkan atau

mengembangkan gagasan atau hasil yang asli (orisinal), estetis,

konstruktif yang berhubungan dengan pandangan, konsep, yang

penekanannya ada pada aspek berpikir intuitif dan rasional khususnya

dalam menggunakan informasi dan bahan untuk memunculkan atau

menjelaskannya dengan perspektif asli pemikir. Aktivitas berpikir

kreatif memungkinkan lebih dari satu jawaban untuk menjawab

berbagai permasalahan. Pentingnya kemampuan berpikir kreatif untuk

dikembangkan juga tercermin pada tujuan pendidikan nasional UU

Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 yaitu untuk berkembangnya

potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Model ...€¦ · mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan

16

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab (Laksmi, 2012).

Menurut S.C. Utami Munandar (1990), karakteristik berpikir

kreatif ada dua macam, yaitu:

1. Ketrampilan berpikir kreatif (aptitude) ialah ciri-ciri yang

berhubungan dengan proses berpikir. Ciri-ciri tersebut antara lain:

a. Ketrampilan berpikir lancar (fluency), adalah mencetuskan

banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah dan

pertanyaan, memberikan banyak cara atau saran untuk

melakukan berbagai hal serta selalu memikirkan lebih dari

satu jawaban.

b. Ketrampilan berpikir luwes (flexibility), adalah

menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang

bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang

yang berbeda-beda, mencari banyak alternatif atau arah

yang berbeda-beda, serta mampu mengubah cara

pendekatan atau cara pemikiran.

c. Ketrampilan berpikir orisinal (originality), adalah mampu

melahirkan ungkapan yang baru dan unik, memikirkan cara

yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri serta mampu

membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari

bagian-bagian atau unsur-unsur.

d. Ketrampilan memperinci (mengelaborasi), adalah mampu

memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau

produk, dan menambahkan atau merinci secara detail dari

suatu obyek, gagasan atau situasi sehingga lebih menarik.

e. Ketrampilan menilai (mengevaluasi), adalah menentukan

apakah suatu pertanyaan benar, suatu rencana sehat, atau

suatu tindakan bijaksana, mampu mengambil keputusan

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Model ...€¦ · mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan

17

terhadap situasi yang terbuka, serta tidak hanya

mencetuskan gagasan tetapi juga melakukan.

2. Ketrampilan berpikir afektif (nonaptitude), ciri-ciri nonaptitude

ialah ciri-ciri yang lebih berkaitan dengan sikap. Ciri-ciri tersebut

antara lain:

a. Rasa ingin tahu, meliputi suatu dorongan untuk mengetahui

lebih banyak, mengajukan banyak pertanyaan, selalu

memperhatikan orang lain, obyek dan situasi serta peka

dalam pengamatan dan ingin mengetahui dan meneliti.

b. Bersifat imajinatif, meliputi kemampuan untuk

memperagakan atau membayangkan hal-hal yang tidak atau

belum pernah terjadi, dan menggunakan khayalan tetapi

mengetahui perbedaan antara khayalan dan kenyataan.

c. Merasa tertantang oleh kemajemukan, meliputi dorongan

untuk mengatasi yang sulit, merasa tertantang oleh situasi-

situasi yang rumit serta lebih tertarik pada tugas-tugas yang

sulit.

d. Sifat berani mengambil resiko, meliputi keberanian

memberikan jawaban belum tentu benar, tidak takut gagal,

atau mendapat kritik serta tidak menjadi ragu-ragu karena

ketidak jelasan hal-hal yang tidak konvensional, atau yang

kurang terstruktur.

e. Sifat menghargai, meliputi tindakan dapat menghargai

bimbingandan makna dalam hidup, serta menghargai

kemampuan dan bakat-bakatsendiri yang sedang

berkembang.

Menurut Rofi’udin (2000, dalam Ida, 2006) menyatakan bahwa

terjadi keluhan tentang rendahnya kemampuan berpikir kritis-kreatif

yang dimiliki oleh lulusan pendidikan dasar sampai perguruan tinggi

karena pendidikan berpikir belum ditangani dengan baik. Oleh karena

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Model ...€¦ · mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan

18

itu, penanganan kecakapan berpikir kritis-kreatif sangat penting

diintegrasikan dalam setiap mata pelajaran. Baer (1993, dalam Ida,

2006) mengemukakan, berpikir kreatif merupakan sinonim dari berpikir

divergen. Ada 4 indikator berpikir divergen, yaitu :

1) Fluence (kemampuan menghasilkan banyak ide),

2) Flexibility (kemampuan menghasilkan ide-ide yang bervariasi),

3) Originality (kemampuan menghasilkan ide baru atau ide yang

sebelumnya tidak ada), dan

4) Elaboration (kemampuan mengembangkan atau menambahkan

ide-ide sehingga dihasilkan ide yang rinci atau detail).

Lebih lanjut, Baer mengemukakan bahwa kreativitas seseorang

ditunjukkan dalam berbagai hal, seperti kebiasaan berpikir, sikap,

pembawaan atau kepribadian, atau kecakapan dalam memecahkan

masalah.

Menurut Joyce Wycoff (2002, dalam Ninik, 2011) beberapa ciri

orang kreatif antara lain:

1) Keberanian, yaitu berani menghadapi tantangan baru dan bersedia

menghadapi risiko kegagalan.

2) Ekspresif, yaitu tidak takut menyatakan pemikiran dan

perasaannya.

3) Humor, yaitu humor berkaitan dengan kreativitas

menggabungkan hal-hal sedemikian rupa sehingga menjadi

berbeda, tidak terduga dan tidak lazim.

4) Intuisi, yaitu menerima intuisi sebagai aspek wajar dalam

kepribadiannya.

Menurut Hurlock (2005, dalam Ninik, 2011) beberapa kegiatan

untuk meningkatkan kreativitas antara lain:

1) Waktu

Untuk menjadi kreatif kegiatan anak seharusnya jangan diatur

sedemikian rupa sehingga anak mempunyai sedikit waktu bebas

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Model ...€¦ · mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan

19

untuk bermain-main dengan gagasan dan konsep yang

dipahaminya.

2) Kesempatan

Apabila mendapat tekanan dari kelompok, kemudian anak

menyendiri maka ia menjadi lebih kreatif.

3) Dorongan

Orang tua sangat berperan dalam hal ini, anak seharusnya

dibebaskan dari ejekan dan kritik yang seringkali memojokkan

anak.

4) Sarana

Harus disediakan untuk merangsang dorongan ekperimen dan

eksplorasi yang merupakan unsure penting dari kreativitas.

5) Lingkungan

Keadaan lingkungan yang merangsang kreativitas anak.

6) Hubungan dengan orang tua

Orang tua yang terlalu melindungi atau posesif terhadap anak

dapat menghambat proses kreativitas.

7) Cara mendidik anak

Mendidik secara demokratis dan persimis dirumah dan di sekolah

akan meningkatkan kreativitas, sedangkan mendidik dengan

otoriter menghambat proses kreativitas.

8) Pengetahuan

Semakin banyak pengetahuan yang diperoleh anak maka semakin

banyak dasar untuk mencapai proses kreativitas.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Model ...€¦ · mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan

20

2.1.5.1. Karakteristik berfikir kreatif

Karakteristik berfikir kreatif menurut Dennis (2008),

sebagai berikut:

1) Orisinalitas

Orisinalitas ditunjukkan oleh sebuah respon yang tidak biasa,

unik serta jarang terjadi. Berpikir tentang masa depan juga bisa

memberikan stimulasi ide-ide yang orisinil.

2) Elaborasi

Suatu kemampuan untuk menguraikan sebuah objek tertentu.

Elaborasi adalah jembatan yang harus dilewati oleh seseoranng

dalam mengkomunikasikan ide-ide kreatifnya.

3) Kelancaran

Kemampuan untuk menciptakan segudang ide (Guilford, 1950).

Semakin banyak ide, maka semakin besar kemungkinan dalam

memperoleh sebuah ide yang signifikan.

4) Fleksibilitas

Kemampuan untuk mengatasi rintangan-rintangan mental,

mengubah pendekatan untuk sebuah masalah.

2.1.5.2. Hubungan kreativitas dengan pembelajaran TIK

Kurangnya jam proses belajar mengajar (PBM) siswa

dengan guru mengakibatkan guru tidak leluasa untuk

mengarahkan siswa dalam peningkatan aspek berfikir kreatif para

siswa. Melalui TIK, para siswa akan terangsang untuk belajar

lebih maju sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Pembelajaran

menggunakan TIK menuntut kreativitas dan kemandirian,

sehingga akan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh para

siswa.

Menurut Dahlan, dalam menghadapi tantangan kehidupan

modern di abad-21 ini kreativitas dan kemandirian sangat

diperlukan untuk mampu beradaptasi dengan berbagai tuntutan.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Model ...€¦ · mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan

21

Kreativitas sangat diperlukan dalam hidup ini dengan beberapa

alasan antara lain: pertama, kreativitas memberikan peluang bagi

individu untuk mengaktualisasikan dirinya, kedua, kreativitas

memungkinkan orang dapat menemukan berbagai alternatif dalam

pemecahan masalah, ketiga, kreativitas dapat memberikan

kepuasan hidup, dan keempat, kreativitas memungkinkan

manusia meningkatkan kualitas hidupnya.

Bahwa TIK memberikan peluang untuk berkembangnya

kreativitas dan kemandirian pada siswa. Melalui TIK para siswa

akan memperoleh berbagai informasi dalam lingkup yang lebih

luas dan mendalam, sehingga dapat meningkatkan wawasan

mereka, jadi para siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan

dari guru dan buku panduan siswa (lembar kerja siswa). Dengan

pembelajaran TIK, memungkinkan untuk dapat menghasilkan

karya-karya baru yang orsinil, memiliki nilai yang tinggi, dan

dapat dikembangkan lebih jauh untuk kepentingan yang lebih

bermakna.

2.1.5.3. Sasaran Pembelajaran TIK

Seiring berjalannya waktu, teknologi semakin berkembang,

para konsumen tergiur dalam adanya perkembangan teknologi

tersebut. Dengan adanya pembelajaran TIK, para siswa diajarkan

bagaimana menggunakan teknologi yang ada, sehingga siswa

tidak mudah bosan, selain itu proses pembelajaran dapat lebih

menyenangkan, dan menarik.

Secara khusus, tujuan mempelajari Teknologi Informasi dan

Komunikasi adalah:

1. Menyadarkan siswa akan potensi perkembangan teknologi

informasi dan komunikasi yang terus berubah sehingga

siswa dapat termotivasi untuk mengevaluasi dan

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Model ...€¦ · mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan

22

mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai

dasar untuk belajar sepanjang hayat.

2. Memotivasi kemampuan siswa untuk bisa beradaptasi dan

mengantisipasi perkembangan Teknologi Informasi dan

Komunikasi, sehingga siswa bisa melaksanakan dan

menjalani aktifitas kehidupan sehari-hari secara mandiri dan

lebih percaya diri.

3. Mengembangkan kompetensi siswa dalam menggunakan

Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendukung

kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam

kehidupan sehari-hari.

4. Mengembangkan kemampuan belajar berbasis Teknologi

Informasi dan Komunikasi, sehingga proses pembelajaran

dapat lebih optimal, menarik, dan mendorong siswa

terampil dalam berkomunikasi, terampil mengorganisasi

informasi, dan terbiasa bekerjasama.

5. Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif,

inovatif, kreatif, dan bertanggungjawab dalam penggunaan

Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pembelajaran,

bekerja, dan pemecahan masalah sehari-hari.

2.2. Kajian Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian oleh Dini Rahmawati berjudul “Pengaruh Model

Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa”,

metode penelitian yang digunakan adalah Kuasi-Eksperimen dengan

hasil model Project-Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar

dan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Sampel diambil dari

dua kelas, menggunakan kluster sampling dan dibagi menjadi kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Berdsarkan uji t, hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis proyek dapat

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Model ...€¦ · mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan

23

meningkatkan hasil belajar fisika dengan nilai t hitung 2.79 > t table

2.00.

2. Penelitian oleh Marinda Ditya Putriari berjudul “Keefektifan Project

Based Learning Pada Pencapaian Kemampuan Pemecahan Masalah

Peserta Didik kelas X SMK Materi Program Linear”, dengan hasil model

Project-Based Learning dapat meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah dengan pencapaian ketuntasan klasikal sekurang-kurangnya

75% dari peserta didik nilainya mencapai KKM. Uji pengaruh yang

dilakukan menggunakan uji regresi linear menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh yang positif antara aktivitas belajar terhadap kemampuan

pemecahan masalah yakni kemampuan pemecahan masalah peserta didik

32,28% dipengaruhi oleh aktivitas belajar. Berdasarkan hasil tersebut

disimpulkan bahwa model PBL efektif terhadap pencapaian kemampuan

pemecahan masalah peserta didik kelas X SMK Negeri 9 Semarang pada

materi program linear.

3. Penelitian oleh Lindawati, Siska Desy Fatmariyani, Arifrahman dengan

jurnal yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Project Based

Learning Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Man I Kebumen”,

dengan hasil model pembelajaran Project-Based Learning dapat

meningkatkan kreativitas siswa kelas X.6 Man I Kebumen pada

penelitian tersebut persentase angket sikap kreatif siswa meningkat dari

pra siklus diperoleh 56,05%, pada siklus I meningkat menjadi 60,78%

dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 78,94%. Tes kreativitas

berfikir siswasebelum dikenai PTK diperoleh 59,53%, pada siklus I

meningkat menjadi 67,78% dan pada siklus II meningkat lagi menjadi

80,92%. Hasil belajar sebelum diterapkan Project Based Learning

dengan persentase rerata ketuntasan 47,36%, pada siklus I mengalami

kenaikan 52,63% jumlah siswa yang tuntas adalah 20 siswa, dan pada

siklus II meningkat menjadi 78,94% dengan jumlah siswa yang tuntas

adalah 30 siswa.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Model ...€¦ · mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan

24

2.3. Kerangka Berfikir

Untuk mengetahui efektifitas hasil pembelajaran dalam usaha

pengembangan pola pikir dan kreativitas siswa tidak cukup hanya dengan

melakukan tes saja. Diperlukan suatu metode pembelajaran yang lebih efektif.

Untuk mempermudah siswa dalam menyerap pelajaran maka beragam

metode telah dikembangkan, salah satunya adalah model Project Based

Learning. Penerapan model Project Based Learning pada mata pelajaran TIK

dilaksanakan dalam dua siklus, siklus pertama bertujuan untuk pengenalan

Project Based Learning dan pengaplikasiannya memanfaatkan Edmodo, pada

siklus ini belum terlihat banyak perkembangan terhadap siswa. Sedangkan

pada Siklus kedua, bertujuan untuk menyempurnakan hasil belajar pada

siklus pertama, semua kekurangan yang didapat pada siklus pertama akan

dilengkapi pada siklus kedua, sehingga pada siklus kedua ini akan terlihat

perkembangan studi yang cukup signifikan dari peserta didik. Pada setiap

siklus akan dilakukan pendalaman materi dan evaluasi agar mendapat hasil

yang lebih optimal.

Terdapat 5 tahapan dalam proses pelaksanaan Project Based Learning,

yaitu:

a. Tahap 1, yaitu: Orientasi siswa terhadap proyek yang diberikan. Pendidik

membagi siswa dalam kelompok-kelompok, satu kelompok terdiri dari 5-

6 siswa, dan memberikan proyek dalam bentuk soal pada masing-masing

kelompok, sedangkan siswa berkontribusi memberikan pendapat atau ide

sesuai dengan apa yang sudah diketahui sementara oleh siswa.

b. Tahap 2, yaitu: Guru membantu siswa mendefinisikan dan

mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah.

Sedangkan siswa berdiskusi dengan kelompoknya dan konsultasi dengan

guru.

c. Tahap 3, yaitu: Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi

yang sesuai, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

Sedangkan siswa mencari informasi dari internet maupun buku.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Model ...€¦ · mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan

25

d. Tahap 4, yaitu: Guru membantu siswa mengembangkan dan menyajikan

hasil karya, seperti laporan. Sedangkan siswa menyusun laporan

berdasarkan hasil diskusi terhadap temuan-temuan yang didapat,

kemudian meng-upload ke Edmodo.

e. Tahap 5, yaitu: Guru melakukan penilaian terhadap hasil temuan,

sedangkan siswa mempresentasikan hasil temuan bersama kelompoknya.

Para siswa akan dibiasakan untuk berinteraksi dengan siswa lain melalui

belajar kelompok atau diskusi. Siswa akan belajar bersama-sama dalam

kelompok masing-masing yang sudah ditentukan, kelompok-kelompok

tersebut akan dibagi menjadi kelompok kecil yang heterogen untuk berdiskusi

memecahkan masalah-masalah yang ditemui dalam materi yang sedang

dipelajari. Sehingga proses pembelajaran ini akan berpusat pada siswa

(student centered), maka para siswa dapat mengembangkan cara belajar

mandiri.

Kelompok heterogen artinya kelompok yang terdiri atas berbagai unsur

yang berbeda sifat atau berlainan jenis, terdiri dari siswa yang tergolong

pandai, sedang dan malas, jenis kelamin (perempuan dan laki-laki). Dengan

berdiskusi, maka para siswa dapat saling bertukar ide/pendapat, pengalaman,

informasi ataupun saran, sehingga dapat mencari pemecahan masalah dan

menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat diterima oleh siswa-siswa yang

lain. Apabila terdapat anggota kelompok yang tidak jelas, maka anggota lain

dalam kelompok tersebut dapat membantu menjelaskan kepada anggotanya

yang tidak jelas. Diharapkan dengan adanya penerapan Project Based

Learning dengan memanfaatkan Edmodo, dapat meningkatkan kreativitas

siswa dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya.

2.4. Hipotesi Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dijabarkan di atas, maka peneliti

mengajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1) Penerapan model Project Based Learning akan berpengaruh terhadap

kreativitas siswa kelas XIG SMK Telekomunikasi Tunas Harapan.