bab ii kajian teori a. landasan teori...

25
BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Ingin Tahu a. Pengertian Ingin Tahu Nasoetion (Hadi dan Permata, 2010:3) berpendapat rasa ingin tahu adalah suatu dorongan atau hasrat untuk lebih mengerti suatu hal yang sebelumnya kurang atau tidak kita ketahui. Rasa ingin tahu biasanya berkembang apabila melihat keadaan diri sendiri atau keadaan sekeliling yang menarik. Dari pengertian ini, berarti untuk memiliki rasa ingin tahu yang besar, syaratnya seseorang harus tertarik pada suatu hal yang belum diketahui. Keterkaitan itu ditandai dengan adanya proses yang berpikir akti, yakni digunakannya semua panca indera yang kita miliki secara maksimal. Pengaktifan bisa diawali dengan pengamatan melalui mata atau mendengar informasi dari orang lain. Saat mendapatkan data dari berbagai sumber, maka kaitkan data tersebut satu sama lain sehingga menimbulkan suatu fenomena , yakni sembarang objek yang memiliki karakteristik yang dapat diamati. Sulistyowati (2012 : 74) berpendapat ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Indikator kelas; 1) menciptakan suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu, 2) ekplorasi lingkungan secara terprogam, 3) tersedia media komunikasi atau informasi (media cetak atau elektronik). Mustari (2011 : 103) berpendapat bahwa kurioritas (rasa ingin tahu) adalah emosi yang dihubungkan dengan perilaku mengorek secara alamiah seperti 11

Upload: lenhu

Post on 04-Aug-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1.digilib.ump.ac.id/files/disk1/21/jhptump-ump-gdl-olvinvidap-1026-2-babii.pdfDari pengertian ini, ... rasa ingin tahu telah membuat manusia ingin

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Ingin Tahu

a. Pengertian Ingin Tahu

Nasoetion (Hadi dan Permata, 2010:3) berpendapat rasa ingin tahu adalah

suatu dorongan atau hasrat untuk lebih mengerti suatu hal yang sebelumnya kurang

atau tidak kita ketahui. Rasa ingin tahu biasanya berkembang apabila melihat keadaan

diri sendiri atau keadaan sekeliling yang menarik. Dari pengertian ini, berarti untuk

memiliki rasa ingin tahu yang besar, syaratnya seseorang harus tertarik pada suatu hal

yang belum diketahui. Keterkaitan itu ditandai dengan adanya proses yang berpikir

akti, yakni digunakannya semua panca indera yang kita miliki secara maksimal.

Pengaktifan bisa diawali dengan pengamatan melalui mata atau mendengar informasi

dari orang lain. Saat mendapatkan data dari berbagai sumber, maka kaitkan data

tersebut satu sama lain sehingga menimbulkan suatu fenomena , yakni sembarang

objek yang memiliki karakteristik yang dapat diamati.

Sulistyowati (2012 : 74) berpendapat ingin tahu adalah sikap dan tindakan

yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang

dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Indikator kelas; 1) menciptakan suasana kelas

yang mengundang rasa ingin tahu, 2) ekplorasi lingkungan secara terprogam, 3)

tersedia media komunikasi atau informasi (media cetak atau elektronik).

Mustari (2011 : 103) berpendapat bahwa kurioritas (rasa ingin tahu) adalah

emosi yang dihubungkan dengan perilaku mengorek secara alamiah seperti

11

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1.digilib.ump.ac.id/files/disk1/21/jhptump-ump-gdl-olvinvidap-1026-2-babii.pdfDari pengertian ini, ... rasa ingin tahu telah membuat manusia ingin

eksplorasi, investigasi, dan belajar. Rasa ingin tahu terdapat pada pengalaman

manusia dan binatang, Istilah itu juga dapat digunakan untuk menunjukkan perilaku

itu sendiri yang disebabkan oleh emosi ingin tahu, karena emosi ini mewakili

kehendak untuk mengetahui hal-hal baru, rasa ingin tahu bisa diibaratkan bensin”

atau kendaraan ilmu dan disiplin lain dalam studi yang dilakukan oleh manusia.

Rasa ingin tahu yang kuat merupakan motivasi kaum ilmuwan. Sifatnya yang

bersifat heran dan kagum, rasa ingin tahu telah membuat manusia ingin menjadi ahli

dalam suatu bidang pengetahuan. Manusia itu seringkali bersifat ingin tahu, namun

tetap saja ada yang terlewati dari perhatian mereka. Rasa ingin tahu dapat

digabungkan dengan kemampuan untuk berpikir abstrak, membawa pada peniruan,

fantasi dan imajinasi yang akhirnya membawa pada cara manusia berpikir yaitu

abstrak, sadar diri atau secara sadar.

Rasa ingin tahu ini membuat bekerjanya kedua jenis otak, yaitu otak kiri dan

otak kanan, yang satu adalah kemampuan untuk memahami dan mengantisipasi

informasi, sedang yang lain adalah menguatkannya dan mengencangkan memori

jangka panjang untuk informasi baru yang mengejutkan.

Dari pengertian di atas peneliti berpendapat bahwa rasa ingin tahu adalah

sebuah sikap yang dimiliki oleh setiap individu untuk mempelajari sesuatu hal yang

belum mereka ketahui untuk dipelajari lebih dalam, agar nantinya dapat bermanfaat

bagi dirinya sendiri, orang lain atau lingkungan sekitar.

b. Pendidikan Rasa Ingin Tahu

Mustari (2011: 109) berpendapat bahwa untuk mengembangkan rasa ingin tahu

pada anak, kebebasan si anak itu sendiri harus ada untuk melakukan dan melayani

rasa ingin tahunya. Kita tidak bisa begitu saja menghardik mereka kita tidak tahu atau

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1.digilib.ump.ac.id/files/disk1/21/jhptump-ump-gdl-olvinvidap-1026-2-babii.pdfDari pengertian ini, ... rasa ingin tahu telah membuat manusia ingin

malas saat bertanya. Yang lebih baik adalah kita berikan kepada mereka cara-cara

untuk mencari jawaban. Misalnya, apabila pertanyaan tentang Bahasa Inggris, berilah

kepada anak itu kamus; apabila pertanyaan tentang pengetahuan, berilah mereka

Ensiklopedia; dan begitu seterusnya.

c. Sumber Rasa Ingin Tahu

Hadi dan Permata (2010 : 6-8) berpendapat ada tiga sumber rasa ingin tahu yaitu :

1) Kebutuhan

Rasa ingin tahu, muncul dari kesadaran kita akan kondisi masyarakat yang

terdapat di sekitar ataupun sesuatu yang kita alami sehari-hari. Rasa penasaran

dan inginn tahu biasa kita alami jika ada suatu persoalan yang belum terselesaika,

yang misalnya karena mayarakat tidak mampu menanganinya. Ketidakmampuan

ini biasanya disebabkan karena pengetahuan dan sumber daya yang minim.

Kondisi yang demikian dapat mendorong kita untuk mencari jawaban atau solusi

persoalan tersebut. Disinilah rasa ingin tahu mulai beraksi. Orang akan mencari

cara utnuk mengatasi persoalan tersebut. Cara mengatasi persoalan tersebut bisa

dilakukan dengan membaca berbagai sumber yang berhubungan ataupun bertanya

kepada orang yang berkapasitas.

2) Keanehan

Keanehan berasal dari kata dasar aneh. Kata ini memiliki makna sesuatu

yang dianggap tidak sesuai dengan apa yang umum dilihat maupun dirasakan

karena berlawanan dengan kebiasaan atau aturan yang disepakati. Rasa ingin tahu,

bisa muncul kalau orang tersebut memandang ada suatu hal yang dianggap salah

secara umum, namun tetap berlangsung di masyarakat. Misalnya, ada suatu

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1.digilib.ump.ac.id/files/disk1/21/jhptump-ump-gdl-olvinvidap-1026-2-babii.pdfDari pengertian ini, ... rasa ingin tahu telah membuat manusia ingin

perilaku masyarakat yang bertentangan dengan nilai-nilai moral, hukum, ataupun

agama.

3) Kebutuhan Vs Keanehan

Apa bedanya rasa ingin tahu karena kebutuhan dengan rasa ingin tahu

karena keanehan? Kebutuhan, lebih berkaitan dengan ketidakmampuan

masyarakat. Rasa ingin tahu siswa ini diawali dengan upaya mencari penjelasa,

lalu berusaha member jalan keluar. Sedangkan rasa ingin tahu yang berasal dari

keanehan berkaitan dengan cara kita memaknai fenomena yang ada di

masyarakat. Secara singkat, rasa ingin tahu dari kebutuhan, dapat menghasilkan

penelitian berupa produk yang dapat dimanfaatkan, yang dapat disebut sebagai

temuan. Sedangkan rasa ingin tahu dari keanehan, tujuannya adalah

penggambaran dan penjelasan, yang kemudian disebut sebagai pemahaman.

2. Prestasi Belajar

a. Hakikat Belajar

Slameto (2010: 2) berpendapat bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya, sedangkan menurut Anthony Robbins (Trianto 2011 : 16)

berpendapat bahwa belajar sebagai proses menciptakan hubungan antara sesuatu

(pengetahuan) yang sudah di pahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru. Dari

definisi ini dimensi belajar memuat beberapa unsur, yaitu :

1) Penciptaan hubungan

2) Sesuatu hal (pengetahuan) yang sudah dipahami dan

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1.digilib.ump.ac.id/files/disk1/21/jhptump-ump-gdl-olvinvidap-1026-2-babii.pdfDari pengertian ini, ... rasa ingin tahu telah membuat manusia ingin

3) Sesuatu (pengetahuan) yang baru.

Jadi dalam makna belajar, di sini bukan berangkat dari sesuatu yang benar-benar

diketahui nol ada dengan pengetahuan baru.

Dari pengertian di atas peneliti berpendapat bahwa belajar merupakan suatu

usaha yang dilakukan seseorang atau siswa untuk mendapatkan sebuah ilmu atau

pengetahuan, dengan cara seperti membaca buku atau literatur, mendengarkan guru

menyampaikan materi, menulis rangkuman pelajaran, belajar dari pengalaman hidup

seseorang yang bisa menajdi panutan yang baik, dan nantinya dapat bermanfaat bagi

dirinya sendiri, orang lain atau lingkungan sekitar.

b. Prinsip –prinsip belajar

Slameto (2010: 6) berpendapat prinsip belajar yang dapat dilaksanakan dalam

situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara individual. Namun

demikian marlah kita susun prinsip-prinsip belajar itu sebagai berikut :

1) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif meningkatkan minat

dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional

2) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada

siswa untuk mencapai tujuan instruksional

3) Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat mengembangkan

kemampuannya dan belajar dengan efektif

4) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya

Selain itu harus sesuai hakikat belajar yang ada, dan juga sesuai materi/bahan

yang harus dipelajari antara lain :

1) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian

yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1.digilib.ump.ac.id/files/disk1/21/jhptump-ump-gdl-olvinvidap-1026-2-babii.pdfDari pengertian ini, ... rasa ingin tahu telah membuat manusia ingin

2) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan

instruksional yang harus dicapainya

c. Pengertian Prestasi Belajar

Arifin (2011 : 12-13) berpendapat bahwa kata prestasi berasal dari bahasa

belanda yaitu prestatie, kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang

berarti “ hasil usaha” . Istilah “ prestasi belajar” (achivment) berbeda dengan “hasil

belajar” (learning outcome). Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek

pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta

didik. Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan antara lain

dalam kesenian, olahraga, dan pendidikan, khususnya pembelajaran. Prestasi belajar

merupakan suatu masalah yang bersifat dalam kehidupan manusia, karena sepanjang

rentang kehidupannya manusia selalu mengejar pretasi menurut bidang dan

kemampuan masing – masing. Prestasi belajar (achievement) semakin terasa penting

untuk dibahas, karena mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain :

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah

dikuasai peserta didik.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para ahli psikologi

biasanya menyebut hal ini sebagai “tendensi keingintahuan ( couriosity ) dan

merupakan kebutuhan manusia”.

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1.digilib.ump.ac.id/files/disk1/21/jhptump-ump-gdl-olvinvidap-1026-2-babii.pdfDari pengertian ini, ... rasa ingin tahu telah membuat manusia ingin

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya

adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi pesrta didik dalam

meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik

(feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan.

4) Prestasi belajar sebagai indicator intern dan ekstern dari suatu institusi

pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan

indicator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya adalah

kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik.

Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat

dijadikan indicator tingkat kesuksesan peserta didik di masyarakat. Asumsinya

adalah kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan masyarakat.

5) Prestasi belajar dapat djadikan iindikator daya serap ( kecerdasan ) pesrta didik.

Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi focus utama yang harus

diperhatikan, karena peserta didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh

materi pelajaran,

Berdasarkan beberapa fungsi prestasi belajar di atas, maka betapa pentingnya

kita mengetahui dan memahami prestasi belajar peserta didik , baik secara

perseorangan maupun secara kelompok, sebab fungsi prestasi belajar tidak hanya

sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tetentu, tetapi juga sebagai

indikator kualitas institusi pendidikan. Prestasi belajar juga bermanfaat sebagi umpan

balik bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga dapat

menentukan apakah perlu melakukan diagnosis, penempatan , atau bimbingan

terhadap peserta didik. Cronbach (1970) mengemukakan bahwa kegunaan prestasi

belajar banyak ragamnya, antara lain sebagai umpan balik bagi guru dalam mengajar,

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1.digilib.ump.ac.id/files/disk1/21/jhptump-ump-gdl-olvinvidap-1026-2-babii.pdfDari pengertian ini, ... rasa ingin tahu telah membuat manusia ingin

untuk keperluan diagnostic, untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan, untuk

keperluan seleksi, untuk keperluan penempatan atau penjurusan, untuk menentukan

isi kurikulum, dan untuk menentukan kebijakan sekolah.

Dari pengertian di atas peneliti berpendapat bahwa prestasi belajar merupakan

sebuah hasil usaha belajar yang dilakukan oleh siswa, setelah melakukan ujian-ujian

atau mengerjakan soal-soal tes yang nantinya menunjukan ukuran kecakapan atau

ukuran prestasi belajar siswa dalam bentuk nilai.

d. Faktor – faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar

Pendidik atau guru hendaknya juga memperhatikan faktor –faktor yang

mempengruhi prestasi belajar siswa. Hamdani (2010:139-146) faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa antara lain:

1) Faktor Internal

a) Kecedasan (intellegensi)

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk

menyesuaikan diri dengan keadaa yang dihadapinya. Setiap anak memiliki

perkembangan yang berbeda, jadi tidak heran jika akan ada anak yang

memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi daripada teman sebayanya.

Seorang anak jelas tidak akan bisa terlepas dari faktor intelegensi dalam

kaitannya denan kegiatan belajarnya, kecerdasan merupakan salah satu aspek

ang penting dan sangat menentkan berhasil atau tidaknya belajar seseorang.

Seorang murid jika mempunyai tingkat kecerdasan normal atau diatas normal,

secara potensi ia dapat mencapai prestasi yang tinggi.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan setiap

indviidu berbeda beda dan sangat berpengaruh pada proses belajar seseorang.

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1.digilib.ump.ac.id/files/disk1/21/jhptump-ump-gdl-olvinvidap-1026-2-babii.pdfDari pengertian ini, ... rasa ingin tahu telah membuat manusia ingin

Seorang anak yang memiliki kecerdasan yang tinggi memiliki peluang yang

besar untuk mnjadi sukses, begitu juga sebaliknya.

b) Faktor Jasmaniah

Kondisi jasmaniah pada umumnya sangat berpengaruh pada

kemampuan belajar seseorang, faktor jasmaniah yaitu pancaindra yang tidak

berfungsi sebagaimana mestinya seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau

perkembangan yang tidak sempurna, berfungsinya kelenjar yang membawa

kelainn tingkah laku.

Uraian tersebut menyatakan bahwa jika seseorang memiliki kelainan

jasmaniah maka proses belajarnya juga akan terganggu.

c) Sikap

Seseorang memiliki sikap yang berbeda – beda, sikap merupakan suatu

kecenderungan untuk mereaksi suatu hal, orang, atu benda dengan suka, tidak

suka, atau acuh tak acuh. Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor

pengetahuan. Seseorang dalam proses belajarnya harus memiliki sikap yang

positif atau menerima sehingga ia akan memliki kemauan untuk belajar.

d) Minat

Para ahli psikologi berpendapat bahwa minat adalah suatu

kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara

terus – menerus. Minat erat kaitannya dengan perasaan senang, dapat dikakan

minat terjadi karena perasaan senang pada sesuatu. Seseorang yang belajar

juga dipengarui oleh minat, yaitu senang atau tidaknya seseorang pada suatu

pelajaran tertentu yang akan menjadikannya aktif dan tertarik atau sebaliknya.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1.digilib.ump.ac.id/files/disk1/21/jhptump-ump-gdl-olvinvidap-1026-2-babii.pdfDari pengertian ini, ... rasa ingin tahu telah membuat manusia ingin

e) Bakat

Setiap orang memiliki bakat yang terkadang masih tersembunyi. Bakat

adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai

keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap orang memiliki bakat dalam

arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu sesuai dengan

kapasitas masing - masing

f) Motivasi

Motivasi adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk

melakukan sesuatu. Seseorang mengalami kesuksesan belajar ditentukan oleh

besar atau tidaknya motivasi dari dirinya sendiri.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi

belajar seseorang sangat menentukan kesuksesannya di masa mendatang,

karena motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting sebagai pendorong

siswa untuk melakukan belajar. Guru harus berusaha untuk mengarahkan

perhatian siswa pada tujuan tertentu sehingga nantinya akan tumbuh suatu

keinginan atau inisiatif dari dalam diri siswa untuk melakukan belajar.

2) Faktor Eksternal

a) Keadaan Keluarga

Seseorang dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga dan keluarga

merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat,keluarga merupakan

lembaga pendidikan pertama dan utama. Seseorang memiliki kesuksesan

belajar berawal dari rasa aman dalam keluarganya yang menjadikannya

terdorong untuk aktif dalam belajar.

Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa peran keluarga

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1.digilib.ump.ac.id/files/disk1/21/jhptump-ump-gdl-olvinvidap-1026-2-babii.pdfDari pengertian ini, ... rasa ingin tahu telah membuat manusia ingin

sangat penting bagi seseorang. Seseorang mendapat pendidikan informal

dalam keluarga sebab keluarga sebagai tempat pertama pendidikannya yang

sangat dasar sebelum menuju pada pendidikan formal.

b) Keadaan Sekolah

Setiap orang menginginkan belajar di sekolah yang baik, karena

sekolah merupakan lembaga formal pertama yang sangat penting dalam

menentukan keberhasilan belajar siswa. Siswa memerlukan kondisi sekolah

yang baik agar dapat belajar lebih giat. Guru yang terampil dalam menyajikan

pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat – alat pelajaran, dan kurikulum

merupakan bagian dari keadaan sekolah yang perlu selalu ditingkatkan

kualitasnya demi kesuksesan belajar siswa.

c) Lingkungan Masyarakat

Masyarakat merupakan faktor penting yang berpengaruh pada prestasi

belajar. Karena lingkungan masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar

anak, terutama anak – anak yang sebayanya. Apabila anak – anak yang sebaya

merupakan anak – anak yang rajin belajar, anak akan terangsang untuk

mengikuti jejak mereka. Anak akan menyesuaikan dirinya dengan

lingkungannya.

Berdasarkan uraian tentang faktor–faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa lingkungan sangatlah

berpengaruh pada proses belajar seseorang. Seseorang yang tinggal dengan

lingkungan yang mendukung dan merangsang semangat belajarnya akan

menjadikannya rajin belajar dan begitu pula sebaliknya. Masyarakat dengan

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1.digilib.ump.ac.id/files/disk1/21/jhptump-ump-gdl-olvinvidap-1026-2-babii.pdfDari pengertian ini, ... rasa ingin tahu telah membuat manusia ingin

segala kebiasaannyapun akan turut mempengaruhi proses dan kesuksesan

belajar.

Dari pengertian di atas peneliti berpendapat bahwa peran keluarga

sangat penting bagi seseorang. Seseorang mendapat pendidikan informal

dalam keluarga sebab keluarga sebagai tempat pertama pendidikannya yang

sangat dasar sebelum menuju pada pendidikan formal.

3. Model Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian model pembelajaran kooperatif

Isjoni (2010 : 15) berpendapat cooperative learning artinya mengerjakan

sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu

kelompok atau satu tim. Anita Lie (Isjoni, 2010 : 16) menyebut cooperative learning

dengan istilah pemebelajaran gotong-royong, yaitu sistem pembelajaran yang

member kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan siswa lain

dalam tugas-tugas yang terstruktur.

Cooperative learning hanya berjalan kalau sudah terbentuk suatu kelompok

atau suatu tim yang didalamnya siswa bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan

yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota kelompok pada umumnya terdiri dan

4-6 orang saja.

Cooperative learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau

perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja

sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana

keberhasilan kerja sangat dipengaruhi keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu

sendiri. Cooperative learning juga dapat diartikan sebagai suatu struktur tugas

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1.digilib.ump.ac.id/files/disk1/21/jhptump-ump-gdl-olvinvidap-1026-2-babii.pdfDari pengertian ini, ... rasa ingin tahu telah membuat manusia ingin

bersama dalam suasana kebersamaan diantara sesama anggota kelompok.

Cooperative learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau

perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja

sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih di mana

keberhasilan kerja sangat dopengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok

itu sendiri. Cooperative learning juga dapat diartikan sebagai suatu struktur tugas

bersama dalam suasana kebersamaan di antara sesame anggota kelompok.

b. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Slavin (2008 : 103) berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif adalah solusi

ideal terhadap masalah menyediakan kesempatan berinteraksi secara kooperatif dan

tidak dangkal kepada para siswa dari latar belakang etnik yang berbeda. Metode-

metode pembelajaran kooperatif secara khusus menggunakan kekuatan dari sekolah

yang menghapuskan perbedaan-kehadiran para siswa dari latar belakang ras atau

etnik yang berbeda untuk meningkatkan hubungan antar kelompok. Metode-metode

ini, kerja sama diantara siswa ditekankan melalui penghargaan dan tugas-tugas di

dalam kelass dan juga penghargaan oleh guru, yang coba mengkomunikasikan sikap

“semua untuk satu, satu untuk semua”. Pembelajaran kooperatif pada setiap harinya

memberikan kesempatan untuk terjadinya kontak personal yang intens di antara para

siswa dengan latar belakang ras berbeda. Ketika guru memberikan tugas kepada para

siswa dari kelompok etnik berbeda untuk bekerja sama, guru tersebut secara tegas

telah mengkomunikasikan dudkungan terhadap gagasan bahwa interaksi antar-rasial

atau antar etnik mendapat persetujuan resmi.

Isjoni ( 2010 : 16 ) berpendapat bahwa cooperative learning adalah suatu

model pembelajaran yang sangat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1.digilib.ump.ac.id/files/disk1/21/jhptump-ump-gdl-olvinvidap-1026-2-babii.pdfDari pengertian ini, ... rasa ingin tahu telah membuat manusia ingin

belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk

mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak

dapat bekerja sama dengan prang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang

lain.

Model pembelajaran ini telah terbukti dapat dipergunakan dalam berbagai

mata pelajaran dan berbagai usia. Aplikasinya di dalam pembelajaran di kelas, model

pembelajaran ini mengetengahkan realita kehidupan masyarakat yang dirasakan dan

dialami oleh mahasiswa dalam kesehariannya, dengan bentuk yang disederhanakan

dalam kehidupan kelas. Model pembelajaran ini memandang bahwa keberhasilan

dalam belajar bukan semata-mata hrus diperoleh dari dosen/guru, melainkan bisa juga

dari pihak lain yang terlibat dalam pembelajaran itu, yaitu teman sebaya.

Keberhasilan belajar menurut model belajar ini bukan semata-mata ditentukan

oleh kemampuan individu secara utuh, melainkan perolehan belajar itu akan semakin

baik apabila dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok-kelompok belajar kecil

yang terstruktur dengan baik. Melalui belajar daru teman yang sebaya dan di bawah

bimbingan dosen/guru, maka proses penerimaan dam pemahaman peserta didik akan

semakin mudah dan cepat terhadap materi yang dipelajari. Model belajar cooperative

learning mendorong peningkatan kemampuan peserta didik dalam memecahkan

berbagai permasalahan yang ditemui selama pembelajaran , karena peserta didik

dapat bekerja sama dengan peserta didik lain dalam menemukan dan merumuskan

alternative pemecahan terhadap masalah materi pelajaran yang dihadapi.

Huda (2012: 31) berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif didefisinikan

sebagai pembentukan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari siswa-siswa yang

dituntut untuk bekerja sama dan saling meningkatkan pembelajarannya dan

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1.digilib.ump.ac.id/files/disk1/21/jhptump-ump-gdl-olvinvidap-1026-2-babii.pdfDari pengertian ini, ... rasa ingin tahu telah membuat manusia ingin

pembelajaran siswa-siswa lain. Hal ini tentu saja berbeda dengan pembelajaran

kompetitif (siswa bekerja saling mengalahkan satu sama lain untuk mencapai tujuan

akademik tertentu, seperti nilai “A”, yang hanya bisa diperoleh oleh satu atau

beberapa siswa saja) dan individualistic (siswa bekerja sendiri-sendiri untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang tidak berhubungan dengan atau tidak

berpengaruh terhadap siswa-siswa lainya).

Dari pengertian di atas peneliti berpendapat bahwa cooperative learning

merupakan suatu model pembelajaran yang lebih menekankan pada kegiatan

kelompok yang terdiri dari berbagai orang atau siswa, dengan cara saling bertukar

pikiran atau gagasan untuk menyelesaikan masalah pada materi pelajaran yang akan

diteliti. Pembelajaran ini lebih pada sebuah kerja tim atau kelompok, tidak hanya

belajar apa yang diajarkan tetapi juga untuk membantu rekan rekan belajar, sehingga

bersama-sama mencapai keberhasilan. Semua Siswa berusaha sampai semua anggota

kelompok berhasil memahami danmelengkapinya.

c. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

1) Hamruni (2012 : 129 -131) berpendapat keunggulan Pembelajaran Kooperatif

sebagai suatu strategi pembelajaran adalah sebagai berikut :

a) Siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, tetapi dapat menambah

kepercayaan kemampuan berpikr sendiri, menemukan informasi dari berbagai

sumber, dan belajar dari siswa yang lain.

b) Mengembangkan kemampuan mengungkapkan idea tau gagasan dengan kata-

kata (verbal) dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.

c) Menumbuhkan sikap respek pada orang lain, menyadari segala

keterbatasannya, dan bersedia menerima segala perbedaan.

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1.digilib.ump.ac.id/files/disk1/21/jhptump-ump-gdl-olvinvidap-1026-2-babii.pdfDari pengertian ini, ... rasa ingin tahu telah membuat manusia ingin

d) Membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab

dalam belajar.

e) Meningkatkan prestasi akademik dan kemampuan social, termasuk

mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal, keterampilan

mengelola waktu, dan sikap positif terhadap sekolah.

f) Mengembangkan kemampuan untuk menguji ide dan pemahaman siswa

sendiri, serta menerima umpan balik. Siswa dapat menerapkan teknik

pemecahan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang

dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya.

g) Meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan mengubah

belajar abstrak menjadi nyata (riil)

h) Meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir, dan ini

berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.

2) Keterbatasan atau Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

a) Untuk memahami dan mengerti filosofi Pembelajarn Kooperatif memang

butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau kita mengharapakan secara otomatis

siswa dapat mengerti dan memahami filsafat cooperative learning. Untuk

siswa yang dianggap memiliki kelebihan, mereka akan merasa terhambat

oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaan

semacam ini dapat mengganggu iklim kerja sama dalam kelompok..

b) Ciri utama dari pembelajarn cooperative learning adalah bahwa siswa saling

membelajarkan. Karena itu, tanpa adanya peer teaching yang efektif, maka

dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa jadi cara belajar

yang demikian membuat siswa tidak bisa memahami apa yang seharusnya

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1.digilib.ump.ac.id/files/disk1/21/jhptump-ump-gdl-olvinvidap-1026-2-babii.pdfDari pengertian ini, ... rasa ingin tahu telah membuat manusia ingin

dipahami.

c) Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran cooperative berdasarkan pada

hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari bahwa

sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu

siswa.

d) Keberhasilan pembelajaran cooperative dalam mengembangkan kesadaran

berkelompok memrlukan periode waktu yang cukup panjang. Hal ini tidak

mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali atau beberapa kali

penerapannya.

e) Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat

penting untuk siswa, tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya

didasarkan kepada kemampuan secara individual. Karena itu, idealnya

melalui pembelajaaran cooperative selain siswa belajar bekerja sama, siswa

juga harus belajar membangun kepercayaan diri. Untuk mencapai kedua hal

itu dalam pembelajran cooperative bukan pekerjaan yang mudah.

4. Pembelajaran Cooperative Tipe Think, Pair, and Share

a. Pengertian Think, Pair and Share

Trianto (2010 : 61) berpendapat bahwa think pair share atau berpikir

berpasangan berbagi adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang

untuk mempengaruhi pola interaksi. Pembelajaran ini berkembang dari penelitian

belajar kooperatif dan waktu tunggu. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau

diskusi membutuhkan pengaturan untuk pengendalian kelas secara keseluruhan, dan

prosedur yang digunakan dalam think pair sharedapat memberi siswa lebih banyak

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1.digilib.ump.ac.id/files/disk1/21/jhptump-ump-gdl-olvinvidap-1026-2-babii.pdfDari pengertian ini, ... rasa ingin tahu telah membuat manusia ingin

waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu.

Huda (2012 : 136) dikembangkan oleh Frank Lyman memungkinkan siswa

untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain, mengoptimalkan

partisipasi siswa, member kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada

setiap siswa untuk menunjukan partisipasi mereka kepada orang lain, bisa diterapkan

untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas.

Kelebihan dan Kelemahan Think, Pair and share

1) Kelebihan

a) Meningkatkan partisipasi

b) Cocok untuk tugas-tugas yang sederhana (tidak terlalu terstruktur)

c) Masing-masing anggota memiliki lebih banyak kesempatan untuk

berkonstribusi pada kelomponya

d) Interaksi lebih muda

e) Pembentukannya lebih cepat dan mudah

2) Kekurangan

a) Banyak kelompok yang akan melaporkan tugas-tugas pada guru

b) Guru harus memonitor banyak kelompok

c) Lebih sedikit ide yang muncul

d) Jika ada perselisihan, tidak ada penengah.

Definisi mengenai model pembelajaran cooperative tipe think pair share juga

dikemukakan oleh Savage (1996 : 205) yaitu

Gunter, Estes, and Mintz (2006) describe a pair arrangement based on the work of Lyman (1981). Think, Pair, Share is a simple technique in which students learn in from one another and get to try out their ideas in a nonthreatening context before presenting them to the class. The benefits for the theacer include increased time on task in the classroom and greater quality of students’ contributions to class

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1.digilib.ump.ac.id/files/disk1/21/jhptump-ump-gdl-olvinvidap-1026-2-babii.pdfDari pengertian ini, ... rasa ingin tahu telah membuat manusia ingin

discussions. Ther are four steps to think, pair, share, and a time limit on each step is

signaled by the theacer : 1) The theacer poses a question. The process of think, pair, share begins when the

theacer poses a thought-provoking question for the entir class. Question with single right answers are avoided. Questions must pose problems or dilemmas thet student will be willing and able to think about.

2) The students think individualy, responding to signal from the theacer, students are given a limited amount of think of their own answers to the problematic question. The time should be decided by by the theacer on the basis of knowledge of the students, the nature of the question, and the demands of the schedule.

3) Each student discusses his or her answer with a fellow student. The and of the “think) step a signals to the student it is time to begin working with another student ti reach consensus on an answer to the question. Each student now has a chance to try out possibillites. Togheter each pair of students can reformulate a common answer based on their collective insight to possible solutions to the problem.

4) Students share their answer with the whole class. In this final step, individuals present solutions individually or cooperatively to the wholes class, where pairs of students have constructed displays of their answers, as in a chart or diagram, each member of the pair can take credit for his or her specific contribution.

The successs and quality of the think, pair, share activity will depend on the quality of the question posed in step 1. If the question promotes genuine thought for students, genuine discussion and sharing will emerge from the successive steps.

Here is a lesson plan for our indirect instruction dialogue, following the written format provided in chapter 4 (Borich,2011 : 285)

Gunter, Estes, dan Mintz (Borich, 2011: 285) menjelaskan bahwa pengaturan

pasangan didasarkan pada pendapat Lyman. Think Pair Share merupakan teknik

sederhana yang menuntut siswa belajar dari satu sama lain dan mencoba ide-ide

mereka dalam presentasi di depan kelas. Ada empat langkah yang dilakukan untuk

menerapkan model pembelajaran TPS, antara lain:

1) Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan

pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk

berpikir sendiri jawaban atau masalah. Siswa membutuhkan penjelasan bahwa

berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir.

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1.digilib.ump.ac.id/files/disk1/21/jhptump-ump-gdl-olvinvidap-1026-2-babii.pdfDari pengertian ini, ... rasa ingin tahu telah membuat manusia ingin

2) Para siswa berpikir secara individual (think), menanggapi pertanyaan dari guru,

siswa diberi waktu terbatas untuk memikirkan jawaban mereka sendiri. Waktu

harus diputuskan oleh guru atas dasar pengetahuan siswa dan sifat pertanyaan.

3) Setiap siswa membahas tentang pertanyaan yang diberikan guru dengan

berpasangan (pair). Pasangan untuk berdiskusi ditentukan oleh guru secara acak,

dapat juga menggunakan permainan. Siswa dapat menentukan jawaban yang

paling masuk akal dengan bertukar pikiran bersama pasangannya.

4) Siswa mempresentasikan dan berbagi jawaban hasil diskusinya di depan kelas

(share). Siswa lain memberikan pendapat atau sanggahan terhadap jawaban

masing-masing pasangan

5. Pendidikan Kewarganegaraan

a. Pengertian pendidikan Kewarganegaraan

Muhaimin (Taniredja (2009; 11) mengatakan bahwa Pkn haruslah

diperkaya dengan tukar pikiran hingga silang pendapat sengit sekalipun tentanmg isu

penting dalam kiehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Karena

kelemahan pokok yang sekarang nampak dalam skala nasional adalah rendahnya

kemampuan menegelola konflik antar individu maupun antar kelompok. Karena itu,

Civic Education yang akan kita berikan untuk mahasiswa haruslah mampu

membekali mereka menjadi warga negara yang cakap menjalankan hak dan

kewajibannya dengan cara pengelolaan yang membawa kemajuan.

Azra (2000: 7) berpendapat pendidikan kewargaan adalah pendidikan

cakupannya lebih luas dari pendidikan demokrasi dan pendidikan HAM. Karena,

pendidikan Kewargaan mencakup kajian dan pembahasan tentang pemerintahan,

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1.digilib.ump.ac.id/files/disk1/21/jhptump-ump-gdl-olvinvidap-1026-2-babii.pdfDari pengertian ini, ... rasa ingin tahu telah membuat manusia ingin

konsultasi, lembaga-lembaga demokrasi, rule of law, hak dan kewajiban warga

negara, proses demokrasi, partisispasi aktif dan keterlibatan warga negara dalam

masyarakat madani, pengetahuan tentang lembaga-lembaga dan system yang terdapat

dalam pemerintahan, warisan politik, administrasi public dan sistem hukum,

pengetahuan tentang proses seperti kewarganegaraan aktif, refleksi kritis,

penyelidikan dan kerja sama, keadilan social, pengertian antar budaya dan

keselestarian lingkungan hidup dan hak asasi manusia.

Definisi mengenai pendidikan kewarganegaraan juga dikemukakan oleh

(Benninga, 1991 : 4):

(Benninga, 1991 : 4-5) According to gutmann’s (1987) definition, moral education is

conscious effort shared by parents, society, and professional education is a tors to

help “shape the character of less well educated people” (p19).Dari pengertian

tersebut dikatakan bahwa pendidikan moral merupakan usaha sadar yang dilakukan

oleh orang tua, masyarakat, dan pendidik untuk membentuk karakter pendidikan

orang-orang yang kurang baik.

b. Maksud dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Fathurohman dan Wuryandari (2011 : 7-8) berpendapat bahwa tujuan mata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk memberikan kompetensi-

kompetensi sebagai berikut :

1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraa,

2) Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas

dalam kegatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1.digilib.ump.ac.id/files/disk1/21/jhptump-ump-gdl-olvinvidap-1026-2-babii.pdfDari pengertian ini, ... rasa ingin tahu telah membuat manusia ingin

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membantuk diri berdasarkan

pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hdup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung

atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

c. Ruang Lingkup PKn

Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-

aspek sebagai berikut :

1) Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi: hidup rukun dalam perbedaan, Cinta

lingkungan, Kebangsaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan

Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap

positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan

keadilan

2) Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata

tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah,

Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistem hukum dan

peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional.

3) Hak asasi manusia meliputi: Hak dan Kewajiban anak, Hak dan kewajiban

anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan,

Penghormatan dan perlindungan HAM.

4) Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai

warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan

pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri, Persamaan kedudukan

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1.digilib.ump.ac.id/files/disk1/21/jhptump-ump-gdl-olvinvidap-1026-2-babii.pdfDari pengertian ini, ... rasa ingin tahu telah membuat manusia ingin

warga negara.

5) Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang

pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan

dasar negara dengan konstitusi.

6) Kekuasaan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan, Pemerintah

daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sitem politik, Budaya

poltik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers

dalam masyarakat demokrasi.

7) Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi

negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai-nilai

Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka

8) Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri Indonesia

di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan organisasi

internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.

d. Materi Pkn Contoh Peraturan Perundang-undangan

Pokok Bahasan Materi

Standar Kompetensi : Memahami peraturan perundang undangan tingkat

pusat dan daerah. Kompetensi Dasar : Memberikan contoh peraturan perundang-

undangan tingkat pusat dan daerah seperti pajak, anti korupsi, lalu lintas, dan

larangan merokok. Indikator : Menyebutkan peraturan/undang-undang tentang

pajak, menyebutkan berbagai macam pajak, menjelaskan pentingnya membayar

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1.digilib.ump.ac.id/files/disk1/21/jhptump-ump-gdl-olvinvidap-1026-2-babii.pdfDari pengertian ini, ... rasa ingin tahu telah membuat manusia ingin

pajak, menyebutkan peraturan/ undang-undang tentang korupsi, mengidentifikasi

tindak korupsi, mengetahui para pelaku korupsi di indonesia, mengidentifikasi tata

tertib berlalu lintas, mengetahui peraturan lalu lintas, menyebutkan berbagai macam

tata tertib lalu lintas, menyebutkan peraturan/ undang-undang tentang larangan

merokok, menyebutkan larangan merokok, menyebutkan zat-zat yang terkandung

dalam rokok.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitan yang dilakukan oleh Ika Rini Ambarawati (2010) mahasiswi PGSD

Universitas Muhamadiyah Purwokerto. Hasil penelitian pada siklus I peran aktif siswa

diperoleh 36,6 % dan ketuntasan belajar matematika secara klasikal sebesar 66,7 %. Pada

siklus II peran aktif diperoleh 44,2 % dan ketuntasan belajar secara klasikal 83,3%. Pada

siklus III peran aktif siswa diperoleh 50,5 % dan ketuntasan belajar matematika secara

kalsikan 95,8 %. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah “pembelajaran matematika dengan

model pembelajaran Think Pair Share dapat meningkatkan peran aktif dan prestasi siswa”.

Perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Ika Rini Ambarawati dengan

penelitian ini adalah penelitian Ika Ambarawati untuk meningkatkan peran aktif siswa dan

prestasi siswa dengan menggunakan tiga siklus. Sedangkan penelitian ini utnuk

meningkatkan rasa ingin tahu dan prestasi belajar (dua variable) siswa di kelas V SD N 1

Karangturi dan menggunakan dua siklus. Jadi sudah terlihat jelas perbedannya dengan

melihat variable dan berapa tahap siklus yang digunakan.

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1.digilib.ump.ac.id/files/disk1/21/jhptump-ump-gdl-olvinvidap-1026-2-babii.pdfDari pengertian ini, ... rasa ingin tahu telah membuat manusia ingin

C. Kerangka Berpikir

Model pembelajaran Think, Pair, Share merupakan salah satu model pembelajaran

yang inovatif dalam proses pembelajrannya. Melalui Think, Pair, Share itu dapat

meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar, agar nantinya siswa dapat

berkembang sesuai dengan potensi yang ada dalam diri siswa, serta dapat meningkatkan rasa

ingin tahu siswa dan prestasi belajar siswa. Karena model pembelajaran ini menuntut

keaktifan siswa dan siswa akan berpikir kritis terhadap permasalahan yang ada pada materi

pelajaran tersebut.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis tindakan

dalam penelitian tindakan kelas ini adalah “Diduga penggunaan model pembelajaran

kooperatife tipe Think, Pair, Share (TPS) dapat meningkatkan rasa ingin tahu dan prestasi

belajar pada materi contoh peraturan perundang-undangan melalui model pembelajaran

cooperative tipe Think, Pair, Share di kelas V SD Negeri 1 Karangturi.