bab ii konsep dasar a. pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl...11 c....

26
7 BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulasi yang mendekat yang diprakarsai secara internal atau eksternal disertai dengan suatu pengurangan berlebihan-lebihan, distorsi atau kelainan berespon terhadap setiap stimulus (Townsend, 1998). Halusinasi merupakan persepsi sensori yang salah atau pengalaman persepsi sensori yang tidak terjadi dalam realitas (Videbeck, 2008). Halusinasi merupakan pencerapan tanpa adanya rangsangan apapun pada panca-indera seorang pasien, yang terjadi dalam keadaan sadar atau bangun, dasarnya mungkin organik, fungsinal, psikotik ataupun histerik (Maramis, 1998). Halusinasi merupakan suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai dengan adanya rangsangan dari luar (Yosep, 2007). Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan halusinasi merupakan persepsi klien melalui panca indera tanpa ada stimulus atau rangsangan yang nyata.

Upload: vuduong

Post on 28-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl...11 C. Pengkajian Penyebab halusinasi pendengaran secara spesifik belum diketahui, namun banyak

7

BAB II

KONSEP DASAR

A. Pengertian

Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan

dalam jumlah dan pola dari stimulasi yang mendekat yang diprakarsai secara

internal atau eksternal disertai dengan suatu pengurangan berlebihan-lebihan,

distorsi atau kelainan berespon terhadap setiap stimulus (Townsend, 1998).

Halusinasi merupakan persepsi sensori yang salah atau pengalaman persepsi

sensori yang tidak terjadi dalam realitas (Videbeck, 2008).

Halusinasi merupakan pencerapan tanpa adanya rangsangan apapun pada

panca-indera seorang pasien, yang terjadi dalam keadaan sadar atau bangun,

dasarnya mungkin organik, fungsinal, psikotik ataupun histerik (Maramis, 1998).

Halusinasi merupakan suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai dengan adanya

rangsangan dari luar (Yosep, 2007).

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan halusinasi merupakan

persepsi klien melalui panca indera tanpa ada stimulus atau rangsangan yang

nyata.

Page 2: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl...11 C. Pengkajian Penyebab halusinasi pendengaran secara spesifik belum diketahui, namun banyak

8

B. Rentang Respons Neurobiologis

Respon perilaku klien dapat diidentifikasi sepanjang rentang respon yang

berhubungan dengan fungsi neurobiologis. Perilaku yang dapat diamati dan

mungkin menunjukkan adanya halusinasi disajikan dalam table berikut :

Rentang Respon Neurobiologis

Geurobiolo

Gambar 1. Rentang Respon Neurobiologis

(Stuart, 2007).

Respon MaladaptifRespon Adaptif

1. Gangguan

pikiran atau

waham

2. Halusinasi

3. Ketidakmampuan

untuk kontrol

emosi

4. Ketidakteraturan

perilaku

5. Isolasi sosial

1. Pikiran logis

2. Persepsi akurat

3. Emosi

konsisten

dengan

pengalaman

4. Perilaku sesuai

5. Hubungan

sosial

1. pikiran kadang

menyimpang

2. Ilusi

3. Reaksi emosional

berlebihan atau

kurang

4. Perilaku aneh atau

tak lazim

5. Menarik diri

Page 3: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl...11 C. Pengkajian Penyebab halusinasi pendengaran secara spesifik belum diketahui, namun banyak

9

Dari bagan diatas bisa dilihat rentang respon neurobiologis bahwa respon

adaptif sampai maladaptif yaitu:

a. Respon adaptif

1. Pikiran logis

Pendapat atau pertimbangan yang dapat diterima akal.

2. Persepsi akurat

Pandangan dari seseorang tentang suatu peristiwa secara cermat.

3. Emosi konsisten dengan pengalaman

Kemantapan perasaan jiwa sesuai dengan peristiwa yang pernah dialami.

4. Perilaku sesuai

Kegiatan individu atau sesuatu yang berkaitan dengan individu tersebut

diwujudkan dalam bentuk gerak atau ucapan yang tidak bertentangan

dengan moral.

5. Hubungan sosial

Hubungan seseorang dengan orang lain dalam pergaulan di tengah-tengah

masyarakat.

b. Respon transisi

1. Pikiran kadang menyimpang

Kegagalan dalam mengabstrakkan dan mengambil kesimpulan.

2. Ilusi

Persepsi atau respon yang salah terhadap stimulus sensori.

Page 4: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl...11 C. Pengkajian Penyebab halusinasi pendengaran secara spesifik belum diketahui, namun banyak

10

3. Reaksi emosi berlebihan atau berkurang

Emosi yang diekspresikan dengan sikap yang tidak sesuai.

4. Perilaku aneh atau tak lazim

Perilaku aneh yang tidak enak dipandang, membingungkan, kesukaran

mengolah dan tidak kenal orang lain.

5. Menarik diri

Perilaku menghindar dari orang lain.

c. Respon maladaptif

1. Gangguan pikiran atau waham

Keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walau tidak

diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita sosial.

2. Halusinasi

Persepsi yang salah terhadap rangsang.

3. Ketidakmampuan untuk kontrol emosi

Ketidakmampuan atau menurunnya kemampuan untuk mengalami

kesenangan, kebahagiaan, keakraban dan kedekatan.

4. Ketidakteraturan perilaku

Ketidakselarasan antara perilaku dan gerakan yang ditimbulkan.

5. Isolasi sosial

Suatu keadaan kesepian yang dialami seseorang karena orang lain

menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (Stuart, 2007).

Page 5: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl...11 C. Pengkajian Penyebab halusinasi pendengaran secara spesifik belum diketahui, namun banyak

11

C. Pengkajian

Penyebab halusinasi pendengaran secara spesifik belum diketahui, namun

banyak faktor yang mempengaruhinya seperti faktor biologis, psikologis, sosial

budaya,dan stressor pencetusnya adalah stress lingkungan, biologis, pemicu

masalah dan mekanisme koping.

1. Faktor predisposisi :

Beberapa faktor predisposisi yang berkonstribusi pada respon munculnya

neorobiologi seperti halusinasi antara lain :

a. Biologis

Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan respon

neurobiologi yang maladptif baru mulai dipahami, ini ditunjukkan oleh

penelitian - penelitian yang berikut :

1. Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak yang

lebih luas dalam perkembangan Skizoprenia. Lesi pada daerah frontal,

temporal dan limbik berhubungan dengan perilaku psikotik. Pembesaran

ventrikel dan penurunan massa kortikal menunjukkan atrofi otak.

2. Beberapa zat kimia otak dikaitkan dengan skizofrenia. Hasil penelitian

menunjukkan hal-hal berikut :

a. Dopamin neurotransmiter yang berlebihan.

b. Ketidakseimbangan antara dopamin dan neurotransmiter lain,

terutama serotonin.

c. Masalah-masalah pada sistem reseptor dopamin.

Page 6: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl...11 C. Pengkajian Penyebab halusinasi pendengaran secara spesifik belum diketahui, namun banyak

12

3. Penelitian pada keluarga yang melibatkan anak kembar dan anak yang

diadopsi menunjukkan peran genetik pada skizofrenia. Kembar identik

yang dibesarkan secara terpisah mempunyai angka kejadian skizofrenia

yang lebih tinggi dari pada pasangan saudara sekandung yang tidak

identik. Penelitian terbaru memfokuskan pada pemetaan gen dalam

keluarga dengan insiden skizofrenia yang lebih tinggi pada keturunan

pertama dibandingkan dengan populasi secara umum.

b. Psikologis

Teori psikodinamika untuk terjadinya respon neurobiologis yang

maladaptif belum didukung oleh penelitian. Teori psikologis terdahulu

menyalahkan keluarga sebagai penyabab gangguan ini. Sehingga

kepercayaan keluarga terhadap tenaga kesehatan jiwa profesional menurun.

c. Sosial budaya

Stres yang menumpuk dapat menunjang awitan skizofrenia dan gangguan

psikotik lain, tetapi tidak diyakini sebagai penyabab utama gangguan jiwa

(Stuart, 2007).

2. Faktor Presipitasi

Faktor presipitasi terjadinya gangguan halusinasi adalah:

a. Biologis

Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses

informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak

Page 7: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl...11 C. Pengkajian Penyebab halusinasi pendengaran secara spesifik belum diketahui, namun banyak

13

yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi

stimulus yang diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.

b. Stress lingkungan

Ambang toleransi terhadap stress yang ditentukan secara biologis

berinteraksi dengan stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya

gangguan perilaku.

c. Sumber koping

Pemicu yang biasanya terdapat pada respon neurobiologis maladaptif yang

berhubungan dengan kesehatan, lingkungan, sikap, dan perilaku individu

(Stuart, 2007).

3. Menurut Videbeck (2008) berdasarkan jenis dan karakteristik halusinasi

antara lain :

a. Halusinasi pendengaran meliputi mendengar suara-suara, paling sering

adalah suara orang berbicara kepada klien atau membicarakan klien.

Mungkin ada satu atau banyak suara ; dapat berupa suara orang yang

dikenal atau tidak dikenal. Halusinasi pendengaran merupakan jenis

halusinasi yang sering terjadi. Halusinasi perintah adalah suara-suara

yang menyuruh klien untuk mengambil tindakan, sering kali

membahayakan diri sendiri atau orang lain dan dianggap berbahaya.

b. Halusinasi penglihatan dapat mencakup melihat bayangan yang

sebenarnya tidak ada sama sekali, misalnya cahaya atau orang yang telah

Page 8: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl...11 C. Pengkajian Penyebab halusinasi pendengaran secara spesifik belum diketahui, namun banyak

14

meninggal, atau mungkin sesuatu yang bentuknya rusak, misalnya

melihat monster padahal yang dilihat adalah perawat.

c. Halusinasi Penciuman meliputi mencium aroma atau bau padahal tidak

ada. Bau tersebut dapat berupa bau tertentu seperti urina atau feses, atau

bau yang sifatnya lebih umum, misalnya bau busuk atau bau tidak sedap.

d. Halusinasi pengecap mencakup rasa yang tetap ada dalam mulut, atau

perasaan bahwa makanan terasa seperti sesuatu yang lain. Rasa tersebut

dapat berupa rasa logam atau pahit.

e. Halusinasi peraba (taktil) mengacu pada sensasi seperti aliran listrik yang

menjalar keseluruh tubuh atau binatang kecil yang merayap dikulit.

f. Halusinasi kinestetik terjadi ketika klien tidak bergerak tetapi melaporkan

sensasi gerakan tubuh. Gerakan tubuh kadang kala yang tidak lazim,

misalnya melayang keatas tanah.

g. Halusinasi kenestetik meliputi laporan klien bahwa ia merasakan fungsi

tubuh yang biasanya tidak dapat dideteksi. Contohnya yaitu sensasi

pembentukan urine atau impuls yang ditransmisikan ke otak.

4. Tingkat intensitas halusinasi ( Stuart & Sundeen, 1998 ) :

a. Tahap I : Menyenangkan – Ansietas tingkat sedang.

1. Tingkat :

Secara umum halusinasi bersifat menyenangkan.

Page 9: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl...11 C. Pengkajian Penyebab halusinasi pendengaran secara spesifik belum diketahui, namun banyak

15

2. Karakteristik

Orang yang berhalusinasi mengalami keadaan emosi seperti ansietas,

kesepian, merasa bersalah, dan takut serta mencoba untuk memusatkan

pada penenangan pikiran untuk mengurangi ansietas, individu

mengetahui bahwa pikiran dan sensori yang dialami tersebut dapat

dikendalikan jika ansietasnya bisa diatasi ( Non Psikotik ).

3. Perilaku klien

a. Menyeringai atau tertawa yang tidak sesuai.

b. Menggerakkan bibirnya tanpa menimbulkan suara.

c. Gerakan mata yang cepat.

d. Respon verbal yang lamban.

e. Diam dan dipenuhi oleh sesuatu yang mengasyikkan.

b. Tahap II : Menyalahkan – Ansietas tingkat berat.

1. Tingkat

Secara umum halusinasi menjijikkan.

2. Karakteristik

Pengalaman sensori bersifat menjijikkan dan menakutkan, orang yang

berhalusinasi mulai merasa kehilangan kendali dan mungkin berusaha

untuk menjauhkan dirinya dari sumber yang dipersepsikan, individu

mungkin merasa malu karena pengalaman sensorinya, dan menarik diri

dari orang lain ( Non Psikotik ).

Page 10: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl...11 C. Pengkajian Penyebab halusinasi pendengaran secara spesifik belum diketahui, namun banyak

16

3. Perilaku klien

a. Peningkatan sistem saraf otonom yang menunjukkan ansietas, misal

peningkatan tanda – tanda vital.

b. Penyempitan kemampuan konsentrasi.

c. Dipenuhi dengan pengalaman sensori dan mungkin kehilangan

kemampuan untuk membedakan antara halusinasi dengan realita.

c. Tahap III : Mengendalikan – Ansietas tingkat berat

1. Tingkat

Pengalaman sensori menjadi penguasa

2. Karakteristik

Orang yang berhalusinasi menyerah untuk melawan pengalaman

halusinasi dan membiarkan halusinasi menguasai dirinya, isi halusinasi

dapat berupa permohonan, individu mungkin mengalami kesepian jika

pengalaman sensori tersebut berakhir ( Psikotik ).

3. Perilaku klien

a. Lebih cenderung mengikuti petunjuk yang diberikan oleh

halusinasinya dari pada menolaknya.

b. Kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain.

c. Rentang perhatian hanya beberapa menit.

d. Gejala fisik dari ansietas berat ( berkeringat, tremor, ketidakmampuan

untuk mengikuti petunjuk ).

Page 11: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl...11 C. Pengkajian Penyebab halusinasi pendengaran secara spesifik belum diketahui, namun banyak

17

d. Tahap IV : Menaklukkan – Ansietas tingkat panik

1. Tingkat

Secara umum halusinasi menjadi lebih rumit dan saling terkait dengan

delusi.

2. Karakteristik

Pengalaman sensori mungkin menakutkan jika individu tidak mengikuti

perintah, halusinasi bisa berlangsung dalam beberapa jam atau hari

apabila tidak ada intervensi terapeutik ( Psikotik ).

3. Perilaku klien

a. Perilaku menyerang seperti panik.

b. Potensial melakukan bunuh diri.

c. Amuk, agitasi, menarik diri, dan katatonik.

d. Tidak mampu berespon terhadap lebih dari satu orang.

D. Tanda Dan Gejala

1. Menyeringai atau tertawa yang tidak sesuai.

2. Menggerakkan bibir tanpa menimbulkan suara.

3. Gerakan mata yang cepat.

4. Respon verbal yang lambat.

5. Menarik diri dari orang lain.

6. Tidak dapat membedakan yang nyata dan tidak nyata.

7. Ketidakmampuan untuk mengikuti petunjuk.

Page 12: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl...11 C. Pengkajian Penyebab halusinasi pendengaran secara spesifik belum diketahui, namun banyak

18

8. Kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart & Sundeen, 1998).

E. Mekanisme Koping

Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi diri sendiri dari pengalaman

yang menakutkan berhubungan dengan respons neurobiologis maladaptif

meliputi :

1. Regresi berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk

mengatasi ansietas, yang menyisakan sedikit energi untuk aktivitas hidup

sehari-hari.

2. Projeksi sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi.

3. Menarik diri (Stuart, 2007)

F. Masalah Keperawatan

Adapun masalah keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan

gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran antara lain :

a. Gangguan sensori/persepsi : Halusinasi pendengaran (Keliat, 2006).

b. Resiko perilaku kekerasan (Keliat, 2006).

c. Isolasi sosial : Menarik diri (Keliat, 2006).

Page 13: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl...11 C. Pengkajian Penyebab halusinasi pendengaran secara spesifik belum diketahui, namun banyak

19

G. Pohon Masalah

Core problem

(Keliat, 2006)

H. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko perilaku kekerasan.

2. Gangguan sensori/persepsi : Halusinasi pendengaran.

3. Isolasi sosial : menarik diri

Isolasi sosial : menarik diri

Gangguan persepsi sensori :halusiasi pendengaran

Resiko perilaku kekerasan

Page 14: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl...11 C. Pengkajian Penyebab halusinasi pendengaran secara spesifik belum diketahui, namun banyak

20

I. Intervensi

PERENCANAAN

NoTgl.

DX

DX.

KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI

1 27/1

2/20

10

Perubahan persepsi

sensori: Halusinasi

pendengaran

TUM :

Pasien dapat mengontrol

halusinasi yang

dialaminya.

TUK :

1. Pasien dapat

membina hubungan

saling percaya

1.1. Ekspresi wajah bersahabat,

menujukan rasa senang, ada

kontak mata, mau berjabat

tangan, mau menyebutkan nama,

mau menjawab salam, mau duduk

berdampingan dengan perawat

1.1.1. Bina hubungan saling percaya

dengan menggunakan prinsip

komunikasi terapeutik:

a. Sapa pasien dengan ramah baik

verbal maupun non verbal

b. Tanyakan nama lengkap dan

nama panggilan yang disukai

pasien

c. Buat kontrak yang jelas

d. Tunjukan sikap jujur dan

Page 15: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl...11 C. Pengkajian Penyebab halusinasi pendengaran secara spesifik belum diketahui, namun banyak

21

menepati janji setiap kali

berinteraksi

e. Tunjukan sikap empati dan

menerima apa adanya klien

f. Beri perhatian kepada pada

pasien dan perhatikan kebutuhan

dasar pasien

g. Tanyakan perasaan pasien dan

masalah yang dihadapi pasien

2. Pasien dapat

mengenal

halusinasinya

2.1. Pasien dapat menyebutkan: Jenis

halusinasi, isi, waktu, frekuensi

timbulnya halusinasi

2.1.1. Adakan kontrak sering dan

singkat secara bertahap

a. Observasi tinglah laku pasien

terkait dengan halusinasinya

b. Tanyakan apakah pasien

mengalami sesuatu/halusinasi

c. Jika pasien menjawab iya,

tanyakan pa yang sedang

dialaminya

d. Katakan bahwa perawat

Page 16: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl...11 C. Pengkajian Penyebab halusinasi pendengaran secara spesifik belum diketahui, namun banyak

22

2.2. Pasien dapat mengungkapkan

bagaimana perasaannya

terhadap halusinasi tersebut.

percaya pasien mengalami

hal tersebut, namun perawat

sendiri tidak mengalami apa

yang dirasakan klien

e. Katakan bahwa ada pasien

yang lain yang mengalami

hal yang sama

f. Katakan bahwa perawat akan

membantu pasien

2.2.1. Diskusikan dengan pasien

tentang apa yang dirasakannya

jika terjadi halusinasi: marah,

takut, sedih, senang.

3. Pasien dapat

mengontrol

halusinasinya

3.1. Pasien dapat menyebutkan

tindakan yang biasanya

dilakukan untuk mengendalikan

halusinasinya

a. Pasien dapat menyebutkan

cara baru mengontrol

halusinasinya.

3.1.1 Identifikasi bersama klien cara

yang dilakukan jika terjadi

halusinasi

3.1.2 Diskusikan cara cara yang

digunakan pasien,

a. Jika cara yang digunakan

adaptif beri pujian

Page 17: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl...11 C. Pengkajian Penyebab halusinasi pendengaran secara spesifik belum diketahui, namun banyak

23

b. Pasien dapat memilih cara

untuk mengendalikan

halusinasinya

c. Pasien melaksankan cara

yang dipilih untuk

mengendalikan

halusinasinaya

d. pasien mengikutsertakan

terapi aktivitas kelompok

b. Jika cara yang digunakan

maladaptive diskusikan

kerugian cara tersebut

3.1.3 Diskusikan cara baru untuk

memutuskan/mengontrol

timbulnya halusinasi

a. Katakan pada diri sendiri

bahwa itu tidak nyata (“Saya

tidak mau dengar pada saat

halusinasi terjadi)

b. Menemui orang lain atau

perawat/teman/anggota

keluarga untuk menceritakan

tentang halusinasinaya

c. Membuat dan melaksanakan

jadwal yang telah disusun

d. Meminta

keluarga/teman/perawat

untuk menyapa jika terjadi

halusinasi

Page 18: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl...11 C. Pengkajian Penyebab halusinasi pendengaran secara spesifik belum diketahui, namun banyak

24

3.1.4 Bantu pasien memilih cara yang

sudah dinjurkan dan latih untuk

mencobanya

3.1.5 Beri kesempatan klien untuk

melakukan cara yang sudah

dipilih dan dilatih jika berhasil

diberi pujian.

i. Anjurkan pasien mengikuti

terapi aktivitas kelompok

4. Pasien dapat

dukungan dari

keluarga dalam

mengontrol

halusinasinya

4.1. Keluarga menyatakan setuju

untuk mengikuti pertemuan

dengan perawat, keluarga

mempu menyebutkan

pengertian, tanda dan

gejala,proses terjadinya

halusinasi

4.1.1. Buat kontrak dengan keluarga

untuk pertemuan (waktu, tempat

dan topik)

4.1.2. Diskusikan dengan keluarga

(pada saat pertemuan

keluarga/kunjungan rumah)

a. Pengertian halusinasi

b. Tanda dan gejala halusinasi

c. Obat-obatan untuk

halusinasi

d. Cara yang dapat dilakukan

Page 19: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl...11 C. Pengkajian Penyebab halusinasi pendengaran secara spesifik belum diketahui, namun banyak

25

pasien dan keluarga untuk

memutuskan halusinasi

e. Cara merawat anggota

keluaraga yang halusinasi

dirumah (Beri kegiatan

berpergian bersama serta

pantau obat-obatan dan cara

pemberianya untuk

mengatasi halusinasi)

5. Pasien dapat

memanfaatkan obat

dengan baik

5.1.Pasien dapat menyebutkan: Pasien

dapat mendemonstrasikan

pengguanaan obat dengan benar,

pasien dapat menyebutkan akibat

berhenti minum obat

5.1.1. Diskusikan dengan pasien

tentang manfaat dan kerugian

tidak minum obat ( Nama,

warna, dosis, cara, efek terapi,

dan efek samping),

5.1.2. Pantau pasien pada saat minum

obat

5.1.3. Beri pujian jika pasien

menggunakan obat dengan

benar

5.1.4. Diskusikan akibat berhenti

Page 20: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl...11 C. Pengkajian Penyebab halusinasi pendengaran secara spesifik belum diketahui, namun banyak

26

(Keliat, 2006)

minum obat tanpa konsultasi

dengan dokter

5.1.5. Anjurkan pasien untuk

konsultasi kepada dokter atau

pearawat jika terjadi hal-hal

yang tidak di inginkan

Page 21: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl...11 C. Pengkajian Penyebab halusinasi pendengaran secara spesifik belum diketahui, namun banyak

27

J. Strategi pelaksanaan

Dx 1 :Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi Dengar

Pasien

SP 1 p

1. Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien

2. Mengidentifikasi isi halusinasi pasien

3. Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien

4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien

5. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi

6. Mengidentifikasi respons pasien terhadap halusinasi

7. Melatih pasien cara kontrol halusinasi dengan menghardik

8. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

SP 2 p

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya

2. Melatih pasien cara kontrol halusinasi dengan berbincang dengan

orang lain

3. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

SP 3 p

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya

2. Melatih pasien cara kontrol halusinasi dengan kegiatan ( yang biasa

dilakukan pasien)

3. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

SP 4 p

Page 22: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl...11 C. Pengkajian Penyebab halusinasi pendengaran secara spesifik belum diketahui, namun banyak

28

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya

2. Melatih cara mengontrol halusinasi dengan cara minum obat (prinsip

5 benar minum obat)

3. Membimbing pasien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian

Keluarga

SP 1 k

1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat

pasien

2. Menjelaskan pengertian halusinasi, tanda dan gejala, serta proses

terjadinya halusinasi

3. Menjelaskan cara merawat pasien dengan halusinasi

SP 2 k

1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan

halusinasi

2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung pada pasien

halusinasi

SP 3 k

1. Membantu keluarga membuat jadwal aktifitas di rumah termasuk

minum obat

2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang

Dx 2 : Isolasi Sosial : Menarik Diri

Pasien

Page 23: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl...11 C. Pengkajian Penyebab halusinasi pendengaran secara spesifik belum diketahui, namun banyak

29

SP 1 p

1. Mengidentifikai penyebab isolasi sosial pasien

2. Mengidentifikasi keuntungan berinteraksi dengan orang lain

3. Mengidentifikasi kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain

4. Melatih pasien berkenalan dengan satu orang

5. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

SP 2 p

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya

2. Melatih pasien berkenalan dengan dua orang atau lebih

3. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

SP 3 p

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya

2. Melatih pasien berinteraksi dalam kelompok

3. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

Keluarga

SP 1 k

1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat

pasien

2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang dialami

pasien beserta proses terjadinya isolasi sosial

3. Menjelaskan cara – cara merawat pasien isolasi social

Page 24: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl...11 C. Pengkajian Penyebab halusinasi pendengaran secara spesifik belum diketahui, namun banyak

30

SP 2 k

1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan isolasi

sosial

2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung pada pasien

isolasi sosial

SP 3 k

1. Membantu keluarga membuat jadwal aktifitas di rumah termasuk

minum obat

2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang

Dx 3 : Resiko Perilaku Kekerasan

Pasien :

SP 1 p

1. Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan

2. Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan

3. Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan

4. Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan

5. Mengajarkan cara mengontrol perilaku kekerasan

6. Melatih pasien mengontrol perilaku kekerasan 1 (nafas dalam)

7. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

SP 2 p

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya

2. Melatih cara mengontrol perilaku kekerasan fisik II (memukul bantal)

3. Membimbing pasien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian

Page 25: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl...11 C. Pengkajian Penyebab halusinasi pendengaran secara spesifik belum diketahui, namun banyak

31

SP 3 p

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya

2. Melatih cara mengontrol perilaku kekerasan cara verbal (meminta,

menolak dan mengungkapkan merah secara baik)

3. Membimbing pasien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian

SP 4 p

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya

2. Melatih cara mengontrol perilaku kekerasan cara spiritual (berdoa,

sholat)

3. Membimbing pasien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian

SP 5 p

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya

2. Melatih cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara minum obat

(prinsip 5 benar minum obat)

3. Membimbing pasien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian

Keluarga

SP 1 k

1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat

pasien

2. Menjelaskan pengartian perilaku kekerasan, tanda dan gejala, serta

proses terjadinya perilaku kekerasan

3. Menjelaskan cara merawat pasien dengan perilaku kekerasan

Page 26: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl...11 C. Pengkajian Penyebab halusinasi pendengaran secara spesifik belum diketahui, namun banyak

32

SP 2 k

1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan

perilaku kekerasan

2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung pada pasien

perilaku kekerasan

SP 3 k

1. Membantu keluarga membuat jadwal aktifitas di rumah termasuk

minum obat

2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang