bab ii landasan teori 2.1 konsep hernia inguinalisrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1581/6/6. bab...

24
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep hernia inguinalis Secara umum Hernia merupakan proskusi atau penonjolan isi suatu rongga dari berbagai organ internal melalui pembukaan abnormal atau kelemahan pada otot yang mengelilinginya dan kelemahan pada jaringan ikat suatu organ tersebut. Hernia adalah tonjolan keluarnya organ atau jaringan melalui dincling rongga dimana organ tersebut seharusnya berada yang didalam keadaan normal tertutup. Hernia atau usus turun adalah penonjolan abnormal suatu organ/ sebagian dari organ melalui lubang pada struktur disekitarnya perut (Sjamsuhidayat, 2010). Menurut Sjamsuhidayat dan Jong (2004). 2.2. Epidemiologi Penderita hernia, memang kebanyakan laki-laki, terutama anak-anak. Hernia yang terjadi pada anak-anak, lebih disebabkan karena kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya testis atau buah zakar. Sementara pada orang dewasa, karena adanya tekanan yang tinggi dalam rongga perut dan karena faktor usia yang menyebabkan lemahnya otot dinding perut. Penyakit hernia banyak diderita oleh orang yang tinggal didaerah perkotaan yang notabene yang penuh dengan aktivitas maupun kesibukan dimana aktivitas tersebut membutuhkan stamin yang tinggi. Jika stamina kurang bagus dan terus dipaksakan maka, penyakit hernia akan segera menghinggapinya. 70% dari seluruh hernia abdominal terjadi di inguinal (lipat paha). Yang lainnya dapat terjadi di umbilikus (pusar) atau daerah perut lainnya. Hernia inguinalis dibagi menjadi 2, yaitu hernia inguinalis medialis dan hernia inguinalis lateralis. Jika kantong hernia inguinalis lateralis mencapai skrotum (buah zakar), hernia disebut hernia skrotalis. Hernia inguinalis lateralis terjadi lebih sering dari hernia inguinalis medialis dengan perbandingan 2:1, dan diantara itu ternyata pria lebih sering 7 kali lipat terkena dibandingkan dengan wanita. Semakin bertambahnya

Upload: others

Post on 27-Feb-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep hernia inguinalisrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1581/6/6. BAB II.pdf · Operasi merupakan penatalaksanaan rasional hernia inguinalis, terutama jenis

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep hernia inguinalis

Secara umum Hernia merupakan proskusi atau penonjolan isi suatu rongga

dari berbagai organ internal melalui pembukaan abnormal atau kelemahan pada

otot yang mengelilinginya dan kelemahan pada jaringan ikat suatu organ tersebut.

Hernia adalah tonjolan keluarnya organ atau jaringan melalui dincling rongga

dimana organ tersebut seharusnya berada yang didalam keadaan normal tertutup.

Hernia atau usus turun adalah penonjolan abnormal suatu organ/ sebagian dari

organ melalui lubang pada struktur disekitarnya perut (Sjamsuhidayat, 2010).

Menurut Sjamsuhidayat dan Jong (2004).

2.2. Epidemiologi

Penderita hernia, memang kebanyakan laki-laki, terutama anak-anak. Hernia

yang terjadi pada anak-anak, lebih disebabkan karena kurang sempurnanya

procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya testis atau buah zakar.

Sementara pada orang dewasa, karena adanya tekanan yang tinggi dalam rongga

perut dan karena faktor usia yang menyebabkan lemahnya otot dinding perut.

Penyakit hernia banyak diderita oleh orang yang tinggal didaerah perkotaan yang

notabene yang penuh dengan aktivitas maupun kesibukan dimana aktivitas

tersebut membutuhkan stamin yang tinggi. Jika stamina kurang bagus dan terus

dipaksakan maka, penyakit hernia akan segera menghinggapinya. 70% dari

seluruh hernia abdominal terjadi di inguinal (lipat paha). Yang lainnya dapat

terjadi di umbilikus (pusar) atau daerah perut lainnya. Hernia inguinalis dibagi

menjadi 2, yaitu hernia inguinalis medialis dan hernia inguinalis lateralis. Jika

kantong hernia inguinalis lateralis mencapai skrotum (buah zakar), hernia disebut

hernia skrotalis. Hernia inguinalis lateralis terjadi lebih sering dari hernia

inguinalis medialis dengan perbandingan 2:1, dan diantara itu ternyata pria lebih

sering 7 kali lipat terkena dibandingkan dengan wanita. Semakin bertambahnya

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep hernia inguinalisrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1581/6/6. BAB II.pdf · Operasi merupakan penatalaksanaan rasional hernia inguinalis, terutama jenis

7

usia kita, kemungkinan terjadinya hernia semakin besar. Hal ini dipengaruhi oleh

kekuatan otototot perut yang sudah mulai melemah (Azhari,2013)

2.3.Etilogi

Etiologi Hernia Inguinalis menurut Hidayat (2006) adalah :

a. Batuk

b. Adanya presesus vaginalis yang terbuka

c. Tekanan intra abdomen yang meningkat secara kronis seperti batuk kronik,

hipertrofi prostat, konstipasi dan asites.

d. Kelemahan dinding otot perut dan degenerasi jaringan ikat karena usia lanjut

e. Kehamilan multi para dam obesitas

2.4.Patofisiologi

Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus pada bulan ke-8

kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis tersebut

akan menarik peritonium kedaerah skrotum sehingga terjadi penonjolan

peritonium yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonel.Terjadinya hernia

disebabkan oleh dua factor utama, yang pertama adalah faktor kongenital yaitu

kegagalan penutupan prosesus vaginalis pada waktu kehamilan Pada bayi yang

sudah lahir umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi. Namun dalam

beberapa hal, sering kali kanalis ini tidak menutup, karena testis kiri turun terlebih

dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih sering terbuka. Bila kanalis kiri

terbuka maka biasanya yang kanan juga terbuka dalam keadaan normal. Kanalis

yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan. Bila proses terbuka terus

(karena tidak mengalami obliterasi) akantimbul hernia inguinalis lateralis

kongenital.

Faktor yang kedua adalah faktor yang didapat seperti hamil, batuk kronis,

pekerjaan mengangkat benda berat dan faktor usia. Riwayat pembedahan

abdomen, kegemukan, meruapakan factor lain yang dapat menyebabkan

terjadinya hernia. Masuknya isi rongga perut melalui kanal ingunalis, jika cukup

parah maka akan menonjol keluar dari anulus ingunalis eksternus. Apabila hernia

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep hernia inguinalisrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1581/6/6. BAB II.pdf · Operasi merupakan penatalaksanaan rasional hernia inguinalis, terutama jenis

8

ini berlanjut tonjolan akan sampai ke skrotum.Hernia ada yang dapat kembali

secara spontan maupun manual juga ada yang tidak dapat kembali secara spontan

ataupun manual akibat terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding

kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali.

Peningkatan isi abdomen, memasuki kantung hernia. Jika terjadi penekanan

terhadap cincin hernia maka isi hernia kantong hernia tidak dapat kembali ke

posisi awal dan terjepit sehingga menimbulkan nyeri dan kerusakan organ

sehingga terjadi hernia strangulate yang akan menimbulkan gejala ileus yaitu

gejala obstruksi usus sehingga menyebabkan peredaran darah terganggu yang

akan menyebabkan kurangnya suplai oksigen yang bisa menyebabkan Iskemik

dan terjadi kerusakan jaringan, penumpukan jaringan menjadi mati sehingga

timbul respon inflamasi hingga timbul masalah risiko infeksi. Kalau kantong

hernia terdiri atas usus dapat terjadi perforasi yang akhirnya dapat menimbulkan

abses lokal atau prioritas jika terjadi hubungan dengan rongga perut. Obstruksi

usus juga menyebabkan penurunan peristaltik usus yang bisa

menyebabkan konstipasi, kembung, mual-muntah, intake menurun, sehingga

klien berisiko mengalami penurunan beratbadan dan akhirnya timbul masalah

ketidakseimbangan nutrisi. Apa bila tidak dilakukan pembedahan maka isi perut

akan lepas didalam rongga dan terdapat nekrosis sampai ganggren karena

peredaran darah terganggu.(Grace, 2007).

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep hernia inguinalisrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1581/6/6. BAB II.pdf · Operasi merupakan penatalaksanaan rasional hernia inguinalis, terutama jenis

9

2.5.Patway

Sumber : (Grace,2007)

2.6. Klasifikasi

Klasifikasi hernia, antara lain :

a. Macam-macam hernia menurut letaknya

1) Hernia Epigastrik Terjadi diantara pusar dan bagian bawah tulang rusuk,

digaris tengah perut. Hernia epigastrik biasanya terdiri dari jaringan lemak dan

jaringan yang berisi usus. Terbentuk dibagian dinding perut yang relative

lemah, hernia ini sering menimbulkan rasa sakit dan tidak dapat didorong

kembali ke dalam perut, ketika pertama kali ditemukan.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep hernia inguinalisrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1581/6/6. BAB II.pdf · Operasi merupakan penatalaksanaan rasional hernia inguinalis, terutama jenis

10

2) Hernia Umbilikal Hernia umbilikalis ini sering dijumpai pada bayi dan pada

orang dewasa lebih umum pada wanita, karena peningkatan tekanan

abdominal. Ini biasanya terjadi pada klien gemuk atau yang melahirkan

berkali-kali. Tipe hernia ini terjadi pada sisi insisi bedah sebelumnya yang

telah sembuh secara tidak adekuat karena Risiko Infeksi Konstipasi Nyeri

Akut Ketidakseimban gan nutrisi kurang dari kebutuhan masalah pascaoperasi

seperti infeksi, Nutrisi tidak adekuat, distensi ekstrem atau kegemukan. Pada

bayi hernia umbilikalis menutup secara spontan. Pembedahan dapat dilakukan

jika hernia tersebut bertahan 4-5 tahun.

3) Hernia Inguinalis Adalah hernia yang paling umum terjadi dan muncul

sebagai tonjolan. Hernia ini terjadi ketika dinding abdomen berkembbang,

sehingga usus menerobos kebawah melalui celah. Tanda dan gejala dari hernia

ini adalah ada benjolan di bawah perut yang lembut, kecil, nyeri, dan bengkak.

Hernia ini lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan. Hernia

inguinal ini dibagi lagi menjadi :

a. Hernia Inguinalis Indirek / lateralis Hernia Inguinalis Indirek / lateralis

menyebabkan penonjolan organ visera abdomen melalui anulus inguinalis

dan mengikuti funikulus spermatikus (pada laki-laki) dan ligamentum

teres uteri (pada wanita)

b. Hernia Inguinalis Direk / medialis Hernia Inguinalis Direk / medialis

terjadi karena kelemahan pada dasar kanalis inguinalis yang berupa fasia.

4) Hernia Femoralis Muncul sebagai tonjolan dipangkal paha. Tipe ini lebih

sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria. Ini mulai sebagai

penyumbat lemak di kanalis femoralis yang membesar dan secara bertahap

menarik peritoneum dan hampir tidak dapat dihindari kandung kemih masuk

kedalam kantung. Hernia femuralis akan terlihat sebagai massa atau benjolan

pada tempat terabanya denyut arteri fulmonalis.

5) Hernia Incisional Dapat terjadi melalui luka pasca oprasi perut. Hernia ini

muncul sebagai tonjolan disekitar pusar, yang terjadi ketika otot sekitar pusar

tidak menutup sepenuhnya. Hernia ini dapat disebabkan oleh kelemahan

dinding abdomen yang ekstrem atau obesitas.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep hernia inguinalisrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1581/6/6. BAB II.pdf · Operasi merupakan penatalaksanaan rasional hernia inguinalis, terutama jenis

11

6) Hernia Nukleus Pulposi (HNP) Adalah hernia yang melibatkan tulang

belakang. Diantara setiap cakram tulang belakang ada discus intervertebralis

yang menyerap goncangan cakram dan meningkatkan elastisitas dan mobilitas

tulang belakang. Karena aktivitas dan usia, terjadi herniasi discus

intervertebralis yang menyebabkan saraf terjepit (sciatica). Hernia ini biasa

terjadi di punggung bawah dan 3 vertebra lumbbal bawah ( long, 2011).

2.7. Gejala Klinis

Menurut Heather Herdman (2012), tanda dan gejala yang sering muncul pada

pasien hernia adalah :

a. Berupa benjolan keluar masuk atau keras dan yang tersering tampak

menonjol. Benjolan ini dapat menghilang ketika berbaring atau tidur.

b. Adanya rasa nyeri di daerah benjolan

c. Obstruksi usus parsial dapat menyebabkan anoreksia, nyeri, nyeri tekan,

massa yang tidak dapat direposisi, bising usus yang berkurang, mual dan

muntah

d. Obstruksi total dapat menimbulkan syok, demam tinggi, bising usus yang

tidak terdengar, feses yang mengandung darah

e. Nyeri punggung hebat pada punggung bagian bawah yang menjalar hingga

gluteus, tungkai, kaki, dan biasanya unilateral

2.8. Pemeriksaan Fisik

Menurut (Oswari E. Bedah dan Perawatannya. Jakarta: PT Gramedia,1993).

Berikut, adalah berbagai pemeriksaan pada pasien Hernia:

a. Inspeksi : secara umum akan terlihat penonjolan abnormal pada abdomen.

Apabila tidak terlihat dan terdapat riwayat adanya penonjolan, maka dengan

pemeriksaan sederhana pasien didorong untuk melakukan aktivitas

peningkatan intraabdominal, seperti mengedan untuk menilai adanya

penonjolan pada lipat paha.

b. Palpasi : Palapsi pada kantong hernia yang kosong kadang dapat diraba pada

funikulus spermatikus sebagai gesekan dari dua lapis kantong yang

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep hernia inguinalisrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1581/6/6. BAB II.pdf · Operasi merupakan penatalaksanaan rasional hernia inguinalis, terutama jenis

12

memberikan sensasi gesekan dua permukaan sutera. Tanda ini disebut tanda

sarung tangan sutera, tetapi umumnya tandi ini sukar ditentukan. Kantong

hernia mungkin berisi organ, tergantung isinya, pada palpasi mungkin teraba

usus, omentum ( seperti karet ), atau ovarium, dengan jari telunjuk atau jari

kelingking, pada anak, dapat dicoba mendorong isi hernia dengan menekan

kulit skrotum melalui annulus eksternus sehingga dapat ditentukan apakah isi

hernia dapat direposisi atau tidak. Dalam hal hernia dapat direposisi, pada

waktu jari masih berada adalam anulus eksternus, pasien diminta mengedan.

Apabila ujung jari menyentuh hernia, berarti hernia inguinalis lateralis, dan

apabila bagian sisi jari yang menyentuhnya, berarti hernia inguinalis medialis

c. Perkusi : akan terdengar suara hipertimpani Auskultasi : penurunan bising

usus atau tidak ada bising usus menandakan gejala obstruksi intestinal.

2.9. Pemeriksaan Diagnotik

Menurut Mansjoer, A (2000) pemeriksaan penunjang hernia adalah :

a. Sinar-x spinal untuk mengetahui abnormalitas tulang.

b. Tomografi komputerisasi atau MRI untuk mengidentifikasi diskus yang

terhernisiasi. Merupakan pemeriksaan non-invasif, dapat memberikan

gambaran secara seksional pada lapisan melintang dan longitudinal.

c. Elektromiografi untuk melokalisasi keterlibatan saraf-saraf spinal.

d. Mielogram: mungkin normal atau memperlihatkan penyempitan dari ruang

diskus, menentukan lokasi dan ukuran herniasi secara spesifik.

e. Foto polos posisi AP dan lateral dari vertebra lumbal dan panggul (sendi

sakroiliaka). Foto polos bertujuan untuk melihat adanya penyempitan diskus,

penyakit degeneratif, kelainan bawaan, dan vertebra yang tidak stabil.

f. Foto rontgen dengan memalai zat kontras terutama pada pemeriksaan

miolegrafi radikuografi, diskografi, serta kadang-kadang diperlukan venografi

spinal.

g. Scanning tulang dilakukan dengan mengggunakan bahan radioisotop (SR dan

F). Pemeriksaan ini terutama untk menyingkirkan kemungkinan penyakit

paget.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep hernia inguinalisrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1581/6/6. BAB II.pdf · Operasi merupakan penatalaksanaan rasional hernia inguinalis, terutama jenis

13

h. Venogram epidural: dapat dilakukan pada kasus dimana keakuratan dari

miogram terbatas.

i. Pungsi lumbal: mengesampingkan kondisi yang berhubungan, infeksi, adanya

darah.

j. Pemeriksaan Ultrasonografi, dapat membantu dalam penilaian pasien tertentu.

Ultrasonografi untuk membedakan antara hidrokel dan hernia inguinalis.

Ultrasonografi mampu menemukan kantung berisi cairan di dalam skrotum,

yang akan adekuat dengan diagnosis hidrokel.

k. Laparoskopi adalah metode yang sangat efektif untuk menentukan adanya

hernia inguinalis tetapi hanya digunakan selektif karena memerlukan anestesi

dan pembedahan. Laparoskopi dapat berguna untuk menilai sisi yang

berlawanan atau untuk mengevaluasi keberadaan hernia inguinalis berulang

pada pasien dengan riwayat perbaikan operasi.

2.10 Therapy

Menurut Mansjoer, A (2000) Therapy pada hernia adalah :

a. Istirahat total pada tempat tidur yang datar (papan atau tripleks tebal tanpa

kasur).

b. Kompres hangat atau dingin pada daerah nyeri.

c. Pemasangan cervical collar atau traksi servikal.

d. Terapi farmakologi

● Obat anti inflamasi seperti ibuprofen atau prednisolon.

● Relaksasi otot seperti diazepam atau cyclobenzapine.

● Obat analgesik atau narkotik merupakan obat pilihan selama fase akut.

e. Chemonudeolysis

f. Untuk herniasi lumbal.

g. Injeksi chymopapain ke dalam diskus agar menghilangkan air dan

proteoglikan dari diskus, mengurangi ukuran diskus, dan tekanan

subsekuen pada akar saraf.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep hernia inguinalisrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1581/6/6. BAB II.pdf · Operasi merupakan penatalaksanaan rasional hernia inguinalis, terutama jenis

14

2.11 Penatalaksanaan

Menurut Mansjoer, A, (2000) Penatalaksanaan hernia dibagi menjadi dua

yaitu konservatif dan operatif antara lain :

a. Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan pengembalian posisi (dengan

cara mendorong masuk tonjolan yang ada secara manual) dan pemakaian

penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah

direposisi. Pengurangan hernia secara non-operatif dapat segera dilakukan

dengan berbaring, posisi pinggang ditinggikan, lalu diberikan analgetik

(penghilang rasa sakit) dan sedatif (penenang) yang cukup untuk memberikan

relaksasi otot. Perbaikan hernia terjadi jika benjolan berkurang dan tidak

terdapat tanda-tanda klinis strangulasi. Penggunaan bantalan penyangga hanya

bertujuan menahan hernia yang telah direposisi dan tidak pernah

menyembuhkan sehingga harus dipakai seumur hidup. Hal ini biasanya dipilih

jika kita menolak dilakukan perbaikan secara operasi atau terdapat

kontraindikasi terhadap operasi. Cara ini tidak dianjurkan karena

menimbulkan komplikasi, antara lain merusak kulit dan tonus otot dinding

perut di daerah yang tertekan sedangkan strangulasi tetap mengancam. Pada

anak-anak cara ini dapat menimbulkan atrofi (pengecilan) testis karena

tekanan pada tali sperma yang mengandung pembuluh darah testis.

Penggunaan penyangga tidak menyembuhkan hernia.

b. Operasi merupakan penatalaksanaan rasional hernia inguinalis, terutama jenis

yang strangulasi. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan.

Banyak pasien hernia inguinal yang memiliki gejala minimal. Menurut sebuah

penelitian pada pasien ini observasi dapat menjadi pilihan yang baik, karena

pasien dengan gejala minimal jarang menyebabkan komplikasi akut.

Penundaan operasi hingga gejala memberat dinyatakan aman. Operasi hernia

dapat dilakukan secara laparoskopi (semi tertutup). Menurut beberapa

penelitian dinyatakan metode ini memiliki hasil yang lebih baik daripada

operasi anterior konvensional (terbuka). Penelitian menyatakan bahwa

perbaikan hernia inguinal secara laparoskopi lebih nyaman (pasien mengalami

nyeri pre dan post operatif yang lebih rendah) dibandingkan operasi terbuka

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep hernia inguinalisrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1581/6/6. BAB II.pdf · Operasi merupakan penatalaksanaan rasional hernia inguinalis, terutama jenis

15

dan pemulihan pasien lebih cepat. Selain itu angka rekurensi pada metode

laparoskopi lebih rendah daripada pasien yang menjalani operasi anterior

konvensional. Namun kekurangannya ialah waktu operasi yang sedikit lebih

panjang, penggunaan anestesi umum, dan biaya yang lebih mahal.Setiap

penderita hernia inguinalis lateralis selalu harus diobati dengan jalan

pembedahan. Pembedahan secepat mungkin setelah diagnosis ditegakkan.

Adapun prinsip pembedahan hernia inguinalis lateralis adalah sebagai berikut:

1. Herniotomi : membuang kantong hernia. Hal ini terutama pada anak-anak

karena dasarnya adalah kongenital tanpa adanya kelemahan dinding perut.

2. Hernioplasti.

3. Herniorafi : membuang kantong hernia disertai tindakan bedah plastic

untuk memperkuat dinding perut bagian bawah dibelakang kanalis

inguinalis. Indikasi pembedahan pada hernia inguinalis, meliputi hal-hal

berikut :

2.12 Konsep asuhan keperawatan

2.12.1 Pengkajian

Menurut Dermawan & Rahayuningsih (2010), hal yang perlu di kaji pada

penderita hernia inguinalis adalah memiliki riwayat pekerjaan mengangkat beban

berat, duduk yang terlalu lama, terdapat benjolan pada bagian yang sakit, nyeri

tekan, klien merasa tidak nyaman karena nyeri pada perut.

a. Identitas pasien

Meliputi nama, usia, jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama

penanggung jawab, pekerjaan dll. Biasanya hernia Ditemukan 80 % pada pria

dan prosentase yang lebih besar pada pekerja berat.

b. Keluhan utama

keluhan yang menonjol pada pasien hernia untuk datang ke rumah sakit

adalahbiasanya pasien datang dengan benjolan di tempat hernia, adanya rasa

nyeri pada daerah benjolan

c. Riwayat penyakit sekarang

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep hernia inguinalisrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1581/6/6. BAB II.pdf · Operasi merupakan penatalaksanaan rasional hernia inguinalis, terutama jenis

16

Diawali timbulnya/munculnya benjolan yang mula mula kecil dan hilang

dengan istirahat,berlanjut pada fase benjolan semakin membesar dan

menetap,benjolan tidak hilang meskipun dengan istirahat.Benjolan yang

menetap semakin membesar oleh karena tekanan intra abdominal yang

meningkat mengakibatkan benjolan semakin membesar yang berakibat

terjadinya jepitan oleh cincin hernia.Biasanya klien yang mengalami nyeri.

Pada pengkajian nyeri (PQRST)

P: klien mengatakan ke rumah sakit dengan keluhan ada benjolan pada bagian

perut bawah yang di sebab kankarna ada bagian dinding abdomen yang

lemah.

Q: benjolan tersebut menimbulkan rasa nyeri di daerah bagian bawah perut/

sesuai tempat terjadinya hernia, klien mengatakan rasa nyeri seperti di

tusuk –tusuk jarum.

R: nyeri tersebut sangat terasa di bagian perut bagian bawah.

S: skala nyeri 4-8.

T: nyeri terasa hebat saat di bawa beraktivitas dan nyeri berlangsung selama ±

3 menit ada gejala mual-muntah bila telah ada komplikasi.

d. Riwayat kesehatan keluarga

Secara patologi Hernia tidak diturunkan, tetapi perawat perlu

menanyakan apakah penyakit ini pernah dialami oleh anggota keluarga lainnya

sebagai faktor predisposisi di dalam rumah.

e. Riwayat penyakit dahulu

Pengkajian yang mendukung adalah dengan mengkaji apakah

sebelumnya klien pernah menderita Hernia, keluhan pada masa kecil, hernia

dari organ lain, dan penyakit lain yang memperberat Hernia seperti diabetes

mellitus. Biasanya Ditemukan adanya riwayat penyakit menahun seperti:

Penyakit Paru Obstruksi Kronik, dan Benigna Prostat Hiperplasia.

f. Riwayat pisikososial

Meliputi mekanisme koping yang digunakan klien untuk mengatasi

masalah dan bagaimana motivasi kesembuhan dan cara klien menerima

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep hernia inguinalisrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1581/6/6. BAB II.pdf · Operasi merupakan penatalaksanaan rasional hernia inguinalis, terutama jenis

17

keadaannya. Biasanya pasien mengalami cemas, dan penurunan rasa percaya

diri.

g. Pola kebiasaan

1) Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat

Adakah kebiasaan merokok, penggunaan obat-obatan, alkohol dan

kebiasaan olahraga (lama frekuensinya). Biasanya pada hernia reponibilis

dan irreponibilis belum dijumpai adanya gangguan dalam pemenuhan

kebutuhan makan dan minum. Peristaltic usus biasanya lebih dari batas

normal (>10x/menit).Pada hernia inkarcerata dan strangulata dijumasi

adanya gejala mual dan muntah yang mengakibatkan terjadinya gangguan

pemenuhan kebutuhan makan dan minum.

2) Pola Tidur dan Istirahat

Biasanya Pada hernia reponibilis dan irreponibilis tidak

dijumpaigangguanpemenuhan kebutuhan tidur. Namun pada hernia

inkarcerata dan strangulata ditemukan adanya gejala berupa nyeri hebat

yang mengakibatkan gangguan pemenuhan istirahat tidur

3) Pola aktifitas

Aktifitas dipengaruhi oleh keadaan dan malas bergerak karena rasa nyeri

akibat penonjolan hernia.

4) Pola hubungan dan peran

Dengan keterbatasan gerak kemungkinan penderita tidak bisa melakukan

peran baik dalam keluarganya dan dalam masyarakat. penderita mengalami

emosi yang tidak stabil.

5) Pola kognitif

Penglihatan, perabaan serta pendengaran, kemampuan berfikir,

mengingat masa lalu, orientasi terhadap orang tua, waktu dan tempat.

6) Pola penanggulangan stress

Kebiasaan klien yang digunakan dalam mengatasi masalah.

7) Pola tata nilai dan kepercayaan

Bagaimana keyakinan klien pada agamanya dan bagaimana cara klien

mendekatkan diri dengan tuhan selama sakit.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep hernia inguinalisrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1581/6/6. BAB II.pdf · Operasi merupakan penatalaksanaan rasional hernia inguinalis, terutama jenis

18

8) Neurosensori

Ada tidaknya gangguan sensorik nyeri yang meningkat bila digunakan

beraktivitas. Biasanya nyeri seperti tertusuk yang akan semakin memburuk

dengan adanya batuk, bersin, membengkokan badan, mengangkat, defekasi,

mengangkat kaki. Keterbatasan untuk mobilisasi atau membungkuk

kedepan (Soeparman, 2011).

h. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik focus hernia yaitu pemeriksaan abdomen meliputi :

a) Inspeksi

Mengkaji tingkat kesadaran, perhatikan ada tidaknya benjolan, awasi tanda

infeksi( merah, bengkak,panas,nyeri, berubah bentuk).

b) Auskultasi

Bising usus jumlahnya melebihi batas normal >12 karena ada mual dan

pasien tidak nafsu makan, bunyi nafas vesikuler, bunyi jantung sonor.

c) Perkusi

Kembung pada daerah perut, terjadi distensi abdomen

d) Palpasi

Turgor kulit elastis, palpasi daerah benjolan biasanya terdapat nyeri

Post Operasi

1. Riwayat penyakit sekarang

Menurut Rumiati (2013) dan Hartini Tri Palupi (2013) klien dengan post

operasi hernia mempunyai keluhan utama nyeri yang disebabkan insisi

pembedahan.

2. Pola fungsi kesehatan

a. Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat

Adakah kebiasaan merokok, penggunaan obat-obatan, alkohol dan

kebiasaan olahraga (lama frekuensinya), bagaimana status ekonomi keluargkeb

iasaan merokok dalam mempengaruhi lamanya penyembuhan luka operasi.

b. Pola Tidur dan Istirahat

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep hernia inguinalisrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1581/6/6. BAB II.pdf · Operasi merupakan penatalaksanaan rasional hernia inguinalis, terutama jenis

19

Insisi pembedahan luka post operasi herniotomi atau herniorapi dapat

menimbulkan nyeri sehingga dapat mengganggu kenyamanan pola tidur

klien.

c. Pola aktifitas

Aktifitas dipengaruhi oleh keadaan dan malas bergerak karena rasa nyeri

luka operasi, aktifitas biasanya terbatas karena harus bedrest berapa waktu

lamanya setelah pembedahan.

d. Pola sensorik dan kognitif

Ada tidaknya gangguan sensorik nyeri (biasanya terdapat nyeri disekitar

luka pembedahan herniotopi atau herniorap indikator 4-7) penglihatan,

perabaan serta pendengaran, kemampuan berfikir, mengingat masa lalu,

orientasi terhadap orang tua, waktu dan tempat.

Pemeriksaan fisik :

B1 (breath) : biasanya tidak terjadi gangguan pernafasan yang spesifik

untuk pasien post operasi hernia

B2 (blood) : biasanya tekanan darah masih dalam batas normal

B3 (brain) : Kesadaran secara kuantitatif (GCS) dalam batas normal (Eye

4,verbal 5, motorik 6)

Kesadaran secara kualitatif : kompos mentis, kadang dijumpai

kesadaran yang apatis dan gelisah pada hernia inkarcerata

danstrangulata.

B4 (bladder) : Biasanya di jumpai penurunan produksi urine

B5 (bowel) : Terdapat penurunan peristaltic usus.

B6 (bone) : Pasien biasanya mengalami kesulitan dalam berpindah dan

berejalan akibat luka post operasi herniotomi.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep hernia inguinalisrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1581/6/6. BAB II.pdf · Operasi merupakan penatalaksanaan rasional hernia inguinalis, terutama jenis

20

2.12.2 Analisa Data

Pre operasi

No Data Masalah Penyebab

1 Do :

1. Klien Nampak melindungi

bagian inguinal\ 2. Klien Nampak kesulitan

mengangkat kaki kirinya 3. Klien Nampak menyeringai

menahan sakit dan pusing

Ds :

1. Klien mengatakan perut

terasa membesar 2. Selangkangan terasa nyeri

pada bagian benjolannya 3. Klien mengatakan agak

pusing 4. Klien mengatakan takut

untuk miring ke kiri

Nyeri akut Benjolan di

inguinal

2 Do :

1. Klien Nampak tegang 2. Klien Nampak cemas

Ds :

1. Klien mengatakan sedikit

takut akan dilakukan

operasi 2. Klien menanyakan kapan

dilakukan operasi dan

bagaimana prosesnya

Cemas Prosedur

pembedahan

Do :

1. Klien Nampak tegang dan

takut

Ds :

1. Klien menanyakan kapan

dilakukan operasi dan

bagaimana prosedurnya

Kurang

pengetahuan

Kurang terpapar

informasi

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep hernia inguinalisrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1581/6/6. BAB II.pdf · Operasi merupakan penatalaksanaan rasional hernia inguinalis, terutama jenis

21

Intra operasi

No Data Masalah Penyebab

1 Do :

1. Klien di bius dengan anastesi spinal

2. Klien mengalami penurunan kekuatan

ekstremitas bagian bawah

3. mobilitas terbatas

Ds :

Resiko jatuh Anastesi narkotik

2 Do :

1. Klien menjalani pembedahan pada

inguinalis lateralis

2. Klien dalam keadaan tidak

sadar karena pengaruh anastesi

Resiko perdarahan Proses pembedahan

Pasca operasi

No Data Masalah Penyebab

1 Do :

1. Klien tampak menyerinagi menahan sakit

pada bekas operasi

Ds :

1. Klien mengatakan sedikit nyeri pada bekas

operasi

Nyeri akut Agen injuri fisik

2

Do :

1. Klien terpasang infuse RL

2. Terdapat luka insisi bedah

Ds :-

Resiko infeksi

Prosedur invasive

Sumber : SDKI dan SIKI (2018).

2.12.3.Diagnosa Keperawatan

Diagnosa yang lazim muuncul pada pasien dengan Hernia menurut SDKI DAN

SIKI (2018) yaitu sebagai berikut :

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep hernia inguinalisrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1581/6/6. BAB II.pdf · Operasi merupakan penatalaksanaan rasional hernia inguinalis, terutama jenis

22

1. Nyeri akut berhubungan dengan benjolan di inguinal

2. Cemas berhubungan dengan prosedur pembedahan

3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi

4. Resiko jatuh berhubungan dengan anastesi narkotik

5. Resiko perdarahan berhubungan dengan proses pembedahan

6. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik

7. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive

2.12.4 Rencana Asuhan Keperawatan

Pre operasi

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

1 Nyeri akut

berhubungan

dengan benjolan

di inguinal

ditandai dengan

Do :

1. Klien Nampak

melindungi

bagian

inguinal

2. klien Nampak

kesulitan

mengangkat

kaki kirinya

3. Klien Nampak

menyeringai

menahan sakit

dan pusing

Ds :

1. Klien

mengatakan

perut terasa

sebah

2. selangkangan

terasa kemeng

pada bagian

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 5 menit

klien dapat

mengontrol

nyeri dengan

criteria hasil :

1. Klien

mengataka

n nyeri

berkurang

2. Klien

mengataka

n

perut suda

h tidak

sebah

3. Wajah klie

n

tenang tida

k nampak

menahan

sakit

1. Kaji tingkat

nyeri, durasi,

lokasi dan

intensitas

2. Observasi

ketidaknyama

nan non verbal

3. Gunakan strate

gi komunikasi

terapetik

4. Gunakan tekni

k distraksi

5. Ciptakan suasa

na

lingkungan ya

ng tenang

6. Kolaborasi den

gan

dokter untuk

pemberian

analgetik

1. membantu

menentukan

pilihan

intervensi dan

memberikan

dasar untuk

perbandingan

dan evaluasi

terhadap terapi

2. perilaku non

verbal

menunjukkan

ketidaknyamanan

klien terhadap

nyeri

komunikasiterapet

ik dapat

menenangkan

klien

3. memfokuskan

perhatian klien

membantu

menurunkan

tegangan otot

4. lingkungan

tenang dapat

mengurangi factor-

faktor

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep hernia inguinalisrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1581/6/6. BAB II.pdf · Operasi merupakan penatalaksanaan rasional hernia inguinalis, terutama jenis

23

benjolannya

3. Klien

mengatakan

agak pusing

4. Klien

mengatakan

takut untuk

miring ke kiri

stress selama nyeri

5. analgetik dapat

mengurangi rasa

nyeri yang dirasakan klien

2 Cemas

berhubungan

dengan prosedur

pembedahan

ditandai dengan

Do :

1. Klien Nampak

tegang

2. Klien Nampak

cemas

Ds :

1. Klien

mengatakan

sedikit takut

akan

dilakukan

operasi

2. Klien

menanyakan

kapan

dilakukan

operasi dan

bagaimana

prosesnya

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 5 menit

kecemasan

klien

berkurang

dengan

_actor_a

1. klien

Nampak

tenang

2. klien

mengataka

n rasa

takutnya

berkurang

3. klien

menyataka

n

siap untuk

dilakukan

operasi

1. jelaskan prose

dur,

termasuk sensa

si

seperti keadaa

n selama

prosedur.

2. Temani klien

untuk

meningkatkan

keamanan dan

menurunkan

kecemasan

3. Dengarkan kel

uhan klien

1. Identifikasi

perubahan leve

l kecemasan

2. Dorong klien

untuk

mengungkapka

n secara verbal

tentang

perasaan, perse

psi dan

ketakutan

3. Pertahankan k

1. kecemasan klien b

erkurang

dengan informasi

yang diberikan

perawat

2. dengan ditemani

perawat

kecemasan klien

akan sedikit

berkurang

3. membantu

menentukan jenis

intervensi yang

akan dilakukan

4. mengetahui

perkembangan

keadaan klien

5. membuat perasaan

terbuka dan

bekerja sama

dalam memberika

n informasi yang

akan membantu

identifikasi

masalah

6. kontak mata

menumbuhkan

hubungan saling

percaya antara

perawat klien

7. menurunkan

stimulus cemas

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep hernia inguinalisrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1581/6/6. BAB II.pdf · Operasi merupakan penatalaksanaan rasional hernia inguinalis, terutama jenis

24

ontak mata

4. Turunkan stim

ulus pembuat

cemas

5. tunjukkan

penerimaan

6. jaga

ketenangan

dapat mencegah

cemas yang

berkelanjutan

8. sikap penerimaan

perawat dapat

meningkatkan

kepercayaan diri

klien

9. suasana yang tenang dapat

mengurangi

stimulus pembuat

cemas

3 Kurang

pengetahuan

berhubungan

dengan kurang

terpapar informasi

ditandai dengan

Do :

1. Klien Nampak

tegang dan

takut

Ds :

1. Klien

menanyakan

kapan

dilakukan

operasi dan

bagaimana

prosedurnya

Setelah

dilakukan

tindakan

perawatan

selama

5menitpengeta

huan klien

bertambah

dengan

_actor_a

1. Klien

tenang

2. Klien

Nampak

siap

menjalani

operasi

1. Identifikasi fac

torinternal dan

eksterna yang

dapat meningk

atkan motivasi

orang

tua dan keluar

ga.

2. Jelaskan penge

rtian,

tanda gejala, komplikasi, re

ncana

tindakan yang

akan

dilakukan.

3. Jelaskan meng

enai

jadwal, dan lo

kasi operasi

4. Jelaskan durasi

tindakan

operasi

5. Identifikasi

kecemasan

klien

6. Gambarkan

tindakan

1. Pengetahuan dasar

yang memadai

dapat

meningkatkan

kerjasama pasien

mengenai program

pengobatan dan

mendapatkan

penyembuhan

yang optimal

2. Pengetahuan

mengenai lokasi

operasi dapat

mningkatkan

tindakan

kooperatif klien

3. Durasi tindakan

operasi dapat

menenangkan

klien

4. Tingkat

kecemasan klien

untuk

mengetahui kesiapan klien

operasi

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep hernia inguinalisrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1581/6/6. BAB II.pdf · Operasi merupakan penatalaksanaan rasional hernia inguinalis, terutama jenis

25

preoperasi ruti

n

(anestesi, diet,

test

laboratorium, I

V terapi, ruang

tunggu

keluarga).

5. Gambaran tidakan

preoperatife dapat

meningkatkan

kesipan klien

dalam

melaksanakan

operasi

2.12.5 Evaluasi Keperawatan

pre operasi

Diagnosa Implementasi Evaluasi

Nyeri akut berhubungan

dengan benjolan di

inguinal ditandai dengan

Do :

1. Klien nampak

melindungi bagian

inguinal 2. Klien nampak

kesulitan mengangkat

kaki kirinya 3. Klien nampak

menyeringai

menahan sakit dan

pusing

Ds :

1. Klien mengatakan

perut terasa sebah 2. Selangkangan terasa

kemeng pada bagian

benjolannya 3. Klien mengatakan

agak pusing 4. Klien mengatakan

takut untuk miring ke

kiri

13 Januari 2010

Pukul 08.45

Mengkaji tingkat

nyeri

13 Januari 2010

Pukul 08.50

1. Mengajarkan klie

n untuk nafas

dalam

13 Januari 2010

Pukul 08.45

S : klien

mengatakan nyeri diatas

selangkangan bagia

n kiri

O : klien terlihat menyeri

ngai menahan sakit

A : nyeri akut

P : hentikan intervensi

13 Januari 2010

Pukul 08.55

S : klien

mengatakan nyeri

berkurang

O : wajah klien tenang

A : tujuan tercapai sebag

ian

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep hernia inguinalisrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1581/6/6. BAB II.pdf · Operasi merupakan penatalaksanaan rasional hernia inguinalis, terutama jenis

26

P : lanjutkan intervensi

Ajarkan nafas dalam

Cemas berhubungan

dengan prosedur

pembedahan ditandai

dengan

Do :

1. Klien Nampak tegang

2. Klien Nampak cemas

Ds :

1. Klien mengatakan

sedikit takut akan

dilakukan operasi

2. b. Klien menanyakan

kapan dilakukan

operasi dan

bagaimana prosesnya

13 Januari 2010

Pukul 08.55

1. menjelaskan prose

dur operasi

2. menemani klien

untuk

menurunkan

kecemasan

3. mendengarkan

keluhan klien

4. mendorong klien

untuk

mengungkapkan

rasa takutnya

13 Januari 2010

Pukul 08.55

S : klien mengatkan takut dan

cemas

O : wajah klien tegang,

klien tampak membaca doa

A : cemas teratasi

P : hentikan intervensi

Kurang pengetahuan

berhubungan dengan

kurang terpapar

informasi ditandai dengan

Do :

1. Klien Nampak tegang

dan takut

Ds :

1. Klien menanyakan

kapan dilakukan

operasi dan

bagaimana

prosedurnya

13 Januari 2010

Pukul 08.55

1. Menjelaskan jadw

al dan lokasi

operasi

2. menjelaskan

durasi operasi

3. menggambarkan

jalannya operasi

rutin (anastesi,

diit, dll)

13 Januari 2010

Pukul 08.55

S :

klien menanyakan pros

edur operasi

O : klien terligat tegang

A : masalah teratasi

P : hentikan intervensi

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep hernia inguinalisrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1581/6/6. BAB II.pdf · Operasi merupakan penatalaksanaan rasional hernia inguinalis, terutama jenis

27

Intra operasi No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

1 1. Resiko jatuh

berhubungan

dengan

anastesi

narkotik

ditandai

dengan

Do :

1. klien di bius

dengan

anastesi

spinal

2. klien

mengalami

penurunan

kekuatan

ekstremitas

bagian bawah

3. mobilitas

terbatas

Ds : -

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama ± 45

menit resiko

jatuh dapat

diminimalisir

dengan kriteria

klien tidak jatuh

1. Berikan petunjuk

sederhana dan singkat pada

pasien tentang posisi saat

operasi

2. Siapkan peralatan dan

bantalan untuk posisi yang

dibutuhkan sesuai prosedur

operasi dan kebutuhan

spesifik klien

3. Letakkan eletroda penetral

(bantalan elektrokauter)

yang meliputi seluruh massa

otot-otot yang paling besar

dan yakinkan bahwa bantalan

berada pada posisi yang baik

4. Stabilkan baik kereta pasien

maupun meja operasi pada

waktu memindahkan

pasien kereta

Dan dari meja operasi

1. Ketidak seimbangan

proses pemikiran akan

membuat pasien merasa

kesulitan dalam

memahami

petunjuk yang panjang

2. Bantalan diperlukan

untuk melindungi

bagian-bagian

tubuh yang menonjol

untuk mencegah

terjadinya penekanan

saraf

3. Mencegah terjadinya

perlukaan akibat alat

elektronik

4. Kereta atau meja

yang tidak stabil dapat

terpisah, menyebabkan

pasien terjatuh

2 Resiko perdarahan

berhubungan

dengan proses

pembedahan

ditandai dengan

Do :

1. Klien

menjalani

pembedahan

pada

inguinalis

lateralis

2. Klien dalam

keadaan

tidak sadar

karena

pengaruh

anastesi

Ds : -

Setelah

dilakukan

tindakan

perawatan

selama ± 45

menit resiko

perdarahan

dapat dicegah

dengan kriteria

1. Lindungi sekitar kulit dan

anatomi yang sesuai seperti

penggunaan kassa untuk

menghentikan perdarahan 2. Pantau pemasukan dan

pengeluaran cairan selama

prosedur operasi dilakukan 3. Pastikan keamanan

elektrikal dan alat-alat yang

digunakan selama prosedur

operasi. Misalnya kabel

coter pada keadaan utuh.

1. Cegah kerusakan

integritas kulit

2. Kemungkinan

terjadinya kekurangann

cairan, yang

mempengaruhikeselam

atan pemakai obat

anestesi,fungsi

organ dan kondisi

pasien

3. Kegagalan fungsi

alatDapat terjadi

selamaprosedur operasi

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep hernia inguinalisrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1581/6/6. BAB II.pdf · Operasi merupakan penatalaksanaan rasional hernia inguinalis, terutama jenis

28

Pasca operasi

N

o

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

1 Nyeri akut

berhubungan

dengan agen

injuri fisik

ditandai dengan

Do :

1. Klien

tampak

menyeringai

menahan

sakit

Ds :

1. Klien

mengatakan

sedikit nyeri

pada bekas

operasi

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 10

menit nyeri

klien

berkurang

dengan

kriteria

1. klien

nampak

tenang

2.klien

mengatakan

nyeri berkurang

1. Kaji tingkat

nyeri, durasi,

lokasi dan

intensitas

2. Observasi

ketidaknyamanan

non verbal

3. Gunakan strategi

komunikasi

terapetik

4. Gunakan teknik

distraksi

5. Ciptakan suasana

lingkungan yang

tenang

6. kolaborasi

dengan dokter

untuk pemberian

analgetik

1. membantu

menentukan

pilihan

intervensi da

n

memberikan

dasar untuk

perbandinga

n

dan evaluasi

terhadap

terapi

2. perilaku non

verbal

menunjukkan

ketidaknyaman

an klien terha

dap nyeri

3. komunikasi

terapetik dap

at

menenangka

n klien

4. memfokuska

n

perhatian kli

en

membantu

menurunkan

tegangan

otot

5. lingkungan

tenang dapat

mengurangi

factor-faktor

stress selama

nyeri

6. analgetik dap

at

mengurangi r

asa

nyeri yang

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep hernia inguinalisrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1581/6/6. BAB II.pdf · Operasi merupakan penatalaksanaan rasional hernia inguinalis, terutama jenis

29

dirasakan

klien

2 Resiko infeksi

berhubungan

dengan

prosedur

invasive

ditandai dengan

Do :

1. Klien

terpasang

infuse RL

2. Terdapat

luka insisi

bedah

Ds : -

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 5

menit infeksi

dapat

dikontrol

dengan

kriteria

1. Tidak

ada

tanda-

tanda

ineksi

2. Vital

sign

dalam

batas

normal

1. Bersihkan

lingkungan

sekitar klien

2. Cuci tangan

sebelum dan

sesudah

melakukan

perawatan

pasien lain

3. Jelaskan pada

klien tentang

tanda-tanda

infeksi.

1. lingkungan

yang

bersih akan

terhindar dar

i penyebab

infeksi

2. mencuci tang

an

sebelum dan

sesudah

tindakan

dapat

meminimalk

an kotoran-

kotoran

penyebab

infeksi

3. penjelasan

tentang tanda

-

tanda infeksi

akan

menambah

pengetahuan

klien

Sumber : SDKI DAN SIKI (2018)