bab ii landasan teori 2.1 perilaku konsumenrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7449/2/t1... ·...

Download BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perilaku Konsumenrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7449/2/T1... · seseorang berinteraksi secara formal tetapi tidak reguler. Contohnya adalah organisasi

If you can't read please download the document

Upload: lenhi

Post on 09-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Perilaku Konsumen

    Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam

    mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk

    keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini (Setiadi, 2005:3).

    Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2008:158) menyatakan Perilaku

    pembelian konsumen (consumer buyer behavior) mengacu pada pembelian

    konsumen akhir-perorangan dan rumah tangga yang membeli barang dan

    jasa untuk konsumsi pribadi. Dalam mengambil keputusan pembelian suatu

    produk atau jasa konsumen akan dihadapkan pada berbagai merek dimana

    setiap merek memiliki keunggulan yang berbeda-beda. Perilaku konsumen

    dipengaruhi oleh faktor-faktor (Simamora, 2008:7) sebagai berikut:

    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

    Perilaku konsumen pada umumnya dipengaruhi oleh faktor-faktor

    seperti budaya, sosial, personal dan psikologi. Penjelasan tentang faktor-

    faktor tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

    1. Faktor Kebudayaan

    Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh paling luas dan

    paling dalam terhadap perilaku konsumen. Pemasar harus memahami

    peran yang dimainkan oleh kultur, sub-kultur, dan kelas sosial

    pembeli.

  • 9

    a. Kultur

    Kultur adalah faktor penentu paling pokok keinginan dan

    perilaku seseorang. Makhluk yang lebih rendah umumnya

    dituntun oleh naluri. Sedangkan perilaku manusia biasanya

    dipelajari dari lingkungan sekitarnya. Sehingga nilai, persepsi

    preferensi, dan perilaku seorang yang tinggal pada daerah

    tertentu dapat berbeda dengan orang lain yang berada di

    lingkungan yang lain pula. Sehingga pemasar sangat

    berkepentingan untuk melihat pergeseran kultur tersebut agar

    dapat menyediakan produk-produk baru yang diinginkan

    konsumen

    b. Subkultur

    Tiap kultur mempunyai subkultur yang lebih kecil, atau

    kelompok orang dengan nilai yang sama berdasarkan

    pengalaman dan situasi hidup yang sama. Seperti kelompok

    kebangsaan yang bertempat tinggal pada suatu daerah

    mempunyai cita rasa dan minat etnik yang khas. Demikian pula

    halnya dengan kelompok keagamaan. Daerah geografik adalah

    merupakan subkultur tersendiri. Banyaknya subkultur ini

    merupakan segmen pasar yang penting, dan pemasar sering

    menemukan manfaat dengan merancang produk yang

    disesuaikan dengan kebutuhan subkultur tersebut.

  • 10

    c. Kelas Sosial

    Kelas sosial adalah susunan paling relatif permanen dan

    teratur dalam suatu masyarakat yang anggotanya mempunyai

    nilai, minat dan perilaku yang sama. Kelas sosial tidak ditentukan

    oleh faktor tunggal seperti pendapatan tetapi diukur sebagai

    kombinasi pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan, dan

    variabel lainnya. Kelas sosial memperlihatkan preferensi produk

    dan merek yang berbeda.

    2. Faktor Sosial

    Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial seperti

    kelompok kecil, keluarga, peran dan status sosial dari konsumen.

    Faktor-faktor ini sangat mempengaruhi tanggapan konsumen, oleh

    karena itu pemasar harus benar- benar memperhitungkannya untuk

    menyusun strategi pemasaran.

    a. Kelompok

    Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil.

    Kelompok yang berpengaruh langsung dan di dalam mana

    seseorang menjadi anggotanya disebut kelompok keanggotaan.

    Ada yang disebut dengan kelompok primer, di mana anggotanya

    berinteraksi secara tidak formal seperti keluarga, teman, dan

    sebagainya. Ada pula yang disebut kelompok sekunder, yaitu

  • 11

    seseorang berinteraksi secara formal tetapi tidak reguler.

    Contohnya adalah organisasi.

    b. Keluarga

    Anggota keluarga pembeli dapat memberikan pengaruh yang

    kuat terhadap perilaku pembeli. Keluarga orientasi adalah

    keluarga yang terdiri dari orangtua yang memberikan arah dalam

    hal tuntutan agama, politik, ekonomi, dan harga diri. Bahkan jika

    pembeli sudah tidak berhubungan lagi dengan orangtua,

    pengaruh terhadap perilaku pembeli tetap ada. Sedangkan pada

    keluarga prokreasi, yaitu keluarga yang terdiri atas suami-istri

    dan anak pengaruh pembelian itu akan sangat terasa. Pemasar

    perlu menentukan bagaimana interaksi diantara para anggota

    keluarga dalam mengambil keputusan dan berapa besar pengaruh

    dari mereka masing-masing. Sehingga dengan memahami

    dinamika pengambilan keputusan dalam suatu keluarga, pemasar

    dapat dibantu dalam menerapkan strategi pemasaran yang terbaik

    bagi anggota keluarga yang tepat.

    c. Peran dan status

    Posisi seseorang dalam tiap kelompok dapat ditentukan dari segi

    peran dan status. Tiap peran membawa status yang

    mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakat. Contohnya

    adalah direktur memakai pakaian yang mahal dan mengendarai

    mobil Mercedes.

  • 12

    3. Faktor Pribadi

    Keputusan seorang konsumen juga dipengaruhi oleh

    karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur-hidup pembeli,

    jabatan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri

    pembeli yang bersangkutan. Karakteristik pribadi yang dapat

    mempengaruhi konsumen adalah:

    a. Usia dan tahap Daur Hidup

    Orang akan mengubah barang dan jasa yang mereka beli

    sepanjang kehidupan mereka. Kebutuhan dan selera seseorang

    akan berubah sesuai dengan usia. Pembelian dibentuk oleh dur

    hidup keluarga. Sehingga pemasar hendaknya memperhatikan

    perubahan minat pembelian yang terjadi yang berhubungan

    dengan daur hidup manusia.

    b. Pekerjaan

    Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang

    dibelinya. Dengan demikian pemasar dapat mengidentifikasi

    kelompok yang berhubungan dengan jabatan yang mempunyai

    minat di atas rata-rata terhadap produk mereka.

    c. Keadaan ekonomi

    Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi pilihan produk.

    Pemasar yang produknya peka terhadap pendapatan dapat dengan

    seksama memperhatikan kecenderungan dengan pendapatan

    pribadi, tabungan, dan tingkat bunga. Jadi jika indikator-indikator

  • 13

    ekonomi tersebut menunjukkan resesi, pemasar dapat mencari

    jalan untuk menetapkan posisi produknya.

    d. Gaya hidup

    Orang yang berasal dari subkultur, kelas sosial dan

    pekerjaan yang sama dapat mempunyai gaya hidup yang berbeda.

    Gaya hidup seseorang menunjukkan pola kehidupan orang yang

    bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan

    pendapatannya. Konsep gaya hidup apabila digunakan oleh

    pemasar secara cermat, dapat membantu untuk memahami nilai-

    nilai konsumen yang terus berubah dan bagaimana nilai-nilai

    tersebut mempengaruhi perilaku konsumen.

    e. Kepribadian dan Konsep diri

    Tiap orang mempunyai kepribadian yang khas dan ini

    akan mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian

    mengacu pada karakteristik psikologis yang unik yang

    menimbulkan tanggapan relative konstan terhadap

    lingkungannya sendiri. Kepribadian sangat bermanfaat untuk

    menganalisis perilaku konsumen bagi beberapa pilihan produk

    atau merek. Atau pemasar dapat juga menggunakan konsep diri

    atau citra diri seseorang. Untuk memahami perilaku konsumen,

    pemasar dapat melihat pada hubungan antara konsep diri dan

    harta milik konsumen. Konsep diri ini telah berbaur dalam

    tanggapan konsumen terhadap citra mereka.

  • 14

    4. Faktor Psikologis

    Pada suatu saat tertentu seseorang mempunyai banyak

    kebutuhan baik yang bersifat biogenic maupun biologis. Kebutuhan

    ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu seperti rasa lapar,

    haus dan sebagainya. Sedangkan kebutuhan yang bersifat psikologis

    adalah kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis tertentu seperti

    kebutuhan untuk diakui, harga diri, atau kebutuhan untuk diterima

    oleh lingkungannya. Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi faktor

    psikologis yang utama, yaitu motivasi, persepsi, proses belajar, serta

    kepercayaan, dan sikap.

    a. Motivasi

    Kebanyakan dari kebutuhan-kebutuhan yang ada tidak cukup

    kuat untuk memotivasi seseorang untuk bertindak pada suatu saat

    tertentu. Suatu kebutuhan akan berubah menjadi motif apabila

    kebutuhan itu telah mencapai tingkat tertentu. Motif adalah suatu

    kebutuhan yang cukup menekan seseorang untuk mengejar

    kepuasan.

    b. Persepsi

    Seseorang yang termotivasi akan siap bereaksi. Bagaimana orang

    itu bertindak dipengaruhi oleh persepsi mengenai situasi. Dua

    orang dalam kondisi motivasi yang sama dan tujuan situasi yang

    sama mungkin bertindak secara berbeda karena perbedaan

    persepsi mereka terhadap situasi itu. Persepsi menurut Philip

  • 15

    Kotler diartikan sebagai proses dimana individu memilih,

    merumuskan, dan menafsirkan masukan informasi untuk

    menciptakan suatu gambaran yang berarti mengenai dunia.

    c. Proses Belajar

    Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang

    yang timbul dari pengalaman dan kebanyakan perilaku manusia

    adalah hasil proses belajar. Secara teori, pembelajaran seseorang

    dihasilkan melalui dorongan, rangsangan, isyarat, tanggapan, dan

    penguatan. Para pemasar dapat membangun permintaan akan

    produk dengan menghubungkannya dengan dorongan yang kuat,

    dengan menggunakan isyarat motivasi, dan dengan memberikan

    penguatan yang positif.

    d. Kepercayaan dan sikap

    Melalui tindakan dan proses belajar, orang akan mendapatkan

    kepercayaan dan sikap yang kemudian mempengaruhi perilaku

    pembeli. Kepercayaan adalah suatu pemikiran deskriptif yang

    dimiliki seseorang tentang sesuatu. Sedangkan sikap adalah

    organisasi dari motivasi, perasaan emosional, persepsi dan proses

    kognitif kepada suatu aspek. Dapat pula dikatakan bahwa sikap

    adalah cara kita berfikir, merasa dan bertindak melalui aspek di

    lingkungan seperti toko retail, program televisi, atau produk

  • 16

    Gambar 2.1 :Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian

    Konsumen

    Sumber: Kotler, 2000.

    Berdasarkan keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan diantara

    merek, Kotler dan Armstrong (2008:177) membedakan tipe perilaku

    pembelian konsumen sebagai berikut:

    Tipe-tipe perilaku konsumen tersebut yaitu:

    a. Perilaku Pembelian Kompleks

    Konsumen melakukan perilaku pembelian kompleks (complex

    buying behavior) ketika merasa sangat terlibat dalam pembelian dan

    merasa ada perbedaan yang signifikan antarmerek. Konsumen mungkin

    sangat terlibat ketika produk itu mahal, beresiko, jarang dibeli, dan

    sangat memperlihatkan ekspresi diri. Umumnya, konsumen harus

    mempelajari banyak hal tentang kategori produk.

  • 17

    b. Perilaku Pembelian Pengurangan Disonasi

    Perilaku pembelian pengurangan disonasi (dissonance-reducing

    buying behavior) terjadi ketika konsumen sangat terlibat dalam

    pembelian yang mahal, jarang dilakukan, atau berisiko, tetapi hanya

    melihat sedikit perbedaan antarmerek. Sebagai contoh, konsumen yang

    membeli karpet mungkin menghadapi keputusan dengan keterlibatan

    tinggi karena karpet adalah barang yang mahal dan memperlihatkan

    ekspresi diri. Tetapi pembeli mungkin menganggap sebagian besar

    merek karpet dalam kisaran harga tertentu adalah sama. Dalam kasus ini,

    karena anggapan perbedaan mereka tidak besar, pembeli mungkin

    berkeliling untuk mempelajari merek yang tersedia, tetapi membeli

    dalam waktu relatif singkat. Mereka akan memberikan respon terutama

    terhadap harga yag bagus atau kenyamanan pembeli.

    c. Perilaku Pembelian Kebiasaan

    Perilaku pembelian kebiasaan (habitual buying behavior) terjadi

    dalam keadaan keterlibatan konsumen yang rendah dan sedikit perbedaan

    merek. Contohnya garam. Konsumen hanya mempunyai sedikit

    keterlibatan dalam kategori produk ini, mereka hanya pergi ke toko dan

    mengambil satu merek. Jika mereka terus mengambil merek yang sama,

    hal ini lebih merupakan kebiasaan daripada loyalitas yang kuat terhadap

    sebuah merek. Konsumen tampaknya memiliki keterlibatan rendah

    dengan sebagian besar produk murah yang sering dibeli.

  • 18

    d. Perilaku Pembelian Mencari Keragaman

    Konsumen melakukan perilaku pembelian mencari keragaman

    (variety-seeking buying behavior) dalam situasi yang mempunyai

    karakter keterlibatan konsumen rendah tetapi perbedaan anggapan merek

    yang signifikan. Dalam kasus semacam itu, konsumen sering melakukan

    banyak pertukaran merek. Sebagai contoh, ketika membeli biskuit,

    seorang konsumen mungkin memegang sejumlah keyakinan, memilih

    merek biskuit tanpa melakukan banyak evaluasi, dan kemudian

    mengevaluasi merek tersebut selama ia mengkonsumsinya. Tetapi pada

    saat berikutnya, konsumen mungkin memilih merek lain agar tidak bosan

    atau hanya mencoba sesuatu yang berbeda. Penukaran merek terjadi

    untuk mencari keragaman dan bukan karena ketidakpuasan.

    2.2 Peran Pembeli

    Menurut Kusjadi (2009:38), apabila konsumen menghadapi banyak

    tawaran barang untuk memenuhi kebutuhan, pada akhirnya konsumen harus

    mengambil atau membuat keputusan. Dari segi pemasaran, pihak pemasar

    harus mengetahui dengan siapa yang dominan mengambil keputusan

    membeli. Hal ini penting agar kegiatan pemasaran suatu produk dapat

    terarah dan efisien.

    Dengan demikian dalam pemasaran dapat dibedakan berbagai peran

    yang dimainkan oleh seseorang dalam pengambilan keputusan membeli.

  • 19

    Peranan-peranan itu diambil oleh:

    a. Initiator (pemrakarsa), adalah orang yang pertama-tama memberikan

    pendapat atau pokok pikiran untuk membeli suatu produk atau jasa.

    b. Influencer (pemberi pengaruh), orang yang memberi pandangan/nasehat

    yang berbobot dalam pengambilan keputusan akhir lebih nyata.

    c. Decider (pengambil keputusan), adalah orang yang paling menentukan

    dalam keseluruhan pengambilan keputusan pembelian yang menyangkut

    apa yang dibeli, kapan dibeli, dimana dibeli, bagaimana dibeli dan

    pembelian dilaksanakan.

    d. Buyer (pembeli), adalah orang yang melakukan pembelian secara nyata.

    e. User (pemakai), orang yang menggunakan atau mengkonsumsi barang

    dan jasa yang dibeli.

    2.3 Faktor Rasional dan Faktor Emosional dalam Keputusan Pembelian

    Menurut Swastha 2001:25 Faktor-faktor yang menyebabkan orang

    membeli dapat dikelompokkan sebagai berikut:

    1. Faktor Rasional

    Faktor rasional adalah faktor-faktor yang didasarkan pada

    kenyataan-kenyataan seperti yang ditujukan oleh suatu produk kepada

    konsumen. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dapat berupa harga,

    kualitas, dan merek.

  • 20

    2. Faktor emosional

    Adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan perasaan orang yang

    sifatnya cenderung subjektif. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dapat

    berupa pengungkapan rasa cinta, gengsi, kebanggaan, kenyamanan,

    kesehatan dan kepraktisan.

    2.4 Faktor Rasional dalam Keputusan Pembelian Handphone

    a. Merek.

    Menurut Kotler&Armstrong (2008:275) mengartikan bahwa

    Merek adalah sebuah nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau

    kombinasi semua ini, yang menunjukkan identitas pembuat atau

    penjual produk atau jasa. Sedangkan menurut Nicolino (2004: 4)

    merek adalah entitas yang mudah dikenali dalam menyajikan nilai-

    nilai tertentu, yang artinya :

    1) Dapat dikenali : anda dapat dengan mudah memisahkan

    satu barang yang serupa dengan yang lainnya melalui

    beberapa cara. Biasanya berupa sepatah kata, warna, atau

    simbol (logo) yang dapat anda lihat.

    2) Entitas : sesuatu yang memiliki eksistensi yang khas dan

    berbeda.

    3) Janji-janji tertentu : Sebuah produk atau jasa membuat

    klaim mengenai apa yang dapat diberikannya kepada anda.

    Klaim-klaim tersebut baik itu nafas yang segar, delivery

  • 21

    tepat waktu, tax return bebas stress, atau layanan dokter gigi

    yang lebih ramah adalah janji.

    4) Nilai : apapun yang anda dapatkan pasti merupakan sesuatu

    yang anda peduli hingga batas tertentu.

    Pada mulanya seseorang dapat mengenal suatu produk sesuai

    dengan tuntutannya melalui suatu merek perusahaan tersebut. Merek

    dapat membuat konsumen berpendapat bahwa produk yang dipilihnya

    dianggap paling cocok. Apabila kualitas produk baik maka konsumen

    akan memberitahukan kepada orang lain sehingga merupakan

    promosi gratis.

    Merek memiliki peran yang sangat penting karena digunakan

    sebagai pembeda antara satu produk dengan produk lainnya. Suatu

    merek perlu dikelola dengan teliti agar pelanggan tidak mengalami

    kekecewaan terhadap merek tersebut. Merek dapat menjadi aset

    terbesar yang dimiliki perusahaan karena memiliki nilai lebih dalam

    menarik minat konsumen untuk membeli barang yang telah diproduksi

    perusahaan tersebut. Merek dalam penelitian ini adalah pernyataan

    konsumen mengenai nama atau simbol dalam produk handphone yaitu

    Nokia, Sony Ericson, Samsung, Motorola, dan merek-merek

    handphone China.

    Menurut Canon dan Wichert dalam Umar (2002:37)

    menyatakan ciri-ciri merek yang baik ialah:

  • 22

    1) Short pendek

    2) Simple sederhana

    3) Easy to spell mudah dieja

    4) Easy to remember mudah diingat

    5) Pleasing when read enak dibaca

    6) No disagreeable sound tidak ada nada sumbang

    7) Does not go out of date tak ketinggalan jaman

    8) Ada hubungan dengan barang dagangan

    9) Bila diekspor gampang dibaca oleh orang luar negeri

    10) Tidak menyinggung perasaan kelompok/orang lain atau

    tidak negatif.

    11) Membayangkan apa produk itu atau memberi sugesti

    penggunaan produk tersebut.

    b. Harga.

    Kata harga sudah dikenal dan diketahui masyarakat secara

    umum, sebab dalam kehidupan masyarakat yang modern dalam arti

    masyarakat yang sudah mengenal uang, setiap orang tidak akan

    dapat melepaskan diri dari masalah harga. Harga adalah jumlah uang

    yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh produk (Kotler

    dan Armstrong, 2008:63). Lebih luas lagi, harga adalah keseluruhan

    nilai yang ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari

    kepemilikan atau penggunaan terhadap barang atau jasa.

  • 23

    Dalam menentukan produk yang harus dibeli, konsumen akan

    menyesuaikan dengan penghasilan yang diperoleh. Akan tetapi

    kemampuan masing-masing orang membeli produk sangat berbeda-

    beda. Seringkali orang tidak peduli masalah harga, asalkan produk

    yang dibeli memiliki kualitas bagus dan memberikan kepuasan

    maksimal kepada konsumen, tetapi ada juga konsumen yang

    mempertimbangkan harga tanpa mempertimbangkan kualitas yang

    diberikan. Dengan demikian setiap perusahaan hendaknya menetapkan

    harga yang paling tepat.

    Harga handphone mempunyai variasi harga dari yang murah

    sampai yang mahal tergantung dari kualitas dan fitur yang ada dalam

    handphone tersebut. Harga suatu produk memiliki sifat relatif, untuk

    mengetahuinya maka perlu membandingkan terlebih dahulu antara

    harga suatu produk yang sama namun diproduksi oleh perusahaan lain.

    Bila suatu produk mengharuskan konsumen mengeluarkan biaya yang

    lebih besar dibanding manfaat yang diterima, maka yang terjadi adalah

    produk tersebut memiliki nilai negatif. Konsumen mungkin akan

    menganggap sebagai nilai yang buruk dan kemudian akan menguangi

    konsumsi terhadap produk tersebut.

    Harga sangat mempengaruhi konsumen dalam menentukan

    proses pembelian, dengan mengetahui harga maka konsumen akan

    dapat memperkirakan sejauh mana kemampuan untuk memutuskan

    pembelian terhadap produk yang akan dibeli. Konsumen berusaha

  • 24

    mencari produk yang dibutuhkan dengan harga murah namun memiliki

    kualitas yang baik. Harga dalam penelitian ini adalah pernyataan

    konsumen mengenai harga handphone yang telah dibeli konsumen.

    Kotler dan Keller (2009:63) menyatakan bahwa dimensi harga

    terdiri dari:

    1) Daftar Harga (List Price)

    Daftar harga adalah informasi mengenai harga produk

    yang ditawarkan agar konsumen mempertimbangkan untuk

    membeli.

    2) Rabat/Diskon (Discount)

    Diskon adalah tingkat diskon / potongan harga yang

    diberikan penjual kepada konsumen.

    3) Potongan Harga Khusus (Allowance)

    Potongan harga khusus adalah potongan harga yang

    diberikan produsen / penjual kepada konsumen pada saat

    event tertentu.

    4) Periode Pembayaran (Payment Period)

    Periode pembayaran adalah kemudahan pembayaran

    yang diberikan penjual terhadap konsumennya berupa

    kelonggaran jangka waktu pembayaran yang dilakukan

    konsumen dalam transaksi pembelian.

  • 25

    5) Syarat Kredit (Credit Term)

    Syarat kredit adalah sistem pembayaran secara kredit

    yang diberikan produsen/penjual terhadap konsumen dalam

    jangka waktu yang telah ditentukan dengan tambahan

    pembayaran berupa bunga yang harus dibayarkan.

    c. Kualitas

    Konsumen dalam melakukan proses pembelian pasti

    mengharapkan produk yang memiliki kualitas yang bagus dengan

    harapan bahwa produk yang dibeli memiliki manfaat yang sesuai

    dengan yang diharapkan. Kualitas produk adalah karakteristik produk

    atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan

    kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau diimplikasikan. Kualitas

    mempunyai dampak langsung pada kinerja produk atau jasa, oleh

    karena itu, kualitas berhubungan erat dengan nilai dan kepuasan

    pelanggan (Kotler, 2008:272).

    Kualitas adalah keseluruhan ciri serta sifat produk yang

    berpengaruh pada kemampuannya memenuhi kebutuhan yang

    dinyatakan atau tersirat. Kualitas juga dapat dinilai sebagai kepuasan

    yang didapatkan konsumen dari produk yang dihasilkan produsen.

    Kualitas menjadi faktor yang diperhatikan dalam keputusan pembelian

    handphone karena adanya kepercayaan konsumen terhadap pembelian

    produk tersebut. Konsumen akan merasa aman menggunakan produk

    yang dirasa memiliki kualitas yang bagus.

  • 26

    Menurut David Girvin dalam Umar (2002:37) untuk

    menentukan dimensi kualitas barang, dapat melalui delapan dimensi

    seperti yang dipaparkan berikut ini.

    1) Performance, hal ini berkaitan dengan aspek fungsional

    suatu barang dan merupakan karakteristik utama yang

    dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang

    tersebut.

    2) Features, yaitu aspek performasi yang berguna untuk

    menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan

    produk dan pengembangannya.

    3) Reliability, hal yang berkaitan dengan probabilitas atau

    kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan fungsinya

    setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan

    dalam kondisi tertentu pula.

    4) Conformance, hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian

    terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya

    berdasarkan keinginan pelanggan. Konfirmasi

    merefleksikan derajat ketepatan antara karakteristik desain

    produk dengan karakteristik kualitas standar yang telah

    ditetapkan.

    5) Durability, yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa

    ukuran daya tahan atau masa pakai barang.

  • 27

    6) Serviceability, yaitu karakteristik yang berkaitan dengan

    kecepatan, kompetensi, kemudahan dan akurasi dalam

    memberikan layanan untuk perbaikan barang.

    7) Aesthetics, merupakan karakteristik yang bersifat subyektif

    mengenai nilai-nilai estetika yang berkaitan dengan

    pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi individual.

    8) Fit and finish, sifat subyektif, berkaitan dengan perasaan

    pelanggan mengenai keberadaan produk tersebut sebagai

    produk yang berkualitas.

    2.5 Hasil penelitian yang relevan

    Penelitian terdahulu mengenai Pengaruh Faktor rasional dan

    Emosional dalam Keputusan Pembelian Mobil BMW di Semarang yang

    dilakukan oleh Milla Rosalia, 2009. Skripsi. Jurusan Manajemen. Fakultas

    Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana. Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa variabel faktor rasional mempunyai koefisien

    sebesar 0,114 (11,4%) dan variabel faktor emosional mempunyai

    koefisien sebesar 0,185 (18,5%). Faktor emosional memiliki koefisien

    yang lebih besar dibandingkan dengan faktor rasional (18,5% > 11,4%),

    hal tersebut menunjukkan bahwa faktor emosional merupakan faktor

    yang lebih dominan mempengaruhi keputusan pembelian mobil BMW.

    Hasil uji F diperoleh Fhitung sebesar 8,162 dan probabilitas 0,001 lebih kecil

    0,05 (0,001 < 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada

  • 28

    pengaruh secara bersama-sama dari variabel faktor rasional dan faktor

    emosional terhadap keputusan pembelian mobil BMW di Semarang. Hasil

    pengujian signifikansi menunjukkan bahwa variabel faktor rasional

    mempunyai thitung sebesar 2,262 dan pvalue sebesar 0,026 yang berarti

    bahwa ada pengaruh secara positif dan signifikan antara variabel

    faktor rasional terhadap keputusan pembelian mobil BMW di

    Semarang. Kemudian penelitian serupa yang dilakukan oleh Anik

    Purwaningsih, 2012 tentang Faktor rasional dan Emosional dalam

    Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek Honda Pada Mahasiswa

    FKIP PE, BK, SEJARAH, PPKn, MATEMATIKA UKSW Salatiga. Skripsi.

    Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

    Kristen Satya Wacana Salatiga. Hasil penelitian menunjukkan atribut yang

    pertama kali dipertimbangkan oleh konsumen adalah gaya dengan nilai

    sebesar 34 (61,81 %) , disusul dengan harga dengan nilai sebesar 33

    (60,00 %), kemudian di urutan yang ketiga adalah merek nilai 32 (58,18

    %), lalu urutan ke empat kualitas dengan nilai sebesar 31 (56,23 %) dan

    yang terakhir dipertimbangkan konsumen adalah gengsi dengan nilai

    sebesar 25 (45,45 %).

    2.6 Kerangka dasar penelitian

    Handphone merupakan kebutuhan yang penting, untuk bisa

    berkomunikasi satu sama lain dari tempat yang jauh. Kebutuhan

    komunikasi yang semakin tinggi turut menjadi pendorong bagi

  • 29

    pertumbuhan produsen handphone. Handphone yang semakin hari

    semakin canggih dengan bermacam-macam merek yang beredar di pasar.

    Hal ini membuat konsumen menjadi bingung dalam memilih dan

    memutuskan produk mana yang akan dibeli.

    Keputusan pembelian sendiri didorong oleh berbagai faktor,

    diantaranya adalah faktor rasional. Faktor rasional sering digunakan

    Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan

    Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Angkatan

    2009-2011 dalam mempertimbangkan manfaat produk, efek samping

    penggunaan produk, atribut produk, biaya untuk membeli produk dan lain

    sebagainya. Faktor rasional selalu didasarkan pada kenyataan-

    kenyataan seperti yang ditunjukkan oleh suatu produk kepada

    Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan

    Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Angkatan

    2009-2011. Merek merupakan identitas dari suatu produk, di dalam

    sebuah merek terdiri dari nama, simbol, atau juga logo yang merupakan

    ciri khusus dari produsen. Handphone juga memiliki variasi merek yang

    bermacam-macam seperti Nokia, BlackBerry, Samsung dan lain-lain.

    Merek termasuk dalam faktor rasional dalam pembelian karena merek

    melekat dan menjadi ciri khas dari sebuah produk. Harga juga

    memegang peranan penting bagi Mahasiswa Program Studi Pendidikan

    Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen

    Satya Wacana Salatiga Angkatan 2009-2011 dalam keputusan pembelian.

  • 30

    Harga menyangkut pengorbanan yang harus ditanggung dalam membeli

    produk handphone. Harga pada umumnya ikut menentukan dalam

    kualitas sebuah produk. Kualitas merupakan kemampuan sebuah produk

    untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau

    diimplikasikan. Kualitas ini bisa dilihat dari kinerja, fitur, daya tahan dan

    juga spesifikasi dari produk handphone. Idealnya Mahasiswa Program

    Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Angkatan 2009-2011

    mengharapkan kualitas yang bagus dengan harga yang terjangkau.

    Gambar 2.2. Kerangka pemikiran pengambilan keputusan pembelian

    handphone di kalangan mahasiswa PE FKIP UKSW angkatan 2009-2011.

    Faktor Rasional

    (Merek, Harga, Kualitas)

    Keputusan Pembelian

    Handphone