bab ii landasan teori · 6 bab ii landasan teori 2.1. konsep dasar sistem sistem pada dasarnya...
TRANSCRIPT
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Sistem
Sistem pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai sekelompok elemen yang
terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan, maupun
seperangkat unsur-unsur dari manusia, alat, konsep dan prosedur untuk maksud dan
tujuan yang sama. Tujuan dari sistem tersebut secara keseluruhan adalah untuk
menentukan perawatan.
2.1.1. Pengertian Sistem
Menurut (Kadir, 2014:61), Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau
terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan elemen-elemen yang
membentuk sebuah sistem yaitu tujuan, masukan, keluaran, proses, mekanisme,
pengendalian, dan umpan balik. Selain itu, sistem juga berinteraksi dengan lingkungan
dan memiliki batas.
2.1.2. Pengertian Perancangan
Menurut (Munawar, 2018:23) Perancangan adalah bagaimana sistem akan
dibangun meski mungkin faktanya tidak benar-benar diwujudkan. Model yang dibuat
dalam fase perancangan harus menunjukan bagaimana berbagai bagian dari sistem
akan bekerja bersama.
2.1.3. Elemen Sistem
Menurut (Kadir, 2014:62) Elemen-elemen yang membentuk sebuah sistem
yaitu :
1. Tujuan yaitu setiap sistem memiliki tujuan (goal), entah hanya satu atau mungkn
banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa
7
tujuan, sistem menjadi tidak terarah dan tidak terkendali. Tentu saja, tujuan antara
satu sistem dengan sistem lain berbeda-beda.
2. Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk kedalam sistem dan
selanjutnya menjadi bahan untuk diproses. Masukan dapat berupa hal-hal berwujud
(tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud
adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi
(misalnya permintaan jasa dari pelanggan).
3. Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi,
keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.
4. Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari
masukan menjadi keluaran yang berguna, misalnya berupa informasi dan produk,
tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan
atau limbah. Pada pabrik kimia, proses dapat berupa pemanasan bahan mentah.
Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas pembedahan pasien.
5. Umpan balik Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan
menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini
digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah
untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan. Dalam bentuk yang
sederhana, dilakukan perbandingan antara keluaran sistem dan dan keluaran yang
dikehendaki (standar).
2.1.4. Pengertian Sistem Informasi
Menurut (Kadir, 2014:71), Sistem informasi mengandung komponen-
komponen seperti berikut :
1. Perangkat keras (hardware), yang mencakup piranti-piranti fisik seperti komputer
dan printer.
8
2. Perangkat lunak (software) atau program, yaitu sekumpulan instruksi yang
memungkinkan perangkat keras memproses data.
3. Prosedur, yaitu sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan
data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki.
4. Orang, yakni semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem
informasi, pemrosesan, dan penggunaan keluaran sistem informasi.
5. Basis data (database), yaitu kumpulan tabel, hubungan, dan lain-lain yang berkaitan
dengan penyimpanan data.
6. Jaringan komputer dan komunikasi data, yaitu sistem penghubung yang
memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses oleh
sejumlah pemakai.
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis menyimpulkan bahwa sistem informasi
memiliki komponen-komponen yang saling berinteraksi serta berhubungan dalam
membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasarannya.
2.1.5. Pengertian Prototype
Sumber : Jurnal TIK Digital Zone, Volume 8, Nomor 1, 2017:44
Gambar II.1.
Contoh Prototype
9
Menurut (Sukamto dan Salahuddin, 2014:31) Model prototype adalah yang
dapat digunakan untuk menyambungkan ketidakpahaman pelanggan mengenai hal
teknis dan memperjelas spesifikasi kebutuhan yang diinginkan pelanggan kepada
pengembang perangkat lunak.
Menurut (Munawar, 2018:236) Prototype biasanya digunakan untuk menggai
kebutuhan secara cepat, keterlibatan user sangat dibutuhkan. Manfaat utama untuk
mengurangi resiko tidak diterimanya hasil pengembangan suatu perangkat lunak serta
pengulangan pekerjaan dikemudian hari.
Menurut (Mulyani, 2016:2) menyatakan bahwa:
Dalam metode prototype perangkat lunak yang dihasilkan kemudian dipresentikan
kepada klien, dan klien tersebut diberikan kesempatan untuk memberikan masukan
dan kritikan, sehingga perangkat lunak / software yang dihasilkan sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan pelanggan. Perubahan perangkat lunak dapat dilakukan
berkali-kali hingga dicapai kesepakatan bentuk dari software yang akan
dikembangkan.
Tahapan-tahapan dalam Prototyping adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan kebutuhan
Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh
perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem
yang akan dibuatan.
2. Membangun prototyping
Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang
berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan
format output).
3. Evaluasi protoptyping
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah
dibangun sudah sesuai dengan keinginann pelanggan. Jika sudah sesuai maka
10
langkah selanjutnya akan diambil. Jika tidak prototyping direvisi dengan
mengulang langkah 1, 2 , dan 3.
2.1.6. Pengertian Basis Data (database)
Menurut (Kadir, 2014:218), Basis data atau (database) adalah suatu
pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkait sehingga memudahkan aktivitas
untuk memperoleh informasi.
Menurut (Sukamto dan Shalahudin, 2014:43) Basis data adalah sistem
terkomputerisasi yang tujuan utamanya adalah memelihara data yang sudah diolah
atau informasi dan membuat informasi tersedia saat dibutuhkan. Media untuk
menyimpan data agar dapat diakses dengan mudah dan cepat.
2.1.7. Pengertian Program
Menurut (Kadir, 2014:192) Program adalah sekumpulan instruksi yang
digunakan untuk mengatur perangkat keras komputer agar melaksanakan tindakan
tertentu. Kegiatan yang berkaitan dengan penulisan program biasanya disebut
pemograman.
A. Java Netbeans
Menurut (Sugiarti, 2018:1) Java adalah bahasa pemograman tingkat tinggi,
yang bahasanya mudah dipahami dengan menggunakan bahasa sehari-hari. Bahasa
pemograman multi-platfrom, Java tidak menyediakan IDE khusus seperti halnya
bahasa pemograman lain.
Menurut definisi Sun Microsystem, di dalam buku (Sukamto dan Shalahuddin
2010:1) Java adalah nama sekumpulan teknologi untuk membuat dan menjalankan
perangkat lunak pada komputer yang berdiri sendiri (standalone) ataupun pada
lingkungan jaringan.
11
2.1.8. Penelitian Terkait
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis mengumpulkan beberapa referensi
dari penelitian penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan latar belakang masalah
pada Tugas Akhir ini. Beberapa penelitian terkait yang berhubungan Tugas Akhir ini
antara lain :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Wiby Aditya Pribiwisono (2015:1) yang
berjudul “Perancangan Sistem Informasi Perawatan Perangkat Keras Komputer Di
Diskominfo Bandung “. Penelitian ini membahas tentang perawatan perangkat keras
komputer. Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah model Protoype.
Sistem ini dibangun menggunakan PHP sebagai bahasa pemrogaman web yang
dihubungkan dengan MySQL sebagai media penyimpanan data.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Noor Ahmadi dan Nur Yulianti Hidayah
(2017:1) yang berjudul “ Analisis Pemeliharaan Mesin Blowmould Dengan Metode
RCM Di PT. CCAI “. Masalah yang dihadapi adalah kerusakan yang sering terjadi
secara tiba-tiba pada mesin blowmould sehingga pemeliharaan korektif harus
dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab kerusakan
dan mengusulkan rencana tindakan untuk meminimalkan waktu henti. Metode yang
digunakan adalah Reliability Centered Maintenance untuk menentukan pemilihan aksi
dan interval waktu penggantian untuk komponen kritis pada mesin blowmould.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Wastana, dkk (2016:2) yang berjudul “ Studi
Komparatif Biaya Perawatan, Biaya Perbaikan Dan Biaya Ban Dalam Penerapan
Active Maintenance Terhadap Profitabilitas PT. Serasi Logistics Indonesia Surabaya
“.Metode penelitian menggunkan metode deskriptif. Permasalahan yang dihadapi oleh
perusahaan ini masalah pola maintenance yang efektif dalam penurunan biaya
12
maintenance kendaraan. Penerapan active maintenance PT. Serasi Logistics Indonesia
sangat efektif dan terbukti mampu menurunkan biaya maintenance.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Neneng, Kusmaningrum dan Fifi Herni
(2015:1) yang berjudul “ Penjadwalan Perawatan Pencegahan Komponen Kopling
Dan Rem Pada Mobil Pancar Di Dinas Pencegahan Dan Penanggulangan Kebakaran
Kota Bandung”. Saat ini belum terdapat tindakan perawatan pencegahan bagi
perawatan mobil pemadam kebakaran tersebut. Komponen yang sering mengalami
kerusakan (kritis) adalah kopling (plat kopling) dan rem (pirodo rem). Kerusakan
komponen kritis dapat menimbulkan kerugian bagi masyarakat karena mengakibatkan
keterlambatan pihak damkar datang ke lokasi kejadian. Oleh karena itu diperlukan
penjadwalan perawatan yang optimal. Metode yang digunakan untuk menghitung
interval penggantian kerusakan adalah metode age replacement.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Arief Noor dan Zainal Arifin (2017:5) yang
berjudul “ Manajemen Perawatan Peralatan Praktik Program Keahlian Teknik
Kendaraan Ringan Di SMK MUHAMMADIYAH 1 BAMBANGLIPURO”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen perawatan peralatan praktik
program keahlian teknik kendaraan ringan di SMK Muhammadiyah 1 Bambanglipuro
yang ditinjau dari aspek perencanaan (planning). Metode penelitian dilakukan dengan
teknik deskriptif kuantitatif dan teknik statistik deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa manajemen perawatan peralatan praktik program keahlian teknik
kendaraan ringan di SMK Muhammadiyah 1 Bambanglipuro untuk aspek perencanaan
termasuk kategori yang sangat efektif dengan persentase mencapai 81,32%.
13
2.2. Teori Pendukung
2.2.1. ERD (Entity Relationship Diagram)
Sumber : Andri Sukmaindrayana / Rahman Sidik, Jurnal MI Vol 4. No. 2. 2017:35
Gambar II.2.
Contoh Entity Relationship Diagram
Menurut (Sukamto dan Salahuddin, 2014:50) Bentuk paling awal dalam
melakukan perancangan basis data yang menghasilkan pemetaan tabel-tabel rasional.
Model basis data yang paling banyak digunakan serta menggambarkan rancangan atau
susunan data store dari sistem pada level yang tinggi.ialah ERD (entity relationship
diagram) digunakan untuk pemodelan data rasional. Menggunakan hubungan binary
(satu relasi menghubungkan dua buah entitas).
14
Berikut ini merupakan komponen-komponen ERD:
1. Entitas
Entitas adalah segala sesuatu yang dapat digambarkan oleh data. Entitas juga
dapat diartikan sebagai individu yang mewakili sesuatu yang nyata (eksistentinya)
dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain(Fathansyah, 1999). Entitas digambarkan
dengan bentuk persegi.
Sumber : Andri Sukmaindrayana / Rahman Sidik, Jurnal MI Vol 4. No. 2. 2017:35
Gambar II.3.
Contoh Entitas
2. Atribut
Atribut merupakan pendeskripsian karakteristik dari entitas. Atribut
digambarkan dalam bentuk lingkaran atau elips. Atribut yang menjadi kunci entitas
atau key diberi garis bawah.
Sumber : Andri Sukmaindrayana / Rahman Sidik, Jurnal MI Vol 4. No. 2. 2017:35
Gambar II.4.
Contoh Atribut
3. Relasi atau Hubungan
Relasi menunjukkan adanya hubungan diantara sejumlah entitas yang berasal
dari himpunan entitas yang berbeda. Relasi digambarkan dalam bentuk bangun
datar belah ketupat.
15
Sumber : Andri Sukmaindrayana / Rahman Sidik, Jurnal MI Vol 4. No. 2. 2017:35
Gambar II.5.
Contoh Relasi
4. Kardinalitas
Kardinalitas Relasi menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat
berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain. Adapun kardinalitasnya :
a. Satu ke Satu (One to One)
Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan
paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas B dan begitu juga
sebaliknya. Contoh : Satu ruang digunakan untuk satu mata kuliah.
Sumber : Andri Sukmaindrayana / Rahman Sidik, Jurnal MI Vol 4. No. 2. 2017:35
Gambar II.6.
Contoh Kardinalitas
b. Satu ke Banyak atau Banyak ke Satu (One to Many atau Many to One)
Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan
dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya.
Contoh : Satu Dosen mengajar banyak Siswa.
Sumber : Andri Sukmaindrayana / Rahman Sidik, Jurnal MI Vol 4. No. 2. 2017:35
Gambar II.7.
Contoh Kardinalitas
16
2.2.2. LRS (Logical Record Stucture)
Sumber : Andri Sukmaindrayana / Rahman Sidik, Jurnal MI Vol 4. No. 2. 2017:35
Gambar II.8.
Contoh Logical Record Stucture
Logical record structure merupakan struktur record pada tabel yang terbentuk
dari hasil antara himpunan entitas. Memiliki aturan pokok yang sangat dipengaruhi
oleh elemen yang menjadi titik perhatian utama.
Menurut (Frieyadie dalam Rahmayu, 2015:162), “LRS merupakan hasil dari
pemodelan Entity Relationship (ER) beserta atributnya sehingga terlihat hubungan-
hubungan antara entitas”.
Aturan-aturan dalam melakukan transformasi E-R diagram ke logical record
structure sebagai berikut :
1. Setiap entity akan diubah kebentuk sebuah kotak dengan nama entity berada diluar
kotak dan atribut berada didalam kotak.
2. Sebuah relasi kadang disatukan dalam sebuah kotak bersama entity, kadang dipisah
dalam sebuah kotak tersendiri.
17
Aturan pokok diatas akan sangat dipengaruhi oleh elemen yang menjadi titik
utama pada langkah transformasi yaitu cardinality atau kardinalitas. Adapun macam-
macam kardinalitas sebagai berikut :
a. 1 : 1 (One to one) Pada kardinalitas one to one, sebaiknya panah diarahkan ke
entity dengan jumlah atribut yang lebih sedikit.
b. 1 : M (One to many) Pada kardinalitas relasi one to many, maka relasi harus
digabungkan dengan entity pada pihak yang many, dan tidak perlu melihat
banyak sedikitnya atribut pada entity tersebut.
c. M : M (Many to many) Pada kardinalitas many to many, maka relationship
berubah status menjadi file konektor (yang akan merubah kardinalitas many to
many seolah-olah menjadi one to many), sehingga baik entity maupun relasi akan
menjadi struktur record tersendiri.
2.2.3. UML (Unified Modelling Language)
Menurut (Sukamto dan Shalahudin, 2014:133) menyimpulkan bahwa:
UML muncul karena adanya kebutuhan pemodelan visual untuk menspesifikasikan,
menggambarkan, membangun, dan dokumentasi dari sistem perangkat lunak. UML
hanya berfungsi untuk melakukan pemodelan. Jadi penggunaan UML tidak terbatas
pada metodologi tertentu, meskipun pada kenyataannya UML paling banyak
digunakan pada metodologi berorientasi objek .
Menurut (Sugiarti, 2018:5) UML adalah bahasa grafis yang kompleks dan kaya
dengan fitur. Salah satu bentuk notasi atau bahasa yang digunakan oleh profesional di
bidang software untuk menggambarkan atau memodelkan sebuah sistem software.
Menurut (Munawar, 2018:49) UML Unified Modelling Language) adalah salah satu
alat bantu yang sangat handal di dunia pengembangan sistem yang beriorentasi obyek.
Bahasa pemodelan visual yang memungkinkan bagi pengembang sistem untuk
membuat cetak biru atas visi yang baku, mudah dimengerti serta dilengkapi dengan
mekanisme yang efektif untuk berbagirancangan komunikasi.
18
1. Activity Diagram
Sumber : Suendri Volume: 03, No :01. Hal. 8. 2018 ISSN 2598-6341
Gambar II.9.
Contoh Activity Diagram
Menurut (Sugiarti, 2018:134) Activity Diagram merupakan state diagram khusus,
yang menggambarkan berbagai aliran activity dalam sistem yang sedang dirancang,
bagaimana aliran berawal dari , secision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka
berakhir. Dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa
eksekusi.
Menurut (Munawar, 2018:127) Activity Diagram adalah bagian penting dari UML
yang menggambarkan aspek dinamis dari sistem. Logika perosedural, proses bisnis
dan aliran kerja suatu bisnis bisa dideskripsikan dlam activity diagram. Activity
diagram mempunyai peran seperti halnya flowchart, akan tetapi perbedaannya activity
diagram bisa mendukung prilaku paralel.
Menurut (Sukamto dan Shalahudin, 2014:161) Activity Diagram adalah
penggambaran aliran kerja (workflow) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses
bisnis atau menu yang ada pada perangkat lunak yang perlu diperhatikan disini adalah
19
diagram aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan aktor. Jadi aktivitas apa yang dapat
dilakukan oleh sistem.
2. Use Case Diagram
Sumber : Suendri Volume: 03, No :01. Hal. 7. 2018 ISSN 2598-6341
Gambar II.10.
Contoh Use Case Diagram
Menurut (Sukamto dan Shalahudin, 2014:155) menyatakan bahwa Use case atau
diagram use case merupakan pemodelan untuk kelakuan (behavior) sistem informasi
yang akan dibuat. Use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih
aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat. Use case digunakan untuk
mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sebuah sistem informasi dan siapa saja
yang berhak menggunakan fungsi-fungsi itu
Menurut (Munawar, 2018:89) Use Case adalah deskripsi fungsi dari sebuah
sistem dari perspektif pengguna, bekerja dengan cara mendeskripsikan tipikal interaksi
antara pengguna sebuah sistem dengan sistemnya sendiri melalui sebuah cerita
bagaimana sebuah sistem dipakai.
20
Menurut (Sugiarti, 2018:109) Use Case merupakan pemodelan untuk
menggambarkan behavior sistem yang dibuat. Mendeskripsikan sebuah interaksi
antara satu atau lebih aktor dengan sistem yang akan dibuat.
3. Class Diagram
Sumber : Suendri Volume: 03, No :01. Hal. 7. 2018 ISSN 2598-6341
Gambar II.11.
Contoh Class Diagram
Menurut (Munawar, 2018:101) Class Diagram adalah diagram statis, mewakili
diagram tidak hanya digunakan untuk memvisualisasikan, menggambarkan dan
mendokumentasikan berbagai aspek sistem tetapi juga untuk membangun kode
eksekusi (executeable code) dari aplikasi perangkat lunak.
21
Menurut (Sugiarti, 2018:119) Class Diagram adalah menggambarkan struktur
sistem dari segi pendefisian class-class yang akan dibuat untuk membangun sistem.
Class diagram mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam sistem dan berbagai hubungan
statis yang terdapat di antara mereka.
Menurut (Sukamto dan Shalahudin, 2014:141) Diagram kelas atau class
diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan
dibuat untuk membangun sistem. Kelas memiliki apa yang disebut atribut dan method
atau operasi. Berikut penjelasan atribut dan method :
a. Atribut merupakan variable-variabel yang dimiliki oleh suatu kelas.
b. Operasi atau method adalah fungsi-fungsi yang dimiliki oleh suatu kelas.
4. Sequence Diagram
Sumber : Suendri Volume: 03, No :01. Hal. 8. 2018 ISSN 2598-6341
Gambar II.12.
Contoh Sequence Diagram
Menurut (Sukamto dan Shalahuddin, 2014:165) Sequnce Diagram
menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup
objek dan message yang dikirmkan dan diterima antar objek. Oleh karena itu, untuk
22
menggambar sequence diagram harus diketahui objek-objek yang terlibat dalam
sebuah use case beserta metode-metode yang dimiliki kelas yang diinstansiasi menjadi
objek itu. Membuat sequence diagram juga dibutuhkan untuk melihat skenario yang
ada pada use case.
Menurut (Sugiarti, 2018:130) Sequence Diagram adalah Diagram sekuens
menggambarkan behavior objek pada Usecase dengan mendeskripsikan waktu hidup
objek dan message yang dikirimkan dan diterima objek.
Menurut (Munawar, 2018:137) Sequence Diagram adalah untuk menggambarkan
perilaku pada sebuah scenario. Diagram ini menunjukan sejumlah contoh obyek dan
message yang diletakan diantara obyek-obyek ini di dalam usecase. Komponen utama
sequence diagram diagram terdiri atas obyek yang dituliskan dengan kotak segiempat
bernama. Message diwakili oleh garis dengan tanda panah dan waktu yang ditunjukan
dengan progress vertical.