bab ii profil komunitas bekasi berkebun dan …repository.unj.ac.id/1635/2/bab 2.pdf45 4. sudah...
TRANSCRIPT
42
BAB II
PROFIL KOMUNITAS BEKASI BERKEBUN DAN DESKRIPSI
INFORMAN
2.1 Pengantar
Pada Bab II ini akan dipaparkan bagaimana profil komunitas Bekasi Berkebun
baik itu dari profil secara umum, sejarah berdirinya serta gambaran komunitas,
jangkauan komunitas, target Audiense komunitas Bekasi Berkebun, struktur organisasi,
tujuan dan kegiatan Bekasi Berkebun dan pengurus organisasi di komunitas Bekasi
Berkebun sebagai informan penelitian. Bekasi Berkebun ini merupakan komunitas
yang menaruh perhatian pada aktivitas Urban Farming yang didasari akan banyaknya
ruang atau lahan kosong terbengkalai di perkotaan yang tidak termanfaatkan secara
optimal. Pengertian komunitas sendiri menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah
kelompok organisme yang terdiri dari individu-individu yang hidup dan saling
berinteraksi satu sama lain di daerah tertentu. Setiap komunitas juga pasti memiliki
sejarah dalam perjalanannya. Sejarah Bekasi Berkebun ini pun tidak lepas dari sejarah
Indonesia Berkebun (pusat) karena Bekasi Berkebun merupakan jejaring komunitas
yang berpusat dari Indonesia Berkebun.
43
2.2 Sejarah dan Gambaran Bekasi Berkebun
Gambar 2.1:
Logo Bekasi Berkebun
Sumber: Website Bekasi Berkebun, 2017
Sejarah terbentuknya Bekasi Berkebun tidak terbentuk dengan sendirinya,
sejarah terbentuknya Bekasi Berkebun tidak terlepas dari sejarah awal munculnya
Indonesia Berkebun. Lahirnya aksi sosial Indonesia Berkebun ini berawal dari sekitar
bulan Oktober 2010. Komunitas ini berdiri saat sekelompok orang di sebuah media
jejaring sosial yang digagas oleh arsitek Ridwan Kamil mendiskusikan ide urban
farming untuk kota Jakarta. Pada awal pembentukannya komunitas Indonesia
Berkebun hanya berfokus pada wilayah DKI Jakarta kemudian, semangat positif ini
akhirnya tumbuh membesar menjadi Indonesia Berkebun @IDBerkebun lalu di buat
jejaring komunitas yang dimulai dari Jakarta dengan nama Jakarta Berkebun
@JktBerkebun dan sekarang telah menyebar ke beberapa kota dan kampus di penjuru
Indonesia. Saat ini sudah ada 30 kota berkebun dan 8 kampus yang bersama-sama
bergerak di bawah Indonesia Berkebun (di antaranya Banten, Jogja, Bogor, Solo,
Madiun, Pontianak, Aceh, Bali, dll)35.
35 http://indonesiaberkebun.org/, diakses pada tanggal 6 Maret 2017
44
Bekasi Berkebun sendiri berdiri pada tanggal 10 oktober 2011 yang pada inisiasi
awalnya adalah tanam perdana atau kopdar perdana para inisiator. Pada awalnya para
anggota Bekasi Berkebun belum membentuk diri menjadi salah satu jejaring komunitas
Berkebun di Indoenesia sampai pada saatnya melalui media sosial Twitter oleh
beberapa anggota Indonesia Berkebun yaitu Chaerul Rasyid dan Cherly mempunyai
keinginan untuk membentuk jejaring komunitas berkebun regional Bekasi. Mereka
berinisiatif mengajak para followers dari @IDBerkebun untuk membentuk komunitas
Bekasi Berkebun menjadi salah satu jejaring komunitas Berkebun di Indonesia.
”Ketika itu para inisiator Bekasi Berkebun hanya berkumpul pada media
sosial twitter Indonesia Berkebun. Mulai dari sini baru muncul keinginan para
inisiator untuk membentuk komunitas berkebun regional Bekasi maka
terbentuklah Bekasi Berkebun dengan penggagasnya atas keinginan
membentuk komunitas regonal Bekasi tersebut yaitu itu Chaerul rasyid dan
Cherly.” 36
Pada pembentukan Bekasi Berkebun terdapat syarat untuk membentuk
komunitas berkebun regional bekasi yang diantaranya adalah:
1. Minimal perintis yang kemudian akan menjadi penggiat jejaring baru,
mencapai 5 orang.
2. Sudah membaca dan memahami Konsep dan Visi Misi Indonesia Berkebun.
3. Sudah mendapatkan lahan yang akan dimanfaatkan oleh teman-teman jejaring
komunitas dan warganya di daerah perkotaan (bukan area pedesaan) sebagai
markas komunitas.
36 Hasil Wawancara dengan Annisa Paramitha (Ketua Komunitas Bekasi Berkebun), Pada tanggal 15
Juni 2017
45
4. Sudah membuat akun media sosial untuk sosialisasi dan komunikasi jejaring
komunitas dan warga kota.
Bekasi Berkebun tidak memiliki aturan khusus mengenai pendanaan kegiatan.
Seluruh pendanaan kegiatan berkebun yang dilakukan didapatkan dari hasil kumpulan
kolektif anggota ataupun donasi yang diberikan oleh beberapa simpatisan. Donasi yang
diberikan oleh simpatisan diberikan dalam jumlah beragam, bahkan pernah ada
simpatisan yang mendonasikan senilai Rp. 5.000.000. Oleh karena itu, masalah
pendanaan bukan menjadi suatu hal yang krusial bagi komunitas ini. Selain itu jika
dilihat dari hasil observasi, beberapa anggota yang ada pada komunitas Bekasi
Berkebun merupakan orang-orang yang memang sudah memiliki pekerjaan yang
mapan, sehingga tidak terlalu sulit untuk mendapatkan donasi.
Bekasi Berkebun mempunyai visi untuk menyebarkan semangat positif kepada
seluruh warga untuk lebih peduli kepada lingkungan dan perkotaan dengan program
urban farming yang diusungnya, yaitu memanfaatkan lahan tidur di kawasan perkotaan
yang diubah menjadi lahan pertanian/perkebunan produktif yang dilakukan oleh peran
masyarakat sekitar supaya lebih peduli dengan lingkungan dan dapat mengurangi
beban pangan.
Dalam mencapai visinya Bekasi Berkebun menggunakan konsep Urban
Farmig 3E dalam menjalankan misinya. 3E yang dimaksud adalah ekologi, ekonomi,
edukasi.
46
Ekologi : Secara ekologi, kegiatan urban farming yang dilakukan akan
membantu menyuburkan tanah dan memperbanyak ruang hijau.
Ekonomi : Secara ekonomi, dengan menanam tanaman yang bernilai ekonomi
(buah dan sayur) maka masyarakat dapat memiliki ketahanan pangan yang
lebih baik, sekaligus mengurangi jejak karbon oleh proses distribusi tanaman
Edukasi : Fungsi edukasi mengarah pada memberikan pendidikan kepada
publik untuk mencintai lingkungan hijau dan cara-cara menanam.
2.3 Jangkauan Komunitas
Sama halnya dengan Indonesia Berkebun, Bekasi Berkebun yang merupakan
jejaring komunitas berkebun regional Bekasi ini awalnya bergerak dalam konteks
perkotaan, para inisiator Bekasi Berkebun merasa prihatin akan banyaknya lahan
kosong di perkotaan yang terbengkalai, bahkan lahan kosong yang dimiliki oleh privat
bisa jauh lebih banyak dibandingkan lahan hijau publik. Berangkat dari upaya
pemanfaatan lahan kosong tersebut, perhatian komunitas bergerak menuju isu
ketersediaan serta keamanan pangan dengan harapan mengurangi beban ekonomi para
pelaku Urban Farming masyarakat kota Bekasi.
Ketika pada awal terbentuk dan sampai saat ini Bekasi Berkebun menggunakan
lahan yang dipinjamkan oleh sebuah perusahaan yaitu PT.Waste4Change Alam
Indonesia untuk melakukan aktivitasnya, karna sebagian dari pegawai di perusahaan
47
tersebut kebetulan merupakan anggota dari komunitas Bekasi Berkebun dan kebun
tersebut juga dijadikan markas bagi komunitas Bekasi Berkebun.
Dengan konsep 3E (Edukasi, Ekologi, Ekonomi) Bekasi Berkebun mempunyai
visi dan misi untuk menyebarkan semangat positif kepada seluruh warga untuk lebih
peduli kepada lingkungan dan perkotaan dengan program Urban Farming, Urban
Farming yaitu memanfaatkan lahan tidur di kawasan perkotaan yang diubah menjadi
lahan pertanian/perkebunan produktif yang dilakukan oleh peran masyarakat sekitar
agar mempunyai kemandirian pangan secara berkelanjutan.
Pada saat menjalankan Urban Farming Bekasi Berkebun tidak hanya
menggunakan lahan Markas sebagai tempat melakukan tindakan aksi langsung tetapi
Bekasi Berkebun juga sering mendapat tawaran untuk mengelola lahan kosong atau
terbengkalai baik itu dari masyarakat maupun dari pemerintah.
“Jadi itu halaman rumah wakil walikota, rumah dinas. Tetapi itu tidak atas nama
pemerintah kota Bekasi justru dari Pak Syaikhunya sendiri, karna beliau memiliki
perhatian yang lumayan terhadap lingkungan”.37
Sesuai yang dikatakan Anissa Paramitha di atas Bekasi Berkebun dalam
menjalankan aksinya juga sering mendapatkan tawaran untuk pemanfaatan lahan yang
salah satunya datang dari wakil walikota Bekasi pada saat itu Bpk, Ahmad Syaikhu.
Saat itu beliau meminta agar Bekasi Berkebun dapat memanfaatkan lahan kosong di
area rumah dinasnya menjadi lahan yang lebih produktif.
37 Hasil Wawancara dengan Aditya Septian (Humas Komunitas Bekasi Berkebun), Pada tanggal 18
Juni 2017
48
Pada Bekasi Berkebun seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya komunitas ini
bergeraknya dari pemanfaatan lahan tidur. Pemanfaatan lahan tidur memiliki arti
ekologi tetapi setelah komunitas berjalan, komunitas memiliki fokus kepada edukasi
yaitu mensosialisasikan kepada anggota dan masyarakat sekitar mengenai nilai-nilai
dan pentingnya berkebun, hal itu disesuaikan kepada kemampuan para anggota.
“Bekasi Berkebun fokusnya tuh banyak di edukasi karna kita mencari mana
sih yang lebih sesuai dengan kitanya sendiri yang lebih mampu kita kerjain,
jadi dari pada kita buka kebun banyak-banyak tapi ga bisa kita rawat jadi kita
mulainya melalui edukasi saja. Edukasi bahwasanya begini loh cara nanem,
begini loh caranya untuk mnghalau hama untuk ngobatin penyakit atau
sejenisnya. Jadi lebih memberikan awareness kepada masyarakat secara
langsung turun dan buka lahan,”38
Dalam Cakupan wilayah kerja, komunitas Bekasi Berkebun mencakup wilayah
Kota Bekasi akan tetapi tidak sedikit pula permintaan datang baik itu perawatan kebun
atau menjadi pembicara untuk mengedukasi yang bertemakan berkebun atau Urban
Farming dari luar Kota Bekasi seperti Cikarang, Cibitung dan daerah Kabupaten
lainnya walau demikian fokus utama tetap dalam lingkup Kota Bekasi.
2.4 Target Audiens Bekasi Berkebun
Berdasarkan wawancara langsung dengan salah satu inisiator Bekasi Berkebun
Chaerul Rasyid, target audiens Bekasi Berkebun mencakup segala lapisan kalangan
masyarakat Bekasi. Namun dalam prakteknya, jika dilihat dari penggiat aktif di media
sosial dan penggiat yang aktif di ranah offline, menurutya prosentase paling banyak
38 Hasil Wawancara dengan Annisa Paramitha (Ketua Bekasi Berkebun), Pada tanggal 15 Juni 2017
49
adalah yang berusia 21-30 tahun yang berprofesi sebagai mahasiswa dan pegawai
swasta, dengan prosentase sebesar 70%, sisanya adalah lapisan usia lain. Menurutnya
juga banyak follower di media sosial yang hanya mengikuti arus karena banyak orang
lain yang mencoba, umumnya mereka adalah lapisan masyarakat dengan rentang usia
dari 15-20 tahun, atau paling banyak pelajar dan mahasiswa. Namun menurutnya, hal
tersebut bukanlah masalah, bahkan membantu, karena mereka umumnya lebih aktif di
media sosial, dan dapat menjadi penyambung lidah yang memperluas awareness
tentang Bekasi Berkebun.
2.5 Rekruitmen Anggota
Rekruitmen ini dilakukan setahun sekali, untuk menjaring masyarakat yang
berjiwa muda untuk berkonrtribusi dalam komunitas Bekasi Berkebun, khususnya
secara kepengeurusan organisasi. Pada rekruitmen anggota mulanya setiap individu
yang ingin bergabung dalam Bekasi Berkebun diharuskan mengisi formulir yang sudah
disediakan, bisa secara online di bit.ly/RegenerasiBerkebun ataupun offline dengan
cara datang langsung ke kebun komunitas yang merupakan markas dari Bekasi
Berkebun.
Setelah proses pendaftaran selanjutnya akan ditentukan waktu untuk wawancara
mengenai alasan kenapa memiliki keinginan bergabung dalam Bekasi Berkebun.
Kemudian pada setiap anggota yang ingin bergabung diharuskan mengikuti akademi
berkebun yang di diadakan oleh komunitas, dengan alasan agar anggota bisa mengenal
50
Indonesia Berkebun secara umum dan Bekasi Berkebun secara khusus serta dapat
memahami visi-misi serta tujuan-tujuan dari komunitas.
Ketika mengikuti akademi berkebun, anggota diberi benih tanaman produktif
secara cuma-cuma yang bebas untuk ditanam dimana saja baik itu di kebun komunitas
ataupun dirumah, benih tersebut ditanam dan kemudiannantinya di presentasikan
bagaimana proses penanamannya, dari awal menanam hingga menjadi tanaman
produktif. Setelah tahap tersebut barulah anggota dinyatakan sah menjadi bagian dari
Bekasi berkebun yang kemudian diharapkan dapat ikut membantu program-program
dari Bekasi Bekebun dan tentunya ikut dalam perawatan kebun komunitas.
Skema 2.1:
Proses Perekrutan Anggota Bekasi Berkebun
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2017
2.6 Struktur Organisasi
Setiap organisasi memiliki tujuan dan proses pencapaian tujuan yang berbeda
dan itu harus disusun dalam struktur. Struktur akan mempengaruhi perilaku baik
individu maupun kelompok dalam proses pencapaian tujuan organisasi itu. Dengan
Open Recruitmen
WawancaraAkademi Berkebun
Anggota Sah
51
demikian maka struktur akan membantu tercapainya tujuan organisasi itu dengan
efektif. Stuktur organisasi merupakan Outline di dalam skema organisasi dan
penempatan tugas yang paling atas sampai pada penetapan tugas yang paling bawah.
Dengan kata lain, struktur organisasi mendeskripsikan bagaimana organisasi itu
mengatur dirinya sendiri dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Struktur kepengurusan yang ada di Bekasi Berkebun ini berfungsi sebagai
pembagian kerja dan wewenang (status & role) dalam mewujudkan tujuan utama dari
komunitas tersebut. Setiap divisi yang ada sudah memiliki tanggung jawab dan
tugasnya masing-masing. Begitu pun dengan Bekasi Berkebun ini yang juga bersifat
struktural dalam hal organisasi demi terwujudnya visi dari komunitas ini. Setiap divisi
yang ada di komunitas ini pun memiliki tanggung jawabnya masing-masing.
Skema 2.2: Skema Struktur Kepengurusan Organisasi Komunitas Bekasi
Berkebun
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2017
Ketua
Komunitas
Humas
Edukasi Ekologi Ekonomi
52
Ketua komunitas saat ini adalah Annisa Paramita atau biasa akrab disebut Mba
Nisa. Beliau menjabat sebagai ketua pada periode 2 tahun terakhir ini yaitu pada
periode 2015-2016 dan 2016-2017. Pada saat awal kepengurusannya Mba Nisa
mengajak para anggota untuk bersedia menjadi pengurus demi berjalannya program-
program komunitas secara efektif, dan akhirnya terbentuk suatu struktur organisasi
pada komunitas Bekasi Berkebun yang diantaranya:
1. Ketua, Anissa Paramitha
2. Humas, Aditya Septian
3. Edukasi, Anissa Paramitha
4. Ekologi, Chairul Ruskandi
5. Ekonomi, Dian Apriani
Dalam struktur organisasi ini Annisa Paramitha selaku ketua komunitas juga
bertanggung jawab atas Edukasi di karenakan pada periode terakhir tidak ada yang mau
bertanggung jawab pada divisi edukasi tersebut disebabkan oleh faktor pengalaman
dan pengetahuan berkebun yang masih terbilang minim.
2.7 Tujuan dan Kegiatan Bekasi Berkebun
Berdasarkan wawancara langsung dengan salah satu inisiator Bekasi Berkebun,
Chaerul Rasyid, tujuan dan kegiatan Bekasi Berkebun dibagi menjadi dua yaitu makro
dan mikro. Tujuan dan kegiatan dalam skala makro adalah menggarap bersama lahan
yang tidak terpakai untuk ditanami, dimana pengelolaan lahan tersebut dilakukan oleh
53
Bekasi Berkebun dan pemilik lahan sendiri. Biasanya lahan tersebut bisa milik
pemerintah, perusahaan, maupun lahan pribadi.
Sementara kegiatan skala mikro adalah mengajak masyarakat Bekasi untuk
melakukan urban farming di lahan atau rumah mereka sendiri dengan memanfaatkan
berbagai teknik bercocok tanam. Sekarang model kegiatan skala mikro inilah yang
difokuskan oleh Bekasi Berkebun karena relatif lebih mudah, tanpa perlu campur
tangan pemerintah atau pihak ketiga lainnya. Menurut narasumber, tujuan akhir dan
ideal dari Bekasi Berkebun sendiri adalah dimana warga Bekasi memiliki kesadaran
sendiri untuk menanami lahan kosong, baik lahan publik maupun privat, dengan
tanaman yang memiliki nilai ekonomi.
2.8 Pengurus Organisasi di Komunitas Bekasi Berkebun Sebagai Informan
Penelitian
Peneliti dalam penelitian ini mencari data yang terkait dengan masalah yang
diangkat yaitu tentang interaksi sosial pada anggota Bekasi Berkebun. Dalam mencari
data tersebut peneliti mendapatkan data-data yang bersumber dari 6 informan yang
merupakan pengurus organisasi dari komunitas Bekasi Berkebun. Pengurus organisasi
ini adalah anggota-anggota yang membuat dan menjalankan program-program dari
komuntas Bekasi Berkebun dalam mencapai visi misi komunitasnya. Berikut deskripsi
pengurus organisasi komunitas Bekasi Berkebun yang menjadi informan penelitian:
54
Daftar Tabel 2.1:
Tabel Daftar Informan
No Nama Informan Peran dalam Penelitian
1 Chaerul Rasyid Pengpgagas awal terbentukya Bekasi
Berkebun
2 Annisa Paramitha Ketua komunitas yang merangkap
kepala divisi edukasi
3 Chairul Ruskandi Kepala divisi ekologi
4 Dian Apriani Kepala divisi ekonomi
5 Aditya Septian Humas
6 Kurnia Yusup Triana Anggota (dari divisi ekologi)
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2017
2.8.1. Chaerul Rasyid; Dari Kecintaan Terhadap Alam menjadi Penggagas
Bekasi Berkebun
Pada informan yang petama yaitu Chaerul Rasyid. Beliau merupakan
penggagas awal dalam terbentuknya komunitas berkebun di kota Bekasi yaitu
Bekasi Berkebun. Pria dengan kelahiran 14 November 1987 ini berlatar
pendidikan sarjana ekonomi dan bekerja di salah satu yayasan, yaitu yayasan
inspirasi anak bangsa pada bagian media promosi. Jika melihat dari latar
belakang organisasinya beliau merupakan individu yang mempunyai kepedulian
lebih terhadap lingkugan sekitar dan memiliki sifat sosial yang tinggi.
55
Latar belakang organisasinya yaitu koordinator komunitas Ranting
Nusantara yang merupakan salah satu komunitas pecinta alam dengan melakukan
kegiatan di alam terbuka seta menumbuhkan jiwa solidaritas yang peduli
terhadap kelestarian alam. Kemudian komunitas Earth Hour Indonesia, Earth
Hour merupakan komunitas peduli lingkungan yang merupakan kampanye
inisiasi publik, Earth Hour menyatukan masyarakat sekitar untuk merayakan
komitmen gaya hidup hemat energi dengan cara mematikan lampu dan alat
elektronik yang sedang tidak dipakai selama satu jam setiap harinya. Dan riwayat
organisasi yang terakhir yaitu GoodLife Society sebagai humas, GoodLife Society
adalah komunitas wadah simulasi kebaikan yang ditujukan umum untuk
masyarakat luas. Wadah yang diberikan berupa program rutin bulanan yang
ditangani oleh para pengurus inti GoodLife Society dan kegiatan yang difasilitasi
oleh pengurus komunitas dengan mengusung 6 pilar GoodLife, yakni No
Smoking, No Drugs, No Alcohol dan No Littering, No Premarital Sex serta No
Violence sebagai satu paket gaya hidup.
Dalam Bekasi Berkebun beliau merupakan salah satu inisiator dalam
terbentuknya komunitas Bekasi Berkebun. Dengan memiliki hobi kegiatan
outdoor dan sosial yang tinggi mendorong keinginan beliau untuk membentuk
komunitas Bekasi Berkebun. dalam membetuk Bekasi Berkebun beliau mengaku
dibekali dengan teman-teman dikomunitas lain untuk membantu
56
mengkapanyekan kehadiran komunitas Bekasi Berkebun agar komunitas dapat
di ketahui kehadirannya.
“Waktu saya dan temen-temen inisiator Bekasi Berkebun saat ngebentuk dan
ngebangun awal komunitas, kita dibantu sama temen-temen di komunitas lain
supaya masyarakat tau atas kehadiran kita.”39
Selain menjadi salah satu inisiator dalam membentuk komunitas
Bekasi Berkebun, beliau juga sempat memegang tanggung jawab sebagai
ketua atau koordinator di Bekasi Berkebun pada periode 2012-2013. Dan
saat ini beliau hanya menjadi anggota dan tidak membantu dalam
kepengurusan organisasi karena dalam Bekasi Berkebun kepengurusan
melakukan rotasi setiap tahunnya.
2.8.2. Annisa Paramitha; Ilmu Komunikasi Menjadi dasar dalam
Membaur dengan Masyarakat
Annisa Paramitha atau yang akrab disapa mbak Nisa ini adalah ketua
atau koordinator Bekasi Berkebun pada periode 2015-2016 dan 2016-
2017. Beliau memegang tanggung jawab sebagai ketua komunitas pada
dua periode dikarenakan tidak adanya kesiapan atau kesediaan dari
anggota lain untuk mau menggantikan dan memegang tanggung jawab
sebagai ketua.
39 Hasil Wawancara dengan Chaerul Rasyid (Inisiator Bekasi Berkebun), pada tanggal 25Juni 2017
57
Annisa Paramitha lahir di Jakarta 2 Februari 1983 dan memiliki latar
belakang pendidikan sarjana ilmu komunikasi. Dengan ilmu komunikasi
dan cara ia membaur dengan lingkungan interanal maupun eksternal
Bekasi berkebun membuat ia dipercaya untuk memegang dua tanggung
jawab dalam Bekasi Berkebun, yaitu ketua dan kepala divisi edukasi.
Annisa Paramitha memiliki hobi bercocok tanam, memasak, baca
buku, traveling. Hobi-hobi itu yang mendorong ia bergabung dalam
komunitas Bekasi Berkebun. Menurutnya dalam bergabung di Bekasi
Berkebun ia dapat memperdalam ilmu berocok tanam sayuran baik secara
ilmu ataupun holistik.
“Alasan aku gabung di Bekasi Berkebun karena aku pengen mendalami lebih
banyak mengenai becocok tanam sayuran baik secara ilmu ataupun holistik.
Karena sebelum aku bergabung dirumah aku sudah punyai beberapa tanaman
produktif. Jadi, dengan keikutsertaan aku, disini aku berharap memiliki
pengetahuan lebih lagi tentang bercocok tanam dan nambah jenis tanamanku
dirumah.” 40
Beliau bekerjs di salah satu perusahaan sosial milik swasta yaitu PT.
Waste4Change Alam Indonesia dengan menjabat sebagai manager operasional
di perusahaan tersebut. Adanya hubungan antara PT. Waste4Change Alam
Indonesia dengan Bekasi Berkebun menjadikan Bekasi Berkebun memliliki
keuntungan. Dengan terjalinnya hubngan tersebut PT. Waste4Change Alam
Indonesia meminjamkan lahannya sebagai lahan kebun komunitas Bekasi
40 Hasil Wawancara dengan Annisa Paramitha (Ketua Bekasi Berkebun) , pada tanggal 15 Juni 2017
58
Berkebun. selain meminjamkan kebunnya, PT. Waste4Change Alam Indonesia
menyediakan pupuk kompos bagi tanaman yang ditanam oleh Bekasi Brkebun.
Pupuk kompos tersebut hasil olahan sampah organik dari PT. Waste4Change
Alam Indonesia, karena PT. Waste4Change Alam Indonesia adalah perusahaan
sosial yang bekerja di ranah lingkungan hidupyang berfokus pada limbah sampah
perusahaan, perumahan, restoran dll.
2.8.3. Chairul Ruskandi; Rasa ingin Tahu Mendorong Ketertarikan dan
Tanggung Jawab
Chaerul Ruskandi atau yang akrab disapa mas irul adalah anggota yang
memegang tanggung jawab menjadi kepala divisi ekologi. Beliau lahir di Jakarta
pada 2 Desember 1989 dan berlatar belakang sarjana Teknik Industri. Beliau
bergabung di Bekasi Berkebun sejak 2013. Dalam keikutsertaannya di Bekasi
Berkebun beliau beralasan karena memiliki hobi menananm tanaman produktif
konsumsi dan ingin tahu bebagai macam metode menanam.
Pada awal bergabung beliau hanya didasari oleh hobinya dan
keingintahuannya tentang berkebun saja tapi seiring berjalannya waktu dan
makin lamanya keikutsertaan beliau dalam program-program Bekasi Berkebun
menggiring keingianannya untuk membangun komunitas supaya lebih
berkembang, karena dengan bergabungnya ia di dalam komunitas memberi
pegetahuan lebih bukan hanya tentang berkebun namun juga pengetahuan lebih
tentang lingkungan yang harus dijaga kelestariannya dan kesimbanganya.
59
“Waktu saya gabung di Bekasi Berkebun saya cuma pengen tahu bebagai
macam metode menanam dan juga karena hobi saya menanam tanaman
produktif dirumah, tapi makin lama saya gabung saya merasa tertarik dan kaya
punya tanggung jawab lebih untuk ngebangun komunitas supaya lebih
berkembang, biar program-program dan kampanye dari komunitas bisa sampe
di masyarakat.”41
Sama sepert Annisa Paramiitha, beliau juga bekerja sebagai karyawan
swasta di perusahaan sosial milik swasta PT. Waste4Change Alam Indonesia
dengan posisi kepala operasional service. Adanya mereka mempererat hubungan
antara PT. Waste4Change Alam Indonesia dan komunitas Bekasi Berkebun.
karna PT. Waste4Change Alam Indonesia dan Bekasi Berkebun memiliki visi
yang sama yaitu kelestarian dan mejaga keseimbanagan lingkungan.
2.8.4. Dian Apriani; Melalui Ajakan Mendorong Keikutsertaan dalam
Komunitas
Dian Apriani atau yang suka di sapa Mba Dian adalah kepala divisi
ekonomi. Ia bergabung dalam komunitas sejak tahun 2014. Ia lahir di Jakarta
pada tanggal 7 April 1987. Latar belakang pendidikan Dian Apriani adalah
sarjana teknik industri Universitas Mpu Tantular. Pada saat bergabung ia diajak
oleh Chairil Ruskandi untuk bergabung di Komunitas Bekasi Berkebun. Karna
memilikii yang sama membuat ia terarik untuk bergabung di komunitas Bekasi
Berkebun.
“Jadi waktu itu saya diajak sama Chairul Ruskandi gabung di Bekasi
Berkebun, dia ngajak karna dia tau hobi saya suka nanem-namen tanaman
41 Hasil Wawancara dengan Chairul Ruskandi (Kepala Divisi Ekologi), pada tanggal 15 Juni 2017
60
dirumah walaupun cuma sedikit, nah itu yang ngebuat saya terarik untuk
bergabung disini (Bekasi Berkebun)”42
Sebelum di Bekasi Berkebun Dian Apriani ikut dalam organisasi kampus.
Ia ikut dalam BEM dan bergabung di divisi humas. Pada awal ia ditunjuk dalam
kepengurusan organisasi Bekasi Berkebun, ia di tunjuk untuk memegang
tanggung jawab pada divisi humas, akan tetapi ia lebih ingin untuk memegang
divisi ekonomi dengan alasan dia takut apabila dia memegang tanggung jawab
pada divisi humas, tanggung jawab tersebut tidak terkontrol karna kesibukannya
bekerja. Karna pada divisi humas kegiatan memang terbilang paling sibuk di
karenakan apabila komunitas ingin memulai program-program eksternalnya baik
itu program kolaborasi atau program komunitas yang berinteraksi lagsung
dengan masyarakat humaslah yang turun langsung mengawali prosesnya.
2.8.5. Aditya Septian; Dari Kepedulian Terhadap Lingkungan dan Kota
Mendorong Keikutsertaan di dalam Komunitas
Aditya Septian Pamungkas atau yang akrab dipanggil Adit. Beliau adalah
anggota Bekasi Berkebun yang ikut dalam kepengurusan Bekasi Berkebun yang
memegang tanggung jawab sebagai kepala divisi humas. Pria kelahiran di Jakarta
pada 20 September 1990 ini memiliki latar belakang pendidikan S1 DKV. Ia
bergabung di Bekasi Berkebun sejak 2014.
42 Hasil Wawancara dengan Dian Apiani (Kepala Divisi Ekonomi), pada tanggal 2 Juli 2017
61
Pada awal bergabung di Bekasi Berkebun ia mengaku karna memang
didasari atas kepeduliannya terhadap lingkungan serta ingin memiliki teman
yang sama-sama peduli dengan Kota tempat tinggalnya yaitu Kota Bekasi. Selain
itu ia mengaku ingin memiliki pegalaman baru diluar rutinitas sehari-hari.
Rutinitas sehari-hari beliau sebagai Graphic Designer, dan alasan ia bergabung
di Bekasi berkebun juga karna keingintahuannya terhadap tanaman dan cara
berkebun.
“Berawal dari kepedulian gw terhadap lingkungan. Pengen punya temen yang
sama-sama peduli sama Bekasi. Juga pengen cari pengalaman baru diluar
rutinitas gue sehari-hari, sama pengen tau cara berkebun dan jenis
tanamannya.”43
Pada awal kepengurusan organisasi Bekasi Berkebun, beliau menyediakan
diri untuk memegang tanggung jawab pada divisi humas. Menurutnya dengan
keahlian mendesain dan keahliannya dalam berbagai macam soiftware ia dapat
menyampaikan visi misi Bekasi Berkebun bukan hanya melalui kampanye
langsung akan tetapi melalui media sosial dan website Bekasi Berkebun.
2.8.6. Kurnia Yusup Tiana: Latar Belakang Pekerjaan Membantu dalam
Kinerja Komunitas
Kurnia Yusup Triana atau akrab di panggil Kur. Beliau lahir di Bekasi 1
September 1991. Pria berlatar pendidikan SMA ini bergabung di Bekasi
Berkebun sejak 2013. Alasan bergabungnya ia dalam Bekasi Berkebun untuk
43 Hasil Wawancara dengan Aditya Septtian (Kepala Divisi Humas) , pada tanggal 18 Juni 2017
62
menyalurkan hobi berkebun dan menambah wawasan berkebun. Ia bergabung
dalam Bekasi Berkebun sebagai anggota yang membantu kepengurusan
organisasi di divisi ekologi.
“dengan latar belakang gw wirausaha tanaman, gue jadi lebih mudah untuk
jalanin program-program Bekasi Berkebun, dan ketika gue bisa ngelayanin
masyarakat yang punya lahan terbengkalai untuk ditanamin tanaman produktif
gue ngerasa seneng, ngerasa bermanfaat.”44
Beliau mengaku senang ketika melayani masyarakat apabila ada yang
meminta tolong untuk merubah lahannya menjadi lahan yang produktif dan
kemudian merawatnya. Karena dengan latar belakang pekerjaannya yang
kebetulan sebagai wirausaha tanaman menurutnya itu membantu ia ketika berada
pada divisi ekologi.
2.9 Penutup
Berdirinya Bekasi Berkebun sebagai jejaring komunitas berkebun di Bekasi tidak
terlepas dari keberadaan Indonesia berkebun yag merupakan induk dari komunitas
berkebun di indonesia. Pada jangkauan komunitas, Bekasi Berkebun fokus pada
wilayah Kota Bekasi, berbagai macam tawaran hadir baik itu sebagai pembicara dalam
mengkampanyekan keseimbangan lingkungan maupun tawaran membantu membuka
lahan terbengkalai baik itu milik pribadi maupun perusahaan. Target audiens Bekasi
Berkebun mencakup segala lapisan kalangan masyarakat Bekasi. Namun dalam
44 Hasil Wawancara dengan Kurnia Yusup Triana (Anggota pada Divisi Ekologi), pada tanggal 23 Juli
2017
63
prakteknya, jika dilihat dari penggiat aktif di media sosial dan penggiat yang aktif di
ranah offline, menurutya prosentase paling banyak adalah yang berusia 21-30 tahun
yang berprofesi sebagai mahasiswa dan pegawai swasta, dengan prosentase sebesar
70%, sisanya adalah lapisan usia lain.
Struktur kepengurusan yang ada di Bekasi Berkebun ini berfungsi sebagai
pembagian kerja dan wewenang (status & role) dalam mewujudkan tujuan utama dari
komunitas tersebut. Setiap divisi yang ada sudah memiliki tanggung jawab dan
tugasnya masing-masing yang diantaranya ada ketua, humas, edukasi, ekologi,
ekonomi. Tujuan dan kegiatan Bekasi Berkebun dibagi menjadi dua yaitu makro dan
mikro. Tujuan dan kegiatan dalam skala makro adalah menggarap bersama lahan yang
tidak terpakai untuk ditanami, dimana pengelolaan lahan tersebut dilakukan oleh
Bekasi Berkebun dan pemilik lahan sendiri. Sedangkan secara mikro adalah mengajak
masyarakat Bekasi untuk melakukan urban farming di lahan atau rumah mereka sendiri
dengan memanfaatkan berbagai teknik bercocok tanam.
Penelitian ini mewawancarai enam informan, enam informan ini diantaranya
ketua komunitas, humas, kepala divisi edukasi, kepala divisi ekologi, kepala divisi
ekonomi dan satu anggota yang merupakan bagian dari divisi ekologi. Dilihat dari
penjelasan mereka, ke ikutsertaanya dalam Bekasi Berkebun didasar atas hobi
berkebun atau menanam, dan seiring berjalannya waktu dan maki lamanya bergabung
dengan komunitas munculah kepedulian terhadap lingkungan dengan kesediannya
untuk menjadi pengurus organisasi Bekasi Berkebun