bab ii repaired)

Upload: javascooterrendezvous-part-vi

Post on 15-Jul-2015

187 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar

1. Pengertian Infeksi Infeksi adalah kolonalisasi yang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisme inang, dan bersifat pilang membahayakan inang. Organisme penginfeksi, atau patogen, menggunakan sarana yang dimiliki inang untuk dapat memperbanyak diri, yang pada akhirnya merugikan inang. Patogen mengganggu fungsi normal inang dan dapat berakibat pada luka kronik, gangrene, kehilangan organ tubuh, dan bahkan kematian. Respons inang terhadap infeksi

disebut peradangan. Secara umum, patogen umumnya dikategorikan sebagai organisme mikroskopik, walaupun sebenarnya definisinya lebih luas,

mencakup bakteri, parasit, fungi, virus, prion, dan viroid. Secara umum infeksi terbagi menjadi dua golongan besar:a. Infeksi yang terjadi karena terpapar oleh antigen dari luar tubuh. b. Infeksi yang terjadi karena difusi cairan tubuh atau jaringan, seperti virus HIV,

karena virus tersebut tidak dapat hidup di luar tubuh.

5

6

2. Anatomi Fisiologi Usus Halus Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. Lapisan usus halus terdiri atas lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan otot melingkar (M sirkuler), lapisan otot memanjang (M Longitidinal) dan lapisan serosa (sebelah luar). Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).

1. Usus dua belas jari (Duodenum) Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz. Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu

7

dari pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari. Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan. 2. Usus Kosong (jejenum) Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium. Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis. Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti lapar dalam bahasa Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti kosong. 3. Usus Penyerapan (illeum) Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.

8

3. Apendiks

Anatomi Fisiologi Apendiks

Apendiks disebut juga umbai cacing Apendiks adalah ujung seperti jari yang kecil panjangnya kira-kira 10 cm (4 inci), melekat pada sekum tepat di bawah katup ileosekal. Apendiks berisi makanan dan mengosongkan diri secara teratur ke dalam sekum. Karena pengosongannya tidak efektif, lumennya kecil, apendiks cenderung menjadi tersumbat dan rentan terhadap infeksi (apendisitis). Fungsi organ Apendiks tidak diketahui namun sering menimbulkan masalah kesehatan. Peradangan akut apendiks memerlukan tindak bedah segera untuk mencegah komplikasi yang umumnya berbahaya.

4. Apendisitis a. Pengertian Apendisitis adalah peradangan dari apendiks yang merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering (Mansjoer, 2000) Apendisitis adalah radang apendiks, suatu tambahan seperti kantung yang tak berfungsi terletak pada bagian inferior dari sekum (Wilson dan Goldman, 1989).

9

Penyebab umum dari apendisitis adalah obstruksi lumen oleh feses yang akhirnya merusak suplai aliran darah dan mukosa menyebabkan inflamasi. Apendisitis merupakan penyakit prototip yang berlanjut melalui peradangan , obstruksi, dan iskemia di dalam jangka waktu bervariasi (Sabiston, 1995). Apendisitis akut adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran kanan bawah rongga abdomen, penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat (Brunner dan Suddarth, 2001). b. Klasifikasi Apendisitis 1) Apendisitis akut Gejala apendisitis akut adalah demam, mual-muntah, penurunan nafsu makan, nyeri sekitar pusar yang kemudian terlokalisasi di perut kanan bawah, nyeri bertambah untuk berjalan, namun tidak semua orang akan menunjukkan gejala seperti ini, bisa juga hanya bersifat meriang, atau mual-muntah saja. 2) Apendisitis kronis Gejala apendisitis kronis sedikit mirip dengan sakit asam lambung dimana terjadi nyeri samar (tumpul) di daerah sekitar pusar dan terkadang demam yang hilang timbul. Seringkali disertai dengan rasa mual, bahkan kadang muntah, kemudian nyeri itu akan berpindah ke perut kanan bawah dengan tanda-tanda yang khas pada apendisitis akut. Penyebaran rasa nyeri akan bergantung pada arah posisi/letak apendiks itu sendiri terhadap usus besar, Apabila ujung apendiks menyentuh saluran kemih, nyerinya akan sama dengan sensasi nyeri kolik saluran kemih, dan mungkin ada gangguan berkemih. Bila posisi apendiks ke belakang, rasa nyeri muncul pada pemeriksaan tusuk dubur atau tusuk vagina. Pada posisi usus buntu yang lain, rasa nyeri mungkin tidak spesifik

c. Etiologi 1) Menurut Syansyuhidayat, 2004:

a) Fekalit/massa fekal padat karena konsumsi diet rendah serat

10

b) Tumor apendiks c) Cacing ascaris d) Erosi mukosa apendiks karena parasit E. Hystalica e) Hiperplasia jaringan limfe

2) Menurut Mansjoer, 2000: a) Hiperplasia folikel limfoid b) Fekalit c) Benda asing d) Striktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya e) Neoplasma

3) Menurut Markum, 1996: a) Fekolit b) Parasit c) Hiperplasia limfoid d) Stenosi fibrosis akibat radang sebelumnya e) Tumor kartinoid

d. Tanda dan Gejala 1) Sakit-kram di daerah periumbilicus menjalar ke kuadran kanan bawah dengan intensitas nyeri tertinggi pada titik Mc.Burney (yang terletak di pertengahan antara krista iliaka anterior superior kanan dan umbilikus). 2) Anoreksia 3) Mual 4) Muntah 5) Demam (ringan di awal penyakit, dapat meningkat tajam pada peritonitis). 6) Nyeri lepas 7) Bising usus menurun atau tidak ada sama sekali 8) Konstipasi 9) Diare 10) Kesulitan berjalan atau bergerak

11

e. Patofisiologi Menurut Mansjoer, 2000: Apendiksitis biasa disebabkan oleh adanya penyumbatan lumen apendiks oleh hyperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, striktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya, atau neoplasma. Feses yang terperangkap dalam lumen apendiks akan menyebabkan obstruksi dan akan mengalami penyerapan air dan terbentuklah fekolit yang akhirnya sebagai kausa sumbatan. Obstruksi yang terjadi tersebut menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa mengalami bendungan. Semakin lama mukus semakin banyak, namun elastisitas dinding apendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan peningkatan tekanan intralumen. Tekanan tersebut akan menghambat aliran limfe yang mengakibatkan edema, diapedesis bakteri, dan ulserasi mukus. Pada saat ini terjadi apendisitis akut fokal yang ditandai oleh nyeri epigastrium. Sumbatan menyebabkan nyeri sekitar umbilicus dan epigastrium, nausea, muntah. invasi kuman E Coli dan spesibakteroides dari lumen ke lapisan mukosa, submukosa, lapisan muskularisa, dan akhirnya ke peritoneum parietalis terjadilah peritonitis lokal kanan bawah.Suhu tubuh mulai naik.Bila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal tersebut akan menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah, dan bakteri akan menembus dinding. Peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritoneum setempat sehingga menimbulkan nyeri di area kanan bawah. Keadaan ini yang kemudian disebut dengan apendisitis supuratif akut.

Bila kemudian aliran arteri terganggu akan terjadi infark diding apendiks yang diikuti dengan gangren. Stadium ini disebut dengan apendisitis gangrenosa. Bila dinding yang telah rapuh pecah, akan menyebabkan apendisitis perforasi.

Bila proses tersebut berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan bergerak ke arah apendiks hingga timbul suatu massa lokal yang disebut infiltrate apendikularis. Peradangan apendiks tersebut akan menyebabkan abses atau bahkan menghilang.

12

Apendiks terinflamasi

Edema (terlipat atau tersumbat)

Peningkatan tekanan intraluminal

Nyeri abdomen

Apendiks berisi pus

Apendisitis

5. Ileustomy a. Pengertian leostomy adalah membuka dengan cara membedah usus kecil (ileum) keluar permukaan kulit. Ileostomi adalah bedah pembuatan lubang antara illeum dan dinding abdomen untuk tujuan diversi fekal . Ileostomi dapat bersifat sementara atau permanen dan dapat dibuat sebagai stoma ujung,stoma lop atau stoma barrel ganda.

Ileostomi berbeda dengan kolostomi dimana feses mempunyai konsistensi lebih cair,terdapat enzim pencernaann dan aliran isinya tak terkontrol ,sehingga alat penampung harus digunakan secarakontinue.

Pembedahan ileostomi dilakukan dalam dua tahap . Operasi pertama melibatkan kolektomi abdomen ,pembuatan kantung illeum,mukosektomi rektum,anastomosis ileoanal dan membuat pengalihan ileostomi. Operasi ke

13

dua dilakukan untuk menurunkan ileotomi sementara dalam upaya untuk mengembalikan kontinuitas aliran feses.

Ileustomi adalah lubang pada ileum untuk tujuan pengobatan ulseratif regional dan ulseratif dan penglihatan isi usus pada kanker kolon, polip, dan trauma. Biasanya permanen. (Doenges, 2002). Ileostomy adalah suatu lubang di perut (dinding perut) yang dibuat selama operasi. Dimana akhir ileum (bagian terendah dari usus kecil) dibawa kemudian dibuka untuk membentuk stoma, biasanya di sisi kanan bawah perut. Akhir ileum ditarik melalui dinding perut dan berbalik dan dijahit pada kulit, meninggalkan halus,bulat, dalam-luar ileum sebagai stoma. b. Klasifikasi Tiga jenis utama ileostomi dapat dilakukan ketika semua usus besar harus dihilangkan. 1) Standar atau Brooke ileostomy Alasan untuk operasi: Kolitis ulserativa Penyakit Crohn Familial poliposis Masalah terkait kanker Output: Cair atau pasta seperti yang konstan drainase yang berisi enzim pencernaan Manajemen: Perlindungan kulit diperlukan; menggunakan kantong terbuka yang dapat dikosongkan 2) Benua ileostomi (kantong perut) Alasan untuk operasi: Kolitis ulserativa Familial poliposis

14

Masalah terkait kanker Output: Cair atau pasta seperti drainase Manajemen: Tiriskan cukup sering dengan tabung kecil (kateter) dan menggunakan penutup stoma Sebuah ileostomy benua adalah jenis yang berbeda dari standar ileostomy. Untuk ileustomy jenis ini tidak perlu menggunakan kantong eksternal.Hal ini dibuat dengan mengulang bagian belakang ileum pada dirinya sendiri sehingga waduk atau saku terbentuk di dalam perut. Sebuah puting katup terbuat dari bagian ileum. Feses dialirkan melalui kateter untuk mengalirkan limbah keluar dari reservoir. 3) Ileo-anal reservoir (kantong-kantong atau J panggul) Alasan untuk operasi: Kolitis ulserativa Familial poliposis Output: Tinja lunak, dibentuk Manajemen: Alam buang air besar terjadi, tetapi Anda perlu melindungi kulit di sekitar dubur.

Reservoir ileo-anal (atau kantong panggul) adalah sebuah kantong terbuat dari ileum dan rektum dan ditempatkan di dalam tubuh dalam panggul. Nama lain untuk ini termasuk J-kantong, W-kantong, dan S-kantong tergantung pada prosedur pembedahan. Kantong terhubung ke anus. Limbah masuk ke dalam kantong, mana disimpan. Ketika sebuah "dorongan" dirasakan, tinja dapat dikirimkan melalui anus, keluar dari tubuh. Otot sfingter di sekitar pembukaan anus harus tetap utuh untuk menjaga kantong dari bocor. Konsistensi output dari kantong panggul tergantung pada apa yang makan dan minum, dan dapat dikelola dengan obat-obatan.

15

c. Etiologi 1) Infeksi yang menyebabkan patologi usus halus ( kolitis ulseratif,enteritis regional. 2) Keganasan pada daerah usus halus. 3) Trauma abdomen ( ruptura yeyunum atau illeum )

B. Pendekatan Proses Keperawatan pada Klien dengan Kasus Tersebut Apendisitis 1. Pengkajian a) Riwayat kesehatan 1) Riwayat keluhan utama : Klien : biasanya ada rasa mual, muntah, nadi cepat, nyeri pada daerah yang dioperasi. Timbulnya keluhan : Seperempat jam setelah selesai dioperasi. Sifat keluhan : Sejak mulai sadar klien merasa nyeri yang menetap pada daerah yang dioperasi. Keluhan lain yang menyertai : Klien merasa mual, muntah, dan sakit kepala/pusing. 2) Riwayat kesehatan masa lalu Sakit perut bagian kanan bawah. 3) Pemeriksaan fisik a) Keadaan umum : Klien nampak sakit sedang.

b) Aktivitas atau istirahat Gejala : malaise c) Sirkulasi Tanda : takhikardi d) Eliminasi Gejala : konstipasi pada awitan awal Diare Tanda : distensi abdomen, nyeri tekan/nyeri lepas, kekakuan, penurunan atau tak ada bising usus e) Makanan/cairan Gejala : anoreksia

16

Mual/muntah f) Nyeri/kenyamanan Gejala : nyeri abdomen sekitar epigastrum dan umbilikus, yang meningkat berat dan terlokalisasi pada titik Mc. Burney, meningkat karena berjalan, batuk bersin, atau nafas dalam. Keluhan berbagai rasa nyeri/gejala tak jelas Tanda : perilaku berhati-hati, berbaring ke samping atau telentang dengan lutut ditekuk, meningkatnya nyeri pada kuadran kanan bawah karena posisi ekstensi kaki kanan/posisi duduk tegak.Nyeri lepas pada sisi kiri disuga inflamasi peritoneal. g) Keamanan Tanda : demam (biasanya rendah) h) Pernafasan Tanda : takhipneu, pernafasan dangkal.

2.

Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul Pre operasi a. Resiko berkurangnya volume cairan berhubungan dengan adanya mual dan muntah. b. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh. c. Nyeri berhubungan dengan distensi jaringan intestinal. d. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake menurun.

Post operasi a. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur invasif, insisi bedah b. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan pembatasan asupan makanan pasca operasi. c. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya insisi bedah. d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.

17

RENCANA TINDAKAN PRE OPERASI APENDISITIS

Diagnosa Keperawatan Tujuan Resiko kekurangan volume Mempertahankan cairan berhubungan dengan keseimbangan adanya rasa mual dan muntah. volume -Monitor

Perencanaan Intervensi tanda-tanda Rasional vital. -Merupakan indicator secara dini tentang hypovolemia. out urine put dan akan

cairan dengan kriteria : -Monitor intake dan out put -Menurunnya Klien tidak diare. Nafsu dan konsentrasi urine. makan baik. Klien tidak mual dan muntah. konsentrasi

meningkatkan kepekaan/endapan sebagai salah satu kesan adanya dehidrasi peningkatan dan membutuhkan cairan. Untuk

meminimalkan hilangnya cairan. -Beri cairan sedikit demi sedikit tapi sering. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh. Tidak akan terjadi infeksi -Bersihkan lapangan operasi -Pengukuran dengan arah yang dengan kriteria : Tidak dari beberapa organisme yang berlawanan tumbuhnya rambut ada tanda-tanda infeksi mungkin ada melalui prinsip- akan mencapai ke dasar rambut, post operatif (tidak lagi prinsip panas, kemerahan). pencukuran. sehingga benar-benar bersih

dapat terhindar dari pertumbuhan mikro organisme.

18

-Beri obat pencahar sehari -Obat sebelum operasi. merangsang

pencahar peristaltic

dapat usus

sehingga bab dapat lancar. -Anjurkan klien mandi dengan -Kulit yang bersih mempunyai sempurna. arti yang besar terhadap

timbulnya mikro organisme. Gangguan rasa nyaman nyeri Rasa nyeri akan teratasi -Kaji tingkat nyeri, lokasi dan -Untuk mengetahui sejauh mana berhubungan dengan distensi dengan jaringan intestinal. Pernapasan Sirkulasi normal. kriteria : karasteristik nyeri. tingkat nyeri dan merupakan indiaktor secara dini untuk dapat memberikan selanjutnya. -Anjurkan pernapasan dalam. -Pernapasan yang dalam dapat menghirup O2 secara adekuat sehingga relaksasi otot-otot sehingga menjadi dapat tindakan

normal.

mengurangi rasa nyeri. -Beri analgetik. -Sebagai profilaksis untuk dapat menghilangkan rasa nyeri

(apabila sudah mengetahui gejala pasti).

19

Nutrisi kurang dari kebutuhan Klien mampu merawat -Kaji berhubungan dengan intake diri sendiri menurun.

sejauh

mana -Menganalisa penyebab sebelum melaksanakan intervensi.

ketidakadekuatan nutrisi klien. -Perkirakan pemasukan / kalori,

hitung -Mengidentifikasi kekurangan / jaga kebutuhan nutrisi berfokus pada membuat dan suasana

komentar tentang nafsu makan masalah sampai minimal. negatif masukan.

mempengaruhi

-Timbang berat badan sesuai -Mengawasi keefektifan secara indikasi. -Beri makan sedikit tapi sering. diet. -Tidak memberi rasa bosan dan pemasukan ditingkatkan. -Anjurkan kebersihan oral -Mulut yang bersih nutrisi dapat

sebelum makan.

meningkatkan nafsu makan.

-Tawarkan minum saat makan -Dapat mengurangi mual dan bila toleran. -Memberi makanan yang bervariasi. menghilangkan gas. -Makanan yang bervariasi dapat meningkatkan nafsu makan klien.

20

RENCANA TINDAKAN POST OPERASI APENDISITIS (Doenges, 2000)

Diagnosa Keperawatan Tujuan Resiko tinggi infeksi Tidak terjadi infeksi dan -Awasi

Perencanaan Intervensi tanda vital. -Dugaan Rasional adanya

berhubungan dengan prosedur gejala/tanda-tanda infeksi. invasif, insisi bedah.

Perhatikan menggigil, perubahan meningkatnya abdomen.

demam, infeksi/terjadinya sepsis, abses, berkeringat, peritonitis. mental, nyeri

-Lakukan pencucian tangan -Menurunkan yang baik dan perawatan penyebaran infeksi. luka aseptik. Berikan

resiko

perawatan paripurna. -Lihat insisi dan balutan. -Memberikan Catat karakteristik drainase terjadinya luka/drein dimasukkan), eritema. -Berikan tepat, informasi jujur (bila dan/atau deteksi proses dini infeksi,

pengawasan

adanya penyembuhan peritonitis yang telah ada sebelumnya. yang -Pengetahuan tentang kemajuan pada situasi memberikan dukungan

21

pasien/orang terdekat.

emosi, membantu menurunkan ansietas.

Kolaborasi: -Ambil contoh drainase bila -Kultur pewarnaan Gram dan diindikasikan. sensitivitas berguna untuk

mengidentifikasi

organisme

penyebab dan pilihan terapi. -Berikan antibiotik sesuai -Mungkin indikasi. diberikan secara

profilaktik atau menurunkan jumlah organisme (pada infeksi yang telah ada sebelumnya) untuk menurunkan penyebaran dan pertumbuhannya pada

rongga abdomen. Resiko tinggi kekurangan Kebutuhan cairan dan -Bantu irigasi dan drainase -Dapat bila diindikasikan. diperlukan isi untuk abses

volume cairan berhubungan elektrolit klien terpenuhi. dengan pembatasan asupan makanan pasca operasi.

mengalirkan terlokalisir.

-Awasi TD dan nadi.

-Tanda

yang

membantu fluktuasi

mengidentifikasi volume intravaskuler. -Lihat membran mukosa; -Indikator

keadekuatan

22

kaji

turgor

kulit

dan sirkulasi perifer dan hidrasi seluler. dan -Penurunan haluaran urine

pengisian kapiler. -Awasi haluaran; masukan catat

warna pekat dengan peningkatan berat berat jenis dehidrasi/kebutuhan peningkatan cairan. diduga

urine/konsentrasi, jenis.

-Auskultasi Catat

bising

usus. -Indikator flatus, peristaltik,

kembalinya kesiapan untuk

kelancaran

gerakan usus. -Berikan minuman sejumlah jernih

pemasukan per oral. kecil -Menurunkan bila gaster/muntah iritasi untuk kehilangan

pemasukan per oral dimulai, meminimalkan dan lanjutkan dengan diet cairan. sesuai toleransi.

-Berikan perawatan mulut -Dehidrasi mengakibatkan bibir sering dengan perhatian dan mulut kering dan pecah-

khusus pada perlindungan pecah. bibir. Kolaborasi: -Pertahankan pengisapan -Selang NG biasanya

23

gaster/usus.

dimasukkan pada praoperasi dan dipertahankan pada fase segera pascaoperasi usus, untuk

dekompresi muntah.

mencegah

-Berikan cairan IV dana -Peritonium bereaksi terhadap elektrolit. iritasi/infeksi dengan

menghasilakn sejumlah besar cairan yang dapat menurunkan volume sirkulasi darah,

mengakibatkan

hipovolemia.

Dehidrasi dan dapat terjadi ketidakseimbangan elektrolit. Berguna dalam obat, pengawasan kemajuan

keefektifan

penyembuhan. Gangguan rasa nyaman nyeri Nyeri klien akan berkurang -Kaji nyeri, catat lokasi, -Perubahan pada karakteristik berhubungan dengan adanya atau hilang. insisi bedah. karakteristik, beratnya nyeri menunjukkan terjadinya memerlukan medik dan

(skala 0-10). Selidiki dan abses/peritonitis, laporkan perubahan nyeri upaya dengan tepat. evaluasi

intervensi.

24

-Pertahankan

istirahat -Gravitasi melokalisasi eksudat inflamasi bawah dalam dan abdomen pelvis, tegangan bertambah

dengan posisi semi fowler.

menghilangkan abdomen yang

dengan posisi terlentang. -Dorong ambulasi dini. -Meningkatkan fungsi merangsang organ, peristaltik normalisasi contoh dan

kelancaran flatus, menurunkan ketidaknyamanan abdomen. -Berikan aktivitas hiburan. -Fokus perhatian kembali,

meningkatkan relaksasi, dan dapat meningkatkan

kemampuan koping. Kolaborasi: -Pertahankan -Menurunkan ketidaknyamanan

puasa/penghisapan NG pada pada peristaltik usus dini dan awal. iritasi gaster/muntah. nyeri kerja sama

-Berikan analgesik sesuai -Menghilangkan indikasi. mempermudah

25

dengan intervensi terapi lain contoh ambulasi, batuk. -Berikan kantong es pada -Menghilangkan abdomen. mengurangi nyeri dan melalui

penghilangan rasa ujung saraf. Catatan: jangan lakukan

kompres panas karena dapat mengakibatkan jaringan. -Kaji ulang pembatasan -Memberikan informasi pada pascaoperasi, pasien untuk merencanakan kongesti

aktivitas

contoh, mengangkat berat, kembali rutinitas biasa tanpa olahraga, menyetir. -Dorong toleransi aktivitas dengan sesuai -Mencegah periode meningkatkan dan perasaan kelemahan, penyembuhan, sehat, kembali dan ke seks, latihan, memberikan masalah.

istirahat periodik.

mempermudah aktivitas normal. Kurang berhubungan pengetahuan Klien mengetahui informasi- -Anjurkan dengan tidak informasi

menggunakan -Membantu kembali ke fungsi fese usus semula, mencegah

mengenai laksatif/pelembek

26

mengenal sumber informasi

penyakitnya.

ringan bila perlu dan hindari mengejan saat defekasi. enema. -Diskusikan perawatan -Pemahaman meningkatkan

insisi, termasuk mengganti kerja sama dengan program balutan, pembatasan mandi, terapi, dan untuk kembali ke dokter penyembuhan meningkatkan dan proses

mengangkat perbaikan.

jahitan/pengikat. -Identifikasi memerlukan gejala yang -Upaya intervensi menurunkan

evaluasi resiko komplikasi serius contoh penyembuhan,

medik, contoh peningkatan lambatnya nyeri: edema/eritema luka, peritonitis. adanya demam. drainase, dan

27

Post Ileustomy 1. Pengkajian a. Aktivitas/istirahat : Mengalami kelemahan, kelelahan malaise, insomnia, gelisah , ansietas dan pembatasan aktivitas sehubungan dengan post operasii. b. Sirkulasi: Takhikardia ( respon terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi, dan nyeri.)Tekanan Darah : Hipotensi, (postural ). Kulit/membran mukosa :turgor buruk, kering, lidah pecah-pecah, ( dehidrasi,malnutrisi ) c. Integritas Ego : Ansietas, ketakutan, emosi labil, ( perasaan tak berdaya, tak ada harapan ) Stress: berhubungan dengan hospitalisasi, berpisah dengan keluarga, pekerjaan, pengobatan yang mahal. d. Eliminasi : Tekstur feses bervariasi dari bentuk cair dan bau, frekuensi tak terkontrol, ( sebanyak 20-30 kali defekasi/hari sesuai dengan bahan yang masuk ) bising usus menurun, peristaltik terganggu. Eliminasi uri ; oliguria. e. Makanan/cairan :Anoreksia, mual atau muntah, penurunan berat badan, tidak toleran terhadap diet, /buah segar, sayur, produk susu, makanan berlemak. f. Higiene : Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri,stomatitis menunjukan kekurangan vitamin,bau badan. g. Nyeri/kenyamanan: Nyeri tekan abdomen/distensi. Kerusakan jaringan kulit (operasi). h. Keamanan : Eritema pada kulit sekitar stoma, alergi terhadap makan/produk susu.Terjadi peningkatan suhu karena dehidrasi atau proses inflamasi). i. Seksualitas; frekuensi menurun/menghindari aktivitas seksualitas. j. Interaksi sosial : Masalah hubungan peran sehubungan dengan kondisi dan ketidakmampuan aktif dalam kegaiatan sosial

2. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul a. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit b/d aliran feses dan flatus dari stoma, reaksi terhadap produk kimia, pemakaian atau pengangkatan adhesif tak tepat. b. Gangguan citra tubuh b/d psikososial gangguan struktur tubuh ( stoma ). c. Nyeri akut b/d faktor fisik; kerusakan kulit/jaringan ( insisi/drain )Biologis; aktivitas proses penyakit( kanker,trauma)faktor psikologis: takut,ansietas. d. Kerusakan jaringan integritas kulit b/d reseksi perineal,tertahannya

sekresi,gangguan sirkulasi,edema atau malnutrisi.

28

e. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d keluaran ileostomi dengan volume tinggi. f. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi

29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KASUS TERSEBUT

No

Diagnosa Keperawatan Tujuan

Perencanaan Intervensi - Observasi area kulit peristomal setiap penggantian kantong, besihkan dengan air dan keringkan. Catat iritasi, kemarahan, ( warna gelap atau kebirubiruan ) - Ukur stoma secara periodik ,selama 6 minggu pertama dan sebulan selama 6 bulan. - Berikan pelindung kulit yang efektif - Sokong kulit sekitar bila mengangkat kantong ,lakukan dgn. perlahan, kemudian cuci dgn baik. - Observasi keluhan nyeri, rasa terbakar, gatal,melepuh disekitar stoma. Memantau proses penyembuhan mengidentifikasi masalah dan mencegah kerusakan kulit. Rasional - Sesuai dengan penyembuhan edema pasca operasi - ukuran kantong harus tepat, sehingga feses terkumpul dan kontak dengan kulit dapat dicegah - Melindungi kulit dari perekat kantong. -Mencegah iritasi jaringan/kerusakan

1.

Resiko tinggi kerusakan integritas kulit b/d aliran feses dan flatus dari stoma, reaksi terhadap produk kimia, pemakaian atau pengangkatan adhesif tak tepat.

Kulit sekitar stoma tidak eritema

30

2.

Gangguan citra tubuh b/d psikososial gangguan struktur tubuh ( stoma ).

Dapat menerima perubahan ke dalam konsep diri tanpa disertai harga diri yang negatif.. Kriteria; Menunjukan penerimaan dengan melihat, menyentuh stoma. Berpartisipasi dalam perawatan diri. Menyatakan perasaan tentang stoma .

Dorong [pasien/orang terdekat untuk menyatakan perasaan tentang stoma. Berikan kesempatan kepada pasien/orang terdekat untuk melihat dan menyentuh stoma Berikan kesempatan kepada pasien untuk menerima illeostomi melalui partisipasi pada perawatan diri. Rencanakan/jadwalkan aktivitas perawatan dengan pasien Membina saling percaya. Membantu pasien untuk mengenali perasaan sebelum dapat menerima dengan efektif.. Membantui pasien dalam proses penerimaan. Kaji nyeri, karakteristik, catat lokasi, dan intensitas nyeri. Berikan tindakan kenyamanan misal perawatan mulut, pijatan punggung, atau ubah posisi.

- Mungkin dengan mencoba merawat diri sendiri, dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri *-Meyakinkan klien bahwa dia dapat menangani hal tersebut dan meningkatkan harga diri.

3.

Nyeri akut b/d faktor fisik; kerusakan kulit/jaringan (insisi/drain ), Biologis; aktivitas proses penyakit ( kanker,trauma)faktor psikologis: takut,ansietas.

Menyatakan nyeri hilang atau terkontrol Kriteria : Menyatakan nyeri hilang,

Membantu mengevaluasi derajat ketidaknyamanan dan kefektifan analgesik Mencegah

31

*Mampu tidur/istirahat dengan tepat Pasien dapat rileks.

Dorong pasien untuk menyatakan masalah, dengarkan dengan aktif dan berikan dukungan dengan penerimaan

pengeringan mukosa oral dan ketidaknyamanan, menurunkan ketegangan

Kolaborasi : Berikan obat analgesik sesuai dengan program therapi.

otot dan meningkatkan relakasasi. Menurunkan ansietas.sehingga dapat meningkatkan relaksasi. Menurunkan nyeri, meningkatkan kenyamanan.

4.

Kerusakan jaringan integritas kulit b/d reseksi perineal,tertahannya sekresi,gangguan sirkulasi,edema atau malnutrisi.

Penyembuhan luka tepat waktu dan bebas tandatanda infeksi. Kriteria : Luka sembuh tanpa komplikasi

-Observasi lkua dan catat karakteristik drainase. -Ganti balutan sesyuai dengan kebutuhan dan gunakan tehnik aseptik dan antiseptika. -Rubah posisi tidur,anjurkan untuk tidur miring, atau setengan duduk

-Perdarahan post operasi sering terjadi pada 48 jam pertama an infeksi dapat terjadi kapan saja. -Menurunkan iritasi kulit dan mencegah terjadinya infeksi

Kolaborasi:

-Menurunkan resiko.

32

-Irigasi luka sesuai dengan indikasi gunakan cairan garam faal atau cairan lain.

Pengumpulan dan meningkatkan drainage. -Diperlukan untuk mengobati inflamasi .

5.

Resiko tinggi kekurangan volume cairan Mempertahankan hidrasi b/d keluaran ileostomi dengan volume tinggi. adekuat. Kriteria: Membran mukosa lembab. Turgor kulit baik. Pengisian kapiler baik. Tanda vital stabil. Intake dan out put seimbang.

-Awasi masukan dan haluaran dengan cermat, ukur feses cair, dan timbang berat badan setiap hari -Observasi tanda vital, catat hipotensi postural, takhikardia dan evaluasi turgor kulit, pengisian kapiler dan membran mukosa.

-Kehilangan cairan yang paling besar terjadi pada illeostomi, tetapi secara umum tidak lebih dari 500-800 ml/hari. -Perubahan gejala tsb. menunjukan status hidrasi, sehingga dapat

Kolaborasi : -Catat dan observasi hasil lab. ( Hematokrit dan elektrolit ). -Berikan cairan IV dan elektrolit sesuai dengan indikasi.

memperkirakan kebutuhan cairan. -Deteksi homeostasis, membantu menentukan kebutuhan cairan. -Dapat mempertahankan ferfusi jaringan adekuat.

6.

Resiko tinggi terhadap perubahan

Mempertahankan berat

-Lakukan pengkajian nutrisi dengan

-Mengidentifikasi

33

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi

badan Kriteria : Menunjukan peningkatan berat badan bertahap Hb. Normal ( L.1317,P:11-15)

seksama -Auskultasi bising usus. -Mulai dengan nutrisi cairan perlahan -Identifikasi bau yang ditimbulkan oleh makanan dan sementara batasi diet secara bertahap, -Konsul dengan ahli gizi -Tingkatkan diet dari cairan sampai

kebutuhan -Kembalinya fungsi usus menunjukan kesiapan untuk mencerna kembali. -Menurunkan insiden kram abdomen dan mual.

makanan rendah sisa , bila masukan oral -Sensitivitas thd. dimulai.. -Berikan makanan enteral/parenteral jika diindikasikan. Makanan tertentu tidak umum setelah bedah usus. -Membantu mengkaji kebutuhan nutrisi klien. -Diet rendah sisa dpt.dipertahankan sampai 6-8 minggu pertama, untuk memberikan waktu yang adekuat untuk penyembuhan usus.

34