bab ii tinjauan dan landasan teori ii.1 tinjauan umum...

37
9 BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum II.1.1 Pengertian Mesjid Mesjid dapat diartikan sebagai tempat dimana saja untuk bersembahyang orang muslim. (Nikolaus Pevsner, A Dictionary of Architecture, Pinguin BooksLtd, London, 1975). Mesjid ialah tempat beribadat yang khusus, seperti shalat dan iktikaf, bagi orang Islam. ("http://ms.wikipedia.org/wiki/Masjid ") II.1.2 Karakteristik Mesjid Menurut Yulianto Sumalyo di dalam bukunya Arsitektur Mesjid dan Monumen Sejarah Muslim (penerbit Gajah Mada University Press, November 2000), suatu bangunan ibadah dapat dikatakan sebagai mesjid jika bangunan tersebut memiliki kiteria-kriteria sebagai berikut : Mempunyai ruang untuk shalat bersama Memiliki mimbar, yaitu tempat duduk memberikan ceramah, agar lebih mudah didengar dan dilihat oleh umat peserta sembahyang jemaah. Adanya mihrab, yaitu sebuah ceruk atau ruang relatif kecil masuk dalam dinding, sebagai tanda arah kiblat. Biasanya mimbar berdampingan di sebelah kanan mihrab.

Upload: lamdan

Post on 02-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00028-AR Bab 2.pdf · mengelola zakat, wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah,

9

BAB II

TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI

II.1 Tinjauan Umum

II.1.1 Pengertian Mesjid

• Mesjid dapat diartikan sebagai tempat dimana saja untuk bersembahyang orang

muslim. (Nikolaus Pevsner, A Dictionary of Architecture, Pinguin BooksLtd,

London, 1975).

• Mesjid ialah tempat beribadat yang khusus, seperti shalat dan iktikaf, bagi orang

Islam. ("http://ms.wikipedia.org/wiki/Masjid")

II.1.2 Karakteristik Mesjid

Menurut Yulianto Sumalyo di dalam bukunya Arsitektur Mesjid dan

Monumen Sejarah Muslim (penerbit Gajah Mada University Press, November

2000), suatu bangunan ibadah dapat dikatakan sebagai mesjid jika bangunan

tersebut memiliki kiteria-kriteria sebagai berikut :

• Mempunyai ruang untuk shalat bersama

• Memiliki mimbar, yaitu tempat duduk memberikan ceramah, agar lebih mudah

didengar dan dilihat oleh umat peserta sembahyang jemaah.

• Adanya mihrab, yaitu sebuah ceruk atau ruang relatif kecil masuk dalam

dinding, sebagai tanda arah kiblat. Biasanya mimbar berdampingan di sebelah

kanan mihrab.

Page 2: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00028-AR Bab 2.pdf · mengelola zakat, wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah,

10

• Memiliki tempat wudhu, yaitu tempat untuk mensucikan diri dengan membasuh

bagian yang wajib antara lain tangan, muka dan kaki sebelum sembahyang.

• Biasanya terdapat minaret, yaitu menara untuk memanggil umat

bersembahyang atau azan yang juga menjadi bagian ritual shalat.

II.1.3 Fungsi Mesjid

Ada beberapa fungsi mesjid menurut DMI (Dewan Mesjid Indonesia)

berdasarkan mesjid yang dibangun pertama kali dan juga mesjid yang dibangun

oleh Nabi Muhammad, Pertama, mesjid dapat difungsikan sebagai pusat ibadah,

baik ibadah mahdhah, maupun ibadah sosial. Ibadah mahdhah adalah ibadah yang

langsung kepada Allah SWT, seperti shalat, mengaji, tahlil, dan tadarus. Tentu,

secara tidak langsung, ibadah-ibadah tersebut juga ada hubungannya dengan

masyarakat. Sedangkan sebagai pusat ibadah sosial, mesjid dapat difungsikan untuk

mengelola zakat, wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah, menjaga kebersihan dan

kesehatan bersama, melaksanakan kurban, dan membantu peningkatan ekonomi

umat. Kedua, memanfaatkan mesjid sebagai pusat pengembangan masyarakat,

melalui berbagai sarana dan prasarana yang dimiliki mesjid, seperti khutbah,

pengajian, kursus ketrampilan yang dibutuhkan anggota jamaah, dan

menyelenggarakan pendidikan formal sesuai kebutuhan masyarakat. Dan, ketiga,

memfungsikan mesjid sebagai pusat pembinaan persatuan umat.

Fungsi mesjid yang sebenarnya adalah sebagai tempat pusat ibadat dan

kebudayaan Islam. Sedangkan ibadat di dalam Islam mencakup :

Page 3: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00028-AR Bab 2.pdf · mengelola zakat, wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah,

11

• Hubungan manusia dengan Tuhan, yang berwujud : shalat, i’tikaf dan lain-lain.

• Hubungan manusia dengan manusia, yang berwujud : zakat, fitrah, nikah dan

lain-lain.

• Hubungan manusia dengan dirinya, yang berwujud ; mencari ilmu, mengaji dan

lain-lain.

• Hubungan manusia dengan alam, yang berwujud : memelihara, memanfaatkan,

dan tidak merusak alam.

II.1.4 Persyaratan Mesjid

Membagun mesjid yang terdiri dari berbagai macam ruangan tidaklah

mudah, perlu adanya persyaratan untuk membuatnya, agar mesjid tersebut dapat

memenuhi kebutuhan fisik dan kebutuhan psikis penggunanya. Berikut adalah

persyaratan yang harus dipenuhi dalam merancang bangunan ibadah :

(Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No. 8 dan 9 tahun

2006, bab IV tentang pendirian rumah ibadat) :

• Pasal 13

1. Pendirian rumah ibadat didasarkan pada keperluan nyata dan sungguh-

sungguh berdasarkan komposisi jumlah penduduk bagi pelayanan umat

beragama yang bersangkutan di wilayah kelurahan/ desa.

2. Pendirian rumah ibadat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

dengan tetap menjaga kerukunan umat beragama, tidak mengganggu

Page 4: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00028-AR Bab 2.pdf · mengelola zakat, wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah,

12

ketenteraman dan ketertiban umum, serta mematuhi peraturan perundang-

undangan.

3. Dalam hal keperluan nyata bagi pelayanan umat beragama di wilayah

kelurahan/ desa sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak terpenuhi,

pertimbangan komposisi jumlah penduduk digunakan batas wilayah

kecamatan atau kabupaten/ kota atau provinsi.

• Pasal 14

1. Pendirian rumah ibadat harus memenuhi persyaratan adminstratif dan

persyaratan teknis bangunan gedung.

2. Selain memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

pendirian rumah ibadat harus memenuhi persyaratan khusus meliputi :

a. Daftar nama dan Kartu Tanda Penduduk pengguna rumah ibadat paling

sedikit 90 (sembilan puluh) orang yang disahkan oleh pejabat setempat

sesuai dengan tingkat batas wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal

13 ayat (3);

b. Dukungan masyarakat setempat paling sedikit 60 (enam puluh) orang

yang disahkan oleh lurah/ kepala desa;

c. Rekomendasi tertulis kepala kantor departemen agama kabupaten/ kota;

dan

d. Rekomendasi tertulis FKUB kabupaten/ kota.

3. Dalam hal persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a

terpenuhi sedangkan persyaratan huruf b belum terpenuhi, pemerintah

Page 5: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00028-AR Bab 2.pdf · mengelola zakat, wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah,

13

daerah berkewajiban memfasilitasi tersedianya lokasi pembangunan rumah

ibadat.

• Pasal 15

Rekomendasi FKUB sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 ayat (2) huruf d

merupakan hasil musyawarah dan mufakat dalam rapat FKUB, dituangkan

dalam bentuk tertulis.

• Pasal 16

1. Permohonan pendirian rumah ibadat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14

diajukan oleh panitia pembangunan rumah ibadat kepada bupati/ walikota

untuk memperoleh IMB rumah ibadat.

2. Bupati/ Walikota memberikan keputusan paling lambat 90 (sembilan puluh)

hari sejak permohonan pendirian rumah ibadat diajukan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1).

• Pasal 17

Pemerintah daerah memfasilitasi penyediaan lokasi baru bagi bangunan gedung

rumah ibadat yang telah memiliki IMB yang dipindahkan karena perubahan

rencana tata ruang wilayah.

II.1.5 Pengelompokkan Mesjid

Menurut Dr. Ir. Soegijanto dalam penelitian kinerja akustik mesjid di

Indonesia, sesuai dengan fungsi dan dimensinya, mesjid dapat dikelompokkan

menjadi tiga yaitu mesjid raya, mesjid kecil dan mesjid komunitas.

Page 6: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00028-AR Bab 2.pdf · mengelola zakat, wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah,

14

• Mesjid raya yaitu mesjid yang mempunyai skala kota. Mesjid ini pada

umumnya terletak di sebelah barat alun-alun di depan bangunan-bangunan

pemerintahan. Contoh mesjid Raya Pondok Indah

• Mesjid kecil yaitu biasa disebut mesjid jami. Contoh mesjid Lebuh Aceh.

• Mesjid komunitas yaitu mesjid yang dapat dijadikan tempat untuk sembahyang

fardu berjamaah / tempat berkumpul secara komunitas.

II.1.6 Kiblat

Semula umat Islam shalat ke arah mana saja mereka kehendaki. Hal ini

sesuai didasarkan pada ajaran Al-Quran yang menyatakan bahwa : ”Tuhan ada di

Timur dan Barat, ke arah mana pun kamu menghadap, di sananalah wajah Tuhan”.

Kemudian atas perintah nabi Muhammad SAW, arah ini ditentukan ke Masjidil

Aqsa di Jerusalem, tetapi kemudian arah ini diubah pula ke arah yang sekarang

yakni ke arah Masjidil Haram di Makkah. Hal ini berdasarkan suatu ayat Al-Quran

yang diturunkan kemudian. (QS. Al-Baqarah, ayat 144). Arah kiblat untuk daerah-

daerah di Indonesia kira-kira ke arah Barat-Barat Laut. Untuk tepatnya ada

perhitungan khusus tentang arah kiblat untuk daerah-daerah/ kota-kota tertentu.

Banyak mesjid-mesjid lama yang dibangun tidak bersesuaian dengan arah

kiblat, tetapi pada umumnya berdasarkan pada arah Barat Timur, yang sedemikian

sehingga orang yang shalat di dalamnya terpaksa harus sedikit serong, sehingga

mengakibatkan banyak ruang yang terbuang atau setidak-tidaknya menyebabkan

keganjilan dalam interiornya.

Page 7: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00028-AR Bab 2.pdf · mengelola zakat, wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah,

15

II.2 Tinjauan Khusus

II.2.1 Tinjauan Terhadap Topik dan Tema

Untuk menerapkan suatu konsep pada bangunan, kita harus mengetahui

latar belakang konsep tersebut, dan bangaimana konsep tersebut dapat di kaitkan

dalam perancangan bangunan, berikut adalah ulasan tentang latar belakang

arsitektur ekologis :

Mesjid sebagai sarana beribadah manusia kepada Allah haruslah mempunyai

unsur religi agar kekhusukan dalam beribadah dapat tercapai. Sebagai bangunan

ibadah haruslah berbicara lebih dari sebuah karya fisik arsitektur, tipe bangunan ini

secara tegas berbicara tentang pengagungan manusia terhadap Tuhan melalui agama

dan kepercayaan yang dipeluknya. Di sini bahasa simbolis menjadi elemen krusial

dimana nilai intangible bangunan terpancar melebihi fisikalitasnya. Terminologi

form follow function akan sangat sulit diterapkan secara harfiah dalam fungsi ini

karena meski tampak modern, sebuah bangunan ibadah tetap akan mempunyai

makna simbolis dalam setiap elemen bangunannya.

Selain sebagai sarana hubungan manusia terhadap Tuhan, mesjid juga

sebagai sarana hubungan manusia kepada alam. Hubungan di sini dimaksudkan

yaitu sebagai hubungan persahabatan manusia dengan alam yaitu dengan

melestarikan dan menjaganya bukan merusak atau menaklukkan alam.

Lokasi tapak untuk pembangunan tempat ibadah tersebut terletak di daerah

yang sangat padat penduduk dan rawan kemacetan sehingga asap kendaraan yang

lalu lalang tersebut dapat menimbulkan polusi udara. Daerah hijau pun sangat

minim bahkan hampir tidak ada pada daerah tersebut. Maka dari itulah sebagai

Page 8: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00028-AR Bab 2.pdf · mengelola zakat, wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah,

16

perwujudannya maka bangunan ibadah seperti mesjid haruslah berwawasan

lingkungan agar dapat menjawab semua permasalahan tersebut.

Dari sisi lokasi tapak ini sangat strategis karena terletak pada ujung jalan

yaitu tepatnya pada pertigaan jalan kebon jeruk dan batusari sehingga

memungkinkan bangunan ini dibuat sebagai landmark pada lokasi tersebut. Sebagai

landmark, maka bangunan mesjid tersebut harus dibuat semenarik mungkin agar

pengguna jalan yang melewati jalan tersebut tertarik untuk singgah dan beribadah

pada mesjid tersebut. Selain menarik, bangunan tersebut juga harus memiliki

fasilitas lengkap dan mutakhir agar kesan berbeda dapat tampil dari mesjid-mesjid

yang sudah ada pada daerah tersebut.

Dilihat dari segi permasalahan mesjid, memang faktor fisika bangunan

sangat penting diterapkan pada bangunan mesjid, bahkan setiap bangunan apapun

memang seharusnya menerapkan faktor fisika bangunan. Tetapi setiap bangunan

bukan hanya memikirkan masalah bangunan secara individual, tetapi setiap

bangunan juga harus memberikan kontribusi terhadap lingkungan sekitar dan

diharuskan kepada setiap perancang memikirkan aspek lingkungan seperti limbah,

sistem tranportasi, infrastruktur dan sebagainya. Maka dari itu topik arsitektur

ekologis di iklim tropis ini berusaha untuk menampilkan bangunan yang

meminimalkan perusakan terhadap alam serta memikirkan aspek lingkungan seperti

limbah, sistem transportasi, infrastruktur dan sebagainya dan juga sesuai dengan

kriteria bangunan di iklim tropis.

Page 9: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00028-AR Bab 2.pdf · mengelola zakat, wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah,

17

II.2.2 Pengertian Arsitektur Ekologi

Menurut Heinz Frick, Ekologi berasal dari bahasa Yunani yaitu oikos adalah

rumah tangga atau cara bertempat tinggal, dan logos bersifat ilmu atau ilmiah. Jadi,

ekologi berarti ilmu tentang rumah atau tempat tinggal makhluk hidup atau ekologi

dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara

makhluk hidup dan lingkungannya. Sebenarnya, arsitektur ekologis tersebut

mengandung juga bagian-bagian dari arsitektur biologis (arsitektur kemanusiaan

yang memperhatikan kesehatan penghuni), arsitektur alternatif, arsitektur matahari

(dengan memanfaatkan energi surya), arsitektur bionik (teknik sipil dan konstruksi

yang memperhatikan pembangunan alam), serta pembangunan berkelanjutan. Maka,

istilah arsitektur ekologis adalah istilah holistik yang sangat luas dan mengandung

semua bidang tersebut. Berikut proses penciptaan teknis dan proses penciptaan yang

holistis menurut Heinz Frick dan FX. Bambang Sukiyatno dalam bukunya dasar-

dasar arsitektur ekologis, penerbit kanisius. Yogyakarta. 2007. Hlm. 79.

Page 10: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00028-AR Bab 2.pdf · mengelola zakat, wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah,

18

Gambar II-1 Proses Penciptaan Teknis dan Proses Penciptaan Holistis

Menurut Ernest Burden, Ecological Architecture is a style of

architecture (1970-) developed in response to the problems of expensive fuels and

other environmental factors. Various projects were undertaken to construct self-

sufficient, or self-serving buildings, independent of public utilities, by exploiting

ambient energy sources, such as wind power, solar radiation, and a variety of

recycling technique. Arsitektur Ekologi adalah desain yang menegaskan

penggunaan bahan alami dan penggunaan sumber daya alam yang dapat

diperbaharui dimana sumber tersebut dapat dikembalikan ke alam tanpa

menyebabkan kerugian. Untuk pengurangan penggunaan energi, semua aspek-

aspek pasif surya dan massa termal dimasukkan ke dalam bangunan dengan

Pengamatan, analisis terhadap alam

Pengetahuan teknik dan ilmu pengetahuan

Kegiatan yang berdaya cipta dan teknik

Desain secara teknis

Proses penciptaan teknis

Proses penciptaanholistis dan alamiah

Ciptaan teknik, perencanaan arsitektur

Eko-desain

Pengamatan terhadap pikiran dan perbuatan manusia dalam lingkungan alam

Page 11: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00028-AR Bab 2.pdf · mengelola zakat, wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah,

19

sebuah mekanisme. (sumber :

http://www.ecologicalarch.com/designapproach.php)

II.2.3 Pengertian Desain Ekologi

Menurut Ken Yeang mendefinisikan kata “Hijau” atau “Desain Ekologi”

sebagai bangunan yang memiliki dampak yang minimal terhadap lingkungan, dan

juga memungkinkan untuk mendapatkan efek yang sebaliknya; artinya

menciptakan bangunan bersifat positif, memperbaiki, dan produktif terhadap

lingkungan, pada saat yang bersamaan juga mengintegrasikan struktur bangunan

dengan semua aspek sistem ekologi (ekosistem) terhadap kehidupan di

permukaan bumi.

Desain ekologi dapat dianggap sebagai desain yang berdasarkan

ekomimikri (desain yang berinspirasi dari lingkungan atau desain yang

diinspirasikan oleh alam), yang mana didefinisikan sebagai mendesain ekosistem

arsitektural untuk menyamai ciri-ciri, struktur, fungsi-fungsi dan proses-proses

dari ekosistem di alam.

Menurut Sim Van Der Ryn dan Stuart Cowan, dalam Jencks dan Kropf

(1997) :

Bila kita ingin menciptakan dunia yang berkelanjutan - dimana kita bisa

memperhitungkan semua yang diperlukan untuk generasi yang akan datang dan

semua makhluk hidup – kita harus menyadari bahwa bentuk sekarang dari

kepulauan, arsitektur, teknik, dan teknologi adalah perusak. Untuk menciptakan

Page 12: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00028-AR Bab 2.pdf · mengelola zakat, wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah,

20

dunia yang berkelanjutan, kita harus memperkenalkan desain produk, bangunan,

lansekap dengan pengetahuan yang kaya dan detail tentang ekologi.

Bagaimana kita mendesain produk kita dan proses produksinya sehingga

material tersebut menjadi ramah lingkungan. Bagaimana kita membuat sebuah

sistem pengolahan air kotor yang lebih bagus daripada mencemari ekosistem di

sekitarnya. Bagaimana kita mendesain bangunan yang menghasilkan energi

sendiri dan mendaur ulang sendiri polusinya.

Ada beberapa faktor yang mendasari desain ekologi, yaitu:

1. Solutions Grow from Place

Ecological design begins with the intimate knowledge of a particular place.

Therefore, it is small-scale and direct, responsive to both local conditions

and local people. If we are sensitive to the nuances of places, we can inhabit

without destroying…

2. Ecological Accounting Informs Design

Trace the environmental impacts of existing or proposed designs. Use this

information to determine the most ecologically sound design possibility…

3. Design with Nature

By working with living processes, we respect the needs of all species while

meeting our own. Engaging in processes that regenerate rather than deplete,

we become more alive…

4. Everyone is a Designer

Listen to every voice in the design process. No one is participant only or

designer only. Everyone is a participant-designer. Honor the special

Page 13: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00028-AR Bab 2.pdf · mengelola zakat, wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah,

21

knowledge that each person brings. As people work together to heal their

places, they also heal themselves…

5. Make Nature Visible

De-natured environments ignore our need and our potential for learning.

Making natural cycles and processes visible brings the designed

environmentj back to life. Effective design help inform us of our place within

nature…

II.2.4 Sejarah Desain Ekologi

Desain ekologi mulai diterapkan sejak tahun 1970an dimana ini

merupakan respon terhadap tingginya harga minyak. Krisis minyak tersebut telah

menyebabkan berkembangnya solar house. Rumah-rumah tersebut menggunakan

sistem solar pasif dan air panas solar dengan sistem penyimpanan bawah tanah

untuk menyimpan panas pada musim-musim tertentu.

Pada tahun 1980an, terjadi juga perubahan iklim. Ini ditandai dengan

menipisnya lapisan ozon dan terjadinya efek rumah kaca yang mengakibatkan

pemanasan global. Gas utama rumah kaca adalah CO2 dan penghasil utamanya

adalah bangunan.

Kunci untuk memahami desain ekologi dan keberkelanjutan adalah

realisasi bahwa kita tidak perlu membentuk komunitas manusia dan membangun

lingkungan baru tetapi kita dapat langsung mencontohnya dengan mengimitasikan

Page 14: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00028-AR Bab 2.pdf · mengelola zakat, wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah,

22

ekosistem alam yang secara alamiah mendukung kelanjutan hidup tanaman-

tanaman, hewan-hewan, dan mikro organisme.

II.2.5 Ciri-Ciri Arsitektur Ekologi

Adapun ciri-ciri bangunan dengan penerapan arsitektur ekologi adalah :

1. Menciptakan kawasan penghijauan di antara kawasan pembangunan sebagai

paru-paru hijau.

2. Mempertimbangkan rantai bahan dan menggunakan bahan bangunan alamiah.

3. Menggunakan ventilasi alam untuk menyejukkan udara dalam bangunan.

4. Menghindari kelembapan tanah naik ke dalam konstruksi bangunan dan

memanjukan sistem bangunan kering.

5. Memilih lapisan permukaan dinding dan langit-langit ruang yang mampu

mengalirkan uap air.

6. Menjamin kesinambungan pada struktur sebagai hubungan antara masa pakai

bahan bangunan dan struktur bangunan.

7. Menjamin bahwa bangunan yang direncanakan tidak menimbulkan masalah

lingkungan dan membutuhkan energi sesedikit mungkin (mengutamakan

energi terbarukan).

8. Menciptakan bangunan bebas hambatan sehingga gedung dapat dimanfaatkan

oleh semua penghuni (termasuk anak-anak, orang tua, maupun orang cacat)

misalnya dengan menggunakan rem untuk orang cacat.

Page 15: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00028-AR Bab 2.pdf · mengelola zakat, wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah,

23

9. Tidak menghabiskan bahan lebih cepat daripada tumbuhnya kembali bahan

bangunan tersebut oleh alam.

10. Menghasilkan sampah yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan baru.

Misalnya dengan menggunakan pendaur-ulangan air. Sehingga penggunaan

air dapat dihemat.

Contoh gambar bangunan ekologis :

1. Mesjid Rahmatan Lil ’Alamin, Bandung.

Foto II-1 Mesjid Rahmatan Lil’Alamin

Sumber : I-ARCH magazin, fourth edition

2. Menara Mesiniaga

Foto II-2 Menara Mesiniaga

Page 16: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00028-AR Bab 2.pdf · mengelola zakat, wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah,

24

Sumber : http://web.utk.edu/~archinfo/a489_f02/PDF/menara_mesiniaga.pdf

3. Christie Walk

Foto II-3 Christie Walk

Sumber : http://www.urbanecology.org.au/christiewalk/

II.3 Tinjauan Khusus Tapak

II.3.1 Data Tapak

• Lokasi : Pertigaan Jl. Raya Kebon Jeruk dan Jl Batusari,

Jakarta Barat

• Peruntukan : Bangunan Ibadah

• Luas Tapak : 10.000 m²

• KDB : 60 %

• KLB : 3

• Ketinggian Maksimal : 8 Lantai

Page 17: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00028-AR Bab 2.pdf · mengelola zakat, wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah,

25

Peta II-1 Lokasi Tapak Mesjid di Kebon Jeruk

Sumber : PEMDA DKI JAKARTA

II.3.2 Batas Tapak

Batas-batas tapak adalah sebagai berikut :

• Sebelah Utara : Berbatasan dengan pertokoan dan rumah - rumah

penduduk.

• Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Jalan Raya Kebon Jeruk.

• Sebelah Timur : Berbatasan dengan Jalan Raya Rawa Belong.

• Sebelah Barat : Berbatasan dengan jalan kecil dan pemukiman penduduk

Page 18: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00028-AR Bab 2.pdf · mengelola zakat, wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah,

26

Foto II-4 Keadaan di Sekitar Tapak

Lokasi berdekatan dengan pertigaan jalan

Lokasi tapak dikelilingi oleh perumahan penduduk dan pertokoan

II.3.3 Kondisi Tapak

• Tapak berada diantara Jalan Raya Kebon Jeruk dan Rawa Belong, Jakarta

Barat.

• Tapak berbentuk segi empat tidak beraturan.

• Luas tapak + 10.000 m2.

• Kontur tapak relatif datar.

Page 19: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00028-AR Bab 2.pdf · mengelola zakat, wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah,

27

• Tapak terletak dekat dengan kampus Universitas Bina Nusantara, daerah kos-

kosan, serta daerah perdagangan.

II.3.4 Data Penduduk di Sekitar Tapak (Kelurahan Kebon Jeruk)

Jumlah penduduk di kelurahan kebon Jeruk 31.519 jiwa

• Islam 80% = 25.215 jiwa

• Kristen 9% = 2.837 jiwa

• Katholik 6% = 1.891 jiwa

• Hindu dan Budha 5% = 1.576 jiwa

II.3.5 Data Bangunan Ibadah di Sekitar Tapak (Kelurahan Kebon Jeruk)

• Mesjid : 7 bangunan

Tabel II-1 Bangunan Mesjid di Sekitar Tapak

LUAS ( M2 ) NO Nama Mesjid Alamat KAPASITAS

(ORANG) Bangunan Tanah

1 Al-Ikhlas Jl. Kebon Jeruk Rt. 003/04 1500 289 1600

2 As Salam Jl. Kebon Jeruk Rt. 009/02 1500 450 1700

3 As Surur Jl. Kebon Jeruk Rt. 009/01 3500 2000 3500

4 Baitul Arqin Jl. Kebon Jeruk Rt. 003/07 500 300 300

5 Baitur Rahman Jl. Kebon Jeruk Rt. 002/11 600 250 280

6 Manbaul Huda Jl. Kebon jeruk Rt. 007/11 1500 300 600

7 Miftahul Salam Jl. Kebon Jeruk Rt. 003/06 1000 200 300

Sumber : Peta penyebaran tempat ibadah Kodya Jakarta Barat tahun 2004

Page 20: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00028-AR Bab 2.pdf · mengelola zakat, wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah,

28

• Gereja : 2 bangunan

Tabel II-2 Bangunan Gereja di Sekitar Tapak

LUAS ( M2 ) NO Nama Gereja Alamat KAPASITAS

(ORANG) Bangunan Tanah

1 Katolik Sang

Timur

Jl. Kebon Jeruk Rt. 012/04 1000 700 1200

2 Kristen

Sangkakala

Jl. Kebon Jeruk Rt. 002/06 150 250 350

Sumber : Peta penyebaran tempat ibadah Kodya Jakarta Barat tahun 2004

II.4 Studi Lapangan Mesjid

Survey lapangan yang dilakukan adalah ke beberapa mesjid dengan

perbandingan sebagai berikut. Foto II-5 Mesjid At-Tin

a. Mesjid Agung At-Tin

Arsitek utama H. Achmad Noe’man I.A.I

(Biro Arsitektur Achmad Noe’man)

• Visi

" Menjadikan Mesjid Sebagai Oase Spiritual dan Pencerahan Intelektual "

• Misi

Page 21: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00028-AR Bab 2.pdf · mengelola zakat, wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah,

29

- Menjadikan Mesjid Agung AT-TIN sebagai konsep dan Tren Mesjid

masa depan

- Meningkatkan kecerdasan intelektual dan spiritual umat secara terpadu

- Wahana pemberdayaan sumber daya umat yang profesional dan

berakhlak karim.

• Data umum mesjid

Arah Kiblat Sertifikat DEPAG = 23 April 1997

Kordinat Tempat = 06 derajat, 17879 - 106 derajat, 53076

Arah Kiblat = 295 derajat, 9', 54'', 46

Luas Tanah = 70.000 m2

Luas Bangunan Mesjid

A. Lantai Dasar

B. Lantai Satu

C. Lantai Mezanine

D. Luas Selasar Tertutup

E. Luas Plaza Shalat

Kapasitas Jamaah

A. Dalam Mesjid

B. Plaza & Selasar Tertutup

Tinggi Menara Utama

= 5.030 m2

= 4.350 m2

= 2.069 m2

= 1.245 m2

= 5.800 m2

= 9.000 orang

= 10.850 orang

= 42 m

Page 22: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00028-AR Bab 2.pdf · mengelola zakat, wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah,

30

Kapasitas Parkir

A. Mobil Kecil

B. Bus

C. Motor

= 350 kendaraan

= 8 kendaraan

= 100 kendaraan

• Fasilitas mesjid

A. Rumah Dinas untuk Imam Besar

B. Mess Mua'zin

1. 8 Kamar @ 2 orang

2. Ruang Makan

3. Ruang Rekreasi/ TV

4. Dapur

5. Kamar Mandi 4 kamar

C. Rumah Penjaga

Page 23: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00028-AR Bab 2.pdf · mengelola zakat, wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah,

31

Eksterior

Foto II-6 Lansekap

Foto II-7 Tempat Wudhu dan Selasar Tertutup

Foto II-8 Menara

Page 24: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00028-AR Bab 2.pdf · mengelola zakat, wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah,

32

Interior

Foto II-9 Ornamen/ Elemen Estetika

Foto II-10 Lantai Atas/ Tempat Shalat

Page 25: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00028-AR Bab 2.pdf · mengelola zakat, wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah,

33

Kelebihan : - Mesjid At-Tin sangat sangat megah dan luas.

- Tidak bising dikarenakan bangunan letaknya jauh dari jalan

utama.

- Dari segi pengudaraan sangat bagus karena banyaknya bukaan,

dan tidak memerlukan pengudaraan buatan.

- Fasilitas sudah cukup lengkap dan memadai.

- Lansekap sangat tertata rapi.

- Pencahayaan pada ruang shalat sudah cukup baik sehingga tidak

diperlukan pencahayaan buatan pada waktu siang hari.

Kelemahan : - Sirkulasi pria dan wanita tidak terencana dengan baik.

- Kurangnya pohon peneduh pada area outdoor sehingga terasa

panas dan gersang.

- Pada ruang tengah yang terdapat di bawah ruang shalat utama

tidak mendapat cahaya sehingga membutukan cahaya buatan

pada siang hari.

Page 26: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00028-AR Bab 2.pdf · mengelola zakat, wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah,

34

b. Mesjid Dian Al-Mahri/ Mesjid Kubah Emas

Foto II-11 Tampak Depan

Mesjid Dian Al-Mahri terletak di tepo Jalan Raya Meruyung-Cinere, kecamatan

Limo, kota Depok. Mesjid berkubah emas 24 karat.

Foto II-12 Jalan Masuk

Pemilik : Hj Dian Juriah Maimun Al Rasjid

Arsitek : Hj Dian Juriah Maimun Al Rasjid

Dibangun : 2001

Page 27: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00028-AR Bab 2.pdf · mengelola zakat, wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah,

35

Luas lahan keseluruhan : 80 hektar

Luas Lahan untuk mesjid : 2 hektar

Luas Bangunan mesjid : 60 m x 120 m.

Kapasitas mesjid : 25.000 jemaah

Diameter kubah utama : 16 meter

Tinggi kubah utama : 20 meter

Foto II-13 Landscaping

Material impor

Pemilik mesjid mengimpor semua material untuk mesjidnya dari negara-negara

Eropa. Emas, lampu, dan granit dari talia, serta beberapa material lain dari

Spanyol, Norwegia, juga dari Brasil.

Page 28: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00028-AR Bab 2.pdf · mengelola zakat, wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah,

36

Kelebihan : - Mesjid terlalu mewah dan megah.

- Tidak bising dikarenakan bangunan letaknya jauh dari jalan

utama.

- Lansekap sangat indah dan menarik.

- Fasilias sudah cukup lengkap dan memadai.

- Dari segi penghawaan sudah cukup baik.

Kelemahan : - Dari sisi perawatan sangat mahal.

- Boros material karena menggunakan material import.

- Kurangnya pohon peneduh pada area outdoor, sehingga terasa

panas dan gersang.

c. Mesjid Istiqlal

Foto II-14 Mesjid Istiqlal

Lokasi = Taman Wijaya Kusuma, Jakarta Pusat

Arsitek utama = Frederick Silaban (1946-1984)

Page 29: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00028-AR Bab 2.pdf · mengelola zakat, wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah,

37

Luas Site = 9,9 Ha

Waktu Konstruksi = 1954-1978 (mulai perencanaan hingga peresmian)

Anggaran = 114 milyar (pada saat awal pembangunan)

• Bagian-Bagian dan Fasilitas

- Gedung Induk dan Kubah

Luas = 100 m x 100 m

Daya tampung jemaah lantai dasar = 16.000 jemaah

Terdapat lantai mezanine 5 lantai dengan luas 36.980 m²

Daya tampung lantai dasar + 5 lantai mezanine = 61.000 jemaah (untuk

tiap orang shalat diperlukan 60 x 100 cm)

Garis tengah kubah = 45 m

Kolom penunjang kubah = 12 buah

Garis tengah kolom = 2,5 m (berikut pembungkus stainless steel)

Tinggi kolom penyangga kubah = 17 m

Tinggi bangunan = 55,8 m (dari permukaan tanah/ basement)

- Gedung Pendahuluan dan Emper Penghubung

Foto II-15 Emper Penghubung

Luas = 5.724 m²

Daya tampung = 8.000 jemaah

Diameter kubah kecil = 8 m

Page 30: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00028-AR Bab 2.pdf · mengelola zakat, wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah,

38

- Teras Raksasa dan Emper Keliling

Foto II-16 Teras Raksasa

Terletak di belakang dan sebelah kiri

gedung induk untuk menampung

melubernya jemaah pada shalat Idul

Fitri dan Idul Adha.

Luas bangunan = 19.800 m²

Daya tampung = 50.000 jemaah

Di bawah teras ini terdapat berbagai fasilitas untuk berwudhu, kamar

mandi, WC, dan sejumlah perkantoran.

- Menara

Tinggi = 6.666 cm (melambangkan jumlah ayat dalam kitab suci Al-

Qur’an)

Garis tengah = 5 m

Foto II-17 Menara

Page 31: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00028-AR Bab 2.pdf · mengelola zakat, wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah,

39

- Halaman, Taman, dan Air Mancur Foto II-18 Taman

Luas = 6,85 Ha (termasuk di dalamnya

kolam air mancur seluas 1,58 Ha, area

parkir 3,35 Ha)

Daya tampung parkir = 800 buah

kendaraan roda empat

Jembatan besar = 3 buah dengan lebar

20m x 30m

Jembatan kecil = 1 buah (untuk pejalan kaki)

- Ruang Wudhu, Air Bersih dan Penerangan

Ruang wudhu terdapat pada sebelah utara, timur, dan selatan gedung

lantai dasar.

Terdapat 6 keran (per satu unit)

Jumlah keran seluruhnya (600 buah)

Terdapat 2 lokasi urinoir (di sebelah timur, di bawah emper mesjid)

dengan kapasitas 80 ruang

Kamar mandi dan WC = 52 kamar (12 buah di bawah emper barat, 12

buah di bawah emper selatan, 28 buah di bawah emper timur.

- Lantai Dasar

Ditutup dengan lantai marmer seluas 25.000 m², terdiri dari :

Kantor badan pengelola Mesjid Istiqlal

Kantor badan MUI

Page 32: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00028-AR Bab 2.pdf · mengelola zakat, wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah,

40

Kantor Dewan Mesjid Indonesia

Ruang pameran = 75m x 75 m

Aula/ Ruang sidang terdapat 2 buah (salah satu aula berukuran 18m x

24m)

Perpustakaan

- Tangga

Jumlah tangga menuju tempat shalat utama 11 buah. 3 di antaranya

berukuran besar dan berfungsi sebagai tangga utama dengan lokasi 1

buah di sisi utara gedung induk, 1 buah berlokasi pada gedung

pendahuluan yang dapat terus ke lantai lima, 1 buah lagi berlokasi di

emper selatan menuju lantai utama. Tangga tersebut mempunyai ukuran

lebar 15 m, sedangkan 4 buah tangga berukuran lebar 3m berlokasi pada

pojok/ sudut gedung induk yang langsung menuju lantai lima, lainnya

berukuran lebih kecil, yakni lebar 3 m berada di sudut-sudut teras emper

teras raksasa.

• Data konstruksi

Jumlah pekerjaan konstruksi beton bertulang seluruhnya adalah sebesar

92.291,87 m3. Jumlah tiang pancang beton bertulang sebanyak 5.138 buah

tiang.

Untuk pekerjaan plafond, langkah-langkah (tangga, bordes tangga, lantai-

lantai balkon) jendela terawang, lisplank, kusen tempat wudhu dan

sebagainya dibuat dari bahan steinless steel seberat 377 ton. Seluruh

Page 33: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00028-AR Bab 2.pdf · mengelola zakat, wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah,

41

jembatan-jembatan yang melintasi sungai Ciliwung dibuat dengan sistem

beton pratekan.

• Fasilitas lain

Ruang petugas storing

Ruang pompa air hydrofoor

Ruang trafo

Ruang generator

Ruang sentral AC (berisi 4 buah chiller).

Kelebihan : - Mesjid terlalu mewah dan megah.

- Tidak bising dikarenakan bangunan letaknya jauh dari jalan

utama.

- Fasilias sudah cukup lengkap dan memadai.

- Dari segi penghawaan sudah cukup baik.

Kelemahan : - Dari sisi perawatan sangat mahal.

- Pencahayaan dirasa sangat kurang terutama pada area tengah

ruang shalat utama dan pada ruangan dibawah ruang shalat

utama yang dipergunakan sebagai ruang fasilitas penunjang.

Hal ini menyebabkan penggunaan cahaya buatan pada siang

hari yang dapat menyebabkan pemborosan energi.

- Sirkulasi antara jemaah pria dan wanita kurang terencana.

Page 34: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00028-AR Bab 2.pdf · mengelola zakat, wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah,

42

Kesimpulan :

Tabel II-3 Kesimpulan Studi Banding

MESJID At-Tin Dian Al- Mahri Istiqlal

1. Bentuk Berarsitektur

modern

Berarsitektur modern Berarsitektur modern

2. Fasilitas Cukup lengkap dan

memadai

Cukup lengkap dan

memadai

Sangat lengkap

3. Pencahayaan Banyaknya bukaan

menyebabkan

banyaknya cahaya

yang masuk

sehingga di waktu

siang hari tidak

membutuhkan

pencahayaan buatan

Banyaknya bukaan

menyebabkan

banyaknya cahaya

yang masuk sehingga

di waktu siang hari

tidak membutuhkan

pencahayaan buatan

Bentang yang sangat

lebar dan kubah pada

tengah bangunan

yang tidak

transparan

menyebabkan

ruangan yang

ditengah menjadi

gelap

4. Pengudaraan Sangat cukup

dikarenakan

banyaknya bukaan

ditambah

penggunaan

Sangat cukup

dikarenakan terdapat

bukaan-bukaan yang

sangat besar ditambah

bangunan yang tinggi,

Sangat cukup

dikarenakan terdapat

bukaan-bukaan yang

sangat besar

ditambah bangunan

Page 35: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00028-AR Bab 2.pdf · mengelola zakat, wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah,

43

heksaus fan untuk

mengalirkan udara

menyebabkan angin

dapat masuk dengan

kencang

yang tinggi,

menyebabkan angin

dapat masuk dengan

kencang

5. Bising Tidak bising karena

bangunan letaknya

jauh dari jalan raya

Tidak bising karena

bangunan letaknya

jauh dari jalan raya

Tidak bising karena

bangunan letaknya

jauh dari jalan raya

6. Material Menggunakan

material setempat

seperti ukiran

Jepara pada pintu

dan penggunaan

batu marmer

Kebanyakan

Menggunakan

material impor dan

mewah seperti

penggunaan material

emas pada kubah dan

minaret

Kebanyakan

menggunakan

material baja untuk

memberikan kesan

modern

Page 36: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00028-AR Bab 2.pdf · mengelola zakat, wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah,

44

II.5 Studi Banding terhadap Bangunan Ekologis

II.5.1 Menara Mesiniaga

Foto II-19 Menara Mesiniaga

Lokasi : Subang Jaya

Arsitek : Ken Yeang

Dibangun : 1989

Selesai : 1992

Tinggi : 63 meter

Jumlah lantai : 15 lantai

Luas total bangunan : 6503 m2

Sumber : http://web.utk.edu/~archinfo/a489_f02/PDF/menara_mesiniaga.pdf

Menara Mesiniaga merupakan bangunan yang berperan sebagai

penyaring lingkungan. Menara Mesiniaga merupakan bangunan yang utilitasnya

berdasarkan bangunan tradisional Malaysia dan transisi bangunan tradisional atau

evolusi ke bangunan modern. Bangunan ini memiliki visi sebagai taman tropis

dan menemukan hubungan antara bangunan, ruang luar dan iklim, serta merubah

dampak perkembangan bangunan tinggi dalam ekosistem sebuah kota.

Kesimpulan :

Menara Mesiniaga merupakan bangunan ekologi yang menggunakan potensi

lingkungan tropis secara maksimal untuk pencahayaan serta penghawaan.

Bangunan ini dirancang dengan mengangkat tanaman ke atas bangunan dan

Page 37: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00028-AR Bab 2.pdf · mengelola zakat, wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah,

45

mengelilingi bangunan untuk menurunkan suhu di dalam ruangan dan

mendistribusikan oksigen. Hubungan Menara Mesiniaga dengan proyek Mesjid di

Kebon Jeruk adalah merupakan proyek dengan topik yang sama di daerah tropis.