bab ii tinjauan...

24
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ANATOMI SENDI PERGELANGAN KAKI A.1. Persendian pada Pergelangan Kaki Pergelangan kaki terbentuk dari 3 persendian yaitu articulatio talocruralis, articulatio subtalaris dan articulatio tibiofibularis distal. Ketiga sendi ini berkerjasama untuk mengatur pergerakan bagian belakang kaki sehingga mampu bergerak plantarfleksi-dorsofleksi, inversio-eversio dan endorotasi-eksorotasi. Gabungan ketiga jenis gerakan tadi selanjutnya dapat membentuk gerakan pronasi (dorsofleksi-eversio-eksorotasi) dan supinasi (plantarfleksi - inversio - endorotasi). 6 Gambar 2.1 Sendi penyusun pergelangan kaki tampak dari belakang 7 a. Articulatio Talocruralis (Sendi Loncat Bagian Atas) Articulatio talocruralis dibentuk oleh ujung distal tulang tibia dan fibula serta bagian atas dari talus. Ligamentum pada articulatio talocruralis terdiri dari: 6 1. Ligamentum Mediale atau Deltoideum Ligamentum ini merupakan ligamentum yang kuat dengan puncaknya melekat pada ujung malleolus medialis. Sedangkan serabut dalamnya melekat pada permukaan medial corpus tali

Upload: buikien

Post on 17-Jun-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/152/jtptunimus-gdl-mariaulfah-7561-3-13.bab-i.pdf · lateral calcaneus. - Ligamentum talofibulare posterior, berjalan dari

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ANATOMI SENDI PERGELANGAN KAKI

A.1. Persendian pada Pergelangan Kaki

Pergelangan kaki terbentuk dari 3 persendian yaitu articulatio

talocruralis, articulatio subtalaris dan articulatio tibiofibularis distal.

Ketiga sendi ini berkerjasama untuk mengatur pergerakan bagian

belakang kaki sehingga mampu bergerak plantarfleksi-dorsofleksi,

inversio-eversio dan endorotasi-eksorotasi. Gabungan ketiga jenis

gerakan tadi selanjutnya dapat membentuk gerakan pronasi

(dorsofleksi-eversio-eksorotasi) dan supinasi (plantarfleksi - inversio -

endorotasi).6

Gambar 2.1 Sendi penyusun pergelangan

kaki tampak dari belakang7

a. Articulatio Talocruralis (Sendi Loncat Bagian Atas)

Articulatio talocruralis dibentuk oleh ujung distal tulang tibia dan

fibula serta bagian atas dari talus. Ligamentum pada articulatio

talocruralis terdiri dari:6

1. Ligamentum Mediale atau Deltoideum

Ligamentum ini merupakan ligamentum yang kuat dengan

puncaknya melekat pada ujung malleolus medialis. Sedangkan

serabut dalamnya melekat pada permukaan medial corpus tali

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/152/jtptunimus-gdl-mariaulfah-7561-3-13.bab-i.pdf · lateral calcaneus. - Ligamentum talofibulare posterior, berjalan dari

5

serta serabut superficial yang melekat pada bagian medial talus,

sustentaculum tali, ligamentum calcaneonaviculare plantare dan

tuberositas ossis naviculare.6

Gambar 2.2 Sendi pergelangan kaki (A) tampak medial (B) tampak lateral.8

2. Ligamentum lateral

Ligamentum lateral memiliki kekuatan yang lebih lemah

dari ligamentum mediale dan tersusun dari tiga pita:

- Ligamentum talofibulare anterior, berjalan dari malleolus

lateralis ke permukaan lateral talus.

- Ligamentum calcaneofibulare, berjalan dari ujung malleolus

lateralis ke arah bawah dan belakang menuju permukaan

lateral calcaneus.

- Ligamentum talofibulare posterior, berjalan dari malleolus

lateralis ke tuberculum posterior ossis tali.6

b. Articulatio Subtalaris (Sendi Loncat Bagian Bawah)

Sendi ini dibentuk oleh talus dan calcaneus, sendi ini

memungkinkan tungkai bawah yang memiliki axis gerak berupa

axis longitudinal melakukan gerakan endorotasi dan eksorotasi,

gerakan pada tungkai bawah ini selanjutnya diteruskan pada kaki

yang memiliki axis gerak berupa axis transversal yang sedikit

miring sehingga memungkinkan terjadinya gerakan supinasi dan

pronasi pada kaki. Articulatio subtalaris terdiri dari dua buah sendi

yang dipisahkan oleh ligamentum talocalcaneare interosseum

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/152/jtptunimus-gdl-mariaulfah-7561-3-13.bab-i.pdf · lateral calcaneus. - Ligamentum talofibulare posterior, berjalan dari

6

menjadi articulatio subtalaris anterior dan subtalaris posterior.

Ligamentum talocalcaneare interosseum berfungsi menahan

pergeseran talus ke arah medial. Saat supinasi bagian depan

ligamentum akan tegang dan saat pronasi ligamentum menjadi

kendor.6,9

c. Articulatio Tibiofibularis Distal

Sendi ketiga yang membentuk pergelangan kaki ini merupakan

pertemuan tibia dan fibula yang merupakan syndesmosis sehingga

pergerakannya terbatas. Sendi ini distabilkan posisinya oleh

membran interosseus yang tebal serta ligamentum tibiofibularis

anterior et posterior. Syndesmosis articulatio tibiofibularis distal ini

diperlukan untuk kestabilan bagian atap dari articulatio talocruralis.

Cedera yang terjadi biasanya mengenai ligamentum tibiofibularis

anterior inferior saat gerakan eversio.6

A.2. Innervasi, Otot dan Pergerakan Sendi Pergelangan Kaki

Persarafan pergelangan kaki berasal dari plexus lumbalis dan plexus

sacralis. Persarafan otot yang berfungsi mengontrol pergerakan

pergelangan kaki berasal dari n. tibialis, n. fibularis profundus dan n.

fibularis superficialis. Sedangkan saraf sensorisnya berasal dari n. suralis

dan n. saphenus.6

Selain ligamentum, otot juga memiliki peranan dalam menjaga

stabilitas sendi. Pada pergelangan kaki, m. fibularis longus dan m.

fibularis brevis berfungsi mengontrol gerakan supinasi dan menjaga dari

timbulnya sprain pada pergelangan kaki. Selain kedua otot tersebut, otot

pada bagian anterior tungkai bawah seperti m. tibialis anterior, m.

extensor digitorum longus, m. extensor digitorum brevis dan m. fibularis

tertius juga berperan mencegah terjadinya sprain dengan berkontraksi

saat terjadi gerakan supinasi, sehingga otot dapat memperlambat gerakan

plantar-fleksi pada gerakan supinasi dan cedera dapat dihindari. Berikut

ini merupakan penjabaran otot yang fungsinya berkaitan dengan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/152/jtptunimus-gdl-mariaulfah-7561-3-13.bab-i.pdf · lateral calcaneus. - Ligamentum talofibulare posterior, berjalan dari

7

pergerakan sendi pergelangan kaki:

a. m. tibialis anterior

Terletak sepanjang permukaan anterior tibia dari condylus

lateralis hingga bagian medial dari bagian tarsometatarsal. Setelah

sampai duapertiganya otot ini merupakan tendo. Origonya berada

pada tibia dan membrana interossea, sedangkan insersionya berada

pada os. metatarsal I. Otot ini dipersarafi oleh n. fibularis

profundus dan berfungsi melakukan dorsofleksi dan supinasi

kaki.10,11

b. m. extensor digitorum longus

Terletak disebelah lateral m. tibialis anterior pada bagian

proximalnya dan m. extensor hallucis longus di bagian distal.

Origonya pada tibia dan membrana interossea, berinsersio pada

phalanx medial dan distal digitorum II-V, dipersarafi oleh n.

fibularis profundus. Fungsinya untuk dorsofleksi dan abduksi.10,11

c. m. extensor hallucis longus

Bagian proximalnya terletak dibawah m. tibialis anterior dan

m. extensor digitorum longus, lalu pada bagian tengahnya berada

di antara kedua otot tersebut hingga akhirnya pada bagian distal

terletak di superfisial. Berorigo pada fibula dan membrana

interossea, berinsersio pada phalanx distalis digiti I. Dipersarafi

oleh n. fibularis posterior dan berfungsi untuk dorsofleksi.10,11

d. m. fibularis tertius

Merupakan otot kecil yang terletak di lateral m. extensor

digitorum longus. Berorigo pada fibula dan membrana interossea,

berinsersio pada os. metatarsal V. Dipersarafi oleh n. fibularis

posterior dan berfungsi untuk dorsofleksi dan pronasi.10,11

e. m. fibularis longus

Terletak dibagian lateral tungkai bawah, origonya pada fibula

dan berinsersio pada os. metatarsal I. Dipersarafi oleh n. fibularis

superficialis dan berfungsi untuk plantarfleksi, eversio dan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/152/jtptunimus-gdl-mariaulfah-7561-3-13.bab-i.pdf · lateral calcaneus. - Ligamentum talofibulare posterior, berjalan dari

8

abduksi.10,11

f. m. fibularis brevis

Letaknya dibagian posterior dari m. fibularis longus. Berorigo

pada fibula dan berinsersio pada tuberositas ossis metatarsal V.

Dipersarafi n. fibularis superficialis dan berfungsi untuk

plantarfleksi, abduksi dan eversio.10,11

g. m. gastrocnemius

Merupakan otot paling luar pada bagian posterior tungkai

bawah. Berbentuk seperti tanduk dan bersama dengan m. soleus

membentuk triceps surae. Berorigo pada condylus femoralis dan

berinsersio pada tuber calcanei melalui tendo Achilles. m.

gastrocnemius adalah otot yang kuat dan fungsinya sebagai fleksi

tungkai bawah serta plantarfleksi.10,11

h. m. soleus

Berada di bagian dalam dari m. gastrocnemius. Otot ini

memiliki fungsi menghambat gerakan dorsofleksi sehingga

gerakan yang dapat dilakukan adalah plantarfleksi. Origonya pada

linea musculi solei tibiae et fibula, insersionya pada tuber calcanei

serta dipersarafi oleh n. tibialis.10,11

i. m. tibialis posterior

Merupakan otot yang letaknya paling dalam pada bagian

posterior tungkai bawah. Berorigo pada fibula dan membrana

interossea, berinsersio pada tuberositas ossis naviculare.

Dipersarafi oleh n. tibialis dan berfungsi untuk plantarfleksi,

supinasi dan mempertahankan arcus longitudinal.10,11

j. m. flexor digitorum longus

Otot ini berorigo pada facies posterior tibia, fascia cruris

lembar dalam dan berinsersio pada phalanx distal digitorum II-V.

Persarafannya berasal dari n. tibialis dan berfungsi untuk

plantarfleksi, inversio dan adduksi.9,10

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/152/jtptunimus-gdl-mariaulfah-7561-3-13.bab-i.pdf · lateral calcaneus. - Ligamentum talofibulare posterior, berjalan dari

9

k. m. flexor hallucis longus

Origonya pada facies posterior fibula, fascia cruris lembar

dalam dan membrana interossea cruris, insersionya pada phalanx

distal digiti I. Dipersarafi oleh n. tibialis dan berfungsi untuk

plantarfleksi, inversio dan adduksi.9,10

A.3. Aspek Klinis Sendi Pergelangan Kaki

a. Strain

Strain merupakan cedera otot, termasuk cedera pada tendo dan

jaringan ikat yang menghubungkan otot dengan tulang. Salah satu

gerakan yang dapat menyebabkan strain adalah gerakan melompat.

Saat melompat sendi pinggul akan melakukan gerakan ekstensi

hingga hiperekstensi dipengaruhi oleh kontraksi m. gluteus maximus,

m. gluteus minimus, m. biceps femoris, m. semimembranosus, m.

semitendinosus, sendi lutut akan melakukan gerakan ekstensi karena

kontraksi dari m. rectus femoris, m. vastus medialis, m. vastus

lateralis, m. vastus intermedialis dan sendi pergelangan kaki akan

melakukan gerakan plantarfleksi karena kontraksi m. gastrocnemius.

Ketika mendarat setelah gerakan melompat, tendo pada pergelangan

kaki dan otot beresiko mengalami strain. Tahanan yang terjadi saat

mendarat dapat memaksa sendi pergelangan kaki bergerak diluar

batas normalnya. Hal ini menyebabkan tendo Achilles tertarik secara

tiba-tiba dan mengalami robek pada perlekatannya dengan tulang atau

otot. Cedera ini dapat menyebabkan kelemahan otot bila tidak

mendapat pengobatan secara intensif.

Tendo pada m. tibialis anterior dan m. tibialis posterior juga

merupakan bagian yang dapat mengalami strain. Cedera pada

masing-masing tendo ini dapat berefek cukup serius karena fungsinya

sebagai supinator kaki. Selain itu m. tibialis posterior juga memiliki

fungsi mempertahankan arcus longitudinal pada kaki yang

mengalami kelemahan atau saat mengalami tekanan yang

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/152/jtptunimus-gdl-mariaulfah-7561-3-13.bab-i.pdf · lateral calcaneus. - Ligamentum talofibulare posterior, berjalan dari

10

berlebihan.10

b. Sprain

Sprain merupakan akibat dari tarikan tiba-tiba atau terkilir pada

pergelangan kaki atau biasa disebut sebagai keseleo. Cedera ini sering

berhubungan dengan inversio berlebihan pada kaki sehingga

ligamentum lateral mengulur atau robek, bahkan dapat menyebabkan

terlepasnya ligamentum dari perlekatannya pada tulang. Cedera

ligamentum pergelangan kaki dapat mengenai ligamentum

calcaneofibularis, ligamentum talofibularis anterior dan ligamentum

talofibularis posterior bahkan dapat mengenai ligamentum

talocalcaneare interosseum.10

c. Fraktur

Fraktur atau patah tulang pada pergelangan kaki biasanya

disebabkan oleh tarikan atau terkilir seperti pada sprain. Namun pada

fraktur penyebabnya adalah eversio berlebihan sehingga sering

menyebabkan fraktur pada malleolus lateralis. Pada kasus yang berat

dapat pula terjadi pemisahan tibia dan fibula sehingga sendi

mengalami pelebaran. Pengobatan segera dan adekuat untuk

mengembalikan persendian pada posisi semula penting untuk

mencegah kerusakan permanen.10

A.4. Analisis Anatomi Sendi Pergelangan Kaki

Pergerakan sendi pergelangan kaki terbentuk dari gabungan

beberapa sendi yang memungkinkan terjadinya gerakan dorsofleksi,

plantarfleksi, inversio, eversio, abduksi, adduksi, supinasi dan pronasi.

Pada articulatio talocluraris dapat terjadi gerakan dorsofleksi, yaitu

gerakan dimana jari-jari menunjuk ke arah atas. Gerakan ini dilakukan

oleh m. tibialis anterior, m. extensor hallucis longus, m. extensor

digitorum longus, m. fibularis tertius dan dihambat oleh tegangnya

tendo Achilles, serabut posterior ligamentum mediale serta ligamentum

calcaneofibulare. Selama dorsofleksi articulatio talocruralis, bagian

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/152/jtptunimus-gdl-mariaulfah-7561-3-13.bab-i.pdf · lateral calcaneus. - Ligamentum talofibulare posterior, berjalan dari

11

anterior trochlea tali dipaksakan berada di antara malleolus medialis et

lateralis sehingga menyebabkan sedikit terpisah dan tegangnya

ligamentum tibiofibularis distal. Selain posisinya yang berada diantara

malleolus bentuk talus yang lebar dibagian depan membuatnya menjadi

tulang berbentuk baji. Bentuk dan posisi seperti ini membuat kestabilan

sendi maksimal ketika dorsofleksi dan minimal ketika plantarfleksi.

Gerakan plantarfleksi dilakukan oleh m.gastrocnemius, m.soleus, m.

plantaris, m. fibularis longus, m. fibularis brevis, m. tibialis posterior, m.

flexor digitorum longus dan m. flexor hallucis longus dan dihambat oleh

tegangnya otot-otot yang berlawanan, serabut anterior ligamentum

mediale serta ligamentum talofibularis anterior. Pada keadaan

plantarfleksi maksimal ligamentum articulatio tibiofibularis distal

kurang tegang sehingga memungkinkan gerakan rotasi, abduksi dan

adduksi. Gerakan lain yang juga mampu dilakukan adalah inversio dan

eversio, namun pergerakan ini dibatasi oleh ligamentum lateral dan

ligamentum mediale.

Pada sendi tarsal dapat terjadi gerakan dorsofleksi, plantarfleksi,

supinasi dan pronasi. Otot yang membantu dorsofleksi sendi tarsal

merupakan otot yang juga melakukan gerakan dorsofleksi pada

articulatio talocruralis. Sedangkan pada gerakan plantarfleksi, otot

yang berperan adalah m. tibialis posterior, m. flexor digitorum longus, m.

flexor hallucis longus, m. fibularis brevis dan m. fibularis longus.

Gerakan lainnya yaitu supinasi merupakan gabungan inversio dan

adduksi, otot yang berperan yaitu m. tibialis anterior (saat dorsofleksi),

m. tibialis posterior (saat plantarfleksi), m. flexor digitorum longus dan

m. flexor hallucis longus. Pada saat pronasi (eversio dan abduksi) otot

yang berkerja adalah m. fibularis longus, m. fibularis brevis, m. fibularis

tertius dan m. extensor digitorum longus.1,12

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/152/jtptunimus-gdl-mariaulfah-7561-3-13.bab-i.pdf · lateral calcaneus. - Ligamentum talofibulare posterior, berjalan dari

12

A.5. Analisis Mekanik Sendi Pergelangan Kaki

Trochlea tali terjepit diantara kedua malleoli, tetapi sendi ini

merupakan sendi yang fleksibel. Menurut bentuk facies articularis sendi

ini merupakan articulatio trochlearis. Axis gerak adalah axis transversal

yang melewati kedua malleoli. Gerakan yang terjadi adalah fleksi

(dorsofleksi) dan ekstensi (plantarfleksi). Trochlea tali pada bagian

distal (anterior) lebih lebar, sehingga pada waktu ekstensi malleolus

lateralis agak terpisah dari tibia, dan ligamentum antara kedua tulang

menjadi tegang. Capsula articularis pada sendi ini di sebelah depan dan

belakang longgar sehingga memungkinkan fleksi dan ekstensi. Capsula

articularis diperkuat oleh ligamentum yang berfungsi sebagai

ligamentum collaterale. Saat berjalan gaya berat menarik tungkai bawah

ke depan, untuk mencegahnya articulatio talocruralis mempunyai

susunan khusus. Penampang lintang trochlea tali lebih besar pada

bagian depan, kedua malleoli tidak terletak tepat disamping trochlea

tetapi sedikit dibelakang. Sehingga trochlea tali yang merupakan ossa

sesamoidea ini tidak bergeser ke belakang. Gerakan lain yaitu

bergesernya kaki terhadap tungkai bawah dihalangi oleh oleh susunan

ligamentum dari tibia atau fibula yang berjalan ke arah belakang

melekat pada talus atau calcaneus. Susunan lain yang juga menjaga

gerakan sendi ini adalah ujung distal tibia yang mempunyai perluasan

ke bawah pada bagian posteriornya serta ligamentum tibiofibularis

posterior yang terletak pada lekuk sendi di posterior trochlea tali kedua

susunan ini mencegah bergesernya tungkai bawah ke depan.9

B. CEDERA OLAHRAGA

B.1. Definisi

Cedera olahraga adalah kelainan pada tubuh yang berupa nyeri,

panas, bengkak, maupun gangguan fungsi pada bagian tubuh meliputi

otot, tendo, ligamentum, sendi hingga tulang akibat aktivitas olahraga

yang kejadiannya disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/152/jtptunimus-gdl-mariaulfah-7561-3-13.bab-i.pdf · lateral calcaneus. - Ligamentum talofibulare posterior, berjalan dari

13

menahan atau menyesuaikan diri dengan gaya yang berlangsung pada

tubuh baik dalam jangka waktu singkat maupun jangka panjang.13-16

B.2. Penyebab Cedera Olahraga

Cedera olahraga berdasarkan penyebabnya, dapat dikategorikan

menjadi:17

a. Traksi: jaringan mengalami tarikan yang cukup kuat melebihi batas

kelenturan sehingga mengakibatkan kerobekan otot atau ligamentum.

Misalnya: traksi tendo Achilles saat melompat ataupun lari.

b. Kompresi: jaringan mengalami tekanan oleh beban yang berlebih,

misalnya sering melakukan gerakan loncat jongkok menekan sendi

lutut ataupun penekanan oleh berat badan yang berlebihan.

c. Torsi : jaringan mengalami putaran mendadak/tiba-tiba pada saat

jaringan mengalami pembebanan. Misalnya sewaktu melompat, lalu

mendarat disertai perputaran arah tubuh sehingga menimbulkan

kerusakan jaringan sekitar lutut.

d. Bending: jaringan mengalami penekukan yang berlebihan oleh

adanya gaya yang sangat kuat. Misalnya pada pemain voli ketika

melakukan smash dengan meloncat dan mendarat dengan posisi

pergelangan kaki menekuk, sehingga mengakibatkan robeknya

ligament talofibulare.

e. Stress geser: adanya gaya saling menggeser berlawanan arah,

sehingga dapat merusak permukaan sendi. Misalnya lari cepat

mengejar bola berhenti tiba-tiba, badan condong ke depan dan lutut

menekuk.

f. Pembebanan berulang-ulang walaupun kecil dapat mengakibatkan

cidera, misalnya pada lari jarak jauh, pemain tenis dan pemain

sepeda.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/152/jtptunimus-gdl-mariaulfah-7561-3-13.bab-i.pdf · lateral calcaneus. - Ligamentum talofibulare posterior, berjalan dari

14

B.3. Macam Cedera Olahraga

Cedera olahraga dapat berupa cedera ringan hingga cedera berat

yang dapat mengganggu aktivitas penderitanya, berikut ini merupakan

beberapa cedera yang sering dialami ketika melakukan aktivitas

olahraga:

a. Memar

Memar adalah cedera yang disebabkan oleh benturan yang

mengakibatkan perdarahan di dalam jaringan kulit, tanpa ada

kerusakan kulit. Luka memar yang disebabkan oleh cedera bukan

merupakan keadaan serius dan akan sembuh dengan sendirinya

tanpa pengobatan. Meskipun demikian luka memar di bagian kepala

mungkin dapat menutupi cedera yang lebih gawat dalam kepala

(tulang kepala retak dengan perdarahan di bagian otak). Bila luka

memar timbul dengan spontan, maka mungkin merupakan tanda

gangguan perdarahan.17,19

b. Sprain

Sprain adalah cedera yang terjadi pada sendi, dengan terjadinya

penguluran atau robekan pada ligamentum, hal ini terjadi karena

stress berlebihan yang mendadak, atau penggunaan yang berlebihan

pada sendi yang membungkus tulang-tulang yang berdampingan

seperti pada gerakan berotasi. Sprain dapat menyebabkan terjadinya

dislokasi yaitu keadaan bergesernya persendian sehingga terjadi

deviasi antara dua tulang pembentuk sendi. Sebagai akibatnya

stabilitas sendi dapat terganggu pada kerusakan ligamentum yang

berat. Sprain ringan biasanya disertai hematom dengan sebagian

serabut ligament putus, sedangkan pada sprain sedang terjadi efusi

cairan yang menyebabkan bengkak dan pada sprain berat seluruh

serabut ligamen putus sehingga tidak dapat digerakkan seperti

biasa dengan rasa nyeri hebat, pembengkakan dan perdarahan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/152/jtptunimus-gdl-mariaulfah-7561-3-13.bab-i.pdf · lateral calcaneus. - Ligamentum talofibulare posterior, berjalan dari

15

dalam sendi.17,19

c. Strain

Strain adalah kerusakan pada jaringan otot maupun tendo

karena trauma langsung (impact) atau tidak langsung (overloading)

pada saat otot terulur dan berkontraksi secara mendadak. Gejala

pada strain otot akut dapat berupa nyeri, spasme otot, kehilangan

kekuatan, dan keterbatasan lingkup gerak sendi, sedangkan strain

kronis pada umumnya disebabkan karena penggunaan berlebihan

atau tekanan berulang-ulang hingga akhirnya menghasilkan

tendonitis (peradangan pada tendo).17,18

d. Fraktur

Fraktur atau patah tulang adalah suatu keadaan terputusnya

kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan karena trauma

langsung seperti benturan dan dapat berupa trauma tidak

langsung seperti pada kasus jatuh dengan bertumpu pada satu

anggota tubuh. Trauma tajam yang dalam dapat menyebabkan

luka terbuka hingga jaringan tulang terlihat, sehingga disebut

fraktur terbuka. Sedangkan jika terjadi fraktur namun jaringan

tulang tidak tampak dari luar maka disebut fraktur tertutup. Pada

kasus dengan patah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi dan

menyebabkan pergeseran antara tulang pembentuk sendi maka

disebut fraktur dislokasi.19

e. Perdarahan

Perdarahan adalah pecahnya pembuluh darah sebagai akibat

dari trauma yang menyebabkan kerusakan dinding pembuluh

darah yang disertai kerusakan kulit sehingga darah keluar dari

tubuh.17

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/152/jtptunimus-gdl-mariaulfah-7561-3-13.bab-i.pdf · lateral calcaneus. - Ligamentum talofibulare posterior, berjalan dari

16

C. CEDERA OLAHRAGA BOLA VOLI

Cedera pada pemain bola voli dapat dibedakan berdasarkan lokasi dan jenis

cederanya3

1. Berdasarkan lokasi cedera dari urutan yang paling sering mengalami

cedera yaitu:

a. Pergelangan kaki

b. Lutut

c. Bahu

d. Punggung

e. Hamstring

f. Selangkangan

g. Jari, tangan dan bagian tubuh lainnya

2. Berdasarkan jenis cederanya meliputi:

a. Cedera otot

b. Cedera ligamentum

c. Cedera tendo

d. Patah tulang

e. Memar dan lain-lain

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/152/jtptunimus-gdl-mariaulfah-7561-3-13.bab-i.pdf · lateral calcaneus. - Ligamentum talofibulare posterior, berjalan dari

17

D. SPRAIN PERGELANGAN KAKI PADA PEMAIN BOLA VOLI

D.1. Mekanisme Sprain Pergelangan Kaki (Ankle-Sprain Injury)

Mekanisme ankle-sprain injury diawali dengan gerakan melompat

lalu mendarat dengan posisi kaki inversio, plantar fleksi, endorotasi dan

supinasi. Pada posisi ini articulatio talocruralis berada pada posisi yang

tidak stabil. Gerakan inversio dan supinasi kaki disertai eksorotasi tibia

akan menyebabkan cedera pada ligamentum lateral. Cedera pada

ligamentum ini juga dapat terjadi pada gerakan plantarfleksi. Cedera

articulatio talocruralis pada awalnya mengenai ligamentum

talofibularis anterior kemudian bila terjadi cedera berulang maka akan

mengenai ligamentum calcaneofibularis hingga akhirnya mengenai

ligamentum talofibularis posterior.20

Gambar 2.3 Mekanisme Sprain Pergelangan Kaki21

robek robek

robek

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/152/jtptunimus-gdl-mariaulfah-7561-3-13.bab-i.pdf · lateral calcaneus. - Ligamentum talofibulare posterior, berjalan dari

18

D.2. Manifestasi Klinis

Pada diagnosis cedera ligamentum atau sprain pergelangan kaki

dapat ditemukan adanya nyeri saat melakukan gerakan inversio,

pembengkakan pada sisi lateral persendian, dan memar. Cedera sprain

pada pergelangan kaki dapat dikategorikan menjadi 3 derajat yaitu

Gambar 2.4 Derajat Sprain Pergelangan Kaki21

Tabel 2.1 Derajat Sprain Pergelangan Kaki4

Derajat Cedera Gejala dan Tanda

Derajat I/ Ringan - Tidak ada instabilitas postural

- Kekakuan karena proses inflamasi minimal

- Gangguan fungsi minimal

- Cedera ligamentum hanya terlihat pada pemeriksaan

mikroskopik

Derajat II/ Sedang - Ketidakmampuan menyelesaikan test stabilitas postural

- Pembengkakan dan kekakuan sedang

- Gangguan sedang pada pergerakan sendi

- Cedera dapat terlihat secara makroskopik namun

ligamentum masih menyatu

Derajat III/ Berat - Ketidakstabilan postural sejak awal tes

- Pembengkakan hebat, kekakuan serta perdarahan

- Terputusnya ligamentum

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/152/jtptunimus-gdl-mariaulfah-7561-3-13.bab-i.pdf · lateral calcaneus. - Ligamentum talofibulare posterior, berjalan dari

19

D.3. Faktor Risiko Sprain Pergelangan Kaki:22

Faktor intrinsik:

a. Riwayat sprain pergelangan kaki sebelumnya.

b. Bentuk anatomi kaki.

c. Keseimbangan yang buruk.

Faktor ekstrinsik:

a. Posisi permainan.

b. Penggunaan brace dan tape.

c. Lama berlatih.

d. Kurangnya kegiatan pemanasan dan peregangan sebelum

olahraga.

E. HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DENGAN SPRAIN PERGELANGAN

KAKI

E.1. Lama Berlatih

Olahragawan yang baru terjun akan lebih mudah terkena cedera dari

pada yang berpengalaman karena perbedaan penguasaan teknik

permainan serta kesadaran akan cedera.

E.2. Posisi Permainan

Pada permainan bola voli dilaporkan bahwa cedera yang terjadi

disebabkan oleh gerakan spiking (33,70%), blocking (24,15%), diving

(17,41%), setting (11,23%) and others (14,04%). Dari data tersebut maka

spiking dan blocking merupakan penyebab yang terbesar. Mekanisme

cedera karena gerakan ini dapat dijelaskan sebagai berikut: penyerang

pada umumnya memulai lompatan untuk menyerang jauh dari net dan

menuju ke arah depan untuk menyentuh bola sehingga posisi penyerang

mudah bersentuhan dengan garis tengah dan berkontak fisik dengan

blocker lawan. Selanjutnya penyerang akan mendarat lebih awal dari

blocker dengan posisi mendarat pada daerah garis tengah, hal ini

memungkinkan blocker mendarat di atas kaki penyerang sehingga

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/152/jtptunimus-gdl-mariaulfah-7561-3-13.bab-i.pdf · lateral calcaneus. - Ligamentum talofibulare posterior, berjalan dari

20

mengakibatkan cedera pada penyerang. Selain aktivitas di garis tengah

antar lawan main, gerakan multiple blocking merupakan gerakan lain

yang dapat menyebabkan cedera. Blocker dapat mengalami bodycontact

antar pemain atau mendarat pada kaki teman satu timnya.3,23

Gambar 2.5 Gerakan smash yang beresiko menyebabkan cedera .Cedera berawal

dari penyerang yang melompat dengan cepat dan lebih rendah untuk mendekati

arah net sehingga menyebabkan penyerang mendarat pada atau melewati garis

tengah, hal ini menyebabkan blocker lawan beresiko mendarat pada kakinya (b),

Situasi ini dapat dicegah dengan cara penyerang mengambil langkah panjang ke

depan untuk meraih bola (a).23

E.3. Riwayat Sprain Pergelangan Kaki Sebelumnya

Pada cedera berupa sprain, ligamentum akan mengalami peregangan

sehingga kekuatannya untuk menstabilkan sendi akan melemah. Risiko

kejadian cedera berulang diketahui meningkat pada 6 hingga 12 bulan

setelah cedera akut.22,24,25

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/152/jtptunimus-gdl-mariaulfah-7561-3-13.bab-i.pdf · lateral calcaneus. - Ligamentum talofibulare posterior, berjalan dari

21

E.4. Bentuk Anatomi Kaki

Penelitian yang dilakukan dengan pengambilan foto rontgen kaki

menyebutkan bahwa semakin lebarnya jari-jari talus dan semakin

kecilnya bagian tibia yang menutupi bagian talus menyebabkan susunan

sendi yang lebih tidak stabil sehingga meningkatkan resiko terjadinya

sprain pergelangan kaki.26

E.5. Keseimbangan yang Buruk

Keseimbangan yang buruk diketahui berhubungan dengan risiko

sprain pergelangan kaki berulang setelah cedera akut. Ada tidaknya

keseimbangan yang buruk dapat diketahui dengan melakukan tes

keseimbangan berdiri dengan satu kaki dan tidak diperkenankan bergerak

atau menyentuh organ tubuh lainnya. Seseorang yang mampu bertahan

paling tidak 15 detik dikatakan berstabilitas postural normal (memiliki

keseimbangan yang baik), sedangkan seseorang yang tidak dapat

mempertahankan posisi awalnya berarti memiliki stabilitas postural

abnormal (memiliki keseimbangan yang buruk). Sprain pergelangan kaki

mengenai lebih banyak orang dengan stabilitas postural abnormal.23,27,28

E.6. Penggunaan Brace, Ankle Disk dan Tape.

Brace diperkirakan memberikan dukungan mekanis pada articulatio

talocruralis. Sedangkan latihan dengan menggunakan ankle-disk dapat

membantu menurunkan instabilitas pada sendi pergelangan kaki.

Penggunaan alat bantu lainnya yaitu tape diketahui menurunkan risiko

cedera berulang pada pemain dengan riwayat cedera ligamentum

sebelumnya.22

E.7. Pemanasan

Pemanasan sebelum aktivitas olahraga pada dasarnya merupakan

salah satu bentuk kegiatan untuk memproduksi energi. Proses

memproduksi energi ini berkaitan erat dengan otot sebagai transducer

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/152/jtptunimus-gdl-mariaulfah-7561-3-13.bab-i.pdf · lateral calcaneus. - Ligamentum talofibulare posterior, berjalan dari

22

(mesin) utama untuk mengubah energi kimiawi menjadi energi mekanis.

Di dalam otot terdapat ATP (Adenosine Triphosphate) sebagai

sumber cadangan energi kimia utama yang bersifat konstan, serta

cadangan energi lain yaitu phospocreatin, glycogen, trigliserid dan

enzim. Ketika terjadi proses produksi energi, ATP akan dipecah untuk

menghasilkan energi dan ADP (Adenosine Diphosphate), selanjutnya

apabila energi yang dibutuhkan telah tercukupi maka ADP dapat

menerima fosfat untuk kembali membentuk ATP sehingga siklus ini

menyebabkan ATP bersifat konstan.

Namun apabila energi masih terus dibutuhkan dan cadangan ATP

telah habis maka proses produksi energi akan melibatkan phospocreatin

lalu diikuti oleh pemecahan glycogen dan trigliserid. Bila kebutuhan

energi masih belum juga terpenuhi sistem asam laktat akan mulai

bekerja memecah glycogen menjadi energi, asam piruvat dan asam

laktat. Asam laktat yang tertimbun dalam darah dan otot kemudian akan

menyebabkan kelelahan otot, sehingga energi yang dihasilkan hanya

bertahan 2-3 menit.

Sistem lain yang juga berperan dalam produksi energi adalah sistem

energi aerobik yang terdiri dari glikolisis aerobik, siklus Krebs dan

sistem transport elektron. Sistem ini memiliki keunggulan berupa

resintesis ATP secara besar tanpa terbentuknya hasil samping yang dapat

menyebabkan kelelahan otot.9

Selain berfungsi untuk menghasilkan energi pemanasan juga

berfungsi menghasilkan panas. Panas yang diproduksi berperan penting

dalam aktivitas olahraga karena panas dapat mengurangi viskositas

jaringan (capsula, ligamentum) sehingga dapat mengurangi resistensi

terhadap gerakan. Panas juga dapat meningkatkan ekstensibilitas fibra

otot dan ligamentum sehingga fleksibilitasnya akan meningkat.

Pemanasan pada akhirnya mampu mengurangi kejadian cedera olahraga

bila dilakukan secara bertahap menyesuaikan kondisi tubuh, pemanasan

dianjurkan dilakukan selama 15-30 menit.9,29

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/152/jtptunimus-gdl-mariaulfah-7561-3-13.bab-i.pdf · lateral calcaneus. - Ligamentum talofibulare posterior, berjalan dari

23

F. OLAHRAGA BOLA VOLI

F.1. Sejarah Permainan Bola voli

Permainan bola voli diciptakan oleh William G Morgan pada tahun

1895 di Holyoke (Amerika bagian timur). Permainan ini terdiri dari 2

tim yang saling berlawanan dengan masing-masing tim terdiri dari 6

pemain. Pada tahun 1974 bola voli dipertandingkan di Polandia dengan

peserta yang cukup banyak. Tahun 1984 didirikan The Fédération

Internationale de Volleyball (FIVB) yang waktu itu beranggotakan 15

negara dan berkedudukan di Paris. Permainan bola voli masuk ke

Indonesia pada waktu penjajahan Belanda (sesudah tahun 1928). Sejak

Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-2 tahun 1952 di Jakarta sampai

sekarang permainan bola voli termasuk salah satu cabang olahraga

yang resmi dipertandingkan. 22 Januari 1955 didirikan Persatuan Bola

Voli Seluruh Indonesia (PBVSI).30,31

F.2. Teknik Dasar Permainan Bola Voli

a. Passing

Passing terdiri dari passing atas dan passing bawah. Passing

bawah adalah gerakan yang dilakukan para pemain jika bola

datangnya rendah, baik untuk dioperkan kepada teman seregunya

maupun untuk dikembalikan ke lapangan lawan melewati atas jaring

atau net. Passing atas adalah cara pengambilan bola atau mengoper

dari atas kepala dengan jari-jari tangan. Bola yang datang dari atas

diambil dengan jari-jari tangan di atas, agak di depan kepala.30,31

Gambar 2.6. Tahapan teknik

passing atas32

Gambar 2.7. Tahapan teknik passing

bawah32

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/152/jtptunimus-gdl-mariaulfah-7561-3-13.bab-i.pdf · lateral calcaneus. - Ligamentum talofibulare posterior, berjalan dari

24

b. Servis

Servis adalah cara melakukan pukulan permukaan dari petak

serviis dengan memukul bola dengan tangan dari bawah sebagai

usaha menghidupkan bola dalam permainan. Pada servis bawah

gerakan dilakukan dengan tangan bawah, siku diluruskan dan ayunan

tangan dari belakang ke depan melalui samping badan, salah satunya

tangan memegang bola dan bola tersebut dilambungkan baru dipukul.

Sedangkan pada servis samping gerakan dilakukan dengan

melakukan pukulan permulaan dari daerah servis dengan sikap berdiri

menyamping dan berat badan berada di kaki kanan (bagi yang tidak

kidal), telapak tangan menghadap ke atas.30,31

Gambar 2.8 Tahapan teknik servis bawah32

Gambar 2.9 Tahapan teknik jump

service33

c. Smash (Spiking)

Smash atau spiking adalah gerakan memukul bola yang dilakukan

dengan kuat dan keras serta jalannya bola cepat, tajam dan menukik

serta sulit diterima lawan apabila pukulan itu dilakukan dengan cepat

dan tepat.31

Gambar 2.10 Tahapan teknik

smash34

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/152/jtptunimus-gdl-mariaulfah-7561-3-13.bab-i.pdf · lateral calcaneus. - Ligamentum talofibulare posterior, berjalan dari

25

d. Membendung (Blocking)

Membendung (Blocking) adalah bentuk gerakan seseorang atau

beberapa orang pemain yang berada didekat net/ pemain depan

bertujuan untuk menutupi atau membendung datangnya bola dari

lapangan lawan, caranya dengan menjulurkan kedua tangan ke atas

dengan ketinggian tangan lebih tinggi dari tepian atau bibir net.31

Gambar 2.11 Tahapan teknik blocking35

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/152/jtptunimus-gdl-mariaulfah-7561-3-13.bab-i.pdf · lateral calcaneus. - Ligamentum talofibulare posterior, berjalan dari

26

G. KERANGKA TEORI

H. KERANGKA KONSEP

Olahraga Bola Voli

Faktor risiko:

1. Lama berlatih

2. Riwayat sprain pergelangan

kaki sebelumnya

3. Penggunaan non-rigid

brace

4. Penggunaan tape

5. Kurang pemanasan

Cedera olahraga berupa

Sprain pergelangan kaki

Faktor ekstrinsik:

1 Penggunaan brace dan

tape

2 Lama berlatih

3 Kurangnya kegiatan

pemanasan dan

peregangan sebelum

olahraga.

Faktor intrinsik:

1. Kesehatan (riwayat sprain

sebelumnya)

2. Bentuk anatomi kaki

3. Keseimbangan yang buruk

2. Lutut

3. Bahu

4. Punggung

5. Hamstring

6. Selangkangan

7. Jari

Cedera

Olahraga

Lokasi cedera:

1. Pergelangan

kaki

1. Sprain

2. Strain

3. Fraktur

4. Perdarahan

Macam Cedera:

Keterangan:

Variabel yang diteliti

Variabel yang tidak diteliti 4. Posisi permainan

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/152/jtptunimus-gdl-mariaulfah-7561-3-13.bab-i.pdf · lateral calcaneus. - Ligamentum talofibulare posterior, berjalan dari

27

I. HIPOTESIS

a. Ada hubungan antara lama berlatih dengan kejadian sprain pergelangan

kaki pada pemain bola voli.

b. Ada hubungan antara riwayat sprain pergelangan kaki sebelumnya

dengan kejadian sprain pergelangan kaki pada pemain bola voli.

c. Ada hubungan antara kurangnya pemanasan dengan kejadian sprain

pergelangan kaki pada pemain bola voli.

d. Ada hubungan antara penggunaan non-rigid brace dengan kejadian

sprain pergelangan kaki pada pemain bola voli.

e. Ada hubungan antara penggunaan tape dengan kejadian sprain

pergelangan kaki pada pemain bola voli.