bab ii tinjauan pustaka 2.1 pemrosesan bahasa alami...

12
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemrosesan Bahasa Alami (Natural Language Processing) Pemrosesan bahasa alami (Natual Language Processing - NLP) merupakan salah satu bidang ilmu Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) yang mempelajari komunikasi antara manusia dengan komputer melalui bahasa alami, baik lisan maupun tulisan. Proses representasi bahasa dalam bentuk yang lebih memungkinkan untuk dikomputasi telah dilakukan oleh seorang ahli bernama Chomsky pada tahun 1957 (Desiani dan Arhami, 2006). Pada bidang ilmu pemrosesan bahasa alami tidak mudah untuk dilakukan karena terdapat beberapa alasan yang menyulitkan pada pemrosesan bahasa alami (Desiani dan Arhami, 2006). Salah satu kesulitan dalam pemrosesan bahasa alami adalah pemilihan arti yang tepat dari suatu kata bermakna ganda seperti kata “bisa” yang dapat berarti “racun” atau “dapat” sesuai dengan kalimatnya. Fenomena ini terjadi dalam penentuan jenis kata (part of speech) seperti kata “advanced” yang dapat berfungsi sebagai kata kerja aktif lampau, kata kerja pasif, atau kata sifat. Selain itu, jumlah kosa kata (vocabulary) dalam bahasa alami besar dan terus berkembang dari waktu ke waktu (Desiani dan Arhami, 2006). NLP sering diterapkan pada aplikasi bahasa tertulis, tetapi saat ini pengembangan aplikasi bahasa lisan juga dilakukan yang kesulitannya mungkin terjadi dimana dalam bahasa lisan, manusia sangat sering membentuk ucapan yang tidak sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku. Salah satu aplikasi dari pemrosesan bahasa alami adalah sistem penerjemah bahasa alami (natural language translator) seperti sistem penerjemah dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Translator tidak hanya dapat menerjemahkan kata per kata (kamus) tetapi juga dapat mentranslasikan dari bahasa asal ke bahasa target dengan maksud yang dapat dimengerti (Desiani dan Arhami, 2006).

Upload: dangcong

Post on 03-Apr-2018

217 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemrosesan Bahasa Alami …erepo.unud.ac.id/16098/3/0808605059-3-BAB_II.pdf ·  · 2016-12-19Setiap kalimat dari bahasa asal ... Aturan kata kerja dalam

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemrosesan Bahasa Alami (Natural Language Processing)

Pemrosesan bahasa alami (Natual Language Processing - NLP)

merupakan salah satu bidang ilmu Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence)

yang mempelajari komunikasi antara manusia dengan komputer melalui bahasa

alami, baik lisan maupun tulisan.

Proses representasi bahasa dalam bentuk yang lebih memungkinkan untuk

dikomputasi telah dilakukan oleh seorang ahli bernama Chomsky pada tahun 1957

(Desiani dan Arhami, 2006). Pada bidang ilmu pemrosesan bahasa alami tidak

mudah untuk dilakukan karena terdapat beberapa alasan yang menyulitkan pada

pemrosesan bahasa alami (Desiani dan Arhami, 2006). Salah satu kesulitan dalam

pemrosesan bahasa alami adalah pemilihan arti yang tepat dari suatu kata

bermakna ganda seperti kata “bisa” yang dapat berarti “racun” atau “dapat” sesuai

dengan kalimatnya. Fenomena ini terjadi dalam penentuan jenis kata (part of

speech) seperti kata “advanced” yang dapat berfungsi sebagai kata kerja aktif

lampau, kata kerja pasif, atau kata sifat. Selain itu, jumlah kosa kata (vocabulary)

dalam bahasa alami besar dan terus berkembang dari waktu ke waktu (Desiani dan

Arhami, 2006).

NLP sering diterapkan pada aplikasi bahasa tertulis, tetapi saat ini

pengembangan aplikasi bahasa lisan juga dilakukan yang kesulitannya mungkin

terjadi dimana dalam bahasa lisan, manusia sangat sering membentuk ucapan

yang tidak sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku.

Salah satu aplikasi dari pemrosesan bahasa alami adalah sistem

penerjemah bahasa alami (natural language translator) seperti sistem penerjemah

dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Translator tidak hanya dapat

menerjemahkan kata per kata (kamus) tetapi juga dapat mentranslasikan dari

bahasa asal ke bahasa target dengan maksud yang dapat dimengerti (Desiani dan

Arhami, 2006).

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemrosesan Bahasa Alami …erepo.unud.ac.id/16098/3/0808605059-3-BAB_II.pdf ·  · 2016-12-19Setiap kalimat dari bahasa asal ... Aturan kata kerja dalam

6

2.2 Sistem Penerjemah

Pemrosesan bahasa alami merupakan teknologi yang memungkinkan

berbagai macam jenis pemrosesan terhadap bahasa alami yang biasa digunakan

oleh manusia. Pemrosesan bahasa alami mencakup aplikasi yang sangat banyak.

Salah satu aplikasi yang sangat penting dari kajian ilmu pemrosesan bahasa alami

yaitu sistem penerjemah atau machine translation (Barkade et al, 2010).

Sistem penerjemah atau machine translation merupakan suatu sistem yang

dapat menerjemahkan bahasa sumber (source language) ke dalam bahasa tujuan

(target language). Tujuan dari sistem ini adalah untuk menerima masukan dari

bahasa sumber dan memberikan keluaran yang berarti dalam bahasa tujuan

(Fromkin et al, 2003). Penerapan sistem penerjemah dimulai sejak tahun 1940

yaitu sejak penggunaan komputer dalam memproses bahasa alami. Dalam

perkembangannya, sistem penerjemah tidak hanya berupa teks (text) tetapi juga

telah berkembang menjadi penerjemah ucapan (speech) dari satu bahasa ke bahasa

lainnya (Fromkin et al, 2003). Selain itu, dikembangkan juga sistem penerjemah

ucapan ke dalam bentuk teks maupun teks ke dalam bentuk ucapan.

Sistem penerjemah memiliki beberapa pendekatan yang digunakan dalam

menerjemahkan bahasa. Pendekatan tersebut memiliki tiga pendekatan utama

yaitu pendekatan berbasis aturan (rule based), statistik (statistical), dan berbasis

contoh (example based) (Kamatani et al, 2009). Pendekatan berbasis aturan (rule

based) menggunakan banyak aturan penerjemahan yang diuraikan secara konkret

untuk mendapatkan terjemahan yang sesuai dalam bahasa tujuan. Aturan-aturan

tersebut memberikan ketahanan yang baik pada sistem tetapi juga kadang-kadang

menyebabkan sistem menjadi kurang lancar. Sistem dengan pendekatan statistik

(statistical) menggunakan basis statistik dengan analisis korpus dwibahasa yang

dapat menghemat biaya pengembangan, tetapi dalam beberapa kasus, hasil

terjemahan sistem dengan pendekatan berbasis aturan (rule based) memiliki hasil

yang lebih sesuai daripada menggunakan pendekatan berbasis statistik. Sistem

dengan pendekatan berbasis contoh (example based) merupakan sistem dengan

memanfaatkan contoh terjemahan (dari korpus maupun kitab bahasa) sehingga

lebih alami maknanya daripada hasil dari pendekatan berbasis aturan. Namun,

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemrosesan Bahasa Alami …erepo.unud.ac.id/16098/3/0808605059-3-BAB_II.pdf ·  · 2016-12-19Setiap kalimat dari bahasa asal ... Aturan kata kerja dalam

7

pada sistem ini hanya tergantung pada basis data contoh sehingga memiliki

ketahanan yang rendah (Kamatani et al, 2009). Pendekatan berbasis statistik dan

pendekatan berbasis contoh menggunakan korpus dua bahasa untuk melakukan

proses-proses pada sistem (Saraswathi et al, 2011).

2.3 Sistem Penerjemah Berbasis Aturan (Rule Based)

Sistem penerjemah berbasis aturan (rule based) merupakan suatu sistem

penerjemah dengan pendekatan yang menggunakan aturan dalam proses

penerjemahan. Aturan (rule) yang diimplementasikan pada sistem dapat

dinyatakan dengan menggunakan ″If - Then″. Setiap kalimat dari bahasa asal

diklasifikasikan menurut kelasnya masing-masing menggunakan atribut (jenis

kata) dari bahasa asal yang kemudian dialihbahasakan ke bahasa target dengan

menggunakan aturan-aturan yang terdapat pada sistem penerjemah. Dalam

mengalihbahasakan bahasa asal ke bahasa target digunakan kamus (dictionary)

yang memuat kedua bahasa (Francisca et al, 2011).

Dari tiga tipe pendekatan pada penerjemah bahasa, pendekatan berbasis

aturan merupakan salah satu pendekatan yang efektif (Barkade et al, 2010).

Bagian terpenting dari sistem penerjemah berbasis aturan (rule based) adalah

koleksi dari aturan-aturan tersebut. Tidak ada standarisasi untuk implementasi dari

aturan tersebut (Arman, 2007). Beberapa contoh aturan (rule) dalam sistem

penerjemah bahasa Inggris ke bahasa Indonesia adalah sebagai berikut (Arman,

2007) :

1. Aturan kata kerja dalam tenses present continous (contoh : is eating, are

going, am waiting) adalah <TO_BE> <VERB_ING> diterjemahkan ke dalam

<sedang> <VERB>. Berikut algoritma yang digunakan untuk

mengimplementasikan aturan tersebut.

IF ((category of WORD[n]) = TO_BE) AND

((category of WORD[n+1]) = VERB_ING)

THEN do something

2. Aturan yang merepresentasikan frase benda yang menggunakan adjektif

sebagai informasi (contoh : red car, high building). Aturannya : <ADJ>

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemrosesan Bahasa Alami …erepo.unud.ac.id/16098/3/0808605059-3-BAB_II.pdf ·  · 2016-12-19Setiap kalimat dari bahasa asal ... Aturan kata kerja dalam

8

<NOUN> yang diterjemahkan ke <NOUN> <ADJ>. Berikut algoritma yang

digunakan untuk mengimplementasikan aturan tersebut.

IF ((category of WORD[n]) = ADJ) AND

((category of WORD[n+1]) = NOUN)

THEN do something

Sistem penerjemah berbasis aturan dapat digambarkan sebagai berikut.

Source LanguageRULE-BASED

TRANSLATORTarget Language

RULE

COLLECTIONS

(All Rules)

DICTIONARY

Gambar 2.1 Sistem Penerjemah Berbasis Aturan

(Sumber : Arman, 2007)

Beberapa penelitian sistem penerjemah berbasis aturan (rule based) dari

berbagai macam bahasa adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Penelitian Mengenai Penerjemah Bahasa Berbasis Aturan

No. Peneliti Tahun Bahasa Kesimpulan

1 Nurul

Wikantyasning

(Wikantyasning,

2005)

2005 Bahasa Inggris ke

bahasa Jawa

Sistem dapat

menerjemahkan bahasa

Inggris ke bahasa Jawa

dengan baik

2 Ema Utami dan

Sri Hartati

(Utami dan

Hartati, 2007)

2007 Bahasa Inggris ke

bahasa Indonesia

Sistem dapat

menerjemahkan kalimat

dengan cukup baik

menggunakan metode rule

based

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemrosesan Bahasa Alami …erepo.unud.ac.id/16098/3/0808605059-3-BAB_II.pdf ·  · 2016-12-19Setiap kalimat dari bahasa asal ... Aturan kata kerja dalam

9

3 Yusuf

(Yusuf, 2008)

2008 Bahasa Inggris ke

bahasa Indonesia

Metode berbasis aturan

dengan aturan translasi

MD-DM dan Translasi

Padanan arti memberikan

rata-rata kinerja terbaik

4 Ari Triwibowo

(Triwibowo,

2009)

2009 Bahasa Inggris ke

bahasa Indonesia

Sistem yang dibuat telah

sesuai dengan aturan

penggunaan tata bahasa

Inggris dan Indonesia yang

ada

5 Muhammad

Syaukani

(Syaukani, 2010)

2010 Bahasa Inggris ke

bahasa Indonesia

Pendekatan berbasis aturan

berhasil diimplementasikan

pada aplikasi

komunikasi online Inggris-

Indonesia

6 Ms VM Barkade

(Barkade et al,

2010)

2010 Bahasa Inggris ke

bahasa Sanskrit

Implementasi modul

semantic mapper untuk

memetakan kedua bahasa

7 Judith Francisca

(Francisca et al,

2011)

2011 Bahasa Inggris ke

bahasa Bangla

Implementasi pendekatan

dengan algoritma baru pada

proses penerjemahan

2.4 Context Free Grammar

Sebagian besar sistem dalam memodelkan struktur konstituen dalam

bahasa Inggris atau bahasa alami lainnya adalah dengan menggunakan Context

Free Grammar atau CFG (Jurafsky and Martin, 1999). Konstituen adalah unsur-

unsur pembentuk kalimat yang dapat berdiri sendiri seperti noun phrase atau verb

phrase. Sebuah CFG terdiri dari rule atau productions, kumpulan kata maupun

simbol. Kalimat yang dapat diperoleh dengan tata bahasa formal (formal

grammar) disebut kalimat yang sesuai dengan tata bahasa (grammatical sentence)

sedangkan yang tidak dapat diperoleh disebut kalimat yang tidak sesuai dengan

tata bahasa (ungrammatical) (Jurafsky and Martin, 1999).

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemrosesan Bahasa Alami …erepo.unud.ac.id/16098/3/0808605059-3-BAB_II.pdf ·  · 2016-12-19Setiap kalimat dari bahasa asal ... Aturan kata kerja dalam

10

Simbol yang dipergunakan dalam CFG terdiri dari dua kelas yaitu simbol

terminal dan simbol non terminal. Simbol terminal merupakan kata dalam setiap

bahasa (‘the’, ‘nightclub’). Pada aturan context-free, simbol non terminal berada

di sebelah kiri tanda panah (→) dan kategori dari masing-masing simbol terminal

atau kata disebelah kanan tanda panah. Simbol non terminal merupakan suatu

ekspresi generalisasi (NP, VP). Sehingga untuk sebuah Context Free Grammar

mempunyai empat parameter (secara teknik disebut 4-tuple)

(Jurafsky and Martin, 1999) :

1. N : Kumpulan simbol non terminal (atau variabel)

2. ∑ : Kumpulan simbol terminal

3. P : Kumpulan produksi, yang dinyatakan dalam bentuk A → α dimana

A merupakan simbol non terminal

4. S : Simbol permulaan

Pada context free grammar, penggunaan pohon parsing berguna untuk

memeriksa grammar dari suatu aplikasi pengolahan kata. Suatu masukan, seperti

kalimat yang tidak dapat di parsing kemungkinan memiliki struktur gramatikal

yang salah (atau sulit untuk dibaca) (Jurafsky and Martin, 1999). Parsing atau

analisa sintaks adalah proses dalam menganalisa teks, yang terdiri dari urutan

token (seperti kata) untuk menentukan struktur dengan memperhatikan tata bahasa

yang diberikan (Barkade et al, 2010). Dalam melakukan suatu parsing, metode

yang umum digunakan yaitu top-down dan bottom-up. Pemilihan metode parsing

yang digunakan harus dilakukan secara jeli, dengan memperhatikan kompleksitas

tata bahasa dan kebutuhan aplikasi (Suciadi, 2001). Parser bottom up tidak

membedakan antara rule (grammar) dan word (lexicon) sehingga cara kerjanya

sangat sederhana namun sangat "bodoh" karena akan terus mengulang-ulang

kesalahan yang sama (Suciadi, 2001).

Top-down parser mencari pohon parsing dari root node yaitu ‘S’.

Langkahnya dimulai dari penempatan simbol permulaan ‘S’ untuk semua kasus

dan kemudian mencari semua aturan tata-bahasa (grammar rule) yang sesuai.

Dalam top-down parser terdapat strategi yang bernama depth-first yang mencari

grammar yang sesuai dari setiap masukan yang paling pertama dan selanjutnya.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemrosesan Bahasa Alami …erepo.unud.ac.id/16098/3/0808605059-3-BAB_II.pdf ·  · 2016-12-19Setiap kalimat dari bahasa asal ... Aturan kata kerja dalam

11

Gambar 2.2 Top Down Depth-First Derivation

(Sumber : Jurafsky and Martin, 1999)

2.5 Tata Bahasa Inggris

Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa alami manusia yang

mempunyai tata bahasa dengan pola untuk setiap kalimatnya. Penelitian ini

mencakup masukan (input) berupa teks. Teks yang dicakup dalam penelitian ini

berupa satuan bahasa yang berupa kata, frase, dan kalimat tunggal. Kata

merupakan gabungan morfem yang dapat diujarkan sebagai bentuk bebas yang

paling kecil. Contoh kata dalam bahasa Inggris beserta padanannya dalam bahasa

Bali yaitu I (Titiang). Frase merupakan sekelompok kata-kata yang memiliki

fungsi sama. Dalam penelitian ini hanya menggunakan frase benda, verba,

preposisi serta tidak mempergunakan frase idiom. Contoh dari frase yaitu in the

basement (frase preposisi). Kalimat tunggal berbentuk aktif merupakan kalimat

yang memiliki satu verba dan subjeknya yang melakukan suatu tindakan

(Phythian, 1995).

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemrosesan Bahasa Alami …erepo.unud.ac.id/16098/3/0808605059-3-BAB_II.pdf ·  · 2016-12-19Setiap kalimat dari bahasa asal ... Aturan kata kerja dalam

12

Pada kata-kata yang ditulis seringkali terlihat bahwa terdapat kata yang

dihilangkan. Contractions atau singkatan merupakan kata-kata yang ditulis

dengan penghapusan huruf-huruf tertentu untuk mencerminkan cara pengucapan

yang lazim (Phythian, 1995). Contoh beberapa singkatan untuk tenses yang

dipergunakan yaitu I’ll berarti I will dan don’t berarti do not. Beberapa hal yang

perlu dikaji dalam bahasa inggris yaitu struktur bahasa Inggris dalam bentuk

waktu (tenses), bentuk kata benda, dan jenis kata.

2.5.1 Bentuk Waktu (Tenses) Dalam Bahasa Inggris

Dalam struktur bahasa Inggris dikenal adanya tenses atau waktu kejadian.

Struktur kalimat yang terdapat pada kalimat bahasa Inggris terdiri dari 12 macam

tenses (Azar, 1992). Dalam penelitian ini hanya menggunakan dua macam tenses

yaitu simple present tense dan simple future tense. Berikut pemaparan kedua

macam tenses tersebut :

1. Simple Present Tense

Tenses ini digunakan untuk menyatakan suatu kegiatan yang dilakukan

sehari-hari atau biasa dilakukan. Tenses ini juga dapat digunakan dalam kondisi

kebenaran umum serta suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang atau

kebiasaan. Predikat pada tenses ini memakai kata kerja bentuk pertama (Verb

1) dan memakai to be untuk bentuk nominal.

Rumus :

Bentuk nominal : Subject + to be (is, am, are) + Complement

Bentuk verbal : They/We/I/You + Verb 1 + Object

He/She/It + Verb 1 + s/es + Object

Kata-kata yang disingkat pada tenses ini seperti kata am yang disingkat m

(′m), kata are yang disingkat re (′re), kata is yang disingkat s (′s), kata not yang

disingkat n′t.

2. Simple Future Tense

Tenses ini digunakan untuk menyatakan sesuatu yang akan dilakukan

pada waktu atau masa yang akan datang. Predikat pada tenses ini yaitu kata

kerja bentuk pertama (Verb 1).

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemrosesan Bahasa Alami …erepo.unud.ac.id/16098/3/0808605059-3-BAB_II.pdf ·  · 2016-12-19Setiap kalimat dari bahasa asal ... Aturan kata kerja dalam

13

Rumus:

Subject + will + Verb 1 + Object

Kata-kata yang disingkat pada tenses ini seperti kata will yang disingkat

menjadi ll (′ll), kata will not yang disingkat menjadi won’t.

2.5.2 Bentuk Kata Benda

Kata benda memiliki dua bentuk, yaitu bentuk tunggal (singular) dan

bentuk jamak (plural). Dalam bahasa Inggris, juga dikenal adanya perubahan

bentuk kata benda dari bentuk tunggal ke bentuk jamak. Aturan perubahan

tersebut adalah :

1. Secara umum menambahkan huruf ′s′, contoh book + ′s′ menjadi books.

2. Menambahkan rangkaian ′es′ jika bentuk tunggalnya berakhiran dengan bunyi

desis, seperti ′sh′, ′ch′, ′s′, ′z′, ′x′.

3. Menambahkan ′ies′ jika bentuk tunggalnya berakhiran dengan huruf ′y′ yang

sebelumnya adalah huruf mati.

2.5.3 Jenis Kata

Berikut merupakan kajian jenis kata beserta dengan fungsinya masing-

masing (Phythian, 1995) :

1. Kata Benda (Noun)

Noun atau nomina adalah kata yang digunakan untuk menamai benda atau

orang. Contoh dari noun adalah rabbit, child, man. Untuk nomina yang digunakan

untuk menamai orang disebut dengan proper noun. Seperti contoh Nicholas

Nickleby.

2. Kata Ganti (Pronoun)

Pronoun merupakan kata yang berfungsi sebagai pengganti nomina.

Sebagai contoh dari pronoun yaitu I, She, We, It.

3. Kata Sifat (Adjective)

Adjective merupakan kata yang melukiskan nomina. Contoh dari adjective

yaitu invisible, beautiful, cold.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemrosesan Bahasa Alami …erepo.unud.ac.id/16098/3/0808605059-3-BAB_II.pdf ·  · 2016-12-19Setiap kalimat dari bahasa asal ... Aturan kata kerja dalam

14

4. Kata Kerja (Verb)

Kata yang menunjukkan suatu tindakan atau keadaan. Contoh dari verb

yaitu walk, think, kick.

5. Kata Keterangan (Adverb)

Adverb atau adverbia merupakan kata yang melukiskan verba, adjective.

Contoh dari adverb adalah loudly, weekly.

6. Kata Depan (Preposition)

Kata depan merupakan kata yang menunjukkan hubungan antara nomina

dan bagian-bagian lainnya. Contoh dari kata depan yaitu in, into, from.

7. Kata Sambung (Conjunction)

Kata yang menggabungkan dua kata. Contoh kata sambung adalah and, or,

because, before.

2.6 Tata Bahasa Bali

Bahasa Bali mempunyai sejarah yang panjang, sejak zaman Bali Kuno

sampai sekarang. Sepanjang perkembangan sejarahnya itu bahasa Bali mengalami

banyak perubahan-perubahan dan mendapat banyak pengaruh dari bahasa

Sanskerta maupun Jawa Kuno. Bahkan juga dari bahasa Cina, Inggris, Prancis,

Portugis, dan Arab. Belakangan bahasa Bali mendapatkan banyak pengaruh dari

bahasa Indonesia (Sancaya, 1990).

Bahasa Bali merupakan bahasa yang terbesar dipakai di Bali, secara umum

dan secara garis besar dikatakan memiliki dua dialek yaitu dialek Bali Dataran

dan dialek Baliaga. Selain itu juga bahasa Bali dilihat dari sudut pandang

sosiologi terdapat adanya tingkatan-tingkatan bahasa (level of speech) yang

disebut dengan anggah ungguhing basa. Dalam penelitian ini hanya

menggunakan bahasa Bali Kepara.

2.6.1 Bahasa Bali Kepara

Terdapat beberapa pendapat yang saling berbeda mengenai pengertian

bahasa Bali Kepara ini. Adanya perbedaan tersebut rupanya disebabkan oleh

perbedaan rasa. Dalam bahasa yang keberadaannya banyak ditentukan oleh

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemrosesan Bahasa Alami …erepo.unud.ac.id/16098/3/0808605059-3-BAB_II.pdf ·  · 2016-12-19Setiap kalimat dari bahasa asal ... Aturan kata kerja dalam

15

stratifikasi sosial masyarakat penuturnya, tergantung pada tempat, waktu, dan

manusianya. Halus dan kasarnya suatu bahasa tidak bisa ditentukan secara

obyektif dari keberadaan bahasa tersebut (Sancaya, 1990).

Penggunaan istilah bahasa Bali Kepara sebagai salah satu bagian dari

bahasa Bali sebenarnya masih tetap relevan dan perlu dipertahankan. Hal tersebut

dikarenakan lebih mencerminkan kenyataan bahasa Bali yang masih hidup dan

berkembang dewasa ini. Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan

bahwa bahasa Bali Kepara merupakan bahasa Bali yang dipakai sebagai alat

komunikasi dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di dalamnya tingkatan bahasa

Kasar, bahasa Madia, dan bahasa Alus (Sancaya, 1990).

2.6.2 Pola Dasar Kalimat Bahasa Bali

Dalam bahasa Bali dikenal adanya struktur yang mengikat tata bahasa

Bali, seperti struktur fonologi, morfologi, dan sintaksis. Struktur fonem

berhubungan dengan tata bunyi dalam bahasa Bali, struktur morfologi yaitu

bagian dari tata bahasa yang membahas mengenai seluk-beluk struktur kata serta

pengaruh perubahan struktur kata terhadap jenis kata. Sedangkan stuktur sintaksis

yaitu mencakup bagian yang melingkupi pada tata kalimat (Anom et al, 1993).

Kalimat bahasa Bali memiliki beberapa pola dasar yaitu : (Tinggen, 1993)

1. Subyek – Predikat

Pola dalam kalimat ini merupakan pola kalimat bahasa Bali yang paling

mendasar hanya dengan terdiri dari subyek dan predikat. Dalam predikat dapat

terdiri dari predikat verbal, obyek, maupun kata keterangan.

Contoh : Pianakne lulus

S P

2. Subyek – Predikat – Keterangan

Pola dalam kalimat ini memiliki subyek, predikat, dan keterangan.

Keterangan dalam hal ini dapat berupa obyek atau kata keterangan seperti

keterangan tempat, waktu dan sebagainya.

Contoh : Ia medagang ditu

S P K

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemrosesan Bahasa Alami …erepo.unud.ac.id/16098/3/0808605059-3-BAB_II.pdf ·  · 2016-12-19Setiap kalimat dari bahasa asal ... Aturan kata kerja dalam

16

3. Subyek – Predikat – Pelengkap

Pola dalam kalimat ini memiliki subyek, predikat, dan pelengkap.

Pelengkap dalam hal ini dapat berupa obyek atau kata keterangan seperti

keterangan tempat, waktu dan sebagainya.

Contoh : Ia medagang di peken

S P Pel.

4. Subyek – Predikat – Obyek – Keterangan

Pola dalam kalimat ini memiliki subyek, predikat, obyek, dan keterangan.

Keterangan dalam hal ini dapat seperti keterangan tempat, waktu dan

sebagainya.

Contoh : Ia meli baju di peken

S P O K