bab ii tinjauan pustaka a. konsep teori 1. hipertensirepository.ump.ac.id/4192/3/mochamad ikbal bab...
TRANSCRIPT
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teori
1. Hipertensi
a. Definisi
Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi adalah
peningkatan tensi tidak normal yang terjadi didalam pembuluh darah
arteri yang berlangsung secara terus-menerus. Arteriol-arteriol
berkonstriksi, konstriksi arteriol menyebabkan darah sulit mengalir
Hipertensi menyebabkan bertambahnya beban kerja jantung dan
menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh darah (Udjianti, 2010).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi yaitu naiknya tekanan
diastolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan sistoliknya lebih dari 90
mmHg (Palmer dan Williams, 2010). Hipertensi adalah peningkatan
tekanan darah sistolik dan diastolik dengan konsisten di atas 140/90
mmHg. Diagnosa hipertensi tidak berdasarkan pada peningkatan
tekanan darah yang hanya sekali. Tekanan darah harus di ukur dalam
posisi duduk dan berbaring (Baradero, dkk. 2008).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan
diastolik yang dapat menyebabkan kerusakan organ seperti otak yang
memberikan dampak penyakit stroke, jantung dengan penyakit jantung
koroner, dan ginjal menyebabkan gagal ginjal (Bustan, 2007).
Gambaran Beban Keluarga..., Mochamad Ikbal , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP , 2017
11
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik lebih
dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg (Muttaqin,
2009).
b. Klasifikasi
Kriteria untuk menilai apakah seseorang itu menderita penyakit
hipertensi atau tidak haruslah ada suatu standar nilai ukur dari tensi
atau tekanan darah. berbagai macam klasifikasi hipertensi yang
digunakan di masing-masing negara seperti klasifikasi menurut Joint
National Committee 7 (JNC 7) yang digunakan di negara Amerika
Serikat, klasifikasi menurut Chinese Hypertension Society yang
digunakan di Cina, Klasifikasi menurut European Society of
Hypertension (ESH) yang digunakan negara-negara di Eropa,
Klasifikasi menurut International Society on Hypertension in Blacks
(ISHIB) yang khusus digunakan untuk warga keturunan Afrika yang
tinggal di Amerika.
World Health Organization (WHO) juga membuat klasifikasi
hipertensi. Berdasarkan konsensus yang dihasilkan pada Pertemuan
Ilmiah Nasional Pertama Perhimpunan Hipertensi Indonesia pada
tahun 2007 belum dapat membuat klasifikasi hipertensi sendiri untuk
orang Indonesia. Hal ini dikarenakan data penelitian hipertensi di
Indonesia berskala nasional sangat jarang, karena itu para pakar
hipertensi di Indonesia sepakat untuk menggunakan klasifikasi WHO
dan JNC 7 sebagai klasifikasi hipertensi yang digunakan di Indonesia.
Gambaran Beban Keluarga..., Mochamad Ikbal , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP , 2017
12
JNC telah mengeluarkan guideline terbaru yang dikeluarkan
pada tahun 2013 JNC 8 mengenai tatalaksana hipertensi atau tekanan
darah tinggi. Mengingat bahwa hipertensi merupakan suatu penyakit
kronis yang memerlukan terapi jangka panjang dengan banyak
komplikasi yang mengancam nyawa seperti infark miokard, stroke,
gagal ginjal, hingga kematian jika tidak dideteksi dini dan diterapi
dengan tepat, dirasakan perlu untuk terus menggali strategi tatalaksana
yang efektif dan efisien, dengan begitu, terapi yang dijalankan
diharapkan dapat memberikan dampak maksimal.
Tabel. 2.1 Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC 8
Klasifikasi Tekanan Sistolik
(mmHg)
Tekanan
Diastolik
(mmHg)
Normal
Pre Hipertensi
Stadium I
Stadium II
< 120
120 – 139
140 – 159
≥ 160
< 80
80 – 89
90 – 99
≥ 100
Sumber: National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI), 2013
c. Etiologi Hipertensi
Setiap penyakit pasti ada penyebab yang mendasarinya. Tidak
terkecuali pada kasus hipertensi yang terjadi karena adanya penyebab
yang memicu terkena hipertensi.Faktor penyebab hipertensi dibagi
menjadi 2 yaitu hipertensi esensial atau primer dan hipertensi sekunder
(Udjianti, 2010).
Hipertensi primer adalah peningkatan tekanan darah yang tidak
diketahui penyebabnya. Hipertensi primer dipengaruhi oleh faktor
Gambaran Beban Keluarga..., Mochamad Ikbal , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP , 2017
13
genetik, jenis kelamin, usia, diet, berat badan dan gaya hidup. Pola
makan dengan tinggi garam dan lemak juga merupakan penyebab dari
hipertensi primer. Faktor penyebab dari hipertensi sekunder adalah
peningkatan tekanan darah yang dipengaruhi oleh kondisi fisik atau
menderita penyakit seperti ginjal, jantung dan diabetes mellitus.
Hipertensi sekunder juga dapat dicetuskan oleh faktor penggunaan
kontrasepsi oral, kehamilan, luka bakar dan stres (Udjianti, 2010).
d. Tanda dan gejala
Hipertensi bisa terjadi tanpa ada tanda atau gejala secara
spesifik. Tetapi dapat juga mengalami tanda gejala seperti sakit kepala,
perdarahan hidung, vertigo, mual muntah, perubahan penglihatan,
kesemutan pada kaki dan tangan, sesak nafas, kejang atau koma, dan
sampai nyeri dada (Riyadi, 2011).
Munculnya hipertensi tidak ada tanda gejala yang khusushanya
adanya peningkatan tekanan darah setelah dilakukan pemeriksaan
tensi. Tetapi ada juga tanda dan gejala pada hipertensi yang paling
umum adalah sakit kepala. Keluhan ini yang membuat pasien mencari
pertolongan medis (Cung, 1995 dalam Padila, 2013). Hipertensi timbul
tanda dan gejala pusing, pandangan kabur, sakit kepala, sulit bernapas,
mengantuk, dan kebingungan (Palmer dan Williams, 2010).
e. Patofisiologi
Hipertensi terjadi dimulai dengan adanya gangguan pembuluh
darah perifer yang berlanjut dengan kekakuan pembuluh darah, disertai
Gambaran Beban Keluarga..., Mochamad Ikbal , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP , 2017
14
dengan penyempitaan yang menghambat peredaran darah perifer.
Kekakuan dan penyempitan pembuluh darah ini menambah beban
kerja jantung yang menyebabkan pemompaan jantung meningkat.
Bertambahnya beban berat jantung meningkatkan tekanan darah dalam
sistem sirkulasi (Bustan, 2007).
Mekanisme hipertensi salah satunya karena adanya penyakit
ginjal. Ketika aliran darah ke ginjal menurun, renin dilepaskan oleh
ginjal. Penurunan aliran darah ini mengakibatkan terbentuknya
angiotensin I yang akan berubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II
meningkatkan tekanan darah yang mengakibatkan kontraksi arteriol.
Ada pengaruh ginjal lainnya yaitu pelepasan eritropoetin yang
menyebabkan peningkatan produksi sel darah merah. Pengaruh dari
ginjal tersebut menyebabkan peningkatan volume darah dan tekanan
darah (Muttaqin, 2009).
f. Komplikasi
Penyakit hipertensi bila tidak segera ditangani dengan baik
dapat berdampak buruk bagi kesehatan, karena dapat mempengaruhi
beberapa organ seperti ginjal (gagal ginjal), jantung (jantung koroner),
otak (stroke) dan mata menyebabkan kebutaan (Ballota, 2011).
g. Penatalaksanaan
Terapi dari hipertensi menurut Sustrani (2006) terdiri dari terapi
non farmakologis dan farmakologis seperti penjelasan di bawah ini:
Gambaran Beban Keluarga..., Mochamad Ikbal , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP , 2017
15
1) Terapi non-farmakologis
a) Peningkatan berat badan di usia dewasa sangat berpengaruh
terhadap tekanan darahnya. Oleh karena itu, manajemen berat
badan sangat penting dalam prevalensi dan kontrol hipertensi.
b) Meningkatkan aktifitas fisik
Orang yang aktivitasnya rendah berisiko terkena hipertensi
30-50% daripada yang aktif. Oleh karena itu, aktivitas fisik
antara 30-45 menit sebanyak >3x/hari penting sebagai
pencegahan primer dari hipertensi.
c) Mengurangi asupan natrium
Apabila diet tidak membantu dalam 6 bulan, maka perlu
pemberian obat anti hipertensi oleh dokter.
d) Menurunkan konsumsi kafein dan alkohol
Kafein dapat memacu jantung bekerja lebih cepat, sehingga
mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya.
Sementara konsumsi alkohol lebih dari 2-3 gelas/hari dapat
meningkatkan resiko hipertensi.
2) Terapi farmakologis
Terapi farmakologis yaitu obat antihipertensi seperti
diuretika, terutama jenis thiazide (Thiaz) atau aldosteron antagonis,
beta blocker, calcium chanel blocker atau calcium antagonist,
Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI), Angiotensin II
Receptor Blocker (Sustrani, 2006).
Gambaran Beban Keluarga..., Mochamad Ikbal , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP , 2017
16
2. Lanjut Usia (Lansia)
a. Pengertian
Lansia adalah dimana seseorang di katakan lansia jika
seseorang berumur lebih dari 65 tahun (Efendi, 2009). Usia lanjut
menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4), UU No. 13 Tahun 1998
tentang Kesehatan adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih
dari 60 tahun (Maryam dkk, 2008).
Lanjut usia adalah suatu proses menjadi tua yang terjadi
secara alamiah, terus-menerus dan berkesinambungan yang
selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis dan
biokemis pada jaringan tubuh dan akhirnya fungsi dan
kemampuan badan secara keseluruhan (Tamher, 2009).
b. Klasifikasi lansia
Klasifikasi lansia menurut World Health Organization (WHO)
dalam Nugroho(2008) yang terdiri dari:
1) Usia pertengahan (middle age)
Lansia yang memiliki usia antara 45-59 tahun.
2) Usia lanjut (elderly)
Lansia yang memiliki usia antara 60-74 tahun.
3) Usia lanjut usia (old)
Lansia yang memiliki usia antara 75-90 tahun.
4) Sangat tua (very old)
Lansia yang memiliki usia lebih dari 90 tahun.
Gambaran Beban Keluarga..., Mochamad Ikbal , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP , 2017
17
c. Karakteristik Lansia
Lansia memiliki karakteristik sebagai berikut: berusia lebih dari
60 tahun (sesuai dengan pasal 1 ayat (2) UU No.13 tentang kesehatan),
kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai
sakit, dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi
adaptif hingga kondisi maladaptif, lingkungan tempat tinggal
bervariasi (Maryam dkk, 2008).
Beberapa karakterisktik lansia menurut Bustan (2007) yang
perludiketahui untuk mengetahui keberadaan masalah kesehatan lansia
yaitu:
1) Jenis Kelamin
Lansia lebih banyak wanita dari pada pria.
2) Status Perkawinan
Status pasangan masih lengkap dengan tidak lengkap akan
mempengaruhi keadaan kesehatan lansia baik fisik maupun
psikologi.
3) Living Arrangement
Keadaan pasangan, tinggal sendiri, bersama istri atau suami,
tinggal bersama anak atau keluarga lainnya.
4) Kondisi Kesehatan
Pada kondisi sehat, lansia cenderung untuk melakukan aktivitas
sehari-hari secara mandiri. Sedangkan pada kondisi sakit
Gambaran Beban Keluarga..., Mochamad Ikbal , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP , 2017
18
menyebabkan lansia cenderung dibantu atau tergantung kepada
orang lain dalam melaksanakan aktivitas sehai-hari.
5) Keadaan ekonomi
Pada dasarnya lansia membutuhkan biaya yang tinggi untuk
kelangsungan hidupnya, namun karena lansia tidak produktif lagi
pendapatan lansia menurun sehingga tidak semua kebutuhan lansia
dapat terpenuhi.
d. Tipe Lansia
Beberapa tipe pada lansia bergantung pada karakter,
pengalaman hidup, lingkungan, kodisi fisik, mental, sosial, dan
ekonominya (Maryam dkk, 2008). Tipe tersebut dijabarkan sebagai
berikut:
1) Tipe arif bijaksana
Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan
perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah
hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi
panutan.
2) Tipe mandiri
Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam
mencari pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi
undangan.
3) Tipe tidak puas
Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi
pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik
dan banyak menuntut.
Gambaran Beban Keluarga..., Mochamad Ikbal , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP , 2017
19
4) Tipe pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama,
dan melakukan pekerjaan apa saja.
5) Tipe bingung
Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder,
menyesal, pasif, dan acuh tak acuh.
6) Tipe lain dari lansia adalah tipe optimis, tipe konstruktif, tipe
independen (ketergantungan), tipe defensife (bertahan), tipe militan
dan serius, tipe pemarah/frustasi (kecewa akibat kegagalan dalam
melakukan sesuatu), serta tipe putus asa (benci pada diri sendiri).
e. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia
Lansia akan mengalami perubahan fisik sesuai dengan
tingkatan umur. Adapun perubahan-perubahan fisik menurut
Nugroho (2008) meliputi:
1) Sel
Perubahan yang terjadi pada sel adalah:
a) Lebih sedikit jumlahnya.
b) Lebih besar ukurannya.
c) Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya
cairan intraseluler.
d) Menurunnnya proporsi di otak, otot, ginjal, darah, dan hati.
e) Jumlah sel otak menurun.
Gambaran Beban Keluarga..., Mochamad Ikbal , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP , 2017
20
2) Sistem Persyarafan
Perubahan yang terjadi pada sistem persyarafan adalah:
a) Berat otak menurun 10-20% (pada setiap orang berkurang
sel syaraf otaknya setiap hari).
b) Cepatnya menurun hubungan persyarafan.
c) Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi,
khususnya dengan stres.
d) Mengecilnya syaraf panca indera.
e) Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran,
mengecilnya syaraf pencium dan perasa, lebih sensitif
terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan
terhadap dingin.
f) Kurang sensitif terhadap sentuhan.
3) Sistem pendengaran
Perubahan yang terjadi pada sistem pendengaran adalah:
a) Presbiakusis (gangguan pada pendengaran). Hilangnya
kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam,
terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi,
suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi
pada usia di atas umur 65 tahun.
b) Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis.
c) Terjadinya pengumpulan serumen, dapat mengeras karena
meningkatnya keratin.
Gambaran Beban Keluarga..., Mochamad Ikbal , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP , 2017
21
d) Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang
mengalami ketegangan jiwa/stres.
4) Sistem penglihatan
Perubahan yang terjadi pada sistem penglihatan adalah:
a) Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon
terhadap sinar.
b) Kornea lebih berbentuk sferis (bola).
c) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak,
jelas menyebabkan gangguan penglihatan.
d) Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi
terhadap kegelapan lebih lambat, dan susah melihat dalam
cahaya gelap.
e) Hilangnya daya akomodasi.
f) Menurunnya lapangan pandang: berkurang luas
pandangannya.
g) Menurunnya daya membedakan warna biru atau hijau pada
skala.
5) Sistem kardiovaskuler
Perubahan yang terjadi pada sistem kardiovaskuler adalah:
a) Elastisitas dinding aorta menurun.
b) Katup jantung menebal dan menjadi kaku.
c) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap
tahun sesudah berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan
menurunnya kontraksi dan volumenya.
Gambaran Beban Keluarga..., Mochamad Ikbal , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP , 2017
22
d) Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya
efektivitas pembuluh darah perifer untuk oksigenisasi,
perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri)
dapat menyebabakan tekanan darah menurun menjadi 65
mmHg (mengakibatkan pusing mendadak).
e) Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya
resistansi dari pembuluh darah perifer, sistolik normal
kurang lebih 170 mmHg dan diastolik normal kurang lebih
90 mmHg.
6) Sistem respirasi
Perubahan yang terjadi pada sistem respirasi adalah:
a) Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi
kaku.
b) Menurunnya aktivitas dari silia.
c) Paru-paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat,
menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum
menurun, dan kedalaman bernafas menurun.
d) Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya
berkurang.
e) O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg.
f) CO2 pada arteri tidak berganti.
g) Kemampuan untuk batuk berkurang.
h) Kemampuan pegas, dinding, dada dan kekuatan otot
pernafasan akan menurun seiring dengan pertambahan
usia.
Gambaran Beban Keluarga..., Mochamad Ikbal , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP , 2017
23
7) Sistem gastrointestinal
Perubahan yang terjadi pada sistem gastrointestinal adalah:
a) Kehilangan gigi, penyebab utama adanya periodontal disease
yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain
meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.
b) Indera pengecap menurun, adanya iritasi yang kronis dari
selaput lendir, atropi indera pengecap(80%), hilangnya
sensitifitas dari syaraf pengecap di lidah terutama rasa manis
dan asin, hilangnya sensitifitas dari syaraf pengecap.
c) Esophagus melebar.
d) Lambung rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun), asam
lambung menurun, waktu pengosongan menurun.
e) Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi.
f) Fungsi absorbsi melemah (daya absorbsi terganggu).
g) Liver (hati) makin mengecil dan menurunnya tempat
penyimpanan, berkurangnya aliran darah.
8) Sistem urinaria
Perubahan yang terjadi pada sistem genitourinaria adalah:
a) Ginjal merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme
tubuh, melalui urine darah yang masuk ke ginjal, disaring oleh
satuan (unit) terkecil dari ginjal yang disebut nefron(tepatnya
di glomerulus). Kemudian mengecil dan nefron menjadi atropi,
aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%, fungsi tubulus
berkurang akibatnya berkurangnya kemampuan
mengkonsentrasikan urin.
Gambaran Beban Keluarga..., Mochamad Ikbal , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP , 2017
24
b) Vesikaurinaria (kandung kemih). Otot menjadi lemah,
kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan
frekuensi urine meningkat, vesika urinaria susah dikosongkan
pada pria lanjut usia sehingga mengakibatkan meningkatnya
retensi urine.
c) Pembesaran prostat 75% dialami oleh pria usia di atas 65
tahun.
9) Sistem endokrin
Perubahan yang terjadi pada sistem endokrin adalah:
a) Produksi hampir semua hormon menurun.
b) Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah.
c) Menurunnya aktivitas tiroid, menurunnya Basal Metabolic
Rate (BMR), dan menurunnya daya pertukaran gas.
d) Menurunnya sekresi hormon kelamin misalnya, progesteron,
estrogen dan testoteron.
10) Sistem integument
Perubahan yang terjadi pada sistem integumen adalah
pada lansia kulit akan mengeriput akibat kehilangan jaringan
lemak, dan permukaan kulit kasar dan bersisik karena
kehilangan proses keratinisasi serta perubahan ukuran dan
bentuk-bentuk sel epidermis. Mekanisme proteksi kulit
menurun, ditandai dengan produksi serum menurun dan
gangguan pigmentasi kulit. Kulit kepala dan rambut pada
lansia akan menipis berwarna kelabu, rambut dalam hidung dan
Gambaran Beban Keluarga..., Mochamad Ikbal , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP , 2017
25
telinga menebal. Berkurangnya elastisitas akibat dari
menurunnya cairan dan vaskularisasi.
11) Sistem muskuloskeletal
Perubahan yang terjadi pada sistem muskuloskeletal
adalah pada lansia tulang akan kehilangan densiti (cairan) dan
makin rapuh, terjadi kifosis, pinggang, lutut dan jari-jari
pergelangan terbatas, discus intervertebralis menipis dan
menjadi pendek (tinggi menjadi berkurang), persendian membesar
dan menjadi kaku, tendon mengerut dan mengalami skelerosis.
Terjadi atropi serabut otot (otot-otot serabut mengecil) sehingga
seseorang bergerak menjadi lamban, otot-otot kram dan menjadi
tremor (Nugroho, 2008).
f. Masalah Kesehatan Pada lansia
Lansia adalah seseorang yang karena usianya mengalami
perubahan biologis, fisik, kejiwaan, dan sosial. Perubahan ini akan
memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan, terutama
kesehatannya. Proses menua akan berkaitan dengan proses degeneratif
tubuh dengan segala penyakit terkait. Golongan lansia akan
memberikan masalah kesehatan yang khusus yang memerlukan bentuk
pelayanan kesehatan tersendiri. Kehidupan lansia terisi dengan 40%
masalah kesehatan (Fatimah, 2010).
Penyakit yang sangat erat hubungannya dengan proses menua
atau lansia (Nugroho, 2008), yakni :
Gambaran Beban Keluarga..., Mochamad Ikbal , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP , 2017
26
1) Gangguan sirkulasi darah, misalnya hipertensi, kelainan pembuluh
darah, gangguan pembuluh darah di otak , ginjal, dan lain-lain.
2) Gangguan metabolisme hormonal, misalnya diabetes melitus,
klimakterim, dan ketidakseimbangan tiroid.
3) Gangguan pada persendian, misalnya osteoartritis, gout artritis,
ataupun penyakit kolagen lainnya.
4) Berbagai macam neoplasma.
Timbulnya penyakit tersebut dapat dipercepat atau diperberat
oleh faktor luar, misalnya makanan, kebiasaan hidup yang salah,
infeksi, dan trauma.Sifat penyakit dapat mulai secara perlahan, sering
kali tanpa tanda-tanda atau keluhannya ringan, dan baru diketahui
sesudah keadaannya parah (Nugroho, 2008).
Perjalanan dan penampilan serta sifat penyakit pada lanjut usia
berbeda dengan yang terdapat pada populasi lain. Secara singkat dapat
disimpulkan bahwa penyakit pada lanjut usia sebagai berikut
(Nugroho, 2008):
1) Penyakit bersifat multipatologis/penyakit lebih dari satu
2) Bersifat degeneratif, saling terkait, dan silent
3) Mengenai multi-organ/multisistem
4) Gejala penyakit muncul tidak jelas/tidak khas
5) Penyakit bersifat kronis dan cenderung menimbulkan kecacatan
lama sebelum meninggal
6) Sering terdapat polifarmasi dan iatrogenik
Gambaran Beban Keluarga..., Mochamad Ikbal , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP , 2017
27
7) Biasanya juga mengandung komponen psikologis dan sosial
8) Lanjut usia lebih sensitif terhadap penyakit akut.
g. Patofisiologi Hipertensi pada Lansia
Hipertensi pada usia lanjut adalah hipertensi sistolik terisolasi
(isolated systolic hypertension) dimana terdapat kenaikan tekanan
tekanan darah sistolik disertai penurunan tekanan darah diastolik, yang
disebabkan adanya perubahan di dalam struktur pembuluh darah
utama, yang menjadi kurang elastis dan kaku. Pada kondisi ini
peningkatan tekanan darah sistolik (TDS) disebabkan oleh kekakuan
dinding arteri dan elastisitas aorta yang berkurang. Kekakuan dinding
pembuluh darah menyebabkan penyempitan pembuluh darah, sehingga
aliran darah yang dialirkan ke jaringan dan organ-organ tubuh menjadi
berkurang. Akibatnya terjadi peningkatan tekanan darah sistolik agar
aliran darah ke jaringan dan organ-organ tubuh tetap mencukupi
(Kaplan, 2006).
3. Keluarga
a. Pengertian
Keluarga adalah unit terkecil dari masayarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di
suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan
(Setiadi,2008).
Gambaran Beban Keluarga..., Mochamad Ikbal , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP , 2017
28
b. Struktur Keluarga
Setiadi (2008), struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam,
diantarannya adalah :
1) Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu
disusun melalui jalur garis ayah.
2) Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi di mana hubungan itu
disusun melalui jalur garis ibu.
3) Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama
keluarga sedarah istri.
4) Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama
keluarga sedarah suami.
5) Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembina keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi
bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
c. Tipe Keluarga
Muwarni (2008) mengungkapkan, tipe keluarga dibagi menjadi
dua macam yaitu :
1) Tipe Keluarga Tradisional
a) Keluarga Inti (Nuclear Family) , adalah keluarga yang terdiri
dari ayah, ibu dan anak-anak.
Gambaran Beban Keluarga..., Mochamad Ikbal , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP , 2017
29
b) Keluarga Besar (Extended Family), adalah keluarga inti di
tambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, keponakan,
saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c) Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari
suami dan istri tanpa anak.
d) “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu
orang tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi
ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.
e) “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri
seorang dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa
kemudian tinggal kost untuk bekerja atau kuliah)
2) Tipe Keluarga Non Tradisional
a) The Unmarriedteenege Mather yaitu keluarga yang terdiri dari
orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa
nikah.
b) The Stepparent Family yaitu keluarga dengan orang tua tiri.
c) Commune Family yaitu beberapa pasangan keluarga (dengan
anaknya) yang tidak ada hubungan saudara hidup bersama
dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman
yang sama: sosialisasi anak dengan melelui aktivitas kelompok
atau membesarkan anak bersama.
Gambaran Beban Keluarga..., Mochamad Ikbal , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP , 2017
30
d) The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family yaitu
keluarga yang hidup bersama dan berganti-ganti pasangan
tanpa melalui pernikahan.
e) Gay And Lesbian Family yaitu seseorang yang mempunyai
persamaan sex hidup bersama sebagaimana suami – istri
(marital partners).
f) Cohibiting Couple yaitu orang dewasa yang hidup bersama
diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
g) Group-Marriage Family yaitu beberapa orang dewasa
menggunakan alat-alat rumah tangga bersama yang saling
merasa sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk sexual dan
membesarkan anaknya.
h) Group Network Family yaitu keluarga inti yang dibatasi aturan
atau nilai-nilai, hidup bersama atau berdekatan satu sama
lainnya dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga
bersama, pelayanan dan tanggung jawab membesarkan
anaknya.
i) Foster Family yaitu keluarga menerima anak yang tidak ada
hubungan keluarga atau saudara didalam waktu sementara,
pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan
untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
j) Homeless Family yaitu Keluarga yang terbentuk dan tidak
mempunyai perlindungan yang permanent karena krisis
Gambaran Beban Keluarga..., Mochamad Ikbal , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP , 2017
31
personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau
problem kesehatan mental.
k) Gang yaitu sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-
orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang
mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan
kriminal dalam kehidupannya.
d. Fungsi keluarga
Setiadi (2008), fungsi keluarga adalah beberapa fungsi yang
dapat dijalankan keluarga sebagai berikut :
1) Fungsi Biologis
a) Untuk meneruskan keturunan.
b) Memelihara dan membesarkan anak.
c) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
d) Memelihara dan merawat anggota keluarga.
2) Fungsi Psikologis
a) Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
b) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
c) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
d) Memberikan identitas keluarga.
3) Fungsi sosialisasi
a) Membina sosial pada anak.
b) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
c) Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
Gambaran Beban Keluarga..., Mochamad Ikbal , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP , 2017
32
4) Fungsi Ekonomi
a) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
b) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
c) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di
masa yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak,
jaminan hari tua dan sebagainya.
5) Fungsi pendidikan
a) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,
ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat
dan minat yang dimiliki.
b) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan
datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
c) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat
perkembangannya.
Menurut Effendy (1998) dalam Setiadi (2008) dari berbagai
fungsi diatas ada 3 fungsi pokok keluarga terhadap anggota
keluarganya, adalah :
1) Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman,
kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan
mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
2) Asuh adalah memenuhi kebutuhan pemeliharaan dan perawatan
anak agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan
Gambaran Beban Keluarga..., Mochamad Ikbal , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP , 2017
33
menjadikan mereka anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosila
dan spiritual.
3) Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap
menjadi manusia dewasa yang mendiri dalam mempersiapkan
masa depannya.
Menurut Setiadi (2008), etiologi dalam asuhan keperawatan
keluarga, adalah :
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.
2) Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan mengenai
masalah kesehatan yang tepat.
3) Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
sakit.
4) Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan yang
sehat.
5) Ketidakmampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas kesehatan
yang ada.
e. Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan
Menurut Murwani (2008) yaitu:
1) Mengenal masalah kesehatan.
2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
4) Mempertahankan/menciptakan suasana rumah sehat.
5) Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas
kesehatan masyarakat.
Gambaran Beban Keluarga..., Mochamad Ikbal , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP , 2017
34
4. Beban Keluarga
a. Pengertian
Keluarga adalah kumpulan dua atau lebih individu yang saling
tergantung satu sama lainnya untuk emosi, fisik, dukungan emosional.
Keluarga menghadapi situasi penuh stres dan ketergantungan karena
memiliki anggota keluarga yang mengalami penyakit kronis. Situasi
penuh stres ini memperberat dengan tuntutan ekonomi akan perawatan
anggota yang mengalami penyakit kronis tersebut dalam jangka waktu
yang tidak singkat dalam perawatannya, kesabaran tinggi dalam
menghadapi emosi, kekhawatiran akan perilaku maladatif dan masa
depannya. Situasi- situasi tersebut menimbulkan beban keluarga yang
tidak ringan, jika tidak mendapatkan intervensi secara optimal dapat
mengantarkan keluarga ke dalam krisis psikologis (Achjar, 2010).
Beban keluarga adalah tingkat pengalaman distres keluarga
sebagai efek dari kondisi anggota keluarganya. Kondisi ini dapat
menyebabkan meningkatnya stres emosional dan ekonomi keluarga
adalah tingkat pengalaman distres keluarga sebagai efek dari kondisi
anggota keluarganya (Fontaine, 2009, dalam Nuraenah, 2012).
b. Jenis Beban Keluarga
Jenis beban keluarga menurut Fontaine (2009) dalam Ngadiran
(2010) ada tiga, yaitu:
1) Beban Obyektif
Beban obyektif merupakan beban dan hambatan yang dijumpai
dalam kehidupan suatu keluarga yang berhubungan dangan
Gambaran Beban Keluarga..., Mochamad Ikbal , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP , 2017
35
pelaksanaan merawat salah satu anggota keluarga yang menderita.
Beban obyektif berupa kesulitan finansial untuk merawat dan
pengobatan, tempat tinggal, makan, dan transportasi.
2) Beban Subyektif
Beban subyektif merupakan beban yang berupa distres emosional
yang dialami anggota keluarga yang berkaitan dengan tugas
merawat anggota keluarga yang menderita. Beban subyektif berupa
ansietas akan masa depan, sedih, frustasi, merasa bersalah, kesal,
dan bosan.
3) Beban Iatrogenik
Beban iatrogenik merupakan beban yang disebabkan karena tidak
berfungsinya sistem pelayanan kesehatan yang dapat
mengakibatkan intervensi dan rehabilitas tidak berjalan sesuai
fungsinya, termasuk dalam beban ini berupa sistem rujukan dan
program pendidikan kesehatan.
WHO (2008) dalam Ngadiran (2010) mengkategorikan beban
keluarga kedalam dua jenis, yaitu:
1) Beban Obyektif
Beban obyektif merupakan beban yang berhubungan dengan
masalah dan pengalaman anggota keluarga, terbatasnya hubungan
sosial dan aktivitas kerja, kesulitan finansial dan dampak negatif
terhadap kesehatan fisik anggota keluarga.
2) Beban Subyektif
Beban subyektif merupakan beban yang berhubungan dengan
reaksi psikologis anggota keluarga meliputi perasaan kehilangan,
Gambaran Beban Keluarga..., Mochamad Ikbal , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP , 2017
36
kesedihan, kecemasan dan malu dalam situasional, koping, stress
terhadap gangguan perilaku dan frustasi yang disebabkan karena
perubahan hubungan.
c. Beban Keluarga yang Mempunyai keluarga dengan Hipertensi
Disabilitas satu anggota kelurga secara signifikan
mempengaruhi keluarga dan fungsinya, sebagaimana perilaku keluarga
dan anggota keluarga secara stimulan mempengaruhi perjalanan dan
karakteristik disabilitas. Bertambahnya stres keluarga yang diciptakan
oleh rendahnya fungsi keluarga, sementara tugas perkembangan
keluarga menjadi terganggu atau terhambat. Keluarga menghadapi
situasi krisis dan ketegangan karena memiliki anggota keluarga yang
mengalami hipertensi, situasi krisis diperberat dengan tuntutan
ekonomi dan perawatan anggota keluarga yang mengalami hipertensi
tersebut dalam jangka waktu yang tidak singkat dalam perawatan,
pengobatan, mengatur pola makan, mengatur pola aktivitas, kesabaran
tinggi dalam menghadapi emosi, kekhawatiran akan keadaan masa
depannya, situasi tersebut menimbulkan beban keluarga yang tidak
ringan, jika tidak dapat mendapatkan intervensi secara optimal dapat
mengantarkan keluarga ke dalam krisis psikologis (Achjar, 2010)
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi beban keluarga
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi beban keluarga
antara lain:
1) Perjalanan penyakit
Hipertensi pada usia lanjut disebabkan adanya perubahan di dalam
struktur pembuluh darah utama, yang menjadi kurang elastis dan
kaku. Akibatnya terjadi peningkatan tekanan darah sistolik agar
Gambaran Beban Keluarga..., Mochamad Ikbal , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP , 2017
37
aliran darah ke jaringan dan organ-organ tubuh tetap mencukupi
(Kaplan, 2006). Lansia sering mangalami ketidakmampuan seperti
merawat diri, berinteraksi sosial, sehingga sangat bergantung
kepada keluarga yang akan menjadi beban baik subyektif maupun
obyektif (Nuraenah, 2012).
2) Stigma
Golongan lansia akan memberikan masalah kesehatan yang khusus
yang memerlukan bentuk pelayanan kesehatan tersendiri.
Kehidupan lansia terisi dengan 40% masalah kesehatan (Fatimah,
2010).
Pengertian stigma menurut Goffman (2003 dalam Gilang, 2016)
merupakan tanda atau tanda yang dibuat pada tubuh seseorang
untuk diperlihatkan dan menginformasikan kepada masyarakat
bahwa orang-orang yang mempunyai tanda tersebut merupakan
seorang budak, kriminal, atau seorang penghianat serta suatu
ungkapan atas ketidakwajaran dan keburukan status moral yang
dimiliki oleh seseorang. Jadi stigma ini mengacu kepada atribut
yang memperburuk citra seseorang.
3) Pelayanan kesehatan
Fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat proses degeneratif
(penuaan) sehingga penyakit tidak menular banyak muncul pada
usia lanjut. Selain itu masalah degeneratif menurunkan daya tahan
tubuh sehingga rentan terkena infeksi penyakit menular. Faktor
yang juga mempengaruhi kondisi fisik dan daya tahan tubuh lansia
Gambaran Beban Keluarga..., Mochamad Ikbal , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP , 2017
38
adalah pola hidup yang dijalaninya sejak usia balita. Pola hidup
yang kurang sehat berdampak pada penurunan daya tahan tubuh,
masalah umum yang dialami adalah rentannya terhadap berbagai
penyakit. Pelayanan kesehatan pada lanjut usia berupa
kesejahteraan sosial dan jaminan sosial, peningkatan sistem
pelayanan kesehatan, penguatan dukungan keluarga dan
masyarakat, peningkatan kualitas hidup lanjut usia, dan
peningkatan sarana dan fasilitas khusus bagi lanjut usia (Kemenkes
RI, 2013).
4) Pengetahuan terhadap penyakit
Pengetahuan keluarga tentang hipertensi dan cara perawatannya
sangat mempengaruhi proses fikir keluarga. Keluarga yang
mempunyai pengetahuan kurangtentang cara merawat lansia
berpeluang mengalamibeban tinggi dalam merawat lansia.
Kemampuan kognitif merupakan sifat mental dan karakteristik
individu yang dihubungkan dengan kemampuan yang dibutuhkan
untuk berpikir dan persepsi, antaralain seperti inteligensia,
pengetahuan, pemahaman, kemampuan beradaptasi, dan
kemampuan dalammengontrol diri. Pengetahuan, kesadaran,
pemahaman, informasi spesifik tentang sesuatu didapat melalui
pendidikan dan pengalaman merupakan sumber kognitif khas.
Pengetahuan menimbulkan kesadaran yang akhirnya menyebabkan
orang berperilaku sesuai pengetahuan yang dimiliki (Nuraenah,
2012).
Gambaran Beban Keluarga..., Mochamad Ikbal , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP , 2017
39
5) Ekspresi emosi
Emosi keluarga berkaitan dengan pengetahuan menyebabkan
emosi tinggi karena merasa terbebani dengan perilaku klien.
Tingginya angka kekambuhan tersebut akan meningkatkan
ketidakmampuan penderita yang menyebabkan beban bagi
keluarga (Nuraenah, 2012).
6) Ekonomi
Faktor ekonomi merupakan salah satu faktor yang paling penting
dalam penilaian beban keluarga. Oleh karena itu, apabila keluarga
tidak memiliki sumber dana yang cukup atau jaminan kesehatan,
maka hal ini akan menjadi beban yang berat bagi keluarga
(Nuraenah, 2012).
Gambaran Beban Keluarga..., Mochamad Ikbal , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP , 2017
40
B. Kerangka Teori
LANSIA Perubahan fisik pada lansia:
1. Sel
2. Sistem Persyarafan
3. Sistem pendengaran
4. Sistem penglihatan
5. Sistem kardiovaskuler
6. Sistem respirasi
7. Sistem gastrointestinal
8. Sistem urinaria
9. Sistem endokrin
10. Sistem integument
11. Sistem muskuloskeletal
Masalah kesehatan
pada lansia:
1. Gangguan
sirkulasi darah
2. Gangguan
metabolisme
hormonal
3. Gangguan pada
persendian
4. Berbagai macam
neoplasma.
Hipertensi pada lansia
(Isolated Systolic Hypertension)
BEBAN KELUARGA
Faktor yang mempengaruhi
beban keluarga:
1. Perjalanan penyakit
2. Stigma
3. Pelayanan kesehatan
4. Pengetahuan terhadap
penyakit
5. Ekspresi emosi
6. Ekonomi
Beban
Obyektif
Beban
Subyektif
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber: Kaplan (2010), Nugroho (2008), Udjianti (2010), Nuraenah (2012)
Gambaran Beban Keluarga..., Mochamad Ikbal , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP , 2017
41
C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan dasar pemikiran yang memberikan
penjelasan tentang dugaan yang tercantum dalam hipotesa (Saryono, 2010).
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Merawat Lansia
Hipertensi
Variabel Tunggal
Beban Keluarga
Gambaran Beban Keluarga..., Mochamad Ikbal , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP , 2017