bab ii tinjauan pustaka a. nyeri persalinan nyeri 1.1...

31
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Persalinan Nyeri 1.1. Definisi nyeri Secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun berat. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007). Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya kerusakan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan. Sedangkan menurut (Smeltzer & Bare, 2001), nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual dan potensial, disamping itu nyeri adalah apapun yang menyakitkan tubuh yang dikatakan individu yang mengalaminya, yang ada kapanpun individu mengatakannya potensial. Kozier (2004), menambahkan nyeri adalah sensasi yang tidak menyenangkan dan sangat individual yang tidak dapat di ungkapkan kepada orang lain. 1.2. Fisiologi Nyeri Menurut Torrance & Serginson (1997), ada tiga jenis sel saraf dalam proses penghantaran nyeri yaitu sel syaraf aferen atau neuron sensori, serabut konektor atau interneuron dan sel saraf eferen atau neuron motorik. Sel-sel syaraf ini mempunyai reseptor pada ujungnya yang menyebabkan impuls nyeri dihantarkan ke sum-sum tulang belakang dan otak. Reseptor-reseptor ini sangat khusus dan memulai impuls yang merespon perubahan fisik dan kimia tubuh. Reseptor- reseptor yang berespon terhadap stimulus nyeri disebut nosiseptor.

Upload: lethu

Post on 02-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Persalinan Nyeri 1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-eniandriya... · melepaskan endorfin (Potter, 2005). 1.4. Klasifikasi

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Nyeri Persalinan

Nyeri

1.1. Definisi nyeri

Secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik

ringan maupun berat. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang

mempengaruhi seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang

pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007). Menurut International

Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah pengalaman

perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya

kerusakan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi

terjadinya kerusakan. Sedangkan menurut (Smeltzer & Bare, 2001),

nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak

menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual dan

potensial, disamping itu nyeri adalah apapun yang menyakitkan tubuh

yang dikatakan individu yang mengalaminya, yang ada kapanpun

individu mengatakannya potensial. Kozier (2004), menambahkan

nyeri adalah sensasi yang tidak menyenangkan dan sangat individual

yang tidak dapat di ungkapkan kepada orang lain.

1.2. Fisiologi Nyeri

Menurut Torrance & Serginson (1997), ada tiga jenis sel saraf

dalam proses penghantaran nyeri yaitu sel syaraf aferen atau neuron

sensori, serabut konektor atau interneuron dan sel saraf eferen atau

neuron motorik. Sel-sel syaraf ini mempunyai reseptor pada ujungnya

yang menyebabkan impuls nyeri dihantarkan ke sum-sum tulang

belakang dan otak. Reseptor-reseptor ini sangat khusus dan memulai

impuls yang merespon perubahan fisik dan kimia tubuh. Reseptor-

reseptor yang berespon terhadap stimulus nyeri disebut nosiseptor.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Persalinan Nyeri 1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-eniandriya... · melepaskan endorfin (Potter, 2005). 1.4. Klasifikasi

8

Stimulus pada jaringan akan merangsang nosiseptor melepaskan zat-

zat kimia, yang terdiri dari prostaglandin, histamin, bradikinin,

leukotrien, substansi p, dan enzim proteolitik. Zat-zat kimia ini akan

mensensitasi ujung syaraf dan menyampaikan impuls ke otak

(Torrance & Serginson, 1997).

Menurut Smeltzer & Bare (2002) kornu dorsalis dari medula

spinalis dapat dianggap sebagai tempat memproses sensori. Serabut

perifer berakhir disini dan serabut traktus sensori asenden berawal

disini. Juga terdapat interkoneksi antara sistem neural desenden dan

traktus sensori asenden. Traktus asenden berakhir pada otak bagian

bawah dan bagian tengah dan impuls-impuls dipancarkan ke korteks

serebri. Agar nyeri dapat diserap secara sadar, neuron pada sistem

asenden harus diaktifkan. Aktivasi terjadi sebagai akibat input dari

reseptor nyeri yang terletak dalam kulit dan organ internal. Terdapat

interkoneksi neuron dalam kornu dorsalis yang ketika diaktifkan,

menghambat atau memutuskan taransmisi informasi yang

menyakitkan atau yang menstimulasi nyeri dalam jaras asenden.

Seringkali area ini disebut “gerbang”. Kecendrungan alamiah gerbang

adalah membiarkan semua input yang menyakitkan dari perifer untuk

mengaktifkan jaras asenden dan mengaktifkan nyeri. Namun

demikian, jika kecendrungan ini berlalu tanpa perlawanan, akibatnya

sistem yang ada akan menutup gerbang. Stimulasi dari neuron

inhibitor sistem assenden menutup gerbang untuk input nyeri dan

mencegah transmisi sensasi nyeri (Smeltzer & Bare, 2002).

Teori gerbang kendali nyeri merupakan proses dimana terjadi

interaksi antara stimulus nyeri dan sensasi lain dan stimulasi serabut

yang mengirim sensasi tidak nyeri memblok transmisi impuls nyeri

melalui sirkuit gerbang penghambat. Sel-sel inhibitor dalam kornu

dorsalis medula spinalis mengandung eukafalin yang menghambat

transmisi nyeri (Wall, 1978 dikutip dari Smeltzer & Bare, 2002).

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Persalinan Nyeri 1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-eniandriya... · melepaskan endorfin (Potter, 2005). 1.4. Klasifikasi

9

1.3. Teori Pengontrolan nyeri (Gate control theory)Terdapat berbagai teori yang berusaha menggambarkan

bagaimana nosireseptor dapat menghasilkan rangsang nyeri. Sampai

saat ini dikenal berbagai teori yang mencoba menjelaskan bagaimana

nyeri dapat timbul, namun teori gerbang kendali nyeri dianggap paling

relevan (Tamsuri, 2007).

Teori gate control dari Melzack dan Wall (1965) mengusulkan

bahwa impuls nyeri dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme

pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat. Teori ini mengatakan

bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan

impuls dihambat saat sebuah pertahanan tertutup. Upaya menutup

pertahanan tersebut merupakan dasar teori menghilangkan nyeri.

Suatu keseimbangan aktivitas dari neuron sensori dan serabut

kontrol desenden dari otak mengatur proses pertahanan. Neuron delta-

A dan C melepaskan substansi C melepaskan substansi P untuk

mentranmisi impuls melalui mekanisme pertahanan. Selain itu,

terdapat mekanoreseptor, neuron beta-A yang lebih tebal, yang lebih

cepat yang melepaskan neurotransmiter penghambat. Apabila

masukan yang dominan berasal dari serabut beta-A, maka akan

menutup mekanisme pertahanan. Diyakini mekanisme penutupan ini

dapat terlihat saat seorang perawat menggosok punggung klien dengan

lembut. Pesan yang dihasilkan akan menstimulasi mekanoreseptor,

apabila masukan yang dominan berasal dari serabut delta A dan

serabut C, maka akan membuka pertahanan tersebut dan klien

mempersepsikan sensasi nyeri. Bahkan jika impuls nyeri dihantarkan

ke otak, terdapat pusat kortek yang lebih tinggi di otak yang

memodifikasi nyeri. Alur saraf desenden melepaskan opiat endogen,

seperti endorfin dan dinorfin, suatu pembunuh nyeri alami yang

berasal dari tubuh. Neuromedulator ini menutup mekanisme

pertahanan dengan menghambat pelepasan substansi P. tehnik

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Persalinan Nyeri 1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-eniandriya... · melepaskan endorfin (Potter, 2005). 1.4. Klasifikasi

10

distraksi, konseling dan pemberian plasebo merupakan upaya untuk

melepaskan endorfin (Potter, 2005).

1.4. Klasifikasi Nyeri1.4.1. Berdasarkan Lokasi / Letak

a. Cutaneus / superfisial

yaitu nyeri yang mengenai kulit/ jaringan subkutan.

Biasanya terasa sebagai sensasi yang tajam.

Contoh: Terkena ujung pisau atau gunting, jarum suntik.

b. Deep somatic / nyeri dalam

yaitu nyeri yang muncul dari ligament, pembuluh darah,

tendon dan syaraf, nyeri menyebar & lebih lama daripada

cutaneus.

Contoh: Sensasi pukul, sensasi terbakar misalnya ulkus

lambung.

c. Nyeri Alih

merupakan fenomena umum dalam nyeri viseral karena

banyak organ tidak memiliki reseptor, biasanya nyeri terasa

di bagian tubuh yang terpisah dari sumber nyeri dan dapat

terasa dengan berbagai karakteristik.

Contoh : Infark miokard yang menyebabkan nyeri alih ke

rahang, lengan kiri, dan bahu kiri, batu empedu

yang dapat mengalihkan nyeri ke selangkangan.

d. Radiasi

Sensasi nyeri meluas dari tempat awal cedera ke bagian

tubuh yang lain. Biasanya nyeri terasa seakan menyebatr ke

bagian tubuh bawah atau sepanjang bagian tubuh. Nyeri

dapat menjadi intermitten atau konstan.

Contoh : Nyeri punggung bagian bawah akibat diskus

intravetebral yang ruptur disertai nyeri yang

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Persalinan Nyeri 1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-eniandriya... · melepaskan endorfin (Potter, 2005). 1.4. Klasifikasi

11

meradiasi sepanjag tungkai dari iritasi saraf

skiatik

1.4.2. Berdasarkan penyebabnya

a. Fisik : Bisa terjadi karena stimulus fisik (contoh: fraktur

femur).

b. Psycogenic

Terjadi karena sebab yang kurang jelas/susah

diidentifikasi, bersumber dari emosi/psikis dan biasanya

tidak disadari. (contoh: orang yang marah-marah, tiba-

tiba merasa nyeri pada dadanya), Biasanya nyeri terjadi

karena perpaduan 2 sebab tersebut.

1.4.3 Berdasarkan lama/durasinya

Menurut Smeltzer (2001), nyeri diklasifikasikan

berdasarkan durasinya yaitu:

a. Nyeri akut

Nyeri akut merupakan kumpulan pengalaman

yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan

sensori, persepsi dan emosi serta berkaitan dengan

respon autonomi psikologi dan perilaku. Nyeri akut

merupakan peristiwa yang baru, tiba-tiba dan durasinya

singkat. Disamping itu nyeri ini dapat di identifikasi, rasa

nyerinya dapat berkurang atau hilang, sifatnya jelas dan

mungkin sekali untuk berakhir atau hilang dalam batas

nyeri sedang sampai berat , dan durasinya kurang dari 6

bulan. Contoh aktual nyeri akut adalah nyeri pasca

bedah, nyeri akibat prosedur pengobatan atau trauma dan

nyeri oleh karena adanya penyakit yang bersifat aktual.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Persalinan Nyeri 1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-eniandriya... · melepaskan endorfin (Potter, 2005). 1.4. Klasifikasi

12

b. Nyeri kronik

Nyeri kronik adalah situasi atau keadaan

pengalaman nyeri yag menetap atau kontinyu selama

beberapa bulan atau tahu setelah fase penyembuhan dari

suatu penyakit atau injuri.karakteristiknya adalah nyeri

dalam skala berat, dan intensitas nyeri sukar diturunkan.

1.5. Faktor yang mempengaruhi respon nyeria. Usia

Usia merupakan variabel penting yang mempengaruhi nyeri,

khususnya pada anak-anak dan lansia. Perbedaan perkembangan,

yang ditemukan diantara kelompok usia ini dapat mempengaruhi

bagaimana anak-anak dan lansia bereaksi terhadap nyeri. Anak

belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat harus

mengkaji respon nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang

melaporkan nyeri jika sudah patologis dan mengalami kerusakan

fungsi. Pada lansia cenderung memendam nyeri yang dialami,

karena mereka menganggap nyeri adalah hal alamiah yang harus

dijalani dan mereka takut kalau mengalami penyakit berat atau

meninggal jika nyeri diperiksakan (Smeltzer & Bare, 2002).

b. Jenis kelaminGill (1990) mengungkapkan laki-laki dan wanita tidak

berbeda secara signifikan dalam merespon nyeri, justru lebih

dipengaruhi faktor budaya (contoh: tidak pantas kalau laki-laki

mengeluh nyeri, sedangkan wanita boleh mengeluh nyeri dalam

situasi yang sama) (Smeltzer & Bare, 2002).

c. KulturMengenali nilai-nilai budaya yang memiliki seseorang dan

memahami mengapa nilai-nilai ini berbeda dari nilai-nilai

kebudayaan lainnya membantu untuk menghindari mengevaluasi

perilaku pasien berdasarkan harapan dan nilai budaya seseorang.

Perawat yang mengetahui perbedaan budaya akan mempunyai

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Persalinan Nyeri 1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-eniandriya... · melepaskan endorfin (Potter, 2005). 1.4. Klasifikasi

13

pemahaman yang lebih besar tentang nyeri pasien dan akan lebih

akurat dalam mengkaji nyeri dan respon-respon perilaku terhadap

nyeri juga efektif dalam menghilangkan nyeri pasien (Smeltzer&

Bare, 200).

d. AnsietasMeskipun pada umumnya diyakini bahwa ansietas akan

meningkatkan nyeri, mungkin tidak seluruhnya benar dalam semua

keadaaan. Riset tidak memperlihatkan suatu hubungan yang

konsisten antara ansietas dan nyeri juga tidak memperlihatkan

bahwa pelatihan pengurangan stres praoperatif menurunkan nyeri

saat pascaoperatif. Namun, ansietas yang relevan atau berhubungan

dengan nyeri dapat meningkatkan persepsi pasien terhadap nyeri.

Ansietas yang tidak berhubungan dengan nyeri dapat mendistraksi

pasien dan secara aktual dapat menurunkan persepsi nyeri. Secara

umum, cara yang efektif untuk menghilangkan nyeri adalah dengan

mengarahkan pengobatan nyeri ketimbang ansietas (Smeltzer &

Bare, 2002).

e. Efek plaseboEfek plasebo terjadi ketika seseorang berespon terhadap

pengobatan atau tindakan lain karena sesuatu harapan bahwa

pengobatan tersebut benar benar bekerja. Menerima pengobatan

atau tindakan saja sudah merupakan efek positif. Harapan positif

pasien tentang pengobatan dapat meningkatkan keefektifan

medikasi atau intervensi lainnya. Seringkali makin banyak petunjuk

yang diterima pasien tentang keefektifan intervensi, makin efektif

intervensi tersebut nantinya. Individu yang diberitahu bahwa suatu

medikasi diperkirakan dapat meredakan nyeri hampir pasti akan

mengalami peredaan nyeri dibanding dengan pasien yang

diberitahu bahwa medikasi yang didapatnya tidak mempunyai efek

apapun. Hubungan pasien –perawat yang positif dapat juga menjadi

peran yang amat penting dalam meningkatkan efek plasebo

(Smeltzer & Bare, 2002).

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Persalinan Nyeri 1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-eniandriya... · melepaskan endorfin (Potter, 2005). 1.4. Klasifikasi

14

f. Pengalaman masa laluSeringkali individu yang lebih berpengalaman dengan nyeri

yang dialaminya, makin takut individu tersebut terhadap peristiwa

menyakitkan yang akan diakibatkan. Individu ini mungkin akan

lebih sedikit mentoleransi nyeri, akibatnya ia ingin nyerinya segera

reda sebelum nyeri tersebut menjadi lebih parah. Reaksi ini hampir

pasti terjadi jika individu tersebut mengetahui ketakutan dapat

meningkatkan nyeri dan pengobatan yang tidak adekuat. Efek yang

tidak diinginkan yang diakibatkan dari pengalaman sebelumnya

menunjukkan pentingnya perawat untuk waspada terhadap

pengalaman masa lalu pasien dengan nyeri. Jika nyerinya teratasi

dengan tepat dan adekuat, individu mungkin lebih sedikit ketakutan

terhadap nyeri dimasa mendatang dan mampu mentoleransi nyeri

dengan baik (Smeltzer & Bare, 2002).

g. Pola kopingPola koping adaptif akan mempermudah seseorang mengatasi

nyeri dan sebaliknya pola koping yang maladaptive akan

menyulitkan seseorang mengatasi nyeri (Smeltzer & Bare, 2002).

h. Support keluarga dan sosialIndividu yang mengalami nyeri seringkali bergantung kepada

anggota keluarga atau teman dekat untuk memperoleh dukungan

dan perlindungan. Walaupun nyeri tetap klien rasakan, kehadiran

orang yang di cintai akan meminimalkan kesepian dan ketakutan

(Smeltzer & Bare, 2002).

Nyeri Persalinan

2.1 Pengertian

Nyeri adalah bagian integral dari persalinan dan melahirkan

(Melzack, 1984) di kutip oleh mander (2003). Persalinan adalah suatu

proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri), yang dapat hidup

dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Wiknjosastro, 2005).

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Persalinan Nyeri 1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-eniandriya... · melepaskan endorfin (Potter, 2005). 1.4. Klasifikasi

15

Sedangkan menurut (Varney, 2002), Persalinan adalah rangkaian

proses fisiologis yang berakhir denagn pengeluaran hasil konsepsi

oleh ibu. Proses yang fisiologis pada umumnya dimulai dengan

adanya kontraksi yang ditandai dengan perubahan progresif pada

servik, dan diakhiri dengan kelahiran plasenta.

Nyeri persalinan disebabkan adanya regangan segmen bawah

rahim, Farer (2001). Intensitas nyeri sebanding dengan kekuatan

kontraksi dan tekanan yang terjadi, nyeri bertambah ketika mulut

rahim dalam dilatasi penuh akibat tekanan bayi terhadap struktur

panggul diikuti regangan dan perobekan jalan lahir. Nyeri persalinan

unik dan berbeda pada setiap individu karena nyeri tidak hanya

dikaitkan dengan kondisi fisik semata, tetapi berkaitan juga dengan

kondisi psikologis ibu pada saat persalinan

2.2 Tanda-tanda Persalinan

Tanda-tanda inpartu menurut Wiknjosastro (2005) adalah sebagai

berikut:

a. Rasa sakit oleh adanya His yang datang lebih kuat, sering dan

teratur.

b. Keluar lendir dan bercampur darah (show) yang lebih banyak

karena robekan-robekan kecil pada serviks.

c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.

d. Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan pembukan telah

ada.

2.3 Proses Persalinan

Persalinan dapat dibagi menjadi 4 kala menurut (Wiknjosastro, 2005).

2.3.1 Kala I

Klinis dapat dinyatakan partus dimulai bila timbul his dan

wanita tersebut mengeluarkan lendir yang bersemu darah

(bloody show). Lendir yang bersemu darah ini berasal dari

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Persalinan Nyeri 1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-eniandriya... · melepaskan endorfin (Potter, 2005). 1.4. Klasifikasi

16

lendir kanalis servikalis karena serviks mulai membuka atau

mendatar. Sedangkan darah berasal dari pembuluh-pembuluh

kapiler yang berada disekitar kanalis servikalis itu pecah karena

pergeseran-pergeseran ketika seevikas membuka.

Proses membukanya srviks sebagai akibar his dibagi dalam 2

fase:

a. Fase Laten : Berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi

sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter

3 cm.

b. Fase Aktif : dibagi dalam 3 fase lagi, yakni:

1) Fase akselerasi.

Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm.

2) Fase dilatasi maksimal.

Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat

cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.

3) Fase deselarasi pembukaan menjadi lambat kembali.

Dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9cm menjadi

lengkap.

2.3.2 Kala II

Kala II adalah kala pengeluaran. Dimulai dari pembukaan

lengkap sampai lahirnya bayi. His menjadi lebih kuat dan lebih

cepat, yaitu 2-3 menit sekali karena kepala janin sudah masuk

keruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-

otot dasar panggul, yang secara refleksoris menimbulkan rasa

mengejan.

Perawatan selama kala II :

Pada saat ini, ibu dibantu agar berada dalam posisi yang

nyaman baginya, denyut nadi diperiksa setiap 15 menit. Denyut

jantung janin diperiksa antara tiap kontraksi atau his. Wajah dan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Persalinan Nyeri 1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-eniandriya... · melepaskan endorfin (Potter, 2005). 1.4. Klasifikasi

17

leher ibu diusap dengan handuk basah, kandung kemih

dikosongkan dan kemajuan persalinan diamati.

2.3.3 Kala III atau Kala Uri

Dimulai dari lahirnya bayi sampai lahirnya placenta.

Placenta biasanya lepas dalam 6-15 menit setelah bayi lahir.

Pengeluaran placenta disertai pengeluaran darah.

2.3.4 Kala IV

Dimulai dari keluarnya placenta sampai 1-4 jam atau

sampai tanda-tanda vital ibu stabil.

2.4 Penyebab Nyeri Persalinan

Rasa nyeri saat persalinan merupakan hal yang normal terjadi.

Penyebabnya meliputi faktor fisiologis dan psikis (Hartanti, 2005).

a. Faktor fisiologis

Faktor psikologis yang dimaksud adalah kontraksi. Gerakan

otot ini menimbulkanrasa nyeri karena saat itu otot-otot rahim

memanjang dan kemudian memendek. Serviks juga akan melunak,

menipis dan mendatar, kemudian tertarik. Saat itulah kepala janin

menekan mulut rahim dan membukannya. Jadi, kontraksi

merupakan bagian dari upaya membuka jalan lahir.

Intensitas rasa nyeri dari pembukaan satu sampai

pembukaan sepuluh akan bertambah tinggi san semakin sering

sebanding dengan kekuatan kontraksi dan tekanan bayi terhadap

struktur panggul, diikuti regangan bahkan perobekan jalan lahir

bagian bawah. dari tak ada pembukaan sampai pada pembukaan 2

bisa berlangsung sekitar 8 jam. Rasa sakit pada pembukaan 3 cm

sampai selanjutnya rata-rata 0,5-1cm perjam.

Maka lama dan frekuensi nyeri makin sering dan makin

bertambah kuat sampai mendekati proses persalinan.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Persalinan Nyeri 1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-eniandriya... · melepaskan endorfin (Potter, 2005). 1.4. Klasifikasi

18

b. Faktor Psikis

Rasa takut dan cemas yang berlebihan akan mempengaruhi

rasa nyeri. Setiap ibu mempunyai versi sendiri-sendiri tentang nyeri

persalinan, karena ambang batas rangang nyeri setiap orang

berlainan dan subyektif sekali. Ada yang merasa tidak sakit hanya

perutnya yang terasa kencang. Adapula yang merasa tidak tahan

mengalami rasa nyeri. Beragam respon itu merupakan suatu

mekanisme proteksi diri dari rasa nyeri yang dirasakan.

2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri Persalinan

2.5.1 Faktor Internal

a. Pengalaman dan pengetahuan tentang nyeri

Pengalaman sebelumnya seperti persalinan terdahulu akan

membantu ibu dalam mengatasi nyeri, karena ibu telah

memiliki koping terhadap nyeri. Ibu multipara dan

primipara kemungkinan akan berespon terhadap nyeri

berbeda-beda walaupun menghadapi kondisi yang sama

yaitu suatu persalinan. Hal ini dikarenakan ibu multipara

telah memiliki pengalaman pada persalinan sebelumnya.

b. Usia

Usia muda cenderung dikaitkan dengan kondoso psikologis

yang masih labil, yang memicu terjadinya kecemasan

sehingga nyeri yang dirasakan menjadi lebih berat. Usia

juga dipakai sebagai salah satu faktor dalam menentukan

toleransi terhadap nyeri . toleransi akan meningkat seiring

bertamabahnya usia dan pehaman terhadap nyeri.

c. Aktifitas Fisik

Aktifitas ringan bermanfaat mengalihkan perhatian dan

mengurangi rasa sakit menjelang persalinan, selama itu

tidak melakukanlatihan-latihan yang tidak terlalu keras dan

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Persalinan Nyeri 1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-eniandriya... · melepaskan endorfin (Potter, 2005). 1.4. Klasifikasi

19

berat, serta menimbulkan keletihan pada wanita karena hal

ini justru akan memicu nyeri yang lebih berat.

d. Kondisi psikologi

Situai dan kondisi psikologis yang labil memegang peranan

penting dalam memunculkan nyeri persalinan yang lebih

berat. Salah satu mekanisme pertahanan jiwa terhadap sterss

adalah konversi yaitu memunculkan gangguan secara psikis

menjadi gangguan fisik.

2.5.1 Faktor Eksternal

a. Agama

Semakin kuat kualitas keimanan seseorang maka

mekanisme pertahanan tubuh terhadap nyeri semakin baik

karena berkaitan dengan kondisi psikologis yang relatif

stabil.

b. Lingkungan Fisik

Lingkungan yag terlalu ekstrim seperti perubahan cuaca,

panas, dingin, ramai, bising memberikan stimulus terhadap

tubuh yang memicu terjadinya nyeri.

c. Budaya

Budaya tertentu akan mempengaruhi respon seseorang

terhadap nyeri, ada budaya yang mengekspresikan nyeri

secara bebas, tapi ada pula yang tidak perlu di ekspresikan

secara berlebihan.

d. Support System

Tersedianya sarana dan support system yang baik dari

lingkungan dalam mengatasi nyeri, dukungan keluarga dan

orang terdekat sangat membantu mengurangi rangsang

nyeri yang dialami oleh seseorang saat menghadapi

persalinan.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Persalinan Nyeri 1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-eniandriya... · melepaskan endorfin (Potter, 2005). 1.4. Klasifikasi

20

e. Sosial Ekonomi

Tersedianya sarana dan lingkungan yang baik dapat

membantu mengatasi rangsang nyeri yang dialami.

Seringkali status ekonomi mengikuti keadaan nyeri

persalinan. Keadaan ekonomi yang kurang, pendidikan

yang rendah, informasi yang minimal dan kurang sarana

kesehatan yang memadai akan menimbulkan ibu kurang

mengetahui bagaiman mengatasi nyeri yang dialami dan

masalah ekonomi berkaitan dengan biaya dan persiapan

persalinan sering menimbulkan kecemasan tersendiri dalam

menghadapi persalinan.

2.6 Jenis Nyeri Persalinan

Persalinan berhubungan dengan dua jenis nyeri yang berbeda.

Pertama nyeri berasal dari otot rahim, pada saat otot ini berkontraksi

nyeri yang timbul disebut nyeri viseral. Nyeri ini tidak dapat

ditentukan dengan tepat lokasinya (Pain-Pointed). Nyeri viseral juga

dapat dirasakan pada orang lain yang bukan merupakan asalnya

disebut nyeri alih (Reffered pain). Pada persalinan nyeri alih dapat

diraasakan pada orang yitu punggung bagian bawah dan sacrum.

Sedangkan nyeri yang kedua timbul pada saat mendekati kelahiran.

Tidak seperti nyeri viseral, nyeri ini terlokalisir didaerah vagina,

rectum dan perinium sekitar anus. Nyeri jenis ini disebut nyeri

somatik dan disebabkan peregangan stuktur jalan lahir bagian bawah

akibat penurunan bagian terbawah janin (Ratnaningsih, 2010).

2.7 Fisiologi Nyeri Persalinan

Sensasi nyeri dihasilkan oleh jaringan serat saraf kompleks

yang menghasilkan sistem saraf perifer dan sentral. Dalam nyeri

persalinan, sistem saraf otonom dan terutama komponen simpatis

berperan dalam sensasi.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Persalinan Nyeri 1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-eniandriya... · melepaskan endorfin (Potter, 2005). 1.4. Klasifikasi

21

2.7.1 Sistem Saraf Otonom

Sistem saraf otonom mengontrol aktivitas otot polos dan

viseral, uterus yang dikenal sebagai sistem saraf involunter

karena organ ini berfungsi tanpa kontrol kesadaran. Terdapat

dua komponen yaitu sistem simpatis dan parasimpatis. Saraf

simpatis mensuplay uterus dan membentuk bagian yang sangat

penting dari neuroanatomi nyeri persalinan.

Neuron aferen menstransmisikan informasi dari rangsang

nyeri dari sistem saraf otonom menuju sistem saraf pusat dari

visera terutama melalui serat saraf simpatis. Neuron aferen

somatik dan ototnom bersinaps dalam region kornu dorsalis dan

saling mempengaruhi, menyebabkan fenomena yang disebut

nyeri alih. Nyeri ini adalah nyeri yang peling dominan dirasakan

selama bersalin terutama selama kala 1 (Mander, 2003).

Neuron aferen otonom berjalan keatas melalui medulla

spinalis dan batang otak berdampingan dengan neuron aferen

somatik, tetapi walaupun sebagian besar srat aferen otonom

berjalan menuju hipothalamus sebelum menyebar ke thalamus

dan kemudian terakhir pada korteks serebri.

Gambaran yang berada lebih lanjut dari sistem saraf

otonom adalah fakta bahwa neuron aferen yang keluar dari

sistem saraf pusat hanya melalui tiga region:

a. Dalam otak (Nervus kranialis III, VII, IX, dan X)

b. Dalam region torasika (T1 sampai T12, L1 dan L3)

c. Segmen sakralis kedua dan ketiga medulla spinalis.

Region torasika membentuk aliran keluar sistem saraf simpatis

yang menyuplai organ viseral, misalnya uterus.

2.7.2 Jaras Perifer Nyeri Pesalinan

Karya eksperimental pada sistem saraf otonom

menunjukkan bahwa baik komponen simpatis dan parasimpatis

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Persalinan Nyeri 1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-eniandriya... · melepaskan endorfin (Potter, 2005). 1.4. Klasifikasi

22

menyuplai sebagiab besar organ abdomen dan pelvis, termasuk

uterus. Secara anatomis, otot polos utetus disuplai sebagian

besar oleh serat – C yang tidak bermielin dan sebagian oleh serat

– A delta kecil yang bermielin.

Selama kala 1 persalinan, nyeri diakibatkan oleh dilatasi

serviks dan segmen bawah uterus dan distensi korpus uteri.

Nyeri selama kala ini diakibatkan oleh kekuatan kontraksi dan

tekanan yang dibangkitkan. Hasil temuan bahwa tekanan cairan

omnion lebih dari 15mmHg diatas tonus yang dibutuhkan untuk

meregangkan segmen bawah uterus dan serviks dan dengan

demikian menghasilkan nyeri, Mander (2003). Dengan demikian

logis untuk megharapkan bahwa makin tinggi tekanan cairan

omnion, makin besar distensi sehingga menyebabkan nyeri yang

lebih.. nyeri ini dilanjutkan ke dermaton yang disuplai oleh

segmen medulla spinalis yang sama dengan segmen yang

menerima input nosiseptif dari uterus dan serviks. Nyeri

persalinan selama kala 1 disebabkan oleh kontraksi rahim yang

dihantarkan oleh serabut sarfa simpatis dan serabut saraf

thorakal 11 dan 12. nyeri yang disebabkan peregangan mulut

rahim. Nyeri disebarkan melalui saraf dari medulla spinalis yaitu

thorakal 11 dan 12 serta lumbal 1. Rasa nyeri yang timbul

dirasakan sebagai nyeri punggung 10%, nyeri pinggang 20%

dan sebagisn besar nyeri pada bagian bawah perut 70%

(Ratnaningsih, 2010).

Pada kala 11 persalinan, nyeri tambahan disebabkan oleh

regangan dan robekan jaringan misalnya pada perineum dan

tekanan pada otot skelet perinium. Nyeri diakibatkan oleh

rangsangan struktur somatik superfisial dan digambarkan

sebagai nyeri yang tajam dan terlokalisasi, terutama pada daerah

yang disuplai oleh syaraf pudensus. Nyeri pada kala 11

disebabkan karena peregangan perineum, tarikan peritonium,

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Persalinan Nyeri 1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-eniandriya... · melepaskan endorfin (Potter, 2005). 1.4. Klasifikasi

23

kekuatan yang mendorong pengeluaran janin serta tekanan dari

traktus urinarius bagian bawah dan pelvis. Rangsangan nyeri

disebarkan melalui saraf parasimpatis dari jaringan perinium.

Nyeri yang timbul dirasakan pada daerah dasar panggul dan

selangkangan maupun paha.

2.8 Lama Nyeri Persalinan

Nyeri selama persalinan dirasakan selama kala pembukaan dan

makin hebat dalam kala pengeluaran. Pada ibu yang baru pertama kali

bersalin, kala pembukaan berlangsung kira-kira 13 jam dan kala

pengeluaran kira-kira 1 ½ jam. Pada wanita yang pernah melahirkan

kala pembukaan berlangsung lebih singkat yaitu sekitar 7 jam dan kala

pengeluaran sekitar 1/2 jam (Maya, 2010).

2.9 Penyebaran Nyeri persalinan

Rangsangan nyeri persalinan pada kala 1 di transmisiklan dari

serat aferen melalui flesus hipogastrik superior, inferior, dan tengah,

rantai somatik torakal bawah dan lumbal, ke ganglia akar saraf

posterior pada T10 sampai L1. Nyeri dapat disebar dari area pelvis ke

umbilicus, paha atas, dan area madsakral. Pada penurunan janin,

biasana pada kala II rangsangan ditransmisikan melalui saraf pudental

melalui pleksus sacral ke ganglia akar sarf posterrior pada S2 sampai

S4. selama persalinan kala II, ketika tidak ada lagi tahanan dari

serviks, nyeri masih dialami karena distensi lanjut segmen uterus

bawah. Ketika janin turun ke pelvis, nyeri yang disebabkan oleh

distensi sepertiga anterior vagina dan perinium menggantikan nyeri

viseral profunda. Tekanan dan trauma pada fascia, jaringan

subkutan,dan otot skelet merangsang nosiseptor dan menggeser lokasi

nyeri secara eksternal. Tekanan pada akar pleksus lumbo sakral

menimbulkan nyeri pada paha, kaki, vagina, perinium, dan rectum

(Walsh, 2007).

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Persalinan Nyeri 1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-eniandriya... · melepaskan endorfin (Potter, 2005). 1.4. Klasifikasi

24

2.10 Penilaian dan Pengukuran Nyeri

Kualitas nyeri dapat dinilai sederhana yang meminta pasien

menjelaskan nyeri dengan kata-kata mereka sendiri (misalnya tumpul,

berdenyut, seperti terbakar). Evaluasi ini juga dapat didekati dengan

menggunakan penelitian yang lebih formal, seperti kuesioner nyeri

MC bill, yang merupakan salah satu alat yang digunakan untuk

menilai nyeri. Kuesioner ini mengukur dimensi fisiologik dan

psikologik nyeri yang dibagi menjadi empat bagian. Bagian pertama

klien menandai lokasi nyeri disebuah gambar tubuh manusia. Pada

bagian kedua klien memilih 20 kata yang menjelaskan kualitas

sensorik, afektif, evaluatif, dan kualitas lain dari nyeri. Pada bagian

ketiga klien memilih kata seperti singkat, berirama atau menetap

untuk menetap untuk menjalaskan pola nyeri. Pada bagian keempat

klien menentukan tingkatan nyeri pada suatu skala 0 sampai 5 (Price,

2005).

Alat bantu lain yang digunakan untuk menilai intensitas atau

keparahan nyeri klien:

a. Face Pain Rating Scale

b. Skala intensitas nyeri deskritif

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Persalinan Nyeri 1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-eniandriya... · melepaskan endorfin (Potter, 2005). 1.4. Klasifikasi

25

c. Skala identitas nyeri numerik

d. Skala analog visual

e. Skala nyeri menurut bourbanis

Keterangan :

0 : Tidak nyeri

1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan

baik.

4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis, menyeringai,

dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya,

dapat mengikuti perintah dengan baik.

7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat

mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat

menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya,

tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan

distraksi.

10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi

berkomunikasi, memukul.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Persalinan Nyeri 1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-eniandriya... · melepaskan endorfin (Potter, 2005). 1.4. Klasifikasi

26

Karakteristik paling subyektif pada nyeri adalah tingkat

keparahan atau intensitas nyeri tersebut. Klien seringkali diminta

untuk mendeskripsikan nyeri sebagai yang ringan, sedang atau parah.

Namun, makna istilah-istilah ini berbeda bagi perawat dan klien. Dari

waktu ke waktu informasi jenis ini juga sulit untuk dipastikan.

Menurut Wong dan Baker (1998), pengukuran skala nyeri

menggunakan Face Pain Rating Scale yaitu terdiri dari 6 wajah kartun

mulai dari wajah yang tersenyum untuk “tidak ada nyeri” hingga

wajah yang menangis untuk “nyeri berat”.

Skala deskritif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan

nyeri yang lebih obyektif. Skala pendeskripsi verbal (Verbal

Descriptor Scale, VDS) merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga

sampai lima kata pendeskripsi yang tersusun dengan jarak yang sama

di sepanjang garis. Pendeskripsi ini diranking dari “tidak terasa nyeri”

sampai “nyeri yang tidak tertahankan”. Perawat menunjukkan klien

skala tersebut dan meminta klien untuk memilih intensitas nyeri trbaru

yang ia rasakan. Perawat juga menanyakan seberapa jauh nyeri terasa

paling menyakitkan dan seberapa jauh nyeri terasa paling tidak

menyakitkan. Alat VDS ini memungkinkan klien memilih sebuah

kategori untuk mendeskripsikan nyeri. Skala penilaian numerik

(Numerical rating scales, NRS) lebih digunakan sebagai pengganti

alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien menilai nyeri dengan

menggunakan skala 0-10. Skala paling efektif digunakan saat

mengkaji intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi terapeutik.

Apabila digunakan skala untuk menilai nyeri, maka direkomendasikan

patokan 10 cm (AHCPR, 1992).

Skala analog visual (Visual analog scale, VAS) tidak melebel

subdivisi. VAS adalah suatu garis lurus, yang mewakili intensitas

nyeri yang terus menerus dan pendeskripsi verbal pada setiap

ujungnya. Skala ini memberi klien kebebasan penuh untuk

mengidentifikasi keparahan nyeri. VAS dapat merupakan pengukuran

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Persalinan Nyeri 1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-eniandriya... · melepaskan endorfin (Potter, 2005). 1.4. Klasifikasi

27

keparahan nyeri yang lebih sensitif karena klien dapat

mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian dari pada dipaksa memilih

satu kata atau satu angka (Potter, 2005).

Skala nyeri harus dirancang sehingga skala tersebut mudah

digunakan dan tidak mengkomsumsi banyak waktu saat klien

melengkapinya. Apabila klien dapat membaca dan memahami skala,

maka deskripsi nyeri akan lebih akurat. Skala deskritif bermanfaat

bukan saja dalam upaya mengkaji tingkat keparahan nyeri, tapi juga,

mengevaluasi perubahan kondisi klien. Perawat dapat menggunakan

setelah terapi atau saat gejala menjadi lebih memburuk atau menilai

apakah nyeri mengalami penurunan atau peningkatan (Potter, 2005).

2.11 Akibat Tidak Mengatasi Nyeri

Menurut Mander (2004), nyeri persalinan yang berat dan lama

dapat mempengaruhi ventilasi, sirkulasi metabolisme dan aktivitas

uterus. Nyeri saat persalinan bisa menyebabkan tekanan darah

meningkat dan konsentrasi ibu selama persalinan menjadi terganggu,

tidak jarang kehamilan membawa “stress” atau rasa khawatir / cemas

yang membawa dampak dan pengaruh terhadap fisik dan psikis, baik

baik pada ibu maupun pada janin yang dikandungnya. Misalnya

mengakibatkan kecacatan jasmani dan kemunduran kepandaian serta

mental emosional nyeri dan rasa sakit yang berlebihan akan

menimbulkan rasa cemas. Rasa cemas yang berlebihan juga

menambah nyeri.

2.12 Managemen Nyeri

2.12.1 Managemen Farmakologi

Managemen farmakologi merupakan suatu pendekatan

yang digunakan untuk menghilangkan nyeri dengan

menggunakan obat-obatan. Obat merupakan bentuk

pengendalian nyeri yang paling sering diberikan oleh perawat

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Persalinan Nyeri 1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-eniandriya... · melepaskan endorfin (Potter, 2005). 1.4. Klasifikasi

28

dengan kolaborasi dengan dokter. Terdapat tiga kelompok obat

nyeri yaitu:

a. Analgetik non opioid – Obat Anti Inflamasi Non Steroid

(OAISN)

Efektif untuk penatalaksanaan nyeri ringan sampai sedang

terutama asetomenofn (Tylenol) dan OAISN dengan ef anti

peritik, analgetik dan anti iflamasi, Asam asetilsalisilat

(aspirin) dan Ibuprofin (Morfin, Advil) merupakan OAINS

yang sering digunakan untuk mengatasi nyeri akut derajat

ringan. OAINS menghasilkan analgetik dengan bekerja

ditempat cedera melalui inhibisi sintesis prostaglandin dari

prekorsor asam arokidonat. Prostaglandin mensintesis

nosiseptor dan bekerja secara sinergis dengan prodok

inflamatorik lain di tempat cedera, misalnya bradikinibin

dan histamin untuk menimbulkan hiperanalgetik. Dengan

demikian OAINS mengganggu mekanisme transduksi di

nosiseptor aferen primer dengan menghambat sintesis

prostaglandin.

b. Analgesia opioid

Merupakan analgetik yang kuat yang bersedia dan

digunakan dalam penatalaksanaan nyeri dengan skala

sedang sampai dengan berat. Obat-obat ini merupakan

patokan dalam pengobatan nyeri pasca operasi dan nyeri

terkait kanker. Morfin merupakan salah satu jenis obat ini

yang digunakan untuk mengobati nyeri berat. Berbeda

dengan OAINS yang bekerja diperifer, Morfin

menimbulkan efek analgetiknya di sentral. Morfin

menimbulkan efek dengan mengikat reseptor opioid di

nukleus modulasi di batang otak yang menghambat nyeri

pada sistem assenden.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Persalinan Nyeri 1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-eniandriya... · melepaskan endorfin (Potter, 2005). 1.4. Klasifikasi

29

c. Adjuvan / Koanalgetik

Merupakan obat yang memiliki efek analgetik atau efek

komplementer dalam penatalaksanaan nyeri yang semula

dikembangkan untuk kepentingan lain. Contoh obat ini

adalah Karbamazopin (Tegretol) atau Fenitoin (Dilantin)

(Price & Wilson, 2006).

2.12.2 Managemen Non-Farmakologi

Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mengatasi

(memanajemen) nyeri saat persalinan, yaitu salah satunya

dengan memberikan terapi non farmakologis.Terapi non-

farmakologis yaitu terapi yang digunakan yakni dengan tanpa

menggunakan obat-obatan, tetapi dengan memberikan berbagai

teknik yang setidaknya dapat sedikit mengurangi rasa nyeri

saat persalinan tiba. Beberapa hal yang dapat dilakukan ialah:

a. Distraksi

Distraksi adalah memfokuskan perhatian pasien

pada sesuatu selain nyeri. Ada empat tipe distraksi, yaitu

distraksi visual, misalnya membaca atau menonton televisi,

Distraksi auditory, misalnya mendengarkan musik,

Distraksi taktil, misalnya menarik nafas dan massase,

Distraksi kognitif, misalnya bermain puzzle.

b.Hypnosis-diri

Hypnosis-diri dengan membantu merubah persepsi

nyeri melalui pengaruh sugesti positif. Hypnosis-diri

menggunakan sugesti dari dankesan tentang perasaan yang

rileks dan damai. Individu memasuki keadaan rileks dengan

menggunakan bagian ide pikiran dan kemudian kondisi-

kondisi yang menghasilkan respons tertentu bagi mereka

(Edelman & Mandel, 1994). Hypnosis-diri sama seperti

dengan melamun. Konsentrasi yang efektif mengurangi

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Persalinan Nyeri 1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-eniandriya... · melepaskan endorfin (Potter, 2005). 1.4. Klasifikasi

30

ketakutan dan sters karena individu berkonsentrasi hanya

pada satu pikiran. Selain itu juga mengurangi persepsi nyeri

merupakan salah satu sederhana untuk meningkatkan rasa

nyaman ialah membuang atau mencegah stimulasi nyeri.

Hal ini terutama penting bagi klien yang imobilisasi atau

tidak mampu merasakan sensasi ketidaknyamanan. Nyeri

juga dapat dicegah dengan mengantisipasi kejadian yang

menyakitkan, misalnya seorang klien yang dibiarkan

mengalami konstipasi akan menderita distensi dan kram

abdomen. Upaya ini hanya klien alami dan sedikit waktu

ekstra dalam upaya menghindari situasi yang

menenyebabkan nyeri (Mander, 2003).

c. Stimulas Kutaneus

Terapi stimulasi kutaneus adalah stimulasi kulit

yang dilakukan untuk menghilangkan nyeri massase, mandi

air hangat, kompres panas atau dingin dan stimulasi saraf

elektrik transkutan (TENS) merupakan langkah-langkah

sederhana dalam upaya menurunkan persepsi nyeri. Cara

kerja khusus stimulasi kutaneus masih belum jelas. Salah

satu pemikiran adalah cara ini menyebabkan pelepasan

endorfin, sehingga memblog transmisi stimulasi nyeri.

Teori Gate-kontrol mengatakn bahwa stimulasi kutaneus

mengaktifkan transmisi tersebut saraf sensori A-Beta yang

lebih besar dan lebih cepat. Proses ini menurunkan

transmisi nyeri melalui serabut dan delta-A berdiameter

kecil. Gerbang sinaps menutup transmisi impuls nyeri.

Bahwa keuntungan stimulasi kutaneus adalah tindakan ini

dapat dilakkan dirumah, sehingga memungkinkan klien dan

keluarga melakukan upaya kontrol gejala nyeri dan

penanganannya. Penggunaan yang benar dapat mengurangi

persepsi nyeri dan membantu mengurangi ketegangan otot.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Persalinan Nyeri 1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-eniandriya... · melepaskan endorfin (Potter, 2005). 1.4. Klasifikasi

31

Stimulasi kutaneus jangan digunakan secara langsung pada

daerah kulit yang sensitif (misalnya luka bakar, luka

memar, cram kulit, inflamasi dan kulit dibawah tulang yang

fraktur) (Mander,2004).

d. Massase

Masasse adalah melakukan tekanan tangan pada

jaringan lunak, biasanya otot, atau ligamentum, tanpa

menyebabkan gerakan atau perubahan posisi sendi untuk

meredakan nyeri, menghasilkan relaksasi, dan / atau

memperbaiki sirkulasi. Masase adalah terapi nyeri yang

paling primitive dan menggunakan refleks lembut

manusia untuk menahan, menggosok, atau meremas

bagian tubuh yang nyeri (Smeltzer & Bare, 2002).

e. Terapi Hangat dan Dingin

Terapi hangat dan dingin bekerja dengan

menstimulasi reseptor tidak nyeri (non-nosiseptor). Terapi

dingin dapat menurunkan prostaglandin yang memperkuat

sensitifitas reseptor nyeri. Agar efektif es harus diletakkan

di area sekitar pembedahan. Penggunaan panas dapat

meningkatkan aliran darah yang dapat mempercepat

penyembuhan dan penurunan nyeri (Smeltzer & Bare,

2002).

f. Relaksasi pernafasan

Relaksasi pernafasan yang merupakan suatu bentuk

asuhan keperawatan, yang dalam hal ini perawat

mengajakan pada klien bagaimana cara melakukan

pernafasan, nafas lambat (menahan inspirasi secara

maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas secara

perlahan. Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik

relaksasi pernafasan juga dapat meningkatkan ventilasi paru

dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer & Bare,

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Persalinan Nyeri 1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-eniandriya... · melepaskan endorfin (Potter, 2005). 1.4. Klasifikasi

32

2002). Menurut kegunaanya teknik relaksasi pernafasan

dianggap mampu meredakan nyeri, prosesnya menarik

nafas lambat melalui hidung (menahan inspirasi secara

maksimal) dan menghembuskan nafas melalui mulut secara

perlahan-lahan.

B. Teknik Relaksasi Pernafasan

1. Pengertian Teknik Relaksasi Pernafasan

Teknik relaksasi merupakan teknik pereda nyeri yang banyak

memberikan masukan terbesar karena teknik relaksasi dalam persalinan

dapat mencegah kesalahan yang berlebihan pasca-persalinan. Ada pun

relaksasi pernapasan selama proses persalinan dapat mempertahankan

komponen sistem saraf simpatis dalam keadaan homeostatis sehingga tidak

terjadi peningkatan suplai darah, mengurangi kecemasan dan ketakutan

agar ibu dapat beradapatasi dengan nyeri selama proses persalinan

(Mander, 2003).

Teknik relaksasi pernafasan merupakan suatu bentuk asuhan

keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan pada klien

bagaimana cara melakukan pernafasan, nafas lambat (menahan inspirasi

secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan.

Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi pernafasan juga

dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah

(Smeltzer & Bare, 2002).

Menurut Bobak (2004), Teknik relaksasi pernafasan merupakan

suatu tindakan pengendalian nyeri non farmakologis yang dapat membantu

ibu mengendurkan seluruh tubuhnya kektika rahim berkontraksi.

2. Tujuan Teknik Relaksasi Pernafasan

Ada pun relaksasi pernapasan selama proses persalinan dapat

mempertahankan komponen sistem saraf simpatis dalam keadaan

homeostatis sehingga tidak terjadi peningkatan suplai darah, menguragi

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Persalinan Nyeri 1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-eniandriya... · melepaskan endorfin (Potter, 2005). 1.4. Klasifikasi

33

kecemasan dan ketakutan agar ibu dapat beradapatasi dengan nyeri selama

proses persalinan (Mander, 2003). Relaksasi telah terbukti meningkatkan

kemampuan individu untuk menoleransi nyeri. Relaksasi dan pernapasan

yang terkontrol dapat meningkatkan kemampuan mereka mengatasi

kecemasan dan meningkatkan rasa mampu mengendalikan yang

menimbulkan stres dan nyeri (Schott & Priest, 2008).

3. Prosedur teknik Relaksasi Pernafasan

Bentuk pernafasan yang digunakan pada prosedur ini adalah

pernafasan diafragma yang mengacu pada pendataran bentuk diafragma

selama inspirasi yang mengakibatkan pembesaran abdomen bagian atas

sejalan dengan desakan udaara masuk selama inspirasi. Adapun langkah-

langkag teknik relaksasi pernafasan adalah sebagai berikut:

a. Ciptakan lingkungan yang tenang

b. Usahakan tetap rileks dan tenang

c. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara

melalui hitungan 1,2,3

d. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan

ekstremitas atas dan bagian bawah rileks

e. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali

f. Menarik nafas lagi melalui hidung dan hembuskan melalui mulut secara

perlahan-lahan

g. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks

h. Usahakan agar tetap konsentrasi/ mata sambil terpejam

i. Pada saat kontraksi pusatkan pada daerah yang nyeri

j. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang

k. Ulangi sampai 15 kali, dengan seling istirahat singkat setiap 5 kali

l. Bila nyeri menjadi hebat, seseorang dapat bernafas secara dangkal dan

cepat (Priharjo, 2002).

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Persalinan Nyeri 1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-eniandriya... · melepaskan endorfin (Potter, 2005). 1.4. Klasifikasi

34

C. Penelitian terkait

Penelitian tentang nyeri yang penulis temukan adalah penelitian milik

irawati dengan judul Perbedaan Intensitas Nyeri Kala 1 Persalinan Normal

Sebelum dan Sesudah diberikanTeknik Relaksasi Nafas Dalam di Puskesmas

Srondol semarang (Skripsi), Universitas Diponegoro Tahun 2003. Hasil

penelitian yang dilakukan adalah : Ada perbedaan secara bermakna intensitas

nyeri kala 1 persalinan normal sebelun dan setelah diberikan teknik relaksasi

napas dalam. Nyeri persalinan kala 1 yang dirasakan ibu sebelum pemberian

teknik relaksasi nafas dalam yaitu tidak nyaman (skala nyeri 2) 13,3 %,

menderita (skala nyeri 3) 16,7%, sangat menderita (skala 4) dan menyiksa

(skala 5) 30%, sedangkan setelah pemberian teknik relaksasi napas dalam

yaitu kondisi tidak nyaman (skala nyeri 2) 6,7%, menderita (skala nyeri 3)

53,3%, sangat menderita (skala nyeri 4) 26,7%, dan menyiksa (skala nyeri 5)

13,3%.

Selain penelitian milik Irawati, penulis juga menemukan penelitian

milik hartanti dengan judul Pengaruh Teknik Relaksasi Terhadap Skala Nyeri

Pada Pasien Post Sectio Caesaria. Berdasarkan hasil penelitian diketahui

bahwa selisih rata-rata skala nyeri adalah sebesar 1,57 dengan standart deviasi

0,57 dan nilai t sebesar 15,099 dengan nilai p sebesar 0,001 9 (<0,05). Oleh

karena itu diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh relaksasi terhadap skala

nyeri pada pasien post operasi sectio caesar.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Persalinan Nyeri 1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-eniandriya... · melepaskan endorfin (Potter, 2005). 1.4. Klasifikasi

35

D. Kerangka Teori

Skema 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Modifikasi L & Breslow, (2007), Smeltzer dan Bare

(2002)

Persalinan

Nyeri

Managemen Nyeri:

Manajemen Farmakologi:

Analgetik non opioid

Analgetik opioid

Adjuvan / Koanalgetik

Manajemen Non Farmakologi :

Distraksi

Sypnosis-Diri

Stimulasi Cutaneus

Massase

Terapi dingin dan panas

Teknik Relaksasi

Pernafasan

Faktor Internal:

Pengalaman dan

Pengetahuan

Usia

Aktifitas Fisik

Kondisi

Psikologis

Faktor Eksternal :

Agama

Lingkungan

Budaya

Support

System

Sosial

Ekonomi

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Persalinan Nyeri 1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-eniandriya... · melepaskan endorfin (Potter, 2005). 1.4. Klasifikasi

36

E. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep-

konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan

dilakukan (Notoatmodjo, 2001).

Kerangka konsep penelitian ini menggunakan teori proses, tingkat

nyeri ibu bersalin kala 1 merupakan input, pemberian teknik relaksasi

pernafasan merupakan proses, dan tingkat nyeri ibu bersalin setelah diberikan

relaksasi pernafasan pada persalinan normal kala 1 merupakan out put

(Keluaran).

Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Skema 2.2 Kerangka Konsep

F. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan oleh peneliti ada 2 kategori, yaitu :

1. Variabel bebas (Independent Variable)

Variabel bebas atau independent variable merupakan suatu variabel

yang menjadi sebab perubahan atas timbulnya suatu variabel dependen

(terikat) dan bebas dalam mempengaruhi variabel lain (Hidayat, 2003).

Variabel independent (bebas) dalam penelitian ini adalah Teknik Relaksasi

Pernafasan.

2.Variabel terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat atau dependent variabel merupakan variabel yang

dapat dipengaruhi atau menjadi akibat karena variabel bebas. Variabel ini

dapat tergantung dari variabel bebas terhadap perubahan (Hidayat, 2003).

Variabel terikat dalam penelitian ini Tingkat Nyeri Persalinan.

Pemberian teknik

relaksasi

pernafasan

Tingkat Nyeri

sesudah diberikan

teknik relaksasi

pernafasan

Tingkat nyeri

sebelum

diberikan teknik

relaksasi

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Persalinan Nyeri 1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-eniandriya... · melepaskan endorfin (Potter, 2005). 1.4. Klasifikasi

37

G. Hipotesis

Berdasarkan dari kerangka konsep penelitian diatas, maka hipotesis

yang dapat dirumuskan adalah terdapat perbedaan yang bermakna antara

tingkat nyeri pada pasien persalinan normal kala 1 fase aktif sebelum dan

sesudah diberikan teknik relaksasi pernafasan.