bab iii analisa pendekatan program arsitektur 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 ltp...

98
77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. Analisa Pendekatan Arsitektur Bangunan ini memiliki fungsi utama sebagai kantor dan kegiatan penyiaran televisi. Dikelola swasta bertujuan untuk memberikan tayangan yang berkualitas dan edukatif kepada anak di Indonesia. Pada saat ini, sebagian besar stasiun televisi di Indonesia tidak memprioritaskan anak anak sebagai sasaran utama penonton. Sehingga semakin minimnya tontonan yang layak untuk anak- anak. Oleh karena hal itu bangunan ini menyediakan fasilitas fasilitas untuk menampung aktivitas kegiatan penyiaran stasiun televisi nasional yang menyiarkan siaran khusus untuk anak. 3.1.1. Studi Aktivitas 3.1.1.1. Pengelompokan Kegiatan Kegiatan yang berlangsung pada bangunan penyiaran stasiun televisi nasional anak ini dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu; Kegiatan Utama, Kegiatan Pengelola dan Kegiatan Penunjang. Berikut adalah pengelompokan kegiatan yang ada pada bangunan:

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

77

BAB III

ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR

3.1. Analisa Pendekatan Arsitektur

Bangunan ini memiliki fungsi utama sebagai kantor dan

kegiatan penyiaran televisi. Dikelola swasta bertujuan untuk

memberikan tayangan yang berkualitas dan edukatif kepada anak di

Indonesia. Pada saat ini, sebagian besar stasiun televisi di Indonesia

tidak memprioritaskan anak – anak sebagai sasaran utama

penonton. Sehingga semakin minimnya tontonan yang layak untuk

anak- anak. Oleh karena hal itu bangunan ini menyediakan fasilitas

– fasilitas untuk menampung aktivitas kegiatan penyiaran stasiun

televisi nasional yang menyiarkan siaran khusus untuk anak.

3.1.1. Studi Aktivitas

3.1.1.1. Pengelompokan Kegiatan

Kegiatan yang berlangsung pada bangunan penyiaran stasiun

televisi nasional anak ini dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu;

Kegiatan Utama, Kegiatan Pengelola dan Kegiatan Penunjang.

Berikut adalah pengelompokan kegiatan yang ada pada bangunan:

Page 2: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

78

Tabel 3.1. Kegiatan Aktivitas Utama

KEGIATAN UTAMA

Kategorisasi Kegiatan

Aktivitas Pelaku Fasilitas Sifat

Pre-production planning

• Berdiskusi pembuatan ide awal.

• Penyusunan mengetik naskah kasar hasil diskusi

• Berdiskusi rencana tema dan latar acara.

• Penyusunan naskah akhir produksi

• Kepala Siaran • Perencana

Siaran • Penulis

Naskah • Perencana

Setting Dekorasi

• Pengarah Acara

• Ruang Rapat

• Ruang Kantor

• R. Produser

Privat

Set up • Mengambil dekorasi yang ada

• Menata Dekotasi

• Mengambil peralatan yang dibutuhkan untuk recording

• Menata cahaya dan suara

• Persiapan kamera

• Perencana Setting Dekotasi

• Perekayasa grafik

• Propertyman • Kameramen • Penata

Lampu & Suara

• Ruang Property

• Gudang Penyimpanan Alat & Bengkel

• Studio

Privat

Rehearsal • Latihan Pemain

• Persiapan tata rias dan kostum

• Penentuan akhir cahaya, efek dan kamera

• Persiapan studio

• Artis (Bintang Tamu)

• Technical Director

• Pengarah acara

• Makeup Artist dan penata busana

• Vision Mixer • Kameramen • Pengarah

cahaya

• Makeup Room

• Studio • Master

Control Room

Privat

Page 3: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

79

• General rehearsal (gladi resik)

• • Evaluasi

maintenance software recording pra produksi

• Penata suara • Teknisi VTR

Producting • Recording acara

• Pengarahan cahaya, efek suara dan kamera sesuai naskah akhir

• Mengendalikan jalannya recording

• Maintenance hasil rekaman

• Artis (bintang tamu)

• Pengarah Acara

• Kameramen • Teknisi

Lampu dan Suara

• Staff IT • Vision Mixer • Penonton

• Studio • Master

Control Room

• Ruang Telecine

• Ruang Pemancar

Privat

Prost Producting

• Editing suara dan gambar

• Pengisian narasi

• Pengisian sound effect dan ilustrasi

• Evaluasi hasil produksi

• Editor video • Narator • Pengawas

• Ruang editing

• Studio dubbing

• Studio animasi

• Preview Room

• Quality Room

Privat

Operasional Alat

• Perawatan alat production

• Penyimpanan alat

• Penyimpanan Property

• Propertyman • Teknisi

• Ruang Property

• Gudang Peralatan

• Bengkel Peralatan

Privat

Sumber : Analisa Pribadi

Tabel 3.2. Kegiatan Aktivitas Penunjang

KEGIATAN PENUNJANG

Kategorisasi Kegiatan

Aktivitas Pelaku Fasilitas Sifat

Kunjungan • Menonton tayangan

• Penonton • Studio Publik

Page 4: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

80

acara secara live

• Pengunjung Tour

• Mahasiswa Kunjungan tour

• Pengunjung tour

• Master Control Room

• Lobby

Berbelanja • Menjual souvenir

• Membeli souvenir

• Mengambil uang di ATM

• Staff penjualan

• Marketing tenant

• Pembeli

• Display Room

• Gudang penyimpan –an

Publik

Kepustakaan

• Membaca buku • Berdiskusi

ringan di perpusta –kaan

• Penjaga Perpustaka-an

• Pengunjung Perpustaka-an

• Perpustaka-an

• Sitting group area

Publik

Kuliner • Membeli makanan dan minuman ringan

• Bersantai dan mengobrol dengan menikmati makanan

• Memasak makanan

• Memesan dan melayani pesanan makanan

• Pengunjung • Staff &

karyawan • Karyawan

cafe • Pengelola

cafe

• Area makan & minum

• Area display • Gudang • Dapur

Publik

Sumber : Analisa Pribadi

Tabel 3.3. Kegiatan Aktivitas Pengelola & Service

KEGIATAN PENGELOLA

Kategorisasi Kegiatan

Aktivitas Pelaku Fasilitas Sifat

Pimpinan perusahaan

• Bertanggung jawab atas kelangsungan perusahaan

• Menentukan langkah bisnis perusahaan

• Chief Executive Officer (CEO )

• Ruang CEO • Ruang

Rapat • Ruang

Tamu

Privat

Page 5: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

81

• Menetapkan kebijakan

Direksi dan Manajemen

• Mengatur kepala bagian divisi kerja

• Menerima tamu • Mengatur

operasional kegiatan

• General Manager

• Ruang General Manager

• R.Tamu • R.Rapat

Privat

Sistem Operasional Perusahaan

• Menangani komunikasi internal dan eksternal perusahaan

• Mengelola anggaran pengerluaran perusahaan

• Mengatur event yang akan berlangsung

• Pengawasan kinerja staff

• Operation manager

• Event manager • Communica-

tion manager

• Ruang Communi-cationn manager

• Ruang Operation manager

• R. Arsip

Privat

Informasi dan pemasaran

• Memberikan informasi kepada investor

• Bertemu dengan investor

• Mengatur kerjasama dengan relasi Luar

• Marketing Tenant

• Informan

• Ruang Marketing

• R.Arsip

Privat

Dokumentasi

• Mengatur dokumen perusahaan

• Mendokumen-tasikan event penting dalam perusahaan

• Staff dokumentasi

• Ruang Staff • R.Arsip

Privat

Human Resources Development (HRD) & Public Relation (PR)

• Menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan & swasta

• Mengawasi dan menangani aktifitas

• Staff HRD • Ketua HRD

• Ruang HRD Privat

Page 6: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

82

organisasi atau perusahaan

• Pengembang-an dan Evaluasi Karyawan

Humas • Menerima dan melayani Tamu- tamu perusahaan

• Menanggapi pesan dan keritik dari masyarakat , instansi terkait

• Kepala Humas • Staff Humas

• Ruang devisi humas

Privat

Sekertaris • Menerima dan menyampai-kan pesan kepada Direktur

• Melaporkan berkas penting pada pimpinan perusahaan

• Sekretaris • Ruang Sekretaris

• R.Arsip

Privat

Keuangan • Mengatur keuangan perusahaan

• Membuat laporan keuangan

• Bendahara • Administrasi

accounting

• R. Keuangan

• R.Arsip

Privat

Operasional Bangunan

• Maintenance, Mengkontrol dan perawatan properti bangunan

• Teknisi • Cleaning

Service

• R.STP • R.Trafo • R.Genset • R.Pompa • R.PABX • R.MDF • R. Cooling

Tower • R.Lift • Roof tank • R.AC VRV • Penam-

pungan sampah

• Janitor • R.Cleaning

Service • Gudang

Servis

Sumber : Analisa Pribadi

Page 7: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

83

Tabel 3.4. Kegiatan Aktivitas Anak

KEGIATAN ANAK

Kategorisasi Umur Anak

Aktivitas Fasilitas Sifat

Usia 3 -5 Tahun Rekaman Acara

Bermain (Menunggu Jadwal Rekaman

Make Up & Ganti Baju

Istirahat

Makan & Minum

Interaksi Dengan Orangtua

Pengarahan Kegiatan

BAB & BAB

Studio Rekaman

Break Room (Play Room)

R.MakeUp & Ganti

R.Istirahat

Parents Corner

Cafentaria

R.Pengarahan

Toilet

Privat

Usia 6 – 12 tahun Rekaman Acara

Bermain (Menunggu Jadwal Rekaman

Belajar & Membaca Buku

Make Up & Ganti Baju

Istirahat

Makan & Minum

Interaksi Orangtua

Pengarahan Kegiatan

BAB & BAB

Studio Rekaman

Break Room (Play Room)

R.MakeUp & Ganti

Perpustakaan

R.Istirahat

Parents Corner

R.Pengarahan

Cafentaria

Toilet

Privat

Usia 12 – 17 tahun Rekaman Acara

Bermain (Menunggu Jadwal Rekaman

Belajar & Membaca Buku

Make Up & Ganti Baju

Istirahat

Pengarahan Kegiatan

Membaca Skripsi

Makan & Minum

BAB & BAB

Studio Rekaman

Break Room (Play Room)

R.MakeUp & Ganti

Perpustakaan

R.Istirahat

Parents Corner

R.Pengarahan

R.Reading Script

Cafentaria

Toilet

Privat

Sumber : Analisa Pribadi

Page 8: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

84

3.1.1.2. Pola Aktivitas

Untuk mengetahui tentang pola aktivitas untuk mendapatkan

sirkulasi antar ruang yang nyaman untuk bangunan televisi, maka

harus mengetahui hubungan antar kelompok kegiatan yang terdapat

pada bangunan. Berikut adalah hubungan antar kelompok kegiatan

dari hasil analisis:

Diagram 3.1. Pola Aktivitas Secara General

Sumber : Analisa Pribadi

Dari hubungan antar kelompok yang tercantum diatas maka

didapat melakukan skenario analisis pola aktivitas untuk

meminimalisir terjadinya cross circulation antar kegiatan dalam

bangunan.

o Pola Aktivitas di luar bangunan

Pola Aktivitas Datang

Diagram 3.2. Pola Aktivitas Datang

Sumber : Analisa Pribadi

Page 9: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

85

Pola Aktivitas Keluar

Diagram 3.3, Pola Aktivitas Keluar

Sumber : Analisa Pribadi

o Pola Aktivitas di Dalam Bangunan

Pola Aktivitas Pengelola

Diagram 3.4. Pola Aktivitas Pengelola

Sumber : Analisa Pribadi

Pola Aktivitas Pengunjung

Diagram 3.5.Pola Aktivitas

Pengunjung

Sumber : Analisa Pribadi

Page 10: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

86

Pola Aktivitas Bintang Tamu Dewasa

Diagram 3.6. Pola Aktivitas

Bintang Tamu

Sumber : Analisa Pribadi

Pola Aktivitas Bintang Tamu Anak – anak

Diagram 3.7. Pola Aktivitas

Bintang Tamu Anak – Anak

Sumber : Analisa Pribadi

Datang

Lobby /

Resepsionis

Makeup &

R.Ganti

Perpustakaan Break Room

& R.Istirahat

R.Pengarahan

R.Studio

Pulang

R.Tunggu Artis

& Backstage

Page 11: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

87

3.1.1.3. Waktu Operasional Bangunan

Tabel 3.5. Waktu Operasional Bangunan

Fasilitas Kegiatan Jadwal

Studio Besar (Auditorium)

Menata dekorasi, Menata peralatan rekaman, Rehearsal, Recording acara *untuk acara live dan pre-recording

Senin – Jumat : 08.00-22.00 Sabtu – Minggu : 08.00-22.00 *Auditorium berkemungkinan besar mengadakan acara live sehingga waktu operasional tergantung dengan acara ditambahkan 2 jam untuk membersihkan studio

Studio Sedang Menata dekorasi, Menata peralatan rekaman, Rehearsal, Recording acara *untuk acara live dan pre-recording

Senin – Jumat : 08.00-21.00 Sabtu – Minggu : 08.00-21.00

Studio Kecil Menata dekorasi, Menata peralatan rekaman, Rehearsal, Recording acara *untuk acara live dan pre-recording

Senin – Jumat : 08.00-21.00 Sabtu – Minggu : 08.00-21.00

Producting Rooms: -R.Master Control Room -R.VTR -R.Telecine

Produksi acara televisi, menyimpan , merekam dan mengkontrol jalannya produksi

Senin – Jumat : 08.00-21.00 Sabtu – Minggu : 08.00-21.00 *Mengikuti waktu operasional studio produksi acara

Prost Producting Rooms: -Studio Dubbing -Studio Animasi -R.Editing -R.Preview -R.Quality

Melakukan Editing dan penambahan effect pada produksi acara

Senin – Jumat : 08.00-22.00 Sabtu – Minggu : 08.00-22.00

Kids Area : -Play Room -R.Istirahat & R.Tunggu -Perpustakaan & Area Belajar

Melakukan aktivitas yang anak – anak dapat lakukan disela/menunggu jadwal rekaman dimulai.

Senin – Jumat : 08.00-22.00 Sabtu – Minggu : 08.00-22.00 *Perpustakaan & area belajar beroperasi pada pukul: Senin – Jumat : 08.00 – 19.00

Page 12: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

88

-Parents Area Sabtu – Minggu : 08.00 – 18.00

Privat Office (R.Staff Ofice, D.Direktur, R.GM, R.Ketua Devisi)

Berkerja, berdiskusi Senin – Jumat : 08.00-22.00 Sabtu – Minggu : 08.00-22.00

Meeting Room Rapat , diskusi Senin – Jumat : 08.00-20.00 Sabtu – Minggu : 08.00-20.00

Rehearsal & Artist room: -Makeup Room -Wardrobe Room -R. Reading Script -R.Tunggu

Persiapan penampilan sebelum rekaman

Senin – Jumat : 08.00-21.00 Sabtu – Minggu : 08.00-21.00

Perpustakaan Membaca, meminjam buku, berdiskusi

Senin – Jumat : 08.00 – 19.00 Sabtu – Minggu : 08.00 – 18.00

Pantry Membuat minuman & makanan ringan

Senin – Jumat : 08.00-22.00 Sabtu – Minggu : 08.00-22.00

Cafentaria Makan/Minum Senin – Jumat : 09.00-18.00 Sabtu – Minggu : 08.00-18.00

Cafe Makan/Minum Senin – Jumat : 08.00-21.00 Sabtu – Minggu : 08.00-21.00

Operasional Alat: -Ruang Property -Gudang Peralatan (kamera, lighting, sound system)

Perawatan alat production, Penyimpanan alat, Penyimpanan Property

Senin – Jumat : 08.00-22.00 Sabtu – Minggu : 08.00-22.00

R. Arsip & R. Tape Librarry

Menyimpan dan mencari dokumen rekaman/perusahaan

Senin – Jumat : 08.00 – 19.00 Sabtu – Minggu : 08.00 – 18.00

Operasional Bangunan

Mengawasi dan bertanggung jawab pada operasional kerja bangunan

Senin – Jumat : 08.00 – 19.00 Sabtu – Minggu : 08.00 – 18.00

Security -Pos Keamanan -R.CCTV

Menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan kompleks bangunan

Senin – Minggu Shift 1 : 07.00 – 15.00 Shift 2 : 15.00 – 23.00 Shift 3 : 23.00 – 07.00 *Selama 24 Jam harus ada yang bertugas

Sumber : Analisa Pribadi

Page 13: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

89

3.1.2. Studi Fasilitas

3.1.2.1. Pendekatan Kebutuhan Ruang

Tabel 3.6.Pendekatan Kebutuhan Ruang

Pelaku Aktivitas Keb. Ruang Sifat

Ruang Jenis Ruang

Pre-production planning team (Kepala Siaran, Perencana Siaran, Penulis Naskah, Perencana Setting Dekorasi, Pengarah Acara)

Datang Way in Publik Outdoor

Parkir Area Parkir Publik Outdoor

Drop Off Entrance Publik Outdoor

Absensi Receptionist Privat Indoor

Berkerja R. Kepala Siaran Privat Indoor

Berdiskusi pembuatan ide awal

R.Rapat Privat Indoor

Penyusunan (mengetik) naskah kasar hasil diskusi

R.Kerja Privat Indoor

Menyimpan Arsip

R.Arsip Privat Indoor

Makan / minum Cafentaria Privat Indoor

Beribadah Mushola Privat Indoor

BAB/BAK Toilet/ lavatory Privat Indoor

Pulang / Pergi Way Out Publik Outdoor

Set Up Team (Perencana Setting Dekotasi, Perekayasa grafik, Propertyman, Kameramen, Penata Lampu & Suara)

Datang Way in Publik Outdoor

Parkir Area Parkir Publik Outdoor

Drop Off Entrance Publik Outdoor

Mengambil dekorasi/ property

R. Property Privat Indoor

Menata Dekorasi

Studio Privat Indoor

Mengambil peralatan kebutuhan recording (Kamera, Lampu, Sound System)

-R.Kamera Store -R.Lighting Store -R.Sound System

Privat Indoor

Makan / minum Cafentaria Privat Indoor

Beribadah Mushola Privat Indoor

BAB/BAK Toilet/ lavatory Privat Indoor

Pulang / Pergi Way Out Publik Outdoor

Datang Way in Publik Outdoor

Page 14: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

90

Rehearsal (Artis (Bintang Tamu), Technical Director, Pengarah acara, Makeup Artist dan penata busana, Vision Mixer, Kameramen, Pengarah cahaya, Penata suara, Teknisi VTR)

Parkir Area Parkir Publik Outdoor

Drop Off Entrance Publik Outdoor

Membaca Naskah

R.Reading Script Privat Indoor

Latihan & Gladi resik

Studio Privat Indoor

Persiapan tata rias dan kostum

-Make Up Room -Wardrobe Room

Privat Indoor

Penentuan akhir cahaya, efek dan kamera & Evaluasi

-Studio -Master Control Room - R.VTR

Privat Indoor

Makan / minum Cafentaria Privat Indoor

Beribadah Mushola Privat Indoor

BAB/BAK Toilet/ lavatory Privat Indoor

Pulang / Pergi Way Out Publik Outdoor

Producting Team (Artis (bintang tamu), Pengarah Acara, Kameramen, Teknisi Lampu dan Suara, Staff IT,Vision Mixer, Penonton)

Datang Way in Publik Outdoor

Parkir Area Parkir Publik Outdoor

Drop Off Entrance Publik Outdoor

Recording acara Studio Semi Publik

Indoor

Pengarahan cahaya, efek suara dan kamera sesuai naskah akhir

Studio Privat Indoor

Mengendalikan jalannya recording

Master Control Room

Privat Indoor

Merekam & Menyimpan hasil recording (Maintenance hasil rekaman)

-R.VTR -R.Telecine

Privat Indoor

Makan / minum Cafentaria Privat Indoor

Beribadah Mushola Privat Indoor

BAB/BAK Toilet/ lavatory Privat Indoor

Pulang / Pergi Way Out Publik Outdoor

Prost Producting (Editor video, Narator, Pengawas, Animator)

Datang Way in Publik Outdoor

Parkir Area Parkir Publik Outdoor

Drop Off Entrance Publik Outdoor

Absensi Receptionist Privat Indoor

Editing Suara & Video

R.Editing Privat Indoor

Pengisian Suara / Narasi

Studio Dubbing Privat Indoor

Page 15: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

91

-Pengisian sound effect dan ilustrasi - Evaluasi hasil produksi

R.Editing Privat Indoor

Membuat/ mengedit animasi

Studio Animasi Privat Indoor

Makan / minum Cafentaria Privat Indoor

Beribadah Mushola Privat Indoor

BAB/BAK Toilet/ lavatory Privat Indoor

Pulang / Pergi Way Out Publik Outdoor

Operasional Alat Team (Propertyman, Teknisi)

Datang Way in Publik Outdoor

Parkir Area Parkir Publik Outdoor

Drop Off Entrance Publik Outdoor

Absensi Receptionist Privat Indoor

Perawatan alat produksi

Bengkel Peralatan

Privat Indoor

Menyimpan alat Gudang Privat Indoor

Penyimpanan property

R. Property Privat Indoor

Makan / minum Cafentaria Privat Indoor

Beribadah Mushola Privat Indoor

BAB/BAK Toilet/ lavatory Privat Indoor

Pulang / Pergi Way Out Publik Outdoor

Kunjungan /Tour

Datang Way in Publik Outdoor

Parkir Area Parkir Publik Outdoor

Drop Off Entrance Publik Outdoor

Berkumpul Lobby Publik Indoor

Mendengarkan pengarahan

R.Pertemuan Privat Indoor

Menonton tayangan acara

Studio Semi Publik

Indoor

Berkeliling -Studio -Master room control

Privat Indoor

Membeli souvenir

-Souvenir Store Publik Indoor

Makan / minum -Cafe Publik Indoor

Beribadah Mushola Publik Indoor

BAB/BAK Toilet/ lavatory Privat Indoor

Pulang / Pergi Way Out Publik Outdoor

Penonton Datang Way in Publik Outdoor

Area Parkir Publik Outdoor

Drop Off Entrance Publik Outdoor

Berkumpul Lobby Publik Indoor

Page 16: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

92

Menonton tayangan acara

Studio Semi Publik

Indoor

Membeli souvenir

-Souvenir Store Publik Indoor

Makan / minum -Cafe Publik Indoor

Beribadah Mushola Publik Indoor

BAB/BAK Toilet/ lavatory Privat Indoor

Pulang / Pergi Way Out Publik Outdoor

Pimpinan perusahaan

Datang Way in Publik Outdoor

Parkir Area Parkir Publik Outdoor

Drop Off Entrance Publik Outdoor

Berkerja R.Direktur Privat Indoor

Memimpin Rapat

R.Rapat Pimpinan

Privat Indoor

Beribadah Mushola Publik Indoor

Makan / minum Cafentaria Publik Indoor

BAB/BAK Toilet/ lavatory Privat Indoor

Pulang / Pergi Way Out Publik Outdoor

Pengelola (Direksi, Manajemen, Manajer, Informasi, Pemasaran, Marketing, HRD, PR,Humas , Keuangan, Sekertaris)

Datang Way in Publik Outdoor

Parkir Area Parkir Publik Outdoor

Entrance Publik Outdoor

Absensi Receptionist Privat Indoor

Berkerja -R.G.Manager -R. Staff dan Karyawan -R.Ketua Divisi

Privat Indoor

Menyimpan dan mengambil arsip

-R.Arsip Privat Indoor

Rapat R.Rapat Privat Indoor

Bertemu client R.Maketing Privat Indoor

Makan / minum Cafentaria Publik Indoor

Beribadah Mushola Publik Indoor

BAB/BAK Toilet/ lavatory Privat Indoor

Pulang / Pergi Way Out Publik Outdoor

Dokumentasi Team

Datang Way in Publik Outdoor

Parkir Area Parkir Publik Outdoor

Drop Off Entrance Publik Outdoor

Absensi Receptionist Privat Indoor

Menyimpan Hasil rekaman acara

-Tape Library Privat Indoor

Menyimpan Arsip perusahaan

-R.Arsip Privat Indoor

Rapat R.Rapat Privat Indoor

R.Maketing Privat Indoor

Makan / minum Cafentaria Publik Indoor

Page 17: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

93

Beribadah Mushola Publik Indoor

BAB/BAK Toilet/ lavatory Privat Indoor

Pulang / Pergi Way Out Publik Outdoor

Pengelola (Operasional Bangunan)

Datang Way in Publik Outdoor

Parkir Area Parkir Publik Outdoor

Drop Off Entrance Publik Outdoor

Absensi Receptionist Privat Indoor

Menyimpan barang bawaan

Loker Privat Indoor

Ganti Pakaian R.Ganti Privat Indoor

Rapat dan Mengawasi kinerja bangunan

R.Engineer Privat Indoor

Melakukan maintenance, controller teknis dan perawatan properti bangunan

• R. STP • R. Trafo • R. Genset • R. Pompa • R. PABX • R. MDF • R. Cooling tower • Ruang Lift • Ground tank • Roof tank • R. AC VRV • Gudang • Penampungan sampah sementara • Janitor • R. Cleaning service

Service Indoor

Makan / minum Pantry Publik Indoor

Beribadah Mushola Publik Indoor

BAB/BAK Toilet/ lavatory Privat Indoor

Pulang / Pergi Way Out Publik Outdoor

Pengelola (Staff Receptionist)

Datang Way in Publik Outdoor

Parkir Area Parkir Publik Outdoor

Drop Off Entrance Publik Outdoor

Absensi Receptionist Privat Indoor

Menyampaikan Informasi

Receptionist Publik Indoor

Makan / minum Cafentaria Publik Indoor

Beribadah Mushola Publik Indoor

BAB/BAK Toilet/ lavatory Privat Indoor

Pulang / Pergi Way Out Publik Outdoor

Datang Way in Publik Outdoor

Page 18: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

94

Pengelola (Staff Cafentaria)

Parkir Area Parkir Publik Outdoor

Drop Off Entrance Publik Outdoor

Platting Pantry Privat Indoor

Melayani pegawai

Area makan Privat Indoor

Mencuci perlengkapan makan dan masak

Ruang cuci Privat Indoor

Bongkar Muat Stock

Loading Dock Servis Indoor

Menyimpan stock makanan

R.Penyimpanan Privat Indoor

Makan / minum Pantry Publik Indoor

Beribadah Mushola Publik Indoor

BAB/BAK Toilet/ lavatory Privat Indoor

Pulang / Pergi Way Out Publik Outdoor

Petugas Keamanan

Datang Way in Publik Outdoor

Parkir Area Parkir Publik Outdoor

Drop Off Entrance Publik Outdoor

Absensi Receptionist Privat Indoor

Menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan dan bangunan

-Pos Jaga -R.CCTV - Area Lingkungan & Bangunan

Privat Indoor

Makan / minum Pantry Publik Indoor

Beribadah Mushola Publik Indoor

BAB/BAK Toilet/ lavatory Privat Indoor

Pulang / Pergi Way Out Publik Outdoor Sumber : Analisa Pribadi

Pembagian Sifat Ruang

Tabel 3.7.Pembagian Sifat Ruang

PRIVAT SEMI PRIVAT PUBLIK SERVIS

R.Kepala Siaran Auditorium (Studio Besar)

Entrance Gate Toilet/lavatory

R.Rapat kecil Cafentaria Exit Gate Janitor

R.Rapat Besar (pimpinan)

Studio (Sedang) Area Parkir Gudang

Privat Office R.Marketing Entrance Pantry

R.Sekertaris R.Cleaning Service

Receptionist & Lobby

Mushola

R.Direktur Perpustakaan Mini

R.Tunggu R.Ganti

Page 19: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

95

R.Arsip Publik space R.Trafo

R.G.Manager Taman R.Genset

R.Tape Libbrary Cafe R.MDF

R.Administrasi Souvenir Store R. PBAX

R.Humas Pos Jaga R.Pompa

R.PR R.Cooling Towe

R.Produser R.AC VRV

R.HRD Ground Tank

R.Property Roof Tank

R. Kamera Store

R.STP

R. Lighting Store

Penampungan sampah

R.Sound System

Loading Dock

R.Reading Script

Preview Room

Quality Room

R.Wardrobe

R. MakeUp

R.Ganti

R.Property

Master Control Room

R.VTR

R.Telecine

R.Editing

Studio Dubbing

Studio (kecil)

Studio Animasi

Bengkel Peralatan

Gudang

R.Freezer

R.Pertemuan

Dapur

R.Engineering

R.CCTV Sumber : Analisa Pribadi

Page 20: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

96

3.1.2.2. Persyaratan Ruang

Kebutuhan ruang berdasarkan analisis pelaku dan aktivitas di dalan bangunan penyiaran stasiun televisi

nasional anak.

Tabel 3.8. Persyaratan Ruang

No Nama Ruang

ASPEK

Akustik Pencahayaan Penghawaan Keamanan Kesehatan

1 Auditorium (Studio

Besar) ● ● ● ● ● ● ● ●

2 Cafentaria ● ● ● ● ● ● ● ● ●

3 Studio (Sedang) ● ● ● ● ● ● ● ●

4 R.Marketing ● ● ● ● ● ● ● ● ●

5 R.Cleaning Service ● ● ● ● ● ● ●

6 Perpustakaan Mini ● ● ● ● ● ● ● ● ●

7 Entrance Gate ● ● ● ● ● ● ●

8 Exit Gate ● ● ● ● ● ● ●

9 Area Parkir ● ● ● ● ● ● ●

10 Entrance ● ● ● ● ● ● ●

Sta

bil

Kele

mb

ab

an

Keb

ak

ara

n

Se

cu

rity

Sta

bil

Te

na

ng

Ala

mi

Bu

ata

n

Ala

mi

Bu

ata

n

Page 21: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

97

11 Receptionist & Lobby ● ● ● ● ● ● ●

12 R.Tunggu ● ● ● ● ● ● ●

13 Publik space ● ● ● ● ● ● ●

14 Taman ● ● ● ● ● ● ●

15 Cafe ● ● ● ● ● ● ●

16 Souvenir Store ● ● ● ● ● ● ●

17 Pos Jaga ● ● ● ● ● ● ●

18 R.Kepala Siaran ● ● ● ● ● ● ● ● ●

19 R.Rapat kecil ● ● ● ● ● ● ● ● ●

20 R.Rapat Besar

(pimpinan)

● ● ● ● ● ● ● ● ●

21 Privat Office ● ● ● ● ● ● ● ● ●

22 R.Sekertaris ● ● ● ● ● ● ● ● ●

23 R.Direktur ● ● ● ● ● ● ● ● ●

24 R.Arsip ● ● ● ● ● ● ● ● ●

25 R.G.Manager ● ● ● ● ● ● ● ● ●

26 R.Tape Libbrary ● ● ● ● ● ● ● ●

27 R.Administrasi ● ● ● ● ● ● ● ● ●

28 R.Humas ● ● ● ● ● ● ● ● ●

29 R.PR ● ● ● ● ● ● ● ● ●

30 R.Produser ● ● ● ● ● ● ● ● ●

31 R.HRD ● ● ● ● ● ● ● ● ●

32 R.Property ● ● ● ● ● ● ● ● ●

33 R. Kamera Store ● ● ● ● ● ●

34 R. Lighting Store ● ● ● ● ● ●

35 R.Sound System ● ● ● ● ● ●

Page 22: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

98

36 R.Reading Script ● ● ● ● ● ● ● ● ●

37 R.Wardrobe ● ● ● ● ● ● ● ●

38 R. MakeUp ● ● ● ● ● ● ● ●

39 R.Ganti ● ● ● ● ● ● ● ●

40 Master Control Room ● ● ● ● ● ● ● ●

41 R.VTR ● ● ● ● ● ● ● ●

42 R.Telecine ● ● ● ● ● ● ● ●

43 R.Editing ● ● ● ● ● ● ● ●

44 Studio Dubbing ● ● ● ● ● ● ● ●

45 Studio (kecil) ● ● ● ● ● ● ● ●

46 Studio Animasi ● ● ● ● ● ● ● ●

47 Bengkel Peralatan ● ● ● ● ● ●

48 Gudang ● ● ● ● ● ●

49 R.Freezer ● ● ● ● ● ●

50 R.Pertemuan ● ● ● ● ● ● ● ● ●

51 Dapur ● ● ● ● ● ● ●

52 R.Engineering ● ● ● ● ● ● ● ●

53 R.CCTV ● ● ● ● ● ● ● ●

54 Entrance ● ● ● ● ● ● ● ●

55 Receptionist & Lobby ● ● ● ● ● ● ● ●

56 R.Tunggu ● ● ● ● ● ● ● ● ●

57 Cafe ● ● ● ● ● ● ● ● ●

58 Souvenir Store ● ● ● ● ● ● ● ● ● ●

59 Pos Jaga ● ● ● ● ● ● ● ● ● ●

60 Toilet/lavatory ● ● ● ● ● ● ● ● ●

61 Janitor ● ● ● ● ● ● ●

Page 23: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

99

62 Gudang ● ● ● ● ● ● ● ●

63 Pantry ● ● ● ● ● ● ● ●

64 Mushola ● ● ● ● ● ● ● ● ● ●

65 R.Ganti ● ● ● ● ● ● ● ●

66 R.Trafo ● ● ● ● ● ● ●

67 R.Genset ● ● ● ● ● ● ●

68 R.MDF ● ● ● ● ● ● ●

69 R. PBAX ● ● ● ● ● ● ●

70 R.Pompa ● ● ● ● ● ● ●

71 R.Cooling Towe ● ● ● ● ● ● ●

72 R.AC VRV ● ● ● ● ● ● ●

73 Ground Tank ● ● ● ● ● ● ●

74 Roof Tank ● ● ● ● ● ● ●

75 R.STP ● ● ● ● ● ●

76 Penampungan sampah ● ● ● ● ● ● ●

77 Loading Dock ● ● ● ● ●

Sumber : Analisa Pribadi

Page 24: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

100

3.1.2.3. Pola Sirkulasi Ruang

Berikut adalah studi pola sirkulasi ruang yang akan dikategorikan menjadi 4 jenis yaitu:

a. Pola sirkulasi kegiatan utama

Keterangan:

Diagram 3.8. Pola Sirkulasi Kegiatan Utama

Sumber : Analisa Pribadi

Toilet

Mushola

Pantry

R.Tunggu Arist

R.Make Up

R. Wardrobe

R.Ganti

R. Reading Script

Pre Producting Planning

Area :

R.Rapat (Meeting

Room)

R.Produser

Private Office

Set Up Area:

Kamera Store

Lighting Store

Sound System

R.Property

Bengkel peralatan

R.Teknisi

BACKSTAGE

Producting Area:

Master Control Room

R.VTR

R.Telecine

R.Pemancar

Prost Producting Area:

R.Editing

R.Preview

R.Quality

Studio Animasi

Studio Dubbing

R.Tape Librarry Loading Dock

Way In / Entrance Gate Way Out / Exit Gate

Parkir

Entrance/Exit

Receptionist

Drop Off

R.Tunggu /

Lounge

Lobby

STUDIO

RECORDING

: Sirkulasi Pengguna

: Area Publik

: Area Privat

: Area Service

: Area Semi Privat

Page 25: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

101

b. Pola sirkulasi pengunjung

Diagram 3.9. Pola Sirkulasi Pengunjung

Sumber : Analisa Pribadi

Keterangan :

Way In / Entrance Gate Way Out / Exit Gate

Parkir

Entrance

Receptionist

Drop Off

R.Tunggu /

Lounge

Lobby

STUDIO RECORDING

Producting Area:

Master Control

Room

R.VTR

Prost Producting Area:

R.Editing

R.Preview

Studio Animasi

Cafe

Souvenir

Store

Toilet

Mushola

: Sirkulasi Penonton

: Sirkulasi Kunjungan Tour ( sudah memiliki ijin

memasuki area privat )

: Area Publik

: Area Privat

: Area Service

Page 26: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

102

c. Pola sirkulasi pengelola

Diagram 3.10.Pola Sirkulasi Pengelola

Sumber : Analisa Pribadi

Keterangan:

Way In / Entrance Gate Way Out / Exit Gate

Parkir

Entrance

Receptionist

Drop Off

R.Tunggu Lobby

Toilet

Mushola

Locker

R.Ganti R.Engineering

R.Cleaning

Service

R. Marketing

R. MEE

Plumbing

R.Keuangan

R.Administrasi

R.PR & HRD

R.Humas

R.G.Manajer

R.Direktur

R.Rapat

Pantry Cafentaria

: Sirkulasi Pengguna

: Area Publik

: Area Privat

: Area Service

: Area Semi Privat

Dapur

R.Penyimpanan

R.Cuci

Loading Dock

Page 27: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

103

d. Pola sirkulasi kegiatan penunjang

Diagram 3.11. Pola Sirkulasi Kegiatan Penunjang

Sumber : Analisa Pribadi

Keterangan:

Way In / Entrance Gate Way Out / Exit Gate

Parkir

Entrance/

Receptionist

Drop Off

Lobby

Toilet

Mushola

Perpustakaan

Cafe

Dapur

R. Penyimpanan

R.Freezer

Loading

Dock

: Sirkulasi Pengguna

: Area Publik

: Area Privat

: Area Service

: Area Semi Privat

Page 28: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

104

3.1.2.4. Pendekatan Jumlah Pelaku

Pendekatan jumlah pelaku yang didapatkan berdasarkan

perbedaan kategori dan program yang tayang dalam stasiun

televisi, yaitu :

a. Pendekatan analisis jumlah pengelola

Tabel 3.9. Analisis pendekatan jumlah pengelola

Pelaku Jumlah Keterangan Tambahan

Direktur 1

Wakil Direktur 1

G.Manager 1

C.Manager 1

Kepala Divisi 7

Sekertaris 3

Kepala HRD 1

Staff HRD 7 Satu orang staff memegang 1 devisi

Kepala PR 1

Staff PR 7

Kepala Marketing 1

Staff marketing 5

Administrasi Accounting 5

Kepala Humas 1

Staff Humas 5

Receptionist 2

Tape Libbrary Staff 3

Perpustakaan 2

Wardrobe staff 4

Property Staff 8

IT Specialist 2

Engineer 3

Chef Cafentaria 2

Pelayan Cafentaria 6

Chef Cafe 1

Pelayan Cafe 4

Petugas Kasir 1

Security Lapangan 12 Terdapat 3 shift , setiap shift terdapat 4 security

lapangan berjaga

Page 29: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

105

Security CCTV 6 Terdapat 3 shift , setiap shift pergantian terdapat

2 security berjaga

Cleaning service 10

Maintenance 2

TOTAL 115 Pengelola

Sumber : Analisa Pribadi

b. Pendekatan analisis pelaku aktivitas utama ( Penyiaran

Acara )

Untuk mendapatkan jumlah pelaku aktivitas penyiaran,

dapat melakukan perbandingan program Trans TV dan

Trans 7 dengan tidak memasukkan program berita dalam

stasiun televisi anak. Presentase program acara berita

dibagikan kepada program acara lain sehingga didapatkan

data presentase program acara stasiun televisi anak

sebagai berikut:

Tabel 3.10. Presentase Program Acara Anak

PROGRAM ACARA ANAK %

Hiburan 35

Drama 15

Musik & Olahraga 15

Pendidikan & Agama 25

Iklan 10

Sumber : Analisa Pribadi

Dari presentase diatas maka kita bisa menentukan

jumlah pelaku dengan menyamakan pelaku yang berkerja di

Trans TV, yaitu :

Page 30: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

106

Hiburan

Pelaku yang bertugas dalam acara hiburan dalam

satu acara adalah

o Produser : 1

o Team Produser : 4

o Team Lapangan : 4

o Team Teknisi (Termasuk kameramen, lighting

dan sound system : 10

o Artis : ±3 (dapat digantikan oleh

narator jika merupaka acara yang melibatkan

animasi)

o Editor : 2

o Animator : 4

Maka dalam satu paket acara hiburan terdapat ±28

pelaku bertugas.

Drama (Sitcom)

Pelaku yang bertugas dalam acara drama adalah

sebagai berikut:

o Produser : 1

o Team Produser : 4

o Team Lapangan : 4

o Team Teknisi (Termasuk kameramen, lighting

dan sound system) : 10

o Artis : ±4

o Editor : 2

Maka dalam satu paket acara drama (sitcom) terdapat

25 pelaku bertugas.

Page 31: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

107

Musik & Olahraga

Pelaku yang bertugas dalam acara Musik & Olahraga

adalah sebagai berikut:

o Produser : 1

o Team Produser : 3

o Team Lapangan : 4

o Team Teknisi (Termasuk kameramen, lighting

dan sound system) : 6

o Artis : ±2

o Editor : 2

Maka dalam satu paket acara Musik & Olahraga

terdapat 18 pelaku bertugas.

Pendidikan & Agama

Pelaku yang bertugas dalam acara Musik & Olahraga

adalah sebagai berikut:

o Produser : 1

o Team Produser : 4

o Team Lapangan : 4

o Team Teknisi (Termasuk kameramen, lighting

dan sound system) : 8

o Artis : ±2

o Editor : 2

Maka dalam satu paket acara Musik & Olahraga

terdapat 21 pelaku bertugas.

Iklan

Pelaku yang bertugas dalam acara Musik & Olahraga

adalah sebagai berikut:

Page 32: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

108

o Ketua : 1

o Staff Pemasaran : 10

o Editor : 5

Team yang bertugas dalam iklan sponsor acara 16

pelaku bertugas.

Dalam satu hari dalam sebuah stasiun televisi anak

menayangkan 18 acara yang dimulai dari pukul 03.00 –

22.00. maka jika di kalikan dengan presentase program

sebelumnya menjadi :

Hiburan

18 ×35

100= 6,3 = 6 𝐴𝑐𝑎𝑟𝑎 /𝐻𝑎𝑟𝑖

6 𝑎𝑐𝑎𝑟𝑎 × 28 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢 = 168 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢

Drama ( Sitcom )

18 ×15

100= 2,7 = 3 𝐴𝑐𝑎𝑟𝑎 /𝐻𝑎𝑟𝑖

3 𝑎𝑐𝑎𝑟𝑎 × 25 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢 = 75 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢

Musik & Olahraga

18 ×15

100= 15 = 3 𝐴𝑐𝑎𝑟𝑎 / 𝐻𝑎𝑟𝑖

3 𝑎𝑐𝑎𝑟𝑎 × 18 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢 = 54 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢

Pendidikan & Agama

18 ×25

100= 4,5 = 5 𝐴𝑐𝑎𝑟𝑎 /𝐻𝑎𝑟𝑖

5 𝑎𝑐𝑎𝑟𝑎 × 21 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢 = 105 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢

Page 33: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

109

Jadi total pelaku aktivitas utama dalam tempo satu hari

berjumlah = 168 pelaku + 75 pelaku + 54 pelaku + 105 pelaku

= ±402 Pelaku.

c. Pendekatan Analisis Jumlah Pengunjung

Didalam bangunan penyiaran stasiun televisi ,

seorang penonton merupakan seorang pelaku tidak tetap.

Penonton ditentukan oleh kapasitas dari tempat duduk yang

tersedia di studio. Studio yang tersedia di gedung penyiaran

stasiun televisi sendiri terbagi menjadi 3, yaitu studio skala

besar (auditorium) , studio skala sedang dan kecil

Dua dari tiga studio tersebut terdapat fasilitas tempat

duduk penonton dengan kapasitas:

Studio skala besar : 250 – 300 penonton

Studio skala sedang : 50 – 75 penonton

Penonton dalam studio tidak dalam skala besar

karena tujuan dari adanya penonton dalam studio hanyalah

untuk memeriahkan acara dan bukan sebagai fasilitas

utama.

Sedangkan untuk kunjungan / tour setiap harinya

hanya menerima 1 hingga 2 kunjungan tergantung dengan

jumlah yang melakukan kunjungan pada hari itu. Dalam satu

hari maksimal kunjungan oleh 100 orang pengunjung tour.

Pengunjung tour akan masuk ke dalam studio dan mengikuti

proses jalannya recording acara sebagai satu pakrt dalam

Page 34: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

110

acara kunjungan tour. Maka jumlah pelaku lebih di tentukan

dari jumlah penonton di dalam.

Jadi Total Pelaku yang ada di dalam gedung penyiaran stasiun

televisi anak pada satu tempo, sebagai berikut:

Tabel 3.11, Total Pelaku

Kategori Pengguna Jumlah

Pengelola 115

Pelaku Aktivitas Utama 405

Pengunjung (pelaku tidak tetap) 300*

Total Pelaku 815 Orang

Keterangan : * jumlah pengunjung yang diasumsikan dalam satu periode tayangan kedua studio digunakan full off air and on air

Sumber : Analisa Pribadi

3.1.3. Studi Ruang Khusus

3.1.3.1. Studio

Studio bagi sebuah tempat penyiaran stasiun televisi

merupakan ruang produksi utama, bisa dikatakan sebagai jantung

kegiatan dalam bangunan karena hampir sebagian besar proses

produksi acara berlangsung di studio.

Studio yang tersedia di dalam bangunan tersedia dalam

berbagai ukuran yang berbeda. Berdasarkan kebutuhannya dalam

bangunan penyiaran stasiun televisi nasional anak, studio dibagi

menjadi tiga, yaitu:

Studio penonton (auditorium) dengan tempat duduk

permanen.

Page 35: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

111

Studio serbaguna, yang fleksibel bisa digunakan

untuk berbagai jenis acara.

Studio kecil

Studio pengisian suara (dubbing suits)

Menurut Gerald Millerson (2000) menyatakan peryaratan luas

minimal studio penyiaran TV adalah sebagai berikut:

Studio besar (auditorium) , luas keseluruhan minimal 400m²

Studio sedang (studio serbaguna) , luas minimal 200m²

Studio kecil dengan luas minimal 100m²

o Perbedaan Studio Televisi Umum dan Anak

Dalam memproduksi video anak, area recording di studio

harus dibuat senyaman mungkin sehingga anak – anak tidak akan

masuk ke area staff dan kameramen. Ruang studio dibuat tidak

tegang agar anak – anak dapat dapat berinteraksi dengan nyaman

didepan kamera.

Suasana releks itu bisa didapatkan dari background ruangan

yang menggunakan warna cerah. Dimensi ruangan juga

mempengaruhi suasana, ruangan yang terlalu sempit dengan

menampung kegiatan yang terlalu ramai akan mempengaruhi

keadaan anak – anak.

Tidak hanya keadaan psikis anak, keamanan anak dalam

studio juga sangat mempengaruhi desain ruang. Dengan sifat anak

yang bergerak aktif terdapat beberapa hal yang harus

diperhitungkan, diantaranya adalah:

Page 36: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

112

Ketinggian panggung studio auditorium untuk meminimalisir

dampak anak terjatuh dari panggung.

Terdapat perbedaan warna antara staff zone dengan

recording zone untuk mempermudah informasi anak.

Penataan kabel harus rapih dan jauh dari jangkauan anak.

Tangga panggung memiliki lebar yang lebih besar

dibandingkan dengan panggung backstage pada umumnya

untuk mengantisipasi anak – anak yang berebut untuk naik

ataupun turun dari panggung.

Selain perbedaan studio anak –anak diatas, berikut adalah

beberapa persyaratan studio televisi yang harus diterapkan pada

desain perancangan, yaitu:

i. Persyaratan Akustik Studio Televisi

Persyaratan akustik ruang studio berkaitan dengan

bagaimana cara pengendalian terhadap bising dan getaran yang

timbul akibat aktivitas yang ada pada studio itu sendiri sehingga

tidak mengganggu aktivitas recording.

Sumber bising yang timbul dengan biasanya dipengaruhi oleh 2 hal,

yaitu bising interior dan dari eksterior. Bising interior berasal dari

property, penonton dan alat, sedangkan eksterior dari lingkungan

luar bangunan.

Keriteria kebisingan yang nyaman dan direkomendasikan

untuk di terapkan didalam ruang studio adalah 20 hingga 25 dB

dengan waktu dengung 0,8 detik. Berikut merupakan hal yang perlu

Page 37: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

113

di perhatikan dalam merancang ruang studio televisi. Diantaranya

adalah:

Bentuk dan ukuran studio

Bentuk dan ukuran studio dapat ditentukan berdasarkan fungsi

dan kegunaan serta peralatan yang digunakan.

Pencegahan cacat akustik

Studio siaran harus bebas dari adanya kemungkinan cacat

akustik seperti gema, dengung, pemantulan yang

berkepanjangan. Berikut adalah jenis – jenis cacat akustik yang

harus di hindari.

o Gema

Merupakan sebuah pengulangan bunyi asli yang dapat

terdengar secara jelas. Gema merupakan masuk ke dalam

kategori cacat akustik yang paling berat.

Untuk mengatasi kemungkinan adanya cacat akustik gema

adalah dengan penggunaan bahan penyerap bunyi pada

bagian yang memantulkan bunyi, bahan penyerap yang

digunakan harus merata dengan frekuensi audio agar tetap

terjaga kejelasan bunyi dari sumber suara.

o Dengung

Pegendalian waktu dengung (RT) merupakan sebuah

langkah yang sangat penting dalam merancang studio. Dalam

merancang akustik auditorium, dalam sekali RT optimum dalam

jangkauan frekuensi tengah dipilih dan hubungan RT terhadap

Page 38: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

114

frekuensi dibawah 500Hz ditetapkan, maka pengendalian

dengung salah satunya dengan menggunakan lapisan –

lapisan akustik.

o Pemantulan yang berkepanjangan

Merupakan cacat akustik yang hampir mirip dengan gema

namun terdapat penundaan waktu antara penerima bunyi

langsung dan bunyi pantul lebih singkat jika dibandingan

dengan gema.

o Gaung

Terdiri dari gema – gema kecil yang secara terus menerus

berurutan. Contoh dari gaung adalah tepukan tangan yang

berulang atau tembakan hal ini biasanya terjadi karena

permukaan pemantul bunyi yang saling sejajar.

Gaung dapat di cegah dengan memasang bahan penyerap

bunyi pada permukaan pemantul. Sedangkan penyelesaian

untuk ruang studio dengan tempat duduk penonton, pada

bagian dinding belakang dibuat difus atau dengan memberikan

sebuah partisi yang dipasang miring sehingga menghasilkan

pemantulan dengan waktu tunda yang lebih singkat.

o Pemusatan bunyi

Pemusatan bunyi atau hot spots ini disebabkan oleh

pemantulan bunyi pada permukaan yang cekung. Pemusatan

bunyi ini dapat mengakubatkan energi bunyi yang tidak merata

dan terdapatnya titik mati (dead spots) . untuk menghindari hal

Page 39: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

115

ini terjadi maka mengurangi rancangan dengan dinding

berbentuk cekung. Atau jika menginginkan bentuk cekung.

o Distorsi Bunyi

Sebuah keadaan terjadinya perubahan kualitas bunyi

akibat tidak seimbang atau penyerapan bunyi yang berlebih

melewati batas frekuensi yang direkomendasikan. Hal ini bisa

dihindari dengan memilih lapisan akustik yang cocok sehingga

tidak terjadi penyerapan berlebih

o Resonansi Ruang

Resonansi ruang atau yang biasa disebut kolorasi, dapat

terjadi apabila bunyi tertentu dalam pita frekuensi yang sempit

sehingga menghasilkan bunyi yang jauh lebih keras yang

melebihi frekuensi yang direkomendasikan. Cacat akustik ini

biasanya terjadi pada studio yang kecil.

Bahan dan konstruksi penyerap bunyi

Salah satu cara yang paling mudah dalam mengatasi cacat

akustik yang sering kali digunakan adalah memilih bahan dan

menggunakan konstruksi yang dapat menyerap bunyi. Besarnya

bunyi yang diserap tergantung pada karakter dan jenis bahan yang

digunakan. Untuk mengendalikan bunyi dalam ruang yang bising,

bahan yang digunakan dikategorikan menjadi:

o Bahan penyerap berpori

o Penyerap panel atau penyerap selaput

o Resonator rongga

Page 40: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

116

Setiap bahan bahan tersebut diatas dikombinasikan dan

dipasang pada dinding ruang ataupun digantungkan sebagai

penyerap. Cara pemasangan dari bahan akustik yang digunakan

dalam ruangan sangat berpengaruh terhadap penyerapan bunyi.

ii. Bentuk Panggung Studio

Bentuk panggung auditorium terdapat 3 jenis yaitu:

a. Prosenium

Sebuah panggung dengan penonton yang hanya melihat

dari satu sisi saja. Kerasnya suara yang diterima oleh penonton

akan lebih sulit diterima tanpa adanya bantuan penguat suara,

panggung prosenium lebih baik digunakan untuk panggung

dengan audience yang lebih kecil.

Gambar 3.1. Tipe Panggung Prosenium

Sumber : Pinterest.com

b. Panggung Terbuka

Daerah pentas utama menghadap penonton dan dikelilingi

penonton dari beberapa sisi. Kekurangan dari panggung terbuka

adalah sudut pandang yang terlalu miring mengurangi fokus

pandangan.

Page 41: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

117

Gambar 3.2. Tipe Panggung Terbuka

Sumber : Pinterest.com

c. Panggung arena

Bentuk panggung dengan menghilangkan pemisah antara

pemain dengan audience. Biaya panggung ini cenderung lebih

rendah karena minimnya dekorasi yang dapat terpasang.

Gambar 3.3. Tipe Panggung Arena

Sumber : Pinterest.com

iii. Pencahayaan

Kamera memiliki tonal contrast yaitu berfungsi dengan

tererbatasan kontras cahaya, karena itu untuk mendapatkan hasil

gambar yang memuaskan dibutuhkan bantuan dan pengontrolan

pencahayaan buatan.

Penataan pencahayaan yang cerat dapat membantu

mendapatkan pandangan untuk mendapatkan khayalan 3d yang

berarti dapat memperjelas adanya jarak, ruang, kepadatan dan

Page 42: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

118

unsur lain yang terbentuk dari sebuah objek. Pencahayaan juga

dapat membangun suasana, mood dan style yang sesuai dengan

naskah yang telah direncanakan.

Dasar penyinaran

Dasar penyinaran memiliki tiga jenis dalam produksi televisi

yang dapat menghasilka karakter serta suasana yang berbeda.

Ketiga dasar penyiaran tersebut ialah:

o Key Light

Key light adalah sinar utama yang ditujukan pada

subjek dan akan berakibat timbulnya bayangan.

Pemasangan key light pada sudut 30˚ - 45˚ diatas objek

yang terdorot. Sinar yang digunakan untuk keylight

merupakan sinar yangtercipta dari sinar hard light untuk

menampilkan efek dramatik dan terfokus.

o Fill in Light

Sinar fill in light digunakan untuk mengurangi

ataupun menghilangkan bayangan yang disebabkan oleh

penyinaran key light. Pemasangan fill in light terletak 30˚

disebelah view line dan posisinya berlawanan dengan

keylight

o Back Light

Black light di pasang pada sisi belakang tepat

ditengah – tengah dan membentuk nose line. Tujuan dari

Page 43: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

119

penyinaran ini untuk membentuk garis tepi dan bentuk

subjek sehingga memisahkan latar belakang dekorasi.

Gambar 3.4. 3 Poin Sistem Lighting

Sumber : Truelights.in

Tata Cahaya Pendukung

Tata cahaya pendukung merupakan teknik penerangan

tambahan dengan tujuan menyempurnakan tiga dasar teknik

penyinaran demi mendapatkan efek tertentu.

o High key light, sebuah tata cahaya untuk menghasilkan

gambar dengan gradasi tertentu, terurtama abu – abu

hingga putih

o Low key light, jenis penyinaran untuk suatu sence demi

menghasilkan gambar gradasi terutama abu – abu

terang hingga putih hanya kelihatan pada daerah

terbatas.

o Base light, penyinaran yang menyebar dan hampir tidak

menghasilkan bayangan, merupakan penyinaran dasar

Page 44: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

120

dalam studio untuk mendapatkan gambar yang

seimbang

o Cross light, penyinaran dengan menyilangkan dari

kedua arah sumber cahaya, mempunyai sudut

penyinaran yang sama terhadap sumbu optis kamera

pada bidang horisontal

Jenis Lampu

o Soft light, menghasilkan difusi sederhana yang merata.

Salah satu jenis lampu soft light adalah flourescent.

Gambar 3.5. Jenis Lampu Soft Light

Sumber : Video Production Handbook (1950)

o Hard light, penerangan yang bisa menghasilkan efek

bayangan, penggunaanya langsung disorotkan kepada

objek.

Gambar 3.6. Saah Satu Jenis Lampu Hard Light

Sumber : Video Production Handbook (1950)

Page 45: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

121

Pemasangan Lampu

o Lighting Grid

Dalam merencanakan sebuh studio diperlukannya

pemasangan lighting grid yang berfungsi untuk menggantungkan

lampu untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Lighting

grid digunakan untuk mempermudah bongkar pasang untuk

mendapatkan efek cahaya yang diinginkan. Untuk mengcontrol

cahaya menggunakan alat control atau manual untuk studio

kecil.

Gambar 3.7. Denah Penataan Lighting Grid

Sumber : medialab.tv

Gambar 3.8. Lighting Grid

Sumber : Google.com

o Tripod (penyangga)

Lighting dengan pemasangan menggunakan tripod ini

biasanya digunakan untuk memberikan efek pencahayaan dari

arah depan.

Page 46: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

122

iv. Background studio

Chromakey

Latar Chromakey biasanya digunakan untuk teknik

pencampuran dua bingkai background secara bersamaan.

Dengan cara warna dari suatu gambar dihapus ataupun dibuat

transparan dan mengaplikasikan background lain

dibelakangnya. Tenik ini juga biasa disebut keying warna,

permisahan overlay, greenscreen dan bluescreen.

Pengaplikasian teknik ini yaitu dengan memasang lapisan

tembok dan lantai dengan warna tunggal. Warna yang

digunakan biasanya adalah warna biru dan hijau karena keda

warna tersebut tidak ada dalam unsur warna pada tubuh

manusia.

Property

Dalam pementasan penggambaran karakter seorang tokoh

biasanya diperkuat dengan benda – benda yang dapat

menghubungkan dengan pekerjaan latar belakang tempat tokoh.

Dengan banyaknya property yang akan keluar masuk ke dalam

ruang studio, maka harus memperhitungkan besarnya sirkulasi

yang memudahkan propertyman mengatur latar belakang

setting studio yang sudah disesuaikan.

3.1.3.2. Studio Auditorium

Berdasarkan hasil analisis dan survey yang dilakukan

pada gedung Trans TV dan Trans 7. Rata – rata penonton dalam

Page 47: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

123

auditorium bangunan adalah 250 orang. Berikut adalah studi

besaran ruang dengan menerapkan persyaratan ruang yang

dibutuhkan:

Gambar 3.9. Denah Studio Auditorium

Sumber : Analisa Pribadi

Analisis Besaran :

Stage (property desain panggung) + sirkulasi dan interaksi

recording + Backstage = 40m²

Camera and Staff Zone = 10m²

Kursi Penonton ( 0.54m² x 250 kursi) = 135m²

𝑥 =680 − 237

237× 100% = 187%

Karakteristik Ruang:

Kapasitas audience 250 orang dengan 28 staff dan bintang

tamu yang bertugas pada Staff & Camera Zone.

Seating berundak naik kebelakang dengan bentuk

panggung Prosenium, yaitu panggung yang

memperlihatkan satu sisi panggung saja.

Media yang digunakan Layar LCD, mikrophone,

soundsystem, kamera, Lighting

Page 48: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

124

Menggunakan penghawaan buataun berupa AC center dan

pencahayaan buatan untuk mendukung kemeriahan

suasana panggung.

Penggunaan Light Grid hanya pada area stage dengan di

control oleh panel control pada area zone staff

Penggunaan material yang dapat meredam yang dibuat

oleh kegiatan yang ada di studio

3.1.3.3. Studio Rekaman Serbaguna (Berukuran Sedang)

Gambar 3.10. Denah Studio Serbaguna

Sumber : Analisa Pribadi

Analisis Besaran:

Stage (property desain panggung) + sirkulasi dan interaksi

recording = 20m²

Camera and Staff Zone = 7m²

Kursi Penonton ( 0.54m² x 50 kursi) = 27m²

𝑥 =162 − 94

94× 100% = 139%

Karakteristik Ruang:

Kapasitas audience 50 orang dengan 21 staff dan bintang

tamu yang bertugas pada Staff & Camera Zone.

Page 49: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

125

Seating yang digunakan adalah movable seat, sehingga

pada beberapa acara yang tidak adanya audience dapat

dihilangkan untuk kenyamanan staff.

Media yang digunakan menyesuaikan dengan acara yang

akan berlangsung (property).

Hampir 50% ruangan menggunakan Lighting Grid

3.1.3.4. Studio Rekaman Serbaguna (Kecil)

Gambar 3.10. Denah Studio Serbaguna

Sumber : Analisa Pribadi

Analisis Besaran:

Area Recording = 10m²

Camera and Staff Zone = 7m²

𝑥 =51 − 48

48× 100% = 108%

Karakteristik Ruang:

Flexibel penggunaan background chromakey ataupun

Layar LCD tergantung perencanaan acara.

Kapasitas pelaku adalah 15 orng

Penggunaan Lighting Grid untuk mendapatkan

pencahayaan yang diinginkan

Page 50: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

126

3.1.3.4. Studio Rekaman

Gambar 3.11. Denah Studio Serbaguna

Sumber : Analisa Pribadi

Analisis Besaran:

Ruang Recording = Alat recording mic (3m x 3m) = 6m²

Ruang Editing = Alat editing , komputer, layar LCD (3m

x5m) = 15m²

𝑥 =54 − 30

30× 100% = 80%

Karakteristik Ruang:

Berkapasitas 6 orang untuk memaksimalkan konsentrasi

baik untuk editor ataupun narator.

Menggunakan material yang dapat menyerap suara pada

ruangan agar suara luar tidak masuk ke dalam narasi yang

dibacakan.

Penggunaan media microphone, soundsystem, layar LCD

dan controler sound.

3.1.4. Studi Kebutuhan Ruang dan Lahan Parkir

Kapasitas dan besaran ruang yang dibutuhkan pada projek

gedung penyiaran stasiun televisi anak berdasarkan standard dan

analisa:

Page 51: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

127

NAD : Neufert Architect Data

TSS : Time Saver Standard

A : Asumsi bedasarkan studi analisis

S : Studi Banding

3.1.4.1. Studi Kebutuhan Ruang

Tabel 3.12. Studi Kebutuhan Ruang Aktivitas Utama

Nama Ruang

Analisis Besaran Total Luas (m²)

Studio Skala Besar (Auditorium)

Stage (property desain panggung) + sirkulasi dan interaksi recording = 40m²

Camera and Staff Zone = 10m²

Kursi Penonton ( 0.75m² x 250 kursi) = 187,5m²

Backstage

S 278 orng

187% 680m²

Studio Sedang

Stage (property desain panggung) + sirkulasi dan interaksi recording = 20m²

Camera and Staff Zone = 7m²

Kursi Penonton ( 0.54m² x 50 kursi) = 27m²

S 61 orng

139% 256m² x 2 = 512m²

Studio Kecil Area Recording = 10m²

Camera and Staff Zone = 7m²

S 15 orng

108% 100m² x 2 = 200m²

Studio Dubbing

Ruang Recording = Alat recording mic (3m x 3m) = 6m²

Ruang Editing = Alat editing , komputer, layar, proyektor (3m x5m) = 15m²

S 6 orng

80% 54m² x 2 = 108 m²

Master Control Room

Alat Control + layar control = 4m²

Meja Kerja + kursi triple = 6m²

TSS 7 orng

120% 66m² x 3 = 198m²

Sub Control Room

Alat Control + layar control = 4m²

Meja Kerja + kursi triple = 6m²

TSS 4 orng

120% 22m² x 4 =88 m²

R.Program Continuity

Alat Control + layar control = 4m²

Meja Kerja + kursi triple = 6m²

S 4 orng

120% 160 m²

Sir

ku

las

i (%

)

Kap

as

itas

Su

mb

er

Page 52: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

128

R.VTR Alat Control + layar control = 4m²

Meja Kerja + kursi = 4m²

S 3 orng

120% 18m² x 3 = 54m²

R.Dimmer Alat Control + layar control = 4m²

Meja Kerja + kursi = 4m²

S 2 orng

78% 20 m² x 4 = 80 m²

R.ATR Alat Control + layar control = 4m²

Meja Kerja + kursi = 4m²

S 2 orng

78% 18m² x 3 = 54m²

R.Sound Control

Alat Control + layar control = 4m²

Meja Kerja + kursi = 4m²

S 2 orng

78% 12 m² x 4 = 48 m²

R.Telecine Telecine = 4m²

Meja Kerja + kursi = 4m²

TSS 2 orng

120% 18m² x 3 = 54m²

R. Editing Meja + Kursi = 1,2m² TSS 2 orng

120% 9m² x 8 = 72m²

R. Editing Iklan

Meja + Kursi = 1,2m² S 2 orng

120% 9m² x 2 = 18m²

R. Animasi Meja + Kursi = 1,2m² x 2 = 8m²

Alat Blat = 0.75m²

S 4 orng

120% 32m²

R.Preview Meja + Kursi = 1,2m² x2 = 8m²

Meja Pengawas = 1,2m²

S 4 orng

150% 16 m²

R.Quality Control

Meja + Kursi = 1,2m² x2 = 8m²

Meja Pengawas = 1,2m²

S 4 orng

150% 16 m²

R.Reading Script

Meja rapat + kursi = 11,5m²

Credenza 2m²

TSS 12 orng

78% 24m² x 3 = 72 m²

R. Wardrobe Lemari penyimpanan = 1,2m² x 4 = 4,8m²

Rak Pakaian = 0,5 x 2 =1m²

TSS 2 orng

100% 17.5m² x 2 = 35m²

R.Make Up & R.Ganti

Meja + Kursi rias = 2 m x 2m = 2m² x 4 = 8m²

Sofa = 1,7m²

NAD 8 orng

75% 60m² x 4 = 240m²

R.Tunggu Artist

Sofa = 1,7m² x 3 = 5,1

Meja coffee = 1,2 m x 0,6m = 0,72

NAD 12 orng

85% 32m² x 2 = 64 m²

R.Porperty Property S 6 orng

300% 128m² x 2 = 236 m²

R. Kamera store

Meja + Kursi = 1,2m² x2 = 2,4m²

Rak Kamera = 1,2m² x 4 = 4,8m²

S 4 orng

120% 24m² x 3 = 45m²

R.Lighting Store

Meja + Kursi = 1,2m²x2 = 2,4m²

Rak Lampu = 1,2m² x 4 = 4,8m²

S 4 orng

120% 24m²

R.Sound system

Lemari penyimpanan = 1,2m² x 4 = 4,8m²

S 4 orng

120% 40m²

Page 53: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

129

Rak Sound System = 2,4 x 4 = 9,6m²

R.Bengkel Meja + Kursi = 1,2m²x4 = 4,8m² A 4 orng

70% 80m²

R.Teknisi Program

Loker = 0,6 m x 0,6m = 1,2m² x 15 = 18m²

Meja Panjang + Kursi = 3m²

A 15 orng

75% 32m²

R.Produser Meja Kerja + nakas =1,2m²

Kursi = 0,25m²

S 2 orng

200% 12m² x 6 = 71m²

R.Ketua SIaran

Meja Kerja + nakas =1,2m²

Kursi = 0,25m²

Credenza = 1,5m²

S 3 orng

200% 16m²

R.Team Produser

Meja komputer + nakas = 1,3 m² x 4

Kursi 0,3 m2 x 4 = 1,2 m²

S 4 orng

160% 60m² x 4 = 270 m²

R.Team Marketing Iklan

Meja komputer + nakas = 1,3 m² x 6

Kursi 0,3 m2 x 6 = 1,2 m²

A 6 orng

160% 60 m²

R. Rapat Produser

Meja rapat + kursi = 8 m²

Bufet meja rapat = 3 m²

TSS 6 orng

78% 24m² x 3 = 72m²

R.Pemancar Mesin Pemancar = 12m²

Meja Kerja + nakas =1,2m² x 2 = 4m²

TSS 4 orng

200% 40m²

TOTAL 3.775m²

Sirkulasi antar ruang 30% 1.133 m²

TOTAL Keseluruhan 4.908m²

Sumber : Analisa Pribadi

Tabel 3.13. Studi Kebutuhan Ruang Pengelola

Nama Ruang

Analisis Besaran Total Luas (m²)

R.Direktur • Meja kerja + nakas= 1,2 m²

• Kursi 0,25 m² x3 = 0,75 m²

• Credenza panjang 2 m² = 2 m²

• Double sofa 1,2 m2 = 1,2 m²

• Meja kecil 0,36m2 = 0,36 m²

NAD 3 orng

200% 32 m²

Sir

ku

las

i (%

)

Kap

as

itas

Su

mb

er

Page 54: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

130

R.Wakil Direktur

• Meja kerja + nakas= 1,2 m²

• Kursi 0,25 m² x3 = 0,75 m²

• Credenza panjang 2 m² = 2 m²

• Double sofa 1,2 m2 = 1,2 m²

• Meja kecil 0,36m2 = 0,36 m²

NAD 3 orng

200% 24 m²

R. G. Manager

• Meja kerja + nakas= 1,2 m²

• Kursi 0,25 m² x3 = 0,75 m²

• Credenza panjang 1,2 m² = 1,2 m²

• Double sofa 1,2 m2 = 1,2 m²

• Meja kecil 0,36m2 = 0,36 m²

NAD 3 orng

150% 16 m² x 3 = 48m²

R.Sekertaris • Meja kerja + nakas1,2 m2 x 2 = 2,4 m2

• Kursi 0,25 m2 x 4 = 1 m2

NAD 4 orng

150% 16 m²

R. Ketua Divisi

• Meja kerja + nakas= 1,2 m²

• Kursi 0,25 m² x3 = 0,75 m²

• Credenza panjang 1,2 m² = 1,2 m²

• Meja kecil 0,36m2 = 0,36 m²

NAD 3 orng

120% 16 m² x 7 = 112 m²

R.Adminis-trasi

Meja komputer + nakas = 1,3 m² x 4

Kursi 0,3 m2 (4) = 1,2 m²

NAD 4 orng

75% 32m²

R.Humas Meja komputer + nakas = 1,3 m² x 6

Kursi 0,3 m2 x 6 = 1,2 m²

Meja rapat + kursi = 4 m²

Credenza = 1,2 m²

NAD 6 orng

75% 60m²

R. PR Meja komputer + nakas = 1,3 m² x 7

Kursi 0,3 m2 x 7 = 1,2 m²

Meja rapat + kursi = 4 m²

Credenza = 1,2 m²

NAD 7 orng

75% 60m²

R. HRD Meja komputer + nakas = 1,3 m² x 7

Kursi 0,3 m2 x 7 = 1,2 m²

Meja rapat + kursi = 4 m²

Credenza = 1,2 m²

NAD 7 orng

75% 60m²

R.Marketing Meja komputer + nakas = 1,3 m² x 6

Kursi 0,3 m2 x 6 = 1,2 m²

Meja rapat + kursi = 4 m²

Credenza = 1,2 m²

NAD 6 orng

75% 48m²

R.Rapat Pimpinan

Meja rapat + kursi = 11,5 m²

Bufet meja rapat = 3 m²

Proyektor area = 0,5 m²

TSS 12 orng

78% 32m²

R.Rapat Kecil

Meja rapat + kursi = 8 m²

Bufet meja rapat = 3 m²

TSS 6 orng

78% 24m² x 2 = 48m²

Page 55: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

131

R.Tamu Sofa = 2,4 m²

Coffee table = 0,72 m²

A 4 orng

50% 16 m²

R.Pertemu-an

Proyektor area = 0,5 m²

Kursi 0,3 m2 x 25 = 7.5

A 27 orng

250% 32 m²

Break Room Billiard

Football table

Meja coffee

Sofa

A 8 orng

200% 72 m²x 3 = 216 m²

Cafentaria Meja + Kursi (2orng) 1,6 x 9 = 14,4 m²

Meja + Kursi (4 orng) 2,4 x 18 = 43,2 m²

Lemari 1,5 m² x 4 = 6 m²

Kasir 7,5 m²

Bar 16 m²

Gudang Alat 6m²

R.Freezer 6 m²

R.Cuci 6 m²

Dapur 36 m²

NAD 100 orng

70% 288 m²

TOTAL 1.124 m²

Sirkulasi antar ruang 20% 225 m²

TOTAL Keseluruhan 1.349 m²

Sumber : Analisa Pribadi

Tabel 3.13. Studi Kebutuhan Ruang Penunjang & Service

Nama Ruang

Analisis Besaran Total Luas (m²)

Lobby & Reception-ist

0,72 m² / orang TSS 50 orng

50% 56 m²

R.Tunggu /Lounge

Double sofa =1,2 m² x 3 = 3,6 m²

Single sofa = 0,7 m² x 3 = 2,1 m²

Meja tamu = 0,6 m² x 2 = 1,2 m²

Meja kecil = 0,3 m²

A 8 orng

150% 18 m²

Cafe Meja + Kursi (2orng) 1,6 x 6 = 9,6 m²

Meja + Kursi (4 orng) 2,4 x 4 = 9,6 m²

Lemari 1,5 m² x 2 = 3 m²

Kasir 7,5 m²

NAD 35 orng

50% 88 m²

Sir

ku

las

i (%

)

Kap

as

itas

Su

mb

er

Page 56: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

132

Bar 8 m²

Gudang Alat 2m²

R.Freezer 4 m²

R.Cuci 2 m²

Dapur 12 m²

Perpusta-kaan

Rak Buku 1,2 m² x 6 = 7,2 m²

Kursi 0,25 m² x 16 = 4 m²

Meja Baca 1,5 m² x 8 = 12 m²

NAD 16 orng

150% 64 m²

Souvenir Store

Kasir = 6 m²

Meja display = 3 m² x 2 = 6 m²

Meja display bundar = 2 m²

Rak pakaian 1,2 m²

Credenza 6 m²

NAD 10 orng

150% 64 m²

Toilet/ lavatory (Pria)

Toilet 1,5 m² x 3 = 4,5 m²

Urinoir 0,96 m² x 3 = 2,88 m²

Wastafel 0,6 m² x3 = 1,2 m²

NAD 8 orng

100% 17,16 m² x 2 / lantai = 34.32 m² x 6 = 210 m²

Toilet/ lavatory (Wanita)

Toilet 1,5 m² x 5 = 7,5 m²

Wastafel 0,6 m² x3 = 1,8m²

NAD 6 orng

100% 18,6 m² x 2 / lantai =37,2 m² x 6 = 222 m²

Janitor Lemari 0,6 m² x 3 = 1,8 m² NAD 1 orng

100% 3,6 m²

x 4 = 14,4 m²

Gudang 6m x 6m = 36 m² A - 50% 54 m²

Pantry Kitchen set x 6 m2 x 4 = 24 m² A 7 orng

50% 36 m²

Mushola Sajadah 0,6 x 20 = 12 m²

Lemari = 0,48 m²

Wudlu pria = 1,8 m²

Wudlu wanita = 1,8 m²

NAD 20 orng

50% 24 m²

R.Ganti Rak gantung A 1 orng

100% 3m² x 3 =9m²

R.Trafo 4m x 4m = 16 m² A - 20% 19 m²

R.Genset 4m x 8m = 32 m² S - 20% 38 m²

R.MDF 4m x 4m = 16 m² A - 20% 19 m²

R. PBAX 4m x 4m = 16 m² A - 20% 19 m²

R.Pompa 4m x 8m = 32 m² A - 20% 38 m²

R.Cooling Towe

Mesin Cooling Tower 5 m² x 4 = 20 m²

S - 50% 22,5 m²

Page 57: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

133

R.AC VRV 3m x 3m = 9 m² A - 20% 22 m²

Ground Tank

4m x 6m = 24 m² S - - 24 m²

Roof Tank 4m x 6m = 24 m² S - - 24 m²

R.STP 4m x 8m = 32 m² A - 20% 38 m²

R.Staff Karyawan

4m x 3m = 12 m² NAD 8 orng

20% 14 m²

R.Cleaning service

4m x 3m = 12 m² A 8 orng

20% 14 m²

TOTAL 1.092 m²

Sirkulasi antar ruang 10% 10,92 m²

TOTAL Keseluruhan 1.103 m²

Keterangan Sumber:

TSS : Times Saver Standar

NAD : Neufert Architect Data

A : Asumsi

S : Survey (Studi Banding)

Sumber : Analisa Pribadi

Total Luas Bangunan (LB) = (Luas Area Kegiatan Utama + Area Pengelola

+ Area Penunjang & Publik )

LB = 4.908m² + 1.349 m² + 1.103 m² = 7.360 m²

3.1.4.2. Studi Kebutuhan Lahan Parkir

Perhitungan luas lahan parkir pada bangunan penyiaran

televisi nasional dengan lebih memprioritaskan kebutuhan parkir

untuk pengelola. Ditambahkan dengan kebutuhan parkir oleh

pengunjung (pelaku tidak tetap) yang diasumsikan hanya 50% dari

jumlah pengunjung yang datang. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa

faktor, diantaranya adalah:

Page 58: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

134

Jakarta Selatan termasuk area yang dilewati oleh

transportasi umum dan dari hasil wawancara dengan

pengunjung yang ada di Trans TV dengan potensi

kemacetan yang ada di Ibu Kota memudahkan beberapa

pengunjung untuk menggunakan transportasi umum.

Kunjungan tour datang dengan jumlah orang yang tidak

sedikit, sehingga untuk memudahkan koordinasi

kunjungan tour datang menggunakan transportasi bus.

Dari hasil survey, para pekerja yang ada di Trans TV dan

Trans 7 40% memilih menggunakan transportasi umum,

40% menggunakan motor dan 20% memilih

menggunakan mobil pribadi.

Dengan adanya 3 faktor diatas maka diasumsikan kebutuhan

lahan parkir sebagai berikut:

Pelaku tetap

Jumlah pengelola : 520 orang/ hari

Mobil (20%) : 104 orang → (80%) = 83 mobil

Motor (40%) : 208 orang → (80%) = 167 motor

Kendaraan umum (40%) : 208 orang

Pengunjung ( pelaku tidak tetap )

Jumlah Pengunjung : 300 orang / satu periode

tayangan

Bus(40%) : 120 orang → asumsikan

Page 59: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

135

menggunakan bus dengan

kapasitas 30 → 4 bus

Mobil (10%) : 30 orang → (80%) = 24 mobil

Motor (20%) : 60 orang → (80%) = 48 motor

Kendaraan umum (25%) : 75 orang

Durasi penggunaan area parkir oleh pengunjung mengikuti jam

recording. Dalam 1 tayangan acara dengan durasi 1 jam

dibutuhkan waktu 1,5 jam yang digunakan penonton untuk

persiapan, pengarahan dan recording acara.

Total Kebutuhan Parkir Kendaraan

o Mobil (NAD) (117 mobil × 12,5m²) = 1463m²

o Motor (NAD) (215 motor × 2,2m²) = 473 m²

o Bus (NAD) ( 6 bus × 24m²) = 144 m²

Total luas lahan parkir = 2.080m²

3.1.3. Studi Citra Arsitektural

Citra arsitektural pada bangunan penyiaran stasiun

televisi anak ini harus dapat menginterprestasikan bahwa

bangunan ini merupakan sebuah kompleks yang memiliki

fungsi sebagai sebuah kantor penyiaran acara – acara anak.

Sehingga meskipun bangunan ini sebuah kantor dengan 85%

pengguna bangunan adalah orang dewasa, tetapi para

pekerja mempunyai misi untuk memproduksi siaran – siaran

acara anak yang menarik dan berkualitas.

Page 60: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

136

Pencitraan secara arsitektural bisa didapatkan melalui

pengolahan fasad bangunan yang tidak monoton dan playful

dengan permainan warna dan bentuk. Karena fungsi utama

bangunan ini adalah sebagai ruang kerja aktivitas penyiaran

maka ruang kerja harus dirancang hingga dapat menciptakan

suasana kantor yang kondusif. Maka meskipun pengolahan

eksterior dan interior yang playful tidak melupakan

kenyamanan dan keamanan para pekerja merupakan hal

yang paling penting.

3.2. Analisa Pendekatan Sistem Pembangunan

3.2.1. Studi Struktur

Berikut adalah hal yang dipertimbangkan sebagai kriteria

pemilihan struktur, antara lain adalah:

Sistem struktur yang digunakan untuk bangunan penyiaran

stasiun televisi ini merupakan sistem struktur untuk bangunan

medium rise building. Yaitu adalah bangunan dengan

ketinggian antara 5 hingga 8 lantai.

Mempertimbangkan aspek ability, durability, safety, strength

dan stability.

Memperhitungkan bencana yang tak terduga seperti gempa

bumi, kebakaran dan bencana banjir.

Page 61: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

137

Memperhatikan kondisi lingkungan sekitar,zigma tanah dan

jenis tanah untuk menentukan pondasi yang cocok digunakan.

Berdasarkan dengan faktor – faktor tersebut diatas maka

alternatif jenis sistem struktur utama yang digunakan dalam

perancangan bangunan bertipe medium rise building adalah:

A. Subs Structure

Subs structure merupakan struktur yang mendukung dari

dalam permukaan tanah atau biasa di sebut pondasi. Pemilihan

sub structure ini diperngarugi oleh bentuk tanah, jenis tanah

dan lokasi bangunan berada. Struktur ini berkerja dengan

menyalurkan seluruh beban dalam bangunan yang ditahan ke

tanah baik secara vertikal maupun secara horisontal. Untuk

bangunan medium rise building tanpa sebuah basement , maka

berikut adalah kemungkinan pemilihan pondasi yang

digunakan.

Tabel 3.14. Macam Sub Structure

SUBS STRUCTURE

Pondasi Bore Pile

Gambar 3.12. Pondasi Bore Pile

Sumber : Pinterest .com

Pondasi sumuran atau biasa

disebut bore pile ini merupakan

salah satu pondasi yang digunakan

untuk bangunan high rise building

ataupun medium rise building

dengan cara pemasangan

menggali tanah berbentuk

lingkaran di area yang sudah

ditentukan sebelum akhirnya diisi

oleh tulangan

Page 62: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

138

Kelebihan Kekurangan

1. Memiliki kestabilan yang kuat

2. Pemasangan tidak

menghasilkan getaran untuk

lingkungan, terutama di daerah

Jakarta yang padat.

3. Dapat menopang berat beban

bangunan yang besar

1. Borepile merupakan jenis

pondasi yang mahal

2. Membutuhkan waktu yang

lama, tidak efisien waktu.

Pondasi Pile

Gambar 3.13. Pondasi Pancang

Sumber : Google.com

Sistem struktur pondasi bangunan

dengan mencari kedalaman tanah

menggunakan pile beton yang

ditancapkan kedalam tanah hingga

mendapatkan tanah keras.

Kelebihan Kekurangan

1. Merupakan pondasi yang kuat

dan tahan lama.

2. Menggunakan sistem pabrikasi,

sehingga lebih efisien waktu.

3. Memiliki ketahanan dan

stabilitas tinggu.

1. Pemasangan menimbulkan

getaran yang besar pada

sekeliling lingkungan. Sehingga

akan menggangu bangunan

yang berada di sekitar

2. Karena sistem pemasangan

dengan cara dipukul, akan

menimbulka kebisingan

3. Memerlukan tempat yang luas

untuk memasukkan mesin.

Pondasi Pile System Hydraulic

Jack In

Secara garis besar pondasi ini

adalah pondasi tiang pancang,

yaitu dengan menancapkan pile ke

dalam tanah tingga mencapai

tanah keras.

Perbedaaanya adalah sistem

penancapan menggunakan

hydraulick ram yang ditempatkan

pararel dengan tiang yang akan

dipancang. Dengan sistem ini tiang

Page 63: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

139

Gambar 3.14. Pondasi Pancang

Sumber : alibaba.com

akan ditekan secara continue ke

dalam tanah sehingga tidak

mengakibatkan kebisingan dan

getaran pada lingkungan sekitar.

Kelebihan Kekurangan

1. Bebas getaran

2. Tidak menimbulkan debu yang

berterbangan dan bebas

kebisingan

3. Daya dukung aktual setiap tiang

diketahui

4. Harga ekonomis

5. Dengan tinggi alat yang

digunakan relatif rendah, maka

dapat digunakan pada

basement, atau lokasi kerja

yang terbatas

1. Apabila terdapat batu atau

lapisan tanah keras yang tipas,

maka akan mengakibatkan

kesalahan pemancangan.

2. Sulit mobilisasi alat pada daerah

lunak (berlumpur)

3. Berat hydraulick jacking memiliki

berat 360 ton, jika permukaan

tanah lunak maka adanya

kemungkinan posisi alat

pancang yang miring

Sumber : Analisa Pribadi

B. Upper Structure

Merupakan bagian struktur bangunan yang letaknya berada

diatas pemukaan tanah. Struktur ini berguna untuk menahan beban

dari atap dan lantai untuk disalurkan kepada pondasi yang berada

di dalam tanah secara vertikal.

Tabel 3.15. Analisa Macam Upper Structure

UPPER STRUCTURE

Struktur Rangka Beton

Gambar 3.16. Struktur Rangka Beton

Sumber : google.com

Struktur diatas permukaan tanah

yang terbentuk dari balok beton

yang dikaitkan oleh tulangan dan

mampu menyalurkan beban beban

menuju pondasi.

Page 64: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

140

Kelebihan Kekurangan

1. Kuat menahan beban yang

sangat tinggi

2. Ketahanan terhadap api yang

jauh lebih besar dari struktur

rangka baja

3. Bisa menggunakan sistem

pabrikasi

1. Harus dilakukannya kontrol

kualitas beton karena keuatan

beton yang bervariasi yang

mempengaruhi kualitas beton.

2. Pengerjaan membutuhkan

waktu yang lama

Struktur Rangka Baja

Gambar 3.17. Struktur Rangka Baja

Sumber : tinotiko.com

Tipe upper structure yang terbuat

dari rangka baja konvensional,

dihubungkan melalui sistem rangka

membentuk suatu komposisi

rangka yang mampu menahan

serta menyalurkan beban menuju

pondasi

Kelebihan Kekurangan

1. Memiliki struktur komposisi yang

rigid

2. Memiliki struktur yang ringan

3. Memerlukan waktu yang singkat

dalam pengerjaan

1. Tidak tahan terhadap api

2. Mempunyai masa muai dan

susut

Plat Beton Bertulang

Konvensional

Gambar 3.17. Pengecoran plat beton

Sumber : Google.com

Plat lantai yang terbuat dari beton

dengan perkuatan penulangan

menjadi struktur lantai bangunan

bertingkat.

Kelebihan Kekurangan

1. Mempunyai hubungan struktur

yang rigid dengan adanya balok

induk dan balok anak

2. Struktur dapat diexpose

3. Lebih tahan terhadap api

1. Tidak efisien terhadap

ketinggian bangunan

Page 65: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

141

Flat Slab

Gambar 3.18. Pengecoran plat beton

Sumber : google.com

Plat beton rata yang tidak memiliki

balok induk dan anak, memiliki

pengertian balok yang di ratakan /

platkan

Kelebihan Kekurangan

1. Kuat dan stabil

2. Dapat menyalurkan beban

secara merata

3. Efisien ketinggian bangunan

bertingkat

4. Struktur dapat diexpose

1. Membutuhkan biaya yang cukup

banyak

Plat Pre-cast hollow (Hollow

Core Slab)

Gambar 3.19. Precast Hollow

Sumber : google.com

Beton yang sudah tercetak

pabrikasi dam siap untuk dipasang

sebagai plat lantai bangunan

bertingkat.

Kelebihan Kekurangan

1. Pengerjaan yang lebih cepat

2. Dapat memnyembunyikan

kabel elektriksasi dalam

rongga hollow

3. Relatif ringan

1. Tingkat stabil yang rendah

2. Kurang bagus untuk di

ekspose akibat sambungan

plat

Sumber : Analisa Pribadi

C. Struktur Atap

Merupakan struktur yang terletak paling atas dari bangunan.

melindungi bangunan dan penghuni bangunan secara fisik maupun

Page 66: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

142

non fisik. Struktur atap terdiri dari rangka atap yang digunakan dan

penopangnya.

Tabel 3.16. Analisa Macam Penutup Atap

STRUKTUR ATAP

Atap Beton

Gambar 3.20. Atap Beton

Sumber : Google.Com

Penutup atap yang terbuat dari

beton dan susunan tulangan, yang

digunakan sebagai lantai pada

lantai paling atas bangunan

Kelebihan Kekurangan

1. Tahan Lama

2. Lebih tahan terhadap api

3. Kuat dan stabil

4. Dapat dimanfaatkan sebagai

area rooftop

5. Tidak memerlukan maintenence

1. Memiliki massa yang berat

Atap Truss (Baja Konvensional)

Gambar 3.22. Rangka Truss

Sumber : technic.dirwata.com

Merupakan susunan rangka yang

terbuat dari baja ringan, salah satu

cara yang digunakan untuk

mendapatkan ruang bebas kolom

Kelebihan Kekurangan

1. Struktur yang ringan

2. Bersifat tidak membesarkan

kobaran api

3. Pemasangan relatif cepat

4. Baja ringan hampir tidak

memiliki nilai muai susut

1. Kerangka atap tidak dapat

diexpose

2. Tidak dapat sefleksibel kayu

yang dapat dipotong dan

dibentuk profil

3. Harus teliti dalam memilih mutu

dan kualitas baja ringan Sumber : Analisa Pribadi

Page 67: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

143

3.2.2. Studi Sistem Enclosure Bangunan

Sistem enxlosure adalah suatu sistem yang digunakan

sebagai pelingkup atau pembatas antar ruang yang terdapat pada

bangunan.

Tabel 3.17. Analisa Macam Enclosure bangunan

PENUTUP LANTAI

KARPET

Gambar 3.23. Lantai Karpet

Sumber : Google.com

Kelebihan : tidak terdapat nat,

tahan terhadap suhu dan dapat

menyerap kebisingan. Penutup

lantai ini memiliki permukaan yang

halus sehingga aman jika

digunakan pada ruangan untuk

beraktivitas anak – anak.

Kekurangan: harga mahal, mudah

terbakar, menyerap noda cair

KERAMIK

Gambar 3.24. Lantai Keramik

Sumber : Google.com

Kelebihan: Terdapat banyak motif

dan jenis, tersedia dalam berbagai

ukuran, mudah dalam perawatan.

Cocok digunakan untuk area kantor

dan lobby karena permukaan tidak

licin di bandingkan dengan marmer.

Kekurangan: Terdapat nat, sering

terjadinya retakan

MARMER

Gambar 3.25. Lantai Marmer

Sumber : Pinterest.com

Kelebihan : memberikan tampilan

mewah, tepat digunakan pada

daerah bersuhu panas, sangat kuat

menahan beban, memiliki siku

akurat

Kekurangan: Sangat mahal,

permukaan lantai yang licin, mahal

dalam perawatan, mudah terlihat

kusam. Permukaan yang licin ini

sangat tidak cocok digunakan

untuk aktivitas anak – anak.

Page 68: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

144

PELINGKUP & PENGISI DINDING

DINDING BATA RINGAN

Gambar 3.26. Bata Ringan

Sumber : Google.com

Kelebihan : memiliki beban yang

ringan, tidak menggunakan banyak

plester, karena ukuran yang

cenderung besar, lebih efisien

dalam pemakaian

Kekurangan: Minimnya perekat

menjadikan dinding kurang kuat

CLADDING

Gambar 3.27. Penerapan Cladding

Sumber : Wirracladding.com

Kelebihan : dapat mendukung

estetika bangunan, cocok

digunakan untuk bangunan middle

rise building.

Kekurangan : dalam segi biaya

lebih boros

PARTISI

Gambar 3.28. Penerapan Partisi Ruangan

Sumber : Pinterest.com

Kelebihan: Hemat biaya , mudah

dan cepat dalam pemasangan,

dapat dirubah tanpa merusak tanpa

merusak struktur

Kekurangan: tidak kedap suara

KUSEN (UPVC)

Gambar 3.29. Kusen UPVC

Sumber : Google.com

Bagian dari elemen dinding

sebagai frame peletakan daun

pintu dan jendela.

Kelebihan : sambungan rapi, tidak

meninggalkan cela dalam

pemasangan kaca, tanah terhadap

cuaca.

Kekurangan: harganya yang

cenderung mahal

Page 69: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

145

KACA

Gambar 3.30. Curtain Wall Kaca

Sumber : Google.com

Sebagai partisi, pintu, jendela

ataupun cladding.

Kelebihan : sambungan rapi, tidak

tahan terhadapt cuaca, dengan

berbagai macam motif dan profil

Kekurangan : harga cukup mahal

PLAFON

PLAFON AKUSTIK

Gambar 3.31. Plafon Akustik

Sumber : Google.com

Penutup atap yang terbuat dari

bahan campuran sterofoam

Kelebihan : instalasi mudah,

pemasangan rapi, meredam suara

Kekurangan : tidak tahan terhadap

air

PLAFON GYPSUMBOARD

Gambar 3.32. Plafon Gypsumboard

Sumber : Google.com

Terbuat dari bahan gypsum dengan

ukuran pasaran 120cmx240cm

Kelebihan: instalasi mudah,

pemasangan rapi, aman bagi

kesehatan

Kekurangan : kurang tahan

terhadap air

PLAFON KALSIBOARD

Gambar 3.33. Plafon Kalsiboard

Sumber : Google.com

Terbuat dari gypsum dengan

ukuran pasar 120cmx240cm

Kelebihan: instalasi mudah, kuat,

awet dan aman bagi kesehatan

Kekurangan : tingkat kembang dan

susut yang tinggi

Page 70: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

146

PLAFOND PVC

Gambar 3.33. Penerapan Plafon PVC

Pada Ruangan

Sumber : Google.com

Terbuat dari polyvinyl chloride

Kelebihan : plafons terlihat

mengkilap, tahan terhadap air, anti

rayap dan kedap suara

Kekurangan: memerlukan keahlian

khusus pada instalasinya, relatif

mahal

Sumber : Analisa Pribadi

3.2.3. Studi Utilitas

3.2.3.1. Sistem Penghawaan

A. Sistem Penghawaan Alami

Menggunakan sistem dan teknologi berupa objek yang

mengatur seberapa besar bukaan yang diperlukan dengan bahan

jadi yang sudah tersedia seperti jendela, roster, bouvenly. Ruang

yang berpotensi menggunakan sistem ini yaitu pada area

pengelola dan service.

B. Sistem Penghawaan Buatan

Projek bangunan sebagian besar merupakan ruangan

tertutup seperti studio yang meminimalisir bukaan agar audio

dalam ruangan tidak tersebar ke luar ruangan sehingga

penghawaan dalam bangunan akan cenderung menggunakan

penghawaan buatan. Kondisi anak – anak merespon keadaan

suhu ruangan juga menjadi salah satu pertimbangan, bahwa

suhu ruangan yang baik untuk anak – anak berkisar antara 25˚

hingga 26˚. Maka dengan memanfaatkan penghawaan buatan

Page 71: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

147

yang dapat menstabilkan suhu ruangan berikut adalah variasi

penghawaan yang dapat diterapkan di dalam bangunan

diantaranya adalah:

AC Split (Air Conditioning Split)

Penghawaan buatan singe unit yang digunakan pada ruang

yang berukuran tidak terlalu lebar.

AC Verticool (Air Conditioning Verticool)

Penghawaan buatan yang memberikan penyediaan udara

dalam jumlah lebih besar daripada AC Split. Digunakan pada

ruangan dengan banyak pengguna atau acara.

AC Sentral (Air Conditioning Central)

Sistem penghawaan alami yang menggunakan satu pusat

disalurkan ke ruang – ruang yang membutuhkan udara bersih

dan sejuk melalui ducting. AC Central memiliki beberapa

bagian untuk dapat berfungsi menyalurkan udara bersih, yaitu:

o Chiller

Chiller merupakan mesin yang di gunakan sebagai

penghasil udara dongin yang akan di disribusikan di

ruangan – ruangan.

o AHU

Mesin AHU merupakan mesin yang menerima udara dingin

dari chiller untuk di distribusikan melalui ducting.

Page 72: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

148

o Ducting

Pipa (cerobong) yang menjadi alat untuk udara dingin

sampai ke ruangan.

o Cooling Tower

Cooling tower adalah mesin yang digunakan sebagai alat

mendinginkan air panas yang keluar dari chiller . proses

pendinginan menggunakan udara alami. Pada umumnya

cooling tower diletakkan di area terbuka atau di atap untuk

mendapatkan udara yang maksimal dan tidak menggang

kegiatan yang berada di dalam ruangan.

Diagram 3.12. Sirkulasi AC Central

Sumber : Analisa Pribadi

3.2.3.2. Sistem Air Bersih

Menurut Ir.Jimmy S. Juwana (2005) , Terdapat sistem yang

bisa digunakan dalam pengaliran air bersih ke dalam

Air Bersih

Pompa

Chiller

AHU Cooling Tower

Ducting

Ruangan

Page 73: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

149

ruangan untuk bangunan middle rise building seperti

Gedung Penyiaran Stasiun Televisi, yaitu:

Down Feed System

Dimana sumber air berada ditempat ditampung terlebih

dahulu di groundtank kemudian dipompakan ke tangki

atas (upper tank) yang lalu akan di distribusikan ke

tempat yang membutuhkan air dengan memanfaatkan

grafitasi bumi.

Kelebihan:

Distribusi air bisa lebih merata,

Lebih hemat listrik

Kekurangan:

Terdapat reservoir diatap sehingga akan

menambah beban tambahan pada atap atau

diharuskannya mendirikan menara air.

Up Feed System

Sumber air berada di bawah (ground tank) langsung di

distribusikan ke pada ruangan yang membutuhkan air

bersih menggunakan pompa.

Kelebihan :

Tidak adanya reservoir di atap sehingga tidak

menambah beban pada atap.

Page 74: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

150

Kekurangan:

Distribusi air kurang merata

Pemborosan penggunaan listrik

Gambar 3.34. Sistem Up Feed dan Down Feed Pada

Bangunan Tingkat Tinggi

Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi, 2005

3.2.3.3. Jaringan Listrik

Untuk kebutuhan tenaga listrik dalam kompleks bangunan

penyiaran stasiun televisi , mencakup kebutuhan alat

produksi acara seperti mesin pada master control roon,

mesin VTR, telecine dan beberapa alat khusus lainnya.

Sumber tenaga listrik utama yang digunakan berasal dari

PLN ( Perusahaan Listrik Negara). Tidak hanya itu,

bangunan penyiaran stasiun televisi anak ini juga

menyiapkan sumber listrik sekunder yang berasal dari

generator set yang akan digunakan dalam keadaan dimana

aliran listrik dari PLN terputus.

Page 75: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

151

Diagram 3.13. Alur Jaringan Listrik Bangunan

Sumber : Analisa Pribadi

Generator set yang digunakan termasuk generator set

yang dapat menghasilkan aliran listrik secara berkelanjutan

dan memiliki kapasitas daya sebesar 100% dari daya yang

dihasilkan PLN. Penggunaan automatic main panel, yang

akan berkerja secara otomatis mengalihkan sumber daya

kepada generator set pada saat aliran listrik dari PLN

terputus dan mati secara otomatis ketika listrik sumber PLN

kembali hidup.

3.2.3.4. Sistem Pengolahan Sampah

Dalam sistem pengolahan sampah , terdapat beberapa

metode yang bisa digunakan, antara lain adalah:

Pengumpulan melalui shaft sampah dengan pembakaran

Metode ini sampah organik dan anorganik yang sudah

terkumpul pada shaft akan langsung di bakar pada alat

pembakaran sampah yang sudah disediakan.

Memanfaatkan Biopori

Metode ini hanya bisa digunakan kepaja jenis sampah

organik saja yang dibusukkan pada penampungan biopori.

PLN Trafo Meteran Box

Genset Kontrol Panel

Automatic Transfer Switch

Ruang Kontrol

Distribusi Listrik

Page 76: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

152

Penampungan biopori merupakan lubang pengumpulan

sampah organik berdiameter kurang lebih 10cm dan

kedalaman hingga 70cm yang dibuat di sekitar area media

tanam.

Pengumpulan melalui shaft sampah.

Sampah organik maupun anorganik setiap level bangunan

dibuang pada satu tempat melalui lubang shaft. Sampah

yang terkumpul kemudian dibuang menuju bak sampah

lingkungan atau langsung diangkut oleh petugas kebersihan

kota.

Gambar 3.34. Sistem Shaft Sampah

Pada Bangunan Tingkat Tinggi

Sumber : Kompasiana.com

3.2.3.5. Sistem Pemadam Kebakaran

Penanggulangan terhadap bahaya kebakaran terbagi

menjadi 2 yaitu penanggulangan aktif dan pasif. Kedua

penanggulangan tersebut harus diaplikasikan kedalam

bangunan dan menjadi syarat dalam bangunan sebelum resmi

digunakan. Berikut adalah penjabaran dari kedua

penanggulangan tersebut, yaitu:

Page 77: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

153

a. Penanggulangan Aktif

Sistem penanggulangan aktif merupaan sistem

penanggulangan kebakaran dengan cara manual atau

membutuhkan pengguna bangunan dalam perannya

memadamkan kebakaran. Sistem ini biasanya letakkan di dalam

bangunan dan diluar area bangunan, diantaranya adalah:

APAR

Alat pemadam berupa tabung yang berisi zat kimia.

Penempatan tabung in pada setiap 25 m atau terdapat

setidaknya 2 tabung pada setiap lantai.

Gambar 3.35. Tabung APAR

Sumber : Alatpemadamapi.com

Hydrant

Hydrant terbagi menjadi 2 yaitu hydrant bangunan dan

pekarangan. Hydrant didalam bangunan diperlukan untuk

menentukan kapasitas pompa yang akan digunakan

menyemburkan air. Karena panjang selang hingga 30m,

maka perletakan hydrant kerang lebih berada pada jarak

setiap 35 m.

Page 78: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

154

Gambar 3.36. Pemasangan Hydrant di Pekarangan

Sumber : Alatpemadamapi.com

b. Penanggulangan Pasif

Penanggulangan secara pasif juga dioperasikan secara

otomatis sehingga tidak diperlukannya pengguna bangunan

untuk mengendalikan penanggulangan secara manual. Berikut

adalah contoh penanggulangan kebakaran aktif:

Tangga Darurat

Material dinding pada area tangga darurat biasanya berupa

dinding masif yang dapat menahan kobaran api lebih lama.

Lebar minimal sebuah tangga darurat 120 cm, handrail 1,2m,

pijakan minimal 2cm dengan opterede minimal 18cm.

Gambar 3.37. Tangga Darurat Pada Bangunan

Sumber : Google.com

Page 79: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

155

Pintu Darurat

Pintu emergency langsung terhubung dengan area luar.

Lebar minimum pintu 90cm hingga 120cm, dengan jarak 20

hingga 40 meter pada setiap bangunan. material dari pintu

darurat dipilih yang lebih tahan terhadapt api lebih lama.

Untuk beberapa bangunan seperti bank dan kantor, pintu

darurat hanya bisa dibuka dari satu sisi saja untuk

mengantisipasi orang luar yang masuk kedalam bangunan.

Gambar 3.39. Pintu Darurat Pada Bangunan

Sumber : Googlecom

Sprinkler

Spinkler berkerja bila suhu udara diruangan mencapai 60˚C

hingga 70˚C. Penutup kaca pada spinkler akan pecah dan

mengeluarkan air. Jarak setiap spinkler di letakkan dengan

jarak 10m² – 20m² dengan ketinggian ruangan 3m – 3,5m.

Gambar 3.40. Sprinkler Pada Bangunan

Sumber : Blogspot.com

Page 80: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

156

3.2.3.6. Sistem Pencahayaan

A. Pencahayaan Alami

Sky Lighting

Dengan memanfaatkan kaca tebal untuk bahan penutup

atap, curtain wall kaca ataupun kaca jendela yang bertujuan

untuk memasukkan cahaya alami ke dalam bangunan. Untuk

mendapatkan pencahayaan alami maka harus menghindari

penataan denah ruang didalam ruang.

Orientasi bukaan

Mengatur orientasi bukaan sehingga hanya memasukkan

bias cahaya matahari yang sejuk dan menghindari memasukkan

cahaya matahari secara langsung karena dapat berakibat

memasukkan panas ke dalam ruangan.

Gambar 3.41. Pemanfaatan Cahaya Alami Kedalam Bangunan

Sumber : Pinterest.com

B. Pencahayaan Buatan

Dalam sebuah bangunan , tidak mungkin hanya

mengandalkan cahaya alami untuk menerangi setiap sisi

ruangan, terutama pada saat malam hari. Dibutuhkannya

Page 81: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

157

bantuan pencahayaan buatan didalam bangunan terutama untuk

area yang tertutup seperti studio. Pencahayaan buatan menurut

tempat penerangannya dibagi menjadi 3 yaitu:

Penerangan Umum

Penerangan di dalam bangunan yang menyinari ruangan

secara general. Sistem pencahayaan ini diterapkan sebagai

pencahayaan buatan utama. Salah satu contoh jenis lampu

yang mungkin diterapkan sebagai penerangan umum adalah

Lampu LED

Penerangan Setempat

Sistem penerangan buatan dalam bangunan yang

memfokuskan pada satu titik (spotlight) . Jenis penerangan

ini adalah penerangan yang sering digunakan didalam studio

penyiaran televisi. Jenis lampu yang biasa digunakan untuk

spotlight adalah Lampu Halogen.

Penerangan Aksen

Sistem penerangan sekunder ruangan yang digunakan

untuk mempercantik atau meramaikan suasana dalam

ruangan. Ada beberapa tipe penerangan aksen yang biasa

digunakan dalam bangunan, diantaranya adalah:

• Downlight

• Spotlight

• Track light

• Wall Washer

Page 82: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

158

Gambar 3.41. Pemanfaatan Cahaya Buatan Pada Studio

Sumber : Pinterest.com

C. Jenis Lampu yang Digunakan

Lampu Halogen, memberikan cahaya lebih terang memberikan

kualitas kawat pijar lebih baik dan tahan lama. Dari segi harga

memang lampu halogen lebih mahal.

Lampu LED, merupakan jenis lampu dengan konsumsi listrik

relatif rendah namun menghasilkan cahaya yang terang

Lampu TL (Fluorescent Lamp) , Lampu jenis ini masih lebih

hemat energi jika dibandingkan dengan lampu pijar. Memiliki

luminasi yang bagus untuk pencahayaan dalam ruang kantor.

3.2.3.7. Sistem Transportasi Vertikal

Sistem transportasi bangunan ini dibutuhkan bangunan

middle rise building atau bangunan yang memiliki jumlah lantai

melebihi 4 lantai. Salah satu transportasi vertikal yang

dimungkinkan digunakan dalam bangunan middle rise salah

satunya adalah sebagai berikut :

A. Tangga

Transportasi vertikal yang merupakan transportasi manual

yang paling ramah lingkungan tanpa adanya penggunaan.

Tangga adalah salah satu sambungan yang dapat dilalui

Page 83: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

159

antara tingkat sebuah bangunan, dalam perkembangannya

kosntruksi tangga semakin bervariasi, dimulai dari tangga

dengan konstruksi kayu, pasangan batu, baja beton

bertulang.

B. Elevator

Elevator adalah sebuah transportasi yang memanfaatkan

katrol dan poros untuk melakukan pergerakan di antara

tingkat – tingkat pada sebuah bangunan bertingkat.

Berdasarkan fungsinya terdapat dua jenis elevator yaitu

elevator manusia dan elevator barang. Elevator barang

biasanya digunakan oleh bangunan perhotelan dan

perkantoran yang sering digunakan untuk mengangkut

barang – barang berat. Berat yang mampu dibawa oleh

elevator barang hingga 45.000 kg sedangkan elevator

manusia hanya mampu membawa muatan 900kg hingga

1800kg.

Gambar 3.42. Elevator Barang dan Elevator Penumpang

Sumber : Google.com

Berdasarkan cara kerjanya, ada dua jenis elevator, yaitu

jenis hidraulis dan jenis traksi. Jenis yang umumnya

digunakan di indonesia adalah jenis elevator traksi, yaitu

Page 84: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

160

jenis elevator yang digerakkan motor listrik melalui beberapa

kabel saja.

C. Ramp

Ramp merupakan area yang biasa digunakan oleh

pengunjung pengguna kursi roda atau membantu untuk

mengankut barang dari level rendah ke level yang tinggi.

Standard kemiringan ramp yang biasa digunakan di

Indonesia adalah dengan perbandingan antara 1:7 hingga

1:12.

3.3. Analisa Pendekatan Konteks Lingkungan

3.3.1. Analisa Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi dan wilayah didasari oleh analisa potensi dan

kendala dari masing – masing kecamatan sesuai proyek yang akan

terbangun dengan didasari oleh peraturan daerah, khususnya pada

wilayah DKI Jakarta yang memiliki peraturan ketat tentang zona –

zona wilayah pembangunan.

Dalam merancang bangunan penyiaran stasiun televisi

terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam pemilihan

lokasi, yaitu:

Mudah dalam akses transportasi baik untuk transportasi

umum maupun transportasi pribadi.

Terdapat sarana dan prasarana yang mendukung adanya

kegiatan penyiaran stasiun televisi.

Masuk kedalam zona fungsi wilayah perkantoran.

Page 85: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

161

o Menurut Perda no 1 Tahun 2014, fungsi zona yang

diperbolehkan untuk diadakannya pembangunan

perkantoran adalah area fungsi zona dengan kode K.1,

K.2, K.3, K.4 dan C.1. Dengan penekanan

pembangunan perkantoran pada sub zona K1 dan K3.

Gambar 3.43. Sub zona perkantoran

Sumber : sindikat.co.id

o Nilai Intensitas dari zona K1 pada area Jakarta Selatan

adalah sebagai berikut,

Gambar 3.43. Sub zona perkantoran

Sumber : sindikat.co.id

Dari pertimbangan diatas dapat menjadi bantuan untuk

menentukan tapak/lokasi yang cocok digunakan untuk proyek

gedung penyiaran stasiun televisi nasional anak.

Dari ketiga Kecamatan wilayah Jakarta Selatan yang

berpotensi untuk diadakannya pembangunan perkantoran. Terdapat

2 alternatif kecamatan memiliki potensi lingkungan yang lebih besar,

yaitu Kebayoran Lama dan Kebayoran Baru.

Page 86: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

162

3.3.2. Pemilihan Lokasi

Alternatif lokasi yang terpilih sebagai lokasi proyek adalah pada

kecamatan Kebayoran Baru dan Kebayoran Lama.

1. Alternatif Lokasi A : Kebayoran Lama

Salah satu Kecamatan yang terletak di Jakarta Selatan ini memiliki

luas 1.932 Ha. Terdiri dari 1.346Ha berupa perumahan, 154 Ha

berupa area industri, 357 Ha berupa area kantor, 47 Ha berupa

waserda dan 90Ha merupakan area taman.

Kekuatan Iklim

o Iklim

Berada pada iklim tropis dengan suru rata-rata 27˚C per tahun

dengan kelembaban mencapai 80%

o Keadaan Tanah

Keadaan tanah yang berada di area Jakarta Selatan termasuk

pada daerah perbukitan rendah dengan tingkat kemiringan

hanya 0,25%.

Kekuatan Buatan

o Pranata

Kecamatan dengan luas 1.932Ha dihuni oleh penduduk

sebesar 7043 jiwa dengan kepadatan penduduknya

14.004,30 jiwa/km²

o Regulasi

Koefisien Dasar Bangunan (KDB) = 60%

Koefisien Lantai = 2,4.

Page 87: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

163

RTH = 30%

o Ekonomi

Presentase pada area kecamatan kebayoran lama memang

didominasi oleh perumahan penduduk, namun hampir 450Ha

tanah yang digunakan sebagai area industri dan perkantoran

membuat area ini cocok digunakan untuk proyek yang

komersial.

Amenitasi Alami

o View

Kecamatan Kebayoran Lama didominasi oleh perumahan

penduduk

o Topografi

Topografi kecamatan ini termasuk kedalam kategori

kemiringan yang landai yaitu hanya 0,25%

o Sumber air utama kecamatan ini adalah bersumber dari

PDAM.

Batas wilayan Kebayoran Lama:

Utara : Jakarta Barat

Timur : Kec. Kebayoran Baru dan Cilandak

Selatan : Kec. Cilandak

Barat : Kec. Pesanggrahan

Page 88: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

164

Gambar 3.44. Sub zona perkantoran Kebayoran Lama

Sumber : sindikat.co.id

2. Alternatif Lokasi B: Kecamatan Kebayoran Baru

Kebayoran Baru merupakan pusat pemerintahan dari

administrasi Jakarta Selatan. Sama seperti kebayoran lama,

sebagian besar merupakan daerah permukiman penduduk.

Kecamatan dengan luas 1.258Ha ini juga terdiri dari beberapa

bagian daerah pertokoan tepatnya pertokoan Blok M dan pusat

bisnis yang berada di Sudirman Business District .

Kekuatan Iklim

o Iklim

Beriklim tropis dengan suru rata-rata 27˚C per tahun dengan

kelembaban mencapai 80%

Zona K1 dan K3

yang tersebar di

Kebayoran Lama.

Page 89: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

165

o Keadaan Tanah

Sama seperti Kebayoran Lam keadaan tanah yang berada

di area Jakarta Selatan termasuk pada daerah perbukitan

rendah dengan tingkat kemiringan hanya 0,25%.

Kekuatan Buatan

o Pranata

Kecamatan dengan luas 1.932Ha dihuni oleh penduduk

sebesar 7043 jiwa dengan kepadatan penduduknya

14.004,30 jiwa/km²

o Regulasi

Koefisien Dasar Bangunan (KDB) = 60%

Koefisien Lantai = 2,4.

RTH = 30%

o Ekonomi

Hampir seperempat lahan dari Kebayoran Baru merupakan

area perkantoran terlihat dari Bursa Efek Indonesia dan

Sudirman Business District yang berlokasi di Kebayoran

Baru. Dengan adanya Blok M juga menguatkan area

Kebayoran Baru sebagai area perindustrian yang kuat.

Amenitasi Alami

o View

Kecamatan Kebayoran Lama didominasi oleh perumahan

penduduk dan perkantoran.

Page 90: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

166

o Topografi

Topografi Kebayoran Baru memiliki kemiringan yang landai

yaitu hanya 0,25%

o Sumber air utama kecamatan ini adalah bersumber dari

PDAM.

Batas wilayan Kebayoran Lama:

Utara : Tanah Abang dan Kec. Setiabudi

Timur : Kec. Mampang Perapatan

Selatan : Kec. Cilandak

Barat : Kec. Kebayoran Lama

Gambar 3.45. Sub zona perkantoran Kebayoran Baru

Sumber : sindikat.co.id

Zona K1 dan

K3 yang

tersebar di

Kebayoran

Page 91: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

167

3.3.2.1. Pemilihan Lokasi

Tabel 3.18. Analisa Pemilihan Lokasi

Kriteria Lokasi Bobot

Kec. Kebayoran Lama

Kec. Kebayoran Baru

Nilai Hasil Nilai Hasil

Lokasi

Berada pada area perkantoran

40% 1 40 1 120

Kesesuaian perletakan proyek terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah kota Jakarta

2 80 2 120

Lingkungan & Infrastruktur

Prasarana dan sarana di sekitar lokasi yang mendukung kegiatan

20% 3 60 3 60

Transportasi Umum yang mendukung

10% 3 30 3 30

Tersedianya jaringan listrik

10% 3 30 3 30

Tersedianya sumber air bersih

10% 3 30 3 30

Akses pencapaian yang mudah

10% 3 30 3 30

Total 300 420 Sumber : Analisa Pribadi

Dari hasil perbandingan bobot diatas maka didapatkan lokasi

kecamatan yang digunakan merupakan pada Kecamatan

Kebayoran Baru

3.3.3. Alternatif Tapak

Potensi Alternatif Tapak A

o Lokasi : Jl. Senopati Raya, RT.8/RW.2, Senayan, Kebayoran.

Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Page 92: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

168

Gambar 3.46. Lokasi Tapak 1

Sumber : GoogleMaps.com

Gambar 3.47. Lokasi Tapak 1

Sumber : GoogleMaps.com

Alternatif tapak A merupakan sebuah area lahan kosong

dan rumah kosong yang sudah tak terpakai, Tapak A berada

pada area zona K1 atau area perkantoran dengan regulasi KDB

maksimal 30%.

Page 93: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

169

Gambar 3.48. Analisis Area Lingkungan Tapak A

Sumber : dokumen pribadi

o Batas Tapak

Utara : Jalan Jendral Sudirman, Gedung Panin

Bank

Selatan : Perumahan penduduk

Barat : Gedung Kementrian Pendayagunaan

Selatan : Apartemen Senopati Luxury

Tabel 3.19. Analisa Tapak A

ASPEK KEKUATAN ALAM

Iklim Beriklim tropis dengan suhu rata – rata 27˚C - 33˚C

Topografi Berjenis tanah keras dengan kontur datar

Vegetasi Memiliki beberapa vegetasi exsisting pohon palem

dan trembesi

Arah Angin Dominan angin berasal dari arah selatan menuju

utara dengan kecepatan angin ±7km/jam

Potensi Air Bersih Air bersih bersumber dari PDAM

Page 94: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

170

Keadaan

Lingkungan

Tapak merupakan bekas bangunan yang sudah

tidak terpakai (terbengkalai) berdekatan dengan

pusat perkantoran Jakarta Selatan dan

perumahan penduduk.

Gambar 3.49. Lokasi Tapak A

Sumber : GoogleMaps.com

Regulasi Memiliki Koefisien Dasar Bangunan (KDB)

sebesar 60% dengan Koefisien Lantai 2,4.

Fungsi Area perkantoran

Pusat administrasi

Dekat dengan area pendidikan daerah

Jakarta Selatan

View View yang terlihat dari tapak berupa perkantoran

dan perumahan penduduk. Bersebalahan dengan

apartemen senopati.

Jaringan Kota Berada dekat dengan Jalan utama Jendral

Sudirman

Dekat dengan kantor Kementrian dan beberapa

sekolah di Jakarta Selatan

Terdapat jaringan listrik, telfon, drainase

tertutup

Citra Arsitektur Bangunan disekitar tapak didominasi oleh

perkantoran dengan style arsitektur modern

Sumber : Analisa Pribadi

Page 95: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

171

Potensi Tapak Alternatif B

o Lokas : Jl. Hang Lekir No.1, RT.4/RW.6,

Gunung, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus

Ibukota Jakarta

Gambar 3.50. Lokasi Tapak B

Sumber : GoogleMaps.com

Gambar 3.51. Lokasi Tapak B

Sumber : GoogleMaps.com

Alternatif tapak B merupakan sebuah area eksisting

rumah besar kawasan Kelurahan Gunung, Tapak A berada

pada area zona R5 (sub Zona Rumah besar) tetapi masih

berada pada lingkungan zona perkantoran.

Page 96: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

172

Gambar 3.51. Analisis Area Lingkungan Tapak B

Sumber : dokumen pribadi

o Batas Tapak

Utara : Universitas Prof.Dr.Moestopo & SPBU

Selatan : Perumahan Penduduk

Barat: Pertokoan & Cafe

Timur : Kantor Pemerintahan & Masjid At-Tarbiyah

Tabel 3.20. Analisa Tapak B

KONDISI EKSISTING LOKASI

Iklim Beriklim tropis dengan suhu rata – rata 27˚C - 33˚C

Topografi Berjenis tanah keras dengan kontur datar

Vegetasi Memiliki beberapa vegetasi exsisting pohon palem

dan trembesi

Arah Angin Dominan angin berasal dari arah selatan menuju

utara dengan kecepatan angin ±7km/jam

Potensi Air Bersih Air bersih bersumber dari PDAM

Page 97: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

173

Keadaan Eksisting Tapak merupakan area pertokoan,cafe kecil dan

rumah penduduk

Gambar 3.52. Area Lingkungan Tapak B

Sumber : GoogleMaps.com

Gambar 3.53. Area Lingkungan Tapak B

Sumber : GoogleMaps.com

Regulasi Memiliki Koefisien Dasar Bangunan (KDB)

sebesar 60% dengan Koefisien Lantai 2,4.

Fungsi Area perkantoran

Pusat administrasi

Dekat dengan area pendidikan daerah

Jakarta Selatan

View View yang terlihat dari tapak berupa perkantoran,

pusat perbelanjaan, pertokoan dan perumahan

penduduk.

Jaringan Kota Dekat dengan jalan utama Jendral Sudirman

Dekat dengan kantor pemerintahan

Terdapat jaringan listrik, telfon, drainase

tertutup

Citra Arsitektur Bangunan disekitar tapak didominasi oleh

perkantoran dan pusat perbelanjaan dengan style

arsitektur modern

Sumber : Analisa Pribadi

Page 98: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 LTP Annisa Radita Puspit… · 77 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR . 3.1

174

3.3.4. Pemilihan Tapak

Tabel 3.21. Analisa Pemilihan Tapak

Kriteria Lokasi Bobot Tapak A Tapak B

Nilai Hasil Nilai Hasil

Lokasi

Lokasi Stategis

40%

3 120 3 120

Lokasi mendukung bangunan yang merupakan bangunan perkantoran

3 120 2 80

Lokasi berada pada zona fungsi ruang yang tepat

3 120 1 40

Lingkungan

Prasarana dan sarana mendukung kegiatan perkantoran

20% 3 60 3 60

Lingkungan tidak berada pada area yang terlalu lembab

3 60 3 60

Infrastruktur

Terdapat sumber air yang pasti

20% 3 60 3 60

Terdapat jaringan telefon dan listrik

3 60 3 60

Aksesbilitas

Dilewati oleh kendaraan umum

20%

3 60 3 60

Mudah untuk pencapaian kendaraan pribadi

3 60 3 60

Total 100% 720 600 Sumber : Analisa Pribadi

Berdasarkan analisa tabel diatas, maka tapak yang akan

digunakan adalah tapak A yang berada pada jalan Jl. Senopati Raya,

RT.8/RW.2, Senayan, Kebayoran. Baru, Kota Jakarta Selatan.