bab iii analisa pendekatan program arsitektur 3.1. …repository.unika.ac.id/16218/4/13.11.0085 ltp...
TRANSCRIPT
77
BAB III
ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR
3.1. Analisa Pendekatan Arsitektur
Bangunan ini memiliki fungsi utama sebagai kantor dan
kegiatan penyiaran televisi. Dikelola swasta bertujuan untuk
memberikan tayangan yang berkualitas dan edukatif kepada anak di
Indonesia. Pada saat ini, sebagian besar stasiun televisi di Indonesia
tidak memprioritaskan anak – anak sebagai sasaran utama
penonton. Sehingga semakin minimnya tontonan yang layak untuk
anak- anak. Oleh karena hal itu bangunan ini menyediakan fasilitas
– fasilitas untuk menampung aktivitas kegiatan penyiaran stasiun
televisi nasional yang menyiarkan siaran khusus untuk anak.
3.1.1. Studi Aktivitas
3.1.1.1. Pengelompokan Kegiatan
Kegiatan yang berlangsung pada bangunan penyiaran stasiun
televisi nasional anak ini dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu;
Kegiatan Utama, Kegiatan Pengelola dan Kegiatan Penunjang.
Berikut adalah pengelompokan kegiatan yang ada pada bangunan:
78
Tabel 3.1. Kegiatan Aktivitas Utama
KEGIATAN UTAMA
Kategorisasi Kegiatan
Aktivitas Pelaku Fasilitas Sifat
Pre-production planning
• Berdiskusi pembuatan ide awal.
• Penyusunan mengetik naskah kasar hasil diskusi
• Berdiskusi rencana tema dan latar acara.
• Penyusunan naskah akhir produksi
• Kepala Siaran • Perencana
Siaran • Penulis
Naskah • Perencana
Setting Dekorasi
• Pengarah Acara
• Ruang Rapat
• Ruang Kantor
• R. Produser
Privat
Set up • Mengambil dekorasi yang ada
• Menata Dekotasi
• Mengambil peralatan yang dibutuhkan untuk recording
• Menata cahaya dan suara
• Persiapan kamera
• Perencana Setting Dekotasi
• Perekayasa grafik
• Propertyman • Kameramen • Penata
Lampu & Suara
• Ruang Property
• Gudang Penyimpanan Alat & Bengkel
• Studio
Privat
Rehearsal • Latihan Pemain
• Persiapan tata rias dan kostum
• Penentuan akhir cahaya, efek dan kamera
• Persiapan studio
• Artis (Bintang Tamu)
• Technical Director
• Pengarah acara
• Makeup Artist dan penata busana
• Vision Mixer • Kameramen • Pengarah
cahaya
• Makeup Room
• Studio • Master
Control Room
Privat
79
• General rehearsal (gladi resik)
• • Evaluasi
maintenance software recording pra produksi
• Penata suara • Teknisi VTR
Producting • Recording acara
• Pengarahan cahaya, efek suara dan kamera sesuai naskah akhir
• Mengendalikan jalannya recording
• Maintenance hasil rekaman
• Artis (bintang tamu)
• Pengarah Acara
• Kameramen • Teknisi
Lampu dan Suara
• Staff IT • Vision Mixer • Penonton
• Studio • Master
Control Room
• Ruang Telecine
• Ruang Pemancar
Privat
Prost Producting
• Editing suara dan gambar
• Pengisian narasi
• Pengisian sound effect dan ilustrasi
• Evaluasi hasil produksi
• Editor video • Narator • Pengawas
• Ruang editing
• Studio dubbing
• Studio animasi
• Preview Room
• Quality Room
Privat
Operasional Alat
• Perawatan alat production
• Penyimpanan alat
• Penyimpanan Property
• Propertyman • Teknisi
• Ruang Property
• Gudang Peralatan
• Bengkel Peralatan
Privat
Sumber : Analisa Pribadi
Tabel 3.2. Kegiatan Aktivitas Penunjang
KEGIATAN PENUNJANG
Kategorisasi Kegiatan
Aktivitas Pelaku Fasilitas Sifat
Kunjungan • Menonton tayangan
• Penonton • Studio Publik
80
acara secara live
• Pengunjung Tour
• Mahasiswa Kunjungan tour
• Pengunjung tour
• Master Control Room
• Lobby
Berbelanja • Menjual souvenir
• Membeli souvenir
• Mengambil uang di ATM
• Staff penjualan
• Marketing tenant
• Pembeli
• Display Room
• Gudang penyimpan –an
Publik
Kepustakaan
• Membaca buku • Berdiskusi
ringan di perpusta –kaan
• Penjaga Perpustaka-an
• Pengunjung Perpustaka-an
• Perpustaka-an
• Sitting group area
Publik
Kuliner • Membeli makanan dan minuman ringan
• Bersantai dan mengobrol dengan menikmati makanan
• Memasak makanan
• Memesan dan melayani pesanan makanan
• Pengunjung • Staff &
karyawan • Karyawan
cafe • Pengelola
cafe
• Area makan & minum
• Area display • Gudang • Dapur
Publik
Sumber : Analisa Pribadi
Tabel 3.3. Kegiatan Aktivitas Pengelola & Service
KEGIATAN PENGELOLA
Kategorisasi Kegiatan
Aktivitas Pelaku Fasilitas Sifat
Pimpinan perusahaan
• Bertanggung jawab atas kelangsungan perusahaan
• Menentukan langkah bisnis perusahaan
• Chief Executive Officer (CEO )
• Ruang CEO • Ruang
Rapat • Ruang
Tamu
Privat
81
• Menetapkan kebijakan
Direksi dan Manajemen
• Mengatur kepala bagian divisi kerja
• Menerima tamu • Mengatur
operasional kegiatan
• General Manager
• Ruang General Manager
• R.Tamu • R.Rapat
Privat
Sistem Operasional Perusahaan
• Menangani komunikasi internal dan eksternal perusahaan
• Mengelola anggaran pengerluaran perusahaan
• Mengatur event yang akan berlangsung
• Pengawasan kinerja staff
• Operation manager
• Event manager • Communica-
tion manager
• Ruang Communi-cationn manager
• Ruang Operation manager
• R. Arsip
Privat
Informasi dan pemasaran
• Memberikan informasi kepada investor
• Bertemu dengan investor
• Mengatur kerjasama dengan relasi Luar
• Marketing Tenant
• Informan
• Ruang Marketing
• R.Arsip
Privat
Dokumentasi
• Mengatur dokumen perusahaan
• Mendokumen-tasikan event penting dalam perusahaan
• Staff dokumentasi
• Ruang Staff • R.Arsip
Privat
Human Resources Development (HRD) & Public Relation (PR)
• Menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan & swasta
• Mengawasi dan menangani aktifitas
• Staff HRD • Ketua HRD
• Ruang HRD Privat
82
organisasi atau perusahaan
• Pengembang-an dan Evaluasi Karyawan
Humas • Menerima dan melayani Tamu- tamu perusahaan
• Menanggapi pesan dan keritik dari masyarakat , instansi terkait
• Kepala Humas • Staff Humas
• Ruang devisi humas
Privat
Sekertaris • Menerima dan menyampai-kan pesan kepada Direktur
• Melaporkan berkas penting pada pimpinan perusahaan
• Sekretaris • Ruang Sekretaris
• R.Arsip
Privat
Keuangan • Mengatur keuangan perusahaan
• Membuat laporan keuangan
• Bendahara • Administrasi
accounting
• R. Keuangan
• R.Arsip
Privat
Operasional Bangunan
• Maintenance, Mengkontrol dan perawatan properti bangunan
• Teknisi • Cleaning
Service
• R.STP • R.Trafo • R.Genset • R.Pompa • R.PABX • R.MDF • R. Cooling
Tower • R.Lift • Roof tank • R.AC VRV • Penam-
pungan sampah
• Janitor • R.Cleaning
Service • Gudang
Servis
Sumber : Analisa Pribadi
83
Tabel 3.4. Kegiatan Aktivitas Anak
KEGIATAN ANAK
Kategorisasi Umur Anak
Aktivitas Fasilitas Sifat
Usia 3 -5 Tahun Rekaman Acara
Bermain (Menunggu Jadwal Rekaman
Make Up & Ganti Baju
Istirahat
Makan & Minum
Interaksi Dengan Orangtua
Pengarahan Kegiatan
BAB & BAB
Studio Rekaman
Break Room (Play Room)
R.MakeUp & Ganti
R.Istirahat
Parents Corner
Cafentaria
R.Pengarahan
Toilet
Privat
Usia 6 – 12 tahun Rekaman Acara
Bermain (Menunggu Jadwal Rekaman
Belajar & Membaca Buku
Make Up & Ganti Baju
Istirahat
Makan & Minum
Interaksi Orangtua
Pengarahan Kegiatan
BAB & BAB
Studio Rekaman
Break Room (Play Room)
R.MakeUp & Ganti
Perpustakaan
R.Istirahat
Parents Corner
R.Pengarahan
Cafentaria
Toilet
Privat
Usia 12 – 17 tahun Rekaman Acara
Bermain (Menunggu Jadwal Rekaman
Belajar & Membaca Buku
Make Up & Ganti Baju
Istirahat
Pengarahan Kegiatan
Membaca Skripsi
Makan & Minum
BAB & BAB
Studio Rekaman
Break Room (Play Room)
R.MakeUp & Ganti
Perpustakaan
R.Istirahat
Parents Corner
R.Pengarahan
R.Reading Script
Cafentaria
Toilet
Privat
Sumber : Analisa Pribadi
84
3.1.1.2. Pola Aktivitas
Untuk mengetahui tentang pola aktivitas untuk mendapatkan
sirkulasi antar ruang yang nyaman untuk bangunan televisi, maka
harus mengetahui hubungan antar kelompok kegiatan yang terdapat
pada bangunan. Berikut adalah hubungan antar kelompok kegiatan
dari hasil analisis:
Diagram 3.1. Pola Aktivitas Secara General
Sumber : Analisa Pribadi
Dari hubungan antar kelompok yang tercantum diatas maka
didapat melakukan skenario analisis pola aktivitas untuk
meminimalisir terjadinya cross circulation antar kegiatan dalam
bangunan.
o Pola Aktivitas di luar bangunan
Pola Aktivitas Datang
Diagram 3.2. Pola Aktivitas Datang
Sumber : Analisa Pribadi
85
Pola Aktivitas Keluar
Diagram 3.3, Pola Aktivitas Keluar
Sumber : Analisa Pribadi
o Pola Aktivitas di Dalam Bangunan
Pola Aktivitas Pengelola
Diagram 3.4. Pola Aktivitas Pengelola
Sumber : Analisa Pribadi
Pola Aktivitas Pengunjung
Diagram 3.5.Pola Aktivitas
Pengunjung
Sumber : Analisa Pribadi
86
Pola Aktivitas Bintang Tamu Dewasa
Diagram 3.6. Pola Aktivitas
Bintang Tamu
Sumber : Analisa Pribadi
Pola Aktivitas Bintang Tamu Anak – anak
Diagram 3.7. Pola Aktivitas
Bintang Tamu Anak – Anak
Sumber : Analisa Pribadi
Datang
Lobby /
Resepsionis
Makeup &
R.Ganti
Perpustakaan Break Room
& R.Istirahat
R.Pengarahan
R.Studio
Pulang
R.Tunggu Artis
& Backstage
87
3.1.1.3. Waktu Operasional Bangunan
Tabel 3.5. Waktu Operasional Bangunan
Fasilitas Kegiatan Jadwal
Studio Besar (Auditorium)
Menata dekorasi, Menata peralatan rekaman, Rehearsal, Recording acara *untuk acara live dan pre-recording
Senin – Jumat : 08.00-22.00 Sabtu – Minggu : 08.00-22.00 *Auditorium berkemungkinan besar mengadakan acara live sehingga waktu operasional tergantung dengan acara ditambahkan 2 jam untuk membersihkan studio
Studio Sedang Menata dekorasi, Menata peralatan rekaman, Rehearsal, Recording acara *untuk acara live dan pre-recording
Senin – Jumat : 08.00-21.00 Sabtu – Minggu : 08.00-21.00
Studio Kecil Menata dekorasi, Menata peralatan rekaman, Rehearsal, Recording acara *untuk acara live dan pre-recording
Senin – Jumat : 08.00-21.00 Sabtu – Minggu : 08.00-21.00
Producting Rooms: -R.Master Control Room -R.VTR -R.Telecine
Produksi acara televisi, menyimpan , merekam dan mengkontrol jalannya produksi
Senin – Jumat : 08.00-21.00 Sabtu – Minggu : 08.00-21.00 *Mengikuti waktu operasional studio produksi acara
Prost Producting Rooms: -Studio Dubbing -Studio Animasi -R.Editing -R.Preview -R.Quality
Melakukan Editing dan penambahan effect pada produksi acara
Senin – Jumat : 08.00-22.00 Sabtu – Minggu : 08.00-22.00
Kids Area : -Play Room -R.Istirahat & R.Tunggu -Perpustakaan & Area Belajar
Melakukan aktivitas yang anak – anak dapat lakukan disela/menunggu jadwal rekaman dimulai.
Senin – Jumat : 08.00-22.00 Sabtu – Minggu : 08.00-22.00 *Perpustakaan & area belajar beroperasi pada pukul: Senin – Jumat : 08.00 – 19.00
88
-Parents Area Sabtu – Minggu : 08.00 – 18.00
Privat Office (R.Staff Ofice, D.Direktur, R.GM, R.Ketua Devisi)
Berkerja, berdiskusi Senin – Jumat : 08.00-22.00 Sabtu – Minggu : 08.00-22.00
Meeting Room Rapat , diskusi Senin – Jumat : 08.00-20.00 Sabtu – Minggu : 08.00-20.00
Rehearsal & Artist room: -Makeup Room -Wardrobe Room -R. Reading Script -R.Tunggu
Persiapan penampilan sebelum rekaman
Senin – Jumat : 08.00-21.00 Sabtu – Minggu : 08.00-21.00
Perpustakaan Membaca, meminjam buku, berdiskusi
Senin – Jumat : 08.00 – 19.00 Sabtu – Minggu : 08.00 – 18.00
Pantry Membuat minuman & makanan ringan
Senin – Jumat : 08.00-22.00 Sabtu – Minggu : 08.00-22.00
Cafentaria Makan/Minum Senin – Jumat : 09.00-18.00 Sabtu – Minggu : 08.00-18.00
Cafe Makan/Minum Senin – Jumat : 08.00-21.00 Sabtu – Minggu : 08.00-21.00
Operasional Alat: -Ruang Property -Gudang Peralatan (kamera, lighting, sound system)
Perawatan alat production, Penyimpanan alat, Penyimpanan Property
Senin – Jumat : 08.00-22.00 Sabtu – Minggu : 08.00-22.00
R. Arsip & R. Tape Librarry
Menyimpan dan mencari dokumen rekaman/perusahaan
Senin – Jumat : 08.00 – 19.00 Sabtu – Minggu : 08.00 – 18.00
Operasional Bangunan
Mengawasi dan bertanggung jawab pada operasional kerja bangunan
Senin – Jumat : 08.00 – 19.00 Sabtu – Minggu : 08.00 – 18.00
Security -Pos Keamanan -R.CCTV
Menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan kompleks bangunan
Senin – Minggu Shift 1 : 07.00 – 15.00 Shift 2 : 15.00 – 23.00 Shift 3 : 23.00 – 07.00 *Selama 24 Jam harus ada yang bertugas
Sumber : Analisa Pribadi
89
3.1.2. Studi Fasilitas
3.1.2.1. Pendekatan Kebutuhan Ruang
Tabel 3.6.Pendekatan Kebutuhan Ruang
Pelaku Aktivitas Keb. Ruang Sifat
Ruang Jenis Ruang
Pre-production planning team (Kepala Siaran, Perencana Siaran, Penulis Naskah, Perencana Setting Dekorasi, Pengarah Acara)
Datang Way in Publik Outdoor
Parkir Area Parkir Publik Outdoor
Drop Off Entrance Publik Outdoor
Absensi Receptionist Privat Indoor
Berkerja R. Kepala Siaran Privat Indoor
Berdiskusi pembuatan ide awal
R.Rapat Privat Indoor
Penyusunan (mengetik) naskah kasar hasil diskusi
R.Kerja Privat Indoor
Menyimpan Arsip
R.Arsip Privat Indoor
Makan / minum Cafentaria Privat Indoor
Beribadah Mushola Privat Indoor
BAB/BAK Toilet/ lavatory Privat Indoor
Pulang / Pergi Way Out Publik Outdoor
Set Up Team (Perencana Setting Dekotasi, Perekayasa grafik, Propertyman, Kameramen, Penata Lampu & Suara)
Datang Way in Publik Outdoor
Parkir Area Parkir Publik Outdoor
Drop Off Entrance Publik Outdoor
Mengambil dekorasi/ property
R. Property Privat Indoor
Menata Dekorasi
Studio Privat Indoor
Mengambil peralatan kebutuhan recording (Kamera, Lampu, Sound System)
-R.Kamera Store -R.Lighting Store -R.Sound System
Privat Indoor
Makan / minum Cafentaria Privat Indoor
Beribadah Mushola Privat Indoor
BAB/BAK Toilet/ lavatory Privat Indoor
Pulang / Pergi Way Out Publik Outdoor
Datang Way in Publik Outdoor
90
Rehearsal (Artis (Bintang Tamu), Technical Director, Pengarah acara, Makeup Artist dan penata busana, Vision Mixer, Kameramen, Pengarah cahaya, Penata suara, Teknisi VTR)
Parkir Area Parkir Publik Outdoor
Drop Off Entrance Publik Outdoor
Membaca Naskah
R.Reading Script Privat Indoor
Latihan & Gladi resik
Studio Privat Indoor
Persiapan tata rias dan kostum
-Make Up Room -Wardrobe Room
Privat Indoor
Penentuan akhir cahaya, efek dan kamera & Evaluasi
-Studio -Master Control Room - R.VTR
Privat Indoor
Makan / minum Cafentaria Privat Indoor
Beribadah Mushola Privat Indoor
BAB/BAK Toilet/ lavatory Privat Indoor
Pulang / Pergi Way Out Publik Outdoor
Producting Team (Artis (bintang tamu), Pengarah Acara, Kameramen, Teknisi Lampu dan Suara, Staff IT,Vision Mixer, Penonton)
Datang Way in Publik Outdoor
Parkir Area Parkir Publik Outdoor
Drop Off Entrance Publik Outdoor
Recording acara Studio Semi Publik
Indoor
Pengarahan cahaya, efek suara dan kamera sesuai naskah akhir
Studio Privat Indoor
Mengendalikan jalannya recording
Master Control Room
Privat Indoor
Merekam & Menyimpan hasil recording (Maintenance hasil rekaman)
-R.VTR -R.Telecine
Privat Indoor
Makan / minum Cafentaria Privat Indoor
Beribadah Mushola Privat Indoor
BAB/BAK Toilet/ lavatory Privat Indoor
Pulang / Pergi Way Out Publik Outdoor
Prost Producting (Editor video, Narator, Pengawas, Animator)
Datang Way in Publik Outdoor
Parkir Area Parkir Publik Outdoor
Drop Off Entrance Publik Outdoor
Absensi Receptionist Privat Indoor
Editing Suara & Video
R.Editing Privat Indoor
Pengisian Suara / Narasi
Studio Dubbing Privat Indoor
91
-Pengisian sound effect dan ilustrasi - Evaluasi hasil produksi
R.Editing Privat Indoor
Membuat/ mengedit animasi
Studio Animasi Privat Indoor
Makan / minum Cafentaria Privat Indoor
Beribadah Mushola Privat Indoor
BAB/BAK Toilet/ lavatory Privat Indoor
Pulang / Pergi Way Out Publik Outdoor
Operasional Alat Team (Propertyman, Teknisi)
Datang Way in Publik Outdoor
Parkir Area Parkir Publik Outdoor
Drop Off Entrance Publik Outdoor
Absensi Receptionist Privat Indoor
Perawatan alat produksi
Bengkel Peralatan
Privat Indoor
Menyimpan alat Gudang Privat Indoor
Penyimpanan property
R. Property Privat Indoor
Makan / minum Cafentaria Privat Indoor
Beribadah Mushola Privat Indoor
BAB/BAK Toilet/ lavatory Privat Indoor
Pulang / Pergi Way Out Publik Outdoor
Kunjungan /Tour
Datang Way in Publik Outdoor
Parkir Area Parkir Publik Outdoor
Drop Off Entrance Publik Outdoor
Berkumpul Lobby Publik Indoor
Mendengarkan pengarahan
R.Pertemuan Privat Indoor
Menonton tayangan acara
Studio Semi Publik
Indoor
Berkeliling -Studio -Master room control
Privat Indoor
Membeli souvenir
-Souvenir Store Publik Indoor
Makan / minum -Cafe Publik Indoor
Beribadah Mushola Publik Indoor
BAB/BAK Toilet/ lavatory Privat Indoor
Pulang / Pergi Way Out Publik Outdoor
Penonton Datang Way in Publik Outdoor
Area Parkir Publik Outdoor
Drop Off Entrance Publik Outdoor
Berkumpul Lobby Publik Indoor
92
Menonton tayangan acara
Studio Semi Publik
Indoor
Membeli souvenir
-Souvenir Store Publik Indoor
Makan / minum -Cafe Publik Indoor
Beribadah Mushola Publik Indoor
BAB/BAK Toilet/ lavatory Privat Indoor
Pulang / Pergi Way Out Publik Outdoor
Pimpinan perusahaan
Datang Way in Publik Outdoor
Parkir Area Parkir Publik Outdoor
Drop Off Entrance Publik Outdoor
Berkerja R.Direktur Privat Indoor
Memimpin Rapat
R.Rapat Pimpinan
Privat Indoor
Beribadah Mushola Publik Indoor
Makan / minum Cafentaria Publik Indoor
BAB/BAK Toilet/ lavatory Privat Indoor
Pulang / Pergi Way Out Publik Outdoor
Pengelola (Direksi, Manajemen, Manajer, Informasi, Pemasaran, Marketing, HRD, PR,Humas , Keuangan, Sekertaris)
Datang Way in Publik Outdoor
Parkir Area Parkir Publik Outdoor
Entrance Publik Outdoor
Absensi Receptionist Privat Indoor
Berkerja -R.G.Manager -R. Staff dan Karyawan -R.Ketua Divisi
Privat Indoor
Menyimpan dan mengambil arsip
-R.Arsip Privat Indoor
Rapat R.Rapat Privat Indoor
Bertemu client R.Maketing Privat Indoor
Makan / minum Cafentaria Publik Indoor
Beribadah Mushola Publik Indoor
BAB/BAK Toilet/ lavatory Privat Indoor
Pulang / Pergi Way Out Publik Outdoor
Dokumentasi Team
Datang Way in Publik Outdoor
Parkir Area Parkir Publik Outdoor
Drop Off Entrance Publik Outdoor
Absensi Receptionist Privat Indoor
Menyimpan Hasil rekaman acara
-Tape Library Privat Indoor
Menyimpan Arsip perusahaan
-R.Arsip Privat Indoor
Rapat R.Rapat Privat Indoor
R.Maketing Privat Indoor
Makan / minum Cafentaria Publik Indoor
93
Beribadah Mushola Publik Indoor
BAB/BAK Toilet/ lavatory Privat Indoor
Pulang / Pergi Way Out Publik Outdoor
Pengelola (Operasional Bangunan)
Datang Way in Publik Outdoor
Parkir Area Parkir Publik Outdoor
Drop Off Entrance Publik Outdoor
Absensi Receptionist Privat Indoor
Menyimpan barang bawaan
Loker Privat Indoor
Ganti Pakaian R.Ganti Privat Indoor
Rapat dan Mengawasi kinerja bangunan
R.Engineer Privat Indoor
Melakukan maintenance, controller teknis dan perawatan properti bangunan
• R. STP • R. Trafo • R. Genset • R. Pompa • R. PABX • R. MDF • R. Cooling tower • Ruang Lift • Ground tank • Roof tank • R. AC VRV • Gudang • Penampungan sampah sementara • Janitor • R. Cleaning service
Service Indoor
Makan / minum Pantry Publik Indoor
Beribadah Mushola Publik Indoor
BAB/BAK Toilet/ lavatory Privat Indoor
Pulang / Pergi Way Out Publik Outdoor
Pengelola (Staff Receptionist)
Datang Way in Publik Outdoor
Parkir Area Parkir Publik Outdoor
Drop Off Entrance Publik Outdoor
Absensi Receptionist Privat Indoor
Menyampaikan Informasi
Receptionist Publik Indoor
Makan / minum Cafentaria Publik Indoor
Beribadah Mushola Publik Indoor
BAB/BAK Toilet/ lavatory Privat Indoor
Pulang / Pergi Way Out Publik Outdoor
Datang Way in Publik Outdoor
94
Pengelola (Staff Cafentaria)
Parkir Area Parkir Publik Outdoor
Drop Off Entrance Publik Outdoor
Platting Pantry Privat Indoor
Melayani pegawai
Area makan Privat Indoor
Mencuci perlengkapan makan dan masak
Ruang cuci Privat Indoor
Bongkar Muat Stock
Loading Dock Servis Indoor
Menyimpan stock makanan
R.Penyimpanan Privat Indoor
Makan / minum Pantry Publik Indoor
Beribadah Mushola Publik Indoor
BAB/BAK Toilet/ lavatory Privat Indoor
Pulang / Pergi Way Out Publik Outdoor
Petugas Keamanan
Datang Way in Publik Outdoor
Parkir Area Parkir Publik Outdoor
Drop Off Entrance Publik Outdoor
Absensi Receptionist Privat Indoor
Menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan dan bangunan
-Pos Jaga -R.CCTV - Area Lingkungan & Bangunan
Privat Indoor
Makan / minum Pantry Publik Indoor
Beribadah Mushola Publik Indoor
BAB/BAK Toilet/ lavatory Privat Indoor
Pulang / Pergi Way Out Publik Outdoor Sumber : Analisa Pribadi
Pembagian Sifat Ruang
Tabel 3.7.Pembagian Sifat Ruang
PRIVAT SEMI PRIVAT PUBLIK SERVIS
R.Kepala Siaran Auditorium (Studio Besar)
Entrance Gate Toilet/lavatory
R.Rapat kecil Cafentaria Exit Gate Janitor
R.Rapat Besar (pimpinan)
Studio (Sedang) Area Parkir Gudang
Privat Office R.Marketing Entrance Pantry
R.Sekertaris R.Cleaning Service
Receptionist & Lobby
Mushola
R.Direktur Perpustakaan Mini
R.Tunggu R.Ganti
95
R.Arsip Publik space R.Trafo
R.G.Manager Taman R.Genset
R.Tape Libbrary Cafe R.MDF
R.Administrasi Souvenir Store R. PBAX
R.Humas Pos Jaga R.Pompa
R.PR R.Cooling Towe
R.Produser R.AC VRV
R.HRD Ground Tank
R.Property Roof Tank
R. Kamera Store
R.STP
R. Lighting Store
Penampungan sampah
R.Sound System
Loading Dock
R.Reading Script
Preview Room
Quality Room
R.Wardrobe
R. MakeUp
R.Ganti
R.Property
Master Control Room
R.VTR
R.Telecine
R.Editing
Studio Dubbing
Studio (kecil)
Studio Animasi
Bengkel Peralatan
Gudang
R.Freezer
R.Pertemuan
Dapur
R.Engineering
R.CCTV Sumber : Analisa Pribadi
96
3.1.2.2. Persyaratan Ruang
Kebutuhan ruang berdasarkan analisis pelaku dan aktivitas di dalan bangunan penyiaran stasiun televisi
nasional anak.
Tabel 3.8. Persyaratan Ruang
No Nama Ruang
ASPEK
Akustik Pencahayaan Penghawaan Keamanan Kesehatan
1 Auditorium (Studio
Besar) ● ● ● ● ● ● ● ●
2 Cafentaria ● ● ● ● ● ● ● ● ●
3 Studio (Sedang) ● ● ● ● ● ● ● ●
4 R.Marketing ● ● ● ● ● ● ● ● ●
5 R.Cleaning Service ● ● ● ● ● ● ●
6 Perpustakaan Mini ● ● ● ● ● ● ● ● ●
7 Entrance Gate ● ● ● ● ● ● ●
8 Exit Gate ● ● ● ● ● ● ●
9 Area Parkir ● ● ● ● ● ● ●
10 Entrance ● ● ● ● ● ● ●
Sta
bil
Kele
mb
ab
an
Keb
ak
ara
n
Se
cu
rity
Sta
bil
Te
na
ng
Ala
mi
Bu
ata
n
Ala
mi
Bu
ata
n
97
11 Receptionist & Lobby ● ● ● ● ● ● ●
12 R.Tunggu ● ● ● ● ● ● ●
13 Publik space ● ● ● ● ● ● ●
14 Taman ● ● ● ● ● ● ●
15 Cafe ● ● ● ● ● ● ●
16 Souvenir Store ● ● ● ● ● ● ●
17 Pos Jaga ● ● ● ● ● ● ●
18 R.Kepala Siaran ● ● ● ● ● ● ● ● ●
19 R.Rapat kecil ● ● ● ● ● ● ● ● ●
20 R.Rapat Besar
(pimpinan)
● ● ● ● ● ● ● ● ●
21 Privat Office ● ● ● ● ● ● ● ● ●
22 R.Sekertaris ● ● ● ● ● ● ● ● ●
23 R.Direktur ● ● ● ● ● ● ● ● ●
24 R.Arsip ● ● ● ● ● ● ● ● ●
25 R.G.Manager ● ● ● ● ● ● ● ● ●
26 R.Tape Libbrary ● ● ● ● ● ● ● ●
27 R.Administrasi ● ● ● ● ● ● ● ● ●
28 R.Humas ● ● ● ● ● ● ● ● ●
29 R.PR ● ● ● ● ● ● ● ● ●
30 R.Produser ● ● ● ● ● ● ● ● ●
31 R.HRD ● ● ● ● ● ● ● ● ●
32 R.Property ● ● ● ● ● ● ● ● ●
33 R. Kamera Store ● ● ● ● ● ●
34 R. Lighting Store ● ● ● ● ● ●
35 R.Sound System ● ● ● ● ● ●
98
36 R.Reading Script ● ● ● ● ● ● ● ● ●
37 R.Wardrobe ● ● ● ● ● ● ● ●
38 R. MakeUp ● ● ● ● ● ● ● ●
39 R.Ganti ● ● ● ● ● ● ● ●
40 Master Control Room ● ● ● ● ● ● ● ●
41 R.VTR ● ● ● ● ● ● ● ●
42 R.Telecine ● ● ● ● ● ● ● ●
43 R.Editing ● ● ● ● ● ● ● ●
44 Studio Dubbing ● ● ● ● ● ● ● ●
45 Studio (kecil) ● ● ● ● ● ● ● ●
46 Studio Animasi ● ● ● ● ● ● ● ●
47 Bengkel Peralatan ● ● ● ● ● ●
48 Gudang ● ● ● ● ● ●
49 R.Freezer ● ● ● ● ● ●
50 R.Pertemuan ● ● ● ● ● ● ● ● ●
51 Dapur ● ● ● ● ● ● ●
52 R.Engineering ● ● ● ● ● ● ● ●
53 R.CCTV ● ● ● ● ● ● ● ●
54 Entrance ● ● ● ● ● ● ● ●
55 Receptionist & Lobby ● ● ● ● ● ● ● ●
56 R.Tunggu ● ● ● ● ● ● ● ● ●
57 Cafe ● ● ● ● ● ● ● ● ●
58 Souvenir Store ● ● ● ● ● ● ● ● ● ●
59 Pos Jaga ● ● ● ● ● ● ● ● ● ●
60 Toilet/lavatory ● ● ● ● ● ● ● ● ●
61 Janitor ● ● ● ● ● ● ●
99
62 Gudang ● ● ● ● ● ● ● ●
63 Pantry ● ● ● ● ● ● ● ●
64 Mushola ● ● ● ● ● ● ● ● ● ●
65 R.Ganti ● ● ● ● ● ● ● ●
66 R.Trafo ● ● ● ● ● ● ●
67 R.Genset ● ● ● ● ● ● ●
68 R.MDF ● ● ● ● ● ● ●
69 R. PBAX ● ● ● ● ● ● ●
70 R.Pompa ● ● ● ● ● ● ●
71 R.Cooling Towe ● ● ● ● ● ● ●
72 R.AC VRV ● ● ● ● ● ● ●
73 Ground Tank ● ● ● ● ● ● ●
74 Roof Tank ● ● ● ● ● ● ●
75 R.STP ● ● ● ● ● ●
76 Penampungan sampah ● ● ● ● ● ● ●
77 Loading Dock ● ● ● ● ●
Sumber : Analisa Pribadi
100
3.1.2.3. Pola Sirkulasi Ruang
Berikut adalah studi pola sirkulasi ruang yang akan dikategorikan menjadi 4 jenis yaitu:
a. Pola sirkulasi kegiatan utama
Keterangan:
Diagram 3.8. Pola Sirkulasi Kegiatan Utama
Sumber : Analisa Pribadi
Toilet
Mushola
Pantry
R.Tunggu Arist
R.Make Up
R. Wardrobe
R.Ganti
R. Reading Script
Pre Producting Planning
Area :
R.Rapat (Meeting
Room)
R.Produser
Private Office
Set Up Area:
Kamera Store
Lighting Store
Sound System
R.Property
Bengkel peralatan
R.Teknisi
BACKSTAGE
Producting Area:
Master Control Room
R.VTR
R.Telecine
R.Pemancar
Prost Producting Area:
R.Editing
R.Preview
R.Quality
Studio Animasi
Studio Dubbing
R.Tape Librarry Loading Dock
Way In / Entrance Gate Way Out / Exit Gate
Parkir
Entrance/Exit
Receptionist
Drop Off
R.Tunggu /
Lounge
Lobby
STUDIO
RECORDING
: Sirkulasi Pengguna
: Area Publik
: Area Privat
: Area Service
: Area Semi Privat
101
b. Pola sirkulasi pengunjung
Diagram 3.9. Pola Sirkulasi Pengunjung
Sumber : Analisa Pribadi
Keterangan :
Way In / Entrance Gate Way Out / Exit Gate
Parkir
Entrance
Receptionist
Drop Off
R.Tunggu /
Lounge
Lobby
STUDIO RECORDING
Producting Area:
Master Control
Room
R.VTR
Prost Producting Area:
R.Editing
R.Preview
Studio Animasi
Cafe
Souvenir
Store
Toilet
Mushola
: Sirkulasi Penonton
: Sirkulasi Kunjungan Tour ( sudah memiliki ijin
memasuki area privat )
: Area Publik
: Area Privat
: Area Service
102
c. Pola sirkulasi pengelola
Diagram 3.10.Pola Sirkulasi Pengelola
Sumber : Analisa Pribadi
Keterangan:
Way In / Entrance Gate Way Out / Exit Gate
Parkir
Entrance
Receptionist
Drop Off
R.Tunggu Lobby
Toilet
Mushola
Locker
R.Ganti R.Engineering
R.Cleaning
Service
R. Marketing
R. MEE
Plumbing
R.Keuangan
R.Administrasi
R.PR & HRD
R.Humas
R.G.Manajer
R.Direktur
R.Rapat
Pantry Cafentaria
: Sirkulasi Pengguna
: Area Publik
: Area Privat
: Area Service
: Area Semi Privat
Dapur
R.Penyimpanan
R.Cuci
Loading Dock
103
d. Pola sirkulasi kegiatan penunjang
Diagram 3.11. Pola Sirkulasi Kegiatan Penunjang
Sumber : Analisa Pribadi
Keterangan:
Way In / Entrance Gate Way Out / Exit Gate
Parkir
Entrance/
Receptionist
Drop Off
Lobby
Toilet
Mushola
Perpustakaan
Cafe
Dapur
R. Penyimpanan
R.Freezer
Loading
Dock
: Sirkulasi Pengguna
: Area Publik
: Area Privat
: Area Service
: Area Semi Privat
104
3.1.2.4. Pendekatan Jumlah Pelaku
Pendekatan jumlah pelaku yang didapatkan berdasarkan
perbedaan kategori dan program yang tayang dalam stasiun
televisi, yaitu :
a. Pendekatan analisis jumlah pengelola
Tabel 3.9. Analisis pendekatan jumlah pengelola
Pelaku Jumlah Keterangan Tambahan
Direktur 1
Wakil Direktur 1
G.Manager 1
C.Manager 1
Kepala Divisi 7
Sekertaris 3
Kepala HRD 1
Staff HRD 7 Satu orang staff memegang 1 devisi
Kepala PR 1
Staff PR 7
Kepala Marketing 1
Staff marketing 5
Administrasi Accounting 5
Kepala Humas 1
Staff Humas 5
Receptionist 2
Tape Libbrary Staff 3
Perpustakaan 2
Wardrobe staff 4
Property Staff 8
IT Specialist 2
Engineer 3
Chef Cafentaria 2
Pelayan Cafentaria 6
Chef Cafe 1
Pelayan Cafe 4
Petugas Kasir 1
Security Lapangan 12 Terdapat 3 shift , setiap shift terdapat 4 security
lapangan berjaga
105
Security CCTV 6 Terdapat 3 shift , setiap shift pergantian terdapat
2 security berjaga
Cleaning service 10
Maintenance 2
TOTAL 115 Pengelola
Sumber : Analisa Pribadi
b. Pendekatan analisis pelaku aktivitas utama ( Penyiaran
Acara )
Untuk mendapatkan jumlah pelaku aktivitas penyiaran,
dapat melakukan perbandingan program Trans TV dan
Trans 7 dengan tidak memasukkan program berita dalam
stasiun televisi anak. Presentase program acara berita
dibagikan kepada program acara lain sehingga didapatkan
data presentase program acara stasiun televisi anak
sebagai berikut:
Tabel 3.10. Presentase Program Acara Anak
PROGRAM ACARA ANAK %
Hiburan 35
Drama 15
Musik & Olahraga 15
Pendidikan & Agama 25
Iklan 10
Sumber : Analisa Pribadi
Dari presentase diatas maka kita bisa menentukan
jumlah pelaku dengan menyamakan pelaku yang berkerja di
Trans TV, yaitu :
106
Hiburan
Pelaku yang bertugas dalam acara hiburan dalam
satu acara adalah
o Produser : 1
o Team Produser : 4
o Team Lapangan : 4
o Team Teknisi (Termasuk kameramen, lighting
dan sound system : 10
o Artis : ±3 (dapat digantikan oleh
narator jika merupaka acara yang melibatkan
animasi)
o Editor : 2
o Animator : 4
Maka dalam satu paket acara hiburan terdapat ±28
pelaku bertugas.
Drama (Sitcom)
Pelaku yang bertugas dalam acara drama adalah
sebagai berikut:
o Produser : 1
o Team Produser : 4
o Team Lapangan : 4
o Team Teknisi (Termasuk kameramen, lighting
dan sound system) : 10
o Artis : ±4
o Editor : 2
Maka dalam satu paket acara drama (sitcom) terdapat
25 pelaku bertugas.
107
Musik & Olahraga
Pelaku yang bertugas dalam acara Musik & Olahraga
adalah sebagai berikut:
o Produser : 1
o Team Produser : 3
o Team Lapangan : 4
o Team Teknisi (Termasuk kameramen, lighting
dan sound system) : 6
o Artis : ±2
o Editor : 2
Maka dalam satu paket acara Musik & Olahraga
terdapat 18 pelaku bertugas.
Pendidikan & Agama
Pelaku yang bertugas dalam acara Musik & Olahraga
adalah sebagai berikut:
o Produser : 1
o Team Produser : 4
o Team Lapangan : 4
o Team Teknisi (Termasuk kameramen, lighting
dan sound system) : 8
o Artis : ±2
o Editor : 2
Maka dalam satu paket acara Musik & Olahraga
terdapat 21 pelaku bertugas.
Iklan
Pelaku yang bertugas dalam acara Musik & Olahraga
adalah sebagai berikut:
108
o Ketua : 1
o Staff Pemasaran : 10
o Editor : 5
Team yang bertugas dalam iklan sponsor acara 16
pelaku bertugas.
Dalam satu hari dalam sebuah stasiun televisi anak
menayangkan 18 acara yang dimulai dari pukul 03.00 –
22.00. maka jika di kalikan dengan presentase program
sebelumnya menjadi :
Hiburan
18 ×35
100= 6,3 = 6 𝐴𝑐𝑎𝑟𝑎 /𝐻𝑎𝑟𝑖
6 𝑎𝑐𝑎𝑟𝑎 × 28 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢 = 168 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢
Drama ( Sitcom )
18 ×15
100= 2,7 = 3 𝐴𝑐𝑎𝑟𝑎 /𝐻𝑎𝑟𝑖
3 𝑎𝑐𝑎𝑟𝑎 × 25 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢 = 75 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢
Musik & Olahraga
18 ×15
100= 15 = 3 𝐴𝑐𝑎𝑟𝑎 / 𝐻𝑎𝑟𝑖
3 𝑎𝑐𝑎𝑟𝑎 × 18 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢 = 54 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢
Pendidikan & Agama
18 ×25
100= 4,5 = 5 𝐴𝑐𝑎𝑟𝑎 /𝐻𝑎𝑟𝑖
5 𝑎𝑐𝑎𝑟𝑎 × 21 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢 = 105 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢
109
Jadi total pelaku aktivitas utama dalam tempo satu hari
berjumlah = 168 pelaku + 75 pelaku + 54 pelaku + 105 pelaku
= ±402 Pelaku.
c. Pendekatan Analisis Jumlah Pengunjung
Didalam bangunan penyiaran stasiun televisi ,
seorang penonton merupakan seorang pelaku tidak tetap.
Penonton ditentukan oleh kapasitas dari tempat duduk yang
tersedia di studio. Studio yang tersedia di gedung penyiaran
stasiun televisi sendiri terbagi menjadi 3, yaitu studio skala
besar (auditorium) , studio skala sedang dan kecil
Dua dari tiga studio tersebut terdapat fasilitas tempat
duduk penonton dengan kapasitas:
Studio skala besar : 250 – 300 penonton
Studio skala sedang : 50 – 75 penonton
Penonton dalam studio tidak dalam skala besar
karena tujuan dari adanya penonton dalam studio hanyalah
untuk memeriahkan acara dan bukan sebagai fasilitas
utama.
Sedangkan untuk kunjungan / tour setiap harinya
hanya menerima 1 hingga 2 kunjungan tergantung dengan
jumlah yang melakukan kunjungan pada hari itu. Dalam satu
hari maksimal kunjungan oleh 100 orang pengunjung tour.
Pengunjung tour akan masuk ke dalam studio dan mengikuti
proses jalannya recording acara sebagai satu pakrt dalam
110
acara kunjungan tour. Maka jumlah pelaku lebih di tentukan
dari jumlah penonton di dalam.
Jadi Total Pelaku yang ada di dalam gedung penyiaran stasiun
televisi anak pada satu tempo, sebagai berikut:
Tabel 3.11, Total Pelaku
Kategori Pengguna Jumlah
Pengelola 115
Pelaku Aktivitas Utama 405
Pengunjung (pelaku tidak tetap) 300*
Total Pelaku 815 Orang
Keterangan : * jumlah pengunjung yang diasumsikan dalam satu periode tayangan kedua studio digunakan full off air and on air
Sumber : Analisa Pribadi
3.1.3. Studi Ruang Khusus
3.1.3.1. Studio
Studio bagi sebuah tempat penyiaran stasiun televisi
merupakan ruang produksi utama, bisa dikatakan sebagai jantung
kegiatan dalam bangunan karena hampir sebagian besar proses
produksi acara berlangsung di studio.
Studio yang tersedia di dalam bangunan tersedia dalam
berbagai ukuran yang berbeda. Berdasarkan kebutuhannya dalam
bangunan penyiaran stasiun televisi nasional anak, studio dibagi
menjadi tiga, yaitu:
Studio penonton (auditorium) dengan tempat duduk
permanen.
111
Studio serbaguna, yang fleksibel bisa digunakan
untuk berbagai jenis acara.
Studio kecil
Studio pengisian suara (dubbing suits)
Menurut Gerald Millerson (2000) menyatakan peryaratan luas
minimal studio penyiaran TV adalah sebagai berikut:
Studio besar (auditorium) , luas keseluruhan minimal 400m²
Studio sedang (studio serbaguna) , luas minimal 200m²
Studio kecil dengan luas minimal 100m²
o Perbedaan Studio Televisi Umum dan Anak
Dalam memproduksi video anak, area recording di studio
harus dibuat senyaman mungkin sehingga anak – anak tidak akan
masuk ke area staff dan kameramen. Ruang studio dibuat tidak
tegang agar anak – anak dapat dapat berinteraksi dengan nyaman
didepan kamera.
Suasana releks itu bisa didapatkan dari background ruangan
yang menggunakan warna cerah. Dimensi ruangan juga
mempengaruhi suasana, ruangan yang terlalu sempit dengan
menampung kegiatan yang terlalu ramai akan mempengaruhi
keadaan anak – anak.
Tidak hanya keadaan psikis anak, keamanan anak dalam
studio juga sangat mempengaruhi desain ruang. Dengan sifat anak
yang bergerak aktif terdapat beberapa hal yang harus
diperhitungkan, diantaranya adalah:
112
Ketinggian panggung studio auditorium untuk meminimalisir
dampak anak terjatuh dari panggung.
Terdapat perbedaan warna antara staff zone dengan
recording zone untuk mempermudah informasi anak.
Penataan kabel harus rapih dan jauh dari jangkauan anak.
Tangga panggung memiliki lebar yang lebih besar
dibandingkan dengan panggung backstage pada umumnya
untuk mengantisipasi anak – anak yang berebut untuk naik
ataupun turun dari panggung.
Selain perbedaan studio anak –anak diatas, berikut adalah
beberapa persyaratan studio televisi yang harus diterapkan pada
desain perancangan, yaitu:
i. Persyaratan Akustik Studio Televisi
Persyaratan akustik ruang studio berkaitan dengan
bagaimana cara pengendalian terhadap bising dan getaran yang
timbul akibat aktivitas yang ada pada studio itu sendiri sehingga
tidak mengganggu aktivitas recording.
Sumber bising yang timbul dengan biasanya dipengaruhi oleh 2 hal,
yaitu bising interior dan dari eksterior. Bising interior berasal dari
property, penonton dan alat, sedangkan eksterior dari lingkungan
luar bangunan.
Keriteria kebisingan yang nyaman dan direkomendasikan
untuk di terapkan didalam ruang studio adalah 20 hingga 25 dB
dengan waktu dengung 0,8 detik. Berikut merupakan hal yang perlu
113
di perhatikan dalam merancang ruang studio televisi. Diantaranya
adalah:
Bentuk dan ukuran studio
Bentuk dan ukuran studio dapat ditentukan berdasarkan fungsi
dan kegunaan serta peralatan yang digunakan.
Pencegahan cacat akustik
Studio siaran harus bebas dari adanya kemungkinan cacat
akustik seperti gema, dengung, pemantulan yang
berkepanjangan. Berikut adalah jenis – jenis cacat akustik yang
harus di hindari.
o Gema
Merupakan sebuah pengulangan bunyi asli yang dapat
terdengar secara jelas. Gema merupakan masuk ke dalam
kategori cacat akustik yang paling berat.
Untuk mengatasi kemungkinan adanya cacat akustik gema
adalah dengan penggunaan bahan penyerap bunyi pada
bagian yang memantulkan bunyi, bahan penyerap yang
digunakan harus merata dengan frekuensi audio agar tetap
terjaga kejelasan bunyi dari sumber suara.
o Dengung
Pegendalian waktu dengung (RT) merupakan sebuah
langkah yang sangat penting dalam merancang studio. Dalam
merancang akustik auditorium, dalam sekali RT optimum dalam
jangkauan frekuensi tengah dipilih dan hubungan RT terhadap
114
frekuensi dibawah 500Hz ditetapkan, maka pengendalian
dengung salah satunya dengan menggunakan lapisan –
lapisan akustik.
o Pemantulan yang berkepanjangan
Merupakan cacat akustik yang hampir mirip dengan gema
namun terdapat penundaan waktu antara penerima bunyi
langsung dan bunyi pantul lebih singkat jika dibandingan
dengan gema.
o Gaung
Terdiri dari gema – gema kecil yang secara terus menerus
berurutan. Contoh dari gaung adalah tepukan tangan yang
berulang atau tembakan hal ini biasanya terjadi karena
permukaan pemantul bunyi yang saling sejajar.
Gaung dapat di cegah dengan memasang bahan penyerap
bunyi pada permukaan pemantul. Sedangkan penyelesaian
untuk ruang studio dengan tempat duduk penonton, pada
bagian dinding belakang dibuat difus atau dengan memberikan
sebuah partisi yang dipasang miring sehingga menghasilkan
pemantulan dengan waktu tunda yang lebih singkat.
o Pemusatan bunyi
Pemusatan bunyi atau hot spots ini disebabkan oleh
pemantulan bunyi pada permukaan yang cekung. Pemusatan
bunyi ini dapat mengakubatkan energi bunyi yang tidak merata
dan terdapatnya titik mati (dead spots) . untuk menghindari hal
115
ini terjadi maka mengurangi rancangan dengan dinding
berbentuk cekung. Atau jika menginginkan bentuk cekung.
o Distorsi Bunyi
Sebuah keadaan terjadinya perubahan kualitas bunyi
akibat tidak seimbang atau penyerapan bunyi yang berlebih
melewati batas frekuensi yang direkomendasikan. Hal ini bisa
dihindari dengan memilih lapisan akustik yang cocok sehingga
tidak terjadi penyerapan berlebih
o Resonansi Ruang
Resonansi ruang atau yang biasa disebut kolorasi, dapat
terjadi apabila bunyi tertentu dalam pita frekuensi yang sempit
sehingga menghasilkan bunyi yang jauh lebih keras yang
melebihi frekuensi yang direkomendasikan. Cacat akustik ini
biasanya terjadi pada studio yang kecil.
Bahan dan konstruksi penyerap bunyi
Salah satu cara yang paling mudah dalam mengatasi cacat
akustik yang sering kali digunakan adalah memilih bahan dan
menggunakan konstruksi yang dapat menyerap bunyi. Besarnya
bunyi yang diserap tergantung pada karakter dan jenis bahan yang
digunakan. Untuk mengendalikan bunyi dalam ruang yang bising,
bahan yang digunakan dikategorikan menjadi:
o Bahan penyerap berpori
o Penyerap panel atau penyerap selaput
o Resonator rongga
116
Setiap bahan bahan tersebut diatas dikombinasikan dan
dipasang pada dinding ruang ataupun digantungkan sebagai
penyerap. Cara pemasangan dari bahan akustik yang digunakan
dalam ruangan sangat berpengaruh terhadap penyerapan bunyi.
ii. Bentuk Panggung Studio
Bentuk panggung auditorium terdapat 3 jenis yaitu:
a. Prosenium
Sebuah panggung dengan penonton yang hanya melihat
dari satu sisi saja. Kerasnya suara yang diterima oleh penonton
akan lebih sulit diterima tanpa adanya bantuan penguat suara,
panggung prosenium lebih baik digunakan untuk panggung
dengan audience yang lebih kecil.
Gambar 3.1. Tipe Panggung Prosenium
Sumber : Pinterest.com
b. Panggung Terbuka
Daerah pentas utama menghadap penonton dan dikelilingi
penonton dari beberapa sisi. Kekurangan dari panggung terbuka
adalah sudut pandang yang terlalu miring mengurangi fokus
pandangan.
117
Gambar 3.2. Tipe Panggung Terbuka
Sumber : Pinterest.com
c. Panggung arena
Bentuk panggung dengan menghilangkan pemisah antara
pemain dengan audience. Biaya panggung ini cenderung lebih
rendah karena minimnya dekorasi yang dapat terpasang.
Gambar 3.3. Tipe Panggung Arena
Sumber : Pinterest.com
iii. Pencahayaan
Kamera memiliki tonal contrast yaitu berfungsi dengan
tererbatasan kontras cahaya, karena itu untuk mendapatkan hasil
gambar yang memuaskan dibutuhkan bantuan dan pengontrolan
pencahayaan buatan.
Penataan pencahayaan yang cerat dapat membantu
mendapatkan pandangan untuk mendapatkan khayalan 3d yang
berarti dapat memperjelas adanya jarak, ruang, kepadatan dan
118
unsur lain yang terbentuk dari sebuah objek. Pencahayaan juga
dapat membangun suasana, mood dan style yang sesuai dengan
naskah yang telah direncanakan.
Dasar penyinaran
Dasar penyinaran memiliki tiga jenis dalam produksi televisi
yang dapat menghasilka karakter serta suasana yang berbeda.
Ketiga dasar penyiaran tersebut ialah:
o Key Light
Key light adalah sinar utama yang ditujukan pada
subjek dan akan berakibat timbulnya bayangan.
Pemasangan key light pada sudut 30˚ - 45˚ diatas objek
yang terdorot. Sinar yang digunakan untuk keylight
merupakan sinar yangtercipta dari sinar hard light untuk
menampilkan efek dramatik dan terfokus.
o Fill in Light
Sinar fill in light digunakan untuk mengurangi
ataupun menghilangkan bayangan yang disebabkan oleh
penyinaran key light. Pemasangan fill in light terletak 30˚
disebelah view line dan posisinya berlawanan dengan
keylight
o Back Light
Black light di pasang pada sisi belakang tepat
ditengah – tengah dan membentuk nose line. Tujuan dari
119
penyinaran ini untuk membentuk garis tepi dan bentuk
subjek sehingga memisahkan latar belakang dekorasi.
Gambar 3.4. 3 Poin Sistem Lighting
Sumber : Truelights.in
Tata Cahaya Pendukung
Tata cahaya pendukung merupakan teknik penerangan
tambahan dengan tujuan menyempurnakan tiga dasar teknik
penyinaran demi mendapatkan efek tertentu.
o High key light, sebuah tata cahaya untuk menghasilkan
gambar dengan gradasi tertentu, terurtama abu – abu
hingga putih
o Low key light, jenis penyinaran untuk suatu sence demi
menghasilkan gambar gradasi terutama abu – abu
terang hingga putih hanya kelihatan pada daerah
terbatas.
o Base light, penyinaran yang menyebar dan hampir tidak
menghasilkan bayangan, merupakan penyinaran dasar
120
dalam studio untuk mendapatkan gambar yang
seimbang
o Cross light, penyinaran dengan menyilangkan dari
kedua arah sumber cahaya, mempunyai sudut
penyinaran yang sama terhadap sumbu optis kamera
pada bidang horisontal
Jenis Lampu
o Soft light, menghasilkan difusi sederhana yang merata.
Salah satu jenis lampu soft light adalah flourescent.
Gambar 3.5. Jenis Lampu Soft Light
Sumber : Video Production Handbook (1950)
o Hard light, penerangan yang bisa menghasilkan efek
bayangan, penggunaanya langsung disorotkan kepada
objek.
Gambar 3.6. Saah Satu Jenis Lampu Hard Light
Sumber : Video Production Handbook (1950)
121
Pemasangan Lampu
o Lighting Grid
Dalam merencanakan sebuh studio diperlukannya
pemasangan lighting grid yang berfungsi untuk menggantungkan
lampu untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Lighting
grid digunakan untuk mempermudah bongkar pasang untuk
mendapatkan efek cahaya yang diinginkan. Untuk mengcontrol
cahaya menggunakan alat control atau manual untuk studio
kecil.
Gambar 3.7. Denah Penataan Lighting Grid
Sumber : medialab.tv
Gambar 3.8. Lighting Grid
Sumber : Google.com
o Tripod (penyangga)
Lighting dengan pemasangan menggunakan tripod ini
biasanya digunakan untuk memberikan efek pencahayaan dari
arah depan.
122
iv. Background studio
Chromakey
Latar Chromakey biasanya digunakan untuk teknik
pencampuran dua bingkai background secara bersamaan.
Dengan cara warna dari suatu gambar dihapus ataupun dibuat
transparan dan mengaplikasikan background lain
dibelakangnya. Tenik ini juga biasa disebut keying warna,
permisahan overlay, greenscreen dan bluescreen.
Pengaplikasian teknik ini yaitu dengan memasang lapisan
tembok dan lantai dengan warna tunggal. Warna yang
digunakan biasanya adalah warna biru dan hijau karena keda
warna tersebut tidak ada dalam unsur warna pada tubuh
manusia.
Property
Dalam pementasan penggambaran karakter seorang tokoh
biasanya diperkuat dengan benda – benda yang dapat
menghubungkan dengan pekerjaan latar belakang tempat tokoh.
Dengan banyaknya property yang akan keluar masuk ke dalam
ruang studio, maka harus memperhitungkan besarnya sirkulasi
yang memudahkan propertyman mengatur latar belakang
setting studio yang sudah disesuaikan.
3.1.3.2. Studio Auditorium
Berdasarkan hasil analisis dan survey yang dilakukan
pada gedung Trans TV dan Trans 7. Rata – rata penonton dalam
123
auditorium bangunan adalah 250 orang. Berikut adalah studi
besaran ruang dengan menerapkan persyaratan ruang yang
dibutuhkan:
Gambar 3.9. Denah Studio Auditorium
Sumber : Analisa Pribadi
Analisis Besaran :
Stage (property desain panggung) + sirkulasi dan interaksi
recording + Backstage = 40m²
Camera and Staff Zone = 10m²
Kursi Penonton ( 0.54m² x 250 kursi) = 135m²
𝑥 =680 − 237
237× 100% = 187%
Karakteristik Ruang:
Kapasitas audience 250 orang dengan 28 staff dan bintang
tamu yang bertugas pada Staff & Camera Zone.
Seating berundak naik kebelakang dengan bentuk
panggung Prosenium, yaitu panggung yang
memperlihatkan satu sisi panggung saja.
Media yang digunakan Layar LCD, mikrophone,
soundsystem, kamera, Lighting
124
Menggunakan penghawaan buataun berupa AC center dan
pencahayaan buatan untuk mendukung kemeriahan
suasana panggung.
Penggunaan Light Grid hanya pada area stage dengan di
control oleh panel control pada area zone staff
Penggunaan material yang dapat meredam yang dibuat
oleh kegiatan yang ada di studio
3.1.3.3. Studio Rekaman Serbaguna (Berukuran Sedang)
Gambar 3.10. Denah Studio Serbaguna
Sumber : Analisa Pribadi
Analisis Besaran:
Stage (property desain panggung) + sirkulasi dan interaksi
recording = 20m²
Camera and Staff Zone = 7m²
Kursi Penonton ( 0.54m² x 50 kursi) = 27m²
𝑥 =162 − 94
94× 100% = 139%
Karakteristik Ruang:
Kapasitas audience 50 orang dengan 21 staff dan bintang
tamu yang bertugas pada Staff & Camera Zone.
125
Seating yang digunakan adalah movable seat, sehingga
pada beberapa acara yang tidak adanya audience dapat
dihilangkan untuk kenyamanan staff.
Media yang digunakan menyesuaikan dengan acara yang
akan berlangsung (property).
Hampir 50% ruangan menggunakan Lighting Grid
3.1.3.4. Studio Rekaman Serbaguna (Kecil)
Gambar 3.10. Denah Studio Serbaguna
Sumber : Analisa Pribadi
Analisis Besaran:
Area Recording = 10m²
Camera and Staff Zone = 7m²
𝑥 =51 − 48
48× 100% = 108%
Karakteristik Ruang:
Flexibel penggunaan background chromakey ataupun
Layar LCD tergantung perencanaan acara.
Kapasitas pelaku adalah 15 orng
Penggunaan Lighting Grid untuk mendapatkan
pencahayaan yang diinginkan
126
3.1.3.4. Studio Rekaman
Gambar 3.11. Denah Studio Serbaguna
Sumber : Analisa Pribadi
Analisis Besaran:
Ruang Recording = Alat recording mic (3m x 3m) = 6m²
Ruang Editing = Alat editing , komputer, layar LCD (3m
x5m) = 15m²
𝑥 =54 − 30
30× 100% = 80%
Karakteristik Ruang:
Berkapasitas 6 orang untuk memaksimalkan konsentrasi
baik untuk editor ataupun narator.
Menggunakan material yang dapat menyerap suara pada
ruangan agar suara luar tidak masuk ke dalam narasi yang
dibacakan.
Penggunaan media microphone, soundsystem, layar LCD
dan controler sound.
3.1.4. Studi Kebutuhan Ruang dan Lahan Parkir
Kapasitas dan besaran ruang yang dibutuhkan pada projek
gedung penyiaran stasiun televisi anak berdasarkan standard dan
analisa:
127
NAD : Neufert Architect Data
TSS : Time Saver Standard
A : Asumsi bedasarkan studi analisis
S : Studi Banding
3.1.4.1. Studi Kebutuhan Ruang
Tabel 3.12. Studi Kebutuhan Ruang Aktivitas Utama
Nama Ruang
Analisis Besaran Total Luas (m²)
Studio Skala Besar (Auditorium)
Stage (property desain panggung) + sirkulasi dan interaksi recording = 40m²
Camera and Staff Zone = 10m²
Kursi Penonton ( 0.75m² x 250 kursi) = 187,5m²
Backstage
S 278 orng
187% 680m²
Studio Sedang
Stage (property desain panggung) + sirkulasi dan interaksi recording = 20m²
Camera and Staff Zone = 7m²
Kursi Penonton ( 0.54m² x 50 kursi) = 27m²
S 61 orng
139% 256m² x 2 = 512m²
Studio Kecil Area Recording = 10m²
Camera and Staff Zone = 7m²
S 15 orng
108% 100m² x 2 = 200m²
Studio Dubbing
Ruang Recording = Alat recording mic (3m x 3m) = 6m²
Ruang Editing = Alat editing , komputer, layar, proyektor (3m x5m) = 15m²
S 6 orng
80% 54m² x 2 = 108 m²
Master Control Room
Alat Control + layar control = 4m²
Meja Kerja + kursi triple = 6m²
TSS 7 orng
120% 66m² x 3 = 198m²
Sub Control Room
Alat Control + layar control = 4m²
Meja Kerja + kursi triple = 6m²
TSS 4 orng
120% 22m² x 4 =88 m²
R.Program Continuity
Alat Control + layar control = 4m²
Meja Kerja + kursi triple = 6m²
S 4 orng
120% 160 m²
Sir
ku
las
i (%
)
Kap
as
itas
Su
mb
er
128
R.VTR Alat Control + layar control = 4m²
Meja Kerja + kursi = 4m²
S 3 orng
120% 18m² x 3 = 54m²
R.Dimmer Alat Control + layar control = 4m²
Meja Kerja + kursi = 4m²
S 2 orng
78% 20 m² x 4 = 80 m²
R.ATR Alat Control + layar control = 4m²
Meja Kerja + kursi = 4m²
S 2 orng
78% 18m² x 3 = 54m²
R.Sound Control
Alat Control + layar control = 4m²
Meja Kerja + kursi = 4m²
S 2 orng
78% 12 m² x 4 = 48 m²
R.Telecine Telecine = 4m²
Meja Kerja + kursi = 4m²
TSS 2 orng
120% 18m² x 3 = 54m²
R. Editing Meja + Kursi = 1,2m² TSS 2 orng
120% 9m² x 8 = 72m²
R. Editing Iklan
Meja + Kursi = 1,2m² S 2 orng
120% 9m² x 2 = 18m²
R. Animasi Meja + Kursi = 1,2m² x 2 = 8m²
Alat Blat = 0.75m²
S 4 orng
120% 32m²
R.Preview Meja + Kursi = 1,2m² x2 = 8m²
Meja Pengawas = 1,2m²
S 4 orng
150% 16 m²
R.Quality Control
Meja + Kursi = 1,2m² x2 = 8m²
Meja Pengawas = 1,2m²
S 4 orng
150% 16 m²
R.Reading Script
Meja rapat + kursi = 11,5m²
Credenza 2m²
TSS 12 orng
78% 24m² x 3 = 72 m²
R. Wardrobe Lemari penyimpanan = 1,2m² x 4 = 4,8m²
Rak Pakaian = 0,5 x 2 =1m²
TSS 2 orng
100% 17.5m² x 2 = 35m²
R.Make Up & R.Ganti
Meja + Kursi rias = 2 m x 2m = 2m² x 4 = 8m²
Sofa = 1,7m²
NAD 8 orng
75% 60m² x 4 = 240m²
R.Tunggu Artist
Sofa = 1,7m² x 3 = 5,1
Meja coffee = 1,2 m x 0,6m = 0,72
NAD 12 orng
85% 32m² x 2 = 64 m²
R.Porperty Property S 6 orng
300% 128m² x 2 = 236 m²
R. Kamera store
Meja + Kursi = 1,2m² x2 = 2,4m²
Rak Kamera = 1,2m² x 4 = 4,8m²
S 4 orng
120% 24m² x 3 = 45m²
R.Lighting Store
Meja + Kursi = 1,2m²x2 = 2,4m²
Rak Lampu = 1,2m² x 4 = 4,8m²
S 4 orng
120% 24m²
R.Sound system
Lemari penyimpanan = 1,2m² x 4 = 4,8m²
S 4 orng
120% 40m²
129
Rak Sound System = 2,4 x 4 = 9,6m²
R.Bengkel Meja + Kursi = 1,2m²x4 = 4,8m² A 4 orng
70% 80m²
R.Teknisi Program
Loker = 0,6 m x 0,6m = 1,2m² x 15 = 18m²
Meja Panjang + Kursi = 3m²
A 15 orng
75% 32m²
R.Produser Meja Kerja + nakas =1,2m²
Kursi = 0,25m²
S 2 orng
200% 12m² x 6 = 71m²
R.Ketua SIaran
Meja Kerja + nakas =1,2m²
Kursi = 0,25m²
Credenza = 1,5m²
S 3 orng
200% 16m²
R.Team Produser
Meja komputer + nakas = 1,3 m² x 4
Kursi 0,3 m2 x 4 = 1,2 m²
S 4 orng
160% 60m² x 4 = 270 m²
R.Team Marketing Iklan
Meja komputer + nakas = 1,3 m² x 6
Kursi 0,3 m2 x 6 = 1,2 m²
A 6 orng
160% 60 m²
R. Rapat Produser
Meja rapat + kursi = 8 m²
Bufet meja rapat = 3 m²
TSS 6 orng
78% 24m² x 3 = 72m²
R.Pemancar Mesin Pemancar = 12m²
Meja Kerja + nakas =1,2m² x 2 = 4m²
TSS 4 orng
200% 40m²
TOTAL 3.775m²
Sirkulasi antar ruang 30% 1.133 m²
TOTAL Keseluruhan 4.908m²
Sumber : Analisa Pribadi
Tabel 3.13. Studi Kebutuhan Ruang Pengelola
Nama Ruang
Analisis Besaran Total Luas (m²)
R.Direktur • Meja kerja + nakas= 1,2 m²
• Kursi 0,25 m² x3 = 0,75 m²
• Credenza panjang 2 m² = 2 m²
• Double sofa 1,2 m2 = 1,2 m²
• Meja kecil 0,36m2 = 0,36 m²
NAD 3 orng
200% 32 m²
Sir
ku
las
i (%
)
Kap
as
itas
Su
mb
er
130
R.Wakil Direktur
• Meja kerja + nakas= 1,2 m²
• Kursi 0,25 m² x3 = 0,75 m²
• Credenza panjang 2 m² = 2 m²
• Double sofa 1,2 m2 = 1,2 m²
• Meja kecil 0,36m2 = 0,36 m²
NAD 3 orng
200% 24 m²
R. G. Manager
• Meja kerja + nakas= 1,2 m²
• Kursi 0,25 m² x3 = 0,75 m²
• Credenza panjang 1,2 m² = 1,2 m²
• Double sofa 1,2 m2 = 1,2 m²
• Meja kecil 0,36m2 = 0,36 m²
NAD 3 orng
150% 16 m² x 3 = 48m²
R.Sekertaris • Meja kerja + nakas1,2 m2 x 2 = 2,4 m2
• Kursi 0,25 m2 x 4 = 1 m2
NAD 4 orng
150% 16 m²
R. Ketua Divisi
• Meja kerja + nakas= 1,2 m²
• Kursi 0,25 m² x3 = 0,75 m²
• Credenza panjang 1,2 m² = 1,2 m²
• Meja kecil 0,36m2 = 0,36 m²
NAD 3 orng
120% 16 m² x 7 = 112 m²
R.Adminis-trasi
Meja komputer + nakas = 1,3 m² x 4
Kursi 0,3 m2 (4) = 1,2 m²
NAD 4 orng
75% 32m²
R.Humas Meja komputer + nakas = 1,3 m² x 6
Kursi 0,3 m2 x 6 = 1,2 m²
Meja rapat + kursi = 4 m²
Credenza = 1,2 m²
NAD 6 orng
75% 60m²
R. PR Meja komputer + nakas = 1,3 m² x 7
Kursi 0,3 m2 x 7 = 1,2 m²
Meja rapat + kursi = 4 m²
Credenza = 1,2 m²
NAD 7 orng
75% 60m²
R. HRD Meja komputer + nakas = 1,3 m² x 7
Kursi 0,3 m2 x 7 = 1,2 m²
Meja rapat + kursi = 4 m²
Credenza = 1,2 m²
NAD 7 orng
75% 60m²
R.Marketing Meja komputer + nakas = 1,3 m² x 6
Kursi 0,3 m2 x 6 = 1,2 m²
Meja rapat + kursi = 4 m²
Credenza = 1,2 m²
NAD 6 orng
75% 48m²
R.Rapat Pimpinan
Meja rapat + kursi = 11,5 m²
Bufet meja rapat = 3 m²
Proyektor area = 0,5 m²
TSS 12 orng
78% 32m²
R.Rapat Kecil
Meja rapat + kursi = 8 m²
Bufet meja rapat = 3 m²
TSS 6 orng
78% 24m² x 2 = 48m²
131
R.Tamu Sofa = 2,4 m²
Coffee table = 0,72 m²
A 4 orng
50% 16 m²
R.Pertemu-an
Proyektor area = 0,5 m²
Kursi 0,3 m2 x 25 = 7.5
A 27 orng
250% 32 m²
Break Room Billiard
Football table
Meja coffee
Sofa
A 8 orng
200% 72 m²x 3 = 216 m²
Cafentaria Meja + Kursi (2orng) 1,6 x 9 = 14,4 m²
Meja + Kursi (4 orng) 2,4 x 18 = 43,2 m²
Lemari 1,5 m² x 4 = 6 m²
Kasir 7,5 m²
Bar 16 m²
Gudang Alat 6m²
R.Freezer 6 m²
R.Cuci 6 m²
Dapur 36 m²
NAD 100 orng
70% 288 m²
TOTAL 1.124 m²
Sirkulasi antar ruang 20% 225 m²
TOTAL Keseluruhan 1.349 m²
Sumber : Analisa Pribadi
Tabel 3.13. Studi Kebutuhan Ruang Penunjang & Service
Nama Ruang
Analisis Besaran Total Luas (m²)
Lobby & Reception-ist
0,72 m² / orang TSS 50 orng
50% 56 m²
R.Tunggu /Lounge
Double sofa =1,2 m² x 3 = 3,6 m²
Single sofa = 0,7 m² x 3 = 2,1 m²
Meja tamu = 0,6 m² x 2 = 1,2 m²
Meja kecil = 0,3 m²
A 8 orng
150% 18 m²
Cafe Meja + Kursi (2orng) 1,6 x 6 = 9,6 m²
Meja + Kursi (4 orng) 2,4 x 4 = 9,6 m²
Lemari 1,5 m² x 2 = 3 m²
Kasir 7,5 m²
NAD 35 orng
50% 88 m²
Sir
ku
las
i (%
)
Kap
as
itas
Su
mb
er
132
Bar 8 m²
Gudang Alat 2m²
R.Freezer 4 m²
R.Cuci 2 m²
Dapur 12 m²
Perpusta-kaan
Rak Buku 1,2 m² x 6 = 7,2 m²
Kursi 0,25 m² x 16 = 4 m²
Meja Baca 1,5 m² x 8 = 12 m²
NAD 16 orng
150% 64 m²
Souvenir Store
Kasir = 6 m²
Meja display = 3 m² x 2 = 6 m²
Meja display bundar = 2 m²
Rak pakaian 1,2 m²
Credenza 6 m²
NAD 10 orng
150% 64 m²
Toilet/ lavatory (Pria)
Toilet 1,5 m² x 3 = 4,5 m²
Urinoir 0,96 m² x 3 = 2,88 m²
Wastafel 0,6 m² x3 = 1,2 m²
NAD 8 orng
100% 17,16 m² x 2 / lantai = 34.32 m² x 6 = 210 m²
Toilet/ lavatory (Wanita)
Toilet 1,5 m² x 5 = 7,5 m²
Wastafel 0,6 m² x3 = 1,8m²
NAD 6 orng
100% 18,6 m² x 2 / lantai =37,2 m² x 6 = 222 m²
Janitor Lemari 0,6 m² x 3 = 1,8 m² NAD 1 orng
100% 3,6 m²
x 4 = 14,4 m²
Gudang 6m x 6m = 36 m² A - 50% 54 m²
Pantry Kitchen set x 6 m2 x 4 = 24 m² A 7 orng
50% 36 m²
Mushola Sajadah 0,6 x 20 = 12 m²
Lemari = 0,48 m²
Wudlu pria = 1,8 m²
Wudlu wanita = 1,8 m²
NAD 20 orng
50% 24 m²
R.Ganti Rak gantung A 1 orng
100% 3m² x 3 =9m²
R.Trafo 4m x 4m = 16 m² A - 20% 19 m²
R.Genset 4m x 8m = 32 m² S - 20% 38 m²
R.MDF 4m x 4m = 16 m² A - 20% 19 m²
R. PBAX 4m x 4m = 16 m² A - 20% 19 m²
R.Pompa 4m x 8m = 32 m² A - 20% 38 m²
R.Cooling Towe
Mesin Cooling Tower 5 m² x 4 = 20 m²
S - 50% 22,5 m²
133
R.AC VRV 3m x 3m = 9 m² A - 20% 22 m²
Ground Tank
4m x 6m = 24 m² S - - 24 m²
Roof Tank 4m x 6m = 24 m² S - - 24 m²
R.STP 4m x 8m = 32 m² A - 20% 38 m²
R.Staff Karyawan
4m x 3m = 12 m² NAD 8 orng
20% 14 m²
R.Cleaning service
4m x 3m = 12 m² A 8 orng
20% 14 m²
TOTAL 1.092 m²
Sirkulasi antar ruang 10% 10,92 m²
TOTAL Keseluruhan 1.103 m²
Keterangan Sumber:
TSS : Times Saver Standar
NAD : Neufert Architect Data
A : Asumsi
S : Survey (Studi Banding)
Sumber : Analisa Pribadi
Total Luas Bangunan (LB) = (Luas Area Kegiatan Utama + Area Pengelola
+ Area Penunjang & Publik )
LB = 4.908m² + 1.349 m² + 1.103 m² = 7.360 m²
3.1.4.2. Studi Kebutuhan Lahan Parkir
Perhitungan luas lahan parkir pada bangunan penyiaran
televisi nasional dengan lebih memprioritaskan kebutuhan parkir
untuk pengelola. Ditambahkan dengan kebutuhan parkir oleh
pengunjung (pelaku tidak tetap) yang diasumsikan hanya 50% dari
jumlah pengunjung yang datang. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya adalah:
134
Jakarta Selatan termasuk area yang dilewati oleh
transportasi umum dan dari hasil wawancara dengan
pengunjung yang ada di Trans TV dengan potensi
kemacetan yang ada di Ibu Kota memudahkan beberapa
pengunjung untuk menggunakan transportasi umum.
Kunjungan tour datang dengan jumlah orang yang tidak
sedikit, sehingga untuk memudahkan koordinasi
kunjungan tour datang menggunakan transportasi bus.
Dari hasil survey, para pekerja yang ada di Trans TV dan
Trans 7 40% memilih menggunakan transportasi umum,
40% menggunakan motor dan 20% memilih
menggunakan mobil pribadi.
Dengan adanya 3 faktor diatas maka diasumsikan kebutuhan
lahan parkir sebagai berikut:
Pelaku tetap
Jumlah pengelola : 520 orang/ hari
Mobil (20%) : 104 orang → (80%) = 83 mobil
Motor (40%) : 208 orang → (80%) = 167 motor
Kendaraan umum (40%) : 208 orang
Pengunjung ( pelaku tidak tetap )
Jumlah Pengunjung : 300 orang / satu periode
tayangan
Bus(40%) : 120 orang → asumsikan
135
menggunakan bus dengan
kapasitas 30 → 4 bus
Mobil (10%) : 30 orang → (80%) = 24 mobil
Motor (20%) : 60 orang → (80%) = 48 motor
Kendaraan umum (25%) : 75 orang
Durasi penggunaan area parkir oleh pengunjung mengikuti jam
recording. Dalam 1 tayangan acara dengan durasi 1 jam
dibutuhkan waktu 1,5 jam yang digunakan penonton untuk
persiapan, pengarahan dan recording acara.
Total Kebutuhan Parkir Kendaraan
o Mobil (NAD) (117 mobil × 12,5m²) = 1463m²
o Motor (NAD) (215 motor × 2,2m²) = 473 m²
o Bus (NAD) ( 6 bus × 24m²) = 144 m²
Total luas lahan parkir = 2.080m²
3.1.3. Studi Citra Arsitektural
Citra arsitektural pada bangunan penyiaran stasiun
televisi anak ini harus dapat menginterprestasikan bahwa
bangunan ini merupakan sebuah kompleks yang memiliki
fungsi sebagai sebuah kantor penyiaran acara – acara anak.
Sehingga meskipun bangunan ini sebuah kantor dengan 85%
pengguna bangunan adalah orang dewasa, tetapi para
pekerja mempunyai misi untuk memproduksi siaran – siaran
acara anak yang menarik dan berkualitas.
136
Pencitraan secara arsitektural bisa didapatkan melalui
pengolahan fasad bangunan yang tidak monoton dan playful
dengan permainan warna dan bentuk. Karena fungsi utama
bangunan ini adalah sebagai ruang kerja aktivitas penyiaran
maka ruang kerja harus dirancang hingga dapat menciptakan
suasana kantor yang kondusif. Maka meskipun pengolahan
eksterior dan interior yang playful tidak melupakan
kenyamanan dan keamanan para pekerja merupakan hal
yang paling penting.
3.2. Analisa Pendekatan Sistem Pembangunan
3.2.1. Studi Struktur
Berikut adalah hal yang dipertimbangkan sebagai kriteria
pemilihan struktur, antara lain adalah:
Sistem struktur yang digunakan untuk bangunan penyiaran
stasiun televisi ini merupakan sistem struktur untuk bangunan
medium rise building. Yaitu adalah bangunan dengan
ketinggian antara 5 hingga 8 lantai.
Mempertimbangkan aspek ability, durability, safety, strength
dan stability.
Memperhitungkan bencana yang tak terduga seperti gempa
bumi, kebakaran dan bencana banjir.
137
Memperhatikan kondisi lingkungan sekitar,zigma tanah dan
jenis tanah untuk menentukan pondasi yang cocok digunakan.
Berdasarkan dengan faktor – faktor tersebut diatas maka
alternatif jenis sistem struktur utama yang digunakan dalam
perancangan bangunan bertipe medium rise building adalah:
A. Subs Structure
Subs structure merupakan struktur yang mendukung dari
dalam permukaan tanah atau biasa di sebut pondasi. Pemilihan
sub structure ini diperngarugi oleh bentuk tanah, jenis tanah
dan lokasi bangunan berada. Struktur ini berkerja dengan
menyalurkan seluruh beban dalam bangunan yang ditahan ke
tanah baik secara vertikal maupun secara horisontal. Untuk
bangunan medium rise building tanpa sebuah basement , maka
berikut adalah kemungkinan pemilihan pondasi yang
digunakan.
Tabel 3.14. Macam Sub Structure
SUBS STRUCTURE
Pondasi Bore Pile
Gambar 3.12. Pondasi Bore Pile
Sumber : Pinterest .com
Pondasi sumuran atau biasa
disebut bore pile ini merupakan
salah satu pondasi yang digunakan
untuk bangunan high rise building
ataupun medium rise building
dengan cara pemasangan
menggali tanah berbentuk
lingkaran di area yang sudah
ditentukan sebelum akhirnya diisi
oleh tulangan
138
Kelebihan Kekurangan
1. Memiliki kestabilan yang kuat
2. Pemasangan tidak
menghasilkan getaran untuk
lingkungan, terutama di daerah
Jakarta yang padat.
3. Dapat menopang berat beban
bangunan yang besar
1. Borepile merupakan jenis
pondasi yang mahal
2. Membutuhkan waktu yang
lama, tidak efisien waktu.
Pondasi Pile
Gambar 3.13. Pondasi Pancang
Sumber : Google.com
Sistem struktur pondasi bangunan
dengan mencari kedalaman tanah
menggunakan pile beton yang
ditancapkan kedalam tanah hingga
mendapatkan tanah keras.
Kelebihan Kekurangan
1. Merupakan pondasi yang kuat
dan tahan lama.
2. Menggunakan sistem pabrikasi,
sehingga lebih efisien waktu.
3. Memiliki ketahanan dan
stabilitas tinggu.
1. Pemasangan menimbulkan
getaran yang besar pada
sekeliling lingkungan. Sehingga
akan menggangu bangunan
yang berada di sekitar
2. Karena sistem pemasangan
dengan cara dipukul, akan
menimbulka kebisingan
3. Memerlukan tempat yang luas
untuk memasukkan mesin.
Pondasi Pile System Hydraulic
Jack In
Secara garis besar pondasi ini
adalah pondasi tiang pancang,
yaitu dengan menancapkan pile ke
dalam tanah tingga mencapai
tanah keras.
Perbedaaanya adalah sistem
penancapan menggunakan
hydraulick ram yang ditempatkan
pararel dengan tiang yang akan
dipancang. Dengan sistem ini tiang
139
Gambar 3.14. Pondasi Pancang
Sumber : alibaba.com
akan ditekan secara continue ke
dalam tanah sehingga tidak
mengakibatkan kebisingan dan
getaran pada lingkungan sekitar.
Kelebihan Kekurangan
1. Bebas getaran
2. Tidak menimbulkan debu yang
berterbangan dan bebas
kebisingan
3. Daya dukung aktual setiap tiang
diketahui
4. Harga ekonomis
5. Dengan tinggi alat yang
digunakan relatif rendah, maka
dapat digunakan pada
basement, atau lokasi kerja
yang terbatas
1. Apabila terdapat batu atau
lapisan tanah keras yang tipas,
maka akan mengakibatkan
kesalahan pemancangan.
2. Sulit mobilisasi alat pada daerah
lunak (berlumpur)
3. Berat hydraulick jacking memiliki
berat 360 ton, jika permukaan
tanah lunak maka adanya
kemungkinan posisi alat
pancang yang miring
Sumber : Analisa Pribadi
B. Upper Structure
Merupakan bagian struktur bangunan yang letaknya berada
diatas pemukaan tanah. Struktur ini berguna untuk menahan beban
dari atap dan lantai untuk disalurkan kepada pondasi yang berada
di dalam tanah secara vertikal.
Tabel 3.15. Analisa Macam Upper Structure
UPPER STRUCTURE
Struktur Rangka Beton
Gambar 3.16. Struktur Rangka Beton
Sumber : google.com
Struktur diatas permukaan tanah
yang terbentuk dari balok beton
yang dikaitkan oleh tulangan dan
mampu menyalurkan beban beban
menuju pondasi.
140
Kelebihan Kekurangan
1. Kuat menahan beban yang
sangat tinggi
2. Ketahanan terhadap api yang
jauh lebih besar dari struktur
rangka baja
3. Bisa menggunakan sistem
pabrikasi
1. Harus dilakukannya kontrol
kualitas beton karena keuatan
beton yang bervariasi yang
mempengaruhi kualitas beton.
2. Pengerjaan membutuhkan
waktu yang lama
Struktur Rangka Baja
Gambar 3.17. Struktur Rangka Baja
Sumber : tinotiko.com
Tipe upper structure yang terbuat
dari rangka baja konvensional,
dihubungkan melalui sistem rangka
membentuk suatu komposisi
rangka yang mampu menahan
serta menyalurkan beban menuju
pondasi
Kelebihan Kekurangan
1. Memiliki struktur komposisi yang
rigid
2. Memiliki struktur yang ringan
3. Memerlukan waktu yang singkat
dalam pengerjaan
1. Tidak tahan terhadap api
2. Mempunyai masa muai dan
susut
Plat Beton Bertulang
Konvensional
Gambar 3.17. Pengecoran plat beton
Sumber : Google.com
Plat lantai yang terbuat dari beton
dengan perkuatan penulangan
menjadi struktur lantai bangunan
bertingkat.
Kelebihan Kekurangan
1. Mempunyai hubungan struktur
yang rigid dengan adanya balok
induk dan balok anak
2. Struktur dapat diexpose
3. Lebih tahan terhadap api
1. Tidak efisien terhadap
ketinggian bangunan
141
Flat Slab
Gambar 3.18. Pengecoran plat beton
Sumber : google.com
Plat beton rata yang tidak memiliki
balok induk dan anak, memiliki
pengertian balok yang di ratakan /
platkan
Kelebihan Kekurangan
1. Kuat dan stabil
2. Dapat menyalurkan beban
secara merata
3. Efisien ketinggian bangunan
bertingkat
4. Struktur dapat diexpose
1. Membutuhkan biaya yang cukup
banyak
Plat Pre-cast hollow (Hollow
Core Slab)
Gambar 3.19. Precast Hollow
Sumber : google.com
Beton yang sudah tercetak
pabrikasi dam siap untuk dipasang
sebagai plat lantai bangunan
bertingkat.
Kelebihan Kekurangan
1. Pengerjaan yang lebih cepat
2. Dapat memnyembunyikan
kabel elektriksasi dalam
rongga hollow
3. Relatif ringan
1. Tingkat stabil yang rendah
2. Kurang bagus untuk di
ekspose akibat sambungan
plat
Sumber : Analisa Pribadi
C. Struktur Atap
Merupakan struktur yang terletak paling atas dari bangunan.
melindungi bangunan dan penghuni bangunan secara fisik maupun
142
non fisik. Struktur atap terdiri dari rangka atap yang digunakan dan
penopangnya.
Tabel 3.16. Analisa Macam Penutup Atap
STRUKTUR ATAP
Atap Beton
Gambar 3.20. Atap Beton
Sumber : Google.Com
Penutup atap yang terbuat dari
beton dan susunan tulangan, yang
digunakan sebagai lantai pada
lantai paling atas bangunan
Kelebihan Kekurangan
1. Tahan Lama
2. Lebih tahan terhadap api
3. Kuat dan stabil
4. Dapat dimanfaatkan sebagai
area rooftop
5. Tidak memerlukan maintenence
1. Memiliki massa yang berat
Atap Truss (Baja Konvensional)
Gambar 3.22. Rangka Truss
Sumber : technic.dirwata.com
Merupakan susunan rangka yang
terbuat dari baja ringan, salah satu
cara yang digunakan untuk
mendapatkan ruang bebas kolom
Kelebihan Kekurangan
1. Struktur yang ringan
2. Bersifat tidak membesarkan
kobaran api
3. Pemasangan relatif cepat
4. Baja ringan hampir tidak
memiliki nilai muai susut
1. Kerangka atap tidak dapat
diexpose
2. Tidak dapat sefleksibel kayu
yang dapat dipotong dan
dibentuk profil
3. Harus teliti dalam memilih mutu
dan kualitas baja ringan Sumber : Analisa Pribadi
143
3.2.2. Studi Sistem Enclosure Bangunan
Sistem enxlosure adalah suatu sistem yang digunakan
sebagai pelingkup atau pembatas antar ruang yang terdapat pada
bangunan.
Tabel 3.17. Analisa Macam Enclosure bangunan
PENUTUP LANTAI
KARPET
Gambar 3.23. Lantai Karpet
Sumber : Google.com
Kelebihan : tidak terdapat nat,
tahan terhadap suhu dan dapat
menyerap kebisingan. Penutup
lantai ini memiliki permukaan yang
halus sehingga aman jika
digunakan pada ruangan untuk
beraktivitas anak – anak.
Kekurangan: harga mahal, mudah
terbakar, menyerap noda cair
KERAMIK
Gambar 3.24. Lantai Keramik
Sumber : Google.com
Kelebihan: Terdapat banyak motif
dan jenis, tersedia dalam berbagai
ukuran, mudah dalam perawatan.
Cocok digunakan untuk area kantor
dan lobby karena permukaan tidak
licin di bandingkan dengan marmer.
Kekurangan: Terdapat nat, sering
terjadinya retakan
MARMER
Gambar 3.25. Lantai Marmer
Sumber : Pinterest.com
Kelebihan : memberikan tampilan
mewah, tepat digunakan pada
daerah bersuhu panas, sangat kuat
menahan beban, memiliki siku
akurat
Kekurangan: Sangat mahal,
permukaan lantai yang licin, mahal
dalam perawatan, mudah terlihat
kusam. Permukaan yang licin ini
sangat tidak cocok digunakan
untuk aktivitas anak – anak.
144
PELINGKUP & PENGISI DINDING
DINDING BATA RINGAN
Gambar 3.26. Bata Ringan
Sumber : Google.com
Kelebihan : memiliki beban yang
ringan, tidak menggunakan banyak
plester, karena ukuran yang
cenderung besar, lebih efisien
dalam pemakaian
Kekurangan: Minimnya perekat
menjadikan dinding kurang kuat
CLADDING
Gambar 3.27. Penerapan Cladding
Sumber : Wirracladding.com
Kelebihan : dapat mendukung
estetika bangunan, cocok
digunakan untuk bangunan middle
rise building.
Kekurangan : dalam segi biaya
lebih boros
PARTISI
Gambar 3.28. Penerapan Partisi Ruangan
Sumber : Pinterest.com
Kelebihan: Hemat biaya , mudah
dan cepat dalam pemasangan,
dapat dirubah tanpa merusak tanpa
merusak struktur
Kekurangan: tidak kedap suara
KUSEN (UPVC)
Gambar 3.29. Kusen UPVC
Sumber : Google.com
Bagian dari elemen dinding
sebagai frame peletakan daun
pintu dan jendela.
Kelebihan : sambungan rapi, tidak
meninggalkan cela dalam
pemasangan kaca, tanah terhadap
cuaca.
Kekurangan: harganya yang
cenderung mahal
145
KACA
Gambar 3.30. Curtain Wall Kaca
Sumber : Google.com
Sebagai partisi, pintu, jendela
ataupun cladding.
Kelebihan : sambungan rapi, tidak
tahan terhadapt cuaca, dengan
berbagai macam motif dan profil
Kekurangan : harga cukup mahal
PLAFON
PLAFON AKUSTIK
Gambar 3.31. Plafon Akustik
Sumber : Google.com
Penutup atap yang terbuat dari
bahan campuran sterofoam
Kelebihan : instalasi mudah,
pemasangan rapi, meredam suara
Kekurangan : tidak tahan terhadap
air
PLAFON GYPSUMBOARD
Gambar 3.32. Plafon Gypsumboard
Sumber : Google.com
Terbuat dari bahan gypsum dengan
ukuran pasaran 120cmx240cm
Kelebihan: instalasi mudah,
pemasangan rapi, aman bagi
kesehatan
Kekurangan : kurang tahan
terhadap air
PLAFON KALSIBOARD
Gambar 3.33. Plafon Kalsiboard
Sumber : Google.com
Terbuat dari gypsum dengan
ukuran pasar 120cmx240cm
Kelebihan: instalasi mudah, kuat,
awet dan aman bagi kesehatan
Kekurangan : tingkat kembang dan
susut yang tinggi
146
PLAFOND PVC
Gambar 3.33. Penerapan Plafon PVC
Pada Ruangan
Sumber : Google.com
Terbuat dari polyvinyl chloride
Kelebihan : plafons terlihat
mengkilap, tahan terhadap air, anti
rayap dan kedap suara
Kekurangan: memerlukan keahlian
khusus pada instalasinya, relatif
mahal
Sumber : Analisa Pribadi
3.2.3. Studi Utilitas
3.2.3.1. Sistem Penghawaan
A. Sistem Penghawaan Alami
Menggunakan sistem dan teknologi berupa objek yang
mengatur seberapa besar bukaan yang diperlukan dengan bahan
jadi yang sudah tersedia seperti jendela, roster, bouvenly. Ruang
yang berpotensi menggunakan sistem ini yaitu pada area
pengelola dan service.
B. Sistem Penghawaan Buatan
Projek bangunan sebagian besar merupakan ruangan
tertutup seperti studio yang meminimalisir bukaan agar audio
dalam ruangan tidak tersebar ke luar ruangan sehingga
penghawaan dalam bangunan akan cenderung menggunakan
penghawaan buatan. Kondisi anak – anak merespon keadaan
suhu ruangan juga menjadi salah satu pertimbangan, bahwa
suhu ruangan yang baik untuk anak – anak berkisar antara 25˚
hingga 26˚. Maka dengan memanfaatkan penghawaan buatan
147
yang dapat menstabilkan suhu ruangan berikut adalah variasi
penghawaan yang dapat diterapkan di dalam bangunan
diantaranya adalah:
AC Split (Air Conditioning Split)
Penghawaan buatan singe unit yang digunakan pada ruang
yang berukuran tidak terlalu lebar.
AC Verticool (Air Conditioning Verticool)
Penghawaan buatan yang memberikan penyediaan udara
dalam jumlah lebih besar daripada AC Split. Digunakan pada
ruangan dengan banyak pengguna atau acara.
AC Sentral (Air Conditioning Central)
Sistem penghawaan alami yang menggunakan satu pusat
disalurkan ke ruang – ruang yang membutuhkan udara bersih
dan sejuk melalui ducting. AC Central memiliki beberapa
bagian untuk dapat berfungsi menyalurkan udara bersih, yaitu:
o Chiller
Chiller merupakan mesin yang di gunakan sebagai
penghasil udara dongin yang akan di disribusikan di
ruangan – ruangan.
o AHU
Mesin AHU merupakan mesin yang menerima udara dingin
dari chiller untuk di distribusikan melalui ducting.
148
o Ducting
Pipa (cerobong) yang menjadi alat untuk udara dingin
sampai ke ruangan.
o Cooling Tower
Cooling tower adalah mesin yang digunakan sebagai alat
mendinginkan air panas yang keluar dari chiller . proses
pendinginan menggunakan udara alami. Pada umumnya
cooling tower diletakkan di area terbuka atau di atap untuk
mendapatkan udara yang maksimal dan tidak menggang
kegiatan yang berada di dalam ruangan.
Diagram 3.12. Sirkulasi AC Central
Sumber : Analisa Pribadi
3.2.3.2. Sistem Air Bersih
Menurut Ir.Jimmy S. Juwana (2005) , Terdapat sistem yang
bisa digunakan dalam pengaliran air bersih ke dalam
Air Bersih
Pompa
Chiller
AHU Cooling Tower
Ducting
Ruangan
149
ruangan untuk bangunan middle rise building seperti
Gedung Penyiaran Stasiun Televisi, yaitu:
Down Feed System
Dimana sumber air berada ditempat ditampung terlebih
dahulu di groundtank kemudian dipompakan ke tangki
atas (upper tank) yang lalu akan di distribusikan ke
tempat yang membutuhkan air dengan memanfaatkan
grafitasi bumi.
Kelebihan:
Distribusi air bisa lebih merata,
Lebih hemat listrik
Kekurangan:
Terdapat reservoir diatap sehingga akan
menambah beban tambahan pada atap atau
diharuskannya mendirikan menara air.
Up Feed System
Sumber air berada di bawah (ground tank) langsung di
distribusikan ke pada ruangan yang membutuhkan air
bersih menggunakan pompa.
Kelebihan :
Tidak adanya reservoir di atap sehingga tidak
menambah beban pada atap.
150
Kekurangan:
Distribusi air kurang merata
Pemborosan penggunaan listrik
Gambar 3.34. Sistem Up Feed dan Down Feed Pada
Bangunan Tingkat Tinggi
Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi, 2005
3.2.3.3. Jaringan Listrik
Untuk kebutuhan tenaga listrik dalam kompleks bangunan
penyiaran stasiun televisi , mencakup kebutuhan alat
produksi acara seperti mesin pada master control roon,
mesin VTR, telecine dan beberapa alat khusus lainnya.
Sumber tenaga listrik utama yang digunakan berasal dari
PLN ( Perusahaan Listrik Negara). Tidak hanya itu,
bangunan penyiaran stasiun televisi anak ini juga
menyiapkan sumber listrik sekunder yang berasal dari
generator set yang akan digunakan dalam keadaan dimana
aliran listrik dari PLN terputus.
151
Diagram 3.13. Alur Jaringan Listrik Bangunan
Sumber : Analisa Pribadi
Generator set yang digunakan termasuk generator set
yang dapat menghasilkan aliran listrik secara berkelanjutan
dan memiliki kapasitas daya sebesar 100% dari daya yang
dihasilkan PLN. Penggunaan automatic main panel, yang
akan berkerja secara otomatis mengalihkan sumber daya
kepada generator set pada saat aliran listrik dari PLN
terputus dan mati secara otomatis ketika listrik sumber PLN
kembali hidup.
3.2.3.4. Sistem Pengolahan Sampah
Dalam sistem pengolahan sampah , terdapat beberapa
metode yang bisa digunakan, antara lain adalah:
Pengumpulan melalui shaft sampah dengan pembakaran
Metode ini sampah organik dan anorganik yang sudah
terkumpul pada shaft akan langsung di bakar pada alat
pembakaran sampah yang sudah disediakan.
Memanfaatkan Biopori
Metode ini hanya bisa digunakan kepaja jenis sampah
organik saja yang dibusukkan pada penampungan biopori.
PLN Trafo Meteran Box
Genset Kontrol Panel
Automatic Transfer Switch
Ruang Kontrol
Distribusi Listrik
152
Penampungan biopori merupakan lubang pengumpulan
sampah organik berdiameter kurang lebih 10cm dan
kedalaman hingga 70cm yang dibuat di sekitar area media
tanam.
Pengumpulan melalui shaft sampah.
Sampah organik maupun anorganik setiap level bangunan
dibuang pada satu tempat melalui lubang shaft. Sampah
yang terkumpul kemudian dibuang menuju bak sampah
lingkungan atau langsung diangkut oleh petugas kebersihan
kota.
Gambar 3.34. Sistem Shaft Sampah
Pada Bangunan Tingkat Tinggi
Sumber : Kompasiana.com
3.2.3.5. Sistem Pemadam Kebakaran
Penanggulangan terhadap bahaya kebakaran terbagi
menjadi 2 yaitu penanggulangan aktif dan pasif. Kedua
penanggulangan tersebut harus diaplikasikan kedalam
bangunan dan menjadi syarat dalam bangunan sebelum resmi
digunakan. Berikut adalah penjabaran dari kedua
penanggulangan tersebut, yaitu:
153
a. Penanggulangan Aktif
Sistem penanggulangan aktif merupaan sistem
penanggulangan kebakaran dengan cara manual atau
membutuhkan pengguna bangunan dalam perannya
memadamkan kebakaran. Sistem ini biasanya letakkan di dalam
bangunan dan diluar area bangunan, diantaranya adalah:
APAR
Alat pemadam berupa tabung yang berisi zat kimia.
Penempatan tabung in pada setiap 25 m atau terdapat
setidaknya 2 tabung pada setiap lantai.
Gambar 3.35. Tabung APAR
Sumber : Alatpemadamapi.com
Hydrant
Hydrant terbagi menjadi 2 yaitu hydrant bangunan dan
pekarangan. Hydrant didalam bangunan diperlukan untuk
menentukan kapasitas pompa yang akan digunakan
menyemburkan air. Karena panjang selang hingga 30m,
maka perletakan hydrant kerang lebih berada pada jarak
setiap 35 m.
154
Gambar 3.36. Pemasangan Hydrant di Pekarangan
Sumber : Alatpemadamapi.com
b. Penanggulangan Pasif
Penanggulangan secara pasif juga dioperasikan secara
otomatis sehingga tidak diperlukannya pengguna bangunan
untuk mengendalikan penanggulangan secara manual. Berikut
adalah contoh penanggulangan kebakaran aktif:
Tangga Darurat
Material dinding pada area tangga darurat biasanya berupa
dinding masif yang dapat menahan kobaran api lebih lama.
Lebar minimal sebuah tangga darurat 120 cm, handrail 1,2m,
pijakan minimal 2cm dengan opterede minimal 18cm.
Gambar 3.37. Tangga Darurat Pada Bangunan
Sumber : Google.com
155
Pintu Darurat
Pintu emergency langsung terhubung dengan area luar.
Lebar minimum pintu 90cm hingga 120cm, dengan jarak 20
hingga 40 meter pada setiap bangunan. material dari pintu
darurat dipilih yang lebih tahan terhadapt api lebih lama.
Untuk beberapa bangunan seperti bank dan kantor, pintu
darurat hanya bisa dibuka dari satu sisi saja untuk
mengantisipasi orang luar yang masuk kedalam bangunan.
Gambar 3.39. Pintu Darurat Pada Bangunan
Sumber : Googlecom
Sprinkler
Spinkler berkerja bila suhu udara diruangan mencapai 60˚C
hingga 70˚C. Penutup kaca pada spinkler akan pecah dan
mengeluarkan air. Jarak setiap spinkler di letakkan dengan
jarak 10m² – 20m² dengan ketinggian ruangan 3m – 3,5m.
Gambar 3.40. Sprinkler Pada Bangunan
Sumber : Blogspot.com
156
3.2.3.6. Sistem Pencahayaan
A. Pencahayaan Alami
Sky Lighting
Dengan memanfaatkan kaca tebal untuk bahan penutup
atap, curtain wall kaca ataupun kaca jendela yang bertujuan
untuk memasukkan cahaya alami ke dalam bangunan. Untuk
mendapatkan pencahayaan alami maka harus menghindari
penataan denah ruang didalam ruang.
Orientasi bukaan
Mengatur orientasi bukaan sehingga hanya memasukkan
bias cahaya matahari yang sejuk dan menghindari memasukkan
cahaya matahari secara langsung karena dapat berakibat
memasukkan panas ke dalam ruangan.
Gambar 3.41. Pemanfaatan Cahaya Alami Kedalam Bangunan
Sumber : Pinterest.com
B. Pencahayaan Buatan
Dalam sebuah bangunan , tidak mungkin hanya
mengandalkan cahaya alami untuk menerangi setiap sisi
ruangan, terutama pada saat malam hari. Dibutuhkannya
157
bantuan pencahayaan buatan didalam bangunan terutama untuk
area yang tertutup seperti studio. Pencahayaan buatan menurut
tempat penerangannya dibagi menjadi 3 yaitu:
Penerangan Umum
Penerangan di dalam bangunan yang menyinari ruangan
secara general. Sistem pencahayaan ini diterapkan sebagai
pencahayaan buatan utama. Salah satu contoh jenis lampu
yang mungkin diterapkan sebagai penerangan umum adalah
Lampu LED
Penerangan Setempat
Sistem penerangan buatan dalam bangunan yang
memfokuskan pada satu titik (spotlight) . Jenis penerangan
ini adalah penerangan yang sering digunakan didalam studio
penyiaran televisi. Jenis lampu yang biasa digunakan untuk
spotlight adalah Lampu Halogen.
Penerangan Aksen
Sistem penerangan sekunder ruangan yang digunakan
untuk mempercantik atau meramaikan suasana dalam
ruangan. Ada beberapa tipe penerangan aksen yang biasa
digunakan dalam bangunan, diantaranya adalah:
• Downlight
• Spotlight
• Track light
• Wall Washer
158
Gambar 3.41. Pemanfaatan Cahaya Buatan Pada Studio
Sumber : Pinterest.com
C. Jenis Lampu yang Digunakan
Lampu Halogen, memberikan cahaya lebih terang memberikan
kualitas kawat pijar lebih baik dan tahan lama. Dari segi harga
memang lampu halogen lebih mahal.
Lampu LED, merupakan jenis lampu dengan konsumsi listrik
relatif rendah namun menghasilkan cahaya yang terang
Lampu TL (Fluorescent Lamp) , Lampu jenis ini masih lebih
hemat energi jika dibandingkan dengan lampu pijar. Memiliki
luminasi yang bagus untuk pencahayaan dalam ruang kantor.
3.2.3.7. Sistem Transportasi Vertikal
Sistem transportasi bangunan ini dibutuhkan bangunan
middle rise building atau bangunan yang memiliki jumlah lantai
melebihi 4 lantai. Salah satu transportasi vertikal yang
dimungkinkan digunakan dalam bangunan middle rise salah
satunya adalah sebagai berikut :
A. Tangga
Transportasi vertikal yang merupakan transportasi manual
yang paling ramah lingkungan tanpa adanya penggunaan.
Tangga adalah salah satu sambungan yang dapat dilalui
159
antara tingkat sebuah bangunan, dalam perkembangannya
kosntruksi tangga semakin bervariasi, dimulai dari tangga
dengan konstruksi kayu, pasangan batu, baja beton
bertulang.
B. Elevator
Elevator adalah sebuah transportasi yang memanfaatkan
katrol dan poros untuk melakukan pergerakan di antara
tingkat – tingkat pada sebuah bangunan bertingkat.
Berdasarkan fungsinya terdapat dua jenis elevator yaitu
elevator manusia dan elevator barang. Elevator barang
biasanya digunakan oleh bangunan perhotelan dan
perkantoran yang sering digunakan untuk mengangkut
barang – barang berat. Berat yang mampu dibawa oleh
elevator barang hingga 45.000 kg sedangkan elevator
manusia hanya mampu membawa muatan 900kg hingga
1800kg.
Gambar 3.42. Elevator Barang dan Elevator Penumpang
Sumber : Google.com
Berdasarkan cara kerjanya, ada dua jenis elevator, yaitu
jenis hidraulis dan jenis traksi. Jenis yang umumnya
digunakan di indonesia adalah jenis elevator traksi, yaitu
160
jenis elevator yang digerakkan motor listrik melalui beberapa
kabel saja.
C. Ramp
Ramp merupakan area yang biasa digunakan oleh
pengunjung pengguna kursi roda atau membantu untuk
mengankut barang dari level rendah ke level yang tinggi.
Standard kemiringan ramp yang biasa digunakan di
Indonesia adalah dengan perbandingan antara 1:7 hingga
1:12.
3.3. Analisa Pendekatan Konteks Lingkungan
3.3.1. Analisa Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi dan wilayah didasari oleh analisa potensi dan
kendala dari masing – masing kecamatan sesuai proyek yang akan
terbangun dengan didasari oleh peraturan daerah, khususnya pada
wilayah DKI Jakarta yang memiliki peraturan ketat tentang zona –
zona wilayah pembangunan.
Dalam merancang bangunan penyiaran stasiun televisi
terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam pemilihan
lokasi, yaitu:
Mudah dalam akses transportasi baik untuk transportasi
umum maupun transportasi pribadi.
Terdapat sarana dan prasarana yang mendukung adanya
kegiatan penyiaran stasiun televisi.
Masuk kedalam zona fungsi wilayah perkantoran.
161
o Menurut Perda no 1 Tahun 2014, fungsi zona yang
diperbolehkan untuk diadakannya pembangunan
perkantoran adalah area fungsi zona dengan kode K.1,
K.2, K.3, K.4 dan C.1. Dengan penekanan
pembangunan perkantoran pada sub zona K1 dan K3.
Gambar 3.43. Sub zona perkantoran
Sumber : sindikat.co.id
o Nilai Intensitas dari zona K1 pada area Jakarta Selatan
adalah sebagai berikut,
Gambar 3.43. Sub zona perkantoran
Sumber : sindikat.co.id
Dari pertimbangan diatas dapat menjadi bantuan untuk
menentukan tapak/lokasi yang cocok digunakan untuk proyek
gedung penyiaran stasiun televisi nasional anak.
Dari ketiga Kecamatan wilayah Jakarta Selatan yang
berpotensi untuk diadakannya pembangunan perkantoran. Terdapat
2 alternatif kecamatan memiliki potensi lingkungan yang lebih besar,
yaitu Kebayoran Lama dan Kebayoran Baru.
162
3.3.2. Pemilihan Lokasi
Alternatif lokasi yang terpilih sebagai lokasi proyek adalah pada
kecamatan Kebayoran Baru dan Kebayoran Lama.
1. Alternatif Lokasi A : Kebayoran Lama
Salah satu Kecamatan yang terletak di Jakarta Selatan ini memiliki
luas 1.932 Ha. Terdiri dari 1.346Ha berupa perumahan, 154 Ha
berupa area industri, 357 Ha berupa area kantor, 47 Ha berupa
waserda dan 90Ha merupakan area taman.
Kekuatan Iklim
o Iklim
Berada pada iklim tropis dengan suru rata-rata 27˚C per tahun
dengan kelembaban mencapai 80%
o Keadaan Tanah
Keadaan tanah yang berada di area Jakarta Selatan termasuk
pada daerah perbukitan rendah dengan tingkat kemiringan
hanya 0,25%.
Kekuatan Buatan
o Pranata
Kecamatan dengan luas 1.932Ha dihuni oleh penduduk
sebesar 7043 jiwa dengan kepadatan penduduknya
14.004,30 jiwa/km²
o Regulasi
Koefisien Dasar Bangunan (KDB) = 60%
Koefisien Lantai = 2,4.
163
RTH = 30%
o Ekonomi
Presentase pada area kecamatan kebayoran lama memang
didominasi oleh perumahan penduduk, namun hampir 450Ha
tanah yang digunakan sebagai area industri dan perkantoran
membuat area ini cocok digunakan untuk proyek yang
komersial.
Amenitasi Alami
o View
Kecamatan Kebayoran Lama didominasi oleh perumahan
penduduk
o Topografi
Topografi kecamatan ini termasuk kedalam kategori
kemiringan yang landai yaitu hanya 0,25%
o Sumber air utama kecamatan ini adalah bersumber dari
PDAM.
Batas wilayan Kebayoran Lama:
Utara : Jakarta Barat
Timur : Kec. Kebayoran Baru dan Cilandak
Selatan : Kec. Cilandak
Barat : Kec. Pesanggrahan
164
Gambar 3.44. Sub zona perkantoran Kebayoran Lama
Sumber : sindikat.co.id
2. Alternatif Lokasi B: Kecamatan Kebayoran Baru
Kebayoran Baru merupakan pusat pemerintahan dari
administrasi Jakarta Selatan. Sama seperti kebayoran lama,
sebagian besar merupakan daerah permukiman penduduk.
Kecamatan dengan luas 1.258Ha ini juga terdiri dari beberapa
bagian daerah pertokoan tepatnya pertokoan Blok M dan pusat
bisnis yang berada di Sudirman Business District .
Kekuatan Iklim
o Iklim
Beriklim tropis dengan suru rata-rata 27˚C per tahun dengan
kelembaban mencapai 80%
Zona K1 dan K3
yang tersebar di
Kebayoran Lama.
165
o Keadaan Tanah
Sama seperti Kebayoran Lam keadaan tanah yang berada
di area Jakarta Selatan termasuk pada daerah perbukitan
rendah dengan tingkat kemiringan hanya 0,25%.
Kekuatan Buatan
o Pranata
Kecamatan dengan luas 1.932Ha dihuni oleh penduduk
sebesar 7043 jiwa dengan kepadatan penduduknya
14.004,30 jiwa/km²
o Regulasi
Koefisien Dasar Bangunan (KDB) = 60%
Koefisien Lantai = 2,4.
RTH = 30%
o Ekonomi
Hampir seperempat lahan dari Kebayoran Baru merupakan
area perkantoran terlihat dari Bursa Efek Indonesia dan
Sudirman Business District yang berlokasi di Kebayoran
Baru. Dengan adanya Blok M juga menguatkan area
Kebayoran Baru sebagai area perindustrian yang kuat.
Amenitasi Alami
o View
Kecamatan Kebayoran Lama didominasi oleh perumahan
penduduk dan perkantoran.
166
o Topografi
Topografi Kebayoran Baru memiliki kemiringan yang landai
yaitu hanya 0,25%
o Sumber air utama kecamatan ini adalah bersumber dari
PDAM.
Batas wilayan Kebayoran Lama:
Utara : Tanah Abang dan Kec. Setiabudi
Timur : Kec. Mampang Perapatan
Selatan : Kec. Cilandak
Barat : Kec. Kebayoran Lama
Gambar 3.45. Sub zona perkantoran Kebayoran Baru
Sumber : sindikat.co.id
Zona K1 dan
K3 yang
tersebar di
Kebayoran
167
3.3.2.1. Pemilihan Lokasi
Tabel 3.18. Analisa Pemilihan Lokasi
Kriteria Lokasi Bobot
Kec. Kebayoran Lama
Kec. Kebayoran Baru
Nilai Hasil Nilai Hasil
Lokasi
Berada pada area perkantoran
40% 1 40 1 120
Kesesuaian perletakan proyek terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah kota Jakarta
2 80 2 120
Lingkungan & Infrastruktur
Prasarana dan sarana di sekitar lokasi yang mendukung kegiatan
20% 3 60 3 60
Transportasi Umum yang mendukung
10% 3 30 3 30
Tersedianya jaringan listrik
10% 3 30 3 30
Tersedianya sumber air bersih
10% 3 30 3 30
Akses pencapaian yang mudah
10% 3 30 3 30
Total 300 420 Sumber : Analisa Pribadi
Dari hasil perbandingan bobot diatas maka didapatkan lokasi
kecamatan yang digunakan merupakan pada Kecamatan
Kebayoran Baru
3.3.3. Alternatif Tapak
Potensi Alternatif Tapak A
o Lokasi : Jl. Senopati Raya, RT.8/RW.2, Senayan, Kebayoran.
Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
168
Gambar 3.46. Lokasi Tapak 1
Sumber : GoogleMaps.com
Gambar 3.47. Lokasi Tapak 1
Sumber : GoogleMaps.com
Alternatif tapak A merupakan sebuah area lahan kosong
dan rumah kosong yang sudah tak terpakai, Tapak A berada
pada area zona K1 atau area perkantoran dengan regulasi KDB
maksimal 30%.
169
Gambar 3.48. Analisis Area Lingkungan Tapak A
Sumber : dokumen pribadi
o Batas Tapak
Utara : Jalan Jendral Sudirman, Gedung Panin
Bank
Selatan : Perumahan penduduk
Barat : Gedung Kementrian Pendayagunaan
Selatan : Apartemen Senopati Luxury
Tabel 3.19. Analisa Tapak A
ASPEK KEKUATAN ALAM
Iklim Beriklim tropis dengan suhu rata – rata 27˚C - 33˚C
Topografi Berjenis tanah keras dengan kontur datar
Vegetasi Memiliki beberapa vegetasi exsisting pohon palem
dan trembesi
Arah Angin Dominan angin berasal dari arah selatan menuju
utara dengan kecepatan angin ±7km/jam
Potensi Air Bersih Air bersih bersumber dari PDAM
170
Keadaan
Lingkungan
Tapak merupakan bekas bangunan yang sudah
tidak terpakai (terbengkalai) berdekatan dengan
pusat perkantoran Jakarta Selatan dan
perumahan penduduk.
Gambar 3.49. Lokasi Tapak A
Sumber : GoogleMaps.com
Regulasi Memiliki Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
sebesar 60% dengan Koefisien Lantai 2,4.
Fungsi Area perkantoran
Pusat administrasi
Dekat dengan area pendidikan daerah
Jakarta Selatan
View View yang terlihat dari tapak berupa perkantoran
dan perumahan penduduk. Bersebalahan dengan
apartemen senopati.
Jaringan Kota Berada dekat dengan Jalan utama Jendral
Sudirman
Dekat dengan kantor Kementrian dan beberapa
sekolah di Jakarta Selatan
Terdapat jaringan listrik, telfon, drainase
tertutup
Citra Arsitektur Bangunan disekitar tapak didominasi oleh
perkantoran dengan style arsitektur modern
Sumber : Analisa Pribadi
171
Potensi Tapak Alternatif B
o Lokas : Jl. Hang Lekir No.1, RT.4/RW.6,
Gunung, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta
Gambar 3.50. Lokasi Tapak B
Sumber : GoogleMaps.com
Gambar 3.51. Lokasi Tapak B
Sumber : GoogleMaps.com
Alternatif tapak B merupakan sebuah area eksisting
rumah besar kawasan Kelurahan Gunung, Tapak A berada
pada area zona R5 (sub Zona Rumah besar) tetapi masih
berada pada lingkungan zona perkantoran.
172
Gambar 3.51. Analisis Area Lingkungan Tapak B
Sumber : dokumen pribadi
o Batas Tapak
Utara : Universitas Prof.Dr.Moestopo & SPBU
Selatan : Perumahan Penduduk
Barat: Pertokoan & Cafe
Timur : Kantor Pemerintahan & Masjid At-Tarbiyah
Tabel 3.20. Analisa Tapak B
KONDISI EKSISTING LOKASI
Iklim Beriklim tropis dengan suhu rata – rata 27˚C - 33˚C
Topografi Berjenis tanah keras dengan kontur datar
Vegetasi Memiliki beberapa vegetasi exsisting pohon palem
dan trembesi
Arah Angin Dominan angin berasal dari arah selatan menuju
utara dengan kecepatan angin ±7km/jam
Potensi Air Bersih Air bersih bersumber dari PDAM
173
Keadaan Eksisting Tapak merupakan area pertokoan,cafe kecil dan
rumah penduduk
Gambar 3.52. Area Lingkungan Tapak B
Sumber : GoogleMaps.com
Gambar 3.53. Area Lingkungan Tapak B
Sumber : GoogleMaps.com
Regulasi Memiliki Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
sebesar 60% dengan Koefisien Lantai 2,4.
Fungsi Area perkantoran
Pusat administrasi
Dekat dengan area pendidikan daerah
Jakarta Selatan
View View yang terlihat dari tapak berupa perkantoran,
pusat perbelanjaan, pertokoan dan perumahan
penduduk.
Jaringan Kota Dekat dengan jalan utama Jendral Sudirman
Dekat dengan kantor pemerintahan
Terdapat jaringan listrik, telfon, drainase
tertutup
Citra Arsitektur Bangunan disekitar tapak didominasi oleh
perkantoran dan pusat perbelanjaan dengan style
arsitektur modern
Sumber : Analisa Pribadi
174
3.3.4. Pemilihan Tapak
Tabel 3.21. Analisa Pemilihan Tapak
Kriteria Lokasi Bobot Tapak A Tapak B
Nilai Hasil Nilai Hasil
Lokasi
Lokasi Stategis
40%
3 120 3 120
Lokasi mendukung bangunan yang merupakan bangunan perkantoran
3 120 2 80
Lokasi berada pada zona fungsi ruang yang tepat
3 120 1 40
Lingkungan
Prasarana dan sarana mendukung kegiatan perkantoran
20% 3 60 3 60
Lingkungan tidak berada pada area yang terlalu lembab
3 60 3 60
Infrastruktur
Terdapat sumber air yang pasti
20% 3 60 3 60
Terdapat jaringan telefon dan listrik
3 60 3 60
Aksesbilitas
Dilewati oleh kendaraan umum
20%
3 60 3 60
Mudah untuk pencapaian kendaraan pribadi
3 60 3 60
Total 100% 720 600 Sumber : Analisa Pribadi
Berdasarkan analisa tabel diatas, maka tapak yang akan
digunakan adalah tapak A yang berada pada jalan Jl. Senopati Raya,
RT.8/RW.2, Senayan, Kebayoran. Baru, Kota Jakarta Selatan.