bab iii analisis pendekatan program arsitektur 3 ...repository.unika.ac.id/15431/4/13.11.0005 ltp...
TRANSCRIPT
50
BAB III
ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR
3.1. Analisis Pendekatan Arsitektur
3.1.1. Studi Aktivitas
3.1.1.1. Pengelompokan Kegiatan
Kegiatan pada Pusat Layanan Pariwisata ini
dikelompokkan menjadi kelompok kegiatan pelayanan
pariwisata Jawa Tengah, kegiatan penunjang, kegiatan
pengelola, kegiatan servis.
KELOMPOK KEGIATAN PELAYANAN PARIWISATA JATENG
Kategorisasi Kegiatan
Aktivitas Pelaku Fasilitas Sifat
Kegiatan
Pelayanan Informasi Pariwisata
Jateng (Tourist
Information Center Jawa
Tengah)
- Pelayanan informasi aktif (di tempat)
- Konsultasi objek wisata Jateng
- Pengunjung - Wisatawan
Nusantara - Wisatawan
Mancanegara - Petugas TIC
Informasi Pariwisata,
R. Konsultasi Publik
Pelayanan informasi
interaktif (via telepon/intern
et)
- Pengunjung - Wisatawan
Nusantara - Wisatawan
Mancanegara - Petugas TIC
Informasi Pariwisata
Publik
Pelayanan informasi
pasif
- Pengunjung - Wisatawan
Nusantara - Wisatawan
Mancanegara
Galeri Informasi Wisata
Semi Publik
51
Pelayanan Informasi Pariwisata
Jateng (Association
of The Indonesian
Tours & Travel
Agencies)
- Pelayanan informasi travel tour
- Pengunjung - Anggota - Wisatawan Nusantara
- Wisatawan Mancanegara
- Pegawai ASITA
R. Informasi ASITA
Publik
- Pelayanan keanggotaan
R. Keanggotaan
Pelayanan Biro tour &
travel
- Pelayanan infromasi perjalanan biaya, rute
- Pemesanan
- Pengunjung - Wisatawan Nusantara
- Wisatawan Mancanegara
- Pegawai biro
Retail biro tour & travel
Publik
Pelayanan Transportasi Pariwisata
Jateng: Shuttle bus
Pelayanan informasi
shuttle, rute, biaya
- Pengunjung - Wisatawan
Nusantara - Wisatawan
Mancanegara - Petugas
informasi shuttle
R. Informasi shuttle
Publik
Layanan tiket
(beli, cek)
- Pengunjung - Wisatawan
Nusantara - Wisatawan
Mancanegara - Petugas loket
shuttle
R. Loket Publik
Menunggu - Penumpang R.Tunggu
shuttle Semi Publik
Keberangkat
an - Penumpang - Porter
R. Keberangkat
an Semi Publik
Kedatangan - Penumpang - Porter
R. Kedatangan
Semi Publik
Pelayanan Transportasi Pariwisata
Jateng: Semarang City Tour
Pelayanan informasi rute perjalanan, Registrasi
- Pengunjung - Wisatawan
Nusantara - Wisatawan
Mancanegara - Petugas
informasi City Tour
R. Informasi Semarang City Tour
Publik
52
Menunggu
- Pengunjung - Wisatawan
Nusantara - Wisatawan
Mancanegara - Tour Guide
R. Tunggu City Tour
Publik
Keberangkat
an - Penumpang
R. Keberangkat
an Semi Publik
Kedatangan - Penumpang R.
Kedatangan Semi Publik
Pelayanan paspor
Informasi
- Pengunjung - Petugas
layanan paspor
R. Informasi Layanan Paspor
Publik
Antri
pelayanan loket
- Pemohon paspor hilang
- Pemohon paspor baru
- Paspor bagi jamaah calon Haji
- Pemohon visa online
R. Tunggu Pelayanan
Loket Semi Publik
Wawancara, foto,
penyerahan dokumen
- Pemohon paspor baru
- Pemohon paspor hilang
- Pewawancara
- Foto
R. Loket pelayanan
Semi Privat
KELOMPOK KEGIATAN PENUNJANG
Kategorisasi Kegiatan
Aktivitas Pelaku Fasilitas Sifat
Kegiatan
Pertunjukkan Kesenian
Jawa Tengah
Pagelaran wayang Jawa
Tengah
- Dalang - Sinden - Pemusik - Penonton
Panggung, R. Ganti,
Sitting group Semi Publik
Tabel 3.1. Kelompok kegiatan pelayanan pariwisata Jawa Tengah
Sumber: Analisis pribadi, 2017
53
Pagelaran seni tari
Jawa Tengah
- Penari - Penonton
Panggung, R. Ganti, Sitting
group Semi Publik
Parade Seni Jawa Tengah
- Dalang - Sinden - Pemusik - Penari - Penonton
Panggung, R. Ganti,
Publik
Pertunjukkan musik
- Pemusik - Penonton
Panggung Publik
Festival dan Pameran
Pameran kerajinan
tangan Jawa Tengah
- Pengrajin - Pengunjung
Hall, Stand Publik
Festival Jamu dan
Kuliner
- Penjual jamu
- Penjual makanan
- Pengunjung - Pembeli
Hall, Stand Publik
Pertemuan Kepariwisata
an
Seminar, sarasehan
kepariwisataan
- Pembicara - Penonton - Pembawa
acara
Panggung, Sitting group
Semi Publik
Penjualan oleh-oleh (Art, Craft, Culture)
Menjual berbagai lukisan
- Sales - Kasir - Pengunjung
Retail Publik
Menjual berbagai kerajinan tangan
- Sales - Kasir - Pengunjung
Retail Publik
Menjual produk budaya
- Sales - Kasir - Pengunjung
Retail Publik
Money Changer
Menukarkan uang
- Penukar uang
- Pengunjung Retail Publik
Tarik Uang Tunai
Menarik uang tunai dari
mesin ATM - Pengunjung ATM Corner Semi Publik
Merokok Merokok,
duduk - Semua Smoking Area Publik
54
Kuliner - Istirahat - Makan - Minum
- Semua Cafe Retail, Foodcourt
Publik
Menunggu
- Menunggu jemputan taxi
- Duduk - Istirahat - Free Wifi - Charge
handphone
- Wisatawan - Pengunjung - Pengelola
Lounge Publik
Sholat
- Sholat - Wudhu - Menitipkan
barang
- Semua Penitipan barang,
Musholla Publik
Parkir
- Memakirkan motor
- Memakirkan mobil
- Pengunjung - Pengelola
Parkir motor, mobil
(pengunjung dan pengelola)
Publik
KELOMPOK KEGIATAN PENGELOLA
Kategorisasi Kegiatan
Aktivitas Pelaku Fasilitas Sifat
Kegiatan
Direksi & Manajemen
- Mengatur keseluruhan organisasi
- Mengambil keputusan organisasi
CEO (Chief Executive Officer)
R. CEO Privat
Mengatur staff, bekerja
General Manager
R. General Manager
Privat
Mengatur event-event
dalam bangunan
Event Manager
R. Event Manager
Privat
Sekretariat
Membuat laporan,
mengolah data,
Sekretaris R. Sekretariat Privat
Tabel 3.2. Kelompok kegiatan penunjang
Sumber: Analisis pribadi, 2017
55
menyimpan berkas
Administrasi
Merekap data
keuangan Bendahara R. Administrasi Privat
Merekap data gedung, perusahaan.
Admin R. Administrasi Privat
Pemasaran Memasarkan
produk Marketing R. Marketing Privat
Humas
Menghubungkan
perusahaan dengan
masyarakat
Humas R. Humas Privat
Penerimaan pegawai
Menyeleksi, menerima
pegawai baru
Pegawai HRD
R. HRD Privat
Penerimaan tamu
Menerima tamu
perusahaan
Pengunjung, humas
R. Tamu Pengelola
Semi Privat
Istirahat
Duduk, berbincang,
santai Semua pegawai kantor
Office lounge Semi privat
Membuat kopi, snack
Office pantry Semi privat
Operasional Gedung
Melakukan perawatan
pada bangunan
- Teknisi listrik
- Teknisi pemipaan
- Teknisi fiber
R. Operasional Gedung R. PLN
R. Fiber optic R. Pompa R. Genset Gudang
Privat
KELOMPOK KEGIATAN SERVIS
Kategorisasi Kegiatan
Aktivitas Pelaku Fasilitas Sifat
Kegiatan
Keamanan Mengamankan gedung
Satpam R. Keamanan,
R. CCTV Privat
Tabel 3.3. Kelompok kegiatan pengelola
Sumber: Analisis pribadi, 2017
56
Gudang - Menyimpan
kursi, meja untuk stand
- Office boy - Satpam - Pelaku
eksebisi
Gudang Privat
Pelayanan akomodasi
Menjaga kebersihan
gedung
Cleaning service
R. Janitor Privat
BAB, BAK Semua Toilet, WC Publik
Informasi Pelayanan informasi gedung
Resepsionis Resepsionis &
Lobby hall Publik
3.1.1.2. Pola Aktivitas
- Pola aktivitas datang:
- Pola aktivitas pulang/pergi:
Entrance
tapak
Tapak Pedestrian
Parkir/
Drop off
Entrance
bangunan
Bangunan
Bangunan
Exit
bangunan Pedestrian
Parkir/
Drop off
Tapak
Exit tapak
Bagan 3.1. Pola aktivitas datang semua pelaku
Sumber: Analisis pribadi, 2017
Bagan 3.2. Pola aktivitas pulang semua pelaku
Sumber: Analisis pribadi, 2017
Tabel 3.4. Kelompok kegiatan servis
Sumber: Analisis pribadi, 2017
57
- Pola aktivitas utama (TIC, ASITA, Transportasi Shuttle,
Semarang City Tour, Unit Layanan Paspor:
Mas
uk
Pelayanan
informasi
pariwisata
langsung Konsultasi
objek wisata
Pelayanan
informasi
pariwisata
mandiri
(panel, audio
visual)
Absensi &
statistik
Kel
uar
Mas
uk
Kel
uar
Pelayanan informasi
tour dan travel
Men
gisi
sta
tist
ik
Pelayanan
keanggotaan
Mas
uk
Kel
uar
Pelayanan informasi
perjalanan
Men
gisi
sta
tist
ik
Pemesanan
Bagan 3.3. Pola aktivitas layanan Tourist Information Center
Sumber: Analisis pribadi, 2017
Bagan 3.4. Pola aktivitas layanan ASITA
Sumber: Analisis pribadi, 2017
Bagan 3.5. Pola aktivitas layanan biro travel & tour
Sumber: Analisis pribadi, 2017
58
Mas
uk
Kel
uar
Pelayanan informasi shuttle
(rute, pick points, biaya, jadwal)
Layanan
tiket
Menunggu
Keberangkatan Kedatangan
Mas
uk
Kel
uar
Pelayanan informasi rute
Semarang City Tour
Registrasi Menunggu
Keberangkatan Kedatangan
Mas
uk
Kel
uar
Men
gam
bil
antr
ian
Menunggu
Layanan
loket
Wawancara
& berkas
Mengambil berkas
Bagan 3.6. Pola aktivitas layanan shuttle bus
Sumber: Analisis pribadi, 2017
Bagan 3.7. Pola aktivitas layanan Semarang city tour
Sumber: Analisis pribadi, 2017
Bagan 3.8. Pola aktivitas layanan paspor
Sumber: Analisis pribadi, 2017
59
- Pola aktivitas penunjang:
- Pola aktivitas pengelola:
3.1.1.3. Waktu Operasional Bangunan
WAKTU OPERASIONAL BANGUNAN
Fasilitas Aktivitas Jadwal
TIC (Tourist Information
Center)
Pelayanan informasi pariwisata Jawa Tengah, galeri info pariwisata
Senin-Kamis, Jumat, 07.45 – 17.00, 07.45 – 11.15
Layanan Shuttle
Layanan transportasi sistem shuttle antar kota di Jawa Tengah
Senin-Minggu: 04.00 – 21.00
Mas
uk
Kel
uar
Kuliner
Event
Kepariwisataan Kegiatan utama,
pengelola
Sholat
ATM
Retail
Menunggu
Mas
uk
Ke
luar
Bekerja
Ab
sen
si
Rapat
Penerimaan tamu
Non operasional/
Servis
Kantor
Bagan 3.9. Pola aktivitas penunjang
Sumber: Analisis pribadi, 2017
Bagan 3.10. Pola aktivitas pengelola
Sumber: Analisis pribadi, 2017
Money
Changer
60
Layanan Semarang City Tour
Layanan transportasi hanya di kota Semarang
Senin-Sabtu: 07.45 – 17.00
ASITA Layanan keanggotaan tour travel,
layanan aduan pelanggan Senin-Jumat: 07.45 – 17.00
Unit Layanan Paspor
Layanan pembuatan paspor, layanan paspor hilang.
Senin-Jumat: 07.45 – 16.00
Retail-retail Jual beli oleh-oleh (art, craft, culture),
tour dan travel, cafe, restaurant. Senin-Minggu: 09.00 – 21.00
Exhibition Hall, Tari-
tarian
Pagelaran kesenian Jawa Tengah, kebudayaan Jawa Tengah, pertemuan kepariwisataan.
Senin-Minggu 09.00 – 21.00
Festival dan Pameran
Pameran kerajinan, jamu, kuliner Senin-Minggu: 09.00 – 21.00
Money Changer
Tukar menukar mata uang. Senin-Sabtu: 07.45 – 17.00
Foodcourt Makan, minum, berjualan. Senin-Minggu: 07.45 – 21.00
Kantor pengelola
Kegiatan kantor yang mengelola bangunan
Senin-Jumat: 07.45 – 17.00
Kebersihan Kegiatan menjaga kebersihan
gedung, dan sekitar tapak
Senin-Minggu: Shift 1:
08.00 – 10.00 Shift 2:
15.00 – 17.00
Keamanan Kegiatan menjaga keamanan kantor
Senin-Minggu: Shift 1,2,3,: 07.00-15.00 15.00-23.00 23.00-07.00
Tabel 3.5. Waktu operasional bangunan
Sumber: Analisis pribadi, 2017
61
3.1.2. Studi Fasilitas
3.1.2.1. Pendekatan Kebutuhan Ruang
Kebutuhan ruang dalam projek “Pusat Layanan
Pariwisata di Semarang” didasarkan pada analisis
pelaku dan aktivitasnya:
Pelaku Aktivitas Kebutuhan
Ruang Sifat
Ruang Jenis Ruang
Semua
Datang Entrance tapak Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Semi
outdoor
Drop off Entrance bangunan
Publik Semi
outdoor
Merokok Smoking area Publik Indoor
Makan, minum Foodcourt Publik Indoor
Ibadah sholat Musholla Publik Indoor
Menitipkan barang
Penitipan barang
Publik Indoor
Menarik uang tunai di mesin
ATM ATM Corner
Semi Publik
Indoor
BAB, BAK Toilet, WC Publik Indoor
Pulang Exit tapak Publik Outdoor
Pengunjung (wisatawan & umum)
Mencari informasi pariwisata secara
langsung
Counter informasi pariwisata
Publik Indoor
Mencari informasi pariwisata secara
tidak langsung
Galeri informasi
wisata Publik Indoor
Panel informasi pariwisata
Semi publik
Indoor
62
Mencari informasi transportasi pariwisata
Counter informasi
ASITA
Semi publik
Indoor
Mendaftar keanggotaan tour
dan travel
R. Keanggotaan
Semi publik
Indoor
Mencari informasi perjalanan wisata
Retail Biro Travel & Tour
Publik Indoor
Mencari layanan perjalanan wisata
Publik Indoor
Mencari informasi jadwal, rute,
biaya transportasi shuttle
Counter informasi
shuttle Publik Indoor
Memesan tiket R. Loket Publik Indoor
Menunggu R. Tunggu Semi publik
Indoor
Berangkat R.
keberangkatan Semi publik
Semi outdoor
Datang R. kedatangan Semi publik
Semi outdoor
Mencari informasi jadwal, rute
transportasi City Tour Semarang
Counter informasi
Semarang City Tour
Publik Indoor
Menunggu R. Tunggu Publik Semi
outdoor
Berangkat R.
keberangkatan Semi publik
Semi outdoor
Datang R. kedatangan Semi publik
Semi outdoor
Mencari informasi perihal pelayanan
paspor, Informasi antrian
R. Informasi Semi Publik
Indoor
Mengambil tiket antrian
Counter ambil tiket antri
Semi Publik
Indoor
Mengantri layanan loket
R. Tunggu pelayanan
loket
Semi Publik
Indoor
63
Wawancara Penyerahan
dokumen Foto
R. Loket, R. Wawancara
& Foto
Semi privat
Indoor
Pengunjung umum
Menonton pagelaran wayang
Hall Semi publik
Indoor
Menonton pagelaran seni
tari Hall
Semi publik
Indoor
Menonton parade seni Jawa Tengah
Hall Publik Indoor
Menikmati event musik
Hall Publik Indoor
Menikmati event pameran
kerajinan tangan Jawa Tengah
Stand Publik Indoor
Menikmati festival jamu dan kuliner
Stand Publik Indoor/ Outdoor
Menghadiri seminar,
sarasehan kepariwisataan
Hall Semi publik
Indoor
Membeli oleh-oleh
Retail Oleh-oleh
Publik Indoor
Mencari tour travel
Retail tour & travel
Publik Indoor
Menukarkan mata uang
Retail Money Changer
Publik Indoor
Mengobrol, makan ringan
(snack), minum Retail cafe Publik
Indoor, Semi Indoor
Bertamu untuk keperluan bisnis
dengan pengelola
R. Tamu Pengelola
Semi privat
Indoor
Petugas TIC
Memberikan informasi
pariwisata Jawa Tengah
Counter informasi pariwisata
Publik Indoor
Pegawai ASITA
Memberikan informasi travel
tour Jawa Tengah
Counter Informasi
ASITA Publik Indoor
64
Melayani keanggotaan tour
travel
R. Keanggotaan
Publik Indoor
Pegawai retail biro
tour & travel
Memberikan informasi
perjalanan wisata Retail Biro tour & travel
Publik Indoor
Mendaftarkan customer
Petugas informasi Shuttle
Melayani informasi shuttle,
rute, biaya
R. Informasi Shuttle
Publik Indoor
Petugas loket
Shuttle
Melayani pembelian tiket, pengecekan tiket
R. Loket Publik Indoor
Porter (pembawa
barang)
Membawakan barang bawaan
penumpang
R. Tunggu Semi publik
Indoor
R. keberangkatan
Semi publik
Semi outdoor
Petugas Semarang City Tour
Melayani informasi rute, perjalanan dan
registrasi
Counter informasi
Semarang City Tour
Publik Indoor
Petugas imigrasi
Melayani layanan paspor
R. Loket Pelayanan
Semi Privat
Indoor
Pewayang Melakukan
pertunjukkan pewayangan
Panggung Semi publik
Indoor
Penyanyi dan
pemusik
Menyanyi, melakukan pertunjukan
musik
Panggung Semi publik
Indoor
Penari Melakukan pertunjukan
menari Panggung
Semi publik
Indoor
Semua pelaku seni yang tampil
Persiapan Tata rias
R. Persiapan Privat Indoor
Ganti pakaian R. Ganti Privat Indoor
Penjaga stand
Menjaga stand festival dan pameran
Stand Publik Indoor/ Outdoor
Pengisi acara
seminar
Mengisi acara seminar
Panggung Semi publik
Indoor
65
Pegawai retail Oleh-
oleh
Menjualkan produk
Retail Publik Indoor
Pegawai retail cafe
Meracik kopi, menyajikan snack
Retail Publik Indoor
Pegawai retail Money
changer Menukarkan uang Retail Publik Indoor
Pengelola foodcourt
Menjual makan, minum
Foodcourt retail
Publik Indoor
Memasak, menyajikan
makan/minum
Dapur kering, dapur basah
Semi privat
Indoor
Pegawai penitipan barang
Menjaga titipan barang
Penitipan barang
Publik Indoor
CEO (Chief Executive Officer)
Mengatur keseluruhan organisasi, Mengambil keputusan organisasi
R. CEO Privat Indoor
General Manager
Mengatur staff, bekerja
R. General Manager
Privat Indoor
Event Manager
Mengatur event-event dalam bangunan
R. Event Manager
Privat
Indoor
Sekretaris
Membuat laporan,
mengolah data, menyimpan
berkas
R. Sekretariat Privat Indoor
Bendahara Merekap data
keuangan R. Administrasi Privat Indoor
Admin Merekap data
gedung, perusahaan.
R. Administrasi Privat Indoor
Marketing Memasarkan
produk R. Marketing Privat Indoor
Pegawai HRD
Menyeleksi, menerima
pegawai baru R. HRD Privat Indoor
Humas Menghubungkan
perusahaan R. Humas Privat Indoor
66
dengan masyarakat
R. Tamu pengelola
Semi Privat
Indoor
Semua pegawai kantor
Duduk, berbincang,
santai Office lounge
Semi privat
Indoor
Membuat kopi, snack
Office pantry Semi privat
Indoor
Teknisi listrik
Menjaga kelancaran
jaringan
R. AHU, R. Panel, R. Genset
Privat Indoor
Teknisi pemipaan
R. Plumbing Privat Indoor
Teknisi fiber R. Panel fiber Privat Indoor
Petugas keamanan
Menjaga keamanan
gedung
R. Keamanan Privat Indoor
Seluruh ruang Publik Indoor, outdoor
Petugas kebersihan
Menjaga kebersihan
gedung
Janitor Privat Indoor
Seluruh ruang Publik Indoor, outdoor
Tabel 3.6. Tabel analisis kebutuhan ruang
Sumber: Analisis pribadi, 2017
67
Setelah menganalisis pelaku dan aktivitasnya,
kebutuhan ruang-ruang yang didapat adalah sebagai
berikut:
1. Entrance/exit tapak
2. Entrance/exit bangunan
3. Drop off
Tourist Information Center
4. Counter Info Pariwisata
5. Galeri Info Wisata
6. R. Panel Info Pariwisata
ASITA (Association of The
Indonesian Tours & Travel
Agencies)
7. Counter info ASITA
8. R. Keanggotaan
Transportasi Shuttle Bus
9. Counter info transportasi
shuttle
10. R. Loket
11. R. Tunggu
12. R. Keberangkatan
13. R. Kedatangan
Semarang City Tour
14. Counter info Semarang City
Tour
15. R. Tunggu
16. R. Keberangkatan
17. R. Kedatangan
Unit Layanan Paspor
18. R. Info Layanan Paspor
19. Counter ambil tiket antri
20. R. Tunggu pelayanan loket
21. R. Loket pelayanan
22. R. Foto & wawancara
23. R. Arsip
Penunjang
24. Exhibition Hall
25. Panggung
26. R. Persiapan Tampil & Ganti
27. Retail oleh-oleh
28. Retail cafe
29. Retail Biro Tour & Travel
30. Retail money changer
31. Foodcourt
32. ATM Corner
33. Smoking Area
34. Lounge
35. Musholla
36. Loker Penitipian
37. Parkir
Pengelola
38. R. CEO
39. R. General Manager
40. R. Event Manager
41. R. Sekretariat
42. R. Administrasi
43. R. Marketing
44. R. Humas
45. R. HRD
46. R. Operasional gedung
47. R. Tamu pengelola
48. Office Lounge
49. Office Pantry
Servis
50. Resepsionis & Lobby Hall
51. Toilet/WC
52. Janitor
53. Gudang 54. R. Keamanan
55. R. CCTV
56. R. Panel listrik
57. R. Generator
58. R. Panel telepon (fiber)
59. R. Penghawaan
60. R. Pompa
68
3.1.2.2. Persyaratan Ruang
Berdasarkan studi kebutuhan ruang yang sudah dianalisis sebelumnya, analisis persyaratan
ruangnya adalah sebagai berikut:
No. NAMA RUANG
ASPEK
Akustik Pencahayaan Penghawaan Keamanan Kesehatan
Sta
bil
Te
na
ng
Ala
mi
Bu
ata
n
Ala
mi
Bu
ata
n
Keb
ak
ara
n
Se
ku
rita
s
Rad
ias
i
Kele
mb
ab
ab
n
1. Entrance/Exit Tapak ● ● ● ● ● ● ● ●
2. Entrance/Exit Bangunan ● ● ● ● ● ● ● ●
3. Drop Off ● ● ● ● ● ● ●
4. Counter Info Pariwisata ● ● ● ● ● ●
5. Galeri Info Pariwisata ● ● ● ● ● ● ● ●
6. R. Panel Info Pariwisata ● ● ● ● ● ● ●
7. Counter info ASITA ● ● ● ● ● ● ●
8. R. Keanggotaan ● ● ● ● ● ●
69
9. Counter info transportasi shuttle ● ● ● ● ● ● ●
10. R. Loket ● ● ● ● ● ● ●
11. R. Tunggu ● ● ● ● ● ● ● ●
12. R. Keberangkatan ● ● ● ● ● ● ●
13. R. Kedatangan ● ● ● ● ● ● ●
14. Counter info Semarang City Tour ● ● ● ● ● ● ●
15. R. Tunggu ● ● ● ● ● ● ● ●
16. R. Keberangkatan ● ● ● ● ● ● ●
17. R. Kedatangan ● ● ● ● ● ● ●
18. R. Info Layanan Paspor ● ● ● ● ● ● ●
19. Counter ambil tiket antri ● ● ● ● ● ● ●
20. R. Tunggu ● ● ● ● ● ● ●
21. R. Loket ● ● ● ● ● ● ●
22. R. Wawancara & Foto ● ● ● ● ● ● ●
23. R. Arsip ● ● ● ● ● ● ●
24. Exhibition Hall ● ● ● ● ● ● ● ●
25. Panggung ● ● ● ● ● ● ●
26. R. Persiapan Tampil & Ganti ● ● ● ● ● ● ● ●
70
27. Retail oleh-oleh ● ● ● ● ● ● ●
28. Retail cafe ● ● ● ● ● ● ●
29. Retail Biro Tour & Travel ● ● ● ● ● ● ●
30. Retail money changer ● ● ● ● ● ● ●
31. Foodcourt ● ● ● ● ● ● ● ● ●
32. ATM Corner ● ● ● ● ● ● ●
33. Smoking Area ● ● ● ● ● ● ● ●
34. Lounge ● ● ● ● ● ● ●
35. Musholla ● ● ● ● ● ● ●
36. Loker Penitipian ● ● ● ● ● ● ●
37. Parkir ● ● ● ● ● ● ● ●
38. R. CEO ● ● ● ● ● ● ●
39. R. General Manager ● ● ● ● ● ● ●
40. R. Event Manager ● ● ● ● ● ● ●
41. R. Sekretariat ● ● ● ● ● ● ●
42. R. Administrasi ● ● ● ● ● ● ●
43. R. Marketing ● ● ● ● ● ● ●
44. R. Humas ● ● ● ● ● ● ●
71
45. R. HRD ● ● ● ● ● ● ●
46. R. Operasional gedung ● ● ● ● ● ● ●
47. R. Tamu pengelola ● ● ● ● ● ● ●
48. Office Lounge ● ● ● ● ● ● ●
49. Office Pantry ● ● ● ● ● ● ●
50. Resepsionis & Lobby Hall ● ● ● ● ● ● ● ●
51. Toilet/WC ● ● ● ● ● ● ● ●
52. Janitor ● ● ● ● ● ● ● ●
53. Gudang ● ● ● ● ● ● ●
54. R. Keamanan ● ● ● ● ● ● ● ● ●
55. R. CCTV ● ● ● ● ● ● ●
56. R. Panel listrik ● ● ● ● ● ● ● ●
57. R. Generator ● ● ● ● ● ● ● ●
58. R. Panel telepon (fiber) ● ● ● ● ● ● ●
59. R. Penghawaan ● ● ● ● ● ● ● ●
60. R. Pompa ● ● ● ● ● ● ● ●
Tabel 3.7. Tabel analisis persyaratan ruang
Sumber: Analisis pribadi, 2017
72
3.1.2.3. Pola Sirkulasi Ruang
Berdasarkan studi diatas, maka terbentuklah pola
sirkulasi ruang yang akan dikategorikan sebagai berikut:
a. Pola sirkulasi kegiatan pelayanan pariwisata.
Keterangan:
Entrance tapak
Pedestrian
Exit tapak
Parkir/Drop Off
Entrance/Exit
bangunan
Resepsionis
& Lobi
Tourist
Information
Center
ASITA
Biro Tour &
Travel
Transportasi
Shuttle Bus
Sirkulasi Semarang
City Tour
Unit Layanan
Paspor
Kegiatan
Penunjang/
Pengelola/
Servis
Lounge
Publik
Semi Privat
Privat
Servis
Bagan 3.11. Pola srikulasi kegiatan pelayanan pariwisata
Sumber: Analisis pribadi, 2017
73
b. Pola sirkulasi kegiatan penunjang:
Keterangan:
Entrance tapak
Pedestrian
Exit tapak
Parkir/Drop Off
Entrance/Exit
bangunan
Resepsionis
& Lobi
Persiapan
& Ganti
Cafe
Panggung
Exhibition
Hall
Sirkulasi
Foodcourt
Kegiatan
Utama/
Pengelola/
Servis
Lounge
Oleh-oleh
Money Changer
ATM Corner
Smoking Area
Musholla
Loker penitipan Gudang
Publik
Semi Privat
Privat
Servis
Bagan 3.12. Pola sirkulasi kegiatan pelayanan penunjang
Sumber: Analisis pribadi, 2017
74
c. Pola sirkulasi kegiatan pengelola:
Keterangan:
Entrance tapak
Pedestrian
Exit tapak
Parkir/Drop Off
Entrance/Exit
bangunan
Resepsionis
& Lobi
Sirkulasi
R. Tamu
Pengelola
Kegiatan
Utama/
Penunjang/
Servis
Lounge
R. General
Manager
R. Event
Manager
R. Sekretariat
R. CEO
R. Administrasi
R. Marketing
R. Humas
R. HRD
R. Operasional
Gedung
Office
Pantry
Office
Lounge
Publik
Semi Privat
Privat
Servis
Bagan 3.13. Pola sirkulasi kegiatan pengelola
Sumber: Analisis pribadi, 2017
75
d. Pola sirkulasi kegiatan servis:
Keterangan:
3.1.2.4. Pendekatan Jumlah Pelaku
Pendekatan jumlah pelaku dikelompokkan
berdasarkan kegiatannya:
a. Analisis pendekatan jumlah pengelola dalam
bangunan:
Entrance tapak
Pedestrian
Exit tapak
Parkir/Drop Off
Entrance/Exit
bangunan
Resepsionis
& Lobi
Sirkulasi
Toilet/WC
Kegiatan
Utama/
Penunjang/
Pengelola
R. Keamanan
R. CCTV
Janitor
R. Servis MEE
Publik
Semi Privat
Privat
Servis
Bagan 3.14. Pola sirkulasi kegiatan servis
Sumber: Analisis pribadi, 2017
76
Pelaku Jumlah Analisis
CEO 1
General Manager 1
Event Manager 1
Sekretaris 1
Bendahara 1
Admin 2
Marketing 2
Humas 1
Pegawai HRD 2
Resepsionis & Lobi 2 2 shift
Kabag. Operasional bangunan
1
Kabag. Security 1
3 shift Security lapangan 4
Security CCTV 2
Petugas kebersihan 4
Pegawai retail art & craft shop
3
Pegawai retail culture product shop
3
Pegawai money changer 2
Pegawai cafe 4
Pegawai Foodcourt 3 x 10 retail
Pegawai penitipan barang Musholla
1
Pegawai parkir 2
Pegawai office boy 2
Petugas Counter TIC 3
Petugas Galeri Informasi Wisata
2
Pegawai Counter ASITA 2
Pegawai Keanggotaan ASITA
1
77
Pegawai biro tour & travel 2 x 6 retail
Petugas informasi shuttle bus
1
Petugas loket shuttle bus 2
Sopir shuttle bus 6 10 kali
keberangkatan
Porter 4
Petugas informasi Semarang City Tour
1
Sopir Semarang City Tour 4
Guide Semarang City Tour 4
Petugas Imigrasi informasi layanan paspor
2
Petugas Imigrasi layanan paspor
4
TOTAL 84 orang
b. Analisis pendekatan jumlah pengunjung dalam
bangunan:
Studi analisis jumlah pengunjung yang ada dalam
projek “Pusat Layanan Pariwisata di Semarang” ini
mengambil dari beberapa sampel data pengunjung dari
setiap fasilitas preseden yang ada. Adapun beberapa
fasilitas itu adalah Tourist Information Center,
Transportasi Shuttle Bus, Transportasi City Tour
Semarang, Unit Layanan Paspor.
Tabel 3.8. Tabel analisis jumlah pengelola
Sumber: Analisis pribadi, 2017
78
Untuk rata-rata jumlah pengunjung TIC per tahun
2015, 2016 adalah sebagai berikut:
Bulan Rata-Rata Pengunjung
Januari 317
Februari 198
Maret 156
April 125
Mei 213
Juni 324
Juli 187
Agustus 220
September 215
Oktober 185
November 221
Desember 242
TOTAL 2.603
Bulan Rata-Rata Pengunjung
Januari 342
Februari 217
Maret 208
April 245
Mei 302
Juni 356
Juli 219
Tabel 3.9. Tabel jumlah rata-rata pengunjung TIC Jateng 2015
Sumber: Tourist Information Center Jateng, 2017
79
Agustus 237
September 288
Oktober 213
November 283
Desember 267
TOTAL 3.177
Untuk rata-rata jumlah pengunjung Joglosemar
Shuttle Bus per tahun 2014, 2015 adalah sebagai
berikut:
Bulan Rata-Rata Pengunjung
Januari 2.071
Februari 1.103
Maret 1.050
April 1.215
Mei 1.014
Juni 3.479
Juli 1.013
Agustus 1.297
September 1.116
Oktober 1.258
November 1.301
Desember 3.123
TOTAL 18.026
Tabel 3.10. Tabel jumlah rata-rata pengunjung TIC Jateng 2016
Sumber: Tourist Information Center Jateng, 2017
Tabel 3.11. Tabel jumlah rata-rata pengunjung Joglosemar Shuttle Bus 2014
Sumber: Joglosemar, 2017
80
Bulan Rata-Rata Pengunjung
Januari 2.190
Februari 1.068
Maret 1.245
April 1.047
Mei 1.109
Juni 3.565
Juli 1.146
Agustus 1.307
September 1.116
Oktober 1.160
November 1.253
Desember 3.253
TOTAL 19.459
Untuk rata-rata jumlah pengunjung Unit layanan
paspor Semarang adalah sebagai berikut:
Tabel 3.12. Tabel jumlah rata-rata pengunjung Joglosemar Shuttle Bus 2015
Sumber: Joglosemar, 2017
81
Diagram 3.1. Jumlah pengunjung kantor imigrasi semarang
Sumber: Data statistik Kantor Imigrasi Semarang, 2017
Diagram 3.2. Jumlah pengunjung kantor imigrasi semarang
Sumber: Data statistik Kantor Imigrasi Semarang, 2017
Diagram 3.3. Jumlah pengunjung Unit Layanan Paspor Semarang
Sumber: Data statistik Kantor Imigrasi Semarang, 2017
82
Dari data-data diatas, akan dihitung masing-
masing proyeksi jumlah pengunjung 10 tahun kedepan
terhitung mulai dari tahun 2016:
𝑷𝒙 = 𝑷𝒐 + 𝒕(𝒙)
Keterangan:
Px: Kapasitas tahun proyeksi
Po: Jumlah pengunjung tahun dasar
t: Kenaikan rata-rata pertahun
x: Jumlah proyeksi dari tahun dasar
TIC (Tourist Information Center)
- Px = 3.177 + 387 (10) = 7.047 pengunjung
Joglosemar Shuttle Bus
- Px = 19.459 + 1.208 (10) = 31.539 pengunjung
Unit Layanan Paspor
- Karena unit layanan paspor masih baru, sehingga untuk
perhitungan kapasitas diambil dari rata-rata = 1.177
pengunjung/bulan, atau 14.124 pengunjung/tahun
Jadi, asumsi jumlah kisaran pengunjung untuk
kegiatan pelayanan pariwisata saja pada tahun 2026 (10
tahun mendatang), adalah sekitar 52.710 pengunjung
/tahun atau 4.393 pengunjung /bulan atau ± 146
pengunjung /hari.
83
Selain kegiatan pelayanan pariwisata , kegiatan
penunjang lainnya berupa event-event yang menunjang
kepariwisataan, seperti pagelaran wayang, konser
musik, pagelaran tari, talkshow, seminar kepariwisataan,
festival dan pameran-pameran yang berhubungan
dengan kepariwisataan memiliki data kapasitas
pengunjung sebagai berikut:
Nama Event
Lokasi Tahun Kapasitas
(target/hari)
IKA Pesta 2016
PRPP Convention
Hall
Februari 2016
800
Pagelaran Wayang kulit tk. Kota
Semarang
Halaman Balai Kota Semarang
April 2016 600
Nusantara Pesta Wisata
Paragon Mall
April, Oktober
2016 500
Grand Final Pemilihan
Denok Kenang
Semarang
Grand Ballroom
Hotel Horison
April 2016 400
Gelar inovasi UMKM,
Koperasi, PKBL Expo
Java Mall Mei 2016 500
Pameran Semarang
Industri Kreatif
Citraland Mall
Mei 2016 500
Semarang Investment,
Trade &
Paragon Mall
Mei 2016 500
84
Tourism Expo
Pasar Seni
Taman Budaya Raden Saleh
Semarang
Agustus 2016
100
Semarang Jelajah Musik
Festival
Halaman Balai Kota Semarang
Agustus 2016
1000
Pameran Industri Fashion
Semarang
Halaman Balai Kota Semarang
September 2016
500
Wayang Kulit 1
Muharam
Halaman Balai Kota Semarang
1 Oktober 2016
600
Semarang Tourism and Craft
Expo
Atrium Java Mall
November 2016
500
Semarang Nasyid Festival
Halaman Balai Kota Semarang
Desember 2016
600
Asumsi berdasarkan jumlah rata-rata pengunjung event-
event besar Semarang adalah sebagai berikut:
7.100 orang : 13 event = 546,15 orang 546 orang
/event /hari.
Event-event besar yang diadakan biasanya
weekday (hari biasa) maupun weekend (akhir pekan),
jadi kapasitas untuk pengunjung kegiatan penunjang
kepariwisataan adalah ± 546 pengunjung /hari.
Tabel 3.13. Sampel event-event besar di Semarang dibawah
Disbudpar tahun 2016
Sumber: http://pariwisata.semarangkota.go.id/
85
3.1.3. Studi Ruang Khusus
Studi ruang khusus ini, berdasarkan studi tinjauan
langsung ke Tourist Information Center Jawa Tengah,
Joglosemar, Unit layanan paspor Semarang.
- Counter Info Pariwisata
Pada counter informasi pariwisatanya ruang berukuran
panjang 15 meter dan lebar 10 m, dengan kapasitas kurang
lebih 30 orang. Bergabung dengan ruang layanan panel,
ruang konsultasi, dan ruang wifi corner.
Analisis besaran:
Luas ruang + sirkulasi : 150 m2
Kursi kecil @ 0,16 m2 x 24 : 3,84 m2
Sofa kecil @ 0,3 m2 x 8 : 2,4 m2
Sofa besar @ 0,66 m2 x 2 : 1,32 m2
Gambar 3.1. Layout Counter Info Pariwisata
Sumber: Dokumen pribadi, 2017
86
Kursi resepsionis @ 0,36 m2 x 4 : 1,44 m2
Meja resepsionis @ 7,97 m2 x 1 : 7,97 m2
Panel @ 0,2 m2 x 6 : 1,2 m2
Maket Candi Borobudur : 2,25 m2
Sirkulasi 150−3,84−2,4−1,32−1,44−7,97−1,2−2,25
20,42 𝑥 100% =
𝟔𝟑𝟓%
- Galeri Info Wisata
Analisis besaran:
Luas ruang: 114 m2
Display 28,14 m2
Sirkulasi 114−28,14
28,14 𝑥 100% = 𝟑𝟎𝟓%
Gambar 3.2. Layout Galeri di Semarang Art Gallery
Sumber: Dokumen pribadi, 2017
87
- Counter layanan info, loket, keberangkatan
transportasi shuttle
Analisis besaran:
Luas ruang: 42 m2
Meja counter: @ 1,44 m2 x 2 : 2,88 m2
Kursi counter: @ 0,25 x 4 : 1 m2
Kursi loket: @ 0,25 x 24 : 6 m2
Sirkulasi 42−2,88−1−6
2,88+1+6 𝑥 100% = 𝟑𝟐𝟓%
Gambar 3.3. Layout Counter Info Shuttle
Sumber: Dokumen pribadi, 2017
88
3.1.4. Studi Besaran Bangunan dan Lahan Parkir
a. Studi Luas Bangunan
Luasan ruang dan kapasitas pelaku yang dibutuhkan pada projek “Pusat Layanan Pariwisata
di Semarang” didasarkan pada standar dan analisis sebagai berikut:
NAD : Neufert Architect Data
TSS : Time Saver Standard
MH : Metric Handbook
AH : Architect Handbook
AS : Asumsi berdasarkan studi analisis
SRK : Studi ruang khusus
Unit Kegiatan Pelayanan Pariwisata
Nama Ruang
Jumlah Ruang
Sumber Kapasitas Analisis Besaran Sirkulasi Luas
Counter Info Pariwisata
1 SRK 30 Kursi pengunjung @0,16 m2 x 30 Sofa kecil @0,3 m2 x 30 Sofa besar @0,66 m2 x 30
635% 247 m2
89
Meja resepsionis @7,97 m2 x 1 Kursi resepsionis @0,36 m2 x 4
Galeri Info Pariwisata
1 SRK AS
30 30 x 1m2/org 15 maket @1,44m2
305% 206 m2
R. Panel Info Pariwisata
1 SRK 8 Panel @ 0,2 m2 x 8 635% 12 m2
Counter ASITA
1 AS 10 10 x 1m2/org Meja counter @7,97 m2 x 1 Kursi resepsionis @0,36 m2 x 4
100% 39 m2
R. Keanggo taan
1 AS 6 6 x 1m2/org Meja counter @7,97 m2 x 1 Kursi resepsionis @0,36 m2 x 4
100% 31 m2
Counter Info Shuttle
1 SRK 4 Meja counter: @ 1,44 m2 x 1 Kursi counter: @ 0,25 x 4
325% 10 m2
R. Loket 1 SRK 8 Meja counter: @ 1,44 m2 x 2 Kursi counter: @ 0,25 x 8
325% 21 m2
R. Tunggu 1 AS 60 Kursi tunggu: @ 0,25 x 60 60 x 1m2/org
130% 173 m2
R. Keberang katan
1 AS 15 15 x 1m2/org 150% 38 m2
R. Kedatangan
1 AS 15 15 x 1m2/org 150% 38 m2
Counter Info Semarang City Tour
1 SRK 4 Meja counter: @ 1,44 m2 x 1 Kursi counter: @ 0,25 x 4
325% 10 m2
R. Tunggu 1 AS 20 Kursi tunggu: @ 0,25 x 20 60 x 1m2/org
130% 58 m2
90
Retail biro tour & travel
1 NAD 4
Meja kerja: @0,98m2 Meja komputer: @0,35m2 Kursi: @0,25m2 Lemari: @0,61m2 4 x 1m2/org
200% 38 m2
R. Info layanan paspor
1 SRK 1 Meja counter: @ 1,44 m2 x 1 Kursi counter: @ 0,25 x 4
325% 10 m2
Counter ambil tiket
1 SRK 1 Meja counter: @ 1,44 m2 x 1 325% 6 m2
R. Tunggu 1 AS 40 Kursi tunggu: @ 0,25 x 40 40 x 1m2/org
200% 150 m2
R. Loket 1 AS 1 Meja counter: @ 1,44 m2 x 1 200% 4 m2
R. Foto & Wawancara
1 NAD 4 Meja counter: @ 1,44 m2 x 1 Kursi counter: @ 0,25 x 3
350% 9 m2
R. Arsip 1 NAD 1 Lemari @0,6m2 x 8 200% 14 m2
Unit Kegiatan Penunjang
Exhibition hall
1 AS 562 562 x 1m2/org Kursi 562 x @0,25m2/org
130% 1.616 m2
Panggung 2 AS 1 Panggung pertunjukkan - 240 m2
R. Persiapan tampil
1 AS 4 Meja rias 0,6m2 x 4 Kursi 0,25m2 x 4
200% 10,2 m2
R. Ganti 1 AS 4 Bilik 1,5 m2 - 6 m2
91
Retail oleh-oleh
1 AS 10%
pengunjung Rak display oleh-oleh: 0,72m2 x 24 Meja kasir 1,44m2 x 3
200% 65 m2
Retail cafe 1 AS 10%
pengunjung
Meja 0,9m2 x 50 Kursi 0,25 x 50 Kasir 1,2 x 2 R. cuci 0,72
100% 61 m2
Retail money changer
1 AS 2 Meja kerja: @0,98m2 Meja komputer: @0,35m2 Kursi: @0,25m2
200% 11 m2
Foodcourt 1 AS 10%
pengunjung & pengelola
Meja makan @0,98m2 Kursi @0,25m2 Stand + dapur @12m2 x 10
- 225 m2
ATM Corner 1 AS 6 Mesin ATM @0,48m2 100% 6m2
Lounge 1 AS
20% Pengunjung/
Pengelola naik
kendaraan umum
Sofa kecil @0,3 m2 x 33 150% 25 m2
Musholla 1 AS - Sajadah - 30 m2
Loker Penitipan
1 AS - Loker penitipan - 9 m2
Unit Kegiatan Pengelola
R. CEO 1 NAD 1 Meja kerja 0,98m2 Kursi 0,25m2 x 3 Lemari 0,61m2
200% 10 m2
92
Sofa 0,3m2 x 2 Meja tamu 0,36m2
R. General Manager
1 NAD 1 Meja kerja 0,98m2 Kursi 0,25m2 x 3 Lemari 0,61m2
200% 7 m2
R. Event Manager
1 NAD 4 Meja kerja 0,98m2 Kursi 0,25m2 x 3 Lemari 0,61m2
200% 28 m2
R. Sekretariat
1 NAD 4 Meja kerja 0,98m2 Kursi 0,25m2 x 3 Lemari 0,61m2
200% 28 m2
R. Administrasi
1 NAD 2 Meja kerja 0,98m2 Kursi 0,25m2 x 3 Lemari 0,61m2
200% 14 m2
R. Marketing 1 NAD 4 Meja kerja 0,98m2 Kursi 0,25m2 x 3 Lemari 0,61m2
200% 28 m2
R. Humas 1 NAD 4 Meja kerja 0,98m2 Kursi 0,25m2 x 3 Lemari 0,61m2
200% 28 m2
R. HRD 1 NAD 4 Meja kerja 0,98m2 Kursi 0,25m2 x 3 Lemari 0,61m2
200% 28 m2
R. Operasional Bangunan
1 NAD 4 Meja kerja 0,98m2 Kursi 0,25m2 x 3 Lemari 0,61m2
200% 28 m2
R. Tamu Pengelola
1 AS 6 Sofa kecil @0,3 m2 Sofa besar @0,66 m2
200% 5 m2
93
Meja tamu @0,54
Office Lounge
1 AS 6 Sofa kecil @0,3 m2 Sofa besar @0,66 m2 Meja tamu @0,54
200% 5 m2
Office Pantry 1 AS 3 Dapur kering - 5 m2
Kegiatan Servis
Resepsionis & Lobby hall
1 AS 2 Meja kerja 3,5 m2 2 m2
100% 11 m2
Toilet/WC Pria
3 NAD 6 Toilet @1,5 m2 Urinoir @0,96 m2 Wastafel @0,6 m2
100% 110 m2
Toilet/WC Wanita
3 NAD 6 Toilet @1,5 m2 Wastafel @0,6 m2
100% 76 m2
Toilet/WC Difabel
3 NAD 1 Toilet 3m2 30% 4 m2
Janitor 3 AS 2 Lemari@0,6 m2 200% 11 m2
Gudang 2 AS - Gudang @16m2 50% 48 m2
Keamanan 1 NAD 2 Meja keamanan @0,5m2 Kursi @0,25m2
200% 5 m2
R. CCTV 1 AS 3 Perangkat CCTV 0,6m2 Meja 1m2 Kursi @0,25m2
300% 25 m2
R. Panel Listrik
1 NAD 3 Lemari panel 1,5m2 - 5 m2
R. Generator 1 AS 2 Generator @6m2 - 12 m2
94
R. Panel Telepon
1 AS 3 Lemari panel 1,5m2 - 5 m2
R. Penghawaan
1 AS 1 Chiller, AHU - 25 m2
R. Pompa 1 AS 1 Pompa - 8 m2
Luas unit-unit kegiatan 3.977 m2
Sirkulasi 10%
TOTAL 4.375 m2
Tabel 3.14. Analisis Luas Unit-Unit Kegiatan “Pusat Layanan Pariwisata di Semarang
Sumber: Analisis pribadi, 2017
95
b. Studi Luas Lahan Parkir
Pengelola: 84 orang per hari
Mobil (15%) : 13 orang, (80%) = 10 mobil
Motor (75%) : 63 orang, (60%) = 50 motor
Kendaraan umum (10%) : 8 orang
Pengunjung
Pengunjung total 692 orang per hari (maks)
Mobil (10%): 70 orang
2 penumpang (40%) : 14 mobil
4 penumpang (60%) : 11 mobil
Motor (60%) : 415 orang, (60%) 249 motor
Kendaraan umum (20%) : 138 orang
Total Kebutuhan Parkir Kendaraan
Mobil pengelola (NAD) 10x 10 m2 100 m2
Mobil pengunjung (NAD) 25 x 10 m2 250 m2
Motor pengelola (NAD) 50 x 2,2 m2 110 m2
Motor pengunjung (NAD) 249 x 2,2 m2 548 m2
Bus (NAD) 6 x 30 m2 180 m2
Total Luas Lahan Parkir
1.188 m2 + sirkulasi 20% = 1.426 m2
96
3.1.5. Studi Citra Arsitektural
Bangunan ini merupakan bangunan pelayanan yang
berada di bawah kepemilikan pemerintah Jawa Tengah,
khususnya Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata, serta
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah.
Sedangkan pengelola yang diberi wewenang untuk
mengelola adalah dari pihak pengembang swasta.
Sehingga, sebagai salah satu projek bangunan pelayanan
pariwisata di Jawa Tengah harus bisa menjadi sebuah ikon
pelayanan pariwisata Jawa Tengah. Agar ikon tersebut
dapat tercipta, peran Arsitektur disini adalah menciptakan
citra yang sesuai dengan fungsinya sebagai bangunan
pelayanan publik dalam bidang kepariwisataan terlebih
dahulu. Beberapa contoh studi sebagai pertimbangan
terciptanya citra pariwisata Jawa Tengah adalah sebagai
berikut:
Studi kontekstual bentuk bangunan pemerintahan di
Jawa Tengah.
Karena projek ini kepemilikannya adalah milik
pemerintah, maka dalam pembentukan citra
arsitektural diperlukan studi kontekstual bentuk
bangunan pemerintahan yang ada di Jawa Tengah,
97
khususnya di Semarang. Adapun beberapa bangunan
pemerintahan yang ada di Semarang sebagai berikut:
Gambar 3.4. Bentuk bangunan
Kantor Gubernur Jawa Tengah
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017
Gambar 3.5. Bentuk
bangunan Balai Kota
Semarang
Sumber: www.google.co.id,
2017
Gambar 3.6. Bentuk
bangunan Kantor Disbudpar
Jateng
Sumber: www.google.co.id,
2017
Gambar 3.7. Bentuk
bangunan Kantor Kejaksaan
Tinggi Jateng
Sumber: www.google.co.id,
2017
98
Bangunan sebagai kantor, dan bangunan pelayanan
milik pemerintah Jawa Tengah maupun pemerintah
Semarang yang ada di Semarang ini memiliki ciri-ciri
yang hampir sama, seperti adanya bentuk atap yang
mengadopsi bentuk atap tradisional Jawa sebagai
respon iklim yang ada di Semarang juga sebagai ikon
dari bangunan itu sendiri. Adanya entrance bangunan
yang jelas menyerupai pendopo pada tatanan ruang
rumah di Jawa Tengah. Selain itu, adanya unsur
repetisi pada bangunan yang ditunjukkan dengan
bukaan-bukaan jendela yang memanjang horisontal
maupun vertikal, kolom-kolom struktur.
Gambar 3.8. Bentuk
bangunan Kantor Imigrasi
kelas I Jateng
Sumber: www.google.co.id,
2017
Gambar 3.9. Bentuk
bangunan Kantor Polda
Jateng
Sumber: www.google.co.id,
2017
99
Studi ikon pariwisata Jawa Tengah.
Ikon pariwisata Jawa Tengah identik dengan
wisata budaya dan sejarah. Ada berbagai macam
wisata budaya dan sejarah yang ada di Jawa Tengah,
yang paling terkenal adalah candi Borobudur yang ada
di Magelang, tari-tarian tradisional Jawa Tengah,
wisata sejarah Kota Lama yang ada di Semarang, dan
wisata alamnya. Dari beragam ikon pariwisata ini akan
diolah kedalam projek ini, sehingga citra pariwisata
Jawa Tengah akan terlihat didalam projek ini. Dalam
mengolah ikon-ikon tadi kedalam sebuah bangunan,
perlu diperhatikan bahwa bentuk, repetisi dan hirarki
memegang peranan penting dalam menciptakan citra
pariwisata Jawa Tengah.
Gambar 3.10. Candi
Borobudur sebagai ikon
pariwisata Jawa Tengah
Sumber: 2.bp.blogspot.com,
2017
100
Gambar 3.11. Lawang Sewu
dan Tugu Muda sebagai ikon
pariwisata Jawa Tengah
Sumber: pinterest.com, 2017
Gambar 3.12. Masjid Agung
Jawa Tengah sebagai ikon
pariwisata Jawa Tengah
Sumber: 4.bp.blogspot.com,
2017
Gambar 3.13. Tugu Jogja
sebagai ikon pariwisata Jawa
Tengah
Sumber: students.id, 2017
101
Studi kontekstual arsitektur sekitar.
Karena lokasi projek ini berada di Kota Semarang,
dan tapak berlokasi di dekat kawasan kota lama, maka
dalam menciptakan citra arsitektural tidak boleh
Gambar 3.16. Tari-tarian Jawa
Tengah sebagai ikon budaya
Jawa Tengah
Sumber: www.ragamseni.com,
2017
Gambar 3.14. Candi
Prambanan di Jogja sebagai
ikon pariwisata Jawa Tengah
Sumber:
candi1001.blogspot.co.id,
2017
Gambar 3.15. Keraton
Surakarta sebagai ikon
pariwisata Jawa Tengah
Sumber: www.ragamseni.com,
2017
102
sembarangan. Sebaiknya menyesuaikan dan
melanjutkan citra arsitektur sekitarnya, agar tidak
menimbulkan kesan “kaget” pada setiap orang yang
melewati bangunan. Fasad pada setiap bangunan
yang bergaya kolonial ini memadukan bentuk-bentuk
dasar seperti persegi, segitiga dan lingkaran sehingga
membentuk bidang dinding yang artistik, dan
kebanyakan bangunan menciptakan kesan simetris.
Gambar 3.17. GPIB Immanuel
atau Gereja Blenduk
Sumber: 2.bp.blogspot.com,
2017
103
Gambar 3.18. Gedung Spiegel
Sumber: Dokumentasi
Pribadi, foto diambil 4 Januari
2017
Gambar 3.19. Gedung Marba
Sumber: Dokumentasi
Pribadi, foto diambil 4 Januari
2017
Gambar 3.20. Gedung
Jiwasraya
Sumber: Dokumentasi
Pribadi, foto diambil 6
November 2016
104
3.2. Analisis Pendekatan Sistem Bangunan
3.2.1. Studi Sistem Struktur dan Enclosure
- Sistem Struktur:
Struktur bawah atau sub structure adalah pondasi
dimana merupakan struktur terbawah dari suatu bangunan.
Fungsi pondasi adalah untuk menumpu beban di atasnya
agar bangunan dapat berdiri dengan tegak. Dalam projek
ini menggunakan gabungan 2 jenis pondasi, yaitu Footplate
dan batu kali sebagai respon tanah jenis gabungan aluvial
kelabu dan coklat kelabuan.
Pondasi foot plat atau pondasi tapak umumnya
digunakan untuk bangunan bertingkat atau bangunan di
atas tanah lunak. Pondasi ini terbuat dari beton bertulang
dan letaknya tepat di bawah kolom dengan kedalamannya
sampai pada tanah keras.
Gambar 3.21. Gedung Stasiun Tawang, Semarang
Sumber: 2.bp.blogspot.com, 2017
105
Kelebihan Kelemahan
- Dihitung dari sisi biaya,
pondasi ini lebih murah dari
pondasi dalam lainnya
- Galian tanah yang
diperlukan lebih sedikit
- Perlunya disiapkan
begesting terlebih dahulu
sebelum pemasangan
- Waktu pengerjaan cukup
lama
- Pekerjaan rangka besi
dibuat dari awal dan harus
selesai setelah dilakukan
galian tanah
Pondasi batu kali merupakan jenis pondasi yang
paling banyak digunakan untuk konstruksi rumah tinggal.
Disamping kekuatannya yang sudah teruji, bahan-
bahannya juga mudah didapatkan di negara seperti
Gambar 3.22. Pondasi Footplate
Sumber : https://proyeksipil.blogspot.co.id/
Tabel 3.15. Kelebihan dan Kelemahan sub struktur footplate
Sumber: Analisis pribadi, 2017
106
Indonesia ini. Pondasi batu kali ini umum dibuat untuk
menahan beban tembok atau dinding di atasnya.
Kelebihan Kelemahan
- Pemasangan pondasi
mudah
- Batu belah mudah
didapatkan, terutama di
dalam Pulau Jawa
- Kurang tepat untuk
bangunan bertingkat
Struktur tengah merupakan struktur yang
melingkupi bangunan tersebut, sehingga dalam
pemilihannya harus disesuaikan dengan fungsi dan
kegiatan di dalam bangunan, terutama ruang-ruang yang
harus memiliki desain ruang khusus.
Gambar 3.23. Pondasi batu kali
Sumber : http://www.hdesignideas.com/
Tabel 3.16. Kelebihan dan kelemahan pondasi batu kali
Sumber : Analisis pribadi, 2017
107
Pada bangunan ini sistem yang akan digunakan
adalah sistem struktur rangka yang merupakan sistem
dengan penggunaan sloof, kolom, dan balok ring.
Sistem ini menjadikan fleksibilitas bentuk ruang lebih
bebas dengan memperhatikan penyaluran arah beban dan
besaran dimensi rangka. Selain itu, intensitas jumlah dan
luasan bukaan pada sisi bangunan dapat lebih banyak
digunakan pada sistem rangka.
Struktur rangka memiliki kelebihan, dimana tenaga
terampil dalam pengerjaannya mudah dicari di pulau Jawa,
selain itu dalam aspek kekuatan struktur ini memiliki kuat
tekan yang relatif lebih tinggi dibanding struktur lain, tahan
api, usia yang relatif panjang. Bahan-bahan yang juga
mudah didapatkan di pulau Jawa.
Gambar 3.24. Struktur Rangka
Sumber : Ching, Francis D.K. 2008. Ilustrasi Konstruksi
Bangunan. Erlangga. Jakarta.
108
Sedangkan kelemahan dari struktur ini diantaranya
kuat tarik yang relatif rendah, perlunya banyak bekisting,
struktur ini memiliki massa yang relatif besar.
Struktur atas merupakan struktur yang berfungsi
sebagai penutup bangunan, terletak di bagian paling atas
bangunan, dan merupakan penerima beban vertikal
pertama, terutama beban air hujan dan angin. Di Indonesia,
khususnya di Jawa Tengah untuk bangunan-bangunan
bertingkat 2 hingga 7 lantai kebanyakan menggunakan
struktur atap baja wide flange dengan bentuk atap limasan,
pelana, atau gabungannya. Alasan penggunaan material
baja ini dikarenakan penggunaan material kayu untuk
struktur atap di beberapa daerah di Jawa Tengah relatif
beresiko terkena serangan rayap, dan lapuk di daerah yang
kelembabannya tinggi.
109
Kelebihan Kelemahan
- Relatif ringan sehingga
beban struktur sendiri
menjadi lebih kecil karena
bahannya dari baja.
- Fabrikasi elemen
strukturnya beberapa
merupakan produksi
pabrik, cepat dalam
perakitan
- Dalam pemasangan hemat
tenaga kerja karena hanya
- Harganya mahal karena
elemen-elemen struktur
yang dipesan di pabrik
- Elemen struktur nya tidak
tahan panas dan bisa
leleh sewaktu-waktu jika
tidak ditangani secara
khusus
Gambar 3.25. Potongan struktur atap dengan konstruksi baja WF
Sumber : Dokumentasi Pribadi, Pameran Karya Pekan Arsitek Jawa
Tengah 2016.
110
memerlukan pekerjaan
perakitan elemen struktur
- Sistem Enclosure:
Dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu penutup lantai,
dinding, plafon/langit-langit, penutup atap.
Penutup Lantai
Lantai Ceramic tiles Terbuat dari tanah liat dan
kemudian dilapisi dengan glazur.
Kelebihan Kelemahan
- Lebih kuat dan tahan lama
- Daya serap air rendah
- Perawatannya relatif
mudah
- Bahan keramik
mengantarkan dingin
sehingga terkadang kurang
nyaman di kaki
- Sambungan antar keramik
(nat) terkadang sulit
Tabel 3.17. Kelebihan Kelemahan Struktur atap konstruksi baja WF
Sumber : Analisis pribadi, 2017.
Gambar 3.26. Ceramic tiles
Sumber : www.indahceramic.com
111
- Tersedia dalam ukuran,
motif dan warna yang
beragam
dibersihkan karena debu
atau kotoran yang
menumpuk
- Mudah pecah sehingga
perlu lebih berhati-hati
ketika proses
pemasangannya
Tegel atau ubin adalah jenis lantai yang terbuat dari
bahan dasar berupa campuran pasir dan semen yang
dihiasi dengan pewarnaan polos atau memiliki motif yang
klasik dan tampil sangat unik.
Tabel 3.18. Kelebihan dan kekurangan Ceramic tiles
Sumber : Analisis pribadi, 2017
Gambar 3.27. Ceramic tiles
Sumber : http://www.sarana-bangunan.com/
112
Kelebihan Kelemahan
- Harga lantai tegel yang
lumayan murah dan
pemasangan yang
mudah bila dibandingkan
dengan jenis lantai
lainnya.
- Lantai tegel jika terkena
asam (cuka) akan
membekas/bernoda yang
sulit untuk di bersihkan.
Vinyl adalah pentutup lantai yang dibuat dengan
menggunakan bahan utama plastik, yaitu polyvinyl chloride
(PVC). Memiliki berbagai ukutan dan motif print. Berikut
kelebihan kekurangannya.
Kelebihan Kelemahan
- Pemasangannya yang
mudah sehingga waktu
yang diperlukan untuk
pemasangan lebih singkat.
- Dapat meredam suara dan
benturan karena sifatnya
yang lunak.
- Warna yang mudah pudar
terutama jika sering
terekspos sinar matahari
- Rentan terhadap goresan
Tabel 3.19. Kelebihan dan kekurangan lantai tegel
Sumber : Analisis pribadi, 2017
113
- Stabil terhadap suhu, air,
udara, dan rayap karena
materialnya sintetis.
Plafond
Plafond gypsum adalah salah satu jenis plafond
yang cukup banyak digunakan. Ukuran modul plafond
gypsum umumnya 122cm x 244cm. Untuk rangka dari
plafond ini biasanya menggunakan kasau maupun besi
hollow.
Kelebihan Kelemahan
- Lebih ekonomis karena
ukuran lembarannya relatif
besar
- Tidak tahan terhadap air
sehingga jika terjadi
rembesan dapat
Tabel 3.20. Kelebihan dan kekurangan lantai vinyl
Sumber : Analisis pribadi, 2017
Gambar 3.28. Plafond gypsum
Sumber : http://www.desainic.com/
114
- Pemasangannya tidak
membutuhkan waktu yang
lama
- Memiliki tepi yang
merucing sehingga
memungkinkan
sambungan dapat
direkatkan dan diisi untuk
menghasilkan klem yang
kuat dan tak terlihat
- Modelnya bermacam-
macam
meninggalkan noda bercak
pada permukaan
- Butuh keahlan khusus
dalam pemasangannya
- Tidak tahan terhadap
lembab dan benturan
Dak Beton, berfungsi sebagai penutup atap
bangunan, dibuat dari bahan utama beton dengan tulangan
besi, baja IWF, maupun span deck. Umumnya memiliki
ketebalan 10 - 12 cm.
Tabel 3.21. Kelebihan dan kekurangan plafond gypsum
Sumber : Analisis pribadi, 2017
115
Kelebihan Kelemahan
- Dalam pembuatan atap
beton dikeringkan tanpa
proses pembakaran
sehingga tidak mudah
berubah bentuk
- Tahan lama dan kuat
- Mudah dicetak sesuai
dengan keinginan
- Bobot struktur termasuk
berat
- Pekerjaan penutup atap
terhitung lama
- Pengerjaan harus benar dan
tepat
3.2.2. Studi Sistem Pencahayaan dan Pengahawaan
- Sistem Pencahayaan:
Sistem pencahayaan terdiri dari sistem pencahayaan
alami dan buatan, adapun penjelasannya sebagai berikut:
Sistem pencahayaan alami dengan cara memberi
bukaan seperti lubang jendela, skylight, dinding transparan
Gambar 3.29. Dak beton
Sumber : sugihproperty.blogdetik.com
Tabell 3.22. Kelebihan dan kekurangan dak beton
Sumber : Analisis pribadi, 2017
116
(glassblock, kaca). Namun perlu dilakukan antisipasi
terhadap efek glare dan radiasi panas matahari.
Sistem pencahayaan buatan, Berikut jenis
pencahayaan buatan yang akan diaplikasikan.
• General lighting, dapat digunakan di seluruh
ruangan, bersifat umum.
• Task lighting, digunakan untuk menerangi kegiatan
belajar atau bekerja.
• Decorative lighting, digunakan untuk memberikan
nilai estetis dan suasana yang berbeda pada tempat di
mana lampu tersebut di pasang.
Berdasarkan arah datangnya cahaya :
• Indirect light, arah cahaya tidak langsung menyinari
objek namun dipantulkan hingga menuju objek yang
dimaksud.
Gambar 3.30. Skylight
Sumber : http://www.archiexpo.com/
117
• Direct - Indirect light, jenis pencahayaan ke atas dan
ke bawah sehingga menghasilkan cahaya yang teduh.
Kebutuhan pencahayaan berdasarkan fungsi bangunan,
adapun sebagai berikut:
Fungsi Bangunan Kuat Penerangan
(lux)
Intensitas daya
(watt/m2)
Hunian 250-350 10-20
Bioskop/Teater 150 15
Hotel 150-300 15-30
Kantor 250-350 15-30
Restoran/Kafetaria 200-500 20-30
Rumah sakit 150-350 15-30
R. Komputer, pusat
perbelanjaan 500 30-50
Basement, hall,
koridor, tangga,
gudang, toilet
150-350 5-10
- Sistem Penghawaan:
Penghawaan Alami
Dengan memberi bukaan dinding yang bisa
memasukan udara seperti lubang ventilasi, lubang jendela,
lubang roster, dan lainnya. Sehingga udara dari luar bisa
masuk dengan mudah dan mengalir ke dalam bangunan.
Tabel 3.23. Klasifikasi Kuat Penerangan berdasarkan fungsi
Sumber : Jimmy S., Juwana, 2005
118
Penghawaan Buatan
Sistem AC Sentral (Central) merupakan suatu
sistem AC dimana proses pendinginan udara terpusat pada
satu lokasi yang kemudian didistribusikan/dialirkan ke
semua arah atau lokasi (satu Outdoor dengan beberapa
indoor). Sistem ini memiliki beberapa komponen utama
yaitu unit pendingin atau Chiller, Unit pengatur udara atau
Air Handling Unit (AHU), Cooling Tower, system pemipaan,
system saluran udara atau ducting dan system control &
kelistrikan. Berikut adalah komponen, cara kerja AC
Ruangan Sentral, dan Preventif Maintenance AC Sentral
Ruangan.
Gambar 3.31. Clading dan solid void untuk
pencahayaan dan penghawaan alami
Sumber : http://banyuwangi.org/
119
3.2.3. Studi Sistem Utilitas
- Sistem Jaringan Air Bersih:
Pada umumnya terdapat 2 sistem pasokan air bersih,
yaitu sistem pasokan ke atas (up feed system) dan pasokan
ke bawah (down feed system). Pada upfeed system, air
bersih dialirkan dengan tekanan pompa. Sedangkan pada
downfeed system, pompa digunakan untuk mengisi tangki
air di atas. Dengan menggunakan saklar pelampung,
pompa akan berhenti bekerja, jika air dalam tangki sudah
Gambar 3.32. Sistem AC Central
Sumber : https://cvastro.com/
120
penuh dan air akan dialirkan dengan memanfaatkan gaya
gravitasi. (Jimmy S. Juwana, 2005:179-182).
Kebutuhan air bersih berdasarkan fungsi bangunan,
adapun sebagai berikut:
Fungsi Bangunan Unit Kebutuhan
(liter/hari)
Apartemen Orang 135-225
Bioskop/Teater Kursi 15
Hotel Orang 185-225
Kantor Orang 45-90
Restoran/Kafetaria Kursi 70
Rumah sakit Tempat tidur 280-470
Sekolah tanpa
asrama Murid 45-90
Sekolah berasrama Murid 135-225
Gambar 3.33. Sistem Upfeed dan Downfeed
Sumber : http://slideplayer.info/slide/2983192/
Tabel 3.24. Kebutuhan air berdasarkan satuan fungsi bangunan
Sumber : Jimmy S. Dan Juwana, 2005
121
- Sistem Pengolahan Limbah:
Pada bangunan tinggi, air buangan/kotor dibuang
melalui STP (Sewage Treatment Plant) dan selanjutnya
dialirkan ke dalam tanah melaui rembesan. Peggunaan
STP ini dengan alasan karena penggunaan septictank
untuk bangunan tinggi dirasa kurang memadai. Sistem
pengolahan limbah sendiri terdiri atas dua proses utama,
yaitu proses mekanik berupa penyaringan, pemisahan, dan
pegendapan serta proses biologi/kimia berupa proses
aktivitas bakteri yang memanfaatan O2 dari udara dan
proses netralisasi cairan dengan asam atau dengan
memasukan bahan kimia untuk oksidasi.
Pada bangunan ini juga diterapkan sistem blackwater
dan greywater system yang bertujuan menggunakan
kembali air limbah yang sudah disaring untuk menyiram
tanaman dan menyiram toilet. Selain dari greywater
Gambar 3.34. Sistem limbah black water & grey water
Sumber : http://slideplayer.info/slide/2983192/
122
system, penggunaan rain harvesting system juga bisa
digunakan untuk menghemat penggunaan air dari PDAM,
maupun harus menggunakan air sumur.
- Sistem Pengolahan Sampah:
Sistem pengolahan sampah menggunakan corong
pembuangan sampah yang dibuat serong ke bawah agar
sampah yang dibuang dari atas tidak masuk ke lantai di
bawahnya. Setelah sampah penuh, sampah kemudian
dipadatkan dan bak penampungan yang penuh dibuang
keluar bangunan dengan pengangkut sampah. Untuk
mengurangi volume sampah yang akan dibuang, saluran
sampah dilengkapi dengan alat pembakar dimana sampah
yang dibuang menjadi abu. (Jimmy S. Juwana, 2005:190).
Gambar 3.35. Rain harvesting system
Sumber :
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Simple_Diagram_to_sho
w_Rainwater_Harvesting.png
123
3.2.4. Studi Pemanfaatan Teknologi
Outdoor Building Projection
Untuk menunjang konsep pengalaman lebih
mendalam tentang Jawa Tengah, maka bangunan ini juga
menjadi suatu bagian dari pemasaran pariwisata Jawa
Tengah, dimana segala hal yang berkaitan tentang Jawa
Tengah akan ditampilkan bangunan dengan teknologi
Outdoor Building Projection ini, jadi bangunan akan
merefleksikan segala hal yang berkaitan dengan objek-
objek pariwisata Jawa Tengah, sehingga tampilan
bangunan ini lebih bersifat dinamis pada malam hari,
interaktif, dan fleksibel.
Atraksi cahaya yang ditampikan lewat teknologi ini
akan menampilkan berbagai hal mengenai kegiatan
Gambar 3.36. Sistem saluran pembuangan sampah
Sumber: Jimmy S. Juwana, 2005:190
124
pariwisata Jawa Tengah, objek wisata di Jawa Tengah,
menampilkan tema-tema tertentu disaat hari-hari besar
ataupun adanya event kepariwisataan, sebagai bagian dari
promosi pariwisata Jawa Tengah.
Projektor ini pada umumnya dikondisikan dengan
jarak 10 hingga 15 meter dari bidang projeksi yang akan
digunakan, tipe proyektor menggunakan lampu LED,
dengan kuat lumen 2500-3500 lm, gambar resolusi tinggi
dan bisa diatur sesuai keinginan, dengan daya 30 watt.
Gambar 3.37. Salah satu fasad bangunan di London
waktu terkena sorotan projektor bangunan.
Sumber: google.com
125
Touch Screen Public Interactive Information
Akses pengunjung terhadap layanan berupa
informasi-informasi akan disajikan dengan teknologi layar
sentuh pada panel komputer pemandu yang disediakan
pada area-area publik. Tujuan penggunaan teknologi ini
adalah memberikan info kepada pengunjung secara pasif
namun interaktif, karena terdapat beberapa pilihan info yang
dapat di akses.
Gambar 3.38. Outdoor Building LED Projector
Sumber: alibaba.com
Gambar 3.39. Touch screen public intractive
information
Sumber : http://www.oskglobal.com/
126
3.3. Analisis Konteks Lingkungan
3.3.1. Analisis Pemilihan Lokasi
Berdasarkan Perda No. 14 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun
2011-2031 Bab 3 perihal Rencana Struktur Ruang, bagian
pertama pasal 9, nomor 1a mengatakan bahwa rencana
struktur ruang meliputi rencana pengembangan sistem
pusat pelayanan. Bagian kedua perihal Rencana
Pengembangan Sistem Pusat Pelayanan, paragraf 2
mengenai Rencana Pembagian Wilayah Kota (BWK) pasal
12 poin ke 1 mengatakan bahwa pusat pelayanan Kota
ditetapkan di BWK I, BWK II, dan BWK III.
Gambar 3.40. Peta BWK I, II, dan III Semarang
Sumber : http://pamboedifiles.blogspot.co.id/2013/05/peta-
pembagian-bwk-kota-semarang.html
127
Sedangkan rencana pengembangan perkantoran
pemerintah pada pasal 82 nomor 2a mengatakan bahwa
peningkatan kawasan perkantoran Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Tengah terletak di Jalan Pahlawan,
Madukoro, dan lokasi lainnya.
Rencana pengembangan dan peningkatan wisata
belanja terletak di kawasan Johar, Simpang Lima dan
koridor Jalan Pandanaran.
Dalam pemanfaatannya, kawasan cagar budaya
dapat ditingkatkan fungsinya untuk dapat menunjang
kegiatan pariwisata, yang nantinya dapat memberikan
kontribusi pendapatan dari sektor pariwisata. Berdasarkan
dokumen RTRW 2011 – 2031, rencana penanganan
Kawasan Kota Lama adalah :
a. Pemeliharaan dan pelestarian bangunan dari pengaruh
kegiatan dan ketahanan kontruksi bangunan
b. Revitalisasi fungsi dan penggunaan bangunan
c. Pengembangan sistem kepariwisataan Kota Semarang
yang terintegrasi dengan pengembangan kawasan Kota
Lama.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Semarang yang sudah dibahas di atas dapat disimpulkan
bahwa fungsi pelayanan perihal kepariwisataan Jawa
128
Tengah yang akan dikembangkan ini ditetapkan lokasinya
pada sekitar Bagian Wilayah Kota I, II dan III. Matriks
pemilihan BWK dianalisis dengan kriteria sebagai berikut:
Kriteria (1-5)
Kota Semarang
Bagian Wilayah Kota Keterangan
I II III
Jumlah Penduduk
±207.227 jiwa (3)
±147.866 jiwa (2)
±340.369 jiwa (4)
Semakin banyak semakin
baik
Kepadatan Penduduk
93 jiwa /ha (4)
112 jiwa /ha (3)
97 jiwa /ha (4)
Tidak padat < 50 / ha,
Kurang padat 51 – 250 /
ha, Cukup padat 251 – 400 /
ha, Sangat padat >
400 / ha
Luas Fungsi Pelayanan
Umum
83,519 ha (3)
75,797 ha (3)
17,381 ha (3)
Orientasi dekat
bandara 5 3 4
Semakin dekat
semakin baik
Orientasi dekat
pelabuhan 3 4 5
Semakin dekat
semakin baik
Orientasi dekat
perbelanjaan 5 4 5
Semakin dekat
semakin baik
129
Orientasi dekat objek
wisata 4 3 5
Semakin dekat
semakin baik
Orientasi dekat stasiun
4 3 5
Semakin banyak semakin
baik
Nilai 31 25 35
Dari scoring di atas, dapat disimpulkan bahwa lokasi BWK
yang paling cocok adalah BWK III dengan kecamatan
Semarang Utara yang terdiri dari Kelurahan Bandarharjo,
Bulu Lor, Plombokan, Purwosari, Kuningan, Panggung Lor,
Panggung Kidul, Tanjung Mas, Dadapsari. Kemudian dari
keseluruhan kelurahan ini akan dianalisis dengan matriks
kualitas lokasi sebagai berikut:
MATRIKS KUALITAS LOKASI BWK III SEMARANG
Kualitas Bobot Ba
nda
rha
rjo
Bu
lu L
or
Plo
mb
okan
Pu
rwo
sa
ri
Ku
nin
ga
n
Pa
ngg
un
g L
or
Pa
ngg
un
g K
idu
l
Ta
nju
ng
Mas
Dad
ap
sa
ri
Sko
r
Sko
r
Sko
r
Sko
r
Sko
r
Sko
r
Sko
r
Sk
or
Sko
r
Dekat moda transportasi
30% 7 5 5 7 4 4 4 9 7
Tabel 3.25. Kriteria pemilihan BWK I, II, III Semarang
Sumber : Analisis pribadi, 2017
130
Terintegrasi sistem
kepariwisataan 25% 7 3 3 6 4 4 4 8 6
Jangkauan urban
25% 5 6 5 6 5 5 5 7 6
Aksesibilitas 10% 5 4 4 7 5 5 5 8 6
Jaringan infrastruktur dan utilitas
10% 3 5 5 6 5 5 5 6 6
Nilai (skor x bobot) 5,9 4,65 4,4 6,4 4,5 4,5 4,5 7,9 6,3
Tabel 3.26. Matriks kualitas lokasi BWK III Semarang
Sumber : Analisis pribadi, 2017
Gambar 3.41. Peta Kelurahan Tanjung Mas, BWK III Semarang
Sumber : google.co.id/maps
131
3.3.2. Analisa Pemilihan Tapak
3.3.2.1. Studi Luas Tapak
a. Regulasi Semarang Tengah (BWK I)
KDB 60%, Bangunan Pelayanan Umum maks. 3 lantai dan
KLB 1,8, GSB 23 meter.
b. Luas Kebutuhan Tapak
= Luas Total Bangunan : KLB
= 4.375 m2 : 1,8
= 2.431 m2
c. Luas Lantai Dasar
= KDB 60% x Luas Kebutuhan Tapak
= 0,6 x 2.431 m2
= 1.458,6 m2
d. Luas Ruang Terbuka
= Luas kebutuhan tapak – Luas lantai dasar
= 2.431 m2 – 1.458,6 m2
= 972,4 m2
e. Luas Ruang Terbuka Hijau (RTH)
= 40% x Luas Ruang Terbuka
= 0,4 x 972,4 m2
= 388,96 m2
f. Luas Kebutuhan Ruang Parkir Tambahan
= Luas Ruang Parkir – (Ruang Terbuka – RTH)
132
= 1.426 m2 – (972,4 m2 – 388,96 m2)
= 842,56 m2
3.3.2.2. Alternatif Tapak
Dari hasil analisis matriks kualitas lokasi kelurahan,
berkaitan dengan bangunan fasilitas pelayanan pariwisata,
terpilihlah kelurahan Tanjung Mas dengan batas-batas ruas
jalan utama berikut ini: Jl. Letjen. Suprapto, Jl.
Ronggowarsito, Jl. Pengapon, Jl. Tawang. Dari jalan-jalan
yang sudah disebutkan diatas, tapak yang berpotensi
dalam pengembangan projek ini adalah di sekitar Jl.
Pengapon, Cendrawasih dan Merak.
Gambar 3.42. Peta tapak terpilih di kelurahan Tanjung Mas (arsir)
Sumber : CAD Kota Semarang
133
ASPEK KEKUATAN ALAMI
Iklim Iklim tropis panas lembab, suhu rata-rata 25-34oC
Topografi Kemiringan: datar
Vegetasi Ketapang, trembesi, glodok, asam
Potensi Sumber Air PDAM, sumur
Arah Angin Tenggara-Barat laut/ Barat laut-Tenggara
Keadaan Lingkungan
Tapak merupakan dealer mobil dan tanah kosong
ASPEK KEKUATAN BUATAN
Peraturan Pemerintah
Perda kota Semarang no. 14 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kota Semarang tahun 2011-2031, Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) no. 8 tahun 2004 tentang BWK III (Kecamatan Semarang Utara dan Semarang Barat) tahun 2000 – 2010, RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Jawa Tengah 2013-2018, RPJMD kota Semarang tahun 2016-2021 mengenai rencana pembangunan kepariwisataan.
Regulasi
KDB : max. 60% KLB : 1,8 GSB Jl. Pengapon : 23 m GSB Jl. Cendrawasih: 12 m
Fungsi dan Hirarki
Pusat perkantoran, perdagangan, dan jasa. Pusat transportasi udara dan transportasi laut. Pusat pelayanan kota. Sub pusat pelayanan kota ; perdagangan dan jasa, pendidikan, kesehatan, peribadatan, pelayanan umum.
ASPEK AMENITAS ALAMI
View
View from site: polder Tawang, stasiun Tawang, Alun-alun Tawang View to site: SD Marsudirini, Jl. Pengapon, Jl. Cendrawasih.
Topografi Jenis tanah aluvium muda abu-abu
134
Air
Curah hujan sebesar 126 m3 per tahun dan tingkat kelembaban 50% hingga 70%. Dengan periode bulan basah bulan November hingga bulan April.
ASPEK AMENITAS BUATAN
Jaringan Kota/Kawasan
Listrik PLN, air PDAM, sumber air polder Tawang, telepon PT. Telkom, trayek bus antar kota, BRT, stasiun Tawang, pelabuhan Tanjung Mas, jalur pantura, pusat wisata sejarah kawasan Kota Lama Semarang.
Citra Arsitektural Arsitektur kolonial dengan atap pelana, limasan.
Berikut potensi tapak ini:
Rute terintegrasi dengan
sistem pariwisata Jawa
Tengah dan Semarang, jalur
dilalui moda transportasi
antar kota di Jawa Tengah,
akses ke jalan tol langsung,
pelabuhan dan jalur Pantura
yang memudahkan
perjalanan antar kota di Jawa
Tengah. Adapun kendala dari
pemilihan tapak ini
diantaranya: Rob/banjir
musiman, terutama musim
hujan.
Tabel 3.27. Amenitas alami dan buatan tapak
Sumber : Analisis pribadi, 2017
Gambar 3.43. Tapak terpilih (diarsir)
Sumber : CAD Kota Semarang