bab iii metodelogi penelitian -...
TRANSCRIPT
41
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) atau Classroom Action Research (CAR) yang dilakukan secara
kolaboratif, artinya penulis berkolaborasi atau bekerjasama dengan guru IPA
yang mengajar kelas IV SD Negeri Ngrambitan. Guru dan peneliti
mendiskusikan permasalahan penelitian dan menentukan rencana tindakan.
Penelitian juga dilakukan secara partisipatif, artinya penulis dengan dibantu
rekan seangkatan secara langsung terlibat dalam penelitian. Sebelum
melakukan pembelajaran dengan menerapkan model Project Based Learning
(PjBL), peneliti melakukan observasi terlebih dahulu terhadap kelas yang
hendak menjadi subjek penelitian guna menemukan fokus masalah yang akan
diangkat. Selanjutnya fokus masalah tersebut didiskusikan dengan guru kelas,
dan setelah didapat masalah yang sudah sesuai maka peneliti memutuskan
untuk menggunakan model PjBL berbantuan media powerpoint guna
membantu meningkatkan keaktivan belajar dan hasil belajar siswa terhadap
fokusan masalah. Guru dan peneliti mendiskusikan permasalahan penelitian
dan menentukan rencana tindakan. Adapun langkah-langkah dalam model
penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:
1) Melakukan observasi guna melihat permasalahan yang ada.
2) Melakukan diskusi dengan guru kelas untuk memperoleh permasalahan
yang jelas.
3) Memberikan treatmen atau perlakuan terhadap kelas yang dijadikan subjek
penelitian yaitu melakukan pembelajaran dengan menggunakan model
Project Based Learning (PjBL) berbantuan powerpoint.
4) Memberikan tes akhir guna mengetahui peningkatan keaktifan dan hasil
belajar yang signifikan dengan standar KBM sebagai patokannya.
42
3.2 Setting dan Karakteristik Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi dari penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri
Ngrambitan Kecamatan Japah Kabupaten Blora semester II tahun
pelajaran 2015/ 2016.
3.2.2 Waktu Penelitian
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas pada semester II tahun
pelajaran 2015/ 2016 Adapun pelaksanaan penelitian di SD dilakukan pada
minggu ke 2 bulan Maret dengan tetap melakukan bimbingan.
3.2.3 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri
Ngrambitan yang berjumlah 23 siswa dengan siswa perempuan berjumlah
9 orang dan siswa laki-laki berjumlah 14 orang. Pengambilan subjek
penelitian didasarkan atas observasi yang telah dilakukan dan diskusi
dengan guru kelas. Dari pengamatan dan diskusi dengan guru kelas yang
dilakukan maka didapatkan permasalahan terhadap pembelajaran IPA di
kelas yang menjadi subjek penelitian.
3.3 Variabel Penelitian
3.3.1 Variabel Bebas
Adapun yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini yakni
penerapan model Project Based Learning (PjBL ) dan media powerpoint.
Dengan memanfaatkan sumber belajar yang ada dan dipadukan dengan
model yang telah dipilih yakni model Project Based Learning (PjBL)
berbantuan media powerpoint, maka diharapkan terjadi peningkatan yang
signifikan terhadap keaktivan belajar dan hasil belajar siswa melalui
prosedur evaluasi yang telah dibuat.
3.3.2 Variabel Terikat
Adapun yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini
merupakan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa sebagai hasil setelah
dilakukannya penelitian. Unsur-unsur dalam variabel terikat ini akan
mengalami perubahan baik meningkat ataupun tidak setelah dilakukan
43
perlakuan khusus terhadap peserta didik. Dalam hal ini yang menjadi
fokus peningkatan adalah keaktifan dan hasil belajar peserta didik.
3.4 Prosedur Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas. Dalam penelitian ini menggunakan model Kemmis yang
dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart (Arikunto,
Suhardjono, Supardi: 2007). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam
beberapa siklus. Setiap siklusnya meliputi beberapa tahapan yang meliputi
perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation) dan
refleksi (reflection) dalam suatu spiral yang saling terkait. Adapun model
penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Taggart dapat terlihat pada
gambar berikut ini :
Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK ) oleh Kemmis dan Taggart
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan sistem siklus, yang terdiri
dari tiga tahap yaitu:
1) Perencanaan (planning)
2) Pelaksanaan dan pengamatan (acting and observasing)
3) Refleksi (reflecting)
Pemberian perlakuan dimulai dengan merancang rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) kemudian tahap pelaksanaannya hingga tahap relfeksi
sebagai tahap evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Adapun
44
langkah-langkah dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
meliputi pemahaman khusus terhadap karakteristik pesertsa didik,
menyesuaikan materi dengan permasalahan yang diangkat dan kesesuaiannya
dengan pendekatan yang dijadikan sebagai sarana penyampaian materi.
Selanjutnya membuat alat peraga atau memanfaatkan media belajar yang
diperlukan dengan memperhatikan peserta didik, setelah itu masuk ke dalam
tahap penyususnan rancana kegitan belajar mengajar dan kemudian RPP yang
telah disusun sedemikian rupa diaplikasikan dengan memperhatikan
kesesuaian antara peserta didik, materi, sarana dan prasarana serta alokasi
waktu saat mengajar.
Proses memberikan perlakuan dengan melakukan proses kegiatan
belajar mengajar tidak hanya dilakukan satu atau dua kali, akan tetapi
tahapan ini akan sampai pada tahap kurang lebih 6 kali mengajar. Dimana
tahap pertama akan melihat adakah perubahan atau peningkatan sampai
masuk ke tahap dimana peningkatan dapat terlihat dan diukur secara
signifikan. Setiap pembelajaran telah selesai dilaksanakan maka akan dibuat
adanya evaluasi, untuk mengukur perubahan yang terjadi, apakah ada
peningkatan atau tidak. Evaluasi yang dilakukan diterapkan secara berkala,
yakni adanya kesinambungan antara evaluasi yang pertama dengan yang
selanjutnya agardapat dijadikan perbandingan. Hal ini dilakukan untuk
melihat perubahan yang terjadi sekaligus sebagai bukti dari pembelajaran
yang dilakukan telah memberikan perubahan kepada peserta didik baik
berupa keaktifan, hasil belajar, minat dan daya kreatifitas, dan lain-lain. Bila
telah dilakukan evaluasi dan penerapan pembelajaran telah selesai
dilaksanakan maka data yang diperoleh akan dianalisis agar peningkatan
yang dimaksudkan dapat terlihat.
3.4.1 Rencana Tindakan Siklus 1
Tindakan pada siklus 1 akan dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan.
Adapun langkah-langkah rencana tindakan pada siklus 1 dijabarkan sebagai
berikut.
45
a. Perencanaan
Perencanaan pada siklus I meliputi:
1) Persiapan dengan meminta ijin dari sekolah yang hendak dijadikan
tempat untuk melakukan observasi, wawancara dengan anggota
sekolah, dan mengidentifikasi masalah.
2) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
3) Menyiapkan alat peraga dan media yang mendukung dengan materi
ajar dan kesesuain dengan pendekatan yang digunakan.
4) Pembuatan lembar soal.
5) Pembuatan lembar observasi.
b. Tindakan
Tindakan
1) Menggunakan tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran.
2) Siswa membentuk kelompok
3) Guru memberikan proyek kepada setiap kelompok terkait materi ajar
4) Siswa berdiskusi membahas masalah (kasus) yang sudah
dipersiapkan oleh guru.
5) Siswa mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan
atau tantangan yang diajukan
6) Siswa melakukan evaluasi terhadap hasil kerja kelompok dengan
bimbingan dari guru
7) Guru melakukan penelian terhadap proyek siswa secar bergantian.
8) Guru dan siswa menyusun kesimpulan terhadap pelajaran yang
sudah dipelajari.
9) Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang
telah dilakukan.
10) Siswa mengerjakan soal evaluasi.
c. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan saat proses belajar mengajar
berlangsung. Pada tahap ini hal yang perlu diperhatikan adalah mengenai
pelaksanaan tindakan kelas yang telah disiapkan. Penelitian tindakan kelas
yang berkolaborasi dengan guru kelas memberikan ruang yang cukup bagi
46
peneliti untuk melakukan observasi. Observasi yang dilakukan peneliti
tidak lepas dari bantuan guru kelas, karena penelitian yang dilakukan
berkolaborasi dengan guru kelas. Hal itu dimaksudkan agar murid nyaman
terhadap pembelajaran yang basisnya menggunakan model Project Based
Learning (PjBL) berbantuan media powerpoint. Data dari observasi
selanjutnya dimasukan dalam lembar observasi yang selanjutnya akan
digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan proses
pembelajaran selanjutnya.
d. Refleksi
Kegiatan refleksi ditujukan untuk mengevaluasi hasil kegiatan
pembelajaran dari siklus I. Pada tahap ini dilakukan analisis dari hasil
proses belajar mengajar yang telah dilakukan pada siklus I yang
selanjutnya akan dipergunakan sebagai acuan dalam pengembangan
penelitian berikutnya. Hasil yang diperoleh dalam siklus I apabila masih
terdapat kekurangan akan diperbaiki pada siklus II dan hasil yang
menunjukkan tingkat perkembangan akan dipertahankan dan
dikembangkan lebih lanjut untuk pedoman dalam menuju materi
berikutnya.
3.4.2 Rencana Tindakan Siklus 2
Seperti rencana tindakan pada siklus 1. tindakan pada siklus 2 juga akan
dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Adapun langkah-langkah rencana tindakan
pada siklus 2 dijabarkan sebagai berikut.
a. Perencanaan yaitu:
1) Identifikasi masalah yang muncul pada siklus 1 yang belum teratasi dan
penetapan alternatif pemecahan masalah.
2) Merancang dan merencanakan pembelajaran dengan menyusun RPP.
3) Menentukan lamanya waktu dalam kegiatan pembelajaran.
4) Menyusun strategi pembelajaran dengan menggunakan model PjBL.
5) Menyiapkan alat yang akan mendukung pembelajaran.
6) Kesimpulan dan evaluasi.
7) Menentukan indikator pencapaian hasil belajar.
8) Pengembangan program tindakan 2.
47
b. Tindakan
Pelaksanaan program tindakan 2 yang mengacu pada identifikasi
masalah yang muncul pada siklus 1, sesuai dengan alternatif pemecahan
masalah yang sudah ditentukan, antara lain melalui:
1) Siswa membentuk kelompok
2) Siswa mengamati materi pelajaran yang sudah diberikan oleh guru.
3) Guru memberikan sebuah permasalahan kepada masing-masing
kelompok.
4) Siswa menyusun rancangan kinerja terhadap proyek yang diberikan
guru
5) Siswa melakukan evaluasi terhadap proyek yang dibuat dengan
bimbingan guru.
6) Guru memberikan penilaian terhadap hasil kerja masing-masing
kelompok
7) Siswa dan guru menyimpulkan pelajaran yang sudah dipelajari
8) Siswa menyelesaikan tugas pada lembar kerja siswa.
c. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan selama proses belajar mengajar
berlangsung. Tahap ini hal yang perlu diperhatikan adalah mengenai
kecocokan model pembelajaran dengan karakteristik peserta didik.
Kegiatan ini meliputi kegiatan pengamatan sebelum, selama dan setelah
proses kegiatan belajar mengajar dilakukan. Observasi pelaksanaan
pembelajaran dilakukan oleh guru lain sebagai guru observer II dan
peneliti sebagai observer I.
d. Refleksi
Jika hasil pembelajaran menunjukkan adanya peningkatan
keaktifandan hasil belajar terhadap pembelajaran IPA, maka pembelajaran
dapat dikatakan berhasil.
3.5 Intrumen Penelitian
Berikut uraian mengenai instrumen pembelajaran:
48
a. Lembar observasi kegiatan pembelajaran
Lembar observasi berupa catatan penting yang digunakan untuk
mengobservasi hal-hal yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Lembar
observasi ini juga digunakan untuk mengobservasi aktivitas siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran, aktivitas guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model Project Based Learning
(PjBL), kendala-kendala yang dihadapi selama melaksanakan proses
kegiatan belajara mengajar, serta kejadian-kejadian spesifik lainnya dalam
kegiatan pembelajaran. Hasil observasi ini juga difungsikan sebagai sarana
untuk melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran.
Mengacu pada modifikasi RPP yang didesain mengaacu pada
PERMENDIKNAS No 41 tahun 2007, dikolaborasikan dengan PjBL
berbantuan media powerpoint dan substansi materi IPA kelas IV,
kemudian dirancang pembuatan RPP dengan PjBL, maka acuan lembar
observasi yang dilakukanpun berdasarkan RPP modifikasi yang dibuat
tersebut. Adapun lembar observasi dapat dilihat pada kisi-kisi lembar
observasi berikut:
49
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Lembar Observasi Kinerja Guru
Tahapan
Kegiatan
Aspek yang
Diamati Indikator
Kegiatan
Awal
Membuka
Pelajaran
a. Memberikan salam.
b. Memberikan apersepsi.
c. Penyampaian tujuan pembelajaran.
d. Pemberian motivasi
Kegiatan
inti
Penyampaian
Materi dan
Strategi
Pembelajaran
a. Menyiapkan media powerpoint
b. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau
kompetensi dasar yang perlu dicapai.
c. Menyampaikan cakupan materi dan
penjelasan uruaian kegiatan sesuai silabus.
Penggunaan
Model
Pembelajaran
dan
Pemanfaatan
Sumber
Belajar
a. Guru menjelaskan materi ajar dengan
memanfaatkan media powerpoint yang
telah disiapkan.
b. Guru memberikan beberapa contoh soal
untuk mengetahui pemahaman siswa
terhadap materi yang telah dijelaskan.
c. Guru membagi kelas menjadi beberapa
kelompok.
d. Guru mengkondisikan kelas ke dalam
kegiatan PjBL.
e. Guru memberikan proyek ke masing-
masing kelompok
f. Guru membimbing siswa dalam
mengerjakan tugasnya.
Penilaian
Hasil Belajar
a. Mengevaluasi hasil belajar
b. Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengajukan pertanyaan.
c. Pemberian penghargaan atas hasil yang
dicapai siswa.
Kegiatan
Akhir
Mengakhiri
Pelajaran
a. Pemberian penguatan terhadap materi ajar.
b. Melakukan bimbingan dalam penarikan
kesimpulan.
c. Pemberian motivasi
d. Pemberian tindak lanjut
50
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa
b. Lembar Soal Tes Evaluasi
Lembar soal-soal tes yang akan diberikan kepada siswa sebagai tes
evaluasi atau tes formatif hasil setelah dilakukan pembelajaran dengan
menerapkan model Project Based Learning (PjBL ) yang diberikan di
akhir siklus. Adapun lembar soal tes ini digunakan untuk mengetahui
Tahapan
Kegiatan
Aspek yang
Diamati Indikator
Kegiatan
Awal
Membuka
Pelajaran
a. Siswa siap menerima pelajaran.
b. Siswa dapat menjawab pertanyaan
apersepsi.
c. Siswa memahami tujuan pembelajaran.
Kegiatan
inti
Penyampaian
Materi dan
Strategi
Pembelajaran
a. Siswa memperhatikan penjelasan
guru.
b. Siswa aktif bertanya tentang materi
ajar yang dijelaskan.
c. Siswa mengerti instruksi tentang
langkah-langkah pembelajaran
dengan menggunakan PjBL.
Penggunaan
PjBL
a. Siswa merancang solusi terhadap
permasalahan yang diberikan guru.
b. Siswa menyusun proyek dengan
mengembangkan rancangan yang
tekah dibuat sebelumnya dalam
kegiatan kelompok.
c. Siswa bekerja sama dan saling
membantu anggota kelompok dalam
menyelesaikan tugas yang diperoleh.
d. Siswa melakukan evaluasi terhadap
proyek yang telah dibuat.
Penilaian Hasil
Belajar
a. Siswa mampu menjawab dengan
benar pertanyaan yang diajukan guru
b. Siswa mendapatkan reward dari
perolahan skor dalam pembelajaran
yang telah dilakukan.
Kegiatan
Akhir
Mengakhiri
Pelajaran
a. Siswa mampu menjawab soal yang
diberikan secara lisan.
b. Siswa mampu menyimpulkan hasil
pembelajaran.
51
seberapa efektif penggunaan PjBL dalam meningkatkan hasil belajar
siswa. Berikut dijabarkan kisi-kisi tes evaluasi:
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Soal Siklus I Perubahan Kenampakan Bumi
Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Jumlah Soal
9. Memahami
Perubahan
Kenampakan
Permukaan
Bumi dan
Benda Langit.
9.1 Mendeskripsikan
perubahan
kenampakan bumi
Mendeskripsikan
perubahan
kenampakan bumi
Mengidentifikasi
faktor-faktor yang
mempengaruhi
perubahan
kenampakan bumi
Mengidentifikasi
dampak dari
perubahan
kenampakan bumi
Menyebutkan solusi
untuk mengatasi
dampak dari
perubahan
kenampakan bumi
1, 5, 6, 8, 10
2, 3, 7, 9, 11,
15, 17, 30, 35,
36, 37, 39
4, 12, 14, 21,
22, 25, 26, 28,
33, 34, 38
13, 16, 18, 19,
20, 23, 24, 27,
29, 31, 32, 40
Tabel 3. 5
Kisi-Kisi Soal Siklus II Posisi Bulan Perubahan Kenampakan Bumi
Standar Kompetensi Kompetensi
Dasar
Indikator Jumlah
Soal
9. Memahami
Perubahan
Kenampakan
Permukaan Bumi
dan Benda
Langit.
9.2. Mendeskripsi
kasi posisi
bulan dan
kenampakan
bumi dari
hari ke hari.
Mengidentifikasi
kedudukan benda
langit,
Mencari informasi
tentang kedudukan
benda langit.
1, 3, 5, 6, 7,
9, 11, 12,
15, 16, 17,
18, 22, 24,
30
2, 4, 8, 10,
13, 14, 19,
20 21, 23,
25, 26, 27
28, 29
52
3.6 Data dan Cara Pengumpulannya
Untuk memperoleh data dan keterangan-keterangan yang dibutuhkan
dalam penelitian ini, maka penulis menentukan teknik dan alat pengumpulan
data yang sesuai dengan penelitian ini. Instrumen yang diperlukan dalam
penelitian tindakan kelas haruslah sejalan dengan prosedur dan langkah-
langkah dalam PTK. Untuk mendukung penelitian ini, maka penulis
menggunakan cara pengumpulan data dengan teknik tes, dokumentasi, dan
observasi.
a. Teknik Tes
Untuk mengetahui sejauh mana perkembangan pengetahuan peserta
didik teknik yang paling tepat digunakan adalah teknis tes. Tes awal pada
pra siklus yang dilakukan oleh guru adalah intrumen yang tepat sebagai
cara pengumpulan data, karena melalui hasil tes awal ini maka akan dapat
dilihat sejauh mana perkembangan peserta didik dalam hal intelektualnya.
Selanjutnya setelah hasil tersebut diketahui, maka penulis dapat memulai
memberikan perlakuan yang sesuai setelah melakukan observasi
sebelumnya. Perlakuan yang diberikan harus disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik serta diselaraskan dengan model pembelajaran
yang digunakan guna menunjang proses pembelajaran.
b. Dokumentasi
Pada instrumen ini, diberlakukan upaya untuk mencari sumber
sebanyak-banyaknya yang difungsikan sebagai penunjang dari penelitian.
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu (Sugiyono,
2010: 240). Adapun kegiatan dan data-data yang didokumentasikan adalah
keadaan peserta didik, situasi belajar, sarana dan prasarananya sampai
keadaan lingkungan di sekitar sekolah tersebut.
c. Observasi
Observasi dilakukan untuk menilai jalannya pembelajaran sehingga
hasil penilaian yang diperoleh dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk
menyimpulkan hasil pembelajaran tersebut (Arikunto, 2010: 272). Adapun
penilaian yang diberikan dalam observasi yang akan digunakan yakni
53
dengan skala Likert. Sugiyono (2010: 134) memaparkan bahwa skala
Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
terhadap keadaan tertentu. Keadaan ini dapat diartikan dengan proses
pembelajaran, jadi penilaian yang diberikan berfokus pada aspek dalam
pembelajaran. Aspek dalam pembelajaran ini dijabarkan ke dalam
pengamatan yang dilakukan terhadap siswa untuk menggambarkan
keseuaian model pembelajaran dengan karakteristik siswa dan guru untuk
menggambarkan model pembelajaran dapat digunakan dengan mudah
sehingga dapat membantu untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
siswa..
3.7 Validitas dan Reliabilitas Instrumen
a. Validitas Instrumen
Validitas suatu tes atau instrumen adalah instrumen yang dapat
digunakan untuk mengukur apa yang hendak di ukur. Sugiyono (2010).
Dalam penelitian ini, instrument yang akan divalidasi yakni instrument soal
tes. Uji validitas instrumen soal digunakan untuk mengetahui validitas soal
yang nantinya akan digunakan sebagai tes individual setelah proses
pembelajaran berlangsung. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut
mengukur apa yang seharusnya diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi
jika hasilnya sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan. Uji validitas soal
tersebut dihitung dengan menggunakan bantuan Software SPSS 16.0 for
windows. Setelah dilakukan uji validitas butir soal siklus I, dari 40 butir
soal, diketahui bahwa ada 31 butir soal yang dinyatakan valid dan 9 butir
soal yang dinyatakan tidak valid. Adapun soal yang valid ditunujukkan pada
tabel berikut.
Tabel 3.6 Hasil Uji validitas Soal Evaluasi Siklus I
No. Soal Jumlah Item Keterangan
6, 7, 9, 12, 13, 23, 25, 38, 39 9 Tidak Valid
1, 2, 3, 4, 5, 8, 10, 11, 14, 15, 16, 17, 18,
19, 20, 21, 22, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31,
32, 33, 34, 35, 36, 37, 40
31 Valid
54
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah soal yang tidak
valid sebanyak 9 soal dan 31soal lainnya dinyatakan valid. Selanjutnya,
untuk soal evaluasi siklus I dipilih sebanyak 20 soal dari soal-soal yang
sudah dinyatakan valid. Hasil pengujiannya dilampirkan pada halaman
lampiran penulisan ini.
Pada soal evaluasi siklus II diperoleh jumlah soal yang valid
setelah dilakukan uji validitas yang ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 3.7 Hasil Uji validitas Soal Evaluasi Siklus II
No. Soal Jumlah Item Keterangan
2, 10, 12, 24, 29, 35, 38, 40 8 Tidak Valid
1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11,13, 14, 15, 16,
17, 18, 19, 20, 21, 22, 23,25, 26, 27,
28, 30, 31, 32, 33, 34, 36, 37, 39
32 Valid
Tabel 3.7 menunjukkan jumlah soal yang valid dan tidak valid. Pada
tabel tersebut, dapat diketahui ada 8 soal yang tidak valid dan 32 soal yang
valid. Selanjutnya untuk soal evaluasi siklus II dipilih 20 soal dari soal yang
sudah valid. Adapun hasil uji validitas dilampirkan pada halaman lampiran.
b. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu
instrumen. Uji reabilitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk
menguji instrumen soal yang nantinya akan digunakan dalam tes evaluasi
setelah pembelajaran dilaksanakan. Reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai
dimana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukuranya yang
diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Taraf reliabilitas
suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien yang disebut koefisien
reliabilitas ( rtt ). Untuk menentukan tingkat reliabilitas dengan rtt = α yaitu
menggunakan kriteria sebagai berikut:
55
Tabel 3. 8 Koefisien Reliabilitas
No Koefisien Reliabilitas Kategori
1 ≤ 0, 7 Reliabilitas Rendah
2 0,7 << 0,8 Reliabilitas Sedang
3 0,8 < α ≤ 0,9 Reliabilitas bagus
4 α > 0,9 Reliabilitas memuaskan
Instrumen dapat dikatakan reliabel apabila nilai alpha > 0,7.
reliabilitas suatu instrumen dapat dihitung menggunakan bantuan Software
SPSS 16.0 yaitu dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analysis
ataukemudian untuk melihat hasilnya apakah instrument reliabel atau tidak,
dapat dilihat pada output hasil penghitungan, apabila nilai alpha () kurang
dari 0,7 maka instrumen tersebut tidak reliabel. Adapun hasil reliabilitas
pada soal evaluasi siklus I dan II ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 3. 9
Hasil Reliabilitas Instrumen Siklus I Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.928 31
Tabel 3.10
Hasil Reliabilitas Instrumen Siklus II Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.905 30
Berdasarkan tabel katogeri koefisien reliabilitas di atas, maka
reliabilitas instrumen pada siklus I dan II berada pada kategori reliabilitas
bagus. Hal ini dilihat dengan hasil alpha yaitu 0.928 pada siklus I,
sedangkan pada siklus II alpha sebesar 0,905. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa soal evaluasi yang akan digunakan sudah reliabel.
3.8 Tingkat Kesukaran Soal
Uji tingkat kesukaran soal adalah untuk mengetahui seberapa besar derajat
kesukaran suatu soal, jika tingkat kesukaran soal seimbang maka dapat dikatakan
soal tersebut baik (Arifin, 2014: 266). Arikunto (2013) juga menambahan bahwa
soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu susah dan tidak terlalu sukar.
56
Pedoman dalam menentukan indeks kesukaran suatu soal dijelaskan oleh
Arikunto (2013) dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan: P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Hasil perhitungan tingkat kesukaran instrumen soal siklus I dapat dilihat
dalam tabel 3.11.
Tabel 3.11
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Siklus I No Soal Indeks Kesukaran Kriteria
1 0.61 Sedang
2 0.75 Mudah
3 0.75 Mudah
4 0.61 Sedang
5 0.61 Sedang
8 0.64 Sedang
10 0.71 Mudah
11 0.64 Sedang
14 0.50 Sedang
15 0.71 Mudah
16 0.75 Mudah
17 0.79 Mudah
18 0.79 Mudah
19 0.79 Mudah
20 0.68 Sedang
21 0.68 Sedang
22 0.68 Sedang
24 0.75 Mudah
26 0.71 Mudah
27 0.68 Sedang
28 0.75 Mudah
30 0.68 Sedang
31 0.68 Sedang
32 0.68 Sedang
33 0.75 Mudah
34 0.64 Sedang
35 0.71 Mudah
36 0.75 Mudah
37 0.64 Sedang
40 0.61 Sedang
P = B÷ JS
57
Data Tabel 3.11 hasil uji tingkat kesukaran soal siklus I, dapat diuraikan
bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak
31 terdapat 15 soal dengan kategori mudah, 16 soal dengan kategori sedang dan 0
(tidak ada) soal dengan kategori sukar. Hasil perhitungan tingkat kesukaran
instrumen soal siklus II dapat dilihat dalam tabel 3.12.
Tabel 3.12
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Siklus II
No Soal Indeks Kesukaran Kriteria
1 0.53 Sedang
3 0.50 Mudah
4 0.68 Mudah
5 0.78 Sedang
6 0.50 Sedang
7 0.68 Sedang
8 0.68 Mudah
9 0.60 Sedang
11 0.75 Sedang
13 0.82 Mudah
14 0.68 Mudah
15 0.68 Mudah
16 0.61 Mudah
17 0.64 Mudah
18 0.64 Sedang
19 0.68 Sedang
20 0.64 Sedang
21 0.60 Mudah
22 0.64 Mudah
23 0.68 Sedang
25 0.68 Mudah
26 0.68 Sedang
27 0.68 Sedang
28 0.68 Sedang
30 0.71 Mudah
34 0.64 Sedang
36 0.78 Mudah
37 0.68 Mudah
39 0.78 Sedang
Data Tabel 3.12 hasil uji tingkat kesukaran soal siklus II, dapat diuraikan
bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak
32 terdapat 17 soal dengan kategori mudah, 15 soal dengan kategori sedang dan 0
(tidak ada) soal dengan kategori sukar.
58
3.9 Indikator Kinerja
Tingkat keberhasilan penelitian tindakan kelas ini ditandai dengan adanya
perubahan ke arah perbaikan dari keaktifan dan hasil belajar siswa dalam proses
pembelajaran. Indikator tersebut adalah:
a) Keaktifan siswa dalam pembelajaran meningkat sebesar 85% dari seluruh
siswa siswa.
b) Hasil belajar siswa meningkat sebesar 85% dari seluruh siswa mencapai
standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 65).
3.10 Analisis/Intepretasi Data Penelitian
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis deskriptif komparatif untuk data kuantitatif yaitu membandingkan
nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus I, dan nilai tes setelah siklus II,
serta membandingkan keaktifan belajar siswa pada siklus I dan siklus II.
Sedangkan untuk data kualitatif dianalisis menggunakan analisis deskriptif
kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus.
Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif berupa hasil
belajar (tes formatif/tes evaluasi) dengan cara persentase yaitu dengan
menghitung peningkatan ketuntasan belajar siswa secara individual jika siswa
tersebut mampu mencapai skor minimal 65 dan ketuntasan klasikal jika siswa
yang memperoleh nilai 65 ini jumahnya sekitar 85% dari jumlah seluruh
siswa dan masing-masing dihitung dengan menggunakan rumus: Analisis
tersebut dilakukan dengan menghitung ketuntasan individual dan ketuntasan
klasikal dengan rumus sebagai berikut:
Ketuntasan individual =
Ketuntasan klasikal =
Keterangan
Ketuntasan indiviual : Jika siswa mencapai ketuntasan skor > 65
Ketuntasan klasikal : Jika > 85% dari seluruh siswa mencapai
ketuntasan skor > 65