bab iii pelaksanaan kerja praktik di atelier riri

39
8 BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI ATELIER RIRI 3.1. Kedudukan dan Koordinasi 1. Kedudukan Kedudukan penulis pada perusahaan Atelier Riri sebagai intern arsitek. Pemberian tugas kepada mahasiswa Kerja Praktik seluruhnya di bawah pengawasan dari Principal Architect, yaitu Novriansyah Yakub dan pembimbing lapangan, yaitu Harindra Mahutama. Tugas bagi mahasiswa Kerja Praktik adalah membantu Principal Architect, Senior Architect, dan Junior Architect dalam beberapa proyek yang ditentukan. Lingkup kerja yang dilakukan mahasiswa Kerja Praktik, antara membuat proposal mengenai konseptual atau skematik desain untuk presentasi kepada klien. Proposal dibuat menggunakan software InDesign serta berisikan analisis terhadap site, konsep perancangan, zoning, denah, tampak, potongan, dan render. Selain mengerjakan proposal, mahasiswa Kerja Praktik juga memiliki lingkup kerja, seperti membuat detail gambar kerja (Design Development dan Detail Engineering Drawing) menggunakan software Autocad, membuat 3D visual menggunakan software Sketchup, Rhino, dan Grasshopper. Selain itu, mahasiswa juga mengerjakan gambar presentasi, seperti render interior maupun eksterior menggunakan software Vray, Lumion 8.0, dan Twinmotion. Mahasiswa Kerja Praktik juga dapat turut andil dalam pembuatan material board dan terjun langsung pada proses pengukuran maupun pengawasan salah satu proyek. Dalam proses enam bulan melakukan Kerja Praktik, porsi lingkup kerja yang paling banyak dilakukan penulis adalah mengerjakan 3D visual menggunakan software SketchUp, Rhinoceros, dan Grasshopper. Proyek yang dikerjakan berupa Rumah di Vila Dago Tol yang menggunakan metode konstruksi prefabrikasi, rumah AA Gym, Damai Townhouse, dan beberapa proyek lainnya. Sampai sejauh ini, sudah ada salah satu proyek yang sedang dibangun, yaitu proyek Rumah di Vila Dago Tol.

Upload: others

Post on 15-Jun-2022

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI ATELIER RIRI

8

BAB III

PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK

DI ATELIER RIRI

3.1. Kedudukan dan Koordinasi

1. Kedudukan

Kedudukan penulis pada perusahaan Atelier Riri sebagai intern arsitek.

Pemberian tugas kepada mahasiswa Kerja Praktik seluruhnya di bawah

pengawasan dari Principal Architect, yaitu Novriansyah Yakub dan

pembimbing lapangan, yaitu Harindra Mahutama. Tugas bagi mahasiswa Kerja

Praktik adalah membantu Principal Architect, Senior Architect, dan Junior

Architect dalam beberapa proyek yang ditentukan.

Lingkup kerja yang dilakukan mahasiswa Kerja Praktik, antara membuat

proposal mengenai konseptual atau skematik desain untuk presentasi kepada

klien. Proposal dibuat menggunakan software InDesign serta berisikan analisis

terhadap site, konsep perancangan, zoning, denah, tampak, potongan, dan

render.

Selain mengerjakan proposal, mahasiswa Kerja Praktik juga memiliki

lingkup kerja, seperti membuat detail gambar kerja (Design Development dan

Detail Engineering Drawing) menggunakan software Autocad, membuat 3D

visual menggunakan software Sketchup, Rhino, dan Grasshopper. Selain itu,

mahasiswa juga mengerjakan gambar presentasi, seperti render interior maupun

eksterior menggunakan software Vray, Lumion 8.0, dan Twinmotion.

Mahasiswa Kerja Praktik juga dapat turut andil dalam pembuatan material

board dan terjun langsung pada proses pengukuran maupun pengawasan salah

satu proyek.

Dalam proses enam bulan melakukan Kerja Praktik, porsi lingkup kerja yang

paling banyak dilakukan penulis adalah mengerjakan 3D visual menggunakan

software SketchUp, Rhinoceros, dan Grasshopper. Proyek yang dikerjakan

berupa Rumah di Vila Dago Tol yang menggunakan metode konstruksi

prefabrikasi, rumah AA Gym, Damai Townhouse, dan beberapa proyek lainnya.

Sampai sejauh ini, sudah ada salah satu proyek yang sedang dibangun, yaitu

proyek Rumah di Vila Dago Tol.

Page 2: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI ATELIER RIRI

9

2. Koordinasi

Mahasiswa Kerja Praktik diawasi secara langsung oleh Novriansyah Yakub

selaku Principle Architect dan Harindra Mahutama selaku Senior Architect.

Pembagian tugas seluruh mahasiswa/i Kerja Praktik dikoordinir oleh keduanya.

Konsultan Atelier Riri tidak terdapat pembagian tugas seperti membuat konsep,

membuat desain, dan membuat gambar kerja. Seluruh proses dikerjakan oleh

arsitek. Oleh karena itu, mahasiswa Kerja Praktik bisa mendapatkan berbagai

macam tugas yang beragam, menyesuaikan dengan proyek yang diberikan oleh

Principle Architect dan Senior Architect. Koordinasi akan terus dilakukan

dengan Principle Architect, Senior Architect maupun dengan arsitek tertentu

yang proyeknya sedang dibantu oleh mahasiswa/i Kerja Praktik.

Berikut merupakan bagan alur koordinasi bagi mahasiswa/i Kerja Praktik di

konsultan Atelier Riri:

Gambar 3.1. Bagan Alur Koordinasi di Atelier Riri

(Sumber: Data penulis tahun 2019)

3.2. Tugas yang Dilakukan

Selama mengikuti kegiatan Kerja Praktik di konsultan Atelier Riri, penulis telah

mengikuti beberapa proyek yang sedang dan baru akan berjalan (Lampiran B: Tugas yang

Dilakukan di Atelier Riri). Proyek yang penulis ikuti mayoritas merupakan proyek rumah

tinggal dengan klien private, proyek rumah tinggal dengan klien developer, townhouse,

marketing gallery. Selain itu, penulis juga sempat terlibat pada proyek interior atau

furniture.

Beberapa proyek rumah tinggal dengan klien private yang pernah dikerjakan penulis

adalah Rumah AA Gym, Rumah Myrna, Cipinang House, Rumah Vila Dago Tol, dan

Sibling House. Proyek rumah tinggal dengan klien developer adalah Rumah Mendawai,

Bangka Twinhouse, dan N House. Sedangkan proyek townhouse yang pernah dikerjakan

Principle Architect

Senior Architect

Arsitek Terkait

Mahasiswa Kerja Praktik

Page 3: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI ATELIER RIRI

10

adalah Wisma Semar Townhouse, Damai Townhouse, dan. Pondok Cabe III. Proyek

mendesain furniture yang pernah dikerjakan adalah Rumah Myrna. Sedangkan untuk

proyek Marketing Gallery adalah Marketing Gallery Solterra. Dari seluruh proyek yang

dikerjakan, penulis paling banyak terlibat pada proyek Rumah Vila Dago Tol, Damai

Townhouse, dan Rumah AA Gym.

Keterlibatan penulis dalam masing-masing proyek memiliki tugas dan porsi yang

berbeda-beda. Hal tersebut tergantung dengan permintaan atau kebutuhan arsitek terkait

yang sedang mengerjakan proyek tersebut. Tugas yang dikerjakan juga menyesuaikan

dengan skala suatu proyek. Jika proyek yang dikerjakan merupakan proyek skala kecil,

porsi yang dikerjakan oleh mahasiswa/i Kerja Praktik dapat semakin besar, dan

sebaliknya. Dari berbagai macam proyek yang sudah disebutkan, penulis pernah

mengerjakan proposal yang akan jadi bahan presentasi kepada klien, mendesain 3D visual

bangunan, membuat gambar kerja, membuat gambar presentasi berupa render dan

melakukan pengawasan terhadap proyek.

Page 4: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI ATELIER RIRI

11

3.3. Uraian Pelaksanaan Kerja Praktik

Selama proses melakukan kerja praktik, terdapat 3 proyek

dengan bobot kerja yang paling banyak dan lengkap, yaitu proyek

rumah di Vila Dago tol yang menggunakan metode prefabrikasi,

rumah AA Gym, dan Damai Townhouse.

3.3.1. Proses Pelaksanaan

3.3.1.1 Rumah Vila Dago Tol

Proyek ini merupakan proyek rumah milik klien yang

bernama Jaka. Bapak Jaka sendiri merupakan saudara dari

Principal Architect Atelier Riri. Proyek ini terletak di Jalan

Merak, Vila Dago Tol, Tangerang Selatan. Lokasi tersebut

merupakan rumah lama klien yang sudah cukup lama berdiri

dan membutuhkan renovasi. Kondisi eksisting tidak ada yang

dipertahankan karena proyek ini merupakan renovasi total.

Kebetulan proyek ini merupakan tugas yang langsung

diberikan oleh Principal Architect, yaitu Novriansyah Yakub

kepada penulis.

Bapak Jaka merupakan klien yang membutuhkan rumah

yang murah dan dapat dikerjakan secara cepat. Dari

kebutuhan tersebut, Bapak Riri memutuskan untuk

menawarkan rumah dengan metode prefabrikasi. Harapannya

rumah prefabrikasi dapat menjadi solusi bagi hunian yang

murah dan cepat dalam pembangunannya. Bapak Jaka akan

tinggal di rumah tersebut bersama dengan istrinya.

Kebutuhan ruang yang diminta oleh klien adalah ruang

keluarga, ruang makan, dapur, dua kamar tidur, dan satu

kamar mandi.

Berdasarkan ketentuan yang telah dijelaskan oleh klien,

Page 5: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI ATELIER RIRI

12

proyek ini dikerjakan dengan tenggang waktu yang sangat

cepat. Pertama-tama, penulis mendapatkan briefing awal oleh

Principle Architect mengenai beberapa info tentang proyek

rumah Vila Dago Tol. Info awal yang diberikan merupakan

lokasi proyek, ukuran site, penghuni dan kebutuhannya, dan

keputusan untuk menggunakan metode prefabrikasi.

Setelah mendapatkan briefing awal, penulis melakukan

site visit bersama salah satu mahasiswa Kerja Praktik lainnya

untuk melakukan pengukuran pada keesokan harinya.

Dikarenakan proyek ini merupakan proyek renovasi total,

pengukuran yang dilakukan penulis hanya pada beberapa

ukuran penting yang akan menjadi acuan mendesain.

Pengukuran yang dilakukan berupa ketinggian bangunan

terhadap jalan serta panjang dan ketinggian carport terhadap

jalan.

Gambar 1.2 Kunjungan ke Rumah Eksisting Vila Dago Tol

(Sumber: Foto diambil oleh penulis tahun 2019)

Page 6: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI ATELIER RIRI

13

Setelah mendapatkan beberapa ukuran penting, proses

selanjutnya merupakan proses mendesain. Proses desain

hanya berlangsung selama kurang dari satu minggu. Penulis

hanya diberikan waktu satu hari dalam pembuatan zoning.

Metode prefabrikasi memberikan pengaruh terhadap zoning

yang dibuat pada proyek ini. Metode prefabrikasi

menggunakan material modular sehingga ukuran dari suatu

ruangan akan menyesuaikan terhadap modul material. Modul

material yang digunakan memiliki ukuran 600 mm x 2400

mm. Ukuran modul tersebut mempengaruhi panjang, lebar,

dan tinggi setiap ruangan.

Proses zoning dilakukan dengan menentukan letak

bukaan pada bangunan. Pada proyek ini, bukaan diletakkan

pada bagian kanan dan belakang bangunan. Bukaan yang

terletak di kanan bangunan bertujuan sebagai sirkulasi masuk

dan keluar rumah, sehingga pintu masuk rumah tidak

menghadap langsung ke jalan. Hal ini juga disesuaikan

dengan konteks bangunan eksisting yang memiliki elevasi

lebih tinggi pada area kanan bangunan. Selain itu, bukaan di

bagian kanan dan belakang bangunan berfungsi untuk

masuknya udara dan cahaya matahari.

Setelah menentukan letak bukaan yang tepat pada

bangunan, proses selanjutnya adalah menentukan zoning

fungsi ruang. Sebelumnya, Bapak Riri sudah membuat

ukuran untuk masing-masing ruangan, seperti kamar tidur,

kamar mandi, ruang keluarga, dan beberapa ruangan lainnya.

Penulis hanya tinggal menyusun beberapa ruangan tersebut

menjadi sebuah zoning bangunan. Dalam proses eksplorasi

zoning bangunan, penulis membuat dua pilihan yang terdiri

dari bangunan satu lantai dan dua lantai.

Page 7: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI ATELIER RIRI

14

Gambar 3.3 Zoning Rumah Vila Dago Tol

(Sumber: Gambar dibuat oleh penulis menggunakan software SketchUp tahun 2019)

Setelah mendapatkan persetujuan mengenai zoning

bangunan, penulis mendapatkan satu hari lagi untuk membuat

visual 3D seluruh bangunan dengan menggunakan software

SketchUp. Desain bangunan berangkat dari zoning yang telah

dibuat, kemudian direalisasikan menjadi ruangan-ruangan

dengan interior di dalamnya. Selain itu, penulis juga harus

menentukan ekspresi fasad maupun desain pintu dan jendela-

jendela untuk menghasilkan kesan yang ingin dicapai.

Pada proyek Rumah Vila Dago Tol, eksplorasi bentuk

fasad tidak menjadi fokus utama pada desainnya. Proyek ini

merupakan rumah dengan metode prefabrikasi yang lebih

mementingkan efisiensi material, harga yang murah, dan

pembangunan yang cepat. Oleh karena itu, fasad bangunan

akan menjadi lebih simple dan tidak akan memiliki banyak

detail. Namun, Atelier Riri selalu tidak ingin kehilangan

idealisme sebagai konsultan arsitektur. Terdapat permainan

Page 8: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI ATELIER RIRI

15

bentuk pada fasad depan dengan memberikan bidang miring

yang menggunakan material yang berbeda dengan bidang

lainnya. Hal ini dilakukan untuk menciptakan titik fokus pada

satu bidang datar. Selain itu, bentuk jendela menjadi

pertimbangan dalam menciptakan komposisi pada fasad,

penulis juga menentukan material dan warna yang digunakan

pada bagian fasad.

Gambar 3.4 Render Tampak Depan Rumah Vila Dago Tol

(Sumber: Gambar dibuat oleh Bapak Riri tahun 2019)

Gambar 3.5 Render Perspektif Samping Rumah Vila Dago Tol

(Sumber: Gambar dibuat oleh Bapak Riri tahun 2019)

Layout serta desain interior pada rumah Vila Dago Tol

Page 9: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI ATELIER RIRI

16

tidaklah kompleks. Tantangan yang dihadapi adalah pada

bagian ruang keluarga, ruang makan, dan dapur yang menjadi

open plan pada rumah ini. Ketiga fungsi tersebut terletak pada

bagian depan rumah dan memiliki ruang yang tidak luas. Oleh

karena itu, penulis menentukan layout yang dapat

mengakomodasi setiap kegiatan pada ruang yang compact.

Gambar 3.6 Perspektif Interior Rumah Vila Dago Tol

(Sumber: Gambar dibuat oleh penulis menggunakan software SketchUp tahun

2019)

Tahap selanjutnya adalah penulis harus mengasistensikan

hasil desain tersebut kepada Bapak Riri. Setelah dilakukan

review singkat, terdapat penulis menerima sedikit revisi pada

bagian layout interior bagian ruang keluarga, ruang makan,

dan dapur. Kemudian, penulis melakukan revisi selama satu

hari dan diasistensikan kembali. Setelah proses desain selesai,

Atelier Riri biasanya akan menghitung luas bangunan proyek

tersebut.

Page 10: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI ATELIER RIRI

17

Tabel 3.1 Perhitungan Luasan Rumah Vila Dago Tol

(Sumber: Tabel dibuat oleh Bapak Yusrizal Mukaddis tahun 2019)

Di konsultan Atelier Riri, setiap proyek pasti mempunyai

minimal satu arsitek yang menjadi penanggung jawab pada

proyek tersebut. Oleh karena itu, mahasiswa/i yang

melakukan Kerja Praktik tidak mungkin mengerjakan seluruh

proses pada suatu proyek hanya seorang diri. Pada akhirnya,

penulis mengerjakan proyek ini bersama dengan salah satu

arsitek yang ditentukan langsung oleh Bapak Riri.

Setelah proses desain selesai, proyek ini dilanjutkan

junior Architect, yaitu Yusrizal Mukaddis yang biasa

dipanggil Yus untuk membuat gambar Detail Drawing (DD)

dan Detail Engineering Drawing (DED). Seluruh gambar

kerja dibuat menggunakan software SketchUp Layout untuk

mempercepat proses pembuatannya. Proyek prefabrikasi

memiliki perbedaan kualitas gambar kerja dibanding dengan

proyek-proyek konvensional. Perbedaannya terletak pada

Page 11: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI ATELIER RIRI

18

seberapa detail suatu gambar kerja dibuat. Proyek fabrikasi

tidak membutuhkan gambar kerja yang terlalu rinci karena

tidak terdapat banyak detail pada desainnya. Selain itu,

gambar kerja yang tidak detail juga dapat mempercepat

proses pengerjaan.

Gambar 3.7 Gambar Kerja Rumah Vila Dago Tol

(Sumber: Gambar dibuat oleh Bapak Yusrizal Mukaddis tahun 2019)

Selain membuat gambar DD dan DED, Bapak Yus

membuat list berupa spesifikasi material dan sanitari. Di saat

yang bersamaan, pada tahap ini file SketchUp juga diberikan

kepada kontraktor untuk dilakukan perhitungan terhadap

Rancangan Anggaran Biaya (RAB). Proses pembuatan

gambar kerja DD dan DED serta perhitungan RAB biasanya

memakan waktu selama dua minggu. RAB yang dikeluarkan

kontraktor pada akhirnya menunjukkan bahwa dengan

menggunakan metode prefabrikasi, biaya yang dibutuhkan

untuk membangun dapat dikurangi. Kontraktor juga akan

Page 12: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI ATELIER RIRI

19

membuat schedule suatu proyek dimulai dari pembersihan

lahan hingga proyek benar-benar selesai.

Tabel 3.2 Rancangan Anggaran Biaya (RAB) Rumah Vila Dago Tol

(Sumber: Tabel dibuat oleh Bapak Yusrizal Mukaddis tahun 2019)

Setelah proses gambar kerja telah selesai dan RAB sudah

keluar, proyek ini berlanjut kepada tahap pembangunan.

Tahap pembangunan diperkirakan memakan waktu selama

kurang lebih dua bulan saja. Hal ini menunjukkan bahwa

metode prefabrikasi dapat mempersingkat waktu

pembangunan. Jika dibandingkan dengan metode

konvensional, pembangunan rumah ini dapat memakan

waktu sampai kurang lebih satu tahun. Dengan menggunakan

metode prefabrikasi, beberapa proses dilakukan di pabrik

sebelum dibawa dan dirakit di site. Beberapa pekerjaan yang

Page 13: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI ATELIER RIRI

20

dikerjaan di pabrik adalah pemotongan rangka baja ringan,

kolom, serta balok, pembuatan lantai pre-cast, pemotongan

material fasad yang menggunakan conwood, dan beberapa

pekerjaan lain.

Selama proses pembangunan, penulis serta Bapak Yus

melakukan pengawasan setiap satu atau dua minggu sekali.

Proses pembangunan dimulai dengan proses pembongkaran

rumah eksisting yang memakan waktu kurang dari satu

minggu. Rumah eksisting diruntuhkan seluruhnya tanpa

terkecuali karena tidak ada kondisi yang ingin dipertahankan.

Gambar 3.8 Pembongkaran Rumah Eksisting Vila Dago Tol

(Sumber: Gambar diambil oleh penulis tahun 2019)

Setelah melakukan pembongkaran, tahap selanjutnya

adalah membuat base plat. Proses ini memakan waktu selama

kurang dari satu minggu. Tahap ini merupakan tahap awal

yang dilakukan sebelum melakukan pekerjaan-pekerjaan

Page 14: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI ATELIER RIRI

21

lainnya.

Gambar 3.9 Pemasangan Base Plat Rumah Vila Dago Tol

(Sumber: Gambar diambil oleh penulis tahun 2019)

Setelah mengerjakan base plat, pekerjaan selanjutnya

adalah memasang kolom dan balok. Kolom dan balok

sebelumnya telah dipotong di pabrik. Pemilihan kolom dan

balok juga sangat memerhatikan efisiensi. Kolom yang

dipilih merupakan besi kanal U (UNP) 100, sehingga bisa

diangkat oleh satu tukang. Hal ini juga memengaruhi jumlah

tukang dan biaya yang dibutuhkan. Proses pengerjaan kolom

memakan waktu kurang dari satu minggu.

Page 15: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI ATELIER RIRI

22

Gambar 3.10 Pemasangan Kolom Rumah Vila Dago Tol

(Sumber: Gambar diambil oleh penulis tahun 2019)

Setelah memasang kolom dan balok, tahap selanjutnya

adalah mamasang lantai yang telah dibuat di pabrik.

Pemasangan lantai hanya memerlukan waktu sekitar dua hari

karena prosesnya telah banyak dilakukan di pabrik. Alat

bantu diperlukan selama proses ini berlangsung karena lantai

yang perlu dipasang pada lantai dua memiliki beban yang

cukup berat. Kemudian, tahap selanjutnya adalah memasang

rangka atap bangunan.

Page 16: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI ATELIER RIRI

23

Gambar 3.11 Pemasangan Lantai dan Rangka Atap Rumah Vila Dago Tol

(Sumber: Gambar diambil oleh penulis tahun 2019)

Setelah pemasangan lantai dan rangka atap, proses

selanjutnya adalah memasang baja ringan sebagai struktur

penahan gypsum pada dinding dan memasang atap. Salah

satu unsur yang meminimalisir harga pembangunan adalah

sedikitnya material sisa. Penggunaan gypsum sesuai dengan

modul 600 mm x 2400 mm. Sedangkan bagian atap bangunan

menggunakan material spandek.

Page 17: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI ATELIER RIRI

24

Gambar 3.12 Pemasangan Baja Ringan dan Atap Rumah Vila Dago Tol

(Sumber: Gambar diambil oleh penulis tahun 2019)

Setelah itu, tahap yang dilakukan merupakan pemasangan

tangga dan memasang kayu komposit conwood sebagai

dinding pada fasad bangunan. Proses ini memakan waktu

selama sekitar satu minggu. Material kayu komposit conwood

juga telah dihitung sehingga meminimalkan material sisa.

Page 18: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI ATELIER RIRI

25

Gambar 3.13 Pemasangan Fasad Rumah Vila Dago Tol

(Sumber: Gambar diambil oleh penulis tahun 2019)

Kemudian tahap terakhir adalah melakukan pemasangan

jendela, pintu, serta finishing yang masih berlangsung hingga

saat ini. Selama proses pengawasan, penulis banyak

menemukan kesalahan pada proses pembuatan bangunan.

Oleh karena itu, pengawasan merupakan hal yang sangat

penting dalam menjaga kualitas desain. Sampai saat ini,

proyek sudah memasuki tahap 80 persen selesai. Selama

proses pengawasan, Bapak Riri selaku Principle Architect

juga beberapa kali ikut serta untuk mengecek kualitas

bangunan. Pengecekan oleh Principle Architect juga

merupakan hal yang penting sehingga penulis, arsitek,

maupun kontraktor juga mendapatkan input dari pemegang

tanggung jawab tertinggi.

Page 19: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI ATELIER RIRI

26

Gambar 3.14 Kunjungan ke Rumah Vila Dago Tol bersama Bapak Riri

(Sumber: Gambar diambil oleh penulis tahun 2019)

3.3.1.2 Damai Townhouse

Damai Townhouse merupakan proyek dengan klien PT.

Dinamika Cipta Kreasi yang merupakan salah satu developer

di Jakarta. Proyek ini merupakan proyek townhouse yang

banyak dikerjakan oleh Atelier Riri. Damai Townhouse

berlokasi di Jl. Damai, Lubang Buaya, DKI Jakarta. Ketika

proyek sudah disetujui, timeline proyek akan dibuat untuk

menjadi acuan waktu kerja proyek tersebut.

Page 20: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI ATELIER RIRI

27

Gambar 3.15 Timeline Proyek Damai Townhouse

(Sumber: Gambar dibuat oleh Admin Atelier Riri tahun 2019)

Harindra Mahutama merupakan project architect dari

Damai Townhouse. Harindra Mahutama yang biasa dipanggil

dengan Bapak Harin bertugas untuk membuat masterplan

pada kawasan ini, termasuk menentukan layout rumah, jalan,

letak fasilitas umum maupun fasilitas sosial. Setelah

membuat masterplan, Bapak Harin memberikan tugas kepada

penulis untuk membuat desain visual 3D bangunan rumah.

Gambar 3.16 Site Plan Alternatif 1 Damai Townhouse

(Sumber: Gambar dibuat oleh Bapak Harindra Mahutama tahun 2019)

Page 21: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI ATELIER RIRI

28

Gambar 3.17 Site Plan Alternatif 2 Damai Townhouse

(Sumber: Gambar dibuat oleh Bapak Mahindra Mahutama oleh tahun 2019)

Biasanya, arsitek akan merasa kesulitan untuk

mempertahankan ide, gagasan, maupun konsep yang dibuat

ketika harus mendesain sebuah townhouse. Developer

cenderung berorientasi terhadap cost sehingga desain

bangunan harus menjadi sangat efisien dan tidak memakan

biaya yang besar untuk pembangunannya. Namun, Bapak

Harin maupun Bapak Riri selalu memberi pesan bahwa

estetika juga merupakan unsur yang penting. Bapak Harin

berpendapat bahwa developer menyewa jasa Atelier Riri pasti

bukan hanya untuk desain yang normatif. Tentu setiap desain

yang dihasilkan harus memiliki karakter atau ciri khas yang

membedakan antara satu proyek dengan proyek lainnya.

Arsitek tidak boleh kehilangan idealismenya dalam

mendesain. Hal ini biasanya terjadi ketika arsitek harus

berurusan dengan klien yang merupakan developer.

Page 22: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI ATELIER RIRI

29

Pada proyek ini, tugas penulis adalah membuat referensi

desain yang akan diajukan kepada developer. Pada saat itu,

penulis bersama mahasiswa/i Kerja Praktik yang lain

memiliki kewajiban untuk mendesain dua referensi desain.

Begitu pula dengan Bapak Harin yang juga membuat

referensi desain yang nantinya akan diajukan pada meeting

selanjutnya. Rumah yang didesain memiliki ukuran 6 m x 12

m dan memiliki luas tanah sebesar 72 m2.

Ketika akan memulai untuk mendesain, arsitek biasanya

akan menentukan metode dalam mendesain bangunannya.

Pada kasus proyek ini, desain bangunan berangkat dari

menentukan denah terlebih dahulu. Pemenuhan kebutuhan

merupakan aspek yang penting terutama bagi proyek-proyek

dengan klien developer yang sudah memiliki ketetapan

tertentu. Ketika membuat denah, Bapak Harin dan Bapak Riri

juga menekankan untuk selalu berfikir secara tiga dimensi.

Denah yang penulis bentuk harus dipikirkan bersamaan

dengan tampak yang akan dihasilkan, sehingga komposisi

yang terbentuk akan memiliki visual yang baik.

Dalam menentukan denah, letak bukaan menjadi aspek

yang sangat penting. Atelier Riri selalu ingin menciptakan

ruang yang terang, sehingga terkadang penentuan letak

bukaan selalu dilakukan pada tahap awal mendesain. Pada

proyek ini, penulis mencoba meletakkan bukaan pada

belakang bangunan yang berfungsi untuk cahaya dan udara

masuk. Selain itu, bukaan ini juga dapat berfungsi sebagai

taman. Penentuan letak bukaan pada belakang bangunan

dinilai merupakan tempat yang paling strategis karena ukuran

bangunan yang hanya memiliki lebar enam meter.

Setelah menentukan letak bukaan, barulah penulis mulai

Page 23: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI ATELIER RIRI

30

membuat denah bangunan. Proses pembuatan layout denah

dilakukan menggunakan software Revit 2019 untuk

memudahkan penulis dalam berfikir secara tiga dimensi.

Software Revit 2019 hanya digunakan dalam eksplorasi

layout denah dan komposisi tampak bangunan. Detail pada

tampak bangunan belum ditentukan ketika menjalani proses

ini. Penulis membuat setidaknya lima layout denah yang

kemudian akan diasistensikan kepada Bapak Harin sehingga

akan dipilih satu atau dua denah terbaik.

Gambar 3.18 Denah Lantai 1 Damai Townhouse

(Sumber: Gambar dibuat oleh penulis menggunakan software Revit tahun 2019)

Page 24: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI ATELIER RIRI

31

Gambar 3.19 Denah Lantai 2 Damai Townhouse

(Sumber: Gambar dibuat oleh penulis menggunakan software Revit tahun 2019)

Dari berbagai layout denah dengan kebutuhan yang

berbeda-beda. Bapak Harin memilih salah satu denah yang

menurutnya cukup baik dengan berbagai macam kebutuhan

yang terpenuhi di dalamnya. Bangunan ini terdiri dari dua

lantai, dengan area carport, ruang keluarga, ruang makan, dan

dapur yang menjadi open plan, kamar tidur dan kamar mandi

ART, serta powder room. Setelah ditentukan denah yang

terpilih, penulis selanjutnya membuat desain 3D visual

menggunakan software SketchUp dan membuat proposal

untuk presentasi menggunakan software InDesign.

Page 25: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI ATELIER RIRI

32

Gambar 3.20 Denah Damai Townhouse

(Sumber: Gambar dibuat oleh penulis menggunakan software SketchUp tahun

2019)

Tahap selanjutnya merupakan pembuatan fasad bangunan

dari denah yang telah ditentukan. Penulis membuat

setidaknya dua buah opsi fasad. Dalam membuat fasad,

menentukan bentuk, komposisi, warna, dan penggunaan

material merupakan hal yang sangat penting. Keempatnya

harus memiliki perpaduan yang baik untuk menciptakan

visual yang menarik.

Pada setiap fasad yang dibuat, penulis mencoba untuk

menentukan bidang yang menjadi foreground dan

background. Hal ini diperlukan untuk menciptakan

komposisi yang baik. Dengan menentukan bidang foreground

dan background, bangunan akan memiliki titik yang menjadi

fokus utama. Penggunaan material dan warna juga harus

diperhatikan akibat adanya penekanan pada bidang

foreground dan background. Pada contoh fasad yang dibuat,

penulis menentukan warna lebih terang pada bagian bidang

foreground dan warna yang lebih gelap pada bidang

Page 26: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI ATELIER RIRI

33

background. Tujuannya adalah untuk memberikan

penekanan pada bidang background. Selain itu, setiap tarikan

garis akan menciptakan kesan yang berbeda pada bagian

fasad. Oleh karena itu, permainan bentuk dan penentuan

desain jendela harus dibuat dengan pertimbangan komposisi

yang menarik, tidak terlalu simple dan tidak terlalu rumit.

Secara keseluruhan, tone warna yang digunakan merupakan

warna-warna natural, seperti coklat, abu, maupun putih.

Gambar 3.21 Perspektif Pilihan 1 Fasad Damai Townhouse

(Sumber: Gambar dibuat oleh penulis menggunakan software SketchUp tahun

2019)

Gambar 3.22 Perspektif Pilihan 2 Fasad Damai Townhouse

(Sumber: Gambar dibuat oleh penulis menggunakan software SketchUp tahun

2019)

Page 27: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI ATELIER RIRI

34

Setelah membuat berbagai opsi denah dan fasad, Bapak

Harin mengadakan meeting untuk mempresentasikan

beberapa opsi yang ditawarkan. Kemudian klien memiliki

permintaan akan adanya ruang attic pada bagian atap. Pada

saat itu, klien belum menentukan pilihan dan akan melakukan

diskusi bersama dengan tim developer. Maka dari itu, Bapak

Harin memerintahkan penulis untuk membuat beberapa opsi

denah dan fasad kembali.

Penulis kembali ke tahap pengembangan denah yang

sebelumnya sudah dibuat. Denah yang dikembangkan

memiliki beberapa perbedaan terhadap denah sebelumnya,

yaitu tidak adanya kamar tidur dan kamar mandi pembantu.

Area ini dapat menjadi ruang yang fleksibel terhadap

penghuni yang tentunya beragam. Penghuni dapat

menjadikan area tersebut sebagai taman atau area service.

Setelah membuat denah, penulis kembali mencoba

mengeksplorasi fasad sehingga menghasilkan dua pilihan

yang baru.

Page 28: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI ATELIER RIRI

35

Gambar 3.23 Denah Damai Townhouse

(Sumber: Gambar dibuat oleh penulis menggunakan software SketchUp tahun

2019)

Gambar 3.24 Perspektif Pilihan 1 Fasad Damai Townhouse

(Sumber: Gambar dibuat oleh penulis menggunakan software SketchUp tahun

2019)

Page 29: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI ATELIER RIRI

36

Gambar 3.25 Perspektif Pillihan 2 Fasad Damai Townhouse

(Sumber: Gambar dibuat oleh penulis menggunakan software SketchUp tahun

2019)

3.3.1.3 Rumah AA Gym

Proyek rumah AA Gym merupakan proyek yang

didapatkan dari klien yang merasa tertarik dengan desain

Atelier Riri. Rumah yang ingin dirancang terletak

bersebelahan dari salah satu proyek Atelier Riri pada tahun

2017, yaitu Kinala Office. Kinala merupakan kantor bagi

salah satu developer yang sudah sering melakukan kerja sama

dengan konsultan Atelier Riri. Merasa tertarik dengan desain

Kinala Office, klien memutuskan untuk menyewa jasa

konsultan Atelier Riri untuk mendesain rumahnya.

Proyek rumah AA Gym memiliki beberapa fungsi di

dalam satu bangunan. Proyek ini merupakan proyek renovasi

total, dengan bangunan eksisting yang berfungsi sebagai

kantor Daarut Tauhiid (DT). Klien ingin merenovasi dan

menambah fungsi rumah tinggal pada bangunan. Oleh karena

itu, bangunan ini akan memiliki dua fungsi utama, yaitu

sebagai kantor dan rumah.

Kantor Daarut Tauhiid (DT) terletak di Jalan Cipaku,

Page 30: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI ATELIER RIRI

37

Kebayoran Baru. Pada bagian depan kantor, terdapat Masjid

Daarut Tauhiid yang dikelola oleh kantor ini. Daarut Tauhiid

memiliki beberapa program yang dikoordinir oleh kantor ini,

seperti Daarut Tauhiid Peduli, Event Organizer (EO), wakaf,

dan wisata hikmah.

Penulis mendapatkan proyek ini pada bulan Juni, yaitu

pada saat penulis baru melaksanakan Kerja Praktik di

konsultan Atelier Riri. Pada saat itu, penulis diajak oleh

Novriansyah Yakub sekalu Principle Architect untuk ikut

bertemu dengan klien. Kebetulan proyek ini dikoordinir oleh

Ibu Rinu sebagai manager dari kantor Daarut Tauhiid. Pada

saat bertemu dengan Ibu Rinu, ia pertama-tama mengejak

penulis dan Bapak Riri untuk keliling melihat seluruh bagian

kantor Daarut Tauhiid.

Setelah berkeliling kantor, Ibu Rinu menjelaskan

mengenai kebutuhan apa saja yang diperlukan bagi kantor

Daarut Tauhid maupun rumah AA Gym. Ibu Rinu

menjelaskan bahwa kantor memerlukan ruang koper, ruang

meeting, ruang director, dan ruang kerja. Ruang koper

menjadi kebutuhan yang khusus pada kantor ini untuk

memenuhi kebutuhan akan program wisata hikmah.

Selain kebutuhan kantor, kebutuhan untuk rumah AA

Gym terdiri dari satu kamar tidur utama, kamar mandi utama,

dua kamar tidur anak, satu kamar mandi anak, ruang keluarga,

ruang makan, dapur, ruang serba guna, kolam renang dan

ruang service. Kebutuhan yang khusus pada rumah ini adalah

AA Gym memerlukan ruang serba guna yang berfungsi untuk

kegiatan pengajian. Selain itu, AA Gym membutuhkan kolam

renang karena ia perlu untuk berolah-raga tanpa harus keluar

rumah. Rumah ini tidak akan menjadi rumah yang dihuni

Page 31: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI ATELIER RIRI

38

setiap harinya, AA Gym hanya akan tinggal pada hari sabtu

dan minggu.

Setelah menerima briefing awal dari klien, penulis diberi

tugas oleh Bapak Riri untuk mencari referensi narrow house.

Tahap ini dilakukan sebelum penulis masuk kepada tahap

desain. Bapak Riri memberi tugas untuk mencari preseden

narrow house mengenai ide, gagasan, konsep, maupun

pengaturan denah dan tampak bangunan. Kemudian, penulis

mulai mencoba mencari preseden melalui website archdaily.

Tahap selanjutnya adalah menyusun seluruh gambar dengan

software InDesign untuk dipresentasikan kepada Bapak Riri.

Gambar 3.26 Preseden Narrow House

(Sumber: Gambar diambil dari Archdaily tahun 2019 dan diolah kembali oleh penulis tahun 2019)

Kemudian, penulis masuk kepada tahap selanjutnya, yaitu

tahap mendesain. Tahap awal pada proses desain adalah

membuat layout denah sesuai dengan kebutuhan klien.

Penulis memilih untuk membuat basement sesuai dengan

perintah Bapak Riri yang mencoba untuk menyesuaikan

Page 32: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI ATELIER RIRI

39

kebutuhan akan tempat parkir. Lantai 1 berfungsi sebagai

area kantor dan memiliki lantai mezzanine untuk memenuhi

kebutuhan akan ruang meeting dan ruang direktur. Lantai 2

berfungsi sebagai ruang keluarga, ruang makan, dan dapur

yang sekaligus memiliki fungsi sebagai ruang serba guna.

Lantai 3 berfungsi sebagai kolam renang dan kamar utama.

Terdapat lantai mezzanine yang berfungsi sebagai kamar

anak.

Setelah menentukan layout denah rumah AA Gym,

penulis mencoba untuk mencari referensi mengenai ruangan-

ruangan yang terdapat pada proyek tersebut. Referensi akan

berguna bagi klien yang merupakan orang awam untuk dapat

membayangkan mengenai ruangan tertentu. Referensi

ruangan dan layout denah diberi istilah dengan treatment

design serta akan dipresentasikan kepada klien.

Gambar 3.27 Layout Denah dan Referensi Ruangan

(Sumber: Gambar dibuat oleh penulis tahun 2019)

Page 33: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI ATELIER RIRI

40

Kemudian Bapak Riri mempresentasikan treatment

design kepada klien, yaitu Ibu Rinu. Ibu Rinu merasa puas

dengan apa yang disampaikan Bapak Riri. Namun, proyek ini

harus terhenti untuk beberapa waktu karena AA Gym sedang

melakukan umroh. Ibu Rinu harus menunggu AA Gym

sebagai pemilik rumah untuk dapat melanjutkan ke tahap

desain selanjutnya.

Beberapa bulan setelahnya, Bapak Riri memberikan

arahan kepada penulis untuk melanjutkan proyek ini.

Kemudian penulis mencoba untuk mengembangkan desain

rumah AA Gym dari layout denah yang telah dibuat.

Terdapat beberapa revisi yang diberikan oleh klien

terhadap layout denah sebelumnya. Basement akan berubah

menjadi ruang semi basement. Lantai satu berfungsi sebagai

kantor tanpa adanya mezzanine. Lantai dua berfungsi sebagai

kamar utama, dua kamar anak, dan kolam renang. Lantai tiga

berfungsi sebagai ruang keluarga, ruang makan, dan dapur.

Sedangkan lantai empat berfungsi sebagai area servis. Layout

denah terbaru yang penulis buat diasistensikan kepada Bapak

Riri sebelum masuk kepada tahap desain yang lain. Proses ini

memakan waktu satu minggu dan penulis menggunakan

software SketchUp.

Page 34: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI ATELIER RIRI

41

Gambar 3.28 Denah Rumah AA Gym Lantai 2

(Sumber: Gambar penulis menggunakan software SketchUp tahun 2019)

Setelah melakukan asistensi, penulis mendapatkan

beberapa masukan untuk menambahkan beberapa ruang

tambahan, seperti balkon dan taman depan. Sesudah

mendapat persetujuan mengenai denah yang telah dibuat,

penulis melanjutkan tahap desain kepada tahap pembuatan

fasad bangunan. Terdapat beberapa tantangan dalam

membuat fasad rumah AA Gym. Tantangan yang pertama

adalah adanya kolam pada bagian depan rumah yang harus

bersifat private. Selain itu, ukuran floor to floor yang cukup

tinggi sehingga akan menciptakan komposisi yang kurang

baik. Tantangan yang terakhir adalah klien ingin memiliki

ruangan dengan bukaan besar sehingga diperlukan secondary

skin untuk menjaga privasi ruangan di dalamnya. Penulis

Page 35: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI ATELIER RIRI

42

membutuhkan waktu satu minggu dalam menentukan tampak

dan fasad bangunan.

Penulis mencoba membuat bidang yang sekaligus

berfungsi untuk meletakkan signage “DT Office”. Bidang ini

berfungsi sebagai penutup dari kolam yang terletak tepat

dibelakangnya. Ide ini muncul untuk menciptakan kesan

privasi tanpa menggunakan penutup yang terkesan harafiah.

Kesan floor to floor yang terlalu tinggi coba dihindari

dengan menambahkan planter box dengan elevasi yang

sedikit diturunkan dari lantai dua dan dengan menanam

tanaman rambat. Ide ini akan membuat komposisi bangunan

menjadi seimbang dan bangunan akan tidak terasa terlalu

tinggi pada lantai satu.

Secondary Skin akan digunakan pada fasad bangunan

untuk menjaga privasi dan mencegah masuknya cahaya yang

berlebihan ke dalam ruangan. Penulis mencoba menggunakan

bidang vertikal yang dimiringkan sesuai dengan lokasi masjid

yang terletak pada bagian serong kiri depan rumah. Ide

penulis adalah membuat secondary skin yang tidak terlalu

kontras dengan bangunan disebelahnya yang juga merupakan

rancangan dari konsultan Atelier Riri. Oleh karena itu,

penulis menggunakan material rotan sehingga akan

menciptakan kesan yang tidak terlalu berbeda dengan Kinala

Office.

Page 36: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI ATELIER RIRI

43

Gambar 3.29 Gambar Perspektif Rumah AA Gym

(Sumber: Gambar dibuat oleh penulis menggunakan software SketchUp tahun 2019)

3.3.2. Kendala yang Ditemukan

1. Rumah Vila Dago Tol

Kendala yang penulis rasakan saat mengerjakan proyek

rumah Vila Dago Tol adalah pemahaman yang masih sedikit

mengenai metode prefabrikasi. Minimnya informasi dan

pengetahuan mengenai metode prefabrikasi menyebabkan

sedikit terhambatnya proses mendesain. Selain itu, penulis

memiliki pengalaman yang masih kurang dalam melakukan

pengawasan terhadap suatu proyek. Rumah Vila Dago Tol

merupakan proyek dengan timeline yang sangat cepat.

2. Damai Townhouse

Kendala yang dirasakan saat mengerjakan proyek Damai

Townhouse adalah penulis masih memiliki kemampuan yang

sedikit untuk dapat mengolah fasad bangunan. Penulis masih

belum dapat mengerti sepenuhnya mengenai permainan bentuk,

Page 37: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI ATELIER RIRI

44

komposisi yang baik, dan pemilihin material serta warna yang

tepat.

3. Rumah AA Gym

Kendala yang penulis rasakan saat mengerjakan proyek

rumah AA Gym adalah ketika mengerjakan tampak dan fasad

bangunan. Penulis harus dapat menciptakan desain yang kreatif

dari berbagai tantangan yang ada, seperti floor to floor yang

tinggi pada lantai satu, terdapat kolam dibagian depan yang

harus dijaga privasinya, dan penggunaan secondary skin. Oleh

karena itu, proses mengerjakan rumah AA Gym memakan waktu

yang cukup lama ketika memasuki tahap penentuan tampak dan

fasad bangunan.

3.3.3. Solusi Atas Kendala yang Ditemukan

1. Rumah Vila Dago Tol

Solusi atas kendala yang penulis rasakan saat mengerjakan

proyek rumah Vila Dago Tol adalah dengan banyak belajar

mengenai metode prefabrikasi pada proyek rumah. Selain itu,

penulis sering bertanya dan melakukan asistensi kepada Bapak

Novriansyah Yakub selaku Principle Architect maupun Bapak

Yus selaku arsitek yang memegang proyek ini. Dalam menjawab

kendala saat melakukan pengawasan adalah dengan cara penulis

mempelajari gambar DD dan DED. Penulis harus mengerjakan

proyek ini dengan jangka waktu yang cepat.

2. Damai Townhouse

Solusi terhadap kendala yang penulis temui saat

mengerjakan proyek ini adalah bertanya mengenai tips and trick

untuk dapat membuat fasad dengan bentuk, komposisi, material

dan warna yang baik dan menarik. Oleh karena itu, Bapak

Harindra Mahutama selaku Senior Architect yang bertanggung

Page 38: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI ATELIER RIRI

45

jawab atas proyek ini memberikan banyak penjelasan mengenai

hal tersebut. Penulis juga mencoba untuk mencari referensi

melalui buku Design For Life yang berisikan proyek-proyek

konsultan Atelier Riri.

3. Rumah AA Gym

Solusi yang dapat penulis lakukan dalam mengatasi kendala

pada proyek rumah AA Gym adalah dengan melakukan asistensi

dan mengajukan pertanyaan kepada Principle Architect maupun

arsitek lainnya. Selain itu, penulis juga melakukan studi

terhadap proyek Kinala Office untuk mempelajari mengenai

penggunaan basement dan regulasi, seperti Koefisien Dasar

Bangunan (KDB), Garis Sepadan Bangunan (GSB), Koefisien

Lantai Bangunan (KLB), dan Koefisien Dasar Hijau (KDH).

Page 39: BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK DI ATELIER RIRI

46