bab iii pembahasan a. gambaran umum perusahaan 1. a. pt ... · dan kcp karanganyar serta sebuah...
TRANSCRIPT
36
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Singkat PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN)
Tbk.
a. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk.
PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk.
mulai didirikan di Bandung pada tahun 1959. Pada awalnya bank
ini dibentuk untuk melayani kebutuhan para pensiunan personil
Angkatan Bersenjata dengan nama Bank Pegawai Militer atau
lebih dikenal dengan BAPEMIL. Dengan berjalannya waktu, bank
ini berkembang dan mulai melayani para pensiunan karyawan sipil.
Selama dari 50 tahun, PT. Bank Tabungan Pensiunan
Nasional (BTPN) Tbk. dikelola secara hati-hati dan didukung
dengan adanya Surat Keputusan Menteri Keuangan tahun 1976
yang memberikan kewenangan khusus kepada PT. Bank Tabungan
Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. untuk memotong gaji pensiunan
dari PT. TASPEN dan kemitraan strategi lainnya yaitu Dana
Pensiunan Perhutani, Dana Pensiun Pegadaian, Dana Pensiunan
Biro Klasifikasi Indonesia, Dana Pensiunan Pertamina Wilayah
Sumatera Selatan dan Sumatera Utara, PT. Asuransi Jiwasraya, PT.
37
BNI Life Insurance serta PT. Jamsostek dalam hal ini pelayanan
manfaat pensiunan melalui bank serta PT. POS Indonesia.
PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk.
mulai tercatat di Bursa Efek Jakarta pada 2008 dan setahun
kemudian menambah bisnis pembiayaan untuk usaha mikro
melengkapi portofolio layanan perbankan pensiun dan TPG
Nusantara S.a.r.l., melakukan akuisisi saham PT. Bank Tabungan
Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. sebesar 71,6% melalui
pembelian saham di Bursa Efek Indonesia. PT. Bank Tabungan
Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. menjadi bank publik dengan
nilai aset Rp 13,7 triliun.
Tahun 2009, PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional
(BTPN) Tbk. meluncurkan Bisnis UMK dengan nama BTPN Mitra
Usaha Rakyat dengan membuka 539 kantor cabang. BTPN Mitra
Usaha Rakyat berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit mencapai
Rp 2,3 triliun. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN)
Tbk. menerbitkan obligasi Rupiah jangka panjangnya yang
pertama, dengan peringkat A+ (National Scale Rating) dari Fitch
Ratings. Memperoleh fasilitas pinjaman jangka panjang dalam
Rupiah dari International Finance Corporation, anak perusahaan
Bank Dunia.
PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk.
berhasil menjadi bank ke-10 terbesar dalam kapitalisasi pasar, serta
38
menduduki peringkat ke-5 dalam jumlah cabang dan peringkat ke-
6 dalam jumlah karyawan. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional
(BTPN) Tbk. berhasil melaksanakan penerbitan obligasi jangka
panjang sebanyak dua kali dengan total nilai Rp 2,4 triliun dan
menyelesaikan rights issue sebesar Rp 1,3 triliun di bulan
Desember.
Tahun 2011 PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional
(BTPN) Tbk. meluncurkan Daya yaitu program pemberdayaan
mass market yang berkelanjutan serta menjadi bagian intergral dari
aktivitas bisnis PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN)
Tbk. Bisnis Pendanaan memperkenalkan brand Sinaya, yang
terhubung dengan inisiatif Daya. Pada tahun yang sama PT. Bank
Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. berhasil
menyelesaikan uji coba bisnis Perbankan Komunitas Syariah
(BTPN Syariah-Tunas Usaha Rakyat). PT. Bank Tabungan
Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. memperluas jaringan layanan
ATM-nya dengan jaringan ATM Prima selain jaringan ATM
Bersama yang sudah ada. Kini, total jaringan yang terhubung
mencapai lebih dari 57.331 ATM yang tersebar di seluruh
Indonesia.
39
b. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. Kantor
Cabang Surakarta.
PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk.
Kantor Cabang Surakarta sampai dengan saat ini membawahi
regional seluruh Surakarta dengan dibantu oleh 8 (delapan) Kantor
Cabang Pembantu yang tersebar di seluruh wilayah Surakarta.
Kantor-kantor Cabang Pembantu tersebut adalah Kantor Cabang
Pembantu (KCP) Sragen, KCP Klaten, KCP Boyolali, KCP
Karangpandan, KCP Sukoharjo, KCP Delanggu, KCP Wonogiri
dan KCP Karanganyar serta sebuah Kantor Kas di Colomadu.
2. Visi, Misi dan Nilai-nilai
Visi, Misi dan Nilai-nilai PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional
(BTPN) Tbk. Kantor Cabang Surakarta :
a. Visi
Menjadi bank mass market terbaik, mengubah hidup berjuta rakyat
Indonesia dengan segmen masyarakat berpenghasilan rendah dan
segmen usaha mikro dan kecil.
b. Misi
Bersama, kita ciptakan kesempatan tumbuh dan hidup yang lebih
berarti.
40
c. Nilai-Nilai
Nilai-nilai yang dianut oleh PT. Bank Tabungan Pensiunan
Nasional (BTPN) Tbk. Kantor Cabang Surakarta merupakan
pedoman dalam menjalankan bisnis serta pedoman berperilaku
untuk membentuk identitas:
1) Dapat dipercaya.
2) Peduli.
3) Sinergi.
4) Mencapai yang terbaik.
3. Produk
Produk-produk PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk.
Kantor Cabang Surakarta
a. BTPN Taseto Mapan
Data ringkas :
1) Merupakan tabungan berjangka waktu tertentu yang
memberikan suku bunga kompetitif.
2) Setoran awal minimum 1 juta rupiah.
3) Setoran bulanan minim 500 ribu rupiah.
4) Memberi imbalan jasa yang menarik.
5) Dapat dilakukan penambahan setoran bulanan sewaktu-waktu.
b. BTPN Taseto Bisnis
Data Ringkas :
1) Merupakan tabungan yang memberikan suku bunga kompetitif.
41
2) Setoran awal minimum dan saldo ditahan pada rekening 10 juta
rupiah.
3) Saldo minimum rekening tidak dikenakan pinalti saldo
dibawah minimum dan mendapatkan bunga adalah 10 juta
rupiah.
4) Akses rekening yang mudah.
c. BTPN Taseto Premium
Data ringkas :
1) Merupakan tabungan yang memberikan suku bunga kompetitif.
2) Atas bunga yang didapatkan dikenakan pajak sesuai dengan
ketentuan pemerintah.
3) Setoran minimum dan saldo ditahan pada rekening 1 juta
rupiah.
4) Saldo minimum tidak dikenakan pinalti saldo dibawah
minimum dan untuk mendapatkan bunga adalah 5 juta rupiah.
5) Kemudahan bertransaksi di jaringan ATM bersama.
d. BTPN Tabungan Pasti
Data ringkas :
1) Merupakan tabungan yang memberikan suku bunga kompetitif.
2) Atas bunga yang didapatkan, dikenakan pajak sesuai dengan
ketentuan pemerintah.
3) Setoran awal minimum 250 ribu rupiah.
4) Kemudahan bertransaksi di jaringan ATM bersama.
42
e. BTPN Deposito Berjangka
Data ringkas :
1) Produk ini memberikan imbal hasil sesuai dengan suku bunga
yang telah disepakati pada awal penempatan dipenuhi hingga
jatuh tempo.
2) Jika dicairkan sebelum jatuh tempo, nasabah akan dikenakan
pinalti dan bunga berjalan tidak dibayarkan.
3) Atas bunga yang didapatkan, dikenakan pajak sesuai dengan
ketentuan pemerintah.
4) Penempatan minimal Rp 10 juta.
5) Tersedia dalam tenor 1-12 bulan, 18 bulan dan 24 bulan.
f. BTPN Deposito Flexi
Data ringkas :
1) Produk ini memberikan imbal hasil sesuai dengan suku bunga
yang telah disepakati pada awal penempatan jika kontrak
penempatan dipenuhi hingga jatuh tempo.
2) Nasabah tidak dikenakan pinalti untuk pencairan sebelum jatuh
tempo.
3) Atas bunga yang didapatkan, dikenakan pajak sesuai dengan
ketentuan pemerintah.
4) Penempatan minimal Rp 10 juta.
5) Tersedia dalam tenor 1, 3, 6 dan 12 bulan.
43
g. BTPN Deposito Maxima
Data ringkas :
1) Produk ini memberikan imbal hasil sesuai dengan suku bunga
yang telah disepakati pada awal penempatan jika kontrak
penempatan dipenuhi hingga jatuh tempo.
2) Atas bunga yang didapatkan, dikenakan pajak sesuai dengan
ketentuan pemerintah.
3) Penempatan minimal Rp 500 juta.
4) Tersedia dalam tenor 6, 9 dan 12 bulan.
5) Bunga dibayar dimuka.
h. BTPN Deposito Bonus
Data ringkas :
1) Produk ini memberikan imbal hasil sesuai dengan suku bunga
dan nilai bonus yang telah disepakati pada awal penempatan
jika kontrak penempatan dipenuhi hingga jatuh tempo.
2) Atas bunga dan bonus yang didapatkan, dikenakan pajak sesuai
dengan ketentuan pemerintah.
3) Penempatan minimal Rp 100 juta.
4) Tersedia dalam tenor 1, 2, 3, 6, 9 dan 12 bulan.
i. BTPN Deposito Familia Bonus
Data ringkas :
1) Produk ini memberikan imbal hasil sesuai dengan suku bunga
yang telah disepakati.
44
2) Penempatan minimal Rp 10 juta.
3) Usia nasabah 17-65 tahun.
4) Tersedia dalam tenor 1, 3, 6 dan 12 bulan.
5) Diberikan manfaat asuransi gratis.
j. BTPN Giro
Data ringkas :
1) Merupakan rekening giro yang dilengkapi dengan fasilitas
buku cek dan bilyet giro.
2) Rekening dapat diakses melalui cabang.
3) Atas bunga yang didapatkan, dikenakan pajak sesuai dengan
ketentuan pemerintah.
4) Setoran awal minimum:
a) Nasabah perorangan : 500 ribu rupiah.
b) Nasabah non-perorangan : 1 juta rupiah.
k. KPN (Kredit Pensiunan BTPN)
Data ringkas :
1) Fasilitas kredit kepada para pensiunan dalam mewujudkan
rencana besar pensiunan dengan dibatasi gaji yang diberikan.
2) Plafon pinjaman hingga Rp 200.000.000,-
3) Bisa take over dari tempat lain.
4) Mendapatkan asuransi jiwa.
5) Mendapat layanan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan.
45
l. KPP (Kredit Pensiunan Non-BTPN)
Data ringkas :
1) Kredit yang diberikan kepada pensiunan yang gajinya
dibayarkan melalui instansi lain yang memiliki kerjasama
dengan BTPN.
4. Struktur Organisasi
Sumber : BTPN KC Surakarta, Tahun 2015
Gambar 3.1
Struktur Organisasi
PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk.
Kantor Cabang Surakarta
5. Deskripsi Jabatan
a. Area Branch Leader
Tugas dan tanggung jawab Area Branch Leader sebagai berikut :
1) Bertanggung jawab mengkoordinir dan mengelola kinerja
kantor-kantor cabang untuk dilaporkan kepada kantor pusat.
46
2) Melakukan pengawasan kinerja operasional kantor cabang baik
kegiatan marketing, operasional dan funding.
b. Regional Operation Head
Tugas dan tanggung jawab Regional Operation Head sebagai
berikut :
1) Bertanggung jawab mengelola, mengawasi dan mengkoordinir
kegiatan operasional kantor cabang.
2) Mengawasi dan mengkoordinir kegiatan operasional kantor
cabang agar berjalan dengan baik.
c. Credit Acceptance Supervisor
Tugas dan tanggung jawab Credit Acceptance Supervisor sebagai
berikut :
1) Memberikan pelayanan terbaik kepada calon debitur baru
maupun pembaharuan yang akan mengajukan pinjaman kredit
pensiun sesuai dengan peraturan yang ditetapkan.
2) Memberitahukan kepada calon debitur tentang segala risiko
dan sanksi yang akan diterima jika melanggar prosedur yang
berlaku.
d. Credit Acceptance Officer
Tugas dan tanggung jawab Credit Acceptance Officer sebagai
berikut :
1) Melakukan pengecekan terhadap jaminan untuk memastikan
kelayakan dokumen.
47
2) Bertanggung jawab atas administrasi kredit.
3) Membuat surat perjanjian kredit (SPK) serta memeriksa
kelengkapan formulir permohonan pemberian kredit beserta
dokumen pendukung yang dilampirkan.
e. Credit Support Staff
Tugas dan tanggung jawab Credit Support Staff sebagai berikut :
1) Bertanggung jawab atas administrasi kredit dan mengecek hasil
perhitungan kredit serta memeriksa kelengkapan dokumen
kredit nasabah.
2) Menganalisis terhadap transaksi penyaluran kredit pensiun.
3) Membuat laporan tagihan pinjaman dan payment schedule
untuk transaksi penyaluran kredit.
f. Sales Marketing Supervisor
Tugas dan tanggung jawab Sales Marketing Supervisor sebagai
berikut :
1) Bertanggung jawab untuk mengelola pelaksanaan kredit
pensiun dan mengawasi pelaksanaan pemberian kredit kepada
calon debitur.
2) Melakukan analisis terhadap data calon debitur untuk membuat
daftar nasabah potensial dan analisis terhadap laporan bulanan
kegiatan pemasaran.
3) Memasarkan kredit pensiun untuk menghasilkan nasabah agar
memastikan dalam pencapaian target.
48
g. Sales Marketing Officer
Tugas dan tanggung jawab Sales Marketing Officer sebagai
berikut:
1) Bertanggung jawab melaksanakan program pemasaran kredit
pensiun kepada calon debitur baru maupun pembaharuan untuk
meningkatkan jumlah nasabah.
2) Menyimpan dokumen milik debitur sampai dokumen tersebut
kembali lagi kepada nasabah.
3) Menyediakan data-data pendukung untuk menyusun daftar
calon debitur serta membantu proses pelunasan kredit di
instansi yang terkait.
h. Operation Support Supervisor
Tugas dan tanggung jawab Operation Support Supervisor sebagai
berikut :
1) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian atas prosedur
kerja dan pelaksanaan kegiatan operasional Kantor Cabang
untuk memastikan kegiatan tersebut berjalan lancar dan sesuai
target yang ditetapkan.
2) Melakukan analisis keuangan untuk menjaga likuiditas
persediaan uang kas harian.
i. Back Office
Tugas dan tanggung jawab Back Office sebagai berikut :
49
1) Menganalisis data atas laporan eksternal seperti laporan pajak,
laporan mingguan, laporan informasi debitur pada BTPN
Kantor Cabang Surakarta.
2) Melakukan pembukuan semua transaksi atau aktivitas kantor
cabang yang ada pada BTPN Kantor Cabang Surakarta.
3) Melakukan pengarsipan dokumen yang terkait dengan data-
data akuntansi.
B. Pembahasan
1. Mekanisme pengajuan klaim asuransi atas debitur meninggal
dunia serta syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh debitur pada
PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. Kantor
Cabang Surakarta
Jaminan asuransi pada perusahaan perbankan saat ini bertujuan
untuk meng-cover seluruh pinjaman yang menjadi kewajiban debitur
apabila terjadi sesuatu. Perkembangan asuransi saat ini semakin pesat,
banyak perusahaan asuransi berdiri di Indonesia dimana perusahaan
asuransi tersebut bertujuan untuk memberikan pelayanan yang baik
bagi penggunanya. Salah satunya adalah memberikan perlindungan
dengan sebaik-baiknya. Dalam praktiknya PT. Bank Tabungan
Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. Kantor Cabang Surakarta
memberikan jaminan berupa asuransi kepada semua debitur yang
melakukan pinjaman pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional
50
(BTPN) Tbk. Kantor Cabang Surakarta. Asuransi ini diberikan pada
saat debitur tersebut melakukan pinjaman, apabila suatu hari debitur
tersebut meninggal dunia dengan sisa pinjaman, maka pihak ahli waris
tidak menanggung beban untuk melunasi sisa angsuran, dengan ini
pihak ahli waris dapat mengajukan klaim asuransi yang bertujuan
untuk meng-cover sisa pinjaman pada PT. Bank Tabungan Pensiunan
Nasional (BTPN) Tbk. Kantor Cabang Surakarta.
Selain itu pihak ahli waris juga mendapatkan uang duka wafat dari
pihak Bank Tabungan Pensiunan Nasional sebesar Rp. 300.000,-
dengan adanya jaminan dari pihak asuransi akan mempermudah
memberikan keamanan bagi pihak debitur dan pihak bank. Berikut
mekanisme beserta syarat-syarat yang harus dilengkapi pada saat
pengajuan klaim asuransi pada PT. Bank Tabungan Pensiunan
Nasional (BTPN) Tbk. Kantor Cabang Surakarta.
51
Sumber : BTPN KC Surakarta, Tahun 2015
Gambar 3.2
Alur Pengajuan Klaim Asuransi Kematian
PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk.
Kantor Cabang Surakarta
52
a. Ahli waris mengumpulkan berkas kepada Credit Acceptance
(CA) sesuai dengan syarat yang ditentukan. Syarat-syarat tersebut
adalah sebagai berikut :
1) Foto copy surat kematian (legalisir kelurahan) sebanyak 10
lembar.
2) Foto copy surat kematian, dari rumah sakit/kepolisian
(apabila meninggal dunia karena kecelakaan disertakan
legalisir rumah sakit) sebanyak 10 lembar.
3) Foto copy surat keterangan ahli waris (legalisir dari
kelurahan) sebanyak 10 lembar.
4) Foto copy KTP almarhum/almarhumah (legalisir kelurahan)
sebanyak 10 lembar.
5) Foto copy KTP ahli waris yang diberi kuasa (legalisir
kelurahan) sebanyak 10 lembar.
6) Foto copy karip sebanyak 10 lembar.
7) Kwitansi angsuran tagihan terakhir (bulan meninggal).
8) Tanda terima SK pensiun (surat kehilangan dari kepolisian
apabila hilang).
9) Foto copy KK dilegalisir kelurahan sebanyak 10 lembar.
10) Tanda terima UDW (uang duka wafat), sebesar Rp 300.000
dari PT. TASPEN.
53
11) Surat kronologis dari awal peminjaman sampai dengan
meninggalnya nasabah. Ditulis tangan dan ditanda tangani
ahli waris.
b. Credit Acceptance melakukan verifikasi data, apabila data
tersebut lengkap maka diberikan kepada bagian back office.
Namun, apabila data tersebut tidak lengkap maka dikembalikan
kepada pihak ahli waris agar segera dilengkapi.
c. Pihak back office melakukan input data dan verifikasi data apakah
sudah sesuai dengan data yang diberikan oleh debitur.
d. Setelah lengkap data pengajuan klaim asuransi dikirimkan ke
pihak asuransi untuk diverifikasi, apabila lengkap dan alasan
kematian dapat diterima (wajar) maka akan dilakukan pencairan.
e. Setelah 2 minggu pihak asuransi akan memberikan konfirmasi
kepada pihak BTPN mengenai pencairan klaim asuransi yang
diajukan.
f. Pihak asuransi melakukan pencairan klaim asuransi melalui
BTPN.
g. Pihak BTPN menghubungi pihak ahli waris yang bersangkutan
untuk datang ke BTPN guna menandatangani berkas pencairan
klaim asuransi (uang yang dicairkan pihak asuransi digunakan
untuk meng-cover kewajiban yang masih harus ditanggung oleh
ahli waris, apabila terdapat sisa pembayaran premi maka akan
diberikan kepada ahli waris yang bersangkutan).
54
2. Kendala yang dihadapi oleh pihak bank pada saat ahli waris
mengajukan klaim asuransi pada PT. Bank Tabungan Pensiunan
Nasional (BTPN) Tbk. Kantor Cabang Surakarta
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pihak bank,
beberapa kendala yang dihadapi oleh PT. Bank Tabungan Pensiunan
Nasional (BTPN) Tbk. pada saat ahli waris mengajukan klaim asuransi
adalah sebagai berikut :
a. Sulitnya menghubungi pihak ahli waris.
Kendala ini muncul karena banyaknya debitur (nasabah) yang
berasal dari luar kota, sehingga pihak bank terkadang sulit untuk
menghubungi pihak ahli waris karena terkendala jarak dan
minimnya sumber daya manusia (karyawan) yang dimiliki oleh
PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. Kantor
Cabang Surakarta.
b. Banyaknya klaim tertunda.
Kendala ini muncul pada saat proses pengajuan berkas-berkas
yang terlalu lama setelah debitur dinyatakan meninggal maupun
disebabkan karena pencairan pada pihak perusahaan asuransi
terlalu lama, yang menyebabkan tidak lancarnya proses
pembayaran kredit yang masih harus ditanggung oleh pihak
debitur yang apabila hal tersebut terus terjadi akan menyebabkan
meningkatkan NPL (Non Performing Loan).
55
c. Tidak ada ahli waris yang dapat dihubungi.
Kendala ini muncul pada saat pihak bank tidak menemukan ahli
waris dari debitur yang bersangkutan, di mana pihak PT. Bank
Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. Kantor Cabang
Surakarta telah berusaha mencari informasi melalui ketua RT
maupun RW di tempat tinggal debitur yang bersangkutan namun
masih ada kendala yaitu tidak diketahui keberadaan dari ahli
waris.
d. Kendala jaminan tidak diambil karena meninggal dunia.
1) Status gaji punah tidak turun ke ahli waris.
Kendala ini muncul pada saat ahli waris dari pihak debitur
yang bersangkutan enggan mengambil hak gaji debitur yang
masih tersisa di PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional
(BTPN) Tbk. Kantor Cabang Surakarta dengan alasan jauh
dari tempat tinggal ahli waris yang bersangkutan.
2) Lupa untuk mengambil jaminan.
Pengambilan pinjaman kredit pada PT. Bank Tabungan
Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. Kantor Cabang Surakarta
sebelumnya menggunakan jaminan skep asli, namun sekarang
dengan foto copy skep dapat untuk mengurus.
56
3. Kendala yang dihadapi ahli waris dalam mengajukan klaim
asuransi pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN)
Tbk. Kantor Cabang Surakarta
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada beberapa ahli
waris, kendala-kendala yang dihadapi ahli waris dalam pengajuan
klaim asuransi di PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN)
Tbk. Kantor Cabang Surakarta adalah sebagai berikut :
a. Domisili ahli waris yang jauh dari PT. Bank Tabungan Pensiunan
Nasional (BTPN) Tbk. Kantor Cabang Surakarta.
Kendala ini muncul dikarenakan adanya debitur yang berasal dari
luar Kota Surakarta, sehingga ada beberapa ahli waris yang tidak
mau melakukan pengajuan klaim asuransi dengan alasan jauh dari
tempat tinggal (domisili) ahli waris.
b. Ketidaktahuan ahli waris akan proses pengajuan klaim asuransi.
Kendala ini muncul karena banyaknya ahli waris yang tidak
mengetahui bagaimana proses dan alur pengajuan klaim asuransi,
hal tersebut terjadi karena kurang berpengalamannya ahli waris
atau karena kurangnya informasi dari pihak PT. Bank Tabungan
Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. Kantor Cabang Surakarta
mengenai fasilitas klaim asuransi bagi debitur yang meninggal
dunia. Sehingga dari hal tersebut dapat menyebabkan NPL (Non
Performing Loan) naik dikarenakan adanya kemacetan pada proses
pembayaran kewajiban yang masih harus dibayarkan.
57
c. Kesulitan ahli waris dalam pencairan hasil rekam medis.
Kendala ini muncul apabila debitur meninggal di rumah sakit, hal
ini disebabkan karena pihak asuransi akan meminta bukti rekam
medis apabila debitur meninggal dengan keadaan tidak wajar.
Padahal tidak semua rumah sakit mau mengeluarkan hasil rekam
medis serta proses penerbitan hasil rekam medis akan memakan
waktu lebih dari 2 (dua) hari.
d. Sulitnya pengurusan surat kematian.
Kendala ini muncul apabila seorang debitur meninggal dunia di
tempat lain (tidak sesuai dengan alamat di KTP) maka ahli waris
akan kesulitan dalam mengurus surat kematian yang merupakan
salah satu syarat dalam pengajuan klaim asuransi.