bab isi

Upload: ivonne-priscilla

Post on 06-Oct-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

psikiatri

TRANSCRIPT

Gangguan Afektif Bipolar

Gangguan Afektif Bipolar2014

BAB IPENDAHULUAN

Gangguan Afektif Bipolar dikenal juga dengan gangguan manik depresi , yaitu gangguan pada fungsi otak yang menyebabkan perubahan yang tidak biasa pada suasana perasaan . Dan proses berfikir. Disebut bipolar karena penyakit kewajiwaan ini didominasi adanya fluktuasi periodik dua kutub , yakni kondisi manik (bergairah tinggi yang tidak terkendali ) dan depresi (kesedihan yang patologis ).

Gangguan bipolar adalah gangguan yang lebih jarang dibandingkan dengan gangguan depresif. Prevalensi gangguan bipoplar di indonesia hanya sekitar 2 % sama dengan prevalensi skizofrenia. Prevalensi antara laki- laki dan perempuan sama besar . Onset gangguan bipolar adalah dari masa anak anak (usia 5-6 tahun ) sampai 50 tahun lebih . Rata-rata usia yang terkena adalah usia 30 tahun . Gangguan bipolar cendrung mengenai semua ras .

Kebanyaka pasien dengan gangguan afektif bipolar dapat kembali ke fungsi normal dengan terapi yang optimal . Dalam pengobatan yang kurang optimal. Hasilnya kurang baik dan dapat kambuh untuk melakukan bunuh diri lagi . Data menunjukkan bahwa pengobatan sering kurang optimal. Studi longitudinal menunjukkan bahwa pasien dengan kecendrungan bunuh diri pada kasus dengan efektif bipolar 50 % dapat dikurangi dengan terapi maintenence/pemeliharaan dan terapi depresi yang tepat .

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFENISI Gangguaan bipolar atau Manic Depressive Illness ( MDI ) merupakan satu gangguan jiwa tersering yang berat dan persisten. Gangguan bipolaar ditandai oleh suatu priode depresi yang dalam dan lama , serta dapat berubah menjadi suatu periode yang meningkat secara cepat dan / atau dapat menimbulkan amarah yang dikenal sebagai mania.Belakangan ini , beberapa peneliti telah mengajukan bahwa gangguan bipolar adalah ekspresi yang lebih berat dari proses patologis yang sama dengan yang ditemukan pada gangguan depresi berat . Gangguan Afektif Bipolar dikenal juga dengan manik depresi, yaitu gangguan pada fungsi otak yang menyebabkan perubahan yang tidak biasa pada suasana perasaan dan proses berfikir . Disebut bipolar karena penyakit kejiwaan ini didominasi adanya fluktuasi periodik dua kutub, yakni kondisi manik ( bergairah tinggi yang tidak terkendali ) dan depresi ( rasa sedih yang patologis ).

2.2 EPIDEMIOLOGI Gangguan bipolar adalah gangguan yang lebih jarang dibandingkan dengan gangguan depresi berat, dengan prevalensi seumur hidup adalah 2 persen , sama dengan angka skizofrenia. Karena semakin dimengerti bahwa perjalan penyakit gangguan bipolar tidak sebaik perjalanan penyakit depresi berat. Onset gangguan bipolar adalah dari masa anak-anak ( usia 5- tahun ) sampai 50 tahun lebih. Rata-rata usia yang terkena adalah usia 30 tahun. Gangguan bipolar cendrung mengenai semua ras .

2.3 ETIOLOGI Penyebab gangguan Bipolar multifaktor. Mencakup aspek bio-psikososial Secara biologis dikaitkan dengan faktor genetik dan gangguan neurotransmitter di otak. Secara psikososial dikaitkan dengan pola asuh masa kanak-kanak, stres yang menyakitkan, stres kehidupan yang berat dan berkepanjangan, dan banyak lagi faktor lainnya .

1. Faktor genetik Jika seorang orang tua mengidap gangguan bipolar maka 27 % anak memiliki resiko mengidap gangguan bipolar . Bila kedua orang tua mengidap gangguan bipolar maka 75 % anaknya memiliki resiko mengidap gangguan bipolar. Keturunan pertama dari seseorang yang menderita gangguan bipolar beresiko menderita gangguan serupa sebesar 7 kali 2. Neurotransmitter Neurotransmitter tersebut adalah dopamine, serotonim, dan noradrenalin. Gen-gen yang berhubungan dengan neurotransmiter tersebut pun mulai diteliti seperti gen yang mengkode monoamine oksidase A (MAOA), tirosin hidroksilase, catecho ometiltransferase (COMT), dan serotonin transporter (5HTT). Penelitian terbaru menemukan gen lain yang berhubungan dengan penyakit ini yaitu gen yang mengekspresi brain derived neurotropic factor (BDNF). BDNF adalah neurotropin yang berperan dalam regulasi plastisitas sinaps, neurogenesis dan perlindungan neuron otak. BSNF diduga ikut terlibat dalam mood. Gen yang mengatur BDNF terletak pada kromosom 11p 13. 3. Kelainan pada otak Kelainan pada otak juga dianggap dapat menjadi penyebab penyakit ini Terdapat perbedaan gambaran otak antara kelompok sehat dengan penderita bipolar . Melalui pencitraan magnetik resonance imaging ( MRI) dan positron-emission tomography ( PET ), didapatkan jumlah substansia nigra dan aliran darah yang berkurang pada korteks prefrontal subgenual .

4. Faktor Psikososial Peristiwa kehidupan dan stress lingkungan merupakan satu pengamatan klinis yang telah lama yang telah direplikasi adalh bahwa kehidupan yang menyebabakan stress lebih sering mendahului episode pertama gangguan mood dari pada episode selanjutnya. Hubungan tersebut telah dilaporkan untuk pasien gangguan depresif berat gangguan bipolar .

2.4 GAMBARAN KLINIS Berdasarkan diagnostic and statistical manual (DSM) IV, gangguan bipolar dibedakan menjadi 2 yaitu gangguan bipolar I dan II. Perbedaannya adalah pada gangguan bipolar I memiliki episode manik, sedangkan pada gangguan bipolar II mempunyai episode hipomanik .

1. Gangguan bipolar I Gangguan bipolar I dibagi lagi menjadi beberapa bagian menurut perjalanan longitudinal gangguannya. Namun hal yang pokok adalah paling tidak terdapat I episode manik disana. Walaupun hanya terdapat I episode manik tanpa episode depresi lengkap maka tetap diakatakan gangguan bipolar I . Adapun episode - episode yang lain dapat berupa episode depresi lengkap maupun episode campuran , dan episode tersebut bisa mendahului ataupun didahului oleh episode manik . 2. Gangguan bipolar II Gangguan bipolar II mempunyai ciri adanya episode hipomanik. Gangguan bipolar II dibagi menjadi 2 yaitu tipe hipomanik, bila sebelumnya didahului oleh episode depresi mayor , dan disebut tipe depresi bila sebelum episode depresi tersebut didahului oleh episode hipomanik.

Berdasarkan pedoman penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) III, gangguan ini bersifat episode berulang yang menunjukkan suasana perasaan pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, dan gangguan ini pada waktu tertentu terdiri dari peninggian suasana perasaan serta peningkatan energi dan aktivitas (mania atau hipomania), dan pada waktu lain berupa penurunan suasana perasaan serta pengangguran energi dan aktivitas (depresi). Yang khas adalah terdapat penyembuhan sempurna antar episode . Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara 2 minggu sampai 4-5 bulan, sedangkan depresi cendrung berlangsung lebih lama .Epesode manik dibagi menjadi 3 menurut derajat keparahannya yaitu hipomanik, manik tanpa gejala psikotik , dan manik dengan gejala psikotik . hipomanik dapat diidentikkan dengan seorang perempuan yang sedang berada masa populasi atau seorang laki-laki- yang dimabuk cinta . perasaan senang, sangat bersemangat untuk beraktivitas, dan dorongan seksual yang meningkat adalah bebeapa contoh gejala hipomanik . Derajat hipomanik lebih ringan daripada manik karena gejala-gejala tersebut tidak mengakibatakan disfungsi sosial. Pada manik gajala-gejalanya cukup berat hingga mengacaukan hampir seluruh pekerjaan dan aktivitas sosial, harga diri membumbung tinggi dan terlalu optimis, perasaan mudah tersinggung dan curiga lebih banyak daripada elasi. Tanda manik lainnya dapat berupa hiperaktivitas motorik berupa kerja yang tak kanal lelah melebihi batas wajar dan cendrung tidak produktif , euforia hingga logorrhea dan biasanya disertai dengan waham kebesaran. Waham kebesaran ini bisa sistematik dalam artian berprilaku sesuai wahamnya. Bila gejala ini sudah berkembang menjadi waham maka diaknosa mania dengan gejala psikotik perlu ditegakkan . Sedangkan gejala depresi antara lain : afek depresi ,kehilangan minat dan kegembiraan serta berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan menurunnya aktivitas .

2.5 KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS Berdasarkan diagnostic and statistical manual (DSM) IV , gangguan bipolar berdasarkan menjadi 2 yaitu gangguan bipolar I dan II . gangguan bipolar I atau tipe klasik ditandai dengan adanya 2 episode yaitu manik dan depresi . PPDGJ III membaginya dalam Klasifikasi yang berbeda yaitu menurut episode kinu yang dialami penderita.

Tabel I pembagian gangguan Afektif Bipolar berdasarkan PPDGJ III (F31)F31.0Gangguan afektif bipolar, episode kini hipomanik

F31.1Gangguan afektif bipolar, episode kini manik tanpa gejala psikotik

F31.2Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala psikotik

F31.3Gangguan afektif bipiolatr, episode kini depresif ringan atau sedang

F31.4Gangguan afektif bipiolar, episode kini depresi berat tanpa gejala psikotik

F31.5Gangguan afektif biploar, episode kini depresi berat dengan gejala psikotik

F31.6Gangguan afekitif biploar, episode kini campuran

F31.7Gangguan afektif bipolar, episode kini campuran

F31.8Gangguan afektif bipolar lainnya

F31.1Gangguan afektif bipolar yang tidak tergolongkan

Episode manik ditandai oleh gejala-gejala berikut ini :1. Setidaknya tedapat 1 minggu gangguan mood yang dalam, yang ditandai dengan :a. Suasana perasaan yang meningkat ( elasi ) b. Mudah marah ( iritabel ) c. Adanya keinginan untuk keluar rumah.2. Gejala lain yang menyertai antara lain (paling tidak 3 atau lebih) : a. Harga diri yang melambung b. Penurunan kebutuhan tidur c. Lebih banyak bicarad. Flight of idease. Mudah dialihkan perhatianf. Peningkatan aktivitas, meningkatnya aktivitas yang menyenangkan dan bahkan yang memiliki konsekuesi menyakitkan.3. Gangguan mood cukup untuk membuat kerusakan di tempat kerja mambahayakan pasien atau orang lain.4. Gangguan suasana perasaan tersebut bukan disebabkan oleh penyalahgunaan zat atau kerana gangguan medis lain.

Episode hipormanik ditandai oleh gejala-gejala berikut :1. Penderita mengalami suasana perasaan yang meningkat (elasi), adanya keinginan untk keluar rumah, atau mudah marah (iritabel) setidaknya selama 4 hari.2. Paling tidak terdapat 3 atau lebih gejala-gejala berikut ini : a. Perasaan kebesaran atau mengagumi diri sendiri b. Gangguan tidur c. Nada suara tinggi d. Flight of ideas e. Menghilangkan bukti kekacauan pikiran f. Agitasi Psikomotorik rumah, tempat kerja atau seksual g. Mulai melakukan aktivitas dengan resiko tinggi terhadap konsekuensi yang menyakitkan3. Ganguan mood tampak oleh orang lain.4. Gangguan suasana perasaan tersebut bukan disebkan oleh penyalahgunaan zat atau gangguan medis lain. Episode depresi ditandai dengan gejala-gejala berikut :1. Karena sebab yang sama selama 2 minggu, dengan paling tidak terdapat gejala perasaan depresi atau ditandai dengan kehilangan kesenangan atau perhatian, setidaknya pada seseorang terdapat 5 gejala berikut ini : a. Perasaan depresi/tertekan b. Penurunan berat badan yang signifikan dan selera makan c. Hyposomnia atau insomnia d. Penurunan daya konsentrasi e. Preokupasi dengan kematian atau bunuh diri, penderita mamiliki rencana untuk bunuh diri tersebut.2. Gejala-gejala tersebut menyebabkan kerusakan dan distress.3. Gangguan suasana perasaan tersebut bukan disebabkan oleh penyalahgunaan zat atau karena gangguan medis lain.Episode campuran ditandai dengan gejala-gejala berikut ini :1. Pada penderita harus terdapat kedua kriteria baik manik maupun depresi, dengan gejala depresi hanya terjadi selama 1 minggu.2. Gangguan mood megakibatkan terjadinya gangguan fungsi sosial dan kerja.3. Gangguan suasana perasaan tersebut bukan disebabkan oleh penyalahgunaan zat atau karena gangguan medis lain.

2.6 PENATALAKSANAAN A. Terapi FarmakologisPengobatan yang tepat tergantung pada stadium ganguan bipolar yang dialami penderita. Pilihan obat tergantung tidur. Antipsikosis atipikal meningkat penggunaanya untuk kedua hal yaitu manik akut dan mood stabilization.Antipsikosis atipikal kini juga sering digunakan untuk menstabilkan manik akut, bahwa untuk mengobati beberapa kasus depresi bipolar untuk menstabilkan mood, seprti ziprasidone, quetiapine, aripiprazole dan olanzapine. Berdasarkan konsensus yang sekarang, pengobatan yang paling efektif unutuk manik akut kombinasi dari generasi kedua antipsikosis dan modifikasi mood stabilizing.

B. Terapi Non Farmakologia. KonsultasiSuatu konsultasidengan sesorang psikiater atau psikofarmakologis selalu sesuai bila penderita tidak menunjukan respon terhadap terapi konvensional dan medikasi.

b. DietTerkecuali pada penderita dengan oxidase inhibitors (MAOIs), tidak ada diet khusus yang dianjurkan. Penderita dianjurkan untuk tidak merubah asupan garam, karena peningkatan efikasinya, sedangkan mengurangi asupan garam dapat meningkatkan kadar litium serum dan menyebabkabn toksisitras.c. AktivitasPenderita dengan fase deperesi harus didukung untuk melakukan olahraga atau aktivitas fisik. Jadwal aktivitas fisik yang reguler harus dibuat.d. Edukasi PenderitaPengobatan penderita gangguan bipolar untuk edukasi penderita awal dan lanjutan. Tujuan edukasi harus diarahkan tidak hanya langsung pada penderita, namun juga melalui keluarga dan sistem desekitarnya.2.7 PROGNOSISPasien dengtan gangguan bipolar mamiliki prognosis yang lebih baik buruk dibandingkan pasien dengan gangguan depresif berat. Kira-kira 40-50% pasien bipolar memiliki episode manik ke dua dalam waktu 2 tahun setelah episode pertama. Wlaupun profilaksis litium (Eskalith) memperbaiki perjalanan penyakit dan prognosis gangguan bipolar, kemungkinan hanya 50-60% pasien mencapai pengendalian bermakna atas bgejalanya dengan litium.Prognosis burukPrognosis baik

AkutFase manic (dalam durasi pendek)

Onset terjadi pada usia mudahOnset terjadi pada usia yang lanjut

Riwayat kerja yang burukPemikiran unutk bunuh diri yang rendah

Penyalahgunaan alkoholGanbaran psikotik yang rendah

Gambaran psikotikMasalah kesehatran (organik) yangrendah

Gambaran depresif diantara episode manic dan depresi

Adanya bukti keadaan dperesif

Jenis kelamin laki-laki

BAB IIIKESIMPULANGangguan Bipolar atau Manic-Depresive Illness (MDI) merupakan salah satu jiwa terssering yang berat dan persisten. Gangguan bipolar ditandai oleh suatu periode depresi yang dalam dan lama, serta dapat berubah menjadi suatu periode yang meningkat secara cepat dan/atau dapat menimbulkan amarah yang dikenal sebagai mania. Faktor penyebab dapat secara buatan dibagi menjadi faktor biologis, faktor genetika, dan faktor psikososial.Berdasarkan Diagnostic and Statiscal Manual (DSM) IV, gangguan bipolar dibedakan menjadi 2 yaitu Gangguan Bipolar I dan II. Gangguan Bipolar I atau tipe klasik ditandai dengan adanya 2 episode yaitu manik dan depresi, sedangkan Gangguan Bipolar II ditandai dengan hipomanik dan depresi. PPDGJ III membaginya dalam klsifikasi yang berbeda yaiutu menurut episode kini yang dialami penderita.Pengobatan pasien dengan gangguan harus diarahkan pada sejumlah tujuan. Petama, keamanan pasien harus dijamin. Kedua, pemeriksaan dagnostik yang lengkap padaq pasien harus dilakukan. Ketiga, suatu rencana pengobatan harus dimulai yang menjawab bukan hanya gejala segera tetapi juga kesehatan pasien selanjutnya. Walaupun penekanan sekarang ini adalah pada farmakoterapi dan psikoterapi yang ditunjukan pada individual, peristiwa kehidupan yang menyebabkan stress juga berhubungan dengan meningkatnya angkla kekambuhan pada pasien dengan gangguan mood. Jadi, terapi harus menurunkan jumlah dan keparahan stressor pada kehidupan pasiean.

DAFTAR RUJUKAN

1. Wiguna M.Gangguan afektif bipolar, in kaplan harold I , Sadock Benjamin J, Grebb Jack A . Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan perilaku Psikiatri Klinis jilid I , penerbit : Binarupa Aksara Publisher , Tenggerang , 2010 2. Amir N. Gangguan Afektif bipolar , in. Elvira SD , Hadisukanto G, Buku Ajar Psikiatri, FK UI 2010 3. Depertemen kesehatan RI. Gangguan Afektif Bipolar. PPDGJ III, Cetakan pertama. Depertemen kesehatan RI Drektorat jendral pelayanan Medik , 1995 .4. Mansjoer A . Gangguan Afek Bipolar. Kapita Selekta Kedokteran, jilid I, Edisi III, Media Aesculapisius, jakrta. 20005. Kaplan & sadock. Episode Manic. Ilmu kedokteran Jiwa Darurat, Cetakan I, Jakarta : Widiia Medica, 1998.

Page 11