bab iv a. deskripsi lokasi penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfsekarang...

60
111 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Deskripsi data ini memiliki tujuan untuk memaparkan secara sistematis, faktual dan akurat tentang manajemen kegiatan keagamaan di masjid sebagai sarana internalisasi nilai-nilai keislaman di SMP N 1 Semarang. Yang menjadi manajer dalam pengelolaan kegiatan keagamaan di masjid di sini adalah guru PAI. Guru PAI secara khusus memang tidak mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk mengelola masjid di sekolah. Mengelola masjid adalah tugas takmir masjid, walaupun demikian, guru PAI merangkap tugas sebagai takmir untuk mengelola masjid di sekolah. Dari data-data tersebut kemudian ditarik suatu kesimpulan yang sesuai dengan tujuan secara rasional, melalui pendekatan empirik rasional. Dari penelitian ini data yang terkumpul adalah sebagai berikut : 1. Sejarah Berdirinya SMP N 1 Semarang a. Lokasi SMP Negeri 1 semula berada di Jl. Pemuda 34 Semarang Kelurahan Sekayu Kecamatan Semarang Tengah Kota Semarang. b. Fungsi Gedung Secara kronologis fungsi gedung dipergunakan untuk pendidikan dan pengajaran sebagai berikut: 1) Sebelum tahun 1942 : Europe de Lagere School 2) Tahun 1942 s/d 1945 : Dai Ichi Kokumin Gokho 3) Tahun 1945 s/d 1947 : Sekolah Menengah Tinggi Republik Indonesia 4) Tahun 1947 s/d 1950 : Sekolah Menengah Federal 5) Tahun 1950 s/d 1997 : SMP Negeri 1 6) Tahun 1997 s/d 2002 : SLTP Negeri 1 7) Tahun 2002 s/d Sekarang : SMP Negeri 1 Semarang

Upload: doankiet

Post on 06-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

111

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Deskripsi data ini memiliki tujuan untuk memaparkan secara sistematis,

faktual dan akurat tentang manajemen kegiatan keagamaan di masjid sebagai

sarana internalisasi nilai-nilai keislaman di SMP N 1 Semarang. Yang menjadi

manajer dalam pengelolaan kegiatan keagamaan di masjid di sini adalah guru PAI.

Guru PAI secara khusus memang tidak mempunyai tugas dan tanggung jawab

untuk mengelola masjid di sekolah. Mengelola masjid adalah tugas takmir masjid,

walaupun demikian, guru PAI merangkap tugas sebagai takmir untuk mengelola

masjid di sekolah. Dari data-data tersebut kemudian ditarik suatu kesimpulan yang

sesuai dengan tujuan secara rasional, melalui pendekatan empirik rasional. Dari

penelitian ini data yang terkumpul adalah sebagai berikut :

1. Sejarah Berdirinya SMP N 1 Semarang

a. Lokasi

SMP Negeri 1 semula berada di Jl. Pemuda 34 Semarang Kelurahan Sekayu

Kecamatan Semarang Tengah Kota Semarang.

b. Fungsi Gedung

Secara kronologis fungsi gedung dipergunakan untuk pendidikan dan

pengajaran sebagai berikut:

1) Sebelum tahun 1942 : Europe de Lagere School

2) Tahun 1942 s/d 1945 : Dai Ichi Kokumin Gokho

3) Tahun 1945 s/d 1947 : Sekolah Menengah Tinggi Republik

Indonesia

4) Tahun 1947 s/d 1950 : Sekolah Menengah Federal

5) Tahun 1950 s/d 1997 : SMP Negeri 1

6) Tahun 1997 s/d 2002 : SLTP Negeri 1

7) Tahun 2002 s/d Sekarang : SMP Negeri 1 Semarang

Page 2: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

112

c. Kondisi Gedung

1) Situasi gedung yang lama di Jl. Pemuda 134 Semarang terdiri dari 6

ruang kelas, ruang guru dan ruang kantor cukup luas, ditambah gedung di

depan 4 ruang dan belakang 4 ruang serta fasilitas lapangan olahraga

yang cukup luas.

Pembagian ruang kelas : 4 ruang kelas I

4 ruang kelas II

4 ruang kelas III

Keberadaan SMP N 1 Semarang berada di tempat yang strategis,

maka SMP Negeri 1 Semarang menjadi dambaan warga kota Semarang

pada waktu itu, sehingga sekolah dapat memilih siswa-siswa yang

prestasinya lebih baik. Siswa yang sudah baik prestasinya didukung kera

keras Bapak/Ibu Guru dan Karyawan SMP Negeri 1 Semarang mampu

mengantarkan menjadi sekolah yang favorit.

2) Situasi gedung SMP Negeri 1 Semarang sejak tahun 1978 secara

berangsur-angsur dipindahkan dari jalan pemuda 134 Semarang ke Jalan

Ronggolawe Kecamatan Semarang Barat.

Kemudian pada tahun pelajaran 1980, SMP N 1 seluruhnya

pindah ke Jalan Ronggolawe, karena SMP N 1 di Jalan Pemuda akan

dibongkar dan dibangun untuk Kantor Wilayah Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah. Sejak kepindahannya di Jalan

Ronggolawe Semarang kondisi gedungnya terdiri dari 18 ruang kelas,

ditambah ruang guru dan ruang kantor. Kemudian pada tahun 1991/1992

ditambah 3 lokal sehingga menjadi 21 lokal dan secara bertahap ada

beberapa tambahan gedung “Sasana Ulah Krida”, Rehabilitasi Hall,

Perpustakaan, Ruang Guru, Kantor Kecil, pemasangan keramik dan

membangun gedung lantai II untuk kegiatan kesenian.

Pembangunan dan rehabilitasi itu menjadi program utama

sekolah karena sejak awal kepindahannya sangat menyedihkan.

Berhubung halaman gedung sekolah lebih rendah daripada jalan,

akibatnya setiap musim hujan menjadi banjir. Karena banjir, jalan dan

halam sekolah menjadi becek, bahkan ruang kelas, ruang guru

Page 3: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

113

kemasukan air kurang lebih 30 cm sampai 50 cm, sehingga terpaksa

murid diliburkan.

Namun atas berkat rahmat Allah SWT dan kerja keras dari

Bapak Kepala Sekolah dan pengurus BP3 serta dukungan dari orang tua

murid maupun Bapak/Ibu Guru serta Karyawan secara berangsur-angsur

SMP N 1 dapat menjadi lebih baik dan mampu meraih prestasi disegala

bidang, baik dibidang intra kurikuler maupun ekstra kurikuler. Hal ini

dibuktikan dengan adanya piagam dan piala yang diraihnya. Juga berkat

dukungan dan kerja keras Bapak/Ibu Guru dan Karyawan, SMP N 1

mampu mengantarkan menjadi sekolah yang favorit. Pada bulan April

1999 diraihlah sebanyak 280 buah piala.

Jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang pada tahun pelajaran

1998/1999 ada 980 siswa yang terdiri dari kelas I, kelas II, kelas III

masing-masing 7 kelas. Sekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang

tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa terdiri dari kelas I, kelas II, kelas

III, masing-masing 9 kelas.

d. Kepala-kepala SMP Negeri 1 Semarang

Jabatan kepala sekolah SMP N 1 sejak lahir sampai sekarang adalah:

1) Mansyur Sofyan : 1-3-1948 s/d 1-8-1948

2) Soekarjo Darman Atmojo : 1-8-1948 s/d 29-3-1949

3) S. Soesmana, SH : 29-3-1049 s/d 8-8-1976

4) Drs. J. Ilyas Soeksmantoro : 8-8-1976 s/d 2-1-1984

5) Drs. Kuntari Sri Bagaswara : 2-1-1984 s/d 9-7-1985

6) R. Pins S. Dirdjowinoto : 9-7-1985 s/d 31-10-1992

7) Drs. Basuki : 31-10-1992 s/d 14-7-1999

8) Drs. Mulriadi, M.Si : 14-7-1999 s/d 12-9-2002

9) Drs. Andreas Djumadi, SH, MM : 12-9-2002 s/d 16-11-2005

10) Drs. Subagyo : 16-11-2005 s/d 2009

11) Drs. H. Nusantara, MM : 2009 s/d Sekarang

2. Visi dan Misi SMP N 1 Semarang

a. Visi SMP Negeri 1 Semarang

Luhur, Budi, Cerdas, Berprestasi

Page 4: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

114

b. Misi SMP Negeri 1 Semarang

1) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan budi

pekerti, sehingga siswa mampu menghayati dalam kehidupan sehari-hari.

2) Melaksanakan kegiatan belajar mengejar yang efektif serta memberikan

bimbingan yang maksimal kepada siswa sehingga siswa mampu

berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilki.

3) Melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler secara terprogram, terencana,

terpadu sehingga dapat memupuk bakat dan minat yang dimilki.

4) Melaksanakan kegiatan-kegiatan lain yang erat hubungannya dengan

kegiatan sekolah secara transparan, akuntabel dan demokratis.

3. Profil Sekolah SMP Negeri 1 Semarang

a. Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Semarang

b. NPSN : 20328861

c. Alamat : Jalan Ronggolawe, Kecamatan Semarang

Barat

Kota Semarang

d. No. Telp : 024. 7606340

e. Koordinat : 110,388633

f. Nama Kepala Sekolah : Drs. H. Nusantara, MM.

Nomor Telpon/HP : 081 225 223 255

g. Kategori Sekolah : SSN

h. Tahun beroperasi : 1948

i. Kepemilikan Tanah/Bangunan : Milik Pemerintah

1) Luas tanah/Status : 7502 m2/Hak Pakai

2) Luas Bangunan : 5061 m2

j. No Rekening Rutin Sekolah : 3-034-23483-5 BPD Jateng Cabang

Utama

1) Pemegang Rekening : SMP Negeri 1 Semarang

2) Nama Bank : BPD Jateng

3) Cabang : Utama

Page 5: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

115

4. Data siswa dalam 3 (tiga) tahun terakhir:

Tabel 4.1

Data siswa tiga tahun terakhir

Tahun Ajaran Jumlah

pendaftar

(calon

siswa baru)

Kelas VII

Jumlah

siswa

Jumlah

romb.

Belajar

Jumlah

siswa

Jumlah

romb.

Belajar

Jumlah

siswa

Jumlah

romb.

Belajar

Siswa Jumlah

romb.

Belajar

Th 2012/2013 441 323 9 323 9 321 9 932 27

Th 2013/2014 383 288 9 288 9 323 9 898 27

Th 2014/2015 407 288 9 287 9 287 9 862 27

5. Data Guru dan Kualifikasi Pendidikan SMP Negeri 1 Semarang

a. Data Guru

Tabel 4.2

Data guru SMP Negeri 1 Semarang

No Tingkat Pendidikan Jumlah PNS Jumlah GTT Jumlah Keseluruhan

1 S2 7 7

2 S1 30 2 32

3 D3 4 4

4 D2 1 1

5 D1 1 1[

b. Latar Belakang Pendidkan

Tabel 4.3

Latar belakang pendidikan guru SMP Negeri 1 Semarang

Guru Mata PelajaranJml. Guru Sesuai Jenjang

Pendidikan dan TugasJml. Guru Sesuai Jenjang

Pendidikan dan Tugas Jumlah

S2 S1 D3 D2 D1 S2 S1 D3 D2 D1

P. Agama 5 5

PKn 2 2

Bahasa Indonesia 2 3 5

Bahasa Inggris 2 3 5

Page 6: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

116

Matematika 3 1 1 5

IPA 3 3 6

IPS 3 3

Penjaskes 3 3

Seni Budaya 1 1 2

TIK 2 2

Bahasa Jawa 1 1 3

BK 2 2 4

Jumlah 7 31 4 1 1 44

c. Tenaga Kependidikan

Tabel 4.4

Latar belakang pendidikan tenaga kependidikan SMP Negeri 1 Semarang

NO JENIS TUGASLls-an

SMP

Lls-an

SMA

Lls-an

D1

Lls-an

D2

Lls-an

D3

Lls-an

S1

1 Tata Usaha 4 4 1 2

2 Perpustakaan 1

3 Laboran 1

4 Caraka/Kebersihan 1 3

5 Keamanan 1 1

Jumlah 6 9 1 3

6. Data Ruang Kelas

Tabel 4.5

Data ruang kelas SMP Negeri 1 Semarang

Jumlah ruang kelas asli (d) Jumlah ruang

lainnya yang

digunakan

untuk ruang

kelas (e)

Jumlah ruang

lainnya yang

digunakan

untuk ruang

kelas f=(d+e)

Ukuran

7x9 m2 (a)

Ukuran >63

m2 (b)

Ukuran

<63 m2

(c)

Jumlah

d=(a+b+c)

Ruang

kelas

- 19 7 26 Jumlah: 1 ruang

Yaitu: R. Multi

Media

27 ruang

Page 7: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

117

7. Data ruang lainnya

Tabel 4.6

Data ruang lainnya SMP Negeri 1 Semarang

Jenis Ruangan JumlahUkuran (M2) Kondisi

Perpustakaan 1 8 x 13 Baik

Lab IPA 2 8 x 15 Baik

Lab Bahasa 2 8 x 9 Baik

Lab TIK 1 8 x 9 Baik

Kesenian 1 7 x 8 Baik

Ruang Agama 1 3 x 8 Baik

Studio musik 1 8 x 8 Baik

Masjid 1 8 x 9 Baik

8. Data Ruang Penunjang

Tabel 4.7

Data ruang penunjang SMP Negeri 1 Semarang

Jenis Ruangan JmlUkuran (M2)

Kondisi

Gudang 1 3 x 8 Baik

Dapur 1 2 x 8 Cukup

Ruang Guru 1 16 x 18 Baik

Ruang Kasek 1 8 x 9 Baik

Ruang TU 1 8 x 9 Baik

Kamar mandi Guru 2 1.5 x 2 Baik

Kamar mandi siswa 14 1.5 x 2 Baik

BK 1 5 x 8 Baik

UKS 1 3 x 8 Baik

Pramuka 1 3 x 8 Baik

OSIS 1 3 x 8 Baik

Page 8: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

118

9. Lapangan Upacara dan Olahraga

Tabel 4.8

Lapangan upacara dan olahraga

Jenis Ruangan JmlUkuran (M2)

Kondisi

Lapangan Olah Raga 3 Baik

Lapangan Basket 1 28 x 15 Baik

Lapangan Volley 2 18 x 9 Baik

Lapangan Upacara 1 34 x 21 Baik

10. Koleksi Buku Perpustakaan

Tabel 4.9

Koleksi buku perpustakaan

Jenis Jml. Kondisi

Baik Rusak

Buku Mata pelajaran 12075 Baik

Buku Referensi 2600 Baik

Buku Bacaan (Fiksi,

Majalah) 10530 Baik

11. Prestasi Nilai Ujian Nasional

Tabel 4.10

Prestasi nilai ujian nasional

TAHUNPELAJARAN

RATA-RATA MATA PELAJARAN RATA-RATABhs.

IndonesiaBhs. Inggris Matematika IPA

2011/2012 8,47 8,66 8,55 8,92 8,652012/2013 9,30 8,11 9,11 8,60 8,782013/2014 8,78 7,83 8,47 7,91 8,25

Page 9: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

119

12. Prestasi Akademik dan Non Akademik

Tabel 4.11

Prestasi akademik dan non akademik

TAHUN JENIS KEJUARAAN YANG DIIKUTI

2012 Juara II Qiro’ah Tingkat Kota

2012 Juara I Tingkat Propinsi Lomba Paskibra

2013 Juara I Tingkat Propinsi Lomba Festival Band Se-Jawa Tengah

2013Finalis Olimpiade Sains Nasional Bidang Biologi di Batam a.n

Habib Al Azis

2013 Medali Perak Festival Paduan Suara Tingkat Nasional

2013 Juara II Pidato Tingkat Kota

2013 Juara III Tingkat Kota Lomba Tari Semarangan

2013 Juara I dan Umum Olimpiade IPA tingkat Karesidenan

2013 Juara II Pertandingan Karate Tingkat Nasional

2013 50 Peserta Terbaik Speedy Einstein

2013 Juara I Se-Jawa Bali Olimpiade Biologi

2013 Juara II Tingkat Kota Olimpiade Pancasila

2013 Juara I Pidato Tingkat Kota

2013 Juara I Olimpiade IPA Tingkat kota

2013 Juara II Tingkat Propinsi Jawa tengah Lomba Modelling

2013 Juara II Tingkat Kota Pramuka

2013 Juara II Adzan Tingkat Kota

2013 Peringkat 5 Tingkat Nasional Olimpiade On Line

2013 Juara II Siswa (Putra) Berprestasi Tingkat Kota

2013 Juara III Siswa ( Putri) Berprestasi Tingkat Kota

2013 Juara I Festival Band Se-Jawa Tengah

2013 Juara III Pidato Tingkat Kota

2014 Juara I Tingkat Kota Lomba Perpustakaan Sekolah

2014 Juara III Tartil Tingkat Kota

2014 Juara I Lomba Paskibra Galaksi Se- Jawa Tengah

2014 Finalis NYIA LIPI

Page 10: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

120

2014 Juara I Se-Karesidenan Lomba Paskibra

2014 Finalis ISPO Jakarta

2014 Juara II Lomba Rebana Tingkat Kota

2014 Juara I Lomba Pidato Tingkat Kota

2014 Juara II Tingkat Kota Lomba Paduan Suara Tingkat Kota

2014 Juara III Tingkat Propinsi Lomba Festival Band Se-Jawa Tengah

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Pembahasan utama yang dibahas pada penelitian ini adalah manajemen

kegiatan keagamaan di masjid sebagai sarana internalisasi nilai-nilai keislaman.

Manajemen dapat diartikan pengelolaan, maksud manajemen disini adalah guru

PAI dalam mengelola masjid sebagai sarana internalisasi nilai-nilai keislaman di

SMP N 1 Semarang. Masjid dikelola dengan baik supaya bisa mencapai tujuan

yang efektif dan efesien. Masjid diisi dengan berbagai kegiatan yang sifatnya

keagamaan yang mana dari kegiatan-kegiatan tersebut siswa dapat memperoleh

manfaat yaitu berupa nilai-nilai keislaman.

Dalam sub bab ini dipaparkan beberapa kegiatan, baik kegiatan harian,

kegiatan mingguan, kegatan tahunan, dan kegiatan-kegiatan keagamaan yang

lainnya. Manajemen kegiatan keagamaan di masjid sebagai sarana internalisasi

nilai-nilai keislaman meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi:

1. Perencanaan Kegiatan Keagamaan di Masjid sebagai Sarana Internalisasi

Nilai-Nilai Keislaman Siswa

Perencanaan kegiatan keagamaan di masjid SMP N 1 Semarang

disusun oleh guru PAI. Guru PAI sebenarnya tidak mempunyai tugas dan

tanggung jawab untuk mengelola masjid, karena mengelola masjid adalah tugas

takmir masjid. Masjid di sekolah tidak ada takmir yang secara khusus mengelola

masjid, sehingga pengelolaan masjid dirangkap oleh guru PAI. Guru PAI di

SMP Negeri 1 Semarang ada dua orang, yaitu Bapak Arif Saifudin, S.Ag, dan

Ibu Palupi Rahayuninsih, S.Ag. sebelum kegiatan pembelajaran dimulai diawal

tahun, guru PAI berusaha untuk menyusun program kegiatan-kegiatan

keagamaan yang berlangsung di SMP Negeri 1 Semarang dan program-program

yang berlangsung di masjid, setelah itu berkordinasi dengan waka kurikulum dan

Page 11: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

121

waka kesiswaan. Waka kurikulum selaku pembantu kepala sekolah yang

bertugas menyusun program pengajaran, waka kesiswaan selaku guru yang

membidangi kegiatan OSIS atau pembinaan kesiswaan. Kemudian setelah itu

hasil kordinasi disampaikan kepada kepala sekolah. Sebagaimana yang telah

disampaikan oleh bapak Arif Saifudin, S.Ag selaku guru PAI:1

“Kami selaku guru PAI selalu berkordinasi dengan ibu Palupi, wakakurikulum, dan waka kesiswaan mengenai kegiatan-kegiatankeagamaan yang akan berlangsung di SMP Negeri Semarang dankegiatan-kegiatan yang berlangsung di masjid, baik itu mengenaikegiatan harian, mingguan, bulanan ataupun bahkan tahunan, kemudiankami ajukan program-program tersebut ke bapak kepala sekolah untukpersetujuan”

Perencanaan ini penting sebagai penetapan fokus dan sebagai jalan

yang akan ditempuh sehingga semua resources dapat dipergunakan sebesar-

besarnya untuk mencapai tujuan dan fokus yang sudah ditetapkan. Tanpa

perencanaan maka pekerjaan akan centang perenang, tidak menentu, dan tidak

terfokus sehingga terjadi penghamburan sumber-sumber kekayaan yang dimilki

yang justru tidak disukai oleh Allah (Harahap, 1993: 30).

Tujuan manajemen kegiatan masjid ini adalah untuk menanamkan nilai-

nilai keislaman pada diri siswa di SMP N 1 Semarang. Bangsa Indonesia

khususnya anak muda sedang mengalami kemrosotan moral, hal ini bisa dilihat

dari banyaknya tawuran antar pelajar, minum-minuman keras, hamil di luar

nikah, dan tindakan-tindakan negatif yang lainnya. SMP N 1 Semarang

mempunyai masjid terbesar tingkat SLTP se Kota Semarang dan fasilitas masjid

yang cukup lengkap. Masjid yang ada di SMP N 1 Semarang kalau dikelola

dengan baik melalui berbagai kegiatan keagamaan, dan pembinaan-pembinaan

moral kepada siswa maka siswa akan tertanam nilai-nilai keislaman pada

dirinya.

Guru PAI di SMP N 1 Semarang berupaya untuk mengelola masjid

semaksimal mungkin. Dimulai dari kordinasi antar guru PAI, waka kurikulum,

waka kesiswaan, dan bapak kepala sekolah. Bentuk-bentuk kegiatan keagamaan

yang diagendakan oleh guru PAI di masjid meliputi kegiatan harian, kegiatan

1 Hasil wawancara dengan Bapak Arief Saifudin, S.Ag. selaku guru PAI tanggal 14 April 2015

Page 12: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

122

mingguan, kegiatan bulanan, kegiatan tahunan, dan kegiatan pembelajaran

keagamaan.

Berbicara tentang manajemen masjid berarti berbicara mengenai tujuan

Islam (masjid) yaitu mewujudkan masyarakat, umat, yang diridhoi oleh Allah

SWT melalui fungsi yang dapat disumbangkan lembaga masjid dengan segala

pendukungnya. Masjid kalau dikelola dengan baik dan benar akan menjadikan

jama’ahnya baik, sejahtera, rukun, damai, berkah dan ridho Allah SWT

sebagaimana digambarkan dalam al qur’an baldatun thayyibatun warabbun

ghafur.

Masjid dijadikan sarana belajar untuk guru PAI, merupakan terobosan

atau langkah kretif guru PAI, supaya belajar tidak monoton di dalam kelas saja,

siswa tidak hanya dipandang sebagai obyek dan pembelajaran dilaksanakan

dengan pola satu arah. Belajar di dalam kelas akan menjadikan siswa merasa

jenuh, bosan dan tidak ada inovasi dalam pembelajaran. Sebagaimana dituturkan

oleh saudara Adam siswa kelas VII mengenai pembelajaran di masjid:2

“Belajar di kelas terus menerus terasa menjenuhkan dan membosankan,monoton begitu-begitu saja tidak ada inovasi. Kalau belajar sudahterasa bosan dan jenuh maka pelajaran juga akan sulit untuk diterima.Maka, langkah guru PAI untuk menjadikan masjid sebagai mediabelajar merupakan langkah yang tepat dan relevan, karena suasanamenjadi enak, nyaman dan bebas tapi terarah, lagi pula pembelajaran dimasjid mengedepankan praktik-praktik ibadah sehingga belajar tidakhanya sekedar teori saja melainkan ada aplikasi langsung dan mudahuntuk diingat”

Dalam proses belajar mengajar, salah satu faktor yang sangat

mendukung keberhasilan pendidik dalam melaksanakan pembelajaran adalah

keterampilan pendidik dalam memilih metode, media dan sumber yang tepat

untuk menyampaikan materi pelajaran yang disampaikan dan menjadikan media

pembelajaran yang tepat dan efektif. Pemilihan media pembelajaran harus

disesuaikan dengan materi yang akan disampaiakan, pendidik harus memberikan

pengalaman yang bervariasi dengan memperhatikan minat dan kemampuan

peserta didik, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan

efisien.

2 Hasil wawancara dengan saudara Adam Surya Ma’arif selaku ketua Rohis tanggal 14 April2015

Page 13: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

123

Dari hasil interview dengan kepala sekolah SMP Negeri 1 Semarang,

peneliti mendapatkan gambaran seputar kegiatan belajar mengajar PAI yang

berjalan di sekolah tersebut, menurut kepala sekolah:3

“Untuk motivasi belajar siswa terutama soal mata pelajaran PAI, sayanilai cukup baik walaupun di sana sini masih banyak kekurangan. Dansaya sebagai kepala madrasah selalu memberikan dorongan terutamakepada para guru untuk selalu memberikan motivasi kepada siswa agarmenanamkan nilai-nilai keislaman pada setiap individu siswa. Apalagiuntuk kurikulum 2013 yang akan datang penilaian tidak hanya dilihatdari aspek kognitif saja, melainkan dari semua aspek afektif, kognitifdan psikomotorik, maka penanaman nilai-nilai keislaman harusdigalakkan”

Keterangan di atas dapat dilihat dari sikap ataupun antusias siswa

terhadap kegiatan belajar mengajar di masjid. Siswa datang tepat waktu ketika

jam pelajaran dimulai dan khususnya untuk jam pelajaran PAI yang dipusatkan

di masjid, siswa diwajibkan sholat dhuha terlebih dahulu kemudian baru

mengikuti mata pelajaran. Sebenarnya Tujuan penanaman nilai-nilai keislaman

pada siswa adalah agar tercipta hubungan yang harmonis antara manusia dengan

sesama makhluk (Supriyanto, 2000: 153).

Salah satu perwujudan dari program guru PAI di SMP Negeri 1

Semarang adalah pengelolaan masjid, mata pelajaran pendidikan agama Islam

merupakan salah satu mata pelajaran yang telah ditentukan dalam kurikulum.

Maka sebagaimana mata pelajaran yang lain harus dioptimalkan dalam

pelaksanaan pembelajarannya. Masjid sebagai ciri khas Islam maka tidak bisa

dilepaskan dari pembelajaran PAI di SMP N 1 Semarang. Karena banyak sekali

manfaat yang diperoleh dari pengelolaan kegiatan keagamaan di masjid terutama

untuk penanaman nilai-nilai keislaman pada siswa.

Menurut informasi yang diperoleh dari guru PAI di SMP Negeri 1

Semarang Ibu Palupi:4

“Mata pelajaran PAI merupakan mata pelajaran yang telah ditentukanoleh kurikulum, maka tidak ada pandangan sebelah mata mengenaimata pelajaran PAI di SMP N 1 Semarang. Begitu pula pihak sekolahjuga tidak pernah memandang sebelah mata mengenai mata pelajaranPAI, dan justru malah mendapatkan apresiasi dari bapak kepala sekolah

3 Hasil wawancara dengan Bapak Drs. H. Nusantara, MM. selaku kepala sekolah tanggal 15April 2015

4 Hasil wawancara dengan Ibu Palupi, S.Ag. selaku guru PAI tanggal 14 April 2015

Page 14: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

124

dan guru-guru yang lain tentang mata pelajaran PAI, karena guru PAIdianggap orang yang bisa mebenahi dan menanamkan nilai-nilaikarakter peserta didik sehingga siswa selain cerdas dalam halpengetahuan/berilmu juga mempunyai akhlak yang baik, mengormatiorang tua, bapak dan ibu guru, menghargai dan menyayangi antarsiswa yang satu dengan yang lainnya”

Setiap usaha untuk mewujudkan tercapainya tujuan secara optimal

diperlukan perencanaan yang baik. Begitu juga dalam pelaksanaan

pembelajaran, perencanaan yang sistematis harus disusun secara matang

sehingga kegiatan tersebut dapat berjalan secara efektif. Berikut akan

dikemukakan salah satu rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah

disusun oleh Ibu Nur Palupi sebelum melaksanakan pembelajaran di Masjid

kelas VII semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Adapun RPP sebagaimana

terlampir di lampiran 1.

Namun dalam hal ini tidak terlepas pula peranan Guru dan orang tua

yang memantau agar siswa tersebut masih dapat terkontrol. Dengan pengelolaan

kegiatan keagamaan di masjid sebagai sarana internalisasi nilai-nilai keislaman

harus bekerjasama dengan semua pihak tidak hanya guru PAI saja, guru-guru

yang lain juga ikut andil dalam penanaman nilai-nilai keislaman. Begitu pula

orang tua di rumah yang bersentuhan secara langsung dan berinteraksi lebih

lama maka harus mengingatkan dan bisa memberi teladan yang baik demi

tertanamnya nilai-nilai keislaman pada diri siswa.

Supaya ada kesamaan tujuan maka guru PAI sebelum melaksanakan

program keagamaan selalu berkordinasi dengan waka kurikulum dengan waka

kesiswaan. Setiap program yang diprogramkan oleh guru PAI waka kurikulum

dan waka kesiswaan selalu mendukung dan berupaya untuk membantunya

karena tujuannya adalah untuk mendidik anak menjadi lebih baik. Begitu pula

mengenai pengelolaan masjid sebagaimana diungkapkan oleh bapak Bambang

selaku waka kurikulum.:5

“Guru PAI selalu berkordinasi dengan waka Kurikulum terkaitpembelajaran keagamaan yang akan berlangsung di SMP N 1Semarang. Begitu pula kegiatan-kegiatan keagamaan yang dipusatkandi masjid, hal ini dilakukan supaya tidak ada miss komunikasi antarguru PAI dan waka kurikulum dan dengan guru-guru yang lain.”

5 Hasil wawancara dengan Bapak Bambang selaku waka kurikulum tanggal 14 April 2015

Page 15: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

125

Tanggapan waka kurikulum SMP N 1 Semarang sebagaimana

dikemukakan di atas ternyata relevan dengan pandangan Waka Kesiswaan SMP

N 1 Semarang bapak Agus. Menurut Bapak Agus:6

“Saya sangat mendukung sekali program-program keagamaan yangdipusatkan di masjid, karena bisa menanamkan nilai-nilai karakter padasiswa, mengingat pembinaan remaja pada saat ini jauh lebih sulitdibandingkan dengan remaja pada masa lalu. Dengan adanyapengelolaan masjid siswa menjadi lebih baik dan bisa menyalurkanbakat dan minat nya pula dibidang keagamaan,termasuk diantaranyaadzan, qiro’ah, tartil, kaligrafi, rebana, dan lain sebagainya. .”

Pembinaan nilai moral keagamaan hendaknya menjadi bagian integral

dari bangunan sistem Pendidikan Nasional yang secara eksplisit tertuang dalam

kurikulum nasional yang diajarkan di sekolah dari jenjang dasar sampai

perguruan tinggi sebagai mata pelajaran wajib. Agama hendaknya masuk dalam

pembinaan kepribadian seseorang sebagai penuntun dan pengendali moralnya.

Jika agama dipisahkan dari pembinaan kepribadian anak didik, maka

pengetahuan agama yang dimilkinya hanya akan menjadi ilmu pengetahuan

(sciense) belaka yang tidak mampu mengontrol dan mengendalikan sikap dan

tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari (Untung, 2011: 26).

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa pemanfaatan masjid

sebagai sarana pembelajaran pada hakikatnya sangat positif yang perlu

diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran PAI khususnya, dengan harapan

berbagai hambatan yang dirasakan oleh guru yang berkaitan dengan kurangnya

media pembelajaran, minimnya kegiatan masjid, kurangnya minat belajar siswa

dan sebagainya dapat teratasi secara efektif. Guru diharapkan meninggalkan

model pembelajaran konvensional yang mengajarkan pengetahuan hanya

sekedar teori saja di kelas. Karena cara seperti itu justru akan memperlemah

motivasi belajar siswa, membuat siswa bosan, jenuh dan lain sebagainya.

Selain kordinasi internal antara guru PAI, program pengelolaan

kegiatan keagamaan di masjid sebagai sarana internalisasi nilai-nilai keislaman

di SMP Negeri 1 Semarang untuk program yang besar seperti PHBI maka guru

PAI membuat kepanitiaan tersendiri yang dirangkai dalam bentuk proposal. Hal

6 Hasil wawancara dengan Bapak Agus selaku waka kesiswaan tanggal 14 April 2015

Page 16: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

126

ini dilakukan karena kegiatannya membutuhkan dana besar dan supaya ada

panitia khusus yang menangani kegiatan tersebut. Berbeda dengan program

kegiatan yang sifatnya harian seperti pembelajaran PAI maka cukup membuat

RPP, untuk adzan dhuhur, pembacaan ta’lim maka cukup menjadwal dan

mengingatkan bagi yang bertugas.

Perencanaan kegiatan keagamaan di masjid meliputi kegiatan harian,

kegiatan mingguan, kegiatan bulanan, kegiatan tahunan, dan pembelajaran

keagamaan.

a. Perencanaan kegiatan harian

Dalam menyusun kegiatan harian guru PAI mengadakan

musyawarah dengan pengurus Rohis untuk memastikan petugas yang yang

akan bertugas. Siapa yang bertugas memimpin membaca asma’ul husna, siapa

yang bertugas membaca ta’lim dan siapa yang bertugas adzan dhuhur. Hal ini

dilakukan supaya dalam pelaksanaan kegiatan harian tidak terjadi kekosongan

petugas dengan berbagai alasan. Perencanaan kegiatan harian meliputi:

1) Shalat dhuhur berjama’ah

2) Membaca asma’ul husna semua siswa

3) Membaca ta’lim (Fadhilah Amal) sebelum dhuhur

4) Adzan dhuhur secara bergilir

5) Shalat dhuha sifatnya masih infirodi

b. Perencanaan kegiatan mingguan

Perencanaan kegiatan mingguan guru PAI terlebih dahulu melatih

petugas adzan jum’at dan bilal agar dalak pelaksanaan lebih maksimal,

sedangkan untuk kajian keislaman bagi perempuan guru PAI berkordinasi

dengan LSM Krend yaitu LSM yang membidangi pendidikan dibidang

keagamaan. Begitu pula untuk kegiatan mingguan yang lain guru PAI

berkordinasi dengan pengurus OSIS dan Rohis agar dalam pelaksanaan bisa

maksimal. Perencanaan kegiatan mingguan meliputi:

1) Shalat jum’at bagi laki-laki

2) Bilal jum’at dan mu’adzin

3) Kajian keislaman bagi perempuan bekerjasama dengan LSM Krend

4) Menerbitkan artikel religi setiap 1 minggu

Page 17: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

127

5) Infak/sodaqoh setiap hari jum’at pukul 09.15 (istirahat pertama)

6) Bersih-bersih masjid

7) Kegiatan IMTAQ ketika sabtu minggu kedua.

8) Kuliah pagi setiap hari minggu.

9) BTQ untuk semua guru dan siswa.

c. Perencanaan kegiatan bulanan

Untuk perencanaan kegiatan bulanan guru PAI memilih kegiatan-

kegiatan yang sekiranya bermanfaat langsung ditengah-tengah masyarakat.

Rebana, kaligrafi, tartil ini adalah kegiatan yang akan berguna langsung di

tengah-tengah masyarakat. Perencanaan kegiatan bulanan ini tidak terlepas

dari kordinasi dengan bapak waka kesiswaan selaku guru yang membidangi

pembinaan kesiswaan. Perencanaan kegiatan bulanan meliputi:

1) Santapan rohani bapak/ibu guru

2) Latihan rebana

3) Menulis kaligrafi

4) Tartil/tilawah

d. Perencanaan kegiatan tahunan

Untuk perencanaan kegiatan tahunan ini berbeda dengan

perencanaan kegiatan harian, mingguan, dan bulanan, karena perencanaan

kegiatan tahunan guru PAI terlebih dahulu membuat proposal kegiatan.

Dalam kegiatan tahunan membutuhkan anggaran cukup banyak dan

melibatkan pihak luar jadi harus dipersiapkan lebih matang. Perencanaan

kegiatan tahunan meliputi:

1) Isro’ mi’roj

2) Pesantren ramadhan di sekolah

3) Pesantren ramadhan di pondok pesantren

4) Maulud Nabi Muhammad SAW

5) Santunan anak yatim

6) Shalat Idul adha dan latihan qurban

7) Zakat fitrah

8) Bhakti sosial ke MI di sekitar SMP N I Semarang

9) Istighosah akbar pra UN

Page 18: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

128

10) Kelas IX do’a bersama

e. Perencanaan pembelajaran keagamaan

Untuk perencanaan pembelajaran keagamaan guru PAI cukup

membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), selain itu guru PAI

mempersiapkan bahan dan alat-alat yang diperlukan untuk pelaksanaan

pembelajaran. Misalnya LCD, proyektor, debu untuk tayamum. Perencanaan

pembelajaran keagamaan meliputi:

1) Praktik shalat fardhu

2) Praktik shalat jama’ qoshor

3) Praktik wudhu—tayamum.

4) Praktik shalat trawih

5) Praktik shalat istikhoroh

6) Praktik shalat khusuf dan kusuf

2. Pelaksanaan Program Kegiatan Keagamaan di Masjid sebagai Sarana

Internalisasi Nilai-Nilai Keislaman Siswa

Pelaksanaan program pengelolaan masjid oleh guru PAI sebagai sarana

internalisasi nilai-nilai keislaman siswa di SMP N 1 Semarang meliputi kegiatan

harian, mingguan, bulanan, tahunan, dan pembelajaran keagamaan. Adapun

uraiannya sebagai berikut:

a. Program Harian

1) Shalat dhuhur berjama’ah

Shalat dhuhur berjama’ah di SMP N 1 Semarang dilaksanakan

pukul 12.00 WIB. Yang dipimpin/menjadi imam bapak Arief Saifudin,

S.Ag. selaku guru PAI. Semua siswa diwajibkan untuk mengikuti shalat

berjama’ah baik laki-laki ataupun perempuan kecuali yang

haid/menstruasi. Sebelum shalat berjama’ah siswa-siswi melakukan shalat

sunnah qabliyah dhuhur dua rakaat sambil menunggu iqomah dan teman-

teman yang lain yang sedang berwudhu. Jama’ah laki-laki diawasi

langsung oleh bapak Arief Saifudin dan guru-guru laki-laki yang lain,

sedangkan jama’ah perempuan diawasi langsung oleh ibu palupi dan ibu

guru yang lain. Jama’ah laki-laki shalat di lantai satu sedangkan jama’ah

perempuan shalat di lantai dua. Kesemangatan siswa untuk shalat

Page 19: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

129

berjama’ah dhuhur luar biasa karena waktu istirahat kedua sangat panjang

dan lebih panjang daripada istirahat yang kedua. Hal ini sebagaimana

diungkapkan oleh bapak Arief Saifudin selaku guru Agama:7

“Siswa-siswi untuk melaksanakan shalat berjama’ah sangatantusias sekali, karena waktu istirahat kedua sangat panjang danlebih panjang daripada istirahat yang pertama. Istirahat pertamahanya 15 menit, sementara istirahat kedua hampir satu jam (55menit). Hal ini dimaksudkan supaya siswa-siswi ada kesempatanuntuk jajan dan semuanya untuk bisa mengikuti shalat dhuhursecara berjama’ah. Program ini merupakan program yangberbeda dengan sekolah-sekolah lain, tidak ada SMP disemarang yang istirahat kedua panjang dan pulang sekolahnyapukul 14.00 WIB”

Nilai-nilai keislaman yang diperoleh siswa dari shalat dhuhur

berjama’ah adalah sebagai berikut:

a) Disiplin

Shalat merupakan kewajiban bagi setiap muslim dan

waktunya telah ditentukan. Waktu dhuhur kurang lebih pukul 12. 00-

14.30 WIB, waktu ashar 15.00 s/d 17.00 WIB. dan seterusnya. Hal ini

siswa bisa memperoleh nilai-nilai keislaman berupa disiplin karena

waktu dhuhur tidak boleh melebihi pukul 15.00, waktu ashar tidak

boleh melebihi pukul 18.00 bagitu pula untuk shalat-shalat yang

lainnya.

b) Persatuan

Shalat berjama’ah tidak memandang latar belakang ekonomi,

shalat berjama’ah tidak memandang pangkat atau kedudukan. Ketika

shalat berjama’ah semua berkumpul menjadi satu di masjid atau

mushalla membetuk shaf di belakang imam.

c) Kebersamaan

Kebersamaan shalat berjama’ah terletak pada gerakan-

gerakan dalam shalat. Ketika imam takbir maka semua makmum

mengikuti takbir, ketika imam ruku’ dan sujud semua makmum

mengikunya. Begitu pula gerakan-gerakan shalat lainnya.

7 Hasil wawancara dengan Bapak Arief Saifudi selaku guru PAI tanggal 14 April 2015

Page 20: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

130

d) Kerapian

Semua ma’mum baris di belakang imam dengan ber shaf-

shaf lurus mulai dari kanan sampai kiri dengan berjajar rapi kira-kira

kurang lebih jarak satu meter di belakangnya bersambung shaf lagi.

Maka dari itu shalat berjama’ah ada nilai-nilai keislaman berupa

kerapian yaitu ma’mum berjajar rapi pada shaf-shaf di belakang

imam.

2) Membaca asma’ul husna semua siswa

Sebelum jam belajar dimulai yakni pukul 07.00 siswa-siswi

diwajibkan untuk melantunkan nadzam asma’ul husna yang dipandu oleh

rohis yang dipusatkan di masjid. Kemudian setelah membaca asma’ul

husna dilanjutkan membaca do’a sebelum belajar “rodiitu billahi robba

wabil islaamidiina wabi muhammadin nabiyyau warosula, robbii zidni

ilma warzuqni fahma. Amin.”. sebagai bentuk penghormatan kepada

siswa yang beragama non Islam maka siswa-siswi diberi kegiatan untuk

membaca buku di perpustakaan dan hal ini sebagai bentuk toleransi antar

umat beragama. Memimpin do’a asma’ul husna bergantian antara rohis

dan pengurus OSIS yang lain dan melibatkan pula siswa yang kelas VII

dan VII sebagai bentuk pengkaderan. Sebagaimana yang diungkapkan

oleh Ibu Palupi selaku guru Agama:8

“Program pembacaan nadzam asma’ul husna ini merupakanterobosan baru bagi SMP Negeri Semarang, tidak ada sekolahSMP Negeri se Kota Semarang yang mempunyai programpembacaan asma’ul husna, walaupun awalnya banyak para guruyang tidak mendukung dengan alasan memakan jam pelajaran,akan tetapi justru program tersebut mendapatkan apresiasi darikepala sekolah, yang semula sepeaker di dalam kelas belum ada,semenjak diberlakukannya program pembacaan asma’ul husnamanjadi ada sepeaker semua di masing-masing kelas. TermasukSMA Negeri 6 Semarang yang bersebalahan dengan SMPNegeri 1 Semarang merasa terganggu, tapi pada akhirnya justrumalah meniru program pembacaan asmaul husna diberlakukandi SMA Negeri 6 Semarang ”

Nilai-nilai keislaman yang diperoleh siswa dari membaca

asma’ul husna adalah sebagai berikut:

8 Hasil wawancara dengan Ibu Palupi selaku guru PAI tanggal 16 April 2015

Page 21: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

131

a) Kebersamaan

Nadzam asma’ul husna dibaca bersama-sama mulai dari

kelas VII sampai dengan kelas IX. Sehingga dari kebersamaan baca

nadzam asma’ul husna tersebut siswa memperoleh nilai-nilai

keislaman berupa kebersamaan.

b) Kedisiplinan

Pembacaan nadzam asma’ul husna dimulai pukul 07.00

maka semua siswa ketika pukul 07.00 sudah berada di dalam kelas

untuk bersiap-siap membaca asma’ul husna. Dari penjadwalan

membaca asma’ul husna tersebut siswa memperoleh nilai-nilai

keislaman berupa kedisiplinan.

c) Percaya diri

Ketika asma’ul husna dibaca bersama-sama maka tidak akan

ketahuan siswa yang belum lancar dan siswa yang sudah lancar.

Siswa yang tidak berani membaca keras karena belum lancar, dengan

bersama-sama maka siswa berani membaca dengankeras. Dari

membaca bersama-sama tersebut siswa memperoleh nilai-nilai

keislaman berupa percara diri.

d) Religius

Nilai religius dapat diperoleh siswa karena membaca

asma’ul husna penuh dengan suasana keagamaan. Lantunan lagu-lagu

yang dibaca mampu menyejukkan hati bagi yang mendengarkan.

3) Membaca ta’lim (Fadhilah Amal) sebelum dhuhur

Membaca ta’lim kitab Fadilah Amal merupakan program yang

baru terealisasi sekitar 4 bulan belakangan ini. Membaca ta’lim fadilah

amal dibaca oleh seksi keagamaan dan pengurus OSIS yang lain dan

dibentuk jadwal yang tersusun rapi agar siswa yang akan membaca bisa

persiapan sebelumnya. Ta’lim yang dibaca adalah seputar hadits-hadits

Nabi Muhammad SAW mengenail cerita para sahabat, shalat, dzikir,

puasa, membaca al qur’an dan lain sebagainya. Kegiatan ini dilaksanakan

5 menit sebelum iqomah dan sambil menunggu siswa-siswa yang lain

yang sedang wudhu. Kebanyakan siswa sebelum iqomah ngobrol sendiri,

Page 22: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

132

maka sebelum iqomah agar ada kegiatan dan perhatian siswa bisa

terpusatkan untuk mendengarkan ta’lim fadhilah amal. Sebagaimana yang

diungkapkan oleh bapak arief saifudin:9

“Setelah saya kaji dan tela’ah secara mendalam usulan programdari rohis tentang pe’mbacaan ta’lim fadilah amal sangat bagussekalai. Isi dari kitab tersebut adalah mengenai pentingnyashalat, puasa, zakat haji, menuntut ilmu, cerita-cerita parasahabat dan materi keagamaan yang lainnya. Walaupun banyakhadits yang dhoif akan tetapi untuk kesemangatan amal parasiswa saya kira tidak maslah”

Jadwal pembacaan ta’lim tersusun dan terjadwal sifatnya tidak

patent. Artinya jadwal pembacaan ta’lim fadilah amal tersebut selalu

dibuat setiap hari, karena para siswa khususnya pengurus OSIS dan rohis

setiap hari musyawarah untuk menjadwal siapa yang siap untuk membaca

ta’lim fadilah amal sebelum dhuhur.

Nilai-nilai keislaman yang diperoleh siswa dari membaca ta’lim

ini adalah sebagai berikut:

a) Percaya diri

Membaca ta’lim sambil berdiri di depan teman-teman yang

lain dan menggunakan pengeras suara maka akan menjadikan siswa

percaya diri walaupun pada awalnya merasa malu dan takut. Akan

tetapi karena sudah terbiasa dan terjadwal maka siswa yang

sebenarnya takut dan tidak percaya diri menjadi percaya diri karena

terbiasa.

b) Semangat menuntut ilmu

Nilai semangat menuntut ilmu ini diperoleh siswa karena

katika siswa yang mendapatkan tugas membaca yang lain dengan

khusu’ mendengarkan hadits-hadits yang dibaca. Dengan kekhusyu’an

itu maka siswa akan mendapatkan pengetahuan tentang agama.

4) Adzan dhuhur secara bergilir (terjadwal)

Banyak siswa yang hafal lafadz adzan, akan tetapi tidak mau atau

bahkan malu kalau disuruh adzan. Persoalan semacam ini apabila tidak

diperhatikan dan dilatih maka selamanya anak tersebut tidak berani adzan

9 Hasil wawancara dengan Bapak Arief Saifudi selaku guru PAI tanggal 16 April 2015

Page 23: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

133

walaupun sebenarnya mempunyai potensi yang bagus. Maka dari itu,

salah satu program keagamaan yang dipusatkan di masjid adalah latihan

adzan secara bergilir ketika menjelang shalat dhuhur secara berjama’ah.

Jadwal adzan dibagi satu hari untuk siswa kelas VII, satu hari

untuk siswa kelas VIII, dan satu hari lagi untuk siswa kelas IX. Jadi

dibagi rata supaya ada sistem pengkadean ketika siswa-siswa kelas IX

lulus maka ada generasi penerusnya yaitu para siswa kelas VII dan VIII.

Nilai-nilai keislaman yang diperoleh siswa dari penjadwalan

adzan dhuhur adalah sebagai berikut:

a) Taat kepada aturan

Adzan dhuhur di SMP Negeri 1 Semarang dijadwal secara

tertib. Maka siswa yang mendapatkan jadwal adzan akan mengikuti

dan mematuhi peraturan, sehingga dengan terbiasa patuh kepada

aturan melalui adzan, nanti dalam kehidupan sehari-sehari juga akan

patuh kepada aturan yang ada di masyarakat.

b) Religius

Adzan bisa menyejukkan suasana, merubah suasana yang

seakan-akan berbau dunia dengan dikumandangkannya adzan maka

akan berganti menjadi suasana akhirat. Dengan dikumandangkannya

adzan siswa yang masih sibuk di kantin akan segera bergegas ke

masjid, siswa yang bermain akan segera ke masjid untuk mengukuti

rangkaian shalat dhuhur berjama’ah.

c) Disiplin

Siswa yang mendapatkan jadwal adzan maka secara otomatis

akan datang ke masjid 5 menit sebelum waktu shalat dhuhur masuk.

Dengan diadakannya penjadwalan adzan seperti ini maka siswa akan

mendapatkan nilai keislaman berupa disiplin.

d) Percaya diri

Adzan dilakukan hanya satu orang dan menggunakan

pengeras suara, terdengar oleh orang banyak. Maka dengan lantunan

adzan yang dikumandangkan melalui pengeras suara dan sendirian

maka akan melatih siswa untuk menjadi percaya diri.

Page 24: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

134

5) Shalat dhuha

Shalat dhuha di SMP N 1 Semarang masih bersifat infirodi atau

hanya dianjurkan belum diwajibkan, karena mengingat istirahat waktu

pertama yang singkat dan waktu habis untuk membeli jajan para siswa.

Walaupun demikian kebanyakan siswa-siswa menunaikan shalat dhuha

dengan kesadaran sendiri tanpa ada absensi atau perintah wajib untuk

shalat dhuha.

Hal ini menunjukkan kesadaran siswa SMP Negeri 1 Semarang

akan semangat beribadah sangat luar biasa. Walaupun basisnya sekolah

umum akan tetapi semangat ibadah tidak mau kalah dengan sekolah yang

basisnya agama/madrasah.

Nilai-nilai keislaman yang diperoleh siswa dari shalat dhuha

adalah sebagai berikut:

a) Kedisiplinan

Nilai keislaman yang didapat dari shalat dhuha adalah

kedisiplinan, karena waktu dhuha terbatas. Kira-kira mulai pukul

07.00 s/d 11.00 WIB. Sedangkan waktu dhuha untuk siswa hanya

terbatas sekali ketika istirahat pertama kira-kira hanya lima belas

menit. Maka siswa yang shalat dhuha akan terdidik untuk disiplin

dengan memanfaatkan waktu yang sedikit digunakan dengan sebaik

mungkin yaitu untuk shalat dhuha.

b) Ketaatan

Shalat dhuha yang dilakukan oleh siswa pada saat istirahat

pertama adalah bukti ketaatan siswa kepada Allah. Karena sebagian

siswa yang lain sibuk dengan bermain siswa yang shalat dhuha

menyempatkan diri untuk bertaqarrub kepada Allah melalui shalat

dhuha di masjid.

c) Religius

Shalat dhuha ada nilai religius untuk siswa karena shalat

dhuha merupakan shalat sunnah yang dikerjakan di masjid

sebagaimana syarat-syarat shalat yang lain shalat dhuha harus suci

baik badan, tempat ataupun pakaian. Wudhu terlebih dahulu sebelum

Page 25: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

135

menunaikannya. Kemudian setelah shalat shalat ada do’a khusus

untuk shalat dhuha.

b. Program mingguan

1) Shalat jum’at bagi laki-laki

Semua siswa bagi yang laki-laki diwajibkan untuk mengikuti

shalat jum’at di masjid SMP Negeri 1 Semarang. Sebelum shalat jum’at

dimulai siswa terlebih dahulu memberi pengumaan kepada jama’ah shalat

jum’at tentang khas masjid SMP Negeri 1 Semarang. Kemudian setelah

itu, pukul 12.00 WIB shalat adzan jum’at dikumandangkan oleh salah

satu siswa. Adzan jum’at digilir secara terjadwal oleh rohis SMP N 1

Semarang dengan seleksi terlebih dahulu ketika lomba adzan. Setelah

adzan dikumandangkan dilanjutkan bilal untuk memberikan pembukaan

dan pengumuman untuk berdiam ketika khotib sedang berkhutbah, yang

menjadi bilal ini juga siswa SMP N 1 Semarang terjadwal secara bergilir

oleh rohis SMP N 1 Semarang.

Shalat jum’at ini di absen oleh rohis kelas kemudian hasilnya

diserahkan kepada guru agama untuk dijadikan tambahan bahan penilaian.

Kemudian yang bertugas menjadi khotib dan imam adalah guru PAI

dijadwal dengan guru yang lain dan ditambah khotib dari ulama’

setempat.

Nilai-nilai keislaman yang diperoleh siswa dari shalat jum’at

adalah sebagai berikut:

a) Religius

Shalat jum’at sangat banyak sekali nilai religiusnya karena

shalat jum’at sangat bernuansa sekali suasana keagamannya. Sebelum

shalat jum’at dimulai terlebih dahulu diputar murottal ayat-ayat al

qur’an sehingga suasana terasa nyaman, sejuk, dan tenang di hati.

b) Disiplin

Pelaksanaan shalat jum’at dimulai pukul 12.00 WIB dan

waktunya terbatas. Sebagaimana shalat yang lain waktu shalat sudah

terjadwal sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Siswa

mendapatkan nilai kedisplinan ddalam shalat jum’at karena sebelum

Page 26: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

136

shalat jum’at dimulai siswa terlebih dahulu sudah I’tikaf di dalam

masjid sambil membaca al qur’an, berdzikir, dan lain sebagainya.

c) Ketaatan

Shalat jum’at yang dilakukan oleh siswa merupakan bentuk

ketaatan kepada Allah SWT. Melalui shalat jum’at siswa dapat

mendekatkan diri kepada Allah dan sebaai bentuk rasa patuh dan

tunduk atas perintah Allah.

d) Persatuan

Semua umat muslim ketika sudah masuk waktu shalat jum’at

maka semuanya masuk ke dalam masjid tidak mebedakan latar

belakang ekonomi, golongan, pangkat semua bersatu berkumpul

menjadi satu di masjid dengan membentuk shaf-shaf yang rapi. Begitu

pula siswa ketika sudah masuk waktu shalat jum’at kegiatan apapun

ditinggalkan untuk segera berkumpul ke masjid mengikuti rangakaian

shalat jum’at.

e) Kebersamaan

Nilai kebersamaan siswa pada shalat jum’at diperoleh karena

ketika shalat jum’at semua siswa bersama-sama mendengarkan khotib

yang sedang berkhutbah, kemudian dilanjutkan shalat jum’at

berjama’ah.

2) Bilal jum’at dan mu’adzin

Petugas bilal jum’at dan mu’adzin di masjid SMP Negeri 1

Semarang adalah para siswa. Sebelum khutbah jum’at dimulai terlebih

dahulu petugas yang menjadi bilal mengumumkan hasil uang khas masjid

dan penggunaannya. Khusus untuk bilal jum’at dan mu’adzin hari jum’at

petugasnya diseleksi terlebih dahulu. Beebeda dengan hari-hari biasa

semua siswa bisa terjadwal untuk mendapatkan giliran adzan dhuhur. Hal

ini dilakukan karena menjadi bilal dan adzan jum’at butuh persiapan

khusus dan harus menghafal bacaan sebagai bilal.

Nilai-nilai keislaman yang diperoleh siswa dari penjadwalan bilal

dan adzan jum’at adalah sebagai berikut:

Page 27: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

137

a) Keberanian

Menjadi bilal jum’at tidak semua siswa mampu untuk

melakukannya. Walaupun banyak yang hafal tetapi tidak punya

mental maka tidak akan berani tampil di depan. Siswa yang menjadi

bilal jum’at terdapat nilai keberanian karena keberanian ini penting

ketika nanti siswa terjun di masyarakat dituntut harus berani untuk

melakukan hal-hal yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar. Dengan

latihan menjadi bilal jum’at di sekolah siswa nantinya juga akan siap

kalau di masyarakat sewaktu-waktu dibutuhkan.

b) Religius

Religius disini maksudnya adalah ada suasana agama di

dalamnya. Karena bilal jum’at, mu’adzin bagian dari rangkaian shalat

jum’at yang penuh dengan nilai dan suasana keagamannya.

3) Kajian keislaman bagi perempuan pada hari jum’at

Agar sama-sama ada program, untuk yang laki-laki shalat jum’at

maka yang perempuan diadakan program kajian keislaman wanita bekerja

sama dengan LSM Krend Semarang. Kegiatan kajian keislaman ini di

absen oleh rohis kelas kemudian hasilnya diserahkan kepada guru agama

untuk dijadikan tambahan bahan penilaian. Adapun materi yang dibahas

seputar taharah, akhlak, shalat, puasa dan materi-materi yang sifatnya

prinsipal.

Nilai-nilai keislaman yang diperoleh siswa dari kajian keislaman

adalah sebagai berikut:

a) Semangat menuntut ilmu

Agar ada keseimbangan antara program laki-laki dan

perempuan, laki-laki ketika hari jum’at mengikuti shalat jum’at

sedangkan perempuan diadakan kegiatan kajian keislaman. Melalui

kajian keislaman ini siswa mendapatkan nilai-nilai keislaman berupa

semangat menuntut ilmu. Kajian keislaman ini bekerjasama dengan

LSM Krend dan materi-materi seputar akhlak/cara bergaul dengan

sesama.

Page 28: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

138

b) Kebersamaan

Kajian keislaman setiap hari jum’at ini diikuti oleh semua

siswi. Melalui kegiatan ini para siswi mendapatkan nilai-nilai

keislaman berupa kebersamaan dan lebih akrab dengan teman-teman

lain kelas dan beda angkatan baik kakak kelas maupun adik kelas.

c) Patuh pada aturan

Program kajian keislaman yang bekerjasama dengan LSM

Krend ini program yang diadakan untuk membekali para siswi agar

tidak terjebak dengan pergaulan bebas, mengikuti budaya barat yang

tidak islami. Maka dengan mengikuti kegiatan kajian keislaman ini

siswa memperoleh nilai-nilai keislaman berupa patuh kepada aturang

sekolah.

4) Menerbitkan artikel religi setiap 1 minggu sekali

Artikel religi ini diterbitkan setiap satu minggu sekali oleh rohis

SMP N 1 Semarang yang dipasang di majalah dinding (MADING)

sekolah. Isi dari artikel ini diisi oleh pengurus OSIS secara bergantian,

kemudian nanti diseleksi mana yang baik untuk dipasang di Majalah

Dinding (MADING). Alamat artikel jurnal bisa diunduh di:

artikelreligismpn1semarang.blogspot.com.

Nilai-nilai keislaman yang diperoleh siswa dari kegiatan

penerbitan artikel adalah sebagai berikut:

a) Kreatifitas

Budaya menulis perlu ditananamkan kepada siswa sejak dini.

Karena pada masa saat ini dimana-mana banyak plagiasi tulisan.

Maka dengan program OSIS menerbikatan artikel setiap hari jum’at

ini siswa dapat mengembangkan kreatifitasnya melalui menulis dalam

bentuk artikel.

b) Kebersamaan

Kebersamaan disini maksudnya adalah siswa bersama-sama

membuat artikel tentang agama. Kemudian hasil tulisan tersebut

dikumpulkan dan di seleksi untuk diterbitkan.

Page 29: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

139

5) Infak/sodaqoh

Infak/sadaqah ini dilaksanakan setiap hari jum’at pukul 09.15

(istirahat pertama), kotak amal memutar disetiap kelas yang dikoordinir

oleh rohis kelas masing-masing kemudian diserahkan ke pengurus OSIS

untuk direkap dan dihitung. Hasil dari infak sebagain untuk keperluan

kegiatan rohis, seperti membeli kitab fadilah amal dan buku-buku agama

ang lain, santunan ketika ada wali murid yang meninggal dunia.

Sebagaian yang lain untuk membeli perlengkapan masjid, seperti sapu,

sulak, alat pembersih kamar mandi, kaligrafi masjid, lampu dan

perlengkapan-perlangkapan yang lain. Selain itu hasil dari khas juga

untuk kegiatan sosial (membantu siswa miskin, membeli kaca mata, buku,

dan lain sebagainya. Sebenarnya rencana bapak kepala sekolah uang

kotak amal atau uang khas itu mau dipakai sarapan bersama akan tetapi

karena masih banyak keperluan yang belum terpenuhi sehingga dipakai

untuk kegiatan yang lain dulu. Hal ini sesuai dengan ungkapan dari bapak

kepala sekolah:10

“Saya mempunyai inisiatif, ketika hari jum’at siswa dilatih untukinfak/sadaqah seikhlasnya, yang mana hasilnya kembalinyakepada siswa itu sendiri. Yaitu untuk sarapan pagi geratis yangbekerjasama dengan pihak kantin, akan tetapi karena masihbanyak hal yang harus dilengkapi dan membutuhkan dana dariinfak/sadaqah tersebut. Jadi untuk sementara program tersebutsaya pending terlebih dahulu, tapi saya ingin program sarapanpagi secara geratis segera direalisasikan.”

Nilai-nilai keislaman yang diperoleh siswa dari infak/sadaqah

adalah sebagai berikut:

a) Dermawan

Sedekah yang dilakukan oleh siswa-siswi SMP Negeri 1

Semarang setiap hari jum’at mempunyai nilai-nilai keislaman berupa

dermawan. Karena tidak dipatok harus bersedekah sekian ribu

melainkan berdasarkan keikhlasan para siswa. Dengan demikian maka

akan tertanam di dalam jiwa peserta didik sifat dermawan sebagai

bekal untuk kehidupan akhirat.

10 Hasil wawancara dengan Bapak Drs. H. Nusantara, MM. selaku kepala sekolah tanggal 14April 2015

Page 30: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

140

b) Ketaatan

Sedekah ini adalah perintah Allah, Nabi dan para Sahabat

selalu berkorban dan bersedekah untuk keperluan agama dan sebagai

aset kehidupan akhirat. Maka siswa-siswi yang rajin infaq dan

sadaqah, kegiatannya itu sebagai bentuk ketaatannya kepada perintah

Allah dan Rasulnya.

6) Kebersihan masjid

Kebersihan adalah bagian dari iman, ungkapan seperti itulah

yang dipakai patokan siswa-siswi SMP N 1 Semarang untuk mengawali

kesemangatan dalam bersih-bersih masjid. walaupun belum dijadwalkan

dan tanpa diperintah karena sudah menjadi kebiasaan setiap jum’at pagi

untuk bersih-bersih masjid secara bersama-bersama. Walaupun demikian

kedepan kegiatan bersih-bersih akan dijadalkan oleh pengurus OSIS agar

terlaksana secara tertib dan terorganisir.

Nilai-nilai keislaman yang diperoleh siswa dari kebersihan

masjid adalah sebagai berikut:

a) Cinta kebersihan

Sebagaimana hadits Nabi “Kebersihan itu adalah bagian dari

pada iman” maka dalam rangka mengamalkan hadits tersebut siswa-

siswi dididik untuk mencintai kebersihan dengan diprogramkan

bersih-bersih setiap jum’at pagi dilingkungan sekolah terutama di

sekitar masjid.

b) Kebersamaan

Program bersih-bersih setiap hari jum’at ini diikuti oleh

semua siswa, tidak ada satu pun siswa yang bermain, jajan atau sibuk

dengan kegiatan lain. Maka melalui program kebersihan jum’at pagi

ini siswa mendapatkan nilai-nilai keislaman berupa kebersamaan,

dengan kebersamaan maka semuanya akan menjadi mudah dan

ringan.

7) Kegiatan pembekalan Iman dan Taqwa (IMTAQ)

Kegiatan IMTAQ (Iman dan Taqwa) ini dilaksanakan setiap satu

minggu sekali pada hari sabtu. Pelaksannayya dilaksanakan pada siang

Page 31: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

141

hari pukul 11.00-12.00 dikelas masing-masing yang diisi oleh guru PAI

dibantu guru-guru yang lain. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan

keimanan dan ketaqwaan siswa sebagai bekal untuk kehidupan yang akan

datang di masyarakat. Mengingat zaman sudah akhir akhlak remaja sudah

tidak tertata lagi maka guru PAI merasa terpanggil untuk mendidik para

siswa untuk membekali pentingnya iman dan taqwa yang berimplikasi

pada akhlakul karimah.

Pembentukan kepribadian manusia yang utuh harus diawali

dengan pendidikan Iman dan Takwa, lalu akhlak (budi pekerti). Setelah

itu ia dipersilahkan mempelajari dan menguasai pengetahuan apa saja

sejauh tidak bertentangan atau tidak menurunkan derajat keimanan dan

ketakwaannya (Raharjo,2000: 137). Akhlak, iman dan taqwa, tidak bisa

dipisahkan dari ajaran Islam. Ketiganya merupakan fondasi etika Islam

(Tafsir, 2000: 34). Nilai-nilai keislaman yang diperoleh siswa dari

kegiatan IMTAQ adalah sebagai berikut:

a) Iman

Dengan diadakannya pembekalan dan kajian tentang iman

dan taqwa maka siswa akan semakin kuat iman dan yakinnya kepada

Allah.

b) Taqwa

Melalui kegiatan pembekalan dan kajian tentang iman dan

taqwa maka siswa akan takut untuk melanggar larangan-larangan

Allah dan akan semakin dekat dengan Allah.

c) Patuh pada aturan

Kegiatan pembekalan dan kajian iman dan taqwa di SMP

Negeri 1 Semarang adalah program rutinitas yang diprogramkan oleh

bapak dan ibu guru. Maka siswa yang mengikuti kegiatan tersebut

akan mendapatkan nilai-nilai keislaman berupa kepatuhan kepada

aturan yaitu program yang telah di agendakan oleh bapak dan ibu

guru.

Page 32: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

142

d) Kebersamaan dan Persatuan

Tempat kegiatan pembekalan dan kajian IMTAQ dipusatkan

di masjid. Maka siswa mengikutinya secara bersama-sama baik putra

maupun putri dan bersatu menjadi satu.

c. Program bulanan

1) Santapan rohani

Tidak hanya siswa saja yang terprogramkan kegiatannya di

masjid, akan tetapi guru-guru pun juga mengikuti kegiatan yang

terprogram di masjid. kegiatan yang di masjid untuk para guru adalah

diberi nama “santapan rohani” dilaksanakan setiap satu bulan sekali hari

sabtu, minggu pertama pukul 07.00-08.00 yang disi oleh para ulama’

setempat, pengawas PAI kecamatan Semarang barat, dan juga

mendatangkan dosen dari UIN Walisongo Semarang. Kegiatan ini juga

dimaksudkan guru supaya bisa menjadi suri tauladan yang baik.

Nilai-nilai keislaman yang diperoleh siswa dari kegiatan ini

adalah sebagai berikut:

a) Iman

Dengan diadakannya kegiatan santapan rohani satu bulan

sekali bapak dan ibu guru semakin kuat imannya dan bertambah

keyikanannya kepada Allah SWT dan semakin besungguh-sungguh

dalam mengajar anak didik.

b) Taqwa

Melalui kegitan santapan rohani satu bulan sekali bapak dan

ibu guru mendapatkan bimbingan tentang ketaqwaan, maka melalui

kegiatan ini bapak dan ibu guru semakin takut dan meningkat kadar

ketaqwaannya kepada Allah SWT dan semakin ikhlas dalam mengajar

anak didik.

c) Budi pekerti

Pentingnya kegiatan santapan rohani untuk bapak dan ibu

guru karena menjadi guru tidak hanya menyampaikan materi yang

sifatnya kogniitf begitu saja. Melainkan menjadi guru harus bisa

menjadi suri tauladan yang baik kepada anak didik. Melalui kegiatan

Page 33: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

143

ini bapak dan ibu guru akan semakin berbudi bekerti untuk menjadi

tauladan yang baik bagi peserta didik.

2) Kegiatan Ekstra Rebana

Rebana ini merupakan kegiatan ekstra, yang mengikuti kegiatan

ini adalah para siswa yang mempunyai bakat dibidang seni yaitu hadrah.

Rebana ini para siswa dilatih oleh para pelatih profesional yang

didatangkan pihak sekolah untuk melatih para siswa agar mahir dalam

bidang rebana. Melestarikan kegiatan rebana berarti termasuk juga

melestarika budaya dan seni. Karena rebana pada akhir-akhir ini sudah

semakin punah di tengah-tengah masyaraka terkikisoleh budaya barat

dengan menggunakan alat musik modern. Maka kegiatan ekstra rebana ini

merupakan langkah konstruktif untuk melestarikan seni dalam Islam.

Nilai-nilai keislaman yang diperoleh siswa dari kegiatan ekstra

rebana adalah sebagai berikut:

a) Mencintai seni

Semakin lama kegiatan rebana semakin pudar kalah dengan

budaya-budaya atau musik yang tidak bernuansa islami, selain itu seni

hadrah semakin tidak diminati oleh para kawula muda. Maka melalui

kegiatan rebana ini siswa memeproleh nilai-nilai keislaman berupa

mencinai dan melestarikan seni yang semakin lama semakin pudar

dan bahkan hilang ditelan masa.

b) Kretifitas

Melalui kegiatan rebana siswa dapat mengembangkan

kreatifitasnya. Banyak orang yang tidak bisa memainkan rebana atau

bisa tapi potensinya tidak tersalurkan. Maka dengan kegiatan

pelatihan rebana ini siswa dapat memperoleh nilai-nilai keislaman

berupa kreatifitas dalam bidang seni.

d. Program tahunan

1) Isra’ mi’raj

Isra’ mi’raj di SMP Negeri 1 Semarang dilaksanakan satu tahun

sekali tepatnya di bulan Rajab. Kegiatan ini berlangsung sangat meriah

karena sebelum kegiatan isra’ mi’raj diadakan lomba membuat puisi dan

Page 34: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

144

cerpen mngenai perjalan Nabi Muhammad SAW dari masjidil Haram ke

Sidratul Muntaha sampai kelangit saff tujuh, yang kemudian menghasilkan

keputusan shalat lima waktu. Kemudian puisi dan cerpen terbaik

dipresentasikan di dalam acara pengajian isra’ mi’raj.

Kegiatan isra’ mi’raj di SMP Negeri 1 Semarang dilaksanakan di

Masjid dengan dihadiri oleh semua guru, karyawan dan siswa. Kemudian

yang menjadi pembicara atau mauidhah hasnah adalah ulma’/kyai

setempat. Selain lomba puisi dan cerpen, kegiatan pengajian isra’ mi’raj

dimeriahkan oleh group rebana dari siswa-siswi SMP Negeri 1 Semarang.

Nilai-nilai keislaman yang diperoleh siswa dari kegiatan isra’

mi’raj adalah sebagai berikut:

a) Keteguhan

Nilai-nilai keislaman yang diperoleh siswa dari kegiatan isro’

mi’roj ini adalah keteguhan dimana Isra’ mi’raj ini merupakan

peristiwa dimana Nabi Muhammad SAW, dalam suatu malam

melaksanakan perjalanan dari masjidil haram ke masjidil aqsa dengan

bimbingan malaikat jibril, beliau mendapatkan gambaran tentang

tanda-tanda kebesaran Allah SWT peristiwa itu tentu tidak akan

dilupakan pleh kaum muslimin, karena perintah shalat lima waktu

sehari semalam diberikan oleh Allah SWT saat isra’ dan mi’raj. Pada

waktu itu Nabi Muhammad baru saja ditinggal wafat istrinya siti

khadijah dan pamannya abu thalib, namun keprihatinan tersebut

menjadikan Nabi Muhammad semakin dekat dengan Allah SWT.

b) Kesabaran

Selain keteguhan siswa dapat memperoleh nilai-nilai

keislaman berupa kesabaran. Disatu sisi Nabi Muhammad

mendapatkan wahyu mengenai shalat lima waktu. Disatu sisi lainnya

Nabi kehilangan orang-orang tercintanya yaitu istri dan pamannya.

Walaupun demikian Nabi tetap sabar menghadapi kejadian ini.

2) Pesantren Ramadhan

Setiap satu tahun sekali tepatnya di bulan Ramadhan SMPN 1

Semarang mengadakan pesantren kilat atau pesantren ramadhan. Pesantren

Page 35: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

145

kilat adalah pengajian yang mengkaji materi-materi keagamaan dengan

menghadirkan nara sumber/ulama’ setempat yang dilaksanakan pada bulan

Ramadhan. Kegiatan pesantren Ramadhan di SMP N 1 Semarang

dilaksanakan pada minggu kedua dengan pembukaan di masjid oleh semua

siswa. Kemudian dilanjutkan di kelas masing-masing.

Pesantren Ramadhan di SMP Negeri 1 Semarang yang diisi oleh

guru PAI dan dibantu guru-guru yang lain, Yayasan Darul Qur’an, UIN

Walisongo dan Ulama’ setempat. Ketika pelaksanaan pesantren Ramadhan

siswa wajib menggunakan kopyah/songkok dan berbaju muslim,

sedangkan untuk siswi diwajibkan untuk berjilbab. Dan semuanya

diwajibkan pula membawa Al Qur’an. Sebelum pesantren Ramadhan para

siswa diprogramkan untuk membaca yasin dan membaca al qur’an satu

juz, dengan harapan selama satu bulan Ramadhan para siswa bisa

mengkhatamkan Al Qur’an.

Nilai-nilai keislaman yang diperoleh siswa dari pesantren

ramadhan adalah sebagai berikut:

a) Semangat menuntut ilmu

Kegiatan yang diselenggarakan satu tahun sekali ini dapat

membangkitkan siswa untuk menuntut ilmu. Karena ada nuansa

tersendiri pembelajaran keagamaan daripada hari-hari biasa. Khusus

materi yang disampaikan oleh tutor adalah materi agama dan tutor

pesantren ramadhan berasal dari luar sekolah. maka dengan adanya

program pesantren ramadhan siswa akan memperoleh nilai-nilai

keislaman berupa semangat untuk menuntut ilmu.

b) Disiplin

Khusus untuk bulan ramadhan siswa masuk mulai pukul

08.00. sebagaimana biasa sebelum pembelajaran dimulai siswa

melantunkan nadzam asma’ul husna. Akan tetapi khusus untuk bulan

ramadhan siswa diwajibkan untuk shalat dhuha terlebih dahulu

sebelum pembelajaran dimulai. Dengan penjadwalan shalat dhuha dan

do’a bersama maka siswa akan mendapatkan nilai-nilai keislaman

berupa kedisiplinan.

Page 36: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

146

c) Kebersamaan

Pesantren ramadhan ada nilai kebersamaan karena semua

siswa laki-laki diwajibkan untuk pakai songkok sedangkan perempuan

diwajibkan untuk pakai jilbab. Maka dari dari kegiatan pesantren

ramadhan siswa memperoleh nilai-nilai keislaman berupa

kebersamaan.

3) Maulud Nabi Muhammad SAW

Kegiatan peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW di SMP

Negeri 1 Semarang diselenggarakan pada bulan Maulud (Kalender

Hijriyah). Sebelum kegiatan pengajian dimulai terlebih dahulu para siswa

membacakan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW yang diiringi group

hadroh siswa-siswi SMP Negeri 1 Semarang, kemudian dilanjutkan bacaan

barzanji, diba’an baru pengajian.

Kegiatan pengajian peringatan maulud Nabi Muhammad SAW ini

diikuti oleh semua guru, karyawan, dan siswa. Mauidhah hasanah biasanya

diisi oleh ulama’ setempat dan kadang-kadang mengundang dosen dari

UIN Walisongo Semarang.

Nilai-nilai keislaman yang diperoleh siswa dari peringatan

maulud Nabi Muhammad SAW adalah sebagai berikut:

a) Meneladani akhlak Nabi

Nilai-nilai keislaman yang diperoleh dari peringatan maulud

Nabi adalah akhlakul karimah. Dari peringatan maulud Nabi siswa

diharapkan bisa meneladani sifat-sifat dan akhlak Nabi Muhammad

SAW.

b) Religius

Peringatan maulud Nabi memberikan nilai religius karena

pelaksanaannya di masjid yang dimeriahkan dengan group rebana dan

lantunan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Maka suasana akan

terasa religus.

4) Santunan anak yatim

Selain acara seremoni dalam bentuk pengajian, SMP N 1

Semarang ketika memperingati Maulud Nabi juga memberikan santunan

Page 37: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

147

kepada anak yatim di panti asuhan, diantara panti asuhan yang pernah

disantuni adalah panti asuhan Al Hidayah, Panti Asuhan Darun Najah,

panti Asuhan Bina Amal dan lain sebagainya. Bentuk santinan tersebut

berupa uang, setrika, kipas angin, kompor, lampu, beras dan lain

sebagainya.

Kegiatan santunan anak yatim ini dana diperoleh dari iuran para

siswa seikhlasnya, kemudian dana dikumpulkan menjadi satu setelah itu

dibelikan keperluan-keperluan yang akan di santunkan ke panti asuhan.

Untuk penyaluran santunan anak yatim tersebut diberikan langsung oleh

guru PAI dan didampingi perwakilan pengurus OSIS.

Nilai-nilai keislaman yang diperoleh siswa adalah kedermawanan

dan peduli dengan sesama. Kedermawanan harus dilatih sejak dini karena

kalau dibiarkan maka akan menjadi siswa yang pelit dan dijauhi oleh

teman-teman dan jauh pula dari Allah. Peduli dengan sesama juga harus

ditanamkan sejak dini karena mengingat hidup bermasyarakat ada yang

miskin dan ada yang kaya. Maka sudah seyogyanya orang yang kaya

membantu yang miskin dan orang yang kuat membantu yang lemah.

5) Shalat Idul adha dan latihan qurban

Ketika bulan Dzulqa’dah SMP Negeri 1 Semarang

menyelenggarakan rangkaian kegiatan yang dimulai dari shalat ‘Id secara

berjama’ah kemudian dilanjutkan menyembelih qurban berupa sapi dan

kambing. Sebelumnya panitia Idul Qurban memberikan arahan kepada

para siswa untuk latihan qurban dengan membayar iuran uang sebesar Rp.

50.000 kemudian uang tersebut dibelikan sapi dan kambing. Walaupun

demikian karena rata-rata wali murid SMP Negeri 1 Semarang golongan

menengah keatas sehingga mereka ada yang berkorban langsung satu

kambing dan bahkan ada yang berkorban satu sapi.

Daging kurban dibagikan kepada para fakir dan miskin di sekitar

SMP Negeri 1 Semarang dengan cara membagikan kupon agar

pengambilan bisa berjalan secara tertib dan tidak rebutan. Selain itu daging

kurban diberikan para tukang becak, dan sebagain lagi diberikan ke panti

asuhan di Semarang. Shalat ‘Id diwajibkan bagi semua siswa dan siswi

Page 38: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

148

yang bertindak menjadi khotib dan imam shalat Idul Adha adalah guru

PAI. Dari rangkaian idul adha tersebut siswa memperoleh nilai-nilai

keislaman berupa latihan berkorban dan berbagi dengan sesama.

6) Zakat fitrah

Di bulan ramadhan para siswa SMP N 1 Semarang diwajibkan

zakat fitrah di sekolah dengan membawa 2,5 KG beras. Kemudian setelah

beras terkumpul SMP N 1 Semarang bekerjasama dengan rumah zakat

untuk menyalurkan zakat tersebut. Selain itu zakat juga dibagikan kepada

tukang becak dan para fakir miskin di sekitar SMP N 1 Semarang dengan

membagikan kupon biar tertib dalam pengambilannya.

Zakat fitrah di SMP Negeri 1 Semarang ini dibentuk panitia

tersendiri yang di ketuai oleh salah satu guru dan melibatkan pengurus

OSIS. Zakat fitrah biasanya dipusatkan di Masjid yang dijaga oleh dua

siswa yang dijadwal secara bergilir. Dari kegiatan zakat fitrah tersebut

siswa tertanam nilai-nilai keislaman berupa taat kepada perintah Allah

SWT. Karena zakat fitrah adalah kewajiban yang harus dijalankan oleh

semua umat Islam. Selain ketaatan kegiatan zakat fitrah dapat

menanamkan nilai-nilai keislaman berupa peduli dengan sesama. Karena

hasil dari zakat fitra dikumpulkan menjadi satu untuk dibagikan kepada

fakir miskin.

7) Istighosah Akbar

Kelas IX SMP N 1 Semarang selain mengglembeng siswa

siswinya bapak dan ibu guru juga berusha untuk mengglembeng siswa-

siswi dalam bentuk kerohanian dengan mengadakan istighosah bersama.

Istighosah bersma menjelang Ujian Nasional diadakan di masjid SMP N 1

Semarang dengan menghadirkan orang tua siswa dan dipimpin oleh ulama’

setempat.

Nilai-nilai keislaman yang diperoleh siswa dari istighosah akbar

adalah sebagai berikut:

a) Religius

Sudah barang tentu kegiatan istighosah yang bernuansa

keagamaan pasti mempunyai nilai-nilai keislaman berupa religius.

Page 39: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

149

Tempat istighosah di masjid dan yang dibaca adalah ayat-ayat qur’an,

dzikir dan do’a-do’a tertentu.

b) Kebersamaan

Acara istighosah akbar ini menghadirkan semua wali murid

kelas IX dan dipimpin oleh ulama’ setempat. Acara ini diikuti oleh

semua siswa kelas IX, bapak dan ibu guru dan wali murid. Maka acara

istighosah akbar ini siswa memperoleh nilai-nilai keislaman berupa

kebersamaan.

e. Pembelajaran yang dipusatkan di masjid

1) Praktik shalat fardhu

Yang menjadi tujuan utama dalam praktek shalat fardhu adalah

kebenaran dan kefasihan siswa dalam melafadzkan niat dan bacaan-

bacaan dalam shalat. Selain itu, gerakan-gerakan dalam shalat juga

menjadi point utama guru PAI dalam mengajaran praktek shalat

berjama’ah. Sebelum praktek shalat fardhu dilaksanakan guru PAI

menjelaskan mengenai pentingnya shalat dan ancaman orang yang

meninggalkan shalat. Guru PAI juga memberikan contoh secara langsung

kepada para siswa mengenai bacaan-bacaan dan gerakan-gerakan dalam

shalat.

2) Praktik shalat jama’ dan qashar

Shalat jama’ dan qashar adalah shalat yang dilakukan oleh orang

yang bepergian jauh, shalat ini dilakukan sebagai rukhsoh/keringanan

bagi seorang muslim yang pergi jauh dengan niat yang baik bukan untuk

maksiat. Shalat jama’ adalah shalat yang menggabungkan antara shalat

dhuhur dan ashar, shalat maghrib dan shalat isya’, sementara shalat subuh

tidak bisa dijama’. Sedangkan shalat qashar adalah shalat yang dilakukan

oleh orang muslim yang bepergian dengan meringkas shalat dari shalat

dhuhur empat rakaat menjadi dua rakaat, shalat ashar empat rakaat

menjadi dua rakaat, shalat isya’ empat rakaat menjadi dua rakaat dan

shalat maghrib serta subuh sama, yakni maghrib tiga rakaat dan subuh dua

rakaat.

Page 40: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

150

Praktik shalat jama’ dan qasahar ini dilakukan oleh siswa yang

mana sebelumnya guru memberikan penjelasan tentang shalat jama’ dan

qashar serta memberikan contoh shalat jama’ dan qashar. Guru

memberikan contoh secara sempurna mulai dari niat, takbiratul ihram

sampai salam serta gerakan-gerakan dalam shalat.

3) Praktik wudhu dan tayamum

Wudhu kelihatannya urusan sepele tetapi untuk anak-anak kalau

tidak diperhatikan secara serius maka akan seenaknya saja dalam

melkukan wudhu’. Walaupun wudhu hukum asalnya mubah, akan tetapi

kalau menjalankan shalat wudhu yang semula mubah menjadi wajib.

Kalau wudhunya tidak benar maka wudhunya tidak sah, kalau wudhunya

tidak sah maka shalat-nya pun juga menjadi tidak sah.

Praktik wudhu dilakukan satu-persatu siswa mempraktikkan

wudhu, sebelum praktik dilakukan guur terlebih dahulu memberi

penjelasan menganai wudhu, kemudian melafadzkan niat bersama-sam

setelah itu diajarkan pula do’a setelah wudhu.

4) Praktik shalat trawih

Shalat trawih merupakan ibadah shalat sunnah yang dilakukan

oleh setiap muslim satu tahun sekali. Pelaksanaan shalat trawih dilakukan

satu bulan penuh di bulan puasa. Biasanya ramai di masjid-masjid atau

mushola-mushola umat muslim menjalankan shalat trawih ketika bulan

ramadahan. Walaupun ibadah sunnah akan tetapi umat muslim merasa

berat untuk meninggalkan karena shalat trawih dilaksanakan satu tahun

sekali.

Tujuan dilakukan praktek shalat trawih adalah agar para siswa

bisa melkukan shlat trawih dengan baik dan benar sesuai dengan syariat

islam. Serta mengetahui lebih dalam mengenai shalat trawih, mulai dari

waktunya, jumlah rakaatnya dan persoalan teknis shalat trawih yaitu

dilakukan dua rakaat salam-dua rakaat salam sebanyak dua puluh rakaat.

Selain itu guru juga menjelaskan mengenai perbedaan jumlah rakaat

shalat trawih yang berjumlah delapan rakaat dengan empat rakaat salam-

empat rakaat salam, supaya siswa dimasyarakat tidak merasa asing dan

Page 41: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

151

aneh terhadap perbedaan-perbedaan tersebut. Kemudian setelah shalat

trawih dalukukan shalat witir sebnya tiga rakaat dengan dua rakaat salam

dan satu rakaat salam.

5) Praktik shalat istikharah

Shalat istikharah adalah shalat untuk memilih antara dua perkara

atau lebih ketika seorang muslim mengalami kebimbangan. Shalat

istikharan berjumlah dua rakaat dan yang lebih afdhal/utama dilaksanakan

pada malam hari. Setelah shalat istikharah disunnahkan membaca do’a-

do’a tertentu dan berdo’a kepada Allah untuk diberikan salah satu pilihan

yang terbaik.

Praktik shalat istikharah dilakukan satu persatu oleh siswa yang

dinilai langsung oleh guru PAI, sebelumnya guru PAI memberikan

penjelasan mengenai tata cara shalat istikharah dan kegunaan/manfaat

shalat istikharah. Kemudian memberikan contoh gerakan dan bacaan-

bacaan dalam shalat istikharah.

6) Praktik shalat khusuf dan kusuf

Shalat khusuf adalah shalat yang dilakukan ketika terjadi gerhana

matahari, sedangkan shalat kusuf adalah shalat yang dilaksanakan ketika

terjadi gerhana bulan. Shalat khusuf dan kusuf ini dilakukan sebanyak dua

rakaat. Adapaun tatacara pelaksanaan shalat khusuf adalah diawali dengan

niat kemudian takbir setelah itu membaca fatihah dan surat-surat yang

disunnahkan. Shalat khusuf dan kusuf terdiri dari dua rakaat, dimana

setiap satu rakaat terdiri dari dua rukuk dan dua sejud, begitu pula

dirakaat kedua sama sebagaimana rakaat pertama.

Praktik shalat khusuf dan kusuf ini di tempatkan di masjid, yang

mana sebelumnya guru PAI memberikan penjelsan mengenai tata cara

shalat khusuf dan kusuf. Baik gerakan maupun bacaan-bacaan dalam

shalat tesebut. Kemudian memberikan contoh dan semua siswa praktik

satu per satu untuk melaksanakan shalat khusuf dan kusuf.

Kegiatan pembelajaran yang dipusatkan di masjid sangat banyak

sekali terutama kegiatan-kegiatan yang kaitannya dengan praktik. Kegiatan-

kegiatan tersebut adalah praktik shalat fardhu, praktik shalat jama’ dan

Page 42: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

152

qashar, praktik tayamum dan wudhu’, praktik shalat trawih, praktik shalat

istikharah, praktik shalat khusuf dan kusuf.

Manfaat yang diperoleh siswa dari praktik-praktik keagamaan tersebut

yang dipusatkan di masjid adalah siswa akan lebih tahu dengan baik dan

benar mengenai bacaan dan gerakan-gerakan dalam shalat ataupun dalam

wudhu dan tayamum, karena diawasi langsung oleh guru PAI. Nilai-nilai

keislaman yang diperoleh siswa dari praktik kegiatan keagamaan tersebut

adalah kepatuhan kepada bapak/ibu guru karena siswa mengikuti dengan

seksama aturan yang telah dibuat oleh bapak/ibu guru. Selain itu siswa

memperoleh nilai-nilai keislaman berupa kebersamaan karena semua siswa

secara bersama-sama mengikuti pembelajaran PAI di masjid.

Banyak sekali kegiatan keagamaan yang di Masjid yang berlangsung

di SMP Negeri 1 Semarang. Hal ini dimaksudkan supaya masjid tidak hanya

besar bangunannaya akan tetapi usaha untuk memakmurkan masjid sangat

minim. Maka dari itu guru PAI tergugah untuk memberdayakan masjid,

masjid supaya bisa ramai dan berfungsi sebagaimana zaman Nabi, yaitu tidak

hanya untuk shalat lima waktu saja melainkan untuk kegiatan musyawarah,

ta’lim, seni, dan kegiatan-kegiatan yang lain.

Mengingat merosotnya moral di akhir zaman maka masjid-lah tempat

yang cocok untuk membenahi akhlak para remaja, dengan kembalinya ke

masjid para remaja dibina dan dibimbing kearah yang positif sehingga

terhindar dari perbuatan-perbuatan tercela. Begitu pula di SMP Negeri 1

Semarang guru PAI berupaya untuk memberdayakan masjid dengan berbagai

kegiatan sehinnga para siswa hatinya terpaut dengan masjid, dan dengan

kegiatan-kegiatan yang ada akan tertanam nilai-nilai keislaman pada diri

peserta anak didik.

Sejak tiga tahun terakhir mulai tahun 2012-2015 SMP Negeri 1

Semarang telah memperoleh 30 kejuaraan dibidang keagamaan seperti

tilawah, tartil, pidato, kaligrafi, rebana, dan lain sebagainya. Hal ini terealisasi

berkat kerjasama antara guru PAI, kepala sekolah, semua guru dan karyawan

serta orang tua siswa. Komitmen yang kuat dari semua elemen sehingga SMP

Negeri 1 Semarang mampu menngantarkan siswa menjadi siswa yang cerdas

Page 43: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

153

dan berakhlak, terutama keberhasilan program yang dilakukan oleh guru PAI

dalam mengelola kegiatan keagamaan di masjid sebagai sarana internalisasi

nilai-nilai keislaman di SMP Negeri 1 Semarang.

3. Evaluasi Kegiatan Keagamaan di Masjid sebagai Sarana Internalisasi Nilai-

Nilai Keislaman siswa

Pada bagian ini akan dipaparkan beberapa hal yang terkait dengan

evaluasi dari kegiatan pemberdayaan masjid yang selama ini dilakukan oleh

guru PAI di SMP Negeri 1 Semarang. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk

mengetahui sejauh mana program perencanaan pemberdayaan masjid yang telah

terealisasi di SMP Negeri 1 Semarang. Hasil dari evaluasi ini dapat dijadikan

pedoman untuk program pemberdayaan masjid yang akan datang.

Evaluasi yang dilakukan oleh guru PAI dalam mengelola kegiatan

keagamaan masjid sebagai sarana internalisasi nilai-nilai keislaman di SMP

Negeri 1 Semarang adalah dengan Absensi. Semua kegiatan yang dilakukan di

masjid, baik kegiatan harian, mingguan, tahunan, ataupun kegiatan-kegiatan

keagamaan lainnya pelaksanaannya selalu ada absensi. Dari absensi maka akan

terlihat jelas, siswa yang mengikuti kegiatan dan siswa yang tidak mengikuti

kegiatan. Penanganan yang dilakukan oleh guru PAI bagi siswa yang tidak

mengikuti kegiatan adalah berupa teguran dan nasihat, dan tentunya berdampak

pada penilaian hasil pembelajaran.

Hal ini sesuai dengan pemaparan oleh ibu Palupi:11

“Kami selalu memberikan absensi kepada semua siswa yang diabsenlangsung oleh rohis kelas masing-masing. Absensi yang telah dilakukanoleh rohis kelas, kemudian kami chek setiap satu minggu sekali setiaphari jum’at. Bagi siswa yang tidak mengikuti kegiatan maka akan kamiadakan pembinaan-pembinaan dan bimbingan khusus agar siswa bisamengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan sebagaimana siswa-siswa yanglain. Walaupun demikian dapat dipastikan hampir semua siswa selalumengikuti kegiatan yang telah diprogramkan.”

Selain absensi sebagai bentuk evaluasi yang dilakukan oleh guru PAI

dalam mengelola kegiatan keagamaan di masjid sebagai sarana internalisasi

nilai-nilai keislaman di SMP Negeri 1 Semarang adalah dengan pemantauan

secara langsung. Guru PAI setiap hari memperhatikan para siswa baik di dalam

11 Hasil wawancara dengan Ibu Palupi, S.Ag selaku guru Agama tanggal 21 April 2015

Page 44: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

154

kelas maupun di luar kelas, bagaimana interaksi antara siswa dengan siswa, dan

siswa dengan guru. Cara bicara, cara bergaul dan bersikap menjadi acuan utama

guru dalam mengevaluasi siswa.

Absensi untuk mengetahui siswa yang ikut kegiatan dengan siswa yang

tidak mengikuti kegiatan, sedangkan pantauan secara langsung dilakukan untuk

mengetahui sejauh mana nilai-nilai keislaman diimplemantasikan siswa dalam

kehidupan terutama di sekolah. Walaupun demikian guru PAI selalu berupaya

untuk menanamkan nilai-nilai keilaman siswa. Guru PAI bekerjasama dengan

wali murid untuk memantau dan membina siswa agar nilai-nilai keislaman bisa

diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Kerjasama dengan orang tua untuk menginternalisasikan nilai-nilai

keislaman ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Arief Saifudin:12

“Guru PAI bekerjasama dengan orang tua untuk menginternalisasikannilai-nilai keislaman, setiap ada pertemuan wali murid kami selalumenghimbau dan meminta kepada semua wali murid untuk selalumemantau dan membina para siswa agar nilai-nilai keislamandiimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, cheking isi HP, carabebicara, adab bergaul, cara memilih teman, dan waktu bermain. Selainitu kami juga mengunjungi rumah wali murid secara bergilir untukmengetahui sejauhmana nilai-nilai keislaman diimplementasikan dalamkehidupan sehari-hari oleh siswa.”

Proses penanaman nilai-nilai keislaman pada anak didik sesungguhnya

tidak bisa diajarkan secara teoritis, seperti hafalan definisi atau pendapat para

ahli. Penanaman nilai-nilai keislaman membuthkan keteladanan dari bapak/ibu

guru dan orang tua. Keteladanan yang baik akan mengantarkan anak didik untuk

mendapatkan modelling yang tepat untuk dijadikan cermin kepribadian dalam

kehidupannya. Tanpa menyertakan keteladanan pada pribadi orang tua dan guru,

boleh jadi anak didik akan kehilangan public figure yang bisa membawa anak

didik menjadi manusia seutuhnya dan berkarakter (Emosda, 2011: 55).

Keteladanan atau Uswatun Hasanah merupakan salah satu metode

pendidikan yang sangat efektif dan efesien dalam proses pendidikan. Metode

Uswatun Hasanah besar pengaruhnya dalam misi Pendidikan Agama Islam.

Bahkan menjadi faktor penentu, sebab apa yang dilihat dan didengar oleh anak

12 Hasil wawancara dengan Bapak Arif Saifudin, S.Ag selaku guru PAI tanggal 21 April 2015

Page 45: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

155

didik dari tingkah laku guru agama, hal tersebut bisa menambah kekuatan daya

anak didiknya, tetapi sebaliknya bisa melumpuhkan daya didiknya, apabila

ternyata yang tampak itu bertentangan dengan yang telah didengarnya.

Keteladanan yang paling nampak adalah karakter yang dimainkan oleh

si guru dan institusinya. Sebaik apapun konsep pendidikan (termasuk karakter),

jika institusi penyelenggaranya tidak berkarakter, pastilah hasilnya tidak

maksimal. Karakter pendidikan merupakan suatu kualitas atau sifat yang secara

kontinue dilakukan sehingga dapat dijadikan ciri untuk mengidentifikasi suatu

objek atau suatu kejadian (Jalil, 2012: 24)

Selain absensi dan pantauan secara langsung kepada siswa, evaluasi

yang dilakukan adalah musyawarah bersama dengan semua guru dan kepala

sekolah untuk mengevaluasi program-program pengelolaan kegiatan keagamaan

di masjid. Program apa yang perlu diperbaiki, program yang sudah baik supaya

untuk ditingkatkan agar lebih baik, program yang kurang baik supaya ditangani

secara sungguh-sungguh supaya bisa lebih baik.

C. Analisis Hasil Penelitian

Sebagaimana dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan

diskriptif kualitatif yang mana berusaha memberikan gambaran dari hasil yang

dilakukan selama melakukan penelitian melalui observasi, interview maupun dari

dokumentasi, peneliti sedikit memberikan gambaran mengenai tentang lokasi

maupun yang menjadi objek utama dalam penelitian ini, setelah memberi gambaran

tersebut peneliti akan mengecek dari hasil temuan yang ditemukan selama

melakukan penelitian, pengamatan, interview dengan nara sumber maupun yang

diperoleh dari bentuk dokumentasi maupun data secara pribadi dengan teori-teori

yang ada pada kajian teori yang sesuai dengan tujuan dari penelitian ini.

SMP N 1 Semarang merupakan SMP Negeri yang berprestasi, selain

mempunyai prestasi dibidang akademik SMP Negeri 1 Semarang juga berprestasi

dibidang keagamaan. SMP Negeri 1 Semarang terletak di Jalan Ronggolawe

Kecamatan Semarang Barat. Adapun obyek utama dalam penelitian ini adalah Guru

PAI SMP Negeri 1 Semarang. Sebagaimana dalam fokus penelitian ini ada

beberapa hal yang ingin diketahui yaitu tentang perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi manajemen kegiatan keagamaan di masjid sebagai sarana internalisasi

Page 46: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

156

nilai-nilai keislaman di SMP Negeri 1 Semarang. Adapun analisis dari ketiga

pokok bahasan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Tujuan manajemen kegiatan masjid ini adalah untuk menanamkan nilai-

nilai keislaman pada diri siswa di SMP N 1 Semarang. Bangsa Indonesia

khususnya anak muda sedang mengalami kemrosotan moral, hal ini bisa dilihat

dari banyaknya tawuran antar pelajar, minum-minuman keras, hamil di luar

nikah, dan tindakan-tindakan negatif yang lainnya. SMP N 1 Semarang

mempunyai masjid terbesar tingkat SLTP se Kota Semarang dan fasilitas masjid

yang cukup lengkap. Masjid yang ada di SMP N 1 Semarang kalau dikelola

dengan baik melalui berbagai kegiatan keagamaan, dan pembinaan-pembinaan

moral kepada siswa maka siswa akan tertanam nilai-nilai keislaman pada

dirinya.

Guru PAI di SMP N 1 Semarang berupaya untuk mengelola masjid

semaksimal mungkin. Dimulai dari kordinasi antar guru PAI, waka kurikulum,

waka kesiswaan, dan bapak kepala sekolah. Bentuk-bentuk kegiatan keagamaan

yang diagendakan oleh guru PAI di masjid meliputi kegiatan harian, kegiatan

mingguan, kegiatan bulanan, kegiatan tahunan, dan kegiatan pembelajaran

keagamaan.

Perencanaan kegiatan masjid di SMP N 1 Semarang sebagai sarana

internalisasi nilai-nilai keislaman sudah teratur dan terkonsep matang. Hal ini

dilakukan oleh guru PAI yang sungguh-sungguh dan serius dalam menyusun

program kegiatan masjid. Penyusunan perencanaan kegiatan dimulai dari

penyesuaian visi dan misi masjid, tujuan kegiatan dan kordinasi dengan waka

kurikulum, waka kesiswaan dan bapak kepala sekolah. Dalam menyusun

perencanaan guru PAI menggunakan pendekatan otokratis, dimana kebijakan,

program-program yang terencana ditentukan oleh pihak atasan yaitu guru PAI

dan pihak sekolah. Karena masjid sekolah bukan masjid untuk umum yang

dikelola oleh masyarakat sehingga siswa sebagai jamaah mengikuti program

yang telah disusun oleh pihak sekolah.

Substansi perencanaan sebagai fungsi manajemen adalah pengambilan

keputusan dengan memilih dan memilah kegiatan yang akan atau tidak

Page 47: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

157

dilaksanakan, bagaimana pengerjaannya, apa yang harus dikerjakan, dan siapa

yang mengerjakannya. Tanpa perencanaan yang matang dan terarah, suatu

kegiatan tidak akan dapat mencapai tujuan secara efektif dan efesien.

Masjid merupakan salah satu sarana pembelajaran yang ada di satuan

pendidikan. Selain sebagai tempat shalat masjid juga bisa difungsikan untuk

kegiatan-kegiatan keagamaan yang lain, seperti peringatan Hari Besar Islam

(PHBI), pembelajaran praktik keagamaan, pembinaan iman dan taqwa untuk

siswa, bapak dan ibu guru, latihan ketrampilan siswa: kaligrafi, qora’ah, tartil,

dan lain sebagainya. Untuk mewujudkan itu semua, agar masjid bisa berfungsi

dengan baik dan efektif maka perlu sebuah perencanaan yang matang. Guru PAI

selaku orang yang diberikan tanggung jawab untuk mengelola masjid maka guru

PAI berusaha dengan sungguh-sunggguh untuk menjadikan masjid sebagai pusat

kegiatan siswa.

Perencanaan merupakan landasan bagi manajemen. Ia adalah penentuan

sasaran yang ingin dicapai, tindakan yang seharusnya dilaksanakan, bentuk

organisasi yang tepat untuk mencapainya dan orang-orang yang bertanggung

jawab terhadap kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan. Perencanaan

mempunyai beberapa tujuan penting yaitu:

1) Mengurangi atau mengimbangi ketidakpastian dan perubahan-perubahan

pada waktu yang akan datang.

2) Memusatkan perhatian pada sasaran

3) Mendapatkan proses pencapaian tujuan secara ekonomis

4) Memudahkan dalam pengendalian.

Perencanaan pengelolaan kegiatan keagamaan di masjid harus dikonsep

sedemikian rupa, baik perencanaan kegiatan harian, mingguan, bulanan, tahunan

dan pembelajaran keagamaan. Karena dengan perencanaan yang baik akan

menghasilkan out put yang baik pula. Perencanaan pengelolaan kegiatan

keagamaan di masjid harus memberikan kontribusi positif bagi warga sekolah,

baik itu siswa, karyawan maupun guru di SMP Negeri 1 Semarang. Kegiatan

yang sudah dikonsep matang saja kadang-kadang pelaksanaan masih melenceng

dari perencanaan apalagi kegiatan tanpa perencanaan.

Page 48: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

158

Di dalam penelitian ini, peneliti mengkhususkan perencanaan

pengelolaan kegiatan masjid oleh guru PAI yang bisa memberikan kontribusi

positif kepada siswa berupa nilai-nilai keislaman. Karena membahas tentang

masjid dan guru PAI tentu yang berhubungan dengan akhlak, sedangkan akhlak

dapat juga diistilahkan dengan nilai-nilai keislaman. Nilai-nilai keislaman suatu

hal yang penting yang harus ditanamkan kepada peserta didik karena visi SMP

Negeri Semarang adalah luhur, budi, cerdas, berprestasi. Harapan dari bapak

kepala sekolah adalah sesuai dengan visi tersebut adalah ingin mendidik siswa

agar menjadi siswa yang cerdas dan berprestasi dalam bidang akademik yang

diimbangin dengan budi pekerti yang baik.

Disamping itu perencanaan juga mempunyai sifat hirarki yang memilki

empat prinsip utama yaitu:

1) Kontribusi pada tujuan dan sasaran

2) Aspek primer dari perencanaan

3) Aspek daya serap perencanaan

4) Efisiensi biaya.

Perencanaan pengelolaan kegiatan keagamaan di masjid sebagai sarana

internalisasi nilai-nilai keislaman merupakan program yang sangat bagus sekali.

Hal ini sesuai dengan visi dan misi SMP Negeri 1 Semarang yaitu luhur, budi,

cerdas, berprestasi. Megajar anak untuk menjadi pintar saja mudah akan tetapi

menjadikannya siswa yang cerdas dan berakhlak menjadi perhatian sendiri oleh

bapak dan ibu guru. Tugas pendidik dalam konteks ini adalah guru PAI adalah

mendidik dengan cara mengajar di samping memberi dorongan, memberi

teladan, memuji maupun membiasakan. Maka langkah guru PAI dalam

mengelola kegiatan keagamaan di masjid sebagai sarana internalisasi nilai-nilai

keislaman sudah sangat cocok sekali.

Sebagaimana hasil wawanara dengan bapak Arief saifudin, S.Ag.

selaku guru PAI pada tanggal 14 April 2015, maka dapat disimpulkan bahwa

perencanaan yang dilakukan oleh guru PAI dalam mengelola kegiatan

keagamaan di masjid sudah semaksimal mungkin, mulai dari kordinasi dengan

guru PAI sendiri, kordinasi dengan waka kurikulum dan waka kesiswaan dan

pengajuan kepada kepala sekolah. Dari kordinasi-kordinasi tersebut semua pihak

Page 49: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

159

mendukung sepenuhnya untuk mengelola kegiatan keagamaan di masjid sebagai

sarana internalisasi nilai-nilai keislaman.

Perencanaan program kegiatan masjid harian seperti, adzan dhuhur,

pembacaan ta’lim fadhilah amal, membaca asma’ul husna, terjadwal dengan rapi

yang melibatkan semua siswa terlebih siswa kelas VII dan VIII hal ini dalam

rangka pengakaderan. Kalau kelas IX lulus maka ada generasi penerusnya.

Perencanaan program harian selain terjadwal rapi, guru PAI membentuk

program musyawarah harian setelah shalat dhuhur dengan personil pengurus

OSIS terutama Rohis. Di dalam musyawarah tersebut membahas dan menjadwal

ulang untuk memastikan petugas adzan dan ta’lim serta pembacaan asma’ul

husna. Hal ini dimaksudkan supaya tidak terjadi kekosongan personil ketika

pelaksanaan.

Untuk perencanaan program mingguan seperti adzan jum’at dan bilal,

sebagaimana perencanaan program harian, guru PAI membentuk musyawarah

kecil dengan pengurus OSIS dan Rohis untuk memastikan siapa yang bertugas

menjadi bilal dan adzan jum’at. Sedangkan untuk kajian keislaman siswi guru

PAI terlebih dahulu berkordinasi dengan pengurus LSM Krend untuk memilih

tema yang cocok dan terkini. Begitu pula untuk kegiatan bulanan seperti

santapan rohani untuk bapak dan ibu guru, guru PAI berkordinasi atau rapat

kecil-kecilan untuk memastikan siapa yang mengisi dan mengingatkan melalui

SMS kepada bapak dan ibu guru supaya acara maksimal bisa ikut semua tidak

ada alasan lupa.

Program kegiatan masjid yang besar seperti Peringatan Hari Besar

Islam (PHBI) maka guru PAI menyusun kepanitiaan tersendiri yang dikemas

dalam bentuk proposal agar bisa maksimal dalam pelaksanaannya. Selain itu

kegiatan yang besar seperti PHBI membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit

sehingga perlu pengajuan dan persetujuan dari kepala sekolah. Kegiatan PHBI

ini tidak bekerjasama dengan pihak luar karena dari segi pendanaan SMP Negeri

1 Semarang sudah cukup.

b. Pelaksanaan

Perencanaan harus direalisasikan melalui tindakan-tindakan pergerakan

(actuating), sebab sebaik apapun perencanaan tanpa pergerakan tidak akan

Page 50: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

160

berarti atau apa yang diharapkan tidak terealisasi, sebab pergerakan merupakan

fungsi manajemen untuk mewujudkan sesuatu yang yang direncanakan menjadi

sesuatu yang kenyataan. Orang yang menggerakkan roda sebuah organisasi

disebut dengan manajer. Manajer diartikan sebagai orang yang bertanggung

jawab dalam proses pelaksanaan pekerjaan dalam pengerahan seluruh usaha

untuk membantu sebuah perusahaan dengan meraih tujuan. Dengan demikian

guru PAI berarti orang yang paling bertangung jawab atas pemberdayaan masjid

di SMP Negeri 1 Semarang.

Dalam pelaksanaan suatu program tidak akan berhasil jika tidak

mendapatkan dukungan dari semua pihak. SMP Negeri 1 Semarang menjadi

seekolah yang unggul dalam bidang akademik dan keagamaan, selain itu juga

berbudi pekerti yang baik. Hal ini karena masjid yang ada di SMP Negeri 1

Semarang difungsikan secara maksimal untuk menanamkan nilai-nilai keislaman

pada siswa. Nilai-nilai keislaman sejalan dengan nilai-nilai karakter atau yang

mana pada akhir-akhir ini menjadi perhatian serius di dunia pendidikan.

Mengingat merosotnya moral remaja, banyaknya tindakan asusila, pencurian,

tawuran antar pelajar, pemerkosaan, minum minuman keras, narkoba, dan lain

sebagainya. Maka untuk mengatasi semua masjid lah menjadi satu-satu nya

tempat untuk membina dan membimbing anak ke arah yang positif.

Pelaksanaan kegiatan keagamaan masjid di SMP Negeri 1 Semarang

berjalan dengan baik dan lancar, karena mendapatkan dukungan dari semua

stakeholder yang ada di SMP Negeri 1 Semarang. Tidak hanya bapak dan ibu

guru yang mendukung, bahkan wali murid dan orang tua pun mendukung

sepenuhnya dalam pelaksanaan pengelolaan kegiatan keagamaan di masjid

sebagai sarana internalisasi nilai-nilai keislaman siswa.

Dalam pengelolaan kegiatan keagamaan di masjid SMP Negeri 1

Semarang sangat tinggi sekali partisipasi oarng tua. Tingginya tingkat partisipasi

orang tua siswa untuk memberdayakan masjid dalam bentuk finansial barang,

dan jasa. Partisipasi orang tua siswa dalam bentuk ini dibagi dalam berbagai

bentuk diantaranya sumbangan material barang, tenaga, uang, dan dalam bentuk

konsumsi. Hasilnya adalah pembanguan masjid lantai 2 dengan lantai kramik

yang sebelumnya lantai biasa. Selain itu bantuan berupa paving depan masjid,

Page 51: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

161

speaker, perlengkapan masjid (kaligrafi, asma’ul husna, al qur’an, sanyu, dan

lain sebagainya). Partisipasi dalam bentuk finansial barang atau jasa dari wali

murid merupakan bentuk kesadaran wali murid mengenai pentingnya

pengelolaan kegiatan keagamaan di masjid sebagai sarana internalisasi nilai-nilai

keislaman.

Pelaksanaan pemberdayaan masjid kegiatan harian seperti shalat

berjama’ah, ta’lim sebelum dhuhur, adzan, berjalan dengan baik dan lancar

sesuai dengan perencanaan. Shalat berjama’ah diikuti oleh semua siswa-siswi,

ta’lim sebelum dhuhur petugasnya pasti dan yang dibaca juga pasti, karena

sebelumnya sudah disiapkan dan diadakan pembinaan terlebih dahulu oleh seksi

kerohisan. Walaupun sudah terjadwal tetapi tidak ada pembinaan dan persiapan

maka hasilnya akan kurang maksimal. Begitu pula yang bertugas adzan dhuhur

juga diadakan pelatihan dan pembinaan terlebih dahulu karena tidak semua

siswa bisa dan berani adzan.

Pelaksanaan kegiatan mingguan pemberdayaan masjid yang dilakukan

oleh guru PAI sebagai sarana internalisasi nilai-nilai keislaman seperti shalat

jum’at, infak/sadaqah, bersih-bersih masjid sudah berjalan dengan baik dan

lancar, walaupun demikian masih harus terus diadakan perbaikan-perbaiakan.

Untuk shalat jum’at pelaksanaan sudah maksimal karena persiapan satu hari

sebelumnya sudah dipastikan siapa yang bertugas menjadimu’adzin dan bilal

serta salah satu guru yang menjadi khotib. Untuk kegiatan infaq/sadaqah karena

sudah rutin setiap hari jum’at maka sudah bisa dikatakan berjalan dengan baik

dan lancar. Yang bertugas mengkoordinir adalah rohis kelas masing-masing.

Sedangkan untuk kegiatan bersih-bersih masjid walaupun sudah berjalan lancar

maka harus terjadwal biar lebih praktis dan maksimal dalam pelaksanaan. Dibagi

sebagaian ada yang membersihkan kamar mandi, sebagaian ada yang

membersihkan masjid, sebagaian ada yang membersihkan halaman masjid, dan

lain sebagainya.

Pelaksanaan kegiatan bulanan dan tahunan pemberdayaan masjid

sebagai saranan internalisasi nilai-nilai keislaman di SMP Negeri Semarang

khususnya PHBI dalam pelaksanaannya lebih maksimal daripada kegiatan

harian, karena PHBI dalam perencanaan melibatkan banyak pihak termasuk

Page 52: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

162

bapak dan ibu guru yang dirangkai dalam bentuk panitia. Kegiatan PHBI seperti

mauludan, isro’ mi’raj sebelumnya diadakan lomba-lomba keagamaan sehingga

lebih meriah dan para siswa antusias dalam mengikutinya. PHBI ini

mendatangkan pembicara ulama’ setempat dan siswa lebih khusyu’ dalam

mendengarkannya.

Pembelajaran keagamaan di masjid tidak hanya sekedar teori saja

melainkan bisa praktik mengenai teori yang telah diajarkan. Shalat berjama’ah,

shalat jum’at dan peringatan-peringatan hari besar sangat banyak sekali

manfaatnya terutama nilai-nilai keislaman yang bisa diperoleh oleh siswa. Serta

siswa tidak merasa jenuh dan tidak bosan dengan pembelajaran dimasjid karena

tempat luas, suasana enak, dan bisa mempraktikan langsung mengenai teori yang

diajarkan oleh bapak/ibu guru Agama.

Pelaksanaan pemberdayaan masjid yang dilakukan oleh guru PAI

sebagai sarana internalisasi nilai-nilai keislaman sudah berjalan dengan baik dan

maksimal atau berhasil. Hal ini bisa dilihat dari semua program yang

direncanakan sudah terealisasi hanya tiga program yang belum yaitu: pesantren

Ramadhan di pondok pesantren, kuliah minggu pagi, kegiatan BTQ untuk bapak

dan ibu guru.

c. Evaluasi

Evaluasi merupakan alat untuk menilai berhasil atau tidaknya sebuah

tujuan yang telah direncanakan. Evaluasi harus dilakukan oleh guru PAI

terhadap pelaksanaan kegiatan keagamaan di masjid sebagai sarana internalisasi

nilai-nilai keislaman di SMP Negeri 1 Semarang. Fungsi evaluasi di SMP Negeri

1 Semarang bukanlah evaluasi untuk mencari keslahan tetapi melengkapi dan

mendorong menuju sukses program yang telah terlaksana.

Untuk mengetahui keberhasilan guru PAI dalam mengelola kegiatan

keagamaan di masjid sebagai sarana internalisasi nilai-nilai keislaman maka

diadakan evaluasi. Secara garis besar evaluasi yang dilakukan oleh guru PAI

dalam mengelola kegiatan keagamaan di masjid sebagai sarana internalisasi

nilai-nilai keislaman di SMP Negeri 1 Semarang ada tiga macam, absensi,

pemantauan secara langsung dan musyawarah evaluasi.

Page 53: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

163

1) Absensi

Setiap kegiatan keagamaan di masjid baik harian, mingguan,

bulanan, tahunan, dan kegiatan pembelajaran keagamaan di masjid selalu

diabsensi. Yang bertugas mengabsensi adalah masing-masing rohis kelas

kemudian dilaporkan kepada guru PAI. Evaluasi berupa absensi ini

merupakan langkan yang efektif karena dapat menjadikan siswa untuk selalu

mengikuti kegiatan keagamaan di masjid. Walaupun pertama satu atau dua

kali merasa terpaksa untuk mengikuti kegiatan keagamaan di masjid. Akan

tetapi lama-lama siswa semakin antusias dan merasa nyaman untuk mengikuti

kegiatan. Karena sudah muncul rasa kesadaran mengenai pentingnya nilai-

nilai keislaman di tanamkan dalam diri mereka.

Absensi ini dilaporkan oleh rohis kelas kepada guru PAI setiap satu

minggu sekali tepatnya hari kamis siang, kemudian jum’at pagi siswa yang

yang alfa di panggil untuk diberikan pembinaan oleh guru PAI. Absensi

dilakukan untuk mengetahui siswa yang mengikuti kegiatan dan tidak

mengikuti kegiatan, siswa yang tidak mengikuti kegiatan atau alfa maka akan

ada pembinaan dari guru PAI dan berimplikasi pada penilaian. Dengan

adanya evaluasi absensi maka siswa menjadi rajin dan mengikuti semua

kegiatan keagamaan di masjid kecuali yang berhalangan atau ada keperluan

maka izin kepada guru PAI.

2) Pemantauan secara langsung

Pemantauan secara langsung dilakukan oleh guru PAI baik ketika

pelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas. Pemantauan secara langsung

ini guru PAI bekerjasama dengan semua guru untuk mengenternalisasikan

nilai-nilai keislaman. Pemantauan secara langsung kepada siswa dilakukan

untuk mengetahui sejauhmana siswa mengimplementasikan nilai-nilai

keislaman dalam kehiudpan sehari-hari terutama disekolah.

Guru yang mengetahui siswa yang berbuat tidak sopan atau negatif

maka langsung menegurnya. Pemantauan secara langsung ini juga

berimplikasi pada penilaian, karena penilaian akhir mengabungkan antara

aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pemantauan secara langsung ini

Page 54: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

164

lebih efektif daripada absensi, karena siswa merasa diawasi langsung oleh

bapak/ibu guru.

Selain evaluasi absensi dan pemantauan secara langsung, guru PAI

bekerjasama dengan wali murid untuk mengimplementasikan nilai-nilai

keislaman dalam kehidupan sehari-hari di rumah. Karena

mengimplementasikan nilai-nilai keislaman tidak hanya di sekolah saja,

mengimplementasikan nilai-nilai keislaman tidak tugas guru di sekolah saja

melainkan tugas bersama anatara guru dan wali murid.

3) Musyawarah evaluasi bersama

Untuk mengevaluasi program masjid secara keseluruhan pihak

sekolah menggelar rapat bersama dengan bapak dan ibu guru untuk

mendapatkan masukan-masukan, program pemberdayaan masjid apa yang

perlu ditingkatkan. Program yang sudah berjalan dengan baik supaya bisa

lebih baik dan program yang kurang baik supaya mendapatkan masukan dari

bapak/ibu guru agar menjadi lebih baik.

Berdasarkan hasil analisis evalusai sebanarnya sudah baik. Karena

program pengelolaan kegiatan keagamaan di masjid sebagai sarana

internalisasi nilai-nilai keislaman melibatkan semua komponen tidak hanya

guru PAI saja melainkan kerjasama dengan bapak dan ibu guru dan wali

murid. Dari hasil evaluasi tersebut harus dijadikan feedback. Dari sisi

kelebihan harus dipertahankan dan dikembangkan, sedangkan dari sisi

kekurangan perlu dicarikan alternatif solusinya melalu kerjasama yang

efektif, agar setiap pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masjid di masa depan

semakin mampu mewujudkan siswa yang tertanam nilai-nilai keislaman pada

dirinya.

D. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Kegiatan Masjid sebagai

Sarana Internalisasi Nilai-Nilai Keislaman

1. Faktor pendukung

SMP Negeri Semarang mempunyai beberapa kekuatan sebagai faktor

pendukung guru PAI dalam mengelola kegiatan keagamaan di masjid sebagai

sarana internalisasi nilai-nilai keislaman. Pengelolaan kegiatan keagamaan di

masjid SMP Negeri 1 Semarang dapat dikatakan cukup berhasil dan lancar

Page 55: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

165

(efektif dan efisien) meskipun terdapat sedikit kendala teknis dalam pelaksanaan

kegiatan, tetapi hal tersebut tidak berpengaruh secara mendasar. Hal ini dapat

dilihat dari semua program kegiatan hanya tiga program yang belum terealisasi

yaitu: BTQ untuk semua guru, kuliah pagi setiap hari minggu, dan pesantren

Ramadhan di pondok pesantren.

Beberapa faktor pendukung guru PAI dalam mengelola kegiatan

keagamaan di masjid sebagai sarana internalisasi nilai-nilai keislaman siswa di

SMP Negeri 1 Semarang agar pelaksanaan bisa berjalan dengan baik, efektif dan

efisien, maka guru PAI SMP N 1 Semarang telah melakukan beberapa alternatif

cara. Adapun faktor yang menjadi pendukung dalam pengelolaan kegiatan

keagamaan di masjid adalah sebagai berikut:

a) Kesungguhan dan kesemangatan guru PAI dengan menjalin hubungan yang

baik antara guru yang satu dengan guru yang lainnya sehingga tidak ada miss

komunikasi tentang program-program keagamaan khusunya yang dipusatkan

di masjid.

b) Lengkapnya sarana dan prasarana masjid sehingga mempermudah dalam

pembelajaran diantaranya dilengkapi dengan papan tulis dan LCD.

c) Dukungan sepenuhnya dari bapak sekolah, baik mengenai persetujuan

program keagamaan ataupun dukungan pendanaan termasuk pembangunan

dalam bentuk fisik.

d) Kesadaran dan antusias siswa akan pentingnya nilai-nilai keislaman sehingga

tanpa disuruh pun para siswa melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan di

masjid dengan sungguh-sungguh.

e) Dukungan dari orang tua terhadap program masjid, sehingga para wali siswa

banyak yang menyumbangkan ide-ide terbaiknya untuk kemakmuran masjid

dan dukungan berupa sokongan dana untuk pembangunan masjid, seperti

bantuan paving, speaker, kramik, sajadah, dan lain sebagainya.

f) Peran alumni yang sangat besar yang diwujudkan dengan berbagai jenis

partisipasi menurut kemampuan mereka. Mereka merasa ikut memiliki (sense

of belonging) , sehingga menimbulkan rasa ikut bertanggung jawab (sense

responbility) pada eksistensi sekolah sebagai kekuatan untuk semakin maju

menjadi sekolah yang sehat (good school).

Page 56: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

166

2. Faktor penghambat

Guru PAI dalam mengelola kegiatan keagamaan di masjid sebagai sarana

internalisasi nilai-nilai keislaman siswa di SMP Negeri 1 Semarang, selain faktor

pendukung juga ada faktor penghambat yang menyebabkan kurang efektifnya

guru PAI dalam mengelola kegiatan keagamaan di masjid, antara lain:

a) Latar belakang guru berbeda, sehingga menjadi kesulitan guru PAI untuk

menjelaskan mengenai pentingnya pengelolaan kegiatan keagamaan di masjid

sebagai sarana internalisasi nilai-nilai keislaman siswa. Selain itu sebagain

guru juga berlatarbelakang agama yang berbeda akan tetapi toleransi dan

saling hormat bisa terjaga, dan justru dari guru yang Islam sendiri yang

kadang-kadang berseberangan.

b) Latar belakang siswa yang berbeda, sehingga menjadi kendala bagi guru PAI

ketika menyampaikan materi yang berbahasa arab ketika pelaksanaan

pembelajaran keagamaan di masjid, apalagi kaitannya dengan praktik-praktik,

niat semuanya berbahasa arab.

c) Minimya waktu yang disediakan sehingga belajar mengajar menjadi kurang

maksimal.

d) Kurang lengkapnya sarana dan prasarana sehingga menjadi kendala dalam

pelaksanaan pembelajaran, karena dalam proses belajar mengajar sarana dan

prasarana sangat menunjang tercapai atau tidaknya tujuan pengajaran pada

suatu lembaga.

e) Kurang percaya dirinya guru PAI dalam memberdayakan majid, karena

satuan pendidikan yang dikelola adalah sekolah umum, sehingga kalau terlalu

diberdayakan masjidnya seakan-seakan seperti sekolah agama atau madrasah.

f) Bangunan masjid yang kurang besar sehingga jama’ah shalat dhuhur sampai

dua kloter. Walaupun sebenarnya masjid SMP N 1 Semarang sudah terbesar

dan dua lantai.

Apapun kegiatannya tentunya tidak lepas dari faktor-faktor yang

mendukung dan faktor-faktor yang menghambat. Begitu pula dalam pelaksanaan

Page 57: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

167

program kegiatan keagamaan di masjid sebagai sarana internalisasi nilai-nilai

keislaman di SMP Negeri 1 Semarang ada beberapa faktor yang mendukung dan

yang menghambat. Akan tetapi beberapa kendala sudah bisa diatasi oleh guru

PAI dengan kesungguhan dan kesabaran dalam menjalankannya serta

profesionalitas guru PAI.

Pendukung utama dalam pemberdayaan masjid sebagai sarana

internalisasi nilai-nilai keislaman adalah dukungan sepenuhnya dari kepala

sekolah, karena kepala sekolah orang yang mempunyai pangkat tertinggi

disatuan pendidikan, kalau kepala sekolah sudah menyetujui kegiatan maka

semuanya akan menghormati dan mengikuti dukungan tersebut. Sedangkan yang

menjadi penghambat utama dalam pelaksanaan pemberdayaan masjid adalah

kurang maksimalnya guru-guru yang lain dalam membantu pelaksanaan

program. Para guru menganggap tugas mendidik anak untuk

menginternalisasikan nilai-nilai kkeislaman hanya tugas guru PAI semata,

padahal kalau semua guru bersama-sama mendukung dan membantu dalam

pelaksanaanya maka akan menjadi ringan dan mudah untuk merealisasikan

semua program.

Secara garis besar kendala guru PAI dalam mengelola kegiatan

keagamaan di masjid sebagai sarana internalisasi nilai-nilai keislaman siswa di

SMP Negeri 1 Semarang tidak ada. Semua elemen mulai dari kepala sekolah,

guru, karyawan, wali murid, alumni, komite sekolah semua mendukung terhadap

program kegiatan keagamaan di masjid. Beberapa kendala mengenai latar

belakang guru sudah bisa teratasi dengan beberapa pendekatan yang telah

dilakukan oleh guru PAI, kemudian latar belakang siswa yang masih minim

tentang bahasa arab juga sudah teratasi dengan pelayanan khusus serta kesabaran

dan kegigihan guru PAI. Kuncinya adalah persetujuan kepala sekolah, apabila

kepala sekolah sudah memberi lampu hijau/persetujuan maka semua kegiatan

akan didukung oleh semua pihak.

E. Upaya Pengembangan Kegiatan Keagamaan di Masjid Sebagai Sarana

Internalisasi Nilai-Nilai Keislaman

Guru PAI terus berupaya untuk mengelola kegiatan keagamaan di masjid

sebagai sarana internalisasi nilai-nilai keislalaman di SMP Negeri Semarang. Upaya

Page 58: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

168

tersebut terbagi menjadi dua bentuk, bentuk fisik maupun non fisik. Upaya dalam

bentuk fisik yang diupayakan guru PAI dalam memeberdayakan masjid adalah

perbaikan masjid secara berkala. Adapun uraiannya sebagai berikut:

1. Penambahan kamar mandi/WC

Upaya yang akan dilakukan oleh guru PAI adalah menambah 4 kamar

mandi/WC supaya siswa ketika buang air kecil/besar tidak mengantri terlalu

lama sehingga kegiatan rangkaian shalat dhuhur berjama’ah berjalan lebih

maksimal.

2. Penambahan kran/tempat wudhu

Penambahan kran/tempat wudhu ini dimaksudkan supaya para siswa lebih tertib

dalam mengambil air wudhu, tidak berdesak-desakan dan tidak mengantri terlalu

lama.

3. Menghias dinding masjid dengan kaligrafi

Selama ini tembok masjid masih terhias dengan cat saja. Guru PAI

mengupayakan tembok terhiasi oleh kaligrafi/tulisan-tulisan arab ataupun

asma’ul husna. Sehinggan dipandang enak dan membuat orang tertarik ketika

melihatnya.

4. Mengecat masjid setiap enam bulan sekali

Kegiatan mengecat masjid yang sudah berjalan dilaksanakan satu tahun sekali,

namun kedepan guru PAI akan mengupayakan masjid untuk dicat satu semester

satu kali karena angaran sudah disediakan dan supaya masjid terlihat bagus.

5. Melengkapi masjid dengan perpustakaan masjid

Rencana memberdayakan masjid oleh guru PAI adalah mendirikan perpustakaan

masjid yang berisi buku-buku khusu agama. Kalau perpustakaan sekolah berisi

buku-buku umum maka perpustakaan masjid khusus buku-buku agama sehingga

akan memudahkan siswa yang akan belajar dan mencari referensi tentang

agama.

6. Menyediakan tempat sepatu dan sandal

Sebenarnya tanpa disediakan tempat sandal dan sepatu para siswa sudah

merapikan sepatunya masing-masing. Kesadaran akan kerapian para siswa sudah

tumbuh pada pribadi siswa. Walaupun demikian supaya lebih tertib dan tertata

Page 59: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

169

rapi biar tidak terinjak-injak oleh siwa yang lain maka guru PAI akan

mengupayakan rak/tempat khusus sandal dan sepatu.

7. Melengkapi masjid dengan kipas angin/AC

Ketika shalat dhuhur/jum’atan banyak siswa/guru yang merasa kepanasan di

dalam masjid. Sehingga rangkaian mereka tidak khusu’ dalam mengikuti

rangkaian kegiatan masjid. Supaya di dalam masjid terasa nyaman dan sejuk

maka guru PAI akan mengupayakan masjid di SMP Negeri 1 Semarang dengan

melengkapi AC.

8. Menyediakan sarung dan mukena

Guru dan siswa kadang-kadang ketika akan shalat baju atau celana ada yang

kotor sehingga menjadi kendala untuk melaksanakan shalat di masjid. Begitu

pula bagi para siswi mukena masih dibawa pulang setiap hari. Agar lebih rapi

dan lengkap perlengkapan sahalat untuk mengantisipasi bapak guru/siswa yang

pakaiannya kotor dan para siswi tidak repot membawa mukena pulang. Guru

PAI akan mengupayakan memyediakan sarung dan mukena beserta tempat.

9. Melengkapi alat rebana

Untuk saat ini alat rebana hanya apa adanya, hanya bas dan terbangan,

mengingat kemajuan ilmu dan teknologi serta zaman modern, maka guru PAI

mengupayakan alat rebana secara lengkap mulai dari organ, drumb, piano, dan

lain sebagainya.

10. Menyediakan Al qur’an

Program kedepan yang akan dilakukan oleh guru PAI untuk memberdayakan

kegiatan masjid adalam membaca surat-surat pendek sebelum shalat dhuhur.

Supaya semua siswa bisa membaca Al Qur’an bersama-sama secara serentak,

maka guru PAI akan mengupayakan perlengkapan Al Qur’an di Masjid SMP

Negeri 1 Semarang.

11. Penambahan Karpet/sajadah

Karpet yang ada di Masjid SMP Negeri 1 Semarang baru 50% karena dibagi

untuk laki-laki dan perempuan. Guru PAI akan menjalin kerjasama dengan wali

murid dan alumni untuk memenuhi karpet sehingga samua lantai baik laki-laki

ataupun perempuan ada karpetnya.

Page 60: BAB IV A. Deskripsi Lokasi Penelitianeprints.walisongo.ac.id/7515/5/135112002_bab4.pdfSekarang jumlah siswa SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 862 siswa ... masing-masing

170

Adapaun upaya peningkatan pemberdayakan masjid sebagai sarana

internalisasi nilai-nilai keislaman siswa di SMP Negeri Semarang dalam bentuk non

fisik adalah sebagai berikut:

1. Penataan organisasi masjid

Penataan organisasi masjid ini dimaksudkan supaya organisasi masjid bisa

berjalan lebih maksimal sesuai dengan tugas masing-masing pengurus sehingga

pemberdayaan masjid akan lebih maksimal.

2. Kuliah minggu pagi

Kuliah minggu pagi sebenarnya program yang sudah terencana agak lama

namun belum terelisasi. Persoalannya adalah terletak pada petugas/guru yang

mengisi, karena banyak kegiatan di rumah. Maka kedepan guru PAI akan

mengupayakan kuliah minggu pagi dengan mendatangkan pembicara dari LSM

Krend Semarang.

3. Praktik-praktik keagamaan dan kajian-kajian keislaman.

Praktik keagamaan ini guru PAI akan memberikan pelatihan khusus kepada

semua siswa mengenai praktik pembelajaran keagamaan yang waktunya

terbatas. Sehingga dengan waktu tambahan di luar jam sekolah para siswa akan

lebih faham dan menguasasi materi yang diberikan oelh guru PAI. Sedangkan

kajian-kajian keislaman yaitu mengenai gerakan-gerakan Islam radikal yang

membahayakan ideologi umat Islam terutama para peserta didik.