bab iv hasil dan pembahasan 4.1 zona agroekologi...
TRANSCRIPT
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Zona Agroekologi (ZAE)
Penggunaan lahan merupakan upaya manusia yang sifatnya terus-menerus dalam
memenuhi kebutuhannya. Semakin tinggi populasi dan kegiatan manusia maka akan semakin
meningkatkan intensitas penggunaan lahan yang mengkibatkan terjadinya degradasi lahan.
Dalam hal ini diperlukan pengaturan penggunaan lahan pertaniannya sesuai kemampuan
sumberdaya lahan yang ada melalui Zona Agroekologi (ZAE). ZAE adalah pengelompokan
suatu wilayah berdasarkan keadaan fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman
tanaman dan hewan dapat diharapkan tidak akan berbeda dengan nyata. Komponen utama
agroekologi adalah iklim, fisiografi dan tanah. Iklim merupakan peubah yang paling dominan
dalam menentukan pertumbuhan tanaman. Komponen utama iklim dalam penentuan ZAE
yaitu suhu udara yang berhubungan dengan ketinggian tempat , kelembaban udara serta curah
hujan. Usaha pertanian juga sangat ditentukan oleh bentuk wilayah dan jenis tanah. Bentuk
wilayah lebih mudah dinyatakan dengan besarnya kemiringan lereng. Sifat-sifat tanah yang
sangat menentukan dalam usaha pertanian adalah kemasaman dan atau tekstur dan atau
drainase (Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat & Proyek Pembinaan Kelembagaan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 1999).
Makin baik keadaan lahan maka makin banyak alternatif tanaman yang dapat dipilih.
Dalam pemilihan tanaman yang sesuai untuk diusahakan pada suatu lahan, diperlukan data
masukan tentang lereng, drainase, tekstur, kemasaman, serta dilengkapi dengan data rejim
kelembaban atau curah hujan dan rejim suhu atau ketinggian tempat karena ZAE merupakan
salah satu cara untuk menata penggunaan lahan melalui pengelompokan wilayah atas dasar
kesamaan sifat dan kondisi wilayah. Salah satu tujuan pengelompokan ZAE untuk menetapkan
area atau pemetaan pertanaman dan pengembangan komoditas sesuai dengan daya dukung
lingkungannya. Pengembangan komoditas tanaman sesuai dengan ZAE akan diperoleh usaha
tani yang optimal dan berkelanjutan.
Kabupaten Semarang secara administratif terbagi menjadi 19 kecamatan, 27 kelurahan
dan 208 desa, berdasarkan dari karakteristik lahan yang ada maka Kabupaten Semarang
memiliki keragaman ZAE yang dapat dilihat pada uraian berikut:
15
4.1.1 Zona Agroekologi (ZAE) Kecamatan Ambarawa
Dari Tabel 2. menunjukkan bahwa Kecamatan Ambarawa, atas dasar fisiografi lahan
pada keragaman kelerengan terdapat beberapa zona yaitu II, III, IV dimana setiap zona
memiliki bentuk pengelolaan serta potensi pengembangan sistem pertanian tertentu sesuai
dengan daya dukung lingkungannya. Sementara itu berdasarkan ketinggian tempat memiliki
rejim suhu udara Panas hingga Sejuk sedangkan atas dasar karakteristik curah hujan memiliki
rejim kelembaban Lembab. Hal lainnya, dari karakteristik tanah memiliki kondisi drainase
yang Baik, tingkat kemasaman tanah berada pada kisaran Agak masam hingga Masam serta
tekstur tanah Lempung berdebu, Lempung berpasir, dan Lempung liat berpasir.
Tabel 2. Zona Agroekologi (ZAE) Kecamatan Ambarawa
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
Baran
15-25 (II)
1500-2500
(Lembab-Y)
550-700
(B-Sejuk) Baik (1)
Agak
masam
Lempung
berdebu,
Lempung berpasir
IIYB1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung berpasir
8-15 (III) IIIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung berpasir
0-8 (IV)
IVYB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung berpasir
Bejalen 0-8 (IV) 1500-2000
(Lembab-Y)
475
(Panas-A) 525-1000
(Sejuk-B)
Baik (1) Agak
masam
Lempung
liat
berpasir
IVYA1, Agak masam,
Lempung liat berpasir
IVYB1, Agak masam, Lempung liat berpasir
Kupang 0-8 (IV) 1500-2000
(Lembab-Y)
475 (Panas-A)
550-1000
(Sejuk-B)
Baik (1) Agak
masam
Lempung
berdebu,
Lempung liat
berpasir
IVYA1, Agak masam,
Lempung liat berpasir, Lempun6g berdebu
IVYB1, Agak masam,
Lempung liat berpasir,
Lempung berdebu
Lodoyong 0-8 (IV) 1500-2000
(Lembab-Y)
475
(Panas-A)
500-1000 (Sejuk-B)
Baik (1) Agak
masam
Lempung liat
berpasir
IVYA1, Agak masam,
Lempung liat berpasir
IVYB1, Agak masam, Lempung liat berpasir
Ngampin
15-25 (II)
1500-2000 (Lembab-Y)
475
(Panas-A) 650-1000
(Sejuk-B)
Baik (1) Agak
masam
Lempung
berdebu, Lempung
berpasir,
Lempung liat
berpasir
IIYA1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung berpasir, Lempung liat berpasir
IIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung berpasir,
Lempung liat berpasir
8-15 (III)
IIIYA1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung berpasir,
Lempung liat berpasir
IIIYB1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung berpasir,
Lempung liat berpasir
0-8 (IV) IVYA1, Agak masam,
16
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
Lempung berdebu,
Lempung berpasir,
Lempung liat berpasir
IVYB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung berpasir, Lempung liat berpasir
Panjang
15-25 (II)
1500-2000
(Lembab-Y)
475
(Panas-A)
600-1000 (Sejuk-B)
Baik (1) Agak
masam
Lempung
berdebu,
Lempung berpasir,
Lempung
liat berpasir
IIYA1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung berpasir, Lempung liat berpasir
IIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung berpasir,
Lempung liat berpasir
8-15 (III)
IIIYA1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung berpasir,
Lempung liat berpasir
IIIYB1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung berpasir,
Lempung liat berpasir
0-8 (IV)
IVYA1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung berpasir, Lempung liat berpasir
IVYB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung berpasir, Lempung liat berpasir
Pasekan
15-25 (II)
1500-3000 (Lembab-Y)
625-900 (Sejuk-B)
Baik (1) Agak
masam
Lempung
berdebu, Lempung
berpasir
IIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung berpasir
8-15 (III)
IIIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung berpasir
0-8 (IV)
IVYB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung berpasir
Pojoksari 0-8 (IV) 1500-2000
(Lembab-Y)
475
(Panas-A)
500-1000 (Sejuk-B)
Baik (1) Agak
masam
Lempung
berpasir, Lempung
liat
berpasir
IVYA1, Agak masam, Lempung berpasir,
Lempung liat berpasir
IVYB1, Agak masam, Lempung berpasir,
Lempung liat berpasir
Tambakboyo
8-15 (III)
1500-2000
(Lembab-Y)
475
(Panas-A)
525-1000 (Sejuk-B)
Baik (1) Agak
masam
Lempung
liat
berpasir
IIIYA1, Agak masam, Lempung liat berpasir
IIIYB1, Agak masam,
Lempung liat berpasir
0-8 (IV)
IVYA1, Agak masam, Lempung liat berpasir
IVYB1, Agak masam,
Lempung liat berpasir
Sumber: Hasil Analisis
17
Kecamatan Ambarawa memiliki karakteristik ZAE sebagai berikut:
1. Zona II adalah lahan dengan kemiringan lereng 15-40% atau lahan yang berada
diperbukitan dengan kelerengan curam. Berdasarkan kelerengannya sistem pertanian budidaya
tanaman tahunan. Subzona yang ada pada Zona II adalah :1) Subzona Y yaitu daerah dengan
curah hujan tinggi atau rejim kelembaban udara yang Lembab dengan curah hujan tahunan
antara 1500-3000 mm, 2) Subzona B dengan daerah ketinggian tempat antara 500-1000 mdpl
atau rejim temperatur yang Sejuk serta, 3) Subzona 1 dengan kondisi drainase yang Baik.
Adapun desa yang memiliki Zona II adalah Baran, Ngampin dan Pasekan.
2. Zona III adalah lahan dengan kemiringan lereng 8-15% atau lahan dengan fisiografi
berombak dan lereng agak curam. Lahan di Zona III, sistem pertanian yang digunakan yaitu
wanatani dengan kombinasi tanaman tahunan produktif dan tanaman pangan, tanaman pakan
ternak dan tanaman pangan monokultur dengan menerapkan teknologi konsevasi. Subzona
yang ada pada Zona III adalah 1) Subzona Y yaitu daerah dengan curah hujan tinggi atau rejim
kelembaban udara yang Lembab, dengan curah hujan tahunan antara 1500-3000 mm, 2)
Subzona B dengan daerah ketinggian tempat antara 500-1000 mdpl rejim temperatur yang
Sejuk serta, 3) Subzona 1 dengan kondisi drainase Baik. Adapun desa yang memiliki Zona III
adalah Baran, Ngampin, Panjang, Pasekan dan Tambakboyo.
3. Zona IV adalah lahan dengan kemiringan lereng <8% dimana pada lahan demikian dapat
digunakan untuk penanaman mencakup semua jenis komoditas, secara intensif baik untuk
tanaman semusim atau tahunan dengan menggunakan sistem monokultur ataupun
tumpangsari. Lahan pada Zona ini adalah lahan datar hingga agak datar. Subzona yang ada
pada Zona IV adalah: 1) Subzona Y yaitu daerah dengan curah hujan tinggi atau rejim
kelembaban udara yang Lembab, curah hujan tahunan antara 1500-3000 mm, 2) Subzona A
dengan ketinggian tempat <500 mdpl atau rejim temperatur yang Panas dan subzona B dengan
ketinggian tempat antara 500-1000 mdpl atau rejim temperatur yang Sejuk serta 3) Subzona 1
dengan kondisi drainase yang Baik. Adapun desa yang memiliki Zona IV adalah Baran,
Bejalen, Kupang, Lodoyong, Ngampin, Panjang, Pasekan, Pojoksari dan Tambakboyo
(Syafruddin, dkk 2004).
18
4.1.2 Zona Agroekologi (ZAE) Kecamatan Bancak
Potensi suatu wilayah untuk pengembangan komoditas pertanian ditentukan oleh
kondisi fisik lahan seperti kelerengan, iklim dan tanah. Potensi wilayah dapat dilihat dari ZAE
sebagai contoh pada Tabel 3. memperlihatkan bahwa berdasarkan keragaman fisiografi lahan
di Kecamatan Bancak terdapat tiga zona agroekologi yaitu Zona II, III, IV. Sementara itu dari
sisi ketinggian tempat memiliki rejim suhu udara yang Panas hingga Sejuk dan atas dasar
karakteristik curah hujan maka Kecamatan Bancak memiliki rejim kelembaban yang Lembab.
Berdasarkan karakteristik tanah maka tingkat kemasaman tanah berada di kisaran Agak
masam dan kondisi drainase yang Baik hingga Buruk dan dari penentuan tekstur tanah adalah
kelas tekstur Lempung berdebu, Lempung berliat dan Liat.
Tabel 3. Zona Agroekologi (ZAE) Kecamatan Bancak
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
Bancak
15-25 (II)
1500-2500 (Lembab-Y)
100-275 (Panas-A)
Baik (1) Agak
masam
Lempung
berdebu,
Liat
IIYA1, Agak masam,
Lempung berdebu, Liat
8-15 (III) IIIYA1, Agak masam, Lempung berdebu, Liat
0-8 (IV) IVYA1, Agak masam,
Lempung berdebu, Liat
Bantal
8-15 (III) 2000-2500
(Lembab-Y)
75-125
(Panas-A) Baik (1)
Agak
masam
Lempung
berdebu, Liat
IIIYA1, Agak masam, Lempung berdebu, Liat
0-8 (IV) IVYA1, Agak masam,
Lempung berdebu, Liat
Boto
8-15 (III)
2000-2500 (Lembab-Y)
475
(Panas-A) 500-1000
(Sejuk-B)
Baik(1) Buruk(2)
Agak masam
Lempung berdebu
IIIYA1, Agak masam, Lempung berdebu
IIIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu
IIIYA2, Agak masam, Lempung berdebu
IIIYB2, Agak masam,
Lempung berdebu
0-8 (IV)
IVYA1, Agak masam, Lempung berdebu
IVYB1, Agak masam,
Lempung berdebu
IVYA2, Agak masam,
Lempung berdebu
IVYB2, Agak masam,
Lempung berdebu
Jlumpang
8-15 (III) 2000-2500
(Lembab-Y)
100-150
(Panas-A) Baik(1)
Agak
masam
Lempung
berdebu, Liat
IIIYA1, Agak masam,
Lempung berdebu, Liat
0-8 (IV) IVYA1, Agak masam,
Lempung berdebu, Liat
Lembu
15-25 (II)
2000-2500
(Lembab-Y)
125-325
(Panas-A) Baik(1)
Agak
masam
Lempung
berliat, Liat
IIYA1, Agak masam,
Lempung berliat, Liat
8-15 (III) IIIYA1, Agak masam,
Lempung berliat, Liat
0-8 (IV)
IVYA1, Agak
masam,Lempung berliat,
Liat
19
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
Plumutan
15-25 (II)
2000-2500 (Lembab-Y)
75-250 (Panas-A)
Baik(1) Agak
masam
Lempung berliat,
Liat,
Lempung berdebu
IIYA1, Agak masam,
Lempung berliat, Liat,
Lempung berdebu
8-15 (III)
IIIYA1, Agak masam,
Lempung berliat, Liat,
Lempung berdebu
0-8 (IV) IVYA1, Agak masam, Lempung berliat, Liat,
Lempung berdebu
Pucung
15-25 (II)
2000-2500 (Lembab-Y)
175-450 (Panas-A)
Baik(1) Agak
masam Liat
IIYA1, Agak masam,Liat
8-15 (III) IIIYA1, Agak masam, Liat
0-8 (IV) IVYA1, Agak masam, Liat
Rejosari
15-25 (II)
2000-2500 (Lembab-Y)
125-250 (Panas-A)
Baik(1) Agak
masam
Liat,
Lempung
berdebu
IIYA1, Agak masam,Liat,
Lempung berdebu
8-15 (III) IIIYA1, Agak masam, Liat, Lempung berdebu
0-8 (IV) IVYA1, Agak masam,
Liat, Lempung berdebu
Wonokerto
8-15 (III)
2000-2500
(Lembab-Y)
125-200
(Panas-A)
Baik(1)
Buruk(2)
Agak
masam
Lempung
berdebu
IIIYA1, Agak masam, Lempung berdebu
IIIYA2, Agak masam,
Lempung berdebu
0-8 (IV)
IVYA1, Agak masam, Lempung berdebu
IVYA2, Agak masam,
Lempung berdebu
Sumber: Hasil Analisis
Kecamatan Bancak memiliki karakteristik ZAE sebagai berikut:
1. Zona II adalah lahan dengan kemiringan lereng 15-25% atau lahan yang berada
diperbukitan dengan kelerengan curam. Berdasarkan derajat kemiringan lereng, maka lahan
pada Zona II, idealnya untuk budidaya tanaman tahunan atau perkebunan dengan
memperhatikan konsep pertanian konservasi. Subzona yang ada pada Zona II adalah:1)
Subzona Y yaitu daerah dengan curah hujan tinggi atau rejim kelembaban udara yang
Lembab, curah hujan tahunan antara 1500-2500 mm; 2) Subzona A dengan ketinggian tempat
<500 mdpl atau rejim temperatur Panas, Subzona B dengan daerah ketinggian tempat antara
500-1000 mdpl atau rejim temperatur Sejuk serta, 3) Subzona 1 dengan kondisi drainase yang
Baik. Adapun desa yang memiliki Zona II adalah Bancak, Lembu, Plumutan, Pucung dan
Rejosari.
2. Zona III adalah lahan dengan kemiringan lereng 8-15% atau lahan dengan fisiografi
berombak dan lereng agak curam. Lahan dengan kondisi Zona III, idealnya digunakan untuk
penanaman sistem campuran antara tanaman keras atau tanaman tahunan produktif dengan
tanaman semusim atau pakan ternak. Subzona yang ada pada Zona III adalah 1) Subzona Y
20
yaitu daerah dengan curah hujan tinggi atau rejim kelembaban udara yang Lembab dengan
curah hujan tahunan antara 1500-3000 mm, 2) Subzona A dengan ketinggian tempat <500
mdpl atau rejim temperatur Panas, Subzona B dengan daerah ketinggian tempat antara 500-
1000 m dpl rejim temperatur Sejuk serta, 3) Subzona 1 dengan kondisi drainase Baik, dan
beberapa tempat dengan Subzona 2 yaitu kondisi drainase yang Buruk. Adapun desa yang
memiliki Zona III adalah Bancak, Bantal, Boto, Jlumpang, Lembu, Plumutan, Pucung,
Rejosari dan Wonokerto.
3. Zona IV adalah lahan dengan kemiringan lereng <8% dimana pada lahan demikian dapat
digunakan untuk penanaman secara intensif baik untuk tanaman semusim atau tahunan dengan
menggunakan sistem monokultur dan tumpang sari. Lahan pada Zona IV adalah lahan datar
hingga agak datar. Subzona yang ada pada Zona IV adalah: 1) Subzona Y yaitu daerah dengan
curah hujan tinggi atau rejim kelembaban udara yang Lembab dengan curah hujan tahunan
antara 1500-3000 mm, 2) Subzona A ketinggian tempat <500 mdpl atau rejim temperatur yang
Panas dan subzona B dengan ketinggian tempat 500-1000 mdpl atau rejim temperatur yang
Sejuk serta 3) Subzona 1 dengan kondisi drainase yang Baik, dan beberapa tempat dengan
Subzona 2 yaitu kondisi drainase yang Buruk. Adapun desa yang memiliki Zona IV adalah
Bancak, Bantal, Boto, Jlumpang, Lembu, Plumutan, Pucung, Rejosari dan Wonokerto.
4.1.3 Zona Agroekologi (ZAE) Kecamatan Bandungan
Berdasarkan atas kondisi fisiografi lahan di Kecamatan Bandungan maka dapat
dibedakan menjadi 4 zona yaitu Zona I, II, III, IV. Sementara itu dari sisi ketinggian tempat,
Kecamatan Bandungan memiliki rejim suhu udara yang Sejuk hingga Dingin, sedangkan atas
dasar karakteristik curah hujan memiliki rejim kelembaban yang Lembab. Berdasarkan
karakteristik tanah maka Kecamatan Bandungan memiliki kondisi drainase yang Baik, tingkat
kemasaman tanah berada pada kisaran Agak masam serta tekstur tanah Lempung berdebu,
Lempung, Lempung berpasir dan Liat. Disamping itu masing-masing zona dapat dibagi lagi
menjadi subzona.
21
Tabel 4. Zona Agroekologi (ZAE) Kecamatan Bandungan
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
Bandungan
>40 (I)
2000-3000 (Lembab-Y)
700-1000
(Sejuk-B) 1000-1925
(Dingin-C)
Baik (1) Agak
masam
Lempung berdebu,
Lempung,
Lempung berpasir
IYB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung, Lempung berpasir
IYC1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung, Lempung
berpasir
15-25 (II)
IIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung, Lempung
berpasir
IIYC1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung, Lempung
berpasir
8-15 (III)
IIIYB1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung, Lempung berpasir
IIIYC1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung, Lempung berpasir
0-8 (IV)
IVYB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung, Lempung
berpasir
IVYC1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung, Lempung
berpasir
Banyukuning
15-25 (II)
2500-3000
(Lembab-Y) >3000
(Basah-X)
800-1000
(Sejuk-B) 1000-1925
(Dingin-C)
Baik (1) Agak
masam
Lempung
berdebu, Lempung
berpasir
IIYB1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung berpasir
IIYC1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung berpasir
IIXB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung berpasir
IIXC1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung berpasir
8-15 (III)
IIIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung berpasir
IIIYC1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung berpasir
IIIXB1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung berpasir
IIIXC1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung berpasir
0-8 (IV)
IVYB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung berpasir
IVYC1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung berpasir
22
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
IVXB1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung berpasir
IVXC1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung berpasir
Candi
15-25 (II)
2500-3000 (Lembab-Y)
900-1000
(Sejuk-B) 1000-1950
(Dingin-C)
Baik (1) Agak
masam
Lempung
berdebu,
Lempung
IIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung
IIYC1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung
8-15 (III)
IIIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung
IIIYC1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung
0-8 (IV)
IVYB1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung
IVYC1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung
Duren
15-25 (II)
1500-3000 (Lembab-Y)
700-1000
(Sejuk-B) 1000-1025
(Dingin-C)
Baik (1) Agak
masam
Lempung
berdebu,
Lempung
IIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung
IIYC1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung
8-15 (III)
IIIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung
IIIYC1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung
0-8 (IV)
IVYB1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung
IVYC1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung
Jetis
15-25 (II)
1500-2500
(Lembab-Y)
675-850
(Sejuk-B) Baik (1)
Agak
masam
Lempung berdebu,
Lempung
berpasir
IIYB1,Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung berpasir
8-15 (III)
IIIYB1,Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung berpasir
0-8 (IV)
IVYB1,Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung berpasir
Jimbaran
8-15 (III)
1500-2000 (Lembab-Y)
650-825 (Sejuk-B)
Baik (1) Agak
masam
Lempung
berdebu,
Lempung
IIIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung
0-8 (IV)
IVYB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung
Kenteng 15-25 (II) 2000-3000
(Lembab-Y)
750-1000
(Sejuk-B) 1000-1975
(Dingin-C)
Baik (1) Agak
masam
Lempung berdebu,
Lempung,
Lempung berpasir
IIYB1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung, Lempung
berpasir
IIYC1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung, Lempung berpasir
23
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
8-15 (III)
IIIYB1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung, Lempung
berpasir
IIIYC1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung, Lempung
berpasir
0-8 (IV)
IVYB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung, Lempung berpasir
IVYC1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung, Lempung berpasir
Mlilir
15-25 (II)
1500-2000 (Lembab-Y)
600-750 (Sejuk-B)
Baik (1) Agak
masam Lempung berdebu
IIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu
8-15 (III) IIIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu
0-8 (IV) IVYB1, Agak masam,
Lempung berdebu
Pakopen
15-25 (II)
1500-2500
(Lembab-Y)
575-1000 (Sejuk-B)
1000-1925
(Dingin-C)
Baik (1) Agak
masam
Lempung berdebu,
Lempung,
Liat
IIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung, Liat
IIYC1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung, Liat
8-15 (III)
IIIYB1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung, Liat
IIIYC1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung, Liat
0-8 (IV)
IVYB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung, Liat
IVYC1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung, Liat
Sidomukti
15-25 (II)
2000-3000
(Lembab-Y)
800-1000
(Sejuk-B)
1000-1925 (Dingin-C)
Baik (1) Agak
masam Lempung
IIYB1, Agak masam,
Lempung
IIYC1, Agak masam,
Lempung
8-15 (III)
IIIYB1, Agak masam,
Lempung
IIIYC1, Agak masam, Lempung
0-8 (IV)
IVYB1, Agak masam,
Lempung
IVYC1, Agak masam, Lempung
Sumber: Hasil Analisis
Tabel 4. menunjukkan karakteristik ZAE di Kecamatan Bandungan beserta arahan
penggunaan lahan sebagai berikut:
1. Zona I adalah lahan yang mempunyai kemiringan lereng >40% atau wilayah bergunung
yang sangat curam dimana sangat berpotensi untuk terjadi erosi semakin curam lereng maka
24
akan semakin terbatas pilihan tanaman yang dibudidayakan maupun sistem pertaniannya.
Rekomendasi yang dapat diberikan untuk mengatasi masalah kelerengan ini adalah dengan
membuat teras-teras konservasi ataupun dengan menanam tanaman kehutanan atau tanaman
tahunan dan wilayah ini cocok untuk kehutanan atau hutan produktif atau hutan lindung.
Terdapat beberapa subzona yang ada pada Zona I di Kecamatan Bandungan yaitu: 1) Subzona
Y merupakan wilayah dengan curah hujan tinggi sehingga mempunyai rejim kelembaban
udara yang Lembab; 2) Subzona B dengan daerah ketinggian tempat antara 500-1000 m dpl
atau rejim temperatur Sejuk, Subzona C merupakan daerah dengan ketinggian tempat >1000
m dpl yang mempunyai rejim temperatur udara yang Dingin; 3) Subzona 1 merupakan
wilayah yang mempunyai kondisi drainase yang Baik. Adapun, desa yang memiliki Zona I
adalah Bandungan.
2. Zona II adalah lahan dengan kemiringan lereng 15-25% atau lahan yang berada
diperbukitan dengan kelerengan curam. Berdasarkan kelerengannya pada Zona II, maka lahan
tersebut idealnya untuk budidaya tanaman tahunan atau perkebunan dengan memperhatikan
konsep pertanian konservasi. Subzona yang ada pada Zona II adalah:1) Subzona Y yaitu
daerah dengan curah hujan tinggi atau rejim kelembaban udara yang Lembab, curah hujan
tahunan antara 1500-2500 mm, 2) Subzona B dengan daerah ketinggian tempat antara 500-
1000 m dpl atau rejim temperatur Sejuk, Subzona C merupakan daerah dengan ketinggian
tempat >1000 m dpl yang mempunyai rejim temperatur udara yang Dingin; 3) Subzona 1
dengan kondisi drainase yang Baik. Adapun, desa yang memiliki Zona II adalah Bandungan,
Banyukuning, Candi, Duren, Jetis, Kenteng, Mlilir, Pakopen dan Sidomukti.
3. Zona III adalah lahan dengan kemiringan lereng 8-15% atau lahan dengan fisiografi
berombak dan lereng agak curam. Lahan ini, ideal digunakan untuk penanaman campuran
antara tanaman keras atau tanaman tahunan produktif dengan tanaman semusim atau pakan
ternak. Subzona yang ada pada Zona III adalah 1) Subzona Y yaitu daerah dengan curah hujan
tinggi atau rejim kelembaban udara yang Lembab, curah hujan tahunan antara 1500-3000 mm,
2) Subzona B dengan daerah ketinggian tempat antara 500-1000 m dpl atau rejim temperatur
Sejuk serta Subzona C merupakan daerah dengan ketinggian tempat >1000 m dpl yang
mempunyai rejim temperatur udara Dingin; 3) Subzona 1 dengan kondisi drainase yang Baik.
Adapun, desa yang memiliki Zona III adalah Bandungan, Banyukuning, Candi, Duren, Jetis,
Jimbaran, Kenteng, Mlilir, Pakopen dan Sidomukti.
25
4. Zona IV adalah lahan dengan kemiringan lereng <8% dimana pada lahan demikian dapat
digunakan untuk penanaman secara intensif baik untuk tanaman semusim atau tahunan dengan
menggunakan sistem monokultur atau campuran. Lahan ini adalah lahan datar hingga agak
datar. Subzona yang ada pada Zona IV adalah: 1) Subzona Y yaitu daerah dengan curah hujan
tinggi atau rejim kelembaban udara yang Lembab, curah hujan tahunan antara 1500-3000 mm,
2) Subzona B dengan daerah ketinggian tempat antara 500-1000 mdpl atau rejim temperatur
Sejuk, Subzona C merupakan daerah dengan ketinggian tempat >1000 m dpl yang mempunyai
rejim temperatur udara Dingin; 3) Subzona 1 dengan kondisi drainase yang Baik. Adapun,
desa yang memiliki Zona IV adalah Bandungan, Banyukuning, Candi, Duren, Jetis, Jimbaran,
Kenteng, Mlilir, Pakopen dan Sidomukti (Darmawan F., 2000).
4.1.4 Zona Agroekologi (ZAE) Kecamatan Banyubiru
Dapat dilihat pada Tabel 4.1.4 di Kecamatan Banyubiru memiliki 10 desa dimana
wilayahnya mempunyai karakteristik yang bervariasi dan secara fisiografi lahan/kelerengan
dibedakan menjadi 4 zona yaitu zona I, II, III, IV. Setiap zona dibagi lagi menjadi subzona
yang didasarkan pada ketinggian tempat, curah hujan dan karakter tanah. Oleh karena itu atas
dasar ketinggian tempat maka di Kecamatan Banyubiru memiliki rejim suhu udara Panas-
Sejuk-Dingin, sedangkan atas dasar karakteristik curah hujan memiliki rejim kelembaban yang
Lembab. Berdasarkan karakteristik tanah memiliki kondisi drainase Baik, tingkat kemasaman
tanah berada pada kisaran Agak masam serta tekstur tanah Lempung liat berpasir, Lempung,
Lempung berpasir, Lempung liat, Liat.
Tabel 5. Zona Agroekologi (ZAE) Kecamatan Banyubiru
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
Banyubiru
>40 (I)
1500-3000 (Lembab-Y)
500
(Sejuk-B) 1000-1050
(Dingin-C)
Baik (1) Agak
masam
Lempung
berpasir, Lempung
liat
berpasir, Lempung
berliat
IYB1, Agak masam,
Lempung berpasir, Lempung liat berpasir,
Lempung berliat
IYC1, Agak masam, Lempung berpasir,
Lempung liat berpasir,
Lempung berliat
15-25 (II)
IIYB1, Agak masam,
Lempung berpasir,
Lempung liat berpasir, Lempung berliat
IIYC1, Agak masam,
Lempung berpasir,
Lempung liat berpasir, Lempung berliat
26
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
8-15 (III)
IIIYB1, Agak masam, Lempung berpasir,
Lempung liat berpasir,
Lempung berliat
IIIYC1, Agak masam,
Lempung berpasir,
Lempung liat berpasir, Lempung berliat
0-8 (IV)
IVYB1, Agak masam,
Lempung berpasir, Lempung liat berpasir,
Lempung berliat
IVYC1, Agak masam,
Lempung berpasir,
Lempung liat berpasir,
Lempung berliat
Gedong
>40 (I)
2500-3000
(Lembab-Y)
525-1000
(Sejuk-B)
1000-1175 (Dingin-C)
Baik (1) Agak
masam Lempung
IYB1, Agak masam, Lempung
IYC1, Agak masam,
Lempung
15-25 (II)
IIYB1, Agak masam, Lempung
IIYC1, Agak masam,
Lempung
8-15 (III)
IIIYB1, Agak masam, Lempung
IIIYC1, Agak masam,
Lempung
0-8 (IV)
IVYB1, Agak masam, Lempung
IVYC1, Agak masam,
Lempung
Kebondowo
15-25 (II)
1500-2000
(Lembab-Y)
475 (Panas-A)
950-1000
(Sejuk-B)
Baik (1) Agak
masam
Lempung berpasir,
Lempung
liat berpasir,
Liat,
Lempung
IIYA1, Agak masam, Lempung
berpasir,Lempung liat
berpasir, Liat, Lempung
IIYC1, Agak masam,
Lempung
berpasir,Lempung liat berpasir, Liat, Lempung
8-15 (III)
IIIYA1, Agak masam,
Lempung
berpasir,Lempung liat berpasir, Liat, Lempung
IIIYC1, Agak masam,
Lempung berpasir,Lempung liat
berpasir, Liat, Lempung
0-8 (IV)
IVYA1, Agak masam,
Lempung
berpasir,Lempung liat
berpasir, Liat, Lempung
IVYC1, Agak masam, Lempung
berpasir,Lempung liat
berpasir, Liat, Lempung
Kebumen
>40 (I)
2000-3000 (Lembab-Y)
475
(Panas-A) 1000-1175
(Sejuk-B)
Baik (1) Agak
masam Liat,
Lempung
IYA1, Agak masam, Liat, Lempung
IYB1, Agak masam, Liat,
Lempung
15-25 (II)
IIYA1, Agak masam, Liat,
Lempung
IIYB1, Agak masam, Liat,
Lempung
27
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
8-15 (III)
IIIYA1, Agak masam, Liat, Lempung
IIIYB1, Agak masam, Liat,
Lempung
0-8 (IV)
IVYA1, Agak masam, Liat, Lempung
IVYB1, Agak masam,
Liat, Lempung
Kemambang
15-25 (II)
1500-3000
(Lembab-Y)
575-1000 (Sejuk-B)
1000-1100
(Dingin-C)
Baik (1) Agak
masam Lempung
IIYB1, Agak masam,
Lempung
IIYC1, Agak masam,
Lempung
8-15 (III)
IIIYB1, Agak masam,
Lempung
IIIYC1, Agak masam,
Lempung
0-8 (IV)
IVYB1, Agak masam,
Lempung
IVYC1, Agak masam,
Lempung
Ngrapah
15-25 (II)
1500-2000
(Lembab-Y)
475
(Panas-A)
750-1000 (Sejuk-B)
Baik (1) Agak
masam
Lempung
berpasir,
Lempung
liat
berpasir,
Lempung berpasir
IIYA1, Agak masam,
Lempung berpasir,
Lempung liat berpasir, Lempung berpasir
IIYB1, Agak masam,
Lempung berpasir,
Lempung liat berpasir, Lempung berpasir
8-15 (III)
IIIYA1, Agak masam,
Lempung berpasir, Lempung liat berpasir,
Lempung berpasir
IIIYB1, Agak masam,
Lempung berpasir, Lempung liat berpasir,
Lempung berpasir
0-8 (IV)
IVYA1, Agak masam, Lempung berpasir,
Lempung liat berpasir,
Lempung berpasir
IVYB1, Agak masam,
Lempung berpasir,
Lempung liat berpasir, Lempung berpasir
Rowoboni
15-25 (II)
1500-2500 (Lembab-Y)
475
(Panas-A) 625-1000
(Sejuk-B)
Baik (1) Agak
masam
Lempung
berpasir, Lempung
liat
berpasir, Liat,
Lempung
IIYA1, Agak masam,
Lempung berpasir,
Lempung liat berpasir, Liat, Lempung
IIYB1, Agak masam,
Lempung berpasir,
Lempung liat berpasir,
Liat, Lempung
8-15 (III)
IIIYA1, Agak masam,
Lempung berpasir, Lempung liat berpasir,
Liat, Lempung
IIIYB1, Agak masam, Lempung berpasir,
Lempung liat berpasir,
Liat, Lempung
0-8 (IV)
IVYA1, Agak masam,
Lempung berpasir,
Lempung liat berpasir, Liat, Lempung
28
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
IVYB1, Agak masam, Lempung berpasir,
Lempung liat berpasir,
Liat, Lempung
Sepakung
>40 (I)
2500-3000 (Lembab-Y)
675-1000
(Sejuk-B) 1000-1825
(Dingin-C)
Baik (1) Agak
masam Lempung
IYB1, Agak masam,
Lempung
IYC1, Agak masam,
Lempung
15-25 (II)
IIYB1, Agak masam,
Lempung
IIYC1, Agak masam, Lempung
8-15 (III)
IIIYB1, Agak masam,
Lempung
IIIYC1, Agak masam, Lempung
0-8 (IV)
IVYB1, Agak masam,
Lempung
IVYC1, Agak masam, Lempung
Tegaron
>40 (I)
2000-3000
(Lembab-Y)
475
(Panas-A) 500-1000
(Sejuk-B)
1000-1200 (Dingin-C)
Baik (1) Agak
masam
Liat,
Lempung
IYA1, Agak masam, Liat,
Lempung
IYB1, Agak masam, Liat, Lempung
IYC1, Agak masam, Liat,
Lempung
15-25 (II)
IIYA1, Agak masam, Liat, Lempung
IIYB1, Agak masam, Liat,
Lempung
IIYC1, Agak masam, Liat, Lempung
8-15 (III)
IIIYA1, Agak masam,
Liat, Lempung
IIIYB1, Agak masam, Liat, Lempung
IIIYC1, Agak masam, Liat,
Lempung
0-8 (IV)
IVYA1, Agak masam, Liat, Lempung
IVYB1, Agak masam,
Liat, Lempung
IVYC1, Agak masam, Liat, Lempung
Wirogomo
>40 (I)
2500-3000
(Lembab-Y)
700-1000 (Sejuk-B)
1000-1400
(Dingin-C)
Baik (1) Agak
masam Lempung
IYB1, Agak masam,
Lempung
IYC1, Agak masam, Lempung
15-25 (II)
IIYB1, Agak masam,
Lempung
IIYC1, Agak masam, Lempung
8-15 (III)
IIIYB1, Agak masam,
Lempung
IIIYC1, Agak masam, Lempung
0-8 (IV)
IVYB1, Agak masam,
Lempung
IVYC1, Agak masam, Lempung
Sumber: Hasil Analisis
29
Kecamatan Banyubiru memiliki karakteristik ZAE sebagai berikut:
1. Zona I adalah lahan yang memiliki kemiringan lereng >40% atau wilayah yang
bergunung sangat curam dimana pada kelerengan ini tidak diijinkan untuk budidaya tanaman
pertanian, maka wilayah tersebut idealnya untuk kehutanan sebagai wilayah konservasi, hutan
produktif atau hutan lindung. Terdapat beberapa subzona pada Zona I adalah sebagai berikut:
1) Subzona Y merupakan wilayah dengan curah hujan tinggi sehingga mempunyai rejim
kelembaban udara yang Lembab, 2) Subzona B dengan daerah ketinggian tempat antara 500-
1000 m dpl atau rejim temperatur yang Sejuk, Subzona C merupakan daerah dengan
ketinggian tempat >1000 m dpl mempunyai rejim temperatur udara yang Dingin; 3) Subzona 1
merupakan wilayah yang mempunyai kondisi drainase yang Baik. Adapun desa yang memiliki
Zona I: Banyubiru, Gedong, Kebumen, Sepakung, Tegaron dan Wirogomo.
2. Zona II adalah lahan dengan kemiringan lereng 15-25% atau lahan yang berada
diperbukitan dengan kelerengan curam. Berdasarkan kelerengannya pada Zona II, maka lahan
tersebut idealnya untuk budidaya tanaman tahunan atau perkebunan dengan memperhatikan
konsep pertanian konservasi. Subzona yang ada pada Zona II adalah 1) Subzona Y yaitu
daerah dengan curah hujan tinggi atau rejim kelembaban udara yang Lembab, curah hujan
tahunan antara 1500-2500 mm, 2) Subzona A ketinggian tempat <500 mdpl atau rejim
temperatur Panas, Subzona B dengan daerah ketinggian tempat antara 500-1000 m dpl atau
rejim temperatur Sejuk serta Subzona C merupakan daerah dengan ketinggian tempat >1000 m
dpl yang mempunyai rejim temperatur udara Dingin, 3) Subzona 1 dengan kondisi drainase
yang Baik. Adapun, desa yang memiliki Zona II adalah Banyubiru, Gedong, Kebondowo,
Kebumen, Kemambang, Ngrapah, Rowoboni, Sepakung, Tegaron dan Wirogomo.
3. Zona III adalah lahan dengan kemiringan lereng 8-15% atau lahan dengan fisiografi
berombak dan lereng agak curam. Lahan ini, idealnya digunakan untuk penanaman sistem
campuran antara tanaman keras atau tanaman tahunan produktif dengan tanaman semusim
atau pakan ternak. Subzona yang ada pada Zona III adalah 1) Subzona Y yaitu daerah dengan
curah hujan tinggi atau rejim kelembaban udara yang lembab, curah hujan tahunan antara
1500-3000 mm, 2) Subzona A ketinggian tempat <500 m dpl atau rejim temperatur Panas,
Subzona B dengan daerah ketinggian tempat antara 500-1000 m dpl atau rejim temperatur
Sejuk serta Subzona C merupakan daerah dengan ketinggian >1000 m dpl yang mempunyai
rejim temperatur udara Dingin serta, 3) Subzona 1 dengan kondisi drainase yang Baik.
30
Adapun, desa yang memiliki Zona III adalah Banyubiru, Gedong, Kebondowo, Kebumen,
Kemambang, Ngrapah, Rowoboni, Sepakung, Tegaron dan Wirogomo.
4. Zona IV adalah lahan dengan kemiringan lereng <8% dimana pada lahan demikian dapat
digunakan untuk penanaman secara intensif baik untuk tanaman semusim atau tahunan dengan
menggunakan sistem monokultur atau tumpang sari. Lahan ini adalah lahan datar hingga agak
datar. Subzona yang ada pada Zona IV adalah: 1) Subzona Y yaitu daerah dengan curah hujan
tinggi atau rejim kelembaban udara yang lembab, curah hujan tahunan antara 1500-3000 mm,
2) Subzona A ketinggian tempat <500 m dpl atau rejim temperatur panas, Subzona B dengan
daerah ketinggian tempat antara 500-1000 m dpl atau rejim temperatur yang Sejuk, Subzona C
merupakan daerah dengan ketinggian tempat >1000 m dpl yang mempunyai rejim temperatur
udara Dingin, 3) Subzona 1 dengan kondisi drainase yang Baik. Adapun desa yang memiliki
Zona IV adalah Banyubiru, Gedong, Kebondowo, Kebumen, Kemambang, Ngrapah,
Rowoboni, Sepakung, Tegaron dan Wirogomo (Syafruddin dkk, 2004).
4.1.5 Zona Agroekologi (ZAE) Kecamatan Bawen
Pengelompokan karakterisik fisiografi lahan, Kecamatan Bawen terdiri atas tiga zona
yaitu zona II, III, IV. Sementara itu berdasarkan ketinggian tempat memiliki rejim suhu udara
Panas hingga Sejuk, sedangkan dari sisi karakteristik curah hujan memiliki rejim kelembaban
Lembab. Berdasarkan karakteristik tanah memiliki kondisi drainase Baik dan Buruk, tingkat
kemasaman tanah berada pada kisaran Agak masam serta tekstur tanah Lempung berdebu,
Lempung liat berpasir, Liat. Berikut ZAE Kecamatan Bawen yang disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Zona Agroekologi (ZAE) Kecamatan Bawen
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat
(m dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
Asinan
15-25 (II)
1500-3000 (Lembab-Y)
475
(Panas-A) 575-1000
(Sejuk-B)
Baik(1) Buruk(2)
Agak masam
Lempung
liat
berpasir
IIYA1, Agak masam,
Lempung liat berpasir
IIYA2, Agak masam, Lempung liat berpasir
IIYB1, Agak masam,
Lempung liat berpasir
IIYB2, Agak masam, Lempung liat berpasir
8-15 (III)
IIIYA1, Agak masam,
Lempung liat berpasir
IIIYA2, Agak masam, Lempung liat berpasir
IIIYB1, Agak masam,
Lempung liat berpasir
31
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat
(m dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
IIIYB2, Agak masam, Lempung liat berpasir
0-8 (IV)
IVYA1, Agak masam,
Lempung liat berpasir
IVYA2, Agak masam, Lempung liat berpasir
IVYB1, Agak masam,
Lempung liat berpasir
IVYB2, Agak masam,
Lempung liat berpasir
Bawen
15-25 (II)
1500-3000 (Lembab-Y)
450
(Panas-A) 600-1000
(Sejuk-B)
Baik(1) Agak
masam
Lempung
berdebu,
Lempung liat
berpasir,
Liat
IIYA1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung liat berpasir, Liat
IIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung liat berpasir, Liat
8-15 (III)
IIIYA1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung liat berpasir, Liat
IIIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung liat berpasir, Liat
0-8 (IV)
IVYA1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung liat berpasir, Liat
IVYB1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung liat berpasir, Liat
Doplang
15-25 (II)
1500-2000
(Lembab-Y)
550-650
(Sejuk-B) Baik(1)
Agak
masam
Lempung
berdebu,
Lempung liat
berpasir
IIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung liat berpasir
8-15 (III)
IIIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung liat berpasir
0-8 (IV)
IVYB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung liat berpasir
Harjosari
15-25 (II)
1500-2500
(Lembab-Y)
475
(Panas-A)
775-1000
(Sejuk-B)
Baik(1) Agak
masam
Lempung berdebu,L
empung
liat
berpasir,
Liat
IIYA1, Agak masam,
Lempung
berdebu,Lempung liat berpasir, Liat
IIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu,Lempung liat
berpasir, Liat
8-15 (III)
IIIYA1, Agak masam,
Lempung berdebu,Lempung liat
berpasir, Liat
IIIYB1, Agak masam,
Lempung
berdebu,Lempung liat
berpasir, Liat
0-8 (IV)
IVYA1, Agak masam, Lempung
berdebu,Lempung liat
berpasir, Liat
IVYB1, Agak masam,
Lempung
berdebu,Lempung liat berpasir, Liat
Kandangan 15-25 (II) 2000-3000
(Lembab-Y)
225
(Panas-A) 550-1000
Baik(1) Agak
masam
Lempung
berdebu, Lempung
IIYA1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung liat berpasir, Liat
32
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat
(m dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
(Sejuk-B) liat berpasir,
Liat
IIYB1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung liat berpasir, Liat
8-15 (III)
IIIYA1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung liat berpasir, Liat
IIIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung liat berpasir, Liat
0-8 (IV)
IVYA1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung liat berpasir, Liat
IVYB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung liat berpasir, Liat
Lemahireng
15-25 (II)
2000-2500
(Lembab-Y)
325
(Panas-A)
575-1000 (Sejuk-B)
Baik(1) Agak
masam
Lempung berdebu,
Lempung
liat berpasir,
Liat
IIYA1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung liat berpasir, Liat
IIYA1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung liat berpasir, Liat
8-15 (III)
IIIYA1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung liat berpasir, Liat
IIIYA1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung liat berpasir, Liat
0-8 (IV)
IVYA1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung liat berpasir, Liat
IVYA1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung liat berpasir, Liat
Polosiri
15-25 (II)
1500-2500
(Lembab-Y)
250-475
(Panas-A) Baik(1)
Agak
masam Liat
IIYA1, Agak masam, Liat
8-15 (III) IIIYA1, Agak masam, Liat
0-8 (IV) IVYA1, Agak masam, Liat
Poncorusu
15-25 (II)
1500-2500
(Lembab-Y)
575-750
(Sejuk-B) Baik(1)
Agak
masam
Lempung
berdebu
IIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu
8-15 (III) IIIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu
0-8 (IV) IVYB1, Agak masam,
Lempung berdebu
Samban
8-15 (III) 1500-2000
(Lembab-Y)
500-575
(Sejuk-B) Baik(1)
Agak
masam
Lempung
berdebu
IIIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu
0-8 (IV) IVYB1, Agak masam,
Lempung berdebu
Sumber: Hasil Analisis
Kecamatan Bawen memiliki karakteristik ZAE sebagai berikut:
1. Zona II adalah lahan dengan kemiringan lereng 15-25% atau lahan yang berada
diperbukitan dengan kelerengan curam. Berdasarkan kelerengannya pada Zona II, maka lahan
tersebut dapat direkomendasikan untuk budidaya tanaman tahunan atau perkebunan dengan
memperhatikan konsep pertanian konservasi. Subzona yang ada pada Zona II: 1) Subzona Y
yaitu daerah dengan curah hujan tinggi atau rejim kelembaban udara yang Lembab, curah
33
hujan tahunan antara 1500-2500 mm, 2) Subzona A ketinggian tempat <500 m dpl atau rejim
temperatur Panas, Subzona B dengan daerah ketinggian tempat antara 500-1000 m dpl atau
rejim temperatur Sejuk, 3) Subzona 1 dengan kondisi drainase yang Baik. Di Kecamatan
Bawen, desa yang memiliki Zona II adalah Asinan, Bawen, Doplang, Harjosari, Kandangan,
Lemahireng, Polisiri dan Poncosuro.
2. Zona III adalah lahan dengan kemiringan lereng 8-15% atau lahan dengan fisiografi
berombak dan lereng agak curam. Lahan ini, ideal digunakan untuk penanaman campuran
antara tanaman keras atau tanaman tahunan produktif dengan tanaman semusim atau pakan
ternak. Subzona yang ada pada Zona III: 1) Subzona Y yaitu daerah dengan curah hujan tinggi
atau rejim kelembaban udara yang lembab, curah hujan tahunan antara 1500-3000 mm, 2)
Subzona A ketinggian tempat <500 m dpl atau rejim temperatur panas, Subzona B dengan
daerah ketinggian tempat antara 500-1000 m dpl atau rejim temperatur Sejuk, 3) Subzona 1
dengan kondisi drainase Baik. Desa Asinan, Bawen, Doplang, Harjosari, Kandangan,
Lemahireng, Polisiri, Poncorusu, Samban memiliki Zona ini.
3. Zona IV adalah lahan dengan kemiringan lereng <8% dimana lahan demikian dapat
digunakan untuk penanaman secara intensif baik untuk tanaman semusim atau tahunan dengan
menggunakan sistem monokultur atau campuran. Lahan ini adalah lahan datar hingga agak
datar. Subzona yang ada pada Zona IV: 1) Subzona Y yaitu daerah dengan curah hujan tinggi
atau rejim kelembaban udara yang lembab, curah hujan tahunan antara 1500-3000 mm, 2)
Subzona A ketinggian tempat <500 m dpl atau rejim temperatur Panas, Subzona B dengan
daerah ketinggian tempat antara 500-1000 m dpl atau rejim temperatur Sejuk, 3) Subzona 1
dengan kondisi drainase baik. Di Kecamatan Bawen, bahwa desa yang memiliki Zona IV
adalah Asinan, Bawen, Doplang, Harjosari, Kandangan, Lemahireng, Polisiri, Poncorusu,
Samban (Syafruddin, 2004).
4.1.6 Zona Agroekologi (ZAE) Kecamatan Bergas
Melihat Tabel 7, bahwa berdasar fisiografi lahan maka Kecamatan Bergas memiliki
empat zona yaitu Zona I, II, III, IV. Sementara itu berdasarkan ketinggian tempat, Kecamatan
Bergas memiliki rejim suhu udara Panas-Sejuk-Dingin, sedangkan dilihat dari karakteristik
curah hujan memiliki rejim kelembaban yang Lembab. Adapun karakteristik tanahnya
memiliki kondisi drainase Baik hingga Buruk, tingkat kemasaman tanah berada pada kisaran
34
Agak masam serta kelas tekstur tanah Lempung berdebu, Lempung, Lempung liat berpasir,
Liat.
Tabel 7. Zona Agroekologi (ZAE) Kecamatan Bergas
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
Bergas Kidul
8-15 (III) 1500-2000
(Lembab-Y)
500-625
(Sejuk-B) Baik(1)
Agak
masam
Lempung
berdebu, Liat
IIIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Liat
0-8 (IV) IVYB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Liat
Bergaslor
8-15 (III)
1500-2000 (Lembab-Y)
425
(Panas-A) 600-1000
(Sejuk-B)
Baik(1) Buruk(2)
Agak masam
Lempung berdebu, Liat
IIIYA1, Agak masam,
Lempung berdebu, Liat
IIIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Liat
IIIYA2, Agak masam,
Lempung berdebu, Liat
IIIYB2, Agak masam,
Lempung berdebu, Liat
0-8 (IV)
IVYA1, Agak masam,
Lempung berdebu, Liat
IVYB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Liat
IVYA2, Agak masam,
Lempung berdebu, Liat
IVYB2, Agak masam,
Lempung berdebu, Liat
Gebugan
>40 (I)
2000-3000 (Lembab-Y)
425
(Panas-A)
500-1000 (Sejuk-B)
1000-1925 (Dingin-C)
Baik(1) Agak
masam
Lempung
berdebu, Lempung,
Liat
IYA1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung, Liat
IYB1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung, Liat
IYC1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung, Liat
15-25 (II)
IIYA1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung, Liat
IIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung, Liat
IIYC1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung, Liat
8-15 (III)
IIIYA1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung, Liat
IIIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung, Liat
IIIYC1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung, Liat
0-8 (IV)
IVYA1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung, Liat
IVYB1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung, Liat
IVYC1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung, Liat
35
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
Gondoriyo
15-25 (II)
2500-3000
(Lembab-Y)
150-400
(Panas-A)
Baik(1)
Buruk(2)
Agak
masam
Lempung
liat berpasir, Liat
IIYA1, Agak masam, Lempung liat berpasir, Liat
IIYA2, Agak masam,
Lempung liat berpasir, Liat
8-15 (III)
IIIYA1, Agak masam, Lempung liat berpasir, Liat
IIIYA2, Agak masam,
Lempung liat berpasir, Liat
0-8 (IV)
IVYA1, Agak masam,
Lempung liat berpasir, Liat
IVYA2, Agak masam,
Lempung liat berpasir, Liat
Jatijajar
15-25 (II)
1500-2000
(Lembab-Y)
475 (Panas-A)
575-1000
(Sejuk-B)
Baik(1) Agak
masam
Lempung
berdebu, Liat
IIYA1, Agak masam,
Lempung berdebu, Liat
IIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Liat
8-15 (III)
IIIYA1, Agak masam,
Lempung berdebu, Liat
IIIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Liat
0-8 (IV)
IVYA1, Agak masam,
Lempung berdebu, Liat
IVYB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Liat
Karangjati
15-25 (II)
2000-2500
(Lembab-Y)
425
(Panas-A)
500-1000 (Sejuk-B)
Baik(1) Agak
masam
Lempung
berdebu
IIYA1, Agak masam,
Lempung berdebu
IIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu
8-15 (III)
IIIYA1, Agak masam,
Lempung berdebu
IIIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu
0-8 (IV)
IVYA1, Agak masam,
Lempung berdebu
IVYB1, Agak masam, Lempung berdebu
Munding
>40 (I)
1500-3000
(Lembab-Y)
625-1000 (Sejuk-B)
1000-2000
(Dingin-C)
Baik(1) Agak
masam
Lempung berdebu,
Lempung,
Liat
IYB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung, Liat
IYC1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung, Liat
15-25 (II)
IIYB1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung, Liat
IIYC1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung, Liat
8-15 (III)
IIIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung, Liat
IIIYC1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung, Liat
0-8 (IV)
IVYB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung, Liat
IVYC1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung, Liat
Pagersari 15-25 (II) 1500-2500
(Lembab-Y)
500-700
(Sejuk-B) Baik(1)
Agak
masam Liat
IIYB1, Agak masam, Liat
8-15 (III) IIYB1, Agak masam, Liat
36
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
0-8 (IV) IIYB1, Agak masam, Liat
Randugunting
8-15 (III) 1500-2000
(Lembab-Y)
500-550
(Sejuk-B) Baik(1)
Agak
masam
Lempung
berdebu, Liat
IIIYB1, Agak masam, Lempung berdebu, Liat
0-8 (IV) IVYB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Liat
Wringinputih
15-25 (II)
1500-2500
(Lembab-Y)
350 (Panas-A)
550-1000
(Sejuk-B)
Baik(1) Agak
masam
Lempung
berdebu, Liat
IIYA1, Agak masam, Lempung berdebu, Liat
IIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Liat
8-15 (III)
IIIYA1, Agak masam, Lempung berdebu, Liat
IIIYA1, Agak masam,
Lempung berdebu, Liat
0-8 (IV)
IVYA1, Agak masam, Lempung berdebu, Liat
IVYA1, Agak masam,
Lempung berdebu, Liat
Wujil
8-15 (III)
1500-2500
(Lembab-Y)
450
(Panas-A)
525-1000 (Sejuk-B)
Baik(1) Agak
masam
Lempung
berdebu, Liat
IIIYA1, Agak masam, Lempung berdebu, Liat
IIIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Liat
0-8 (IV)
IVYA1, Agak masam, Lempung berdebu, Liat
IVYB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Liat
Sumber: Hasil Analisis
Setiap zona akan memiliki bentuk pengelolaan serta potensi pengembangan sistem
pertanian tertentu sesuai dengan daya dukung lingkungannya. Berdasarkan Tabel 7., maka
karakteristik masing-masing zona dan subzona yang ada di Kecamatan Bergas adalah sebagai
berikut:
4. Zona I adalah lahan yang memiliki kemiringan lereng >40% atau wilayah yang bergunung
sangat curam. Menurut Syafruddin, (2004) semakin curam lereng semakain terbatas pilihan
tanaman yang dibudidayakan maupun sistem pertaniannya. Wilayah Zona I tidak diijinkan
untuk budidaya tanaman pertanian karena resiko erosi saat curah hujan tinggi akan menjadi
sangat besar, sehingga daerah pada zona ini sebaiknya dikembangkan sebagai areal kehutanan
dengan hutan produktif atau hutan lindung. Terdapat beberapa subzona yang ada pada Zona I
yaitu: 1) Subzona Y merupakan wilayah dengan curah hujan tinggi sehingga mempunyai rejim
kelembaban udara yang Lembab, 2) Subzona B dengan daerah ketinggian tempat antara 500 -
1000 m dpl atau rejim temperatur Sejuk, Subzona C merupakan daerah dengan ketinggian
tempat >1000 m dpl atau rejim temperatur udara Dingin; 3) Subzona 1 merupakan wilayah
yang mempunyai kondisi drainase yang Baik. Desa yang memiliki Zona I adalah Bergas dan
Munding.
37
1. Zona II adalah lahan dengan kemiringan lereng 15-25% atau lahan yang berada
diperbukitan dengan kelerengan curam. Berdasarkan kelerengannya, maka lahan tersebut lebih
cocok untuk budidaya tanaman tahunan atau perkebunan dengan memperhatikan konsep
pertanian konservasi. Subzona yang termasuk dalam Zona II adalah: 1) Subzona Y yaitu
daerah dengan curah hujan tinggi atau rejim kelembaban udara yang Lembab, curah hujan
tahunan antara 1500 - 2500 mm, 2) Subzona A ketinggian tempat <500 m dpl atau rejim
temperatur Panas, Subzona B dengan daerah ketinggian tempat antara 500-1000 m dpl atau
rejim temperatur Sejuk, Subzona C merupakan daerah dengan ketinggian tempat >1000 m dpl
atau rejim temperatur udara Dingin, 3) Subzona 1 dengan kondisi drainase Baik dan beberapa
desa dengan subzona 2 yaitu kondisi drainase yang Buruk. Desa yang ada pada Zona II adalah
Gebugan, Gondoriyo, Jatijajar, Karangjati, Munding, Pagersari dan Winginputih.
2. Zona III adalah lahan dengan kemiringan lereng 8-15% atau lahan dengan fisiografi
berombak dan lereng agak curam. Lahan dengan Zona III, lebih cocok digunakan untuk
penanaman sistem wanatani atau agroforestry. Subzona yang ada pada Zona III yaitu: 1)
Subzona Y yaitu daerah dengan curah hujan tinggi atau rejim kelembaban udara yang lembab,
curah hujan tahunan antara 1500-3000 mm, 2) Subzona A ketinggian tempat <500 m dpl atau
rejim temperatur Panas, Subzona B dengan daerah ketinggian tempat antara 500-1000 m dpl
atau rejim temperatur Sejuk, Subzona C merupakan daerah dengan ketinggian tempat >1000
mdpl atau rejim temperatur udara Dingin, 3) Subzona 1 dengan kondisi drainase Baik dan
beberapa tempat dengan Subzona 2 yaitu kondisi drainase yang Buruk. Adapun, desa pada
Zona III adalah Bergas Kidul, Bergas Lor, Gebugan, Gondoriyo, Jatijajar, Karangjati,
Munding, Pagersari, Randugunting, Wringinputih dan Wujil.
3. Zona IV adalah lahan dengan kemiringan lereng <8%, lahan ini datar hingga agak datar,
dimana pada lahan demikian sangat cocok untuk penanaman secara intensif baik untuk
tanaman semusim atau tahunan dengan menggunakan sistem monokultur atau campuran.
Subzona yang ada pada Zona IV adalah: 1) Subzona Y yaitu daerah dengan curah hujan tinggi
atau rejim kelembaban udara yang Lembab, curah hujan tahunan antara 1500-3000 mm, 2)
Subzona A ketinggian tempat <500 m dpl atau rejim temperatur Panas, Subzona B dengan
daerah ketinggian tempat antara 500-1000 mdpl atau rejim temperatur Sejuk, 3) Subzona 1
dengan kondisi drainase yang Baik. Adapun, desa yang memiliki Zona IV adalah Bergas
Kidul, Bergas Lor, Gebugan, Gondoriyo, Jatijajar, Karangjati, Munding, Pagersari,
Randugunting, Wringinputih dan Wujil.
38
4.1.7 Zona Agroekologi (ZAE) Kecamatan Bringin
Berdasarkan karakteristik fisiografi lahan, 15 desa di Kecamatan Beringin memiliki
zona II, III, IV, dimana setiap zona dapat dibagi lagi menjadi subzona. Sementara itu
berdasarkan ketinggian tempat, maka di Kecamatan Bringin memiliki rejim suhu udara yang
Panas sedangkan atas dasar karakteristik curah hujan memiliki rejim kelembaban yang
Lembab. Dari sisi karakteristik tanah memiliki kondisi drainase yang Baik dan beberapa
wilayah memiliki kondisi drainase yang Buruk, sedangkan tingkat kemasaman tanah berada
pada kisaran Agak masam-Masam serta kelas tekstur tanah adalah Lempung berdebu,
Lempung berliat, Liat. Berikut disajikan pada Tabel 8. ZAE Kecamatan Bringin:
Tabel 8. Zona Agroekologi (ZAE) Kecamatan Bringin
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
Bringin
15-25 (II)
1500-2000
(Lembab-Y)
225-450
(Panas-A)
Baik(1)
Buruk(2) Masam
Lempung
berdebu,
Liat
IIYA1, Masam, Lempung
berdebu, Liat
IIYA2, Masam, Lempung
berdebu, Liat
8-15 (III)
IIIYA1, Masam, Lempung
berdebu, Liat
IIIYA2, Masam, Lempung
berdebu, Liat
0-8 (IV)
IVYA1, Masam, Lempung
berdebu, Liat
IVYA2, Masam, Lempung
berdebu, Liat
Gogodalem
15-25 (II)
1500-2500 (Lembab-Y)
100-275 (Panas-A)
Baik(1) Buruk(2)
Masam
Lempung
berdebu, Lempung
berliat
IIYA1, Masam, Lempung
berdebu, Liat
IIYA2, Masam, Lempung
berdebu, Liat
8-15 (III)
IIIYA1, Masam, Lempung
berdebu, Liat
IIIYA2, Masam, Lempung
berdebu, Liat
0-8 (IV)
IVYA1, Masam, Lempung berdebu, Liat
IVYA2, Masam, Lempung
berdebu, Liat
Kalijambe
15-25 (II)
1500-2000
(Lembab-Y)
150-350
(Panas-A)
Baik(1)
Buruk(2)
Masam
, Agak masam
Lempung
berdebu,
Lempung berliat,
Liat
IIYA1, Masam, Lempung berdebu, Lempung
berliat, Liat
IIYA2, Masam, Lempung
berdebu, Lempung berliat, Liat
8-15 (III)
IIIYA1, Masam, Lempung
berdebu, Lempung berliat, Liat
IIIYA2, Masam, Lempung
berdebu, Lempung
berliat, Liat
0-8 (IV)
IVYA1, Masam, Lempung
berdebu, Lempung
berliat, Liat
39
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
IVYA2, Masam, Lempung berdebu, Lempung
berliat, Liat
Kalikurma
15-25 (II)
2000-2500 (Lembab-Y)
100-175 (Panas-A)
Baik(1) Buruk(2)
Masam
, Agak
masam
Lempung berdebu,
Lempung
berliat, Liat
IIYA1, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu, Lempung berliat, Liat
IIYA2, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu, Lempung berliat, Liat
8-15 (III)
IIIYA1, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu,
Lempung berliat, Liat
IIIYA2, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu,
Lempung berliat, Liat
0-8 (IV)
IVYA1, Masam, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung berliat, Liat
IVYA2, Masam, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung berliat, Liat
Lebak
15-25 (II)
1500-2000 (Lembab-Y)
175-425 (Panas-A)
Baik(1) Buruk(2)
Masam
Lempung
berdebu,
Liat
IIYA1, Masam, Lempung berdebu, Liat
IIYA2, Masam, Lempung
berdebu, Liat
8-15 (III)
IIIYA1, Masam, Lempung berdebu, Liat
IIIYA2, Masam, Lempung
berdebu, Liat
0-8 (IV)
IVYA1, Masam, Lempung berdebu, Liat
IVYA2, Masam, Lempung
berdebu, Liat
Nyemoh
8-15 (III)
2000-2500
(Lembab-Y)
75-200
(Panas-A)
Baik(1)
Buruk(2)
Masam
, Agak masam
Lempung berdebu,
Lempung
berliat
IIIYA1, Masam, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung berliat
IIIYA2, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu, Lempung berliat
0-8 (IV)
IVYA1, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu, Lempung berliat
IVYA2, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu,
Lempung berliat
Pakis
15-25 (II)
1500-2000
(Lembab-Y)
150-325
(Panas-A) Baik(1)
Masam
, Agak
masam
Lempung berdebu,
Lempung
berliat, Liat
IIYA1, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu,
Lempung berliat, Liat
8-15 (III)
IIIYA1, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu,
Lempung berliat, Liat
0-8 (IV) IVYA1, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu,
Lempung berliat, Liat
Popongan
15-25 (II)
1500-2000 (Lembab-Y)
225-350 (Panas-A)
Baik(1) Buruk(2)
Masam
Lempung
berdebu,
Liat
IIYA1, Masam, Lempung berdebu, Liat
IIYA2, Masam, Lempung
berdebu, Liat
8-15 (III)
IIIYA1, Masam, Lempung berdebu, Liat
IIIYA2, Masam, Lempung
berdebu, Liat
0-8 (IV) IVYA1, Masam, Lempung
berdebu, Liat
40
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
IVYA2, Masam, Lempung berdebu, Liat
Rembes
15-25 (II)
1500-2000
(Lembab-Y)
175-275
(Panas-A)
Baik(1)
Buruk(2) Masam
Lempung
berdebu
IIYA1, Masam, Lempung
berdebu
IIYA2, Masam, Lempung berdebu
8-15 (III)
IIIYA1, Masam, Lempung
berdebu
IIIYA2, Masam, Lempung berdebu
0-8 (IV)
IVYA1, Masam, Lempung
berdebu
IVYA2, Masam, Lempung berdebu
Sambirejo
15-25 (II)
1500-2000
(Lembab-Y)
125-200
(Panas-A)
Baik(1)
Buruk(2)
Masam, Agak
masam
Lempung berliat,
Liat
IIYA1, Masam, Agak
masam, Lempung berliat,
Liat
IIYA2, Masam, Agak
masam, Lempung berliat,
Liat
8-15 (III)
IIIYA1, Masam, Agak masam, Lempung berliat,
Liat
IIIYA2, Masam, Agak masam, Lempung berliat,
Liat
0-8 (IV)
IVYA1, Masam, Agak masam, Lempung berliat,
Liat
IVYA2, Masam, Agak
masam, Lempung berliat, Liat
Sendang
15-25 (II)
1500-2000 (Lembab-Y)
150-275 (Panas-A)
Baik(1) Buruk(2)
Masam Lempung berdebu
IIYA1, Masam, Lempung
berdebu
IIYA2, Masam, Lempung berdebu
8-15 (III)
IIIYA1, Masam, Lempung
berdebu
IIIYA2, Masam, Lempung berdebu
0-8 (IV)
IVYA1, Masam, Lempung
berdebu
IVYA2, Masam, Lempung berdebu
Tanjung
15-25 (II)
1500-2000 (Lembab-Y)
175-325 (Panas-A)
Baik(1) Buruk(2)
Masam Liat
IIYA1, Masam, Liat
IIYA2, Masam, Liat
8-15 (III) IIIYA1, Masam, Liat
IIIYA2, Masam, Liat
0-8 (IV) IVYA1, Masam, Liat
IVYA2, Masam, Liat
Tempuran
15-25 (II)
2000-2500
(Lembab-Y)
75-125
(Panas-A)
Baik(1)
Buruk(2) Masam Liat
IIYA1, Masam, Liat
IIYA2, Masam, Liat
8-15 (III) IIIYA1, Masam, Liat
IIIYA2, Masam, Liat
0-8 (IV) IVYA1, Masam, Liat
IVYA2, Masam, Liat
Truko
15-25 (II) 2000-2500
(Lembab-Y) 175-400
(Panas-A) Baik(1) Masam
Lempung
berdebu,
Liat
IIYA1, Masam, Lempung
berdebu, Liat
8-15 (III) IIIYA1, Masam, Lempung
berdebu, Liat
41
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
0-8 (IV) IVYA1, Masam, Lempung
berdebu, Liat
Wiru
15-25 (II)
1500-2500
(Lembab-Y)
100-200
(Panas-A)
Baik(1)
Buruk(2)
Masam, Agak
masam
Lempung
berdebu,L
empung berliat
IIYA1, Masam, Agak
masam, Lempung
berdebu,Lempung berliat
IIYA2, Masam, Agak
masam, Lempung
berdebu,Lempung berliat
8-15 (III)
IIIYA1, Masam, Agak masam, Lempung
berdebu,Lempung berliat
IIIYA2, Masam, Agak masam, Lempung
berdebu,Lempung berliat
0-8 (IV)
IVYA1, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu,Lempung berliat
IVYA2, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu,Lempung berliat
Sumber: Hasil Analisis
Berdasarkan Tabel 8. maka wilayah Kecamatan Bringin memiliki karakteristik ZAE
sebagai berikut:
1. Zona II adalah lahan dengan kemiringan lereng 15-25% atau lahan yang berada
diperbukitan dengan kelerengan curam. Dari sisi kelerengannya pada Zona II, maka lahan
tersebut idealnya untuk budidaya tanaman tahunan atau perkebunan dengan memperhatikan
konsep pertanian konservasi. Subzona yang ada pada Zona II adalah: 1) Subzona Y yaitu
daerah dengan curah hujan tinggi atau rejim kelembaban udara yang Lembab, curah hujan
tahunan antara 1500-2500 mm, 2) Subzona A ketinggian tempat <500 m dpl atau rejim
temperatur Panas, 3) Subzona 1 dan beberapa wilayah bersubzona 2 dengan kondisi drainase
yang Baik dan Buruk. Adapun, desa yang memiliki Zona II adalah Bringin, Gogodalem,
Kalijambe, Kalikurma, Lebak, Pakis, Popongan, Rembes, Sambirejo, Sendang, Tanjung,
Tempuran, Truko dan Wiru.
2. Zona III adalah lahan dengan kemiringan lereng 8-15% atau lahan dengan fisiografi
berombak dan lereng agak curam. Lahan Zona III, akan sangat optimal digunakan untuk
penanaman sistem wanatani atau agroforestry. Subzona yang ada pada Zona III adalah: 1)
Subzona Y yaitu daerah dengan curah hujan tinggi atau rejim kelembaban udara yang
Lembab, curah hujan tahunan antara 1500-3000 mm, 2) Subzona A ketinggian tempat <500 m
dpl atau rejim temperatur Panas, 3) Subzona 1 dengan kondisi drainase baik dan beberapa
42
tempat dengan Subzona 2 yaitu kondisi drainase yang Buruk. Desa Bringin, Gogodalem,
Kalijambe, Kalikurma, Lebak, Nyemoh, Pakis, Popongan, Rembes, Sambirejo, Sendang,
Tanjung, Tempuran, Truko dan Wiru memiliki Zona III.
3. Zona IV adalah lahan dengan kemiringan lereng <8% dimana pada lahan demikian dapat
digunakan untuk penanaman secara intensif baik untuk tanaman semusim atau tahunan dengan
menggunakan sistem monokultur atau campuran. Lahan ini adalah lahan datar hingga agak
datar. Subzona yang ada pada Zona IV adalah: 1) Subzona Y yaitu daerah dengan curah hujan
tinggi atau rejim kelembaban udara yang Lembab, curah hujan tahunan antara 1500-3000 mm,
2) Subzona A ketinggian tempat <500 m dpl atau rejim temperatur panas; 3) Subzona 1
dengan kondisi drainase Baik dan beberapa tempat dengan Subzona 2 yaitu kondisi drainase
yang Buruk. Adapun desa yang memiliki Zona IV adalah Bringin, Gogodalem, Kalijambe,
Kalikurma, Lebak, Nyemoh, Pakis, Popongan, Rembes, Sambirejo, Sendang, Tanjung,
Tempuran, Truko dan Wiru.
4.1.8 Zona Agroekologi (ZAE) Kecamatan Getasan
Dari Tabel 9. menunjukkan atas dasar fisiografi lahan, maka di Kecamatan Getasan
memiliki Zona I, II, III, IV dimana setiap zona akan memiliki bentuk pengelolaan serta potensi
pengembangan sistem pertanian tertentu sesuai dengan daya dukung lingkungannya.
Sementara itu berdasarkan ketinggian tempat, Kecamatan Getasan memiliki rejim suhu udara
Sejuk hingga Dingin sedangkan atas dasar karakteristik curah hujan memiliki rejim
kelembaban Lembab hingga Basah. Dari sisi karakteristik tanahnya maka lahan di Kecamatan
Getasan memiliki kondisi drainase yang Baik, tingkat kemasaman tanah berada pada kisaran
Agak Masam hingga Masam serta kelas tekstur tanah adalah Lempung berdebu dan Lempung.
Tabel 9. Zona Agroekologi (ZAE) Kecamatan Getasan
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
Batur
>40 (I)
>3000
(Basah-X)
1075-2725
(Dingin-C) Baik(1)
Masam,
Agak masam
Lempung
IXC1, Masam, Agak
masam, Lempung
15-25 (II) IIXC1, Masam, Agak
masam, Lempung
8-15 (III) IIIXC1, Masam, Agak
masam, Lempung
0-8 (IV) IVXC1, Masam, Agak
masam, Lempung
Getasan 15-25 (II) >3000 1025-1275 Baik(1) Masam Lempung IIXC1,
43
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
(Basah-X)
2500-3000
(Lembab-Y)
(Dingin-C) berdebu Masam,Lempung
berdebu
IIYC1, Masam,Lempung
berdebu
8-15 (III)
IIIXC1,
Masam,Lempung berdebu
IIIYC1,
Masam,Lempung berdebu
0-8 (IV)
IVXC1,
Masam,Lempung
berdebu
IVYC1,
Masam,Lempung
berdebu
Jetak
15-25 (II)
2500-3000
(Lembab-Y)
825-1000 (Sejuk-B)
1000-1200
(Dingin-C)
Baik(1)
Masam,
Agak masam
Lempung
berdebu, Lempung
IIYB1, Masam, Agak masam, Lempung
berdebu, Lempung
IIYC1, Masam, Agak masam, Lempung
berdebu, Lempung
8-15 (III)
IIIYB1, Masam, Agak masam, Lempung
berdebu, Lempung
IIIYC1, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu, Lempung
0-8 (IV)
IVYB1, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu, Lempung
IVYC1, Masam, Agak
masam, Lempung
berdebu, Lempung
Kopeng
>40 (I)
>3000 (Basah-X)
1275-1875 (Dingin-C)
Baik(1)
Masam,
Agak
masam
Lempung
berdebu,
Lempung
IXC1, Masam, Agak
masam, Lempung
15-25 (II) IIXC1, Masam, Agak
masam, Lempung
8-15 (III) IIIXC1, Masam, Agak
masam, Lempung
0-8 (IV) IVXC1, Masam, Agak
masam, Lempung
Manggihan
15-25 (II)
2500-3000
(Lembab-Y)
775-1000
(Sejuk-B)
1000-1075 (Dingin-C)
Baik(1) Agak
masam
Lempung berdebu,
Lempung
IIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung
IIYC1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung
8-15 (III)
IIIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung
IIIYC1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung
0-8 (IV)
IVYB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung
IVYC1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung
Ngrawan >40 (I)
>3000
(Basah-X)
2500-3000
1000
(Sejuk-B)
1000-1700
Baik(1) Agak
masam
Lempung
berdebu,
Lempung
IXB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung
44
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
(Lembab-Y) (Dingin-C) IYB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung
IXC1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung
IYC1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung
15-25 (II)
IIXB1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung
IIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung
IIXC1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung
IIYC1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung
8-15 (III)
IIIXB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung
IIIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung
IIIXC1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung
IIIYC1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung
0-8 (IV)
IVXB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung
IVYB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung
IVXC1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung
IVYC1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung
Nogosaren
>40 (I)
2500-3000
(Lembab-Y)
925-1000
(Sejuk-B)
1000-1650 (Dingin-C)
Baik(1) Masam,
Agak
masam
Lempung berdebu,
Lempung
IYB1, Masam, Agak masam, Lempung
berdebu, Lempung
IYC1, Masam, Agak masam, Lempung
berdebu, Lempung
15-25 (II)
IIYB1, Masam, Agak masam, Lempung
berdebu, Lempung
IIYC1, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu, Lempung
8-15 (III)
IIIYB1, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu, Lempung
IIIYC1, Masam, Agak
masam, Lempung
berdebu, Lempung
0-8 (IV) IVYB1, Masam, Agak
masam, Lempung
45
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
berdebu, Lempung
IVYC1, Masam, Agak
masam, Lempung
berdebu, Lempung
Polobogo
15-25 (II)
2500-3000
(Lembab-Y)
575-950
(Sejuk-B) Baik(1)
Masam, Agak
masam
Lempung berdebu,
Lempung
IIYB1, Masam, Agak masam, Lempung
berdebu, Lempung
8-15 (III) IIIYB1, Masam, Agak
masam, Lempung
berdebu, Lempung
0-8 (IV)
IVYB1, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu, Lempung
Samirono
15-25 (II)
>3000 (Basah-X)
2500-3000
(Lembab-Y)
800-1000 (Sejuk-B)
1000-1150
(Dingin-C)
Baik(1) Agak
masam Lempung
IIXB1, Agak masam,
Lempung
IIYB1, Agak masam, Lempung
IIXC1, Agak masam,
Lempung
IIYC1, Agak masam, Lempung
8-15 (III)
IIIXB1, Agak masam,
Lempung
IIIYB1, Agak masam,
Lempung
IIIXC1, Agak masam,
Lempung
IIIYC1, Agak masam,
Lempung
0-8 (IV)
IVXB1, Agak masam,
Lempung
IVYB1, Agak masam,
Lempung
IVXC1, Agak masam,
Lempung
IVYC1, Agak masam,
Lempung
Sumogawe
8-15 (III)
>3000
(Basah-X)
2500-3000 (Lembab-Y)
675-1000
(Sejuk-B)
1000-1100 (Dingin-C)
Baik(1) Agak
masam Lempung
IIIXB1, Agak masam,
Lempung
IIIYB1, Agak masam,
Lempung
IIIXC1, Agak masam,
Lempung
IIIYC1, Agak masam,
Lempung
0-8 (IV)
IVXB1, Agak masam,
Lempung
IVYB1, Agak masam,
Lempung
IVXC1, Agak masam, Lempung
IVYC1, Agak masam,
Lempung
Tajuk
>40 (I) >3000
(Basah-X) 2500-3000
(Lembab-Y)
950-1000
(Sejuk-B) 1000-2825
(Dingin-C)
Baik(1) Agak
masam Lempung
IXB1, Agak masam, Lempung
IYB1, Agak masam,
Lempung
IXC1, Agak masam, Lempung
IYC1, Agak masam,
Lempung
15-25 (II) IIXB1, Agak masam,
Lempung
46
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
IIYB1, Agak masam,
Lempung
IIXC1, Agak masam, Lempung
IIYC1, Agak masam,
Lempung
8-15 (III)
IIIXB1, Agak masam, Lempung
IIIYB1, Agak masam,
Lempung
IIIXC1, Agak masam, Lempung
IIIYC1, Agak masam,
Lempung
0-8 (IV)
IVXB1, Agak masam, Lempung
IVYB1, Agak masam,
Lempung
IVXC1, Agak masam, Lempung
IVYC1, Agak masam,
Lempung
Tolokan
>40 (I)
>3000
(Basah-X)
2500-3000 (Lembab-Y)
1150-1550
(Dingin-C) Baik(1) Masam Lempung
IXC1, Masam, Lempung
IYC1, Masam,
Lempung
15-25 (II)
IIXC1, Masam, Lempung
IIYC1, Masam,
Lempung
8-15 (III)
IIIXC1, Masam, Lempung
IIIYC1, Masam,
Lempung
0-8 (IV)
IVXC1, Masam, Lempung
IVYC1, Masam,
Lempung
Wates
8-15 (III) >3000
(Basah-X)
1100-1300
(Dingin-C) Baik(1)
Agak
masam Lempung
IIIXC1, Agak masam, Lempung
0-8 (IV) IVXC1, Agak masam,
Lempung
Sumber: Hasil Analisis
Adapun ZAE Kecamatan Getasan dan subzona dapat dilihat pada Tabel 9.
karakteristik masing-masing zona tersebut adalah sebagai berikut:
1. Zona I adalah lahan yang memiliki kemiringan lereng >40% atau wilayah yang bergunung
sangat curam dimana pada kelerengan ini tidak diijinkan untuk budidaya tanaman pertanian,
maka wilayah Zona I idealnya untuk kehutanan seperti hutan produktif atau hutan lindung.
Terdapat beberapa subzona ada pada Zona I yaitu: 1) Subzona X yaitu wilayah dengan curah
hujan tinggi >3000 mm atau rejim kelembaban udara yang Basah, Subzona Y merupakan
wilayah dengan curah hujan atau rejim kelembaban udara yang Lembab; 2) Subzona B dengan
47
daerah ketinggian tempat antara 500-1000 m dpl atau rejim temperatur Sejuk, Subzona C
merupakan daerah dengan ketinggian tempat >1000 m dpl atau rejim temperatur udara Dingin;
3) Subzona 1 merupakan wilayah yang mempunyai kondisi drainase yang Baik. Adapun desa
yang memiliki Zona I adalah Batur, Kopeng, Ngrawan, Nogosaren, Tajuk dan Tolokan.
2. Zona II adalah lahan dengan kemiringan lereng 15-25% atau lahan yang berada
diperbukitan dengan kelerengan curam. Berdasarkan kelerengannya pada Zona II, maka lahan
tersebut idealnya untuk budidaya tanaman tahunan atau perkebunan dengan memperhatikan
konsep pertanian konservasi. Subzona yang ada pada Zona II adalah: 1) Subzona X yaitu
wilayah dengan curah hujan >3000 mm atau rejim kelembaban udara yang Basah, Subzona Y
yaitu daerah dengan curah hujan tinggi atau rejim kelembaban udara yang Lembab, curah
hujan tahunan antara 1500-2500 mm, 2) Subzona B dengan daerah ketinggian tempat antara
500-1000 m dpl atau rejim temperatur Sejuk, Subzona C merupakan daerah dengan ketinggian
tempat >1000 m dpl atau rejim temperatur udara Dingin, 3) Subzona 1 dengan kondisi
drainase yang Baik. Adapun desa yang memiliki Zona II adalah Batur, Getasan, Jetak,
Kopeng, Manggihan, Ngrawan, Nogosaren, Samirono, Tajuk, Tolokan.
3. Zona III adalah lahan dengan kemiringan lereng 8-15% atau lahan dengan fisiografi
berombak dan lereng agak curam. Lahan dengan Zona III, idealnya digunakan untuk
penanaman sistem wanatani atau agroforestry. Subzona yang ada pada Zona III adalah: 1)
Subzona X yaitu wilayah dengan curah hujan >3000 mm atau rejim kelembaban udara Basah,
Subzona Y yaitu daerah dengan curah hujan tinggi atau rejim kelembaban udara yang
Lembab, curah hujan tahunan antara 1500-2500 mm, 2) Subzona B dengan daerah ketinggian
tempat antara 500-1000 mdpl atau rejim temperatur yang Sejuk, Subzona C merupakan daerah
dengan ketinggian tempat >1000 mdpl atau rejim temperatur udara yang Dingin, 3) Subzona 1
dengan kondisi drainase yang Baik. Adapun desa yang memiliki Zona III adalah Batur,
Getasan, Jetak, Kopeng, Manggihan, Ngrawan, Nogosaren, Samirono, Sumogawe,Tajuk,
Tolokan dan Wates.
4. Zona IV adalah lahan dengan kemiringan lereng <8% dimana pada lahan demikian dapat
digunakan untuk penanaman secara intensif baik untuk tanaman semusim atau tahunan dengan
menggunakan sistem monokultur atau campuran. Lahan Zona IV adalah lahan datar hingga
agak datar. Subzona yang ada pada Zona IV adalah: 1) Subzona X yaitu wilayah dengan curah
hujan tinggi >3000 mm atau rejim kelembaban udara Basah, Subzona Y yaitu daerah dengan
curah hujan atau rejim kelembaban udara yang Lembab, curah hujan tahunan antara 1500-
48
2500 mm, 2) Subzona B dengan daerah ketinggian tempat antara 500-1000 m dpl atau rejim
temperatur yang Sejuk, Subzona C merupakan daerah dengan ketinggian tempat >1000 m dpl
atau rejim temperatur udara yang Dingin, 3) Subzona 1 dengan kondisi drainase yang Baik.
Adapun desa yang memiliki Zona III adalah Batur, Getasan, Jetak, Kopeng, Manggihan,
Ngrawan, Nogosaren, Samirono, Sumogawe,Tajuk, Tolokan dan Wates.
4.1.9 Zona Agroekologi (ZAE) Kecamatan Jambu
Pada Tabel 10. memperlihatkan bahwa dari keragaman fisiografi lahan maka di
Kecamatan Jambu terdapat empat zona yaitu zona I, II, III, IV dimana setiap zona akan
memiliki bentuk pengelolaan serta potensi pengembangan sistem pertanian tertentu sesuai
dengan daya dukung lingkungannya. Sementara itu berdasarkan ketinggian tempat maka
Kecamatan Jambu memiliki rejim suhu udara Panas, Sejuk dan Dingin. Sementara itu atas
dasar karakteristik curah hujan memiliki rejim kelembaban yang Lembab hingga Basah.
Berdasarkan karakteristik tanahnya, maka Kecamatan Jambu memiliki kondisi drainase Baik,
tingkat kemasaman tanah berada pada kisaran Agak masam serta klas tekstur tanah adalah
Lempung berdebu, Lempung berpasir, Lempung.
Tabel 10. Zona Agroekologi (ZAE) Kecamatan Jambu
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
Bedono
>40 (I)
2000-3000 (Lembab-Y)
650-1000
(Sejuk-B) 1000-1325
(Dingin-C)
Baik(1) Agak
masam Lempung berpasir
IYB1, Agak masam,
Lempung berpasir
IYC1, Agak masam,
Lempung berpasir
15-25 (II)
IIYB1, Agak masam,
Lempung berpasir
IIYC1, Agak masam,
Lempung berpasir
8-15 (III)
IIIYB1, Agak masam,
Lempung berpasir
IIIYC1, Agak masam,
Lempung berpasir
0-8 (IV)
IVYB1, Agak masam,
Lempung berpasir
IVYC1, Agak masam,
Lempung berpasir
Brongkol 15-40 (II) 1500-3000
(Lembab-Y)
475
(Panas-A) 500-1000
(Sejuk-B)
1000-1200 (Dingin-C)
Baik(1) Agak
masam
Lempung
berpasir, Lempung
IIYA1, Agak masam,
Lempung berpasir,
Lempung
IIYB1, Agak masam,
Lempung berpasir,
Lempung
IIYC1, Agak masam, Lempung berpasir,
49
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
Lempung
8-15 (III)
IIIYA1, Agak masam,
Lempung berpasir,
Lempung
IIIYB1, Agak masam,
Lempung berpasir,
Lempung
IIIYC1, Agak masam, Lempung berpasir,
Lempung
0-8 (IV)
IVYA1, Agak masam, Lempung berpasir,
Lempung
IVYB1, Agak masam, Lempung berpasir,
Lempung
IVYC1, Agak masam,
Lempung berpasir, Lempung
Gemawang
15-25 (II)
2000-2500 (Lembab-Y)
650-975 (Sejuk-B)
Baik(1) Agak
masam Lempung
IIYB1, Agak masam,
Lempung
8-15 (III) IIIYB1, Agak masam,
Lempung
0-8 (IV) IVYB1, Agak masam,
Lempung
Genting
15-25 (II)
>3000 (Basah-X)
2500-3000
(Lembab-Y)
775-1000
(Sejuk-B) Baik(1)
Agak
masam
Lempung berdebu,
Lempung
berpasir
IIXB1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung berpasir
IIYB1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung berpasir
8-15 (III)
IIIXB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung berpasir
IIIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung berpasir
0-8 (IV)
IVXB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung berpasir
IVYB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung berpasir
Gondoriyo
15-25 (II)
1500-2500
(Lembab-Y)
475-900
(Sejuk-B) Baik(1)
Agak
masam
Lempung
berdebu
IIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu
8-15 (III) IIIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu
0-8 (IV) IVYB1, Agak masam,
Lempung berdebu
Jambu
15-25 (II)
2000-2500
(Lembab-Y)
475-700
(Sejuk-B) Baik(1)
Agak
masam
Lempung
berdebu
IIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu
8-15 (III) IIIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu
0-8 (IV) IVYB1, Agak masam,
Lempung berdebu
Kebondalem
15-25 (II)
2000-2500
(Lembab-Y)
700-875
(Sejuk-B) Baik(1)
Agak
masam
Lempung
berdebu
IIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu
8-15 (III) IIIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu
0-8 (IV) IVYB1, Agak masam,
Lempung berdebu
Kelurahan 15-40 (II) 2000-3000
(Lembab-Y)
500-1000
(Sejuk-B) Baik(1)
Agak
masam
Lempung
berdebu,
IIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
50
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
1000-1250
(Dingin-C)
Lempung
berpasir
Lempung berpasir
IIYC1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung berpasir
8-15 (III)
IIIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung berpasir
IIIYC1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung berpasir
0-8 (IV)
IVYB1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung berpasir
IVYC1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung berpasir
Kuwarasan
15-25 (II)
2000-2500
(Lembab-Y)
525-850
(Sejuk-B) Baik(1)
Agak
masam
Lempung
berpasir
IIYB1, Agak masam,
Lempung berpasir
8-15 (III) IIIYB1, Agak masam,
Lempung berpasir
0-8 (IV) IVYB1, Agak masam,
Lempung berpasir
Rejosari
15-25 (II)
2000-2500
(Lembab-Y)
725-950
(Sejuk-B) Baik(1)
Agak
masam
Lempung
berpasir
IIYB1, Agak masam,
Lempung berpasir
8-15 (III) IIIYB1, Agak masam,
Lempung berpasir
0-8 (IV) IVYB1, Agak masam,
Lempung berpasir
Sumber: Hasil Analisis
Berdasarkan Tabel 10. diatas maka wilayah Kecamatan Jambu memiliki karakteristik
ZAE sebagai berikut:
1. Zona I adalah lahan yang memiliki kemiringan lereng >40% atau wilayah yang
bergunung sangat curam dimana pada kelerengan ini, lahan yang ada tidak diijinkan untuk
budidaya tanaman pertanian. Wilayah dengan Zona I idealnya untuk kehutanan, hutan
produktif atau hutan lindung. Terdapat beberapa subzona pada Zona I yaitu: 1) Subzona X
yaitu wilayah dengan curah hujan tinggi >3000 mm sehingga mempunyai rejim kelembaban
udara yang Basah, Subzona Y merupakan wilayah dengan curah hujan mempunyai rejim
kelembaban udara yang Lembab; 2) Subzona B dengan daerah ketinggian tempat antara 500-
1000 m dpl atau rejim temperatur yang Sejuk, Subzona C merupakan daerah dengan
ketinggian tempat >1000 m dpl atau rejim temperatur udara Dingin; 3) Subzona 1 merupakan
wilayah yang mempunyai kondisi drainase Baik. Adapun desa yang memiliki Zona I adalah
Bedono.
2. Zona II adalah lahan dengan kemiringan lereng 15-25% atau lahan yang berada
diperbukitan dengan kelerengan curam. Berdasarkan kelerengannya pada Zona II, maka lahan
51
tersebut idealnya untuk budidaya tanaman tahunan atau perkebunan dengan memperhatikan
konsep pertanian konservasi. Subzona yang ada pada Zona II adalah: 1) Subzona X yaitu
wilayah dengan curah hujan >3000 mm sehingga mempunyai rejim kelembaban udara Basah,
Subzona Y yaitu daerah dengan curah hujan tinggi atau rejim kelembaban udara yang
Lembab, curah hujan tahunan antara 1500-2500 mm, 2) Subzona B dengan daerah ketinggian
tempat antara 500-1000 m dpl atau rejim temperatur yang Sejuk, Subzona C merupakan
daerah dengan ketinggian tempat >1000 m dpl atau rejim temperatur udara yang Dingin, 3)
Subzona 1 dengan kondisi drainase Baik. Adapun desa yang memiliki Zona II adalah Bedono,
Brongkol, Gemawang, Genting, Gondoriyo, Jambu, Kebondalem, Kelurahan, Kuwarasan dan
Rejosari.
3. Zona III adalah lahan dengan kemiringan lereng 8-15% atau lahan dengan fisiografi
berombak dan lereng agak curam. Lahan ini, idealnya digunakan untuk penanaman sistem
wanatani (Agroforestry). Subzona yang ada pada Zona III adalah: 1) Subzona X yaitu wilayah
dengan curah hujan >3000 mm sehingga mempunyai rejim kelembaban udara Basah, Subzona
Y yaitu daerah dengan curah hujan tinggi atau rejim kelembaban udara yang Lembab, curah
hujan tahunan antara 1500-2500 mm, 2) Subzona B dengan daerah ketinggian tempat antara
500-1000 m dpl atau rejim temperatur Sejuk, Subzona C merupakan daerah dengan ketinggian
tempat >1000 m dpl atau rejim temperatur udara Dingin, 3) Subzona 1 dengan kondisi
drainase Baik. Adapun desa yang memiliki Zona III adalah Bedono, Brongkol, Gemawang,
Genting, Gondoriyo, Jambu, Kebondalem, Kelurahan, Kuwarasan dan Rejosari.
4. Zona IV adalah lahan dengan kemiringan lereng <8% dimana pada lahan demikian dapat
digunakan untuk penanaman secara intensif baik untuk tanaman semusim atau tahunan dengan
menggunakan sistem monokultur atau campuran. Lahan dengan Zona IV adalah lahan datar
hingga agak datar. Subzona yang ada pada Zona IV adalah: 1) Subzona X yaitu wilayah
dengan curah hujan tinggi >3000 mm sehingga mempunyai rejim kelembaban udara Basah,
Subzona Y yaitu daerah dengan curah hujan atau rejim kelembaban udara yang Lembab, curah
hujan tahunan antara 1500-2500 mm, 2) Subzona B dengan daerah ketinggian tempat antara
500-1000 m dpl atau rejim temperatur Sejuk, Subzona C merupakan daerah dengan ketinggian
tempat >1000 m dpl atau rejim temperatur udara Dingin, 3) Subzona 1 dengan kondisi
drainase Baik. Adapun desa yang memiliki Zona IV adalah Bedono, Brongkol, Gemawang,
Genting, Gondoriyo, Jambu, Kebondalem, Kelurahan, Kuwarasan dan Rejosari.
52
4.1.10 Zona Agroekologi (ZAE) Kecamatan Kaliwungu
Dapat dilihat pada Tabel 11. Kecamatan Kaliwungu dengan keragaman yang dibagi
menjadi tiga zona atas dasar kelerengannya yaitu zona II, III, IV dimana setiap zona akan
memiliki bentuk pengelolaan serta potensi pengembangan sistem pertanian tertentu sesuai
dengan daya dukung lingkungannya. Sementara itu berdasarkan ketinggian tempat dengan
rejim suhu udara Panas hingga Sejuk sedangkan atas dasar karakteristik curah hujan rejim
kelembaban yang Lembab. Dari sisi karakteristik tanahnya memiliki kondisi drainase Baik
maupun Buruk, tingkat kemasaman tanah berada pada kisaran Masam, serta tekstur tanah
Lempung berdebu, dan Liat.
Tabel 11. Zona Agroekologi (ZAE) Kecamatan Kaliwungu
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
Jetis
8-15 (III) 2500-3000
(Lembab-Y)
375-575
(Panas-A) Baik(1) Masam
Lempung
berdebu
IIIYA1, Masam,
Lempung berdebu
0-8 (IV) IVYA1, Masam,
Lempung berdebu
Kaliwungu
15-25 (II)
2500-3000
(Lembab-Y)
250-450
(Panas-A)
Baik(1)
Buruk(2) Masam
Lempung berdebu,
Liat
IIYA1, Masam, Lempung
berdebu, Liat
IIYA2, Masam, Lempung
berdebu, Liat
8-15 (III)
IIIYA1, Masam,
Lempung berdebu, Liat
IIIYA2, Masam, Lempung berdebu, Liat
0-8 (IV)
IVYA1, Masam,
Lempung berdebu, Liat
IVYA2, Masam, Lempung berdebu, Liat
Kener 0-8 (IV) 2500-3000
(Lembab-Y) 300-325
(Panas-A) Baik(1) Masam
Lempung
berdebu,
Liat
IIYA1, Masam, Lempung
berdebu, Liat
IIIYA1, Masam, Lempung berdebu, Liat
IVYA1, Masam,
Lempung berdebu, Liat
Kradenan 0-8 (IV) 2500-3000
(Lembab-Y)
375-475
(Panas-A) Baik(1) Masam
Lempung berdebu,
Liat
IVYA1, Masam,
Lempung berdebu, Liat
Mukiran 0-8 (IV) 2500-3000
(Lembab-Y) 375-475
(Panas-A) Baik(1) Masam
Lempung berdebu
IVYA1, Masam, Lempung berdebu
Papringan 8-15 (III) 2500-3000
(Lembab-Y) 250-325
(Panas-A) Baik(1) Masam Liat
IIIYA1, Masam, Liat
0-8 (IV) IVYA1, Masam, Liat
Payungan 0-8 (IV) 2500-3000
(Lembab-Y)
450 (Panas-A)
575-1000
(Sejuk-B)
Baik(1) Masam Lempung
berdebu
IVYA1, Masam, Liat, Lempung berdebu
IVYB1, Masam, Liat,
Lempung berdebu
Rogomulyo 15-25 (II) 2500-3000
(Lembab-Y)
350
(Panas-A)
550-1000 (Sejuk-B)
Baik(1) Masam Lempung
berdebu
IIYA1, Masam, Liat, Lempung berdebu
IIYB1, Masam, Liat,
Lempung berdebu
8-15 (III) IIIYA1, Masam, Liat,
53
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
Lempung berdebu
IIIYB1, Masam, Liat,
Lempung berdebu
0-8 (IV)
IVYA1, Masam, Liat, Lempung berdebu
IVYB1, Masam, Liat,
Lempung berdebu
Siwal
15-25 (II)
2500-3000
(Lembab-Y)
375-450
(Panas-A) Baik(1) Masam
Lempung
berdebu
IIYA1, Masam, Liat, Lempung berdebu
8-15 (III) IIIYA1, Masam, Liat,
Lempung berdebu
0-8 (IV) IVYA1, Masam, Liat,
Lempung berdebu
Udanuwuh 0-8 (IV) 2500-3000
(Lembab-Y)
325-450
(Panas-A) Baik(1) Masam
Lempung
berdebu
IVYA1, Masam, Liat,
Lempung berdebu
Sumber: Hasil Analisis
Kecamatan Kaliwungu memiliki karakteristik ZAE sebagai berikut:
1. Zona II adalah lahan dengan kemiringan lereng 15-25% atau lahan yang berada
diperbukitan dengan kelerengan curam. Berdasarkan kelerengannya pada Zona II, maka lahan
tersebut idealnya untuk budidaya tanaman tahunan atau perkebunan dengan memperhatikan
konsep pertanian konservasi. Subzona yang ada pada Zona II yaitu: 1) Subzona Y yaitu daerah
dengan curah hujan tinggi atau rejim kelembaban udara yang Lembab, curah hujan tahunan
antara 1500-2500 mm, 2) Subzona A dengan ketinggian tempat <500 mdpl rejim temperatur
yang Panas, Subzona B daerah dengan ketinggian tempat antara 500-1000 mdpl atau rejim
temperatur yang Sejuk, 3) Subzona 1 dengan kondisi drainase yang Baik dan beberapa tempat
bersubzona 2 yaitu dengan kondisi drainase yang Buruk. Desa-desa yang memiliki Zona II
adalah Kaliwungu, Rogomulyo dan Siwal.
2. Zona III adalah lahan dengan kemiringan lereng 8-15% atau lahan dengan fisiografi
berombak dan lereng agak curam. Lahan ini, cocok digunakan untuk penanaman sistem
campuran antara tanaman keras atau tanaman tahunan produktif dengan tanaman semusim.
Subzona yang ada pada Zona III adalah: 1) Subzona Y yaitu daerah dengan curah hujan tinggi
(rejim kelembaban udara yang Lembab), curah hujan tahunan antara 1500-2500 mm, 2)
Subzona A dengan ketinggian tempat <500 mdpl atau rejim temperatur yang Panas, Subzona
B dengan daerah ketinggian tempat antara 500-1000 mdpl rejim temperatur yang Sejuk, 3)
Subzona 1 dengan kondisi drainase yang Baik dan beberapa tempat bersubzona 2 yaitu dengan
54
kondisi drainase yang Buruk. Adapun desa yang memiliki Zona III adalah Jetis, Kaliwungu,
Papringan, Rogomulyo dan Siwal.
3. Zona IV adalah lahan dengan kemiringan lereng <8% dimana pada lahan demikian
digunakan untuk penanaman secara intensif baik untuk tanaman semusim atau tahunan dengan
menggunakan sistem monokultur atau campuran. Lahan ini adalah lahan datar hingga agak
datar. Subzona yang ada pada Zona IV yaitu: 1) Subzona Y yaitu daerah dengan curah hujan
atau rejim kelembaban udara yang Lembab, curah hujan tahunan antara 1500-2500 mm, 2)
Subzona A dengan ketinggian tempat <500 mdpl atau rejim temperatur yang Panas, Subzona
B dengan daerah ketinggian antara 500-1000 mdpl atau rejim temperatur yang Sejuk, 3)
Subzona 1 dengan kondisi drainase yang Baik dan beberapa tempat bersubzona 2 yaitu dengan
kondisi drainase yang Buruk. Desa-desa yang memiliki Zona IV adalah Jetis, Kaliwungu,
Kener, Kradenan, Mukiran, Papringan, Payungan, Rogomulyo, Siwal, Udanuwuh.
4.1.11 Zona Agroekologi (ZAE) Kecamatan Pabelan
Kecamatan Pabelan memiliki 16 desa yang terdiri dari beragam karakteristik lahan,
menunjukkan atas dasar fisiografi/kelerengan, terdapat tiga zona yaitu zona II, III, IV dimana
setiap zona akan memiliki bentuk pengelolaan serta potensi pengembangan sistem pertanian
tertentu sesuai dengan daya dukung lingkungannya. Sementara itu berdasarkan ketinggian
tempat memiliki rejim suhu udara Panas hingga Sejuk sedangkan atas dasar karakteristik curah
hujan dengan rejim kelembaban yang Lembab. Dari sisi karakteristik tanahnya dengan kondisi
drainase Baik hingga Buruk, tingkat kemasaman tanah berada pada kisaran Agak masam-
Masam, serta tekstur tanah Lempung berdebu, dan Liat. Berikut Zona Agroekologi Kecamatan
Pabelan yang disajikan pada Tabel 12.
Tabel 12. Zona Agroekologi (ZAE) Kecamatan Pabelan
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase Ph Tekstur
Bejaten 0-8 (IV) 2000-2500
(Lembab-Y)
425-475
(Panas-A) Baik(1) Masam
Lempung
berdebu
IVYA1, Masam, Lempung
berdebu
Bendungan
15-25 (II)
2000-2500
(Lembab-Y)
450
(Panas-A)
575-1000 (Sejuk-B)
Baik(1) Masam Lempung
berdebu
IIYA1, Masam, Lempung berdebu
8-15 (III) IIIYA1, Masam, Lempung
berdebu
0-8 (IV) IVYA1, Masam, Lempung
berdebu
Giling 15-25 (II) 1500-2000 300-475 Baik(1) Masam Lempung IIYA1, Masam, Lempung
55
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase Ph Tekstur
(Lembab-Y) (Panas-A) berdebu berdebu
8-15 (III) IIIYA1, Masam, Lempung
berdebu
0-8 (IV) IVYA1, Masam, Lempung
berdebu
Glawan
15-25 (II)
2000-2500
(Lembab-Y)
450
(Panas-A)
575-1000 (Sejuk-B)
Baik(1) Masam Lempung
berdebu
IIYA1, Masam, Lempung
berdebu
IIYB1, Masam, Lempung
berdebu
8-15 (III)
IIIYA1, Masam, Lempung
berdebu
IIIYB1, Masam, Lempung
berdebu
0-8 (IV)
IVYA1, Masam, Lempung
berdebu
IVYB1, Masam, Lempung
berdebu
Jembrak
8-15 (III) 2000-2500
(Lembab-Y)
525-625
(Sejuk-B) Baik(1) Masam
Lempung
berdebu
IIIYB1, Masam, Lempung
berdebu
0-8 (IV) IVYB1, Masam, Lempung
berdebu
Kadirejo
8-15 (III)
1500-2000 (Lembab-Y)
325-475 (Panas-A)
Baik(1)
Masam,
Agak
masam
Lempung
berdebu,
Liat
IIIYA1, Agak masam,
Masam, Lempung berdebu,
Liat
0-8 (IV)
IVYA1, Agak masam,
Masam, Lempung berdebu,
Liat
Karanggondang
15-25 (II)
2000-2500
(Lembab-Y)
475-625
(Sejuk-B) Baik(1) Masam
Lempung
berdebu
IIYB1, Masam, Lempung berdebu
8-15 (III) IIIYB1, Masam, Lempung
berdebu
0-8 (IV) IVYB1, Masam, Lempung
berdebu
Pabelan
15-25 (II)
1500-3000 (Lembab-Y)
350
(Panas-A) 525-1000
(Sejuk-B)
Baik(1)
Masam,
Agak
masam
Lempung
berdebu,
Liat
IIYA1, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu, Liat
IIYB1, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu,
Liat
8-15 (III)
IIIYA1, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu,
Liat
IIIYB1, Masam, Agak masam, Lempung berdebu,
Liat
0-8 (IV)
IVYA1, Masam, Agak masam, Lempung berdebu,
Liat
IVYB1, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu,
Liat
Padaan
15-25 (II)
1500-2000
(Lembab-Y)
350-475
(Panas-A) Baik(1)
Masam,
Agak masam
Lempung
berdebu, Liat
IIYA1, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu, Liat
8-15 (III)
IIIYA1, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu, Liat
0-8 (IV)
IVYA1, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu,
Liat
Segiri 15-25 (II) 2000-2500
(Lembab-Y)
450
(Panas-A)
600-1000
Baik(1)
Masam,
Agak
masam
Lempung
berdebu,
Liat
IIYA1, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu,
Liat
56
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase Ph Tekstur
(Sejuk-B) IIYB1, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu,
Liat
8-15 (III)
IIIYA1, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu,
Liat
IIIYB1, Masam, Agak masam, Lempung berdebu,
Liat
0-8 (IV)
IVYA1, Masam, Agak masam, Lempung berdebu,
Liat
IVYB1, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu,
Liat
Semowo
15-25 (II)
1500-2000 (Lembab-Y)
275
(Panas-A) 525-1000
(Sejuk-B)
Baik(1)
Masam,
Agak
masam
Lempung
berdebu,
Liat
IIYA1, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu, Liat
IIYB1, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu,
Liat
8-15 (III)
IIIYA1, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu,
Liat
IIIYB1, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu,
Liat
0-8 (IV)
IVYA1, Masam, Agak masam, Lempung berdebu,
Liat
IVYB1, Masam, Agak masam, Lempung berdebu,
Liat
Sukoharjo
8-15 (III) 2000-2500
(Lembab-Y)
500-625
(Sejuk-B)
Baik(1)
Buruk(2) Masam
Lempung
berdebu
IIIYB1, Masam, Lempung
berdebu
IIIYB2, Masam, Lempung
berdebu
0-8 (IV)
IVYB1, Masam, Lempung
berdebu
IVYB2, Masam, Lempung
berdebu
Sumberejo
15-25 (II)
2000-2500 (Lembab-Y)
475
(Panas-A) 650-1000
(Sejuk-B)
Baik(1) Masam Lempung berdebu
IIYA1, Masam, Lempung
berdebu
IIYB1, Masam, Lempung
berdebu
8-15 (III)
IIIYA1, Masam, Lempung
berdebu
IIIYB1, Masam, Lempung
berdebu
0-8 (IV)
IVYA1, Masam, Lempung
berdebu
IVYB1, Masam, Lempung
berdebu
Terban 15-25 (II) 2000-2500
(Lembab-Y)
375
(Panas-A)
550-1000 (Sejuk-B)
Baik(1)
Buruk(2)
Masam, Agak
masam
Lempung berdebu,
Liat
IIYA1, Masam, Agak masam, Lempung berdebu,
Liat
IIYB1, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu, Liat
IIYA2, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu, Liat
IIYB2, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu,
57
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase Ph Tekstur
Liat
8-15 (III)
IIIYA1, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu,
Liat
IIIYB1, Masam, Agak masam, Lempung berdebu,
Liat
IIIYA2, Masam, Agak masam, Lempung berdebu,
Liat
IIIYB2, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu, Liat
0-8 (IV)
IVYA1, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu, Liat
IVYB1, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu,
Liat
IVYA2, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu,
Liat
IVYB2, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu,
Liat
Tukang
8-15 (III)
2000-2500
(Lembab-Y)
300-450
(Panas-A)
Baik(1)
Buruk(2)
Masam,
Agak
masam
Lempung
berdebu,
Liat
IIIYA1, Masam, Agak masam, Lempung berdebu,
Liat
IIIYA2, Masam, Agak masam, Lempung berdebu,
Liat
0-8 (IV)
IVYA2, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu, Liat
IVYA1, Masam, Agak
masam, Lempung berdebu, Liat
Ujung ujung
15-25 (II)
1500-2000 (Lembab-Y)
575-675 (Sejuk-B)
Baik(1) Masam Lempung berdebu
IIYB1, Masam, Lempung
berdebu
8-15 (III) IIIYB1, Masam, Lempung
berdebu
0-8 (IV) IVYB1, Masam, Lempung
berdebu
Sumber: Hasil Analisis
1. Zona II adalah lahan dengan kemiringan lereng 15-25% atau lahan yang berada
diperbukitan dengan kelerengan curam. Berdasarkan kelerengannya pada Zona II, maka lahan
tersebut sesuai untuk budidaya tanaman tahunan atau perkebunan dengan memperhatikan
konsep pertanian konservasi. Subzona yang ada pada Zona II adalah:1) Subzona Y yaitu
daerah dengan curah hujan tinggi atau rejim kelembaban udara yang Lembab, curah hujan
tahunan antara 1500-2500 mm, 2) Subzona A dengan ketinggian tempat <500 mdpl atau rejim
temperatur yang Panas, Subzona B daerah dengan ketinggian tempat antara 500-1000 mdpl
atau rejim temperatur yang Sejuk, 3) Subzona 1 dengan kondisi drainase yang Baik dan
58
beberapa tempat bersubzona 2 yaitu dengan kondisi drainase yang Buruk. Adapun, desa yang
memiliki Zona II adalah Bendungan, Giling, Glawan, Karanggondang, Pabelan, Padaan,
Segiri, Semowo, Sumberejo, Terban dan Ujung-ujung.
2. Zona III adalah lahan dengan kemiringan lereng 8-15% atau lahan dengan fisiografi
berombak dan lereng agak curam. Lahan ini, sesuai untuk penanaman sistem campuran antara
tanaman keras atau tanaman tahunan produktif dengan tanaman semusim. Subzona yang ada
pada Zona III adalah: 1) Subzona Y yaitu daerah dengan curah hujan tinggi atau rejim
kelembaban udara yang Lembab, curah hujan tahunan antara 1500-2500 mm, 2) Subzona A
dengan ketinggian tempat <500 mdpl atau rejim temperatur yang Panas, Subzona B dengan
daerah ketinggian tempat antara 500-1000 mdpl atau rejim temperatur Sejuk, 3) Subzona 1
dengan kondisi drainase yang Baik dan beberapa tempat bersubzona 2 yaitu dengan kondisi
drainase yang Buruk. Adapun, desa yang memiliki Zona III adalah Bendungan, Giling,
Glawan, Jembrak, Kadirejo, Sukoharjo, Tukang, Karanggondang, Pabelan, Padaan, Segiri,
Semowo, Sumberejo, Terban dan Ujung-ujung.
3. Zona IV adalah lahan dengan kemiringan lereng <8% dimana pada lahan demikian dapat
digunakan untuk penanaman secara intensif baik untuk tanaman semusim atau tahunan dengan
menggunakan sistem monokultur atau campuran. Lahan ini adalah lahan datar hingga agak
datar. Subzona yang ada pada Zona IV adalah: 1) Subzona Y yaitu daerah dengan curah hujan
atau rejim kelembaban udara yang Lembab, curah hujan tahunan antara 1500-2500 mm, 2)
Subzona A dengan ketinggian tempat <500 mdpl atau rejim temperatur yang Panas, Subzona
B dengan daerah ketinggian tempat antara 500-1000 mdpl atau rejim temperatur Sejuk, 3)
Subzona 1 dengan kondisi drainase yang Baik dan beberapa tempat bersubzona 2 yaitu dengan
kondisi drainase yang Buruk. Adapun, desa yang memiliki Zona IV adalah Bendungan,
Giling, Glawan, Jembrak, Kadirejo, Sukoharjo, Tukang, Karanggondang, Pabelan, Padaan,
Segiri, Semowo, Sumberejo, Terban dan Ujung-ujung.
4.1.12 Zona Agroekologi (ZAE) Kecamatan Pringapus
Kecamatan Pringapus pada Tabel 13. menunjukkan terdapat empat zona atas dasar
fisiografi/kelerengan yaitu zona I, II, III, IV dimana, setiap zona akan memiliki bentuk
pengelolaan serta potensi pengembangan sistem pertanian tertentu sesuai dengan daya dukung
lingkungannya. Dari sisi ketinggian tempat maka di Kecamatan Pringapus memiliki rejim
suhu udara Panas hingga Sejuk sedangkan dari karakteristik curah hujan memiliki rejim
59
kelembaban yang Lembab, dari karakteristik tanahnya dengan kondisi drainase Baik hingga
Buruk, tingkat kemasaman tanah berada pada kisaran Agak masam hingga Netral, serta tekstur
tanah Lempung liat berpasir, Lempung berdebu, dan Liat. Adapun zona agroekologi
Kecamatan Pringapus dan subzona dapat dilihat pada Tabel 13. sedangkan karakteristik
masing-masing zona tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 13. Zona Agroekologi (ZAE) Kecamatan Pringapus
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
Candirejo
15-25 (II)
2000-2500 (Lembab-Y)
75-250 (Panas-A)
Baik(1) Buruk(2)
Agak
masam-
Netral
Lempung
liat
berpasir,Liat
IIYA1, Agak masam-
Netral, Lempung liat berpasir,Liat
IIYA2, Agak masam-
Netral, Lempung liat berpasir,Liat
8-15 (III)
IIIYA1, Agak masam-
Netral, Lempung liat
berpasir,Liat
IIIYA2, Agak masam-
Netral, Lempung liat
berpasir,Liat
0-8 (IV)
IVYA1, Agak masam-Netral, Lempung liat
berpasir,Liat
IVYA2, Agak masam-Netral, Lempung liat
berpasir,Liat
Derekan
8-15 (III)
2000-2500 (Lembab-Y)
375
(Panas-A) 575-1000
(Sejuk-B)
Baik(1) Buruk(2)
Agak
masam-
Netral
Lempung liat berpasir
IIIYA1, Agak masam-
Netral, Lempung liat berpasir
IIIYB1, Agak masam-
Netral, Lempung liat berpasir
IIIYA2, Agak masam-
Netral, Lempung liat berpasir
IIIYB2, Agak masam-
Netral, Lempung liat
berpasir
0-8 (IV)
IVYA1, Agak masam-
Netral, Lempung liat
berpasir
IVYB1, Agak masam-Netral, Lempung liat
berpasir
IVYA2, Agak masam-Netral, Lempung liat
berpasir
IVYB2, Agak masam-
Netral, Lempung liat berpasir
Jatirunggo 15-25 (II) 2000-2500
(Lembab-Y)
175
(Panas-A) 500-1000
(Sejuk-B)
Baik(1) Buruk(2)
Agak masam
Lempung
liat berpasir,
Liat
IIYA1, Agak masam,
Lempung liat berpasir,Liat
IIYB1, Agak masam, Lempung liat berpasir,Liat
IIYA2, Agak masam,
Lempung liat berpasir,Liat
60
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
IIYB2, Agak masam, Lempung liat berpasir,Liat
8-15 (III)
IIIYA1, Agak masam,
Lempung liat berpasir,Liat
IIIYB1, Agak masam, Lempung liat berpasir,Liat
IIIYA2, Agak masam,
Lempung liat berpasir,Liat
IIIYB2, Agak masam, Lempung liat berpasir,Liat
0-8 (IV)
IVYA1, Agak masam,
Lempung liat berpasir,Liat
IVYB1, Agak masam, Lempung liat berpasir,Liat
IVYA2, Agak masam,
Lempung liat berpasir,Liat
IVYB2, Agak masam,
Lempung liat berpasir,Liat
Klepu
8-15 (III)
2000-2500 (Lembab-Y)
325-450 (Panas-A)
Baik(1) Buruk(2)
Agak masam
Lempung
liat berpasir, Lempung
berdebu
IIIYA1, Agak
masam,Lempung liat berpasir, Lempung
berdebu
IIIYA2, Agak masam,Lempung liat
berpasir, Lempung
berdebu
0-8 (IV)
IVYA1, Agak masam,Lempung liat
berpasir, Lempung
berdebu
IVYA2, Agak
masam,Lempung liat
berpasir, Lempung berdebu
Penawangan
>40 (I)
2000-3000
(Lembab-Y)
100-325
(Panas-A)
Baik(1)
Buruk(2) Netral Liat
IYA1, Netral, Liat
IYA2, Netral, Liat
15-25 (II) IIYA1, Netral, Liat
IIYA2, Netral, Liat
8-15 (III) IIIYA1, Netral, Liat
IIIYA2, Netral, Liat
0-8 (IV) IVYA1, Netral, Liat
IVYA2, Netral, Liat
Pringapus
15-25 (II)
2000-2500
(Lembab-Y)
350 (Panas-A)
500-1000
(Sejuk-B)
Baik(1)
Agak
masam-Netral
Lempung
liat berpasir,
Lempung berdebu,
Liat
IIYA1, Agak masam-Netral, Lempung liat
berpasir,Liat, Lempung
berdebu
IIYB1, Agak masam-
Netral, Lempung liat
berpasir,Liat, Lempung berdebu
8-15 (III)
IIIYA1, Agak masam-
Netral, Lempung liat berpasir,Liat, Lempung
berdebu
IIIYB1, Agak masam-
Netral, Lempung liat berpasir,Liat, Lempung
berdebu
61
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
0-8 (IV)
IVYA1, Agak masam-Netral, Lempung liat
berpasir,Liat, Lempung
berdebu
IVYB1, Agak masam-
Netral, Lempung liat
berpasir,Liat, Lempung berdebu
Pringsari
8-15 (III)
2000-2500
(Lembab-Y)
250-375
(Panas-A)
Baik(1)
Buruk(2)
Agak
masam
Lempung
liat berpasir
IIIYA1, Agak masam,
Lempung liat berpasir,Liat
IIIYA2, Agak masam, Lempung liat berpasir,Liat
0-8 (IV)
IVYA1, Agak masam,
Lempung liat berpasir,Liat
IVYA2, Agak masam, Lempung liat berpasir,Liat
Wonorejo
15-25 (II)
2000-3000
(Lembab-Y)
175-350
(Panas-A)
Baik(1)
Buruk(2)
Agak masam-
Netral
Lempung liat
berpasir,Liat
IIYA1, Agak masam-
Netral, Lempung liat berpasir,Liat
IIYA2, Agak masam-
Netral, Lempung liat
berpasir,Liat
8-15 (III)
IIIYA1, Agak masam-
Netral, Lempung liat
berpasir,Liat
IIIYA2, Agak masam-Netral, Lempung liat
berpasir,Liat
0-8 (IV)
IVYA1, Agak masam-Netral, Lempung liat
berpasir,Liat
IVYA2, Agak masam-
Netral, Lempung liat berpasir,Liat
Wonoyoso
8-15 (III) 2000-3000
(Lembab-Y) 200-325
(Panas-A) Baik(1) Netral
Lempung
liat
berpasir,Liat
IIIYA1, Netral, Lempung
liat berpasir,Liat
0-8 (IV) IVYA1, Netral, Lempung
liat berpasir,Liat
Sumber: Hasil Analisis
1. Zona I adalah lahan yang memiliki kemiringan lereng >40% atau wilayah yang bergunung
sangat curam dimana semakin curam lereng semakain terbatas pilihan tanaman yang
dibudidayakan maupun sistem pertaniannya. Terdapat beberapa subzona yaitu: 1) Subzona Y
merupakan wilayah dengan curah hujan mempunyai rejim kelembaban udara Lembab; 2)
Subzona A daerah ketinggian tempat <500 mdpl atau rejim temperatur yang Panas, Subzona B
daerah dengan ketinggian tempat antara 500-1000 mdpl atau rejim temperatur yang Sejuk; 3)
Subzona 1 merupakan wilayah yang mempunyai kondisi drainase Baik dan Subzona 2 kondisi
drainase Buruk. Adapun, desa yang ada pada Zona I adalah Penawangan.
2. Zona II adalah lahan dengan kemiringan lerang 15-25% atau lahan yang berada
diperbukitan dengan kelerengan curam. Dari sisi kelerengan, pada Zona II maka lahan tersebut
62
cocok untuk budidaya tanaman tahunan atau perkebunan dengan memperhatikan konsep
pertanian konservasi. Subzona yang ada pada Zona II adalah: 1) Subzona Y yaitu daerah
dengan curah hujan tinggi atau rejim kelembaban udara yang Lembab, curah hujan tahunan
antara 1500-2500 mm, 2) Subzona A daerah ketinggian tempat <500 mdpl atau rejim
temperatur Panas, Subzona B dengan daerah ketinggian tempat antara 500-1000 mdpl atau
rejim temperatur Sejuk, 3) Subzona 1 merupakan wilayah yang mempunyai kondisi drainase
yang Baik dan Subzona 2 kondisi drainase yang Buruk. Adapun, desa yang memiliki Zona II
adalah Candirejo, Jatirunggo, Penawangan, Pringapus dan Wonorejo.
3. Zona III adalah lahan dengan kemiringan lereng 8-15% atau lahan dengan fisiografi
berombak dan lereng agak curam. Lahan ini, cocok untuk penanaman sistem wanatani atau
Agroforestry. Subzona yang ada pada Zona III adalah: 1) Subzona Y yaitu daerah dengan
curah hujan tinggi atau rejim kelembaban udara yang Lembab, curah hujan tahunan antara
1500-2500 mm, 2) Subzona A daerah ketinggian tempat <500 mdpl atau rejim temperatur
yang Panas, Subzona B dengan daerah ketinggian tempat antara 500-1000 mdpl atau rejim
temperatur yang Sejuk, 3) Subzona 1 merupakan wilayah yang mempunyai kondisi drainase
yang Baik dan Subzona 2 kondisi drainase yang Buruk. Adapun desa yang memiliki Zona III
adalah Candirejo, Derekan, Jatirunggo, Klepu, Penawangan, Pringapus, Pringsari, Wonorejo
dan Wonoyoso.
4. Zona IV adalah lahan dengan kemiringan lereng <8% dimana pada lahan demikian dapat
digunakan untuk penanaman secara intensif baik untuk tanaman semusim atau tahunan dengan
menggunakan sistem monokultur atau campuran. Lahan ini adalah lahan datar hingga agak
datar. Subzona yang ada pada Zona IV adalah: 1) Subzona Y yaitu daerah dengan curah hujan
atau rejim kelembaban udara yang Lembab, curah hujan tahunan antara 1500-2500 mm, 2)
Subzona A daerah ketinggian tempat <500 mdpl atau rejim temperatur yang Panas, Subzona B
dengan daerah ketinggian tempat antara 500-1000 mdpl; 3) Subzona 1 merupakan wilayah
yang mempunyai kondisi drainase yang Baik dan Subzona 2 kondisi drainase yang Buruk.
Desa-desa yang memiliki Zona IV adalah Candirejo, Derekan, Jatirunggo, Klepu,
Penawangan, Pringapus, Pringsari, Wonorejo dan Wonoyoso.
4.1.13 Zona Agroekologi (ZAE) Kecamatan Sumowono
Kecamatan Sumowono dengan 15 desa adapun wilayahnya dengan keragaman
kelerengan terdapat Zona I, II, III, IV dimana setiap zona akan memiliki bentuk pengelolaan
63
serta potensi pengembangan sistem pertanian tertentu sesuai dengan daya dukung
lingkungannya. Berdasarkan ketinggian memiliki rejim suhu udara Sejuk hingga Dingin
sedangkan atas dasar karakteristik curah hujan (rejim kelembaban Lembab hingga Basah).
Dari sisi tanahnya memiliki kondisi drainase yang Baik, tingkat kemasaman tanah berada pada
kisaran Agak masam, serta tekstur tanah Lempung liat berpasir, Lempung berdebu, dan
Lempung. Berikut disajikan pada Tabel 14. ZAE Kecamatan Sumowono:
Tabel 14. Zona Agroekologi (ZAE) Kecamatan Sumowono
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
Bumen
15-25 (II)
>3000 (Basah-X)
2500-3000
(Lembab-Y)
950-1000 (Sejuk-B)
1000-1950
(Dingin-C)
Baik(1) Agak
masam
Lempung
berdebu, Lempung
liat
berpasir, Lempung
IIXB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung liat berpasir,
Lempung
IIXC1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung liat berpasir,
Lempung
IIYB1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung liat berpasir,
Lempung
IIYC1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung liat berpasir, Lempung
8-15 (III)
IIIXB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung liat berpasir, Lempung
IIIXC1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung liat berpasir,
Lempung
IIIYB1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung liat berpasir,
Lempung
IIIYC1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung liat berpasir,
Lempung
0-8 (IV)
IVXB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung liat berpasir, Lempung
IVXC1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung liat berpasir, Lempung
IVYB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung liat berpasir,
Lempung
IVYC1, Agak masam,
Lempung berdebu,
64
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
Lempung liat berpasir,
Lempung
Candigaron
>40 (I)
>3000
(Basah-X)
825-1000
(Sejuk-B)
1000-1150
(Dingin-C)
Baik(1) Agak
masam
Lempung
berdebu,
Lempung liat
berpasir
IXB1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung liat berpasir
IXC1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung liat berpasir
15-25 (II)
IIXB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung liat berpasir
IIXC1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung liat berpasir
8-15 (III)
IIIXB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung liat berpasir
IIIXC1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung liat berpasir
0-8 (IV)
IVXB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung liat berpasir
IVXC1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung liat berpasir
Duren
>40 (I)
>3000
(Basah-X)
475 (Panas-A)
500-1000
(Sejuk-B) 1000-1025
(Dingin-C)
Baik(1) Agak
masam
Lempung
berdebu
IXA1, Agak masam, Lempung berdebu
IXB1, Agak masam,
Lempung berdebu
IXC1, Agak masam,
Lempung berdebu
15-25 (II)
IIXA1, Agak masam,
Lempung berdebu
IIXB1, Agak masam, Lempung berdebu
IIXC1, Agak masam,
Lempung berdebu
8-15 (III)
IIIXA1, Agak masam, Lempung berdebu
IIIXB1, Agak masam,
Lempung berdebu
IIIXC1, Agak masam, Lempung berdebu
0-8 (IV)
IVXA1, Agak masam,
Lempung berdebu
IVXB1, Agak masam, Lempung berdebu
IVXC1, Agak masam,
Lempung berdebu
Jubelan >40 (I)
>3000
(Basah-X) 2500-3000
(Lembab-Y)
950-1000
(Sejuk-B) 1000-1900
(Dingin-C)
Baik(1) Agak
masam
Lempung berdebu,
Lempung
berpasir, Lempung
IXB1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung berpasir,
Lempung
IYB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung berpasir, Lempung
IXC1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung berpasir, Lempung
IYC1, Agak masam,
Lempung berdebu,
65
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
Lempung berpasir,
Lempung
15-25 (II)
IIXB1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung berpasir,
Lempung
IIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung berpasir, Lempung
IIXC1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung berpasir,
Lempung
IIYC1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung berpasir,
Lempung
8-15 (III)
IIIXB1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung berpasir,
Lempung
IIIYB1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung berpasir,
Lempung
IIIXC1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung berpasir, Lempung
IIIYC1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung berpasir, Lempung
0-8 (IV)
IVXB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung berpasir,
Lempung
IVYB1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung berpasir,
Lempung
IVXC1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung berpasir,
Lempung
IVYC1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung berpasir,
Lempung
Kebonagong
>40 (I)
>3000
(Basah-X) 2500-3000
(Lembab-Y)
900-1000
(Sejuk-B) 1000-1050
(Dingin-C)
Baik(1) Agak
masam Lempung berdebu
IXB1, Agak masam,
Lempung berdebu
IYB1, Agak masam, Lempung berdebu
IXC1, Agak masam,
Lempung berdebu
IYC1, Agak masam, Lempung berdebu
15-25 (II)
IIXB1, Agak masam,
Lempung berdebu
IIYB1, Agak masam, Lempung berdebu
IIXC1, Agak masam,
Lempung berdebu
66
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
IIYC1, Agak masam,
Lempung berdebu
8-15 (III)
IIIXB1, Agak masam, Lempung berdebu
IIIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu
IIIXC1, Agak masam, Lempung berdebu
IIIYC1, Agak masam,
Lempung berdebu
0-8 (IV)
IVXB1, Agak masam, Lempung berdebu
IVYB1, Agak masam,
Lempung berdebu
IVXC1, Agak masam,
Lempung berdebu
IVYC1, Agak masam,
Lempung berdebu
Kemawi
15-25 (II)
>3000
(Basah-X) 2500-3000
(Lembab-Y)
725-1000
(Sejuk-B) 1000-1900
(Dingin-C)
Baik(1) Agak
masam
Lempung
berdebu,
Lempung
IIXB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung
IIYB1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung
IIXC1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung
IIYC1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung
8-15 (III)
IIIXB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung
IIIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung
IIIXC1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung
IIIYC1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung
0-8 (IV)
IVXB1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung
IVYB1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung
IVXC1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung
IVYC1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung
Kemitir
15-25 (II)
>3000
(Basah-X)
750-1000 (Sejuk-B)
1000-1175
(Dingin-C)
Baik(1) Agak
masam
Lempung
berdebu
IIXB1, Agak masam,
Lempung berdebu
IIXC1, Agak masam, Lempung berdebu
8-15 (III)
IIIXB1, Agak masam,
Lempung berdebu
IIIXC1, Agak masam, Lempung berdebu
0-8 (IV) IVXB1, Agak masam,
Lempung berdebu
67
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
IVXC1, Agak masam,
Lempung berdebu
Keseneng
>40 (I)
>3000 (Basah-X)
625-950 (Sejuk-B)
Baik(1) Agak
masam Lempung berdebu
IXB1, Agak masam, Agak masam
15-25 (II) IIXB1, Agak masam, Agak
masam
8-15 (III) IIIXB1, Agak masam, Agak
masam
0-8 (IV) IVXB1, Agak masam, Agak
masam
Lanjan
15-25 (II)
>3000
(Basah-X) 2500-3000
(Lembab-Y)
900-1000
(Sejuk-B) 1000-1125
(Dingin-C)
Baik(1) Agak
masam
Lempung
berdebu, Lempung
berpasir
IIXB1,Agak masam, Lempung berpasir,
Lempung berdebu
IIYB1, Agak masam, Lempung berpasir,
Lempung berdebu
IIXC1, Agak masam, Lempung berpasir,
Lempung berdebu
IIYC1, Agak masam,
Lempung berpasir, Lempung berdebu
8-15 (III)
IIIXB1, Agak masam,
Lempung berpasir, Lempung berdebu
IIIYB1, Agak masam,
Lempung berpasir,
Lempung berdebu
IIIXC1, Agak masam,
Lempung berpasir,
Lempung berdebu
IIIYC1, Agak masam, Lempung berpasir,
Lempung berdebu
0-8 (IV)
IVXB1, Agak masam, Lempung berpasir,
Lempung berdebu
IVYB1, Agak masam,
Lempung berpasir, Lempung berdebu
IVXC1, Agak masam,
Lempung berpasir, Lempung berdebu
IVYC1,Agak masam,
Lempung berpasir, Lempung berdebu
Losari
15-25 (II)
>3000
(Basah-X)
825-1000
(Sejuk-B)
1000-1075 (Dingin-C)
Baik(1) Agak
masam
Lempung
berdebu
IIXB1, Agak masam,
Lempung berdebu
IIXC1,Agak masam,
Lempung berdebu
8-15 (III)
IIIXB1, Agak masam,
Lempung berdebu
IIIXC1, Agak masam, Lempung berdebu
0-8 (IV)
IVXB1, Agak masam,
Lempung berdebu
IVXC1, Agak masam, Lempung berdebu
Mendongan
15-25 (II)
>3000 (Basah-X)
850-950 (Sejuk-B)
Baik(1) Agak
masam Lempung berdebu
IIXB1, Agak masam,
Lempung berdebu
8-15 (III) IIIXB1, Agak masam,
Lempung berdebu
0-8 (IV) IVXB1, Agak masam,
Lempung berdebu
68
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
Ngadikerso
8-15 (III) >3000
(Basah-X) 2500-3000
(Lembab-Y)
950-1000
(Sejuk-B) 1000-1125
(Dingin-C)
Baik(1) Agak
masam Lempung berdebu
IIIXB1, Agak masam,
Lempung berdebu
0-8 (IV) IIIXC1, Agak masam,
Lempung berdebu
Pledokan
15-25 (II)
>3000 (Basah-X)
725-975 (Sejuk-B)
Baik(1) Agak
masam
Lempung
berpasir, Lempung
berdebu
IIXB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung berpasir
8-15 (III)
IIIXB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung berpasir
0-8 (IV)
IVXB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung berpasir
Sumowono
8-15 (III)
>3000 (Basah-X)
900-1000
(Sejuk-B) 1000-1100
(Dingin-C)
Baik(1) Agak
masam
Lempung
berpasir, Lempung
berdebu
IIIXB1, Agak masam,
Lempung berdebu
IIIXC1, Agak masam,
Lempung berdebu
0-8 (IV)
IVXB1, Agak masam,
Lempung berdebu
IVXC1, Agak masam,
Lempung berdebu
Trayu
15-25 (II)
>3000
(Basah-X)
825-1000
(Sejuk-B)
1000-1050 (Dingin-C)
Baik(1) Agak
masam
Lempung
berpasir,
Lempung berdebu
IIXB1,Agak masam,
Lempung berpasir,
Lempung berdebu
8-15 (III) IIIXB1,Agak masam,
Lempung berpasir,
Lempung berdebu
0-8 (IV) IVXB1,Agak masam,
Lempung berpasir,
Lempung berdebu
Sumber: Hasil Analisis
1. Zona I adalah lahan yang memiliki kemiringan lereng >40% atau wilayah bergunung sangat
curam dimana pada daerah ini tidak diijinkan untuk budidaya tanaman pertanian, maka
wilayah tersebut idealnya untuk kehutanan atau hutan produktif atau hutan lindung. Terdapat
beberapa subzona pada Zona I adalah: 1) Subzona X yaitu wilayah dengan curah hujan tinggi
>3000 mm atau rejim kelembaban udara yang Basah, Subzona Y merupakan wilayah dengan
curah hujan atau rejim kelembaban udara yang Lembab; 2) Subzona B dengan daerah
ketinggian tempat antara 500-1000 mdpl atau rejim temperatur yang Sejuk, Subzona C
merupakan daerah dengan ketinggian tempat >1000 mdpl atau rejim temperatur udara Dingin;
3) Subzona 1 merupakan wilayah yang mempunyai kondisi drainase yang Baik. Adapun, desa
yang memiliki Zona I adalah Candigaron, Duren, Jubelan, Kebonagong dan Keseneng.
2. Zona II adalah lahan dengan kemiringan lereng 15-25% atau lahan yang berada
diperbukitan dengan kelerengan curam. Berdasarkan kelerengannya pada Zona II, maka lahan
tersebut cocok untuk budidaya tanaman tahunan atau perkebunan dengan memperhatikan
konsep pertanian konservasi. Subzona yang ada pada Zona II adalah: 1) Subzona X yaitu
69
wilayah dengan curah hujan >3000 mm atau rejim kelembaban udara yang Basah, Subzona Y
yaitu daerah dengan curah hujan tinggi atau rejim kelembaban udara yang Lembab, curah
hujan tahunan antara 1500-2500 mm, 2) Subzona B dengan daerah ketinggian tempat antara
500-1000 mdpl atau rejim temperatur Sejuk, Subzona C merupakan daerah dengan ketinggian
tempat >1000 mdpl atau rejim temperatur udara yang Dingin, 3) Subzona 1 dengan kondisi
drainase Baik. Adapun, desa yang memiliki Zona II adalah Bumen, Candigaron, Duren,
Jubelan, Kebonagong, Kemawi, Kemitir, Keseneng, Lanjan, Losari, Mendongan, Pledokan
dan Trayu.
3. Zona III adalah lahan dengan kemiringan lereng 8-15% atau lahan dengan fisiografi
berombak dan lereng agak curam. Lahan ini cocok untuk penanaman sistem wanatani atau
agroforestry. Subzona yang ada pada Zona III adalah: 1) Subzona X yaitu wilayah dengan
curah hujan >3000 mm atau rejim kelembaban udara yang Basah, Subzona Y yaitu daerah
dengan curah hujan tinggi atau rejim kelembaban udara yang Lembab, curah hujan tahunan
antara 1500-2500 mm, 2) Subzona B dengan daerah ketinggian tempat antara 500-1000 mdpl
atau rejim temperatur yang Sejuk, Subzona C merupakan daerah dengan ketinggian >1000
mdpl atau rejim temperatur udara yang Dingin, 3) Subzona 1 dengan kondisi drainase Baik.
Adapun, desa yang memiliki Zona III adalah Bumen, Candigaron, Duren, Jubelan,
Kebonagong, Kemawi, Kemitir, Keseneng, Lanjan, Losari, Mendongan, Ngadikerso,
Pledokan, Sumowono dan Trayu.
4. Zona IV adalah lahan dengan kemiringan lereng <8% dimana daerah ini sesuai untuk
penanaman secara intensif baik untuk tanaman semusim atau tahunan dengan menggunakan
sistem monokultur atau campuran. Lahan ini adalah lahan datar hingga agak datar. Subzona
yang ada pada Zona IV adalah : 1) Subzona X yaitu wilayah dengan curah hujan tinggi >3000
mm atau rejim kelembaban udara yang Basah, Subzona Y yaitu daerah dengan curah hujan
atau rejim kelembaban udara yang Lembab, curah hujan tahunan antara 1500-2500 mm, 2)
Subzona B dengan daerah ketinggian tempat antara 500-1000 mdpl atau rejim temperatur yang
Sejuk, Subzona C merupakan daerah dengan ketinggian tempat >1000 mdpl atau rejim
temperatur udara yang Dingin, 3) Subzona 1 dengan kondisi drainase Baik. Adapun, desa yang
memiliki Zona IV adalah Bumen, Candigaron, Duren, Jubelan, Kebonagong, Kemawi,
Kemitir, Keseneng, Lanjan, Losari, Mendongan, Ngadikerso, Pledokan, Sumowono dan
Trayu.
70
4.1.14 Zona Agroekologi (ZAE) Kecamatan Suruh
Kecamatan Suruh dari sisi fisografi/ kelerengan memiliki Zona II, III, IV dimana setiap
zona akan memiliki bentuk pengelolaan serta potensi pengembangan sistem pertanian tertentu
sesuai dengan daya dukung lingkungannya. Sementara itu, berdasarkan ketinggian tempat
memiliki rejim suhu udara Panas hingga Sejuk sedangkan atas dasar karakteristik curah hujan
dengan rejim kelembaban Lembab. Dilihat dari karakteristik tanahnya kondisi drainase Baik
hingga Buruk, tingkat kemasaman tanah berada pada kisaran Agak masam-Masam, serta
tekstur tanah Lempung berliat, Lempung berdebu, dan Liat. Berikut ZAE Kecamatan Suruh
yang disajikan pada Tabel 15.
Tabel 15. Zona Agroekologi (ZAE) Kecamatan Suruh
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
Bonomerto
15-25 (II)
2000-2500
(Lembab-Y)
300-400
(Panas-A)
Baik(1)
Buruk(2) Masam
Lempung
berdebu, Liat
IIYA1, Masam, Lempung berdebu, Liat
IIYA2, Masam, Lempung
berdebu, Liat
8-15 (III)
IIIYA1, Masam, Lempung berdebu, Liat
IIIYA2, Masam, Lempung
berdebu, Liat
0-8 (IV)
IVYA1, Masam, Lempung berdebu, Liat
IVYA2, Masam, Lempung
berdebu, Liat
Cukilan
15-25 (II)
2000-2500
(Lembab-Y)
325 (Panas-A)
550-1000
(Sejuk-B)
Baik(1) Masam
Lempung
berdebu, Liat
IIYA1, Masam, Lempung berdebu, Liat
IIYB1, Masam, Lempung
berdebu, Liat
8-15 (III)
IIIYA1, Masam, Lempung berdebu, Liat
IIIYB1, Masam, Lempung
berdebu, Liat
0-8 (IV)
IVYA1, Masam, Lempung berdebu, Liat
IVYB1, Masam, Lempung
berdebu, Liat
Dadapayam
15-25 (II)
2000-2500
(Lembab-Y)
175 (Panas-A)
550-1000
(Sejuk-B)
Baik(1) Masam Lempung
berliat, Liat
IIYA1, Masam, Lempung
berliat, Liat
IIYB1, Masam, Lempung
berliat, Liat
8-15 (III)
IIIYA1, Masam, Lempung
berliat, Liat
IIIYB1, Masam, Lempung
berliat, Liat
0-8 (IV)
IVYA1, Masam, Lempung
berliat, Liat
IVYB1, Masam, Lempung
berliat, Liat
Dersansari
8-15 (III) 2000-3000
(Lembab-Y)
500-550
(Sejuk-B) Baik(1) Masam
Lempung
berliat, Liat
IIIYB1, Lempung berliat,
Liat
0-8 (IV) IVYB1, Lempung berliat,
Liat
71
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
Gunungtumpeng
15-25 (II)
2000-2500
(Lembab-Y)
325
(Panas-A)
575-1000 (Sejuk-B)
Baik(1) Masam Lempung
berliat, Liat
IIYA1, Lempung berliat,
Liat
IIYB1, Lempung berliat, Liat
8-15 (III)
IIIYA1, Lempung berliat,
Liat
IIIYB1, Lempung berliat, Liat
0-8 (IV)
IVYA1, Lempung berliat,
Liat
IVYB1, Lempung berliat, Liat
Jatirejo
8-15 (III) 2000-2500
(Lembab-Y)
500-650
(Sejuk-B) Baik(1) Masam
Lempung
berliat, Liat
IIIYB1, Lempung berliat,
Liat
0-8 (IV) IVYB1, Lempung berliat,
Liat
Kebowan
15-25 (II)
2000-3000 (Lembab-Y)
575-800 (Sejuk-B)
Baik(1) Masam Lempung
berliat, Liat
IIYB1, Lempung berliat,
Liat
8-15 (III) IIIYB1, Lempung berliat,
Liat
0-8 (IV) IVYB1, Lempung berliat,
Liat
Kedungringin
15-40 (II)
2000-2500
(Lembab-Y)
200-400
(Panas-A) Baik(1) Masam Liat
IIYB1, Lempung berliat, Liat
8-15 (III) IIIYB1, Lempung berliat,
Liat
0-8 (IV) IVYB1, Lempung berliat,
Liat
Ketanggi
8-15 (III)
2000-2500
(Lembab-Y)
450 (Panas-A)
500-1000
(Sejuk-B)
Baik(1) Masam Lempung
berliat, Liat
IIIYA1, Lempung berliat,
Liat
IIIYB1, Lempung berliat, Liat
0-8 (IV)
IVYA1, Lempung berliat,
Liat
IVYB1, Lempung berliat, Liat
Krandon Lor
15-25 (II)
2000-2500 (Lembab-Y)
475
(Panas-A) 625-1000
(Sejuk-B)
Baik(1) Masam Lempung
berliat, Liat
IIYA1, Masam, Lempung
berliat, Liat
IIYB1, Masam, Lempung berliat, Liat
8-15 (III)
IIIYA1, Masam, Lempung
berliat, Liat
IIIYB1, Masam, Lempung berliat, Liat
0-8 (IV)
IVYA1, Masam, Lempung
berliat, Liat
IVYB1, Masam, Lempung berliat, Liat
Medayu 0-8 (IV) 2000-2500
(Lembab-Y)
425
(Panas-A) 625-1000
(Sejuk-B)
Baik(1) Masam Lempung
berliat
IVYA1, Masam, Lempung
berliat
IVYB1, Masam, Lempung
berliat
Plumbon
15-25 (II)
1500-2500
(Lembab-Y)
625-775
(Sejuk-B) Baik(1) Masam
Lempung
berliat, Liat
IIYB1, Lempung berliat,
Liat
8-15 (III) IIIYB1, Lempung berliat,
Liat
0-8 (IV) IVYB1, Lempung berliat,
Liat
Purworejo
8-15 (III) 2000-3000
(Lembab-Y)
475
(Panas-A)
550-1000 (Sejuk-B)
Baik(1) Masam Lempung
berliat, Liat
IIIYA1, Masam, Lempung
berliat, Liat
IIIYB1, Masam, Lempung
berliat, Liat
0-8 (IV) IVYA1, Masam, Lempung
berliat, Liat
72
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
IVYB1, Masam, Lempung
berliat, Liat
Reksosari
8-15 (III)
2000-2500
(Lembab-Y)
500-625
(Sejuk-B)
Baik(1)
Buruk(2) Masam
Lempung
berliat, Liat
IIIYB1, Masam, Lempung berliat, Liat
IIIYB2, Masam, Lempung
berliat, Liat
0-8 (IV)
IVYB1, Masam, Lempung berliat, Liat
IVYB2, Masam, Lempung
berliat, Liat
Sukorejo
15-25 (II)
2000-2500
(Lembab-Y)
250
(Panas-A)
525-1000 (Sejuk-B)
Baik(1)
Buruk(2) Masam
Lempung
berliat, Liat
IIYA1, Masam, Lempung berliat, Liat
IIYA2, Masam, Lempung
berdebu, Liat
IIYB1, Masam, Lempung berdebu, Liat
IIYB2, Masam, Lempung
berdebu, Liat
8-15 (III)
IIIYA1, Masam, Lempung berliat, Liat
IIIYA2, Masam, Lempung
berdebu, Liat
IIIYB1, Masam, Lempung berdebu, Liat
IIIYB2, Masam, Lempung
berdebu, Liat
0-8 (IV)
IVIYA1, Masam, Lempung berliat, Liat
IVYA2, Masam, Lempung
berdebu, Liat
IVIYB1, Masam, Lempung berdebu, Liat
IVYB2, Masam, Lempung
berdebu, Liat
Suruh
8-15 (III) 2000-3000
(Lembab-Y)
525-675
(Sejuk-B) Baik(1) Masam
Lempung
berliat, Liat
IIIYB1, Masam, Lempung berdebu, Liat
0-8 (IV) IVYB1, Masam, Lempung
berdebu, Liat
Sumber: Hasil Analisis
1. Zona II adalah lahan dengan kemiringan lereng 15-25% atau lahan yang berada
diperbukitan dengan kelerengan curam. Berdasarkan kelerengannya pada Zona II, maka lahan
tersebut sesuai untuk budidaya tanaman tahunan atau perkebunan. Subzona yang pada Zona II:
1) Subzona Y yaitu daerah dengan curah hujan tinggi atau rejim kelembaban udara yang
Lembab, curah hujan tahunan antara 1500-2500 mm, 2) Subzona A daerah ketinggian tempat
<500 mdpl atau rejim temperatur yang Panas, Subzona B dengan daerah ketinggian tempat
antara 500-1000 mdpl atau rejim temperatur yang Sejuk, 3) Subzona 1 dengan kondisi
drainase yang Baik dan beberapa tempat bersubzona 2 dengan kondisi drainase yang Buruk.
Adapun, desa yang berada di Zona II adalah Bonomerto, Cukilan, Dadapayan,
Gunungtumpeng, Kebowan, Kedungringin, Krandon Lor, Plumbon dan Sukorejo.
73
2. Zona III adalah lahan dengan kemiringan lereng 8-15% atau lahan dengan fisiografi
berombak dan lereng agak curam. Lahan ini, sesuai untuk penanaman sistem wanatani atau
agroforestry. Subzona yang ada pada Zona III adalah: 1) Subzona Y yaitu daerah dengan
curah hujan tinggi atau rejim kelembaban udara yang Lembab, curah hujan tahunan antara
1500-2500 mm, 2) Subzona A daerah ketinggian tempat <500 mdpl atau rejim temperatur
yang Panas, Subzona B dengan daerah ketinggian tempat antara 500-1000 mdpl antara rejim
temperatur yang Sejuk, 3) Subzona 1 dengan kondisi drainase yang Baik dan beberapa tempat
bersubzona 2 dengan kondisi drainase yang Buruk. Adapun, desa yang ada di Zona III adalah
Bonomerto, Cukilan, Dadapayam, Densansari, Gunungtumpeng, Jatirejo, Kebowan,
Kedungringin, Krandon Lor, Ketangi, Plumbon, Purworejo, Reksosari, Sukorejo dan Suruh.
3. Zona IV adalah lahan dengan kemiringan lereng <8% dimana lahan ini adalah lahan datar
hingga agak datar, oleh karena itu cocok untuk penanaman secara intensif baik untuk tanaman
semusim atau tahunan dengan menggunakan sistem monokultur atau campuran. Subzona yang
ada pada Zona IV adalah: 1) Subzona Y yaitu daerah dengan curah hujan atau rejim
kelembaban udara yang Lembab, curah hujan tahunan antara 1500-2500 mm, 2) Subzona A
daerah ketinggian tempat<500 mdpl atau rejim temperatur yang Panas, Subzona B dengan
daerah ketinggian tempat antara 500-1000 mdpl atau rejim temperatur yang Sejuk; 3) Subzona
1 dengan kondisi drainase yang Baik dan beberapa tempat bersubzona 2 dengan kondisi
drainase yang Buruk. Adapun, desa yang ada di Zona IV adalah Bonomerto, Cukilan,
Dadapayam, Densansari, Gunungtumpeng, Jatirejo, Kebowan, Kedungringin, Krandon Lor,
Ketangi, Medayu, Plumbon, Purworejo, Reksosari, Sukorejo dan Suruh.
4.1.15 Zona Agroekologi (ZAE) Kecamatan Susukan
Kecamatan Susukan mempunyai tiga zona dari sisi kelerengan, yaitu Zona II, III, IV
dimana setiap zona akan memiliki bentuk pengelolaan serta potensi pengembangan sistem
pertanian tertentu sesuai dengan daya dukung lingkungannya. Dilihat dari ketinggian tempat
memiliki rejim suhu udara Panas hingga Sejuk, atas dasar karakteristik curah hujan dengan
rejim kelembaban Lembab. Berdasarkan karakteristik tanah memiliki kondisi drainase Baik
hingga Buruk, tingkat kemasaman tanah berada pada kisaran Agak masam hingga Masam,
serta tekstur tanah Lempung berliat, Lempung berdebu, dan Liat. Disamping itu masing-
masing zona dapat dibagi lagi menjadi subzona. Adapun ZAE Kecamatan Bergas dan subzona
74
dapat dilihat pada Tabel 16. sedangkan karakteristik masing-masing zona tersebut adalah
sebagai berikut:
Tabel 16. Zona Agroekologi (ZAE) Kecamatan Susukan
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
Badran
8-15 (III) 2500-3000
(Lembab-Y)
500-625
(Sejuk-B) Baik(1) Masam
Lempung
berdebu
IIIYB1, Masam, Lempung
berdebu
0-8 (IV) IVYB1, Masam, Lempung
berdebu
Bakalrejo
15-25 (II)
2500-3000
(Lembab-Y)
400 (Panas-A)
500-1000
(Sejuk-B)
Baik(1)
Buruk(2) Masam
Lempung
berdebu
IIYA1, Masam, Lempung
berdebu
IIYA2, Masam, Lempung berdebu
IIYB1, Masam, Lempung
berdebu
IIYB2, Masam, Lempung berdebu
8-15 (III)
IIIYA1, Masam, Lempung
berliat
IIIYA2, Masam, Lempung berdebu
IIIYB1, Masam, Lempung
berdebu
IIIYB2, Masam, Lempung berdebu
0-8 (IV)
IVYA1, Masam, Lempung
berdebu
IVYA2, Masam, Lempung berdebu
IVYB1, Masam, Lempung
berdebu
IVYB2, Masam, Lempung berdebu
Gentan
15-25 (II)
2000-3000 (Lembab-Y)
400-475 (Panas-A)
Baik(1) Masam
Lempung
berdebu,
Liat
IIYA1, Masam, Lempung
berdebu, Liat
8-15 (III) IIIYA1, Masam, Lempung
berdebu, Liat
0-8 (IV) IVYA1, Masam, Lempung
berdebu, Liat
Kemetul
15-25 (II)
2500-3000
(Lembab-Y)
525-700
(Sejuk-B) Baik(1) Masam
Lempung berdebu,
Liat
IIYA1, Masam, Lempung berdebu, Liat
8-15 (III) IIIYA1, Masam, Lempung
berdebu, Liat
0-8 (IV) IVYA1, Masam, Lempung
berdebu, Liat
Kenteng
8-15 (III)
2500-3000
(Lembab-Y)
475 (Panas-A)
700-1000
(Sejuk-B)
Baik(1) Masam Lempung
berdebu
IIIYA1, Masam, Lempung
berdebu
IIIYB1, Masam, Lempung
berdebu
0-8 (IV)
IVYA1, Masam, Lempung
berdebu
IVYB1, Masam, Lempung
berdebu
Ketapang 8-15 (III) 2500-3000
(Lembab-Y)
450-550
(Panas-A) (Sejuk-B)
Baik(1)
Buruk(2) Masam
Lempung
berdebu
IIIYA1, Masam, Lempung
berliat
IIIYA2, Masam, Lempung
berdebu
IIIYB1, Masam, Lempung
berdebu
75
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
IIIYB2, Masam, Lempung
berdebu
0-8 (IV)
IVYA1, Masam, Lempung berdebu
IVYA2, Masam, Lempung
berdebu
IVYB1, Masam, Lempung berdebu
IVYB2, Masam, Lempung
berdebu
Koripan
15-25 (II)
2500-3000
(Lembab-Y)
400 (Panas-A)
600-1000
(Sejuk-B)
Baik(1) Masam Lempung
berdebu
IIYA1, Masam, Lempung berdebu
IIYB1, Masam, Lempung
berdebu
8-15 (III)
IIIYA1, Masam, Lempung berdebu
IIIYB1, Masam, Lempung
berdebu
0-8 (IV)
IVYA1, Masam, Lempung berdebu
IVYB1, Masam, Lempung
berdebu
Muncar
15-25 (II)
2500-3000
(Lembab-Y)
350-425
(Panas-A) Baik(1) Masam
Lempung
berdebu, Liat
IIYA1, Masam, Lempung berdebu, Liat
IIYB1, Masam, Lempung
berdebu, Liat
8-15 (III)
IIIYA1, Masam, Lempung berdebu, Liat
IIIYB1, Masam, Lempung
berdebu, Liat
0-8 (IV)
IVYA1, Masam, Lempung berdebu, Liat
IVYB1, Masam, Lempung
berdebu, Liat
Ngasinan
15-25 (II)
2500-3000
(Lembab-Y)
400-475
(Panas-A) Baik(1) Masam
Lempung
berdebu
IIYA1, Masam, Lempung berdebu
8-15 (III) IIIYA1, Masam, Lempung
berdebu
0-8 (IV) IVYA1, Masam, Lempung
berdebu
Sidoharjo
15-25 (II)
2500-3000 (Lembab-Y)
425
(Panas-A) 500-1000
(Sejuk-B)
Baik(1) Masam Lempung berdebu
IIYA1, Masam, Lempung
berdebu
IIYB1, Masam, Lempung berdebu
8-15 (III)
IIIYA1, Masam, Lempung
berdebu
IIIYB1, Masam, Lempung berdebu
0-8 (IV)
IVYA1, Masam, Lempung
berdebu
IVYB1, Masam, Lempung
berdebu
Tawang
15-25 (II)
2500-3000 (Lembab-Y)
375
(Panas-A) 500-1000
(Sejuk-B)
Baik(1) Masam Lempung berdebu
IIYA1, Masam, Lempung
berdebu
IIYB1, Masam, Lempung
berdebu
8-15 (III)
IIIYA1, Masam, Lempung
berdebu
IIIYB1, Masam, Lempung
berdebu
0-8 (IV)
IVYA1, Masam, Lempung
berdebu
IVYB1, Masam, Lempung
berdebu
76
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
Timpik
15-25 (II)
2500-3000
(Lembab-Y)
450
(Panas-A)
625-1000 (Sejuk-B)
Baik(1) Masam Lempung
berdebu
IIYA1, Masam, Lempung
berdebu
IIYB1, Masam, Lempung berdebu
8-15 (III)
IIIYA1, Masam, Lempung
berdebu
IIIYB1, Masam, Lempung berdebu
0-8 (IV)
IVYA1, Masam, Lempung
berdebu
IVYB1, Masam, Lempung berdebu
Sumber: Hasil Analisis
1. Zona II adalah lahan dengan kemiringan lereng 15-25% atau lahan yang berada
diperbukitan dengan kelerengan curam. Dari sisi kelerengannya pada Zona II, maka lahan
tersebut sesuai untuk budidaya tanaman tahunan atau perkebunan dengan memperhatikan
konsep pertanian konservasi. Subzona yang ada pada Zona II adalah: 1) Subzona Y yaitu
daerah dengan curah hujan tinggi atau rejim kelembaban udara yang Lembab, curah hujan
tahunan antara 1500-2500 mm, 2) Subzona A daerah ketinggian tempat <500 mdpl atau rejim
temperatur yang Panas, Subzona B dengan daerah ketinggian tempat antara 500-1000 mdpl
atau rejim temperatur yang Sejuk, 3) Subzona 1 dengan kondisi drainase Baik dan beberapa
desa dengan subzona 2 yaitu kondisi drainase yang Buruk. Adapun, desa yang ada di Zona II
adalah Bakalrejo, Gentan, Kemetul, Koripan, Muncar, Ngasinan, Sidoharjo, Tawang dan
Timpik.
2. Zona III adalah lahan dengan kemiringan lereng 8-15% atau lahan dengan fisiografi
berombak dan lereng agak curam. Lahan ini, sesuai untuk penanaman sistem wanatani atau
agroforestry. Subzona yang ada pada Zona III adalah: 1) Subzona Y yaitu daerah dengan
curah hujan tinggi atau rejim kelembaban udara yang Lembab, curah hujan tahunan antara
1500-2500 mm, 2) Subzona A daerah ketinggian tempat <500 mdpl atau rejim temperatur
Panas, Subzona B dengan daerah ketinggian tempat antara 500-1000 mdpl atau rejim
temperatur Sejuk, 3) Subzona 1 dengan kondisi drainase Baik dan beberapa desa dengan
subzona 2 yaitu kondisi drainase yang Buruk. Adapun, desa yang ada di Zona III adalah
Badran, Bakalrejo, Gentan, Kemetul, Kenteng, Ketapang, Koripan, Muncar, Ngasinan,
Sidoharjo, Tawang dan Timpik.
77
3. Zona IV adalah lahan dengan kemiringan lereng <8% dimana pada lahan demikian dapat
digunakan untuk penanaman secara intensif baik untuk tanaman semusim atau tahunan dengan
menggunakan sistem monokultur atau campuran. Lahan ini adalah lahan datar hingga agak
datar. Subzona yang ada pada Zona IV adalah: 1) Subzona Y yaitu daerah dengan curah hujan
tinggi atau rejim kelembaban udara yang Lembab, curah hujan tahunan antara 1500-2500 mm,
2) Subzona A daerah ketinggian tempat <500 mdpl atau rejim temperatur Panas, Subzona B
dengan daerah ketinggian tempat antara 500-1000 mdpl atau rejim temperatur Sejuk, 3)
Subzona 1 dengan kondisi drainase Baik dan beberapa desa dengan subzona 2 yaitu kondisi
drainase yang Buruk. Adapun, desa yang memiliki Zona IV adalah Badran, Bakalrejo, Gentan,
Kemetul, Kenteng, Ketapang, Koripan, Muncar, Ngasinan, Sidoharjo, Tawang dan Timpik.
4.1.16 Zona Agroekologi (ZAE) Kecamatan Tengaran
Kecamatan Tengaran terdapat 15 desa adapun wilayahnya beragam karakteristik dan
dibedakan menjadi tiga zona atas dasar fisiografi/kelerengan yaitu zona II, III, IV dimana
setiap zona dibagi lagi menjadi subzona. Berdasarkan ketinggian tempat memiliki rejim suhu
udara Sejuk, atas dasar karakteristik curah hujan keadaan rejim kelembaban yang Lembab.
Dari sisi karakteristik tanahnya dengan kondisi drainase yang Baik, tingkat kemasaman tanah
berada pada kisaran Agak masam hingga Masam, serta tekstur tanah Lempung berliat,
Lempung berdebu, dan Liat. Berikut disajikan pada Tabel 17. ZAE Kecamatan Tengaran:
Tabel 17. Zona Agroekologi (ZAE) Kecamatan Tengaran
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
Barukan
8-15 (III) 1500-2000
(Lembab-Y)
650-675
(Sejuk-B) Baik(1) Masam
Lempung
berdebu, Liat
IIIYB1, Masam, Lempung
berdebu, Liat
0-8 (IV) IVYB1, Masam, Lempung
berdebu, Liat
Bener 8-15 (III) 1500-2000
(Lembab-Y)
675-725
(Sejuk-B) Baik(1) Masam Liat
IIIYB1, Masam, Liat
0-8 (IV) IVYB1, Masam, Liat
Butuh 0-8 (IV) 2500-3000
(Lembab-Y)
750-825
(Sejuk-B) Baik(1) Masam
Lempung berdebu,
Liat
IVYB1, Masam, Lempung
berdebu, Liat
Cukil
8-15 (III) 2500-3000
(Lembab-Y) 725-800
(Sejuk-B) Baik(1) Masam
Lempung
berdebu,
Liat
IIIYB1, Masam, Lempung
berdebu, Liat
0-8 (IV) IVYB1, Masam, Lempung
berdebu, Liat
Duren
15-25 (II) 2500-3000
(Lembab-Y) 575-725
(Sejuk-B) Baik(1) Masam
Lempung
berdebu, Lempung
berliat
IIYB1, Masam, Lempung
berdebu, Lempung berliat
8-15 (III) IIIYB1, Masam, Lempung
berdebu, Lempung berliat
78
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
0-8 (IV) IVYB1, Masam, Lempung
berdebu, Lempung berliat
Karangduren 0-8 (IV) 2000-3000
(Lembab-Y)
725-775
(Sejuk-B) Baik(1) Masam
Lempung berdebu,
Liat
IVYB1, Masam, Lempung
berdebu, Liat
Klero
8-15 (III)
2500-3000
(Lembab-Y)
725-775
(Sejuk-B) Baik(1)
Masam-
Agak masam
Lempung
berdebu, Liat
IIIYB1, Masam-Agak
masam, Lempung berdebu, Liat
0-8 (IV)
IVYB1, Masam-Agak
masam, Lempung berdebu, Liat
Nyamat 0-8 (IV) 1500-2000
(Lembab-Y)
650-675
(Sejuk-B) Baik(1)
Agak
masam
Lempung
berdebu
IVYB1, Agak masam,
Lempung berdebu
Patemon 0-8 (IV) 2500-3000
(Lembab-Y)
775-900
(Sejuk-B) Baik(1) Masam
Lempung
berdebu
IVYB1, Masam, Lempung
berdebu
Regunung
15-25 (II)
2500-3000 (Lembab-Y)
700-775 (Sejuk-B)
Baik(1) Agak
masam Lempung berdebu
IIYB1, Masam, Lempung
berdebu
8-15 (III) IIIYB1, Masam, Lempung
berdebu
0-8 (IV) IVYB1, Agak masam,
Lempung berdebu
Sruwen
15-25 (II)
2500-3000
(Lembab-Y)
650-725
(Sejuk-B) Baik(1)
Masam-Agak
masam
Lempung
berdebu,
Lempung berliat
IIYB1, Masam-Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung berliat
8-15 (III) IIIYB1, Masam-Agak
masam, Lempung berdebu,
Lempung berliat
0-8 (IV)
IVYB1, Masam-Agak
masam, Lempung berdebu, Lempung berliat
Sugihan
15-25 (II)
2500-3000 (Lembab-Y)
625-700 (Sejuk-B)
Baik(1)
Masam-
Agak
masam
Lempung
berdebu, Lempung
berliat
IIYB1, Masam-Agak
masam, Lempung berdebu,
Lempung berliat
8-15 (III)
IIIYB1, Masam-Agak
masam, Lempung berdebu,
Lempung berliat
0-8 (IV)
IVYB1, Masam-Agak
masam, Lempung berdebu,
Lempung berliat
Tegalrejo
8-15 (III)
2500-3000
(Lembab-Y)
750-800
(Sejuk-B) Baik(1)
Masam-Agak
masam
Lempung
berdebu,
Lempung berliat
IIIYB1, Masam-Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung berliat
0-8 (IV) IVYB1, Masam-Agak
masam, Lempung berdebu,
Lempung berliat
Tegalwaton 8-15 (III) 1500-2000
(Lembab-Y)
625-725
(Sejuk-B) Baik(1) Masam Liat
IIIYB1, Masam, Liat
0-8 (IV) IIIYB1, Masam, Liat
Tengaran
8-15 (III)
2500-3000 (Lembab-Y)
725-775 (Sejuk-B)
Baik(1)
Masam-
Agak
masam
Lempung
berdebu, Lempung
berliat
IIIYB1, Masam-Agak
masam, Lempung berdebu, Lempung berliat
0-8 (IV)
IVYB1, Masam-Agak
masam, Lempung berdebu,
Lempung berliat
Sumber: Hasil Analisis
1. Zona II adalah lahan dengan kemiringan lereng 15-25% atau lahan yang berada
diperbukitan dengan kelerengan curam. Berdasarkan kelerengannya pada Zona II, maka lahan
tersebut idealnya untuk budidaya tanaman tahunan atau perkebunan dengan memperhatikan
79
konsep pertanian konservasi. Subzona yang ada di Zona II adalah: 1) Subzona Y yaitu daerah
dengan curah hujan tinggi atau rejim kelembaban udara yang Lembab, curah hujan tahunan
antara 1500-2500 mm, 2) Subzona B dengan daerah ketinggian tempat antara 500-1000 mdpl
atau rejim temperatur Sejuk, 3) Subzona 1 dengan kondisi drainase Baik. Adapun, desa yang
ada di Zona II adalah Duren, Regunung, Sruwen dan Sugihan.
2. Zona III adalah lahan dengan kemiringan lereng 8-15% atau lahan dengan fisiografi
berombak dan lereng agak curam. Lahan ini, idealnya digunakan untuk penanaman sistem
wanatani atau agroforestry. Subzona yang ada pada Zona III adalah: 1) Subzona Y yaitu
daerah dengan curah hujan tinggi atau rejim kelembaban udara yang Lembab, curah hujan
tahunan antara 1500-2500 mm, 2) Subzona B dengan daerah ketinggian tempat antara 500-
1000 mdpl atau rejim temperatur yang Sejuk, 3) Subzona 1 dengan kondisi drainase Baik.
Adapun, desa yang ada di Zona III adalah Barukan, Bener, Cukil, Duren, Klero, Regunung,
Sruwen, Sugihan, Tegalrejo, Tegalwaton dan Tengaran.
3. Zona IV adalah lahan dengan kemiringan lereng <8% dimana merupakan lahan datar
hingga agak datar. Sesuai untuk penanaman secara intensif baik untuk tanaman semusim atau
tahunan dengan menggunakan sistem monokultur atau campuran. Subzona yang ada pada
Zona IV adalah: 1) Subzona Y yaitu daerah dengan curah hujan atau rejim kelembaban udara
yang Lembab, curah hujan tahunan antara 1500-2500 mm, 2) Subzona B dengan daerah
ketinggian tempat antara 500-1000 mdpl; 3) Subzona 1 dengan kondisi drainase baik dan
beberapa tempat dengan Subzona 2 yaitu kondisi drainase yang Buruk. Adapun, desa yang ada
di Zona IV adalah Barukan, Bener, Butuh, Cukil, Duren, Karangduren, Klero, Nyamat,
Patemon, Regunung, Sruwen, Sugihan, Tegalrejo, Tegalwaton dan Tengaran.
4.1.17 Zona Agroekologi (ZAE) Kecamatan Tuntang
Atas dasar fisiografi/ kelerengan Kecamatan Tuntang memiliki Zona II, III, IV dimana
setiap zona memiliki bentuk pengelolaan serta potensi pengembangan sistem pertanian
tertentu sesuai dengan daya dukung lingkungannya. Dari sisi ketinggian tempat memiliki rejim
suhu udara Panas hingga Sejuk sedangkan dari karakteristik curah hujannya memiliki rejim
kelembaban yang Lembab. Berdasarkan karakteristik tanah dengan kondisi drainase yang Baik
hingga Buruk, tingkat kemasaman tanah berada pada kisaran Agak masam hingga Masam,
serta tekstur tanah Lempung liat berpasir, Liat, dan Lempung. Adapun ZAE Kecamatan
80
Tuntang dan subzona dapat dilihat pada Tabel 18. sedangkan karakteristik masing-masing
zona tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 18. Zona Agroekologi (ZAE) Kecamatan Tuntang
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
Candirejo 0-8 (IV) 2000-2500
(Lembab-Y)
475 (Panas-A)
500-1000 (Sejuk-B)
Baik(1)
Masam-
Agak masam
Lempung liat
berpasir, Liat
IVYA1, Masam-Agak masam, Lempung liat
berpasir, Liat
IVYB1, Masam-Agak
masam, Lempung liat
berpasir, Liat
Delik
15-40 (II)
2500-3000 (Lembab-Y)
350
(Panas-A) 600-1000
(Sejuk-B)
Baik(1)
Masam-
Agak
masam
Lempung
liat berpasir,
Liat
IIYA1, Masam-Agak
masam, Lempung liat berpasir, Liat
IIYB1, Masam-Agak
masam, Lempung liat
berpasir, Liat
8-15 (III)
IIIYA1, Masam-Agak
masam, Lempung liat
berpasir, Liat
IIIYB1, Masam-Agak masam, Lempung liat
berpasir, Liat
0-8 (IV)
IVYA1, Masam-Agak masam, Lempung liat
berpasir, Liat
IVYB1, Masam-Agak masam, Lempung liat
berpasir, Liat
Gedangan
8-15 (III)
2500-3000
(Lembab-Y)
475 (Panas-A)
650 -1000
(Sejuk-B)
Baik(1) Agak
masam
Liat,
Lempung
IIIYA1, Agak masam, Liat,
Lempung
IIIYB1, Agak masam, Liat,
Lempung
0-8 (IV)
IVYA1, Agak masam, Liat,
Lempung
IVYB1, Agak masam, Liat,
Lempung
Jombor 0-8 (IV) 2000-2500
(Lembab-Y)
475
(Panas-A) 500-1000
(Sejuk-B)
Baik(1) Agak
masam Lempung
IVYA1, Agak masam,
Lempung
IVYB1, Agak masam,
Lempung
Kalibeji
15-25 (II)
2000-3000 (Lembab-Y)
475
(Panas-A) 675-1000
(Sejuk-B)
Baik(1) Agak
masam Liat,
Lempung
IIYA1, Agak masam, Liat,
Lempung
IIYB1, Agak masam, Liat,
Lempung
8-15 (III)
IIIYA1, Agak masam, Liat,
Lempung
IIIYB1, Agak masam, Liat,
Lempung
0-8 (IV)
IVYA1, Agak masam, Liat, Lempung
IVYB1, Agak masam, Liat,
Lempung
Karanganyar
15-25 (II)
1500-3000
(Lembab-Y)
375 (Panas-A)
500-1000
(Sejuk-B)
Baik(1) Agak
masam Liat
IIYA1, Agak masam, Liat
IIYB1, Agak masam, Liat
8-15 (III) IIIYA1, Agak masam, Liat
IIIYB1, Agak masam, Liat
81
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
0-8 (IV) IVYA1, Agak masam, Liat
IVYB1, Agak masam, Liat
Karangtengah
15-25 (II)
2000-2500
(Lembab-Y)
400-475
(Panas-A) Baik(1)
Agak
masam Liat
IIYA1, Agak masam, Liat
8-15 (III) IIIYA1, Agak masam, Liat
0-8 (IV) IVYA1, Agak masam, Liat
Kesongo
15-25 (II)
2500-3000
(Lembab-Y)
475 (Panas-A)
700-1000
(Sejuk-B)
Baik(1) Agak
masam
Lempung liat
berpasir,
Liat
IIYA1, Agak masam, Lempung liat berpasir, Liat
IIYB1, Agak masam,
Lempung liat berpasir, Liat
8-15 (III)
IIIYA1, Agak masam, Lempung liat berpasir, Liat
IIIYB1, Agak masam,
Lempung liat berpasir, Liat
0-8 (IV)
IVYA1, Agak masam, Lempung liat berpasir, Liat
IVYB1, Agak masam,
Lempung liat berpasir, Liat
Lopait
15-25 (II)
1500-2500
(Lembab-Y)
475 (Panas-A)
700-1000
(Sejuk-B)
Baik(1) Agak
masam
Lempung liat
berpasir,
Liat
IIYA1, Agak masam, Lempung liat berpasir, Liat
IIYB1, Agak masam,
Lempung liat berpasir, Liat
8-15 (III)
IIIYA1, Agak masam, Lempung liat berpasir, Liat
IIIYB1, Agak masam,
Lempung liat berpasir, Liat
0-8 (IV)
IVYA1, Agak masam, Lempung liat berpasir, Liat
IVYB1, Agak masam,
Lempung liat berpasir, Liat
Ngajaran
15-25 (II)
2500-3000
(Lembab-Y)
200-400
(Panas-A)
Baik(1)
Buruk(2)
Agak
masam Liat
IIYA1, Agak masam, Liat
IIYA2, Agak masam, Liat
8-15 (III) IIIYA1, Agak masam, Liat
IIIYA2, Agak masam, Liat
0-8 (IV) IVYA1, Agak masam, Liat
IVYA2, Agak masam, Liat
Rowosari 0-8 (IV) 2000-2500
(Lembab-Y)
475 (Panas-A)
700-1000
(Sejuk-B)
Baik(1) Agak
masam
Lempung liat
berpasir,
Liat
IVYA1,Agak masam, Lempung liat berpasir, Liat
IVYB1,Agak masam,
Lempung liat berpasir, Liat
Sraten 0-8 (IV) 2000-2500
(Lembab-Y)
475
(Panas-A)
700-1000
(Sejuk-B)
Baik(1) Agak
masam Liat
IVYA1,Agak masam, Liat
IVYB1,Agak masam, Liat
Tlogo
15-25 (II)
1500-3000
(Lembab-Y)
400
(Panas-A)
500-1000 (Sejuk-B)
Baik(1) Agak
masam Liat
IIYA1,Agak masam, Liat
IIYB1,Agak masam, Liat
8-15 (III) IIIYA1,Agak masam, Liat
IIIYB1,Agak masam, Liat
0-8 (IV) IVYA1,Agak masam, Liat
IVYB1,Agak masam, Liat
Tlompakan 15-25 (II) 2500-3000
(Lembab-Y)
300
(Panas-A)
500-1000
Baik(1) Agak
masam Liat
IIYA1,Agak masam, Liat
IIYB1,Agak masam, Liat
82
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
8-15 (III)
(Sejuk-B) IIIYA1,Agak masam, Liat
IIIYB1,Agak masam, Liat
0-8 (IV) IVYA1,Agak masam, Liat
IVYB1,Agak masam, Liat
Tuntang
15-25 (II)
2000-3000
(Lembab-Y)
475 (Panas-A)
525-1000
(Sejuk-B)
Baik(1) Agak
masam
Lempung liat
berpasir,
Liat
IIYA1,Agak masam, Lempung liat berpasir, Liat
IIYB1,Agak masam,
Lempung liat berpasir, Liat
8-15 (III)
IIIYA1,Agak masam,
Lempung liat berpasir, Liat
IIIYB1,Agak masam,
Lempung liat berpasir, Liat
0-8 (IV)
IVYA1,Agak masam,
Lempung liat berpasir, Liat
IVYB1,Agak masam,
Lempung liat berpasir, Liat
Watuagung
15-25 (II)
2000-3000
(Lembab-Y)
400 (Panas-A)
700-1000 (Sejuk-B)
Baik(1) Agak
masam Liat
IIYA1,Agak masam, Liat
IIYB1,Agak masam, Liat
8-15 (III) IIIYA1,Agak masam, Liat
IIIYB1,Agak masam, Liat
0-8 (IV) IVYA1,Agak masam, Liat
IVYB1,Agak masam, Liat
Sumber: Hasil Analisis
1. Zona II adalah lahan dengan kemiringan lereng 15-25% atau lahan yang berada
diperbukitan dengan kelerengan curam. Berdasarkan kelerengannya pada Zona II, maka lahan
tersebut cocok untuk budidaya tanaman tahunan atau perkebunan dengan memperhatikan
konsep pertanian konservasi. Subzona yang ada pada Zona II adalah: 1) Subzona Y yaitu
daerah dengan curah hujan tinggi atau rejim kelembaban udara yang Lembab, curah hujan
tahunan antara 1500-2500 mm, 2) Subzona A daerah ketinggian tempat <500 mdpl atau rejim
temperatur Panas, Subzona B dengan daerah ketinggian tempat antara 500-1000 mdpl atau
rejim temperatur Sejuk, 3) Subzona 1 dengan kondisi drainase baik dan beberapa tempat
dengan Subzona 2 yaitu kondisi drainase yang Buruk. Desa-desa yang ada di Zona II adalah
Delik, Kalibeji, Karanganyar, Karangtengah, Kesongo, Lopait, Ngajaran, Tlogo, Tlompakan,
Tuntang dan Watuagung.
2. Zona III adalah lahan dengan kemiringan lereng 8-15% atau lahan dengan fisiografi
berombak dan lereng agak curam. Lahan cocok untuk penanaman sistem wanatani atau
agroforestry. Subzona yang ada pada Zona III adalah: 1) Subzona Y yaitu daerah dengan
83
curah hujan tinggi adalah rejim kelembaban udara yang Lembab, curah hujan tahunan antara
1500-2500 mm, 2) Subzona A daerah ketinggian tempat<500 mdpl atau rejim temperatur
Panas, Subzona B dengan daerah ketinggian tempat antara 500-1000 mdpl atau rejim
temperatur Sejuk, 3) Subzona 1 dengan kondisi drainase baik dan beberapa tempat dengan
Subzona 2 yaitu kondisi drainase yang Buruk. Adapun, desa yang ada di Zona III adalah
Delik, Gedangan, Kalibeji, Karanganyar, Karangtengah, Kesongo, Lopait, Ngajaran, Tlogo,
Tlompakan, Tuntang dan Watuagung.
3. Zona IV adalah lahan dengan kemiringan lereng <8% merupakan lahan datar hingga agak
datar pada lahan demikian dapat digunakan penanaman secara intensif baik untuk tanaman
semusim atau tahunan dengan menggunakan sistem monokultur atau campuran. Subzona yang
ada pada Zona IV adalah: 1) Subzona Y yaitu daerah dengan curah hujan atau rejim
kelembaban udara yang Lembab, curah hujan tahunan antara 1500-2500 mm, 2) Subzona A
daerah ketinggian tempat<500 mdpl atau rejim temperatur Panas dan Subzona B dengan
daerah ketinggian antara 500-1000 mdpl; 3) Subzona 1 dengan kondisi drainase baik dan
beberapa tempat dengan Subzona 2 yaitu kondisi drainase yang Buruk. Adapun, desa yang ada
di Zona IV adalah adalah Candirejo, Delik, Gedangan, Jombor, Kalibeji, Karanganyar,
Karangtengah, Kesongo, Lopait, Ngajaran, Rowosari, Sraten, Tlogo, Tlompakan, Tuntang dan
Watuagung.
4.1.18 Zona Agroekologi (ZAE) Kecamatan Ungaran Barat
Tabel 19. menunjukkan bahwa Kecamatan Ungaran Barat memiliki Zona I, II, III, IV
dari sisi fisiografi / kelerengan, maka setiap zona memiliki bentuk pengelolaan serta potensi
pengembangan sistem pertanian tertentu sesuai dengan daya dukung lingkungannya.
Berdasarkan ketinggian tempat memiliki rejim suhu udara Panas-Sejuk-Dingin sedangkan atas
dasar karakteristik curah hujannya rejim kelembaban yang Lembab. Karakteristik tanah
dengan kondisi drainase yang Baik, tingkat kemasaman tanah berada pada kisaran Agak
masam, serta tekstur tanah Lempung berpasir, Lempung berdebu, Lempung dan Liat.
84
Tabel.19. Zona Agroekologi (ZAE) Kecamatan Ungaran Barat
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
Bandarjo
15-25 (II)
2500-3000
(Lembab-Y)
275-350
(Panas-A) Baik(1)
Agak
masam
Lempung
liat berpasir, Liat
IIYA1, Agak masam, Lempung liat berpasir,
Liat
8-15 (III)
IIIYA1, Agak masam,
Lempung liat berpasir, Liat
0-8 (IV)
IVYA1, Agak masam,
Lempung liat berpasir, Liat
Branjang
>40 (I)
2500-3000
(Lembab-Y)
350 (Panas-A)
500-1000
(Sejuk-B)
Baik(1) Agak
masam
Lempung
berdebu
IYA1, Agak masam,
Lempung berdebu
IYB1, Agak masam,
Lempung berdebu
15-25 (II)
IIYA1, Agak masam,
Lempung berdebu
IIYB1, Agak masam, Lempung berdebu
8-15 (III)
IIIYA1, Agak masam,
Lempung berdebu
IIIYB1, Agak masam, Lempung berdebu
0-8 (IV)
IVYA1, Agak masam,
Lempung berdebu
IVYB1, Agak masam, Lempung berdebu
Candirejo
8-15 (III)
2500-3000 (Lembab-Y)
350-450 (Panas-A)
Baik(1) Agak
masam
Lempung
berdebu, Lempung
liat berpasir
IIIYA1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung liat berpasir
0-8 (IV)
IVYA1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung liat berpasir
Genuk 0-8 (IV) 2500-3000
(Lembab-Y)
325-350
(Panas-A) Baik(1)
Agak
masam
Lempung
berdebu,
Lempung liat berpasir
IVYA1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung liat berpasir
Gogik
>40 (I)
2500-3000
(Lembab-Y)
375 (Panas-A)
500-1000
(Sejuk-B) 1000-1550
(Dingin-C)
Baik(1) Agak
masam
Lempung berdebu,
Lempung
IYA1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung
IYB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung
IYC1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung
15-25 (II)
IIYA1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung
IIYB1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung
IIYC1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung
8-15 (III)
IIIYA1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung
IIIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung
IIIYC1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung
85
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
0-8 (IV)
IVYA1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung
IVYB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung
IVYC1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung
Kalisidi
15-40 (II)
2500-3000 (Lembab-Y)
350
(Panas-A)
500-1000 (Sejuk-B)
1000-1400
(Dingin-C)
Baik(1) Agak
masam
Lempung berdebu,
Lempung,
Lempung liat berpasir
IIYA1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung, Lempung liat
berpasir
IIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung, Lempung liat
berpasir
IIYC1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung, Lempung liat berpasir
8-15 (III)
IIIYA1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung, Lempung liat
berpasir
IIIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung, Lempung liat
berpasir
IIIYC1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung, Lempung liat
berpasir
0-8 (IV)
IVYA1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung, Lempung liat
berpasir
IVYB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung, Lempung liat berpasir
IVYC1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung, Lempung liat berpasir
Keji
15-25 (II)
2500-3000
(Lembab-Y)
325-425
(Panas-A) Baik(1)
Agak
masam
Lempung
liat berpasir
IIYA1, Agak masam,
Lempung liat berpasir
8-15 (III) IIIYA1, Agak masam,
Lempung liat berpasir
0-8 (IV) IVYA1, Agak masam,
Lempung liat berpasir
Langensari 0-8 (IV) 2000-2500
(Lembab-Y)
400-450
(Panas-A) Baik(1)
Agak
masam
Lempung
berdebu,Liat
IVYA1, Agak masam,
Lempung berdebu,Liat
Lerep
15-25 (II)
2500-3000 (Lembab-Y)
425
(Panas-A) 925-1000
(Sejuk-B)
Baik(1) Agak
masam
Lempung
berdebu, Lempung
IIYA1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung
IIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung
8-15 (III)
IIIYA1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung
IIIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung
86
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah
Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
0-8 (IV)
IVYA1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung
IVYB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung
Nyatnyono
>40 (I)
2500-3000 (Lembab-Y)
325
(Panas-A)
500-1000 (Sejuk-B)
1000-1550
(Dingin-C)
Baik(1) Agak
masam
Lempung berdebu,
Lempung,
Lempung
liat berpasir
IYA1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung, Lempung liat
berpasir
IYB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung, Lempung liat berpasir
IYC1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung, Lempung liat berpasir
15-25 (II)
IIYA1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung, Lempung liat
berpasir
IIYB1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung, Lempung liat
berpasir
IIYC1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung, Lempung liat
berpasir
8-15 (III)
IIIYA1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung, Lempung liat berpasir
IIIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung, Lempung liat berpasir
IIIYC1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung, Lempung liat
berpasir
0-8 (IV)
IVYA1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung, Lempung liat
berpasir
IVYB1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung, Lempung liat
berpasir
IVYC1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung, Lempung liat berpasir
Ungaran
15-25 (II)
2500-3000 (Lembab-Y)
300-375 (Panas-A)
Baik(1) Agak
masam Lempung
liat berpasir
IIYA1, Agak masam,
Lempung liat berpasir
8-15 (III) IIIYA1, Agak masam, Lempung liat berpasir
0-8 (IV) IVYA1, Agak masam,
Lempung liat berpasir
Sumber: Hasil Analisis
87
Berdasarkan tabel diatas maka wilayah Kecamatan Ungaran Barat memiliki karakteristik
ZAE sebagai berikut:
1. Zona I adalah lahan yang memiliki kemiringan lereng >40% kondisi lahan bergunung
sangat curam dimana pada kelerengan ini tidak diijinkan untuk budidaya tanaman pertanian,
maka wilayah tersebut ideal untuk kehutanan atau hutan produktif atau hutan lindung.
Terdapat beberapa subzona pada Zona I adalah: 1) Subzona Y merupakan wilayah dengan
curah hujan atau rejim kelembaban udara yang Lembab; 2) Subzona A daerah ketinggian
tempat <500 mdpl atau rejim temperatur yang Panas, Subzona B dengan daerah ketinggian
tempat antara 500-1000 mdpl atau rejim temperatur yang Sejuk, Subzona C merupakan daerah
dengan ketinggian tempat >1000 mdpl atau rejim temperatur udara yang Dingin; 3) Subzona 1
merupakan wilayah yang mempunyai kondisi drainase Baik. Adapun, desa yang ada di Zona I
adalah Branjang, Gogik dan Nyatnyono.
2. Zona II adalah lahan dengan kemiringan lereng 15-25% atau lahan yang berada
diperbukitan dengan kelerengan curam. Berdasarkan kelerengannya pada Zona II, maka lahan
tersebut ideal untuk budidaya tanaman tahunan atau perkebunan. Subzona yang ada pada Zona
II adalah: 1) Subzona Y merupakan wilayah dengan curah hujan atau rejim kelembaban udara
Lembab; 2) Subzona A daerah ketinggian tempat <500 mdpl atau rejim temperatur Panas,
Subzona B dengan daerah ketinggian tempat antara 500-1000 mdpl atau rejim temperatur
Sejuk, Subzona C merupakan daerah dengan ketinggian tempat >1000 mdpl rejim temperatur
udara Dingin; 3) Subzona 1 merupakan wilayah dengan kondisi drainase yang Baik. Adapun,
desa yang ada di Zona II adalah Bandarjo, Branjang, Gogik, Kalisidi, Keji, Lerep, Ungaran,
dan Nyatnyono.
3. Zona III adalah lahan dengan kemiringan lereng 8-15% atau lahan dengan fisiografi
berombak dan lereng agak curam. Lahan ini, ideal untuk penanaman sistem wanatani atau
agroforestry. Subzona yang ada pada Zona III adalah: 1) Subzona Y merupakan wilayah
dengan curah hujan atau rejim kelembaban udara Lembab; 2) Subzona A daerah ketinggian
tempat <500 mdpl atau rejim temperatur Panas, Subzona B dengan daerah ketinggian tempat
antara 500-1000 mdpl atau rejim temperatur Sejuk, Subzona C merupakan daerah dengan
ketinggian tempat >1000 mdpl atau rejim temperatur udara Dingin; 3) Subzona 1 merupakan
wilayah yang mempunyai kondisi drainase Baik. Adapun, desa yang memiliki Zona III adalah
Bandarjo, Branjang, Candirejo, Gogik, Kalisidi, Keji, Lerep, Ungaran dan Nyatnyono.
88
4. Zona IV adalah lahan dengan kemiringan lereng <8% dimana pada lahan demikian dapat
digunakan untuk penanaman secara intensif baik untuk tanaman semusim atau tahunan dengan
menggunakan sistem monokultur atau campuran. Lahan ini adalah lahan datar hingga agak
datar. Subzona yang ada pada Zona IV adalah: 1) Subzona Y merupakan wilayah dengan
curah hujan mempunyai rejim kelembaban udara Lembab; 2) Subzona A daerah ketinggian
tempat <500 mdpl atau rejim temperatur Panas, Subzona B dengan daerah ketinggian tempat
antara 500-1000 mdpl atau rejim temperatur Sejuk, Subzona C merupakan daerah dengan
ketinggian tempat >1000 mdpl atau rejim temperatur udara Dingin; 3) Subzona 1 dengan
kondisi drainase yang Baik. Adapun, desa yang ada di Zona IV adalah Bandarjo, Branjang,
Candirejo, Genuk, Gogik, Kalisidi, Keji, Langensari, Lerep, Ungaran dan Nyatnyono.
4.1.19 Zona Agroekologi (ZAE) Kecamatan Ungaran Timur
Kecamatan Ungaran Timur memiliki Zona I, II, III, IV dimana setiap zona akan memiliki
bentuk pengelolaan serta potensi pengembangan sistem pertanian tertentu sesuai dengan daya
dukung lingkungannya. Dari sisi ketinggian tempat memiliki rejim suhu udara Panas hingga
Sejuk sedangkan atas dasar karakteristik curah hujannya dengan rejim kelembaban yang
Lembab. Berdasarkan karakteristik tanah mempunyai kondisi drainase Baik hingga Buruk,
tingkat kemasaman tanah berada pada kisaran Agak masam, serta tekstur tanah Lempung liat
berpasir, Lempung berdebu, Lempung dan Liat.
Tabel 20. Zona Agroekologi (ZAE) Kecamatan Ungaran Timur
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
Beji
15-25 (II)
2500-3000
(Lembab-Y)
350 (Panas-A)
500-1000
(Sejuk-B)
Baik(1) Agak
masam
Lempung
berdebu,
Lempung liat
berpasir
IIYA1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung liat berpasir
IIYB1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung liat berpasir
8-15 (III)
IIIYA1, Agak masam, Lempung berdebu,
Lempung liat berpasir
IIIYB1, Agak masam,
Lempung berdebu, Lempung liat berpasir
0-8 (IV)
IVYA1, Agak
masam,Lempung berdebu, Lempung liat berpasir
IVYB1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung liat berpasir
89
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
Gedanganak
15-25 (II)
2500-3000 (Lembab-Y)
350-400 (Panas-A)
Baik(1) Agak
masam
Lempung berdebu,
Lempung
liat berpasir
IIYA1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung liat berpasir
8-15 (III)
IIIYA1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung liat berpasir
0-8 (IV) IVYA1, Agak masam,
Lempung berdebu,
Lempung liat berpasir
Kalikayen
>40 (I)
2500-3000 (Lembab-Y)
50-175 (Panas-A)
Baik(1) Buruk(2)
Agak masam
Liat
IYA1, Agak masam, Liat
IYA2, Agak masam, Liat
15-25 (II) IIYA1, Agak masam, Liat
IIYA2, Agak masam, Liat
8-15 (III) IIIYA1, Agak masam, Liat
IIIYA2, Agak masam, Liat
0-8 (IV) IVYA1, Agak masam, Liat
IVYA2, Agak masam, Liat
Kalirejo
15-25 (II)
2500-3000 (Lembab-Y)
125-400 (Panas-A)
Baik(1) Agak
masam
Liat,
Lempung liat
berpasir
IIYA1, Agak masam, Liat,
Lempung liat berpasir
8-15 (III) IIIYA1, Agak masam, Liat,
Lempung liat berpasir
0-8 (IV) IVYA1, Agak masam, Liat,
Lempung liat berpasir
Kalongan
15-25 (II)
2500-3000
(Lembab-Y)
125-425
(Panas-A) Baik(1)
Agak
masam
Liat,
Lempung
liat
berpasir
IIYA1, Agak masam, Liat, Lempung liat berpasir
8-15 (III) IIIYA1, Agak masam, Liat,
Lempung liat berpasir
0-8 (IV) IVYA1, Agak masam, Liat,
Lempung liat berpasir
Kawengen
>40 (I)
2500-3000
(Lembab-Y)
75-300
(Panas-A)
Baik(1)
Buruk(2)
Agak
masam
Liat, Lempung
liat
berpasir
IYA1, Agak masam, Liat,
Lempung liat berpasir
IYA2, Agak masam, Liat,
Lempung liat berpasir
15-25 (II)
IIYA1, Agak masam, Liat,
Lempung liat berpasir
IIYA2, Agak masam, Liat,
Lempung liat berpasir
8-15 (III)
IIIYA1, Agak masam, Liat,
Lempung liat berpasir
IIIYA2, Agak masam, Liat,
Lempung liat berpasir
0-8 (IV)
IVYA1, Agak masam, Liat,
Lempung liat berpasir
IVYA2, Agak masam, Liat,
Lempung liat berpasir
Leyangan
15-25 (II)
2000-2500
(Lembab-Y)
325-450
(Panas-A) Baik(1)
Agak
masam
Lempung
liat berpasir
IIYA1, Agak masam,
Lempung liat berpasir
8-15 (III) IIIYA1, Agak masam,
Lempung liat berpasir
0-8 (IV) IVYA1, Agak masam,
Lempung liat berpasir
Mluweh
15-25 (II)
2500-3000
(Lembab-Y)
75-250
(Panas-A) Baik(1)
Agak
masam Liat
IIYA1, Agak masam, Liat
8-15 (III) IIIYA1, Agak masam, Liat
0-8 (IV) IVYA1, Agak masam, Liat
Sidomulyo 15-25 (II) 2500-3000
(Lembab-Y)
325-400
(Panas-A) Baik(1)
Agak
masam
Lempung
liat
IIYA1, Agak masam,
Lempung liat berpasir
90
Desa
Fisiografi Iklim Tanah
Simbol ZAE Kelerengan
(%)
Curah Hujan
Tahunan
(mm)
Ketinggian
Tempat (m
dpl) atau
Rejim Suhu
Udara
Kondisi
Drainase pH Tekstur
8-15 (III) berpasir IIIYA1, Agak masam,
Lempung liat berpasir
0-8 (IV) IVYA1, Agak masam, Lempung liat berpasir
Susukan
15-25 (II)
2500-3000 (Lembab-Y)
175-350 (Panas-A)
Baik(1) Agak
masam
Lempung
liat
berpasir
IIYA1, Agak masam,
Lempung liat berpasir
8-15 (III) IIIYA1, Agak masam, Lempung liat berpasir
0-8 (IV) IVYA1, Agak masam,
Lempung liat berpasir
Sumber: Hasil Analisis
Berdasarkan tabel diatas bahwa Kecamatan Ungaran Timur memiliki karakteristik Zona
Agroekologi (ZAE) sebagai berikut:
1. Zona I adalah lahan yang memiliki kemiringan lereng >40% atau wilayah yang bergunung
sangat curam dimana semakin curam lereng semakin terbatas pilihan tanaman yang
dibudidayakan maupun sistem pertaniannya. Sehingga wilayah tersebut cocok untuk
kehutanan atau hutan produktif atau hutan lindung.Terdapat beberapa subzona pada Zona I
adalah: 1) Subzona Y merupakan wilayah dengan curah hujan atau rejim kelembaban udara
Lembab; 2) Subzona A daerah ketinggian tempat <500 mdpl atau rejim temperatur Panas, 3)
Subzona 1 dengan kondisi drainase yang Baik, dan beberapa tempat dengan Subzona 2 yaitu
kondisi drainase yang Buruk. Desa-desa di Zona I adalah Kalikayen dan Kawengen.
2. Zona II adalah lahan dengan kemiringan lereng 15-25% atau lahan yang berada
diperbukitan dengan kelerengan curam. Berdasarkan kelerengannya pada Zona II, maka lahan
tersebut cocok untuk budidaya tanaman tahunan atau perkebunan dengan memperhatikan
konsep pertanian konservasi. Subzona yang ada pada Zona II adalah: 1) Subzona Y
merupakan wilayah dengan curah hujan atau rejim kelembaban udara Lembab; 2) Subzona A
daerah ketinggian tempat <500 mdpl atau rejim temperatur Panas, Subzona B dengan daerah
ketinggian tempat antara 500-1000 mdpl atau rejim temperatur Sejuk; 3) Subzona 1 dengan
kondisi drainase yang Baik, dan beberapa tempat dengan Subzona 2 yaitu kondisi drainase
yang Buruk. Desa-desa di Zona II adalah Beji, Gedanganak, Kalikayen, Kalirejo, Kalongan,
Kawengen, Leyangan, Mluweh, Sidomulyo dan Susukan.
3. Zona III adalah lahan dengan kemiringan lereng 8-15% atau lahan dengan fisiografi
berombak dan lereng agak curam. Lahan ini, sesuai digunakan penanaman sistem wanatani
atau agroforestry. Subzona yang ada pada Zona III adalah: 1) Subzona Y merupakan wilayah
91
dengan curah hujan atau rejim kelembaban udara Lembab; 2) Subzona A daerah ketinggian
tempat <500 mdpl atau rejim temperatur Panas, Subzona B dengan daerah ketinggian tempat
antara 500-1000 mdpl atau rejim temperatur Sejuk; 3) Subzona 1 dengan kondisi drainase
yang Baik, dan beberapa tempat dengan Subzona 2 yaitu kondisi drainase yang Buruk.
Adapun, desa yang ada di Zona III adalah Beji, Gedanganak, Kalikayen, Kalirejo, Kalongan,
Kawengen, Leyangan, Mluweh, Sidomulyo dan Susukan.
4. Zona IV adalah lahan dengan kemiringan lereng <8% dimana merupakan lahan datar
hingga agak datar dengan demikian dapat digunakan untuk penanaman secara intensif baik
untuk tanaman semusim atau tahunan menggunakan sistem monokultur atau campuran.
Subzona yang ada pada Zona IV adalah: 1) Subzona Y merupakan wilayah dengan curah
hujan atau rejim kelembaban udara Lembab; 2) Subzona A daerah ketinggian tempat <500
mdpl atau rejim temperatur Panas, Subzona B dengan daerah ketinggian tempat antara 500-
1000 mdpl atau rejim temperatur Sejuk; 3) Subzona 1 dengan kondisi drainase yang Baik, dan
beberapa tempat dengan Subzona 2 yaitu kondisi drainase yang Buruk. Adapun, desa yang ada
di Zona IV adalah Beji, Gedanganak, Kalikayen, Kalirejo, Kalongan, Kawengen, Leyangan,
Mluweh, Sidomulyo dan Susukan.
4.2 Kesesuaian Gandum varietas Dewata Berdasarkan Zona Agroekologi (ZAE)
Pewilayahan komoditas pertanian sesuai dengan daya dukung lahan bertujuan supaya
produktifitas lahan yang diusahakan mencapai hasil optimal dan berkelanjutan. Untuk
mencapai tujuan tersebut, maka komoditas harus dikembangkan pada lahan yang sesuai
sehingga produksi tanaman optimal dan sistem pertaniannya berkelanjutan. Pada umumnya
setiap tanaman mempunyai syarat tumbuh yang spesifik untuk berproduksi secara optimal,
sehingga suatu wilayah kemungkinan hanya sesuai untuk satu atau beberapa komoditas.
Metode yang digunakan dalam menentukan kesesuaian tanaman untuk suatu wilayah dapat
dilakukan dengan sistem pencocokan (matching) antara karakteristik lahan dan persyaratan
tumbuh tanaman, untuk menentukan klas kesesuaian lahan berdasarkan adanya karakteristik
lahan yang menjadi faktor minimum atau penghambat terbesar (maximum limitation factor)
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman.
Dari penentuan kesesuaian lahan maka akan diperoleh klas kesesuaian lahan S1
(Sangat Sesuai), S2 (Cukup Sesuai), S3 (Sesuai Marjinal) dan N (Tidak Sesuai) (Djaenudin,
dkk 2003). Berdasarkan metode tersebut maka semua desa yang ada di Kecamatan Bancak,
92
Kecamatan Bringin, Kecamatan Getasan, Kecamatan Jambu, Kecamatan Kaliwungu,
Kecamatan Pringapus, Kecamatan Sumowono, Kecamatan Suruh, Kecamatan Susukan,
Kecamatan Tuntang, Kecamatan Ungaran Barat dan Kecamatan Ungaran Timur memiliki
lahan dengan klas kesesuaian N (Tidak Sesuai) untuk pengembangan tanaman gandum
varietas Dewata. Sementara itu beberapa desa yang ada di Kecamatan Ambarawa, Kecamatan
Bawen, Kecamatan Bandungan, Kecamatan Banyubiru, Kecamatan Bergas, Kecamatan
Pabelan, Kecamatan Tengaran memiliki lahan dengan klas kesesuaian S3 (Sesuai Marginal)
untuk pengembangan tanaman gandum varietas Dewata. Uraian lebih detail untuk klas
kesesuaian lahan untuk pengembangan tanaman gandum varietas Dewata adalah sebagai
berikut:
4.2.1 Kesesuaian Tanaman Gandum varietas Dewata di Kecamatan Ambarawa
Kecamatan Ambarawa memiliki 9 desa, dari hasil analisis matching antar karakteristik
lahan dan persyaratan tumbuh tanaman, tamanan gandum varietas Dewata (Djaenudin dkk,
2003) disajikan pada Tabel 21. maka Desa Bejalen, Kupang, Lodoyong, Ngampin, Panjang,
Pojoksari dan Tambakboyo mempunyai klas kesesuaian S3, sedangkan Desa Baran dan
Pasekan memiliki klas kesesuaian N. Menurut Sys et al (1991), bahwa wilayah dengan klas
kesesuaian S1 maka tanaman yang dikembangkan (produktivitas berkisar dari 100–80% dari
potensi genetis), sedangkan klas kesesuaian S2 (produktivitas berkisar 80-60% dari potensi
genetis), untuk klas kesesuaian S3 (produktivitas berkisar 60-40%). Demikian halnya klas
kesesuaian N (produktivitas <40% dari potensi genetis), sehingga dapat dikatakan
membudidayakan komoditas tersebut untuk keperluan komersil tidak layak secara ekonomis
yang artinya tidak menguntungkan (Hidayah, 2010).
Kesesuaian tanaman gandum varietas Dewata di Kecamatan Ambarawa, untuk lebih
detailnya dapat dilihat pada Gambar 2.
93
Gambar 2. Peta Kesesuaian Gandum Varietas Dewata di Kecamatan Ambarawa
94
Tabel 21. Kesesuaian Tanaman Gandum varietas Dewata di Kecamatan Ambarawa
Desa
Temperatur Ketersediaan
air
Ketersediaan
Oksigen Media Perakaran Retensi Hara Kesuburan
Bahaya
Erosi Penentuan
Klas
Kesesuaian
Lahan
Temp
rerata
⁰C
Ketinggian
(m dpl)
Curah
Hujan
(mm/tahun)
Kondisi
Drainase Klas Tekstur
Kedalaman
Solum (cm)
KTK
me/100 pH H2O
C-org
%
N
(% N)
P
(mg/100
P2O5)
K
(mg/100
K2O)
Lereng %
Baran 23.15-
24.05/S2 550-700/S1 1500-2500/N BAIK/S1
halus, agak
halus,
sedang,agak kasar/S1,S3
>75,
DALAM/S1 19,65/S1 5,83/S2 1,64/S1 0,17/S2 56,73/S1 48,94/S1
0-
25/S1,S2,S3 N
Bejalen 24.5/S2 475-525/S1 1500-2000/S3 BAIK/S1
halus, agak
halus,
sedang/S1
>75,
DALAM/S1 39.67/S1 5.54/S3 1.84/S1 0.19/S2 59.37/S1 67.22/S1 0-8/S1
S3
Kupang 24.05-
24.50/S2 475-550/S1 1500-2000/S3 BAIK/S1
halus, agak
halus,
sedang/S1
>75, DALAM/S1
25.11/S1 5.75/S2 1.61/S1 0.18/S2 58.47/S1 67.15/S1 0-8/S1 S3
Lodoyong 24.35-
24.50/S2 475-500/S1 1500-2000/S3 BAIK/S1
halus, agak halus,
sedang/S1
>75,
DALAM/S1 39.67/S1 5.54/S3 1.84/S1 0.19/S2 59.37/S1 67.22/S1 0-8/S1
S3
Ngampin 23.45-
24.50/S2 475-650/S1 1500-2000/S3 BAIK/S1
halus, agak halus, sedang,
agak
kasar/S1,S3
>75,
DALAM/S1 26.32/S1 5.73/S2 1.70/S1 0.18/S2 57.61/S1 55.03/S1
0-
25/S1,S2,S3 S3
Panjang 23.45-
24.50/S2 475-600/S1 1500-2000/S3 BAIK/S1
halus, agak halus, sedang,
agak
kasar/S1,S3
>75,
DALAM/S1 26.32/S1 5.73/S2 1.70/S1 0.18/S2 57.61/S1 55.03/S1
0-
25/S1,S2,S3
S3
Pasekan 21.95-
23.60/S2 625-900/S1 1500-3000/N BAIK/S1
halus, agak
halus, sedang,
agak kasar/S1,S3
>75,
DALAM/S1 19.65/S1 5.83/S2 1.64/S1 0.17/S2 56.725/S1 48.94/S1
0-
25/S1,S2,S3 N
Pojoksari 24.2/S2 475-500/S1 1500-2000/S3 BAIK/S1
halus, agak
halus, sedang, agak
kasar/S1,S3
>75, DALAM/S1
19,65/S1 5,83/S2 1,64/S1 0,17/S2 56,73/S1 48,94/S1 0-8/S1 S3
Tambakboyo 24.20-
24.50/S2 475-525/S1 1500-2000/S3 BAIK/S1
halus, agak
halus, sedang/S1
>75,
DALAM/S1 39.67/S1 5.54/S3 1.84/S1 0.19/S2 59.37/S1 67.22/S1 0-15/S1,S2
S3
Sumber: Hasil Analisis
95
Desa Bejalen, Kupang, Lodoyong, Ngampin, Panjang, Pojoksari dan Tambakboyo
memiliki klas kesesuaian S3 untuk pengembangan tanaman gandum varietas Dewata
dikarenakan adanya faktor pembatas maksimum pada curah hujan, tekstur, pH dan kelerengan.
Rata-rata curah hujan per tahun di desa tersebut sebesar 1500-2000 mm/tahun, dimana curah
hujan diatas standart kesesuaian dari tanaman gandum (350-1250 mm/tahun)
Dari ZAE Kecamatan Ambarawa Tabel 2. maka daerah dengan curah hujan 1500–
2000 mm/tahun merupakan daerah dengan kriteria subzona Lembab (Y). Nielsen (1995)
menyatakan bahwa daerah yang lembab, terdapat permasalahan pada kurangnnya pencahayaan
sehingga proses fotosintesis, pembungaan dan pengisian biji pada bulir gandum tidak optimal.
Kelembaban yang tinggi juga akan memacu tingginya serangan penyakit tanaman (Anonim,
2012). Oleh karena itu dengan curah hujan dan kelembaban udara yang tinggi akan
menjadikan pertumbuhan dan hasil tanaman gandum varietas Dewata akan menjadi kurang
optimal.
Faktor pembatas lain pada klas kesesuaian S3 adalah nilai pH tanah <5,6 sehingga
tanah di Desa Bejalen, Kupang, Lodoyong, Ngampin, Panjang, Pojoksari, Tambakboyo
termasuk dalam harkat tanah Agak Masam. Peningkatan pH pada tanah tersebut dapat
dilakukan, antara lain dengan penambahan bahan kapur maka tanah dengan nilai pH <5,6 klas
kesesuaian S3 dapat diubah menjadi klas S2. Disamping itu, faktor pembatas lainnya yaitu
Tekstur tanah (klas tekstur Agak Kasar). Tanah dengan Tekstur Agak Kasar akan
mempengaruhi perkembangan akar tanaman. Hal ini dikarenakan tanah dengan Tekstur Agak
Kasar biasanya sulit menahan air, menjadikan tanaman gandum kekeringan (Hardjowigeno,
2007).
Kelerengan sebesar 16-40% juga menjadi faktor pembatas pada klas kesesuaian S3 di
Desa Bejalen, Kupang, Lodoyong, Ngampin, Panjang, Pojoksari dan Tambakboyo.
Berdasarkan ZAE pada Tabel 1.1 maka lahan dengan kelerengan 16-40% masuk dalam Zona
II yaitu daerah dengan fisiografi berbukit dan lereng curam sehingga lahan demikian memiliki
bahaya erosi yang cukup tinggi dan mengakibatkan kesuburan tanah semakin menurun bila
tidak disertai dengan tindakan konservasi yang baik. Dengan manajemen yang baik melalui
tindakan konservasi maka lahan dengan kelerengan 16-40% klas kesesuaian S3 dapat diubah
menjadi klas kesesuaian S2. Tindakan manajeman yang dapat dilakukan dengan pembuatan
terassering dan pembuatan saluran drainase untuk mengatasi atau mengontrol kelebihan air
(run off) akibat curah hujan yang tinggi (Anonim, 2012).
96
Dari sisi karakteristik lahan untuk drainase, kandungan P, K dan nilai KTK
menunjukkan bahwa di semua desa memiliki klas kesesuaian S1 untuk pengembangan
tanaman gandum varietas Dewata. Kondisi drainase yang Baik, sehingga di sekitar perakaran
tanaman (rizofer) akan memiliki oksigen dan kadar air tanah yang tersedia untuk menopang
perkembangan perakaran. Rata-rata kedalaman solum >75cm (Solum dalam) sehingga akan
menjadikan perakaran mampu berkembang dengan baik. Nilai KTK (Kapasitas Tukar Kation)
tanah >16 me/100 gram, dimana tanah demikian akan mampu melakukan jerapan dan
pelepasan (pertukaran) ion hara dengan baik sehingga ketersediaan unsur hara menjadi baik
pula. Kondisi demikian ditunjang dari kandungan Posphat Total yang tinggi atau pada kisaran
nilai 56,73 - 59,37 mg/100 serta Kalium Total pada kisaran 48,94 - 67,22 mg/100 sehingga
ketersediaan Phospat dan Kalium tanah sangat baik untuk tanaman gandum varietas Dewata.
Namun demikian untuk kandungan Nitrogen Total berada dalam klas kesesuaian S2. Oleh
karena itu pada tanah-tanah di Desa Bejalen, Kupang, Lodoyong, Ngampin, Panjang,
Pojoksari dan Tambakboyo harus dilakukan pemupukan nitrogen.
Untuk pengembangan tanaman gandum varietas Dewata, Desa Baran dan Pasekan
memiliki klas kesesuaian N. Faktor pembatas utama pada klas kesesuaian N adalah tingginya
curah hujan yaitu sebesar 1500-3000 mm per tahun, dimana curah hujan tersebut diatas
standart kesesuaian dari tanaman gandum. Tingginya curah hujan tahunan di Desa Baran dan
Pasekan akan menjadikan daerah tersebut akan memiliki pencahayaan matahari yang rendah
serta kelembaban yang tinggi. Tanaman gandum tidak tahan tumbuh pada kondisi
kelembaban tinggi, hal ini dikarenakan pembungaan, pengisi biji dan kesehatan tanaman
sangat dipengaruhi oleh kondisi pencahayaan matahari, suhu udara, serta kelembaban udara.
Curah hujan yang tinggi dan kondisi yang lembab/basah menjadikan hasil produksi gandum
menurun. Faktor iklim salah satu karakteristik lahan yang sulit untuk dilakukan modifikasi.
Oleh karena itu di Desa Baran dan Pasekan yang memiliki klas kesesuaian N akan sangat sulit
untuk dilakukan modifikasi sehingga klas kesesuaiaan lahan hanya menjadi S3.
4.2.2 Kesesuaian Tanaman Gandum varietas Dewata di Kecamatan Bawen
Dari hasil analisis matching antara karakteristik lahan dan persyaratan tumbuh tanaman
gandum, maka terdapat empat klas kesesuaian yaitu S1, S2, S3, dan N. Kecamatan Bawen
memiliki 9 desa, yang disajikan pada Tabel 22. yaitu Desa Doplang, Poncoruso, dan Samban
memiliki klas kesesuaian S3 untuk pengembangan tanaman gandum varietas Dewata
97
dikarenakan adanya faktor pembatas maksimum pada curah hujan, pH dan kelerengan. Rata-
rata curah hujan per tahun sebesar 1500-3000 mm, dimana curah hujan tersebut diatas standart
kesesuaian dari tanaman gandum.
Klas kesesuaian N terdapat di Desa Asinan, Bawen, Harjosari, Kandangan,
Lemahireng dan Polisiri yang memiliki faktor pembatas yaitu tingginya curah hujan yaitu
sebesar 1500-3000 mm per tahun, dimana curah hujan tersebut diatas standart kesesuaian dari
tanaman gandum. Tingginya curah hujan tahunan akan berpengaruh terhadap usaha pertanian
dan merupakan faktor penghambat utama disamping faktor yang lainnya.
Pada Gambar 3. dapat dilihat lebih detail kesesuaian tanaman gandum varietas Dewata
di Kecamatan Bawen.
Gambar 3. Peta Kesesuaian Gandum Varietas Dewata di Kecamatan Bawen
98
Tabel 22. Kesesuaian Tanaman Gandum varietas Dewata di Kecamatan Bawen
Desa
Temperatur Ketersediaan
air
Ketersediaan
Oksigen Media Perakaran Retensi Hara Kesuburan
Bahaya
Erosi Penentuan
Klas
Kesesuaian
Lahan
Temp
rerata
⁰C
Ketinggian
(m dpl)
Curah
Hujan
(mm/tahun)
Kondisi
Drainase
Klas
Tekstur
Kedalaman
Solum (cm)
KTK
me/100
pH
H2O
C-org
%
N
(% N)
P
(mg/100
P2O5)
K
(mg/100
K2O)
Lereng %
Asinan 23.90-
24.50/S2 475-575/S1
1500-3000/S3 N
baik,buruk/S3,S1
halus,
agak halus,
sedang/S1
>75, dalam/S1
39.67/S1 5.54/S3 1.84/S1 0.19/S2 59.37/S1 67.22/S1 0-25/S3, S2, S1
N
Bawen 23.75-
24.65/S2 450-600/S1
1500-3000/S3
N Baik/S1
halus, agak
halus,
sedang/S1
>75,
dalam/S1 21.06/S1 5.63/S2 1.69/S1 0.18/S2 58.63/S1 70.06/S1
0-25/S3,
S2, S1 N
Doplang 23.45-
24.05/S2 550-650/S1 1500-2000/S3 Baik/S1
halus, agak
halus,
sedang/S1
>75,
dalam/S1 39.67/S1 5.55/S3 1.58/S1 0.17/S2 58.47/S1 67.15/S1
0-25/S3,
S2, S1
S3
Harjosari 22.70-
24.50/S1,
S2
475-775/S1 1500-
2500/S3, N Baik/S1
halus,
agak
halus, sedang/S1
>75,
dalam/S1 21.06/S1 5.63/S2 1.69/S1 0.18/S2 58.63/S1 70.06/S1
0-40/S3,
S2, S1
N
Kandangan 24.05-26/S2
225-550/S3, S1
2000-3000/N Baik/S1
halus,
agak halus,
sedang/S1
>75, dalam/S1
20.17/S1 5.56/S2 1.61/S1 0.17/S2 58.47/S1 73.03/S1 0-25/S3, S2, S1
N
Lemahireng 23.90-
25.40/S2 325-
575/S2, S1 2000-2500/N Baik/S1
halus,
agak halus,
sedang/S1
>75, dalam/S1
21.06/S1 5.63/S2 1.69/S1 0.18/S2 58.63/S1 70.06/S1 0-25/S3, S2, S1
N
Polosiri 24.50-
25.85/S2
250-
475/S2, S1
1500-
2500/S3, N Baik/S1
halus, agak
halus,
sedang/S1
>75,
dalam/S1 20.51/S1 5.70/S2 1.64/S1 0.18/S2 58.48/S1 28.98/S1
0-25/S3,
S2, S1
N
Poncoruso
22.85-
23.90/
S1, S2
575-750/S1 1500-2000
S3/ Baik/ S1
halus, agak
halus,
sedang/ S1
>75, dalam/S1
12.63/ S1
5.56/ S3
1.32/ S1
0.14/ S2
57.56/ S1
67.08/ S1
0-25/S3, S2, S1
S3
Samban 23.90-
24.35/S2 500-575/S1 1500-2000/S3 Baik/S1
halus,
agak
halus,
sedang/S1
>75,
dalam/S1 12.63/S1 5.56/S3 1.32/S1 0.14/S2 57.56/S1 67.08/S1
0-15/S2,
S1
S3
Sumber: Hasil Analisis
99
Berdasarkan ZAE Tabel 6. maka daerah dengan curah hujan 1500 – 3000 mm/tahun
daerah dengan kriteria subzona Lembab (Y), dimana daerah tersebut waktu penanaman
gandum dipengaruhi oleh distribusi hujan, dimana pada kondisi pengisian bulir/bulir masak,
curah hujan harus rendah (Venkataraman, 1992). Kelembaban yang tinggi juga akan memacu
tingginya serangan penyakit tanaman. Oleh karena itu dengan curah hujan dan kelembaban
udara yang tinggi akan menjadikan pertumbuhan dan hasil tanaman gandum varietas Dewata
akan menjadi kurang optimal.
Faktor pembatas lain pada klas kesesuaian S3 adalah nilai pH tanah <5,6 sehingga
tanah di Desa Asinan, Doplang, Poncoruso dan Samban termasuk dalam harkat tanah Agak
Masam. Nilai pH tanah akan mempengaruhi retensi dan ketersediaan unsur hara (Subardja,
2005). Ketersediaan dan retensi unsur hara tinggi akan optimal pada tanah dengan nilai pH 6-
7 ( Hanafiah, 2005). Melalui tindakan pengapuran maka tanah dengan nilai pH <5,6 Klas
Kesesuaian S3 dapat diubah menjadi klas S2. Kelerengan sebesar 16-40% juga menjadi faktor
pembatas pada klas kesesuaian S3 di Desa Asinan, Bawen, Doplang, Harjosari, Kandangan,
Lemahireng, Polisiri, Poncoruso dan Samban. Berdasarkan ZAE Tabel 4.5 maka lahan dengan
kelerengan tersebut masuk dalam Zona II yaitu daerah dengan fisiografi berbukit dan lereng
curam, dimana lahan yang demikian sangat berpengaruh kemungkinan bahaya erosi dan
mudah tidaknya untuk mekanisasi pertanian. Melalui manajemen yang baik melalui tindakan
konservasi maka lahan dengan kelerengan 16-40% klas kesesuaian S3 dapat diubah menjadi
klas kesesuaian S2. Tindakan yang dapat dilakukan adalah pembuatan terasering dan
pembuatan saluran drainase untuk mengatasi atau kontrol kelebihan air akibat curah hujan
yang tinggi (Anonim, 2012).
Dari sisi karakteristik lahan untuk drainase, kandungan Phospat, Kaliun dan nilai KTK
menunjukkan bahwa semua desa di Kecamatan Bawen memiliki klas kesesuaian S1 untuk
pengembangan tanaman gandum varietas Dewata. Kondisi drainase yang ada berada dalam
klas Baik, sehingga di sekitar perakaran tanaman memiliki oksigen dan kadar air tanah yang
tersedia untuk menopang perkembangan perakaran. Rata-rata kedalaman solum >75cm (solum
dalam) sehingga akan menjadikan perakaran mampu berkembang dengan baik. Nilai KTK
(Kapasitas Tukar Kation) tanah >16 me/100 gram, dimana tanah demikian akan mampu
melakukan jerapan dan pelepasan (pertukaran) ion hara dengan baik sehingga ketersediaan
unsur hara menjadi baik pula. Kondisi demikian ditunjang dari kandungan Posphat Total yang
tinggi atau pada kisaran nilai 56,73 - 59,37 mg/100 serta Kalium Total pada kisaran 48,94 -
100
67,22 mg/100 sehingga ketersediaannya pada tanah sangat baik untuk tanaman gandum
varietas Dewata. Untuk kandungan Nitrogen Total berada dalam klas kesesuaian S2. Dengan
penambahan pupuk nitrogen tanah di Desa Asinan, Bawen, Doplang, Harjosari, Kandangan,
Lemahireng, Polisiri, Poncorusu, dan Samban dapat meningkatkan klas kesesuaian S2 menjadi
S1.
Badan Litbang Pertanian (2012) menyatakan bahwa tanaman gandum akan
mengalami kerusakan bulir jika selama masa pematangan bulir curah hujan > 200 mm/bulan,
dan bulir gandum yang berada dalam kondisi kelembaban tinggi akan terserang penyakit atau
bila bulir tersebut sudah masuk pada fase masak fisiologi maka bulir gandum mampu
berkecambah di tangkai gandum. Dengan demikian Desa Asinan, Bawen, Harjosari,
Kandangan, Lemahireng dan Polisiri yang memiliki klas kesesuaian N karena faktor iklim
salah satu karakteristik lahan yang sulit untuk dilakukan modifikasi sehingga klas kesesuaiaan
lahan hanya menjadi S3.
4.2.3 Kesesuaian Tanaman Gandum varietas Dewata di Kecamatan Bandungan
Berdasarkan analisis matching antara persyaratan tumbuh tanaman dengan
karakteristik lahan maka Kecamatan Bandungan yang memiliki 10 desa tertera pada Tabel 23.
bahwa Desa Jimbaran dan Mlilir mempunyai klas kesesuaian S3, sedangkan Desa Bandungan,
Banyukuning, Candi, Duren, Jetis, Kenteng, Pakopen dan Sidomukti tergolong klas
kesesuaian N.
Gambar 4. Peta Kesesuaian Gandum Verietas Dewata di Kecamatan Bandungan
101
Tabel 23. Kesesuaian Tanaman Gandum varietas Dewata di Kecamatan Bandungan
Sumber: Hasil Analisis
Desa
Temperatur Ketersediaan
air
Ketersediaan
Oksigen Media Perakaran Retensi Hara Kesuburan Bahaya Erosi Penentuan
Klas
Kesesuaian
Lahan
Temp
rerata
⁰C
Ketinggian
(m dpl)
Curah
Hujan
(mm/tahun)
Kondisi
Drainase
Klas
Tekstur
Kedalaman
Solum (cm)
KTK
me/100
pH
H2O
C-org
%
N
(% N)
P
(mg/100
P2O5)
K
(mg/100
K2O)
Lereng %
Bandungan 15.80-
22.85/S1 700-
1925/S3,S1 2000-3000/N BAIK/S1
halus, agak halus,
sedang,
agak kasar/S1,S3
>75, DALAM/S1
17.27/S1 5.67/S2 2.43/S1 0.22/S2 57.25/S1 69.60/S1 0-
>40/N,S3,S2,S1 N
Banyukuning 21.20-
22.25/S1
800-
1025/S1
2500-3000
dan >3000/N BAIK/S1
halus, agak
halus,
sedang,
agak
kasar/S1,S3
>75,
DALAM/S1 14.53/S2 5.75/S2 1.34/S1 0.16/S2 56.73/S1 48.94/S1 0-25/S3,S2,S1
N
Candi 15.65-
21.95/S1 900-
1950/S1,S3 2500-3000/N BAIK/S1
halus, agak
halus,
sedang/S1
>75, DALAM/S1
18.81/S1 5.66/S2 2.71/S1 0.25/S2 57.94/S1 89.00/S1 0-25/S1,S2,S3 N
Duren 21.20-
23.15/S1
700-
1025/S1
1500-
3000/S3,N BAIK/S1
halus, agak halus,
sedang/S1
>75,
DALAM/S1 18.81/S1 5.66/S2 2.71/S1 0.25/S2 57.94/S1 89.00/S1 0-25/S3,S2,S1 N
Jetis 22.25-
23.30/S1 675-850/S1
1500-2500S3,N
BAIK/S1
halus, agak halus,
sedang,
agak kasar/S1,S3
>75, DALAM/S1
14.53/S2 5.75/S2 1.34/S1 0.16/S2 56.73/S1 48.94/S1 0-25/S3,S2,S1 N
Jimbaran
22.40-
23.45/
S1
650-825/ S1
1500-2000/ S3
BAIK/ S1
halus, agak
halus,
sedang/ S1
>75,
DALAM/
S1
18.81/ S1
5.66/ S2
2.71/ S1
0.25/ S2
57.94/ S1
89.00/ S1
0-15/ S2,S1 S3
Kenteng
15.50-
22.85/
S1
750-1975/ S1 S3
2000-3000/ N BAIK/ S1
halus, agak
halus,
sedang/ S1
>75,
DALAM/
S1
18.81/ S1
5.66/ S2
2.71/ S1
0.25/ S2
57.94/ S1
89.00/ S1
0-25/ S3,S2,S1 N
Mlilir 22.85-23.75/
S1
600-750/
S1
1500-2000/
S3 BAIK/ S1
halus, agak halus,
sedang/ S1
>75, DALAM/
S1
14.86/
S2
5.78/
S2
0.79/
S1
0.15/
S2
57.56/
S1
67.08/
S1
15-25/
S3,S2,S1
S3
Pakopen 20.30-23.90/
S1
575-1175/
S1
1500-2500/
S3 N BAIK/ S1
halus, agak halus,
sedang/ S1
>75, DALAM/
S1
20.38/
S1
5.70/
S2
2.44/
S1
0.24/
S2
58.27/
S1
84.63/
S1 0-25/ S3,S2,S1
N
Sidomukti 15.80-22.55/
S1
800-1925/
S1 S3 2000-3000/ N BAIK/ S1
halus, agak halus,
sedang/ S1
>75, DALAM/
S1
22.75/
S1
5.53/
S3
4.62/
S1
0.34/
S2
58.31/
S1
110.91/
S1 0-25/ S3,S2,S1
N
102
Berdasarkan ZAE Tabel 4. maka daerah dengan curah hujan 1500–3000 mm/tahun
daerah termasuk dalam kriteria subzona Lembab (Y). Kondisi kelembaban yang tinggi
menyebabkan biji berkecambah pada malai sebelum panen, sehingga mengurangi kualitas dan
nilai gizi biji gandum (Thomason, 2009) juga akan memacu tingginya serangan penyakit
tanaman. Oleh karena itu dengan curah hujan dan kelembaban udara yang tinggi menjadikan
pertumbuhan dan hasil tanaman gandum varietas Dewata tidak cocok dikembangkan di daerah
tropis.
Faktor pembatas lain pada klas kesesuaian S3 adalah nilai pH tanah <5,6 sehingga
tanah di Desa Asinan, Doplang, Poncoruso dan Samban termasuk dalam harkat tanah Agak
Masam. Nilai pH tanah akan mempengaruhi retensi dan ketersediaan unsur hara (Subardja,
2005). Ketersediaan dan retensi unsur hara tinggi akan optimal pada tanah dengan nilai pH 6-
7 ( Hanafiah, 2005). Melalui tindakan pengapuran maka tanah dengan nilai pH <5,6 (Klas
Kesesuaian S3) dapat diubah menjadi kelas S2. Kelerengan sebesar 16-40% juga menjadi
faktor pembatas pada klas kesesuaian S3 di Desa Mlilir. Berdasarkan ZAE (Tabel 4.3) maka
lahan dengan kelerengan tersebut masuk dalam Zona II yaitu daerah dengan fisiografi
berbukit berlereng curam, lahan demikian memiliki bahaya erosi yang cukup tinggi sehingga
akan menjadikan kesuburan tanah semakin menurun bila tidak disertai dengan tindakan
konservasi yang baik. Melalui manajemen pembuatan terassering yang baik maka lahan
dengan kelerengan 16-40% klas kesesuaian S3 dapat diubah menjadi klas kesesuaian S2.
Dari sisi karakteristik lahan untuk drainase, kandungan Phospat, Kalium dan nilai
KTK menunjukkan bahwa semua desa di Kecamatan Bandungan memiliki klas kesesuaian S1
untuk pengembangan tanaman gandum varietas Dewata. Kondisi drainase yang ada berada
dalam klas Baik, sehingga di sekitar perakaran tanaman akan memiliki oksigen dan kadar air
tanah yang tersedia untuk menopang perkembangan perakaran. Rata-rata kedalaman solum
>75cm (solum dalam) sehingga akan menjadikan perakaran mampu berkembang dengan baik.
Nilai KTK (Kapasitas Tukar Kation) tanah >16 me/100 gram, dimana tanah demikian akan
mampu melakukan jerapan dan pelepasan (pertukaran) ion hara dengan baik sehingga
ketersediaan unsur hara menjadi baik pula. Kondisi demikian ditunjang dari kandungan
Posphat Total yang tinggi atau pada kisaran nilai 56,73 - 59,37 mg/100 serta Kalium Total
pada kisaran 48,94 - 67,22 mg/100 sehingga ketersediaan Phospat dan Kalium tanah sangat
baik untuk tanaman gandum varietas Dewata. Namun demikian untuk kandungan Nitrogen
103
Total berada dalam klas kesesuaian S2, oleh karena itu tanah-tanah harus dilakukan
pemupukan nitrogen.
Untuk pengembangan tanaman gandum varietas Dewata maka Desa Bandungan,
Banyukuning, Candi, Duren, Jetis, Kentengm Pakopen dan Sidomukti memiliki klas
kesesuaian N. Faktor pembatas utama adalah tingginya curah hujan yaitu sebesar 1500-3000
mm per tahun, dimana curah hujan tersebut diatas standart kesesuaian dari tanaman gandum.
Tingginya curah hujan tahunan akan menjadikan daerah tersebut akan memiliki pencahayaan
matahari yang rendah serta kelembaban yang tinggi. Tanaman gandum tidak tahan tumbuh
pada kondisi kelembaban tinggi, hal ini dikarenakan pembungaan, pengisi biji dan kesehatan
tanaman sangat dipengaruhi oleh kondisi pencahayaan matahari, suhu udara serta kelembaban
udara. Curah hujan yang tinggi menjadikan hasil produksi gandum menurun (Usman, 2012).
Faktor iklim adalah salah satu karakteristik lahan yang sulit untuk dilakukan modifikasi. Oleh
karena itu di desa yang memiliki klas kesesuaian N akan sangat sulit untuk dilakukan
modifikasi sehingga klas kesesuaiaan lahan hanya dapat menjadi S3.
4.2.4 Kesesuaian Tanaman Gandum varietas Dewata di Kecamatan Banyubiru
Kesesuaian lahan adalah kecocokan suatu lahan untuk penggunaan tertentu, dimana
untuk menentukan kesesuaian lahan didasarkan pada karakteristik lahan. Karakteristik lahan
adalah sifat lahan yang dapat diukur atau diestimasi, adapun karakteristik lahan yang umum
digunakan untuk menilai klas kesesuaian untuk komoditas tanaman adalah curah hujan,
kelembaban, temperatur, kandungan hara, resistensi hara, gambut, toksisitas, sulfidik,
drainase, tekstur, kedalaman efektif, kerikil-batuan dan bahaya erosi dan banjir (FAO, 1983
dan Djaenudin dkk, 2003).
Kecamatan Banyubiru memiliki 10 desa, berdasarkan analisis matching (Djaenudin
dkk, 2003) untuk menentukan kesesuaian tamanan gandum varietas Dewata yang tertera pada
Tabel 24. maka Desa Kebondowo dan Ngrapah mempunyai klas kesesuaian S3 (Sesuai
Marjinal), sedangkan Desa Banyubiru, Gedong, Kebumen, Kemambang, Rowoboni,
Sepakung, Tegaron dan Wirogomo tergolong klas kesesuaian N (Tidak Sesuai).
104
Lebih detailnya kesesuaian tanaman gandum Dewata di Kecamatan Banyubiru pada
Gambar 5 dibawah ini:
Gambar 5. Peta Kesesuaian Gandum di Kecamatan Banyubiru
105
Tabel 24.Kesesuaian Tanaman Gandum varietas Dewata di Kecamatan Banyubiru
Desa
Temperatur Ketersediaan
air
Ketersediaan
Oksigen Media Perakaran Retensi Hara Kesuburan Bahaya Erosi Penentuan
Klas
Kesesuaian
Lahan
Temp
rerata
⁰C
Ketinggian
(m dpl)
Curah
Hujan
(mm/tahun)
Kondisi
Drainase
Klas
Tekstur
Kedalaman
Solum (cm)
KTK
me/100
pH
H2O
C-org
%
N
(% N)
P
(mg/100
P2O5)
K
(mg/100
K2O)
Lereng %
Banyubiru
21.05-
24.50/
S1 S3
475-1050/ S1
1500-3000/ S3 N
BAIK/ S1
halus, agak
halus, sedang,agak
kasar/ S3,S1
>75, dalam/ S1
23.86/ S1
5.68/ S2
1.62/ S1
0.16/S2 57.37/
S1 53.77/
S1 0->40/ N S3
S2 S1
N
Gedong 20.30-24.20/
S1 S2
525-1175/
S1 2500-3000/ N BAIK/ S1
halus, agak halus,
sedang/ S1
>75, dalam/
S1
20.23/
S1
5.66/
S2
2.88/
S1
0.23/
S2
57.59/
S1
87.10/
S1
0->40/ N S3
S2 S1 N
Kebondowo 21.65-24.50/
S1 S2
475-950/
S1
1500-2000/
S3 BAIK/ S1
halus, agak
halus,
sedang, agak kasar/ S3, S1
>75,
dalam/S1
20.96
S1
5.67/
S2
1.61/
S1
0.16/
S2
57.53/
S1
60.81/
S1
0-25/
S3,S2,S1 S3
Kebumen 23.90-
24.50/S2 475-1175/
S1 2000-3000/ N BAIK/ S1
halus, agak
halus,
sedang/ S1
50-75,
sedang, >75
sedang/ S1
17.57/ S1
5.65/ S2
2.44/ S1
0.21/ S2
57.73/ S1
85.38/ S1
0->40/ N S3 S2 S1
N
Kemambang
20.75-
23.90/
S1 S2
575-1100/ S1
1500-3000/ S3 N
BAIK/ S1
halus, agak
halus,
sedang/ S1
50-75, sedang/ S1
17.71/ S1
5.79/ S2
1.14/ S1
0.12/ S2
56.86/ S1
63.29/ S1
0->40/ N S3 S2 S1
N
Ngrapah
22.85-
24.50/ S1 S2
475-750/
S1
1500-2000/
S3 BAIK/ S1
halus, agak halus,
sedang, agak
kasar/ S3, S1
>75, dalam/
S1
23.86/
S1
5.68/
S2
1.62/
S1
0.16/
S2
57.37/
S1
53.77/
S1
0-25/
S3,S2,S1 S3
Rowoboni 23.30-24.50/
S2
475-625/
S1
1500-2500/
S3 N BAIK/ S1
halus, agak
halus,
sedang, agak kasar/ S3 S1
>75, dalam/
S1
22.04/
S1
5.63/
S2
1.76/
S1
0.17/
S2
57.76/
S1
59.99/
S1
0-25/
S3,S2,S1 N
Sepakung
16.40-
23.30/
S1 S2
675-1825/ S1
2500-3000/ N BAIK/ S1
halus, agak
halus,
sedang/ S1
50-75, sedang/ S1
20.23/ S1
5.66/ S2
2.88/ S1
0.23/ S2
57.59/ S1
87.10/ S1
0->40/ N S3 S2 S1
N
Tegaron
20.15-
24.50/
S1 S2
475-1200/ S1
2000-3000/ N BAIK/ S1
halus, agak
halus,
sedang/ S1
50-75,
sedang >75
dalam/ S1
14.99/ S2
5.71/ S2
1.35/ S1
0.14/ S2
57.44/ S1
72.62/ S1
0->40/ N S3 S2 S1
N
Wirogomo
18.95-
23.15/
S1 S2
700-1400/ S1 S2
2500-3000/ N BAIK/ S1
halus, agak
halus,
sedang/ S1
50-75, sedang/ S1
17.71/ S1
5.79/ S2
1.14/ S1
0.12/ S2
56.86/ S1
63.29/ S1
0->40/ N S3 S2 S1
N
Sumber: Hasil Analisis
106
Di Kecamatan Banyubiru, bahwa Desa Kebondowo, Ngrapah memiliki klas kesesuaian
S3 untuk pengembangan tanaman gandum varietas Dewata dikarenakan adanya faktor
pembatas maksimum pada curah hujan, tekstur, dan kelerengan. Rata-rata curah hujan per
tahun sebesar 1500-3000 mm, dimana curah hujan tersebut diatas standart kesesuaian dari
tanaman gandum. Berdasarkan ZAE Tabel 5. maka daerah dengan curah hujan 1500 – 3000
mm/tahun adalah daerah dengan kriteria sub zona Lembab (Y), Kelembaban yang tinggi juga
akan memacu tingginya serangan penyakit tanaman (Anonim, 2012). Oleh karena itu dengan
curah hujan dan kelembaban udara yang tinggi, pertumbuhan dan hasil tanaman gandum
varietas Dewata akan menjadi kurang optimal.
Faktor pembatas lain pada klas kesesuaian S3 adalah nilai Tekstur tanah yang ada
masuk dalam klas tekstur Agak Kasar. Tanah dengan Tekstur Agak Kasar akan mempengaruhi
perkembangan akar tanaman. Hal ini dikarenakan tanah dengan Tekstur Agak Kasar
biasanya sulit menahan air, menjadikan tanaman gandum kekeringan. Dari sisi Kelerengan
sebesar 16-40% juga menjadi faktor pembatas pada klas kesesuaian S3 di Desa Kebondowo
dan Ngrapah. Tabel 4.4 menunjukkan bahwa lahan dengan kelerengan 16-40% masuk dalam
Zona II yatu daerah dengan fisiografi berbukit berlereng curam, dimana lahan demikian
memiliki bahaya erosi yang cukup tinggi sehingga membuat kesuburan tanah semakin
menurun bila tidak disertai dengan tindakan konservasi yang baik. Dengan pembuatan
terassering dan pembuatan saluran drainase maka lahan dengan kelerengan 16-40% klas
kesesuaian S3 dapat diubah menjadi klas kesesuaian S2.
Berdasarkan keadaan temperatur beberapa desa tergolong memikili suhu yang tinggi
antara 23,15-24,500C, dimana suhu tinggi dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas selama
pengisian bulir gandum terjadi setelah proses pembungaan. Jadi suhu optimum untuk
pertumbuhan dan perkembangan gandum sekitar 200C (Rahman et al.,2009)
Dari sisi karakteristik lahan untuk drainase, kandungan Phospat, Kalium dan nilai
KTK menunjukkan bahwa di semua desa memiliki klas kesesuaian S1 untuk pengembangan
tanaman gandum varietas Dewata. Kondisi drainase yang ada berada dalam klas Baik,
sehingga di sekitar perakaran tanaman akan memiliki oksigen dan kadar air tanah yang
tersedia untuk menopang perkembangan perakaran. Rata-rata kedalaman solum >75cm
(solum dalam) sehingga akan membantu perakaran mampu berkembang dengan baik. Nilai
KTK (Kapasitas Tukar Kation) tanah >16 me/100 gram, dimana tanah demikian akan mampu
melakukan jerapan dan pelepasan (pertukaran) ion hara dengan baik sehingga ketersediaan
107
unsur hara menjadi baik pula. Kondisi demikian ditunjang dari kandungan Posphat Total
(P2O5) yang tinggi atau pada kisaran nilai 56,73 - 59,37 mg/100 serta Kalium Total (K2O)
pada kisaran 48,94 - 67,22 mg/100 sehingga ketersediaan Phospat dan Kalium tanah sangat
baik untuk tanaman gandum varietas Dewata. Namun untuk kandungan Nitrogen Total berada
dalam klas kesesuaian S2 agar bisa menjadi S1 perlu dengan modifikasi, oleh karena itu tanah-
tanah di desa tersebut harus dilakukan pemupukan nitrogen
Faktor pembatas utama pada klas kesesuaian N adalah tingginya curah hujan yaitu
sebesar 1500-3000 mm per tahun, dimana curah hujan tersebut diatas standart kesesuaian dari
tanaman gandum. Tingginya curah hujan tahunan akan menjadikan daerah tersebut akan
memiliki pencahayaan matahari yang rendah serta kelembaban yang tinggi. Badan Litbang
Pertanian (2012) menyatakan bahwa tanaman gandum akan mengalami kerusakan bulir jika
selama masa pematangan bulir curah hujan > 200 mm/bulan, dan bulir gandum yang berada
dalam kondisi kelembaban tinggi akan terserang penyakit atau bila bulir tersebut sudah masuk
pada fase masak fisiologi maka bulir gandum mampu berkecambah saat masih ditangkai.
Faktor iklim sangat berpengaruh terhadap usaha pertanian yang sulit dilakukan modifikasi
sehingga gandum varietas Dewata tidak cocok dikembangkan di daerah tropis dengan curah
hujan tinggi.
4.2.5 Kesesuaian Tanaman Gandum varietas Dewata di Kecamatan Bergas
Kecamatan Bergas memiliki 11 desa, berdasarkan analisis matching (Djaenudin dkk,
2003) untuk menentukan kesesuaian tamanan gandum varietas Dewata yang disajikan pada
Tabel 25. maka Desa Bergas Kidul, Bergas Lor, Jatijajar dan Randugunting mempunyai klas
kesesuaian S3, sedangkan Desa Gebugan, Gondoriyo, Karangjati, Munding, Pagersari,
Wringinputih dan Wujil mempunyai klas kesesuaian N. Menurut Sys et all (1991), pada
wilayah yang mempunyai klas kesesuaian S1, tanaman yang dikembangkan akan memiliki
produktivitas berkisar dari 100–80% dari potensi genetis, sedang klas kesesuaian S2 memiliki
produktivitas berkisar 80-60%, untuk klas kesesuaian S3 memiliki produktivitas berkisar 60-
40%. Demikian halnya klas kesesuaian N memiliki produktivitas <40% dari potensi genetis
sehingga komoditas dikatakan tidak layak secara ekonomis yang artinya komoditas tersebut
tidak menguntungkan (Hidayah, 2010).
Kesesuaian tanaman gandum varietas Dewata di Kecamatan Bergas, untuk lebih
detailnya dapat dilihat pada Gambar 6.
108
Tabel 25. Kesesuaian Tanaman Gandum varietas Dewata di Kecamatan Bergas
Desa
Temperatur Ketersediaa
n air
Ketersediaa
n Oksigen Media Perakaran Retensi Hara Kesuburan Bahaya Erosi
Penentuan
Klas
Kesesuaia
n Lahan
Temp
rerata
⁰C
Ketinggia
n (m dpl)
Curah
Hujan
(mm/tahun)
Kondisi
Drainase
Klas
Tekstur
Kedalaman
Solum (cm)
KTK
me/10
0
pH
H2O
C-org
%
N
(% N)
P
(mg/10
0
P2O5)
K
(mg/10
0 K2O)
Lereng %
Bergas Kidul
23.60-
24.35/ S2
500-625/
S1
1500-2000/
S3 BAIK/ S1
halus, sangat
halus, sedang/ S1
>75, dalam/
S1
18.08/
S1
5.68/
S2
1.61/
S1
0.18/
S2
58.26/
S1
71.49/
S1 0-15/ S2 S1 S3
Bergaslor
23.75-
24.80/ S2
425-600/
S1
1500-2000/
S3 BURUK/ S3
halus, sangat
halus, sedang/ S1
50-75,
sedang, >75 dalam/ S1
18.08/
S1
5.68/
S2
1.61/
S1
0.18/
S2
58.26/
S1
71.49/
S1 0-15/ S2 S1 S3
Gebugan
15.80-
24.80/ S1 S2
425-1925/
S1 S3 2000-3000/ N BAIK/ S1
halus, sangat
halus, sedang/ S1
>75, dalam/
S1
19.63/
S1
5.63/
S2
2.61/
S1
0.23/
S2
58.27/
S1
84.63/
S1
0->40/ N S3 S2
S1 N
Gondoriyo
24.95-
26.45/
S2 N
150-400/ N S1
2500-3000/ N BURUK/ S3
halus, sangat
halus,
sedang/ S1
>75, dalam/ S1
21.66/ S1
5.89/ S2
1.67/ S1
0.19/ S2
59.16/ S1
71.56/ S1
0-25/ S3 S2 S1 N
Jatijajar
23.90-
24.50/
S2
475-575/ S1
1500-2000/ S3
BAIK/ S1
halus, sangat
halus,
sedang/ S1
>75, dalam/ S1
18.08/ S1
5.68/ S2
1.61/ S1
0.18/ S2
58.26/ S1
71.49/ S1
0-25/ S3 S2 S1 S3
Karangjati 24.35-24.80/
S2
425-500/
S1 2000-2500/ N BAIK/ S1
halus, sangat halus,
sedang/ S1
>75, dalam/
S1
12.63/
S2
5.56/
S3
1.32/
S1
0.14/
S2
57.56/
S1
67.08/
S1 0-25/ S3 S2 S1 N
Munding 15.35-23.60/
S1 S2
625-2000/
S1 N
1500-3000/
S3 N BAIK/ S1
halus, sangat halus,
sedang/ S1
>75, dalam/
S1
19.63/
S1
5.63/
S2
2.61/
S1
0.23/
S2
58.27/
S1
84.63/
S1
0->40/ N S3 S2
S1 N
Pagersari
23.51-
24.35/ S2
500-700/
S1
1500-2500/
S3 N BAIK/ S1
halus, sangat
halus, sedang/ S1
>75, dalam/
S1
23.52/
S1
5.8/
S2
1.9/
S1
0.22/
S2
58.95/
S1
75.89/
S1 0-25/ S3 S2 S1 N
Randuguntin
g
24.05-
24.35/ S2
500-550/
S1
1500-2000/
S3 BAIK/ S1
halus, sangat
halus, sedang/ S1
>75, dalam/
S1
18.08/
S1
5.68/
S2
1.61/
S1
0.18/
S2
58.26/
S1
71.49/
S1 0-15/ S2 S1 S3
Wringinputih
24.05-
25.25/
S2 N
350-550/ S1
1500-2500/ S3 N
BAIK/ S1
halus, sangat
halus,
sedang/ S1
>75, dalam/ S1
16.22/ S1
5.77/ S2
1.38/ S1
0.15/ S2
58.47/ S1
67.15/ S1
0-25/ S3 S2 S1 N
Wujil
24.20-
24.65/
S2
450-525/ S1
1500-2500/ S3 N
BAIK/ S1
halus, sangat
halus,
sedang/ S1
>75, dalam/ S1
18.08/ S1
5.68/ S2
1.61/ S1
0.18/ S2
58.26/ S1
71.49/ S1
0-15/ S2 S1 N
Sumber: Hasil Analisis
109
Desa Bergas Kidul, Bergas Lor, Jatijajar, Randugunting memiliki klas kesesuaian S3
untuk pengembangan tanaman gandum varietas Dewata dikarenakan adanya faktor pembatas
maksimum pada curah hujan. Rata-rata curah hujan per tahun sebesar 1500-3000 mm, dimana
curah hujan tersebut diatas standart kesesuaian dari tanaman gandum. Berdasarkan ZAE
(Tabel 7.) maka daerah dengan curah hujan 1500 – 3000 mm/tahun adalah daerah dengan
kriteria sub zona Lembab (Y), dimana Thomason (2009) berpendapat bahwa kondisi yang
lembab karena curah hujan tinggi maka dapat menyebabkan penurunan kualitas bulir
berkecambah pada malai sebelum dipanen (Pre-Harvest Sprouting) dan akan memacu
tingginya serangan penyakit tanaman. Oleh karena itu dengan curah hujan dan kelembaban
udara yang tinggi akan menjadikan pertumbuhan dan hasil tanaman gandum varietas Dewata
tidak cocok dikembangkan didaerah tropis bercurah hujan tinggi.
Berdasarkan keadaan temperatur beberapa desa tergolong memikili suhu yang tinggi
antara 23,75-26,650C, dimana suhu tinggi dapat mempengaruhi kualitas dan kualitas selama
pengisian bulir gandum terjadi setelah proses pembungaan. Jadi suhu optimum untuk
pertumbuhan dan perkembangan gandum sekitar 200C (Rahman et al., 2009)
Dari sisi karakteristik lahan untuk kandungan Phospat, Kalium dan nilai KTK
menunjukkan bahwa di semua desa memiliki klas kesesuaian S1 untuk pengembangan
tanaman gandum varietas Dewata. Kondisi drainase yang ada berada dalam klas Baik dan
beberapa terdapat Kondisi yang Buruk. Rata-rata kedalaman solum >75cm (solum dalam)
sehingga akan menjadikan perakaran mampu berkembang dengan baik. Nilai KTK (Kapasitas
Tukar Kation) tanah >16 me/100 gram, dimana tanah demikian akan mampu melakukan
jerapan dan pelepasan (pertukaran) ion hara dengan baik sehingga ketersediaan unsur hara
menjadi baik pula. Kondisi demikian ditunjang dari kandungan Posphat Total (P2O5) yang
tinggi atau pada kisaran nilai 56,73-59,37 mg/100 serta Kalium Total (K2O) pada kisaran
48,94 - 67,22 mg/100 sehingga ketersediaan Phospat dan Kalium tanah sangat baik untuk
tanaman gandum varietas Dewata. Namun demikian untuk kandungan Nitrogen Total berada
dalam klas kesesuaian S2. Oleh karena itu tanah-tanah di desa tersebut harus dilakukan
pemupukan nitrogen.
Faktor pembatas utama pada klas kesesuaian N kerena tingginya curah hujan yaitu
sebesar 1500-3000 mm per tahun, dimana tanaman gandum tidak tahan tumbuh pada kondisi
kelembaban tinggi, hal ini dikarenakan pembungaan, pengisi biji dan kesehatan tanaman
sangat dipengaruhi oleh kondisi pencahayaan matahari, suhu udara, serta kelembaban udara.
110
Faktor iklim merupakan salah satu karakteristik lahan yang sulit untuk dilakukan modifikasi.
Oleh karena itu Desa Bergas Kidul, Bergas Lor, Jatijajar, Randugunting yang memiliki klas
kesesuaian N akan sangat sulit untuk dilakukan modifikasi sehingga klas kesesuaiaan lahan
hanya menjadi S3.
Gambar 6. Peta Kesesuaian Gandum Varietas Dewata di Kecamatan Bergas
4.2.6 Kesesuaian Tanaman Gandum varietas Dewata di Kecamatan Pabelan
Kecamatan Pabelan memiliki 16 desa, berdasarkan analisis matching, antara
persyaratan tumbuh tanaman dengan karakteristik lahan untuk menentukan kesesuaian
tamanan gandum varietas Dewata. Desa Ujung-ujung memiliki klas kesesuaian S3 untuk
pengembangan tanaman gandum varietas Dewata dikarenakan adanya faktor pembatas
maksimum pada curah hujan, nitrogen, pH dan kelerengan. Rata-rata curah hujan per tahun
sebesar 1500-2500 mm, dimana curah hujan tersebut diatas standart kesesuaian dari tanaman
gandum. Faktor pembatas utama pada klas kesesuaian N adalah tingginya curah hujan yaitu
sebesar 1500-3000 mm per tahun, dimana curah hujan tersebut diatas standart kesesuaian dari
tanaman gandum. Tingginya curah hujan tahunan di Desa Bejalen, Bendungan, Giling,
Glawan, Jembrak, Kadirejo, Karanggondang, Pabelan, Padaan, Segiri, Semowo, Sukoharjo,
Sumberejo, Terban dan Tukang membuat klas kesesuaian N.
111
Kesesuaian tanaman gandum varietas Dewata di Kecamatan Pabelan, untuk lebih
detailnya dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Peta Kesesuaian Gandum Varietas Dewata di Kecamatan Pabelan
112
Tabel 26.Kesesuaian Tanaman Gandum varietas Dewata di Kecamatan Pabelan
Desa
Temperatur Ketersediaan
air
Ketersediaan
Oksigen Media Perakaran Retensi Hara Kesuburan
Bahaya
Erosi Penentuan
Klas
Kesesuaian
Lahan
Temp
rerata
⁰C
Ketinggian
(m dpl)
Curah
Hujan
(mm/tahun)
Kondisi
Drainase
Klas
Tekstur
Kedalaman
Solum (cm)
KTK
me/100
pH
H2O
C-org
%
N
(%
N)
P
(mg/100
P2O5)
K
(mg/100
K2O)
Lereng
%
Bejaten
24.50-
24.80/
S2
425-475/
S1 2000-2500/ N BAIK/ S1
halus, agak
halus,
sedang/ S1
>75, dalam/
S1
14.63/
S2
5.42/
S3
1.23/
S1
0.03/
S3
57.56/
S1
67.08/
S1 0-8/ S1 N
Bendungan
23.90-
24.65/
S2
450-575/
S1 2000-2500/ N BAIK/ S1
halus, agak
halus,
sedang/ S1
>75, dalam/
S1
14.63/
S2
5.42/
S3
1.23/
S1
0.03/
S3
57.56/
S1
67.08/
S1
0-25/
S3,S2,S1 N
Giling
24.50-
25.55/
S2, N
300-475/
S2,S1
1500-2000 /
S3 BAIK/ S1
halus, agak
halus,
sedang/ S1
>75, dalam/
S1
14.63/
S2
5.42/
S3
1.23/
S1
0.03/
S3
57.56/
S1
67.08/
S1
0-25/
S3,S2,S1 N
Glawan
23.90-
24.65/
S2
450-575/
S1 2000-2500/ N BAIK/ S1
halus, agak
halus,
sedang/ S1
>75, dalam/
S1
14.63/
S2
5.42/
S3
1.23/
S1
0.03/
S3
57.56/
S1
67.08/
S1
0-25/
S3,S2,S1 N
Jembrak
23.60-
24.20/
S2
525-625/
S1 2000-2500/ N BAIK/ S1
halus, agak
halus,
sedang/ S1
>75, dalam/
S1
14.63/
S2
5.42/
S3
1.23/
S1
0.03/
S3
57.56/
S1
67.08/
S1
0-15/
S2,S1 N
Kadirejo
24.50-
25.40/
S2,N
325-475/
S2,S1
1500-2000/
S3 BAIK/ S1
halus, agak
halus,
sedang/ S1
>75, dalam/
S1
17.47/
S1
5.49/
S3
1.33/
S1
0.09/
S3
58.26/
S1
71.49/
S1
0-15/
S2,S1 N
Karanggondang
23.60-
24.50/
S2
475-625/
S1 2000-2500/ N BAIK/ S1
halus, agak
halus,
sedang/ S1
>75, dalam/
S1
14.63/
S2
5.42/
S3
1.23/
S1
0.03/
S3
57.56 /
S1
67.08/
S1
0-25/
S3,S2,S1 N
Pabelan
24.20-
25.25/
S2,N
350-525/
S1
1500-2000/
S3 BAIK/ S1
halus, agak
halus,
sedang/ S1
>75, dalam/
S1
17.47/
S1
5.49/
S3
1.325/
S1
0.09/
S3
58.26/
S1
67.08/
S1
0-25/
S3,S2,S1 N
Padaan
24.50-
25.25/
S2,N
350-475/
S1
1500-2000/
S3 BAIK/ S1
halus, agak
halus,
sedang/ S1
>75, dalam/
S1
17.47/
S1
5.49
/ S3
1.33/
S1
0.09/
S3
58.26/
S1
67.08/
S1
0-25/
S3,S2,S1 N
Segiri
23.75-
24.65/
S2
450-600/
S1 2000-2500/ N BAIK/ S1
halus, agak
halus,
sedang/ S1
>75, dalam/
S1
17.47/
S1
5.49/
S3
1.33/
S1
0.09/
S3
58.26/
S1
71.49/
S1
0-25/
S3,S2,S1 N
Semowo
24.20-
25.70/
S2,N
275-525/
S2,S1 1500-2500/ N BAIK/ S1
halus, agak
halus,
sedang/ S1
>75, dalam/
S1
17.47/
S1
5.49/
S3
1.33/
S1
0.09/
S3
58.26/
S1
71.49/
S1
0-25/
S3,S2,S1 N
Sukoharjo
23.60-
24.35/
S2
500-625/
S1 2000-2500/ N
BURUK
BAIK/ S1,S3
halus, agak
halus,
sedang/ S1
>75, dalam/
S1
14.63/
S2
5.42/
S3
1.23/
S1
0.03/
S3
57.56/
S1
67.08/
S1
0-15/
S2,S1 N
113
Desa
Temperatur Ketersediaan
air
Ketersediaan
Oksigen Media Perakaran Retensi Hara Kesuburan
Bahaya
Erosi Penentuan
Klas
Kesesuaian
Lahan
Temp
rerata
⁰C
Ketinggian
(m dpl)
Curah
Hujan
(mm/tahun)
Kondisi
Drainase
Klas
Tekstur
Kedalaman
Solum (cm)
KTK
me/100
pH
H2O
C-org
%
N
(%
N)
P
(mg/100
P2O5)
K
(mg/100
K2O)
Lereng
%
Sumberejo
23.45-
24.50/
S2
475-650/
S1 2000-2500/ N BAIK/ S1
halus, agak
halus,
sedang/ S1
>75, dalam/
S1
14.63/
S2
5.42/
S3
1.23/
S1
0.03/
S3
57.56/
S1
67.08/
S1
0-25/
S3,S2,S1 N
Terban
24.05-
25.10/
S2,N
375-550/
S1 2000-2500/ N
BURUK
BAIK/ S1,S3
halus, agak
halus,
sedang/ S1
>75, dalam/
S1
17.47/
S1
5.49/
S3
1.33/
S1
0.09/
S3
58.26/
S1
71.49/
S1
0-25/
S3,S2,S1 N
Tukang
24.65-
25.55/
S2,N
300-450/
S2,S1 2000-2500/ N
BURUK
BAIK/ S1,S3
halus, agak
halus,
sedang/ S1
>75, dalam/
S1
14.63/
S2
5.42/
S3
1.23/
S1
0.03/
S3
57.56/
S1
67.08/
S1
0-15/
S2,S1 N
Ujung ujung
23.30-
23.90/
S2
575-675/
S1
1500-2000/
S3 BAIK/ S1
halus, agak
halus,
sedang/ S1
>75, dalam/
S1
14.63/
S2
5.42/
S3
1.23/
S1
0.03/
S3
57.56/
S1
67.08/
S1
0-25/
S3,S2,S1 S3
Sumber: Hasil Analisis
114
Berdasarkan ZAE (Tabel 12.) maka daerah dengan curah hujan 1500–2500 mm/tahun
adalah daerah dengan kriteria subzona Lembab (Y). Faktor pembatas lain pada klas kesesuaian
S3 adalah nilai pH tanah <5,6 sehingga tanah termasuk dalam harkat tanah Agak Masam.
Nilai pH tanah akan mempengaruhi retensi dan ketersediaan unsur hara. Ketersediaan unsur
hara akan optimal pada tanah dengan nilai pH 6-7 (Subardja, 2005). Melalui tindakan
pengapuran maka tanah dengan nilai pH <5,6 klas kesesuaian S3 dapat diubah menjadi kelas
S2. Kelerengan sebesar 16-40% juga menjadi faktor pembatas pada klas kesesuaian S3
Berdasarkan ZAE (Tabel 4.11) maka lahan dengan kelerengan 16-40% masuk dalam Zona II
yatu daerah dengan fisiografi berbukit dan lereng curam, sehingga lahan demikian memiliki
bahaya erosi yang cukup tinggi dan menyebabkan kesuburan tanah akan semakin menurun
bila tidak disertai dengan tindakan konservasi yang baik. Tindakan pembuatan terasering dan
pembuatan saluran drainase konservasi maka lahan dengan kelerengan 16-40% klas
kesesuaian S3 dapat diubah menjadi klas kesesuaian S2. Namun untuk kandungan Nitrogen
Total berada dalam klas kesesuaian S3. Oleh karena itu tanah-tanah menjadikan faktor
pembatas, usaha perlu pemupukan nitrogen.
Dari sisi karakteristik lahan untuk drainase, kandungan Phospat, Kalium dan nilai
KTK menunjukkan bahwa di semua desa memiliki klas kesesuaian S1 untuk pengembangan
tanaman gandum varietas Dewata. Kondisi drainase yang ada berada dalam klas Baik dan
beberapa tempat pada kondisi yang Buruk. Rata-rata kedalaman solum >75cm (solum dalam)
sehingga akan menjadikan perakaran mampu berkembang dengan baik. Nilai KTK (Kapasitas
Tukar Kation) tanah >16 me/100 gram, dimana tanah demikian akan mampu melakukan
jerapan dan pelepasan (pertukaran) ion hara dengan baik sehingga ketersediaan unsur hara
menjadi baik pula. Kondisi demikian ditunjang dari kandungan Posphat Total (P2O5) yang
tinggi atau pada kisaran nilai 56,73 - 59,37 mg/100 serta Kalium Total (K2O) pada kisaran
48,94 - 67,22 mg/100 sehingga ketersediaan P dan K tanah sangat baik untuk tanaman
gandum varietas Dewata.
Berdasarkan keadaan temperatur beberapa desa tergolong memikili suhu yang tinggi
antara 23,90-25,700C, dimana gandum sangat sensitif terhadap suhu tinggi dapat
mengakibatkan jumlah dan ukuran bulir akan lebih kecil serta luas daun dan jumlah anakan
menjadi berkurang. Jadi suhu optimum untuk pertumbuhan dan perkembangan gandum sekitar
200C (Rahman et al.,2009).
115
4.2.7 Kesesuaian Tanaman Gandum varietas Dewata di Kecamatan Tengaran
Kecamatan Tengaran memiliki 15 desa, berdasarkan analisis matching antara
karakteristik lahan dan persyaratan tumbuh tanaman gandum, maka terdapat empat klas
kesesuaian yaitu S1, S2, S3, dan N (Djaenudin dkk, 2003). Kesesuaian tamanan gandum
varietas Dewata yang tertera pada Tabel 27. maka Desa Barukan, Bener, Butuh, Nyamat,
Tegalwaton mempunyai klas kesesuaian S3 (Sesuai Marjinal) karena adanya faktor pembatas
maksimum pada curah hujan, nitrogen, kelerengan dan pH.
Klas kesesuaian N di Desa Cukil, Duren, Karangduren, Klero, Patemon, Regunung,
Sruwen, Sugihan, Tegalrejo dan Tengaran dengan salah satu faktor dimana rata-rata curah
hujan per tahun sebesar 1500-3000 mm, curah hujan tersebut diatas standart kesesuaian dari
tanaman gandum.
Pada Gambar 8. dapat dilihat lebih detail kesesuaian tanaman gandum varietas
Dewata di Kecamatan Tengaran.
Gambar 8. Peta Kesesuaian Gandum Varietas Dewata di Kecamatan Tengaran
116
Tabel 27. Kesesuaian Tanaman Gandum varietas Dewata di Kecamatan Tengaran
Sumber: Hasil Analisis
Desa
Temperatur Ketersediaa
n air
Ketersediaan
Oksigen Media Perakaran Retensi Hara Kesuburan
Bahaya
Erosi Penentua
n Klas
Kesesuai
an Lahan
Temp
rerata ⁰C
Ketinggian
(m dpl)
Curah
Hujan
(mm/tahun)
Kondisi
Drainase Klas Tekstur
Kedalama
n Solum
(cm)
KT
K
me/
100
pH H2O C-org
%
N
(% N)
P
(mg/100
P2O5)
K
(mg/100
K2O)
Lereng
%
Barukan 23.30-
23.45/S2 650-675/S1
1500-
2000/S3 Baik/S1
halus, agak
halus, sedang/S1
>75,
dalam/S1
17.4
7/S1 5.49/S3 1.33/S1 0.09/S3 58.26/S1 71.49/S1
0-
15/S2,S1 S3
Bener 23-
23.30/S2 675-725/S1
1500-2000/S3
Baik/S1 halus, agak
halus, sedang/S1 >75,
dalam/S1 20.31/S1
5.56/S3 1.42/S1 0.14/S2 58.95/S1 75.89/S1 0-
15/S2,S1 S3
Butuh 22.40-
22.85/S2 750-825/S1
1500-
2000/S3 Baik/S1
halus, agak
halus, sedang/S1
>75,
dalam/S1
20.3
1/S1 5.56/S3 1.42/S1 0.14/S2 58.95/S1 75.89/S1 0-8/S1 S3
Cukil 22.55-23/S2
725-800/S1 2500-3000/N Baik/S1 halus, agak
halus, sedang/S1 >75,
dalam/S1 16.52/S1
5.47/S3 1.29/S1 0.09/S3 58.02/S1 70.02/S1 0-
15/S2,S1 N
Duren 23-
23.90/S2 575-725/S1 2500-3000/N Baik/S1
halus, agak
halus, sedang/S1
>75,
dalam/S1
20.4
9/S1,S2
5.45/S3 3.24/S1 0.16/S2 57.05/S1 59.71/S1
0-
25/S3,S2,S1
N
Karangduren 22.7-23/S2 725-775/S1 2000-3000/N Baik/S1 halus, agak
halus, sedang/S1
>75,
dalam/S1
14.6
3/S2 5.42/S3 1.23/S1 0.03/S3 57.56/S1 67.08/S1 0-8/S1 N
Klero 22.7-23/S2 725-775/S1 2500-3000/N Baik/S1 halus, agak
halus, sedang/S1 >75,
dalam/S1 16.52/S1
5.47/S3 1.29/S1 0.07/S3 58.02/S1 70.02/S1 0-
15/S2,S1 N
Nyamat 23.30-
23.45/S2 650-675/S1
1500-
2000/S3 Baik/S1
halus, agak
halus, sedang/S1
>75,
dalam/S1
14.6
3/S2 5.42/S3 1.23/S1 0.03/S3 57.56/S1 67.08/S1 0-8/S1 S3
Patemon 21.95-
23.45/S2 775-900/S1 2500-3000/N Baik/S1
halus, agak halus, sedang/S1
>75, dalam/S1
14.63/S2
5.42/S3 1.23/S1 0.03/S3 57.56/S1 67.08/S1 0-8/S1 N
Regunung 22.70-
23.15/S2 700-775/S1 2500-3000/N Baik/S1
halus, agak
halus, sedang/S1
>75,
dalam/S1
14.6
3/S2 5.42/S3 1.23/S1 0.03/S3 57.56/S1 67.08/S1
0-
25/S3,S2,S1
N
Sruwen 23-
23.45/S2 650-725/S1 2500-3000/N Baik/S1
halus, agak halus, sedang/S1
>75, dalam/S1
20.49/S1
5.45/S3 3.24/S1 0.16/S2 57.05/S1 59.71/S1
0-
25/S3,S2,
S1 N
Sugihan 23.15-
23.60/S2 625-700/S1 2500-3000/N Baik/S1
halus, agak halus, sedang/S1
>75, dalam/S1
20.49/S1
5.45/S3 3.24/S1 0.16/S2 57.05/S1 59.71/S1
0-
25/S3,S2,
S1 N
Tegalrejo 22.55-
22.85/S2 750-800/S1 2500-3000/N Baik/S1
halus, agak halus, sedang/S1
>75, dalam/S1
20.49/S1
5.45/S3 3.24/S1 0.16/S2 57.05/S1 59.71/S1 0-
15/S2,S1 N
Tegalwaton 23-
23.60/S2 625-725/S1
1500-
2000/S3 Baik/S1
halus, agak
halus, sedang/S1
>75,
dalam/S1
20.3
1/S1 5.56/S3 1.42/S1 0.14/S2 58.95/S1 75.89/S1
0-
15/S2,S1 S3
Tengaran 22.7-23/S2 725-775/S1 2500-3000/N Baik/S1 halus, agak
halus, sedang/S1
>75,
dalam/S1
20.4
9/S1 5.45/S3 3.24/S1 0.16/S2 57.05/S1 59.71/S1
0-
15/S2,S1 N
116
Berdasarkan ZAE Tabel 17. maka daerah dengan curah hujan 1500-3000 mm/tahun
adalah daerah dengan kriteria Subzona Lembab(Y), oleh karena itu dengan curah hujan dan
kelembaban udara yang tinggi akan menjadikan pertumbuhan dan hasil tanaman gandum
varietas Dewata akan menjadi kurang optimal.
Faktor pembatas lain pada klas kesesuaian S3 adalah nilai pH tanah <5,6 termasuk
dalam harkat tanah Agak Masam. Subardja, dan Hanafiah (2005) berpendapat bahwa nilai
pH tanah akan mempengaruhi retensi dan ketersediaan unsur hara. Ketersediaan unsur hara
tanah dengan kemampuan retensi unsur hara tinggi akan optimal pada tanah dengan nilai pH
6-7. Melalui tindakan pengapuran maka tanah dengan nilai pH <5,6 klas kesesuaian S3 dapat
diubah menjadi klas S2. Kandungan Nitrogen Total berada dalam klas kesesuaian S3 maka
usaha yang harus dilakukan pemupukan nitrogen.
Dari sisi drainase, kandungan Phospat, Kalium dan nilai KTK menunjukkan semua
desa memiliki klas kesesuaian S1. Kondisi drainase yang ada berada dalam klas Baik. Rata-
rata kedalaman solum >75cm (solum dalam) sehingga akan menjadikan perakaran mampu
berkembang dengan baik. Nilai KTK (Kapasitas Tukar Kation) tanah >16 me/100 gram,
dimana tanah demikian akan mampu melakukan jerapan dan pelepasan (pertukaran) ion hara
dengan baik sehingga ketersediaan unsur hara menjadi baik pula. Kondisi demikian ditunjang
dari kandungan Posphat Total (P2O5) yang tinggi atau pada kisaran nilai 56,73 - 59,37 mg/100
serta Kalium Total (K2O) pada kisaran 48,94 - 67,22 mg/100 sehingga ketersediaan Phospat
dan Kalium tanah sangat baik untuk tanaman gandum varietas Dewata.
Dari sisi keadaan temperatur beberapa desa tergolong memikili suhu yang tinggi antara
21,95-23,600C Rahman et al., (2009) berpendapat bahwa suhu tinggi dapat mempengaruhi
kualitas selama pengisian bulir gandum terjadi setelah proses pembungaan. Jadi suhu optimum
untuk pertumbuhan dan perkembangan gandum sekitar 200C.
Faktor pembatas utama pada klas kesesuaian N adalah tingginya curah hujan yaitu
1500-3000 mm per tahun, dimana tanaman gandum tidak tahan tumbuh pada kondisi
kelembaban tinggi. Faktor iklim merupakan salah satu karakteristik lahan yang sulit untuk
dilakukan modifikasi. Oleh karena itu Desa Desa Cukil, Duren, Karangduren, Klero, Patemon,
Regunung, Sruwen, Sugihan, Tegalrejo dan Tengaran yang memiliki klas kesesuaian N akan
sangat sulit untuk dilakukan modifikasi sehingga klas kesesuaiaan lahan hanya menjadi S3.
117
4.3.1 Validasi Pewilayahan Gandum (Triticum aestivum. L) berdasarkan Zona
Agroekologi (ZAE) dengan Hasil Nyata Penanaman gandum varietas Dewata di
Kabupaten Semarang
Penanaman gandum varietas Dewata di Kabupaten Semarang dimulai sejak tahun 2000,
yang dilakukan di wilayah Kecamatan Getasan. Berdasarkan hasil pewilayahan tanaman
gandum dengan dasar ZAE serta standar kesesuaian lahan oleh Djaenudin dkk (2003)
dinyatakan bahwa Kecamatan Getasan memiliki klas kesesuaian lahan untuk tanaman gandum
adalah N (tidak sesuai). Faktor pembatas utama penyebab klas kesesuian N adalah tingginya
curah hujan di wilayah Kecamatan Getasan yaitu >2500 mm/tahun (Anonim, 2009).
Berdasarkan besarnya curah hujan tersebut menunjukkan besaran hujan yang sangat tinggi jika
dibandingkan dengan rekomendasi curah hujan oleh Djaenudin, dkk (2003) untuk tanaman
gandum yang hanya sebesar 350-1.250 mm/tahun. Sementara itu hasil pengukuran besaran
curah hujan (Tahun 2003-2011) di wilayah Kecamatan Getasan yaitu dari stasiun klimatologi
Fakultas Pertanian dan Bisnis UKSW di Desa Salaran menunjukkan wilayah Kecamatan
Getasan memiliki curah hujan tahunan sebesar 2.409,78 mm/tahun dengan sebaran Musim
Hujan dimulai bulan Nopember hingga Mei (Tabel 28.)
Tanaman gandum tidak membutuhkan curah hujan yang tinggi selama masa tumbuhnya,
sehingga untuk wilayah yang memiliki curah hujan tinggi, maka penanaman gandum akan
menghadapi banyak masalah terutama untuk serangan penyakit dan kejadian PHS (Pre
Harvest Sprouting). Dengan demikian tanaman gandum akan sulit untuk tumbuh dan
berproduksi optimal pada wilayah dengan curah hujan tinggi. Djaenudin dkk (2003)
menyatakan bahwa selama masa pematangan biji gandum, curah hujan yang dapat ditolerir
adalah sebesar 30 – 100 mm/bulan. Thomason (2009) menyatakan bahwa kondisi yang
lembab karena curah hujan tinggi dapat menyebabkan penurunan kualitas bulir berkecambah
pada malai sebelum dipanen (Pre-Harvest Sprouting) disamping itu akan memacu tingginya
serangan penyakit tanaman. Hal ini memang akan cukup berpengaruh buruk untuk produksi
gandum terutama pada penurunan kuantitas dan kualitas biji gandum.
Berdasarkan keadaan tersebut diatas maka pewilayahan tanaman gandum atas dasar ZAE
dan syarat kesesuaian tanaman oleh Djaenudin dkk (2003) menunjukkan di Kecamatan
Getasan memiliki klas kesesuaian tanaman gandum pada level N (Tidak Sesuai). Namun oleh
Fakultas Pertanian dan Bisnis UKSW, penanaman gandum varietas Dewata di Kecamatan
Getasan dapat dilakukan dengan cukup baik. Penanaman tanaman gandum varietas Dewata
oleh Fakultas Pertanian dan Bisnis UKSW dilakukan dengan pengaturan waktu tanam
118
(kalender tanam) yang tepat yaitu penanaman gandum atau masa vegetatif tanaman gandum
masih berada pada musim penghujan dan masa generatif tanaman gandum atau panen berada
pada musim kemarau. Untuk lebih jelasnya, alternatif kalender tanaman untuk tanaman
gandum yang dilakukan oleh Fakultas Pertanian dan Bisnis UKSW dapat dilihat pada Tabel
28. Dengan memperhatikan sebaran curah hujan bulanan, syarat keersediaan air (curah hujan
tahunan dan selama masa pematangan) oleh Djaenudin dkk (2003) maka skenario penanaman
gandum oleh Fakultas Pertanian dan Bisnis UKSW mampu mengubah level klas kesesuaian
tanaman gandum di Kecamatan Getasan dari klas N (tidak sesuai) menjadi klas S1 dan S2.
Manajemen lahan dengan mengatur musim tanam tersebut memang mempunyai resiko, karena
kalau prediksi musim hujan dan kemarau tidak akurat maka peluang gagal panen akan terjadi.
Tabel 28. Alternatif Kalender Tanam Tanaman Gandum Atas Dasar Sebaran Data Curah
Hujan Desa Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang
Uraian
Curah Hujan Bulanan (mm/bulan) Total (mm/
thn) Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
290,01 317,92 304,29 336,77 201,12 34,43 59,15 8,16 33,84 125,11 327,79 371,20 2409,
78 Musim Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Kemarau Kemarau Kemarau Kemarau Kemarau Hujan Hujan
Alternatif Kalender Tanam
Alternatif
1 Tanam
Pematan
gan
Total Hujan 876,6 mm/masa tanam (S1, Sangat Sesuai) Hujan masa
pematangan 30-100 mm
Alternatif
2 Tanam
Pematan
gan
Total Hujan 631,46 mm/masam tanam (S1, Sangat
Sesuai) Hujan masa pematangan 30-100 mm
Alternatif
3 Tanam
Pematan
agan
Total Hujan 302,85 mm/masa tanam (S2,
Cukup Sesuai) Hujan masa pematangan 30-
100 mm
Keterangan: 1. Data curah hujan diambil dari tahun 2003-2011 pada Stasiun Klimatologi FPB UKSW di Desa Salaran
Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang
2. Standart bulan masuk dalam katagori Musim Hujan jika curah hujan bulanan > 150 mm/bulan
3. Standart bulan masuk dalam katagori Musim Kemarau jika curah hujan bulanan <150 mm/bulan
4. Standar capaian hasil tanaman berdasarkan kesesuaian lahan;
a. Lahan Klas S1 (sangat Sesuai) memiliki capaian hasil 100-80% dari potensi optimal tanaman
(Deskripsi varietas)
b. Lahan Klas S2 (cukup sesuai) memiliki capaian hasil 80-60% dari potensi optimal tanaman
(Deskripsi varietas)
c. Lahan Klas S3 (sesuai marjinal) memiliki capaian hasil 60-40% dari potensi optimal tanaman
(Deskripsi varietas)
d. Lahan Klas N (Tidak sesuai) memiliki capaian hasil <40% dari potensi optimal tanaman
(Deskripsi varietas)
5. Capaian minimal hasil tanaman menurut skenario/alternatif tanam
a. Alternatif 1 dan 2 dengan klas kesesuaian S1 dan capaian minimal 3,2 ton/ha (3,98 ton/ha x
80%)
b. Alternatif 3 dengan klas kesesuaian S2 dengan capaian minimal 2,4 ton/ha (3,98 ton/ha x
60%)
119
Tanaman Gandum Varietas Dewata adalah tanaman gandum dengan tetua gandum
DWR 162 dari India, pada tahun 2000 tanaman gandum varietas Dewata yang ditanam di
wilayah Kecamatan Getasan mampu mencapai hasil optimal 3,98 ton/ha (Subandi, 2001).
Djaenudin dkk (2003) menyatakan untuk wilayah yang memiliki klas kesesuaian lahan N
adalah wilayah yang hanya mampu maksimal menghasilkan produksi tanaman 40% dari
potensi hasil. Dengan demikian menurut Djaenudin dkk (2003) bahwa penanaman gandum di
Kecamatan Getasan maksimal hanya mampu menghasilkan 1,58 ton/ha (40% x 3,98 ton/ha).
Akan tetapi dengan manajemen lahan yang dilakukan oleh FPB UKSW maka penanaman
gandum di wilayah Kecamatan Getasan rata-rata mampu menghasilkan 1,93 ton/ha. Untuk
lebih jelasanya hasil penanaman gandum di wilayah Kecamatan Getasan yang dilakukan oleh
Fakultas Pertanian dan Bisnis UKSW dapat dilihat pada Tabel 29.
Tabel 29. Penanaman Gandum Varietas Dewata di Wilayah Kecamatan Getasan
Berdasarkan Tabel 29. menunjukkan penanaman gandum varietas Dewata di wilayah
Kecamatan Getasan dengan hasil rata-rata 1,93 ton/ha memiliki selisih hasil 2,05 ton/ha bila
Tahun
Penanaman Produksi (ton/ha) Keterangan
2001
2,07
1. Penanam Bistok dkk (2001)
2. Penanaman dilakukan dibulan maret-april di dusun Salaran, Desa Wates,
Kecamatan Getasan
2,36
2,72
2,64
2,73
2,91
2002
2,23 1. Penanam Bistok dkk (2002a)
2. Penanaman dilakukan dibulan maret-april di dusun Salaran, Desa Wates,
Kecamatan Getasan
1,34
2,11
2002
1,09
1. Penanam Bistok dkk (2002b)
2. Penanaman dilakukan dibulan maret-april di dusun Salaran, Desa Wates,
Kecamatan Getasan
1,21
1,18
1,19
1,21
1,91
Rataan Produksi 1,93
Berdasarkan standart capaian hasil, rata-rata hasil 1,93 menunjukkan
capaian hasil 48,98% atau lahan tersebut pada klas kesesuaian S3 (Sesuai
Marjinal)
120
dibandingkan dengan potensi hasil maksimal yang pernah dicapai (3,98 ton/ha) atau hanya
mampu menghasilkan 48,49%. Kondisi demikian menunjukan bahwa pengaturan waktu
penanaman (kalender tanam) belum mencapai maksimal, dimana seharusnya dengan
penanaman tanaman gandum menggunakan skenario/alternatif 1 dan 2 pada Tabel 28.
menunjukkan klas kesesuaian S1 (Sangat Sesuai) hingga S2 (cukup sesuai) dengan harapan
capaian hasil .
Berdasarkan dari hasil capaian gandum varietas Dewata yang rata-rata hanya
mencapai 1,93 ton/ha atau 48,49% menunjukkan bahawa lahan di Kecamatan Getasan hanya
mampu ditingkatkan dari klas kesesuian N (Tidak sesuai) menurut Djaenudin dkk (2003)
menjadi klas kesesuaian S3 (Sesuai marjinal). Oleh karena itu Dusun Salaran, Desa Wates,
Kecamatan Getasan sebagai wilayah pengembangan tanaman gandum varietas Dewata dengan
dilakukakan penanaman mengikuti alternatif/ skenario 1,2 dan 3 (Tabel 28.) memiliki klas
kesesuaian S3 atau hanya akan memiliki capai hasil tanaman gandum Varietas Dewata 1,58
ton/ha (40% x 3,98 ton/ha) sampai 2,4 ton/ha (3,98 ton/ha x 60%).