bab iv hasil penelitian dan...
TRANSCRIPT
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum SD Negeri Pamongan 2
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SD Negeri Pamongan 2
Kecamatan Guntur Kabupaten Demak semester II tahun pelajaran 2014/2015
dengan subyek penelitian kelas 4 sebanyak 21 siswa, yang terdiri dari 14 siswa
laki-laki dan 7 siswa perempuan. Di kelas 4 umumnya siswa berusia 9-10 tahun.
SD Negeri Pamongan 2 terletak di desa Pamongan, Kecamatan Guntur
Kabupaten Demak. Letak SD di pinggir jalan utama Pamongan-Guntur dan dekat
kantor kelurahan Pamongan. Sehingga membuat kondisi sekitar sekolah ramai
dengan lalu lalang orang.
Sarana dan prasarana di SD Negeri Pamongan 2 sudah cukup memadai
untuk menunjang pembelajaran. Namun, beberapa guru kurang memanfaatkan
dengan maksimal alat peraga yang dapat digunakan pada proses pembelajaran.
Selain alat peraga buku-buku di perpustakaan sekolah juga sudah cukup untuk
memenuhi kebutuhan siswa sebagai buku penunjang pembelajaran. Selain buku
dan alat peraga, terdapat pula lab komputer yang dapat digunakan untuk mencari
sumber informasi lain melaui internet.
Pengajar di SD Negeri Pamongan 2 terdiri dari guru kelas dari kelas 1
sampai kelas 6, 1 guru olahraga, dan 1 guru agama dengan pendidikan terakhir
setiap guru rata-rata S1. SD Negeri Pamongan 2 banyak meraih prestasi baik di
bidang akademik maupun non akademik. Hal ini terlihat dari banyaknya piala
yang terpajang di ruang guru.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Kondisi Awal
Kondisi awal merupakan kondisi sebelum dilakukan penelitian tindakan
kelas. Data nilai hasil belajar 21 siswa disajikan dalam tabel frekuensi hasil
belajar dengan rumus sebagai berikut:
Jangkauan (J) = Nilai terbesar – nilai terkecil
= 90 – 40 = 50
42
Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 21
= 1 + 3,3 (1,32)
= 1 + 4,22
= 5,22 ≈ 5
Interval kelas (c) = J / k
= 50 / 5
= 10
Dari perhitungan di atas kemudian dibuat tabel distribusi hasil belajar siswa
kondisi awal dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Siswa Kondisi Awal
No Nilai Sebelum Tindakan
Jumlah Siswa Prosentase (%)
1 40-49 3 14,29
2 50-59 4 19,05
3 60-69 9 42,85
4 70-79 3 14,29
5 80-89 1 4,76
6 90-99 1 4,76
Jumlah 21 100
Rata-rata 60,95
Nilai terendah 40
Nilai tertinggi 90
Dari data yang ada pada tabel 4.1, menunjukkan siswa yang mendapatkan
nilai 40-49 sebanyak 3 siswa atau sebesar 14,29%, siswa yang mendapat nilai
antara 50-59 sebanyak 4 siswa atau sebesar 19,05%, siswa yang mendapat niali
antara 60-69 sebanyak 9 siswa atau sebesar 42,85%, siswa yang mendapat nilai
antara 70-79 sebanyak 3 siswa atau sebesar 14,29%, siswa yang mendapat nilai
antara 80-89 sebanyak 1 siswa atau sebesar 4,76%, dan siswa yang mendapat nilai
antara 90-99 sebanyak 1 siswa atau sebesar 4,76%. Dengan nilai rata-rata sebesar
60,95, nilai terendah yaitu 40 dan nilai tertinggi 90.
43
Berdasarkan KKM yang telah ditentukan yaitu 65, maka dapat diuraikan
bahwa prosentase kelulusan siswa yang memenuhi ketuntasan maupun yang
belum tuntas, dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.2 Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar IPS Sebelum Tindakan
No Nilai Sebelum Tindakan
Keterangan Jumlah Siswa Prosentase (%)
1 <65 13 61,9 Belum Tuntas
2 ≥65 8 38,1 Tuntas
Jumlah 21 100
Rata-rata 60,95
Nilai terendah 40
Nilai tertinggi 90
Data pada tabel 4.2 menunjukkan prosentase ketuntasan hasil belajar IPS
siswa kelas 4 SD Negeri Pamongan 2 sebelum dilakukan tindakan, siswa yang
mencapai batas ketuntasan KKM 65 sebanyak 8 siswa atau sebesar 38,1% dari
keseluruhan jumlah siswa sedangkan yang belum memenuhi KKM sebanyak 13
siswa atau sebesar 61,9% dari keseluruhan jumlah siswa.
Berdasarkan data hasil belajar awal atau hasil belajar sebelum tindakan,
peneliti melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) sesuai dengan rancangan yang
telah diuraikan pada bab sebelumnya. Dalam penelitian di SD Negeri Pamongan 2
Kecamatan Guntur Kabupaten Demak, peneliti akan menggunakan metode
pembelajaran Mind Map.penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, dimana
masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan.
4.2.2 Pelaksanaan Siklus I
4.2.2.1 Tahap Perencanaan Tindakan Siklus I
Dalam tahap perencanaan sebelum melaksanakan tindakan, penulis
melakukan beberapa langkah antara lain:
1. Bersama dengan guru memeriksa semua instrumen yang akan digunakan
meliputi RPP, soal evaluasi dan materi yang akan disajikan.
44
2. Menyiapkan semua alat peraga dan sarana lain yang dibutuhkan seperti
spidol, bulpen, dan kertas.
3. Menyiapkan lembar pengumpul data yaitu lembar observasi untuk guru dan
juga untuk siswa.
4.2.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Setelah semua persiapan selesai, langkah selanjutnya yaitu langkah
pelaksanaan tindakan dimana pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I dibagi
ke dalam dua pertemuan yaitu:
Pertemuan I
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2015 dengan
kompetensi dasar Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan
transportasi serta pengalaman menggunakannya. Pada pertemuan pertama terdapat
tiga indikator pembelajaran yang disampaikan yaitu menjelaskan pengertian
teknologi beserta contohnya. Membandingkan ciri-ciri teknologi masa lalu dan
masa kini. Mengidentifikasi alat teknologi produksi pada masa lalu dan masa kini.
Membandingkan kelebihan dan kekurangan perkembangan teknologi produksi
masa lalu dan masa kini.
1. Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal langkah yang dilakukan oleh peneliti adalah beberapa
kegiatan yang dirancang dalam RPP meliputi membuka pelajaran dengan
salam pembuka, berdoa, mengecek kehadiran siswa, mengkondisikan siswa
agar siap mengikuti pembelajaran, dan melakukan apersepsi. Kegiatan
apersepsi yang dilakukan adalah menanyakan kembali materi yang telah
dipelajari pada pembelajaran sebelumnya dan menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
2. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, langkah yang dilakukan peneliti yaitu menjelaskan
materi pembelajaran yaitu “Perkembangan Teknologi” dengan sub materi
pengertian teknologi beserta contoh dan ciri-cirinya. Pada kata kunci dituliskan
teknologi di tengah-tengah kertas karton putih yang ditempel di papan tulis,
kemudian membuat cabang-cabang dari kata kunci itu. Cabang pertama
45
merupakan pengertian dari teknologi. Kemudian cabang kedua adalah contoh
dari teknologi, cabang ketiga berisi ciri-ciri teknologi dan cabang keempat
berisi kelebihan dan kelemahan teknologi. Setelah membuat cabang utama
kemudian membuat sub cabang-cabang, yang pertama adalah pengertian
teknologi yang berasal dari kata teknik atau metode. Di cabang kedua dibuat
sub cabang tentang contoh-contoh teknologi seperti alat-alat rumah tangga dan
rekreasi kemudian dibuat sub cabang kedua contoh penggunaan alat-alat
teknologi. Selanjutnya pada cabang ketiga tentang ciri-ciri teknologi dibuat dua
sub cabang yaitu ciri teknologi zaman dulu dan ciri teknologi zaman sekarang.
Di cabang keempat tentang kelebihan dan kelemahan teknologi dibuat dua
cabang, cabang pertama yaitu kelemahan teknologi zaman dulu dan zaman
sekarang kemudian sub cabang kedua kelebihan teknologi zaman dulu dan
zaman sekarang.
Setelah menjelaskan materi, siswa diminta untuk mengerjakan LKS yaitu
berupa Mind Map hasil pemikiran siswa secara berkelompok. Pada saat
berdiskusi dengan kelompok kebanyakan siswa menjadi gaduh karena saling
bertukar pendapat. Selain itu, ada juga yang berjalan-jalan melihat pekerjaan
teman lainnya karena kurang paham dengan apa yang harus dikerjakan.
Peneliti meminta siswa yang kurang paham untuk bertanya bagaimana cara
mengerjakannya. Situasi menjadi tenang kembali. Setelah selesai membuat,
siswa diminta maju dan mempresentasikan hasil pemikiran mereka secara
bergantian.
3. Kegiatan Penutup
Pada kegiatan ini peneliti bersama guru dan siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran kali ini dengan menggunakan metode Mind Map. Guru
memberikan pekerjaan rumah kepada siswa mengerjakan soal-soal yang ada di
buku dan mempelajari materi berikutnya (RPP Terlampir pada halaman 76).
Hasil pengamatan siklus I pertemuan I
Pada tahap pengamatan, yang diamati adalah tindakan yang dilakukan
guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Map. Selain
46
itu, mengamati juga aktifitas siswa dalam proses pembelajaran. Adapun hasil
pengamatan guru dan siswa pada siklus I pertemuan I sebagai berikut:
1. Hasil Pengamatan terhadap Guru
Hasil pengamatan terhadap guru pada pertemuan pertama, didapatkan bahwa
guru sudah melaksanakan semua indikator pembelajaran yang sudah ditentukan.
Secara keseluruhan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah sesuai
dengan aspek pembelajaran, hanya saja pada pertemuan pertama guru belum
melaksanakan tes evaluasi dan juga belum memberikan penghargaan serta
pemantapan kepada siswa mengenai materi yang didapatkan (Lembar observasi
terlampir pada halaman 109).
2. Hasil Pengamatan terhadap Siswa
Hasil pengamatan terhadap siswa pada pertemuan pertama, didapatkan bahwa
siswa sudah mengikuti semua indikator pembelajaran yang sudah diterapkan oleh
guru. Namun siswa masih belum mengerti tentang langkah pembelajaran Mind
Map dan menggunakan gambar dengan benar sebagai representasi konsep materi
(Lembar observasi terlampir pada halaman 117).
Pertemuan II
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 19 Maret 2015 dengan
kompetensi dasar Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan
transportasi serta pengalaman menggunakannya. Pada pertemuan pertama terdapat
tiga indikator pembelajaran yang disampaikan yaitu menjelaskan pengertian
teknologi beserta contohnya. Membandingkan ciri-ciri teknologi masa lalu dan
masa kini. Mengidentifikasi alat teknologi produksi pada masa lalu dan masa kini.
Membandingkan kelebihan dan kekurangan perkembangan teknologi produksi
masa lalu dan masa kini.
1. Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal langkah yang dilakukan oleh peneliti adalah beberapa
kegiatan yang dirancang dalam RPP meliputi membuka pelajaran dengan
salam pembuka, berdoa, mengecek kehadiran siswa, mengkondisikan siswa
agar siap mengikuti pembelajaran, dan melakukan apersepsi. Kegiatan
47
apersepsi yang dilakukan adalah menanyakan kembali materi yang telah
dipelajari pada pembelajaran sebelumnya yaitu tentang perkembangan
teknologi dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, langkah yang dilakukan peneliti yaitu menjelaskan
materi pembelajaran yaitu “Perkembangan Teknologi” dengan sub materi
perkembangan teknologi produksi. Pada kata kunci dituliskan teknologi
produksi di tengah-tengah kertas karton putih yang ditempel di papan tulis,
kemudian membuat cabang-cabang dari kata kunci itu. Cabang pertama
merupakan pengertian dari teknologi produksi. Kemudian cabang kedua adalah
contoh dari teknologi produksi zaman dulu, dan cabang ketiga berisi contoh
teknologi produksi zaman sekarang.
Setelah menjelaskan materi, siswa diminta untuk mengerjakan LKS yaitu
berupa Mind Map hasil pemikiran siswa secara berkelompok. Pada pertemuan
kedua ini, siswa sudah mengerti bagaimana cara membuat Mind Map. Guru
berkeliling membimbing dan mengamati siswa. Peneliti meminta siswa yang
kurang paham untuk bertanya bagaimana cara mengerjakannya. Situasi
menjadi tenang kembali. Setelah selesai membuat, siswa diminta maju dan
mempresentasikan hasil pemikiran mereka secara bergantian. Setelah itu guru
membagikan soal evaluasi kepada siswa untuk mengetahui seberapa jauh
pemahaman yang didapat siswa pada pembelajaran kali ini.
3. Kegiatan Penutup
Pada kegiatan ini peneliti bersama guru dan siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran kali ini dengan menggunakan metode Mind Map. Guru
memerikan memberikan pekerjaan rumah kepada siswa untuk mempelajari
materi berikutnya (RPP Terlampir pada halaman 79).
Hasil pengamatan siklus I pertemuan II
Pada tahap pengamatan, yang diamati adalah tindakan yang dilakukan
guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Map. Selain
48
itu, mengamati juga aktifitas siswa dalam proses pembelajaran. Adapun hasil
pengamatan guru dan siswa pada siklus I pertemuan II sebagai berikut:
1. Hasil Pengamatan terhadap Guru
Pada pertemuan kedua, guru sudah melaksanakan semua indikator
pembelajaran dengan baik. Termasuk memberikan reward dan penguatan terhadap
siswa mengenai materi yang disampaikan. Guru juga melaksanakan tes evaluasi
siklus I pada pertemuan kedua. (Lembar observasi terlampir pada halaman 111).
2. Hasil Pengamatan terhadap Siswa
Hasil pengamatan terhadap siswa pada pertemuan kedua, didapatkan bahwa
siswa sudah mengikuti semua indikator pembelajaran yang sudah diterapkan oleh
guru. Termasuk memahami langkah pembelajaran Mind Map dan menggunakan
gambar sebagai representasi konsep materi serta mengerjakan soal tes yang
diberikan oleh guru. (Lembar observasi terlampir pada halaman 119).
4.2.2.3 Analisis Data Hasil Belajar Siklus I
Hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus I dengan menggunakan
metode Mind Map pada mata pelajaran IPS kelas 4 SD Negeri Pamongan 2
Kecamatan Guntur Kabupaten Demak, disajikan dalam tabel distribusi frekuensi
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Jangkauan (J) = Nilai terbesar – nilai terkecil
= 88 – 56
= 32
Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 21
= 1 + 3,3 (1,32)
= 1 + 4,22
= 5,22 ≈ 5
Interval kelas (c) = J / k
= 32 / 5
= 6,4 ≈ 6
Dari perhitungan diatas kemudian dibuat tabel distribusi frekuensi hasil
belajar siswa pada siklus I sebagai berikut:
49
Tabel 4. 3 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Siswa Siklus I
No Nilai Tindakan Siklus I
Jumlah Siswa Prosentase (%)
1 56-61 6 28,57
2 62-67 3 14,29
3 68-73 4 19,05
4 74-79 5 23,81
5 80-85 2 9,52
6 86-91 1 4,76
Jumlah 21 100
Rata-rata 69,62
Nilai Terendah 56 Nilai Tertinggi 88
Berdasarkan tabel 4.3, dapat dilihat terjadi perubahan rentang nilai pada
kondisi awal sebelum tindakan dengan setelah dilakukan tindakan siklus I, siswa
yang mendapatkan nilai 56-61 sebanyak 6 siswa atau sebesar 28,57%, siswa yang
mendapat nilai antara 62-67 sebanyak 3 siswa atau sebesar 14,29%, siswa yang
mendapat nilai antara 68-73 sebanyak 4 siswa atau sebesar 19,05%, siswa yang
mendapat nilai antara 74-79 sebanyak 5 siswa atau sebesar 23,81%, siswa yang
mendapat nilai antara 80-85 sebanyak 2 siswa atau sebesar 9,52%, dan siswa yang
mendapat nilai antara 86-91 sebanyak 1 siswa atau sebesar 4,76%. Nilai rata-rata
meningkat dari 60,95 menjadi 69,62. Nilai terendah yaitu 56 dan nilai tertinggi 88.
Berikut ini akan disajikan tabel prosentase ketuntasan hasil belajar IPS siswa
setelah dilakukan tindakan pada siklus I, sebagai berikut:
Tabel 4.4 Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siswa Siklus I
No Nilai Setelah Tindakan Siklus I
Keterangan Jumlah Siswa Prosentase (%)
1 <65 9 42,86 Belum Tuntas
2 ≥65 12 57,14 Tuntas
Jumlah 21 100
Rata-rata 69,62
Nilai Terendah 56
Nilai Tertinggi 88
50
Pada tabel 4.4 terlihat perbandingan hasil belajar siswa pada kondisi awal
sebelum tindakan dan setelah dilakukan tindakan pada siklus I. Prosentase
ketuntasan hasil belajar IPS siswa SD Negeri Pamongan 2 Kecamatan Guntur
Kabupaten Demak, sebelum dilakukan tindakan diketahui bahwa siswa yang
memiliki nilai di bawah KKM 65 sebanyak 13 siswa atau sebesar 61,9% dan
siswa yang mencapai nilai KKM 65 sebanyak 8 siswa atau sebesar 38,1%.
Kondisi ini berubah setelah dilakukan tindakan pada siklus I, yakni siswa yang
memperoleh nilai di bawah KKM sebanyak 9 siswa atau sebesar 42,86 siswa dan
siswa yang berhasil lulus KKM sebanyak 12 siswa atau sebesar 57,14%.
Untuk mengetahui terjadinya peningkatan hasil belajar dari kondisi awal
sebelum tindakan dan setelah dilakukan tindakan pada siklus I, berikut disajikan
tabel perbandingan hasil belajar IPS siswa pada kondisi awal sebelum tindakan
dan siklus I:
Tabel 4.5 Perbandingan Hasil Belajar IPS Siswa Kondisi Awal dan Siklus I
No Nilai Kondisi Awal Siklus I
Jumlah Siswa
Prosentase (%)
Jumlah Siswa
Prosentase (%)
1. Tuntas 8 38,1 12 57,14
2. Tidak Tuntas 13 61,9 9 42,86
Jumlah 21 100 21 42,86
Tabel 4.5 di atas, menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPS siswa
kelas 4 SD Negeri Pamongan 2 Kecamatan Guntur Kabupaten Demak. Pada
kondisi awal yang tuntas hasil belajar hanya 8 siswa atau sebesar 38,1% dan yang
belum tuntas sebanyak 13 siswa atau sebesar 61,9% dengan nilai rata-rata 60,95.
Pada siklus I terjadi peningkatan menjadi 12 siswa atau sebesar 57,14% dari 21
siswa yang mencapai ketuntasan nilai KKM 65 dan sebanyak 9 siswa atau sebesar
42,86% siswa belum mencapai nilai KKM 65 dengan nilai rata-rata 69,62. Siswa
yang sudah tuntas diberikan pengayaan, sedangkan yang belum tuntas diberi
remidial. Peningkatan yang terjadi sebesar 19,04%. Meskipun demikian,
peningkatan hasil belajar ini belum mencapai kriteria yang ditetapkan peneliti
yaitu 85% dari jumlah siswa.
51
4.2.2.4 Tahap Refleksi Siklus I
Tahap ini dilakukan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang
telah dilakukan. refleksi bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan baik
secara proses maupun hasil. Kegiatan refleksi dilakukan bersama antara guru
pengajar, guru kolaborator (observer) dan perwakilan beberapa siswa.
Berdasarkan observasi yang dilakukan terdapat kelebihan dan kelemahan dalam
pembelajaran metode pembelajaran Mind Map.
Pertemuan I
a) Guru masih sedikit bingung dalam memahami langkah-langkah pembuatan
Mind Map sehingga mengalami kesulitan dalam membimbing siswa untuk
membuat Mind Map.
b) Pembelajaran masih gaduh terutama pada saat siswa diminta untuk
membuat materinya sendiri dengan menggunakan metode Mind Map.
c) Guru belum memberikan reward atau penguatan kepada siswa yang
memberikan jawaban benar.
Mengacu pada kelemahan-kelemahan yang terjadi selama proses
pembelajaran, peneliti memutuskan untuk mengadakan perbaikan pembelajaran
pada pertemuan II sebagai berikut:
a) Pengajar lebih membimbing siswa selama langkah-langkah pembelajaran.
b) Pengajar mengarahkan siswa untuk lebih memperhatikan siswa yang
sedang presentasi dan meminta untuk memberikan komentar terhadap hasil
presentasi tersebut.
c) Memberikan reward/penguatan kepada siswa yang menjawab benar, baik
secara individu maupun berpasangan.
Pertemuan II
Pembelajaran IPS kelas 4 pada materi Perkembangan Teknologi pada
pertemuan II sudah tidak mengalami kendala yang berarti. Berdasarkan data yang
telah dianalisis dan hasil diskusi guru dengan peneliti, maka peneliti
menyimpulkan bahwa pada siklus I sudah terjadi peningkatan hasil belajar IPS
siswa kelas 4 SD Negeri Pamongan 2 Kecamatan Guntur Kabupaten Demak.
52
Namun, keberhasilannya baru 57,14% saja belum sesuai dengan target pencapaian
yang ditetapkan peneliti yaitu 85% dari jumlah siswa. Maka dari itu, peneliti
memutuskan untuk melanjutkan ke dalam siklus II.
4.2.3 Pelaksanaan Siklus II
4.2.3.1 Tahap Perencaan Tindakan Siklus II
Pada tahap perencanaan tindakan siklus II ini, peneliti memperbaiki
skenario pembelajaran berdasarkan masalah yang akan dilaksanakan pada siklus
II. Berdasarkan hasil refleksi siklus I, maka guru melakukan upaya perbaikan
pembelajaran, membimbing siswa selama langkah-langkah pembelajaran,
mengarahkan siswa untuk memperhatikan dan memberikan reward/penguatan
kepada siswa yang menjawab benar. Selama itu guru juga menyiapkan kembali
lembar kerja siswa, lembar soal tes, lembar observasi, dan alat peraga.
4.2.3.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Setelah semua persiapan selesai, langkah selanjutnya yaitu langkah
pelaksanaan tindakan dimana pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II dibagi
ke dalam dua pertemuan yaitu:
Pertemuan I
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 23 Maret 2015 dengan
kompetensi dasar Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan
transportasi serta pengalaman menggunakannya. Pada pertemuan pertama terdapat
tiga indikator pembelajaran yang disampaikan yaitu mengidentifikasi alat
teknologi komunikasi pada masa lalu dan masa kini. Membandingkan kelebihan
dan kekurangan perkembangan teknologi komunikasi masa lalu dan masa kini.
Mengidentifikasi alat teknologi transportasi pada masa lalu dan masa kini.
Membandingkan kelebihan dan kekurangan perkembangan teknologi transportasi
masa lalu dan masa kini.
1. Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal langkah yang dilakukan oleh peneliti adalah beberapa
kegiatan yang dirancang dalam RPP meliputi membuka pelajaran dengan
salam pembuka, berdoa, mengecek kehadiran siswa, mengkondisikan siswa
53
agar siap mengikuti pembelajaran, dan melakukan apersepsi. Kegiatan
apersepsi yang dilakukan adalah menanyakan kembali materi yang telah
dipelajari pada pembelajaran sebelumnya dan menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai yaitu perkembangan teknologi komunikasi.
2. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, langkah yang dilakukan peneliti yaitu menjelaskan
materi pembelajaran yaitu “Perkembangan Teknologi” dengan sub materi
perkembangan teknologi komunikasi. Pada kata kunci dituliskan teknologi
komunikasi di tengah-tengah kertas karton putih yang ditempel di papan tulis,
kemudian membuat cabang-cabang dari kata kunci itu. Cabang pertama
merupakan pengertian dari teknologi komunikasi. Kemudian cabang kedua
adalah contoh dari teknologi komunikasi masa lalu, dan di cabang ketiga
merupakan contoh teknologi komunikasi masa sekarang.
Setelah menjelaskan materi, siswa diminta untuk mengerjakan LKS yaitu
berupa Mind Map hasil pemikiran siswa secara berkelompok dengan teman
sebangku. Pada pertemuan kali ini, siswa sudah mengerti bagaimana cara
membuat Mind Map. Guru berkeliling membimbing dan mengamati siswa.
Peneliti meminta siswa yang kurang paham untuk bertanya bagaimana cara
mengerjakannya. Situasi menjadi tenang kembali. Setelah selesai membuat,
siswa diminta maju dan mempresentasikan hasil pemikiran mereka secara
bergantian.
3. Kegiatan Penutup
Pada kegiatan ini peneliti bersama guru dan siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran kali ini dengan menggunakan metode Mind Map. Guru memberikan
pekerjaan rumah kepada siswa mengerjakan soal-soal yang ada di buku dan
mempelajari materi berikutnya (RPP Terlampir pada halaman 90).
Hasil pengamatan siklus II pertemuan I
Pada tahap pengamatan, yang diamati adalah tindakan yang dilakukan
guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Map. Selain
54
itu, mengamati juga aktifitas siswa dalam proses pembelajaran. Adapun hasil
pengamatan guru dan siswa pada siklus II pertemuan I sebagai berikut:
1. Hasil Pengamatan terhadap Guru
Hasil pengamatan terhadap guru pada pertemuan pertama, didapatkan bahwa
guru sudah melaksanakan semua indikator pembelajaran yang sudah ditentukan.
Secara keseluruhan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah sesuai
dengan aspek pembelajaran, termasuk memberikan reward/pujian dan penguatan
kepada siswa. Hanya saja pada pertemuan pertama guru belum melaksanakan tes
evaluasi (Lembar observasi terlampir pada halaman 113).
2. Hasil Pengamatan terhadap Siswa
Hasil pengamatan terhadap siswa pada pertemuan pertama, didapatkan bahwa
siswa sudah mengikuti semua indikator pembelajaran yang sudah diterapkan oleh
guru. Termasuk memahami langkah pembelajaran Mind Map dan menggunakan
gambar sebagai representasi konsep materi (Lembar observasi terlampir pada
halaman 121).
Pertemuan II
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 26 Maret 2015 dengan
kompetensi dasar Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan
transportasi serta pengalaman menggunakannya. Pada pertemuan pertama terdapat
tiga indikator pembelajaran yang disampaikan yaitu mengidentifikasi alat
teknologi komunikasi pada masa lalu dan masa kini. Membandingkan kelebihan
dan kekurangan perkembangan teknologi komunikasi masa lalu dan masa kini.
Mengidentifikasi alat teknologi transportasi pada masa lalu dan masa kini.
Membandingkan kelebihan dan kekurangan perkembangan teknologi transportasi
masa lalu dan masa kini.
1. Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal langkah yang dilakukan oleh peneliti adalah beberapa
kegiatan yang dirancang dalam RPP meliputi membuka pelajaran dengan
salam pembuka, berdoa, mengecek kehadiran siswa, mengkondisikan siswa
agar siap mengikuti pembelajaran, dan melakukan apersepsi. Kegiatan
55
apersepsi yang dilakukan adalah menanyakan kembali materi yang telah
dipelajari pada pembelajaran sebelumnya dan menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai yaitu perkembangan teknologi transportasi.
2. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, langkah yang dilakukan peneliti yaitu menjelaskan
materi pembelajaran yaitu “Perkembangan Teknologi” dengan sub materi
perkembangan teknologi produksi. Pada kata kunci dituliskan teknologi
transportasi di tengah-tengah kertas karton putih yang ditempel di papan tulis,
kemudian membuat cabang-cabang dari kata kunci itu. Cabang pertama
merupakan pengertian dari teknologi transportasi. Kemudian cabang kedua
adalah contoh dari teknologi transportasi zaman dulu, dan cabang ketiga
berisi contoh teknologi transportasi zaman sekarang.
Setelah menjelaskan materi, siswa diminta untuk mengerjakan LKS yaitu
berupa Mind Map hasil pemikiran siswa secara berkelompok dengan teman
sebangku. Pada pertemuan kedua ini, siswa sudah mengerti bagaimana cara
membuat Mind Map. Guru berkeliling membimbing dan mengamati siswa.
Peneliti meminta siswa yang kurang paham untuk bertanya bagaimana cara
mengerjakannya. Situasi menjadi tenang kembali. Setelah selesai membuat,
siswa diminta maju dan mempresentasikan hasil pemikiran mereka secara
bergantian. Setelah itu guru membagikan soal evaluasi kepada siswa untuk
mengetahui seberapa jauh pemahaman yang didapat siswa pada pembelajaran
kali ini.
3. Kegiatan Penutup
Pada kegiatan ini peneliti bersama guru dan siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran kali ini dengan menggunakan metode Mind Map. Guru
memberikan pekerjaan rumah kepada siswa untuk mempelajari materi
berikutnya (RPP terlampir pada halaman 94)
.
Hasil pengamatan siklus II pertemuan II
Pada tahap pengamatan, yang diamati adalah tindakan yang dilakukan
guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Map. Selain
56
itu, mengamati juga aktifitas siswa dalam proses pembelajaran. Adapun hasil
pengamatan guru dan siswa pada siklus II pertemuan II sebagai berikut:
1. Hasil Pengamatan terhadap Guru
Pada pertemuan kedua, guru sudah melaksanakan semua indikator
pembelajaran dengan baik. Termasuk memberikan reward dan penguatan terhadap
siswa mengenai materi yang disampaikan. Guru juga melaksanakan tes evaluasi
siklus II pada pertemuan kedua (Lembar observasi terlampir pada halaman 115).
2. Hasil Pengamatan terhadap Siswa
Hasil pengamatan terhadap siswa pada pertemuan kedua, didapatkan bahwa
siswa sudah mengikuti semua indikator pembelajaran yang sudah diterapkan oleh
guru. Termasuk memahami langkah pembelajaran Mind Map dan menggunakan
gambar sebagai representasi konsep materi serta mengerjakan soal tes yang
diberikan oleh guru (Lembar observasi terlampir pada halaman 123).
4.2.3.3 Analisis Data Hasil Belajar Siklus II
Hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus II dengan menggunakan
metode Mind Map pada mata pelajaran IPS kelas 4 SD Negeri Pamongan 2
Kecamatan Guntur Kabupaten Demak, disajikan dalam tabel distribusi frekuensi
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Jangkauan (J) = Nilai terbesar – nilai terkecil
= 96 – 64
= 32
Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 21
= 1 + 3,3 (1,32)
= 1 + 4,22
= 5,22 ≈ 5
Interval kelas (c) = J / k
= 32 / 5
= 6,4 ≈ 6
Dari perhitungan diatas kemudian dibuat tabel distribusi frekuensi hasil
belajar siswa pada siklus II sebagai berikut:
57
Tabel 4. 6 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Siswa Siklus II
No Nilai Tindakan Siklus II
Jumlah Siswa Prosentase (%)
1 64-69 4 19,05
2 70-75 3 14,29
3 76-81 6 28,57
4 82-87 4 19,05
5 88-93 2 9,52
6 94-99 2 9,52
Jumlah 21 100
Rata-rata 78,29
Nilai Terendah 64
Nilai Tertinggi 96
Berdasarkan tabel 4.6, menunjukkan terjadi perubahan rentang nilai pada
kondisi awal sebelum tindakan dengan setelah dilakukan tindakan siklus II, siswa
tidak ada yang mendapatkan nilai <60, siswa yang mendapat nilai antara 64-69
sebanyak 4 siswa atau sebesar 19,05%, siswa yang mendapatkan nilai antara 70-
75 sebanyak 3 siswa atau sebesar 14,29%, siswa yang mendapat nilai antara 76-81
sebanyak 6 siswa atau sebesar 28,57%, siswa yang mendapatkan nilai antara 82-
87 sebanyak 4 siswa atau sebesar 19,05%, siswa yang mendapat nilai antara 88-93
sebanyak 2 siswa atau sebesar 9,52%, dan siswa yang mendapatkan nilai antara
94-99 sebanyak 2 siswa atau sebesar 9,52%. Nilai rata-rata meningkat dari 69,62
menjadi 78,29. Nilai terendah yaitu 64 dan nilai tertinggi 96. Berikut ini akan
disajikan tabel prosentase ketuntasan hasil belajar IPS siswa setelah dilakukan
tindakan pada siklus II, sebagai berikut:
Tabel 4.7 Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siswa Siklus II
No Nilai Setelah Tindakan Siklus I
Keterangan Jumlah Siswa Prosentase (%)
1 <65 3 14,29 Belum Tuntas
2 ≥65 18 85,71 Tuntas
Jumlah 21 100
Rata-rata 78,29
Nilai Terendah 64
Nilai Tertinggi 96
58
Prosentase ketuntasan hasil belajar IPS siswa SD Negeri Pamongan 2
Kecamatan Guntur Kabupaten Demak, pada siklus I diketahui bahwa siswa yang
memiliki nilai di bawah KKM 65 sebanyak 9 siswa dan siswa yang mencapai nilai
KKM 65 sebanyak 12 siswa. Kondisi ini berubah setelah dilakukan tindakan pada
Siklus II, yakni siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM sebanyak 3 siswa
atau sebesar 14,29% dan siswa yang berhasil lulus KKM sebanyak 18 siswa atau
sebesar 85,71%. Siswa yang sudah tuntas diberikan pengayaan, sedangkan yang
belum tuntas diberi remidial. Untuk mengetahui terjadinya peningkatan hasil
belajar dari siklus I dan siklus II, berikut disajikan tabel perbandingan ketuntasan
hasil belajar IPS siswa pada siklus I dan siklus II:
Tabel 4. 8 Perbandingan Hasil Belajar IPS Siswa Siklus I dan Siklus II
No Nilai
Siklus I Siklus II
Jumlah Siswa
Prosentase (%)
Jumlah Siswa Prosentase (%)
1 Tuntas 12 57,14 18 85,71
2 Tidak Tuntas 9 42,86 3 14,29
Jumlah 21 100 21 100
Dari perbandingan pada tabel 4.8, dapat dilihat adanya peningkatan hasil
belajar IPS dari siklus I dan setelah dilakulan tindakan Siklus II. Peningkatan
yang terjadi sebesar 28,57%. Peningkatan hasil belajar ini sudah mencapai kriteria
yang ditetapkan peneliti yaitu 85% dari jumlah siswa. Maka penelitian tindakan
kelas ini dapat dikatakan sudah berhasil.
4.2.3.4 Tahap Refleksi Siklus II
Pada tahap ini, penulis membandingkan hasil data yang telah diperoleh
dengan indikator keberhasilan yang ditetapkan sebelumnya. Pada siklus II ini,
penelitian pada pertemuan I dan pertemuan II tidak mengalami kendala yang
berarti. Berdasarkan indikator keberhasilan tersebut sampai pada siklus II ini
penelitian sudah berhasil. Penerapan metode Mind Map telah sudah dilaksanakan
sesuai dengan langkah-langkah Mind Map. Selain itu, hasil belajar siswa
pencapaian KKM= 65 pada 85%. Pada siklus I siswa telah mencapai ketuntasan
hasil belajar sebesar 57,14% sedangkan pada siklus II sebesar 85,71%.
59
Berdasarkan hasil yang telah mencapai indikator keberhasilan tersebut, maka
penelitian ini sampai pada siklus II dan tidak dilanjutkan ke siklus selanjutnya.
Hasil belajar siswa berdasarkan ulangan harian pada kondisi awal, hasil
belajar dari siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Perbandingan
ketuntasan hasil belajar siswa kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.9 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siswa Kondisi Awal,
Siklus I, dan Siklus II
No Nilai
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Jumlah Siswa
Prosentase (%)
Jumlah Siswa
Prosentase (%)
Jumlah Siswa
Prosentase (%)
1 <65 13 61,9 9 42,86 3 14,29
2 ≥65 8 38,1 12 57,14 18 85,71
Jumlah 21 100 21 100 21 100
Berdasarkan perbandingan ketuntasan hasil belajar dari kondisi awal, siklus I
dan Siklus II pada tabel 4.9, dapat dilihat adanya peningkatan pada hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPS. Pada kondisi awal, siswa yang mencapai
ketuntasan hanya 8 siswa atau sebesar 38,1%, pada siklus I siswa yang mencapai
ketuntasan sebanyak 12 siswa atau sebesar 57,14%, dan pada siklus II siswa yang
mencapai ketuntasan sebanyak 18 siswa atau sebesar 85,71%. Terjadi peningkatan
sebesar 19,04% pada siklus I dari kondisi awal dan peningkatan sebesar 28,57%
pada siklus II dari siklus I. Sedangkan peningkatan yang terjadi dari kondisi awal
ke siklus II sebesar 47,61%.
4.3 Pembahasan
Penelitian tindakan kelas ini berfokus pada perbaikan untuk meningkatkan
hasil belajar IPS khususnya pada aspek kognitif, siswa kelas 4 SD Negeri
Pamongan 2 dengan menggunakan metode pembelajaran Mind Map. Metode
pembelajaran ini membantu siswa untuk mengembangkan imajinasi dan daya
pikir siswa dalam belajar, sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi
pelajaran yang diperoleh dari guru. Tugas guru dalam pembelajaran ialah sebagai
60
fasilitator, yakni memfasilitasi siswa dalam proses pembelajaran. Dalam
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Mind Map, siswa
menerima materi yang disampaikan oleh guru dalam bentuk peta pikiran yang
berisi konsep-konsep kunci materi. Kemudian siswa membuat dan
mengembangkan daya pikir mereka dengan membuat peta pikiran mereka sendiri
di dalam suatu kelompok. Para siswa berdiskusi dan bekerja sama untuk membuat
catatan sendiri. Setelah siswa selesai membuat catatan sendiri, hasil pekerjaan
dipresentasikan di depan kelas secara bergantian tiap kelompok. Pada akhir
pembelajaran guru memberikan evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman
siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Pembelajaran dengan menggunakan
metode Mind Map ini menjadikan siswa senang dalam mengikuti pembelajaran.
Siswa menjadi mudah memahami materi karena tidak perlu mencatat dengan
kalimat-kalimat yang panjang dan menghapalkannya nanti, tetapi hanya
menuliskan dengan peta pikiran yang dibuat sendiri berisi konsep-konsep kunci
materi yang didapatkan. Hal ini tentunya memberikan pengaruh dalam perbaikan
upaya peningkatan hasil belajar IPS siswa.
Proses pembelajaran dengan menerapkan metode Mind Map dalam
penelitian tindakan kelas ini, dilakukan dengan menyajikan Mind Map dalam
langkah-langkah pembelajaran yakni kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan
penutup. Aplikasi Mind Map dalam pembelajaran, dilakukan pada langkah
kegiatan inti, yang dilaksanakan dengan EEK (eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi). Guru melakukan kegiatan eksplorasi dengan memberi kesempatan
siswa menggali informasi, melalui kegiatan membaca teks materi yang ada. Pada
kegiatan elaborasi, guru memberi kesempatan dan mengawasi siswa melakukan
diskusi kelompok dalam mengerjakan tugas kelompok yang telah diberikan oleh
guru, yang kemudian hasil diskusi mereka dipresentasikan pada akhir
pembelajaran. Kemudian guru memanggil perwakilan setiap kelompok
mempresentasikan hasil pekerjaan kelompok di depan kelas secara bergantian.
Guru memberi konfirmasi pada setiap presentasi siswa dan memberi motivasi
siswa untuk belajar dan bekerja sama dengan baik.
61
Perolehan hasil belajar siswa pada siklus I sudah menunjukan adanya
peningkatan, dengan ketuntasan klasikal yang mencapai 57,14% dan perolehan
nilai rata-rata 69,62. Hal ini menunjukan bahwa penelitian tindakan siklus I belum
berhasil. Kerjasama antar siswa juga sudah nyata dalam diskusi kelompok
membuat peta pikiran. Penelitian dilanjutkan ke siklus II dengan memperbaiki dan
lebih mengoptimalkan pembelajaran sesuai dengan hasil refleksi. Perbaikan
tersebut diantaranya guru lebih memberikan bimbingan kepada siswa selama
langkah-langkah pembelajaran, siswa lebih diarahkan untuk memperhatikan siswa
yang sedang melakukan presentasi dan meminta untuk memberikan komentar
terhadap hasil presentasi tersebut, dan guru memberikan reward/penguatan kepada
siswa yang menjawab dengan benar baik secara individu maupun kelompok.
Dari pengamatan terhadap proses pembelajaran yang terjadi pada tindakan
siklus II, siswa sudah lebih paham dalam mengikuti langkah-langkah
pembelajaran dengan metode Mind Map. Hasil ketuntasan belajar 21 siswa pada
siklus II meningkat lagi menjadi 85,71%. Dapat dikatakan bahwa siswa telah
mencapai ketuntasan belajar sebab telah memenuhi standart ketuntasan belajar
85%. Sampai pada perbaikan pembelajaran siklus II, hanya tiga siswa saja yang
belum mencapai nilai tuntas.
Hasil penelitian tindakan kelas ini, juga sejalan dengan penelitian yang telah
dilaksanakan oleh Asrori (2014:69), menyatakan “hasil belajar IPS siwa kelas V
MI Muhammadiyah Jambukidul setelah menggunakan metode Mind Map
meningkat. Berdasarkan hasil ini bahwa dengan menerapkan metode
pembelajaran Mind Map, hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi
pokok perjuangan mempertahankan kemerdekaan pada masa awal kemerdekaan
di kelas V MI Muhammadiyah Jambukidul Ceper Klaten meningkat dan
berhasil”. Berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan penulis dalam
menerapkan Mind Map dalam pembelajaran IPS di SD Negeri Pamongan 2
menunjukkan bahwa dengan menerapkan metode pembelajaran Mind Map, dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri Pamongan 2 pada mata
pelajaran IPS Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.
62
Hal ini dapat membuktikan bahwa metode pembelajaran Mind Map dapat
meningkatkan hasil belajar IPS khususnya pada aspek kognitif siswa kelas 4 SD
Negeri Pamongan 2 Kecamatan Guntur Kabupaten Demak. Metode Mind Map
membuat siswa lebih baik dalam mengingat, mendapatkan ide, menghemat waktu
dalam mencatat materi pembelajaran karena siswa mengatur sendiri bagaimana
mereka ingin mencatat atau menggambarkan materinya, sehingga membuat nilai
yang lebih bagus.
Berdasarkan pembahasan penelitian tindakan kelas yang telah dituliskan,
maka dapat dijelaskan implikasi teoritis dan implikasi praktis dari penelitian
tindakan kelas ini. Adapun implikasi teoritis dan praktis adalah sebagai berikut:
a. Implikasi Teoritis
Secara implikasi penelitian ini adalah dikembangkannya pembelajaran mata
pelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran Mind Map yang
mambuat siswa berpikir secara aktif. Siswa dituntut untuk menggunakan otak
kanan dan otak kiri secara seimbang. Implikasi teoritis dari penelitian ini adalah
bertambahnya referensi penelitian dalam bidang pendidikan, pembelajaran dengan
metode Mind Map lebih baik dari pada metode pembelajaran dengan metode
sederhana seperti ceramah, hal ini terlihat dari hasil belajar siswa meningkat.
Penerapan pembelajaran dengan metode ini dapat menambah metode
pembelajaran dalam peningkatan hasil belajar siswa melalui metode pembelajaran
Mind Map.
b. Implikasi Praktis
Implikasi praktis yang diperoleh dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas
ini adalah berkenaan dengan sekolah, guru, dan siswa. Adapun implikasi praktis
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sekolah dapat menambah koleksi perpustakaan serta menyediakan referensi
bagi guru tentang penelitian tindakan kelas.
2. Guru menambah wawasan metode pembelajaran Mind Map dalam proses
pembelajaran di kelas dan tidak hanya menggunakan satu metode
pembelajaran yang selalu sama.
63
3. Dengan menggunakan metode Mind Map siswa dapat meningkatkan
pemahaman siswa pada mata pelajaran IPS.
4. Penulis dapat menerapkan pembelajaran Mind Map dengan mengetahui dan
mengembangkan proses pembelajaran di kelas.