bab iv hasil penelitian dan pembahasan · 2015. 6. 9. · siswa sdn batursari 6 pada tahun ajaran...
TRANSCRIPT
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1 Profil Sekolah
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Batursari 6
Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak, Jawa
Tengah yang beralamat di Jl. Pucang Peni Raya,
Batursari, Kecamatan Mranggen kode pos 59567.
Bangunan sekolah menghadap ke Timur, memiliki
halaman yang cukup luas. Terletak di kawasan pendi-
dikan terpadu yang terdiri dari Taman Kanak-kanak,
SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 2 Kecamatan Mranggen
Kabupaten Demak.
Gedung yang dimiliki SDN Batursari 6 terdiri
dari 14 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang
kantor guru, 1 ruang UKS, 1 ruang Perpustakan, 1
ruang lab. Komputer, dan 1 ruang alat peraga. Jumlah
siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014
berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287
sedangkan siswa perempuan 250. SDN Batursari 6,
didukung oleh 24 tenaga pengajar yang terdiri dari 1
orang kepala sekolah, 14 guru kelas, 2 guru agama
(Agama Islam dan Agama Kristen), 2 guru Olah Raga, 4
guru ekstra kurikuler dan ditambah 1 penjaga
40
36
sekolah. Hampir semua tenaga pengajar yang ada
adalah guru profesional, ini terbukti dengan diberikan-
nya tunjangan sertifikasi dari Pemerintah serta memi-
liki pengalaman yang cukup lama dalam mengajar.
4.1.2 Visi dan Misi Sekolah
Visi SDN Batursari 6 adalah “Bertaqwa, ber-
karakter, dan peduli lingkungan, serta berdaya saing
tinggi”.
Misi SDN Batursari 6 sebagai berikut:
a. Mewujudkan pemerataan dan perluasan akses
pendidikan;
b. Mewujudkan Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS);
c. Mewujudkan Peran Serta Masyarakat (PSM);
d. Mewujudkan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efek-
tif, dan Menyenangkan (PAKEM);
e. Mewujudkan peningkatan prestasi akademik.
f. Mewujudkan peningkatan prestasi non akade-
mik;
g. Mengembangkan kurikulum berbasis lingkung-
an;
h. Mewujudkan peningkatan iman dan taqwa;
i. Pembelajaran yang memadai.
4.1.3 Tujuan Sekolah
Tujuan sekolah adalah:
1. Meningkatkan pelaksanaan pengamalan nilai-nilai
keagamaan dan kepribadian dalam kegiatan sehari-
hari;
37
2. Meningkatkan kemampuan siswa dalam pengua-
saan pengetahuan, baik dalam bidang akademis
maupun non akademis, sehingga mampu bersiang
di tingkat nasional maupun Internasional;
3. Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif, inovatif
dan tangguh dalam pemecahan masalah melalui
pembelajaran PAIKEM atau CTL;
4. Meningkatkan nilai rata-rata Ujian Nasional;
5. Meningkatkan pembelajaran berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK);
6. Meningkatkan kesadaran siswa terhadap kesehatan
dan kelestarian lingkungan hidup.
4.1.4 Pendidik, Tenaga Kependidikan dan Siswa
1. Jumlah guru : 24 orang
2. Jumlah Pegawai Non-Guru : 4 orang
3. Jumlah murid : 537 siswa
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Perencanaan Pembelajaran IPS Berbasis Multi-
media di SD Negeri Batursari 6 UPTD Dikpora
Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak
Sebagaimana layaknya pembelajaran pada
umumnya, guru di SDN Batursari 06 mempersiapkan
perencanaan pembelajaran supaya pelaksanaan pem-
belajaran di berjalan lebih efektif dan efisien.
38
Guru menyiapkan perencanaan pembelajaran
IPS ini setiap awal semester sebelum pembelajaran di
kelas berlangsung efektif. Sebagaimana dikemukakan
oleh SP selaku Kepala Sekolah sebagai berikut:
“Saya selalu menginstruksikan kepada semua
guru untuk menyiapkan perangkat pembelajaran
yang lengkap. Dengan administrasi yang baik, maka saya berasumsi guru tersebut akan kelihat-
an kemampuannya dalam menyampaikan materi
pelajaran di kelas dengan baik pula.”
Hal ini juga sesuai dengan pandangan Sn selaku
guru kelas V sebagai berikut:
“Ya tentu, tidak hanya pernah, melainkan selalu menyiapkan perangkat pembelajaran di awal kare-
na itu sudah pekerjaan wajib bagi saya. Saya
mempersiapkan silabus dan RPP setiap awal se-mester, sebelum pembelajaran dimulai.”
St selaku guru Kelas VI juga mengungkapkan:
“Ya benar. saya menyiapkan perangkat pembela-
jaran IPS seperti silabus dan RPP di awal semester, persiapan ini selalu rutin saya lakukan
agar pembelajaran IPS lebih maksimal.”
Dari hasil wawancara kepala sekolah dan dua
guru tersebut dapat diketahui bahwa sebelum
pembelajaran dimulai guru menyiapkan perangkat
pembelajaran baik berupa silabus maupun RPP bebe-
rapa hari sebelum pembelajaran. Minimal 1 minggu
sebelum pembelajaran semua perangkat pembelajaran
sudah siap karena akan dikoreksi dan dimintakan
tanda tangan oleh kepala sekolah. Sebelum memberi-
39
kan tanda tangan persetujuan ini kepala sekolah
menilai semua perlengkapan persiapan pembelajaran
yang disediakan oleh guru.
Pada tahap perencanaan pembelajaran IPS ber-
basis multimedia ini, guru menyiapkan beberapa
perangkat baik perangkat lunak maupun perangkat
keras sehingga pembelajaran IPS akan menjadi lebih
efektif dan efisien. Sebagaimana dikemukakan oleh Sn
selaku guru kelas V sebagai berikut:
“saya menyiapkan sumber/media yang sesuai,
menyiapkan tempat dan peralatannya, menyiap-kan SK/KD, RPP, Hard ware, soft ware, hard copy,
alat peraga. Misalnya dalam standar kompetensi
Negara Kesatuan Republik Indonesia, RPP, buku
sumber, peta Indonesia, LCD dengan komputer, globe, dan lagu nasional dalam bentuk rekaman.”
Hal ini juga dipertegas oleh SP kepala SDN
Batursari 06 sebagai berikut:
“Saya selalu menghimbau agar selain menyiapkan
silabus dan RPP, guru harus mampu memilih dan
menguasai media pembelajaran yang akan diguna-
kan secara maksimal agar guru tidak ada yang terlihat tidak mampu menguasai media. Beliau
khawatir siswa menjadi kurang percaya pada guru
tersebut.”
Dari hasil wawancara tersebut dapat diperoleh
informasi bahwa guru selain menyiapkan silabus dan
RPP tersebut di atas, guru juga menyiapkan media
pembelajaran yang sesuai, baik perangkat keras
maupun perangkat lunak seperti power point, TV, tape
recorder, peta dan globe, seperti peta Indonesia, LCD
40
dengan komputer, globe, dan lagu nasional dalam
bentuk rekaman.
Dalam perencanaan pembelajaran IPS, guru
memiliki konsekuensi dalam persiapan perangkat yang
diperlukan dalam proses pembelajaran. Guru biasanya
menyiapkan secara mandiri, meskipun harus meminta
bantuan rekan guru yang lain jika menemui kendala
dalam perencanaan. Sebagaimana dikemukakan oleh
Sn selaku Guru kelas V sebagai berikut:
”Saya persiapkan sendiri perangkat pembelajaran
yang dibutuhkan, namun jika menemui kesulitan, saya minta bantuan rekan guru yang lebih senior,
seperti St dan juga kepala Sekolah”
Hal ini juga dipertegas oleh SP kepala SDN
Batursari 06 sebagai berikut.
Ya, benar. Saya menghendaki kemandirian se-
orang guru, namun guru juga harus memiliki
semangat kerja secara team work, artinya guru mampu menyiapkan perangkat pembelajaran seca-
ra mandiri, karena hal itu sudah menjadi rang-
kaian tugas utama seorang guru. Selain mandiri,
prinsip kebersamam juga harus dimiliki oleh semua guru, sehingga bisa saling melengkapi jika
ada yang merasa kekurangan, termasuk dalm
penyusunan RPP.”
Hasil observasi yang peneliti peroleh sesuai
dengan wawancara tersebut, yaitu berupa serangkaian
agenda guru di SDN Batursari 06, yaitu menyusun
RPP diawal semester. Kemudian setelah RPP terbentuk
maka mulailah disiapkan media yang akan digunakan
sesuai standar kompetensi yang akan diajarkan.
41
Dari hasil wawancara dan observasi tersebut
dapat diperoleh informasi bahwa guru selalu menyiap-
kan secara mandiri berbagai perlengkapan yang diper-
lukan dalam pembelajaran. Apabila guru menemui
beberapa kendala dalam persiapan tersebut, guru
meminta bantuan kepada guru yang lebih mampu.
Bantuan ini biasanya dalam mekanisme penggunaan
media elektronik yang baik dan benar agar sesuai
dengan perencanaan, demikian juga penggunaan alat
peraga yang sudah cukup modern seperti LCD. Kepala
sekolah juga sudah menganjurkan agar semua guru
yang ada di SDN Batursari 06 ini bisa bekerja dalam
sebuah tim yang saling melengkapi.
Guru menyiapkan perencanaan pembelajaran
IPS dengan multimedia ini dimaksudkan agar pelak-
sanaan pembelajaran berlangsung secara efektif dan
efisien. Sebagaimana dikemukakan oleh Sn selaku
guru kelas V sebagai berikut:
”Kalau saya tidak mengadakan persiapan pembe-
lajaran terlebih dahulu, maka akan memakan waktu pembelajaran yang cukup lama, dan dikha-
watirkan akan terjadi kendala di tengah pem-
belajaran. Selain itu agar pelajaran berjalan lancar
dan siswa terbantu dalam belajar.”
Dari hasil wawancara tersebut dapat diperoleh
informasi bahwa mengadakan persiapan perencanaan
pembelajaran berbasis multimedia ini agar pembelajar-
an berjalan lancar dan siswa terbantu dalam belajar.
Siswa menjadi lebih antusias dalam mengikuti pem-
42
belajaran di kelas, siswa menjadi lebih tertarik dengan
pelajaran IPS.
Selain memahami hal-hal tersebut di atas, guru
juga menyiapkan perangkat pembelajaran agar pelak-
sanaan pembelajaran lebih efektif dan efisien. Seba-
gaimana yang dikemukakan oleh Tg, selaku guru kelas
III, sebagai berikut.
“Saya menyiapkan silabus, media yang sesuai
dengan materi, kondisi siswa, pemilihan media yang menarik. SK, KD, RPP”
Hal in juga dibenarkan oleh ND, selaku guru
kelas II.
“Benar, Saya menyiapkan promes, silabus, RPP dan media yang mendukung dengan materi dan
kemampuan siswa. Terkadang memanfaatkan
gambar-gambar dan juga terkadang LCD sehingga siswa bisa tertarik dan senang.”
Dari hasil wawancara tersebut dapat diperoleh
informasi bahwa guru menyiapkan perencanaan
pembelajaran di kelas dengan multimedia mengacu
pada silabus yang ada dan RPP yang telah disusun.
Media yang dipersiapkan guru bersifat kondisional,
artinya menyesuaikan materi dan kemampuan siswa.
Pada tahap perencanaan, guru menargetkan
agar siswa memiliki 3 aspek utama dalam pembela-
jaran IPS yang meliputi kemampuan kognitif dan
afektif serta prestasi belajar yang memuaskan baik di
bidang akademik maupun prestasi non akademik.
Dalam hal ini guru merasakan adanya manfaat
43
perencanaan pembelajaran. Sebagaimana dikemuka-
kan oleh MCS selaku guru kelas VI sebagai berikut:
”Siswa menjadi lebih mudah memahami apa yang
disampaikan guru, dan membuat proses pembela-
jaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Indikator SK/KD dapat tercapai ketuntasan
dengan nilai KKM 70.”
Dari hasil wawancara tersebut dapat diperoleh
informasi bahwa guru menargetkan agar semua siswa
mampu memiliki kemampuan pemahaman yang baik
pada pembelajaran IPS. Baik kompetensi kognitif
maupun afektif. Selain itu guru menargetkan agar
siswa mampu memperoleh nilai akademik di atas KKM
yang telah ditentukan.
Guru kelas memiliki rekan sebagai tempat
sharing dalam penyusunan perencanaan pembelajaran
untuk mengantisipasi kendala yang dihadapi bersama
teman sharing tersebut. Sebagaimana dikemukakan
oleh Sn, selaku guru kelas V sebagai berikut:
“Saya biasanya sharing dengan teman sejawat
khususnya yang seumuran dan karyawan ope-rator.”
Dari hasil wawancara tersebut dapat diperoleh
informasi bahwa guru dalam penyusunan perencana-
an pembelajaran sharing dengan rekan kerja, biasanya
teman sejawat yang seusia. Namun juga pada guru
yang lebih senior jika rekan sejawat dirasa masih
kurang.
44
Guru menyusun perencanaan pembelajaran IPS
dengan Multimedia ini dimaksudkan agar pembelajar-
an IPS berlangsung dengan baik dan lancar. Baik bagi
guru dalam menyampaikan materi maupun siswa agar
lebih mudah dalam memahami materi pelajaran IPS.
Sebagaimana dikemukakan oleh Sn selaku Guru kelas
V sebagai berikut:
“Penyusunan perencanaan ini untuk mempermu-
dah pelaksanaan proses pembelajaran (PBM), dan mempermudah penjelasan materi ajar kepada pe-
serta didik.”
Hal ini juga dibenarkan oleh St selaku guru
kelas VI dan Kt, selaku guru kelas IV yang menyata-
kan bahwa:
“Perencanaan perangkat pembelajaran ini agar pembelajaran IPS dengan media multimedia ini
nanti bisa berlangsung secara efektif dan efisien
sesuai yang dituju, yaitu materi bisa disampaikan
secara maksimal dan tuntas. pembelajaran juga lebih kondusif.
Hal ini juga dipertegas oleh kepala SDN
Batursari 06 Ibu SP sebagai berikut:
“Asumsi saya adalah dengan perencanaan yang
baik, maka pelaksanaan pembelajaran juga baik,
evaluasi juga bisa terlaksana dengan baik sesuai
rencana awal yang telah disusun di awal semes-ter.”
Berdasarkan dari hasil wawancara guru dan
Kepala SDN Batursari 06 tersebut dapat diperoleh
informasi bahwa tujuan utama penyusunan perenca-
naan pembelajaran adalah untuk mempermudah
45
pelaksanaan proses pembelajaran di kelas dan juga
untuk mempermudah penjelasan materi ajar IPS
khususnya kepada peserta didik.
4.2.2 Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis Multi-
media di SD Negeri Batursari 6 UPTD Dikpora
Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak
Pada tahap pelaksanaan pembelajaran IPS ini,
guru memulai pelaksanaan pembelajaran dengan
memberikan deskripsi tentang rencana penyampaian
materi pembelajaran IPS. Guru mendorong siswa agar
tergugah untuk bisa merespon mengenai materi pem-
belajaran yang akan disampaikan. Namun, sebelum
menyampaikan materi baru guru juga mengulang
beberapa materi yang telah disampaikan pada perte-
muan sebelumnya.
Sebagaimana dikemukakan oleh St selaku guru
kelas VI sebagai berikut:
“Secara umum saya memulai pembelajaran IPS ini
dengan pendahuluan sebagai apersepsi. Bertanya kepada para siswa mengenai materi yang lalu. Dan
selanjutnya menanyai siswa beberapa pertanyaan
yang berkaitan dengan materi yang akan saya
sampaikan sebagai pemanasan bagi para siswa.”
Hal ini sesuai dengan observasi peneliti pada
tanggal 15 Mei 2014. Guru, sebelum menyampaikan
materi inti, beliau memberikan apersepsi terlebih
dahulu pada siswa, agar siswa mendapat stimulus
pada proses pembelajaran berikutnya.
46
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui
bahwa pada permulaan pembelajaran guru tidak
secara langsung menyampaikan materi pelajaran yang
baru. Namun guru melakukan pemanasan agar otak
(mind) siswa tergugah. Hal ini dimaksudkan untuk
mengondisikan pemikiran siswa menuju kepada mate-
ri yang baru.
Dalam pembelajaran IPS, guru mengawali
dengan menyampaikan pemahaman materi secara
global dan secukupnya melalui power point dan juga
alat peraga berupa peta dan globe yang telah disiap-
kan oleh guru. Setelah itu guru meminta agar siswa
memahami secara langsung mengenai kondisi wilayah
Negara Indonesia.
Sebagaimana dikemukakan oleh St, selaku guru
kelas VI:
”Saya menyampaikan materi tentang “Wilayah
Negara Indonesia” sebagaimana yang telah saya persiapkan di media power point, peta Indonesia
dan globe. Selanjutnya saya meminta siswa untuk
memahami dan menunjukkan secara langsung
dengan memberikan tugas mencari peta Negara Indonesia, kemudian setelah data didapat siswa
menyampaikan laporannya di hadapan siswa lain-
nya yang selanjutnya didiskusikan untuk kemu-dian dibahas bersama.”
Hal ini juga dibenarkan oleh MCS selaku guru
kelas VI dan Kt, selaku guru kelas IV.
“Ya, benar. Saya memanfaatkan media alat peraga terlebih dahulu sehingga memudahkan siswa
memahami materi, baru saya lanjutkan dengan
tanya jawab interaktif dengan siswa.”
47
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui
bahwa guru secara berurutan memberikan materi
pemahaman sebagai aspek kognitif secukupnya. Lebih
luas dari itu semua, guru memberikan penekanan
kepada siswa agar bisa mengetahui secara langsung
pemahaman wilayah Indonesia dalam pembelajaran
IPS sebagaimana yang dimaksudkan.
Pada pembelajaran IPS berbasis multimedia ini,
siswa merasakan adanya perbedaan dalam model
pembelajaran. Siswa merasa dimudahkan oleh tampil-
an materi pembelajaran oleh guru, sehingga siswa
menjadi lebih tertarik akan materi pembelajaran. Hal
ini membuat kondisi siswa menjadi lebih senang dan
semangat dalam pembelajaran IPS .
Sebagaimana dikemukakan oleh Sn, selaku guru
kelas V sebagai berikut:
“iya benar. Siswa nampak semangat dan terlihat
aktif dalam aktivitas proses pembelajaran dengan media power point dan globe yang menarik. Semua
siswa terlihat fokus mengenai materi yang saya
berikan. Siswa aktif dalam menemukan jawaban, aktif bertanya mengenai materi yang belum dipa-
hami, aktif dalam berdiskusi, saling membantu
dan aktif dalam menyelesaikan masalah”
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui
bahwa siswa cukup terlihat aktif dalam pembelajaran.
Siswa aktif bertanya, aktif menemukan jawaban, dan
aktif berdiskusi sesama teman (saling membantu).
Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran ber-
basis multimedia dengan power point, peta dan globe
48
mampu menjadikan suasana belajar terasa hidup dan
menyenangkan karena siswa cukup antusias sehingga
dapat saling mengemukakan pendapat, jawaban dan
argument sebelum guru memberikan kesimpulan.
Siswa bisa menyelami materi pelajaran dan memahami
secara cepat.
Sebagaimana dikemukakan oleh St, selaku guru
kelas VI:
“Kondisi kelas terasa menyenangkan dan hidup, terbukti dengan adanya beberapa indikasi; kelas
yang terkondisi artinya siswa saling mengajukan
pertanyaan, jawaban dan argument sambil sesekali diwarnai humor karena jawaban atau pertanyaan
atau argument siswa yang terkesan lucu namun
siswa tidak merasa malu untuk menyampaikan-nya, siswa mempunyai keberanian atas jawaban
yang disampaikan dengan mengemukakan penda-
pat, tidak ada siswa yang mengantuk, tidak ada
siswa yang bercerita sendiri, semua siswa terlibat dalam diskusi dan pembelajaran yang menyenang-
kan.”
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui
bahwa dengan pembelajaran berbasis multimedia
dengan power point dan alat peraga (peta dan globe),
pembelajaran berlangsung dengan baik, siswa sangat
antusias dalam mengikuti pembelajaran karena proses
pembelajaran yang memadukan unsur media multi-
media sehingga siswa tidak merasa bosan dan jenuh.
Justru siswa merasa tertarik untuk dapat memahami
materi pelajaran yang disampaikan guru dengan
kenyataan. Dengan begitu siswa dapat mengerjakan
tugas yang diberikan guru melalui media power point
dan peta.
49
Dalam proses pembelajaran IPS berbasis multi-
media ini, guru merasa tidak ada yang dikhawatirkan.
Artinya, guru dalam pembelajaran IPS sudah cukup
siap dalam menerapkan langkah-langkah pembelajar-
an ini dengan maksimal.
Sebagaimana dikemukakan oleh St, selaku guru
kelas VI sebagai berikut:
“Saya merasa tidak ada yang menyulitkan pada
saat proses pembelajaran, karena siswa tertarik, respect dan terlihat sangat senang serta antusias
terhadap tugas-tugas yang saya berikan. Siswa
sangat antusias dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar tugas yang telah mereka kerja-
kan di luar kelas. Sebaliknya siswa yang lain juga
sangat berkeinginan untuk menjawab pertanyaan dari teman lain yang diajukan, yang pada akhirnya
terjadi perdebatan atau diskusi yang mengalir
begitu saja tanpa harus disetting, namun masih
dalam kontrol saya sehingga kelas tidak terlihat gaduh. Kemudian setelah itu baru saya memberi-
kan jawaban atau memberikan kesimpulan atas
pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan dengan mengemukakan dasar teoritisnya, dengan membe-
rikan contoh yang mudah dipahami dan dimenger-
ti oleh siswa.”
Sebagaimana yang disampaikan oleh Sn, selaku
guru kelas V dan MCS yang menyatakan bahwa anak-
anak jadi tambah bersemangat. Mayoritas siswa
merasa senang, semangat, antusias dalam mengikuti
pelajaran IPS. Buktinya anak-anak tidak ada yang
mengantuk atau ramai sendiri.
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui
bahwa guru sudah cukup mampu mengelola kelas
dengan baik. Salah satu kuncinya adalah guru
50
menguasai secara maksimal model pembelajaran ber-
basis multimedia dan persiapan materi dengan baik.
Guru tinggal mengaplikasikan pada pembelajaran IPS.
Meskipun secara teori memahami model pembelajaran
berbasis multimedia dengan baik, namun masih ada
beberapa hambatan dari luar yang menjadikan proses
pembelajaran berlangsung kurang maksimal.
Sebagaimana dikemukakan oleh St, selaku guru
kelas VI:
“Hambatan yang terkadang muncul adalah masih
ada beberapa fasilitas yang belum tersedia di SDN 6 Batursari. Kendala tersebut biasanya berupa
sering listrik mati sehingga pembelajaran tertunda,
genset yang tersedia juga kurang bagus terkadang error.”
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui
bahwa masih ada beberapa fasilitas pembelajaran
yang kurang maksimal, antara lain: listrik mati. Hal
ini menghambat kelancaran pembelajaran dengan
penggunaan LCD. Namun untuk media alat peraga
seperti globe dan peta masih tetap bisa dijalankan.
Penerapan pembelajaran ini nampak cukup
memunculkan pengaruh yang besar bagi perkembang-
an sikap siswa dan dalam pengembangan berpikir.
Artinya, pembelajaran ini merupakan salah satu
variasi pendekatan yang menjadikan siswa menjadi
lebih aktif dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran,
siswa dapat dikondisikan oleh guru di kelas dengan
baik. Sebagai indikasinya adalah jika pada pembela-
51
jaran sebelumnya, tidak sedikit siswa yang mengan-
tuk, bercerita sendiri maupun ramai karena kurang
sesuainya metode yang diterapkan dan juga nampak
monoton. Dengan pendekatan ini menjadikan semua
siswa bisa mengaktifkan semua organ tubuh, baik
otak maupun organ tubuh lain. Karena selain dituntut
pada aspek kognitif, siswa juga dituntut adanya
pengembangan pada aspek afektif dan psikomotorik
(skill).
Sebagaimana dikemukakan oleh St, selaku guru
kelas VI:
“Menurut pengamatan saya, siswa tertarik karena
dengan metode ini siswa belajar tidak hanya seke-
dar materi saja, melainkan siswa langsung bisa masuk dalam kehidupan nyata. Dalam arti siswa
langsung mengetahui secara kongkrit dengan
media yang digunakan.”
Sebagaimana Wardah, selaku siswa mengata-
kan:
Sekarang saya lebih mudah memahami pelajaran yang disampaikan guru dan dapat memahami
gambaran wilayah Indonesia dan dunia secara
menyeluruh. Jadi saya dan teman-teman sekarang makin senang dan semangat lagi untuk mengikuti
pelajaran karena cara mengajarnya sangat menye-
nangkan, dan tidak membosankan lagi.
Hal ini juga diungkapkan oleh Siska Anggraeni
sebagai berikut:
Benar, guru kelihatan mampu mengelola pembela-jaran dengan baik, dan sudah tidak perlu meminta
bantuan orang lain dalam memasang LCD, demi-
kian juga ketika ada kesalahan teknis, guru sudah bisa membetulkannya.
52
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui
bahwa kondisi siswa dengan penerapan multimedia
cukup ada perkembangan yang baik dan perlu di-
praktikkan pada pembelajaran berikutnya dan mata
pelajaran lainnya. Inti dari perkembangan ini adalah
karena adanya proses pembelajaran yang berlangsung
secara kondusif, siswa juga lebih aktif, dan guru
hanya memposisikan diri sebagai fasilitator proses
pembelajaran.
Jika dicermati dengan baik pembelajaran ini
memiliki kelebihan dibandingkan dengan pembelajar-
an sebelumnya yang terlihat konvensional, meskipun
ada beberapa kesamaan di dalamnya.
Sebagaimana dikemukakan oleh Sn, selaku guru
kelas V:
“Pada prinsipnya tujuan metode pembelajaran itu
sama, yaitu ingin menjadikan siswa itu lebih
pandai dan memahami materi pelajaran dengan baik. Antara materi yang satu dengan lainnya
terkadang saling melengkapi.
Kelebihan metode ini, dibandingkan dengan meto-
de konvensional adalah bahwa dalam metode ini, siswa secara langsung dan cepat bisa memahami
materi pelajaran. Siswa diperlihatkan dengan kea-
daan sebenarnya meskipun dalam bentuk minia-tur atau dalam gambar pada pada layar LCD.”
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui
bahwa pendekatan pembelajaran berbasis multimedia
memiliki kelebihan berupa adanya pengaitan secara
langsung antara materi yang dipelajari dengan kondisi
nyata lingkungan sekitar, baik dari unsur ekonomi,
53
sosial, budaya maupun yang lainnya. Sehingga siswa
dalam pembelajaran IPS dengan penggunaan multi-
media ini dapat memahami secara langsung antara
materi dengan kondisi nyata.
Pada pelaksanaan pembelajaran IPS dengan
multimedia, guru menggunakan beberapa media yang
sesuai dengan materi. Standar kompetensi pembela-
jaran selalu dilengkapi dengan media yang berhubung-
an dengan materi yang dimaksudkan.
Sebagaimana dikemukakan oleh St, selaku guru
kelas VI sebagai berikut.
“Media yang saya butuhkan pada pembelajaran
IPS dengan multimedia seperti laptop, LCD, materi
power point, globe, peta.”
Pendapat ini didukung oleh MCS, yang juga
selaku guru kelas VI sebagai berikut.
“tentu, dengan penggunaan alat pembelajaran
multimedia seperti laptop, LCD, materi power point, globe dan peta maka pembelajaran IPS akan
lebih menarik.”
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui
bahwa media dalam pembelajaran IPS berupa laptop,
LCD dan power point, peta dan globe. Standar minimal
alat tersebut sudah tersedia di sekolah, dan jika ada
kekurangan alat-alat sebagai media pembelajaran,
maka guru segera mencari pinjaman pada sekolah lain
yang dekat meskipun pinjaman ini jarang dilakukan.
Guru tetap berusaha berkoordinasi dengan pihak
54
sekolah untuk mengajukan penambahan alat peraga
yang dibutuhkan.
Adanya media pembelajaran yang cukup maka
menjadikan proses pembelajaran berlangsung dengan
baik. Lancarnya proses pembelajaran maupun me-
ningkatnya hasil belajar siswa. Sebagaimana pembela-
jaran dan pendekatan lain yang biasa diterapkan, guru
juga akan mengakhiri pembelajaran dengan memberi-
kan kesempatan kepada para siswa untuk bertanya
dan memberikan tugas sebagai bahan belajar di
rumah. Hal ini dimaksudkan agar pada pembelajaran
IPS berbasis multimedia tidak ada siswa yang merasa
kurang puas, melainkan memberikan solusi bagi
kesulitan-kesulitan yang masih dirasakan oleh siswa.
Sebagaimana dikemukakan oleh Sn, selaku guru
kelas V sebagai berikut:
“Saya mengakhiri pembelajaran ini dengan mena-
nyakan kepada siswa beberapa pertanyaan, antara lain: apakah semua siswa sudah paham dan
mampu semua, jika ada yang belum paham silah-
kan ditanyakan. Kemudian saya juga memberikan tugas pada siswa sebagai tahap penekanan belajar
agar siswa selalu mempelajari materi yang sudah
saya sampaikan dan tidak mudah lupa.”
Sebagaimana juga dikemukakan oleh Kt, selaku
guru kelas IV sebagai berikut:
“biasanya saya mengakhiri pembelajaran dengan
menyimpulkan bersama dengan memberikan ke-
sempatan pada siswa untuk menyimpulkan terle-bih dahulu, selanjutnya saya menekankan kesim-
pulan secara menyeluruh dan lebih ringkas. Dan
55
biasanya juga saya berikan PR agar siswa mau
mengulang pelajaran di rumah”
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat
diketahui bahwa guru memberikan motivasi belajar
untuk meningkatkan kemampuan pemahaman siswa
pada pembelajaran IPS.
4.2.3 Evaluasi Pembelajaran IPS Berbasis Multi-
media di SD Negeri Batursari 6 UPTD Dikpora
Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak
Evaluasi sebagai tahap akhir dalam proses
pembelajaran IPS berbasis multimedia dilaksanakan
untuk mengetahui kompetensi dan hasil belajar siswa
mengenai materi pelajaran. Pelaksanaan evaluasi pada
sebuah pembelajaran pada prinsipnya juga sama
antara metode yang satu dengan yang lain. Beberapa
tahapan evaluasi pembelajaran IPS ini dilakukan pada
setiap SK dan akhir bab khususnya. Hasil belajar
siswa bisa terlihat pada setiap tahapannya, baik yang
jangka pendek maupun jangka panjang.
Dalam hal ini, guru melakukan evaluasi pem-
belajaran IPS pada dua tahap. Evaluasi pada tahap
proses pembelajaran berlangsung dan evaluasi pada
akhir pembelajaran.
Sebagaimana dikemukakan oleh Sn selaku guru
kelas V sebagai berikut:
“Saya selalu mengadakan evaluasi pada siswa di
akhir pembelajaran. Dan juga melakukan evaluasi
56
pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Evaluasi yang saya maksudkan adalah ada 2 jenis, yaitu evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi
hasil akhir belajar.”
St selaku guru kelas VI menegaskan sebagai
berikut:
“ya tentu, saya selalu memberikan evaluasi hasil
belajar pada akhir pembelajaran, setiap SK pasti
saya berikan evaluasi pada siswa.”
Dari hasil wawancara tersebut diperoleh infor-
masi bahwa dalam pembelajaran IPS ini, guru mem-
berikan evaluasi pada setiap akhir pembelajaran teru-
tama 1 SK dan atau 1 bab diadakan 1 kali evaluasi.
Secara umum pelaksanaan evaluasi ini memiliki
tujuan utama yaitu untuk mengetahui kompetensi
siswa, sejauh mana siswa mampu memahami terha-
dap materi yang disampaikan oleh guru. Skill apa yang
telah dikuasai oleh siswa dan bagaimana jika terjadi
seandainya harapan guru tidak sesuai dengan hasil
yang diperoleh oleh siswa.
Sebagaimana dikemukakan oleh Sn, selaku guru
kelas V sebagai berikut:
“Benar, untuk mengetahui sejauh mana kemam-
puan siswa terhadap materi yang sudah saya
sampaikan dengan penggunaan multimedia. Dan sebagai bahan perbaikan pada pembelajaran se-
lanjutnya agar lebih baik dan sempurna.”
Hal ini juga dikemukakan oleh St selaku guru
kelas VI sebagai berikut:
57
“tujuannya untuk mengetahui sejauhmana ke-
mampuan siswa terhadap materi pembelajaran, saya juga menjadi tahu kelebihan dan kekurangan
yang harus diperbaiki.”
Hal ini juga dipertegas oleh SP selaku kepala
sekolah, beliau mengemukakan:
“Pelaksanaan evaluasi tentu saya tekankan pada
guru, tujuannya untuk mengukur sejauhmana keberhasilan pembelajaran, baik dilihat dari pema-
haman siswa maupun dari kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran IPS berbasis multi-
media.”
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui
bahwa evaluasi mengandung arti yang cukup penting
untuk mengetahui kemampuan siswa. Untuk mengu-
kur sejauhmana keberhasilan pembelajaran dan agar
bisa dijadikan persiapan bagi guru untuk memperbaiki
kekurangan pada program pembelajaran berikutnya.
Evaluasi pembelajaran IPS ini berbentuk dua
jenis, yaitu bentuk tertulis maupun praktik. Bentuk
tertulis untuk mengukur aspek kognitif siswa, semen-
tara aspek psikomotorik untuk mengukur kemampuan
skill siswa. Sebagaimana dikemukakan oleh Sn, selaku
guru kelas V sebagai berikut:
“Saya menggunakan evaluasi dalam bentuk tertu-
lis dan praktik peragaan, evaluasi kelompok dan
individu.”
Anggraeni selaku siswa, menuturkan:
“Betul, bapak guru memberikan beberapa soal
untuk melakukan evaluasi dengan secara tertulis. Namun bapak guru juga meminta siswa untuk
memperagakan keterkaitan materi pembelajaran
58
IPS dengan maju langsung di depan kelas satu per
satu.”
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui
bahwa bentuk evaluasi pembelajaran IPS berbasis
multimedia adalah tertulis dan praktik/peragaan.
Demikian juga evaluasi dalam bentuk individu dan
kelompok. Evaluasi pembelajaran IPS yang diberikan
pada siswa disesuaikan dengan materi pembelajaran
IPS. Namun, guru memberikan soal pada siswa dalam
bentuk multiple choice minimal 20 soal, sementara
dalam bentuk essay berjumlah 5 soal pertanyaan.
Sebagaimana dikemukakan oleh Sn, selaku guru
kelas V sebagai berikut:
“Saya persiapkan soal penilaian pembelajaran IPS
ini 20 soal dalam bentuk pilihan ganda dan 5 soal dalam bentuk essay.
MA, selaku guru kelas II mengungkapkan
sebagai berikut:
“saya biasanya memberikan evaluasi pilihan ganda berjumlah 10 s.d 15 butir karena anak-anak
masih cukup kecil menurut saya. Untuk essay juga paling-paling sekitar 5 butir soal, itupun
selalu saya pandu.”
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui
bahwa jumlah soal evaluasi menyesuaikan dengan
kelas dan materi pembelajaran. Soal PG berkisar 10
s.d 25 soal, sementara bentuk essay berjumlah 5 soal.
Penilaian ini diorientasikan untuk mengukur ketiga
aspek, baik aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
59
Sebagaimana dikemukakan oleh Sn, selaku guru
kelas V sebagai berikut:
“saya melakukan penilaian pembelajaran IPS ini
dari ketiga aspek, baik aspek kognitif, aspek afektif
dan aspek psikomotorik.”
St, selaku guru kelas VI juga menambahkan
sebagai berikut:
“evaluasi pembelajaran IPS ini saya orientasikan
untuk mengukur aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa.”
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui
bahwa evaluasi diproyeksikan pada ketiga aspek, baik
aspek kognitif, aspek afektif maupun aspek psiko-
motorik. Selain pemahaman teori, siswa juga mampu
menunjukkan dan ataupun memperagakan langsung.
Untuk mempermudah penilaian dan mengenai
sasaran, maka dari awal guru mempersiapkan format
penilaian untuk mengukur kemampuan siswa sebagai-
mana kompetensi dasar yang dimaksudkan dalam
standar kompetensi yang telah direncanakan di awal
pembelajaran. Adapun format penilaian sebagaimana
dikemukakan oleh St, selaku guru kelas VI sebagai
berikut:
“formatnya sederhana, setiap pertanyaan PG dise-
diakan 4 alternatif pilihan jawaban a, b, c, dan d. Sementara untuk essay, pertanyaan lebih simple.
Semua pertanyaan mengacu pada kisi-kisi soal
yang telah disusun.”
60
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui
bahwa format penilaian dibuat sedemikian rupa agar
tidak menyimpang dari standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang telah ditentukan di awal. Guru
juga perlu memberikan standar kriteria ketuntasan
bagi siswa setelah mengikuti pembelajaran agar
mudah mengukur kemampuan keberhasilan siswa.
Sebagaimana dikemukakan oleh Sn, selaku guru kelas
V sebagai berikut:
“Menurut hemat saya, siswa yang berhasil yaitu
siswa yang bisa memahami materi pelajaran, secara akademik memperoleh nilai minimal 70
sebagaimana KKM yang telah ditentukan. Adapun
secara skill kriterian minimal adalah nilai 73.”
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui
bahwa ada standar minimal yang harus diperoleh oleh
siswa. Secara akademik siswa harus mampu memper-
oleh nilai teori minimal 70, sementara pada praktiknya
harus memperoleh nilai minimal 73.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Perencanaan Pembelajaran IPS Berbasis Multi-
media di SD Negeri Batursari 6 UPTD Dikpora
Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak
Untuk menghasilkan pembelajaran yang kondu-
sif, guru hendaknya mampu mengelola 3 tahap utama
pembelajaran sejak awal mulai tahap perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Pada tahap awal pembela-
jaran IPS berbasis multimedia, guru menyiapkan pe-
61
rencanaan pembelajaran IPS ini setiap awal semester
sebelum pembelajaran di kelas berlangsung efektif. Hal
ini disinyalir oleh Mulyono (2008) yang menegaskan
bahwa perencanaan sebagai proses kegiatan rasional
dan sistematik dalam menetapkan keputusan, kegiat-
an atau langkah-langkah yang akan dilaksanakan di
kemudian hari dalam rangka usaha mencapai tujuan
secara efektif dan efisien.
Dalam hal ini muncul sinkronisasi antara kon-
disi riil aktivitas guru dalam perencanaan pembela-
jaran IPS dan teori perencanaan yang dikemukakan
oleh Mulyono dimana harapannya mampu menentu-
kan langkah pembelajaran di awal guna mencapai
tujuan pembelajaran. Hal ini diasumsikan tanpa ada-
nya perencanaan yang matang maka proses pembela-
jaran berlangsung tanpa arah dan ataupun prosedur
yang jelas sehingga hasilnya juga tidak sesuai dengan
yang diinginkan.
Sebelum pembelajaran dimulai Guru menyiap-
kan perangkat pembelajaran baik berupa silabus
maupun RPP beberapa hari sebelum pembelajaran.
Minimal 1 minggu sebelum pembelajaran semua
perangkat pembelajaran sudah siap karena akan
dikoreksi dan dimintakan tanda tangan oleh kepala
sekolah. Sebelum memberikan tanda tangan persetu-
juan ini kepala sekolah menilai semua perlengkapan
persiapan pembelajaran yang disediakan oleh guru.
Hal ini mengandung maksud bahwa persiapan guru
dalam proses pembelajaran menjadi tanggung jawab
62
kepala sekolah, sehingga keberhasilan guru dalam
pembelajaran juga merupakan dukungan dan arahan
dari kepala sekolah. Sebagaimana pembelajaran IPS
dengan basis multimedia dimana guru membutuhkan
berbagai macam perlengkapan media, sehingga kepala
sekolah berkewajiban memberikan fasilitas yang
cukup sebagai bentuk dukungan pada guru.
Guru selain menyiapkan silabus dan RPP terse-
but di atas, juga menyiapkan media pembelajaran
yang sesuai, baik perangkat keras maupun perangkat
lunak seperti power point, TV, tape recorder, peta dan
globe. Berbagai media ini merupakan produk lokal
seperti power point disusun secara mandiri sehingga
memudahkan guru dalam mengoperasikan slide, peta
wilayah Indonesia disediakan dalam ukuran yang
besar sehingga mudah dan jelas dibaca dari jarak 7 m,
sedangkan globe ada yang dalam bentuk fisik hanya
bisa dilihat dengan jarak maksimal 2 m, namun globe
ini juga tersedia dalam bentuk 3 dimensi yang bisa
dibesar kecilkan sesuai kebutuhan siswa. Semua
media tersebut merupakan fasilitas yang ada di SDN
Batursari 6 Mranggen.
Dalam perencanaan pembelajaran IPS, guru
memiliki konsekuensi dalam persiapan perangkat yang
diperlukan untuk proses pembelajaran. Guru biasanya
menyiapkan secara mandiri, meskipun harus meminta
bantuan rekan guru yang lain jika menemui kendala
dalam perencanaan. Serangkaian agenda utama guru
di SDN Batursari 06, yaitu menyusun RPP sebelum
63
pembelajaran dimulai, maksimal 1 minggu sebelum
pembelajaran, juga mengikuti kegiatan para guru
pada KKG di tingkat gugus maupun kecamatan.
Guru mengadakan persiapan perencanaan pem-
belajaran berbasis multimedia ini agar pembelajaran
berjalan lancar, efektif, efisien, dan agar siswa terban-
tu dalam belajar, siswa menjadi lebih antusias dalam
mengikuti pembelajaran di kelas, siswa menjadi lebih
tertarik dengan pelajaran IPS.
Selain memahami hal-hal tersebut di atas, guru
juga menyiapkan perangkat pembelajaran agar pelak-
sanaan pembelajaran lebih efektif dan efisien. Guru
melaksanakan pembelajaran di kelas dengan multi-
media mengacu pada silabus yang ada dan RPP yang
telah disusun. Penggunaaan media power point juga
menyesuaikan materi pelajaran. Guru juga melihat
kondisi siswa di kelas, apakah siswa tertarik ataukah
biasa-biasa saja. Dalam menyampaikan materi, guru
tidak pernah melebar di luar SK/KD yang telah diten-
tukan, sehingga pembelajaran bisa fokus pada materi
utama.
Dalam perencanaan, guru menargetkan agar
siswa memiliki 3 aspek utama dalam pembelajaran IPS
yang meliputi kemampuan kognitif dan afektif serta
prestasi belajar yang memuaskan baik di bidang
akademik maupun prestasi non akademik. Dalam hal
ini guru mengatakan adanya manfaat perencanaan
pembelajaran. Guru menargetkan agar semua siswa
64
mampu memiliki kemampuan pemahaman yang baik
pada pembelajaran IPS. Baik kompetensi kognitif
maupun afektif. Selain itu guru menargetkan agar
siswa mampu memperoleh nilai akademik di atas KKM
yang telah ditentukan.
Guru memiliki rekan sebagai tempat sharing
dalam penyusunan perencanaan pembelajaran untuk
mengantisipasi kendala yang dihadapi bersama,
biasanya teman sejawat yang seusia. Namun juga
pada guru yang lebih mampu jika rekan sejawat dirasa
masih kurang. Guru menyusun perencanaan pembela-
jaran IPS dengan Media Multimedia ini dimaksudkan
agar pembelajaran IPS berlangsung dengan baik dan
lancar. Bagi guru dalam menyampaikan materi mau-
pun siswa agar lebih mudah dalam memahami materi
pelajaran IPS. Tujuan utama penyusunan perencana-
an pembelajaran ini adalah untuk mempermudah
pelaksanaan proses pembelajaran di kelas, dan untuk
mempermudah penjelasan materi ajar IPS khususnya
kepada peserta didik.
Hal ini juga identik dengan pendapat Hamalik
(2011) bahwa perencanaan dalam pembelajaran memi-
liki fungsi:
(1) memberi pemahaman pada guru tentang tuju-
an pendidikan dan tujuan yang hendak dicapai, (2) menambah keyakinan pada guru atas nilai-nilai
pengajaran dan prosedur yang digunakan,
(3) membantu guru dalam rangka mengenal kebu-tuhan-kebutuahn dan minat siswa, 4) mengurangi
kegiatan yang bersifat trial and error dalam
mengajar.
65
Hal ini mengandung arti bahwa perencanaan
pembelajaran bermanfaat untuk guru dan siswa dalam
proses pembelajaran sehingga menjadi lebih efektif
dan efisien.
4.3.2 Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis Multi-
media di SD Negeri Batursari 6 UPTD Dikpora
Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak
Tahap kedua proses pembelajaran IPS berbasis
multimedia adalah pengelolaan pelaksanaan pembela-
jaran di kelas. Guru memulai pelaksanaan pembela-
jaran dengan memberikan deskripsi tentang rencana
penyampaian materi pembelajaran IPS. Guru mendo-
rong siswa agar tergugah untuk bisa merespon menge-
nai materi baru yang akan disampaikan. Sebelum
menyampaikan materi kompetensi, guru mengingat-
kan beberapa materi yang telah disampaikan pada
pertemuan sebelumnya. Maksud dari langkah yang
dilakukan guru ini adalah untuk menstimulus siswa
pada materi pelajaran sehingga siswa tidak kesulitan
dengan materi baru. Di samping itu juga untuk
mengetahui tingkat penguasaan siswa pada materi
yang lalu sehingga guru bisa mengambil langkah
strategi setelah mengetahui penguasaan siswa pada
materi sebelumnya.
Pada permulaan pembelajaran guru tidak secara
spontan langsung menyampaikan materi pelajaran
yang baru. Namun guru melakukan tanya jawab agar
otak (mind) siswa tergugah. Hal ini dimaksudkan
66
untuk mengondisikan pemikiran siswa untuk menuju
materi yang baru. Dalam pembelajaran materi yang
baru, guru mengawali dengan menyampaikan pema-
haman materi secara global dan secukupnya melalui
power point dan juga alat peraga berupa peta dan
globe yang telah disiapkan oleh guru. Setelah itu guru
meminta agar siswa memahami secara langsung
mengenai kondisi peta wilayah Indonesia. Guru secara
berurutan memberikan materi pemahaman. Selanjut-
nya, guru memberikan penekanan kepada siswa agar
bisa mengetahui secara langsung pemahaman peta
wilayah Indonesia dalam pembelajaran IPS sebagai-
mana yang dimaksudkan.
Dalam penggunaannya, sesuai dengan tema
wilayah Indonesia, guru menggunakan peta wilayah
Indonesia dan globe untuk menunjukkan pada siswa
pada beberapa wilayah tertentu di Indonesia. Selain
peta dan globe, guru juga menggunakan tampilan slide
power point di LCD yang telah dipersiapkan sehingga
siswa menjadi lebih mudah memahami materi wilayah
Indonesia dalam waktu yang terbatas saat pembela-
jaran. Setelah menerangkan secara detail dengan ban-
tuan media tersebut, guru meminta siswa menunjuk
beberapa wilayah Indonesia yang ada dalam peta
maupun globe yang tersedia.
Pada pembelajaran IPS berbasis multimedia ini,
siswa merasakan adanya perbedaan dalam model
pembelajaran. Siswa merasa dimudahkan dengan
tampilan materi pembelajaran oleh guru, sehingga
67
siswa menjadi lebih tertarik akan materi pembelajaran.
Hal ini membuat kondisi siswa menjadi lebih senang
dan semangat dalam pembelajaran IPS khususnya
materi peta Negara Indonesia. Siswa cukup terlihat
aktif dalam pembelajaran, aktif bertanya, aktif mene-
mukan jawaban, dan aktif berdiskusi sesama teman
(saling membantu). Hal ini senada dengan ungkapan
Paul D. Dierich (dalam Hamalik, 2011: 172) dimana
aktivitas siswa dalam kegiatan visual seperti melihat
gambar-gambar termasuk dalam melihat peragaan
akan memudahkan siswa memahami materi pelajaran.
Pembelajaran berbasis multimedia dengan power
point, peta dan globe mampu menjadikan suasana
belajar terasa hidup dan menyenangkan karena siswa
cukup antusias sehingga dapat saling mengemukakan
pendapat, jawaban dan argument sebelum guru mem-
berikan kesimpulan. Siswa bisa menyelami materi
pelajaran dan memahami secara cepat. Pembelajaran
berlangsung dengan baik, siswa sangat antusias
dalam mengikuti pembelajaran karena proses pem-
belajaran yang memadukan unsur multimedia menja-
dikan siswa tidak merasa bosan dan jenuh. Justru
siswa merasa tertarik untuk dapat memahami materi
pelajaran yang disampaikan guru dengan kenyataan.
Dengan begitu siswa dapat mengerjakan tugas yang
diberikan guru melalui media power point dan peta.
Dalam proses pembelajaran IPS berbasis multi-
media ini, guru merasa tidak ada yang dikhawatirkan.
Artinya, guru dalam pembelajaran IPS sudah cukup
68
siap dalam menerapkan langkah-langkah pembelajar-
an ini dengan maksimal. Guru sudah cukup mampu
mengelola kelas dengan baik. Salah satu kuncinya
adalah guru menguasai secara maksimal model pem-
belajaran berbasis multimedia dan persiapan materi
dengan baik. Guru tinggal mengaplikasikan pada
pembelajaran IPS.
Masih adanya beberapa fasilitas pembelajaran
yang kurang, antara lain: listrik mati. Hal ini meng-
hambat kelancaran pembelajaran dengan penggunaan
LCD. Namun untuk media alat peraga seperti globe
dan peta masih tetap bisa dijalankan.
Penerapan pembelajaran ini nampak cukup me-
munculkan pengaruh yang besar bagi perkembangan
sikap siswa dan dalam pengembangan berpikir. Arti-
nya, pembelajaran ini merupakan salah satu variasi
pendekatan yang menjadikan siswa menjadi lebih aktif
dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran. Siswa
dapat dikondisikan oleh guru di kelas dengan baik.
Sebagai indikasinya adalah jika pada pembelajaran
sebelumnya, tidak sedikit siswa yang mengantuk,
bercerita sendiri maupun juga ramai karena kurang
sesuainya metode yang diterapkan dan juga nampak
monoton. Maka dengan pendekatan ini semua siswa
bisa mengaktifkan semua organ tubuh, baik otak
maupun organ tubuh lain. Karena selain dituntut
pada aspek kognitif, siswa juga dituntut adanya
pengembangan pada aspek afektif dan psikomotorik
(skill).
69
Kondisi siswa dengan penerapan pendekatan ini,
cukup ada perkembangan yang baik dan perlu diprak-
tikkan pada pembelajaran berikutnya. Inti dari pende-
katan ini adalah karena adanya proses pembelajaran
yang berlangsung secara kondusif. Siswa juga lebih
aktif, dan guru hanya memosisikan diri sebagai
fasilitator proses pembelajaran. Jika dicermati dengan
baik, pembelajaran ini memiliki kelebihan dibanding-
kan dengan pembelajaran sebelumnya yang terlihat
konvensional, meskipun ada beberapa kesamaan di
dalamnya.
Pembelajaran berbasis multimedia ini memiliki
kelebihan berupa adanya pengaitan secara langsung
antara materi yang dipelajari dengan kondisi nyata
lingkungan sekitar, baik dari unsur ekonomi, sosial,
budaya maupun yang lainnya. Sehingga, pembelajaran
IPS dengan penggunaan multimedia ini menjadikan
siswa dapat memahami secara langsung antara materi
dengan dengan kondisi nyata.
Pada pelaksanaan pembelajaran IPS dengan
multimedia, guru menggunakan beberapa media yang
sesuai dengan materi. Standar kompetensi pembelajar-
an harus dilengkapi beberapa media yang berhubung-
an dengan materi yang dimaksudkan. Media dalam
pembelajaran IPS berupa laptop, LCD dan power point,
peta, dan globe. Standar minimal alat tersebut sudah
tersedia di sekolah, dan jika ada kekurangan alat-alat
sebagai media pembelajaran, maka guru segera men-
cari pinjaman pada sekolah lain yang dekat meskipun
70
pinjaman ini jarang dilakukan. Guru tetap berusaha
berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk mengaju-
kan penambahan alat peraga yang dibutuhkan.
Adanya media pembelajaran yang cukup menja-
dikan proses pembelajaran berlangsung dengan baik,
lancarnya proses pembelajaran maupun meningkat-
nya hasil belajar siswa. Sebagaimana pembelajaran
dan pendekatan lain yang biasa diterapkan, guru juga
akan mengakhiri pembelajaran dengan memberikan
kesempatan bertanya dan memberikan tugas sebagai
bahan belajar di rumah. Hal ini dimaksudkan agar
pada pembelajaran IPS berbasis multimedia tidak ada
siswa yang merasa kurang puas. Guru memberikan
motivasi belajar untuk meningkatkan kemampuan
pemahaman siswa pada pembelajaran IPS.
4.3.3 Evaluasi Pembelajaran IPS Berbasis Multi-
media di SD Negeri Batursari 6 UPTD Dikpora
Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak
Evaluasi sebagai tahap akhir dalam proses
pembelajaran IPS berbasis multimedia dilaksanakan
untuk mengetahui kompetensi dan hasil belajar siswa
mengenai materi pelajaran. Pelaksanaan evaluasi pada
sebuah pembelajaran pada prinsipnya juga sama
antara metode yang satu dengan yang lain. Guru
melakukan evaluasi pembelajaran IPS pada dua tahap.
Evaluasi pada tahap proses pembelajaran berlangsung
dan evaluasi pada akhir pembelajaran. Guru mem-
71
berikan evaluasi pada setiap akhir pembelajaran teru-
tama 1 SK dan atau 1 bab diadakan 1 kali evaluasi.
Pelaksanaan evaluasi pembelajaran IPS berbasis
multimedia memiliki tujuan utama yaitu untuk
mengetahui kompetensi siswa, sejauh mana siswa
mampu memahami terhadap materi yang disampaikan
oleh guru. Evaluasi mengandung arti yang cukup
penting untuk mengetahui kemampuan siswa. Untuk
mengukur sejauh mana keberhasilan pembelajaran
agar bisa dijadikan persiapan bagi guru untuk mem-
perbaiki kekurangan pada program pembelajaran beri-
kutnya. Evaluasi dimaksudkan untuk untuk menga-
mati hasil belajar siswa dan untuk menentukan
bagaimana menciptakan kesempatan belajar, serta
memperbaiki pengajaran dan penguasaan tujuan
tertentu dalam kelas.
Evaluasi pembelajaran IPS ini berbentuk dua
jenis, yaitu bentuk tertulis maupun praktik. Bentuk
tertulis untuk mengukur aspek kognitif siswa, semen-
tara aspek psikomotorik untuk mengukur kemampuan
skill siswa. Bentuk evaluasi pembelajaran IPS berbasis
multimedia adalah tertulis dan praktik/peragaan.
Demikian juga evaluasi dalam bentuk individu dan
kelompok. Dalam evaluasi praktik, siswa diminta oleh
guru satu persatu untuk menunjukkan minimal 5
wilayah Indonesia yang tersedia dalam globe dan juga
peta dengan batasan waktu tertentu dan dilakukan
secara bergiliran.
72
Evaluasi pembelajaran IPS yang diberikan pada
siswa disesuaikan dengan materi pembelajaran IPS.
Guru memberikan soal pada guru dalam bentuk
multiple choice minimal 20 soal, sementara dalam
bentuk essay berjumlah 5 soal pertanyaan. Penilaian
ini diorientasikan untuk mengukur ketiga aspek, baik
aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Selain
pemahaman teori, siswa juga mampu menunjukkan
ataupun memperagakan langsung. Hal ini dimaksud-
kan agar siswa memiliki pengetahuan dan skill secara
berimbang mengenai wilayah Indonesia.
Guru menyiapkan format penilaian untuk meng-
ukur kemampuan siswa sebagaimana kompetensi
dasar yang dimaksudkan dalam standar kompetensi
yang telah direncanakan di awal pembelajaran. Format
penilaian sederhana, setiap pertanyaan PG disediakan
4 alternatif pilihan jawaban a, b, c, dan d. Sementara
untuk essay, pertanyaan lebih simple. Semua perta-
nyaan mengacu pada kisi-kisi soal yang telah disusun,
sehingga tidak menyimpang dari standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang telah ditentukan di awal.
Kriteria standar ketuntasan siswa setelah mengi-
kuti pembelajaran ditentukan oleh guru agar mudah
mengukur kemampuan keberhasilan pembelajaran.
Siswa yang berhasil yaitu siswa yang bisa memahami
materi pelajaran, secara akademik memperoleh nilai
minimal 70 sebagaimana KKM yang telah ditentukan.
Adapun secara skill kriteria minimal adalah nilai KKM
73.