bab iv hasil penelitian dan pembahasan -...

23
33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Pra Siklus Kondisi pra siklus merupakan kondisi ketuntasan belajar siswa kelas III SDNegeriDukuh 03 Salatiga sebelum diterapkan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) pada pelajaran IPA. Pada kondisi ini, guru masih menerapkan model pembelajaran ceramah, sehingga siswa cenderung kurang berminat dalam pelajaran IPA dan hasilnya ketuntasan hasil belajar siswa rendah. Perolehan nilai tertinggi pada kondisi pra siklus adalah 80 dan terendah adalah 40, dan nilai rata-rata siswa adalah 58,00. Hasil kondisi pra siklus dari total siswa yaitu 30 siswa hanya 13 siswa (43%) yang dinyatakan tuntas dan sisanya 17 siswa (57%) belum tuntas dalam KKM (≥ 65). Jumlah siswa yang belum tuntas dan yang tuntas pada kondisi sebelum tindakan disajikan dalam tabel 4.1 berikut ini: Tabel 4.1 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDNDukuh 03 Pra Siklus No Ketuntasan Belajar Jumlah Persentase (%) 1 Belum Tuntas 17 57% 2 Tuntas 13 43% Jumlah 30 100% Berdasarkan kondisi ketuntasan hasil belajar siswa pra siklus tersebut, maka diperlukan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) dalam pelajaran IPA untuk mengatasi persoalan ketuntasan tersebut. 4.2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I 4.2.1. Perencanaan Perencanaan Tindakan siklus I dilakukan untuk menyiapkan RPP, bahan- bahan dan alat peraga yang akan digunakan pada pertemuan I dan pertemuan II di siklus I. Selanjutnya mendesain sebuah perencanaan yang nantinya diimplementasikan dalam tindakan. Terkait dengan penelitian ini, maka perencanaan dipilah dalam beberapa tahapan, yaitu:

Upload: phungnga

Post on 23-Jul-2019

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Kondisi Pra Siklus

Kondisi pra siklus merupakan kondisi ketuntasan belajar siswa kelas III

SDNegeriDukuh 03 Salatiga sebelum diterapkan model pembelajaran Children

Learning In Science (CLIS) pada pelajaran IPA. Pada kondisi ini, guru masih

menerapkan model pembelajaran ceramah, sehingga siswa cenderung kurang

berminat dalam pelajaran IPA dan hasilnya ketuntasan hasil belajar siswa rendah.

Perolehan nilai tertinggi pada kondisi pra siklus adalah 80 dan terendah adalah

40, dan nilai rata-rata siswa adalah 58,00. Hasil kondisi pra siklus dari total siswa

yaitu 30 siswa hanya 13 siswa (43%) yang dinyatakan tuntas dan sisanya 17 siswa

(57%) belum tuntas dalam KKM (≥ 65). Jumlah siswa yang belum tuntas dan

yang tuntas pada kondisi sebelum tindakan disajikan dalam tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDNDukuh 03 Pra Siklus

No Ketuntasan Belajar Jumlah Persentase (%)

1 Belum Tuntas 17 57%

2 Tuntas 13 43%

Jumlah 30 100%

Berdasarkan kondisi ketuntasan hasil belajar siswa pra siklus tersebut, maka

diperlukan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) dalam

pelajaran IPA untuk mengatasi persoalan ketuntasan tersebut.

4.2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

4.2.1. Perencanaan

Perencanaan Tindakan siklus I dilakukan untuk menyiapkan RPP, bahan-

bahan dan alat peraga yang akan digunakan pada pertemuan I dan pertemuan II di

siklus I. Selanjutnya mendesain sebuah perencanaan yang nantinya

diimplementasikan dalam tindakan. Terkait dengan penelitian ini, maka

perencanaan dipilah dalam beberapa tahapan, yaitu:

34

1. Melakukan konsultasi dengan guru kelas, terkait dengan permasalahan

pembelajaran di kelas terkhusus pada mata pelajaran IPA, dan pengajuan

solusi bersama yaitu pengajuan penerapan model pembelajaran yang perlu

diterapkan untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

2. Mendesain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terkait dengan model

pembelajaran yang hendak diterapkan yaitu model pembelajaran Children

Learning In Science (CLIS), kemudian merancang media-media pembelajaran

atau alat peraga yang akan digunakan terkait dengan materi pembelajaran

yang akan diberikan, termasuk merancang lembar observasi pembelajaran.

3. Mengkonsultasikan kepada guru kelas tentang RPP, media dan alat peraga

maupun lembar observasi yang akan digunakan untuk mengamati

berlangsungnya proses pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran Children Learning In Science (CLIS).

4. Setelah disetujui oleh guru kelas, dilakukan revisi dan mengecek kembali

kelengkapan-kelengkapan baik RPP, media maupun alata peraga, serta lembar

observasi guru dan siswa yang akan digunakan dalam tindakan nanti.

4.2.2. Pelaksanaan Tindakan

4.2.2.1. Siklus I Pertemuan 1

1. Kegiatan Awal

Pada pertemuan pertama guru mengawali kegiatan dengan memberikan

salam, mengabsensi siswa, dan mengecek kerapian serta kelengkapan alat dan

sumber belajar yang disiapkan oleh siswa. Selanjutnya guru memberikan

apersepsi dalam bentuk pertanyaan. Setelah siswa selesai menjawab apersepsi,

guru memberikan penguatan lewat pujian, agar siswa terus memiliki keberanian

dalam menyampaikan hal-hal yang diketahui. Setelah siswa menjawab pertanyaan

apersepsi, guru melanjutkan dengan pertanyaan untuk tahap pertama

pembelajaran CLIS yaitu tahap orientasi dengan pertanyaan lanjutan, setelah itu

guru menjelaskan garis besar materi tentang kenampakan permukaan bumi.

2. Kegiatan Inti

Setelah menjelaskan tujuan pembelajaran, selanjutnya membagi siswa

dalam 6 kelompok, yang terdiri masing-masing beranggotakan 5 siswa. Selama

35

pembagian kelompok, suasana berubah menjadi riuh, karena siswa hendak

berkelompok dengan teman dekatnya sendiri. Mengantisipasi hal tersebut, guru

mengatur pembagian kelompok, dengan cara presensi. Selanjutnya, guru

memberikan tugas yang harus didiskuusikan di kelompok. Sebelum mengerjakan

tugas yang diberikan, guru memaparkan terlebih dahulu garis besar materi

kenampakan permukaan bumi. Setelah pemaparan materi, guru memasuki tahap

berikut dalam langkah-langkah pembelajaran CLIS yaitu penyusunan ulang

gagasan dengan cara menyiapkan alat-alat untuk melakukan percobaan,

menjelakan prosedur eksperimen. Selama proses eksperimen, guru mengamati

siswa dalam tiap-tiap kelompok, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk

berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah dan bertindak. Setelah hasil

analisis data dilakukan oleh kelompok, guru memfasilitasi siswa untuk melakukan

diskusi tentang hasil pengamatan yang dilakukan. Setelah itu guru melanjutkn

pada tahap pembelajaran yang keempat yaitu penerapan gagasan dengan cara

meminta anggota perwakilan mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan

kelas.

3. Kegiatan Akhir

Sebelum mengakhiri pelajaran, guru bersama-sama siswa mengambil

kesimpulan (tahap kelima yaitu pemantapan gagasan, memberikan penguatan

kepada siswa, memberikan pujian kepada kelompok maupun individu yang telah

bekerjasama dalam kelompoknya maupun terlibat aktif dalam kegiatan

pembelajaran. Sebelum mengakhiri pelajaran, guru mengucapkan terimakasih dan

menutup pelajaran.

4.2.2.2. Siklus I Pertemuan 2

1. Kegiatan Awal

Pada pertemuan kedua ini guru mengawali kegiatan dengan memberikan

salam, mengabsensi siswa, dan mengecek kerapian serta kelengkapan alat dan

sumber belajar yang disiapkan oleh siswa. Selanjutnya guru memberikan

apersepsi dalam bentuk pertanyaan. Setelah siswa selesai menjawab apersepsi,

guru memberikan penguatan lewat pujian, agar siswa terus memiliki keberanian

dalam menyampaikan hal-hal yang diketahui. Setelah siswa menjawab pertanyaan

36

apersepsi, guru melanjutkan dengan pertanyaan untuk tahap pertama

pembelajaran CLIS yaitu tahap orientasi dengan pertanyaan lanjutan, setelah itu

guru menjelaskan garis besar materi tentang kenampakan permukaan bumi.

2. Kegiatan Inti

Setelah menjelaskan tujuan pembelajaran, selanjutnya membagi siswa

dalam 6 kelompok, yang terdiri masing-masing beranggotakan 5 siswa. Selama

pembagian kelompok, suasana berubah menjadi riuh, karena siswa hendak

berkelompok dengan teman dekatnya sendiri. Mengantisipasi hal tersebut, guru

mengatur pembagian kelompok, dengan cara presensi. Selanjutnya, guru

memberikan tugas yang harus didiskuusikan di kelompok. Sebelum mengerjakan

tugas yang diberikan, guru memaparkan terlebih dahulu garis besar materi

kenampakan permukaan bumi. Setelah pemaparan materi, guru memasuki tahap

berikut dalam langkah-langkah pembelajaran CLIS yaitu penyusunan ulang

gagasan dengan cara menyiapkan alat-alat untuk melakukan percobaan,

menjelakan prosedur eksperimen. Selama proses eksperimen, guru mengamati

siswa dalam tiap-tiap kelompok, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk

berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah dan bertindak. Setelah hasil

analisis data dilakukan oleh kelompok, guru memfasilitasi siswa untuk melakukan

diskusi tentang hasil pengamatan yang dilakukan. Setelah itu guru melanjutkn

pada tahap pembelajaran yang keempat yaitu penerapan gagasan dengan cara

meminta anggota perwakilan mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan

kelas.

3. Kegiatan Akhir

Sebelum mengakhiri pelajaran, guru bersama-sama siswa mengambil

kesimpulan (tahap kelima yaitu pemantapan gagasan, memberikan penguatan

kepada siswa, memberikan pujian kepada kelompok maupun individu yang telah

bekerjasama dalam kelompoknya maupun terlibat aktif dalam kegiatan

pembelajaran. Sebelum mengakhiri pelajaran, guru memberikan evaluasi

individual berupa tes kepada siswa, setelah siswa mengerjakan tes, guru

mengucapkan terimakasih dan menutup pelajaran.

37

4.2.3. Observasi

Observasi dilaksanakan selama proses pelajaran berlangsung. Hal-hal yang

diamati adalah aktivitas guru menerapkan model pembelajaran Children Learning

In Science (CLIS), aktivitas siswa mengikuti pelajaran IPA menggunakan model

pembelajaran Children Learning In Science (CLIS), dan minat siswa terhadap

pelajaran IPA menggunakan model pembelajaran Children Learning In Science

(CLIS).

1. Aktivitas Guru

Aktivitas guru yang diamati dalam pembelajaran terdiri dari empat tahapan

pembelajaran yaitu, Pra pembelajaran, mebuka pembelajaran, kegiatan inti

pembelajaran dan penutup. Total item dari keempat tahapan pembelajaran yang

diamati adalah 33 item, dengan pemberian skor pada masing-masing item yaitu

terendah adalah 1 (satu) dan tertinggi adalah 4 (empat). Dengan demikian, maka

skor terendah dari keseluruhan pelaksanaan aktivitas guru adalah 33 x 1 = 33 dan

tertinggi (maksimum) adalah 33 x 4 = 132.

Sementara itu, untuk mengetahui perolehan skor aktivitas, maka digunakan

persamaan sebagai berikut:

Dengan kriteria nilai sebagai berikut:

>86% = baik sekali

70 – 85% = baik

55 – 69% = cukup baik

<54% = kurang

Hasil aktivitas guru pada siklus I pertemuan 1 setelah diberikan penilaian

diperoleh skor 91, maka dengan menggunakan persamaan di atas hasil

peniliannya adalah sebagai berikut:

38

Mengacu pada kriteria skor di atas, maka aktivitas guru menggunakan

model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) pada siklus I

pertemuan 1 berada pada kategori cukup baik, dengan persentase perolehan nilai

yaitu 68,9%.

Kemudian berdasarkan pada persamaan sebelumnya, maka kriteria aktivitas

guru dalam menggunakan model pembelajaran Children Learning In Science

(CLIS) pada siklus I pertemuan 2 dengan skor perolehan 104 adalah sebagai

berikut:

Mengacu pada kriteria skor di atas, maka aktivitas guru menggunakan

model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) pada siklus I

pertemuan 2 berada pada kategori baik, dengan persentase perolehan nilai yaitu

78,8%.

2. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa yang diamati adalah aktivitas siswa dalam mengikuti

pelajaran menggunakan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS)

pada pelajaran IPA. Aktivitas siswa yang diamati selama pembelajaran adalah

aktivitas siswa pada kegiatan pra pembelajaran, kegiatan awal pembelajaran dan

kegiatan inti pembelajaran. Total item dari ketiga tahapan pembelajaran yang

diamati terkait dengan aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran adalah 23 item,

dimana tiap-tiap item diberikan skor 1 (satu) untuk aktivitas terendah, dan 4

(empat) untuk aktivitas tertinggi. Maka, total aktivitas siswa mengikuti pelajaran

terendah adalah 1 x 23 = 23 dan total aktivitas siswa mengikuti pelajaran tertinggi

adalah 4 x 23 = 92.

Untuk menghitung total aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran IPA

menggunakan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) pada

siklus I pertemuan 1 dengan skor perolehan 63, digunakan persamaan berikut:

39

Dengan kriteria perolehan persentase nilai sebagai berikut:

>86% = baik sekali

70 – 85% = baik

55 – 69% = cukup baik

<54% = kurang

Berdasarkan pada persamaan di atas, maka total aktivitas dan kategori aktivitas

siswa adalah sebagai berikut:

Mengacu pada kriteria persentase nilai kategori, maka aktivitas siswa pada

siklus I pertemuan 1 dalam mengikuti pelajaran IPA menggunakan model

pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) masuk dalam kategori cukup

baik, yaitu dengan perolehan persentase nilai 68,5%.

Selain aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 1, juga diamati aktivitas

siswa pada siklus I pertemuan 2. Berpatokan pada persamaan di atas, maka total

aktivitas dan kategori aktivitas siswa mengikuti pelajaran IPA menggunakan

metode demonstrasi pada siklus I pertemuan 2 dengan skor perolehan 69 adalah

sebagai berikut:

Dengan perolehan persentase nilai yaitu 75%, maka aktivitas siswa dalam

mengikuti pelajaran IPA materi kenampakan permukaan bumi pada siklus I

pertemuan 2 berada pada kategori baik.

40

3. Minat Siswa Terhadap Pelajaran IPA Menggunakan model pembelajaran

Children Learning In Science (CLIS)

Selama pelajaran berlangsung pada siklus I, selain diamati aktivitas juga

diberikan lembar pertanyaan berupa angket untuk diisi tentang ketertarikan siswa

dalam mengikuti pelajaran IPA menggunakan model pembelajaran Children

Learning In Science (CLIS). Untuk skor maksimum, diperoleh sebagai berikut: 4

x 10 x 30 = 1200. Jumlah skor yang diperoleh adalah 1005. Dengan berpatokan

pada rumus untuk menghitung skor minat belajar siswa yaitu:

= 83,75%.

Dengan kriteria nilai sebagai berikut:

>86% = baik sekali

70 – 85% = baik

55 – 69% = cukup baik

<54% = kurang

Dari ketentuan di atas, maka minat belajar siswa Siklus I kelas IIISDN

Dukuh 03 Salatigapada mata pelajaran IPA memperoleh nilai dengan prosentase

sebesar 83,75%, dan dikategorikan dengan kriteria baik.

4.2.4. Refleksi

Setelah dilaksanakan pembelajaran pada siklus I pertemuan 1 dan

pertemuan 2, maka perlu dilakukan refleksi. Refleksi merupakan evaluasi yang

perlu dilakukan untuk diperbaiki pada pertemuan berikutnya, yaitu guru belum

menunjukkan penguasaan atas materi yang diajarkan, juga belum memberikan

respon positif atas keaktifan yang ditunjukkan siswa selama proses pelajaran

kemudian guru belum mengkoordinir dengan baik, baik dalam pembentukan

kelompok, diskusi kelompok maupun presentasi tiap-tiap anggota kelompok.

.

41

4.3. Hasil Belajar Siklus I

Setelah dilaksanakan siklus I pertemuan 2, dilakukan evaluasi individual.

Evaluasi dimaksudkan untuk melihat apakah dengan menggunakan model

pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) dapat meningkatkan hasil

belajar siswa dan ketuntasan belajar siswa. perolehan hasil belajar siswa pada

siklus I disajikan dalam interval nilai berikut ini.

Untuk menentukan interval nilai, digunakan persamaan berikut ini:

Berikut ini disajikan hasil perolehan nilai siswa pada siklus I, dengan

menggunakan interval nilai 8 (delapan) melalui tabel 14 di bawah ini:

Tabel 4.2

Perolehan Nilai Berdasarkan Interval Nilai pada Siklus I

No Interval Nilai Siklus I

Jumlah Siswa Persentase (%)

1 45 – 53 1 3,34%

2 54 – 62 4 13,34%

3 63 – 71 2 6,64%

4 72 – 80 8 26,67%

5 81 – 89 5 16,67%

6 90 – 98 10 33,34%

Total 30 100%

Berdasarkan tabel 14 di atas diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai

pada interval nilai 45 – 53 adalah 1 siswa (3,34%); siswa yang memperoleh nilai

pada interval nilai 54 – 62 adalah 4 siswa (13,34%); siswa yang memperoleh nilai

pada interval nilai 63 – 71adalah2 siswa (6,64%); siswa yang memperoleh nilai

pada interval nilai 72– 80 adalah 8 siswa (26,67%); siswa yang memperoleh nilai

42

pada interval nilai 81 – 89 berjumlah 5 siswa (16,67%) dan terakhir, siswa yang

memperoleh nilai pada interval nilai 90 – 98 berjumlah 10 siswa (33,34%).

Jumlah siswa yang belum tuntas dan tuntas belajar setelah menggunakan

model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) pada pelajaran IPA,

pada siklus I disajikan dalam tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3

Ketuntasan Belajar Siswa Kelas III SDN Dukuh 03 Salatiga pada Siklus I

No Ketuntasan Belajar Jumlah Persentase (%)

1 Belum Tuntas 7 23,33%

2 Tuntas 23 76,67%

Jumlah 30 100%

Mengacu pada tabel 4.3 di atas diketahui bahwa setelah diberikan tindakan

pada siklus I dengan menggunakan model pembelajaran Children Learning In

Science (CLIS) pada pelajaran IPA materi kenampakan permukaan bumi, terjadi

peningkatan jumlah ketuntasan belajar siswa dan penurunan jumlah siswa yang

belum tuntas belajarnya. Setelah diberikan tindakan pada siklus I, diketahui

bahwa siswa yang belum tuntas menurun menjadi 7 siswa (23,33%) dan siswa

yang tuntas belajar menjadi 23 siswa (76,67%). Dengan hasil ini, dapat dikatakan

bahwa terjadi peningkatan jumlah siswa yang tuntas yaitu 10 siswa dibandingkan

dengan pra siklus. Hasil ini memberikan kesimpulan bahwa dengan demikian

penggunaan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) berhasil

meningkatkan hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa.

Mesikpun demikian, ketuntasan belajar yang dicapai belum mencapai

kriteria indikator kinerja yang diharapkan, yaitu 85% dari total siswa tuntas

belajarnya pada mata pelajaran IPA. Dengan demikian, diperlukan lagi tindakan

melalui siklus berikut yaitu tindakan pada siklus II.

4.4. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

4.4.1. Perencanaan

Hal-hal yang direfleksikan pada siklus I adalah penguasaan materi pelajaran

dan memberikan penghargaan kepada siswa, sementara dari siswa siswa tampak

belum aktif dalam merangkum materi pelajaran yang diberikan kemudian

43

pengkoordinasian dalam pembentukan kelompok. Hal-hal ini akan direncanakan

untuk diperbaiki pada siklus II.Selain itu, seperti perencanaan pada siklus I, pada

siklus II ini, penulis menyiapkan RPP yang akan digunakan pada tindakan siklus

II, lembar observasi, media dan alat peraga untuk digunakan dalam pelajaran.

4.4.2. Pelaksanaan Tindakan

4.4.2.1. Siklus II Pertemuan 1

1. Kegiatan Awal

Pada pertemuan pertama guru mengawali kegiatan dengan memberikan

salam, mengabsensi siswa, dan mengecek kerapian serta kelengkapan alat dan

sumber belajar yang disiapkan oleh siswa. Selanjutnya guru memberikan

apersepsi dalam bentuk pertanyaan. Setelah siswa selesai menjawab apersepsi,

guru memberikan penguatan lewat pujian, agar siswa terus memiliki keberanian

dalam menyampaikan hal-hal yang diketahui. Setelah siswa menjawab pertanyaan

apersepsi, guru melanjutkan dengan pertanyaan untuk tahap pertama

pembelajaran CLIS yaitu tahap orientasi dengan pertanyaan lanjutan, setelah itu

guru menjelaskan garis besar materi tentang kenampakan permukaan bumi.

2. Kegiatan Inti

Setelah menjelaskan tujuan pembelajaran, selanjutnya membagi siswa

dalam 6 kelompok, yang terdiri masing-masing beranggotakan 5 siswa. Selama

pembagian kelompok, suasana berubah menjadi riuh, karena siswa hendak

berkelompok dengan teman dekatnya sendiri. Mengantisipasi hal tersebut, guru

mengatur pembagian kelompok, dengan cara presensi. Selanjutnya, guru

memberikan tugas yang harus didiskuusikan di kelompok. Sebelum mengerjakan

tugas yang diberikan, guru memaparkan terlebih dahulu garis besar materi

kenampakan permukaan bumi. Setelah pemaparan materi, guru memasuki tahap

berikut dalam langkah-langkah pembelajaran CLIS yaitu penyusunan ulang

gagasan dengan cara menyiapkan alat-alat untuk melakukan percobaan,

menjelakan prosedur eksperimen. Selama proses eksperimen, guru mengamati

siswa dalam tiap-tiap kelompok, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk

berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah dan bertindak. Setelah hasil

44

analisis data dilakukan oleh kelompok, guru memfasilitasi siswa untuk melakukan

diskusi tentang hasil pengamatan yang dilakukan. Setelah itu guru melanjutkn

pada tahap pembelajaran yang keempat yaitu penerapan gagasan dengan cara

meminta anggota perwakilan mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan

kelas.

3. Kegiatan Akhir

Sebelum mengakhiri pelajaran, guru bersama-sama siswa mengambil

kesimpulan (tahap kelima yaitu pemantapan gagasan, memberikan penguatan

kepada siswa, memberikan pujian kepada kelompok maupun individu yang telah

bekerjasama dalam kelompoknya maupun terlibat aktif dalam kegiatan

pembelajaran. Sebelum mengakhiri pelajaran, guru mengucapkan terimakasih dan

menutup pelajaran.

4.4.2.2. Siklus II Pertemuan 2

1. Kegiatan Awal

Pada pertemuan kedua ini guru mengawali kegiatan dengan memberikan

salam, mengabsensi siswa, dan mengecek kerapian serta kelengkapan alat dan

sumber belajar yang disiapkan oleh siswa. Selanjutnya guru memberikan

apersepsi dalam bentuk pertanyaan. Setelah siswa selesai menjawab apersepsi,

guru memberikan penguatan lewat pujian, agar siswa terus memiliki keberanian

dalam menyampaikan hal-hal yang diketahui. Setelah siswa menjawab pertanyaan

apersepsi, guru melanjutkan dengan pertanyaan untuk tahap pertama

pembelajaran CLIS yaitu tahap orientasi dengan pertanyaan lanjutan, setelah itu

guru menjelaskan garis besar materi tentang kenampakan permukaan bumi.

2. Kegiatan Inti

Setelah menjelaskan tujuan pembelajaran, selanjutnya membagi siswa

dalam 6 kelompok, yang terdiri masing-masing beranggotakan 5 siswa. Selama

pembagian kelompok, suasana berubah menjadi riuh, karena siswa hendak

berkelompok dengan teman dekatnya sendiri. Mengantisipasi hal tersebut, guru

mengatur pembagian kelompok, dengan cara presensi. Selanjutnya, guru

memberikan tugas yang harus didiskuusikan di kelompok. Sebelum mengerjakan

45

tugas yang diberikan, guru memaparkan terlebih dahulu garis besar materi

kenampakan permukaan bumi. Setelah pemaparan materi, guru memasuki tahap

berikut dalam langkah-langkah pembelajaran CLIS yaitu penyusunan ulang

gagasan dengan cara menyiapkan alat-alat untuk melakukan percobaan,

menjelakan prosedur eksperimen. Selama proses eksperimen, guru mengamati

siswa dalam tiap-tiap kelompok, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk

berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah dan bertindak. Setelah hasil

analisis data dilakukan oleh kelompok, guru memfasilitasi siswa untuk melakukan

diskusi tentang hasil pengamatan yang dilakukan. Setelah itu guru melanjutkn

pada tahap pembelajaran yang keempat yaitu penerapan gagasan dengan cara

meminta anggota perwakilan mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan

kelas.

3. Kegiatan Akhir

Sebelum mengakhiri pelajaran, guru bersama-sama siswa mengambil

kesimpulan (tahap kelima yaitu pemantapan gagasan, memberikan penguatan

kepada siswa, memberikan pujian kepada kelompok maupun individu yang telah

bekerjasama dalam kelompoknya maupun terlibat aktif dalam kegiatan

pembelajaran. Sebelum mengakhiri pelajaran, guru memberikan evaluasi

individual berupa tes kepada siswa, setelah siswa mengerjakan tes, guru

mengucapkan terimakasih dan menutup pelajaran.

4.4.3. Observasi

Sama seperti pada siklus I, pada siklus II ini hal-hal yang diamati adalah

aktivitas guru menggunakan model pembelajaran Children Learning In Science

(CLIS), aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran menggunakan model

pembelajaran Children Learning In Science (CLIS), dan minat siswa terhadap

pelajaran IPA menggunakan model pembelajaran Children Learning In Science

(CLIS).

1. Aktivitas Guru

Aktivitas guru yang diamati adalah aktivitas guru pada pertemuan 1 dan

pertemuan 2. Pada siklus II pertemuan 1 diperoleh skor 115 di mana skor

46

diperoleh setelah melakukan pengamatan terhadap pembelajaran yang dilakukan

oleh guru. Menghitung kriteria aktivitas guru pada siklus II pertemuan 1

menggunakan persamaan berikut ini:

Mengacu pada kriteria skor di atas, maka aktivitas guru menggunakan

model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS)pada siklus II

pertemuan 1 berada pada kategori baik sekali, dengan persentase perolehan nilai

yaitu 87,12%.

Seperti halnya pertemuan sebelumnya, pertembuan ke 2 siklus II ini untuk

aktifitas guru mendapat skor perolehan sebesar 120. Skor perolehan didapat

setelah melakukan pengamatan terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Dengan demikian menghitung kriteria aktivitas guru pada siklus II pertemuan 2

menggunakan persamaan berikut ini:

Mengacu pada kriteria skor di atas, maka aktivitas guru menggunakan

model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS)pada siklus II

pertemuan 2 berada pada kategori baik sekali, dengan persentase perolehan nilai

yaitu 90,90%.

2. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa yang diamati adalah aktivitas siswa dalam mengikuti

pelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran Children Learning In

Science (CLIS)pada pelajaran IPA materi kenampakan permukaan bumi.

Berpatokan pada persamaan di atas, maka total aktivitas dan kategori

aktivitas siswa mengikuti pelajaran IPA menggunakan model pembelajaran

Children Learning In Science (CLIS)pada siklus II pertemuan 1 dengan skor

perolehan 76adalah sebagai berikut:

47

Dengan perolehan persentase nilai yaitu 82,60%, maka aktivitas siswa

dalam mengikuti pelajaran IPA materi kenampakan permukaan bumi pada siklus

II pertemuan 1 berada pada kategori baik.

Selain aktivitas siswa pada siklus II pertemuan 1, juga diamati aktivitas

siswa dalam mengikuti pelajaran pada siklus II pertemuan 2. Berpatokan pada

persamaan di atas, maka total aktivitas dan kategori aktivitas siswa mengikuti

pelajaran IPA menggunakan model pembelajaran Children Learning In Science

(CLIS)pada siklus II pertemuan 2 dengan skor perolehan 85 adalah sebagai

berikut:

Dengan perolehan persentase nilai yaitu 92,39%, maka aktivitas siswa

dalam mengikuti pelajaran IPA materi kenampakan permukaan bumi pada siklus

II pertemuan 2 berada pada kategori baik sekali.

3. Minat Siswa pada Pelajaran IPA Menggunakan model pembelajaran

Children Learning In Science (CLIS)

Seperti pada siklus I, selama pelajaran berlangsung pada siklus II, selain

diamati aktivitas juga diberikan lembar pertanyaan berupa angket untuk diisi

tentang ketertarikan siswa dalam mengikuti pelajaran IPA menggunakan model

pembelajaran Children Learning In Science (CLIS). Untuk skor maksimum,

diperoleh sebagai berikut: 4 x 10 x 30 = 1200. Jumlah skor yang diperoleh adalah

1100. Dengan berpatokan pada rumus untuk menghitung skor minat belajar siswa

yaitu:

48

= 91,67%.

Dengan kriteria nilai sebagai berikut:

>86% = baik sekali

70 – 85% = baik

55 – 69% = cukup baik

<54% = kurang

Dari ketentuan di atas, maka minat belajar siswa Siklus II kelas III SDN

Dukuh 03 Salatigapada mata pelajaran IPA materi kenampakan permukaan bumi

memperoleh nilai dengan prosentase sebesar 91,67%, dan dikategorikan dengan

kriteria baik sekali.

4.4.4. Refleksi

Setelah dilaksanakan perbaikan pada siklus I, dan diterapkan tindakan pada

siklus II, terjadi peningkatan aktivitas guru dalam menggunakan model

pembelajaran Children Learning In Science (CLIS), terjadi juga peningkatan

aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran IPA menggunakan model pembelajaran

Children Learning In Science (CLIS), selain itu juga terjadi peningkatan minat

dan terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa dimana 100% siswa dinyatakan

tuntas (lihat pembahasan hasil belajar siklus II). Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Children Learning In

Science (CLIS)pada pelajaran IPA pada siswa kelas III SDN Dukuh 03 Salatiga

berhasil dilaksanakan.

4.5. Hasil Belajar Siklus II

Berikut ini disajikan hasil belajar siswa pada siklus II, setelah diberikan

tindakan. Penyajian hasil belajar ini dimaksudkan apakah setelah melakukan

perbaikan-perbaikan berdasarkan refleksi, mampu meningkatkan hasil belajar IPA

siswa. hasilnya disajikan dalam tabel 4.4 berikut ini:

49

Tabel 4.4

Perolehan Nilai Berdasarkan Interval Nilai pada Siklus II

No Interval Nilai Siklus I

Jumlah Siswa Persentase (%)

1 54 – 62 0 0%

2 63 – 71 0 0%

3 72 – 80 5 16,67%

4 81 – 89 9 30%

5 ≥ 90 16 53,33%

Total 30 100%

Berdasarkan tabel 16 di atas diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai

pada interval nilai 54 – 62 adalah 0 siswa (0%); siswa yang memperoleh nilai

pada interval nilai 63 – 71 adalah 0 siswa (0%) dan siswa yang mendapatkan nilai

pada interval 72 – 80 adalah 5 siswa ( 16,67%); siswa yang memperoleh nilai

pada interval nilai 81 – 89 adalah 9 siswa (30%); siswa yang memperoleh nilai

pada interval nilai ≥ 90 berjumlah 16 siswa (53,33%).

Jumlah siswa yang belum tuntas dan tuntas belajar setelah menggunakan

model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS)pada pelajaran IPA,

pada siklus II disajikan dalam tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5

Ketuntasan Belajar Siswa Kelas III SDN Dukuh 03 Salatiga pada Siklus II

No Ketuntasan Belajar Jumlah Persentase (%)

1 Belum Tuntas - -

2 Tuntas 30 100%

Jumlah 30 100%

Berdasarkan hasil pada tabel 4.5 di atas, diketahui bahwa setelah diberikan

tindakan pada siklus II, dan dilaksankan evaluasi, maka tidak ada lagi siswa yang

belum tuntas hasil belajarnya pada pelajaran IPA. Dengan hasil ini memberikan

kesimpulan bahwa dengan demikian penggunaan model pembelajaran Children

Learning In Science (CLIS)dalam pelajaran IPA materi kenampakan permukaan

bumi pada siswa kelas III SDN Dukuh 03 Salatiga berhasil diterapkan. Hal ini

dapat dilihat dimana ketuntasan belajar IPA siswa mencapai target indikator

kinerja yang diharapkan, yaitu 85% siswa dinyatakan tuntas KKM ≥ 65.

50

4.6. Analisis Data

Analisis data menyajikan analisis hasil penelitian. Berikut diuraikan analisis

ketuntasan hasil belajar IPA pada siklus I dan siklus II. Kemudian dilanjutkan

dengan analisis deskriptif komparatif hasil belajar IPA siswa kelas III SDN

Dukuh 03 Salatiga semester II tahun pelajaran 2015/2016.

4.6.1 Analisis Ketuntasan

Memperhatikan KKM (65), maka hasil tes yang telah diperoleh dalam siklus

I dapat dianalisis. Baik siswa yang mendapat nilai di bawah KKM dengan

kategori tidak tuntas maupun di atas KKM dengan kategori tuntas disajikan

dalam tabel 4.6berikut:

Tabel 4.6

Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN Dukuh 03

Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 Pada Siklus I

Keterangan Siklus I

Jumlah siswa Persentase (%)

Tuntas 23 76,67%

Tidak tuntas 7 23,33%

Jumlah 30 100%

Rata-rata 77

Nilai tertinggi 90

Nilai terendah 50

Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa setelah dilaksanakan pembelajaran

dengan menerapkan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS),

maka dapat diketahui bahwa sebanyak 23 siswa dengan prosentase 76.67% siswa

memperoleh nilai di atas KKM dengan kategori tuntas, sedangkan 7 siswa lainnya

mendapat nilai di bawah KKM dengan kategori tidak tuntas, sedangkan nilai

tertinggi yang dapat dicapai adalah 90, dan nilai terendah yang dicapai siswa

adalah 50 dengan rata-rata kelas 77. Ketuntasan hasil belajar IPA siklus I kelas III

SDN Dukuh 03Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 dapat dilihat pada Gambar

4.1:

51

Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPA siklus I kelas

III SDN Dukuh 03 Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016

Berdasarkan gambar 4.1 diketahui setelah penerapan model pembelajaran

Children Learning In Science (CLIS)dari 30 siswa kelas III terdapat 76,67% siswa

yang tuntas dalam belajar, dan 23,33% siswa tidak tuntas. Adapun KKM IPA

yang ditetapkan oleh pihak sekolah adalah 65.

Dari data hasil tes IPA siklus I maka dilakukan analisis dengan

membandingkan nilai dengan kriteria ketuntasan minimal atau KKM (65). Siswa

yang mendapat nilai lebih dari sama dengan KKM atau yang tuntas dijumlahkan,

begitu juga siswa yang berada di bawah KKM (65). Analisis ketuntasan hasil

belajar IPA siswa siklus II tersaji pada tabel.4.7:

Tabel 4.7

Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN Dukuh 03

Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 Pada Siklus II

Keterangan Siklus II

Jumlah siswa Persentase (%)

Tuntas 30 100%

Tidak tuntas 0 0%

Jumlah 30 100%

Rata-rata 90,5

Nilai tertinggi 100

Nilai terendah 70

77%

23%

Diagram Ketuntasan

Tuntas Tidak Tuntas

52

Dari tabel 4.7 dapat diketahui bahwa setelah dilaksanakan pembelajaran

dengan menerapkan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS),

dari 30 siswa yang mengikuti evaluasi pembelajaran terdapat 30 siswa (100%)

tuntas atau mampu mencapai KKM (65), nilai tertinggi yang dapat dicapai adalah

100, dan nilai terendah yang dicapai siswa adalah 70 dengan rata-rata kelas 90,5.

Ketuntasan hasil belajar IPA siklus II kelas III SD Negeri Dukuh 03 Salatiga

Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 dapat dilihat pada gambar 4.2:

Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPA siklus II

kelas III SD Negeri Dukuh 03 Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016

Berdasarkan gambar 4.2 diketahui setelah penerapan model pembelajaran

Children Learning In Science (CLIS), dari 30 siswa kelas III terdapat 100% siswa

yang tuntas dalam belajar, dan 0% siswa tidak tuntas. Adapun KKM IPA yang

ditetapkan oleh pihak sekolah adalah 65.

4.6.2 Analisis Komparatif

Berdasarkan analisis ketuntasan, dari hasil tindakan diketahui bahwa terjadi

peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas III SD Negeri

Dukuh 03semester II tahun pelajaran 2015/2016. Perbandingan hasil belajar IPA

siswa disajikan pada tabel 4.8:

100%

0% Diagram Ketuntasan

Tuntas

Tidak Tuntas

53

Tabel 4.8

Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SD Negeri Dukuh 03

semester II tahun pelajaran 2015/2016

Ketuntasan Pra siklus Siklus I Siklus II

f % f % f %

Tuntas 13 43% 23 76,67% 30 100%

Tidak tuntas 17 57% 7 23,33% 0 0%

Jumlah 30 100% 30 100% 30 100%

Nilai

tertinggi

80 90 100

Nilai

terendah

40 50 70

Rata-rata 58,00 77,0 90,5

Dari tabel 4.8 dapat dijelaskan bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa dari

pra siklus sampai siklus II mengalami peningkatan. Pada pra siklus siswa yang

tuntas belajar adalah 13 siswa (43%), pada siklus I menjadi 23 siswa (76,67%),

dan pada siklus II menjadi 30 siswa (100%). Sedangkan siswa yang belum tuntas

jumlahnya menurun. Saat pra siklus terdapat 17 siswa (57%) yang belum tuntas,

pada siklus I masih 7 siswa (23,33%) yang belum tuntas, dan pada siklus II

terdapat 0 orang siswa (0%) yang belum tuntas. Nilai tertinggi siswa terjadi

peningkatan dari pra siklus hingga siklus II. Pada pra siklus nilai tertinggi siswa

80, pada siklus I naik menjadi 90 kemudian pada siklus II naik menjadi 100. Nilai

terendah pada pra siklus 40, pada siklus I naikmenjadi 50 kemudian pada siklus II

naik menjadi 70. Rata-rata siswa dari pra siklus ke siklus II juga mengalami

peningkatan, dari pra siklus 58,00 menjadi 77,0 pada siklus I dan pada siklus II

naik menjadi 90,5. Selanjutnya untuk memperjelas perbandingan hasil belajar IPA

dan ketuntasan hasil belajar siswa dari pra siklus sampai siklus II disajikan dalam

gambar 4.3:

54

Gambar 4.3 Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Pra Siklus, Siklus

I, dan Siklus II Kelas III SD Negeri Dukuh 03 Semester II tahun pelajaran

2015/2016

Dari gambar 4.3 dapat dijelaskan bahwa banyaknya siswa yang mencapai

ketuntasan belajar pada pra siklus hingga siklus II mengalami peningkatan. Pada

saat pra siklus ke siklus I besarnya peningkatan adalah 43% menjadi 77%, dari

siklus I ke siklus II adalah dari 77% menjadi 100%. Sedangkan jumlah siswa yang

tidak tuntas mengalami penurunan. Siswa yang belum tuntas pada pra siklus 57%,

pada siklus I turun menjadi 23%, dan pada siklus II turun lagi menjadi 0%.

4.7. Pembahasan

Sebelum tindakan, atau pada pra siklus, dari total jumlah siswa yaitu 30

siswa, siswa yang dinyatakan tuntas mencapai 13 siswa (43%) dan siswa yang

belum mencapai ketuntasan adalah 17 siswa (57%). Kondisi ketuntasan ini

berubah setelah diberikan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran

Children Learning In Science (CLIS) pada pelajaran IPA materi penampakan

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Pra SiklusSiklus I

Siklus II

43%

77%

100%

57%

23%

0%

Tuntas Tidak Tuntas

55

permukaan bumi pada siklus I. Pada siklus I, terjadi peningkatan ketuntasan

siswa, dimana siswa yang berhasil tuntas belajarnya meningkat menjadi 23 siswa

(76,67%) dan siswa yang belum tuntas mengalami penurunan menjadi 7 siswa

(23,33%). Meskipun terjadi peningkatan ketuntasan, namun demikian, hasil yang

dicapai ini belum mencapai kriteria indikator kinerja yang diharapkan. Setelah

melakukan perbaikan-perbaikan berdasarkan refleksi pada siklus I, maka

dilaksanakan tindakan lagi untuk meningkatkan lagi ketuntasan belajar menjadi

100%. Setelah diberikan tindakan dan dilakukan evaluasi melalui tes, diketahui

bahwa 30 siswa (100%) dinyatakan tuntas belajarnya. Hasil ini sekaligus

memberikan kesimpulan bahwa dengan demikian penggunaan model

pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) dalam meningkatkan hasil

belajar IPA siswa berhasil. Hal ini dilihat bahwa ketuntasan belajar yang dicapai

memenuhi indikator kinerja yang diharapkan melalui penelitian ini.

Selain hasil belajar, penggunaan model pembelajaran Children Learning In

Science (CLIS) juga meningkatkan aktivitas guru dalam mengajar, meningkatkan

aktivitas siswa dalam belajar, dan meningkatkan minat siswa dalam mengikuti

pelajaran IPA. Hasil ini dapat dilihat dari beberapa pernyataan tentang minat

siswa, bahwa ternyata penggunaan model pembelajaran Children Learning In

Science (CLIS) dalam pelajaran IPA dapat mendorong minat siswa untuk tertarik

pada pelajaran IPA. Peningktan minat belajar siswa yang meningkat terbukti

dengan perolehan skor minat belajar siswa pada siklus I yaitu mendapat skor

dengan prosentase 83,75% (kategori Baik) dan meningkat pada siklus II dengan

perolehan skor secara prosentase sebesar 91,67% (kategori Baik Sekali).

Dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan demikian skripsi ini telah

menjawab hipotesis tindakan yang dirancang, yaitu penggunaan model

pembelajaran CLIS dapat meningkatkan minat belajar dan hasil belajar mata

pelajaran IPA siswa kelas 3 SDN Dukuh 03 Salatiga semester II tahun ajaran

2015/2016.