bab iv hasil penelitian dan pembahasan...soal tes yang terdiri dari 20 soal berbentuk pilihan ganda,...
TRANSCRIPT
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan
Bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi prasiklus, deskripsi
siklus I, deskripsi siklus II. Deskripsi pra siklus membahas mengenai kondisi awal
siswa termasuk didalamnya hasil belajar IPA sebelum dilaksanakan tindakan
penelitian. Selanjutnya pada deskripsi siklus I menjelaskan tentang pelaksanaaan
tindakan penelitian siklus I meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan
observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I. pada bagian
deskripsi siklus II menguraikan tentang tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan
kegiatan refleksi dari pelaksanaan siklus II.
4.1.1 Deskripsi Sebelum Tindakan
Penelitian dilakukan di kelas V SDN Sidorejo Kidul 02 Semester II Tahun
Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 28 siswa pada pembelajaran IPA dengan
Kompetensi Dasar (KD) mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang
dapat mempengaruhinya dan mengidentifsi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia
dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungannya. Sebelum melakukan
penelitian, peneliti melakukan observasi dengan siswa dan guru SDN Sidorejo Kidul
02. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan didapatkan berbagai
permasalahan dalam pembelajaran.
Rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Sidorejo Kidul 02 diduga
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tingkat konsentrasi siswa kurang, dalam
proses pembelajaran siswa kurang memperhatikan hal ini dapat dilihat dari beberapa
siswa yang bermain sendiri dan ngobrol dengan teman sebangku. Selain itu adalah
penggunaan model pembelajaran yang diterapkan guru. Pada saat pembelajaran
berlangsung guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Hal
ini membuat siswa kesulitan untuk memahami materi pelajaran karena guru lebih
58
banyak menggunakan metode ceramah dan dalam kenyataannya hasil belajar IPA
yang rendah.
Hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Sidorejo Kidul 02 sebelum tindakan
masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan IPA pada semester I bahwa
sebagian besar siswa memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM=65). Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari KKM berjumlah 11 siswa
dengan persentase 39% sedangkan siswa yang memperoleh nilai di atas KKM
berjumlah 17 siswa dengan persentase 61%. Berdasarkan hasil belajar IPA yang
masih rendah, maka peneliti mengadakan perbaikan pembelajaran IPA dengan
menerapkan model pembelajaran Make A Match berbantuan video pembelajaran
melalui pembelajaran siklus I dan siklus II.
4.1.2 Deskripsi Siklus I
Pelaksanaan tindakan pada Siklus I dilaksanakan tiga kali pertemuan,
pertemuan pertama pada hari Selasa, tanggal 5 April 2016, pertemuan kedua
dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 7 April 2016 dan pertemuan ketiga
dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 9 April 2016. Masing-masing pertemuan
dilaksanakan dalam 2 jam pelajaran (2 x 35 menit).
4.1.2.1 Tahap Perencanaan
Kegiatan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan melalui 3 pertemuan dengan
rincian sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada minggu ke 1 bulan April.
Sebelum melakukan pembelajaran penulis membuat Rencana Pelaksanan
Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran Make A Match berbantuan
video pembelajaran dengan Kompetensi Dasar mendeskripsikan proses daur air dan
kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya. Setelah itu penulis menyiapkan
materi pembelajaran sesuai RPP yang telah dibuat yaitu tentang proses daur air.
Kemudian peneliti mempersiapkan media dan alat peraga. Alat peraga ini digunakan
59
untuk membantu proses pembelajaran yang berupa video proses daur air, kegunaan
air dan cara menghemat air, serta gulungan kertas dan amplop (soal-jawaban). Selain
itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti lembar observasi
siswa, lembar observasi kegiatan guru, lembar penilaian dan buku pembelajaran.
Selanjutnya penulis mempelajari materi yang akan di ajarkan di kelas V agar
pembelajaran bisa berjalan dengan lancar.
2) Pertemuan Kedua
Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua sebagai tindak lanjut pada
pertemuan pertama yang membedakan dari pertemuan pertama adalah materi yang
akan dipelajari yaitu tentang proses daur air. Sebelum melakukan kegiatan
pembelajaran pada pertemuan kedua, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang
diperlukan pada proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanan Pembelajaran
(RPP) dengan materi kegunaan dan cara menghemat air. Setelah menyiapkan RPP,
peneliti membuat alat peraga yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran
yaitu video kegunaan air, gulungan kertas dan amplop (soal-jawaban. Selain itu
peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti lembar observasi siswa,
lembar observasi kegiatan guru, lembar penilaian dan buku pegangan.
3) Pertemuan ketiga
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan ketiga sebagai tindak lanjut
dari pertemuan sebelumnya yaitu pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Pada
pertemuan ketiga digunakan untuk tes evaluasi tentang materi yang telah dipelajari
pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Sebelum kegiatan pembelajaran pada
pertemuan ketiga berlangsung, peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk
proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar
soal tes yang terdiri dari 20 soal berbentuk pilihan ganda, serta ruang/lokasi yang
akan digunakan yaitu di ruang kelas V. Sebelum mengadakan tes evaluasi, guru
mengulang materi tentang daur air yang telah dipelajari pada pertemuan pertama dan
pertemuan kedua. Setelah itu guru mengadakan tes evaluasi selama 2 x 35 menit.
60
4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dan observasi ini merupakan deskripsi dari kegiatan
pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran serta deskripsi observasi kegiatan
guru dan aktivitas siswa selama proses belajar mengajar.
a) Pertemuan Pertama
Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari
Selasa, April 2016 pukul 07.00-08.10 WIB. Kegiatan awal pembelajaran pada
pertemuan pertama diawali dengan mengucap salam, kemudian guru meminta
perwakilan siswa untuk memimpin do’a, setelah itu guru melakukan presensi.
Selanjutnya guru melakukan apersepsi dan motivasi yaitu dengan menyanyikan lagu
“Tik-Tik-Tik Bunyi Hujan”. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai yaitu siswa dapat menjelaskan cara kegunaan air.
Kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan ekplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
Pada kegiatan eksplorasi, guru menggali pengetahuan siswa tentang proses daur air.
Guru menayangkan video tentang proses daur air. Guru melibatkan siswa untuk
bertanya jawab tentang video yang ditayangkan tersebut. Kemudian guru bertanya
apakah siswa sudah jelas dengan penjelasan yang diberikan oleh guru. Setelah itu
guru meminta siswa untuk mengambil satu gulungan kertas, jika sudah kemudian
guru meminta siswa untuk berkumpul sesuai warna yang di dapat untuk menentukan
kelompok. Setelah guru selesai membagi siswa menjadi 2 kelompok dilanjutkan
dengan kegiatan elaborasi.
Pada kegiatan elaborasi ini siswa mengambil amplop yang berisi (soal-
jawaban). Setelah mengambil kartu siswa diberi waktu 5 menit untuk mencari
pasangannya. Kemudian siswa melakukan diskusi kelompok, anggota kelompok
mempresentasikan hasil diskusi mereka dan kelompok lain menanggapi dengan
bimbingan guru. Pada kegiatan konfirmasi, guru melakukan tanya jawab dengan
siswa tentang materi proses daur air yang belum dimengerti.
61
Pada kegiatan akhir pembelajaran guru menyampaikan kesimpulan
pembelajaran. Kemudian guru dan siswa merefleksi tentang pembelajaran yang telah
dilakukan dan menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan yang akan
datang. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.
b) Pertemuan kedua
Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari
Kamis, 7 April 2016 pukul 07.00-08.10 WIB. Pertemuan kedua pada siklus I ini
merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama. Pada kegiatan awal, guru
mengawali pembelajaran dengan mengucap salam, berdoa bersama, kemudian
mengadakan presensi. Setelah itu guru memberikan apersepsi dengan melakukan
tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari sebelumnya dan motivasi dengan
menanyakan “Darimanakah sumber air dirumah kita?”. Kemudian menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu menjelaskan kegunaan air.
Kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan ekplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
Pada kegiatan eksplorasi, guru menggali pengetahuan siswa tentang kegunaan air
dan manfaat air. Guru menayangkan video tentang kegunaan dan manfaat air
untuk makhluk hidup. Guru melibatkan siswa untuk bertanya jawab tentang video
yang ditayangkan tersebut. Kemudian guru bertanya apakah siswa sudah jelas
dengan penjelasan yang diberikan oleh guru. Setelah itu guru meminta siswa untuk
mengambil satu gulungan kertas, jika sudah kemudian guru meminta siswa untuk
berkumpul sesuai warna yang di dapat untuk menentukan kelompok.
Setelah guru selesai membagi siswa menjadi 2 kelompok dilanjutkan dengan
kegiatan elaborasi. Pada kegiatan elaborasi ini siswa mengambil amplop yang berisi
(soal-jawaban). Setelah mengambil kartu siswa diberi waktu 5 menit untuk mencari
pasangannya. Kemudian siswa melakukan diskusi kelompok, anggota kelompok
mempresentasikan hasil diskusi mereka dan kelompok lain menanggapi dengan
bimbingan guru. Pada kegiatan konfirmasi, guru melakukan tanya jawab dengan
siswa tentang materi proses daur air yang belum dimengerti.
62
Pada kegiatan akhir pembelajaran guru menyampaikan kesimpulan
pembelajaran. Kemudian guru dan siswa merefleksi tentang pembelajaran yang telah
dilakukan dan menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan yang akan
datang. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.
c) Pertemuan Ketiga
Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari
Sabtu, 9 April 2016 pukul 07.00-8.10 WIB. Pembelajaran pada pertemuan ketiga
sebagai tindak lanjut dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua yaitu melakukan
tes evaluasi. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga diawali dengan berdoa,
presensi dan dilanjutkan dengan tanya jawab guru dan siswa untuk mengulang materi
yang telah dipelajari pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua secara singkat.
Kemudian guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang
belum diketahui. Setelah itu guru mengadakan tes evaluasi selama 2x35 menit. Bagi
siswa yang sudah selesai dapat mengumpulkan lembar jawab dan kembali ke tempat
duduk. Kemudian kegiatan diakhiri dengan menyampaiakan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya.
4.1.2.3 Hasil Pengamatan
a. Pertemuan Pertama
Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus I pertemuan I adalah sebagai
berikut: pada kegiatan awal guru sudah memberikan apersepsi dan menyampaikan
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan secara keseluruhan guru sudah cukup
baik dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match.
Guru belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya berkaitan
dengan materi yang belum dipahami. Guru sudah melakukan refleksi pembelajaran
dengan melibatkan siswa. Pada saat diputarkan video, siswa memperhatikan video
dengan baik namun ada beberapa siswa yang ramai dan berbicara dengan teman yang
lainnya, hal ini dikarenakan siswa masih merasa bahwa pembelajaran menggunakan
video pembelajaran adalah hal yang baru. Dalam kegiatan diskusi kelompok masih
63
ada siswa yang pasif dalam mengikuti diskusi kelompok, sudah sebagian siswa saja
yang aktif mencari pasangannya sehingga kelompok yang mendapat giliran untuk
memprsentasikan jawaban dengan pasangannya dapat mempertanggung jawabkan
jawaban.
Ada beberapa siswa masih kurang tertib dalam mengikuti pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Make A Match seperti kurang memperhatikan
jalannya diskusi dan masih ada yang bermain-main dengan amplop yang seharusnya
digunakan pada saat kegiatan mencari pasangan berlangsung. Siswa masih belum
terbiasa maju ke depan kelas untuk melaporkan hasil diskusi yang telah dilakukan
dan masih ada yang kurang percaya diri saat mempresentasikan jawaban dengan
pasangannya.
Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan I berlangsung, peneliti meminta
bantuan observer guru kelas V untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal
hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar pengamatan/observasi yang
telah disediakan. Lembar pengamatan/observasi tersebut meliputi item untuk
mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Analisis penelitian pembelajaran diperoleh suatu pengamatan/observasi yang
dilakukan oleh observer terhadap guru dan aktivitas siswa secara keseluruhan dalam
menerapkan model pembelajaran Make A Match dapat dilihat pada lampiran lembar
observasi guru dan siswa siklus I pertemuan I. Oleh karena itu berdasarkan lembar
hasil observasi guru dan siswa penerapan model pembelajaran Make a Match pada
siklus I pertemuan I masih ada beberapa kekurangan dan kelemahan sehingga akan
diperbaiki pada siklus I pertemuan II.
64
b. Pertemuan Kedua
Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus I pertemuan II adalah sebagai
berikut: pada kegiatan awal guru sudah memberikan apersepsi dan menyampaikan
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan secara keseluruhan guru sudah cukup
baik dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya berkaitan dengan
materi yang belum dipahami. Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan
melibatkan siswa. Dalam kegiatan diskusi kelompok masih ada siswa yang pasif
dalam mengikuti diskusi kelompok, sudah sebagian besar siswa yang menemukan
pasangannya dengan benar sehingga kelompok yang mendapat giliran untuk
menjawab pertanyaan dapat mempertanggung jawabkan jawaban dari kelompoknya.
Siswa yang masih kurang tertib dalam mengikuti pelaksanaan pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Make A Match, siswa juga mengikuti jalannya
diskusi dan pada saat Make A Match berlangsung siswa sudah tidak bermain-main
dengan amplop yang seharusnya digunakan pada saat berlangsungnya kegiatan
mencari pasangan berlangsung.
Siswa sudah terbiasa maju ke depan kelas untuk melaporkan hasil diskusi
yang telah dilakukan dan siswa sudah percaya diri saat mempresentasikan jawaban
dengan pasangannya. Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan I berlangsung,
peneliti meminta bantuan observer guru kelas V untuk mengamati jalannya
pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar
pengamatan/observasi yang telah disediakan. Lembar pengamatan/observasi tersebut
meliputi item untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses
pembelajaran.
Analisis penelitian pembelajaran diperoleh suatu pengamatan/observasi yang
dilakukan oleh observer terhadap guru dan aktivitas siswa secara keseluruhan dalam
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat dilihat pada
lampiran lembar observasi guru dan siswa siklus I pertemuan II. Oleh karena itu
berdasarkan lembar hasil observasi guru dan siswa penerapan model pembelajaran
65
Make a Match pada siklus I pertemuan II ada kekurangan sehingga akan diperbaiki
pada siklus I pertemuan III.
c. Pertemuan Ketiga
Pada siklus I pertemuan III ini kegiatan pembelajaran sudah mulai berjalan
dengan baik. Hasil pengamatan/observasi selama pembelajaran siklus I pertemuan III
adalah sebagai berikut :
1) pada kegiatan awal guru sudah melakukan apersepsi dan menyampaikan
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya berkaitan dengan materi yang belum dipahami.
2) pada saat guru memutar video pembelajaran, ada beberapa siswa berbicara
dengan teman yang lainnya dan mengganggu kelompok lainnya.
3) siswa sudah mulai berantusias dalam mengikuti pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dan ikut berpartisipasi dalam mencari pasangannya
masing-masing.
4) siswa juga sudah mulai tertib dan aktif dalam mempresentasikan hasil diskusi
dengan pasangannya masing-masing.
5) siswa sudah dapat mempertanggung jawabkan hasil jawaban sesuai dengan
pasangan dari pertanyaan yang di dapat.
Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan III berlangsung, peneliti meminta
bantuan observer guru kelas V untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal
hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar pengamatan/observasi yang
telah disediakan. Lembar pengamatan/observasi tersebut meliputi item untuk
mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Dari hasil
observasi tersebut siswa sudah antusias dan termotivasi untuk mengikuti
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan model pembelajaran
Make a Match. Guru juga sudah lebih optimal dalam menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Make A Match.
66
Analisis penelitian pembelajaran diperoleh suatu pengamatan/observasi yang
dilakukan oleh observer terhadap guru dan aktivitas siswa secara keseluruhan dalam
menerapkan model pembelajaran Make A Match. Hasil observasi akan digunakan
sebagai pemantapan pada siklus I akan diperbaiki kelemahan dan kekurangannya
pada siklus II.
4.1.2.4 Refleksi Siklus I
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I, selanjutnya
diadakan refleksi atas semua kegiatan yang terlak dilaksanakan berdasarkan
pengamatan dari observer pada siklus I. Refleksi pada siklus I yang telah
dilaksanakan difokuskan pada berbagai hambatan dan permasalahan yang terjadi.
Adapun hambatan dan permasalahan adalah sebagai berikut:
1) hasil observasi kinerja guru terhadap pelaksanaan pembelajaran yang
menggunakan model pembelajaran Make A Match. Guru sudah memberikan
apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran, memanfaatkan media dan kegiatan
inti pembelajaran dilakukan sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran
Make A Match dengan baik.
2) hasil observasi siswa pada pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan
aktivitas siswa dalam belajar.
3) dalam kegiatan mencari pasangan, siswa masih ramai dan kebingungan sendiri dan
membuat suasana di kelas menjadi gaduh. Seharusnya guru lebih bisa mengontrol
kondisi didalam kelas agar siswa tertib dalam mencari pasangannya.
4) ada beberapa siswa yang masih kurang tertib dalam mengikuti pelaksanaan
pembelajaran menggunakan model pembelajaran Make A Match seperti bermain-
main dengan amplop yang diberikan oleh guru dan bermain serta usil mengganggu
teman yang lainnya. Guru harus lebih tegas agar siswa tertib dalam kegiatan
mencari pasangan.
5) siswa kurang memperhatikan video pembelajaran yang diputar oleh guru.
Dibuktikan saat siswa ditanya mengenai isi video masih ada beberapa siswa yang
67
belum bisa menjawab dengan benar. Pada saat pemutaran video, guru harus
berkeliling kelas agar siswa dapat memperhatikan video pembelajaran dengan
sungguh-sungguh. Sehingga pada saat guru bertanya siswa dapat menjawab
dengan benar.
6) beberapa siswa masih ada yang kurang percaya diri saat mempresentasikan
jawaban dengan pasangannya masing-masing. Guru harus lebih sering
memberikan engertian bahwa teman satu dengan yang lainnya itu sama.
Berbagai hambatan dan permasalahan yang terjadi pada pelaksanaan
pembelajaran siklus I maka perlu diadakan perbaikan untuk pelaksanaan tindakan di
siklus berikutnya yaitu pada siklus II, maka hal-hal yang perlu diperbaiki tahap
pelaksanaan siklus berikutnya adalah:
1) guru harus lebih tegas menertibkan siswa agar siswa pada saat mencari
pasangannya masing-masing dan berpartisipasi langsung pada saat kegiatan
diskusi kelompok berlangsung, guru harus membimbing jalannya diskusi
kelompok.
2) guru meminta kepada semua untuk aktif dalam berdiskusi dan menyatukan
pendapat mereka. Guru memotivasi siswa pada saat diskusi kelompok dengan
reward/hadiah, dimana kelompok yang berhasil menjawab dengan benar.
3) guru mengajak siswa untuk lebih memperhatikan pada saat video pembelajaran
diputarkan dan guru berkeliling kelas agar siswa benar-benar memperhatikan.
4) guru menegur siswa jika ada yang ramai dan mengajak berbicara temannya, agar
pada saat mencari pasangannya siswa dapat menemukan pasangannya dengan
tepat dan mengerti mengenai materi yang disampaikan.
5) guru memberikan pengertian terhadap siswa, agar siswa lebih percaya diri dalam
menyampaikan hasil diskusi dan menjawab pertanyaan guru.
68
4.1.3 Deskripsi Siklus II
Setelah melihat kekurangan, kelemahan, dan kelebihan dalam siklus I,
perencanaan pembelajaran pada siklus II ini sebagai penyempurnaan dan tindak lanjut
dari kekurangan yang terjadi pada siklus I. Pelaksaan tindakan pada Siklus II
dilaksanakan tiga kali pertemuan, pertemuan pertama pada hari Selasa tanggal 12
April 2016, pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 14 April 2016
dan pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu 16 April 2016. Masing-masing
pertemuan dilaksanakan dalam 2 jam pelajaran (2 x 35 menit).
4.1.3.1 Tahap Perencanaan
Pembelajaran pada Siklus II merupakan tindak lanjut dan upaya perbaikan dari
kegiatan pembelajaran siklus I. Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan melalui 3
pertemuan dengan rincian sebagai berikut :
a) Pertemuan Pertama
Pembelajaran pada pertemuan pertama ini dilaksanakan pada minggu kedua
bulan April dengan Kompetensi Dasar mengidentifikasi peristiwa alam yang terdadi
di Indinesia dan danpaknya bagi makhluh hidup dan lingkungannya. Sebelum
melakukan pembelajaran penulis membuat Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP)
menggunakan model pembelajaran Make A Match dengan Kompetensi Dasar
mengidentifikasi peristiwa alam yang terdadi di Indinesia dan danpaknya bagi
makhluh hidup dan lingkungannya. Setelah itu penulis menyiapkan materi
pembelajaran sesuai RPP yang telah dibuat yaitu tentang peristiwa alam yang ada di
Indonesia. Kemudian peneliti mempersiapkan media dan alat peraga.
Alat peraga ini digunakan untuk membantu proses pembelajaran yang berupa
video peristiwa alam, gulungan kertas dan amplop (soal-jawaban). Selain itu peneliti
juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti lembar observasi siswa, lembar
lembar kerja observasi kegiatan guru, lembar penilaian dan buku pembelajaran.
Selanjutnya penulis mempelajari materi yang akan di ajarkan di kelas V agar
pembelajaran bisa berjalan dengan lancar.
69
b) Pertemuan kedua
Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua sebagai tindak lanjut pada
pertemuan pertama yang membedakan dari pertemuan pertama adalah materi yang
akan dipelajari yaitu tentang akibat bencana alam. Sebelum melakukan kegiatan
pembelajaran pada pertemuan kedua, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang
diperlukan pada proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanan Pembelajaran
(RPP) dengan materi sifat akibat dari peristiwa alam. Setelah menyiapkan RPP,
peneliti membuat alat peraga yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran
yaitu video akibat dari peristiwa alam, gulungan kertas dan amplop (soal-jawaban).
Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti lembar
observasi siswa, lembar observasi kegiatan guru, lembar penilaian dan buku
pembelajaran.
c) Pertemuan ketiga
Perencanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan ketiga sebagai tindak lanjut
dari pertemuan sebelumnya yaitu pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Pada
pertemuan ketiga digunakan untuk tes evaluasi tentang materi yang telah dipelajari
pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Sebelum kegiatan pembelajaran pada
pertemuan ketiga berlangsung, peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk
proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar
soal tes yang terdiri dari 20 soal berbentuk pilihan ganda, serta ruang/lokasi yang
akan digunakan yaitu di ruang kelas V.
Mengadakan tes evaluasi, guru mengulang materi tentang peristiwa alam yang
telah dipelajari pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Setelah itu guru
mengadakan tes evaluasi selama 2 x 35 menit. Kegiatan pembelajaran diakhiri
dengan menyampaiakan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
70
4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus II ini sama halnya dengan
siklus II yaitu merupakan deskripsi dari kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir
pembelajaran serta deskripsi observasi kegiatan guru dan aktivitas siswa selama
proses belajar mengajar. Yang membedakan dengan siklus I adalah pada materi dan
alat peraga.
a) Pertemuan Pertama
Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari
Selasa, 12 April 2016 pukul 07.00-08.10 WIB. Kegiatan awal pembelajaran pada
pertemuan pertama diawali dengan mengucap salam, kemudian guru meminta
perwakilan siswa untuk memimpin do’a, setelah itu guru melakukan presensi.
Selanjutnya guru melakukan apersepsi dan motivasi yaitu dengan menanyakan
“Peristiwa alam apa saja yang kalian tahu?”. Kemudian guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai yaitu siswa dapat menjelaskan peristiwa alam.
Kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan ekplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
Pada kegiatan eksplorasi, guru menggali pengetahuan siswa tentang peristiwa alam.
Guru menayangkan video tentang peristiwa alam yang ada di Indonesia. Guru
melibatkan siswa untuk bertanya jawab tentang video yang ditayangkan tersebut.
Kemudian guru bertanya apakah siswa sudah jelas dengan penjelasan yang diberikan
oleh guru. Setelah itu guru meminta siswa untuk mengambil satu gulungan kertas,
jika sudah kemudian guru meminta siswa untuk berkumpul sesuai warna yang di
dapat untuk menentukan kelompok. Setelah guru selesai membagi siswa menjadi 2
kelompok dilanjutkan dengan kegiatan elaborasi.
Pada kegiatan elaborasi ini siswa mengambil amplop yang berisi (soal-
jawaban). Setelah mengambil kartu siswa diberi waktu 5 menit untuk mencari
pasangannya. Kemudian siswa melakukan diskusi kelompok, anggota kelompok
mempresentasikan hasil diskusi mereka dan kelompok lain menanggapi dengan
bimbingan guru. Pada kegiatan konfirmasi, guru melakukan tanya jawab dengan
siswa tentang materi peristiwa alam yang belum dimengerti.
71
Pada kegiatan akhir pembelajaran guru menyampaikan kesimpulan
pembelajaran. Kemudian guru dan siswa merefleksi tentang pembelajaran yang telah
dilakukan dan menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan yang akan
datang. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.
b) Pertemuan kedua
Pelaksanaan tindakan pertemuan kedua pada siklus II merupakan tindak lanjut
dari pertemuan pertama. Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan pertama
dilaksanakan pada hari Kamis, 14 April 2016 pukul 07.00-08.10 WIB. Kegiatan
awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan mengucap salam,
kemudian guru meminta perwakilan siswa untuk memimpin do’a, setelah itu guru
melakukan presensi. Selanjutnya guru melakukan apersepsi dan motivasi yaitu
dengan menanyakan “apakah dilingkungan kalian pernah terjadi bencana alam?”.
Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu siswa
dapat menjelaskan peristiwa alam.
Kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan ekplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
Pada kegiatan eksplorasi, guru menggali pengetahuan siswa tentang akibat dari
peristiwa alam. Guru menayangkan video tentang akibat dari peristiwa alam yang
ada di Indonesia. Guru melibatkan siswa untuk bertanya jawab tentang video yang
ditayangkan tersebut. Kemudian guru bertanya apakah siswa sudah jelas dengan
penjelasan yang diberikan oleh guru. Setelah itu guru meminta siswa untuk
mengambil satu gulungan kertas, jika sudah kemudian guru meminta siswa untuk
berkumpul sesuai warna yang di dapat untuk menentukan kelompok. Setelah guru
selesai membagi siswa menjadi 2 kelompok dilanjutkan dengan kegiatan elaborasi.
Pada kegiatan elaborasi ini siswa mengambil amplop yang berisi (soal-
jawaban). Setelah mengambil kartu siswa diberi waktu 5 menit untuk mencari
pasangannya. Kemudian siswa melakukan diskusi kelompok, anggota kelompok
mempresentasikan hasil diskusi mereka dan kelompok lain menanggapi dengan
bimbingan guru. Pada kegiatan konfirmasi, guru melakukan tanya jawab dengan
siswa tentang materi akibat peristiwa alam yang belum dimengerti.
72
Pada kegiatan akhir pembelajaran guru menyampaikan kesimpulan
pembelajaran. Kemudian guru dan siswa merefleksi tentang pembelajaran yang telah
dilakukan dan menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan yang akan
datang. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.
c) Pertemuan Ketiga
Pembelajaran pada pertemuan ketiga sebagai tindak lanjut dari pertemuan
pertama dan pertemuan kedua yaitu melakukan tes evaluasi. Pelaksanaan tindakan
pada siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Jumat, 16 April 2016 pukul
07.00-08.10 WIB. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga diawali dengan
berdoa, presensi dan dilanjutkan dengan tanya jawab guru dan siswa untuk
mengulang materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama dan pertemuan
kedua secara singkat. Kemudian guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya
tentang materi yang belum diketahui. Setelah itu guru mengadakan tes evaluasi
selama 2x35 menit. Bagi siswa yang sudah selesai dapat mengumpulkan lembar
jawab dan kembali ke tempat duduk. Kemudian kegiatan diakhiri dengan
menyampaiakan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
4.1.3.3 Hasil Pengamatan
a. Pertemuan Pertama
Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus II pertemuan I adalah sebagai
berikut: guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran Make a Match dengan baik. Secara keseluruhan semua aspek
sudah dilaksanakan oleh guru. Semua siswa sudah siap ketika guru kelompok yang
harus menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru. Ketika diputarkan video
pembelajaran siswa lebih antusias untuk menyimak video pembelajaran. Seluruh
siswa tertib dalam mengikuti pembelajaran Make A Match.
Saat pembelajaran siklus II pertemuan I berlangsung, peneliti meminta
bantuan observer guru kelas V untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal
hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar pengamatan/observasi yang
73
telah disediakan. Lembar pengamatan/observasi tersebut meliputi item untuk
mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Analisis penelitian pembelajaran diperoleh suatu pengamatan/observasi yang
dilakukan oleh observer terhadap guru dan aktivitas siswa secara keseluruhan dalam
menerapkan model pembelajaran Make A Match dapat dilihat pada lampiran lembar
observasi guru siklus II pertemuan I. Pembelajaran IPA sudah diterapkan dengan
baik.
b. Pertemuan Kedua
Siklus II pertemuan II ini kegiatan pembelajaran berjalan dengan sangat baik.
Hasil pengamatan/observasi selama pembelajaran siklus II pertemuan II adalah
sebagai berikut : guru sudah memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
berkaitan dengan materi yang belum dipahami setelah pembelajaran dilaksanakan dan
guru juga sudah melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa. Hasil
observasi siswa pada pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan aktivitas
siswa dalam belajar.
c. Pertemuan Ketiga
Siklus II pertemuan III ini kegiatan pembelajaran berjalan dengan sangat baik.
Hasil pengamatan/observasi selama pembelajaran siklus II pertemuan III adalah
sebagai berikut : guru sudah memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
berkaitan dengan materi yang belum dipahami setelah pembelajaran dilaksanakan dan
guru juga sudah melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa. Hasil
observasi siswa pada pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan aktivitas
siswa dalam belajar.
Dalam kegiatan diskusi kelompok siswa sangat aktif dalam bekerjasama dan
sudah dapat mempertanggungjawabkan hasil jawaban diskusi dengan kelompok
pasangannya. Siswa sudah percaya diri dan berani untuk mempresentasikan
jawabannya dengan pasangannya di depan kelas. Siswa antusias ketika sudah
menemukan pasangannya dan guru meminta siswa untuk maju ke depan untuk
mempresentasikan kecocokan jawaban dengan pasangannya masing-masing.
74
Saat pembelajaran siklus II pertemuan III berlangsung, peneliti meminta
bantuan observer guru kelas V untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal
hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar pengamatan/observasi yang
telah disediakan. Lembar pengamatan/observasi tersebut meliputi item untuk
mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Dari hasil
observasi tersebut siswa sudah antusias dan termotivasi untuk mengikuti
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan model pembelajaran
Make A Match. Pada saat ditayangkan video pembeajaran siswa memperhatikan
dengan tenang dan penuh konsentrasi. Guru sangat optimal dalam menerapkan model
pembelajaran Make A Match berbantuan Video Pembelajaran.
Analisis penelitian pembelajaran diperoleh suatu pengamatan/observasi yang
dilakukan oleh observer terhadap guru dan aktivitas siswa secara keseluruhan. Guru
sudah sangat baik dalam menerapkan model pembelajaran Make A Match karena
semua aspek telah diterapkan dalam proses pembelajaran. Pada hasil observasi siswa
meningkat sangat baik dibanding siklus sebelumnya yang masih berkategori baik.
Dalam siklus III siswa sangat berantusias dalam mengiktui pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam.
4.1.3.4 Refleksi Siklus II
Melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan I, II dan
III maka selanjutnya diadakan refleksi dari segala kegiatan dalam proses
pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi pertemuan I, II dan III dan
hasil belajar siswa sertas minat belajar siswa pada akhir siklus I. Refleksi ini
digunakan sebagai bahan pemantapan dengan membandingkan apakah hasil tindakan
dalam proses pembelajaran indikator kinerja siklus I mengalami perbaikan pada
siklus II. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan observasi pada
siklus IImaka diperoleh antara lain sebagai berikut:
a. hasil observasi kinerja guru terhadap pelaksanaan pembelajaran yang
menggunakan model pembelajaran Make A Match secara garis besar lebih baik
75
dan mengalami peningkatan dibandingkan siklus I. Hal tersebut bisa dilihat pada
lembar observasi yang semua aspek pengamatan yang dilakukan oleh observer
terhadap guru yang melakukan pembelajaran telah dilaksanakan secara
keseluruhan.
b. hasil observasi siswa pada penelitian siklus II juga lebih baik dibanding siklus
I.Pembelajaran yang dilakukan guru dengan menggunakan model pembelajaran
Make A Match dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar.
c. siswa antusias, konsentrasi, dan membuat siswa berfikir kritis ketika guru memutar
video pembelajaran.
d. setelah guru menayang video pembelajaran guru melakukan tanya jawab banyak
siswa yang mengangkat tangan untuk menjawab, terbukti bahwa dengan
menggunakan media video pembelajaran siswa lebih mudah memahami materi.
Siswa tidak takut lagi untuk bertanya kepada guru saat mengalami kesulitan.
e. guru juga sudah memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya berkaitan
dengan materi yang belum dipahami setelah pembelajaran dilaksanakan dan guru
juga sudah melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa.
f. keaktifan siswa meningkat terlihat saat guru mengajukan pertanyaan banyak siswa
yang mengangkat tangan untuk menjawab
g. dalam kegiatan diskusi mencari pasangan siswa lebih aktif dalam bekerjasama dan
sudah dapat mempertanggung jawabkan hasil jawaban diskusi dengan
pasangannya.
h. siswa sudah percaya diri dan berani untuk melaporkan hasil diskusi yang telah
dilakukan dan menjawab pertanyaan dari guru saat mendapat giliran acak
menjawab pertanyaan.
i. siswa sangat antusias ketika guru akan memainkan Make A Match untuk
memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh guru, karena kelompok
yang berhasil mendapatkan skor terbanyak akan dapat hadiah.
76
4.2 Hasil Analisis Data
Hasil analisis data diperoleh dari data kondisi awal, siklus I, dan siklus II yang
meliputi data tes evaluasi siswa pada akhir siklus. Dari data tersebut kemudian
dianalisis dengan membandingkan data pada tiap siklus yaitu dari kondisi awal, siklus
I dan siklus II. Berdasarkan hasil penelitian yang dikakukan di SD Negeri Sidorejo
Kidul 02 diketahui bahwa dari hasil belajar siswa kelas V dari kondisi pra siklus,
siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran
Make A Match berbantuan video pembelajaran.
Berhasil atau tidaknya model pembelajaran Make A Match dapat dilihat dari
hasil belajar IPA siswa. Hasil belajar diperoleh dari hasil tes evaluasi siswa dari
kondisi awal, siklus I dan siklus II. Hasil tes evaluasi siswa kondisi awal diperoleh
dari data hasil prasiklus. Sedangkan data pada siklus I dan siklus II diperoleh dari tes
evaluasi akhir siklus.
a) Kondisi Awal
Kondisi awal diperoleh dari data hasil evaluasi prasiklus. Data hasil evaluasi
prasiklus dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1Destribusi Frekuensi Nilai IPA
No. Nilai Frekuensi Persentase Keterangan1. 45-51 8 28,5 % Tidak tuntas2. 52-58 0 0 % Tidak tuntas3. 59-65 3 10,7 % Tidak tuntas4. 66-72 1 3,5 % Tuntas5. 73-79 2 7,1 % Tuntas6. 80-86 7 25 % Tuntas7. 87-95 7 25% Tuntas
Jumlah 28 100%Nilai Rata-rata 71,17
Nilai maks. 95Nilai min. 45
77
Tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA dapat dikatakan hasil
belajar masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum
tuntas dalam pembelajaran yaitu dibawah KKM 65. Dari tabel tersebut diketahui skor
nilai antara 45-51 frekuensinya ada 8 dengan persentase 28,5% dari jumlah
keseluruhan siswa, skor nilai anatara 52-58 frekuensinya ada 0 dengan persentase 0%
dari jumlah keseluruhan siswa, dan skor nilai antara 59-65 frekuensinya ada 3 dengan
persentase 10,7% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai 66-72 frekuensinya 1
dengan persentase 3,5%, skor nilai 73-79 frekuensinya 2 dengan presentase 7,1%,
nilai 80-86 frekuensinya 7 dengan persentase 25% dari jumlah siswa, nilai 87-95
frekuensinya 7 dengan persentase 25% dari dan dapat dilihat pada daftar nilai siswa.
Berdasarkan tabel 4.1 dapat digambarkan dalam diagram 4.1 sebagai berikut :
Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Kondisi Awal
b) Siklus I
Hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Sidorejo Kidul 02 diperoleh dengan
mengadakan tes evaluasi diakhir siklus yaitu pada pertemuan ketiga. Dari hasil tes
tersebut diketahui terjadi peningkatan hasil belajar IPA. Hasil belajar IPA siswa kelas
V SD Negeri Sidorejo Kidul 02 pada Kompetensi Dasar mendeskripsikan proses
daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya disajikan pada
tabel daftar nilai IPA, dan berikut disajikan pada tabel 4.2
0
2
4
6
8
10
45-51 52-58 59-65 66-72 73-79 80-86 87-95
78
Tabel 4.2Distribusi Frekuensi Nilai IPA
Siklus I
No. Nilai Frekuensi Persentase Keterangan1. 50-56 4 21,4 % Tidak tuntas2. 57-63 2 0 % Tidak tuntas3. 64-70 5 17,8 % Tuntas4. 71-77 2 7,1% Tuntas5. 78-84 4 14,2 % Tuntas6. 85-91 10 35,7 % Tuntas7. 92-100 1 35% Tuntas
Jumlah 28 100%Nilai Rata-rata 74,46
Nilai maks. 95Nilai min. 50
Tabel 4.2 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA dapat dikatakan bahwa
hasil belajar IPA siswa kelas V mengalami peningkatan dari prasiklus, ditandai
dengan nilai rata-rata hasil belajar kondisi prasiklus meningkat menjadi 74,46
sedangkan persentase ketuntasan juga meningkat menjadi 78,6% yang didapat oleh
22 siswa. Siswa yang mendapat nilai dibawah KKM atau dikatakatan tidak tuntas
mengalami penurunan yaitu menjadi 21,4% yang didapat oleh 6 siswa, untuk nilai
tertinggi menjadi 100 sedangkan untuk nilai terendah mejadi 50 yang semula hanya
45. Berdasarkan tabel 4.2 dapat dinyatakan dalam diagram 4.2 yaitu sebagai berikut :
79
Diagram 4.2 Hasil Perolehan Nilai siklus I
c) Siklus II
Hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Sidorejo Kidul 02 pada Kompetensi
Dasar mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di indonesia dan dampaknya
bagi makhluk hidup dan lingkungannya disajikan pada tabel , daftar nilai IPA dan
berikut disajikan pada tabel 4.3 yaitu tentang distribusi frekuensi nilai IPA, siswa
kelas V SD Negeri Sidorejo Kidul 02 Tahun Pelajaran 2015/2016.
Tabel 4.3Distribusi Frekuensi Nilai IPA
Siklus II
No. Nilai Frekuensi Persentase Keterangan1. 65-71 4 14,2 % Tuntas2. 72-78 5 17,8 % Tuntas3. 79-85 8 28,5 % Tuntas4. 86-92 8 28,5% Tuntas5. 93-100 3 10,7% Tuntas
Jumlah 28 100%Nilai Rata-rata 82,32
0
2
4
6
8
10
12
50-56 57-63 64-70 71-77 78-84 85-91 92-100
80
Nilai maks. 100Nilai min. 65
Dilihat dari Tabel 4.3 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA dapat
dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas V mengalami peningkatan dari hasil
belajar siklus I, ditandai dengan nilai rata-rata yang meningkat menjadi 82,32
sedangkan persentase ketuntasan juga meningkat menjadi 100% yang didapat oleh 28
siswa. Siswa yang mendapat nilai dibawah KKM atau dikatakatan tidak tuntas
mengalami penurunan yaitu menjadi 0% yang didapat oleh 0 siswa, untuk nilai
tertinggi menjadi 100 sedangkan untuk nilai terendah 65. Berdasarkan tabel 4.3 dapat
dinyatakan dalam diagram 4.3 yaitu sebagai berikut:
Diagram 4.3 Hasil Perolehan Nilai IPA siklus II
d) Analisis Komparatif
Analisis komparatif ini akan diuraikan tentang perbandingan hasil belajar dan
ketuntasan belajar IPA siswa kelas V dari kondii awal, siklus I dan siklus II untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar. Perbandingan hasil belajar siswa ditunjukkan
pada tabel 4.4 berikut.
0
2
4
6
8
10
65-71 72-78 79-85 86-92 93-100
81
Tabel 4.4Perbandingan Nilai Hasil Belajar IPAKondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
No. KetuntasanBelajar
Nilai(X)
Kondisi Awal Siklus I Siklus IIJumlah % Jumlah % Jumlah %
1. BelumTuntas
< 65 11 39 6 21 0 0
2. Tuntas 65 17 61 22 79 28 100Jumlah 28 100 28 100 28 100
Nilai tertinggi 95 95 100Nilai terendah 45 50 65
Rata-rata 71,17 74,46 82,32
Tabel di 4.4 nilai rata-rata dari tiap siklus mengalami peningkatan, pada siklus I
nilai rata-rata kelas sebesar 74,46 yang semula 73,17 pada pembelajaran kondisi awal
sedangkan pada siklus II nilai rata-rata menjadi 82,32. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada diagram berikut:
Diagram 4.4 Peningkatan Rata-Rata Hasil BelajarIPA kondisi awal, Siklus I dan Siklus II
Ketuntasan hasil belajar IPA dapat dijelaskan bahwa pada kondisi awal ada 11
siswa (39%) yang belum tuntas karena mendapat nilai di bawah KKM (65),
sedangkan 17 siswa (61%) telah tuntas karena mendapat nilai di atas KKM (65). Pada
Siklus I terlihat peningkatan tentang ketuntasan pembelajaran siswa yang cukup
0
20
40
60
80
100
kondisi awal siklus I siklus II
rata
-rat
a
rata-rata
82
banyak dibanding kondisi awal, siswa kelas V SD Negeri Sidorejo Kidul 02 telah
mencapai ketuntasan belajar sebanyak 78,6% karena dari 28 siswa yang memperoleh
nilai mencapai KKM 65 sebanyak 22 siswa dan 6 siswa lainnya masih memperoleh
nilai di bawah KKM. Kemudian tindakan dilanjutkan dengan Siklus II agar
ketuntasan belajar IPA siswa bisa mencapai lebih dari indikator kinerja yang
diharapkan yaitu 100%. Pembelajaran IPA pada siklus II siswa yang memperoleh
nilai lebih dari KKM yang ditentukan yaitu 65 sebanyak 28 (100%). Sedangkan siswa
yang tidak mencapai KKM 65 hanya 0 siswa (0%). Perbandingan ketuntasan belajar
tiap siklus dapat dilihat pada gambar diagram 4.5 di bawah ini:
4.5 Diagram Perbandingan Ketuntasan Hasil BelajarIPA Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
4.3 Pembahasan
Model pembelajaran Make A Match berbantuan video pebelajaran mampu
meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Sidorejo Kidul 02,
Kecamatan Tingkir Kota Salatiga, tahun pelajaran 2015/2016. Peningkatan tersebut
dibuktikan dengan meningkatnya presentase dari tiap-tiap kategori dalam aktivitas
guru dan siswa dalam pembelajaran. Rata-rata nilai hasil belajar siswa pada siklus I
sebesar 71,17 indikator kinerja hasil belajar yang peneliti tentukan telah tercapai pada
siklus II, yaitu nilai rata-rata hasil tes IPA sebesar 74,46. Untuk presentase ketuntasan
0
5
10
15
20
25
30
Kondisi awal Siklus I Siklus II
Jum
lah
Sisw
a
83
juga mencapai 79% dengan jumlah siswa sebanyak 22 siswa telah mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65 dari 28 siswa kelas V SD Negeri Sidorejo Kidul
02.
Hasil belajar pada siklus I mengalami peningkatan pada siklus II, dikarenakan
siswa pada siklus I belum terbiasa belajar dengan menggunakan video pembelajaran,
sehingga siswa masih ada yang ramai dan berbicara dengan teman yang lainnya untuk
membahas video yang ditayangkan, dalam kegiatan mencari pasangan, siswa masih
ramai dan kebingungan sendiri dan membuat suasana di kelas menjadi gaduh, hal ini
terjadi dikarenakan siswa masih merasa asing atau merasa bahwa guru menggunakan
model pembelajaran Make A Match ini ada lah baru yang mereka dapat pada proses
pembelajaran, dalam kegiatan diskusi kelompok masih ada siswa yang pasif dalam
mengikuti diskusi kelompok, siswa masih kurang tertib dalam mengikuti
pembelajaran menggunakan model pembelajaran Make A Match, siswa masih belum
terbiasa maju ke depan kelas untuk melaporkan hasil diskusi yang telah dilakukan
dan masih ada yang kurang percaya diri saat mempresentasikan jawaban dengan
pasangannya.
Gambar 4.1
Ada Beberapa Siswa yang Kurang Percaya Diri Saat Presentasi
84
Gambar 4.2
Siswa Bekerjasama dalam Mengerjakan Tugas Kelompok
Siklus II siswa antusias dan konsentrasi ketika guru menayangkan video
pembelajaran, siswa sudah terbiasa belajar secara berkelompok, kerja sama dan
tanggung jawab dalam kelompok jauh lebih baik, siswa sudah percaya diri dan berani
untuk melaporkan hasil diskusi yang telah dilakukan, keaktifan siswa meningkat
terlihat saat guru mengajukan pertanyaan banyak siswa yang mengangkat tangan
untuk menjawab. Dengan model pembelajaran Make A Match dapat melatih siswa
untuk saling bekerjasama, menumbuhkan rasa tanggung jawab, keberanian, percaya
diri dan meningkatkan keaktifan. Dengan berbantuan media video pembelajaran
dapat mendorong semangat belajar siswa, mempermudah siswa untuk memahami
materi, dan membuat siswa berfikir kritis.
85
Gambar 4.3
Siswa Aktif dalam Pembelajaran
Guru menayangkan video pembelajaran guru melakukan tanya jawab banyak
siswa yang mengangkat tangan untuk menjawab, terbukti bahwa dengan
menggunakan media video pembelajaran siswa lebih mudah memahami materi.
Siswa tidak takut lagi untuk bertanya kepada guru saat mengalami kesulitan.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model
pembelajaran Make A Match berbantuan video pembelajaran dalam pembelajaran
IPA pada siswa kelas V Semester II SD Negeri Sidorejo Kidul 02 Tahun Pelajaran
2015/2016 dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri
Sidorejo Kidul 02, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016.