bab iv metode penelitianeprints.umm.ac.id/61360/5/bab iv.pdf(4) kelompok mencit (mus musculus)...

15
17 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Bahan Penelitian 4.1.1 Untuk Sintesis (1) 5-Methylsalicylic acid (Aldrich). (2) Pentanoyl chloride (Aldrich). (3) Aceton p.a (E.Merck). (4) Triethylamine p.a (E.Merck). (5) Es Batu. 4.1.2 Untuk Uji Kemurnian (1) Methanol p.a (E.Merck). (2) Aceton (SAP Chemical). (3) Ethyl acetate p.a (E. Merck). (4) Ethanol 70%. (5) Air suling. 4.1.3 Untuk Identifikasi Struktur (1) Senyawa hasil modifikasi struktur asam O-(pentanoil)-5-metilsalisilat (2) Ethanol (SAP Chemical). (3) CDCl 3 (E.Merck). (4) KBr (E.Merck). 4.1.4 Untuk Uji Aktifitas (1) Senyawa hasil modifikasi struktur asam O-(pentanoil)-5-metilsalisilat (2) Alkohol 70%. (3) Aspirin ph.g. (4) CMC Na 0,5% (E. Merck). (5) Asam asetat glasial 0,6% (E. Merck). (6) Sterilised Water For Injection B.P Otsu-WI (Otsuka). (7) Mencit (Mus musculus).

Upload: others

Post on 16-Dec-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/61360/5/BAB IV.pdf(4) Kelompok mencit (Mus musculus) dengan senyawa pembanding aspirin 100 mg/ kg berat badan sebanyak 6 ekor. (5) Kelompok

17

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Bahan Penelitian

4.1.1 Untuk Sintesis

(1) 5-Methylsalicylic acid (Aldrich).

(2) Pentanoyl chloride (Aldrich).

(3) Aceton p.a (E.Merck).

(4) Triethylamine p.a (E.Merck).

(5) Es Batu.

4.1.2 Untuk Uji Kemurnian

(1) Methanol p.a (E.Merck).

(2) Aceton (SAP Chemical).

(3) Ethyl acetate p.a (E. Merck).

(4) Ethanol 70%.

(5) Air suling.

4.1.3 Untuk Identifikasi Struktur

(1) Senyawa hasil modifikasi struktur asam O-(pentanoil)-5-metilsalisilat

(2) Ethanol (SAP Chemical).

(3) CDCl3 (E.Merck).

(4) KBr (E.Merck).

4.1.4 Untuk Uji Aktifitas

(1) Senyawa hasil modifikasi struktur asam O-(pentanoil)-5-metilsalisilat

(2) Alkohol 70%.

(3) Aspirin ph.g.

(4) CMC Na 0,5% (E. Merck).

(5) Asam asetat glasial 0,6% (E. Merck).

(6) Sterilised Water For Injection B.P Otsu-WI (Otsuka).

(7) Mencit (Mus musculus).

Page 2: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/61360/5/BAB IV.pdf(4) Kelompok mencit (Mus musculus) dengan senyawa pembanding aspirin 100 mg/ kg berat badan sebanyak 6 ekor. (5) Kelompok

18

4.2 Hewan Coba

Hewan coba yang digunakan pada penelitian ini adalah mencit putih

jantan (Mus musculus), dewasa, berumur 2-3 bulan, berat badan sekitar 20-30

gram, sehat serta tidak ada kelainan yang tampak pada bagian tubuh. Mencit tidak

diberi makan semalam sebelum percobaan dan tetap diberi minum. Mencit

didapatkan dari laboratorium farmakologi UMM. Pengamatan dilakukan setiap

hari selama waktu penelitian.

Hewan coba yang digunakan mencit dikarenakan ukurannya dan kemudahan

penanganan. Oleh karenanya Digunakan hewan mencit putih (Mus musculus),

jantan, dewasa, berumur 2-3 bulan, berat badan 20-30 gram, dan sehat tidak

kelainan yang tampak pada bagian tubuh. Sebelum percobaan, mencit tidak diberi

makan selama semalam tetapi diberi minum. Pengamatan dilakukan setiap hari,

terutama pada hari-hari awal penelitian. Mencit dibagi dalam beberapa kelompok,

yaitu:

(1) Kelompok mencit (Mus musculus) dengan senyawa uji asam O-(pentanoil)-

5-metilsalisilat 100 mg/kg berat badan sebanyak 6 ekor.

(2) Kelompok mencit (Mus musculus) dengan senyawa uji asam asam O-

(pentanoil)-5-metilsalisilat 50 mg/kg berat badan sebanyak 6 ekor.

(3) Kelompok mencit (Mus musculus) dengan senyawa uji asam O-(pentanoil)-

5-metilsalisilat 25 mg/kg berat badan sebanyak 6 ekor.

(4) Kelompok mencit (Mus musculus) dengan senyawa pembanding aspirin 100

mg/ kg berat badan sebanyak 6 ekor.

(5) Kelompok mencit (Mus musculus) dengan senyawa pembanding aspirin 50

mg/kg berat badan sebanyak 6 ekor.

(6) Kelompok mencit (Mus musculus) dengan senyawa pembanding aspirin 25

mg/kg berat badan sebanyak 6 ekor.

(7) Kelompok mencit (Mus musculus) dengan kontrol (tanpa obat) CMC Na

0,5% sebanyak 6 ekor.

Page 3: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/61360/5/BAB IV.pdf(4) Kelompok mencit (Mus musculus) dengan senyawa pembanding aspirin 100 mg/ kg berat badan sebanyak 6 ekor. (5) Kelompok

19

4.3 Alat Penelitian

4.3.1 Alat-alat untuk Sintesis

(1) Hot plate – Magnetic stirrer (Labinco 123).

(2) Beaker glass (pyrex).

(3) Labu alas bulat (pyrex).

(4) Corong pisah (pyrex).

(5) Gelas ukur (pyrex).

(6) Corong gelas (Herma).

(7) Pipet tetes.

(8) Termometer.

(9) Vacuum Buchner (Welch).

(10) Alat destilasi uap.

(11) Rotavapor (Heidolph).

(12) Timbangan.

(13) Alumunium foil.

(14) Kertas saring.

4.3.2 Alat-alat untuk Uji Kemurnian

(1) Bejana Kromatografi Lapis Tipis (KLT).

(2) Lampu UV 254 nm (Topcon).

(3) Silika Gel 60 GF 254 (E. Merck).

(4) Alat Penentu jarak lebur (Melting Point Stuart)

(5) Pipa kapiler

4.3.3 Alat-alat untuk Identifikasi Struktur

(1) Spektrofotometri Uv-Vis (Lambda EZ-201).

(2) Spektrofotometri Inframerah (IR) (JASCO FT/IR -5300).

(3) Spektrometer 1H-NMR (Jeoul Resonance 400 hz).

Page 4: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/61360/5/BAB IV.pdf(4) Kelompok mencit (Mus musculus) dengan senyawa pembanding aspirin 100 mg/ kg berat badan sebanyak 6 ekor. (5) Kelompok

20

4.3.4 Alat-alat untuk uji aktivitas

(1) Alat-alat untuk membuat sediaan (Mortir, stamper dan labu ukur).

(2) Neraca analitik (OHAUS).

(3) Stopwatch (Casio).

(4) Jarum suntik dan Spuit Injection disposable syringe (Terumo).

(5) Timbangan mencit (AND HL 100).

(6) Wadah mencit beserta tutupnya.

4.4 Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah selama kurun waktu

tiga bulan. Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah berikut:

(1) Program studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)

a. Laboratorium Farmakologi

(2) Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Surabaya (UNAIR)

a. Laboratorium Kimia Medisinal

b. Laboratorium Kimia Analisis

4.5 Metode Penelitian

Kerangka Prosedur modifikasi sintesis senyawa dapat dilihat pada gambar 4.1

berikut:

Page 5: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/61360/5/BAB IV.pdf(4) Kelompok mencit (Mus musculus) dengan senyawa pembanding aspirin 100 mg/ kg berat badan sebanyak 6 ekor. (5) Kelompok

21

Gambar 4. 1 Kerangka Operasional Penelitian

4.5.1 Prosedur Pembuatan Senyawa Asam O-(pentanoil)-5-metilsalisilat

(1) Prosedur Pembuatan senyawa Asam O-(pentanoil)-5-metilsalisilat

Senyawa Asam O-(pentanoil)-5-metilsalisilat disintesis dengan cara

mereaksikan asam 5-metilsalisilat dengan pentanoil klorida berdasarkan metode

esterifikasi asil halida yang telah dimodifikasi. Gambar 4.2 berikut menunjukkan

struktur senyawa hasil sintesis:

Asam + Pentanoil Asam + HCL

5-metilsalisilat klorida O-(pentanoil)-5-metilsalisilat

Gambar 4. 2 Reaksi antara Senyawa Asam 5-metilsalisilat dengan Pentanoil

klorida

Sintesis Senyawa:

Asam 5-metilsalisilat + Pentanoil klorida

Asam O-(pentanoil)-5-metilsalisilat

Uji Kemurnian senyawa hasil

sintesis :

1. KLT

2. Titik Lebur (Melting point)

Identifikasi struktur senyawa hasil

preparasi :

1. Spektrofotometri UV-Vis

2. Spektrofotometri IR(Inframerah)

3. Spektrometri 1H-NMR

Uji aktivitas analgesik senyawa hasil sintesis

dibandingkan dengan aspirin dengan metode

Writhing test

Page 6: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/61360/5/BAB IV.pdf(4) Kelompok mencit (Mus musculus) dengan senyawa pembanding aspirin 100 mg/ kg berat badan sebanyak 6 ekor. (5) Kelompok

22

Asam 5-metilsalisilat ditimbang sebanyak 0,30 g kemudian dilarutkan

dengan 20 ml aseton dan ditambahkan 7 tetes TEA (trietilamina) dalam wadah

labu alas bulat dan diaduk dengan magnetic stirrer kurang lebih 15 menit.

Ditimbang senyawa pentanoil klorida sebanyak 2 ml kemudian dilarutkan dalam

10 ml THF, dimasukkan ke dalam corong pisah. Larutan pentanoil klorida dalam

corong pisah diteteskan secara konstan dan perlahan tetes demi tetes ke dalam

larutan asam 5-metilsalisilat selama 1-2 jam. Dilakukan pengadukan secara stabil

pada suhu 0,5º C dengan cara menggunakan es batu pada dinding luar labu alas

bulat. Garam NaCl ditaburkan pada es batu agar es batu tidak mudah mencair.

Didiamkan larutan ± 30 menit pada suhu ruang dengan tetap diaduk. Langkah

selanjutnya yaitu dilakukan refluks pada larutan dengan suhu 70 - 80º selama ± 8

jam. Dilakukan pemeriksaan campuran menggunakan Kromatografi lapis tipis

setiap satu jam hingga didapatkan noda yang memiliki Rf yang berbeda dengan

senyawa induknya asam 5-metilsalisilat dan pentanoil klorida. Kemudian

digunakan rotavapor untuk menghilangkan sisa pelarut yang masih tersisa. Setelah

larutan menjadi kental dituang ke dalam beaker glass dan didiamkan ± 4 jam.

Ditambahkan aquadest sebanyak 75ml ke dalam cairan hasil sintesis dan disaring

dengan corong Buchner. Cek noda dengan KLT hingga terbentuk satu noda yang

stabil. Kerangka prosedur pembuatan senyawa Asam O-(pentanoil)-5-

metilsalisilat dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut:

Page 7: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/61360/5/BAB IV.pdf(4) Kelompok mencit (Mus musculus) dengan senyawa pembanding aspirin 100 mg/ kg berat badan sebanyak 6 ekor. (5) Kelompok

23

.

Gambar 4. 3 Bagan Prosedur Kerja Proses Sintesis Senyawa

(2) Prosedur Proses Rekristalisasi

Langkah selanjutnya yaitu rekristalisasi dengan mencuci kristal hasil

sintesis dengan aquadest panas sebanyak 30 ml ± 1 jam. Lakukan pemeriksaan

noda dengan KLT pada setiap pencucian hinggan terbentuk noda yang stabil.

Rekristalisasi dilakukan untuk pemurnian senyawa hasil sintesis.

4.5.2 Analisis Hasil Senyawa Preparasi

(1) Pemeriksaan Organoleptis

Pemeriksaan organoleptis dilakukan secara visual dengan mengamati

bentuk, warna dan bau senyawa hasil sintesis.

Asam 5-metilsalisilat 0,30 g + aseton 20,0 ml + TEA 7 tetes dalam

labu alas bulat

Pentanoil klorida 2 ml + THF 10,0 ml dalam corong pisah, diteteskan

dengan konstan pada larutan Asam 5-metilsalisilat

Direfluks dengan suhu ± 70-80ºC selama ± 7-8 jam. Diperiksa dengan

KLT setiap 1 jam hingga satu noda yang stabil.

Dilakukan KLT hingga didapatkan satu noda yang stabil, jika masih

terdapat noda pengotor dicuci dengan aquadest panas ± 1 jam lalu

disaring

Dirotavapor hingga campuran mengental

Reaksi dijaga pada suhu 0-5ºC dengan cara menggunakan es batu pada

dinding luar labu alas bulat

Page 8: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/61360/5/BAB IV.pdf(4) Kelompok mencit (Mus musculus) dengan senyawa pembanding aspirin 100 mg/ kg berat badan sebanyak 6 ekor. (5) Kelompok

24

(2) Penentuan Titik Lebur

Pemeriksaan jarak lebur berfungsi untuk memeriksaan kemurnian senyawa

hasil sintesis yang masuk dalam rentang yang telah ditetapkan, kemudian

dibandingkan dengan senyawa induk asam 5-metilsalisilat. Pemeriksaan ini

menggunakan alat Melting point stuart. Sedikit zat hasil sintesis dan senyawa

induk asam 5-metilsalisilat digerus hingga halus kemudian dimasukkan ke dalam

pipa kapiler yang salah satu ujungnya tertutup sampai setinggi 3-5 mm. Pipa

kapiler dimasukkan ke dalam lubang yang ada pada alat, kemudian dinyalakan.

Amati kenaikan suhu pada alat hingga senyawa di dalam pipa kapiler meleleh.

Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali dengan menurunkan suhu alat. Dicatat

rentang titik lebur yang didapatkan.

(3) Uji Kemurnian dengan Kromatografi Lapis Tipis

Uji kromatografi lapis tipis juga dapat digunakan untuk mengetahui

kemurnian dari senyawa hasil preparasi. Uji ini juga digunaan untuk mengetahui

adanya pengotor. Fase diam yang digunakan adalah lempeng silika gel 60 GF254

dan fase gerak yang digunakan merupakan campuran beberapa pelarut. Penampak

noda diamati di bawah lampu UV 254 nm.

Pelarut yang digunakan sebagai fase gerak adalah :

1 Kloroform : etanol (9:1)

2 Aseton : metanol (6:4)

3 Aseton : etanol (5:5)

Bejana KLT yang telah diisi dengan eluen didiamkan hingga jenuh. zat

hasil preparasi dan zat pembanding dilarutkan denganaseton kemudian ditotolkan

pada lempeng KLT yang telah diberi batas atas 0,25 cm dan batas bawah 0,75 cm,

kemudian lempeng dimasukkan ke dalam bejana KLT yang sudah jenuh. Setelah

pelarut mencapai batas atas pada lempeng KLT, lempeng KLT diangkat dan

dikeringkan. Noda diamati dengan lampu UV dan ditentukan harga Rf.

4.5.3 Identifikasi Struktur Senyawa Hasil Sintesis

(1) Identifikasi Senyawa dengan Spektrofotometer Uv-Vis

Identifikasi Senyawa dengan Spektrofotometer Uv-Vis bertujuan untuk

melihat pola spektrum senyawa serta adanya pergeseran puncak serapan

Page 9: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/61360/5/BAB IV.pdf(4) Kelompok mencit (Mus musculus) dengan senyawa pembanding aspirin 100 mg/ kg berat badan sebanyak 6 ekor. (5) Kelompok

25

maksimum dan dibandingkan dengan senyawa induk. Spektrofotometer UV-Vis

merupakan interaksi antara radiasi elektromagnetik dengan sampel, dimana

sampel menyerap sinar tampak atau sinar ultraviolet dengan panjang 200-800 nm

(Gandjar dan Rohman, 2012). Analisis intesis senyawa dilakukan pada panjang

gelombang 200-340 nm (Setiawan, 2006).

(2) Identifikasi Senyawa dengan Spektrofotometer Inframerah.

Dicampur senyawa hasil preparasi sebanyak 0,5 -1,0 mg ditambahkan

dengan serbuk KBr kering. Campuran kemudian ditekan untuk membentuk pellet

yang transparan. Dianalisis dengan spektrofotometer inframerah pada panjang

gelombang 400-4000 nm. Dilakukan identifikasi terhadap pita absorbsi dari gugus

fungsi pada senyawa yang dianalisis (Gandjar, 2012).

(3) Identifikasi Senyawa dengan Spektrometer Resonansi Magnet Inti (1H-

NMR)

Senyawa hasil sintesisditimbang sebanyak 5-10 mg dilarutkan dengan 0,5

mL CHCl3. Kemudian di masukkan ke dalam tabung kapiler NMR dengan

diameter 5 mm, tabung diletakkan antara 2 magnet utara dan selatan pada alat FT-

NMR. Lalu dibuat spektrum resonansi proton senyawa pada daerah geseran kimia

0-14 ppm. Identifikasi integrasi relatif dan posisi puncak-puncak proton (atom H)

spektra resonansi magnet inti yang terjadi (Silverstein et al, 2005).

4.5.4 Uji Aktivitas Analgesik

(1) Persiapan Hewan Coba

Mencit dengan bobot 20 – 30 gram dibagi ke dalam 3 kelompok, yaitu 3

kelompok senyawa uji asam O-(pentanoil)-5-metilsalisilat dengan perlakuan dosis

25 mg/kgBB, 50 mg/kgBB dan 100 mg/kgBB yang masing-masing sebanyak 6

ekor mencit, 3 kelompok senyawa pembanding yaitu aspirin dengan perlakuan

dosis 25 mg/kgBB, 50 mg/kgBB dan 100 mg/kgBB masing-masing sebanyak 6

ekor dan 1 kelompok kontrol negatif dengan larutan mucilago CMC Na 0,5%

yang terdiri dari 6 ekor. Sebelum percobaan mencit dipuasakan namun tetap diberi

minum. Kemudian mencit pada kelompok uji diberikan asam O-(pentanoil)-5-

metilsalisilat dengan perlakuan dosis 25, 50 dan 100 mg/kgBB, mencit pada

Page 10: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/61360/5/BAB IV.pdf(4) Kelompok mencit (Mus musculus) dengan senyawa pembanding aspirin 100 mg/ kg berat badan sebanyak 6 ekor. (5) Kelompok

26

kelompok pembanding diberikan aspirin dengan perlakuan dosis 25, 50, 100

mg/kgBB dan mencit pada kelompok kontrol negatif diinduksi dengan mucilago

CMC Na 0,5%.

(2) Pembuatan Larutan Asam Asetat glasial 0,6 %

Asam asetat glasial Dipipet sebanyak 0,6 ml kemudian dimasukkan dalam

labu ukur yang sudah diisi sedikit aquadest. Ditambahkan aquadest hingga

volume 100,0 ml.

(3) Pembuatan Suspensi Karboksil Metil Selulosa Natrium (CMC Na) 0,5 %

Pembuatan suspensi 100 ml dengan menimbang CMC Na sebanyak 500

mg, ditaburkan diatas aquadest panas sebanyak 30 ml dan dibiarkan hingga

mengembang ± 5 menit, kemudian digerus dan diencerkan dengan aquadest

hingga diperoleh volume 100 ml (Diyah dkk, 2002).

(4) Perhitungan Dosis

Dosis yang digunakan tiga macam dosis, yaitu 25 mg/kgBB, 50 mg/kgBB,

dan 100 mg/kgBB. Bobot mencit yang digunakan ialah 20-30 gram, jika yang

digunakan adalah mencit dengan bobot 30 gram, maka perhitungan dosisnya

adalah sebagai berikut:

25 mg/kgBB x 0,03 kg(BB mencit) = 0, 75 mg

50 mg/kgBB x 0,03 kg (BB mencit ) = 1,5 mg

100 mg/kgBB x 0,03 kg (BB mencit ) = 3 mg

Untuk pembuatan sediaan sebanyak 10 ml, maka

10ml/0,5 x 0,75 mg = 15 mg (dosis 25 mg/kgBB)

10ml/0,5 x 1,5 mg = 30 mg (dosis 50 mg/kgBB)

10ml/0,5 x 3 mg = 60 mg (dosis 100 mg/kgBB)

(5) Pembuatan Sediaan Uji

Sediaan uji yang dibuat ialah suspensi asam O-(pentanoil)-5-metilsalisilat

dan senyawa pembanding aspirin. Sediaan uji yang akan digunakan harus dibuat

dengan segera sebelum dilakukan uji aktivitas dikarenakan sediaan uji tidak

Page 11: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/61360/5/BAB IV.pdf(4) Kelompok mencit (Mus musculus) dengan senyawa pembanding aspirin 100 mg/ kg berat badan sebanyak 6 ekor. (5) Kelompok

27

disimpan dalam waktu yang lama.

Untuk dosis 25, 50, dan 100 mg/kgBB, dibutuhkan hasil senyawa sintesis

asam O-(pentanoil)-5-metilsalisilat dan aspirin masing-masing sebanyak 15 mg

(untuk dosis 25 mg/kgBB) , 30 mg (untuk dosis 50 mg/kgBB) dan 60 mg (untuk

dosis 100 mg/kgBB) kemudian digerus dan dicampur merata dengan musilago

CMC Na 0,5% hingga homogen, kemudian dipindahkan kedalam labu ukur dan

ditambahkan larutan musilago CMC Na 0,5% hingga diperoleh volume 10,0 ml.

(6) Pemberian Sediaan Uji Pada Mencit

Mencit yang akan digunakan akan diberi suspensi dengan volume tertentu

hingga jumlah obat yang diberikan sesuai dengan masing-masing dosis telah

ditetapkan untuk masing-masing dosis (Julia, 2017). Senyawa uji yang digunakan

adalah O-(pentanoil)-5-metilsalisilat dengan senyawa pembanding aspirin. Mencit

dengan berat 30 gram, volume suspensi yang diinjeksikan adalah 0,5 ml untuk

setiap dosisnya. Jika berat mencit kurang dari 30 gram maka volume yang harus

diinjeksikan adalah:

(7) Pelaksanaan Uji Aktivitas

Ditimbang mencit untuk tiap kelompom dan diberi tanda.

a. Pada kelompok kontrol negatif, mencit diinjeksikan larutan CMC Na 0,5%

(plasebo) secara peritonian (i.p).

b. Pada kelomok uji, mencit diinjeksikan suspensi asam O-(pentanoil)-5-

metilsalisilat secara peritonial (i.p) sesuai dengan berat badan dengan dosis

100mg/kgBB, 50mg/kgBB, dan 25mg/kgBB.

c. Pada kelompok pembanding, mencit mencit diinjeksikan suspensi aspirin

secara peritonial (i.p) sesuai dengan berat badan dengan dosis 100mg/kgBB,

50mg/kgBB, dan 25mg/kgBB.

d. 20 menit setelah pemberian larutan uji, larutan pembanding, dan larutan

kontrol negatif mencit diinjeksi dengan asam asetat glacial 0,6% dan ditunggu

Page 12: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/61360/5/BAB IV.pdf(4) Kelompok mencit (Mus musculus) dengan senyawa pembanding aspirin 100 mg/ kg berat badan sebanyak 6 ekor. (5) Kelompok

28

5 menit. Diamati respon nyeri yang ditandai dengan adanya frekuensi geliat

selama 30 menit.

e. Dicatat hasil frekuensi geliat pada masing-masing perlakuan, dirata-rata, dan

dihitung persentase hambatan nyeri.

Kerangka prosedur uji aktivitas analgesik dapat dilihat pada gambar 4.4 berikut:

Gambar 4. 4 Kerangka prosedur uji aktivitas analgesik

Mencit dipuasakan semalam (tetap diberi minum),

kemudian ditimbang

Kelompok senyawa

uji

(18 mencit)

Kelompok senyawa

pembanding

(18 mencit)

Kelompok senyawa

kontrol

(6 mencit)

Pemberian senyawa

asam O-(pentanoil)-5-

metilsalisilat secara

intraperitoneal

menggunakan dosis:

a) 100mg/kgBB

(6 mencit)

b) 50mg/kgBB

(6 mencit)

c) 25mg/kgBB

(6 mencit)

Pemberian senyawa

pembanding aspirin

secara intraperitoneal

menggunakan dosis:

a) 100mg/kgBB

(6 mencit)

b) 50mg/kgBB

(6 mencit)

c) 25mg/kgBB

(6 mencit)

Pemberian larutan

mucilago CMC NA

0,5% secara

intraperitoneal

(6 mencit)

20 menit

Injeksi asam setat 0,6% (Induksi nyeri)

5 menit

% hambatan nyeri dan ED50

Page 13: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/61360/5/BAB IV.pdf(4) Kelompok mencit (Mus musculus) dengan senyawa pembanding aspirin 100 mg/ kg berat badan sebanyak 6 ekor. (5) Kelompok

29

4.6 Analisis Data

4.6.1 Analisis Data Hasil Sintesis

Senyawa hasil sintesis yang didapatkan ditimbang beratnya, kemudian

dibandingkan dengan persentase hasil teoritis untuk mrnghitung persen rendemen

senyawa.

4.6.2 Analisis Data Hasil Uji Kemurnian

1. Pemeriksaan Organoleptis

Hasil dari pemeriksaan organoleptis akan diperoleh data pengamatan berupa

bentuk, warna, dan bau senyawa.

2. Pemeriksaan Jarak Lebur

Pemeriksaan jarak lebur menggunakan alat melting point stuart dan

dilakukan replikasi sebanyak 3 kali. Hasil dari pemeriksaan jarak lebur akan

diperoleh data jarak lebur senyawa.

3. Pemeriksaan Uji kemurnian dengan KLT

Hasil dari pemeriksaan uji kemurnian dengan KLT akan diperoleh data Rf

senyawa dengan menggunakan 3 eluen yang berbeda.

4.6.3 Analisis Data Hasil Identifikasi Struktur

1. Analisis Data Hasil Identifikasi Struktu dengan Spekrofotometer UV-Vis

Hasil yang diperoleh dari identifikasi struktur dengan spektrofotometer

UV-Vis adalah berupa data panjang gelombang maksimum senyawa hasil sintesis

dan dibandingkan dengan panjang gelombang senyawa induk.

Page 14: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/61360/5/BAB IV.pdf(4) Kelompok mencit (Mus musculus) dengan senyawa pembanding aspirin 100 mg/ kg berat badan sebanyak 6 ekor. (5) Kelompok

30

2. Analisis Data Hasil Identifikasi Struktur dengan Spektrofotometer IR

Hasil yang diperoleh dari identifikasi struktur dengan spektrofotometer

UV-Vis adalah berupa gugus fungsi senyawa hasil sintesis dan dibandingakn

dengan gugus fungsi pada senyawa induk.

3. Analisis Data Hasil Identifikasi Struktur dengan Spektrometer 1H- NMR

Hasil yang diperoleh dari identifikasi struktur dengan spektrometer 1H-

NMR adalah jumlah dan porsi atom H pada senyawa hasil sintesis dan

dibandingkan dengan jumlah dan porsi atom H pada senyawa induk.

4.6.4 Analisis Data Hasil Uji Aktivitas

1. Analisis Persentase Frekuensi Respon Nyeri

Pada Masing-masing mencit kelompok uji dilihat dan diamati respon

geliatnya, kemudian dicatat frekuensi geliatnya. Untuk mengetahui adanya

perbedaan antara respon nyeri dari mencit kelompok uji dan mencit kelompok

pembanding, maka dilakukan uji ANOVA (one way anova) dengan nilai α adalah

0,05.

Dari data uji aktivitas frekuensi geliat pada mencit, didapatkan hipotesis :

a. Ho = tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara frekuensi geliat pada

kelompok uji, kelompok pembanding dan kelompok kontrol.

b. Ha = terdapat perbedaan bermakna antara frekuensi geliat pada kelompok uji,

kelompok pembanding dan kelompok kontrol.

Data yang diprtoleh diolah secara statistik dengan SPSS. Untuk

mendapatkan sebuah kesimpulan adanya perbedaan yang bermakna pada

kelompok uji, kelompok pembanding, dan kelompok kontrol, pengambilan

kesimpulan ditarik berdasarkan harga p (probabilitas) pada α = 0,05, jika p> 0,05

maka Ho diterima dan Ha ditolak, sedangkan jika p< 0,05 maka Ho ditolak dan

Ha diterima.

2. Penentuan Persen Hambatan Nyeri

Hasil persentase hambatan nyeri diperoleh dari data frekuensi respon

geliat mencit dari kelompok perlakuan uji dan kelompok kontrol negatif. Untuk

menghitung hasil persentase penghambat nyeri, digunakan rumus berikut:

Page 15: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/61360/5/BAB IV.pdf(4) Kelompok mencit (Mus musculus) dengan senyawa pembanding aspirin 100 mg/ kg berat badan sebanyak 6 ekor. (5) Kelompok

31

% Hambat nyeri =

Keterangan :

Fk : frekuensi geliat rata-rata mencit pada kelompok uji atau pembanding

Ft : frekuensi geliat rata-rata mencit pada kelompok kontrol

3. Analisis Penentuan ED50

Aktivitas analgesik senyawa hasil sintesis didapatkan dengan melihat

ED50. ED50 merupakan dosis yang dapat menghasilkan hambatan nyeri

setengahnya atau sebesar 50 persen pada kurva hubungan dosis dengan persen

hambatan. Kurva diperoleh dari dosis yang di Log kan sebagai sumbu x dan

sumbu y yang dinyatakan dengan % hambatan nyeri.

y = bx + a

Keterangan:

y = % hambatan nyeri

x = dosis senyawa uji (mg)

Perhitungan ED50 dapat diperoleh menggunakan rumus :

ED50 =𝑎𝑛𝑡𝑖𝑙𝑜𝑔 (𝑌−𝑏) 𝑀