bab iv new
TRANSCRIPT
Efektivitas Teknik Mistake Buster Terhadap Motivasi Belajar Geografi Siswa Kelas X MA NS (Nahdlatus Shaufiah) Wanasaba Tahun Pelajaran
2011-2012
M. Hadi Zuhri1
Wardatul Aini2
ABSTRAK
Permasalahan yang di hadapi Kebanyakan siswa M. A Nahdlatus Saufiah
Wanasaba adalah mereka cenderung pasif dan hanya siswa tertentu saja yang
mampu menjawab pertanyaan. Selain itu tidak banyak siswa yang mau bertanya,
apalagi berpendapat secara spontan. Rendahnya motivasi belajar siswa dan sikap
siswa tersebut berdampak pada hasil belajar yang diperoleh oleh siswa kurang
memuaskan. Dalam kaitannya dengan motivasi, guru harus mampu
membangkitkan motivasi belajar siswa, antara lain dengan memperhatikan
prinsip-prinsip: siswa akan bekerja keras kalau ia punya minat dan perhatian
terhadap pekerjaannya, memberikan tugas yang jelas dan dapat dimengerti,
memberikan penghargaan terhadap hasil kerja dan prestasi peserta
didik,menggunakan hadiah, dan hukuman secara efektif dan tepat guna. Untuk
mengatasi kendala diatas tersebut maka diperlukan suatu pendekatan atau teknik
pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa yang
menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan materi yang sedang dipelajari.
Pendekatan atau teknik yang dimaksud adalah dengan menggunakan tehknik
“mistake buster”, yang dimaksud dengan mistake adalah ide atau pendapat
sesuatu yang tidak benar dan sebuah benda dengan benar dikerjakan atau
dipikirkan, dan buster artinya seseorang yang mengistirahatkan sesuatu atau
memberhentikan sesuatu
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
tingkat evektifitas teknik mistake buster terhadap motivasi belajar geografi siswa
kelas X MA Nahdlatus Shaufiah Wanasaba. Teknik pengumpulan data dalam
1 Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Geografi STKIP Hamzanwadi Selong
2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP Hamzanwadi Selong
penelitian ini menggunakan Observasi untuk mengetahui sejauhmana efektiftas
Teknik Mistake Buster pada kelas Eksperimen dan Angket digunakan untuk
menggali informasi mengenai tanggapan siswa terhadap penerapan teknik Mistake
Buster
Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian menunjukkan bahwa nilai
ttabel = 2,003 pada taraf signitifkan 5% dan thitung = 6,795 dan nilai ini berarti bahwa
thitung > ttabel. Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh Pengaruh Penerapana
teknik mistake buster terhadap peningkatan motivasi belajar siswa kelas X MA
Nahdlatus Shaufiah Wanasaba pada mata pelajaran geografi Tahun Pelajaran
2011-2012. Pembelajaran dengan Mistake Buster meningkatkan Motivasi Belajar
siswa yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan metode
konvensional. Dengan demikian pengajaran dengan menggunakan Mistake Buster
lebih efektif daripada pengajaran secara konvensional terhadap Motivasi belajar
Geografi siswa dan berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa.
A. Pendahuluan
Permasalahan yang di hadapi Kebanyakan siswa M. A Nahdlatus Saufiah
Wanasaba adalah mereka cenderung pasif dan hanya siswa tertentu saja yang
mampu menjawab pertanyaan. Selain itu tidak banyak siswa yang mau bertanya,
apalagi berpendapat secara spontan. Rendahnya motivasi belajar siswa dan sikap
siswa tersebut berdampak pada hasil belajar yang diperoleh oleh siswa kurang
memuaskan. Dalam kaitannya dengan motivasi, guru harus mampu
membangkitkan motivasi belajar siswa, antara lain dengan memperhatikan
prinsip-prinsip: siswa akan bekerja keras kalau ia punya minat dan perhatian
terhadap pekerjaannya, memberikan tugas yang jelas dan dapat dimengerti,
memberikan penghargaan terhadap hasil kerja dan prestasi peserta
didik,menggunakan hadiah, dan hukuman secara efektif dan tepat guna. Untuk
mengatasi kendala diatas tersebut maka diperlukan suatu pendekatan atau teknik
pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa yang
menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan materi yang sedang dipelajari.
Pendekatan atau teknik yang dimaksud adalah dengan menggunakan tehknik
“mistake buster”, yang dimaksud dengan mistake adalah ide atau pendapat
sesuatu yang tidak benar dan sebuah benda dengan benar dikerjakan atau
dipikirkan, dan buster artinya seseorang yang mengistirahatkan sesuatu atau
memberhentikan sesuatu
Pembelajaran pada dasarnya menciptakan suasana agar siswa mau belajar
dan menyiapkan subtansi yang dipelajarinya. Belajar merupakan tindakan dan
prilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh
siswa sendiri. Keberhasilan siswa dalam mempelajari suatu materi pelajaran
terletak pada kemampuan dan motivasi siswa itu sendiri dalam mengelola belajar,
kondisi membangun struktur kongnitifnya pada bangunan pengetahuan awal, dan
mempersentasikannya kembali secara benar. Belajar, perkembangan, dan
pendidikan merupakan suatu pristiwa dan tindakan sehari-hari. Dari sisi siswa
sebagai pelaku belajar dan dari sisi guru pembelajar, dapat ditemukan adanya
perbedaan dan persamaan.
Dalam proses belajar mengajar disekolah, guru harus memiliki strategi
atau pendekatan agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengenai pada
tujuan pembelajaran yang diharapkan. Jika kemampuan guru tidak memadai
dalam segala hal terutama dalam metodelogi pembelajaran maka minat dan
motivasi siswa untuk belajar akan semakin kurang. Yang mana akibatnya akan
semakin kurang pemahaman siswa mengenai pelajaran geografi, yang dalam hal
ini motivasi belajar siswa berkurang dikarenakan teknik dan sarana perasarana
pembelajaran yang tersedia masih kurang memadai.
Berdasarkan permasalahan tersebut, seorang guru harus mampu
menerapkan suatu metode atau teknik yang dapat memberikan solusi terhadap
masalah tersebut. Untuk mengatasi kendala diatas tersebut maka diperlukan suatu
pendekatan atau teknik pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar
siswa yang menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan materi yang sedang
dipelajari.
Pendekatan atau teknik yang dimaksud adalah dengan menggunakan
tehknik “mistake buster”, yang dimaksud dengan mistake adalah ide atau
pendapat sesuatu yang tidak benar dan sebuah benda dengan benar dikerjakan
atau dipikirkan, dan buster artinya seseorang yang mengistirahatkan sesuatu atau
memberhentikan sesuatu. Dari persepsi di atas, Huynh mengatakan bahwa tehknik
mistake buster ini digunakan untuk melibatkan para siswa dalam proses
pembelajaran, dimana para siswa bertindak sebagai pengoreksi. (Hai KP. Huynh:
2003).
Dalam kegiatan belajar mengajar, dikenal adanya motivasi belajar, yaitu
motivasi yang diterapkan dalam kegiatan belajar. Motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbukan kegiatan
belajar, menjamin kelangsungan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.
Pembelajaran bukan hanya sekedar memorasi dan recall, bukan pula sekedar
penekanan pada penguasaan pengetahuan tentang apa yang diajarkan, tetapi lebih
menekankan pada internalisasi tentang apa yang diajarkan sehingga tertanam dan
berfungsi sebagai muatan nurani hidayati diperaktikkan dalam kehidupan oleh
peserta didik.
Tehknik “mistake buster” ini bisa digunakan guru untuk mengukur
kemampuan dan motivasi siswa atau siswanya dalam memberikan materi. Dalam
peroses pembelajaran efektif menekankan bahwa bagaimana siswa mampu belajar
melalui kreativitas guru, pembelajaran dikelas menjadi menjadi sebuah aktivitas
yang menyenangkan, perwujudan pembelajaran efektif akan memberikan
kecakapan hidup kepada siswa dan aktif terlibat dalam proses pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah
penelitian ini adalah “apakah ada pengaruh teknik mistake buster terhadap
motivasi belajar geografi siswa kelas X MA Nahdlatus Shaufiah Wanasaba?
C. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui tingkat evektifitas teknik mistake buster terhadap motivasi belajar
geografi siswa kelas X MA Nahdlatus Shaufiah Wanasaba. Penelitian ini
diharapkan menjadi saham pertimbangan yang positif bagi pelaksanaan proses
pembelajaran, dikaitkan dengan efektivitas teknik mistake buster untuk
meningkatkan motivasi belajar geografi siswa kelas X MA Nahdlatus Shaufiah
Wanasaba. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan di bidang pendidikan geografi, khususnya mengenai efektivitas
tehknik mistake buster terhadap motivasi belajar geografi siswa kelas X MA
Nahdlatus Shaufiah Wanasaba Tahun Pelajaran 2011/2012.
D. Tinjauan Pustaka
Tehknik “mistake buster” bisa digunakan oleh guru untuk mengukur
kemampuan siswa dan motivasi siswa dalam memberikan materi. Tehknik ini
telah diperkenalkan oleh Hai Kp Huynh, yaitu seorang ahli dalam mengajar.
Teknik ini sangat menarik dalam menemukan kecocokan dan gambaran dari
evaluasi sebagai petunjuk bagi guru dan para siswa. Teknik ini bisa dihubungkan
dengan kemampuan lainnya tetapi teknik ini lebih fokus dalam mengajar. Teknik
ini bisa memiliki mamfaat yang umum, sebagai contoh mamfaat mengoreksi
kesalahan.
Teknik ini juga bisa membantu guru untuk melihat motivasi siswa dalam
belajar geografi dan bisa digunakan untuk memperkuat dan meningkatkan
motivasi siswa misalnya dalam seorang guru memberikan materi kepada siswanya
dan dalam memberikan materi guru sengaja membuat kesalahan kemudian para
siswa yang mengoreksi kesalahan tersebut. Dari itu guru tau tingkat motivasi
siswa dalam belajar dan sejauh mana siswa memperhatikan materi yang diberikan
oleh guru.
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat
menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasmenya dalam melaksanakan suatu
kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi
intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Motivasi memegang
peranan penting dalam belajar. Seseorang siswa tidak akan dapat belajar dengan
baik dan tekun jika tidak ada motivasi didalam dirinya. Bahkan tanpa motivasi,
seseorang siswa tidak akan melakukan kegiatan belajar. Maka dari itu, guru selalu
memperhatikan masalah motivasi ini dan berusaha agar tetap tergejolak didalam
diri setiap siswa selama pengajaran berlagsung.
Dalam peroses belajar mengajar di kelas, tidak setiap siswa mempunyai
motivasi yang sama terhadap sesuatu bahan. Untuk bahan tertentu boleh jadi
seorang siswa menyenanginya, tetapi untuk bahan yang lain boleh jadi siswa
tersebut tidak menyenanginya. Ini merupakan masalah bagi guru dalam setiap kali
mengadakan pertemuan. Guru selalu diharapkan pada masalah motivasi. Guru
selalu ingin memberikan motivasi terhadap siswanya yang kurang
memperhatikaan materi pelajaran yang diberikan.
Seorang guru sebaiknya memiliki rasa ingin tahu, mengapa dan bagaimana
anak belajar dan menyesuaika dirinya dengan kondisi-kondisi belajar dalam
lingkungannya Howard (1968, dalam Mulyasa, 2004:114). Hal tersebut akan
menambah pengalaman dan wawasan guru sehingga memungkinkan proses
pembelajaran berlangsung lebih efektif dan optimal, karena pengetahuan tentang
kejiwaan anak yang berhubungan dengan masalah pendidikan bisa dijadikan dasar
dalam memberikan motivasi kepada peserta didik sehingga mau dan mampu
belajar dengan sebaik-baikya.
Sehubungan dengan uraian diatas, aspek-aspek peserta didik yang perlu
dipahami guru antara lain : kamampuan, potensi, minat, kebiasaan, hobi, sikap,
kepribadian, hasil belajar, catatan kesehatan, latar belakang keluarga, dan
kegiatannya di sekolah.
Telah dikemukakan diatas bahwa teknik “mistake buster” ini digunakan
untuk melibatkan para siswa dimana siswa bertindak sebagai pengoreksi. Guru
selalu menjadi source corrector untuk kesalahan siswa , walaupun sudah dibantu
mengoreksi kesalahan yang dibuat dan diberi penjelasan secara deduktif,
kesalahan-kesalahan masih terus muncul, dan bahkan ini berpengaruh terhadap
hasil tes dan motivasi siswa, dimana kpemahaman mereka dinyatakan masih
lemah.
Fenomena tersebut di atas terjadi karena (1) guru tidak berusaha
memvariasikan pembelajaran khususnya pembelajaran geografi yang lebih
menantang mereka untuk belajar mengoreksi pekerjaan sendiri atau pekerjaan
orang lain, (2) siswa tidak mempunyai pengetahuan atau pemahaman yang cukup
tentang aturan-aturan untuk melakukan koreksi, dan (3) guru merasa bahwa
dengan koreksi diri guru maka permasalahan lebih cepat terbatasi.
Dengan adanya teknik “mistake buster” ini motivasi belajar siswa
meningkat dan bergairah dalam peroses belajar, seperti yang sudah dijelaskan
bahwa motivasi merupakan salah satu faktor yang turut menetukan keefektifan
pembelajaran. Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan
gairah, semangat dan ras senang dalam belajar sehingga yang mempunyai
motivasi tinggi mempunyai energy yang banyak untuk melaksanakan kegiatan
belajar. Siswa yang mempunyai motivasi tinggi sangat sedikit yang tertinggal
belajarnya dan sangat sedikit pula kesalahan dalam belajarnya.
E. Metode Penelitian
Berdasarkan keadaan objek penelitian ini yaitu gejala yang diteliti itu
ditimbulkan dengan sengaja yaitu efektivitas metode teknik mistake buster
terhadap motivasi belajar geografi, maka metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode eksperimen. Penelitian ini sangat sesuai untuk mengetahui
sebab-akibat variable penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui tingkat evektifitas teknik mistake buster dalam meningkatkan
motivasi belajar geografi siswa kelas X MA Nahdlatus Shaufiah Wanasaba dan
mengetahui besarnya motivasi belajar geografi siswa kelas X MA Nahdlatus
Shaufiah Wanasaba.
Penelitian ini dilaksanakan pada kelas X MA Nahdlatus Shaufiah
Wanasaba Kabupaten Lombok Timur Tahun pelajaran 2011/2012. Sedangkan
waktu pelaksanaan penelitian direncanakan dua bulan yaitu bulan Januari sampai
Februari. Subyek akan diteliti adalah siswa kelas X MA Nahdlaltus Shaufiah
Wanasaba dengan tema yang diangkat adlah teknik mistake buster terhadap
motivasi belajar siswa.
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada
alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen
penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara sfesifik semua
fenomena ini disebut variabel penelitian. Instrumen penelitian ini yaitu berupa
angket dengan skala Likert yang tiap soal mempunyai 5 pilihan jawaban dan
hanya satu pilihan yang benar.
Oleh karena itu agar kesimpulan tidak keliru dan tidak memberikan
gambaran yang jauh berbeda dari keadaan yang sebenarnya diperlukan uji
validitas dan reliabilitas dari alat ukur yang digunakan dalam penelitian. Untuk
mengetahui nilai validitas digunakan rumus Product moment dan untuk
menentuka reliabilitas instrumen menggunakan rumus Alpha.
Untuk mendapat data penelitian digunakan beberapa cara yaitu (1)
Observasi adalah pengamatan langsung kepada suatu obyek yang diteliti. (2)
Angket atau Kueisioner adalah kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara
tertulis kepada seseorang, (yang dalam hal ini disebut responden), dan cara
menjawab juga dilakukan dengan tertulis.
Data yang diperoleh dideskripsikan dengan menggunakan statistik
deskriptif yang meliputi skor maksimal (SMi), harga rata – rata ideal (Mi) dan
simpangan baku atau standar deviasi ideal (SDi) dimana untuk
dan . (Nyoman Dantes). Hal ini Untuk memperluas
pendeskripsian data dengan cara:
Mi + 1 SDi sampai Mi + 3 SDi tinggi
Mi - 1 SDi sampai Mi + 1 SDi sedang
Mi - 3 SDi sampai Mi -1 SDi rendah
Sebelum melakukan analisis data untuk menguji hipotesis terlebih dulu
dilakukanuji prasyarat analisis. Adapun uji prasyarat yang dipakai dalam
penelitian ini antara lain: (a) Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah
terdistribusi normal atau tidak sebaran data yang digunakan dalam penelitian uji
normalitas dilakukan dengan uji X2. (b) Uji homogenitas data yang digunakan
dimaksudkan untuk menghitung seragam tidaknya sampel-sampel yang diambil
dari populasi yang sama.
Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian, perlakuan
pembelajaran dengan teknik mistake buster, maka data akhir hasil belajar
Geografi siswa diolah dengan menggunakan uji–t (Arikunto, 2006)
Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang masih perlu diuji secara
statistik. Di dalam menentukan penerimaan dan penolakan hipotesis maka
hipotesis alternatif (Ha) diubah menjadi hipotesis nihil (Ho). Untuk menguji
hipotesis dengan menggunakan uji-t dengan taraf signifikan 95 % mengacu pada
ketentuan Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima sedangkanJika t
hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Rumus yang digunakan untuk
menganalisis data dalam penelitian ini adalah rumus t-test.
F. Hasil Penelitian
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan untuk kelas Eksperimen,
diperoleh skor terendah 110 dan skor tertinggi 151. Dari hasil analisa data tersebut
di atas, diperoleh skor rata-rata (M) = 131,67 dan standar deviasi (SD) = 10,619 .
Sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh skor terendah 90 dan skor tertinggi 125.
Dari hasil analisa data tersebut di atas, diperoleh skor rata-rata (M) = 107,40 dan
standar deviasi (SD) = 9,254.
Setelah dilakuan penggolongan data, maka berdasarkan nilai rata-rata (M)
yang diperoleh sebesar 131,67 dapat digolongkan kategori tinggi. Ini berarti
bahwa motivasi belajar siswa kelas X MA Nahdlatus Shaufiah Wanasaba dengan
menerapkan pembelajaran Mistake Buster termasuk kategori Tinggi. Sedangkan
untuk kelas kontrol berdasarkan nilai rata-rata (M) yang diperoleh sebesar 107,40
dapat digolongkan kategori sedang. Ini berarti bahwa motivasi belajar siswa kelas
X MA Nahdlatus Shaufiah Wanasaba tanpa menerapkan pembelajaran Mistake
Buster termasuk kategori sedang.
Dari hasil analisi data untuk kelas eksperimen menunjukkan bahwa harga
hitung adalah 3,603 sementara ini harga kritik tabel adalah 11,070 karena
hitung < tabel maka dapat disimpulkan sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal sedangkan untuk kelas kontrol harga hitung adalah 3,484
sementara ini harga kritik tabel adalah 11,070 karena hitung < tabel maka dapat
disimpulkan sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Data yang digunakan untuk menentukan homogen atau tidaknya kedua
kelompok di ambil dari hasil angket untuk masing-masing kelompok. Berdasarkan
hasil perhitungan diperoleh hitung sama dengan 0,028 dan tabel sama dengan
3,841. berdasarkan kriteria yang ada yaitu apabila hitung < tabel maka kedua
kelompok tersebut berasal dari sampel homogen, artinya kedua kelompok
mempunyai motivasi belajar yang sama.
Setelah terpenuhi persyaratan analisis tersebut, maka dapat dilakukan uji
hipotesis guna memenuhi apakah hipotesis yang telah di ajukan diterima atau
ditolak. Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah:
.
Dengan ttabel pada taraf signitifkan 5% (0,05). Dari perhitungan data
dilakukan bahwa nilai thitung = 6,795 sedangkan ttabel = 2,003 sedangkan dari data
tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai tobservasi > dari ttabel, dengan kata lain Ho
ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat Pengaruh Penerapana teknik Mistake
Buster terhadap peningkatan motivasi belajar siswa kelas X MA Nahdlatus
Shaufiah Wanasaba pada mata pelajaran geografi.
Metode pembelajaran dengan menerapkan teknik Mistake Buster
merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dirancang untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa pada pelajaran Geografi. Dimana ini digunakan untuk
melibatkan para siswa, dimana para siswa bertindak sebagai pengoreksi. Semua
guru menginginkan siswa-siswinya berperan aktif dalam peroses belajar dan
menjadi motivasi serta kegemaran dalam belajar alasan yang mendukung ide ini
adalah sangat simple yaitu untuk membantu siswa dalam belajar yang lebih baik.
Seorang guru boleh menggunakan tehknik atau cara ini dimana guru
mempersiapkan segala aktivitas atau kegiatan belajar dan para siswa menemukan
mamfaat dari mengoreksi kesalahan-kesalahan, sebagian guru sengaja menjadi
pembuat kesalahan para siswa sebagai pengoreksi kesalahan.
Melihat skor rata-rata antara yang menggunakan metode konvensional
dengan menggunakan Semua guru menginginkan siswa-siswinya berperan aktif
dalam peroses belajar dan menjadi motivasi serta kegemaran dalam belajar alasan
yang mendukung ide ini adalah sangat simple yaitu untuk membantu siswa dalam
belajar yang lebih baik. Seorang guru boleh menggunakan tehknik atau cara ini
dimana guru mempersiapkan segala aktivitas atau kegiatan belajar dan para siswa
menemukan mamfaat dari mengoreksi kesalahan-kesalahan, sebagian guru
sengaja menjadi pembuat kesalahan para siswa sebagai pengoreksi kesalahan
dapat diketahui bahwa motivasi belajar siswa mata pelajaran Geografi dalam
kategori sedang dan tinggi.
Nilai rata pada kelompok eksperimen 131,67 dari skor maksimal 151 dan
skor minimal 110 dan nilai rata-rata kelompok kontrol 107,40 dari skor maksimal
125 dan skor minimal 90. sehingga dapat diketahui bahwa penerapan teknik
Mistake Buster mempunyai pengaruh yang posistif terhadap motivasi belajar
siswa khususnya pada mata pelajaran Geografi.
G. Pembahasan
Dari hasil pengujian hipotesis, ternyata hipotesis alternatif (Ha) diterima.
Pengujian hipotesis dalam penelitian menggunakan uji hipotesis dengan t-tes dan
dari perhitungan statistiknya diperoleh thitung = 6,795 selanjutnya harga thitung
tersebut dibandingkan dengan harga ttabel dengan taraf kepercayaan 5% diperoleh
ttabel = 2,003 maka thitung > ttabel yaitu 6,795 > 2,003. Maka hasil pengujian hipotesis
adalah Ho ditolak dan Ha diterima.
Dari hasil pengujian tersebut terlihat bahwa teknik pengajaran dengan
menerapkan teknik Mistake Buster dapat meningkatkan motivasi belajar Geografi
yang lebih baik dibandingkan dengan metode konvensional terhadap siswa.
Dengan demikian pengajaran dengan teknik Mistake Buster lebih efektif daripada
pengajaran secara konvensional terhadap motivasi belajar siswa yang tentunya
akan berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa.
Teknik Mistake Buster membantu guru untuk melihat motivasi siswa
dalam belajar geografi dan bisa digunakan untuk memperkuat dan meningkatkan
motivasi siswa misalnya dalam seorang guru memberikan materi kepada siswanya
dan dalam memberikan materi guru sengaja membuat kesalahan kemudian para
siswa yang mengoreksi kesalahan tersebut. Dari itu guru tau tingkat motivasi
siswa dalam belajar dan sejauh mana siswa memperhatikan materi yang diberikan
oleh guru.
Sementara itu guru berperan dengan sengaja menjadi pembuat kesalahan
(mistake maker). Itulah sebabnya peneliti berusaha membantu mereka dengan
mengaplikasikan teknik yang lebih menantang dimana siswa belajar menemukan
kesalahan, dan mengoreksi kesalahan sendiri, yaitu melalui teknik “Mistake
Buster”. Dengan teknik ini siswa diupayakan untuk bekerja dan ikut melibatkan
diri secara lebih optimal dalam pembelajaran, dengan cara belajar seperti itu
pemahaman siswa terhadap konsep dapat ditingkatkan dan bahkan dapat diserap
dngan lebih baik sehingga dapat disimpan lebih lama dalam memori mereka.
Teknik ini dapat membawa manfaat antara lain bahwa mereka memiliki
kesempatan untuk memgidentifikasi kemungkinan kesalahan sendiri bukan guru
yang mengatakan kepada mereka apa kesalahan, sehingga memberikan mereka
rasa keberhasilan. Misalnya dengan beralih peran “korektor kesalahan” guru
sering mengamati bahwa siswa merasa senang. Teknik ini juga dapat membantu
guru untuk memeriksa kesalahan siswa terhadap titik bahasa atau pemahaman
tentang geografi, hal ini dapat digunakan untuk memperkuat produksi siswa dan
meningkatkan kemampuan serta motivasi siswa.
H. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan di atas menunjukkan
bahwa nilai ttabel = 2,003 pada taraf signitifkan 5% dan thitung = 6,795 dan nilai ini
berarti bahwa thitung > ttabel. Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh Pengaruh
Penerapana teknik Mistake Buster terhadap peningkatan motivasi belajar siswa
kelas X MA Nahdlatus Shaufiah Wanasaba pada mata pelajaran geografi Tahun
Pelajaran 2011-2012. Pembelajaran dengan Mistake Buster meningkatkan
Motivasi Belajar siswa yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran
menggunakan metode konvensional. Dengan demikian pengajaran dengan
menggunakan Mistake Buster lebih efektif daripada pengajaran secara
konvensional terhadap Motivasi belajar Geografi siswa dan berpengaruh positif
terhadap prestasi belajar siswa.
Berdasarkan kesimpulan di atas, sebagai masukan adatu bahan
pertimbangan maka di ajukan beberapa saran tindak sebagai berikut: (1) Bagi
guru Geografi agar lebih memvariasikan Metode Pembelajaran dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga siswa dapat lebih mudah
memahami konsep yang disampaikan. (2) Bagi peneliti lain yang berminat untuk
melakukan penelitian, disarankan untuk mengungkapkan faktor-faktor ataupun
masalah-masalah yang belum diungkapkan dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2011. cara-cara menumbuhkan motivasi belajar siswa. http://muhfida.com: Diakses pada 20- Oktober- 2011.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Djamarah,B.S dan Zain. 1990. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Harmanto, Gatot. 2008. Geografi Bilingual SMA/MA Kelas X Semester 1 dan 2. Bandung: Yrama Widya
Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.
Hertianto, Yusman. 2005. Geografi 1 Kelas X. Jakarta: Yudistira
Huynh, Hai K. P. 2003. Getting Students Actively Involved Using The Mistake Buster Technique, The Internet TESL Journal, Vol. IX NO. ii, November. Http://iteslj, Org. Diakses 07-12-2011.
Ma’rifatullah. 2007. The Use Of Mistake Buster Technique in Teaching Wraiting For The Second Semester Student Of Madrasah Aliyah Negeri 2 Mataram.
Mulyasa. 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung:Rosda
Muhammad Irfan dan Haiziah. 2006. Belajar dan Pembelajaran. STKIP Hamzanwadi Selong.
Purwanto. 2008. Evaluasi Hasil Belajar. Surakarta: Pustaka Belajar.
Riduwan. 2006. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya,Wina. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Kencana.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian, Kompetensi dan Praktiknya. , Jakarta: PT Bumi Aksara.