bab iv pengelolaan meb

Upload: kurnia-asmiati

Post on 19-Jul-2015

48 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

1. Pengelolaan MEB a. Paket Wisata Edukasi Bahari i. Perencanaan Dalam pengelolaan MEB, kegiatan perencanan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Beberaa aspek perencanaan yang harus dilakukan dalam pengelolaan kegiatan MEB adalah sebagai berikut: (1) Penentuan lokasi kegiatan MEB (2) Penyusunan materi kegiatan MEB (modul, booklet, VCD aktivitas MEB) (3) Penyusunan strategi promosi MEB, (4) Biro perjalanan wisata lokal yang dijadikan mitra, (5) Mekanisme kegiatan MEB, mulai dari promosi, jadwal kegiatan wisata, technical meeting, tour guide di perjalanan dan lokasi, kerjasama dengan wisata lokal, standar keselamatan perjalanan dan aktivitas MEB, standar kesehatan dan kenyamanan homestay, pertunjukkan budaya lokal dan FGD peserta. (6) Paket tour yang ditawarkan berdasarkan keunggulan potensi bahari dari setiap lokasi MEB, keunggulan budaya lokal, jarak tempuh, dan pembiayaan, (6) Aktivitas peserta MEB secara rinci yang meliputi aktivitas edukasi bahari (snokeling, penanaman terumbu karang, penanaman mangrove, pengamatan potensi bahari, dsb), aktivitas pertunjukkan budaya lokal dan perpaduan

antara aktivitas hiburan dan pendidikan lainnya dalam rangka pembentukan karakter bahari.

ii.

Booklet MEB Dalam booklet MEB ditampilkan paket-paket wisata khas Marine Education Tourism, yang berisi: (1) uraian tentang keunggulan lokasi wisata edukasi bahari

yang akan dikunjungi, (2) aktifitas wisata edukasi bahari yang dapat dilakukan, (3) gambar-gambar potensi bahari dan aktifitas peserta, dan (4) paket perjalanan wisata. Booklet ditampilkan dalam design dan variasi warna yang menarik berisi 10 paket perjalanan wisata edukasi bahari unggulan. Tampilan Booklet secara utuh terdapat dalam lampiran 2.

iii.

Promosi Sesuai dengan tujuan utama kegiatan MEB, maka target pasar potensialnya adalah siswa sekolah menengah, guru-guru, mahasiswa, dan masyarakat umum. Promosi yang dilakukan melalui internet (www.wisata-edukasi-bahari.com), presentasi ke sekolah, kerjasama dengan agen perjalanan wisata, kerjasama dengan MGMP IPA, kerjasama dengan PGRI, pameran edukasi, travel, dan kerjasama dengan pemerintah daerah.

iv.

Jadwal Kegiatan Wisata Jadwal kegiatan wisata harus disusun paling lambat 2 minggu sebelum pelaksanaan kegiatan. Jadwal yang disusun harus menunjukkan kegiatan khas wisata edukasi bahari dengan memperhatikan aspek-aspek: (1) karakteristik lokasi wisata edukasi bahari, (2) jarak tempuh, (3) lamanya perjalanan, (4) jumlah hari kegiatan wisata, (5) pembiayaan, (6) aktivitas kegiatan wisata edukasi bahari, (7) pertunjukkan budaya lokal, dan (8) Fokus group discusion dengan peserta untuk membahas hasil aktivitas kegiatan wisata edukasi bahari.

v.

Technical Meeting Standar pelaksanaan kegiatan wisata edukasi bahari harus selalu dilakukan Technical Meeting dengan peserta 3 hari sebelum jadwal keberangkatan untuk memberi penjelasan kepada peserta tentang: (1) aktifitas apa saja yang akan

dilakukan dalam kegiatan wisata edukasi bahari, (2) penayangan film tentang kondisi lokasi wisata edukasi bahari dan contoh aktifitas kegiatan, (3) peralatan penunjang yang harus dibawa peserta, dan (4) jadwal kegiatan wisata edukasi bahari. Kegiatan Technical Meeting bertujuan untuk memberikan tingkat kesiapan yang maksimal bagi peserta sehingga memberikan perlindungan keselamatan kegiatan bagi peserta.

vi.

Tour guide Tour guide wisata edukasi bahari telah diatih dan memiliki pengetahuan yang luas tentang kegiatan wisata edukasi bahari. Selama dalam perjalanan tour guide harus memberikan penjelasan yang mendalam tentang potensi bahari dari setiap lokasi, aspek-aspek keunggulan budaya lokal yang dimiliki suatu lokasi, upayaupaya yang dapat dilakukan oleh peserta dalam rangka penyelematan lingkungan bahari Indonesia, serta aktivitas kegiatan yanga akan dilakukan dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh peserta, sehingga memberikan rasa aman, nyaman, dan menyenangkan bagi peserta selama mengikuti kegiatan wisata edukasi bahari. Tour guide pusat berasal dari wiyata tour, sedangkan tour guide lokal berasal dari biro perjalalanan wisata lokal yang telah diberikan sertifikat khusus dari Marine Education Tourism Center.

vii.

Reservasi Tiket Kapal Kegiatan khas wisata edukasi bahari adalah melakukan perjalanan di laut dengan menggunakan kapal, baik kapal penyeberangan maupun kapal yang digunakan untuk melakukan aktifitas wisata edukasi bahari (snokeling dan transplantasi

terumbu karang). Di beberapa lokasi wisata tertentu seperti Pantai Karimun Jawa sangat sulit untuk memperoleh tiket penyeberangan Semarang Pulau Karimun Jawa, karena itu membutuhkan penanganan khusus dalam pengelolaan tiket

kapal. Untuk pengelolaan tiket kapal, harus bekerjasama dengan agen wisata lokal dan dilakukan paling lambat 3 minggu sebelum pelaksanaan kegiatan.

viii.

Pengelolaan homestay Dalam penggunaan homestay untuk kegiatan wisata edukasi bahari, Marine

Education Center bekerjasama dengan agen wisata lokal yang lebih memahami kondisi dan standar biaya homestay di suatu lokasi. Standar yang harus dimiliki homestay untuk kegiatan wisata edukasi bahari adalah: (1) memenuhi standar kesehatan (sirkulasi udara, kebersihan kamar dan sarana pendukung lainnya, terpisah dari pemilik rumah, tidak ada anak kecil, tidak ada lansia, jauh dari penduduk yang memiliki penyakit tertentu, dsb), (2) akses homestay mudah dijangkau, (3) letak homestay tidak jauh dari klinik kesehatan dan tempat ibadah, (4) memiliki ruang pertemuan untuk FGD dengan peserta, dan (5) biaya yang terjangkau. Selanjutnya di setiap lokasi wisata edukasi bahari, pihak Marine Education Center akan memberikan sertifikat standar homestay yang dapat digunakan untuk kegiatan wisata edukasi bahari.

ix.

Aktivitas Wisata Edukasi Bahari Aktifitas wisata edukasi bahari disesuaikan dengan kondisi lokasi wisata, kegiatan standar yang harus dilakukan adalah (1) melakukan pengamatan dan analisis terhadap kondisi biota laut dan lingkungannya serta kehidupan

masyarakat bahari, (2) transplantasi terumbu karang atau penanaman mangrove, (3) mempelajari kearifan budaya lokal terhadap konservasi laut dan kehidupan sosial-budaya masyarakat, (4) pertunjukkan khas budaya lokal, (5) pengamatan terhadap produk lokal khas masyarakat bahari dan nilai-nilai kewirausahaan masyarakat bahari, (6) diskusi dan presentasi hasil kegiatan wisata edukasi

bahari, dan (7) melakukan kegiatan olahraga pantai atau kegiatan hiburan lainnya yang menyenangkan.

Aspek lain yang penting dalam kegiatan wisata edukasi bahari, yakni aspek keselamatan. Dalam melakukan aktivitas wisata edukasi bahari harus

diperhatikan SOP keselamatan peserta, yaitu: (1) standar keselamatan kapal, harus memiliki sertifikat dari kementerian perhubungan dan pemerintah daerah, (2) Dalam perjalanan menggunakan kapal penyeberangan dan kapal untuk keliling pulau, setiap peserta harus menggunakan pelampung, (3) dalam kegiatan snokeling atau diving setiap peserta harus menggunakan pelampung dan peralatan snokeling yang standar serta harus didampingi oleh guide atau instruktur, dan (4) setiap peserta harus mengikuti tata tertib yang dibuat oleh pengelola wisata edukasi bahari.

x.

Pagelaran Seni Tradisional Bagian dari aktifitas kegiatan wisata edukasi bahari adalah dengan melakukan kegiatan pagelaran seni tradisional. Dalam pelaksanaannya tim MEB bekerjasama dengan penduduk setempat dan agen wisata lokal untuk melaksanakan pagelaran seni tradisional. Standar pelaksanaannya adalah (1) merupakan khas kesenian setempat, (2) sederhana, (3) dilakukan oleh warga setempat, (4) mendorong kecinttan terhadap seni tradisional daerah, dan (5) menghibur.

xi.

Evaluasi Setiap selesai kegiatan wisata edukasi bahari dilakukan evaluasi sebagai umpan balik dan perbaikan untuk pelaksanaan kegiatan berikutnya. Evaluasi meliputi: (1) pengelolaan perjalanan, (2) aktifitas kegiatan, (3) layanan konsumsi, (4) penginapan/homestay, (5) layanan tour guide, (6) layanan tranportasi, (7) dan tingkat kepuasan pelanggan.

b. Struktur Organisasi

Marine Education Tourism Center UNJ

Wiyata Tour (mitra utama)

MARINE BIRO EDUCATION WISATA LAIN TOURISM DI JAKARTA CENTER UNJ (MITRA PENDAMPIN G) WIYATA BIRO TOUR WISATA LAIN (MITRA DI JAKARTA UTAMA) (MITRA PENDAMPIN G) BIRO WISATA LAIN DI JAKARTA (MITRA PENDAMPIN G) WISATA LOKASI BIRO LOKASI BIRO BIRO LOKASI EDUKASI LOKAL LOKAL LOKAL BAHARI

c. Kerjasama dengan Agen Perjalanan Wisata di Jakarta Kerjasama dilakukan dengan Wiyata tour sebagai mitra utama pengelola Marine Education Tourism, selanjutnya dapat dilakukan MOU dengan biro perjalanan wisata yang lain sesuai kesepakatan dengan pihak Marine Eduaction Tourism Center.

d. Kerjasama dengan Agen Perjalanan Wisata Daerah Untuk memudahkan koordinasi pelaksanaan kegiatan MEB, maka dapat dilakukan kerjasama dengan agen perjalanan wisata daerah dimana lokasi wisata edukasi bahari berada. Dalam pelaksanaannya pihak Marine Eduaction Tourism Center memberikan

pelatihan terlebih dahulu tentang pelaksanaan wisata edukasi bahari dan SOP yang harus dipenuhi.

e. Kerjasama dengan Industri Jasa Lokal Untuk memudahkan pengelolaan perjalanan wisata mulai dari berangkat sampai kembali ke tempat asal diperlukan kerjasama dengan industri jasa lainnya, seperti jasa transportasi, jasa boga, cinderamata.

f. Kerjasama dengan Organisasi Profesi di Bidang Pendidikan (MGMP dan PGRI) Untuk mengembangkan networking kegiatan wisata edukasi bahari, program MEB bekerjasama dengan organisasi profesi terkait yaitu PGRI dan MGMP IPA di setiap provinsi. Pada tahap awal telah dilakukan kerjasama dengan MGMP IPA DKI Jakarta.