bab iv temuan dan pembahasan a. 1. perencanaan...
TRANSCRIPT
111
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan
1. Penyelenggaraan Diklat Berjenjang Tingkat Dasar berbasis Kompetensi
oleh Himpaudi kota Tasikmalaya
a. Perencanaan Diklat Berjenjang Tingkat Dasar
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan panitia Diklat
Himpaudi pada tanggal 3 juni 2016 dalam penyelenggaraan Diklat Berjenjang
Tingkat Dasar, panitia Diklat Himpaudi melaksanakan tahap perencanaan yaitu
kegiatan menyusun proposal, diajukan terlebih dahulu kepada Direktorat GTK
(Guru Tenaga Kependidikan) untuk di analisis kelayakan dalam melaksanakan
diklat berjenjang tingkat dasar di HIMPAUDI Kota Tasikmalaya. Sasaran dari
peserta Diklat adalah seluruh pendidik PAUD Kota Tasikmalaya yang memiliki
Kualifikasi Pendidikan SMA dan SI Non Pendidikan.
Menurut Panitia Diklat YN HIMPAUDI proses perencanaan Diklat
Berjenjang Tingkat Dasar dilaksanakan melalui tahapan sosialisasi diklat terhadap
Tutor PAUD yang memiliki kualifikasi pendidikan SMA dan S1 Non pendidikan,
rekrutmen Peserta, penyusunan panitia, pelaksanaan Diklat. Sosialisasi diklat
berjenjang tingkat dasar terhadap pendidik PAUD melalui kegiatan pertemuan
Pendidik dengan organisasi HIMPAUDI yang dilakukan setiap bulan di tiap-tiap
kecamatan. Persiapan administrasi Diklat Berjenjang Tingkat Dasar, disiapkan
oleh panitia.
Berdasarkan informan RM bahwa Jumlah pengurus Diklat Berjenjang
Tingkat Dasar sebanyak 15 orang dan penetapan kepanitiaan Diklat melalui surat
keputusan yang dibuat oleh organisasi profesi HIMPAUDI Kota Tasikmalaya.
Disain diklat di bahas sebelum pelaksanaan diklat yang kemudian dikomunikasi
ke lembaga evalusi dikomunikasikan melalui rapat koordinasi dengan nara
sumber dilakukan seminggu sebelum pelaksanaan diklat berjenjang tingkat dasar.
111
112
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan hasil dokumentasi Panitia Diklat Himpaudi bahwa jumlah
peserta Diklat tahun 2016 di Kota Tasikmalaya adalah;
1). Peserta Diklat
Tabel 4.1
Peserta Diklat Diklat Berjenjang Tingkat Dasar
NO. ASAL KECAMATAN JUMLAH PESERTA
1 Kecamatan Cibeureum 24
2 Kecamatan Purbaratu 9
3 Kecamatan Tamansari 20
4 Kecamatan Kawalu 20
5 Kecamatan Indhiang 12
6 Kecamatan Cipedes 20
7 Kecamatan Cihideung 10
8 Kecamatan Tawang 10
9 Kecamatan Bungursari 15
10 Kecamatan Mangkubumi 10
JUMLAH 150 ORANG
(Sumber : panitia Diklat Himpaudi)
2). Waktu dan tempat pelaksanaan
Program pendidikan dan pelatihan diselenggarakan dengan beban waktu
selama 48 jam pelajaran @ 45 menit. Pelaksanaan diklat bekerja sama dengan
lembaga-lembaga PAUD yang ada di Kota Tasikmalaya, dilaksanakan pada
tanggal 23 Januari 2016 s.d. 7 Februari 2016 selama 16 hari di Pesantren Nurul
Iman Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya. (sumber : panitia Diklat Himpaudi)
Dari hasil temuan dan wawancara tersebut bisa kita tarik kesimpulan, bahwa
perencanaan Diklat Berjenjang Tingkat Dasar telah disesuaikan dengan panduan
Diklat Berjenjang Tingkat Dasar Tahun 2015.
b. Pelaksanaan Diklat Berjenjang Tingkat Dasar
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan RM pada tanggal 6 juni
2016 tentang pelaksanaan Diklat Berjenjang Tingkat Dasar. Menurut informan
RM yang melatarbelakangi pelaksanaan Diklat berjenjang Tingkat Dasar dimana
para pesertanyapa adalah pendidik PAUD yang memiliki kualifikasi pendidik
SMA dan S1 non pendidikan, sehingga perlu diadakan diklat tentang PAUD yang
113
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memenuhi standar nasional. Tempat dilaksanakan Diklat Berjenjang Tingkat
Dasar di Pesantren Nurul Iman Kecamatan Indihiang dan waterboom suka haji
Kota Tasikmalaya, dengan alasan tempat itu tempat yang strategis karena sarana
prasarana yang mendukung untuk kegiatan Diklat. Tujuan dari Diklat Berjenjang
Tingkat Dasar untuk meningkatkan kompetensi pendidik PAUD Kota
Tasikmalaya. Materi Diklat Berjenjang Tingkat Dasar sesuai dengan kebutuhan
Tutor PAUD di sesuaikan dengan standar diklat nasional yang dirumuskan oleh
Direktorat GTK (guru tenaga kependidikan).
Menurut SK teknis diklat berjenjang tingkat dasar mengikuti aturan dan
ketentuan yang telah ditetapkan oleh direktorat GTK. Manfaat dari Diklat
Berjenjang Tingkat Dasar menambah dalam memberikan wawasan keilmuan
tentang pembelajaran di PAUD, Meningkatkan kompetensi pendidik PAUD.
Pelaksanaan Diklat dapat terselenggara karena ada kontribusi biaya dari peserta
untuk kebutuhan para peserta mulai dari snack, makan, ATK, dan sertifikat yang
akan diperoleh peserta Diklat. Konstribusi yang diberikan peserta
dikomunikasikan karena Diklat ini tidak memperoleh kontribusi dari
pemerintahan ataupun instansi-instansi lainnya. Sarana yang digunakan memenuhi
standar yang direncanakan oleh panitia atau penyelenggara Diklat.
114
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan hasil observasi bahwa materi yang disampaikan dalam
pelaksanaan Diklat Berjenjang Tingkat Dasar adalah;
1) Materi Diklat
Tabel 4.2
Materi Diklat Berjenjang Tingkat Dasar
No
Materi
Jam Pelajaran
Teori Praktek Jumlah
Materi Umum
1 Kebijakan Dit. P2TK PAUDNI 2 - 2
2 Kebijakan Dit.PPAUD 2 - 2
Materi Pokok
3 Konsep dasar PAUD 4 - 4
4 Perkembangan anak 2 2 4
5 Pengenalan anak berkebutuhan khusus 2 2 4
6 Bermain dan anak 4 4 8
7 Kesehatan dan gizi Anak Usia Dini 2 3 5
8 Etika dan karakter pendidik PAUD 4 - 4
9 Perencanaan pembelajaran 2 4 6
10 Evaluasi pembelajaran 2 3 5
11 Komunikasi dalam pengasuhan 2 2 4
JUMLAH 28 20 48
(sumber : Panitia Diklat Himpaudi )
Menurut RM pelaksanaan Diklat Berjenjang Tingkat Dasar 4 minggu, dalam
seminggu digunakan dua hari untuk kegiatan diklat berjenjang tingkat dasar.
Pembiayaan yang dipergunakan dalam penyelenggaraan program Diklat
Berjenjang Tingkat Dasar sebesar Rp. 450.000,00 (empat ratus lima puluh ribu
rupiah ). Respon dari peserta Diklat terhadap pelaksanaan Diklat cukup beragam
ada yang memberikan tanggapan baik, cukup memuaskan, biasa saja terhadap
materi yang disampaikan yang dibutuhkan oleh peserta untuk pembelajaran
sehari-hari di lembaga masing-masing peserta. Materi yang diberikan dalam
Diklat Berjenjang Tingkat Dasar banyak, terdiri dari Konsep Dasar PAUD ,
pengenalan anak berkebutuhan khusus, perencanaan pembelajaran, 200 jam tugas
mandiri dan materi yang menunjang untuk implementasi dilapangan. Menurut RM
tentang pelaksanaan Diklat kontribusi untuk pelatihan cukup menunjang dan
sangat bermanfaat dimana para peserta tidak merasa keberatan untuk pengeluaran
kontribusi itu.
115
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Gambaran pelaksanaan program Diklat Dasar PAUD, berikut
merupakan alur pelaksanaannnya.
ya)
Gambar 4.1 Pelaksanaan Program Diklat Berjenjang Tingkat Dasar.
(sumber : panitia Diklat Himpaudi)
Pelaksannaan diatas urutan pelaksanaan Diklat Berjenjang Tingkat Dasar yaitu
mulai dari persiapan, pelaksanaan Diklat , pemberian Sertifikat. Metode dan
teknik yang digunakan dalam pelaksanaan Diklat adalah ceramah, diskusi
dan tanya jawab.
Panitia
Menyusun proposal
dan pedoman serta
kelengkapan
administrasi lainnya
Penerimaan peserta Tugas Mandiri
Rekrutmen Calon
Peserta
Penyediaan Sarana dan
prasarana
Pra Kegiatan
Pre Test
-pembukaan - penjelasan Teknis - penyampaian Materi
- evalusi nara Sumber -evaluasi penyelenggaraan -post test
Pelaksannan
Evaluasi Tugas
Pemberian Sertifikat
Penyusunan Laporan
Pasca Diklat
116
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Tujuan dari Diklat Berjenjang Tingkat Dasar Berbasis Kompetensi
sebagai berikut :
a) Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap pendidik di lapangan
dalam menyelenggarakan pelayanan PAUD (Kelompok Bermain, Taman
Penitipan Anak, SPS)
b) Memberikan wawasan lebih mendalam tentang kecerdasan-kecerdasan anak
yang harus dikembangkan
c) Meningkatkan kualitas dalam penyelenggaraan proses pembelajaran kepada
pendidik sebagai sasaran program pendidikan/pelatihan
(sumber : panitia Diklat Himpaudi)
4) Metode Diklat Berjenjang Tingkat Dasar
a) Ceramah
Metode ceramah digunakan untuk mempresentasikan materi untuk
pendalaman materi.
b) Diskusi dan Tanya Jawab
Diskusi dan tanya jawab merupakan kegiatan interaktif antara peserta dan
narasumber serta panitia dalam hal menyelesaikan suatu masalah yang
berkaitan dengan materi sebelumnya.
c) Penugasan
Penugasan diberikan secara perorangan dan berkelompok.
d) Curah Pendapat
Curah pendapat yaitu memberikan kesempatan kepada peserta untuk
menyampaikan berbagai persoalan dan bagaimana cara mengatasinya.
e) Simulasi
Simulasi, yaitu berupa praktik dalam melaksanakan pendidikan AUD.
(sumber : panitia Diklat Himpaudi)
Dari hasil wawancara dengan RM tersebut bisa kita tarik kesimpulan,bahwa
pelaksanaan Diklat berjenjang Tingkat dasar berjalan lancar dan setelah selesai
melaksanakan Diklat Tutor melaksanakan materi apa yang mereka pahami,
pendidik PAUD bisa memahami tentang konsep PAUD, sampai ketahap
implementasi dalam pembelajaran PAUD.
117
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Evaluasi Diklat Berjenjang Tingkat Dasar
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan RM pada tanggal 7
juni 2016 dimana evaluasi diklat berjenjang tingkat dasar dilaksanakan setelah
peserta selesai mengikuti kegiatan diklat berjenjang tingkat dasar selama 6 hari
yang terdiri dari 48 jam pelajaranan artinya hanya dilaksanakan evaluasi akhir
Materi yang dievaluasikan dalam kegiatan diklat berjenjang tingkat dasar adalah
seluruh materi yang diberikan dalam kegiatan diklat berjenjang tingkat dasar
yaitu yang terdiri dari 11 materi pelajaran terdiri dari 48 jam pelajaran dan laporan
hasil tugas mandiri. Manfaat evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui sejauh
mana daya serap peserta diklat dalam menerima seluruh materi yang telah
diberikan dan mampu mengaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran di lembaga
PAUD masing-masing. Adapun kehadiran yang dituangkan dalam daftar hadir
dan peran aktif peserta merupakan salah satu syarat kelulusan dalam mengikuti
kegiatan diklat berjenjang tingkat dasar.
1) Tindak lanjut
Tujuan kegiatan diklat, diharapkan bagi peserta yang berasal dari daerah
dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti kegiatan Diklat. Setelah
kegiatan berakhir HIMPAUDI Kota Tasikmalaya akan terus mengadakan
supervise, monitoring, dan evaluasi terhadap pendidik Anak Usia Dini yang telah
mengikuti Diklat Dasar. Dan harapan HIMPAUDI akan memiliki kemampuan dan
memberikan pendampingan melalui monev yang dilaksanakan.
Menurut YN evaluasi kinerja fasilitator dilakukan melalui seleksi setelah
selesai dilaksanakan Diklat Berjenjang Tingkat Dasar. Tindak lanjut dari
pelaksanaan Diklat ini tentunya akan terlihat dari tugas mandiri di lembaga PAUD
sesuai dengan tugas yang diberikan oleh panitia. Penyusunan evaluasi hasil
pelaksanaan diklat dilakukan oleh panitia diklat berjenjang tingkat dasar dengan
terlebih dahulu dikomunikasikan dengan lembaga evaluasi Diklat Berjenjang
Tingkat Dasar. Kegiatan umpan balik (feedback) dari peserta Diklat terhadap
proses Diklat yang telah dilaksanakan adalah adanya perbaikan-perbaikan dalam
penyusunan administrasi di lembaga PAUD tempat peserta mengajar, perbaikan
dalam proses pembelajaran di lembaga PAUD.
118
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Pelaporan
Hasil dari kegiatan ini akan didokumentasikan secara baik dan dilaporkan secara
tertulis kepada Direktorat Pembinaan PAUD Kemetrian Pendidikan Dan
Kebudayaan Republik Indonesia di Jakarta.
Penyelenggaraan Diklat Berjenjang Tingkat Dasar berdasarkan hasil
wawancara dengan Panitia Diklat Himpaudi bahwa Tutor PAUD setelah
mengikuti Diklat mereka dapat memahami konsep dasar pendidikan anak usia
dini, memahami pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini, memahami anak
berkebutuhan khusus dan pembelajarannya, memahami cara belajar anak usia dini
melalui bermain, memahami pentingnya kesehatan dan pemberian gizi yang tepat
untuk anak usia dini, memiliki etika dan karakter pendidik PAUD yang sesuai,
memahami dan menyusun perencanaan belajar untuk anak usia
dini,berkomunikasi yang baik dan sesuai dalam proses pengasuhan anak usia dini,
dan pengasuh mempraktekkan ilmu dan keterampilan yang diperoleh dalam
pendidikan dan pelatihan.
Selanjutnya menurut RM bahwa hasil Evaluasi Diklat sangat memuaskan
dikarenakan semua peserta diklat berjenjang tingkat dasar dapat mengikuti
kegiatan secara keseluruhan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi. Peserta diberikan surat tanda telah mengikuti kegiatan yang dikeluarkan
oleh HIMPAUDI Kota Tasikmalaya, Kemudian setelah tugas mandiri selesai
dilaksanakan selama 25 hari dan dinyatakan lulus diberikan sertifikat yang
dikeluarkan oleh lembaga Evaluasi diklat berjenjang tingkat dasar yaitu Direktorat
GTK (guru tenaga kependidikan). Kesimpulannnya bahwa Diklat itu adalah
Diklat Standar yang harus diikuti oleh Tutor PAUD, karena Diklat berjenjang
nilai bobotnya lebih besar dari diklat PAUD yang sudah diselenggarakan.
Dari hasil pengamatan dan wawancara di atas, bahwa evaluasi Diklat
dilaksanakan dengan memberikan tugas mandiri. Peserta Diklat dapat
melaksanakan materi yang telah disampaikan dalam Diklat dengan cara
menerapkan pembelajaran pada anak usia dini. Peserta setelah selesai diberikan
surat tanda telah mengikuti kegiatan yang dikeluarkan oleh HIMPAUDI Kota
Tasikmalaya, Kemudian setelah tugas mandiri selesai dilaksanakan selama 25 hari
119
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan dinyatakan lulus diberikan sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga Evaluasi
diklat berjenjang tingkat dasar yaitu Direktorat GTK (guru tenaga kependidikan)
2. Penyusunan perencanaan pembelajaran
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan Tutor PAUD Ihya As
Sunnah pada tanggal 18 juni 2016 yang bernama N N bahwa manfaat dari hasil
Diklat terhadap penyusunan perencanaan pembelajaran adalah sangat membantu
dalam proses pembelajaraan pada anak usia dini yaitu tentang cara membuat
RRPH dan RPPM, mendesain perencanaan pembelajaranm dan membuat
kurikulum pembelajaran. Perbedaan penyusunan perencanaan pembelajaran yaitu
sebuah rencana belajar yang disusun untuk mengalirkan materi-materi yang telah
dipilih, desain pembelajaran adalah kisi-kisi dari penerapan teori belajar dan
pembelajaran untuk memfasilitasi proses belajar seseorang dan kurikulum
pembelajaran adalah perencanaan kesempatan belajar untuk membina siswa ke
arah perubahan perilaku yang diinginkan dan menilai hingga di mana perubahan-
perubahan tersebut telah terjadi pada diri yang bersangkutan. pengetahuan tentang
materi teori dalam Diklat Berjenjang Tingkat Dasar adalah Pendekatan kepada
anak yang menggunakan komunikasi yang efektif tanpa menggunakan 12 gaya
yang populer seperti memerintah, meremehkan, lebih paham kendala anak dalam
berkomunikasi, memahami strategi dan solusi ketika anak bermasalah, dan ketika
bertanya kepada anak lebih berhati-hati karena anak itu unik dari yang satu
dengan yang lain berbeda. Dan ada yang normal dan ada yang ABK (anak
berkebutuhan khusus). Ketika menilai anak pun diajarkan berbagai penilaian yang
mudah dilaksanakan sehingga penilaian terhadap anak lebih obyektif dan
profesional.
Menurut informan N N materi yang diperoleh dari Diklat Berjenjang Tingkat
Dasar yaitu penyusunan perencanaan pembelajaran. Dalam penyusunan
pembelajaran di PAUD Ihya As Sunnah terlebih dahulu menentukan tema sesuai
dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan setelah itu alat-alat yang
akan digunakan dalam proses pembelajaran, pembuatan rencana pembelajaran di
aplikasikan dengan membuat rencana kegiatan bulanan, mingguan dan harian. di
PAUD Ihya As Sunnah metode yang sering digunakan yaitu sentra dan Seling
120
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam metode belajar yang bervariatif sumber belajar , dari pencarian sumber
belajar pun tidak hanya dari materi tapi dari pertanyaan anak bisa dijadikan
sumber, dari permasalahan dengan teman. media belajar lebih beragam apapun
yang ada disekitar bisa dijadikan media dari botol bekas, sedotan, dan kertas-
kertas yang sudah tidak terpakai mendukung saya untuk kreatif, waktu belajar
bisa lebih efisien, memastikan waktu anak disekolah adalah tanggung jawab yang
besar. Pengelola PAUD terlibat dalam penyusunan pembelajaran keterlibatan
dalam pengetahuan supervisian ke dalam kelas, dalam kinerja guru, dalam
mengajar, menentukan hari libur, dan mengikuti rapat evaluasi anak setiap satu
minggu sekali. PAUD Ihya As Sunnah membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran dibuat oleh Tutor dengan acuan aspek perkembangan anak disertai
dengan teknik penilaian. Setiap Tutor diberikan kepercayaan untuk menjadi
pelaksana disebuah tema pembukaannya, jadi semua guru berperan dalam
membuat juklak.
Menurut informan NM salah satu Tutor PAUD Ghifari yang mengikuti
Diklat Berjenjang Tingkat Dasa, pada tanggal 19 mei 2016 merasakan manfaat
dari hasil Diklat mulai dari penyusunan perencanaan pembelajaran lebih
terstruktur dan terarah seperti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran harian
(RPPH) dan rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan (RPPM) menjadi lebih
variatif dan menarik disajikan sehingga anak-anak merasa senang dan
pembelajaran pun dapat tersampaikan dengan baik. Materi yang disampaikan oleh
nara sumber cukup dipahami dengan baik dan dapat direalisasikan pada
kehidupan sehari-hari. Perencanaan pembelajaran sudah terapkan disekolah kober
Ghifari sebelum mengikuti Diklat Berjenjang Tingkat Dasar, akan tetapi setelah
mengikuti Diklat Berjenjang Tingkat dasar dalam penyusunan perencanaan
pembelajaran sekarang lebih tersusun dan terarah seperti rencana pembelajaran
bulanan, rencana pembelajaran mingguan, dan rencana pembelajaran harian.
Menurut informan DM Tutor PAUD Ghifari yang mengikuti Diklat
Berjenjang Tingkat Dasar, pada tanggal 26 mei 2016 manfaat dari hasil Diklat
mulai dari penyusunan perencanaan pembelajaran sebelum mengikuti Diklat
kurang memahami tetapi sekarang mengerti dan menerapkan pada proses
pembelajaran. Hampir semua materi yang diberikan paham karena semua materi
121
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dijelaskan oleh nara sumber dan terbantu oleh beberapa orang yang bertanya.
Pengetahuan tentang materi yang disampaikan dalam Diklat cara membuat
perencanaan pembelajaran seperti tentang cara menghadapi berbagai macam tipe
anak. Melaksanakan perencanaan pembelajaran setelah mengikuti Diklat
Berjenjang Tingkat dasar Metode belajar sedikit merubahnya dan membuat anak
lebih senang saat berada didalam kelas. Sumber belajar mencari dari berbagai
media internet dan teman sejawat. Media belajar mengambil dari benda-benda
disekitar yang masih dapat digunakan, dan APE yang ada disekolah. Waktu
belajar setelah diklat mengetahui tahap persiapan, tahap pembukaan, tahap inti,
dan tahap penutup.
Dari hasil pengamatan dan wawancara, observasi, dan dokumentasi bahwa
Tutor yang mengikuti Diklat Berjenjang Tingkat Dasar memahami dan
melaksanakan penyusunan perencanaan pembelajaran, mereka bisa membuat
rencana pembelajaran bulanan, rencana pembelajaran mingguan dan rencana
pembelajaran harian. Tutor sekarang mengerti, memahami, dan menerapkan
hasil Diklat berjenjang Tingkat dasar dalam menyusun perencanaan pembelajaran
di lembaga masing-masing.
3. Penerapan Strategi Pelaksanaan Pembelajaran pada anak usia dini.
Menurut informan N N Tutor PAUD Ihya As Sunnah pada tanggal 20 mei
2016 setelah mengikuti Diklat dalam penerapan strategi pelaksanaan
pembelajaran ada keunikan yang dimiliki di banding dengan PAUD yang lain
keunikan tersebut terletak pada metode pembelajaran bernyanyi di PAUD Ihya As
Sunnah yang mengganti nyanyian dengan hapalan Al Qur,an karena background
PAUD Ihya As Sunnah berbasis agama islam. Strategi dan metode pelaksaanaan
pembelajaran setelah mengikuti Diklat tentang Metode Pembelajaran bermain
adalah diwali dengan kegiatan permainan yang dilakukan anak untuk mencari
kesenangan yang dapat membantu anak mencapai perkembangan fisik, sosial,
moral dan emosional. Metode pembelajaran melalui bercerita adalah cerita yang
dibawakan Tutor secara lisan dan menarik, dan mengundang perhatian anak dan
tidak lepas dari tujuan pendidikan bagi anak PAUD dapat tercapai dengan tepat
Metode pembelajaran karyawisata di PAUD Ihya As Sunnah melakukan
122
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kunjungan diluar kelas, yang masih disekitar sekolah tidak membutuhkan waktu
yang lama, anak-anak diajak mengunjungi tempat-tempat yang akan dikunjungi
adalah tempat yang berhubungan dengan tema di PAUD Ihya As Sunnah. Metode
pembelajaran sentra dan Seling adalah dengan metode bermain sambil belajar
yang dirancang untuk mengembangkan potensi anak, setiap sentra memiliki
tujuan pembelajaran yang sesuai dengan tahap perkembangan anak, seling
merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang lebih menekankan pada
pemusatan anak dan eksplorasi lingkaran. Penerapan strategi pelaksanaan
pembelajaran pada PAUD Ihya As Sunnah lebih sering menggunakan metode
Sentra dan Selling (lingkaran). Perlu diketahui di PAUD Ihya As Sunnah sama
sekali tidak menggunakan metode Calistung.
Menurut informan N M Tutor PAUD Ghifari pada tanggal 24 mei 2016
Penerapan strategi pelaksanaan pembelajaran cara menghadapi anak yang
hiperaktif, atau bagaimana agar anak-anak selalu fokus dan tetap ceria bermain,
juga penambahan materi pada tema-tema tertentu yang memerlukan banyak
pengembangan wawasan keilmuan, sehingga dapat dimengerti anak dengan
mudah. manfaatnya setelah mengikuti Diklat dalam penerapan strategi
pelaksanaan pembelajaran selain menambah wawasan, ilmu, pengetahuan dan
pengalaman, juga dapat memperkaya strategi pembelajaran guru untuk
disampaikan pada anak sehingga pembelajaran setiap harinya tidak monoton dan
bervariatif.
Strategi/metode pelaksaanaan pembelajaran setelah mengikuti Diklat tentang
Metode pembelajaran bermain adalah disini anak dibiarkan bermain, guru hanya
memberikan pengarahan, anak hanya merasa bahwa ia sedang bermain, padahal
apa yang sedang ia mainkan itu adalah belajar. Metode pembelajaran melalui
bercerita di PAUD Ghifari dengan menggunakan metode ini untuk mengolah
bahasa anak, anak akan mendengarkan cerita-cerita menarik dari ibu gurunya atau
dari VCD yang diputar disekolah. Metode pembelajaran bernyanyi, di kober
PAUD Ghifari metode ini pasti sering digunakan selain menyenangkan untuk
didengar dan diikuti biasanya anak akan cepat ingat bila materi yang disampaikan
nya dengan nyanyian lagu. Metode pembelajaran karyawisata metode ini biasa
dilakukan disekolah kami pada puncak tema, yaitu dengan berkunjung ke tempat-
123
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tempat tertentu seperti ke kebun binatang (tema binatang), ke kantor polisi (tema
profesi ), di PAUD Ghifari metode pembelajaran sentra dan lingkaran (selling)
sentra pusat kegiatan pembelajaran dengan kegiatan bermain sambil belajar yang
dirancang untuk mengetahui potensi anak, juga merancang dan menata kegiatan
bermain yang bermutu, seorang guru harus memperhatikan proses perkembangan
anak, baik dari segi materi, bahan, dan alat main.PAUD Ghifari sering
menggunakan metode bernyanyi untuk pembelajaran.
Menurut informan D M Tutor PAUD Ghifari 27 mei 2016 penerapan strategi
pelaksanakan pembelajaran sesudah mengikuti diklat penambahan ilmu yang
didapat dari hasil Diklat kemarin, seperti cara menyampaikan suatu pengetahuan
kepada anak dari ragam main menjadi lebih mengasikkan membuat anak senang
saat mempelajarinya karena anak merasa sedang bermain.
Strategi/metode pelaksaanaan pembelajaran setelah mengikuti Diklat tentang
Metode pembelajaran Bermain di PAUD Ghifari adalah metode yang paling
disukai anak-anak karena pada dasarnya anak belum tepat jika harus belajar tetapi
lebih senang bermain. Metode pembelajaran melalui bercerita di PAUD Ghifari
metode ini biasanya guru menyampaikan suatu pengetahuan lewat cerita-cerita
dan metode ini dapat merangsang bahasa anak. Metode pembelajaran bernyanyidi
PAUD Ghifari sering menggunakan metode bernyanyi tentu saja saat
pembelajaran banyak bernyanyinya, dan metode ini akan membuat materi
pelajaran lebih mudah diingat karena anak senang dengan lagu dan bernyanyi.
Metode pembelajaran karyawisata di PAUD Ghifari metode ini paling disenangi
oleh anak-anak karena metode ini anak akan merasa senang dan banyak
mendapatkan pengetahuan dan anak - anak dapat melihat dan membuktikan secara
langsung, tetapi metode ini tidak disukai oleh seluruh orang tua murid karena
tentu saja metode ini harus mengeluarkan banyak uang dan tidak semua orang
mampu. Metode pembelajaran sentra dan lingkaran, metode ini banyak digunakan
oleh sekolah-sekolah PAUD , di PAUD Ghifari menggunakan metode sentra dan
seling membuat anak menjadi lebih senang.
Hasil observasi dan wawancara diatas menunjukan bahwa penerapan
strategi/metode pelaksaanaan pembelajaran setelah mengikuti Diklat dari materi
yang disampaikan dari Diklat, Tutor melaksanakan metode pembelajaran
124
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bermain, bercerita, bernyanyi, berkaryawisata, dan metode pembelajaran sentra
dan seling dengan baik. Pada PAUD Ihya As Sunnah sering menggunakan metode
sentra dan selling, sedangkan pada PAUD Ghifari sering menggunakan metode
bernyanyi. Temuannya di PAUD Ihya As Sunnah menggunakan metode
bernyanyinya dengan hapalan Al- Qur’’an. Berdasarkan informan diatas bahwa
Implementasi hasil Diklat Berjenjang Tingkat Dasar berbasis kompetensi oleh
Tutor PAUD dalam proses pembelajaran pada anak usia dini telah berhasil
mengembangkan tujuan aspek perkembangan, menunjukan hasil yang positif,
mampu meningkatkan proses pembelajaran pada anak usia dini.
4. penilaian evaluasi pembelajaran pada anak usia dini.
Menurut informan N N Tutor PAUD Ihya As Sunnah pada tanggal 23 mei
2016 bahwa penilaan evaluasi pempelajaran yang dilaksanakan di PAUD Ihya As
Sunnah Pengamatan langsung observasi memang membantu dengan adanya
observasi langsung anak bisa langsung terlihat perkembangannya dan guru tidak
mengada-ngada ketika memberikan penilaian. Mencatat kegiatan yang dilakukan
dan tahapan main anak , penilaian jauh lebih obyektif dan real, mengingatkan
semua yang pernah dilakukan anak dan tahapan main anak menjadi acuan atau
pedoman yang dipegang jadi tidak asal. Mencatat ungkapan, pertanyaan (tanya
jawab), pertanyaan anak, dengan adanya pertanyaan anak kita perlu terus belajar
kadang ada pertanyaan anak yang belum bisa dijelaskan itu menambah ilmu untuk
saya dan terus mencari jawaban dari pertanyaan tersebut, pertanyaan dari Tutor
untuk anak melihat kemampuan Tutor dalam menyampaikan materi, mencatat
ungkapan anak, melihat seberapa banyak kosa kata anak yang sudah didapat dan
sejauh mana anak dapat berkomunikasi. Membaca hasil karya anak,
mendokumentasikan semua bahasa natural anak melalui fortofolio masing-masing
anak, dengan adanya hasil karya anak, anak bisa menghargai temannya bisa
menunjukkan ekspresi yang wajar ketika bangga lebih mengenal kemampuan
dirinya, dan bukti bahwa mereka bisa melaksanakan dan melihat tahapan mereka
bermain anak.
Menurut informan NM Tutor PAUD Ghifari pada tanggal 25 mei 2016
tentang penilaian evalusi terhadap proses pembelajaran pengamatan langsung
125
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
observasi untuk mengetahui kemampuannya yang natural. Mencatat kegiatan
yang dilakukan dan tahapan main anak adalah mencatat kegiatan yang dilakukan
anak pun ada catatannya. Mencatat ungkapan, pertanyaan (tanya jawab),
pertanyaan anak , setiap kegiatan Tutor di tulis melalui catatan harian. Membaca
hasil karya anak, mendokumentasikan semua bahasa natural anak melalui
fortofolio masing-masing anak selalu di lakukan.
Menurut informan DM Tutor PAUD Ghifari pada tanggal 30 juni 2016
tentang penilaian evaluasi pembelajaran Pengamatan langsung obsevasi, mencatat
kegiatan yang dilakukan yang dilakukan dan tahap main anak, mencatat ungkapan
pertanyaan (tanya jawab ), pertanyaan anak, tidak karena terlalu banyak tanya
jawab antara guru dan anak. Membaca hasil karya anak, mendokumentasikan
semua bahasa natural anak fortofolio masing-masing anak karena fortofolio ini
adalah bukti bahwa anak benar-benar melakukannya dan bukti kepada orang tua.
Dari hasil temuan penelitian bisa diketahui bahwa Tutor PAUD melaksanakan
penilaian evaluasi dalam proses pembelajaran, sehingga Tutor dapat mengetahui
perkembangan anak. Setelah mengikuti Diklat Berjenjang Tingkat Dasar Berbasis
Kompetensi oleh Tutor PAUD menjadi lebih memahami anak apa yang
diinginkan anak ketika anak melakukan yang kurang baik maupun baik, yang
biasanya anak cepat bosan sekarang tidak. bertambahnya ilmu pengetahuan dan
wawasan sebagai Tutor.
a) Pendapat Pengelola tentang Tutor yang sudah mengikuti Diklat
Berjenjang Tingkat Dasar.
Menurut informan Y selaku pengelola PAUD Ihya As Sunnah pada tanggal
18 mei 2016 penyelenggaraan Diklat Berjenjang Tingkat Dasar sangat membantu
terhadap lembaga PAUD karena di PAUD Ihya As Sunnah masih ada tutor
PAUD belum memiliki kualifikasi akademik S1 masih berpendidikan SMA
sehingga lembaga mengikutsertakan Tutor PAUD yang belum memiliki
kualifikasi akademik S1, setelah mengikuti Diklat Berjenjang Tingkat Dasar
terjadi perubahan dari segi pembelajaran terhadap anak-anak baik itu tingkat
pemahaman dalam pelaksanaan metode pembelajaran dapat tercapai. Begitu pula
pendapat RM selaku pengelola PAUD Ghifari pada tanggal 19 mei 2016
penyelenggaraan Diklat Berjenjang Tingkat Dasar merupakan Diklat yang sangat
126
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berbobot terhadap Tutor PAUD karena dengan mengikutsertakan Tutor PAUD
yang belum memiliki kualifikasi akademik S1 berarti Tutor PAUD menjadi
berkompetensi dan melaksanakan proses pembelajaran terhadap anak usia dini
semakin terarah dan tidak asal-asalan, sehingga Tutor PAUD Ghifari yang
mengikut Diklat Berjenjang Tingkat Dasar semakin memahami tentang
pelaksanaan pembelajaran, tutor semakin bisa dalam mengerjakan RPPH maupun
RRPM.
Kesimpulan dari wawancara dan observasi pengelola PAUD Ihya As Sunnah
dan PAUD Ghifari bahwa Tutor yang mengikuti Diklat Berjenjang Tingkat Dasar
berbasis kompetensi dalam proses pembelajaran menunjukkan hasil yang positif,
dan mereka mampu meningkatkan proses pembelajaran pada anak usia dini. Tutor
mampu mengetahui, mengikuti, dan menerapkan materi Diklat, dalam proses
pembelajaran yang sudah diajarkan. Berdasarkan informan diatas bahwa
Hambatan yang sering dirasakan Tutor dalam mengimplementasikan hasil Diklat
adalah reward (penghargaan) dari pemerintah kurang memadai.
B. Pembahasan
Pembahasan ini berusaha untuk mengambarkan fakta-fakta dalam temuan dan
menginterpretasikan data yang diperoleh dari hasil wawancara, pedoman
observasi, catatan lapangan dan studi dokumentasi yang berhubungan dengan
implementasi hasil diklat berjenjang tingkat dasar berbasis kompetensi oleh Tutor
PAUD dalam proses pembelajaran pada anak usia dini di PAUD Ihya As Sunnah
dan PAUD Ghifari kota Tasikmalaya sehinggga dapat menjawab beberapa
rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian ini.
Aspek-aspek yang dibahas dalam pembahasan hasil penelitian ini sebagai
berikut:
1. Bagaimana penyelenggaraan Diklat Berjenjang Tingkat Dasar berbasis
kompetensi oleh Himpaudi kota Tasikmalaya?
a. Perencanaan
Dari temuan hasil penelitian proses perencanaan dalam Diklat Berjenjang
Tingkat Dasar adalah Himpaudi Kota Tasikmalaya. Sebelum para peserta
mengikuti proses Diklat, terlebih dulu pihak penyelenggara Himpaudi melakukan
127
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
observasi serta mengindentifikasi kebutuhan dan karakteristik dari calon peserta.
Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui kebutuhan jenis Diklat Berjenjang
Tingkat Dasar yang sesuai dengan kebutuhan dari peserta yang akan mengikuti
proses Diklat.
Tujuan yang ingin dicapai dari Diklat Berjenjang Tingkat Dasar ini adalah
PTK PAUD memahami dan menguasai konsep Pendidikan Anak Usia Dini. PTK
PAUD mampu melaksanakan dan mengelola Program Pendidikan Anak Usia
Dini. PTK PAUD memiliki kemampuan dalam memfasilitasi anak untuk
berkreasi, bereksplorasi dan berintegrasi dengan lingkungannya. PTK PAUD
terampil dalam melaksanakan kegiatan bermain sambil belajar dan menggunakan
alat permainan edukatif. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pendidik
dalam melaksanakan proses pembelajaran PTK PAUD. Mempersiapkan Tutor
sebagai pengasuh dengan kompetensi minimal.
Perencanaan menurut Suherman (1988) dalam Sudjana (2010, hlm. 56)
adalah suatu penentuan urutan tindakan, perkiraan biaya serta penggunaan waktu
untuk suatu kegiatan yang didasarkan atas data dengan memperhatikan prioritas
yang wajar dengan efisiensi untuk ketercapaian tujuan.
Keputusan yang diambil dalam perencanaan berkaitan dengan rangkian
tindakan atau kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan di masa
yang akan datang. Rangkaian tindakan atau kegiatan itu perlu dilakukan karena
dua alasan, yaitu: (a) untuk mewujudkan kemajuan atau keberhasilan sesuai
dengan yang diinginkan, dan, (b) agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan,
dengan kondisi yang sama atau lebih rendah dari pada keadaan sekarang. Sudjana,
(2010, hlm. 56)
Perencanaan adalah proses bagaimana menetapkan tujuan serta menetapkan
langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang ditetapkan melalui tahapan analisis
dan alternatif yang mungkin dikerjakan. Salah satunya pendekatan khusus dalam
perencanaan yaitu perencanaan strategis, dengan menggabungkan secara
komprehensif dasar-dasar manajemen. Perencanaan ini lebih merupakan
metodologi yang mempertimbangkan secara sungguh-sungguh seluruh
pertimbangan lingkungan dan peluang secara hambatan. Tujuan utama dari
perencanaan strategis yaitu memdukan antara tujuan fungsional dengan
128
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perencanaan operasional dari staf. Langerman dan Smith (1979) mengemukakan
lima langkah perencanaan strategis yaitu:
a. Penetapan tujuan dari lembaga (bagaimana cara untuk memberikan
pelayanan pada klien).
b. Menetapkan kekuatan lembaga (bagaimana cara kerja yang baik serta
mengapa dilakukan).
c. Penetapan kenyataan dan potensi dari klien (bagaimana sasaran dilayani,
apa yang seharusnya dilakukan serta sejauh mana kita memahami harapan
mereka).
d. Penetapan faktor internal dan ekternal yang mempengaruhi lembaga
(sumber-sumber yang dibutuhkan dari lembaga dan masyarakat).
e. Pengembangan dan operasional kegiatan (apa yang seharusnya
dilaksanakan dalam pemrograman, staffing dan pemasaran serta apakah
semua itu bisa didanai).
Tahapan persiapan Diklat Berjenjang Tingkat Dasar mencakup kegiatan
sebagai berikut :
1) Menyusun proposal dan desain diklat
2) Pembahasan desain diklat (struktur program, silabus diklat, waktu pelaksanaan,
jadwal, tempat pelaksanaan, alur, kegiatan dan hal-hal lain yang terkait dengan
penyelenggaraan diklat)
3) Rapat koordinasi dengan instansi terkait dan organisasi profesi (HIMPAUDI)
yang relevan
4) Penetapan kepanitiaan diklat melalui surat keputusan
5) Rapat koordinasi dengan narasumber.
6) Sosialisasi pemanggilan peserta dan melakukan seleksi peserta
7) Penyusunan surat-surat (surat pemanggilan peserta, ijintempat diklat,
permohonan fasilitator, undanganpembukaan dan penutupan, pemberitahuan
kepada Lembaga Penguji Kelulusan, dll)
8) Persiapan administrasi pelatihan (daftar hadir, biodata
narasumber dan peserta, sertifikat dsb)
9) Persiapan akomodasi, konsumsi, dokumentasi, dan publikasi
10) Pengadaan modul diklat
11) Pengadaan ATK
12) Penyiapan dokumentasi.
129
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
13) Rapat persiapan akhir
(Panduan dasar Diklat Pendidik PAUD 2015)
Berdasarkan teori dan hasil temuan bisa disimpulkan dalam melakukan
perencanaan Diklat Berjenjang Tingkat Dasar adalah Himpaudi Kota
Tasikmalaya sebagai penyelenggara yang juga menentukan tujuan dari kegiatan
Diklat yang akan diikuti oleh Tutor. Himpaudi Kota Tasikmalaya bisa melihat
kebutuhan, karakteristik dari calon pesertanya sehingga bisa mengambil
keputusan dalam menentukan jenis Diklat yang sesuai, sumber belajar, media
belajar, dan menyiapkan pelatih atau trainer yang dibutuhkan. Himpaudi mampu
mendukung jalannya Diklat yang efektif dan efisien sehingga mampu memenuhi
tujuan dari kegiatan tersebut.
b. Pelaksanaan
Dari temuan hasil penelitian, dalam pelaksanaan kegiatan Diklat Berjenjang
Tingkat Dasar yaitu persiapan, pelaksanaan Diklat , pemberian Sertifikat. Metode
dan teknik yang digunakan dalam pelaksanaan Diklat adalah ceramah,
diskusi, tanya jawab, studi kasus, praktek, motivasi, energizer, dan refleksi diri.
Teknis Diklat Berjenjang Tingkat dasar mengikuti aturan dan ketentuan yang
telah ditetapkan oleh direktorat GTK (guru tenaga kependidikan).
Pelaksanaan diklat merupakan implementasi dari rencana yang telah dibuat
yang merupakan salah satu faktor utama dan sangat mempengaruhi terhadap
efektifnya program diklat. Diklat dilakukan sesuai dengan ketentuan, aturan dan
persyaratan pelaksanaan diklat, sehingga hasil diklat bisa efektif, berdaya guna,
bermanfaat dan sesuai dengan sasaran yang diharapkan. Dalam kaitan dengan
pelaksanaan, Anisah (1995, hlm. 44) mengemukakan bahwa “pelaksanaan adalah
kegiatan untuk mewujudkan rencana menjadi tindakan nyata dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien”. Kemudian
Supandi dan Sunasi (Anisah, 1995, hlm. 44) menyatakan bahwa “implementasi
atau pelaksanaan kegiatan, ialah suatu proses menjalankan, menyelenggarakan
atau mengupayakan agar alternatif-alternatif yang telah diputuskan berdasarkan
hukum berlaku dalam praktek”. Dengan demikian, pelaksanaan dalam
penyelenggraan diklat merupakan serangkaian tindakan nyata untuk
130
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengupayakan agar semua komponen yang telah dipersiapkan dapat berjalan
sesuai dengan rencana dan secara terpadu dalam upaya mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Untuk menjamin kelangsungan proses pelaksanaan diklat dapat
berjalan dan mencapai hasil yang efektif, maka harus melalui serangkaian tahapan
yang saling terkait. Tahapan -tahapan tersebut ada tiga, yaitu: tahapan kegiatan
pra atau persiapan pelaksanaan, tahapan kegiatan pelaksanaan diklat dan tahapan
kegiatan pasca atau akhir pelaksanaan.
Sudjana (2007, hlm. 198) memaparkan bahwasanya pelaksanaan pembelajaran
dalam pelatihan dilakukan melaui langkah-langkah sebagai berikut : (1)
pembinaan keakraban; (2) indentifikasi kebutuhan, aspirasi dan potensi peserta
pelatihan; (3) penetapan kontrak belajar; (4) tes awal peserta pelatihan; (5) proses
pembelajaran; dan (6) tes akhir peserta pelatihan.
1)Tahap Pelaksanaan
Rangkaian kegiatan selama diklat berlangsung sebagai berikut:
a) Penerimaan peserta
b) Pembukaan
c) Penjelasan teknis
d) Pretest.
e) Dinamika kelompok
f) Penyampaian materi diklat
g) Penyampaian materi penutup berupa motivasi diri untuk mengimplementasikan
hasil diklat dalam pelaksanaan tugasnya sebagai pendidik. Peserta
diinformasikan bahwa peserta akan dievaluasi tentang implementasi tersebut.
h) Postest
Menurut Sudjana (2010, hlm. 35) pengaruh (outcomes) kegiatan nonformal
meliputi;
(1) Perubahan serta peningkatan pengetahuan, perilaku, dan sikap yang ditandai
dengan berubahnya pengetahuan, berpikir kritis, dan meningkatnya
keterampilan; (2) membelajarkan orang lain terhadap hasil belajar yang telah
dimiliki dan dirasakan manfaatnya oleh lulusan; dan (3) peningkatan
pastisipasi dalam kegiatan sosial dan atau pembangunan masyarakat, dalam
wujud pastisipasi buah pikiran, tenaga, dan harta benda.
131
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Peneliti menyimpulkan materi yang disampaikan yang dibutuhkan oleh
peserta Diklat Berjenjang untuk pembelajaran sehari-hari dan dilaksanakan
dilembaga masing-masing peserta Diklat. Tutor melaksanakan materi apa yang
mereka pahami. memahami tentang konsep PAUD, baik itu pelaksanaan
pembelajaran, dan lain-lain. (1) Tingkat pemahaman, efektifitas dalam
pelaksanaan metode pembelajaran dapat tercapai; (2) Kreatifitas para Pendidik
PAUD dalam pengembangan metode pembelajaran dapat sesuai dengan indikator;
(3) Tutor PAUD dapat cepat menemukan solusi / pemecahan masalah apabila ada
masalah yang mendesak; (4) Menambah wawasan, cara berfikir serta
meningkatkan pengetahuan sikap dan mental yang positif; (5) Tutor PAUD /
Tenaga Kependidikan memiliki keahlian untuk hidup mandiri; (6) Meningkatkan
sumber daya Manusia (SDM) siap pakai; (7) Dapat menularkan pengetahuannya
kepada orang lain; (8) Klasifikasi dan kualitas Tutor PAUD dapat terukur dan
memenuhi SPM Pendidikan demi tercapainya sertifikasi yang independen,
sehingga sangat menunjang bagi Pendidik PAUD itu sendiri; (9) Motivasi Tutor
PAUD dalam melaksanakan pembelajaran terhadap Peserta Didik meningkat; dan
(10) Pengetahuan akademik serta penguasaan keterampilan praktis menjadi suatu
nilai lebih yang dimiliki Tutor PAUD. (sumber : panitia Diklat Himpaudi)
c. Evaluasi
Dari hasil temuan penelitian bisa diketahui bahwa Tutor mengikuti Evaluasi
diklat berjenjang tingkat dasar dilaksanakan setelah peserta selesai mengikuti
kegiatan diklat berjenjang tingkat dasar selama 6 hari yang terdiri dari 48 jam
pelajaran. Materi yang dievaluasikan dalam kegiatan diklat berjenjang tingkat
dasar adalah seluruh materi yang diberikan dalam kegiatan diklat berjenjang
tingkat dasar yaitu yang terdiri 11 materi pelajaran terdiri dari 48 jam pelajaran
dan laporan hasil tugas mandiri. Evaluasi dilaksanakan adalah untuk mengetahui
sejauh mana daya serap peserta diklat dalam menerima seluruh materi yang telah
diberikan dan aplikasi dalam kegiatan pembelajaran di lembaga PAUD masing-
masing. Penyusunan evaluasi hasil pelaksanaan diklat dilakukan oleh panitia
diklat berjenjang tingkat dasar dengan terlebih dahulu dikomunikasikan dengan
lembaga evaluasi diklat berjenjang tingkat dasar. Kegiatan umpan balik peserta
terhadap proses diklat adalah adanya perbaikan-perbaikan dalam penyusunan
132
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
administrasi di lembaga PAUD tempat peserta mengajar, perbaikan dalam proses
pembelajaran di lembaga PAUD. peserta setelah selesai diberikan surat tanda
telah mengikuti kegiatan yang dikeluarkan oleh HIMPAUDI Kota Tasikmalaya,
Kemudian setelah tugas mandiri selesai dilaksanakan selama 25 hari dan
dinyatakan lulus diberikan sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga Evaluasi
diklat berjenjang tingkat dasar yaitu Direktorat GTK (guru tenaga kependidikan).
Penilaian adalah salah satu unsur penting dalam `pelatihan, yang dilakukan untuk
mengetahui tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai, apakah pelaksanaan
program sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan dampak apa yang
terjadi setelah program diselenggarakan.
Menurut Sudjana (2000, hlm. 267) mengemukakan bahwa penilaian
didefinisikan sebagai kegiatan yang dilakukan secara sistematis untuk
mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data atau informasi yang diperlukan
sebagai masukan untuk pengambilan keputusan. Hamblin (Moekijat, 1993)
merumuskan evaluasi pelatihan sebagai setiap usaha untuk memperoleh data atau
informasi (umpan balik) tentang pengaruh program pelatihan dan untuk
memberikan nilai pelatihan berdasarkan informasi tersebut. Sementara itu tujuan
penilaian adalah menyediakan masukan bagi pengambilan keputusan tentang
perencanaan, berkelanjutan, perluasan, penghentian, dan modifikasi program,
serta penggunaan dan pengembangan landasan ilmiah yang mendasari proses
penilaian.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian
merupakan kegiatan yang dilakukan secara sistematis untuk memperoleh data atau
informasi yang diperlukan sebagai umpan balik (feedback) bagi perbaikan atau
penyempurnaan dan pengembangan program pelatihan.
S. Mappa dan A. Balseman (1994) mengemukakan aspek-aspek yang dinilai
adalah komponen program dan penyelenggaraan program. Komponen program
meliputi masukan, proses, dan hasil program. Sedangkan penyelenggaraan
program mencakup kelembagaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengembangan,
efisiensi ekonomik dampak program.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat dikemukakan, bahwa evaluasi
pelatihan dilakukan mencakup kelembagaan, perencanaan, pelaksanaan dan
133
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
evaluasi dari pelaksanaan pelatihan. Penilaian terhadap perencanaan bertujuan
untuk menetapkan prioritas aktivitas yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Hasil dari kegiatan ini menjadi umpan balik (feedback) bagi
perencana untuk penyempurnaan atau pengembangan program pelatihan.
Penilaian terhadap proses dimaksudkan untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan
pelatihan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Hasil dari kegiatan evaluasi
akan memberikan masukan bagi pengembangan pelaksanaan pelatihan. Hasil
evaluasi ini akan menunjukkan gambaran yang jelas tentang perubahan dan
peningkatan kemampuan peserta setelah selesai mengikuti pelatihan. Hasil dari
evaluasi ini akan menunjukkan gambaran yang jelas tentang perubahan dan
peningkatan kemampuan peserta. Teknik-teknik yang digunakan dalam penilaian
pelatihan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu teknik tes dan non tes. Dijelaskan
oleh sudjiono (1996, hlm. 62-76) bahwa dalam konteks evaluasi hasil
pembelajaran pelatihan, dikenal adanya dua macam teknik, yaitu teknik tes dan
teknik non-tes. Teknik tes ddapat dibedakan menjadi enam golongan, yaitu (1)
Tes seleksi, (2) Tes awal, (3) Tes akhir, (4) Tes Diagnostik, (5) Tes formatif, dan
tes sumatif. Sedangkan non tes difokuskan melalui pengamatan atau observasi,
wawancara, angket dan memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen.
Sudjana (2007, hlm. 211) mengemukakan bahwa dalam pelatihan terdapat
tiga tahapan perubahan perilaku peserta pelatihan yang dievaluasi. Ketiga tahapan
perubahan itu adalah sebagai berikut:
1) Tahap pertama adalah pengukuran tentang sejauhmana keluaran
(output) pelatihan berupa perubahan perilaku peserta pelatihan dalam
ranah (domain) keterampilan (skill atau psikomotorik), pengetahuan
(kognitif) dan sikap serta nilai (afektif) tertentu sesuai dengan tujuan
pelatihan. Perubahan perilaku peserta pelatihan ini dapat diukur pada
saat sebelum pelatihan dimulai, sewaktu pelatihan sedang berlangsung,
dan atau pada saat pelatihan selesai.
2) Tahap kedua adalah pemantauan (observasi) terhadap penampilan para
peserta atau lulusan pelatihan setelah mereka kembali kemasyarakat
atau setelah memasuki kembali lembaga tempat dimana mereka
bertugas atau bekerja. Pemantauan ini digunakan untuk mengukur
sejauhmana penggunaan perolehan belajar selama pelatihan pada
kegiatan atau tugas pekerjaannya. Kegiatan pemantauan ini adalah
sebagai kelanjutan dari evaluasi tahap pertama. Melalui pemantauan
dapat diketahui sejauhmana para lulusan dapat memanfaatkan hasil
pelatihan dalam lingkungan kehidupan dan pekerjaannya.
134
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Tahap ketiga adalah pengukuran tentang pengaruh (outcome) pelatihan
pada lembaga dan masyarakat. Pengaruh terhadap lembaga
penyelenggara pelatihan berkaitan dengan nilai-nilai yang diperoleh
lembaga tersebut setelah menyelenggarakan program pelatihan. Nilai
pelatihan, biaya pelatihan, investasi dalam bentuk pelatihan, dan umpan
balik tentang pelatihan bagi lembaga, dan lain sebaginya. Demikian
pula staf atau masyarakat yang mungkin menjadi layanan para peserta
atau lulusan program pelatihan perlu dievaluasi untuk mengetahui
sejauhmana mereka telah memperoleh dampak positif berupa nilai-nilai
peningkatan kemampuan dan perubahan masyarakat serta sejauhmana
adanya timbal balik antara lembaga penyelenggara pelatihan dengan
masyarakat.
Penyelenggara dan pelatih program pelatihan perlu menyadari bahwa
evaluasi adalah kegiatan berkelanjutan. Kegiatan dan hasil evaluasi sangat
bermanfaat bagi penyelenggara, pelatih, dan pengelola program pelatihan, serta
peserta atau lulusan program pelatihan. Salah satunya prinsip pembelajaran yang
dikemukakan Thorndike ‘low of effect’ menyatakan bahwa setiap pihak yang
terkait dengan pelatihan memerlukan umpan balik yang berkelanjutan sebagai
motivasi untuk pengelolaan program pelatihan selanjutnya.
Evaluasi pembelajaran yang dimaksud dalam bagian ini adalah evaluasi tahap
pertama yang berkaitan dengan hasil (output) belajar yang meliputi tiga ranah
(domain), yaitu: pengetahuan (kognitif), sikap serta nilai (afektif) dan
keterampilan (skills atau psikomotorik).
Tes akhir dilakukan dalam setiap mata latihan dan dalam gabungan semua
mata latihan yang tercantum dalam kurikulum pelatihan. Format tes akhir dapat
serupa dengan format tes awal peserta penyajihan atau berupa modifikasi materi
dalam format tes awal, namun bobot informasi dan hasilnya sama. Hasil tes akhir
dan tes awal setiap mata latihan dan atau semua mata latihan dapat dibandingkan
dengan menganalisis perbedaan kedudukan dan hasil setiap mata latihan dan
seluruh materi latihan (Sudjana, 2007, hlm. 206).
1) Tahap Evaluasi
a) Evaluasi Penyelenggaraan.
b) Evaluasi Daftar Hadir dan Peran Aktif Peserta.
c) Evaluasi Kinerja Fasilitator.
135
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d) Refleksi; yakni kegiatan meminta umpan balik (feedback) dari peserta diklat
terhadap proses diklat yang telah dilaksanakan dengan memberikan
saran/masukan sebagai upaya penyempurnaan diklat di masa mendatang.
(Panduan Penyelenggaraan Diklat Berjenjang Tingkat Dasar tahun 2015)
2) Tindak Lanjut
a) Tugas mandiri selama 200 jam pelajaran (25 hari kerja efektif)
b) Penyusunan instrument evaluasi hasil pelaksanaan diklat.
c) Laporan hasil tugas mandiri. (Panduan Penyelenggaraan Diklat Berjenjang
Tingkat Dasar tahun 2015)
Dari hasil temuan penelitian, bahwa hasil Evaluasi Diklat sangat memuaskan
dikarenakan semua peserta diklat berjenjang tingkat dasar dapat mengikuti
kegiatan secara keseluruhan beserta yang lainnya sangat baik. Peserta setelah
selesai diberikan surat tanda telah mengikuti kegiatan yang dikeluarkan oleh
HIMPAUDI Kota Tasikmalaya, Kemudian setelah tugas mandiri selesai
dilaksanakan selama 25 hari dan dinyatakan lulus diberikan sertifikat yang
dikeluarkan oleh lembaga Evaluasi diklat berjenjang tingkat dasar yaitu Direktorat
GTK (guru tenaga kependidikan). Kesimpulannnya bahwa Diklat berjenjang
berbasis kompetensi itu adalah peserta bisa melaksanakan proses pembelajaran
terhadap anak usia dini dengan baik. Diklat Berjenjang Tingkat dasar harus diikuti
oleh guru PAUD, karena Diklat berjenjang nilai bobotnya lebih besar dari diklat
PAUD yang sudah diselenggarakan.
2. Bagaimana implementasi hasil Diklat Berjenjang Tingkat Dasar berbasis
kompetensi oleh Tutor PAUD dalam penyusunan perencanaan
pembelajaran pada anak usia dini ?
Dari hasil temuan penelitan bahwa Tutor PAUD yang mengikuti Diklat
Berjenjang Tingkat dasar mereka menerima materi tentang perencanaan
pembelajaran dan Tutor PAUD menerapkan dan melaksanaan penyusunan
perencanaan pembelajaran di PAUD Ihya As Sunnah dan PAUD Ghifari.
Perencanaan Pembelajaran yang berisi penentuan tema, penyediaan alat-alat
belajar, penataan lingkungan main, pijakan awal main, pijakan saat main, dan
pijakan setelah main (recalling). Tutor PAUD melakukan Rencana Pelaksanaan
136
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pembelajaran Harian (RPPH), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan
(RPPM) yang terdiri dari identitas program, materi, alat dan bahan, kegiatan
pembukaan, kegiatan inti, kegiatan penutup, dan rencana penilaian. Metode
belajar, bervariatif yang biasanya hanya ceramah sekarang bisa menggunakan
metode eksperimen, diskusi, tanya jawab, demontrasi, karyawisata. sumber
belajar , dari pencarian sumber belajar pun tidak hanya dari materi tapi dari
pertanyaan anak bisa dijadikan sumber, dari permasalahan dengan teman. Media
belajar lebih beragam apapun yang ada disekitar bisa dijadikan media dari botol
bekas, sedotan, dan kertas-kertas yang sudah tidak terpakai mendukung untuk
kreatif. waktu belajar bisa lebih efisien, memastikan waktu anak disekolah adalah
tanggung jawab yang besar, dan ketika mereka pulang mereka dapat ilmu, hati
senang dan besok kembali ke sekolah tanpa ada paksaan.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah suatu rencana yang
menggambarkan prisedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau
lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan jabarkan dalam
silabus. Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan skenario pembelajaran
yang menjadi pegangan bagi guru untuk menyiapkan, menyelenggarakan, dan
mengevaluasi hasil kegiatan belajar dan pembelajaran. Mulyasa (2007, hlm.212).
Sebelum menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), perlu kiranya
mengetahui isi atau bagian RPP yang akan dikembangkan. Yang mana isi ini
merupakan hal yang utama dan yang tidak terpisahkan dalam kegiatan
pembelajaran. Secara umum, berikut adalah beberapa isi atau bagian yang
terdapat dalam rencana pelaksanaan pembelajara. Fadillah (2012, hlm. 142)
1) Bagian penjelasan umum; berisi tentang topik, siapa yang mengajarkan, siapa
yang belajar, kapan, dan berapa lama waktu yang diperlukan .
2) Bagian tujuan; berisi tentang kompetensi yang akan dikuasai oleh siswa
setelah terselenggaranya kegiatan belajar dan pembelajaran.
3) Bagian pendukung; berisi tentang tujuan dan sarana serta prasarana yang
diperlukan, tentang gambaran umum tentang skenario belajar dan
pembelajaran yang akan diselenggarakan.Bagian ini diperlukan oleh guru dan
teknisi untuk menyiapkan sarana dan prasarana yang akan diperlukan.
137
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4) Bagian utama; berisi rincian tentang tahapan-tahapan kegiatan belajar dan
pembelajaran berikut dan metode yang digunakan. Semakin rinci isi bagian ini
semakin baik, sebab kegiatan pembelajaran akan lebih terarah.
Demikian beberapa isi dalam perencanaan pelaksanaan pembelajaran yang
akan dikembangkan. Bila semua itu telah dipahami dengan jelas, selanjutnya ialah
menyusunnya secara praktis dan sistematis dalam bentuk perencanaan
pembelajaran yang sesungguhnya.
Menurut Latif dkk (2013, hlm. 86). Dalam pembuatan rencana pembelajaran
sangat penting memperhatikan isi dari rencana pembelajaran itu sendiri. Pada
rencana pembelajaran yang baik akan berisi:
1) Nama tema dan topik pembelajaran, kelompok/kelas dan tanggal pelaksanaan
pembelajaran. Selain itu nama sentra subtema juga ditampilkan.
2) Tujuan pembelajaran merupakan pertanyaan yang merupakan kemampuan
yang akan dibangun pada anak melalui materi-materi yang diberikan pada
mereka setiap tema.
3) Kosakata: terdiri dari kosakata baru yang akan dipelajari anak dan
berhubungan dengan tema.
4) Media (alat-alat dan bahan yang dibutuhkan): sebagai guru yang siap
memberikan pelajaran, sangat penting untuk mempunyai semua bahan yang
dibutuhkan di dalam jangkauannya.
5) Strategi: ada tiga langkah dalam pembelajaran, yaitu: say, show, check.
Say: memberikan informasi berupa pernyataan-pernyataan langsung
Show: membacakan buku-buku, memperlihatkan gambar-gambar yang
berkaitan dengan tema yang sedang dibahas
Check: memberikan macam-macam pertanyaan (fakta, konvergen, divergen,
dan evaluatutive), hasil karya, ungkapan-ungkapan, dan catatan pengamatan
main anak.
6) Kegiatan: ada macam-macam kegiatan yang dapat dipilih untuk mencapai
tujuan dari rencana pembelajaran dengan perincian dari penataan lingkungan
main, pijakan awal main, pijakan saat main, dan pijakan setelah main
(recalling).
138
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7) Evaluasi: evaluasi berguna untuk mengetahui apakah anak memahami konsep-
konsep yang telah diajarkan, melalui metode evaluasi berupa pengamatan
langsung dan terus menurus selama anak main.
Menurut Muhammad Fadillah (2012, hlm. 135). Perencanaan pelaksanaan
pembelajaran yang baik adalah perencanaan pembelajaran yang dapat memuat dan
merangkum seluruh materi yang akan disampaikan. Mulai dari hal yang teknis
sampai pada implementasi. Oleh karenanya, untuk dapat menyusun perencanaan
pelaksanaan pembelajaran tersebut diperlukan prinsip-prinsip dalam
pengembangannya di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Kompetensi yang dirumuskan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran harus
jelas, semakin konkret kompetensi semakin mudah diamati, dan semakin tepat
kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk kompetensi
tersebut.
b. Rencana pelaksanaan pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta dapat
dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukan kompetensi
peserta didik.
c. Kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran harus menunjang dan sesuai dengan kompetensi dasar yang
akan diwujudkan.
d. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan harus utuh dan
menyeluruh, serta jelas pencapaiannya.
e. Harus ada koordinasi antar komponen pelaksanaan program disekolah,
terutama apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim (team teaching) atau
dilaksanakan diluar kelas, agar tidak menganganggu jam-jam pelajaran yang
lain.
Dari hasil temuan penelitian para Tutor PAUD yang mengikuti Diklat
Berjenjang Tingkat Dasar dengan materi tentang prencanaan pembelajaran. Tutor
PAUD memahami dan melaksanakan perencanaan pembelajaran tentang
pembuatan RPPH, RPPM, dan menentukan tema dan topik pembelajaran serta
mengetahui tentang metode belajar, sumber belajar, media belajar dan waktu
139
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
belajar. Mereka sekarang mengerti dan lebih variatif dalam menyusun dan
mendesain perencanaan pembelajaran.
3. Bagaimana implementasi hasil Diklat Berjenjang Tingkat Dasar berbasis
kompetensi oleh Tutor PAUD dalam penerapan strategi pelaksanaan
pembelajaran pada anak usia dini ?
Dari hasil temuan hasil penelitian bahwa Tutor yang mengikuti Diklat
Berjenjang Tingkat Dasar sesuai dengan materi yang diterima oleh mereka
diantaranya tentang metode pembelajaran yaitu metode bermain, bercerita,
bernyanyi, berkaryawisata, dan metode pembelajaran sentra dan selling dengan
baik. Pada PAUD Ihya As Sunnah sering menggunakan metode sentra dan selling,
sedangkan pada PAUD Ghifari sering menggunakan metode bernyanyi.
Temuannya di PAUD Ihya As Sunnah menggunakan metode bernyanyi melalui
hapalan Al- Qur’’an.
Metode pembelajaran adalah segala usaha guru untuk menerapkan berbagai
metode pembelajaran dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan demikian,
metode pembelajaran menekankan kepada bagaimana aktivitas guru mengajar dan
kreativitas anak belajar. Metode pembelajaran PAUD, diantaranya;
a. Metode Pembelajaran Melalui Bernyanyi.
Honig menyatakan bahwa bernyanyi memiliki banyak manfaat untuk praktik
pendidikan anak dan pengembangan pribadi anak secara luas, karena: (1)
bernyanyi bersifat menyenangkan ; (2) bernyanyi dapat dipakai untuk mengatasi
kecemasan; (3) bernyanyi merupakan media untuk mengekspresikan perasaan; (4)
bernyanyi dapat membantu membangun rasa percaya diri anak; (5) bernyanyi
dapat membantu daya ingat anak; (6) bernyanyi dapat mengembangkan rasa
humor; (7) bernyanyi dapat mengembangkan keterampilan berpikir dan
kemampuan motorik anak; dan (8) bernyanyi dapat meningkatkan keeratan dalam
sebuah kelompok.
Menurut Latif (2013, hlm. 175) Metode bernyanyi merupakan metode
pembelajaran yang menggunakan syair-syair yang dilagukan. Biasanya syair-syair
tersebut disesuaikan dengan materi-materi yang akan diajarkan. Menurut pendapat
ahli, bernyanyi membuat susana belajar menjadi riang dan bergairah sehingga
140
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perkembangan anak dapat distimulasi secara lebih optimal. Sebab, pada
prinsipnya tugas lembaga PAUD adalah untuk mengembangkan seluruh aspek
dalam diri peserta didik, meliputi fisik motorik, sosial, emosional, intelektual,
bahasa dan seni, serta moral dan agama.
Menurut syamsuri Jari, sebagaimana dikutip oleh Setyoadi dalam Fadillah
(2012, hlm. 176) menyebutkan bahwa di antara manfaat penggunaan lagu
(menyanyi) dalam pembelajaran adalah sebagai berikut
1. Sarana relaksasi dengan menetralisasi denyut jantung dan gelombang otak.
2. Menumbuhkan minat dan menguatkan daya tarik pembelajaran.
3. Menciptakan proses pembelajaran lebih menyenangkan.
4. Sebagai jembatan dalam mengingat materi pembelajaran.
5. Mendorong motivasi belajar anak.
Sukses tidaknya penggunaan metode belajar bernyanyi dalam pembelajaran
sangat dipengaruhi oleh Tutor sendiri dan lagu yang dibawakannya. Bila Tutor
pandai bernyanyi atau membawakan lagu khususnya lagu anal-anak, tentu anak
akan senang mendengar dan mengikutinya. Namun, bila dalam membawakan lagu
sangat buruk, pasti akan merasa bosan dan bahkan malas mendengar, apalagi
mengikutinya. Kemudian untuk model lagunya, perlu dicari lagu yang sesuai
dengan usianya.
a. Metode Pembelajaran Sentra dan Lingkaran (Seling).
Metode ini lebih memberi keleluasaan kepada anak-anak untuk bebas bermain
di sentra-sentra yang sudah disiapkan. Pembelajaran dengan metode ini mengacu
pada empat pijakan yang ada. Kegiatan sentra melalui empat pijakan main yang
saling berhubungan sehingga dapat mendukung perkembangan seluruh aspek
yang dibangun anak, pijakan tersebut tersebut antara lain: pijakan lingkungan
main, berupa penataan lingkungan main, pijakan awal main, pijakan saat main
merupakan pijakan individual yang diberikan saat anak main, pijakan setelah
main (recalling). Waktu lingkaran anak-anak dan guru melakukan kegiatan-
kegiatan yang dapat menimbulkan motivasi dan menumbuhkan kreativitas anak
untuk membangun pikirannya sehingga anak mendapatkan ide-ide yang akan
dapat mereka tuangkan saat mereka bermain nantinya.
141
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Latif (2013, hlm.104) pada kegiatan sentra dilaksanakan dengan
menggunakan tema secara serempak untuk tiap sentra dan dijalankan dengan
jangka waktu tertentu. Kegiatan sentra dilakukan dengan memperhatikan tahapan-
tahapan kegiatan, dimulai saat pagi hari saat kegiatan penyambutan kedatangan
anak ke sekolah sampai pada kegiatan-kegiatan yang telah disiapkan oleh guru
hingga akhirnya anak kembali kepada keluarganya saat penjemputan. Kegiatan-
kegiatan tersebut akan menjadikannya dalam bentuk data-data. Selain itu, di
sentra anak-anak akan belajar disiplin melalui kesepakatan aturan-aturan antara
anak dengan gurunya, namun penerapan disiplin tersebut tidak bermuara pada
hukuman. Untuk itu harus mempunyai sumber yang kuat terhadap makna aturan
yang diberikan secara stimulan dan secara kontinu, hingga akhirna anak
memahami apa yang mereka lakukan untuk menjalankan kesepakatan dalam
setiap kegiatannya.
Ada tujuh sentra yang dikembangkan oleh penemunya di Indonesia, yaitu
1. Sentra Persiapan
2. Sentra Balok
3. Sentra Main Peran
4. Sentra Main Peran kecil
5. Sentra Bahan Alam
6. Sentra Seni
7. Sentra Imtaq
Berdasarkan teori dan temuan hasil penelitian bahwa Tutor PAUD bisa
melaksanakan strategi pembelajaran dengan baik dan bervariatif. PAUD Ihya As
Sunnah sering menggunakan metode sentra dan selling. Sedangkan PAUD Ghifari
lebih sering menggunakan metode bernyanyi.
4. Bagaimana implementasi hasil Diklat Berjenjang Tingkat Dasar berbasis
kompetensi oleh Tutor PAUD dalam penilaian evaluasi pembelajaran
pada anak usia dini ?
Dari temuan hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa Tutor PAUD yang
mengikuti Diklat Berjenjang Tingkat Dasar memiliki kemapuan dalam
mengimplementasikan sesuai dengan materi yang diterima yaitu penilaian
evalusi terhadap proses pembelajaran sampai tahap evaluasi. Penilaian evaluasi
142
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran yang dilaksanakan di PAUD Ihya As Sunnah dan PAUD Ghifari
penilaian evaluasi pengamatan langsung observasi adalah sering dilakukan pada
evaluasi AUD untuk mengetahui kemampuannya yang natural. Mencatat kegiatan
yang dilakukan dan tahapan main anak adalah mencatatat kegiatan yang dilakukan
anak pun ada catatannya. Mencatat ungkapan, pertanyaan (tanya jawab),
pertanyaan anak , setiap kegiatan di tulis pada catatan harian. Membaca hasil
karya anak, mendokumentasikan semua bahasa natural anak melakukan fortofolio
pada masing-masing anak.
Istilah “evaluasi” sering kali dimaknai berbeda-beda. Ada yang menyamakan
“evaluasi”dengan istilah “ pengukuran”, atau “assessment”jika berhubungan
dengan praktik yang menggambarkan kemajuan anak didik dalam perkembangan
dan belajarnya. Informasi dari assessment akan digunakan sebagai dasar dalam
mengevaluasi perkembangan anak dalam pendidikan anak usia dini (PAUD).
Iksan Waseso, dkk (2009, hlm.13).
Setiap hari Tutor melakukan penilaian atau evaluasi, dalam hal ini guru
mempertimbangkan efektivitas suatu perencanaan program atau sasaran. Penilaian
semacam ini disebut dengan penilaian reflektatif. Adapun penilaian tentang
efesiensi proses program disebut dengan penilaian formatif, dan perihal kesahihan
(validitas) dan keterandalan (reliabilitas) penilaian hasil pelaksanaan program
kegiatan belajar disebut dengan penilaian sumatif. Ibid (2009, hlm. 11). Evaluasi
program bertujuan untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan program PAUD.
Evaluasi program mencakup penilaian terhadap. (departemen pendidikan
nasioanal, pedoman penerapan pendekatan”BCCT”2009, Hlm. 17) yaitu ;
a. Kinerja Tutor (guru/kader/pamong) dan pengelola.
b. Program pembelajaran.
c. Administrasi kelompok.
Evaluasi program dilakukan oleh petugas dinas pendidikan kecamatan
bersama unsur terkait. Evaluasi program dapat dilakukan paling tidak setiap alhir
tahun kegiatan belajar anak. Evaluasi dalam pembelajaran anak usia dini
berdasarkan permendiknas No. 58 tahun 2009, dimana penilaian anak berdasarkan
tingkat pencapaian perkembangan anak, yaitu nilai-nilai agama dan moral,
motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional.
143
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam evaluasi pendidikan anak usia dini (PAUD), ada beberapa hal yang
dapat dilakukan oleh Tutor,antara lain.(wismiarti, 2011, hlm. 15)
a. Pengamatan langsung (observasi)
b. Mencatat kegiatan yang dilakukan dan tahapan main anak.
c. Mencatat ungkapan, pertanyaan(tanya jawab), pernyataan anak.
d. Membaca hasil karya anak, mendokumentasikan semua bahasa natural anak
kedalam portofolio masing-masing anak.
Menurut Mukhtar Latif, dkk (2013, hlm. 169) Langkah-langkah evaluasi
dilaksanakan untuk membantu guru membuat penilaian kemampuan anak dalam
mengikuti proses pembelajaran. Ada empat fokus evaluasi untuk pembelajaran
anak usia dini yaitu (1) Evaluasi Perencanaan, (2) Evaluasi Pelaksanaan, (3)
Evaluasi Media, dan (4) Evaluasi Perkembangan anak.
Dalam membahas evaluasi perkembangan, guru dapat membaca dari tampilan
bahasa anak, mulai saat anak datang kesekolah sampai waktunya pulang. Evaluasi
juga dapat dikumpulkan dari, (1) Hasil kerja anak, (2) catatan dari pengamatan
guru tentang bahasa natural anak, antara lain : dari gerakan tubuhnya, ucapannya,
tulisannya, gambarannya, yang mempresentasikan tahapan perkembangan domain
berpikirnya. Bahasa natural anak menampilkan informasi yang sangat kaya bagi
pengamatan guru, saat anak berinteraksi dengan anak lainnya, dan saat anak
berinteraksi dengan media lainnya. Dan, semua tampilan bahasa anak tersebut
dikumpulkan dalam portofolio yang menggambarkan tentang perkembangan anak
Berdasarkan teori dan temuan hasil penelitian bahwa Tutor PAUD
melaksanakan evaluasi dalam proses pembelajaran, sehingga Tutor dapat
mengetahui perkembangan anak. Setelah mengikuti Diklat Berjenjang Tingkat
Dasar Berbasis Kompetensi oleh Tutor PAUD menjadi lebih memahami anak apa
yang diinginkan anak.