bab v pemanfaatan hasil temuan dan pembahasan

14
402 Toyidin, 2021 KAJIAN BUNYI DAN ATAVISME PANTUN-SYAIR DALAM PUISI INDONESIA MODERN SERTA PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BUKU PENGAYAAN BERAKSES MEDIA DIGITAL DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V PEMANFAATAN HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan tentang pemanfaatan hasil penelitian sembilan buku puisi dari sembilan penyair Indonesia modern untuk disusun sebagai buku pengayaan pengetahuan digital (e-book) bagi siswa di SMA. Kesembilan buku puisi tersebut telah dianalisis dan ditemukan mengenai stilistik bunyi dan atavisme pantun-syair yang kemudian dilakukan pembahasan untuk dimanfaatkan menjadi buku pengayaan pengetahuan yang relevan pada mata pelajaran bahasa Indonesia. 5.1 Penyusunan Buku Pengayaan Pengetahuan Digital Pada kurikulum di sekolah menengah pada dasarnya mata pelajaran bahasa Indonesia mencakup dua hal, yaitu 1) menciptakan teks lisan dan tulisan, baik pada genre sastra berupa cerita naratif dan non naratif maupun genre non sastra teks faktual berbentuk laporan atau prosedural serta teks tanggapan dalam bentuk transaksional-ekspositoris, 2) memakai teks lisan dan tulisan, baik genre sastra cerita naratif dan non naratif maupun genre non sastra teks faktual dalam bentuk laporan atau prosedural serta teks tanggapan dalam bentuk transaksional- ekspositoris. Pada konteks ini, terkait proses belajar bahasa Indonesia dengan menggunakan buku pengayaan digital ini bisa digolongkan dalam mempelajari teks sastra berakses media digital, serta sebagai penunjang pembelajaran bahasa Indonesia terutama pada kompetensi dasar dalam materi menganalisis unsur pembangun puisi dengan tujuan akhir agar para siswa dapat menulis puisi dengan memerhatikan unsur pembangunnya, khususnya pada siswa kelas X. Dengan adanya pembelajaran sastra berakses media digital ini, siswa diharapkan dapat menggunakan dengan praktis dan mudah dalam memahami materi pengetahuan yang terkandung di dalam e-book yang telah dibuat. Buku (e- book) ini menyajikan berbagai materi yang berkaitan dengan sastra dan puisi, unsur pembangun puisi, teori puisi, teori bunyi puisi dan contoh analisisnya, jenis teori bunyi puisi, seperti persajakan, onomatope, irama, dan istilah-istilah lainnya yang mungkin belum banyak diketahui oleh para siswa, terutama untuk siswa yang minat

Upload: others

Post on 01-Nov-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB V PEMANFAATAN HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN

402 Toyidin, 2021

KAJIAN BUNYI DAN ATAVISME PANTUN-SYAIR DALAM PUISI INDONESIA MODERN SERTA PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BUKU PENGAYAAN BERAKSES MEDIA DIGITAL DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

PEMANFAATAN HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan tentang pemanfaatan hasil penelitian sembilan

buku puisi dari sembilan penyair Indonesia modern untuk disusun sebagai buku

pengayaan pengetahuan digital (e-book) bagi siswa di SMA. Kesembilan buku puisi

tersebut telah dianalisis dan ditemukan mengenai stilistik bunyi dan atavisme

pantun-syair yang kemudian dilakukan pembahasan untuk dimanfaatkan menjadi

buku pengayaan pengetahuan yang relevan pada mata pelajaran bahasa Indonesia.

5.1 Penyusunan Buku Pengayaan Pengetahuan Digital

Pada kurikulum di sekolah menengah pada dasarnya mata pelajaran bahasa

Indonesia mencakup dua hal, yaitu 1) menciptakan teks lisan dan tulisan, baik pada

genre sastra berupa cerita naratif dan non naratif maupun genre non sastra teks

faktual berbentuk laporan atau prosedural serta teks tanggapan dalam bentuk

transaksional-ekspositoris, 2) memakai teks lisan dan tulisan, baik genre sastra

cerita naratif dan non naratif maupun genre non sastra teks faktual dalam bentuk

laporan atau prosedural serta teks tanggapan dalam bentuk transaksional-

ekspositoris. Pada konteks ini, terkait proses belajar bahasa Indonesia dengan

menggunakan buku pengayaan digital ini bisa digolongkan dalam mempelajari teks

sastra berakses media digital, serta sebagai penunjang pembelajaran bahasa

Indonesia terutama pada kompetensi dasar dalam materi menganalisis unsur

pembangun puisi dengan tujuan akhir agar para siswa dapat menulis puisi dengan

memerhatikan unsur pembangunnya, khususnya pada siswa kelas X.

Dengan adanya pembelajaran sastra berakses media digital ini, siswa

diharapkan dapat menggunakan dengan praktis dan mudah dalam memahami

materi pengetahuan yang terkandung di dalam e-book yang telah dibuat. Buku (e-

book) ini menyajikan berbagai materi yang berkaitan dengan sastra dan puisi, unsur

pembangun puisi, teori puisi, teori bunyi puisi dan contoh analisisnya, jenis teori

bunyi puisi, seperti persajakan, onomatope, irama, dan istilah-istilah lainnya yang

mungkin belum banyak diketahui oleh para siswa, terutama untuk siswa yang minat

Page 2: BAB V PEMANFAATAN HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN

403

Toyidin, 2021

KAJIAN BUNYI DAN ATAVISME PANTUN-SYAIR DALAM PUISI INDONESIA MODERN SERTA PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BUKU PENGAYAAN BERAKSES MEDIA DIGITAL DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

serius dalam memperdalam ilmu bunyi puisi. Oleh karena itu, implementasi

pengajaran dengan menggunakan buku pengayaan bahasa Indonesia berakses

media digital ini disusun dengan berlandaskan hasil dari analisis pada sembilan

buku puisi dari sembilan penyair Indonesia modern ini diharapkan mampu memberi

dampak positif bagi peserta didik khususnya dalam memahami, menulis, dan

mengapresiasi puisi.

Dalam bagian landasan teoretis telah dijelaskan jenis-jenis buku pengayaan

yang terdiri atas buku pengayaan pengetahuan, kepribadian, dan keterampilan.

Produk buku yang disusun ini dapat digolongkan sebagai buku pengayaan

pengetahuan berbentuk digital. Buku digital ini disusun berdasarkan hasil penelitian

mengenai stilistika bunyi puisi dan analisis atavisme. Penyusunan buku pengayaan

pengetahuan ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan tambahan

bagi siswa SMA. Materi yang dimuat di dalam buku ini, antara lain: berupa teori

sastra, konvensi bahasa dan sastra, materi puisi, unsur pembangun puisi, jenis-jenis

puisi, tentang penyair dan pengalaman penciptaannya, penjelasan teori bunyi puisi

dan aspek-aspeknya seperti persajakan atau rima, asonansi, aliterasi, anafora,

epifora, eufoni, kakofoni, onomatope, irama, dan sebagainya, serta berisi contoh-

contoh analisis bunyi puisi pada sembilan buku puisi dari sembilan penyair

Indonesia modern sekaligus dengan hasil temuannya dari pembahasan, dan terakhir

diberikan informasi terkait biografi sembilan penyair, deskripsi buku, dan tema-

tema puisinya yang tentunya akan menambah pengetahuan dan wawasan baru bagi

para siswa yang hobi membaca.

5.2 Langkah-Langkah Penyusunan Buku Pengayaan Pengetahuan Digital

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan

pembelajaran di sekolah sebagai hasil dari penelitian yang sedikit banyaknya ikut

berkontribusi bagi kelancaran proses pembelajaran sastra. Salah satu kebutuhan

pembelajaran di sekolah, yaitu bahan ajar yang diharapkan dapat menjadikan

sebuah pembelajaran akan berjalan maksimal. Dengan demikian, bahan ajar dapat

menjadi salah satu tolak ukur terciptanya pembelajaran yang baik.

Buku pengayaan pengetahuan ini berjudul Memahami Bunyi Puisi: Teori

dan Analisis. Penyusunan materi dalam buku ini diurutkan sesuai dengan data yang

Page 3: BAB V PEMANFAATAN HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN

404

Toyidin, 2021

KAJIAN BUNYI DAN ATAVISME PANTUN-SYAIR DALAM PUISI INDONESIA MODERN SERTA PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BUKU PENGAYAAN BERAKSES MEDIA DIGITAL DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan dalam penelitian. Dalam penyusunan buku ini, penulis

mempertimbangkan berbagai aspek seperti materi isi, penyajian isi materi,

kebahasaan, ilustrasi, serta berakses media digital dengan menggunakan bentuk file

e-book berupa jenis Portable Document Format (PDF). Semua aspek tersebut

tentunya disesuaikan dengan kebutuhan siswa pada zaman modern ini. Selain

menggunakan materi yang kontekstual, buku ini juga memuat bahasa yang sesuai

dengan perkembangan dan tingkat pemahaman siswa di SMA.

Buku pengayaan pengetahuan ini berisi hal-hal yang berkaitan dengan bunyi

puisi dan atavisme pantun-syair dalam puisi Indonesia moden. Dalam penyajiannya

diawali dengan judul pada sampul depan, halaman judul dan hak cipta atau cetakan,

kata pengantar, kemudian pada Bab I berisi tentang memahami teori sastra, Bab II

memahami teori puisi, Bab III memahami bunyi puisi, Bab IV analisis bunyi puisi,

Bab V atavisme pantun-syair dalam puisi Indonesia modern, Bab VI tentang

penyair, deskripsi buku, dan tema, kemudian dilengkapi daftar pustaka, indeks, dan

biografi singkat penulis. Selanjutnya, setelah selesai melakukan penulisan terhadap

buku pengayaan pengetahuan digital ini, peneliti kemudian menentukan dan

mencari seorang penilai ahli atau seorang yang berkaitan dengan sumber buku

pengayaan ini untuk meminta penilaian objektif terkait aspek yang terdapat dalam

buku digital seperti sampul buku, isi atau materi yang ada di dalam buku, cara

penyajian materi, kebahasaan, kejelasan informasi yang disajikan, penggunaan

tulisan, penataan letak judul dan tulisan, ilustrasi dan desain tampilan buku, dan

lain-lain. Terakhir, penilai memberikan pernyataan antara layak atau tidaknya buku

digital ini dalam penggunaannya sebagai penunjang pembelajaran bahasa Indonesia

di sekolah menengah atas.

Meskipun pada dasarnya buku pengayaan pengetahuan tidak berfokus pada

kurikulum yang digunakan pada lembaga pendidikan, namun tetap pada prinsipnya

buku pengayaan pengetahuan ini dimaksudkan untuk membantu ketercapaian

kompetensi dasar pada kurikulum di sekolah.

Page 4: BAB V PEMANFAATAN HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN

405

Toyidin, 2021

KAJIAN BUNYI DAN ATAVISME PANTUN-SYAIR DALAM PUISI INDONESIA MODERN SERTA PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BUKU PENGAYAAN BERAKSES MEDIA DIGITAL DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.3 Prototipe Buku Pengayaan Pengetahuan Digital

1) Halaman Sampul atau Sampul Buku

Judul buku pengayaan pengetahuan ini adalah Memahami Bunyi Puisi:

Teori dan Analisis. Halaman sampul depan dan belakang buku memuat beberapa

hal utama yang berkaitan dengan komponen grafika atau desain tampilan buku,

antara lain (1) gambar berbentuk lambang bunyi dengan warna hitam, merah, dan

putih, di sini digunakan warna tersebut dengan alasan karena warna kesukaan

penulis dan warna yang berkaitan kuat dengan logo lembaga, yaitu logo Universitas

Pendidikan Indonesia, (2) mencantumkan nama penulis dan judul buku, (3)

mencantumkan kata berupa buku pengayaan pengetahuan di sebelah kanan atas, (4)

mencantumkan dua nama dosen pembimbing beserta gelar akademiknya, (5)

mencantumkan logo dan nama lembaga pada halaman sampul depan dan belakang

atau halaman terakhir buku, (6) pada sampul belakang atau halaman paling akhir

berisi kata-kata/informasi pengantar tentang isi buku, dan (7) membubuhi tahun

terbit sementara buku pengayaan.

Page 5: BAB V PEMANFAATAN HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN

406

Toyidin, 2021

KAJIAN BUNYI DAN ATAVISME PANTUN-SYAIR DALAM PUISI INDONESIA MODERN SERTA PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BUKU PENGAYAAN BERAKSES MEDIA DIGITAL DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Halaman Pembuka

Pada bagian awal dilengkapi dengan beberapa ucapan persembahan, kalimat

penting dari para ahli sastra terkait pentingnya memahami bunyi puisi, dan

informasi berupa hak penerbitan. Kemudian, pada halaman berikutnya berisi

halaman judul seperti pada sampul depan.

3) Halaman Pengantar

Pada halaman pengantar ini berjumlah dua halaman yang isinya berupa

informasi tentang seluk-beluk isi buku, seperti maksud penulisan buku, pengarang

buku sejenis, isi buku, ucapan terima kasih, kritik dan saran, dan lain-lain.

Page 6: BAB V PEMANFAATAN HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN

407

Toyidin, 2021

KAJIAN BUNYI DAN ATAVISME PANTUN-SYAIR DALAM PUISI INDONESIA MODERN SERTA PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BUKU PENGAYAAN BERAKSES MEDIA DIGITAL DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4) Halaman Daftar Isi dan Daftar Tabel

Daftar isi dalam buku ini menunjuk ke bagian enam bab besar, yakni bab I

memahami teori sastra, bab II memahami teori puisi, bab III memahami bunyi puisi,

bab IV analisis bunyi puisi, bab V atavisme pantun-syair dalam puisi Indonesia

modern, dan bab VI tentang penyair, deskripsi buku, dan tema. Semua bab besar

tersebut memiliki subab tersendiri yang memuat pemahaman umum yang kemudian

mengerucut ke arah pemahaman bunyi puisi. Sementara itu, pada daftar tabel hanya

mencantumkan tiga tabel, yakni pada bab empat dan bab lima isi buku.

Page 7: BAB V PEMANFAATAN HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN

408

Toyidin, 2021

KAJIAN BUNYI DAN ATAVISME PANTUN-SYAIR DALAM PUISI INDONESIA MODERN SERTA PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BUKU PENGAYAAN BERAKSES MEDIA DIGITAL DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5) Halaman Materi

Pada halaman ini berisi materi tentang penjelasan seluk-beluk sastra dan

puisi, mulai dari teori sastra, konvensi bahasa dan konvensi sastra, teori puisi, unsur

pembangun puisi, jenis-jenis puisi, bunyi puisi yang di dalamnya berupa aliterasi,

asonansi, anafora, epifora, pengulangan bunyi, daya evokasi, eufoni, kakofoni,

periodus, onomatope, metafora bunyi, simbolik bunyi, irama, nada dan suasana, dan

lain-lainnya, serta dilengkapi contoh analisis bunyi puisi, analisis atavisme pantun-

syair dalam puisi Indonesia modern, biografi singkat sembilan penyair dan

deskripsi sembilan buku puisinya. Pembahasannya dibuat sesederhana mungkin

agar mudah dipahami oleh peminat pemula dan menengah, terutama para pelajar

sekolah menengah yang serius yang ingin memahami lebih jauh tentang bunyi puisi

dan teknik menulis puisi dari aspek lain, yaitu aspek gaya bunyi.

6) Halaman Daftar Pustaka dan Indeks

Dalam daftar pustaka penulis mencantumkan rujukan buku dan jurnal yang

digunakan, seperti nama pengarang, tahun cetakan, judul tulisan, buku atau tulisan

jurnal, kota dan nama penerbitnya. Sementara itu, untuk memudahkan para

pembaca mencari nama tokoh, penulis, istilah sastra, dan istilah perbunyian puisi

dibuatkan indeks.

Page 8: BAB V PEMANFAATAN HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN

409

Toyidin, 2021

KAJIAN BUNYI DAN ATAVISME PANTUN-SYAIR DALAM PUISI INDONESIA MODERN SERTA PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BUKU PENGAYAAN BERAKSES MEDIA DIGITAL DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7) Halaman Biografi Singkat Penulis

Pada halaman terakhir disertakan biografi singkat (biodata) penulis. Hal ini

penting agar pembaca mengetahui siapa penulis buku itu, bagaimana riwayat

pendidikannya, dan apa saja yang telah dihasilkannya selama ini. Hal ini juga

penting untuk menunjukkan bahwa penulis buku itu tidak fiktif. Ini juga dapat

dibuktikan dengan foto penulis.

5.4 Hasil Penilaian Buku Pengayaan Pengetahuan Digital

Untuk mengetahui kelayakan buku pengayaan pengetahuan digital yang

telah dibuat, peneliti meminta penilaian dari para ahli dan para pengajar. Di

antaranya adalah guru besar dosen ahli bahasa dan sastra yang sekaligus penulis,

dosen senior ahli pembelajaran sastra dan analisis puisi sekaligus penulis, dan guru

bahasa Indonesia SMA yang bergelar magister pendidikan bahasa Indonesia. Dari

hasil penilaian tersebut diperoleh data bahwa buku pengayaan pengetahuan digital

berjudul Memahami Bunyi Puisi: Teori dan Analisis layak digunakan sebagai bahan

pendamping dan penunjang pembelajaran bagi siswa di SMA. Dari penilaian ahli

sastra dan guru bahasa Indonesia SMA, berikut catatan serta tanggapannya:

1) Kalau buku ini ditujukan untuk siswa tingkat SMA, sebaiknya bahasanya

disederhanakan (Prof. Dr. Atmazaki).

Page 9: BAB V PEMANFAATAN HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN

410

Toyidin, 2021

KAJIAN BUNYI DAN ATAVISME PANTUN-SYAIR DALAM PUISI INDONESIA MODERN SERTA PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BUKU PENGAYAAN BERAKSES MEDIA DIGITAL DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Sumber rujukan asing kurang fungsional bagi siswa SMA (Prof. Dr. Atmazaki).

3) Mungkin akan lebih familiar kalau dibaca mahasiswa, agak sulit dipahami oleh

siswa SMA (Prof. Dr. Atmazaki).

4) Materi buku pengayaan sesuai dan mendukung pencapaian tujuan pendidikan

secara nasional (Prof. Dr. Djoko Saryono).

5) Materi buku tidak bertentangan dengan peraturan dan perundang-undangan

yang berlaku di Indonesia (Prof. Dr. Atmazaki; Prof. Dr. Djoko Saryono).

6) Penyajian materi/isi sangat baik dalam memacu pengembangan karakter,

kreativitas, dan aktivitas fisik/psikis (Prof. Dr. Atmazaki; Mamay Ayu Annisa,

M.Pd.).

7) Materi/isi mengembangkan kecakapan akademik, sosial, dan mengandung

nilai-nilai kedidaktisan (Prof. Dr. Djoko Saryono).

8) Penyajian materi/isi familiar dengan pembaca, menyenangkan, dan memberi

pengetahuan baru (Prof. Dr. Djoko Saryono).

9) Materi sudah bagus dan membantu pembaca lebih mudah belajar atau

memahami bunyi puisi (Girindrawardhani Daysi Ayu, S.Pd.).

10) Bahasa yang digunakan sudah sesuai dengan kaidah Ejaan Bahasa Indonesia

(Prof. Dr. Atmazaki; Mamay Ayu Annisa, M.Pd.).

11) Penulisan sudah efektif dan sesuai dengan kebutuhan siswa (Prof. Dr. Djoko

Saryono; Girindrawardhani Daysi Ayu, S.Pd.).

12) Komponen grafika seperti penataan letak judul, tulisan bab, ilustrasi, dan desain

tampilan buku digital menarik dan sangat baik (Prof. Dr. Atmazaki; Mamay

Ayu Annisa, M.Pd.).

13) Desain e-book sudah bagus dan tidak terlalu ramai (Girindrawardhani Daysi

Ayu, S.Pd.).

Page 10: BAB V PEMANFAATAN HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN

411 Toyidin, 2021

KAJIAN BUNYI DAN ATAVISME PANTUN-SYAIR DALAM PUISI INDONESIA MODERN SERTA PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BUKU PENGAYAAN BERAKSES MEDIA DIGITAL DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB VI

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil analisis data, temuan, dan pembahasan dari kajian ini,

maka dapat disimpulkan, implikasi, dan rekomendasi sebagai berikut.

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan kajian stilistika bunyi dan atavisme pola

pantun-syair dalam puisi Indonesia modern serta pemanfaatannya untuk menyusun

buku pengayaan berakses media digital, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

6.1.1 Stilistika Bunyi dalam Puisi Indonesia Modern

Berdasarkan hasil analisis stilistika bunyi pada puisi Indonesia modern yang

telah dilakukan peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh puisi

menggunakan pola-pola bunyi tertentu, antara lain: pola persajakan (rima) yang

berupa asonansi, aliterasi, sajak awal, anafora, sajak tengah, sajak dalam, epifora,

dan sajak akhir, kemudian onomatope, eufoni dan kakofoni, serta irama. Ada pun

yang sebagian terdapat aspek ciri bunyi lain, yaitu berupa daya evokasi dan

periodus. Dari hasil pengolahan dan pembahasan data bunyi khas puisi Indonesia

modern itu dapat disimpulkan mempunyai ciri pada penggunaan sajak awal dan

sajak akhir yang berpola pantun, syair, kembar, berpeluk, dan patah. Bunyi-bunyi

tersebut tampak terlihat menghiasi bentuk suara tertentu yang khas bersifat puitik

estetik penuh keindahan pada puisi-puisi kesembilan penyair Indonesia modern.

Dari hasil analisis ini, terdapat temuan istilah atau pemahaman baru, yaitu

(1) sajak awal adalah juga bersifat anafora—ulangan pola bunyi di awal baris. Pola

bunyi anafora dengan rima awal (sajak awal) ini tidak jauh berbeda, kalau pada

sajak awal yang diberi tekanan adalah persamaan atau pengulangan bunyi (bisa

berupa bunyi suku kata dan lainnya), maka dalam anafora yang ditekankan ialah

pengulangan kata atau persamaan kata, dan tentunya sekaligus persamaan suara

atau bunyi, dan persamaan susunan kata atau struktur sintaksis. Dengan demikian,

anafora sekaligus adalah sajak awal, sedangkan sajak awal belum tentu berbentuk

anafora; (2) temuan lain, yaitu dalam puisi Dodong yang berjudul “Hujan Turun di

Atas Jembatan” dan “Belajar Bahasa” mengandung gabungan antara anafora, sajak

awal, dan epizeuksis. Namun, epizeuksis di sini bukanlah berupa kata yang

Page 11: BAB V PEMANFAATAN HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN

412

Toyidin, 2021

KAJIAN BUNYI DAN ATAVISME PANTUN-SYAIR DALAM PUISI INDONESIA MODERN SERTA PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BUKU PENGAYAAN BERAKSES MEDIA DIGITAL DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dipentingkan diulang, melainkan epizeuksis janggal, yaitu kata biasa yang diulang

beberapa kali. Bentuk puisi demikian, sudah menampakkan sebagai “puisi modern

yang kontemporer” (khususnya pada pertengahan abad 20) atau “puisi yang sengaja

mempermainkan bunyi pada titik makna”; (3) pada puisi Toto ditemukan simploke,

simploke adalah gaya bahasa repetisi pada awal dan akhir beberapa larik atau

kalimat berturut-turut, antara lain pada puisinya yang berjudul “Malam Laut”, serta

puisi Toto ditemukan puisi dengan (sajak awal) anafora silang seberang pada

puisinya “Tentang Kemerdekaan”. Anafora silang seberang adalah anafora bergaya

pantun atau pengulangan suara, bunyi, fonem, morfem, kata, atau struktur sintaksis

pada larik-larik awal yang sama dengan bentuknya yang menyeberang pada

beberapa bait tertentu.

Berikut ini beberapa poin kesimpulan dari efek yang ditimbulkan dari

penonjolan bunyi terhadap puisi modern.

1) Agar puisi itu merdu jika didengarkan sebab pada hakikatnya puisi adalah untuk

didengarkan; untuk menciptakan nilai keindahan lewat unsur musikalitas atau

kemerduan.

2) Aspek bunyi dapat membantu memperjelas ekspresi.

3) Aspek bunyi ikut membangun suasana puisi, serta mampu membangkitkan

asosiasi-asosiasi tertentu.

4) Untuk mencapai nilai estetika puitis; sebagai pembeda dari prosa dan drama.

5) Sebagai pendukung arti atau makna puisi; untuk menuansakan makna tertentu

sebagai perwujudan rasa dan sikap penyairnya.

6) Sebagai peniru bunyi, lambang rasa, dan kiasan suara.

7) Untuk menciptakan suasana tertentu sebagai perwujudan suasana batin dan

sikap penyairnya.

8) Untuk merangsang munculnya daya tanggap dan membangkitkan perasaan atau

pengertian tertentu.

6.1.2 Atavisme Pola Pantun dan Syair dalam Puisi Indonesia Modern

Dari hasil analisis dan temuan pembahasan atavisme pola pantun dan syair

dalam puisi Indonesia modern, didapatkan hasil bahwa banyak ditemukan pola

pantun dan syair dalam puisi Indonesia modern, terutama terhadap kesembilan buku

puisi yang diteliti. Pola pantun dan syair tidak hanya ada pada puisi periode awal

Page 12: BAB V PEMANFAATAN HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN

413

Toyidin, 2021

KAJIAN BUNYI DAN ATAVISME PANTUN-SYAIR DALAM PUISI INDONESIA MODERN SERTA PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BUKU PENGAYAAN BERAKSES MEDIA DIGITAL DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Angkatan Pujangga Baru, seperti Rifa’i Ali dan Samadi, ternyata pola tersebut

masih dipakai dan digunakan, bahkan disenangi oleh para penyair modern yang

telah diteliti ini, mulai dari Angkatan ‘66 seperti Dodong Djiwapradja, Toto Sudarto

Bachtiar, Hartojo Andangdjaja, Rendra, kemudian Angkatan ‘70/ ‘80 seperti

Goenawan Mohamad, A. Mustofa Bisri, dan Angkatan 2000 seperti Joko Pinurbo.

Atavisme pantun dan syair tersebut dapat dilihat, antara lain: 1) jumlah larik

dan bait yang digunakan, yaitu empat larik dalam satu baitnya, 2) jumlah suku kata

dalam larik pada puisi tersebut, yaitu antara delapan belas sampai dua belas suku

kata dalam setiap lariknya, 3) pola persajakan pantun dan syair yang sangat khas

bunyinya, yaitu pantun berbunyi akhir yang sama bersilang dan syair berbunyi akhir

yang sama atau sama terus pada setiap lariknya dalam satu bait. Pola tersebut sudah

tidak asing lagi bagi kebanyakan peneliti—pola a-b-a-b (pantun) dan a-a-a-a (syair),

namun banyak peneliti yang selalu merendahkan dan mengabaikan pentingnya pola

pantun dan syair ini, padahal pola tersebut merupakan jantung mahkota yang

menjadi ciri khas sesungguhnya dari wajah puisi Indonesia. Sementara itu, dari

hasil penelitian ini banyak pula ditemukan pola atavisme persajakan pantun dan

syair berwujud pada awal-awal larik atau yang disebut dengan sajak awal sehingga

bunyi yang dihasilkan sangatlah bervariasi dan unik yang kemudian layak dapat

dianggap sebagai bunyi estetik gaya perpuisian milik Indonesia.

Berikut ini beberapa poin kesimpulan dari efek yang ditimbulkan dari

atavisme pantun dan syair terhadap puisi Indonesia modern.

1) Untuk memberi cita rasa khas puisi tradisi Indonesia di pergaulan perpuisian

dunia.

2) Memperdalam perwatakan yang khas bagi perpuisian Indonesia.

3) Dapat memunculkan roh puitik.

4) Menjadikan puisi Indonesia modern lebih puitis tradisional (nasional) yang

bertahan lama karena atavisme pantun dan syair dianggap sebagai bahan

pengawet paling kuat yang menyebabkan mampu bertahan ratusan tahun.

5) Menghasilkan pencitraan bahasa sastra yang lebih sopan, santun, penuh etika,

dan berbudaya.

6) Memudahkan dalam menyampaikan rasa, sindirian atau kritikan; karena pantun

dapat “mencubit tanpa menimbulkan rasa sakit”.

Page 13: BAB V PEMANFAATAN HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN

414

Toyidin, 2021

KAJIAN BUNYI DAN ATAVISME PANTUN-SYAIR DALAM PUISI INDONESIA MODERN SERTA PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BUKU PENGAYAAN BERAKSES MEDIA DIGITAL DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7) Melekatkan penikmat puisi pada sosio-kultural masyarakat nusantara.

8) Bersifat didaktis untuk masyarakat umum dan dunia pendidikan.

6.1.3 Buku Pengayaan Pengetahuan Digital

Pemanfaatan dari hasil penelitian diwujudkan dalam bentuk bahan bacaan

digital atau e-book (PDF) sebagai penunjang pembelajaran materi praktis tentang

memahami unsur pembangun puisi dengan judul Memahami Bunyi Puisi: Teori dan

Analisis. Buku tersebut telah melalui proses penilaian secara ketat dan objektif oleh

para ahli profesi dosen atau ahli sastra (puisi) dan guru bahasa Indonesia SMA. Ada

beberapa aspek yang dinilai dalam buku pengayaan pengetahuan digital meliputi

kelayakan materi isi, penyajian materi isi, kejelasan kebahasaan yang digunakan,

dan desain grafik tampilan buku pengayaan digital. Berdasarkan hasil penilaian

oleh para pakar sastra dan para pelaku pendidikan dibidangnya, banyak yang

menanggapi secara positif buku tersebut sehingga peneliti tidak banyak melakukan

perubahan karena pada kesimpulannya penilai ahli mengatakan, bahwa buku

pengayaan pengetahuan digital atau e-book tersebut layak sebagai buku penunjang

pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Dengan adanya produk buku pengayaan

digital ini sedikit banyak memberikan solusi kemudahan bagi guru dan murid

sebagai penggunanya.

6.2 Implikasi

Dari hasil penelitian ini serta pemanfaatannya untuk buku pengayaan digital

di tingkat sekolah menengah atas, maka implikasi dari penelitian ini adalah dapat

memberikan gambaran tentang analisis bunyi puisi dan teknik menulis puisi dengan

pola-pola pantun-syair khususnya bagi para peserta didik di SMA yang serius dalam

mendalami dan menyenangi sastra jenis puisi. Dengan adanya produk buku digital

ini, sedikit banyak dapat memberikan solusi kemudahan dalam menikmati ilmu

pengetahuan dan wawasan tambahan, serta dampak yang positif bagi peserta didik,

yaitu dapat menulis puisi dan menghayati kehidupan di dunia secara lebih baik dan

bijaksana, karena pada prinsipnya sastra adalah keindahan hidup manusia.

Sementara itu, implikasi terhadap guru. Dengan adanya buku pengayaan

pengetahuan digital ini diharapkan pendidik lebih kreatif lagi dalam menggunakan

sumber belajar yang berakses media digital. Buku pengayaan pengetahuan ini dapat

Page 14: BAB V PEMANFAATAN HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN

415

Toyidin, 2021

KAJIAN BUNYI DAN ATAVISME PANTUN-SYAIR DALAM PUISI INDONESIA MODERN SERTA PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BUKU PENGAYAAN BERAKSES MEDIA DIGITAL DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dijadikan sebagai buku pelengkap atau pendamping dari buku teks utama bagi

peserta didik yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran tentang puisi.

Selanjutnya, implikasi terhadap para peneliti masa depan yang berminat

pada kajian bunyi dan atavisme pantun-syair. Dari hasil penelitian ini tentu dapat

dijadikan sebagai pegangan inspirasi dalam menjadikan sumber rujukan atau bahan

tambahan lain yang dapat dikembangkan lagi lebih lanjut misalnya dari penelitian

pola persajakan atau rima yang diduga sangat banyak variasinya dalam perpuisian

Indonesia, hal itu kiranya penting guna memperluas bidang kajian bunyi sastra di

Indonesia, khususnya tentang pentingnya memahami bunyi puisi dan atavisme

pola-pola pantun-syair untuk penciptaan puisi gaya modern.

6.3 Rekomendasi

Dalam penelitian ini peneliti sungguh menyadari banyak kekurangan dan

kelemahan khususnya berkaitan dengan teknik pengumpulan data dan sampel.

Hasil analisis menunjukan bahwa peneliti memang kesulitan dalam mengkaji secara

profesional pada aspek eufoni, kakofoni, dan irama pada puisi modern. Untuk itu

peneliti sangat berharap dan sekaligus merekomendasikan kepada peneliti

berikutnya yang berminat tentang ini agar dapat menggunakan secara maksimal

cermat sumber buku dan jurnal internasional yang berkaitan dengan ilmu

perbunyian perpuisian modern. Kajian bunyi ini sekiranya dapat memanfaatkan

ilmu linguistik atau fonetik (tentang bunyi homorgan) untuk mengkaji bunyi-bunyi

puisi secara lebih dalam. Selain itu, dapat pula memanfaatkan ilmu bunyi pada

bidang musik untuk dipakai dalam menganalisis irama puisi, dan semacamnya,

namun itu perlu waktu yang cukup banyak untuk dapat serius menguasainya.

Bunyi-bunyi dan irama musik juga kadang berkaitan erat dengan suara-suara yang

ditimbulkan pada sebuah bunyi puisi sehingga ilmu yang didapat mungkin akan

bermanfaat bagi penciptaan puisi modern masa depan dengan teknik-teknik tata

perbunyian yang benar dan waras secara serasi dan apik dalam dunia perpuisian

Indonesia. Sementara itu, peneliti juga merekomendasikan agar buku digital atau e-

book semacam ini dapat dikembangkan dan dimaksimalkan lagi penggunaannya

dalam pembelajaran sastra di sekolah, khususnya untuk siswa dan guru yang malas

untuk memegang buku fisik dan berkunjung ke perpustakaan.