bab+4+-+3
TRANSCRIPT
![Page 1: bab+4+-+3](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082809/5572025e4979599169a365cc/html5/thumbnails/1.jpg)
4.2. Perkembangan Kawasan Wisata Pantai Pangandaran
Berkembangnya suatu daerah menjadi tempat wisata sehingga menarik wisatawan
untuk berkunjung dapat dilihat dari hal-hal yang dapat dilihat dan dinikmati, wisatawan
dapat beraktifitas dan membeli makanan atau cinderamata serta tempat tinggal sementara.
4.2.1. Objek Daya Tarik Wisata
Berdasarkan kondisi umum wilayah, potensi Taman Wisata Alam Pangandaran
meliputi unsur-unsur daya tarik, yaitu keunikan wilayah berbentuk semenanjung
yang dikelilingi laut dan dihubungkan dengan tanah genting selebar + 200 meter,
perpaduan keindahan hutan dan pantai, gejala alam brupa sususnan geomorfologi
pada gua dan batu alam serta peninggalan budaya situs batu Kalde dan sejarah Gua
Jepang.
Objek wisata Pangandaran selain memilki panorama alam yang indah juga
terdapat beberapa pemandangan yang menarik untuk dilihat dan dinikmati oleh
wisatawan, diantaranya:
1. Kehidupan nelayan
Di dalam lokasi objek wisata terdapat pemukiman penduduk yang
berprofesi sebagai nelayan. Wisatawan dapat melihat kehidupan dan
aktifitas nelayan yang sangat unik dan menarik. Selain itu, perahu-perahu
nelayan yang sedang berlalu lalang di tengah laut juga menjadi atraksi
menarik yang dapat dinikmati
2. Sentra kerajinan kerang
Di sekitar pantai pangandaran terdapat banyak kios yang
memeperjualbelikan kerajinan kerang (hasil-hasil laut) seperti gantungan
lampu, aksesoris dinding, dan laiun sebagainya.
3. Sentra pembuatan ikan asin
Di pangandaran terdapat senta pembuatan ikan asin dan juga pembuatan
produk olahan hasil laut lainnya seperti terasi dan kerupuk. Kegiatan ini
dikelola oleh pedagang ikan asin itu sendiri
4. Kekayaan budaya masyarakat Pangandaran
30
![Page 2: bab+4+-+3](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082809/5572025e4979599169a365cc/html5/thumbnails/2.jpg)
Upacara adat yang biasanya dilakukan masyarakat pantai pangandaran
adalah upacara sedekah laut (ungkapan terimakasih atashasil laut yang
berlimpah), seni ibing atau tari jaipong (dalam acara pernikahan), ngayun
(untuk anak yang baru lahir), dimester atau peperan (meratakan gigi).
5. Even wisata
Even yang biasanya diselenggarakan diantaranya yaitu festival laying-
layang tingkat nasional, lomba memancing, atraksi freestyle motor, dll
6. Gua-gua dan makam keramat
Gua-gua keramat yang terdapat di Taman Wisata Alam Pangandaran adalah
gua panggung, gua parat, gua lanang, gua sumur mudal, dan gua jepang.
Gambar 4.2. Gambar salah satu gua keramat di Taman Wisata Alam
Pangandaran
4.2.2. Sarana dan Prasarana
Taman wisata pangandaran merupakan milik pemerintah yang berada di bawah
naungan balai konservasi sumber daya alam jawa barat II seta dinas pariwisata dan
kebudayaan ciamis. Sarana dan prasarana yang ada di pangandaran sudah dapat
dikatakan memadai dan mampu menyediakan kebutuhan pengunjung, yaitu seperti
dapat dilihat dalam table dibawah ini:
31
![Page 3: bab+4+-+3](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082809/5572025e4979599169a365cc/html5/thumbnails/3.jpg)
Tabel 4.2. Pelayanan di Taman Wisata Alam Pangandaran
No Jenis Fasilitas
1 Informasi Pusat informasi pengunjung
Rambu-rambu penunjuk arah
Papan informasi utama
Papan informasi khusus
2 Perbelanjaan Restaurant/ café/ rumah makan
Kios kebutuhan pribadi wisatawan
Pasar dan pasar seni
3 Transportasi Becak
Ojek
4 Pendidikan SD
SMP
SMA
TPA-MDA
5 Peribadatan Mesjid
Gereja
6 Pengamanan Pos pengamat pantai/ menara
Baywatch
7 Keselamatan Pos P3K
Medical centre
Ambulance
8 Kebersihan Kamar mandi / WC umum
Tempat sampah
Gerobak sampah
9 Pos pembelian tiket Ruang pembelian tiket masuk
32
![Page 4: bab+4+-+3](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082809/5572025e4979599169a365cc/html5/thumbnails/4.jpg)
Gambar 4.2. Petunjuk Arah di Objek Wisata Alam Pangandaran
4.2.3. Aksesibilitas Taman Wisata Pangandaran
Taman Wisata Alam Pangandaran juga relative mudah dicapai lewat jalan raya
dari beberapa kota, antara lain:
1. Dari Jakarta (400km), Bandung (223km), Tasikmalaya (108km), dan dari
Ciamis (91km).
2. Dari Cirebon (291km) dengan rute Cirebon-Kuningan-Panawangan-
Kawali-Ciamis-Banjar-Banjarsari-Pangandaran.
3. Dari Jawa Tengah: Purwokerto-Majenang-Karangpucung-Banjar-
Banjarsari-Pangandaran.
4. Lapangan terbang yang khusu untuk komersil telah dibangun di Nusawiru,
Cijulang + 26km dari pangandaran yang sudah dapat didarati pesawat jenis
CN 250.
4.2.4. Perkembangan Jumlah Pengunjung Taman Wisata Alam Pangandaran
Perkembangan pariwisata di pantai pangandaran dapat dilihat dari data jumlah
pengujung taman wisata alam pangandaran berikut ini:
Tabel 4.3. Perkembangan Jumlah Pengunjung Taman Wisata Alam
Pangandaran Tahun 1991-2005
No Tahun Bulan Wisnu Wisman Jumlah Pendapatan
1 1991 Jan s/d Des 221.367 7.565 228.932 110.653.150
33
![Page 5: bab+4+-+3](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082809/5572025e4979599169a365cc/html5/thumbnails/5.jpg)
2 1992 Jan s/d Des 154.692 8.708 163.400 164.848.000
3 1993 Jan s/d Des 148.620 9.280 157.900 150.200.000
4 1994 Jan s/d Des 191.446 7.854 199.300 194.050.000
5 1995 Jan s/d Des 198.642 8.135 206.777 204.553.000
6 1996 Jan s/d Des 175.584 6.207 181.791 286.160.500
7 1997 Jan s/d Des *) *) 81.796 94.443.000
8 1998 Jan s/d Des *) *) 89.055 97.477.000
9 1999 Jan s/d Des 36.541 137.637 180.690 185.931.700
10 2000 Jan s/d Des 64304 150.386 217.980 235.951.000
11 2001 Jan s/d Des 69.304 151.696 221.000 256.938.900
12 2002 Jan s/d Des 148.201 77.465 225.666 262.575.000
13 2003 Jan s/d Des 183.474 42.757 226.231 266.042.700
14 2004 Jan s/d Des 220.443 9.148 229.591 376.840.800
15 2005 Jan s/d Des 230.479 1.256 231.735 440.296.500
Keterangan: *) data tahun 1997 dan 1998 tidak tercatat secara rinci.(Sumber diperoleh dari buku data KPH Ciamis Perum Perhutani tahun 2005 dan Laporan Bulanan Satuan Kerja Pangandarn tahun 1991-2005)
4.3. Dampak Pariwisata Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Pariwisata secara tidak langsung pasti melibatkan masyarakat, sehingga dapat
membawa dampak terhadap masyarakat setempat. Salah satu dampaknya yaitu terhadap
kondisi social ekonomi masyarakat, terutama masyarakat sekitar tempat dibangunnya
usaha pariwisata tersebut. Pembangunan pariwisata di suatu daerah mampu memberikan
dampak-dampak bernilai positif, diantaranya seperti peningkatan pendapatan masyarakat,
peningkatan penerimaan devisa, peningkatan kesempatan kerja dan peluang usaha,
peningkatan pendapatan pemerintah daerah dari pajak, dan sebagainya.
Jumlah pengunjung yang datang ke pangandaran pada tahun 2005 hapir mencapai
500.000 orang. Pada tahun tersebut pengeluaran pengunjung yang datang tiap orangnya
sekitar Rp 25.000 sampai Rp 100.000 per orang dan tujuan pengeluaran tersebut digunakan
untuk transportasi, tiket masuk, makan, minum, dan penginapan. Selain itu besarnya
pengeluaran mereka tergantung dari tujuan mereka datang ke kawasan tersebut yaitu untuk
34
![Page 6: bab+4+-+3](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082809/5572025e4979599169a365cc/html5/thumbnails/6.jpg)
rekreasi/ piknik atau untuk mengunjungi goa-goa yang dianggap keramat yang terdapat di
Cagar Alam Pangandaran
Kegiatan wisata yang banyak dilakukan di kawasan pantai pangandaran adalah
rekreasi, outbond, wisata, pendidikan alam bagi anak-anak, pertunjukan seni, pameran,
berkemah, dan foto hunting. Jenis lapangna pekerjaan yhang terbuka bagi masyarakat
skekitar antara lain pedagang, mulai dari pedagang makanan/ minuman, souvenir, ikan
asin, pakaian, alat pancing, hasil laut, dan lain-lain. Kemudian menjadi karyawan
hotel/wisma penginapan, tukang ojek, tukang becak, tukang parker, dan juga pemandu
wisata. Dari pemaparan diatas dapat terlihat bahwa keberadaan objek wisata Pantai
Pangandaran memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar lebih banyak
dibandingkan sebelum Pamgandaran resmi menjadi tempat tujuan wisata.
Perkembangan objek wisata Pantai Pangandaran mempengaruhi perubahan orientasi
mata pencaharian penduduk di sektor agraris ke sektor non agraris (jasa wisata). Tingkat
pendapatan penduduk dengan adanya objek wisata ini telah mengalami peningkatan
dibandingkan sebelumnya. Taman wisata alam pangandaran merupakan suatu kawasan
konservasi hutan yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan ilmu pengetahuan,
penelitian, budaya, dan pariwisata.
Menurut hasil wawancara yang telah dilakukan, sejauh ini dampak positif yang
dirasakan oleh masyarakat Pangandaran akibat adanya objek Taman Wisata Alam Pantai
Pangandaran ini diantaranya yaitu memperluas kesempatan kerja dan usaha bagi
masyarakat sekitar, penghijauan di sekitar pantai lebih digalakkan lagi, kebersihan di
sekitar pantai lebih terjamin karena kebersihan pantai dan sekitarnya senantiasa dipelihara
agar pengunjung marasa nyaman saat berkunjung, lingkungan sekitar pantai lebih tertata
dengan rapi, serta keamanan dan ketertiban kawasan sekitar objek wisata pantai lebih
terperhatikan. Namun disamping itu, ada pula dampak negative yang dirasakan masyarakat
sekitar, diantaranya yaitu penambahan volume sampah akibat kegiatan wisatawan,
kunjungan wisatawan yang kurang terkendali, terjadinya kerusakan lingkungan, polusi
udara karena peningkatan jumlah kunjungan wisatawan yang membawa kendaraan
bermotor (wawancara dengan Pak Hadiat pada tanggal 21 April 2012).
Selain itu keberadaan Pantai Pangandaran juga memberikan dampak terhadap adanya
mobilitas sosial, pendidikan, serta kesejahteraan sosial masyarakat Pangandaran.
35
![Page 7: bab+4+-+3](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082809/5572025e4979599169a365cc/html5/thumbnails/7.jpg)
4.3.1. Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial dapat diartikan sebagai gerak dalam struktur sosial, yaitu pola-
pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Dijadikannya
pangandaran sebagai objek wisata memunculkan perubahan-perubahan terhadap
lingkungan masyarakat Kecamatan Pangandaran. Terbukanya akses pada
kehidupan luar dan meningkatnya mobilitas warga serta membuka beragamnya
mata pencaharian telah mendorong sikap konsumtif pada masyarakat, sehingga
secara tidak langsung telah memunculkan persaingan antar individu masyarakat dan
menimbulkan lapisan-lapisan sosial yang beragam pada masyarakat Pangandaran.
Lapisdan-lapisan sosial disini maksudnya adalah perbedaan status sosial antar
masyarakat di sekitar Taman Wisata Alam Pangandaran. Status social masyarakat
biasanya dapat dilihat dari kepemilikan barang-barang seperti mobil, sepeda motor,
tv, rumah permanen, dan barang-barang berharga lainnya.
4.3.2. Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu pilar terpenting dalam meningkatkan kualitas
manusia, dimana pendidikan berperan sebagai salah satu parameter yang digunakan
untuk mengukur keberhasilan pembangunan. Hal yang banyak menentukan dan
korelasinya terhadap partisipasi warga masyarakat dalam kegiatan ekonomi adalah
pendidikan dan pengalaman seseorang.
Pada umumnya tingkat pendidikan masyarakat yang berjualan di sekitar Pantai
Pangandaran yaitu sampai tingkat Sekolah Dasar (SD). Dengan pendidikan
masyarakat yang rendah tentu saja kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang
lebih baik menjadi sulit. Pengalaman hidup dan keterbukaan masyarakat terhadap
perubahan dari luar memberikan pengaruh kepada anak-anak mereka yang pada
akhirnya masyarakat memiliki harapan, yaitu pendidikan anak harus lebih tinggi
dari orang tuanya. Usaha dan kerja keras yang dilakukan menyebabkan anak-anak
mereka bisa menyelesaikan pendidikan sampai tingkat SMP, SMA, bahkan
perguruan tinggi. Namun kebanyakan mereka hanya bisa menyekolahkan anaknya
sampai tingkat SMP.
36
![Page 8: bab+4+-+3](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082809/5572025e4979599169a365cc/html5/thumbnails/8.jpg)
Dari uraian di atas perlu dilakukan beberapa upaya untuk meningkatkan
kualitas dan kuantitas pendidkan, karena pendidikan merupakan salah satu saluran
penting dalam proses perubahan sosial. Upaya-upaya yang dilakukan yaitu pertama,
memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya pendidikan.
Kedua, penambahan SMP dan SMA gratis serta beasiswa untuk melanjutkan ke
perguruan tinggi bagi masyarakat yang tidak mampu. Ketiga, didirikan sekolah
paket B dan C, sehingga masyarakat putus sekolah masih bisa melanjutkan
pendidikannya.
4.3.3. Kesejahteraan Sosial
Keberadaan kawasan wisata Pantai Pangandaran dalam kegiatan perekonomian
secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan kontribusi dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat pangandaran. Ini dapat dilihat dari
kondisi fisik bangunan yang mereka miliki sebagian besar sudah permanen. Mereka
mendapat jumlah uang yang lebih besar dengan menjadi pedagang atau pemilik
penginapan daripada menjadi petani.
Adapun tingkat kesejahteraan masyarakta sekitar yang bekerja di kawasan
Pantai Pangandaran dapat dikatakan sebagai keluarga sejahtera. Hal ini didasarkan
pada terpenuhinya semua aspek-aspek kebutuhan hidup seperti pemenuhan
kebutuhan jasmani (makan tiga kali sehari), pemenuhan kebutuhan gizi, memiliki
rumah sendiri dengan ruangan yang terpisah, serta pemenuhan kebutuhan rohani
seperti kekutsertaan dalam kegiatan keagamaan di masyarakat dan umumnya
masyarakat pernah berekreasi.
Ibu Suhartini, seorang pedagang cinderamata di sekitar kawasan Pantai
Pangandaran. Pada tahun 1990 Ibu Suhartini bekerja sebagai pembantu rumah
tangga. Suami Ibu Suhartini bekerja sebagai tukang ojek yang penghasilannya tidak
tentu. Dalam datu hari Ibu Suhartini dan suaminya hanya memperoleh sekitar Rp
5.000 – Rp 10.000. penghasilannya tersebut hanya cukup untuk memenuhi
kebutuhan makan satu hari saja dan tidak bisa untuk memenuhi kebutuhan lain-lain
lagi. Seiring dengan semakin ramainya objek wisata Pantai Pangandaran, maka
37
![Page 9: bab+4+-+3](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082809/5572025e4979599169a365cc/html5/thumbnails/9.jpg)
muncullah keinginan Ibu Suhartini untuk berjualan. Ibu Suhartini mulai berjualan
cinderamata pada tahun 2004 yang bertujuan untuk membiayai kebutuhan
hidupnya. Dari hasik berjualan Ibu Suhartini memperoleh pendapatan per hari yaitu
rata-rata sebesar Rp 20.000 – Rp 40.000. pendapatan tersebut digunakan untuk
membiayai kebutuhan hidupnya sehari-hari (wawancara dengan Ibu Suhartini pada
tanggal 21 April 2012).
Kemudian Bapak Suratman yang berprofesi sebagai tukang parker di sekitar
pantai pangandaran yang kehidupannya cukup bergantung pada keberadaan pantai
pangandaran. Pada tahun 1990-an, Pak Suratman mengandalkan perekonomian
keluarganya dari hasil menjadi buruh tani. Penghasilannya pun tidak begitu besar
karena menjadi buruh tani hanya memperoleh penghasilan ketika panen saja dan
itupun relative sangat kecil, yaitu sekitar Rp 200.000/ bulan. Namun pada tahun
1994, pak suratman menerima ajakan dari tetangganya yang bekerja sebagai tukang
parkir di objek wisata Pantai Pangandaran, beliau pun merasa tertarik untuk
mencobanya. Dan setelah menjadi tukang parkir pak suratman bisa memperoleh
penghasilan sekitar Rp 500.000/ bulan. dengan beliau berprofesi sebagai tukang
parkir, pak suratman berhasil menyekolahkan anak-anaknya sampai jenjang SMP
(wawancara dengan bapak suratman pada tanggal 21 April 2012).
Narasumber berikutnya yang berhasil diwawancarai yaitu Bapak Iing yang
bekerja sebagai nelayan dan istrinya bekerja sebagai pedagang ikan asin. Pak Iing
mulai bekerja sebagai nelayan pada tahun 1987, tetapi istrinya mulai bekerja pada
tahun 1995 setelah dibukanya pasar wisata oleh Pemda Kabupaten Ciamis. Pada
tahun 1990 Pak Iing memperoleh penghasilan sekitar Rp 600.000 – Rp 700.000/
bulan. pada waktu itu pak iing bekerja sendirian tanpa bantuan buruh nelayan,
namun pada tahun 2001, pak iing sudah mampu menggaji buruh nelayan sehingga
ia pun tidak terlalu merasa kecapean dengan pekerjaannya. Penghasilannya pun
meningkat menjadi Rp 1.000.000/ bulan. walaupun kadang penghasilannya itu pun
tidak selamanya sama., terkadang lebih bahkan terkadang kurang bagaimana
kondisi laut. Pak Iing berhasil menyekolahkan anak-anaknya sampai jenjang SMA
(wawancara dengan bapak iing pada tanggal 21 April 2012).
38