bagian iii ekonomi politik sektor publik

45
BAGIAN III: EKO Ferr Ju Faku U i ONOMI POLITIK SEKTOR PUB Dosen: ry Prasetyia, SE, M.App Ec (Int) urusan Ilmu Ekonomi ultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya BLIK

Upload: doanliem

Post on 29-Dec-2016

241 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

BAGIAN III: EKONOMI POLITIK SEKTOR PUBLIK

Ferry Prasety

Jurusan Ilmu Ekonomi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya

i

EKONOMI POLITIK SEKTOR PUBLIK

Dosen:

Ferry Prasetyia, SE, M.App Ec (Int)

Jurusan Ilmu Ekonomi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya

EKONOMI POLITIK SEKTOR PUBLIK

Page 2: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1

II. TEORI SEKTOR PUBLIK................................................................. 2

2.1 Pembenaran Teori Sektor Publik................................................ 2

2.1.1 Pasar vs Pemerintah...................................................... 2

2.1.2 Efisiensi dan Ekuitas...................................................... 3

2.2 Pertumbuhan Sektor Publik........................................................ 6

2.2.1 Model Pengembangan Sektor Publik............................. 6

2.2.2 Hukum Wegner............................................................... 6

2.2.3 Hukum Baumol............................................................... 7

2.2.4 Model Politik................................................................... 9

2.2.5 Dampak Ratchet............................................................. 11

2.3 Pendapatan dan Pengeluaran Sektor Publik............................. 12

III. BARANG EKONOMI DAN BARANG POLITIK................................ 14

3.1 Konflik antara Barang Ekonomi dan Politik................................ 14

3.1.1 Ketidaktahuan Rasional.................................................. 14

3.1.2 Minat Khusus.................................................................. 14

3.1.3 Kecurangan.................................................................... 15

IV. VOTING DAN REPRESENTASI DEMOKRASI............................... 17

4.1 Voting......................................................................................... 17

4.1.1 Stabilitas......................................................................... 17

4.1.2 Ketidakmungkinan.......................................................... 18

4.1.3 Teorema May................................................................. 19

4.1.4 Pemenang Condercet..................................................... 19

4.1.5 Multi-dimensional Voting................................................ 20

4.2 Representasi Demokrasi............................................................ 21

4.3 Pilihan Pasar.............................................................................. 21

4.4 Dampak Platform Politik............................................................ 23

4.5 Voting Ekuilibrim vs Efisiensi...................................................... 25

4.5.1 Intensitas Preferensi....................................................... 25

4.5.2 Tingkat Efisiensi Pengeluaran Publik............................. 26

4.6 Teorema Median Voter............................................................... 27

4.7 Model Tiebout............................................................................. 29

Page 3: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

iii

V. KESIMPULAN.................................................................................. 33

VI. STUDI KASUS................................................................................. 35

VII. PERTANYAAN................................................................................. 39

VIII. KATA KUNCI.................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………... v

Page 4: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

iv

DAFTAR BACAAN

Hindriks, Jean dan Gareth D Myles. 2004. Intermediate Public Economics.

Robbins, Donijo. 2005. The Handbook of Public Sector Economics. Grand

Rapids, Michigan : Grand Valley State University.

Howard, Michael. 2001. Public Sector Economics for Developing Countris.

Jamaica : University of The West Indies Press.

Myles, Gareth D. 2002. Public Economics. Cambridge : The Press Syndicate of

The University of The Cambridge.

Public Finance e-book.

http://www.tutorsonnet.com/homework_help/macro_economics/pricing_exercises

_and_policies/sales_optimisation_model_under_oligopoly_firm_assignment_help

_online_tutoring.htm

http://sebuah-blog.blogspot.com/2009/04/masalah-masalah-pemilu 2009.html

http://www.rri.wvu.edu/WebBook/Goetz/Migx2.htm

Page 5: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

1

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam ekonomi politik sektor publik, ada beberapa hal yang

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di masa sekarang. Intervensi pemerintah

sangat dibutuhkan agar pembenaran sektor publik yang mempengaruhi pasar

dan pemerintah menjadi efisien dan efektif. Dalam setiap kasus, harus ada

menunjukkan bahwa sektor publik sebenarnya memiliki kemampuan untuk

memperbaiki apa yang tidak diatur dalam pencapaian ekonomi. Dengan adanya

hukum-hukum seperti model pengembangan sektor publik, hukum Wegner,

hukum Boumol, model politik, dampak Ratchet diharapkan bisa membantu

pemerintah dalam mengambil setiap kebijakan mengenai petumbuhan sektor

publik tersebut.

Sektor publik memegang peranan penting dalam perekonomian dari

negara industri utama. Implikasi utama sektor publik sangat penting dalam

perekonomian negara industri dan melibatkan campur tangan pemerintah yang

besar. Sehingga bisa meminimalisir terjadinya konflik antara barang ekonomi dan

barang politik yang disebabkan oleh ketidaktahuan rasional, minat khusus dan

kecurangan. Secara garis besar pemerintah terdiri dari kelompok pemilih

(masyarakat), politisi, dan birokrat (pemerintah). Masing-masing menetapkan

tujuan dan ambisinya sendiri. Selain itu masyarakat sendiri cukup berbeda

sehingga setiap individu dapat menemukan pelayanan publik yang sesuai

permintaannya. Dengan hal tersebut dapat memunculkan adanya voting,

representasi demokrasi, pilihan pasar, dampak Platform politik, voting ekuilibrim

dan efisiensi yang berdampak dalam politik ekonomi.

Oleh karena itu pada bab ini kita akan membahas tentang “Politik

Ekonomi Publik Sektor”. Dimana ekonomi politik adalah suatu bidang studi yang

khusus mempelajari interaksi politik dan ekonomi. Berbagai perbedaan antara

sektor publik (pemerintah) dan sektor pasar atau sektor swasta serta segenap

implikasinya terhadap politik dan ekonomi yang menjadi fokus utamanya. Fokus

itu kemudian dijabarkan kembali ke dalam pembahasan mengenai keterlibatan

pihak pemerintah atau negara dalam perekonomian individu dalam konteks

sosial (masyarakat) serta mengenai segenap konsekuensi ekonomis dari ukuran

serta struktur tertentu dari sektor publik (pemerintah).

Page 6: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

2

BAB II

TEORI SEKTOR PUBLIK

2.1 PEMBENARAN TEORI SEKTOR PUBLIK

2.1.1. Pasar vs Pemerintah

Dalam kegiatan perekonomian, intervensi pemerintah sangat

dibutuhkan. Intervensi dalam perekonomian berpotensi dapat meningkatkan

kesejahteraan. Eksternalitas, hasil kompetitif yang tidak efisien, keberadaan

barang publik, dan persaingan yang tidak sempurna adalah penyebab

terjadinya kegagalan pasar oleh karena itu diperlukan intervensi pemerintah

untuk mengatasinya.

Dalam setiap kasus, harus ada menunjukkan bahwa sektor publik

sebenarnya memiliki kemampuan untuk memperbaiki apa yang tidak diatur

dalam pencapaian ekonomi. Ini tidak akan mungkin jika pilihan perangkat

kebijakan terbatas atau informasi pemerintah dibatasi.

Harus diakui bahwa tindakan negara dan kebijakan yang layak dipilih,

sering dibatasi oleh fitur ekonomi yang sama akan membuat hasil pasar tidak

efisien. Oleh karena itu salah satu peran dari ekonomi publik yaitu untuk

menentukan tingkat yang diinginkan dari sektor publik atau batas-batas

intervensi negara. Pemerintah harus bertindak demi kepentingan publik

ketika sistem pasar tidak berfungsi dengan baik. Intervensi pemerintah

seperti ini daharapkan dapat membentuk efiesiensi pasar berjalan dengan

lebih baik lagi.

Gambar 2.1 Alokasi sumber daya di pasar kompetitif

Sumber : Public Finance hal.27

Page 7: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

3

Pada gambar 2.1 tingkat output yang akan memaksimalkan nilai output

ekonomi adalah Q*. Jika kurang dari T* diproduksi, nilai output ke permintaan

lebih besar dari biaya kesempatan kepada pemasok. Hal ini ditunjukkan pada

gambar kurva permintaan terletak di atas kurva penawaran dan nilai output

kepada mereka yang mengkonsumsi lebih besar dari biaya kesempatan yang

dikenakan pada mereka yang memproduksinya.

Oleh karena itu, pertukaran yang saling menguntungkan dapat dibuat

antara pemasok dan demander. Sebaliknya, ketika kurva penawaran terletak

di atas kurva permintaan, di sebelah kanan dari Q*, pemasok meminta

kompensasi lebih untuk memproduksi unit tambahan dari demander bersedia

bayar. Karena biaya untuk menghasilkan unit akan melebihi nilai dari unit-unit

untuk demander, tidak efisien untuk menghasilkan output luar Q*.

Pasar akan gagal menjadi efisien dengan adanya informasi yang tidak

sempurna. Dalam pembangunan kebaikan intervensi pemerintah sangat

penting untuk mengetahui apakah subjek pemerintah untuk keterbatasan

informasi yang sama dapat mencapai hasil yang lebih baik. Potensi

kegagalan pemerintah sama pentingnya dengan kegagalan pasar dan

keduanya sering berakar pada masalah informasi. Pada tingkat yang sangat

dasar, kekuatan paksaan dapat mendasari setiap intervensi pemerintah

dalam perekonomian.

2.1.2. Efisiensi dan Ekuitas

Ketika menentukan kebijakan ekonomi, pemerintah dihadapkan

dengan dua tujuan yang saling bertentangan. Di satu sisi, itu akan bertujuan

untuk melaksanakan kebijakan tersebut dengan kerugian minimum kepada

masyarakat. Penggunaan kebijakan akan menyebabkan kerugian karena

sumber daya yang digunakan dalam proses implementasi dan dari distorsi

ekonomi. Meminimalkan kerugian ini adalah aspek efisiensi desain dari

kebijakan. Sebaliknya, campur tangan pemerintah dalam perekonomian

diinginkan untuk mencapai distribusi sumber daya ekonomi yang lebih adil.

Hal ini disertai dengan pengurangan yang sesuai dengan tingkat kepedulian

terhadap tingkat agregat aktivitas ekonomi. Motivasi ini merupakan sisi

ekuitas desain kebijakan.

Kesulitan yang dihadapi pemerintah adalah persyaratan keadilan dan

efisiensi yang sering terjadi konflik. Hal ini sering terjadi karena kebijakan

Page 8: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

4

yang efisien sangat tidak adil, sedangkan kebijakan yang adil dapat

memperkenalkan distorsi yang signifikan dan disinsentif. Mengingat fakta ini,

tantangan untuk desain kebijakan mencapai trade-off yang benar antara

keadilan dan efisiensi. Pada trade-off pemerintah harus mencari tergantung

pada kepentingan relatif akan menetapkan ke ekuitas lebih efisiensi.

Gambar 13.3. efisiensi dan ketidakadilan

Sumber : Intermediate Public Economics 2004 – Jean Hindriks.

Kurva pada Gambar 13.3 menunjukkan kumpulan alokasi efisiensi

Pareto dan umumnya ada jumlah tak terbatas. Pemesanan preferensi Pareto

tidak memilih hasil optimal yang unik. Selain itu, keseimbangan kompetitif

mungkin sebagaimana digambarkan di sudut kiri bawah kotak ini memiliki

sifat sebagai efisiensi Pareto tetapi sangat tidak adil dan tidak mungkin

menemukan banyak menggunakan kriteria lain untuk menilai optimalitas.

Gagal dari pemesanan preferensi Pareto adalah bahwa hal itu tidak

selalu dapat membandingkan dengan negara alternatif. Dari segi formal,

tidak menyediakan permintaan lengkap negara. Ini diilustrasikan pada

Gambar 13.4 di mana alokasi s1 dan s2 tidak bisa dibandingkan meskipun

keduanya dapat dibandingkan dengan s3 (s3 adalah Pareto lebih suka

kedua s1 dan s2). Ketika dihadapkan dengan pilihan antara s1 dan s2,

Urutan preferensi Pareto adalah yang harus dipilih. Perlu dicatat bahwa

Incomparability ini tidak sama dengan ketidakpedulian. Jika urutan preferensi

yang acuh tak acuh antara dua negara, maka mereka dinilai sama baik.

Incomparability berarti pasangan negara yang tidak bisa digolongkan.

Page 9: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

5

Gambar 13.4. ketidaklengkapan tingkat pareto.

Sumber : Intermediate Public Economics 2004 – Jean Hindriks.

Mekanisme dasar di balik contoh ini adalah bahwa Pareto preferensi

hanya mendapat peringkat negara alternatif jika ada gainers atau pecundang

sebagai langkah yang dibuat antara negara. Jika beberapa keuntungan dan

beberapa kerugian, seperti dalam pilihan antara s1 dan s2 dalam Gambar

13.4, maka urutan preferensi adalah tidak di nilai. Keuntungan dan kerugian

tersebut adalah sebuah fitur dari pilihan kebijakan dan banyak analisis

kebijakan terdiri dari berat-up keuntungan dan kerugian.

Dalam hal ini, efisiensi Pareto tidak memadai sebagai dasar untuk

pilihan kebijakan. Untuk meringkas argumen ini, efisiensi Pareto tidak

mewujudkan konsep setiap keadilan dan sangat alokasi adil dapat efisien di

bawah kriteria.

Dalam banyak situasi, jumlah alokasi Pareto efisien adalah tak

terbatas dalam hal kriteria kemudian memberikan sedikit panduan untuk

pilihan kebijakan. akhirnya, efisiensi Pareto mungkin tidak menyediakan

permintaan lengkap negara sehingga beberapa menyatakan akan tertandingi

di bawah kriteria. Sumber dari semua kegagalan adalah bahwa kriteria

Pareto menghindari menimbang keuntungan terhadap kerugian tetapi hanya

seperti penilaian yang harus dibuat dalam keputusan alokasi dan kemudian

membuat pilihan alokasi evaluasi keuntungan dan kerugian yang harus

dihadapi langsung.

Page 10: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

6

2.2 PERTUMBUHAN SEKTOR PUBLIK

Ada beberapa teori yang mengemukakan terjadinya pertumbuhan sektor

publik yaitu :

2.2.1. Model Perkembangan Sektor Publik

Dasar dari model-model pembangunan pertumbuhan sektor publik

ialah perubahan struktur perekonomian. Langkah awal perkembangan dilihat

dari periode industrialisasi di mana populasi bergerak dari pedesaan ke

perkotaan. Langkah selanjutnya, pengeluaran infrastruktur sektor publik

menjadi semakin komplementer dari sektor swasta. Perkembangan

konstruksi publik dari sektor swasta dan investasi dari sektor publik

contohnya adalah pembangunan jalan penghubung. Hasil urbanisasi dan

perluasan kota dengan penduduk padat akan menimbulkan eksternalitas

seperti polusi dan kejahatan. Dengan meningkatkan proporsi pengeluaran

publik, pengeluaran infrastruktur dialihkan untuk mengontrol eksternalitas

yang terjadi.

Dalam langkah mengembangkan ekonomi, pengeluaran infrastruktur

kurang efisien dan menimbulkan kegagalan pasar. Hal ini mengakibatkan

transfer pembayaran, seperti sosial, kesehatan keamanan dan pendidikan

menjadi pengeluaran utama. Kelemahan teori ini adalah model

pengembangan perubahan tersebut hanya didorong oleh eksogen dalam

proses kemajuan ekonomi. Perubahan pengeluaran harus berkaitan dengan

bagaimana pilihan berubah sebagai preferensi atau kebutuhan yang

berkembang.

2.2.2. Hukum Wegner

Hukum Wagner menjelaskan bagian GNP yang diambil sektor publik.

Hukum ini terkait dengan pertumbuhan ukuran relatif sektor publik, yaitu jika

pendapatan perkapita dalam ekonomi bertambah, ukuran sektor publik juga

bertambah. Pernyataan Wagner bersifat empiris. Ia mengamati pertumbuhan

sektor publik di sejumlah negara Eropa, AS dan Jepang pada abad 19.

Faktor yang mempengaruhi rasio pengeluaran publik terhadap GNP adalah

faktor politik dan ekonomi. Menurut Wagner, ketika ekonomi menjadi industri,

hubungan antara pasar dan agen dalam pasar semakin kompleks dan

memerlukan peraturan perdagangan untuk mengaturnya.

Page 11: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

7

Pertumbuhan pengeluaran publik untuk pendidikan dan kesehatan

dijelaskan Wagner berdasarkan elastisitas pendapatan permintaan. Jika

pendapatan riil naik, pengeluaran publik meningkat terhadap layanan

tersebut dan meningkatkan rasio pengeluaran pemerintah terhadap GNP.

Model Wagner tidak mengandung teori pilihan publik. Negara dianggap

individu dan membuat keputusan secara independen dari anggota

masyarakat.

Diagram 8.1 Pertumbuhan Pengeluaran Pemerintah menurut Wagner.

sumber : Ekonomi Publik 1, Mangkoesubroto jilid 2 hal 172.

Hukum Wagner ini ditunjukan dalam Diagram 8.1 dimana kenaikan

pengeluaran pemerintah mempunyai bentuk eksponensial yang ditunjukan

oleh kurva 1, dan bukan seperti ditunjukan oleh kurva 2. Karena pada kurva

1 menunjukan sebagia kenaikan pengeluaran pemerintah dan aktivitas

ekonomi masyarakat sehingga bentuk kurvanya eksponensial. Sedangkan

kurva 2 menunjukan kurva perkembangan pengeluaran pemerintah dengan

bentuk kurva linear.

2.2.3. Hukum Baumol

Hukum Baumol dimulai dari observasi tentang sifat teknologi produksi

di sektor publik. Dasar dari teknologi sektor publik yang cenderung padat

karya dibanding sektor swasta. Selain itu, jenis produksi yang dilakukan

PkPP

0 1 2 3 4 5 6Waktu

Z= kurva perkembangan pengeluaran pemerintah

Kurve 1

Kurve 2

Page 12: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

8

menghasilkan ruang lingkup kecil untuk peningkatan produktivitas dan

mempersulit peminjaman modal kerja. Persaingan di pasar tenaga kerja

memastikan bahwa biaya tenaga kerja di sektor publik berbeda dengan di

sektor swasta. Kemajuan teknologi di sektor swasta menyebabkan

peningkatan produktivitas. Sektor publik tidak dapat menggantikan modal

bagi tenaga kerja dan upah yang di dapat di sektor swasta lebih besar

dibanding sektor publik. Jika keluaran output sektor publik dan sektor swasta

tetap dalam proporsi yang sama, pengeluaran sektor publik meningkat

sebagai proporsi dari pengeluaran total. Ada sejumlah masalah dengan teori

ini. Hal ini sepenuhnya menggunakan teknologi dan tidak mempertimbangkan

aspek penawaran dan permintaan atau proses politik. Ada juga alasan untuk

mempercayai substitusi yang terjadi dalam sektor masyarakat.

Model Prof Baumol, industri oligopolistik akan mendapatkan

keuntungan SE atau OP.

Sumber:

http://www.tutorsonnet.com/homework_help/macro_economics/pricing_exerci

ses_and_policies/sales_optimisation_model_under_oligopoly_firm_assignmen

t_help_online_tutoring.htm

Pada diagram diatas yang menjelaskan industri oligopolistik di dalam

sektor publik, kurva TR dan TC adalah pendapatan agregat dan kurva biaya

agregat. Perbedaan antara pendapatan agregat dan biaya agregat pada

tingkat produktivitas yang beragam adalah keuntungan agregat pada industri

oligopolistik.

Page 13: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

9

Menurut Prof Baumol, industri tidak mencari optimasi keuntungan,

disini tingkat yang paling optimal adalah OR, karena kurva OR melebihi garis

keuntungan minimal. Industri ini membuat keuntungan agregat paritying untuk

kurva TU yang lebih kecil dibandingkan dengan kurva RV, keuntungan optimal

dicapai. Dan pendapatan penjualan optimasi OQ lebih besar dari pada

produktivitas keuntungan optimasi OR.

Pada kurva OP sebagai keuntungan agregat minimum yang

didapatkan kemudian kurva PX adalah garis keuntungan minimal. Pada hasil

minimum garis PX memotong TP keuntungan kurva agregat di titik E. Pada

produktivitas OS, industri akan memiliki pendapatan agregat paritying untuk

A1 yang kurang dari pendapatan agregat optimal A2. Namun, pendapatan

agregat A1 adalah hasil optimal untuk mendapatkan OP pada garis

keuntungan minimal.

Industri dapat memperoleh keuntungan minimal OP bahkan oleh OQ

produktivitas manufaktur - keuntungan minimal garis PX juga berpotongan

dengan kurva keuntungan agregat TO di titik W. Namun pendapatan agregat

pada produktivitas di OQ jauh lebih rendah dari itu pada produktivitas IS.

Dengan demikian, asalkan tujuan industri mengoptimalkan subjek pendapatan

agregat untuk menahan diri keuntungan minimal, industri tidak akan

memproduksi produktivitas OQ atau pada titik V. Oleh karena itu, dalam

model Prof Baumol, industri oligopolistik akan mendapatkan keuntungan SE

atau OP.

2.2.4. Model Politik

Model politik dalam sektor publik diperlukan untuk mengatasi konflik di

masyarakat antara pengeluaran lebih tinggi dan pembatasan beban pajak.

Hal ini menggabungkan resolusi konflik dan menunjukkan bagaimana ukuran

dan komposisi belanja publik yang mencerminkan preferensi mayoritas warga

negara. Titik utama yang muncul dalam model politik adalah tingkat

keseimbangan pengeluaran publik dikaitkan dengan pendapatan distribusi

dan pertumbuhan pemerintah yang berkaitan erat dengan munculnya

ketidakseimbangnya pendapatan. Pemerintah menyediakan barang publik

yang dibiayai dengan menggunakan pendapatan pajak proporsional.

Pemanfaatan konsumen yang memiliki penghasilan yi ialah,

ui (t, G) = [1 - t] yi + b (G)

Page 14: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

10

Dimana t : tarif pajak penghasilan.

G : tingkat penyediaan barang publik.

b : manfaat yang diperoleh barang publik diasumsikan

meningkat.

(sehingga marginal benefit adalah positif) jika cekung (marginal benefit

turun) sebagai G increases. Yang menunjukkan tingkat pendapatan rata-

rata dalam populasi konsumen dengan µ, budget constaint pemerintah

Menggunakan budget constaint, pendapatan konsumen yi akan

menikmati utilitas dari penyediaan G kuantitas barang publik.

Tingkat ideal penyediaan barang publik bagi konsumen diberikan oleh

kondisi order pertama

Kondisi ini berhubungan dengan marginal benefit. Jumlah barang

publik menyebabkan konsumen tergantung pada pendapatan relatif

mereka terhadap rata-rata yang menentukan biaya marjinal.

Marginal benefit dari barang publik telah sebagai decreasing

fungsi G, sehingga tingkat barang publik menurun dan pendapatan naik.

Alasan hal tersebut adalah dengan pajak penghasilan proporsional,

golongan kaya membayar bagian yang lebih tinggi dari biaya barang

publik dari golongan miskin. Dengan demikian barang publik yang tidak

proporsional akan menguntungkan golongan miskin.

Cara yang biasa dilakukan untuk menyelesaikan perselisihan atas

tingkat barang publik yang diinginkan adalah dengan memilih suara

terbanyak.

G = tHµ.

ui(G) =1 – G yi + b(G). Hµ

∂ui(G) ≡ −yi + b0’(G) = 0 ∂G Hµ

Page 15: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

11

Keseimbangan G* politik ditentukan oleh median voter yaitu :

Dimana, ym / µ : pendapatan dari pemilih relatif rata-rata.

Saat marginal benefit menurun sedangkan barang publik meningkat,

politik keseimbangan barang publik naik dengan ketimpangan pendapatan

yang diukur dengan rasio median sebagai penghasilan atau upah. Kegiatan

pemerintah dianggap sebagai alat redistribusi. Pembagian kembali secara

eksplisit, seperti jaminan sosial dan program pengentasan kemiskinan.

Karena hal tersebut, interaksi sistem pajak, permintaan redistribusi akan

meningkatkan ketimpangan pendapatan seperti pada model politik.

2.2.5. Dampak Ratchet

Model efek Ratchet mengembangkan interaksi politik ke arah sudut

pandang masyarakat yang berbeda-beda. Mereka menganggap bahwa

keputusan pemerintah yaitu dengan cara menghabiskan uang.Untuk saat ini,

banyak masyarakat tidak berminat membayar pajak. Hal ini dikarenakan

asumsi pengeluaran terbesar datangnya dari pajak, sehingga sebagian

masyarakat menolaknya dan hanya ingin mendapatkan manfaat dari

pengeluaran tersebut di banding harus membayar pajak.Tingkat ekuilibrium

pengeluaran sektor publik ditentukan oleh keseimbangan antara kekuatan

yang bersaing. Dengan tidak adanya perubahan eksogen atau perubahan

dalam preferensi, tingkat pengeluaran akan relatif konstan. Keseimbangan

antara pemerintah dan pembayar pajak menjadi tidak jelas. Ratchet

berpendapat bahwa hal ini memungkinkan pemerintah untuk meningkatkan

pengeluaran dengan persetujuan dari pembayar pajak dengan pengertian

untuk memenuhi kebutuhan yang harus segera dilaksanakan. Aspek

terakhirnya adalah tingkat pengeluaran tidak dapat turun kembali ke tingkat

semula setelah pergolakan.

Beberapa alasan yang mendukung pajak. Pertama, pembayar pajak

terbiasa dengan tingkat pengeluaran tinggi. Kedua, utang yang timbul selama

periode pergolakan harus dibayar nanti. Ketiga, kebijakan dapat dibuat oleh

pemerintah kepada wajib pajak selama periode pergolakan yang harus

b0(G∗) = ym

Hµ ,

Page 16: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

12

dipenuhi. Hal ini disebut efek ratchet yang mempertahankan tingkat

pengeluaran tinggi. Prediksi model ratchet-efek ialah pengeluaran tetap relatif

konstan kecuali terganggu oleh peristiwa eksternal yang signifikan. Ketika ini

terjadi akan menyebabkan peningkatan substansial dalam pengeluaran.

2.3 PENDAPATAN DAN PENGELUARAN SEKTOR PUBLIK

Ada beberapa alasan untuk mempelajari keuangan publik. Pertama,

menganalisis dan memahami bagaimana pemerintah bekerja. Namun,

pemahaman tentang prinsip–prinsip keuangan publik dapat membantu

menciptakan pemerintahan yang lebih efektif. Dalam sektor publik, tidak hanya

dibutuhkan pemahaman tentang bagaimana pemerintah mengalokasikan sumber

daya tetapi bagaimana keputusan politik untuk memilih dan dipilih dalam

mengaplikasikan kebijakan sektor publik.

Sumber utama pendapatan pemerintah pusat adalah pajak penghasilan

pribadi. Sumber besar lainnya adalah pendapatan asuransi sosial dan pajak

penghasilan perusahaan. Pendapatan asuransi sosial, yang hampir seluruhnya

sama dengan jaminan sosial. Jaminan sosial merupakan program terbesar dalam

kategori tersebut, dan peningkatan pendapatan asuransi sosial mencerminkan

pertumbuhan pengeluaran sumber daya manusia. Sementara itu, koleksi pajak

penghasilan perusahaan telah jatuh secara substansial.

Pengeluaran pemerintah memperhitungkan lebih dari setengah uang

yang dibelanjakan di sektor publik, dan pengeluaran pemerintah pusat,

dikombinasikan dengan peraturan pemerintah dan kegiatan peradilan yang

terkait. Kategori utama lainnya dari pengeluaran pemerintah atas bunga, utang

pemerintah menunjukan dampak defisit dari anggaran terakhir. Jika pemerintah

pusat tidak harus membayar utang bunga, anggaran akan menjadi seimbang.

Defisit lanjutan akan membuat lebih sulit di masa depan untuk pengeluaran

pemerintah yang langsung ke program lain.

Data historis menampilkan tren luas dalam pengeluaran publik. Bagian ini

secara lebih rinci pada komposisi pengeluaran. Pengeluaran dianggap dari

perspektif divisi ke dalam kategori dan alokasi antara berbagai tingkat

pemerintahan. Keragaman barang yang disediakan melalui sektor publik jelas.

Jaminan sosial dan belanja kesejahteraan adalah item tunggal terbesar di semua

negara, di bawah klasifikasi ini. Fungsi redistributif cenderung terkonsentrasi

secara terpusat untuk alasan yang baik bahwa redistribusi antara daerah miskin

Page 17: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

13

dan kaya hanya mungkin seperti itu dan juga bahwa upaya redistribusi di tingkat

bawah sangat rentan terhadap frustrasi melalui migrasi individu yang lebih kaya

dari daerah dengan program-program internal redistributif.

Sektor publik memegang peranan penting dalam perekonomian dari

negara industri utama. Implikasi utama sektor publik sangat penting dalam

perekonomian negara industri dan melibatkan campur tangan pemerintah yang

besar. Sektor publik jauh dari pasar bebas dengan intervensi pemerintah yang

minimal. Tujuan sektor publik dalam pengeluaran pertahanan adalah salah satu

syarat minimal, dukungan pendapatan adalah bukti kepedulian terhadap ekuitas,

dan pendidikan merupakan penyediaan barang publik untuk mencegah

kegagalan pasar.

Page 18: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

14

BAB III

BARANG EKONOMI DAN BARANG POLITIK

3.1 KONFLIK ANTARA BARANG EKONOMI DAN POLITIK

3.1.1. Ketidaktahuan Rasional

Ketidaktahuan rasional adalah situasi dimana kekurangan informasi. Ini

disebabkan oleh insentif yang dihadapi pemilih. Karena sebagian besar

warga mengakui bahwa suara mereka tidak mungkin untuk menyelesaikan

masalah di tangan sendiri, warga negara memiliki sedikit insentif untuk

mencari informasi yang akan membantu mereka memberikan suara yang

tepat. Para ekonom menyebut ini efek ketidaktahuan rasional.

Pemilih rasional yang bodoh yang hanya menilai baik tentang

bagaimana waktu dan usaha yang menghasilkan paling banyak keuntungan.

Ada paralel antara kegagalan pemilih untuk memperoleh pengetahuan politik

dan kurangnya perhatian petani terhadap faktor yang menentukan cuaca.

Cuaca mungkin adalah faktor yang paling penting dalam menentukan

pendapatan seseorang petani. Sebuah peningkatan pengetahuan tentang

cara kerja sistem cuaca jarang memungkinkan petani untuk menghindari efek

yang merugikan mereka. Begitu pula dengan pemilih rata-rata. Pemilih ingin

memperoleh informasi lebih lanjut tentang berbagai isu yang memutuskan di

arena politik.

Percakapan dengan teman dan informasi yang diperoleh di tempat

kerja, koran, berita televisi, dan iklan politik penting karena pemilih telah

sedikit insentif untuk menghabiskan waktu pribadi dan informasi upaya

pengumpulan. Tidaklah mengherankan bahwa para pemilih sedikit yang

mampu secara akurat menggambarkan konsekuensi dari kenaikan tarif pada

mobil atau penghapusan program harga pertanian dukungan dalam

menggunakan waktu dan upaya dengan cara lain daripada mempelajari

kebijakan ini, pemilih hanya menanggapi insentif ekonomi.

3.1.2. Minat Khusus

Masalah minat khusus adalah salah satu yang menghasilkan

substansial keuntungan pribadi untuk sejumlah kecil konstituen sementara

memberlakukan biaya individu yang kecil pada pemilih lainnya.

Page 19: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

15

Masalah minat khusus yang sangat menarik untuk memilih politisi

secara sadar, (yaitu, kepada mereka yang paling bersemangat dan paling

mungkin untuk memenangkan pemilu). Pemilih dikenakan biaya kecil oleh

kebijakan yang mendukung minat khusus tidak akan cukup peduli memeriksa

masalah ini, terutama jika begitu kompleks sehingga biaya sulit untuk di

identifikasi. Karena seeking informasi mahal, kebanyakan dari mereka

dirugikan bahkan tidak akan menyadari pandangan legislato mengenai

masalah tersebut. Kebanyakan pemilih hanya akan mengabaikan masalah

bunga khusus. Mereka akan membiarkan calon (Atau legislator) tahu betapa

pentingnya masalah ini bagi mereka. Mereka akan memberikan bantuan

keuangan dan lainnya kepada para politisi yang menerima ide-ide mereka

dan tidak akan menentang mereka.

3.1.3. Kecurangan

Politisi berusaha agar terpilih kembali dalam pemilu yang memiliki

insentif yang kuat untuk dukungan kebijakan yang akan menghasilkan

manfaat saat ini dalam pertukaran biaya untuk masa depan, terutama jika

biaya masa depan akan sulit untuk diidentifikasikan. Tindakan sektor publik

dengan demikian akan mendukung legislasi yang menawarkan langsung

(dan mudah diidentifikasi) manfaat saat ini dalam pertukaran untuk biaya

masa depan yang yang rumit dan sulit untuk mengidentifikasi. Secara

bersamaan, sebuah kebalikan terhadap undang-undang yang ada melibatkan

dengan mudah mengidentifikasi biaya (seperti pajak lebih tinggi) sementara

menghasilkan manfaat masa depan yang kompleks dan sulit dikenali.

Ekonom melihat kebalikan ini tidak dapat terpisahkan dalam pengambilan

proses keputusan kolektif sebagai efek kepicikan.

Untuk pemilih, indikator keberhasilan kebijakan terbaik adalah

"Bagaimana hal saat ini”. Para pemilih akan memiliki kecenderungan untuk

bergantung pada kondisi saat ini dan dampak keputusan jangka pendek saja.

Ketika produksi dan pertukaran hanya mempengaruhi pembeli dan penjual,

kompetitif pasar diarahkan oleh kekuatan penawaran dan permintaan yang

efisien. Gambar 3.4 menunjukkan mengapa hal ini benar. Pemasok, pemain

yang baik DVD misalnya, akan menghasilkan unit tambahan selama harga

pasar melebihi produksi biaya.

Page 20: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

16

Gambar 3.4 Permintaan dan penawaran untuk DVD players.

Sumber : Handbook of Public Sector Economics hal.130 – Donijo Robbins.

Demikian pula, konsumen akan mendapatkan manfaat dari pembelian

unit tambahan, diungkapkan oleh ketinggian kurva permintaan melebihi harga

pasar. Pasar kekuatan menghasilkan tingkat output ekuilibrium Q1 apabila

semua unit bermanfaat bagi konsumen melebihi biaya kepada pemasok akan

diproduksi.

Syarat pertama terpenuhi, semua potensi keuntungan dari pertukaran

(daerah yang diarsir) antara konsumen dan produsen sepenuhnya

direalisasikan. Produksi di luar Q1, namun, akan terbukti tidak efisien. Jika

lebih dari Q1 DVD player diproduksi, kondisi dua dilanggar; konsumen

menghargai tambahan kurang dari biaya mereka unit. Dengan pasar yang

kompetitif, pemasok akan merasa tidak menguntungkan untuk menghasilkan

unit luar Q1 karena biaya unit tambahan akan melebihi pendapatan.

Gambar 3.4 menggambarkan bagaimana penjual dapat memperoleh

dari kolusi tindakan. Jika sekelompok penjual bisa menghilangkan kompetisi

dari pendatang baru di pasar, mereka akan dapat meningkatkan harga

mereka. Jumlah pendapatan penjual dalam pasar hanya harga dikalikan

dengan kuantitas yang terjual. Para penjual pendapatan juga mungkin lebih

besar, dan biaya total akan lebih rendah, jika Q2 terbatas, output lebih kecil

yang dijual bukan kompetitif keluaran Q1. P2 adalah harga yang terlalu tinggi

melebihi biaya kesempatan kompetitif. Oleh karena itu, harga barang tidak

mencerminkan tingkat kelangkaan sebenarnya.

Page 21: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

17

BAB IV

VOTING DAN REPRESENTASI DEMOKRASI

4.1 VOTING

Voting adalah metode yang umum digunakan untuk menyelesaikan

beragam pandangan atau untuk memunculkan ekspresi preferensi. Voting

digunakan untuk mencapai tujuan. Voting adalah suatu alat universal yang

ditemui di semua bidang kehidupan. Dalam ekonomi pasar terdapat ketidak

sempurnaan keputusan pasar dalam koordinasi produksi dan pertukaran antar

individu. Dalam demokrasi, voting merupakan dasar dari perilaku pemerintah.

Ada dua sifat utama yang harus dicari dalam metode yang baik dalam

pengambilan keputusan. Pertama adalah keberhasilan atau kegagalan metode

dalam mencapai keputusan yang jelas. Kedua adalah masalah apakah suara

selalu menghasilkan hasil yang efisien. Beberapa dari metode pemungutan suara

akan diperkenalkan dan dianalisis di samping bentuk standar pemungutan suara

mayoritas.

4.1.1. Stabilitas

Pilihan kolektif adalah proses yang dilalui suatu kelompok (atau

kolektif) dalam mencapai keputusan. Masalah utama pilihan kolektif adalah

stabilitas. Stabilitas yang maksud adalah kecenderungan dari proses

pengambilan keputusan untuk akhirnya mencapai kesimpulan yang menetap,

dan tidak tetap antara alternatif.

Contohnya melibatkan tiga pasangan menikah yang hidup sebagai

tetangga di pulau. Awalnya, pasangan terdiri dari masing-masing alil dan

Alice, Bob dan Beth, dan Carl dan Carol. Kami asumsikan bahwa suami

masing-masing memiliki preferensi sendiri daftar wanita sebagai istri

potensial dan istri yang masing-masing memiliki daftar preferensi antara

suami dari yang terbaik sampai terburuk. Kami juga membuat asumsi bahwa

preferensi utama bagi setiap istri yang diberikan kemungkinan atau tidak,

demikian pula dengan pria. Untuk menghindari frustrasi yang tidak bisa

dipertahankan, masyarakat pulau memperkenalkan aturan bahwa jika dua

orang lebih suka kepada pasangan yang dapat mereformasi sebagai

pasangan baru. Misalnya, jika Alil lebih suka Beth daripada istrinya sendiri,

Page 22: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

18

Alice, dan Beth lebih memilih Alil daripada suaminya sendiri, Bob, maka Alil

dapat bergabung Beth, meninggalkan Bob dan Alice untuk saling menghibur.

Sekarang perhatikan daftar berikut preferensi untuk semua peserta. Ini

mengikuti dari preferensi bahwa Beth akan bergabung Alil, kemudian dia

akan melanjutkan kenaikan ke Carl (yang lebih suka Carol, sementara ia

adalah pilihan pertama). Pada saat itu Alice telah ditinggalkan dengan Bob,

pilihan terburuknya, jadi dia memilih Carl, dan akhirnya kembali ke Alil,

favoritnya. Dalam setiap kasus, laki-laki juga meningkatkan posisinya sendiri.

Hasil akhirnya bahwa putaran perdagangan pasangan meninggalkan kita

kembali ke situasi awal, sehingga siklus dapat dimulai lagi, dan berlangsung

selamanya. Upaya untuk mencegah frustrasi telah menyebabkan masyarakat

tidak stabil.

4.1.2. Ketidakmungkinan

Menentukan preferensi dari individu adalah hanya masalah mereka

menerima penilaian yang tidak dapat terbuka untuk sengketa. Sebaliknya,

menentukan preferensi sekelompok orang bukanlah hal yang sederhana.

Social pilihan mengambil satu set preferensi individu dan mencoba untuk

agregat mereka menjadi preferensi sosial. Hasil utama dari teori pilihan social

adalah Teorema Ketidakmungkinan Arrow yang mengatakan bahwa tidak

ada cara untuk merancang proses pengambilan keputusan kolektif yang

memenuhi persyaratan beberapa akal sehat dan bekerja dalam segala

situasi.

Jika hanya ada dua pilihan, suara terbanyak bekerja dengan baik,

tetapi dengan lebih dari dua pilihan kita bisa mendapat masalah. Sebenarnya

teorema ini membuktikan hal ketidakmungkinan untuk selalu menentukan

apa yang akan terjadi. Ini adalah kenyataan yang luar biasa dari Teorema

Ketidakmungkinan Arrow.

Masalah umum ditangani oleh Arrow pada tahun 1951 adalah mencari

cara menggabungkan pilihan individu peringkat atas menjadi peringkat

kolektif. Dalam melakukannya, kesulitan seperti paradoks Condorcet harus

dihindari. Pendekatan Arrow digunakan untuk mulai dari satu set persyaratan

bahwa peringkat kolektif harus terpenuhi dan kemudian mempertimbangkan

apakah setiap peringkat dapat terpenuhi.

Page 23: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

19

4.1.3. Teorema May

Non-kediktatoran adalah penafsiran yang sangat lemah dari prinsip-

prinsip demokrasi. Demokrasi harus memperlakukan semua pemilih dengan

cara yang sama. Persyaratan ini disebut simetri Anonimitas. Demikian

Anonimitas menyiratkan bahwa tidak mungkin ada diktator apapun. Lain

persyaratan simetri alam adalah bahwa proses pengambilan keputusan

kolektif harus memperlakukan semua pilihan sama. Perlakuan simetris dari

berbagai pilihan disebut Netralitas. Sekarang hasil yang mendasari Teorema

May ini adalah bahwa aturan mayoritas yang jelas adalah cara untuk

menerapkan prinsip-prinsip demokrasi (Anonimitas dan Netralitas) dalam

pengambilan keputusan sosial ketika hanya ada dua pilihan dianggap pada

suatu waktu.

Teorema May menegaskan bahwa kekuasaan mayoritas adalah cara

yang unik untuk diterapkan pada kondisi Ketegasan dari aturan pengambilan

keputusan sosial yang harus memilih pemenang dan Positif Responsiveness

untuk meningkatkan suara untuk opsi yang menang tidak harus mengarah

untuk deklarasi pilihan lain pemenang. Dalam Teorema May, ketika memilih

antara dua pilihan, hanya ada satu kolektif proses pengambilan keputusan

yang memenuhi persyaratan Responsiveness Anonimitas, Netralitas,

Ketegasan dan Positif. proses ini adalah aturan mayoritas. Kekuasaan

mayoritas sederhana adalah prosedur pilihan terbaik sosial jika kita hanya

mempertimbangkan dua pilihan pada suatu waktu.

Dalam ketidakmungkinan, intransitivity preferensi kelompok dapat

timbul bahkan ketika preferensi individu transitif. Generasi intransitivity social

dari transitivitas individu disebut Paradoks Condorcet. Dalam melakukannya,

kesulitan seperti paradoks Condorcet harus dihindari.

4.1.4. Pemenang Condorcet

Jika hanya ada dua pilihan, kekuasaan mayoritas adalah metode

menarik untuk pilihan sosial. Bila ada lebih dari dua pilihan yang harus

dipertimbangkan pada suatu waktu, kita masih bisa menerapkan prinsip

suara terbanyak dengan menggunakan agenda biner yang memungkinkan

kita untuk mengurangi masalah dalam memilih di antara banyak pilihan ke

urutan suara yang masing-masing biner. Pilihan yang mengalahkan semua

orang lain dalam pasangan-bijaksana suara terbanyak disebut pemenang

Page 24: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

20

Condorcet. Masalah opsi yang mungkin terjadi adalah bahwa keberadaan

pemenang Condorcet memerlukan sangat khusus konfigurasi preferensi

individu.

Misalnya, salah satu agenda biner sederhana memilih di antara tiga

pilihan {a, b, c} di Paradox Condorcet. Pertama, ada pemungutan suara

terhadap b. Kemudian, pemenang suara pertama menantang c. Pemenang

suara adalah pilihan yang dipilih. Metode pasangan-bijaksana suara paling

terkenal adalah metode Condorcet. Ini terdiri dari suara mayoritas,

menentang setiap opsi. Pilihan yang mengalahkan semua suara terbanyak

disebut pemenang Condorcet, setelah Condorcet menyarankan bahwa opsi

seperti itu harus dinyatakan sebagai pemenang.

4.1.5. Multi-Dimensional Voting

Sebuah dimensi dapat dengan mudah diperkenalkan dengan

menentukan lokasi terbaik. Pengamatan penting bagi suara terbanyak adalah

bahwa ketika ekstensi ini dibuat tidak ada lagi implikasi apapun yang tunggal

memuncak preferensi akan mengarah pada peringkat transitif alternative.

Temuan ini dapat diilustrasikan dengan mempertimbangkan ketidakpedulian

kurva konsumen atas ruang dua dimensi dari lokasi dan waktu. Untuk

melakukan ini, pertimbangkan lokasi sebagai sumbu horizontal dan waktu

sebagai sumbu vertikal dengan asal di jauh-kiri jalan dan tengah malam

masing masing. Makna tunggal memuncak preferensi dalam situasi ini adalah

bahwa konsumen memiliki lokasi yang paling disukai dan setiap langkah

dalam garis lurus dari ini harus mengakibatkan penurunan terus menerus

dalam utilitas.

Sumber : Intermediate Public Economics 2004 hal.59 – Jean Hindriks.

Page 25: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

21

Ini diilustrasikan dalam Gambar, di mana xi menunjukkan yang paling

disukai, lokasi i dan oval sekitar titik ini adalah salah satu ketidakpedulian

kurva konsumen. Ada tiga pemilih, dinotasikan 1, 2 dan 3, memiliki lokasi

yang disukai x1, x2 dan x3.

Menganggap suara, yang adalah untuk menentukan mana dari tiga

lokasi yang akan dipilih (ini tidak diperlukan untuk argumen seperti yang akan

menjadi jelas tetapi menyederhanakannya).

Konsisten dengan preferensi diwakili oleh oval pada Gambar. kita

dapat melihat langsung bahwa ini adalah persis peringkat yang menghasilkan

pemesanan sosial intransitif melalui suara terbanyak. Konsekuensinya,

meskipun preferensi tunggal mencapai puncaknya, maka pemesanan sosial

adalah intransitif dan Teorema Pemilih Median gagal. Oleh karena itu, dalil

tersebut tidak melampaui satu dimensi masalah pilihan.

4.2 REPRESENTASI DEMOKRASI

Di sini kita memilih pejabat terpilih (presiden, gubernur, walikota, dll) dan

perwakilan yang akan berpartisipasi dalam birokrasi legislatif proses pada

berbagai tingkatan. Pemilihnya adalah warga negara yang memilih atau

memberikan suara. Pejabat terpilih dan birokrat berinteraksi secara kompleks

ketika mereka mencoba untuk menentukan apa yang pemilih inginkan, apa yang

mereka harus berikan kepada para pemilih untuk tetap berkuasa, dan apa

manfaat yang mereka dapat secara individu dari suatu sistem pemerintahan yang

mereka ambil.

4.3 PILIHAN PASAR

Untuk menganalisis proses pasar, kami membatasi situasi untuk hanya

beberapa voter. Kami akan menganggap hanya tiga pemilih (demander) ada di

kota itu, generalisasi ke ratusan pemilih langsung, di mana penawaran dan

permintaan untuk pendidikan dan sama seperti yang diilustrasikan pada Gambar

3.1.

Page 26: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

22

Gambar 3.1 Permintaan dan penawaran untuk pendidikan publik yang baik.

Sumber : Handbook of Public Sector Economics hal.117 – Donijo Robbins.

Setiap voter memiliki kurva permintaan untuk pelayanan publik, dalam hal

ini, ukuran anggaran sekolah. Pada tiap harga (yang akan diperoleh kemudian),

mengingat utilitas marjinal dari kualitas sekolah dibandingkan dengan barang

lain, pemilih menginginkan tingkat kualitas tertentu. MBL, MBM, dan MBH

menggambarkan kurva permintaan untuk tiga voter pada Gambar 3.2, di mana L,

M dan H mewakili pemilih Dr.Low, Mr.Medium dan Ms.High. Artinya, jika Dr.Low,

Mr.Medium, dan Ms.High bersedia membayar $ 0,50, $ 1,00 dan $ 1,25, masing-

masing, untuk tambahan kualitas pendidikan, secara kolektif, mereka bersedia

membayar $ 2,75 untuk penambahan.

Gambar 3.2 Permintaan individu untuk pendidikan public yang lebih baik

Sumber : Handbook of Public Sector Economics hal.118 – Donijo Robbins.

Page 27: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

23

Anggaran sekolah biasanya dibiayai oleh pajak, dan setiap voter

merasakan harga pajak individu yang akan menjadi miliknya atau bagiannya dari

anggaran. Mengingat harga pajak sebesar $ 0,33, pada Gambar 3.2, Dr.Low,

Mr.Medium, dan Ms.High menginginkan GL, GM, dan GH pelayanan publik pada

titik A, B, dan C, di mana kurva permintaan mereka memotong garis harga pajak

sebesar $ 0,33.

Harga pajak untuk pemilih dari unit tambahan pelayanan publik adalah

jumlah pajak pemilih yang akan meningkat jika pelayanan publik meningkat

sebesar satu unit. Namun, pendapatan biasanya berbeda dan pajak penghasilan

yang dibayarkan meningkat pula. Jika memiliki pendapatan melebihi pendapatan

rata-rata, maka harus membayar pajak melebihi rata-rata dan melebihi harga

pajak rata-rata.

Meskipun perbedaan ini relatif, analisis proses voting dilakukan dengan

cara yang sama. Hanya pada tingkat pelayanan publik yang dipilih tepat akan

berbeda menurut metode pembiayaan.

4.4 DAMPAK PLATFORM POLITIK

Model voting menggambarkan situasi di mana pemilih tetap memberikan

suara untuk meningkatkan layanan publik sampai hasil yang dominan tercapai.

Dalam kondisi tidak rumit hasil dominan tercapai dalam proses pemilu biasa.

Misalnya, terdapat dua proposal yaitu mempertimbangkan sistem politik dengan

dua partai, Republik dan Demokrat. Setiap pihak mengumumkan platform

mengenai anggaran sekolah yang diusulkan.

Asumsikan untuk saat ini bahwa salah satu pihak, jika ingin terpilih dan

tidak memberlakukan anggaran yang diusulkan. Artinya, lembaga legislatif dan

eksekutif bergabung untuk membuat undang-undang anggaran yang diusulkan

pada pemilu dan birokrasi yang mengimplementasikannya. Jelas, ini adalah

asumsi yang kuat.

Page 28: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

24

Gambar 3.3 Utilitas individu yang terkait dengan tingkat pelayanan publik.

Sumber : Handbook of Public Sector Economics hal.121 – Donijo Robbins.

Pada gambar 3.3, rencana utilitas terkait dengan tingkat pelayanan

publik. Titik B yang ditempati GM merupakan titik maksimum yang paling

diinginkan oleh tingkat pelayanan publik. GS dinyatakan lebih rendah atau lebih

buruk dari GM. Hal ini disebabkan partai yang mendukung GM dalam Gambar

3.3 akan memiliki hasil yang dominan, dalam arti pihak lain tidak bisa

mengalahkan itu. Jika diumumkan tingkat publik-layanan yang berbeda dari GM,

pihak lain dapat dikalahkan. Persaingan politik memaksa kedua belah pihak

untuk mencoba mode platform politik yang sesuai dengan GM, meskipun itu

berarti kedua belah pihak menawarkan hampir hal yang sama. Meskipun GH

menempati posisi yang lebih tinggi dari GM tetapi GM tetap dominan karena

keputusan median voter tidak dapat diganggu gugat.

Dalam sistem dua partai, kedua belah pihak cenderung ke arah tengah,

untuk mencoba menebak dan menawarkan apa pemilih median inginkan. Karena

kedua belah pihak cenderung ke arah jalan tengah yang sama, maka kedua

pilihan menjadi kurang penting. Di politik middle-of-the-road (politik jalan tengah)

dalam pemilihan, kedua kandidat mencoba untuk menawarkan jasa yang diminta

oleh pemilih rata-rata, karena posisi tengah adalah yang dominan.

Page 29: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

25

4.5 VOTING EKUILIBRIUM VS EFISIENSI

Mekanisme paling jelas dimana tingkat jaminan sosial dapat ditentukan

melalui sistem voting. Meskipun sistem voting sangat berbeda, serta hanya

berfokus pada suara terbanyak dan hasil median voter. Analisis awal masalah ini

sesuai dengan Harun (1966) yang menunjukkan bahwa sejak program jaminan

sosial bermanfaat positif menyediakan median voter mungkin akan

menguntungkan mereka untuk memilih kelangsungan program meskipun efek

totalnya untuk mengurangi kesejahteraan rumah tangga.

Jika ada kemungkinan bahwa program jaminan sosial ditentukan oleh

voting pada waktu t dapat dibalik voting ulang pada t 1, maka kemungkinan suara

strategis muncul.

Kelemahannya adalah ketidakpastian konsumen dalam memilih solusi

mereka pada tingkat keamanan pajak yang disukai. Apabila tidak ada

pemungutan suara ulang, mereka akan selalu memilih tingkat pajak 1 ketika

keuntungan bersih adalah positif dan nol bila negatif.

Ketidakpastian diasumsikan bahwa ketentuan masa depan dianggap

belum pasti. Pendekatan alternatif untuk masalah ini disediakan oleh Boadway

dan Wildasin (1989) yang menggunakan kerangka waktu kontinu. Hasil asumsi

mayoritas suara di tingkat ekuilibrium jaminan sosial ditentukan oleh median

voter.

4.5.1. Intensitas Preferensi

Aturan hak suara satu orang tidak memungkinkan adanya perbedaan

intensitas preferensi. Di pasar swasta untuk barang dan jasa, intensitas

preferensi individu dapat dinyatakan karena permintaan yang lebih tinggi

dapat digunakan untuk membelanjakan dana yang berlebih. Di pasar politik,

setiap warga negara hanya memiliki satu suara untuk dibelanjakan. Untuk

mencerminkan intensitas preferensi, Ms.High (ingat hanya ada tiga orang di

pertemuan) bisa "menyuap" Dr.Low dan Mr.Medium untuk memilih tingkat

pelayanan public yang lebih tinggi.

Artinya, dia bisa menambah suara dengan dolar. Ingat pada Gambar

3.2, Ms.High bersedia untuk membayar lebih dari harga pajak $0,33 ke atas

sampai GH pada titik C, dan Ms.High dapat memberikan kompensasi atau

Page 30: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

26

memberikan pilihan pelayanan publik lebih dari GM kepada Dr.Low dan

Mr.Medium.

Dalam situasi voting biasa, ada voter yang terlalu banyak melakukan

penyuapan akan keluar dari pekerjaannya. Misalkan Dr.Low, Mr.Median, dan

Ms.High mewakili distrik kongres yang berbeda, masing-masing menuntut

tingkat pertahanan nasional yang berbeda.

4.5.2. Tingkat Efisiensi Pengeluaran Publik

John Kenneth Galbraith menekankan peran penting dari iklan produk

dan media dalam menentukan preferensi konsumen. Karena pemilih memiliki

sedikit insentif untuk memperoleh informasi tentang isu-isu paling sebelum

voting dilakukan. Dampak iklan dan media yang lebih penting dalam

mempengaruhi keputusan pasar di sektor swasta. Pembeli atau penjual di

pasar secara pribadi menuai manfaat dari keputusan yang tepat dan hidup

dengan hasil pilihan.

Di sektor publik, sebaliknya, iklan dan perhatian baik di media lebih

penting karena kekuatan efek ketidakpastian rasional. Ketika orang bertindak

dalam lingkungan politik, mereka benar-benar mungkin ingin membantu

sesama warga mereka. Faktor lain selain kepentingan politik pribadi, sempit,

mempengaruhi tindakan politisi.

Pada isu-isu tertentu, seseorang dapat merasa yakin bahwa posisi

seseorang yang terbaik untuk negeri ini, meskipun mungkin tidak popular

saat ini. Kepentingan nasional seperti yang dirasakan oleh politisi mungkin

bertentangan dengan posisi yang paling menguntungkan untuk prospek

pemilihan kembali.

Beberapa politisi dapat memilih kepentingan nasional bahkan ketika

terjadi kekalahan politik. Semua ini tidak sesuai dengan pandangan ekonomi

dari pilihan politik. Meskipun potensi bunuh diri politik ada, itu tidak

mengalahkan preferensi politisi paling untuk kehidupan politik.

Ada insentif yang kuat untuk politisi mengintai posisi yang akan

meningkatkan jumlah suara dalam pemilu berikutnya. Kompetisi suara

memaksimalkan penyajian politik yang intensif dari kandidat politik. Dengan

insentif yang kuat keputusan utama terletak pada pertimbangan politik.

Page 31: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

27

4.6 TEOREMA MEDIAN VOTER

Teorema median voter meneliti keputusan yang dibuat oleh suara

mayoritas dan menyimpulkan bahwa suara mayoritas sistem voting akan memilih

hasil yang paling disukai oleh median voter. Keputusan mayoritas dapat dibuat

dalam beberapa cara, contohnya adalah dengan menunjukkan model voter rata-

rata yang mencakup proses pemilihan mayoritas.

Dalam semua prosedur pemilihan yang dibahas di model median voter,

ada dua asumsi penting tentang preferensi pemilih yaitu :

ü Para pemilih diasumsikan mampu menempatkan semua alternatif

pemilihan yang mungkin dalam sebuah kontinum dimensi.

ü Asumsi kunci kedua dalam model median voter adalah voter lebih

memilih alternatif yang dekat dengan hasil yang paling disukai daripada

alternatif yang lebih jauh.

Model voter rata-rata tergantung pada asumsi yang lain pula. Model akan

berasumsi bahwa voter selalu memilih preferensi mereka yaitu, mereka selalu

memberikan suara pada alternatif yang lebih disukai daripada alternative yang

kurang disukai. Model dalam bab ini juga akan menganggap bahwa semua voter

harus memilih. Tetapi, model ini dapat diperluas dengan mudah untuk

mempertimbangkan kasus di mana jumlah voter dipengaruhi oleh proses politik.

Secara formal, ketika suara alternatif diambil biasanya diadopsi sebagai

solusi untuk masalah suara terbanyak. Fitur penting yang ada di balik alasan

bahwa setiap konsumen memiliki preferensi tunggal memuncak, dan

keputusannya adalah onedimensional. Preferensi ini disebut single-memuncak

ketika ada pilihan tunggal yang dipilih. Gambar 4.2b menggambarkan preferensi

yang memenuhi kondisi ini, sedangkan gambar 4.2a tidak tunggal memuncak.

Bentuk umum dari Teorema Median Voter dinyatakan sebagai berikut :

· Teorema Median Voter I (versi Single-Memuncak)

Misalkan ada pemilih ganjil dan ruang adalah kebijakan satu dimensi

(sehingga pilihan dapat diletakkan dalam urutan transitif). Jika pemilih

memiliki satu preferensi memuncak, maka median dari distribusi pilihan voter

adalah pemenang Condorcet.

Page 32: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

28

Gambar 4.2 Preferensi Single – Memuncak

Sumber : Intermediate Public Economics 2004 hal.56 – Jean Hindriks.

Versi Single-Memuncak dari Teorema Median Voter mengasumsikan

bahwa tidak hanya ruang kebijakan yang memerintahkan secara transitif,

misalnya dari kiri ke kanan (dan dengan demikian satu dimensi), tetapi juga

bahwa pemilih dapat transitif memerintahkan, mengatakan dari kiri ke kanan

dalam spektrum politik. Interpretasinya adalah pemilih di sebelah kiri lebih

memilih pilihan kiri daripada kanan.

· Pemilih Teorema Median II (versi Single - Menyilang)

Misalkan ada pemilih ganjil pemilih dan ruang adalah kebijakan satu

dimensi (sehingga pilihan dapat diletakkan dalam urutan transitif). Jika

preferensi pemilih bersama-sama memenuhi properti Single – Menyilang,

maka pilihan yang diinginkan dari median voter adalah pemenang Condorcet.

Single - Menyilang dan Single - Memuncak adalah kondisi yang berbeda

pada preferensi. Tapi keduanya memberikan hasil yang sama yaitu pilihan

yang lebih disukai median voter adalah sebuah Condorcet pemenang.

Namun, dengan property versi Single - Memuncak mengacu pada rata-rata

pilihan yang lebih disukai pemilih, tetapi dengan properti tunggal-

persimpangan mengacu pada opsi yang dipilih median voter.

Perhatikan bahwa Single - Menyilang dan Single – Memuncak secara

logis independen seperti contoh pada Gambar 4.3.

Page 33: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

29

Gambar 4.3 Single – Menyilang tanpa Single Memuncak

Sumber : Intermediate Public Economics 2004 hal.58 – Jean Hindriks.

Pilihannya adalah peringkat kiri ke kanan sepanjang sumbu horizontal

dan 3 individu adalah di sebelah kiri 2 yang ke kiri 1. Hal ini dapat memeriksa

bahwa Single - Menyimpang berlaku untuk setiap pasang pilihan tapi Single -

Memuncak tidak digunakan untuk 2 individu. Sebuah aspek menarik dari

Teorema Median Voter adalah tidak tergantung pada intensitas preferensi

dan tidak ada insentif untuk menggambarkan preferensi mereka.

Oleh karena itu, Teorema Median Voter tidak akan secara umum

menghasilkan pilihan yang efisien. Selain itu, tanpa mengetahui rincian yang

tepat, tidak mungkin untuk memprediksi apakah mayoritas suara akan memimpin

melalui Teorema Median Voter, untuk pilihan yang terletak di sebelah kiri atau di

sebelah kanan adalah pilihan efisien. Masalah lebih lanjut dengan Teorema

Median Voter adalah penerapan terbatas ketika pilihan-pilihan kebijakan dapat

dikurangi menjadi satu dimensi tetapi hanya bekerja dalam keadaan terbatas.

4.7 MODEL TIEBOUT

Di dalam model Tiebout akan dibahas mengenai hubungan antar

mobilitas, pembentukan komunitas sukarela, dan penyediaan barang publik yang

efisien. Dalam pasar tidak sempurna barang publik tidak disediakan secara

efisien. Dasar dari masalah ini adalah pasar tidak menuntut individu

mengungkapkan preferensi mereka untuk barang publik. Dengan demikian dapat

ditarik kesimpulan umum bahwa beberapa jenis intervensi pemerintah memang

Page 34: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

30

diperlukan. Kemampuan individu bergerak secara yurisdiksi menghasilkan solusi

pasar yang menawarkan pelayanan publik dan pajak yang sesuai dengan situasi

yang sedang dihadapi. Tujuan dari Model Tiebout adalah memikirkan cara untuk

mencapai penyediaan barang publik yang efisien dan menentukan karakteristik

kondisi spesifik yang akan berhasil.

Mekanisme Tiebout dimulai dari individu menentukan faktor apakah yang

dipilih masyarakat antara pajak yaitu beban pajak yang akan ditanggung

penduduk dan paket layanan di masyarakat yaitu manfaat dari pelayanan publik

yang lebih disukai. Jika banyak daerah yang bersedia untuk masing-masing

paket pajak / layanan yang berbeda, individu akan memilih salah satu yang

memberikan kepuasan terbesar bagi mereka. Mereka akan memilih salah satu

diantara pajak dan jasa yang paling diinginkan. Dapat dianalogikan dengan pasar

swasta yang menunjukkan bahwa individu dapat memilih yang mereka inginkan

di sektor publik dan tidak perlu melalui voting. Menurut Tiebout, suatu proses

kuasi-pasar dapat memperbaiki masalah barang publik.

Asumsi dari model Tiebout yaitu sebagai berikut :

ü Kegiatan pemerintah tidak menghasilkan eksternalitas.

ü Individu bisa pindah ke yurisdiksi di mana pelayanan publik yang paling

sesuai untuknya.

ü Individu memiliki informasi yang sempurna dalam hal pelayanan publik

dan pajak.

ü Masyarakatnya cukup berbeda sehingga setiap individu dapat

menemukan pelayanan publik yang sesuai permintaannya.

ü Untuk setiap pola pelayanan masyarakat yang ditetapkan mengikuti

preferensi penduduk dan ada ukuran masyarakat yang optimal.

ü Masyarakat di bawah ukuran optimal berusaha untuk menarik penduduk

baru agar biaya rata-rata lebih rendah.

Tiebout menyimpulkan bahwa dalam kondisi ini individu akan mencari

komunitas yang paling memenuhi preferensi mereka. Selanjutnya, jika produksi

barang publik menunjukkan skala hasil konstan, maka individu akan pindah ke

komunitas yang dapat memenuhi preferensi mereka. Dengan skala hasil

konstan, masyarakat dapat memberikan layanan dengan biaya rata-rata

minimum, dan ukuran masyarakat menjadi tidak relevan.

Page 35: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

31

Asumsi paling penting untuk implikasi efisiensi ekonomi dari model

Tiebout adalah tidak adanya eksternalitas atau dampak situasi fiskal.

Eksternalitas bermanfaat dalam proses produksi, distribusi, dan konsumsi barang

tertentu. Keberadaan eksternalitas adalah alasan utama mengapa individu harus

berkelompok secara kolektif untuk konsumsi barang publik. Jumlah pelayanan

publik yang dipilih harus efisien bagi masyarakat tetapi apabila tidak efisien maka

ketidakefisienannya disebabkan oleh eksternalitas.

Hal ini dapat diperbaiki dengan dua cara yaitu :

ü Eksternalitas dapat dihilangkan jika pemerintah lebih besar (secara

geografis dan populasinya lebih besar). Jika semua orang yang

mendapatkan keuntungan atau membayar layanan publik maka tidak ada

eksternalitas.

ü Hibah antar pemerintah dapat digunakan untuk mendorong pemerintah

daerah untuk mengubah kuantitas pelayanan publik secara lebih efisien.

Ini bisa dicapai tanpa mengubah ukuran penerimaan pemerintah.

Hasil alokatif dari model Tiebout ditunjukkan sebagai berikut :

ü Perubahan dalam biaya dari salah satu layanan publik akan

menyebabkan perubahan kuantitas yang dihasilkan.

ü Biaya bergerak dari masyarakat untuk masyarakat harus diakui.

Singkatnya, hipotesis Tiebout menyediakan dukungan untuk

memungkinkan pasar, yang dimaksudkan gerakan bebas dari konsumen, untuk

menentukan ketentuan barang publik lokal. Dengan memilih kelompok

masyarakat, konsumen mengungkapkan selera mereka. Mereka juga mematuhi

hukum pajak daerah begitu bebas tunggang dikesampingkan.

Oleh karena itu efisiensi adalah dicapai. Meskipun tampaknya sederhana,

ada sejumlah kesulitan ketika implementasi praktis dari hipotesis ini. Hipotesis ini

menyediakan wawasan yang menarik ke dalam angkatan kerja dalam

pembentukan masyarakat tapi itu tidak menjamin efisiensi.

Page 36: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

32

Gambar : Ilustrasi dari dampak hipotesis Tiebout.

Sumber : http://www.rri.wvu.edu/WebBook/Goetz/Migx2.htm

Berdasarkan hipotesis atau model Tiebout, ada tiga hal yang diakibatkan

kenaikan pajak properti seperti yang dicontohkan diatas, yaitu :

Panel 1 : Terjadi pergeseran permintaan untuk perumahan, termasuk

peningkatan permintaan orang yang suka taman. Sehingga

menyebabkan peningkatan permintaan untuk perumahan di

masyarakat, mengakibatkan harga rumah lebih tinggi.

Panel 2 : Pada panel kedua, akan ada penurunan permintaan untuk

perumahan di antara yang tidak menyukai ataupun yang menyukai

taman. Sehingga menyebabkan penurunan permintaan yang

mengarah ke harga yang lebih rendah.

Panel 3 : Panel ketiga mengartikulasikan preferensi dengan hanya bergerak

menjauh. Asumsinya adalah yang mendukung taman melebihi

jumlah yang menentang, akibatnya nilai rumah di masyarakat

terbukti meningkatkan.

Page 37: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

33

BAB V

KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Intervensi dalam

perekonomian berpotensi dapat meningkatkan kesejahteraan. Eksternalitas, hasil

kompetitif yang tidak efisien, keberadaan barang publik, dan persaingan yang

tidak sempurna adalah penyebab terjadinya kegagalan pasar oleh karena itu

diperlukan intervensi pemerintah untuk mengatasinya. Beberapa macam

pertumbuhan sektor publik dalam ekonomi politk untuk membantu pemerintah

ialah model pembangunan pertumbuhan, hukum Wedger, hukum Boumol, model

politik, dan effect ratchet. Dasar dari model-model pembangunan pertumbuhan

sektor publik ialah perubahan struktur perekonomian. Kelemahan teori dari model

kelemahan sektor publik adalah model pengembangan perubahan tersebut

hanya didorong oleh eksogen dalam proses kemajuan ekonomi. Hukum Wagner

menjelaskan bagian GNP yang diambil sektor publik. Hukum ini terkait dengan

pertumbuhan ukuran relatif sektor publik, yaitu jika pendapatan perkapita dalam

ekonomi bertambah, ukuran sektor publik juga bertambah. Hukum Baumol

dimulai dari observasi tentang sifat teknologi produksi di sektor publik. Dasar dari

teknologi sektor publik yang cenderung padat karya dibanding sektor swasta.

Model politik dalam sektor publik diperlukan untuk mengatasi konflik di

masyarakat antara pengeluaran lebih tinggi dan pembatasan beban pajak. Titik

utama yang muncul dalam model politik adalah tingkat keseimbangan

pengeluaran publik dikaitkan dengan pendapatan distribusi dan pertumbuhan

pemerintah yang berkaitan erat dengan munculnya ketidakseimbangnya

pendapatan. Model efek Ratchet mengembangkan interaksi politik ke arah yang

berbeda. Untuk saat ini, banyak masyarakat tidak berminat membayar pajak. Hal

ini dikarenakan asumsi pengeluaran terbesar datangnya dari pajak, sehingga

sebagian masyarakat menolaknya dan hanya ingin mendapatkan manfaat dari

pengeluaran tersebut di banding harus membayar pajak. Prediksi model ratchet-

efek ialah pengeluaran tetap relatif konstan kecuali terganggu oleh peristiwa

eksternal yang signifikan. Ketika ini terjadi akan menyebabkan peningkatan

substansial dalam pengeluaran.

Sektor publik jauh dari pasar bebas dengan intervensi pemerintah yang

minimal. Dalam hal pengeluaran, pengeluaran jaminan sosial dikategorikan

sebagai pengeluaran terbesar dalam pembelian barang dan jasa. Utang bunga

Page 38: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

34

publik merupakan pengeluaran yang signifikan. Konflik antara barang ekonomi

dan politik mempunyai beberapa masalah yaitu ketidaktahuan rasional, minat

khusus, dan kecurangan. Ketidaktahuan rasional adalah situasi dimana

kekurangan informasi. Ini disebabkan oleh insentif yang dihadapi pemilih.

Sedangkan masalah minat khusus adalah salah satu yang menghasilkan

substansial keuntungan pribadi untuk sejumlah kecil konstituen sementara

memberlakukan biaya individu yang kecil pada pemilih lainnya. Dalam konflik

ekonomi dan politik ada faktor kecurangan, politisi berusaha agar terpilih kembali

dalam pemilu yang memiliki insentif yang kuat untuk dukungan kebijakan yang

akan menghasilkan manfaat saat ini dalam pertukaran biaya untuk masa depan,

terutama jika biaya masa depan akan sulit untuk diidentifikasikan.

Beberapa hal memepengaruhi voting yaitu stabilitas, ketidakmungkinan,

teorema May, pemenang Condorcet, Multi-Dimensional Voting. Voting adalah

suatu alat universal yang ditemui di semua bidang kehidupan. Dalam ekonomi

pasar terdapat ketidak sempurnaan keputusan pasar dalam koordinasi produksi

dan pertukaran antar individu. Dalam demokrasi, voting merupakan dasar dari

perilaku pemerintah. Representasi demokrasi, pejabat terpilih dan birokrat

berinteraksi secara kompleks ketika mereka mencoba untuk menentukan apa

yang pemilih inginkan, apa yang mereka harus berikan kepada para pemilih

untuk tetap berkuasa, dan apa manfaat yang mereka dapat secara individu dari

suatu sistem pemerintahan yang mereka ambil. Dalam dampak Platfrom politik,

model voting menggambarkan situasi di mana pemilih tetap memberikan suara

untuk meningkatkan layanan publik sampai hasil yang dominan tercapai. Faktor

yang mempengaruhi voting ekuilibrium vs efisiensi adalah Intensitas Preferensi

dan Tingkat Efisiensi Pengeluaran Publik. Kelemahan dari voting ekuilibrium vs

efisiensi adalah ketidakpastian konsumen dalam memilih solusi mereka pada

tingkat keamanan pajak yang disukai. Teorema median voter meneliti keputusan

yang dibuat oleh suara mayoritas dan menyimpulkan bahwa suara mayoritas

sistem voting akan memilih hasil yang paling disukai oleh median voter. Tiebout

berhubungan antar mobilitas, pembentukan komunitas sukarela, dan penyediaan

barang publik yang efisien. Tujuan Model Tiebout adalah memikirkan cara untuk

mencapai penyediaan barang publik yang efisien dan menentukan karakteristik

kondisi spesifik yang akan berhasil. Asumsi paling penting untuk implikasi

efisiensi ekonomi dari model Tiebout adalah tidak adanya eksternalitas atau

dampak situasi fiscal.

Page 39: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

35

STUDI KASUS

Sumber :

http://sebuah-blog.blogspot.com/2009/04/masalah-masalah-pemilu 2009.html

PEMILU 2009 akhirnya berlangsung hari ini. Suara kita sangat penting

untuk masa depan kita yang lebih baik. Kita semua pastinya berharap pemimpin

yang kita pilih adalah sosok yang benar-benar bisa diandalkan, tidak korup dan

benar-benar mengutamakan kesejahteraan rakyatnya.

Di tengah pelaksanaan PEMILU, ada beberapa masalah yang

bermunculan. Kali ini SEBUAH BLOG akan membahas masalah-masalah yang

kerap muncul pada saat pelaksanaan PEMILU. Masalah tersebut antara lain :

1) Kekurangan Surat Suara

Hal ini biasanya disebabkan karena kurangnya koordinasi antara pihak TPS

dengan pihak penyelenggara PEMILU. Kekurangan surat suara cukup

merepotkan, apalagi jika hal ini baru disadari pada saat hari dilaksanakannya

PEMILU.

2) Pembagian Form C-4 Tidak Merata

Sehari sebelum pelaksanaan PEMILU, ada warga yang protes karena tidak

mendapatkan Form C-4. Warga tersebut protes karena merasa tidak bisa

menyalurkan hak pilihnya pada saat PEMILU. Sebenarnya, pemilih tidak

diwajibkan membawa Form C-4 tersebut asalkan namanya sudah benar-

benar terdaftar dalam DPT (Daftar Pemilih Tetap). Bagi warga yang tidak

mendapatkan Form C-4, tetap bisa melakukan pencontrengan dengan

menunjukkan kartu identitas diri, baik itu berupa KTP, SIM, dll.

3) Ukuran Surat Suara yang Terlalu Besar

Masalah ini saya rasakan sendiri. Saat membuka surat suara, ternyata

ukurannya sangat besar dan lebar sehingga cukup menyulitkan pemilih

dalam mencontreng karena biliknya cukup kecil. Mungkin masalah ini bisa

diatasi dengan memperkecil surat suara atau memperbesar ukuran bilik.

4) Pemilih yang Buta Huruf

Masalah yang satu ini memang sulit untuk dihindari terutama untuk PEMILU

yang diadakan di pelosok desa. Surat suara yang hanya dipenuhi nama-

nama calon tanpa foto cukup menyulitkan para penyandang buta huruf. Hal

ini tidak jarang membuat mereka memilih sembarang calon.

Page 40: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

36

5) Teror

Masalah ini terjadi di Papua. Sebuah Bom meledak pada tanggal 9 April 2009

dinihari. Polisi langsung mengejar tersangka dan akhirnya salah satu dari

tersangka tersebut tewas tertembak. Beberapa pelaku lainnya berhasil

diamankan dan sisanya berhasil kabur. Selain teror Bom, Depo Pertamina

pun dibakar. Salah satu Universitas juga tak luput dari aksi pembakaran.

Inilah yang terjadi di Papua. Sebenarnya, apa motif para pelaku? Bukankah

kedamaian itu lebih indah? Tewas tertembak polisi di dekat selokan, itukah

yang mereka inginkan? Seandainya mereka tidak melakukan teror itu,

tentunya si korban tewas tidak akan mati konyol hari ini. Masih banyak yang

bisa dilakukan selain membuat onar. Semoga hal ini tidak terjadi lagi.

Wujudkan PEMILU damai.

Demikianlah beberapa masalah yang muncul pada PEMILU yang

dilaksanakan hari ini, Kamis 9 April 2009. Semoga para calon yang terpilih bisa

mengemban amanah dengan baik.

ü Latar Belakang :

Seperti yang telah kita ketahui, voting adalah metode yang umum

digunakan untuk menyelesaikan beragam pandangan atau untuk memunculkan

ekspresi preferensi. Voting digunakan untuk mencapai tujuan. Tujuan yang

dimaksud dapat berupa pencapaian kekuasaan tertinggi di sebuah Negara.

Seperti di Indonesia, pemilihan umum presiden dan wakil presiden dilakukan

dengan cara voting. Voting dilaksanakan agar masyarakat dapat memilih wakil

mereka secara demokratis sesuai dengan keinginan mereka. Dengan adanya

voting, pihak yang paling disukai oleh masyarakat yang akan terpilih menjadi

wakil rakyat. Hal seperti ini dapat meningkatkan partisipasi masyarakat,

kebebasan dan keadilan demokrasi dalam membangun sebuah negara yang

sejahtera.

ü Penetapan Masalah :

Pada tahun 2009 lalu, pemilihan umum Presiden Republik Indonesia

dilaksanakan. Sebelum pemilu dilaksanakan tentu para calon Presiden dan Wakil

Presiden sibuk untuk menggali dukungan dari masyarakat. Pencarian dukungan

masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain menyebarkan

pamflet dan poster-poster di jalan raya, iklan di berbagai media cetak dan

Page 41: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

37

elektronik, memberikan bantuan sembako kepada warga miskin hingga

memberikan hadiah berupa uang bagi yang mendukungnya.

Berbagai cara dilakukan untuk memperoleh simpati masyarakat.

Meskipun terkadang cara yang digunakan menyalahi aturan yang berlaku.

Misalnya, kasus suap menyuap yang dilakukan oleh para calon presiden dan

wakil presiden. Mereka memberikan sejumlah uang kepada masyarakat agar

memilih mereka. Pemilih yang buta huruf juga menjadi salah satu masalah dalam

pemilu, karena para pemilu yang buta huruf dapat dibodohi oleh para kaum yang

curang. Hal inilah yang menodai demokrasi Negara kita. Disisi lain, masalah

dalam pemilu terjadi akibat kesalahan teknis. Misalnya, jumlah surat suara yang

kurang dan rusak.

Di Indonesia, ternyata masih banyak masyarakat yang acuh tak acuh

terhadap pemerintahan. Hal ini terbukti dengan adanya golongan putih yang tidak

menggunakan hak pilihnya dalam pemilu. Hampir setiap diadakannya pemilihan

umum masih ditemukannya golongan putih, begitu pula yang terjadi pada pemilu

tahun 2009.

ü Analisis

Berdasarkan masalah-masalah yang terjadi pada pemilu pada tahun

2009, masalah-masalah tersebut tidak sesuai dengan apa yang seharusnya

terjadi dalam politik ekonomi yang baik. Kasus suap menyuap yang dilakukan

para calon presiden dan wakil presiden merupakan kecurangan yang seharusnya

tidak boleh terjadi. Dengan adanya kasus suap membuat demokrasi tidak

berjalan sesuai dengan prosedurnya. Hal ini dikarenakan masyarakat memilih

wakilnya tidak sesuai dengan apa yang mereka inginkan melainkan dari paksaan

suap.

Pemilih yang buta huruf merupakan masalah yang paling sulit diatasi,

mengingat rendahnya tingkat pendidikan di Indonesia. Masyarakat buta huruf

banyak ditemukan di daerah terpencil karena masih minimnya sarana pendidikan

sehingga menyebabkan ketidaktahuan rasional mengenai masalah

pemerintahan. Masyarakat yang buta huruf memilih wakilnya hanya berdasarkan

pengaruh orang lain ataupun suap yang diperoleh dari calon wakil yang bertindak

curang. Seharusnya hal ini tidak boleh terjadi karena bagaimanapun juga

demokrasi harus dilaksanakan dengan baik sesuai dengan prosedurnya agar

tujuannya dapat tercapai.

Page 42: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

38

Pemilu yang demokratif belum sepenuhnya terjadi di Indonesia karena

terhambat masalah teknis. Surat suara yang kurang dan rusak membuat pemilu

belum berjalan secara optimal. Keadaan ini bisa saja hanya berupa konspirasi

politik dari sebuah partai politik yang ingin berbuat kecurangan. Hal ini perlu

diselidiki lebih lanjut agar tidak merugikan masyarakat yang memiliki hak pilih.

Masyarakat Indonesia dirasa belum maksimal dalam berpartisi aktif

terhadap pemilu pada tahun 2009 lalu. Masih banyak masyarakat yang memiliki

hak pilih tetapi tidak menggunakannya secara optimal. Ini terbukti dengan

adanya surat suara yang berlebih setelah pemilu dilaksanakan. Keadaan seperti

ini seharusnya tidak perlu terjadi karena ini hanya akan menguntungkan pihak-

pihak politisi untuk melakukan sebuah kecurangan. Surat suara yang berlebih

bisa diisi oleh pihak yang tidak bertanggungjawab untuk memenangkan pemilu.

Hal ini merugikan masyarakat karena demokrasi tidak dilaksanakan dengan adil

dan sesuai dengan pilihan masyarakat.

ü Kesimpulan dan Saran

Dari masalah pemilu 2009 lalu, masyarakat belum melaksanakan hak

secara optimal sesuai dengan hati nurani dan keinginan sendiri dalam pemilihan

umum. Terbukti dengan adanya masalah-masalah yang terjadi seperti

penyuapan, penipuan terhadap masyarakat buta huruf serta banyaknya

masyarakat yang acuh tak acuh terhadap pemilu. Dengan kata lain demokrasi di

Indonesia masih belum berjalan secara optimal seperti yang diharapkan

pemerintah.

Berdasarkan analisis masalah-masalah yang terjadi didalam pemilu 2009,

seharusnya pemerintah lebih tegas dan ketat dalam mengawasi jalannya pemilu

agar tidak terjadi kecurangan, ketidaktahuan rasional maupun kesalahan teknis

yang menghambat jalannya pemilu yang demokratis. Pemerintah juga

seharusnya lebih memperhatikan masyarakat yang buta huruf dengan

memberikan informasi tentang calon presiden dan wakil presiden serta tata cara

pemilihan umum yang benar sehingga tidak menjadi korban kecurangan pihak

yang tidak bertanggung jawab. Sebenarnya keberhasilan suatu demokrasi tidak

hanya tergantung pada pemerintahan yang baik tetapi dukungan penuh dari

masyarakat juga menjadi tolak ukur keberhasilannya. Dengan keberhasilan

dalam demokrasi diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang sejahtera.

Page 43: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

39

PERTANYAAN

MULTIPLE CHOICE

1. Alasan yang mendukung adanya pajak adalah, kecuali....

a. Pembayar pajak terbiasa dengan tingkat pengeluaran tinggi

b. Hutang yang timbul selama periode pergolakan harus dibayar nanti

c. Kebijakan dapat dibuat oleh pemerintah kepada wajib pajak selama

periode pergolakan yang harus dipenuhi

d. Pembayar pajak menjadi tidak jelas

2. Hubungan antara mobilitas, pembentukan komunitas sukarela, dan

penyediaan barang publik yang efisien merupakan....

a. Model Ratchet

b. Model Politik

c. Model Tiebout

d. Model voting

3. Kompetisi suara memaksimalkan penyajian politik yang intensif dari kandidat

politik dengan insentif yang kuat keputusan utama terletak pada....

a. Pertimbangan politik

b. Keseimbangan politik

c. Penggunaan politik

d. Sistim politik

4. Yang tidak termasuk dalam pengeluaran pemeritah pusat adalah....

a. Pendapatan

b. Jaminan sosial

c. Pertahanan

d. Pembelian saham

5. Tingkat keseimbangan pengeluaran publik dikaitkan dengan pendapatan

distribusi dan pertumbuhan pemeritah yang berkaitan erat dengan munculnya

ketidakseimbangannya pendapatan merupakan titik utama dalam....

a. model ekonomi

b. model sosial

c. model politik

d. model perkembangan sektor publik

Page 44: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

40

ESSAY

1) Sebutkan sumber pengeluaran dari pemerintah pusat dan pemerintah bagian

dan lokal !

Pengeluaran pemerintah pusat berasal dari pendapatan, jaminan sosial, dan

pertahanan. Sebaliknya, pengeluaran pemerintah negara bagian dan lokal

adalah pendidikan yang diikuti dengan bantuan pendapatan dan jaminan

sosial.

2) Jelaskan apa yang dimaksud dengan voting? Dan berikan contohnya!

.Voting yaitu metode yang umum digunakan untuk menyelesaikan beragam

pandangan atau untuk memunculkan ekspresi preferensi.Contohnya dalam

pasar ekonomi terdapat ketidaksempurnaan keputusan pasar dalam

koordinasi produksi dan pertukaran barang antar individu. Dalam demokrasi,

voting biasanya dilakukan ketika pemilihan kepala negara ataupun kepala

daerah, dan merupakan dasar perilaku pemerintah dalam menentukan suatu

keputusan bersama.

3) Jelaskan perbedaan antara biaya persaingan di pasar tenaga kerja pada

sektor publik dan sektor swasta?

Sektor publik tidak dapat menggantikan modal bagi tenaga kerja dan upah

yang di dapat di sektor swasta lebih besar dibanding sektor publik. Jika

keluaran (output) pada sektor publik dan sektor swasta tetap dalam proporsi

yang sama, maka pengeluaran sektor publik meningkat sebagai proporsi dari

pengeluaran total.

4) Jelaskan masalah yang muncul dalam model politik sektor publik?

Masalah yang muncul dalam model politik sektor publik yaitu tingkat

keseimbangan pengeluaran publik dikaitkan dengan pendapatan distribusi

dan pertumbuhan pemerintah yang berkaitan erat dengan munculnya

ketidakseimbangnya pendapatan. Pemerintah menyediakan barang publik

yang dibiayai dengan menggunakan pendapatan pajak proporsional.

Page 45: Bagian III Ekonomi Politik Sektor Publik

41

KATA KUNCI

ü Distorsi ekonomi atau ketidaksempurnaan pasar adalah kondisi ekonomi

yang menimbulkan ketidakefisienan sehingga mengganggu agen ekonomi

dalam memaksimalkan kesejahteraan sosial.

ü Marginal benefit (keuntungan marginal) adalah tambahan keuntungan karena

tambahan unit produksi atau jasa (marginal utility).

ü Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua

kewajiban. Kepemilikan ini dalam bentuk nilai uang dan kenaikan suku bunga

biasanya mempunyai pengaruh negatif di pasar modal.

ü Marketing politik adalah analisis, perencanaan, implementasi dan kontrol

terhadap politik dan program-program pemilihan yang dirancang untuk

menciptakan, membangun dan memelihara pertukaran hubungan yang

menguntungkan antara partai dan pemilih demi tujuan untuk mencapai

political marketers objectives.

ü Konstituen adalah seseorang yang secara aktif mengambil bagian dalam

proses menjalankan organisasi dan yang memberikan otoritas kepada orang

lain untuk bertindak mewakili dirinya.

ü Insentif adalah suatu bentuk dorongan finansial kepada karyawan sebagai

balas jasa perusahaan kepada karyawan atas prestasi karyawan tersebut.

Insentif biasanya berupa sejumlah uang yang di tambahkan pada upah dasar

yang di berikan perusahaan kepada karyawan.

ü Disinsentif adalah bersifat tidak memberi insentif yaitu tidak memberikan

dorongan berupa apapun untuk prestasi yang diraih karyawan. Ini

berkebalikan dengan insentif.

ü Middle-of-the-road (politik jalan tengah) adalah model politik yang

menggambarkan pemimpin kompromistik, yang punya perhatian menengah

atas pekerjaan dan perhatian tengah atas orang-orang yang melakukan

pekerjaan. Pemimpin menghindari konflik dan menekankan pada tingkat

produksi serta hubungan personal. Kepemimpinan ini digambarkan sebagai

orang yang bijaksana, lebih suka di tengah dan sulit menyatakan

ketidaksetujuannya di hadapan pekerja.

ü Eksternalitas adalah keterkaitan suatu kegiatan dengan kegiatan lain yang

tidak melalui mekanisme pasar.