barongsai dalam agama khonghucu - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/bab 1, bab v,...

47
BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU ( Studi Terhadap Ritual Barongsai Tripusaka Surakarta ) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam Disusun Oleh: ARI QUDRIYATI NIM. 03521291 JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2008 © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Upload: vokiet

Post on 03-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU

( Studi Terhadap Ritual Barongsai Tripusaka Surakarta )

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam

Disusun Oleh:

ARI QUDRIYATI

NIM. 03521291

JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2008

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 2: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

ii © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 3: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

iii © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 4: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

iv © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 5: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

v

MOTTOMOTTOMOTTOMOTTO

������ �������� �� ��� ��

““““Untukmulah agamamu dan untukkulah agamakuUntukmulah agamamu dan untukkulah agamakuUntukmulah agamamu dan untukkulah agamakuUntukmulah agamamu dan untukkulah agamaku””””1111

1 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Dan Terjemahnya (Surabaya: Mekar,

2000), hlm. 1112

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 6: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

vi

Persembahan

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

�ayah dan bunda yang telah memberikan segalanya kepada penulis,

apapun yang penulis lakukan rasanya belum cukup untuk penulis

haturkan kepada beliau.

�kepada saudaraku serta sohibku semua yang telah membantu dalam

penyelesaian skripsi ini.

�kepada para pembaca semoga dapat menambah wawasan ilmu

pengetahuannya.

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 7: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kepada kita semua

kenikmatan baik lahir maupun batin. Kenikmatan yang tiada bisa kita hitung

secara terperinci serta kenikmatan yang tiada seimbang jika dibandingkan dengan

kita sebagai seorang insan yang secara sadar atau tidak sadar selalu berbuat

kesalahan.

Salam serta salawat kita tujukan kepada Suritauladan bagi seluruh umat,

Baginda Rasulullah SAW yang kita nantikan Safa’atnya kelak di Yaumul akhir

nanti.

Setelah sekian lama penulis mengadakan penelitian serta banyak sekali

halangan dan rintangan yang menghadang, tetapi akhirnya penulis dapat membuat

sekecil buah karya yang mungkin dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan

bagi pembaca semuanya.

Tiada manusia dapat hidup sendiri dan tiada sebuah karya tanpa bantuan

orang lain juga. Maka dari itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Sekar Ayu Aryani MA, selaku Dekan Ushuluddin yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian ini walaupun

masih sangat kurang untuk sebuah karya yang hebat.

2. Ibu Dr. Syafaatun Almirzanah Ph.D, selaku ketua jurusan Perbandingan

Agama Fakultas Ushuluddin yang telah memberikan semangat dan

dukungan hingga terselesaikannya skripsi ini.

3. Bapak Ustadzi Hamzah S.Ag, M.Ag, selaku sekretaris jurusan

Perbandingan Agama yang telah memberikan arahan dan masukan kepada

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 8: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

viii

penulis, walaupun pada awalnya penulis sedikit takut dengan judul yang

penulis ajukan ini. Tetapi jiwa semangat membuat penulis tidak mau

menyerah.

4. Ibu Hj. Nafilah, M.Ag, selaku pembimbing I yang telah memberikan

semangat serta ilmunya kepada penulis. Kesabaran serta ketelitian

bagaikan seorang ibu yang membimbing anaknya membuat penulis

semakin nyaman.

5. Bapak Ahmad Muttaqin S.Ag, M.Ag, selaku pembimbing kedua yang

dengan sabar dan telah banyak memberikan masukan kepada penulis

sehingga terselesaikannya salah satu tugas penulis sebagai mahasiswa.

6. Bapak Mohammad Soehada S.Sos, M.Hum, selaku penasehat akademik

penulis selama menjadi mahasiswa yang telah memberikan ilmu serta

dukungannya.

7. Terima kasih banyak kepada pihak MAKIN Surakarta dan Perkumpulan

Tripusaka yang bersedia menjadi obyek penelitianpenulis, khusus buat

Haksu Tjie Tjay Ing dan Bapak Aji Chandra serta para anggota yang

bersedia meluangkan waktu buat penulis jadikan informan dalam

penelitian ini.

8. Ayah dan Bunda yang telah memberikan do’a, dukungan, masukan, serta

semangat kepada penulis sehingga satu salah satu amanah dari beliau

dapat penulis selesaikan walaupun hanya dengan ini jelas sangat kurang

penulis berikan kepada beliau selaku orang tua yang telah memberikan

segalanya kepada anaknya.

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 9: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

ix

9. Saudara-saudaraku semuanya, terima kasih atas do’a dan dukungan dari

kalian semuanya yang tiada bosan-bosannya memberikan kepada adiknya.

10. Saudara-saudaraku seiman yang telah memberikan semangat dan

masukannya.Walau kadang hati belum siap menerimanya, tetapi penulis

yakin itu semua sangat berguna bagi penulis, Jazakumullah atas semuanya.

11. Sohib-sohibku khususnya angkatan 2003 Perbandingan Agama yang tidak

mungkin penulis sebutkan satu persatu, Makasih banyak atas bantuan do’a

dan semangat kalian selama menjadi teman seperjuangan saya di

Perbandinagan Agama. Wa ila khusus buat sohibku yang menemaniku dan

membantuku dalam pembuatan skripsi ini.

Akhirnya penulis mengucapkan kepada semua pihak yang membantu

dalam menyelesaikan tugas ini, walau dalam tengah perjalanan sempat ada rasa

malas yang menghinggapi, tetapi berkat kerjasama dan dukungan maka tugas ini

dapat selesai.

Kesempurnaan hanya milik Allah, Kelalaian terletak pada penulis.

Mohon Maaf apabila terdapat banyak kesalahan dan hanya Allah yang membalas

kebaikan kalian, semoga menjadi amal sholeh buat kalian.

Yogyakarta, 21 April 2008

Penulis

(Ari Qudriyati)

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 10: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

NOTA DINAS ................................................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN ................................................................................ iv

HALAMAN MOTTO....................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vi

KATA PENGANTAR....................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... x

HALAMAN ABSTRAK.................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Perumusan Masalah………………………………………………. 6

C. Tujuan Penelitian …………………………………………………. 7

D. Kegunaan Penelitian ....................................................................... 7

E. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 7

F. Kerangka Teori ................................................................................ 10

G. Metode Penelitian ............................................................................ 14

H. Sistematika Pembahasan ................................................................. 16

BAB II SEJARAH BARONGSAI DI INDONESIA

A. Sejarah Tionghoa di Indonesia.......................................................... 17

B. Sejarah Agama Khonghucu............................................................... 20

C. Sejarah Barongsai dan Perkembangannya......................................... 27

BAB III SEJARAH PERKUMPULAN TRIPUSAKA

A. Sekilas Kota Surakarta..........................................................................32

B. Sejarah Makin………………………………………………………...33

a. Maksud dan Tujuan MAKIN...............................................................35

b. Struktur Organisasi MAKIN................................................................35

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 11: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

xi

C. Sejarah Tripusaka...................................................................................38

BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI

A. Proses Ritual Barongsai

1. Tahap Persiapan .........................................................................42

2. Tahap Pelaksanaan .....................................................................43

3. Tahap Penutup ............................................................................50

B. Unsur Pendukung Atraksi Barongsai

1. Unsur Instrumen Musik ……………………………………....58

2. Unsur Peralatan …………………………………………….....59

C. Makna Barongsai

1. Makna bagi para pemain.............................................................63

2. Makna bagi umat khonghucu......................................................67

D. Barongsai dalam Perspektif Victor Turner.......................................69

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................73

B. Saran-Saran......................................................................................75

DAFTAR PUSTAKA

CURICULUM VITAE

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 12: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

xii

ABSTRAK

Barongsai telah menjadi bagian dari keanekaragaman budaya bangsa

Indonesia. Sebagai sebuah produk budaya, Barongsai tidak hanya berfungsi

sebagai sebuah karya seni namun juga sebagai sebuah ritual yang kerap dilekatkan

dengan Agama Khonghucu. Anggapan ini didasarkan pada induk dari budaya

Barongsai itu sendiri, yaitu budaya Tionghoa. Sedangkan masyarakat Tionghoa di

Indonesia sering diidentikkan sebagai penganut ajaran Khonghucu, mengingat

agama tersebut merupakan agama yang cukup dominan di Tionghoa.

Penelitian ini dimaksudkan untuk memahami sejarah dan

perkembangan Barongsai di Indonesia; untuk mengetahui kapan dan bagaimana

budaya Barongsai tersebut bisa sampai di Indonesia, serta siapa yang berperan

dalam proses tersebut. Penelitian ini juga berusaha memaparkan prosesi ritual

Barongsai dari awal hingga akhir. Tidak hanya itu, penelitian ini juga berupaya

memahami makna yang terkandung dalam ritual Barongsai tersebut baik bagi para

pemainnya maupun bagi umat khonghucu.

Untuk mencapai tujuan tersebut, penulis menggunakan pendekatan

antropologi. Pendekatan ini dipilih karena penulis melihat ritual Barongsai

sebagai sebuah keterkaitan antara berbagai aspek, terutama unsur-unsur budaya

dan agama. Sebagai sebuah penelitian lapangan, penulis mengumpulkan data

melalui metode observasi, interview dan dokumentasi, ditambah kajian literatur

atau pustaka.

Dari penelitian yang dilakukan, penulis menemukan alur historis

masuknya Barongsai ke Indonesia. Barongsai merupakan budaya asli Tionghoa

yang masuk ke Indonesia karena dibawa oleh masyarakat Tionghoa Totok. Proses

migrasi dan transfer budaya ini telah terjadi sejak ratusan tahun yang lalu. Pada

masa orde baru pemerintah Indonesia melarang orang-orang Tionghoa untuk

berkembang baik Agama dan budayanya. Masa pemerintahan Abdurrahman

Wahid menjadi awal orang-orang Tionghoa untuk dapat berkembang di Indonesia

baik Agama dan Budaya. Barongsai adalah salah satu budaya yang tetap eksis dan

mulai terorganisasikan dengan baik serta semakin mendapatkan kebebasan

berekspresi.

Proses ritual Barongsai meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan,

hingga tahap penutup. Selain itu penulis juga memberi gambaran tentang berbagai

perlengkapan yang digunakan dalam ritual Barongsai. Makna ritual Barongsai

tersebut adalah sebagai sarana meningkatkan kerjasama, meningkatkan kreatifitas,

saling menghargai dan menghormati, mengukir prestasi, mengusir roh jahat, serta

untuk melestarikan budaya leluhur. Satu makna yang tidak kalah penting adalah

bahwa ritual Barongsai merupakan ungkapan syukur kepada Thian atas anugerah

yang diberikanNya.

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 13: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara yang terdiri dari bermacam-macam agama

atau kepercayaan. Dasar dari pemerintahan adalah Pancasila dan Undang-

Undang Dasar 1945. Dari kedua dasar hukum tersebut manusia dituntut untuk

saling menghormati dan menghargai antar sesama manusia baik dalam hal tata

kehidupan atau bagaimana cara seseorang menampakkan bentuk-bentuk

peribadatan yang jelas berbeda antara agama satu dengan yang lain. Dalam

Undang-Undang Dasar 1945 pasal 29 ayat 2 disebutkan “Negara menjamin

kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing

dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”.2

Kebudayaan dan kehidupan masyarakat banyak dipengaruhi oleh

sistem kepercayaannya. Kepercayaan yang biasa dikenal oleh masyarakat

Tionghoa adalah Agama Buddha, Taoisme dan Konfusianisme. Di Indonesia

ketiga kepercayaan itu ada kalanya dipuja bersama dalam perkumpulan Sam

Kauw Hwee (Perkumpulan Tiga Agama dan Buddha Tri Dharma). Biasanya

dalam kepercayaan itu ditambah pula dengan kepercayaan dan pemujaan

kepada orang-orang suci yang dianggap sebagai Dewa atau Dewi.

Namun demikian diantara ketiga kepercayaan itu, ajaran Konfusius

lebih berpengaruh dan mendarah daging dalam kehidupan orang-orang

2 Harun Al Rasid, Naskah UUD 1945 sesudah empat kali diubah oleh MPR

(Jakarta:Universitas Indonesia Press, 2007), hlm. 11.

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 14: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

2

Tionghoa atau Cina dalam kehidupan sehari-hari mereka. Hal ini dapat

dipahami oleh karena di negeri asalnya (Tiongkok) ajaran ini telah dianut

selama lebih dua abad lamanya, dan telah menjadi tradisi yang sengaja dicipta

dan dicita-citakan oleh Konfusius untuk membangun negerinya.3

Bangsa Tiongkok sebagai suatu bangsa yang memiliki adat istiadat

kehidupan masyarakat dalam beberapa hal: (a). Sangat mengagungkan

kepercayaan terhadap hal-hal gaib, roh-roh, serta para leluhurnya. (b) Sangat

menjunjung tinggi etika serta upacara-upacara dalam hidup masyarakat. (c)

Sangat mementingkan kehidupan mental daripada material.4

Menurut ilmu antropologi, kebudayaan adalah keseluruhan sistem

gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan

masyarakat yang dijadikan milik sendiri dengan belajar.5

Secara filosofis, berbicara tentang kebudayaan sebenarnya berbicara

tentang keistimewaan manusia dibanding makhluk lain. Kebudayaan

merupakan perkembangan khas manusia yang berasal dari penggunaan

intelegensi dan kebebasan yang dimilikinya. Semua itu dilakukan manusia

untuk menjawab permasalahan yang dihadapi, baik untuk melestarikan,

memasukkan dan menikmati kehidupan.

3 Hariyono, Kultur Cina dan Jawa, Pemahaman Menuju Asimilasi Kultural (Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan, 1994), hlm. 19.

4 Arifin M. Ed, Menguak Misteri Ajaran-Ajaran Agama Besar (Jakarta: Golden Terayon

Press, 1986), hlm. 25.

5 Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Budaya (Jakarta: Aksara Baru, 1980), hlm. 193.

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 15: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

3

Berangkat dari hal ini, sebuah kebudayaan dalam ilmu sosiologi

adalah usaha manusia mengenai bagaimana seharusnya ia hidup dalam sebuah

masyarakat guna mencapai taraf hidup yang lebih baik.

Manusia lahir sebenarnya tidak membawa kebudayaan, tetapi ia

tumbuh dan berkembang dalam lingkungan budaya tertentu di mana ia

dilahirkan. Dalam batas-batas tertentu manusia kadang mengubah dan

membentuk kebudayaan, tetapi pada dasarnya manusia hanya menerima

budaya dari generasi sebelumnya. Manusia adalah ahli waris sebuah

kebudayaan dunia yang sah sebagai warisan tanpa adanya surat wasiat secara

formal.

Tradisi bukanlah suatu obyek yang mati. Tradisi diciptakan sebagai

alat hidup untuk melayani kehidupan manusia dan untuk kepentingan

hidupnya. Oleh karena itu tradisi seharusnya juga dikembangkan sesuai

dengan zaman kehidupan.6

Barongsai adalah salah satu budaya Cina yang sebenarnya sudah ada

sejak dahulu. Kesenian barongsai semakin menarik perhatian dan digemari

oleh masyarakat. Kesenian ini juga dapat dinikmati dari balita hingga manula,

dari majikan hingga karyawan, kesemuanya akan berlomba memberikan

angpau (amplop merah berisi uang) setelah barongsai selesai beratraksi.

Kesenian ini dapat dilihat pada waktu-waktu tertentu saja. Salah

satunya pada saat hari raya bagi umat Khonghucu, tetapi ini tidak menutup

6 Johanes Mardimin, Jangan Tangisi Tradisi, Transformasi Budaya Menuju Masyarakat

Indonesia Modern (Yogyakarta: Kanisius, 1994), hlm. 11-13.

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 16: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

4

kemungkinan juga apabila barongsai dapat bermain diluar kegiatan ritual

tersebut.

Sama halnya Agama Khonghucu yang mempunyai sejarah panjang

sehingga saat ini bisa mendapatkan legalitas dari pemerintahan, sebuah

budaya Cina atau Tionghoa juga mengalami hal yang sama khususnya

barongsai. Semua ini terjadi berkat kebijakan yang dikeluarkan oleh mantan

Presiden R.I saat itu KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) lewat Keppres no.6

tahun 2000 yang mencabut Inpres no.14 tahun 1967 yang isinya

pendiskriminasian terhadap keturunan Tionghoa dengan dilarangnya

pelaksanaan segala macam kegiatan atau kepercayaan dan adat istiadat atau

kebudayaan. Hal ini berpengaruh terhadap perkembangan agama dan

kebudayaan pada saat itu yang terasa sangat pahit dan menderita bagi

masyarakat Tionghoa.7

Budaya barongsai merupakan warisan leluhur sejak dahulu khususnya

Konfusius. Pada hakekatnya leluhur adalah nenek moyang dahulu kala yang

telah tiada. Namun mereka masih dianggap sebagai persona-persona yang

telah berhasil membentuk pola masyarakat sampai berbentuk sekarang ini.

Leluhur itu dipercayai sebagai arwah yang berada di alam rohani, alam atas,

alam roh-roh halus dan dekat dengan yang Maha Luhur yang patut menjadi

teladan, kaidah atau norma.8

7 M. Ikhsan Tanggok, Jalan Keselamatan Melalui Agama Khonghucu (Jakarta: Gramedia,

2000), hlm. xvi.

8 Muhammad Damami, Makna Agama Dalam Masyarakat Jawa (Yogyakarta: LESFI,

2002), hlm. 59.

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 17: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

5

Berbicara masalah leluhur tidak bisa lepas dari agama. Makna dari

agama adalah sebagai pedoman hidup manusia. Agama apapun pada dasarnya

mengandung ajaran kebaikan untuk keselamatan dan kesejahtaraan hidup

manusia.

Salah satu agama yang dapat berkembang dan lebih dominan di negara

Cina adalah Khonghucu. Kung Fu Tze atau Konfusius adalah tokoh yang erat

kaitannya dengan kebudayaan Cina. Tidak ada seorangpun yang berpendapat

bahwa hanya beliaulah yang membangun kebudayaan Cina. Kung Fu Tze

bukan seorang yang mengubah kebudayaan Cina, beliau merupakan

penyunting yang utama.9

Kebudayaan berhubungan dengan agama. Agama berhubungan

dengan ritual. Maka dari itu kebudayaan Cina berhubungan dengan Agama

Khonghucu. Tindakan agama terutama ditampakkan dalam ritual. Dapat

dikatakan bahwa ritual merupakan agama dalam tindakan. Ungkapan iman

mungkin merupakan bagian dari ritual atau bahkan ritual itu sendiri. Iman

keagamaan berusaha menjelaskan makna dari ritual serta memberikan tafsiran

dari pelaksanaan ritual tersebut. Dalam tingkah laku manusia sebagaimana

diselidiki mitos dan ritual saling berkaitan.10

Barongsai dapat berfungsi bermacam-macam. Kalau dahulu kesenian

ini hanya untuk kegiatan ritual saja, tetapi tidak berlaku pada zaman sekarang.

Jadi barongsai dapat dimaknai lebih dari sekedar ritual, ini dikarenakan

perkembangan daripada zaman yang terus berubah dari waktu ke waktu.

9 Huston Smith, Agama-Agama Manusia (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001), hlm.88.

10 Mariasusai Dhavamony, Fenomenologi Agama (Yogyakarta: Kanisius, 1995), hlm, 167.

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 18: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

6

Namun demikian kesenian barongsai tidak bisa lepas dari konteks zaman

dahulu yaitu sebagai kegiatan ritual tetap dilaksanakan yang mempunyai

tujuan tertentu.

Budaya barongsai yang telah mewarnai kehidupan bangsa Indonesia

mempunyai sejarah perjalanan yang cukup menarik. Salah satu budaya

barongsai yang masih berkembang saat ini adalah Perkumpulan Tripusaka

Surakarta. Salah satu yang menarik dari Perkumpulan tersebut adalah tidak

terbatasnya Etnis dan Agama. Perbedaan tersebut menuntut para pemain untuk

saling menghormati dan menghargai antar Etnis dan Agama, sehingga budaya

tersebut dapat diterima dalam masyarakat umum.

Dari uraian diatas muncul berbagai macam pertanyaan yang

berhubungan dengan barongsai. Maka dari itu penulis tertarik untuk menulis

dengan judul Barongsai Dalam Agama Khonghucu (Studi Terhadap Ritual

Barongsai Tripusaka Surakarta)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dapat mengemukakan

pokok masalah yang akan diteliti sehingga dapat memperoleh jawaban.

Rumusan masalah dalam hubungan penyusunan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah dan perkembangan barongsai di Indonesia?

2. Bagaimana sejarah barongsai Tripusaka Surakarta?

3. Bagaimana proses dan makna ritual barongsai dalam agama Khonghucu?

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 19: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

7

C. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian pada dasarnya mempunyai beberapa tujuan yang

akan dicapai. Adapun penelitian ini mempunyai beberapa tujuan yang ingin

dicapai antara lain:

1. Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan barongsai yang merupakan

kebudayaan asli Cina atau Tionghoa hingga sampai di Indonesia.

2. Untuk mengetahui sejarah barongsai Tripusaka Surakarta.

3. Untuk mengetahui proses pelaksanaan ritual dalam barongsai, untuk

mengetahui makna barongsai bagi para pemain serta makna dalam agama

Khonghucu.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penyusunan ini diharapkan mempunyai kegunaan sebagai berikut:

1. Dapat menjadi sumbangan atau informasi bagi pembaca tentang

keberadaan Agama Khonghucu serta kebudayaan Cina yang dapat

mewarnai kehidupan masyarakat Indonesia.

2. Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan terutama bidang Ilmu

Perbandingan Agama.

E. Tinjauan Pustaka

Pembahasan mengenai tema sebagaimana penelitian ini sebenarnya

bukan hal yang baru. Ada beberapa literatur yang membahas barongsai, akan

tetapi penulis belum menemukan penelitian yang secara spesifik membahas

tentang ritual barongsai.

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 20: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

8

Haryono yang menulis buku dengan judul Kultur Cina Dan Jawa,

Pemahaman Menuju Asimilasi Kultural. Hariyono membahas tentang

bagaimana kebudayaan bisa saling berjalan bersama atau saling menghormati

antara keduanya. Walaupun Cina menjadi masyarakat minoritas sedang Jawa

menjadi masyarakat mayoritas di Indonesia, keduanya dituntut untuk saling

menghargai dan menghormati sekalipun pada dasarnya ada titik perbedaan

yang tidak sedikit. Dengan adanya persamaan dan perbedaan sebuah

kebudayaan haruslah dapat diterima guna mewarnai dan mempererat bangsa

Indonesia khususnya agama dan budaya. Buku ini disertai juga dengan kasus

perkawinan antara orang-orang Tionghoa dengan masyarakat pribumi dengan

mengambil sampel masyarakat Yogyakarta.

M. Iksan Tanggok dalam buku yang berjudul Jalan Keselamatan

Melalui Agama Khonghucu. Buku ini berbicara tentang sejarah dan

perkembangan Agama Khonghucu. Didalamnya memuat bahasan tentang

ajaran-ajaran, peribadatan, dan perayaan yang ada dalam Agama Khonghucu.

Agama-Agama Manusia yang ditulis oleh Huston Smith. Dia berbicara

mengenai agama-agama dunia antara lain; Agama Hindu, Budha, Khonghucu,

Taoisme, Islam, Yahudi, dan Kristen. Huston Smith berusaha menjelaskan

nilai-nilai agama bagi kehidupan para penganutnya. Dengan demikian nilai

agama tersebut dapat membimbing dan menyemangati para penganutnya

sesuai dengan kepercayaannya.

Skripsi yang berjudul ”Manusia Model Dalam Agama Khonghucu”

karya Neni Trianah. Penelitian tersebut menggunakan perbandingan antara

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 21: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

9

Islam, Khonghucu dan Kristen. Dia menjelaskan bagaimana manusia dalam

agama Khonghucu serta faktor yang melatarbelakanginya.Dari hasil penelitian

tersebut dia membandingkan dengan agama Islam dan Kristen.

”Seni Profetik Islam dan Khonghucu (Studi Kasus Terhadap Sanggar

Seni Ki Ageng Ganjur dan Kelompok Seni Barongsai Liong Perkumpulan

Budi Abadi Yogyakarta)” yang ditulis oleh Uswatun Hasanah. Skripsi ini

menggunakan pendekatan Psikologi Agama, jadi disini dijelaskan bentuk-

bentuk pengalaman keagamaan antara kedua seni tersebut, dengan

perbandingan antara Khonghucu dan Islam.

Penelitian yang dilakukan Nafilah Abdullah dalam Skripsinya

”Penghayatan Orang Cina Terhadap Agama Khonghucu di Kotamadya

Magelang”. Dengan menggunakan pendekatan Historis membahas bagaimana

pengalaman batin bagi orang Cina tentang tuntunan hidup yang benar dalam

agama Khonghucu khususnya di Magelang.

Dari beberapa buku serta karya ilmiah diatas, nampaknya belum ada

yang membahas tentang Barongsai khususnya dari prespektif sejarah,

perkembangannya, ritual dan makna Barongsai dalam agama Khonghucu.

Maka dari itu penulis mengangkat judul dengan tema yang menurut penulis

masih sangat relevan atau cukup menarik untuk dijadikan obyek penelitian,

yaitu tentang Barongsai Dalam Agama Khonghucu (Studi Terhadap Ritual

Barongsai Tripusaka Surakarta).

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 22: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

10

F. Kerangka Teori

Dalam sebuah karya ilmiah perlu adanya kerangka teori. Dalam

pembahasan ini penulis terfokus pada ritual dan makna dalam sebuah

kebudayaan Cina. Mempelajari ritus berarti mempelajari simbol-simbol yang

digunakan dalam ritus itu. Simbol merupakan manifestasi yang nampak dari

ritus. Victor Turner menegaskan bahwa tanpa mempelajari simbol yang

dipakai, maka akan sulit untuk mempelajari sebuah ritual.

Victor Turner mendefinisikan simbol sebagai sesuatu yang dianggap

dengan persetujuan bersama, sebagai sesuatu yang memberikan sifat alamiah

atau mengingatkan kembali dengan memiliki kualitas yang sama atau dengan

membayangkan dalam kenyataan atau pikiran. Ada beberapa ciri khas dari

simbol antara lain :

a. Multivokal artinya simbol mempunyai banyak arti, menunjuk pada banyak

hal pribadi atau fenomena

b. Polarisasi artinya bahwa simbol mempunyai arti-arti yang bertentangan.

Ada 2 kutub yaitu fisika atau indrawi (apa yang diinginkan) dan kutub

ideologis atau normatif (apa yang diwajibkan)

c. Unifikasi atau penyatuan, penyatuan dari arti-arti yang terpisah dari

sebuah ritual. Penyatuan ini menjadi mungkin karena adanya sifat yang

sangat umum dan mirip.11

Menurut Clifford Geertz, sistem simbol adalah segala sesuatu yang

membawa dan menyampaikan suatu ide kepada seseorang atau kepada objek

11 Wartaya Winangun, Masyarakat Bebas Struktur:Liminalitas dan Komunitas Menurut

Victor Turner (Yogyakarta: Kanisius, 1990), hlm. 18 – 19.

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 23: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

11

lain. Simbol juga dapat membangun motivasi dan suasana hati. Motivasi

mempunyai tujuan dengan serangkaian nilai atau aturan. Sehingga agama

dapat membuat orang merasakan sesuatu dan juga ingin melakukan sesuatu.12

Konsep selanjutnya adalah ritual menurut Goody, ritual adalah

kategori adat perilaku yang dibakukan, dimana hubungan antara sarana-sarana

dengan tujuan tidak bersifat intrinsik dengan kata lain sifatnya dapat irrasional

atau nonrasional.

Ritual dapat dibedakan menjadi 4 macam antara lain :

a. Tindakan magi (penggunaan bahan-bahan yang bekerja karena daya-daya

mistik)

b. Tindakan religius, kultus para leluhur

c. Ritual konstitutif yang mengungkapkan atau mengubah hubungan sosial

dengan merujuk pada pengertian-pengertian mistis.

d. Ritual faktitif yang meningkatkan produktivitas atau kekuatan dan

perlindungan sehingga dengan ini kesejahteraan materi suatu kelompok

dapat meningkat.13

Ritual dalam sebuah agama mempunyai maksud dan tujuan tertentu

sesuai dengan apa yang diajarkan dalam agama tersebut. Bentuk ritual juga

berbeda-beda, hal ini sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

Menurut Victor Turner ritus mempunyai beberapa peranan antara lain:

a. Ritus dapat menghilangkan konflik

12 Daniel L. Pals, Seven Theories of Religion (Yogyakarta : Qalam, 2001), hlm. 414.

13 Mariasusay Davamony, op.cit.,hlm 176.

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 24: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

12

b. Ritus dapat mengatasi perpecahan dan membangun solidaritas masyarakat

c. Ritus mempersatukan dua prinsip yang bertentangan

d. Dengan ritus orang mendapat kekuatan dan motivasi baru untuk hidup

dalam masyarakat sehari-hari. Sehingga menurut Victor Turner, ritus

mengungkapkan nilai pada tingkat yang paling dalam.14

Penyelenggaraan ritual juga mempunyai maksud dan tujuan. Secara

umum ritual merupakan permohonan terhadap roh leluhurnya dan rasa syukur

terhadap Tuhan serta sebagai sarana sosialisasi dan pengukuhan nilai-nilai

budaya yang sudah ada dan berlaku dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

Menurut Victor Turner dalam bukunya The Ritual Process menyebut

tiga tahap dalam ritus atau upacara keagamaan. Pertama, tahap pemisahan

(separation), dalam tahap ini orang atau kelompok yang menjalani ritus

dipisahkan dari dunia fenomenal, dunia yang terbedakan (differentiated).

Kedua, tahap liminal yang diartikan sebagai tahap ambigu, si subyek

mengalami suatau keadaan yang lain dengan dunia fenomenal. Yang dialami

dari tahap ini adalah situasi ambigu (tidak disana dan tidak disini). Tahap ini

adanya kesamaan, dunia tak terbedakan. Ketiga, tahap reintegration

(pengintegrasian kembali). Dalam tahap ini orang atau kelompok dipersatukan

kembali dengan masyarakat, dunia fenomenal sehari-hari. Dengan bekal nilai-

nilai atau makna hidup yang diperoleh dalam pengalaman liminal, maka orang

atau kelompok akan kembali kepada masyarakat biasa15

.

14 Wartaya Winangun, op.cit., hlm 24.

15 Wartaya Winangun, op.cit.,hlm 34.

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 25: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

13

Bentuk sosial dari liminalitas adalah komunitas. Komunitas yang

dialami oleh subjek ritual itu sungguh-sungguh berbeda dengan situasi dan

keadaan hidup sehari-hari. Dalam ritus hubungan-hubungan itu bercirikan tak

terbedakan, adanya kesamaan, dan tidak berstruktur.

Kalau melihat dan mencermati masyarakat Cina tidak hanya

beragama Khonghucu, kemudian bagaimanakah pelaksanaan ritual barongsai

tersebut. Apakah ritual tersebut murni dari ajaran Khonghucu saja atau ada

campuran dari agama Taoisme dan Buddha, mengingat kedua agama tersebut

juga mempunyai andil dalam perkembangan sejarah agama Khonghucu.

Kota Surakarta kaya akan etnis, agama dan budaya. Dengan fenomena

tersebut walaupun masyarakat Cina atau Tionghoa menjadi kelompok yang

masih minoritas, tetapi agama dan budayanya patut diacungi jempol dengan

perjuangannya khususnya di Surakarta. Kesemuanya menambah wawasan dan

mewarnai kehidupan masyarakat Surakarta pada umumnya dan masyarakat

Cina pada khususnya.

Sejarah, simbol, ritual, dan makna pada barongsai mempunyai nilai

bagi umat Khonghucu khususnya. Dalam penelitian ini juga akan dijelaskan

bagaimana implikasi dari semua itu, mengingat para pemain ini tidak hanya

beragama Khonghucu saja. Kesenian ini juga tidak lagi bersifat eksklusif

sehingga dalam ritual barongsai atau budaya Tionghoa ini diharapkan

mempunyai peranan-peranan seperti yang disebutkan Victor Turner.

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 26: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

14

Maka dari itu dengan menggunakan pendekatan Antropologi Agama,

penulis berusaha menjelaskan bagaimana agama dan budaya saling

berhubungan.

G. Metode Penelitian

1. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan suatu cara atau proses yang sistematis

dalam pengumpulan, pencatatan, dan penyajian fakta untuk tujuan tertentu.

Tujuan pengumpulan data yaitu untuk memperoleh fakta yang diperlukan

untuk mencapai tujuan riset.16

Pengumpulan data ini dengan menggunakan

metode sebagai berikut:

a. Metode Observasi

Metode Observasi sebagai metode ilmiah biasa diartikan sebagai

pengamatan dan pencatatan dengan sistematik terhadap fenomena-

fenomena yang diselidiki.17

Observasi yang penulis lakukan dilapangan

difokuskan pada pengamatan-pengamatan terhadap segala kegiatan yang

berhubungan dengan barongsai. Observasi ini terfokus pada saat ritual,

persembahyangan maupun pada saat barongsai beratraksi.

b. Metode Interview

Yaitu proses memperoleh keterangan secara langsung kepada obyek

penelitian dengan cara tanya jawab langsung atau memberikan angket

16 Sugiarto, Teknik Sampling (Jakarta: Gramedia, 2003), hlm. 66.

17 Sutrisno Hadi, Metodologi Research jilid II (Yogyakarta: Andi Offset, 2000), hlm. 136.

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 27: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

15

kepada obyek penelitian dan menghendaki jawaban secara tertulis.18

Interview dilakukan antara lain kepada; Tokoh-tokoh Khonghucu,

Pengurus Lithang dan Klenteng, Pengurus barongsai, Pemain barongsai

serta pihak-pihak yang mendukung pada penelitian ini.

c. Metode Dokumentasi

Yaitu penelitian dilakukan dengan cara menelusuri dokumen-dokumen

yang ada, baik itu catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, dan data-

data yang berhubungan dengan tema penelitian ini.

2. Pendekatan Masalah

Pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

Antropologi.

Agama tidak diteliti secara tersendiri, tetapi diteliti dalam kaitannya dengan

aspek-aspek budaya yang berada pada sekitarnya. Biasanya Agama tidak

terlepas dari unsur mite atau simbol.19

5. Analisis Data

Data yang dikumpulkan dari penelitian akan dianalisis dengan

menggunakan analisis kualitatif yaitu; dengan cara menganalisis data tanpa

menggunakan angka, melainkan menggunakan sumber informasi yang

relevan setelah mengadakan observasi dan interview terhadap obyek.

Kemudian penulis menggunakan metode deduktif yaitu dengan

menganalisis suatu obyek yang dijadikan sebuah penelitian yang masih

18 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka

Cipta, 1998), hlm. 231.

19 Romdon, Metodologi Ilmu Perbandingan Agama, Suatu Pengantar Awal (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 1996), hlm. 121.

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 28: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

16

bersifat umum kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Dari

analisis dan kesimpulan tersebut maka akan terjawab pokok permasalahan

yang dikaji dalam penelitian ini.

H. Sistematika Pembahasan

Penulis menggunakan pokok bahasan secara sistematis yang terdiri

dari lima Bab, dan pada tiap bab terdiri dari sub bab sebagai perinciannya.

Adapun sistematika pembahasan sebagai berikut:

Bab Pertama, merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang

masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan

pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab Kedua, untuk mengetahui sejarah dan perkembangan, yang terdiri

dari sejarah Tionghoa, sejarah Agama Khonghucu, sejarah Barongsai dan

perkembanganya di Indonesia.

Bab Ketiga, untuk mengetahui sejarah Barongsai Tripusaka

Surakarta, yang terdiri dari sekilas tentang kota Surakarta, sejarah MAKIN,

Maksud ddan Tujuan MAKIN, Struktur MAKIN, serta sejarah Barongsai

Tripusaka Surakarta.

Bab Keempat, berbicara mengenai ritual yang ada dalam Barongsai

dimulai dari tahap persiapan, pelaksanaan dan ketika Barongsai beratraksi

didepan umum. Dalam bab ini juga diuraikan unsur pendukung barongsai

serta makna Barongsai bagi para pemain dan umat Khonghucu.

Bab Kelima, merupakan bab penutup, terdiri dari kesimpulan dan

saran–saran yang ditarik berdasarkan uraian-uraian yang dipaparkan.

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 29: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

73

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas, penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai

berikut:

1. Secara historis keberadaan Barongsai di Indonesia tidak bisa dilepaskan

dari kehadiran masyarakat Tionghoa di nusantara sejak ratusan tahun

yang lalu. Kehadiran mereka membawa tradisi nenek moyangnya

termasuk tradisi keagamaan, yaitu agama Khonghucu. Barongsai

bermula dari tradisi Tionghoa yang sudah ada sejak abad ketiga

sebelum masehi pada masa dinasti Chin.

Kemudian Barongsai masuk ke Indonesia pada abad ke 17

dibawa oleh orang-orang Tionghoa Totok. Namun dalam

perkembangannya, Barongsai dianggap milik Agama Khonghucu

karena Tionghoa di Indonesia sering diidentikkan dengan Agama

Khonghucu. Dalam perkembangan berikutnya, Barongsai di Indonesia

dikelola dengan baik dan memiliki perkumpulan yang bernama

Persobarin (Persatuan Seni dan Olahraga Barongsai Indonesia). Sejak

era pemerintarah Abdurrahaman Wahid dan Megawati, perkumpulan

Barongsai semakin diakui serta bebas berekspresi.

2. Perkumpulan Tripusaka lahir pada tanggal 5 Februari 1999.

Perkumpulan Tripusaka merupakan seksi kesenian dan olah raga dari

MAKIN Surakarta. Dalam perkembangannya MAKIN memberikan

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 30: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

74

andil yang cukup besar serta Perkumpulan ini juga tidak terbatas pada

Agama dan etnis. Tripusaka mempunyai arti Cinta kasih, Bijaksana

dan Keberaniaan.

3. Proses ritual Barongsai dimulai sejak tahap persiapan (tahap pemisahan

atau separation) yaitu; dengan membersihkan Barongsai serta

Klenteng atau Lithang. Berlanjut pada tahap pelaksanaan (tahap

liminal) yaitu; dengan membawa Barongsai masuk ke Lithang selama

proses sembahyang dan pembacaan doa-doa. Kemudian Barongsai

dibawa keluar dari Lithang dan beratraksi di tempat terbuka serta

diarak untuk melakukan kirab. Kemudian barongsai meminta restu ke

salah satu Klenteng yang ada di Surakarta dan dilanjutkan untuk kirab

kembali. Pada tahap penutup (reintegration atau pengintegrasian

kembali) yaitu; dengan diadakan acara makan bersama setelah

melaksanakan kirab.

Menurut para pemainnya, makna ritual Barongsai tersebut adalah

sebagai sarana meningkatkan kerjasama, meningkatkan kreatifitas,

saling menghargai dan menghormati antar umat beragama, mengukir

prestasi, dan mengusir roh jahat, serta untuk melestarikan budaya

leluhur yang sekaligus menjadi kekayaan budaya bangsa Indonesia.

Bagi umat Khonghucu, ritual Barongsai sebagai salah satu sarana

untuk mengatasi konflik serta membangun solidaritas masyarakat.

Makna yang terpenting adalah sebagai ungkapan syukur kepada Thien

yang telah memberikan keselamatan, kebahagiaan dan kedamaian.

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 31: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

75

B. Saran-Saran

Penelitian yang berhubungan dengan budaya Tionghoa dan agama

Khonghucu ini adalah salah satu kekayaan yang ada di Indonesia. Penulis

berusaha mengkaji Barongsai yang menjadi budaya Tionghoa baik sisi

sejarah dan perkembangan, ritual dan makna. Tentunya masih ada

kekurangan untuk mencapai hasil yang memuaskan. Kurang puasnya

dalam penulisan ini, dikarenakan sulitnya penulis memahami budaya asli

Tiongkok dengan budaya asli Khonghucu yang kemudian dihubungkan

dengan ajaran Agama. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya yang

berhubungan dengan Tiongkok ataupun agama Khonghucu supaya

memahami sejarah, budaya serta ajarannya secara mendalam. Bahasa Cina

serta artinya kiranya cukup penting untuk dipelajari supaya alur

komunikasi lebih lancar.

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 32: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

76

DAFTAR PUSTAKA

Al Rasid, Harun. Naskah UUD 1945 sesudah empat kali diubah oleh MPR.

Jakarta: Universitas Indonesia Press, 2007

Arifin. Menguak Misteri Ajaran-Ajaran Agama Besar. Jakarta: Golden Terayon

Press, 1986

Arikunto, Suharsini. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta, 1998

Damami, Muhammad. Makna Agama Dalam Masyarakat Jawa. Yogyakarta:

LESFI, 2002

Daradjat, Zakiah. Perbandingan Agama. Jakarta: Bumi Aksara, 1996

Dhavamony, Mariasusai. Fenomenologi Agama. Yogyakarta: Kanisius, 1995

Durkheim, Emile. The Elementary Form of The Religion Life, Sejarah Agama.

Yogyakarta: IRCiSoD, 1992

Gaus, Ahmad dan Hidayat, Komarudin (ed). Passing Over, Melintasi Batas

Agama. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999

Hadi, Sutrisno. Metodologi Research jilid II. Yogyakarta: Andi Offset, 2000

Hariyono. Kultur Cina Dan Jawa, Pemahaman Menuju Asimilasi Kultural.

Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994

Hasanah, Uswatun.”Seni Profetik Islam dan Khonghucu (Studi Kasus Terhadap

Sanggar Seni Ki Ageng Ganjar dan Kelompok Seni Barongsai Liong

Perkumpulan Budi Abadi Yogyakarta)” Dalam Skripsi, Yogyakarta:

Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga, 2005

Hermawan, Sadia. Aliran- aliran Khonghucu di Indonesia. Jakarta: Gramedia,

1996

Hutomo, Suryo. Tata Ibadah dan Dasar-dasar Agama Khonghucu. Jakarta:

Matakin, 1983

Ing, Tjhie Tjay. Pokok-pokok Ajaran Moral dan Etika Konfusiusiani. Sala:

Matakin, 1984

--------------------. Selayang Pandang Sejarah Suci Agama Khonghucu. Sala:

Matakin, 1985

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 33: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

77

Kartono, Kartini. Pengantar Metodologi Riset Sosial Cet IV. Bandung: Manda

Jaya, 1990

Koentjaraningrat. Beberapa Pokok Antropologi. Jakarta: Dian Rakyat, 1967

--------------------. Pengantar Ilmu Budaya. Jakarta: Aksara Baru, 1980

Mardimin, Johanes. Jangan Tangisi Tradisi, Transformasi Budaya Menuju

Masyarakat Indonesia Modern. Yogyakarta: Kanisius, 1994

Nawawi, Hadar. Metode Penelitian Bidang Sosial Cet VII. Yogyakarta: Gajah

Mada University Press, 1998

Pals, L. Daniel. Seven Theories of Religion.Yogyakarta: Qalam, 2001

Putra, Anom Surya. Agamaku Terbang Tinggi. Surabaya: Pustaka Pelajar, 2001

Romdon. Metodologi Ilmu Perbandingan Agama, Suatu Pengantar Awal. Jakarta:

Raja Grafindo Persada, 1996

Sadly, Hassan. Ensiklopedi Indonesia. Jakarta: Ikhtiar Baru, 1984

Setiono, Benny. Tionghoa Dalam Pusaran Politik. Jakarta: ELKASA, 2002

Smith, Huston. Agama-Agama Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001

Sugiarto. Teknik Sampling. Jakarta: Gramedia, 2003

Suradi. ”Magi Dalam Kidung Rumeksa Ing Wengi”. dalam Skrips, Yogyakarta:

Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga, 2007

Suryanto, Markus.T. Simbol Kwa Mia: Pertanyaan Tentang Budaya Tionghoa.

Jakarta: Pelkrindo, 2001

Suryadinata, Leo. Dilema Minoritas Tionghoa. Jakarta: Grafiti Press, 1986

Tanggok, M. Ikhsan. Jalan Keselamatan Melalui Agama Khonghucu. Jakarta:

Gramedia, 2000

Trianah, Neni. ”Manusia Model Dalam Agama Khonghucu”. dalam Skripsi

Yogyakarta: Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga, 2002

Winangun, Wartaya. Masyarakat Bebas Struktur: Liminalitas dan Komunitas

Menurut Victor Turner.Yogyakarta: Kanisius, 1990

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 34: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

78

Eddy Hasby, ”Barongsai ”, http://id.wikipedia.org/wiki

Djuntak “Media”, http: // www. Indonesia. Media

Dian, “Agama.Khonghucu”, http://id.wikipedia.org/wiki

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 35: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

I

Daftar Pertanyaan

Daftar pertanyaan tentang sejarah Barongsai sampai perkumpulan

Tripusaka

1. Bagaimana asal-usul Barongsai?

2. Dalam Agama Khonghucu Barongsai sebagai simbol apa?

3. Bagaimana Perkembangan Barongsai di Indonesia?

4. Dalam hal apa saja Barongsai dapat dimainkan?

5. Adakah hubungan antara Barongsai dengan ajaran agama Khonghucu?

6. Mengapa Barongsai identik dengan agama Khonghucu?

7. Bagaimana umat Khonghucu memandang Barongsai, apakah sesuatu yang

suci atau sakral?

8. Kapan berdirinya perkumpulan Barongsai Tripusaka?

9. Apa tujuan didirikannya perkumpulan Barongsai ini?

10. Faktor apa saja yang mempengaruhi perkembanagn Barongsai?

11. Adakah kendala-kendala dalam perkembanganya?

12. Siapa saja yang memainkan Barongsai?

13. Adakah anggota yang beragama selain Khonghucu?

14. Adakah persyaratan khusus menjadi anggota Barongsai?

15. Berapa jumlah anggota dalam perkumpulan ini?

Daftar pertanyaan tentang proses ritual dan makna Barongsai

1. Apakah setiap ingin memainkan Barongsai pasti ada ritual?

2. Bagaimana proses ritual dalam Barongsai?

3. Adakah persiapan sebelum memainkan Barongsai?

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 36: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

II

4. Adakah do’a-doa khusus saat ritual berlangsung

5. Adakah perbedaan antara memakai ritual dengan tidak memakai ritual?

6. Bagaimana proses ritual berlangsung, padahal dalam perkumpulan ini

terdiri dari berbagai agama dan etnis?

7. Adakah perlakuan khusus kepada selain umat Khonghucu atau selain etnis

Tionghoa saat ritual berlangsung?

8. Bagaimana usaha anda agar perkumpulan ini tetap eksis?

9. Apa makna Barongsai bagi anda selaku pemain dan penganut agama?

10. Bagaimana Barongsai pada saat pemerintahan sebelum dan sesudah

Abdurrahman Wahid?

(Pertanyaan dapat berkembang sesuai dengan jawaban yang diberikan oleh

informan

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 37: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

III

DAFTAR INFORMAN

1. Nama : Hs. Tjhie Tjay Ing

TTL : Blora, 26 Maret 1935

Alamat : Jagalan No.15 Surakarta

Agama : Khonghucu

Jabatan : Ketua Dewan Rohaniawan MATAKIN

2. Nama : Ws. Adjie Chandra

TTL : Surakarta 13 Februari 1958

Alamat : Kepanjen No.14

Agama : Khonghucu

Jabatan : Rohaniwan MAKIN Solo

: Pembina Barongsai Tripusaka

3. Nama : Budiono Tekgianto ( Atek )

TTL : Surakarta, 19 Oktober 1957

Alamat : Jl. S. Mahakam

Agama : Budha

Jabatan : Seksi Ritual

4. Nama : Basuki Wibowo

TTL : Surakarta, 10 Juni 1954

Alamat : Gg. Ambon 1/23 Keprambon Lor Surakarta

Agama : Budha

Jabatan : Seksi Humas

5. Nama : Oesman Arif

TTL : Surakarta, 15 Mei 1942

Alamat : Gulon RT 01/RW 19 Jetis Surakarta

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 38: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

IV

Agama : Khonghucu

Jabatan : Dosen dan Rohaniwan Agama Khonghucu

6. Nama : HM. Said Romadhon

TTL : Surakarta 17 Oktober 1960

Alamat : Jl. Duku III No. 19 Jajar Surakarta

Agama : Islam

Jabatan : Kasubbag. Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Surakarta

7. Nama : Suyanto

TTL : Surakarta 25 Mei 1990

Alamat : Gulon RT 01/RW 21 Surakarta

Agama : Islam

Jabatan : Anggota Barongsai dan Liong

8 Nama : Daniel Hendra Saputra

TTL : Surakarta, 7 Februari 1984

Agama : Kristen

Alamat : Jl. Flamboyan 2 No.33 Palur

Jabatan : Anggota Barongsai dan Liong

9 Nama : Erri S

TTL : Surakarta, 13 September 1990

Alamat : Kandang Sapi RT 04/RW 30

Agama : Islam

Jabatan : Anggota Barongsai dan Liong

10 Nama : Erwin Frediyanto

TTL : Surakarta, 5 Juli 1988

Alamat : Tegal Kuniran Surakarta

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 39: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

V

Agama : Islam

Jabatan : Anggota Barongsai dan Liong

11 Nama : Eko Prasetyo

TTL : Klaten 25 Juli 1983

Alamat : Jl. Dewi Sartika No.37 Serengan Surakarta

Agama : Kristen

Jabatan : Anggota Barongsai dan Liong

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 40: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

VI

Struktur Kepengurusan Barongsai dan Liong Tripusaka Surakarta

1. Pelindung Ketua Yayasan Tripusaka : Bs. Indarto

Ketua MAKIN : Bpk. Henry Susanto

2. Penasehat : Bpk. Hs. Tjhie Tjay Ing

: Bpk. Hendraw Yeuw

3. Ketua : Bpk. Ks. Heru Subianto

: Bpk. Bs. Adjie Chandra

4. Sekretaris : Ibu. Ks. Ir. Tintin Lusiana

5. Bendahara : Ibu. Andriani Chandra

6. Komisaris : Bpk. Ks. Hasan Widjayadi

: Bpk. Ks. Hermawan Budi S

7. Koordinator atau Pelatih

Liong : Sdr. Hengky Wibowo

: Sdr. Nova Felian Subianto

Barongsai : Sdr. Eko Supramono

: Sdr. Agus Yunianto

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 41: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

VII

Haksu Tjhie Tjay Ing Memimpin Do’a Bersama

Salah Satu Umat Khonghucu Saat Berdo’a Kepada Thien

Kepala Barongsai Diikatkan Daun Jeruk yang Dilakukan oleh Haksu

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 42: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

VIII

Barongsai Beratraksi di Depan Lithang

Barongsai Turun di Jalan dengan Mengambil Angpao di Depan Toko

Liong Turun di Jalan dengan Mengambil Angpao di Rumah Warga

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 43: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

IX

Liong Beratraksi di Depan Lithang

Barongsai dan Liong Meminta Restu di Salah Satu Klenteng Surakarta

Anggota Perkumpulan Barongsai dan Liong Tripusaka Surakarta

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 44: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

X

Struktur Organisasi

Dalam melaksanakan aktifitasnya Perkumpulan Tripusaka ini dikelola

oleh beberapa orang pengurus. Susunan pengurus perkumpuan tersebut adalah

sebagai berikut:

Struktur Kepengurusan Barongsai dan Liong Tripusaka Surakarta

2. Pelindung Ketua Yayasan Tripusaka : Bs. Indarto

Ketua MAKIN : Bpk. Henry Susanto

2. Penasehat : Bpk. Hs. Tjhie Tjay Ing

: Bpk. Hendraw Yeuw

3. Ketua Barongsai : Bpk. Ks. Heru Subianto

: Bpk. Bs. Adjie Chandra

4. Sekretaris : Ibu. Ks. Ir. Tintin Lusiana

5. Bendahara : Ibu. Andriani Chandra

6. Komisaris : Bpk. Ks. Hasan Widjayadi

: Bpk. Ks. Hermawan Budi S

7. Koordinator atau Pelatih

Liong : Sdr. Hengky Wibowo

: Sdr. Nova Felian Subianto

Barongsai : Sdr. Eko Supramono

: Sdr. Agus Yunianto

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 45: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

XI

Struktur Organisasi

Dalam melaksanakan aktifitasnya Perkumpulan Tripusaka ini dikelola

oleh beberapa orang pengurus. Susunan pengurus perkumpuan tersebut adalah

sebagai berikut:

Struktur Kepengurusan Barongsai dan Liong Tripusaka Surakarta

3. Pelindung Ketua Yayasan Tripusaka : Bs. Indarto

Ketua MAKIN : Bpk. Henry Susanto

2. Penasehat : Bpk. Hs. Tjhie Tjay Ing

: Bpk. Hendraw Yeuw

3. Ketua Barongsai : Bpk. Ks. Heru Subianto

: Bpk. Bs. Adjie Chandra

4. Sekretaris : Ibu. Ks. Ir. Tintin Lusiana

5. Bendahara : Ibu. Andriani Chandra

6. Komisaris : Bpk. Ks. Hasan Widjayadi

: Bpk. Ks. Hermawan Budi S

7. Koordinator atau Pelatih

Liong : Sdr. Hengky Wibowo

: Sdr. Nova Felian Subianto

Barongsai : Sdr. Eko Supramono

: Sdr. Agus Yunianto

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 46: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

XII

CURRICULUM VITAE

Identitas Diri

Nama : Ari Qudriyati

NIM : 03521291

Jurusan : Perbandingan Agama

Fakultas : Ushuluddin

TTL : Sragen, 10 Agustus 1983

Alamat : Kliwonan, Masaran, Sragen

Identitas Orang Tua

Bapak : Warodi AH

Pekerjaan : Pensiunan PNS

Ibu : Sadremi

Pekerjaan : -

Alamat : Kliwonan, Masaran, Sragen

Riwayat Pendidikan

1. Taman Kanak-kanak Pertiwi Kliwonan, lulus tahun 1990

2. MIM Kliwonan, lulus tahun 1996

3. SLTP Muhammadiyah 2 Masaran Sragen, lulus tahun 1999

4. MAN 1 Sragen, lulus tahun 2002

5. Terdaftar Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2003

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 47: BARONGSAI DALAM AGAMA KHONGHUCU - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/1259/1/BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · BAB IV PROSES RITUAL DAN MAKNA BARONGSAI ... meningkatkan

1

© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta