bayi aterm (smk) + labiognatopalatoschizis
DESCRIPTION
presentasiTRANSCRIPT
Subdivisi Perinatologi, Hematologi, ImunologiBagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Undata Palu- FKIK UNTADFebruari 2015
REFLEKSI KASUSBAYI ATERM +
LABIOGNATOPALATOSCHIZIS
PENYAJI : SLAMET WAHID KASTURY
N 111 14 077
Pembimbing Klinik: dr. Suldiah, Sp.A.
2
4
Frekuensi Napas : 2 Merintih : 0Sianosis : 0 Retraksi : 0Udara Masuk : 0Total skor : 2 (tidak ada gawat napas)WHO : Tidak ada ganggua napas
Skor Downe
Pemeriksaan Fisik
8
• Menurut kurva diatas, didapatkan bahwa bayi tergolong sesuai masa kehamilan (SMK).
9
Resume :• Bayi perempuan lahir tanggal 24 April 2015 pukul 21.10 di RSUD
UNDATA PALU pervaginam dengan spontan LBK. Berat badan lahir 3200 gram, panjang badan 49 cm. Saat lahir tidak langsung menangis. Air ketuban warna biasa. Apgar Score 7-8. Kelainan kongenital (+),anus (+), palatum (-).pusat baik.
• Pada bayi juga terapat celah pada bibir, gusi, dan langit-langit. Bayi minum/mengisap dengan baik dan tidak ada kesulitan.
• Riwayat persalinan : Riwayat persalinan : lahir spontan letak belakang kepala (LBK) di RSUD Undata di tolong oleh bidan tanggal 24 April 2015. Bayi cukup bulan, lahir langsung menangis, warna ketuban biasa, bayi minum ASI dengan baik. Berat badan lahir 3200 gr. Kelainan kongenital (+) labiognatopalatoschizis.
• Riwayat maternal : G2P1A0. ANC jarang. Tidak ada kelainan kongenital pada keluarga, anak pertama normal. Sering mengkonsumsi obat untuk meredakan sakit kepala saat masa kehamilannya.
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan Denyut jantung 140 x/menit, suhu 36.40C, respirasi 80 x/menit, berat badan 3.200 gram, skor downe 2 (tidak ada gawat napas), klasifikasi WHO tidak ada gangguan napas. Berdasarkan kurva Lubchenco bayi digolongkan sesuai masa kehamilan (SMK). Kelainan kongenital (+) labiognatopalatoschizis.
12
13
• Labioschizis adalah celah pada bibir gagalnya prosessus nasal median dan maksilaris untuk menyatu selama perkembangan embriotik
• palatoschizis adalah celah pada palatum atau langit-langit terjadi karena kelainan kongenital yang pada masa embriologi semester pertama kegagalan penyatuan susunan palato pada masa kehamilan 7-12 minggu.
• Labiognatopalatoschizis atau sumbing langitan adalah cacat bawaan berupa celah pada bibir atas, gusi, rahang, dan langit-langit.
DISKUSI
16
17
Teori terjadinya labio atau palatoschizis adalah sebagai berikut :
Labioschizis :Perkembangan abnormal dari prosessus
nasomedialis dan maksilaris.
Palatoschizis :Kegagalan fusi antara 2 prosessus
palatina.
PERBANDINGAN ANATOMI NORMAL DAN ABNORMAL
20
21
(A) Celah bibir unilateral tidak komplit, (B) Celah bibir unilateral (C) Celah bibir bilateral dengan celah langit-langit dan tulang alveolar, (D) Celah langit-langit.
Pada kasus ini, didapatkan pada pemeriksaan fisik yaitu celah pada salah satu sisi bibir, gusi, dan palatum sebelah kiri hingga ke hidung sebelah kiri.Dari hasil temua tersebut maka bayi dapat diklasifikasikan ke menurut struktur yang terkena yaitu palatum primer, menurut organ yang terlibat yaitu labiognatopalatischizis, dan menurut lengkap atau tidaknya celah yaitu unilateral complite.
24
25
Penegakkan diagnosis labiognatopalatoschisis berasal dari :
26
MASALAH YANG DIHADAPI ANAK-ANAK PENDERITA CLEFT LIP/PALATE
Terapi atau tindakan :Operasi untuk memperbaiki bentuk bibir cepat dilakukan pada kasus-kasus dengan usia yang manapun, tetapi pada bayi-bayi semuanya dilakukan pada usia yang dini, umumnya sekitar usia 3 bulan dengan memperhatikan Rumus Sepuluh / Rule of Ten, yaitu :
• 1. Berat badan sekurang-kurangnya 10 pon (4,5 kg)• 2. Umur sekurang-kurangnya 10 minggu• 3. Kadar Hb >10 gr/dL• 4. Jumlah leukosit <10.000/mm3
• Selain itu tujuan umum operasi adalah untuk mencapai :
• 1. Penampilan yang normal.• 2. Mengisap dan makan tanpa terjadi regurgitasi nasal.• 3. Pertumbuhan gigi yang baik.• 4. Perbicaraan yang normal.• 5. Pendengaran yang normal.
Pada kasus ini, pasien belum dilakukan operasi, tetapi orang tua pasien memang merencanakan anaknya untuk dioperasi/tindakan bedah. Namun disini ibu tetap memberikan/melanjutkan pemberian ASI sesuai kebutuhan, terlebih lagi disini bayi tidak mengalami kesulitas untuk mengisap atau meminum ASI.
• Berikut komplikasi jika penderita tidak segera dioperasi :
• a) Masalah dental Anak yang lahir dengan celah bibir mungkin mempunyai masalah tertentu yang berhubungan dengan kehilangan gigi, malformasi, dan malposisi dari gigi geligi pada area dari celah bibir yang terbentuk.
• b) Masalah asupan makanan • c) Gangguan berbicara • d) Infeksi telinga • e) Otitis Media• f) Obstruksi jalan napas
Pada kasus ini, tidak ditemukannya adanya komplikasi seperti yang telah disebutkan di atas.
Daftar Pustaka• Adam, George L. BOIES Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6. 2009. Jakarta: Jakarta:
EGC. • Artono dan Prihartiningsih. 2010. Labioplasti Metode Barsky Dengan Pemotongan
Tulang Vomer Pada Penderita Bibir Sumbing Dua Sisi Komplit Di Bawah Anestesi Umum. Maj Ked Gi : 15(2) : 149-152.
• Carolyn, M.h. et. Al. (2010). Critical Care Nursing. Fifth edition. j.b. LIPPINCOTT Campany. Philadelpia. Hal 752-779
• Cleft Lip and Palate Association of Malaysia. 2006. Sumbing Bibir Dan Sumbing Lelangit.http://www.infosihat.gov.my/penyakit/kanak-kanak/sumbing. pdf.
• Hudak & Gallo. (2009). Keperawatan kritis. Pemdekatan holistik. Volume 1. Penerbit Buku kedokteran EGC. Jakarta
• Ngastiyah. 2009. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EEC. • Rudolph, Abraham M, Julien I.E. Hoffman, dan Colin D. Rudolph. 2006. Buku Ajar
Pediatri Rudolph Volume 2. Jakarta: EGC. • Speer, Kathleen Morgan. 2011. Rencana Asuhan Keperawatan Pediatrik. Jakarta:
EGC• Suriadi, dan Rita Yuliani. 2010. Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta : Sagung
Seto.• Wong, Donna L. 2008. Pedoman Klinis Keperawata Pediatrik, edisi 4. Jakarta : EGC.