beri man

122
BERIMAN DI TENGAH ARUS GLOBAL Menumbuhkan Sikap Inkluasif Di Tengah Pluralisme Agama

Upload: rianiellyana

Post on 26-Nov-2015

79 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

duuuuhhh

TRANSCRIPT

BERIMAN DI TENGAH ARUS GLOBAL

BERIMANDI TENGAH ARUS GLOBALMenumbuhkan Sikap Inkluasif Di Tengah Pluralisme Agama

BAB 1

BAB 1

Manusia Yang Mendamba

1BAB 1Manusia Yang MendambaManusia Makhluk BertanyaSalah satu kekhasan manusia dibandingkan dengan makhluk ciptaan lainadalah bertanya. Ia dianugerahi akal budi agar manusia sesuai panggilannya yang hakiki dapat berkembang menuju kesempurnaan. Ia diciptakan serupa dengan-nya: Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar rupa Kita... (Kej 1:26).Manusia diciptakan serupa dengan-Nya agar manusia mampu membedakan mana yang baik dan yang buruk. Nafas hidupnya pun adalah nafas Allah sendiri. TUHAN Allah membentuk manusia itu dar debu tanah dan menghembuskan nafas hidup kedalam hidungnya... (Kej 2:7)Sebagai makhluk hidup paling sempurna dan berakal budi, manusia berbedadari ciptaan lain seperti binatang. Misalnya kucing tidak pernah bertanya, apa yang saya makan nanti malam? Dari mana berasal,mangapa rupaku seperti ini, dan terlebih kucing dan binatang laennya tidak pernah b ertanya : Kenapa aku harus mati, apa yang terjadi setelah aku mati?Maka bertanya adalah kegiatan yang khas dan sangat manusiawi.2B. Pertanyaan EksistensialPertanyaan eksistensial adalah pertanyaan yang menyangkut eksistensial atau keberadaan manusiaitu sendiri.Pertanyaan-pertanyaan tersebut muncul dalam hidup manusia khususnya di dalam pengalaman hidupnya sehari-hari.Di antara pertanyaan yang diajukan manusia; ada pertanyaan yang dangkal atau sederhana akan tetapi ada juga pertanyaan yang sangat mendalam. Pertanyaan mendalam dan tidak mudah dijawab itulah yang d sebut pertanyaan eksistensial.Pertanyaan seperti siapa nama preiden RI yang ke empat, adalah pertanyaan yang termasuk dangkal dan mudah di jawab. Tetapi ketika pertanyaan mendalam atau eksistensial diajukan seperti:Mengapa di dunia ini ada kejahatan dan penderitaan? Apa arti hidup ini , mengapa aku harus mati? dari mana aku datang dan ke mana aku akan pergi? adalah pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya eksistensialyang tak mudah untuk di jawab. Hal-hal dan peristiwa-peristiwa sederhana pun manusia dapat meyakinkan dirinya sendiri bahwa Yang Ilahi seagai penentu,submer,dan tujuan segala kehidupan memang ada dan tak mungkin bisa disangkal.Hal itu dapat dibuktikan melalui beberapa hal atau pwristiwa sbb :1.Berkaitan dengan peristiwa hidup manusiaBukti bahwa Yang Ilahi atau Yang Kudus itu benar-benar ada,dapat kita simpulkandari peristiwa dan pengalaman nyata dakam kehidupan kita. Contoh yang paling jelas adalah pengalaman yang hampir pernah dialami semua orang,yaitu pengalaman menderita sakit.2.Berkaitan dengan Hati NuraniDalam kehidupan nya manusia juga mempunyai ketinduan llain, yaitu ingin menjadi baik.Dalam hal ini ,suara hati manusia menuntun ke arah yang baik. Contoh yang paling nyata, ketika kita berkendaraan di jalan raya terutama pada saat mau menerobos lampu merah.

C. Pengalaman Akan Yang Ilahi3.Berkaitan dengan Alam RayaAlam raya tempat kita tinggal sebenarnya dapat dilihat dari dua segi.Yang pertama bersifat sekuler/duniawi, berasal dari dunia ini terarah kepada dunia ini saja dan mengacu kepada sesuatu yang lain yang melampauidunia kita ini,sedangkan yang lain menjadi petunjuk adanya suatu.

Catatan :Ada dua keberatan yang diajukan olah sementara irang terhadap pengalaman akan Yang Kudus/Yang Ilahi di atas :1.Pengalaman seperti itu hanya terdapat dalam budaya kuno,di mana pengetahuan manusia tentang hukum alam masih amat kurang dan manusia belum dapat menguasai alam.Oleh karena itu manusia menganggap gejala tertentu sebagai petunjuk adanya kekuatan lain yang mengatasi manusia.2.Pengalaman seperti itu sebenarnya hanyalah produk pikiran manusia.Karena manusia terbatas sehingga tidak mampu mengatasi masalah-masalah yang dihadapi maka manusia menyciptakanYang Ilahi sebagai tempat melarikan diri dari persoalan-persoalan dirinya.Kepada dua keberatan diatas bisa diberi tanggapan sebagai berikut:Memang benar ada pengalaman yang di pengaruhi oleh situasi kebudayaan akan tetapi tetap ada yang tidak terpengaruhi oleh hal tersebut. Memang ada orang yang beragama sebagai pelarian , tetapi hal tersebut tidak boleh digeneralisair.Sebagai buktinya, banyak orang yang beragama berjuang justru dimotivasi oleh agama.D. Tremendum dan FascinosumBerhadapan dengan Yang Ilahi ini secara garis besar manusia mempunyai dua bentuk pengalaman.Kedua bentuk pengalaman tersebut adalah:teremendum-dan fascinosum. Teremendumberarti bahwa Yang Ilahi dialmi sebagai Dia yang selalui menguasai seluruh kegiatan manusia dan siap untuk menghukum jika manusia berbuat kesalahan.E. Usaha Manusia Mencari Yang IlahiKarena menyadari keterbatasan hidupnya yang dapat dipaskan oleh Yang Ilahi,yang tidak terbatas, yang mengatasinya, manusia dengan berbagai cara mencoba untuk mengadakan kontrak dengan Yang Ilahi itu.Kontrak manusia denganYang Ilahi terungkap dengan bermacam-macam cara. Ada yang dengan tindakan-tindakan : menari, menyembelih hewan, membakar korban, membangunTempat Kediaman Tuhandan sebagainya. Ada pula yang mempergunakan kata-kata : berdoa, bernyayi, dan sebagainya. Akan tetapi usaha-usaha manusia itu tidak berhasil. Tidak gampang berkomunikasi dengan Yang Ilahi, sebabyang IlahiadalahYang IlahidanBukan manusia.

BAB II Pengalaman Religius

A. PengertianPengalaman religius adalah pengalaman pertemuan antara manusia dengan Allah sebagai hakikat tertinggi, artinya pengalaman-pengalaman profan yang dialami manusia diangkat menjadi pengalaman iman,sehingga manusia menyadari adanya kehadiran dan peranan tuhan di dalam peristiwa atau pengalaman yang dialami tersebut.Secara mendalam manusia merasa hidupnya terarah kepada kenyataan yang luhur, terarah kepada kepenuhan dan Allah sebagai jawaban terakhir atas pertanyaan : dari mana aku datang dan kemana aku akan pergi. Manusia mengalami yang Ilahi sebagai dasar dan sumber hidupnya yang terbatas ini.Pengalaman adalah suatu pengetahuan yang timbul bukan pertama-tama dari pikiran, melainkan terutama dari pergaulan praktis dengan dunia. B. Cara-Cara Membedakan Pengalaman Religius Dan Yang Bukan ReligiusAdapun cara-cara untuk membedakan pengalaman religius dan yang bukan religius seperti yang dipaparkan oleh Nico Syukur Dister, adalah sebagai berikut :Pengalaman religius yang murni adalah adanya tarnsendensi Allah atasYang Kudus , sedangkan pengalaman yang bukan religius tidak mengandung transendensi Allah sebagai Hakikat Tertinggi.Apakah Yang Kudus itu dialami sebagai yang berbelas kasih,baik hati dan maha pengampun?atau sebaliknya yaitu selalu menuntut korban .Perlu ada patokan atau ukuran yang dapat diandalkan yaituKriteria intern dan kriteria ekstern. Keteria intren adalah berasal dari manusia sendiri. Adanya akal unsur budi yang bertugas untuk mengerjakan, mengelolah dan menyelidiki data-data pengalaman secara kritis, dan adanya unsur refleksi yang dapat menentukan perkembangan tidaknya pengalaman religius di kemudian hari.C. Tahap-Tahap Pengalaman ReligiusAda beberapa macam pengalaman religius yang dialami oleh manusia antara lain :1.Pengalaman Eksistensisl yang dalam dirinya belum menytakan hubungan secara langsung dengan Allah.Contoh : pengalaman-pengalaman profan yaitu berhasil, gembira, gagal, sedih, tidak lulus, dsb.2. Pengalaman Eksistensial yang dalam dirinya mulai mengarah kepada Allah.Contoh: pengalaman-pengalaman keterbatasan manusia yaitu : kelahiran, kehidupan, penyakit, kematian, bencana alam, dsb.3. Pengalaman Eksistensial yang dalam dirinya menunjukan hubungan yang erat antara manusia dengan Allah.Contoh : Pengalaman kehidupan beragama yaitu : doa, meditasi, dsb. D. Pandangan Beberapa Filsuf Tentang Penglaman ReligiusPengalaman-penglaman eksistensial yang menyatakan transendensial manusia ada banyak, berikut ini akan dipaparkan empat pandangan penglaman mengenai penglaman takut.1. Penglaman Eksistensial menurut Paul Tillich.Paul Tillich menyatakan tentang pengalaman religius dengan penglaman takut.Dalam perasaan takut manusia kehilangan pandangan hidup.2. Pengalaman Eksistensial menurut Levinas.Dalam menyatakan pandangannya tentang religius Levinas menonjolkan pengalaman pertemuan dengan seseorang dalam cinta.Pada dasarnya manusia diciptakan saling berbeda antara satu dengan yang lainnya,masing-masing manusia mempunyai keunikan.Perbedaan tersebut bersifat komplementer,yaitu berbeda untuk saling berbuka hati,saling melengkapi,saling menyempurnakan dan saling mencintai.3. Pengalaman Eksistensial menurut Teilhard de ChardinTeilhard de Chardin menyatakan pandangannya tentang pengalaman religius dengan teori evolusi,yaitu bertolak dari fisika dan antropologi. Alfa ke Omega selalu mengalami perubahan. Begitu pula organisme manusia dari tahap ke tahap selalu mengalami perubahan. Allah berada di luar organisme manusia,karena Allah adalah Alfa sekaligus Omega, yaitu Allah sebagai asal dari manusia sekaligus tujuan manusia.4. Pengalaman eksistensial menurut Rudolf Otto.Pandangan Rudolf Otto tentang pengalaman religius,adalah sebagai berikut:a. Allah dihayati sebagai transenden sekaligus Allah di hayati sebagai Imanen. Allah yang transenden (jauh). Allah adalah misteri,manusia tidak bisa menjangkau Allah secara keseluruhan. Allah yang Imanen (dekat). Manusia merasakan karya Allah dalam kehidupan sehari-hari,maka dalam kehidupan sehari-hari tidak pernah lepas dari campur tangan Allah.

b. Allah di hayati sebagai mysterium tremendum dan sebagai mysterium fascinosum.Mysterium tremendum, Allah di hayati sebagai misteri yang Maha Besar, Maha Kuasa, Maha Dahsyat, sehingga manusia merasa kecil dan lemah di hadapan Allah dan mengimani Allah sebagai yang Maha Kuasa, Maha Besar, Maha Sempurna.Mysterium fascinosum, Allah di hayati sebagai yang suci, yang penuh kebaikan, belas kasihan, yang menarik, menggembirakan, sehingga manusia merasakn Allah sebagai yang Maha Kasih, Maha Cinta, Maha Rahim, Maha Bijaksana dan Maha Pengampun.

Humanisme(Latin : Humanus = manusia, ismus=aliran/paham)Humanisme adalah paham yang menggemukkan konsep perikemanusiaan sebagai fokus satu-satunya tujuan. Dengan kata lain humanisme mengajak manusia berpaling dari Tuhan yang menciptakan mereka. Humanisme sebagai sistem pemikiran yang berdasarkan pada berbagai nilai, karakteristik dan tindak-tanduk yang dipercaya terbaik bagi manusia bukannya otoritas supernatural.Ada beberapa pasal dalam manifesto Humanis yang mengarah pada dogma ateis yaitu antara lain :

E. Hambatan-Hambatan Pengalaman ReligiusPengalaman religius tidak selalu berkembang dengan baik.Humanisme religius memendang alam semesta ada dengan sendirinya dan tidak diciptakan.Humanisme percaya bahwa manusia adalah bagian dari alam, dan bahwa dia muncul sebagai hasil dari proses yang berkelanjutan.Dengan memegang pandanagan hidup organik, humanisme menemukan bahwa daulisme tradisional tentang pikiran dan jasad harus ditolak.Humanisme mengakui bahwa budaya religius dan peradaban manusia sebagaimana digambarkan dengan jelas oleh ontropologi dan sejarah, merupakan produk dari suatu perkembangan bertahap karena interaksinya dengan lingkungan alam dan warisan sosialnya.Humanisme menyatakan bahwa bahwa sifat alam semesta digambarkan oleh sains modern membuat jaminan supernatural atau kosmik apapun bagi nilai-nilai manusia tidak dapat diterima.

2.Sekularisme a. Sekularisme (Latin : Saeculum=waktu, abad, generasi)Istilah yang dipakai untuk menyatakan suatu proses yang berlaku demikkian rupa, sehingga orang,golongan atau masyarakat yang bersangkutan semangklin berhaluan duniawi, artinya semangkin berpaling dari agama, atau semangkin kurang memperdulikan nilai-nilai atau norma-norma.B. Sekularisme : Suatu sistem etika yang dibangun di atas asas-asas moralitas alamiah dan bebas dari agama wahyu atau supra natural.F. Cara Memelihara Pengalaman Religius1.Melakukan refleksi terus menerus akan penglaman hidupnya.Peristiwa-peristiwa hidup yang dialami sehari-hari selalu direfleksikan,dihayati dan diangkat menjadi pengalaman iman.2.Kemauan atau motivasi yang kuat untuk selalu mengelolah pengalaman hidupnya sehari-hari,baik pengalaman yang menyenangkan maupun yang mengecewakan,bahkan yang menyedihkan, sehingga bisa mencari makna dibalik berbagai peristiwa yang dialami.

BAB III

Bangsa-Bangsa Mencari Yang IlahiA.PengantarDalam Bab I dan II sudah dibicarakan di satu pihak manusia mengalami dirinya berkembang(mau maju terus).Namun di lain pihak manusia merasa dirinya terbatas.Keterbatasannya tidak hanya tampak dari kenyataan manusia yang berdarah dan berdaging sehingga terkait dalam ruang dan waktu.Tetapi dalam pengalaman hidup,manusia juga menemukan kecendrungan untuk mengatasi dirinya.Dengan daya pikir nya manusia merencanakan masa depan.Dengan kemammpuan berkomuniklasi manusia mampu menjalani hubungan dengan yang lain.Usaha manusia untuk Yang Ilahi akan kita lihat dalam Bab III berikut ini. B.Pengertian Agama Agama adalah bentuk sosial atau aspek sosiologis dari penghayatan iman kepada Allah.Disini unsur iman kepada Allah sangat penting,tanpa dadnya iman kepada Allah,maka tidak bisa disebut sebagai agama.C.Jenis Dan Asal Agama Dan Kepercayaan Agam,a merupakan gejala yang boleh dikatakan universal dalam hidup manusia.Sebagian besar penghuni planet bumi kita dengan berbagai latar belakanglingkungan.1. Agama Asli(Pribumi) Agama asli adalah agama suku atau agama pribumi yaitui agama yang berasal dari bumi sendiri,lahir,dan berkembang dalam satu kelompok,sukui atau masyarakat tertentu.Agama asali tak terpisahkan dari adat kebiasaan, budaya, dan cara hidup masyarakat yang mengnutnya.Ciri lain agama-agama Asli adalah kepercayaan akan roh-roh.Roh-roh ini dipercayai memiliki kekuatan yang berbahaya atau menguntungkan ,tergantung pada sikap seseorang kepadanya. aneka macam pandangan dan spekulasi pemikiran manusia tentang Tuhan menimbulkan berbagai macam isme.a.TheismeDalam paham ini Tuhan diakui sebagai asal muasal danpemilik dunia yang aktif mengurus dan membimbing alam dunia dan manusia.Dalam pemikiran ini Tuhan rasakan sebagai pribadi yang adil dan terlibat dalam suka duka manusia hidup didunia ini.b.DeismeDiesme diartikan sebagai kepercayaan kepada Tuhan yang jauh dari manusia,yang tidak campur tangan dalam urusan duniawi,yang tidak menjalankan kehendakNya pada manusia.

1). Mitologi Alam

Dalam deisme adanya Tuhan yang Esa tidak disangka,hanya dianggap tidak relevan dalam hidup manusia.Yang relevan dalam hidup manusia adalah para pengganti entah badan angkasa,entah roh halus, entah arwah nenek moyang.Maka yang muncul adalah perlambangan.Tetapi makin lama lambang keilahian itu menggeser yang di lambangkan.

Ada tiga pahaman mengenai mitologi, yaitu :1.Tuhan Pencipta diganti dengan ciptaan Tuhan: Tata alam tidak disapa atau dimohoni.Lazirnya disamakan dengan cakrawala,angkasa atau langit.2.Personifikasi tertib alam abadi sebagai pribadi.Kekuasaan yang mengtasi manusia dianggap sebagai pribadi.3.Simbolisasi keadaan di atas manusia. Bi9asanya digunakan lambang pohon dan gunung .Keduanya mempunyai arti ganda;pertasma,art)ouransi:senilai dengan langit karena puncaknyamenjulang di atas awan.2). Animisme

Paham ini mempunyai setiap hal yang mempunyaiunsur rohani.Khusus lagi paham ini merupakan kepercayaan akan roh-roh halus yang berdiri lepas dari manusia dan campur tangan dalam urusan manusia.3).DewarajaDalam hierrofani:pancaran kekuasaan ilahi tampak dalam alam dunia;dalam theofam:Tuhan sendiri mengenakan wujud Yang Ilahi)dianggap turun dari surga dan untukdapat dikarunia pendekatan kepada Tuhan.

C.Jenis Dan Asal Agama Dan Kepercayaan Agama merupakan gejala yang boleh dikatakan universal dalam hidup manusia.Sebagian besar p-enghuni pelanet bumi kita dengan berbagai latar lingkungan,iklim dan budaya.

4).DinamismePaham ini menganggap bahwaYang Ilahi hadir dalam benda-benda alam,benda-benda itu mempunyai kekuatan gaib.Orang percaya bahwa sejumlah benda berkhasiat baik sedangkan benda lain bersifat jahat.5). FesthisimePaham ini sama dengan dinanisme hanya saja benda yang diyakini mempunyai kekuatan gaib bukanlah benda-benda alam melainkan benda-benda buatan manusia,misalnya,patung,jimat dan sebagainya.6). EvaluasiCorak khas dari paham-paham yang muncul adalah mengusahakan keselamatan dengan berusaha sendiri(bila berhadapan dengan Allah yang menakutkan). Misalnya dengan sesaji,membakar korban,menyembelih hewan dan seterusnya.2.Aliran Kepercayaan/Kebatinan

Aliran Kepercayaan atau Kebatinan mengutamakan sikaf batin dan berkisar pada ilham dari diri sendiri yakni:.peningkatan integritas diri manusia(melawan pengsihaan).penglaman batin beralih ke kesatuan dengan zat tertinggi..partisipasi dalam tata tertib kesempurnaan yang mengtasi daya.a.Faham Keselamatan menurut Aliran Kepercayaan/KebatinanBagaimana Aliran kepercayaan merumuskan keselamatan yang mereka dambakan?Untuk mengetahui paham keselamatan bisa kita lihat dari kebiasaan orang mengadakanselametan yaitu upacara yang ditunjukan untuk mendapatkan keselamatan.Hidup yang damai ,bebas dari segala gangguanSelametan adalah upacara yang melambangkan kesatuan mistis dan sosial mereka yang ikut serta didalamnya.

Lewat selametan yang memakai sarana sesajenan,upacara selametan,pagelarean wayang terutama wayang ruwatan.1.Yang ada disekitar krisis kehidupan: kelahiran, kithanan, perkawinan dan kematian.2.Selametan yang ada hubungannya dengan kehidupan sosial seperti desa (pembersihan desa).3.Selametan yang ada hubungannya dengan hari raya Islam seperti Maulud Nabi,Idul Fitri,Idul Adha. 4.Selametan yang ada hubungannya dengan kejadian-kejadian tertentu seperti melakukan perjalanan jauh,memasuki rumah yang baru,ganti nama.Ada tiga selametan yang perlu diperhatikan

3. Agama Universal

Uraian berikut tidak mengulas semua agama yang ada dunia tetapi fokuskan pada agama universal yang berkembang di Indonesia serta diakui oleh negara sebagai agama resmi.Agama mana saja yang do golongkan agama universal?Agama universal yaitu agama yang tumbuh dan berkembang diluar kelompok, suku atau masyarakat yang menganutnya.Agama tersebut masuk kedalam kelompok, suku atau masyarakat tertentu melalui usaha penyebaran atau lewat pemaksaan.Agama Universal pada umumnya memiliki unsur-unsur antara lain memiliki nabi,wahyu,kitab suci,dan pengakuaan sebagai agama di dunia internasional. Di Indonesia Agama yang diakui oleh pemerintah ada 6 yaitu : Islam, Hindu, Budha, Kristen Protestan dan Kristen Katolik, Konghucu.Keenam agama tersebut berasal adri luar Indonesia.Islam dari Arab, Agama Kristen Protestan dan Kristen Katolik dari Yahudi,Agama Hindu dan Budha dari India, Konghucu dari Cina. Berikut ini akan diuraikan masing-masing agama secara singkat khususnya pokok ajaran atau religiositas masing-masing agama yang berkembang di Indonesia.Untuk uraian Agama Kristen tidak dipisahkan antara Kristen Protestan dan Kristen Katolik, karena keduanya memiliki religiositas byang berpusat pada sejarah penyelamatan dalam Kristus yang sengsara, wafat dan bangkit.

Tujuan dari selametan dalam aliran kepercayaan tersirat paham keselamatan yang ada pada manusia Jawa adalah mereka merindukan/keharmonisan dalam dunia lain ini,siapapun di dalamnya baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan, bekerjasama untuk kesejahteraan bersama.a. Agama Hindu BaliAgama Hindu yang berkembang sekitar tahun 1500 SM menawarkan pemenuhan damba manusia dengan jalan lepas bebas dari kondisi manusia yang penuh dengan derita(samsara), menuju nirwana(moksa).Artinya manusia mencapai kesatuan dengan Berham atau balam semesta.Persatuan ini menyebabkan keseimbangan alam terjamin.Di Indonesia Agama Hindu dianut oleh masyarakat Bali, dan Jawa.Kehidupan orang Bali diresapi oleh agama Hindu Dharma.Masyarakat Bali sungguh menghayati kehidupan spritual sehari-hari.Ritus agama dijalankan dengan konsisten.Tempat ibadah atau Pura ada di mana-mana baik sebagai milik keluarga,desa dan sebagainya.Orang Hindu Bali percaya akan satu Tuhan dalam bentuk konsep Trimurti.Kepercayaan tersebut tentu saja sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur lokal atau budaya Bali.Menurut mereka Tuhan Yang Esa(Trimurti) berwujud:Brahmana (yang menciptakan),Wisnu (yang melindungi,memelihara),Siwa (yang melebur segala yang ada)Selain percaya pada Tuhan Yang Esa (Trimurti), orang Hindu Bali juga dikenal menghormati itu tampak dalam ritus-ritus kehidupan harian mereka dengan mempersembahkan sesaji dengan berbagai upacara.Orang Hindu membuat begitu banyak patung dewa-dewi untuk memudahkan mereka mengenal atau berelasi dengan apa yang tidak diketahuiTujuan pokok hidup manusia menurut Hindu adalah moksha yaitu pembebasan dari lingkaran reinkarnasi yang tak habis-habisnya (Samsara). Untuk mencapai Moksha, atau pembebasan dapat dicapai tiga jalan (trimarga):Karma-karma (karya, askese, yoga, tapa dan ketaatan pada aturan-aturan).Jnana-marga (penyucian diri, guna mencapai moksha).Bakti marga (penyucian diri dengan penyerahan diri seutuhnya menuju pertemuan pribadi dengan Tuhan).Sistem kasta masih berpengaruh , walaupun di zaman modern ini mulai ada perubahan.Terdapat kasta Brahmana,Satria,Wesia dan Sudra. Kurang dari 15% orang Bali termasuk Triwangsa (Brahmana,Satria,Wesia) sedangkan lebih dari 85% rakyat Bali termasuk warga Jaba (Sudra).Gelar bagi warga Brahmana adalah Ida Bagus untuk laki-laki dan Ida Ayu untuk wanita. Gelar bagi warga Satria adalah cakorda dan bagi Wesia adalah Gusti.b. Agama budhaAgama budha yang merupakan pembaharuan dari agama Hindu oleh Sidarta Gautama (554-478 SM). Sidarta adalah seorang pangeran yang di besarkan dan dididik dalam tradisi hindu di India Utara. Pengalamannya akan penderitaan hidup yang begitu bertolak belakang dengan kemewahan istana seperti, penyakit,kemiskinan,kematian yang di alami rakyat jelata mendorongnya untuk bertapa di hutan,di bawah pohon yg kemudian di sebut pohon bodhi. Akhirnya ia kemudian mendapat penerangan (bodhi). Ia kemudian menyebarkan pengalaman tersebut sebagai jalan untuk memperoleh kebebasan dari lingkaran hukum karmasamsara.Inti ajaran Budha mengenai hidup manusia tercantum dalam Empat Kasunyatan all:

1.Dukha-Satya : hidup dalam segala bentuk adalah penderitaan2.Samdan udaya-Satya : sebab penderitaan adalah karena manusia memiliki keinginan dan nafsu3.Nirodha-Satya : penderitaan dapat dilenyapkan (moksa) dan mencapai nirwana (kebahagiaan) datang membuang segala keinginan dan nafsu4.Marga-Sarya : jalan untuk menycapai pelenyapan penderitaan sehingga masuk dalam nirwana adalah Delapan Jalan Utama (asta-arya-marga):keyakinan yang benar, pikiran yang benar,perkataan yang benar, dan semedi yang benar.Umat Budha Indonesia yang menghayati konsep ketuhanan Sanghayang Adi Budha, diharapkan memiliki perilaku berikut ini:

Metta : kasih sayang terhadap semua makhluk.Karuna : siap sedia meringankan makhluk lain.Mudita : turut berbahagia dengan kebahagiaan makhluk lain tanpa benci dan tanpa iri hati.Upekka : bersikap adil, diam, tenang dan penuh dengan kebijaksanaan yang seimbang.Dengan menjalani Marga-Satya seorang Budha dapat mencapai penerangan tertinggi (bodhi),yakni bila jiwa, batin atau diri manusia secara sempurna di bebaskan dari segala ikatan ketiga ilusi besar yakni roh,diri dan dunia. Orang mencap kebahagiaan (suka),keamanan (abhaya),dan kedamaian (shanti) yg olehnya ke tiga ilusi belaka di atas di ganti dengan tanpa diri:tiada apa-apa (anitya),kekosongan sempurna (sunya).hal inilah yang di namakan nivana atau kelenyapan diri yang total.Kitab suci agama Budha terdapat dalam tripitaka(tiga keranjang),kumpulan khotbah-khotbah Sang Budha.Aliran Mahayana sempat berkembang pesat di Indonesia dengan dua kerajaan besar yakni Sriwijaya(660-1385)di Sumatra Selatan dan dinasti Caelendra di Jawa Tengah/Timur bagian Selatan dengan peninggalan yang begitu terkenal yakni Candi Borobudur di Magelang,Jawa Tengah.Hari Raya Nasional Agama Budha adalah Waisak :perayaan kelahiran,pencerahan,kematian Budha,yang di yakini terjadi pada hari yang sama pada bulan wesak (Mei sampai Juni). Umat Budhis Indonesia merayakan hari Waisak dengan meriah di kompleks Candi Mendut dan mencapai puncaknya di Candi Borobudur.c. Agama Kong Hu CuMenurut konfusianisme manusia yang baik adalah manusia yang berjiwa ksatria,berwatak bangsawan,bijak dan berhati lapang. Manusia harus memiliki harga diri,kerendahan hati,ketaatan,ketekunan dan kebaikan hati. Seorang Konfusian selalu ingin hidup damai,dan selalu menempuh jalan tengah,mencari harmoni.Konfusianisme lebih cenderung berbicara tentang bagaimana dapat hidup baik di dunia ini,ketimbang berbicara tentang surga. Namun,religiositas konfusian di ungkapkan dalam upacara pernikahan dan kematian.Teks-teks kuno dan kitab suci Su Si,selalu di tafsir lagi. Oleh karena itu,moralitasnya berdasarkan religiositas. Dalam hal ini ,ajaran Kong Hu Cu adalah suatu humanisme religius yang sangat modern.d. Agama KristenAgama Kristen mempunyai ciri khas dan keistimewaan tersendiri di bandingkan dengan agama-agama modern lainnya.Kekhasan tampak dalam iman orang Kristen yang menghubungkan diri mereka dengan Pribadi Yesus Kristus yang pernah hidup dalam sejarah,sengsara,wafat dan bangkit. Iman Kristen adalah iman yang di dasarkan atas kebangkitan Yesus. Maka menjadi sangat jelas bahwa orang kristen adalah orang yang percaya dan mengimani Yesus yang bangkit menjadi Tuhan.Kedudukan inilah yang menjadi fokus seluruh pewartaan Kristen sepanjang sejarah bahwa Yesus benar-benar bangkit.Menurut Kisah Para Rasul (Kis.11:26),murid-murid Kristus untuk pertama kali disebut Kristen (kristianoi) yaitu di Antiokhia pada tahun 40 M. Yang menyebut mereka sebagai kristen adalah orang luar. Sedang mereka sendiri pada saat itu menyebut diri muridatau saudara. Jadi berawal dari Antiokhia itulah nama kristenatau kristianidi pakai terus. Pada zaman Ignatius dari Antiokhia,yaitu pada permulaan abad ke-2,nama kristen atau kristiani sudah umum.Keutamaan KristianiOrang Kristen yang percaya pada Allah melalui Putra-Nya Yesus dalam praktik hidup sehari-hari menghidupi tiga keutamaan pokok:iman,harapan dan kasih. Seorang Kristiani harus beriman dengan sungguh-sungguh artinya menyerahkan dan mempersatukan seluruh hidup dan cita-cita-Nya dengan cita-cita Allah sendiri. Sebab hanya dengan iman inilah manusia dikatakan menjawab tawaran rahmat Allah dalam Kristus. Selanjutnya seorang kristen harus punya pengharapan bahwa dengan iman pada Kristus,penderitaan,salib,dan segala duka dalam hidup akan punya makna bila di jalani dengan penuh iman dalam Kristus.Keutamaan ketiga atau yang paling pokok adalah kasih. St.Paulus mengatakan: Demikianlah tinggal ketiga hal ini ,yaitu iman,pengharapan dan kasih,dan yang paling besar di antaranya adalah kasih (1 Kor. 13:13). Kasih Kristiani yang di dasarkan dan bersumber pada Kasih Allah sendiri yang menganugerahkan PutraNya hingga wafat di kayu salib. Dalam Yohanes 15:13 dikatakan: tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.Dan dalam Yohanes 3:16 dikatakan: Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,sehingga ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa,melainkan beroleh hidup yang kekal.e. Agama IslamAgama Islam yang berkembang sekitar tahun 610 M di Arab. Mengajarkan bahwa Muhammad SAW merupakan nabi terakhir yang menyelesaikan perwahyuan sejak Abraham sampai dengan Yesus.Inti ajarannya adalah bahwa Allah adalah Esa dan tiada Tuhan selain Allah. Tidak ada kekuatan yang menyamahinya.Karena itu dari pihak manusia dituntut penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah agar mencapai keselamatan. Monoteisme islam atau yang di sebut tauhid sangat di tekankan. Dalam Islam,mempersekutukan atau mensyarikatkan Allah dengan makhluk lain merupakan dosa besar. Tekanan pada tauhid ini tidak terlepas dari situasi saat itu di Mekah sebagai tempat awal perkembangan Islam. Masa itu, paham politeis (percaya akan dewa-dewa) masih cukup kuat. Maka dalam konteks kehidupan seperti itu Nabi Muhammad mangajarkan bahwa Allah adalah Esa,tidak memperanakkan dan tidak di peranakkan (Allah al wahid).1. Iman Islam Kesaksian pokok iman islam dirumuskan dalam kalimat syahadat yang terdiri atas dua kalimat, pertama:Kesaksian atas Allah Yang Maha Esa. kedua: Kesaksian bahwa Muhammad adalah rasul Allah. (asyhadu an-laa ilaaha illallaah ,wa asyhadu anna muhammadan rasuulullaah). Kalimat ini di ucapkan pada waktu seseorang menjadi muslim(ucapan inisiasi dari seorang non islam yang masuk islam waktu akad nikah).Percaya kepada Allah.Percaya kepada Malaikat-malaikat: Jibrail, Mikail, Israfil, Izrail, Munkar dan Nakir, Raqib dan Atid, Ridwan, Zabaniah.Percaya kepada Kitab-kitab Allah: Taurat, Zabur, Injil, Al-Quran.di percaya bahwa Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad, yang merupakan kutipan dari Kitab Induk Surgawi (Laub al-mahfudz).4. Percaya kepada Rasul-rasul Allah: Adam, Idris, Nuh, Ibrahim, Ismail, Ishaq, Yahya, Isa dan Muhammad.Percaya kepada Hari Ahkir.Percaya kepada takdir: semua yang terjadi dan akan terjadi, sudah diketahui Allah SWT.

2. Rukun IslamSelain rukun imam dalam Islam juga dikenal rukun Islam atau kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan seorang muslimSMengucapkan kalimata syahadat: Saya bersaksi bahwa tiada Ilahi Selain Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad saw adalah Rasul / utusan Allah . (asyhadu an-laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammad rasuulullaah)halat(sembahyang) 5 (lima) kali sehari: Subuh, Zuhur, Ashar, Magrib, Isya.Subuh: terdiri dari 2 rakaat: waktunya mulai dari terbit fajar,hingga terbit matahari.Zuhur: (lohor) terdiri dari 4 rakaat: waktunya setelah matahari mulai turun sampai matahari dipertengahan dalam menurunnya. Ashar: terdiri dari 4 rakaat. Waktunya mulai dari pertengahan jalan sampai terbenamnya. Magrib: terdiri dari 3 rakaat. Waktunya mulai matahari terbenam hingga hilangnya teja merah.Isya: terdiri dari 4 rakaat.Dilakukan setelah warna merah di langit hilang. Yang diucapkan dalam sembahyang tersebut adalah:Segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam, Yang Mahapemurah lagi Mahapenyayang, yang merajai hari perhitungan. Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya Engkaulah kami memohon pertolongan, pimpinlah kami kejalan yang lurus , yaitu orang-orang yang telah Engkau anugerahi Nimat, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan juga jalan mereka yang sesat. (Al Faatihah, Surat 1:7 ayat).Zakat: dari bahasa arab: Zakiyah yang artinya penyucian. Melakukan zakat berarti menyucikan harta benda dan diri pribadi dengan cara memberikan sebagian milik kepada orang-orang yang membutuhkan.Zakat diwajibkan terutama untuk orang-orang kaya. Pelaksanaannya dengan mengambil prosesntase tertentu, misalnya 2,5%-10%. Ada 8 golongan masyarakat yang berhak menerima zakat: fakir, miskin, pengurus zakat, muallaf, memerdekakan budak, orang yang terikan hutang dan tak dapat membebaskan diri. Zakat fitrah adalah zakat yang harus dibayar pada hari terakhir puasa.Puasa dalam bulan Ramadhan:tidak makan dan minum mulai pada saat akan terbit matahari sampai saat terbenamnya. Puasa dalam bahasa Arab disebut shaumum, asyhiamum yang artinya menahan diri dari segala sesuatunya.Haji: Haji adalah ziarah Rohani atau Ibadah ke Kota Suci Mekkah pada bulan Zulhijjah, diteruskan ke Madinah untuk berziarah ke makam Nabi Muhammad.Setiap orang Muslim yang mampu diwajibkan melakukan ibadah naik Haji sekurang-kurangnya sekali seumur hidupnya.Ada lima Hari Raya Khas Islam di Indonesia1. Maulud Nabi Muhammad: perayaan kelahiran nabi Muhammad, yang lahir hari senin, 12 Rabiul Awal atau 20 April 570M, dari ayah Abdullah bin Abdul Mutalib dan Ibunya Aminah binti Wahab.2. Isra dan miraj: perjalanan nabi Muhammad dari masjid Al Haram menuju masjid Al Aqsa di Bait al Maqdis dengan mengendarai Buraq (kuda besayap) (Israj) dan dilanjutkan perjalanan dari Yerusalem menuju Sidratul Muntaha untuk menghadap Tuhan(Miraj).3. Tahun Baru Hijriah: pada awal tahun 662M, Muhammad melakukan hijrah(pindah) dari Makkah ke Yathrib (Medinah).4. Idul Adha: perayaan bertalian dengan menunaikan ibadah haji, yang dimaknai sebagai pengabdian diri kepada kehen-dak Allah.5. Idul Fitri: perayaan berakhirnya kewajiban menjalankan ibadah puasa 1 Syawal.Umat Islam merayakan kemabli ke Fitrah (sifat asal, suci bersih dari dosa).BAB IVTujuan, Makna Dan Fungsi Serta Dimensi Agama

Tujuan AgamaPermasalahan Pada umumnya kalau orang ditanya tujuan beragama kita akan mendapatkan jawaban bahwa dengan beragam orang ingin memperoleh keselamatan untuk masuk sorga. Pemahaman keselamatan atau masuk sorga biasanya dikaitkan dengan apa yang disebut kehidupan kekal atau kehidupan sesudah kematian. Pengalaman umum dari kehidupan beragama menampakan adanya kesenjangan antara tujuan yang akan dicapai dalam hidup beragama dengan realitas kehidupan beragama itu sendiri (sebagai usaha untuk mencapai keselamatan atau masuk sorga).2. Keselamatan, Masuk SurgaKeselamatan atau masuk surga sebagai tujuan hidup beragama adalah: hidup dekat atau damai dengan Allah Sang Pencipta dan sesama. Karena yang mempunyai surga atau keselamatan itu Allah.Maka kalau kita ingin hidup damai, kita harus dekat dengan Allah.Untuk itu mulai dalam hidup ini kita sepantasnyaberbaikdengan Allah.Allahlah yang menyelamatkan manusia.Kalau keselamatan atau surga itu hidup damai,dekat dengan Allah,maka keselamatan itu tidak hanya dapat kita peroleh nantinya dalam kehidupan kekal sesudah kematian saja tetapi juga, kalau kita mau,mulai dalam kehidupan saat ini pun kita dapat memperolehnya.Hal ini akan menjadi jelas kalau kita menerima pemahaman ini. B. Makna Dan Fungsi Agama Bagi ManusiaMakna AgamaAgama sangat penting bagi manusia , maka sebagian manusia di dunia ini memeluk agama. Bagi manusia agama memiliki makna yang sangat berarti dalam menghayati kehidupan sehari-hari.Adapun beberapa makna tersebut antara lain sebagai berikut :Memberikan pedoman atau pegangan dalam bertingkah lakuAgama memiliki norma-norma yang diyakini berasal dari yang ilahi,dengan berpegang pada norma-norma agama,maka seseorang dapat mengarah pada Kebaikan tertinggi (somum bonum) atau Tuhan.Menemukan perjalanan atas misteri ilahiAda berbagai pertanyaan dan persoalan-persoalan hidup yang tidak dapat di atasi oleh pikiran dan usaha manusia, agama berkaitan dengan pertanyaan fundamental yang menyangkut misteri kehidupan.

c. Memberikan visi (arah)Agama memberikan visi atau arah yang benar bagi manusia dalam menjalankan hidupnya sehari-hari, sehingga manusia dapat mencapai pada keselamatan.Agama mengajarkan tentang asal dan tujuan manusia.Tuhan adalah alfa dan omega, yaitu awal dari mana manusia berasal, dan omega yaitu tujuan atau kemana manusia berakhir.d. Menunjukan makna berbagai peristiwa dalam hidup manusiaAgama mengajarkan tentang makna dari berbagai peristiwa dalam hidup manusia misalnya: lahir, jodoh, perkawinan, sakit, mati dsb.2. Fungsi Agama

Agama tidak hanya berkaitan dengan hal-hal yang bersifat individu saja, melainkan juga menyangkut hal-hal yang bersifat sosial kemasyrakatan.Adapun fungsi agama dalam kehidupan sosial adalah sebagia berikut:Fungsi Edukatif, yaitu pengjaran dan pembimbinganAgama dianggap sanggup memberikan pengajaran yang otoritatif. Masyarakat mempercayakan anggota-anggotanya kepada instansi agama dengan keyakinan akan berhasil mencapai kedewasaan pribadi yang utuh.Fungsi penyelamatanManusia menginginkan keselamatan baikn di dunia maupun di akhirat.Agama mengajarkan tentang jaminan keselamatan bagi manusia dan bagaimana cara menuju pada keselamatan.c.Fungsi pengawasan sosial & profetisAgama sebagai institusi merasa ikut bertanggung jawab menjangga norma-norma yang ada dalam masyrakat.Agama bertindak sebagai nabi apabila dalam masyrakat terdapat hal-hal yang berkaitan dengan ketidak adilan , kekerasan, pelanggaran HAM, kesewenang-wenangan, baik itu dilakukan masyrakat maupun oleh pemerintahan yang berkuasa. Agama tidak segan-segan untuk mengeritik , mengereksi, menegur, menguasai/mengontrol.d.Fungsi memumpuk persaudaran Agama berfungsi menumbuhkan persatuan atau persaudaraan diantara umat, baik dalam hubungan dengan satu agama maupun dengan umat beragama lain. Agama juga berfungsi untuk mendamaikan antara manusia dengan Tuhan, maupun manusia dengan sesamanya.e.Fungsi Transformatif Agama berfungsi mengubah atau memperbaharui nilai-nilai lama dengan menanamkan nilai-nilai baru dalam masyrakat, sehingga hidup masyrakat menjadi lebih terarah dan lebih baik.C. Dimensi-Dimensi Agama

Agama adalah bentuk sosial penghayatan iman kepada allah. Agama merupakan realitas sosial yang bmelibatkan unsur iman kepada Allah. Menurut Ninian Smart dalam bukunya Religion Of Asia, ada 7 dimensi yang terdapat pada semua agama, sehingga melalui 7 demensi tersebut , maka agama dapat dipahami secara utuh.Adapun 7 demensi tersebut adalah sebagai berikut:1. Dimensi Eksperiensial dan EmosionalPengalaman-pengalaman profat yang dialami oleh manusia diangkat menjadi pengalaman iman karena dikaitkan hubungannya dengan Allah, sehingga pengalaman religius merupakan faktor penting bagi umat beragama . Karena umat beragama semangkin menyadari akan kehadiran dan peranan Tuhan di dalam hidupnya.2. Dimensi Pratikal dan RitualBagi orang beragama pengalaman perjumpaan dengan Tuhan secara istimewa dialami dalam peribadatan atau ritual agama . Dalam peribadatan tersebut pertemuan antara manusia dengan Tuhan dirayakan dalam upacara resmi sebagai ungkapan syukur dan doa permohonan. Ada berbagai peristiwa yang berkaitan dengan pengalaman pada para pendiri agama dirayakan didalam peribadatan,peritstiwa-peristiwa tersebut dihayati didalam perayaan-perayaan atau hari raya keagamaan.3. Dimensi Naratif dan MistisPengalaman pertemuan antara tokoh atau pendiri agama dengan Tuhan pada awalnya diceritakan secara lisan dari mulut ke mulut, diceritakan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Yang paling dipentingkan dalam cerita itu adalah pengalama religiusnya yang merupakan refleksi iman umat, maka bukan lagi kebenaran faktual tentang ceritanya yang dipentingkan.4. Dimensi Doktrinal dan FilosofisDimensi doktrinal dan filsofis menyentuh pengertian mengenai Tuhan. Dengan iman maka keberadaan dan peranan Tuhan diterima, diakui dan diyakini oleh manusia. Dengan pemahaman, maka hakikat dan sifat-sifat Tuhan dirumuskan dalam pemahaman yang dapat dipahami manusia. Semua yang berkaitan dengan Tuhan tersebut disebut ajaran pokok atau dogma agama. 5. Dimensi Sosial dan Institusional.Dimensi sosial dan institusional berurusan dengan kelembagaan dan pengorganisasian agama. Kelembagaan merupakan perwujudan secara tampak persekutuan atau ikatan orang-orang dalam kelompok agama itu sendiri. Dengan ada kelembagaan iman kepercayaan dan pemahaman tentang Tuhan di jaga, dikembangkan dan diteruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

6. Dimensi Etikal dan LegalDimensi etikal mengungkapkan prilaku umat agama yang didasari oleh imannya kepada allah.iman kepada Allah sangat mempengaruhi unsur batin maupun prilaku lahir. Prilaku umat beragama dipengaruhi boleh ajaran-ajaran agama yang dianutnya.7. Dimensi MaterialDimensi material adalah merupakan sarana atau simbol yang membantu kehadiran Yang Ilahi. Sarana pribadatan dapat membantu umat beragama dalam mengahayati kehadiran Allah. Semua agama menggunakan sarana-sarana tersebut dalam pribadatan.Misalnya: air, bunga, tasbih/rosario, lilin.D. Unsur-Unsur Penghambat Dalam AgamaFanatismeMenonjolkan agamanya sendiri dan menghina agama lain.TakhayulKepercayaan berlebihan terhadap benda atau secara tertentu, guna mendapatkan bantuan dari tuhan.FatalismeSikap mudah menyerah kepada nasib, karena nasib dianggap sebagai sesuatu yang telah ditakdirkan Tuhan.IndiferentismePandangan yang beranggapan bahwa semua agama sama saja, sama manfaatnya, sama benarnya.Sinkretisme Usaha mencapur-adukan/mempersatukan beberapa agama menjadi satu kesatuan sehingga menghasilkan agama baru.Magis. Ilmi Sihir. Tidak terpusat pada Tuhan, melainkan pada manusia.. Sifatnya egosentrisBAB V

Tantangan Umat Beriman di Era GlobalPada bagian ini dibahas tema tantangan umat beriman dan globalisasi serta fundamentalisme agama. Kedua tema ini berhubungan dekat. Globalisasi dijaman ini menimbulkan perubahan besar dalam kehidupan masyrakat, termasuk didalamnya agama dan orang-orang beragama.A. GlobalisasiJaman ini dapat disebut sebagai jaman globalisasi. Kata globalisasi menunjukan pada serangkaian proses-proses interaksi dan pertukaran antara manusia dan aliran barang (termasuk uang dan ide-ide) lintas batas. Bisa batas-batas wilayahnan, negara dan benua. Jadi interaksi dan pertukaran itu bisa berlangsung seluas dunia.B. Mencermati Akibat GlobalisasiCoba kita perhatikan apa yang terjadi sekarang ini. Orang bisa mengelilingi dunia dengan pesawat jet mutakhir dalam beberapa jam. Kejadian disebuah kampung di Negara terpencil di Benua Affrika misalnya, dalam waktu kurang dari 1 jam sudah diketahui atau di saksikan oleh orang-orang berbagai Negara atau melalui tempat berita televisi atau telefon seluler atau fax atau koran cetak jarak jauh.C. Tanggung Jawab Sosial Agama-AgamaJika ketiga masalah global itu tidak teratasi, maka kehidupan di pelanet bumi ini akan hancur. Oleh karena itu setiap orang yang menghuni planet ini diharapkan sadar dan terlibat dalam pengatasan tiga masalah itu. Globalisasi memberi berkah jika berbagai kekuatan, termasuk dari komonikasi-komonikasi dan agama-agama di bumi ini berkerjasama membangun silodaritas universal untuk ikut serta menyelesaikan masalah-masalah global dengan cara mengembangkan perdamaian, memperjuangkan keadilan, dan melestarikan keutuhan ciptaan.D. Fundamentalisme AgamaIstilah fundamentalisme itu sendiri muncul pertama kali dikalangan orang-orang protestan konservatif di Amerika Serikat pada tahun 1910-1915 dalam tulisan-tulisan yang berjudul the Fundamentals.Fundamentalisme umunnya dikaitkan dengan agama.Dalam agama fundamentalisme berarti pandangan teologi atau penghayatan hidup yang mendasarkann diri pada kitab suci sebagai informasi lengkap dan memiliki kebenaran mutlak.Ciri-Ciri Fundamentalisme Agama

Fundalisme agama mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.Menolak penafsiran modern atas Kitab Suci, karena penafsiran modern itu dianggap anti kristiani.Penafsiran modern lebih mendasarkan diri pada kajian historis dan pemikiran kritis.Misalnya tentang penciptaan dunia dan manusia menurut Kitab Suci itu benar, sedangkan teori evolusi itu salah.Menolak pandangan atau kepercayaan akan segala bentuk moderinitas yang mengutamakan akal-budi dan kebebasan manusia.Menolak semua bentuk sinkretisme dan dialog antara umat beragama atau antara gereja-gereja kristiani.Sinkritisme berarti mencampur-adukan begitu saja antara ajaran-ajaran atau praktek keagamaan dan budaya.Bersifat eksklusif di dalam kelompoknya sendiri dari tidak toleran terhadap pada pandangan yang berbeda dari pandangannya sendiri atau kelompoknya, baik dari pandangan agama lain maupun dari agamanya sendiri.Contoh Kelompok-Kelompok Fundamentalisme Agama-AgamaFundamentalisme Protestan kalasik yang menolak teori evolusi Darwin tentang asal-usul manusia. Kelompok ini meyakinkan bahwa asal-usul manusia itu seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci.The Christian Right, kelompok protestan di Amerika Serikat yang melawan bentuk-bentuk prilaku budaya liberal seperti pemujaan seks, aborsi, kebebasan mutlak, relativisme nilai, dll.Fundamentalisme katolik , seperti pengikut uskup Agung Leverbe yang sudah di keluarkan dari gereja katolik, mencurigai gerakan Protestantisme dalam gereja katolik.Fundamentalisme islam mengganggap bahwa teks-teks Al Quran dan tradisi suci memiliki kebenaran mutlak dan harus diterapkan dalam kehidupan beragama dan bermasyrakat. Fundamentalisme ini bersifat skripitualistik.Fundamentalisme Yahudi, misalnya mengikut Rabbi Meir Khane yang mempejuangkan kerajaan Daud.

E. Hubungan Iman dan Iptek Berbi cara tentang tantangan umat beriman dewasa ini kiranya perlu mempertimbangkan keadaan masyrakat yang sebenarnya. Berbicara tentang yang ideal tanpa bercemin pada keadaan nyata akan membawa pada cita-cita yang berbeda-beda, yang tanpa disadari bisa mengakibatkan pemaksaan dari satu pihak kepada pihak lain.F. Eksistensi ManusiaSesungguhnya manusia adalah makhluk berevolusi. Dari abad ke abad manusia selalu dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan fundamental.G. Iman, Ilmu Pengetahuan dan Kitab SuciIman adalah salah satu aspek dari agama, Disamping aspek lainnya, yaitu upacara-upacara/ibadah, moral, kitab suci, dsb. Orang kristiani banyak mengenal arti iman dari bacaan kitab suci Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan ada bukti dari segal sesuatu yang kita lihat.H. Agama, Iptek dan Pengembangan Nilai-Nilai KehidupanAgama bermula dari suatu pengalaman religius, yaitu pengalaman yang membawa manusia tertarik dan ingin bersatu dengan Allah, Yang Transenden. Dalam arti kongretnya agama lebih menunjuk segi religiositas seseorang daripada konsep teknis.I. Menuju Etika GlobalBangsa kita sekarang ini sedang mengalami krisis fundamental; dalam bidang ekonomi, ekologi, sosial, dan polotik secara global. Kekurangan visi menyeluruh, membuat semangkin kusutnya masalah-masalah yang akhirnya tak terpecahkan, kelumpuhan analisis, kepemimpianan politis yang sedang-sedang saja dengan insight dan foresight yang kecil,dan secara umum terlalu sedikit kepekaan bagi kesejahteraan bersama.Kalau ada agama yang di satu pihak mengajarkan jalan keselamatan atau (perdamaian bagi semua orang,atau apapun istilahnya), tetapi di lain pihak juga mengajarkan bahwa cara yang di pakai untuk itu ialah dengan mengangkat senjata melawan sesama,tentu agama semacam itu memuat suatu contradictio in terminis.senada dengan keprihatinan Rajiv Gandhi sebagaimana kita kutipkan di atas, kiranya bisa di katakan secara afirmatif bahwa,supaya terwujud apa yang menjadi hakekatnya yang sejati,agama seharusnya menjadi motor perdamaian.Etika GlobalHans Kung, seorang pemikir dari Jerman yang sangat berperan aktif dalam Sidang Chicago,berkeyakinan bahwa dunia yang kita diami,supaya tetap survive,membutuhkan semacam konsensus berkenaan dengan nilai-nilai etis-dasar di antara umat manusia baik yang beragama maupun yang tidak. Dunia kita yang sampai sekarang sudah dan masih di bentuk oleh politik,teknologi,ekonomi,dan peradaban,juga memerlukan etika yang bersifat global. Sebuah etika-global.Etika-Global ialah, konsensus fundamental atas apa yang di maksud dengan nilai-nilai yang bersifat mengikat (bersama),norma-norma yang bersifat wajib dan mendasar,dan sikap-sikap yang bersifat pribadi.Etika-Global mempunyai tujuan yakni,etika-global berupaya mengemukakan kembali apa yang menjadi keyakinan bersama agama-agama di dunia dalam bidang etis. Etika-global tidak di maksudkan untuk memusuhi apa dan siapapun. Sebaliknya,dengan etika-global semua orang baik yang beragama maupun tidak,di dorong untuk semakin menyadari bahwa prinsip-prinsip etis tersebut secara inheren atau intrinsik sudah menjadi milik mereka dan bertindak sesuai dengannya,syukur lebih mengembangkannya.Antar Etika dan AgamaTitik temu anatar etika dengan agama bisa dilihat dari pendapat, Magnis-Suseno dalam Etika Dasar.Ada dua masalah dalam bidang moral agama yg tidak dapat di pecahkan tanpa menggunakan metode-metode etika.Pertama ialah,masalah interpretasi atas perintah atau hukum sebagaimana termuat dalam wahyu (baca:Kitab Suci),dan Kedua ialah, mengenai bagaimana masalah-masalah aktual,yang tidak secara langsung di bahas dalam wahyu,dapat juga di pecahkan dengan semangat agama yang bersangkutan.Jadi masih menurut Magnis-Suseno,etika tidak bisa menggantikan agama,tetapi sekaligus juga tidak bertentangan dengannya. Titik temu di antara keduanya adalah pada bidang moral,soal baik buruknya suatu tindakan ketika orang di hadapkan pada nilai-nilai. Disini ada asumsi bahwa manusia adalah maklik etis,entah seseorang beragama atau tidak. Justru dalam bidang etis inilah setiap orang bisa saling bertemu. Orang bisa memakai pertimbangan akal budi yang sehat untuk melihat,apakah suatu tindakan itu bermoral atau tidak.Garis Besar Deklarasi Etika-GlobalDalam deklarasinya, parlemen lebih lanjut menguraikan prinsip-prinsip etika-global macam apa yang bisa menjadi acuan bersama. Berikut ini akan terlihat garis besarnya:1. Tiada tatanan global yang baru tanpa adanya etika-global baru pula. Parlemen sampai pada keyakinan bahwa tiada tatanan global yang baru tanpa adanya etika-global yang baru pula. Keyakinan tersebut merupakan akumulasi keyakinan-keyakinan yang di pegang bersama,ialah bahwa semua orang tanpa pengecualian bertanggung jawab untuk mengupayakan tatanan global yang lebih baik.2. Tuntutan fundamental:setiap manusia mesti di perlakukan secara manusiawi.Parlemen menyadari bahwa kita semua tidak luput dari kesalahan,kita makluk tidak sempurna dan terbatas. Parlemen pun menyadari realitas kejahatan (evil). Parlemen berkehendak mempertegas unsur-unsur etika-global sebagai mana di ketemukan dalam tradisi religius maupun etis.Menurut parlemen,ini adalah perubahan orientasi hidup batin,pertobatan hati. Umat manusia memang membutuhkan reformasi sosial dan ekologis,namun tak kalah mendesak pembaharuan spritual. Banyak manusia di perlakukan secara tidak manusiawi di seluruh dunia. Kebebasan mereka di rampas,hak-hak mereka di injak-injak,martabat mereka di hina dan tak di akui.3. Empat kewajibani) Komitmen terhadap budaya anti kekerasan dan hormat terhadap kehidupan. Berangkat dari kepribadian bahwa kekerasan merupakan kekuatan dan kekuasaan destruktif yang kerap kali di jumpai di muka bumi ini,parlemen mengajak semua untuk merenungkan satu perintah ini: jangan membunuh! Atau,secara posistif di nyatakan: hormatilah kehidupan!. Parlemen pun menyadari bahwa dalam kehidupan bersama tentu ada perbedaan pendapat maupun konflik kepentingan. Akan tetapi konflik bukanlah alasan untuk keluar dari solusi damai dan kerangka keadilan. Sebagai makhluk etis sudah semestinya setiap dari kita memiliki keprihatinan terhadap seama dan siap sedia untuk menolong,mesti membina toleransi dan hormat kepada sesama. Minoritas di lingkungan kita justru berhak untuk di lindungi dan di dukung,demikian ajakan parlemen.ii) Komitmen terhadap budaya solidaritas dan keteraturan ekonomi. Berangkat dari keprihatinan bahwa kemelaratan dalam pelbagai bentuk begitu menjerat sebagian besar umat manusia,sementara sebagian kecil umat manusia memelihara gaya hidup konsumeristis dalam kelimpahan mereka,parlemen mengajak semua menyadari satu perintah ini: jangan mencuri! Atau secara positip dinyatakan: hidup dan bertindaklah dengan jujur dan adil! Mana kala kemelaratan begitu menghimpit, keputusasaan akan meraja lela. Tindak pencurian demi kelangsungan hidup pun akan merambah di mana-mana. Jika kemelaratan hendak di entaskan,tatanan ekonomi dunia mesti di bangun secara lebih adil. Jelas bahwa ini tidak hanya ada dalam tatanan keadilan individual saja. Dalam hal ini keterlibatan semua negara dan otoritas internasional di butuhkan. Sebagai makhluk etis,semua hendaknya menggunakan kekuasaan ekonomis dan politis demi pelayanan kepada umat manusia. Mesti bertumbuh dalam diri kita keterbukaan dengan siapa pun yang menderita. Kita mesti mengolah sikap saling menghormati dan menghindari konsumerisme.iii) Komitmen terhadap budaya toleransi dan hidup penuh kebenaran (truth-fullness) Berangkat dari keprihatinan bahwa dunia kita di penuhi oleh tipu daya dan manipulasi (entah dalam bidang politik,media massa,sains,bahkan agama)parlemen mengajak semua untuk merenungkan satu perintah etis ini: jangan bersaksi dusta! Atau secara positif dinyatakan: berbicara dan bertindaklah dalam kebenaran! Takseorang pun,tak satu institusipun (entah itu negara,entah agama) berhak untuk berdusta terhadap sesamanya. Generasi muda mesti belajar untuk berbicara,berpikir,dan bertindak dalam kebenaran. Mereka ini berhak untuk mendapat pendidikan etis yang akan membantu mereka dalam membentuk kehidupan mereka. Sebagaimana manusia etis janganlah kita mengacaukan kebebasan dengan sikap indeferen terhadap kebenaran. Ketidak jujuran dan oportunisme mesti di ganti dengan kebenaran. Kita mesti berkembang,semakin hari menjadi orang yang semakin patut di percaya (trustworthy).iv) Komitmen terhadap equalitas (equal rights) dan kemitraan (partnership) Berangkat dari keprihatinan atas masih berkuasanya patriarkalisme dalam banyak segi kehidupan dan budaya,masih banyaknya pelecehan dan pemerkosaan martabat perempuan anak-anak. Parlemen mengajak semua untuk merenungkan perintah ini :janganlah berbuat sinah! Atau secara positif di artikan :hormat dan kasihilah satu sama lain! Parlemen mengutuk segala bentuk eksploitasi seks maupun diskriminasi seksual,yang merupakan degradasi manusia yang paling jahat. Kehidupan perkawinan semestinya di tandai oleh kasih,kesetiaan dan ketetapan. Anak-anak berhak atas pendidikan dan pemeliharaan,orang tua tidak berhak mengeksploitasi anak dan sebaliknya. Sebagai makhluk etis semestinya kita mengembangkan kemitraan penuh hormat mesti selalu di bina dan di usahakan dalam hubungan antar gender.Sebagai ganti bentuk-bentuk penyalahgunaan seks dan nafsu posesif,mestilah kita bina budaya kesalingan dalam keprihatinan (concern),toleransi,kesiapsediaan untuk rekonsiliasi dan kasih. Dalam hal ini pengalaman dalam keluarga menjadi basis utama untuk membangun hubungan antar bangsa dan antar agama.4. Transformasi kesadaranBelajar dari pengalaman sejarah,parlemen mengingatkan bahwa bumi tidak bisa di ubah menjadi lebih baik jika manusia tidak sampai kepada transformasi kesadaran,baik dalam tatanan hidup individual maupun hidup komunal. Adalah tugas agama-agama untuk memelihra rasa tanggung jawab ini,memeperdalam,dan mewariskan dari generasi ke generasi. Parlemen mendesak agar hal-hal berikut lebih di perhatikan: Kendati sebuah konsensus universal berkenaan dengan pertanyaan-pertanyaan moral fundamental (dalam bidang bioetika,etika seksual,etika media massa,etika ilmu pengetahuan,etika politik,dan etika ekonomi)sulit di sepakati bersama,namun hendaknya tetaplah di usahakan suatu konsensus bersama berdasarkan prinsip-prinsip dasar yang telah di coba untuk di kembangkan di sini.BAB VI

Pluralisme Agama, Multikulturalisme dan Kebebasan BeragamaSituasi dunia/masyarakat berkembang semakin plural (pluralitas);kebebasan manusia bukan lagi sekedar konsep abstrak yang menjadi bahan diskusi,melainkan di jalankan dalam kehidupan dan menghasilkan anekaragam pandangan hidup,cara hidup,sikap,ajaran,ungkapan simbolik dan sebagainya. Ketegangan,pertentangan,dan konflik yang terjadi dengan demikian paling runcing (akut) menyangkut perbedaan agama;hal ini merupakan ironi besarmanusia,sebab agama yang suka mengajarkan kebaikan,mengemukakan moralitas yang baik,menganjurkan tindakan cinta,damai dan kerukunan,belas kasih,kemurahan,solidaritas dan sebagainya.Oleh karena itu Hans Kung sampai berpendapat bahwa,sebelum semua agama saling berdialog dan bekerja sama,mustahil di peroleh damai di dunia ini.Inilah yang di sebutnya sebagai etika-global. Kehancuran manusia tidak di sebabkan oleh bencana alam,melainkan oleh pertentangan dan peperangan yang buta dan tak terdamaikan. Maka kesadaran pluralismeharus di rayakan,sebagai anugerah(karunia) dan kesempatan(peluang) untuk mengembangkan kemanusiaan kita. Umat beriman meyakini,bahwa Allah yang kita imani dalam agama kita masing-masing adalah Mahasempurna dan Mahabesar,mahabaik,mahapengasih,mahasegalanya dan Mutlak.Kemutlakan-nya bukanlah kemutlakan tertutup tanpa hubungan dengan dunia manusia. Manusia menyapa nama-Nya,memuji dan memuliakan kebesaran-Nya,mohon rezeki dan pengampunan,damai dan keadilan. Sehubungan dengan hal ini distingsi yang di buat oleh Pieris (1987)dapat sangat membantu.dia membedakan pengalaman inti (core experience) memori kolektif (collective memory) dan penafsiran (interpretation). Pengalaman inti suatu agama adalah pengalaman liberatif yang melahirkan agama itu dan terus-menerus di tawarkan kepada generasi-generasi selanjutnya.Bagian integral dalam sistem komunikasi dari memori kolektif itu adalah penafsiran. Agar supaya pengalaman inti di ingat dan di komunikasikan ia harus mendapatkan kerangka dalam kategori-kategori historis-kultural yang dapat menyapa,melalui simbol-simbol,ajaran-ajarannya maupun ritus ibadatnya. Iman merupakan istilah teologis,yang berkaitan dengan apa yang oleh orang beriman di sebut sebagai pengalaman inti. Iman sendiri merupakan tanggapan manusia terhadap pengalaman tersebut,merupakan hubungan manusia dengan yang mengatasi segalanya/dengan Allah. Sebagai gejala sosial agama adalah fenomena kemasyarakatan,yakni suatu pandangan dan pola hidup yang mengandalkan iman kepercayaan akan dimensi transenden atau suatu wahyu khusus.Maka dari itu,agama merupakan segi dari iman.Pengalaman inti dari iman mempunyai sosial yang sekaligus merupakan institusionalisasinya. Itulah agama. Ajaran agama bukanlah hanya teori netral, melainkan merumuskan iman dan mengarahkan perilaku orang-orang beriman.Pluralisme agama dan pluralisme manusia sering di yakini sebagai berkat,kalau bukan takdir (ketentuan) Tuhan. Di pihak lain pluralisme masyarakat adalah sebuah realitas yang tak mungkin di nafikan. Etika merupakan sebuah titik temu dan titik pergulatan abadi antar agama dan masyarakat;antara teori dan praktek;antara keyakinan dan kenyataan. Guna mencari kaitan kohesif antara keduanya,yaitu dimensi vertikal dan horizontal,mungkin pembahasan bisa bagi dua, yang pertama menyangkut prinsip-prinsip teologi sebagai landasan etika untuk hubungan antar-umat beriman,dan yg kedua bagaimana menciptakan sebuah landasan moral untuk mengelola kehidupan masyarakat yang berciri pluralistik.A. Sisi TeologiTeologi biasanya diserahkan kepada para sepesialis atau kepada kaum profesional di bidang itu.Malahan ada yang berpendapat bahwa teologi adalah wilayah suci yang tak boleh disentuh secara sembarangan oleh sembarangan orang. Sisi ini biasanya biasanya disebut teologis religionum, yaitu suatu refleksi teologis yang diperhadapkan pada tantangan khusus yaitu untuk melakukan suatu evaluasi teologis terhadap perbedaan dalam agama.Kecendrungan di kalangan banyak orang untuk menyembunyikan faktor-faktor khas keagamaan dari kedudukannya realisme yang lugas untuk mengungkap berbagai faktor keagamaan dalam kericuhan yang terjadi di masyrakat sekarang ini.Misi adalah anugerah Tuhan, tetapi pluralisme juga anugerah Tuhan yang sama. Keseimbangan kualitatif antara keduanya perlu dipikirkan secara mendalam. Konflik-konflik antar-agama yang selama ini terjadi merupakan konflik dari pandangan keagamaan yang tidak mengakui bahwa pluralisme sebagai anugerah dari Tuhan. Adalah melanggar HAM , manakala misi agama memperlakukan orang lain dalam rangka objek dari misi kuantatif.B. Sisi SosialPertanyaan yang muncul pada bagian ini antara lain adalah: Bagai mana menata relasi-relasi dalam kehidupan masyrakat pluralistik yang seringkali terancam oleh kerusuhan dan kekacauan.`Demokratisasi harus diterjemahkan secara nyata didalam kehidupan politik dimana kontrol, oposisi dan kekuatan hukum ditegakan, untuk menjaga hak-hak warga tidak diperlakukan diskriminatif dalam kehidupan masyrakat. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana negara benar-benar menjadi alat pelayanan bagi kepentingan rakyat. Fungsi negara adalah fungsi untuk menegakan hukum , dan menjaga berlakunya hubungan-hubungan masyrakat yang menghargai hak-hak asasi manusia. Oleh sebab itu dalam konteks pluralisme memerlukan hukum yang jelas dan tegas.Prinsip lain yang diperlukan untuk mengelolah masyrakat majemuk adalah prinsip keterbukaan. Tanpa sikap keterbukaan orang tak akan mampu masuk dalam interaksi yang sungguh-sungguh dsalam membina masyrakat majemuk tersebut.Dalam hubungan ini demokrasi dan emansipasi menjadi kata kunci bagi relasi antar-warga di masyrakat pluralistik.C. Motto BangsaBhineka Tunggal Ika adalah motto bangsa yang luar biasa makna dan kedalamannya. Bukan hanya keanek-ragamnya dalam kesatuan, akan tetapi juga kesatuan dalam keanek-ragaman. Selama hubungan dialektis antara dua sisi ini tidak terjadi maka akan melahirkan dua bencana yaitu anarki dan rezim yang otoriter-monolitik. Kesatuan harus melayani keanekaragaman, sedangkan tanpa kesatuan akan menimbulkan perpecahan. Pluralisme tanpa kesatuan seperti keributan sepak bola di tanah lapangan dimana wasit, pemain dan penonton tak di ikat oleh aturan permainan yang diberlakukan dengan penuh disiplin. Menerima kemenangan dan kekalahan adalah ciri kedewasaan. Sedangkan kesatuan tanpa keragaman adalah borgol yang mengikat tangan pesakitan.D. Multikulturlisme dan Identitas Bangsa Multikulturlisme adalah pengakuan pluralime budaya yang menumbuhkan kepedulian untuk mengupayakan agar kelompok-kelompok minoritas trintegrasi ke dalam masyrakat dan masyrakat mengakomodasi perbedaan budaya kelpmpok-kelompok minoritas agar kekhasanan identitas mereka diakui Fokus itu Fleres dirumuskan menjadi kebijakan: sejumlah prinsip, kebijakan dan praksis untuk mengakomodasi keberagamaan sebagai bagian yang sah dan tak terpisahkan dari suatu masyrakat. Mengapa multikulturlisme menjadi penting? Pertama, adanya penindasan atau penapikan atas dasar kepemilikan etis atau bentuk minoritas lainnya. Pelembagaan diskriminasi ini terjadi di wilayah-wilayah penting dalam kehidupan seperti pekerjaan, pendidikan, pejabat-pejabat publik dan hubungan-hubungan sosial lain ( Arbucle 1993:6). Kedua, istilah minoritas sengaja di pakai sistematis untuk memojokan ke posisi marginal atau memberi label tidak menilai penting dalam hubungan dengan kekuatan politik yang dominan. Ketiga, diskriminasi terhadap kaum imigran semangkin membuat mereka terpinggiran dari pengambilan keputusan. Olek karena itu semangat multicultural mau menjawab kebutuhan dasar kelompok-kelompok minoritas untuk mengmbangkan identitas budaya dan penghargaan diri.E. Tujuan dan Implikasi Sosial-PolitikDalam perjuangan berbagai budaya dari satu bangsa itu, masing-masing bisa mengenal identitasnya. Pertama, bukan ditentukan oleh kapital budaya yang menjadi milik kelas dominan entah dalam hal bahasa, etis, agama, atau ekonomi, lalu dipaksakan menjadi norma acuan untuk setiap orang. Kedua, multikulturlisme tidak dimaksudkan untuk mengisimilasikan kelompok-kelompok budaya minoritas kedalam budaya bersama melalui rekayasa ekonomi. Politik , sosial seakan hanya mengutamakan kewarganegaraan penuh pada dominan. Kewarganegaraan yang kritis, perjuangan untuk demokrasi dan kepedulian pada kesejahteraan umum. Jadi tujuan multikultur ada tiga: Pertama, partisipasi aktif sebagai warganegara. Kedua, terkait dengan identitas. Ketiga, tuntutan keadilan sosial.Ada setidaknya tiga pemahaman yang berimplikasi sosial-polotik: pertama, pemahaman akan kesatuan dalam perbedaan mempunyai implikasi terbentuknya sistem baru representasi, partisipasi dan kewarganegaraan sehingga ada suatu forum untuk menciptakan kesatuan tanpa mengingkari kekhasan dan keberagamaan. Kedua, multikulturalisme mengandaikan adanya perjumpaan budaya dan identitas yang berbeda. Ketiga, multikultralisme mau mengkritisi dan mengingatkan bahwa institusi-institusi bisa menghasilkan raisme dan bentuk-bentuk diskriminasi lain.Masalah pokok ialah bagaimana seseorang menganut suatu agama menerima dan menghormati agama yang lain dan sekaligus memegang teguh otents=isitas kebenaran agamanya sendiri.F. Kekhasanan Suatu Agama dan Pengakuan Keterbatasan ManusiaKemampuan menerima perbedaan mempertajam motivasi yang mendorong seseorang menjadi Muslim, Kristen, Katholik, Hindu atau Budha. Semua penganut agama ditandai oleh lingkungan, tradisi, adn warisan. Namun orang memeluk suatu agama bukan hanya karena lingkungannya. Motivasinya didasari rasionalitas-dalam yang mencerminkan kekhasan suatu agama.Yakin akan kekhasan agamanya meneguhkan identitasnya sehingga kehadiran agama lain tidak mengancam eksistensisnya. Kekhasan suatu agama analog dengan konsep Levinas penampakan wajah. Penampakan wajah bukan bagian dari aku, buan pula diukur dari tolok ukurku. Yang lain itu sama sekali berbeda dari aku.Penerimaan pluralitas agama-agama tidak lepas dari keterbatasan manusia memahami kemahasempurnaan Tuhan.Kepenuhan Tuhan menjadi lebih baik terungkap melalui pluralitas agama dari pada hanya oleh suatu agama. Jadi pluralisme lebih merupakan bentuk pengakuan akan keterbatasan manusia dalam menangkap kepenuhan tuhan. Seperti dikatakan oleh Hans Kung: Menurut suatu keterium etika umum, suatu agama dikatakan baik bila dan sejauh agama itu manusiawi, tidak menghilangkan dan menghancurkan , tetapi melindungi dan memmajukan kemanusiaan.G. Momen Moral dan Konstruksi BangsaMemahami agama lain dari perspektif pemeluknya adalah prinsip multikultural. Agama lain adalah kesadaran-penuhdi luar diriku yang membangkitkan rasa hormat. Perjumpaan dengan agama lain menjadi momen luar. Bila demikian, pluralisme agama-agama bisa menjadi landasan kokoh bangsa.Konsep bangsa , menutup E.Gellner, mengandaikan, pertama, adanya acuan ke budaya yang sama, dalam arti suatu sistem gagasan, tanda, dan berkomunikasi. Kedua, bangsa merupakan keyakinan, loyalitas dan solodaritas anggota-anggotanya. Ketiga, bangsa terbentuk bila anggota-anggota masyrakat saling mengakui hak dan kewajiban masing-masing karena status mereka sama (E.Gellner, 1983:7).Inklusivitas Levinas bisa menjadi prinsip multikulturlisme: Hubungan tidak menetralisasi yang lain, namun menjaga otentisitas yang lain. Yang lain sama sekali lain, bukan suatu objek yang memiliki kita atau bercampur dengan aku untuk menjadi kita. Sebaliknya, yang lain menarik diri ke dalam misterinya (1982:59).H. Identitas Naratif BangsaIdentitas bangsa merupakan hasil proses sosialitas yang berlangsung sejak kanak-kanak. Norma-norma yang ditanamkan melalui keluarga, sekolah dan lingkungan pergaulan akan sangat berpengaruh dalam pembentukan identitas.Dalam konteks kesejarahan ini, penting makna identitas naratif bangsa. Identitas naratif ini adalah seluruh ciri khas yang memungkinkan untuk mengidentifikasi kembali suatu bangsa sebagai kelompok yang setia kepada cita-citanya. Tanda identitas naratif ialah meskipun selalu mengalami perubahan, akan selalu bisa dipercaya dan diperhitungakan.Bangsa ini memiliki identitas naratif ditandai oleh kemampuan untuk menepati janji. Janji terhadap anggota-anggotanya. Dari tepat janji ini akan tumbuh solidaritas. Jadi identitas natratif suatu bangsa, ditandai oleh kesatuan, kohesi dari berlangsungan dalam waktu. Apa yang dipertaruhkan di dalam identitas bangsa? Sebetulnya pertaruhannya ialah konstruksi hubungan-hubungan sosial, proses intergrasi sosial, karena ia bisa dieksploitasi dalam kerangka strategi kekuasaan.I. Penerapan Kebijakan MultikulturalKebijakan dalam efektif mengandalkan pemahaman yang benar tentang multikulturalisme. Penahanan yang memadai ditentukan oleh ketepatan defenisi budaya. Pilihan definisi yang keliru membawa konsekuensi mempermisikan maknanya sehingga berdampak pada program-program pendidikan multikultural yang di kembangkan.Pengalaman perbedaan dalam budaya atau pengalaman sejarah yang penuh dengan prasangka dan diskriminasi akan mengakibatkan ingatan dan perasaan yang tidak mudah dipahami oleh mereka yang di luar kelompok budayanya. Maka program-program multikiltural diarahkan untuk menumbuhkan pemahaman dan partisipasi dari kelompok-kelompok lain agar tumbuh simpati terhadap perjuangan mereka Pertama, multikulturalharus tercermin didalam perlajaran kewarganegarran, geografi, sastra, sejarah, politik dan ekonomi. Pendidikan agama dan moral perlu memperkenalkan realita pluralitas, tanpa mereduksi ke dalam realitivisme. Kedua, didalam ruang publik, dimensi multicultural perlu mendapat dorongan, selain dalam bidang politik, juga dalam ekspresi seni, taeter, musik, film. Ketiga, perlu dikembangkan program yang memungkinkan dijaminnya representasi minoritas didalam politik, pendidikan dan lapangan kerja. Keempat, pemerintah perlu mendorong pengelola media massa seperti radio, televisi, koran, majalah dan internet agar memperhatikan dan punya kepedulian miltikultural.Melalui permainan, fenomena dasariah mekar, yaitu proses kelahiran kreativitas. Pertama-tama di dalam imajinasi, dan bukan di dalam kehendak, kreativitas-kreativitas baru bermuncul. Mengapa? Karena kemampuan ditangkap oleh kemungkinan-kemungkinan baru mendahului kemampuan untuk memilih atau memutuskan. Bila etika dasarnya adalah pengalaman, penyampaian nilai akan lebih efektif bila juga melalui pengalaman. Nilai-nilai dan norma-norma seharusnya menjadi disposisi yang tertanam di dalam kepribadian seseorang sebagai hasil keterampilan dalam tindakan praktis yang berkembang berkat suatu lingkungan tertentu, dan pada gilirannya ikut menentukan terbentuknya struktur sosial tertentu (P. Bourdieu, 1994:16-17).Untuk mengimbangkan toleransi dengan pemeluk agama lain, mengalami hidup bersama adalah cara yang baik. Pengalaman menunjukan bahwa perjumpaan dengan korban-korban kekerasan, toleransi atau konflik agama membantu menumbuhkan belarasa seseorang terhadap pemeluk agama lain, dan mempertajam pemikiran kritis terhadap fanatisme agama yang sempit.J. Kritik Terhadap MultikulturalismeMultikulturalisme mempunyai implikasi terhadap masalah representasi politik, budaya, lapangan kerja dan pendidikan. Maka reaksi pertama biasanya akan mediskualisifikasinya sebagai gagasan yang mau mempertahankan hegemoni dan kepentingan-kepentingan Barat serta para pendukung mereka.Ada kekhawatiran bahwa multikulturalisme akan menghambat integrasi budaya, melembagakan penolakan kelompok-kelompok minoritas dari mainstream politik. Ayn Rand (dalam Wikipedia) bahkan melihat p0tensi konflik karena multikulturalisme bisa mendorong pada tribalisasi masyrakat.Maka bila situasi sosial dan raisme menjadi hambatan integrasi berarti multikulturalisme tidak berfungsi secara baik. Tantangan lebih berat datang dari neoliberalisme karna moral Darwinismenya memihak yang kuat, mengakibatkan korban yang lemah. Liberralisme memaksakan universalitas semua yang sangat diskriminatif terhadap kelompok-kelompok minoritas terutama yang lemah (Brian Barry,1997:3).K. Kebebasan BeragamaSesungguhnya kebebasan mempunyai potensi untuk kemajuan hidup manusia dalam masyrakat, berbansa dan bernegaraan. Peranan agama untuk menjunjung tinggi martabat manusia belum efektif. Nilai manusia masih cenderung ditentukan oleh suku, agama, ras, kelas atau kasta sosialnya. Hal ini di sebabkan oleh karena manusia belum memahami iman dan agamanya secara benar. Imam itu bersifat bebas, maka agama sebagai wujud nyata dari imam juga bersifat bebas. Oleh karena itu setiap pribadi manusia berhak atas kebebasan beragama.L. Agama dan ImamAgama perlu dibedakan dari iman. Menurut Hans Kun (1987:XV) agama sulit didefinisikan. Agama menunjukan bentuk-bentuk konkrit lahiriah yang mengungkapkan hubungan manusia dengan allah. Agama merupakan keseluruhan ajaran-ajaran, upacara-upacara, organisasi-organisasi, semua yang nampak sebagai gejala sosial. Singkatnya agama sebagai ungkapan lahiriah dari iman. Agam bersifat fungsional, artinya agama sebagai sarana dan bantuan supaya penganutnya dapat menemukan hidup yang penuh arti. Agama sebagai daya gerak, daya dorong serta sumber metanoia yang sanggup mengubah sikaf dari hati manusia, sehingga mampu menentukan arah dasar hidupnya dan menata ulang mentalnya (John M.Prior,2003:164). Emile Durkheim dan Henri Bergson memandang betapa pentingnya agama dan moral sebagai dasar kesejahteraan dan kebaikan hidup bersama. Kalau agama mengarahkan orang kepada sikap antipati, curig dan menghindarka diri dari masalah-masalah sosial yang terjadi di masyrakat, maka agama berfungsi sebagai candu masyrakat.Pada dasarnya inti dari semua agama sama, yaitu iman. Iman didasarkan kepada kepercayaan. Dalam agama iman berarti kepercayaan kepada Allah. Beriman berarti mengandalkan hidupnya pada Allah.Orang beriman mengetahui secara mendalam mengenai Allah yang ia imani, maka iman bukan hanya soal hati, moral dan kewajiban. Rasional merupakan unsur hakiki kehidupan manusia, maka tidak mungkin iman tanpa rasional.Orang beriman harus selalu berusaha menemukan dan melaksanakan kehendak Allah yang bermaksud menelamatkan umat-Nya, maka iman harus bersifat dinamis supaya tetap relevan dengan jamannya. Orang beriman adalah orang yang setia kepada Allah dan mewujudkan kesetiaan itu secara nyata dalam hidupnya. Jadi iman menyangkut hidup manusia seluruhnya: cipta, rasa, karsa, dan karya.Kasih kepada sesama berarti hormat kepada pribadi manusia, maka semua agama mengajarkan cinta kasih kepada sesama. Dalam agama kristen kasih kepada sesama berarti memandang sesama, tanpa kecuali, sebagai dirinya yang lain, terutama dengan mengindahkan periidup mereka beserta upaya-upaya yang mereka butuhkan untuk hidup layak ( Gaudium et Spes art.27). Cinta kasih Kepada Allah dan sesama merupakan perintah yang pertama dan terbesar.M. Arti dan Fungsi Kebebasan BeragamaManusia membutuhkan kebebasan beragama seperti tumbuhan membutuhkan cahaya. Kebebasan merupakan tanda keluhuran martabat pribadi manusia. Hak kebebasan beragama bersifat asasi dan universal karena kebasan agama bersumber pada martabat pribadi mausia,(Dignitatis Humanae art.9),maka kalau hak ii di ambil,manusia tidak dapat hidup dan berkembang dengan layak. Dasar kebebasan beragama dapat di lihat dari 3 aspek,yaitu Kodrat manusia,sifat iman dan pancasila. Kodrat manusia,bahwa manusia adalah makhluk pribadi yang memiliki akal budi dan kehendak bebas. Iman berisafat bebas, dan merupakan peristiwa perjumpaan antara pribadi manusia dengan Allah yang transenden dan imanen. Pancasila , bahwa memberi jaminan kemerdekaan setiap warga untuk memeluk agama dan beribadat menurut agama masing-masing. Negara yang membatasi kebesan beragama da memusuhi agama bertentangan dengan pancasila,mengabaikan nila-nilai: ketuhaan,kemanusiaan,persatuan,kerakyatan dan keadilan.117N. Tugas Pokok Agama Dewasa IniDewasa ini ada 3 isu sentral yang muncul akibat arus globalisasi,yaitu pelestarian alam,perdamaian dan keadilan (Al.Andang,1998:22). Isu pertama tampak dalam keprihatina akan makin rusaknya bumi ini. Isu kedua berhubungan dengan peperangan atau konflik yang terjadi di mana-mana (termasuk konflik yang bernuansa agama). Isu ketiga berhubungan dengan keprihatinan akan ketidak adilan dalam segala bidang kehidupan,termasuk kehidupan beragama. Akibatnya hidup saling curiga,saling bermusuhan,saling meekan dan mengancam,bahkan saling membunuh sebab dan sekaligus korbannya adalah manusia itu sendiri. Agama di bentuk untuk manusia,bukan manusia untuk agama. Adapun tugas yang mendesak dan perlu di prioritaskan oleh agama dewasa ini,yaitu: Menjalin dialog antar umat beragamaDialog antar umat beragama mempunyai fungsi kritis, yaitu utuk melihat bagaimana relasi saya dengan agama saya dan relasi saya dengan penganut agama lain. Yang berdialog adalah umat yang beragama, untuk mengembangkan kejujuran,iman dan agama yang di anutnya. Tujuan dialog adalah bersama-sama mencari kebenaran sejati,dengan saling mengembangkan kebebasan berpikir,supaya kebenaran tidak di kaburkan oleh kepentingan tertentu. Jadi tujuan dialog bukan untuk mengalahkan atau mencari kelemahan agama lain,melainkan membagun persaudaraan sejati,karena semua penganut agama di panggil untuk satu tujuan yang sama,yaitu Allah.b. Menemukan dan memgembangkan landasan moral.masyarakat indonesia adalah masyarakat majemuk yang mempunyai tugas dan kepentingan yang sama,yaitu menciptakan kesejahteraan umum. Landasan moral harus di bedakan dari rumusan idiologi politik seperti pancasila,karna landasan ini tidak di masukan kedalam Mukadimah UUD Negara. Landasn moral merupakan satukontrak sosial atau kesepakatan bersama tentang nilai-nilai yang mengikat,suatu tolak ukur yang tidak dapat di tawar-tawarkan,dan suatu sikap pribadi yang membangun (John M. Prior,2003 : 163). Sebagai kontrak sosial, landasan moral tidak berupa sejumlah peraturan yang memberi ijin atau melarang,tetapi merupakan pegangan/pedoman dalam membangun masyarakat yang adil dan damai. Jadi landasn moral merupakan secercah cahaya yang menerangi perjalanan dan perjuangan manusia,cahaya keadilan sosial yang berakar pada hak-hak dan tanggung jawab asasi yang di temukan dalam kebudayaan dan agama. Ada beberapa landasan moral yang dapat di temukan dan di kembangkan ,yaitu (bdk.John M. Prior,2003:166-178):1. Membangun budaya kehidupan.Hidup amat berharga,tetapi manusia tidak berkuas atasnya. Allah lah yang menjadi sumber,penyelenggara dan tujua hidup manusia. Hidup mempunyai arti bagi orang yang menghayati hidupnya sendiri. Dengan akal budi dan hatinya manusia harus percaya: menerima dan memperjuangkan hidupnya secara bebas dan bertanggung jawab. Dengan demikian manusia dapat mengartikan dan memberi makna kepada hidup.2. Membangun budaya manusiawi.Konsili Vatikan II menegaskan : karena semua manusia mempunyai jiwa berbudi dan diciptakan menurut citra Allah,karena mempuyai kodrat dan asal yang sama,dan karena penebusan Kristus mempunyai panggilan dan tujuan Ilahi yang sama,maka kesamaan asasi antara manusia harus senantias diakui(Gaudium et Spes art 29). Hal ini berarti bahwa prinsip menghargai manusia, memperlakukan setiap manusia sebagai manusia menjadi kontrak sosial untuk menata kehidupan bersama. 3. Membangun budaya persaudaraan.Kodrat manusia merupakan makhluk pribadi dan sosial. Manusia tidak bisa hidup dan berkembang tanpa orang lain. Sikap bersaudara berarti bersedia denga tulus hati memberikan dirinya (kelemahan dan kelebihannya) kepada orang lain,dan memperlakukan diri orang lain sebagai saudara. Sikap macam ini menjamin keadilan sosial. Jadi membangun budaya persaudaraan berarti membangun budaya keadilan, budaya keselarasan hubugan antar sesama.4. Membangun budaya kejujuran.Kebudayaan agama dan politik di indonesia telah melatih banyak orang untuk mengelabuhi kenyataan dengan budaya semu,budaya tipu menipu. Buktinya masih terjadi konflik-koflik sosial dan bahkan masih ada orgaisasi yang menolak pluralisme agama. Media massa juga cenderung lebih banyak menyiarka propaganda dari pada informasi yang tepat,kepentigan komersial dari pada loyalitas pada kesejahteraan umum. Padahal sesungguhnya agama mempunyai misi kemanusiaan, dan ini berarti setiap agama memiliki nilai-nilai kebenaran. Yang dapat salah/keliru adalah cara manusia menghayati agamanya,karena manusia adalah makhluk terbatas. Oleh karena itu setiap orang perlu mengembangkan budaya kejujuran,artinya budaya toleransi dan kerendahan hati.Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa kebebasan beragama merupakan salah satu hak asasi yang melekat pada pribadi manusia,yang dalam UUD 1945 dan dalam dokumen-dokumen internasional di akui secara resmi (bdk. Yohanes XXIII,1963:295-296).