beton (laporan tetap praktikum pengetahuan bahan 2) febri irawan 05091002006

33
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN “ BETON “ DISUSUN OLEH : FEBRI IRAWAN 05091002006 KELOMPOK 5 PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Upload: febri-irawan-putra-zenir

Post on 30-Jun-2015

806 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Beton (Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Bahan 2) Febri Irawan 05091002006

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN

“ BETON “

DISUSUN OLEH :

FEBRI IRAWAN

05091002006

KELOMPOK 5

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDERALAYA

2010

Page 2: Beton (Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Bahan 2) Febri Irawan 05091002006

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam perkembangan peradaban manusia khususnya dalam hal bangunan,

tentu kerap mendengar cerita tentang kemampuan nenek moyang merekatkan

batu-batu raksasa hanya dengan mengandalkan zat putih telur, ketan atau lainnya.

Alhasil, berdirilah bangunan fenomenal, seperti Candi Borobudur atau Candi

Prambanan di Indonesia ataupun jembatan di Cina yang menurut legenda

menggunakan ketan sebagai perekat. Ataupun menggunakan aspal alam

sebagaimana peradaban di Mahenjo Daro dan Harappa di India ataupun bangunan

kuno yang dijumpai di Pulau Buton

Benar atau tidak, cerita, legenda tadi menunjukkan dikenalnya fungsi

semen sejak zaman dahulu. Sebelum mencapai bentuk seperti sekarang, perekat

dan penguat bangunan ini awalnya merupakan hasil percampuran batu kapur dan

abu vulkanis. Pertama kali ditemukan di zaman Kerajaan Romawi, tepatnya di

Pozzuoli, dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk itu lantas dinamai pozzuolana.

Sedangkan kata semen sendiri berasal dari caementum (bahasa Latin), yang

artinya kira-kira "memotong menjadi bagian-bagian kecil tak beraturan". Meski

sempat populer di zamannya, nenek moyang semen made in Napoli ini tak

berumur panjang. Menyusul runtuhnya Kerajaan Romawi, sekitar abad

pertengahan (tahun 1100 - 1500 M) resep ramuan pozzuolana sempat menghilang

dari peredaran.Baru pada abad ke-18 (ada juga sumber yang menyebut sekitar

tahun 1700-an M), John Smeaton - insinyur asal Inggris - menemukan kembali

ramuan kuno berkhasiat luar biasa ini. Dia membuat adonan dengan

memanfaatkan campuran batu kapur dan tanah liat saat membangun menara suar

Eddystone di lepas pantai Cornwall, Inggris.

Ironisnya, bukan Smeaton yang akhirnya mematenkan proses pembuatan

cikal bakal semen ini. Adalah Joseph Aspdin, juga insinyur berkebangsaan

Inggris, pada 1824 mengurus hak paten ramuan yang kemudian dia sebut semen

Page 3: Beton (Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Bahan 2) Febri Irawan 05091002006

portland. Dinamai begitu karena warna hasil akhir olahannya mirip tanah liat

Pulau Portland, Inggris. Hasil rekayasa Aspdin inilah yang sekarang banyak

dipajang di toko-toko bangunan.Sebenarnya, adonan Aspdin tak beda jauh dengan

Smeaton. Dia tetap mengandalkan dua bahan utama, batu kapur (kaya akan

kalsium karbonat) dan tanah lempung yang banyak mengandung silika (sejenis

mineral berbentuk pasir), aluminium oksida (alumina) serta oksida besi. Bahan-

bahan itu kemudian dihaluskan dan dipanaskan pada suhu tinggi sampai terbentuk

campuran baru.

Selama proses pemanasan, terbentuklah campuran padat yang

mengandung zat besi. Nah, agar tak mengeras seperti batu, ramuan diberi bubuk

gips dan dihaluskan hingga berbentuk partikel-partikel kecil mirip

bedak.Lazimnya, untuk mencapai kekuatan tertentu, semen portland berkolaborasi

dengan bahan lain. Jika bertemu air (minus bahan-bahan lain), misalnya,

memunculkan reaksi kimia yang sanggup mengubah ramuan jadi sekeras batu.

Jika ditambah pasir, terciptalah perekat tembok nan kokoh. Namun untuk

membuat pondasi bangunan, campuran tadi biasanya masih ditambah dengan

bongkahan batu atau kerikil, biasa disebut concrete atau beton.

Beton bisa disebut sebagai mahakarya semen yang tiada duanya di dunia.

Nama asingnya, concrete - dicomot dari gabungan prefiks bahasa Latin com, yang

artinya bersama-sama, dan crescere (tumbuh). Maksudnya kira-kira, kekuatan

yang tumbuh karena adanya campuran zat tertentu. Dewasa ini, nyaris tak ada

gedung pencakar langit berdiri tanpa bantuan beton.

Meski bahan bakunya sama, "dosis" semen sebenarnya bisa disesuaikan

dengan beragam kebutuhan. Misalnya, jika kadar aluminanya diperbanyak,

kolaborasi dengan bahan bangunan lainnya bisa menghasilkan bahan tahan api. Ini

karena sifat alumina yang tahan terhadap suhu tinggi. Ada juga semen yang cocok

buat mengecor karena campurannya bisa mengisi pori-pori bagian yang hendak

diperkuat.

Page 4: Beton (Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Bahan 2) Febri Irawan 05091002006

Masa-masa gencarnya pembangunan di Indonesia yang dulu biasa disebut

jaman pembangunan, telah lama lewat. Tetapi hal ini tidak akan pernah

menyurutkan kebutuhan material-material bahan bangunan seperti baja, kayu, dan

tentu saja beton. Kebutuhan akan beton tentu saja tidak terlepas dari berbagai

kelebihan yang dimilikinya sehingga beton seringkali menjadi pilihan utama

untuk struktur bangunan.

Sebagai seorang calon insinyur teknik sipil, kebutuhan pengetahuan teknologi

beton mutlak diperlukan karena hampir seluruh bangunan yang didirikan memilih

beton (baik beton bertulang maupun beton tidak bertulang) sebagai material utama

untuk strukturnya. Contoh bangunan yang memakai beton sebagai material

utamanya adalah rumah tinggal (baik bertingkat ataupun tidak), gedung-gedung

perkantoran, jembatan, bendungan, dermaga, bandara, jalan raya, bangunan

industri, dan lain-lain.

Beton adalah campuran antara agregat kasar, agregat halus, semen dan air

serta kadang–kadang ditambahkan zat–zat additive (admixture) sebagai bahan

tambahan. Beton merupakan bahan struktur bangunan yang sangat populer dalam

abad ini karena penggunannya yang sangat luas dalam bidang kontruksi bangunan

sipil.

Dipilihnya beton dalam struktur didorong oleh beberapa faktor di antaranya :

1. Dapat dibentuk sesuai dengan selera kita.

2. Bahan dasarnya banyak tersedia di permukaan bumi.

3. Awet dan tahan terhadap cuaca serta api.

4. Ekonomis.

Beton dalam penggunaannya dalam bidang kontruksi tidak berdiri sendiri,

sering digabungkan dengan yang lain seperti baja yang sering disebut dengan

beton bertulang.

Beberapa aspek yang dibahas dalam teknologi beton adalah :

1. Komponen–komponen utama pembentuk beton yang terdiri dari :

Page 5: Beton (Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Bahan 2) Febri Irawan 05091002006

- Semen (Portland cemen ).

- Bahan isian (Agregat kasar dan halus).

- Air.

2. Rencana campuran (Mix Design).

3. Cara mencampur, menuang dan memelihara beton.

4. Pengujian kualitas beton.

Dari uraian di atas jelaslah bahwa perlu diadakan Praktikum Teknologi Beton

agar mahasiswa dapat mengetahui, memahami, dan merencanakan beton sesuai

dengan teori dan ketentuan-ketentuan yang telah diterapkan oleh dosen pengajar

mata kuliah yang bersangkutan.

2. Tujuan

Tujuan percobaan mortar ini adalah :

Sebagai penerapan teori yang telah diberikan dalam kuliah tatap

muka.

Agar mahasiswa mengetahui tata cara dalam menentukan rencana

campuran beton.

Agar mahasiswa mampu membuat beton sesuai dengan rencana

campuran beton yang telah ditetapkan.

Dari percobaan ini juga kita dapat mengetahui beberapa sifat beton dan

juga bahan penyusunnya.

Page 6: Beton (Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Bahan 2) Febri Irawan 05091002006

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air

Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih, tidak boleh

mengandung minyak, asam, alkali, zat organis atau bahan lainnya yang dapat

merusak beton atau tulangan. Sebaiknya dipakai air tawar yang dapat diminum.

Air yang digunakan dalam pembuatan beton pra-tekan dan beton yang akan

ditanami logam almunium (termasuk air bebas yang terkandung dalam agregat)

tidak boleh mengandung ion klorida dalam jumlah yang membahayakan (ACI

318-89:2-2). Untuk perlindungan terhadap korosi, konsentrasi ion klorida

maksimum yang terdapat dalam beton yang telah mengeras pada umur 28 hari

yang dibasilkan dari bahan campuran termasuk air, agregat, bahan bersemen dan

bahan campuran tambahan tidak boleh melampaui nilai batas diberikan pada

Tabel 3.2.

Tabel Batas Maksimum Ion Klorida

Jenis Beton Batas (%)

Beton pra-tekan

Beton bertulang yang selamanya berhubungan dengan klorida

Beton bertulang yang selamanya kering atau terlindung dari basah

Konstruksi beton bertulang lainnya

0,06

0,15

1,00

0,30

Sumber: PB 1989:23

Page 7: Beton (Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Bahan 2) Febri Irawan 05091002006

2.2 Semen

Semen merupakan bahan ikat yang penting dan banyak digunakan dalam

pembangunan fisik di sektor konstruksi sipil. Jika ditambah air, semen akan

menjadi pasta semen. Jika ditarnbah agregat halus, pasta semen akan menjadi

mortar yang jika digabungkan dengan agregat kasar akan menjadi campuran beton

segar yang setelah mengeras akan menjadi beton keras (concrete). Semen yang

digunakan untuk pekerjaan beton harus disesuaikan dengan rencana kekuatan dan

spesifikasi teknik yang diberikan.

Semen merupakan bahan campuran yang secara kimiawi aktif setelah

berhubungan dengan air. Agregat tidak memainkan peranan yang penting dalam

reaksi kimia tersebut, tetapi berfungsi sebagai bahan pengisi mineral yang dapat

mencegah perubahan-perubahan volume beton setelah pengadukan selesai dan

memperbaiki keawetan beton yang dihasilkan.

Pada umumnya, beton mengandung rongga udara sekitar 1% - 2% pasta

semen (semen dan air) sekitar 25% - 40%, dan agregat (agregat halus dan agregat

kasar) sekitar 60% - 75%. Untuk mendapatkan kekuatan yang baik, sifat dan

karakteristik dari masing-masing bahan penyusun tersebut perlu dipelajari.

2.2.1 Jenis semen

Semen merupakan hasil industri yang sangat kompleks, dengan campuran dan

susunan yang berbeda-beda. Semen dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:

a. semen non-hidrolik semen non-hidrolik tidak dapat mengikat dan

mengeras dalam air, akan tetapi dapat mengeras di udara. Contoh utama

dari semen non-hidrolik adalah kapur.

Page 8: Beton (Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Bahan 2) Febri Irawan 05091002006

b. Semen hidrolik mempunyai kemampuan untuk mengikat dan mengeras

dalam air. Contoh semen hidrolik adalah semen pozollan, semen terak,

semen alam, semen protland, semen portland-pozollan, dll.

2.3 Agregat

Kandungan agregat dalam campuran beton biasanya sangat tinggi.

Berdasarkan pengalaman, komposisi agregat tersebut berkisar 60%-70% dari berat

campuran beton. Walaupun fungsinya hanya sebagai pengisi, tetapi karena

komposisinya yang cukup besar, agregat inipun menjadi penting. Karena itu perlu

dipelajari karakteristik agregat yang akan menentukan sifat mortar atau beton

yang akan dihasilkan.

Agregat yang digunakan dalam campuran beton dapat berupa agregat alam

atau agregat buatan (artificial aggregates). Secara umum, agregat dapat dibedakan

berdasarkan ukurannya, yaitu, agregat kasar dan agregat halus. Batasan antara

agregat halus dan agregat kasar berbeda antara disiplin ilmu yang satu dengan

yang lainnya. Meskipun demikian, dapat diberikan batasan ukuran antara agregat

halus dengan agregat kasar yaitu 4,80 mm, (British Standard) atau 4,75 mm

(Standar ASTM). Agregat kasar adalah batuan yang ukuran butirnya lebih besar

dari 4,80 mm (4,75 mm) dan agregat halus adalah batuan yang lebih kecil dari

4,80 mm (4,75 mm). Agregat dengan ukuran lebih besar dari 4,80 mm dibagi lagi

menjadi dua: yang berdiameter antara 4,80-40 mm, disebut kerikil beton dan yang

lebih dari 40 mm, disebut kerikil kasar.

Agregat yang digunakan dalam campuran beton biasanya berukuran lebih

kecil dari 40 mm. Agregat yang ukurannya lebih besar dari 40 mm digunakan

untuk pekerjaan sipil lainnya, misalnya untuk pekerjaan jalan, tanggul-tanggul

penahan tanah, bronjong, atau bendungan, dan lainnya. Agregat halus biasanya

dinamakan pasir dan agregat kasar dinamakan kerrikil, spilit, batu pecah, kricak,

dan lainnya.

Page 9: Beton (Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Bahan 2) Febri Irawan 05091002006

2.3.1 Pemeriksaan Mutu Agregat & Syarat Mutu Agregat

Pemeriksaan mutu agregat dimaksudkan untuk mendapatkan bahan

bahan campuran beton yang memenuhi syarat, sehingga beton yang dihasilkan

nantinya sesuai dengan yang diharapkan. Agregat yang digunakan harus

memenuhi spesifikasi teknik yang telah ditetapkan di dalam kontrak kerja. Jika

dilihat dari volume agregat dalam campuran beton, agregat memberikan

kontribusi yang besar terhadap campuran.

Agregat normal harus memenuhi syarat mutu sesuai dengan SII.0052-80, "Mutu

dan Cara Uji Agregat Beton" dan jika tidak tercantum dalam syarat ini harus

memenuhi syarat ASTM C.33-82, "Standard Spesification for Concrete

Aggregates". Agregat ringan harus memenuhi syarat yang diberikan oleh ASTM

C.330-80, "Spesificatioii for Lightweight for Struclural Concrete".

2.3.1.1 Agregat Normal Menurut SII.0052

2.3.1.1.1 Agregat Halus

1. Modulus halus butir 1,5 sampai 3,8

2. Kadar lumpur atau bagian yang lebih kecil dari 70 mikron (0,074 mm)

maksimum 5%.

3. Kadar zat organik yang terkandung yang ditentukan dengan

mencampur agregat halus dengan larutan natrium sulfat (NaS04) 3%,

jika dibandinglcan dengan warna standar/pembanding tidak lebih tua

dari pada warna standar.

4. Kekerasan butiran jika dibandingkan dengan kekerasan butir pasir

pembanding yang berasal dari pasir kwarsa bangka memberikan

angka, tidak lebih dari 2,20.

5. Kekekalan (jika diuji dengan natrium sulfat bagian yang hancur

maksimum 10%, dan jika di pakai magnesium sulfat, maksimum 15%)

Page 10: Beton (Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Bahan 2) Febri Irawan 05091002006

2.3.1.1.2 Agregat Kasar

1. Modulus halus butir 6,0 sampai 7,1.

2. Kadar lumpur atau bagian yang lebih kecil dari 70 mikron (0,074mm)

maksimum 1%.

3. Kadar bagian yang lemah jika diuji dengan goresan batang tembaga

maksimum 5%.

4. Kekalan jika diuji dengan natrium sulfat bagian yang hancur

maksimum 12%, dan jika dipakai magnesium sulfat bagian yang

hancur maksimum 18%.

5. Tidak bersifat reaktif terhadap alkali jika kadar alkali dalam semen

sebagai Na20 lebih besar dari 0,6%.

6. Tidak rnengandung butiran yang panjang dan pipih lebih dari 20%.

7. Kekerasan agregat harus memenuhi syarat seperti Tabel 4.4 di atas.

2.3.1.2 Agregat Normal Menurut ASTM C.33

Agregat normal yang dipakai dalam campuran beton sesuail dengan ASTM, berat

isinya tidak boleh kurang dari 1200 kg/m3.

2.3.1.2.1 Agregat Halus

1. Modulus halus butir 2,3 sampai 3,1

2. Kadar lumpur atau bagian yang lebih kecil dari 70 mikron (0,074 mm

atau No.200) dalam persen berat maksimum,

Untuk beton yang mengalarni abrasi sebesar 3,0%

Untuk beton jenis lainnya sebesar 5%.

3. Kadar gumpalan tanah liat dan partikel yang mudah dirapikan

maksimum 3%.

4. Kandungan arang dan lignit.

Bila tampak permukaan beton dipandang penting (beton akan

diekspos), maksimurn 0,5%.

Beton jenis lainnya,maksimum l,0%

Page 11: Beton (Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Bahan 2) Febri Irawan 05091002006

5. Kadar zat organik yang ditentukan dengan mencampur agregat halus

dengan larutan natrium sulfat (NaSO4) 3%, tidak menghasilkan warna

yang lebih tua dibanding warna standar. Jika warnanya lebih tua maka

ditolak kecuali :

Warna lebih tua timbul karena sedikit adanya arang lignit atau

yang sejenis

Ketika diuji dengan uji perbandingan kuat tekan beton yang dibuat

dengan pasir standar silika hasilnya menunjukan nilai lebih besar

dari 95%. Up kuat tekan sesuai dengan cara ASTM C.87.

6. Tidak boleh bersifat reaktif terhadap alkali jika dipakai untuk beton

yang berhubungan dengan basah dan lembab atau yang berhubungan

dengan bahan yang bersifat reaktif terhadap alkali semen, dimana

penggunaan semen yang mengandung natrium oksida tidak lebih dari

0,6%.

7. Kekalan jika diuji dengan natrium sulfat bagian yang hancur

maksimum 10%, dan jika dipakai magnesium sulfat, maksimum 15%.

2.3.1.2.2 Agregat Kasar

1. Tidak boleh bersifat reaktif terhadap alkali jika dipakai untuk beton

yang berhubungan dengan basah dan lembab atau yang berhubungan

dengan bahan yang bersifat reaktif terhadap alkali semen, di mana

penggunaan semen yang mengandung natrium oksida tidak lebih dari

0,6%.

2. Sifat fisika yang mencakup kekerasan agregat diuji dengan bejana Los

Angeles. Batas ijin partikel yang berpengaruh buruk terhadap beton

dan sifat fisika yang diijinkan untuk agregat kasar. (Limits for Agregat

Deleterious Substances and Physical Requirement of Coarse

Aggregates for Concrete)

Page 12: Beton (Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Bahan 2) Febri Irawan 05091002006

Keunggulan dan Kelemahan Bahan Beton

Seringnya bahan beton menjadi pilihan material utama dalam

pembangunan, tidak terlepas dari berbagai kelebihan yang dimilikinya. Dari sisi

ekonomis, selain mudah dibuat dan mudah dibentuk, bahan beton juga memiliki

keunggulan lain yaitu agregat pengisi (pasir dan kerikil/batu pecah) sangat

berlimpah di alam sehingga mudah didapat. Dari segi kekuatan, bahan beton

memiliki kekuatan tekan (strength) yang sangat tinggi, artinya beton sangat ideal

untuk menerima beban tekan.

Sebaliknya, selain memiliki kelebihan, beton juga memiliki keterbatasan-

keterbatasan tertentu seperti menentukan keseragaman dan ke-homogen-an bahan

beton di lapangan yang sulit sesuai dengan kondisi lingkungan sekitarnya seperti

keadaan cuaca yang tidak terduga, kelalaian pekerja, kualitas material lapangan

yang tidak seragam, dan sebagainya. Semua hal diatas akan mempengaruhi sifat

dan mutu beton, sehingga diperlukan pengawasan yang ketat baik saat di lab

maupun saat di lapangan.

Jadi, dapat disimpulkan beberapa keunggulan bahan beton adalah:

a. Material pengisi (agregat) mudah diperoleh.

b. Dapat dibentuk di tempat dan mudah pembuatannya.

c. Mempunyai kuat tekan (compressive strength) yang tinggi.

d. Awet dan relatif murah biaya operasionalnya.

e. Tahan pada suhu ekstrim.

Sedangkan keterbatasan bahan beton adalah:

a. Memiliki kuat tarik yang rendah, dengan kata lain beton sangat rapuh.

b. Memiliki BJ yang besar, artinya beton sangat berat.

c. Memiliki sifat susut (creep).

Page 13: Beton (Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Bahan 2) Febri Irawan 05091002006

Macam dan Pengaruh Bahan-Bahan Pengisi pada Beton

Bahan beton dibuat dari beberapa bahan yang dicampur menjadi satu. Oleh

karena itu, mutu beton akan sangat dipengaruhi oleh mutu bahan-bahan itu

sendiri. Bila mutu agregat, semen, dan airnya bagus, disertai perhitungan yang

tepat sesuai kebutuhan dan pelaksanaan mix design yang teliti dapat dilaksanakan

dengan baik, beton yang dihasilkan akan sangat berkualitas. Tetapi bila salah satu

komponen penyusun beton mempunyai mutu yang kurang baik, maka akan

mempengaruhi mutu beton itu sendiri dan bila dibuat suatu struktur, akan dapat

membahayakan.

Agregat adalah material granular, misalnya pasir, kerikil, batu pecah dan

kerak tungku besi yang dipakai bersama-sama dengan suatu media pengikat untuk

membentuk sebuah beton hidrolik atau adukan. Cara menilai agregat yang akan

digunakan untuk bahan campuran beton tergantung pada :

a. Ukuran serta gradasinya

b. Kebersihannya

c. Kekerasannya

d. Bentuk butirannya

e. Bentuk permukaannya

f. Berat jenisnya.

Page 14: Beton (Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Bahan 2) Febri Irawan 05091002006

III. METODOLOGI

1. Tempat dan Waktu

Tempat dilakukannya percobaan mortar ini dilaksanakan di Jurusan

Teknologi Pertanian Universitas Sriwijaya.

Hari : Selasa

Tanggal : 30 November 2010

Pukul : 08.30 WIB s.d. selesai

2. Alat dan Bahan

Alat

a. Timbangan

b. Kotak kubus 20 cm x 20 cm x

20 cm

c. Palu

d. Cangkul

e. Centong semen

Bahan

a. Semen

b. Pasir

c. Air

d. Kerikil 20 mm

3. Cara Kerja

1. Buat kotak kayu ukuran 20 cm x 20 cm x 20 cm sebanyak 3 kotak, dimana

pada praktikum ini akan membuat tiga jenis beton dengan masing-masing

jenis dua sampel.

2. Timbang bahan-bahan yang terdiri dari koral ( agregat 20 mm), pasir,

semen, dan air yang digunakan sesuai dengan jenis beton yang dibuat

dengan perbandingan 1 semen : 2 kerikil : 3 air ( untuk setiap komponen

ditambah sekitar 10-15%.

Page 15: Beton (Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Bahan 2) Febri Irawan 05091002006

3. Buat adonan beton dengan mencampurkan pasir dan semen terlebih dahulu

kemudian air, diaduk sampai homogen kemudian masukan koral dalam

adonan dan aduk kembali hingga homogeny dengan perbandingan

tertentu.

4. Masukan dalam adonan beton dalam cetakan kayu dengan memberi label

masing jenis tiga sampel.

5. Ulangi kegiatan 1-4 untuk jenis beton lain yang akan dibuat.

6. Kemudian kotak berisi adonan beton dikeringkan dengan cara dianginkan.

Page 16: Beton (Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Bahan 2) Febri Irawan 05091002006

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil

Jenis

beton

Kondisi

lingkunga

n

Faktor air

semen

maksimum

beton

normal

Kandungan semen minimum

( Kg/m3 )

Ukuran agregat minimum ( mm )

40 20 14 10

Pratekan Ringan 0,65 300 300 300 300

Pratekan Sedang 0,55 300 300 320 340

Tidak

bertulangRingan 0,65 200 220 250 270

1. Beton Pratekan ( ukuran agregat 20 mm)

a. Ringan :

Kandungan semen min, Kg/m3

300 Kg/m3 = 300 x 10-6 Kg/cm3

= 3 x 10-4 Kg/cm3

Volume 1 kotak 20 cm x 20 cm x 20 cm = 8000 cm3

Kebutuhan semen per kotak

= kandungan semen minimum x volume

= 3 x 10-4 Kg/cm3 x 8000 cm3 = 2,4 Kg

Kebutuhan air per kotak

= 2,4 Kg x 0,65 = 1,56 Kg = 1,56 liter

Page 17: Beton (Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Bahan 2) Febri Irawan 05091002006

b. Sedang :

Kandungan semen min, Kg/m3

300 Kg/m3 = 300 x 10-6 Kg/cm3

= 3 x 10-4 Kg/cm3

Volume 1 kotak 20 cm x 20 cm x 20 cm = 8000 cm3

Kebutuhan semen per kotak

= kandungan semen minimum x volume

= 3 x 10-4 Kg/cm3 x 8000 cm3 = 2,4 Kg

Kebutuhan air per kotak

= 2,4 Kg x 0,55 = 1,32 Kg = 1,32 liter

2. Beton Tidak Bertulang Ringan ( ukuran agregat 20 mm)

Kandungan semen min, Kg/m3

220 Kg/m3 = 220 x 10-6 Kg/cm3

= 22 x 10-5 Kg/cm3

Volume 1 kotak 20 cm x 20 cm x 20 cm = 8000 cm3

Kebutuhan semen per kotak

= kandungan semen minimum x volume

= 22 x 10-5 Kg/cm3 x 8000 cm3 = 1,76 Kg

Kebutuhan air per kotak

1,76 Kg x 0,65 = 1,144 Kg = 1,144 liter

Page 18: Beton (Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Bahan 2) Febri Irawan 05091002006

2. Pembahasan

Dalam konstruksi, beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang

terbuat dari kombinasi aggregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari

beton adalah beton semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya

kerikil dan pasir), semen dan air.

Dari perhitungan di atas kita dapat membahas pembuatan beton dengan

perbandingan yang telah ditentukan. Jika kita melihat pada bagian beton pratekan

pada konsumsi semen per kotak itu adalah sama yaitu 2.4 kg yang menjadi

perbedaan di sini adalah kebutuhan air dalam kondisi beton pratekan ringan dan

pratekan sedang. Kondisi konsumsi air pada beton pratekan ringan menggunakan

air yang cukup banyak yang mengakibatkan proses pengeringan jauh lebih lama

dari kondisi beton pratekan sedang yang konsumsi airnya lebih sedikit dari yang

pertama.

Kemudian jika melihat kondisi ketiga dimana kondisi ketiga ini beton tak

bertulang ringan memiliki konsumsi semen dan air yang berbeda dari kondisi

pertama dan kedua. Dimana konsumsi semen jauh lebih sedikit dari kondisi

pertama dan kedua dan juga dengan penggunaan airnya, jauh lebih sedikit dari

keadaan kedua. Jika kita lihat kondisi ketiga maka dapat kita ramalkan bahwa

proses pengeringan jauh lebih cepat karena kita melihat konsumsi air dan semen

yang digunakan.

Kelebihan beton dibanding dengan bahan bangunan lain adalah harga

relatif murah karena menggunakan bahan-bahan dasar dari bahan lokal. Beton

termasuk bahan aus dan tahan terhadap kebakaran, sehingga biaya perawatan

termasuk rendah. Beton termasuk bahan yang berkekuatan tekan tinggi, serta

mempunyai sifat tahan terhadap pengkaratan/pembusukan oleh kondisi alam.

Kekurangan beton dibanding dengan bahan bangunan lain adalah beton

mempunyai kuat tarik yang rendah sehingga mudah retak, oleh karena itu

diperlukan baja tulangan untuk menahannya.

Page 19: Beton (Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Bahan 2) Febri Irawan 05091002006

V. KESIMPULAN

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan yaitu;

Beton merupakan bahan struktur bangunan yang sangat populer

dalamabad ini karena penggunannya yang sangat luas dalam bidang

kontruksi bangunan sipil.

Beton pratekan pada konsumsi semen per kotak itu adalah sama yaitu

2.4 kg yang menjadi perbedaan di sini adalah kebutuhan air dalam

kondisi beton pratekan ringan dan pratekan sedang.

Kemudian jika melihat kondisi ketiga dimana kondisi ketiga ini beton

tak bertulang ringan memiliki konsumsi semen dan air yang berbeda

dari kondisi pertama dan kedua.

Kelebihan beton dibanding dengan bahan bangunan lain adalah harga

relatif murah karena menggunakan bahan-bahan dasar dari bahan lokal.

Beton termasuk bahan aus dan tahan terhadap kebakaran, sehingga

biaya perawatan termasuk rendah dll.

Kekurangan beton dibanding dengan bahan bangunan lain adalah beton

mempunyai kuat tarik yang rendah sehingga mudah retak, oleh karena

itu diperlukan baja tulangan untuk menahannya

Page 20: Beton (Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Bahan 2) Febri Irawan 05091002006

DAFTAR PUSTAKA

chestofbooks.com/crafts/popular...5/Cement-Mortar.html ( diakses 26 November

2010 ).

http://id.wikipedia.org/wiki/Beton ( diakses 01 Desember 2010 ).

id.wikipedia.org/wiki/Semen ( diakses 26 November 2010 ).

Locher, Friedrich W. (2006). Cement: Principles of production and use.

Duesseldorf, Germany: Verlag Bau + Technik GmbH. ISBN 3-7640-

0420-7.

Mindess, S.; Young, J.F. (1981). Concrete. Englewood, NJ, USA: Prentice-Hall.

ISBN 0-1316-7106-5.

Prof. Ir. Tata Surdia MS. Met. E. - Prof. DR. Shinroku Saito.1985. Pengetahuan

Bahan Teknik. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Page 21: Beton (Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Bahan 2) Febri Irawan 05091002006

LAMPIRAN GAMBAR

1. Alat dan bahan

2. Penimbangan bahan

3. Pembuatan mortar

Page 22: Beton (Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Bahan 2) Febri Irawan 05091002006

4. Hasil pembuatan beton