bidang unggulan : ketahanan pangan laporan penelitian ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan...

83
1 Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING UPAYA PEMANFAATAN EKSTRAK BAHAN NABATI DARI BERBAGAI JENIS TANAMAN TERHADAP PERKEMBANGAN NEMATODA PURU AKAR (MELOIDOGYNE SPP) DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI (CAPSICUM ANNUUM L.) Dibiayai Dari Dana DIPA PNPB Universitas Udayana Dengan Surat Perjanjian Penugasan Dalam Rangka Pelaksanaan Penelitian Desentralisasi Tahun Anggaran Nomor:311- 61/UN14.2/PNL.01.03.00/2015 PROF. DR. IR. I NYOMAN WIJAYA, MS; NIDN 0007125606 PROF. DR. DRA. MADE SRITAMIN, MS; NIDN 0021105202 IR. KETUT AYU YULIADHI,MP; NIDN 0006076004 PROGRAM STUDI AGREKOTEKNOLOGI, FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA NOPEMBER 2015

Upload: trinhtuyen

Post on 24-Jul-2019

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

1

Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan

LAPORAN

PENELITIAN HIBAH BERSAING

UPAYA PEMANFAATAN EKSTRAK BAHAN NABATI DARI BERBAGAI JENIS

TANAMAN TERHADAP PERKEMBANGAN NEMATODA PURU AKAR

(MELOIDOGYNE SPP) DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI (CAPSICUM ANNUUM L.)

Dibiayai Dari Dana DIPA PNPB Universitas Udayana Dengan Surat Perjanjian Penugasan

Dalam Rangka Pelaksanaan Penelitian Desentralisasi Tahun Anggaran Nomor:311-

61/UN14.2/PNL.01.03.00/2015

PROF. DR. IR. I NYOMAN WIJAYA, MS; NIDN 0007125606

PROF. DR. DRA. MADE SRITAMIN, MS; NIDN 0021105202

IR. KETUT AYU YULIADHI,MP; NIDN 0006076004

PROGRAM STUDI AGREKOTEKNOLOGI, FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

NOPEMBER 2015

Page 2: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

2

Page 3: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

3

RINGKASAN

I Nyoman Wijaya , Made Sritamin, Ketut Ayu Yuliadhi

Program Studi:Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Udayana

Lombok diproduksi secara luas di Bali untuk memenuhi kebutuhan lokal dan nasional.

Kultivar lombok yang banyak ditanam di Bali adalahlombok besar (Capsicum annum L) dan

lombok kecil (Capsicum frutescens L). Dalam budidaya tanaman lombok terdapat tantangan dan

kendala yang menghambat keberhasilan produksi lombok. Faktor penghambat tersebut berupa

fisik, sosial/ekonomi dan biologis. Salah satu kendala biologis yang sangat penting adalah

adanya hama dan patogen yang menyerang tanaman sehingga menyebabkan penurunan kuantitas

dan kualitas produksi (Oka, 1995). Salah satu organisme pengganggu yang menyerang tanaman

lombok adalah nematoda puru akar (Meloidogyne spp). Nematoda ini dapat menimbukan

kerusakan akar pada tanaman hortikultura, perkebunan dan gulma (Dropkin, 1991). Kehilangan

hasil akibat serangan nematoda ini mengakibatkan kerusakan sebesar 70 % dan disamping

sebagai hama penting, juga mengakibatkan tanaman mudah terserang oleh patogen lain sepeti

jamur,bakteri dan virus (Mustika dan Ahmad, 2004) dan nematoda puru akar termasuk golongan

hama yang mengkhawatirkan karena bersifat poligagus dan populasinya sudah menyebar di

seluruh dunia (Adiputra, 2006).

Nematoda puru akar (Meloidogyne spp.) merupakan golongan nematoda penting yang

menyebabkan penurunan produksi lombok secara signifikan. Berbagai cara pengendalian yang

dilakukan untuk menekan populasi Meloidogyne spp. seperti penanaman varietas tahan, rotasi

tanaman dan kultur teknis, dinilai masih kurang memberikan respon yang cepat dibandingkan

dengan pengendalian kimiawi. Penggunakan Biopestisida merupakan cara pengendalian yang

belum banyak dilakukan oleh para petani, karena para petani belum bisa menerapkan cara

pengendalian ini secara jelas . Selain itu penerapan pemanfaatan pengendalian dengan bahan

nabati adalah merupakan cara yang ramah lingkungan dibandingkan dengan pestisida sintetis.

Berdasarkan hal tersebut, maka dilaksanakan penelitian mengenai uji estrak daun dari

beberapa jenis tanaman untuk mengendalikan nematoda puru akar Meloidogyne spp. pada

Page 4: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

4

tanaman cabai. Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak daun dari beberapa

jenis Chromolaena odorata, Carica papaya, Cymbopogon nardus L., Piper betle L., Nicotiana

tabacum, tanaman mampu menekan populasi Meloidogyne spp dan untuk mengetahui ekstrak

daun yang paling efektif menekan populasi Meloidogyne spp.

Penelitin ini di laksanakan di Laboratorium nematologi, Program Studi Perlindungan

Tanaman, Jurusan Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana dan di rumah

plastik. Bahan yang digunakan adalah bibit tomat (untuk merearing nematoda dalam akar

tanaman tomat), aquades, pupuk, alkohol 70%, formalin 4%, tanaman segar Lantana camara,

campuran tanah:pasir:kompos (1:1:1) yang telah disterilkan, bibit tanaman lombok besar dan

sumber inokulum Meloidogyne spp..

Pengujian estrak daun tanaman dilakukan dengan menyiapkan bibit tanaman lombok

besar yang telah berumur 2 minggu untuk di pelihara hingga berumur 1 bulan. kemudian diberi

nematoda larva stadia II (larva infektif) dari hasil pemeliharaan pada tanaman tomat. Masing-

masing pot diinfestasikan dengan 500 ekor larva. Sehari setelah infestasi nematoda kemudian

diberi perlakuan dengan ekstrak Lantana camara, Chromolaena odorata, , L., Piper betle L.

dalam berbagai konsentrasi yaitu 50 cc, 100 cc, 150cc dan 200 cc/pot Penyiraman ekstrak

dilakukan seminggu sekali selama 4 minggu (1 bulan), perlakuan pertama dilakukan sehari

setelah infestasi nematoda puru akar Tiap perlakuan ekstrak tanaman masing-masing terdapat 4

ulangan atau 4 pot dan kontrol . Untuk mengetahui kemampuan ekstrak tanaman dalam menekan

perkembangan populasi Meloidogyne spp. baik yang ada di dalam tanah maupun pada akar

tanaman lombok dilakukan dengan cara mencabut tanaman sampai ke akarnya, pencabutan

dilakukan setelah tanaman lombok berumur 3 bulan. Percobaan menggunakan Rancangan Acak

Lengkap yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 4 ulangan tiap perlakuan dan kontrol sakit,

sehingga total tanaman lombok terdapat 68 pot tanaman. Data yang diperoleh kemudian

dianalisis dengan uji F dan dilanjutkan dengan uji Duncan’s 0,05.

Berdasarkan hasil pengujian ekstrak daun dari beberapa jenis tanaman, ekstrak daun sirih

(Piper betle Linn.) merupakan ekstrak yang paling baik karena dapat menekan populasi

nematoda dalam 300 g tanah sebesar 72,72 %%, daun C.odorata menekan populasi nematoda

59,46 % dan pada daun L.camara menekan nematoda 54,16 %. Penekanan nematoda dalam akar

juga paling besar pada konsentrasi 200 cc/pot ,pada daun Piper betle dapat menekan sebesar

Page 5: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

5

70,83 %, pada daun C.odorata sebesar 61,57 % dan pada daun L. camara. sebesar 54,62 %

Pengruhnya terhadap penekanan puru dalam akar tertinggi pada daun P. betle yaitu sebesar

70,8 %, pada daun C.odorata sebesar 61,5 % dan pada daun L.camara sebesar 54,6 %.

Dapat disimpulkan bahwa semua bahan ekstrak jenis daun yang digunakan memberikan

kemampuan untuk menekan populasi nematoda puru akar Meloidogyne spp. dan yang paling

baik daya penekanannya adalah ekstrak daun sirih pada konsentrasi 200 cc/pot dan yang paling

rendah adalah ekstrak daun L.camara. Hal yang sama juga terjadi terhadap penekanan jumlah

puru

Kata kunci : Chromolaena odorata, L., Lantana camara, Meloidogyne spp.., Piper betle L. puru

Page 6: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

6

KATA PENGANTAR

Atas asung kerta waranugraha Ida Sanghyang Widi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa,

penyusunan laporan penelitian : Penelitian Hibah Bersaing dengan judul : Upaya Pemanfaatan

Ekstrak Bahan Nabati Dari berbagai Jenis Tanaman Terhadap Perkembangan Nematoda Puru

Akar ( Meloidogyne spp) dan Produksi tanaman Lombok (Capsicum annuum L) yang dibiayai

dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) BLU Universitas Udayana, Tahun Anggaran

2014 dapat diselesaikan . Laporan ini merupakan wujud tanggung jawab dari Tim Peneliti untuk

melaksanakan tugas sesuai dengan usul penelitian sebagai salah satu tugas yang wajib untuk

dilaksanakan dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Penelitian ini telah dilaksanakan oleh Tim peneliti dengan penuh semangat dan kerjasama

yang baik sehingga kami bisa mewujudkan laporan hasil penelitian ini sesuai dengan waktu yang

disediakan dari LPPM Unud. Bersama ini kami dari Tim Peneliti mengucapkan terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada Rektor Universitas Udayana yang telah menyediakan dana dan

ijin untuk melaksanakan penelitian ini. Kepada Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian

Kepada Masyarakat beserta staf kami juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya

atas segala bantuan yang telah diberikan untuk menunjang kegiatan penelitian ini.

Kepada mahasiswa/i yang telah banyak membantu kami dalam pelaksanaan penelitian ini

kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, dan rekan –rekan kami yang tidak

dapat disebutkan satu persatu kami juga mengucapkan terima kasih.

Kami masih menyadari akan adanya kekurangan-kekurangan dalam pembuatan laporan ini

kerena keterbatasan waktu yang tersedia, maka untuk penyempurnaan laporan ini kami

mengharapkan saran-saran yang bersifat membangun. Bagi para pembaca laporan ini, mudah-

mudahan bermanfaat.

Denpasar, 9 Nopember 2015

Tim Penyusun.

Page 7: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

7

, DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………………… ii

RINGKASAN ……………………………………………………………………… ... ii

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………… vi

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………… viii

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………… x

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………... xi

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………………….. xii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1.Latar Belakang …....................................................................................... 1

1.2.Permasalahan …………………………………………………………….. 4

1.3.Tujuan Penelitian ………………………………………………………...... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………………. 6

2.1 Tanaman Lombok Merah ( Capsicum annuum L)……………………………. 6

2.2 Nematoda Puru Akar , Meloidogyne spp . ……………………………………. 8

2.2.1. Klasifikasi Meloidogyne spp ……………………………………………… 8

2.2.2. Morfologi Meloidogyne spp ……………………………………………… 9

2.2.3. Sebaran Tanamn Inang …………………………………………………… 12

2.2.4 Siklus Hidup dan Perkembangbiakan Meloidogyne spp. ………………… 12

2.2.5. Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan ………………

Perkembangan Meloidogyne spp ………………………………………… 15

Page 8: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

8

2.2.6. Gejala Serangan ………………………………………………………… 15

2.2.7. Patogenitas Meloidogyne spp. ………………………………………… 16

2.2.8. Pengendalian Nematoda Puru Akar, Meloidogyne spp ………………… 18

2.3. Arti Penting Meloi dogyne spp. pada Tanaman Lombok ………………… 18

2.4. Biopestisida ……………………………………………………………… 21

2.5. Ekstraksi Pestisida nabati ………………………………………………… 21

2.6. Tumbuhan Yang Digunakan Sebagai Pestisida Nabati Dalam

Penelitian ……………………………………………………………….. 21

2.6.1. Tembelekan ( Lantana camara ) ………………………………………… 24

2.6.2. Kirinyuh ( Chromolaena odorata ) ……………………………………… 26

2.6.3. Sirih (Piper betle L)) …………………………………………………….. 27

2.7. Kerugian Ekonomi Terhadap Serangan Nematoda Puru Akar

Meloidogyne spp. ........................................................................................ 29

2.8. Interaksi Tanaman Inang Terhadap Meloidogyne spp.................................. 30

BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ..................................................... 32

3.1. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 32

3.2. Manfaat Penelitian ......................................................................................... .32

BAB IV. METODE PENELITIAN .................................................................................... 34

4.1. Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................................... 34

Page 9: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

9

4.2 Bahan Dan Alat Penelitian ………………………………………………… 34

4.3. Persiapan Penelitian ........................................................................................ 35

4,4. Metode Penelitian ............................................................................................ 37

4.4.1. Pembuatan Ekstrak Berbagai Daun Tanaman Uji ..................................... 37

4.4.2. Pembuatan Suspensi Meloidogyne spp ....................................................... 38 .

4.4.3. Uji Kemampuan Ekstrak Daun Berbagai Jenis Tanaman Uji .................... 40

4.5. Rancangan Percobaan ..................................................................................... 41

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 42

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... .58

6.1. Kesimpulan ................................................................................................... .58

6.2. Saran ............................................................................................................. 58

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... .60

LAMPIRAN ......................................................................................................................... 64

Page 10: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

10

DAFTAR TABEL

2.1. Kandungan Gizi Lombok Merah alam 100 g ............................................................... 7

4.2. Denah Percobaan........................................................................................................... 42

5.1 Pengaruh Perlakuan Ekstrak Tanaman Terhadap Tinggi Tanaman Lombok ………... 44

5.2 Pengaruh Perlakuan Ekstrak Tanaman Terhadap Panjang Akar Tanaman Lombok…. 44

5.3 Pengaruh Perlakuan Ekstrak Tanaman Terhadap Berat Basah Akar Tanaman

Lombok………………………………………………………………………………. 49

5.4 Pengaruh Perlakuan Ekstrak Tanaman Terhadap Populasi Nematoda Puru

Akar dalam 300 g Tanah di Sekitar Perakaran Tanaman Lombok............................... 51

5.5 Pengaruh Perlakuan Ekstrak Tanaman Terhadap Jumlah Puru Akar

Dalam 1 g Akar …………………………………………………………………… … 54

5.6 Pengaruh Perlakuan Ekstrak Tanaman Terhadap Jumlah Ne,matoda Dalam 1 g

Akar …………………………………………………………………………………... 57

5.7 Pengaruh Perlakuan Ekstrak Tanaman Terhadap Berat Buah per Pot Tanaman…….. 58

Page 11: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

11

DAFTAR GAMBAR

2.1 Nematoda Puru akar ( Meloidogyne spp ) betina (A) dan Jantan (B) ................. ....... 9

2.2 Siklus Hidup Meloidogyne spp ................................................................................... 12

2.3 Tumbuhan Tembelekan (Lantana camara L ) ............................................................ 23

2.4 Tumbuhan Kirinyuh ( Chromolaena odorata) ........................................................... 24

2.5 Daun Pepaya (Carica papaya ) .................................................................................. 26

2.6 Daun Sereh wangi (Cymbopogon nardus ) ............................................................... 28

2.7 Daun Sirih ( Piper betle ) ......................................................................................... 30

2.8 Tumbuhan tembakau ( Nicotiana tabacum ) ............................................................ 32

4.1 Pembibitan Tanaman untuk Rearing(A) dan tanaman dalam polybag (B)............... 40

4.2 Cara mengekstrak nematoda dari akar tanaman terinfeksi......................................... 42

5.1 Akar Tanaman Kontrol......................................................................................................... 45

5.2 Akar tanaman lombok dengan perlakuan ekstrak L. camara (A) dan Akar tanaman

lombok dengan perlakuan ekstrak C. odorata (B)............................................................. 46

5.3 Akar tanaman cabai dengan perlakuan ekstrak Carica papaya (A) dan Akar tanaman

cabai dengan perlakuan ekstrak Cymbopogon nardus L. (B) ................................................ 46

5.4 Akar tanaman cabai dengan perlakuan ekstrak Piper betle L. (A) dan Akar tanaman

cabai dengan perlakuan ekstrak Nicotiana tabacum (B) .............................................. 47

Page 12: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Buah lombok diproduksi secara luas di Bali untuk memenuhi kebutuhan lokal dan nasional.

Kultivar Lombok yang banyak ditanam di Bali adalah Lombok besar (Capsicum annum L) dan

Lombok kecil atau sering disebut rawit (Capsicum frutescens L).Namun dalam budidaya

tanaman Lombok terdapat tantangan dan kendala yang menghambat keberhasilan produksi

Lombok. Faktor penghambat tersebut berupa faktor fisik, sosial ekonomi dan biologis. Salah

satu kendala biologis yang sangat penting adalah adanya hama dan pathogen yang menyerang

tanaman sehingga menyebabkan penurunan kuantitas dan kualitas produksi (Oka, 1995). Salah

satu hama yang sering menyerang tanaman tomat adalah dari golongan nematode parasite

tanaman . Akibat serangan hama dari golongan nematoda tersebut pada tanaman lombok di

seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan

Freckman, 1987 dalam Singh et al, 2011).

Nematoda puru akar (Meloidogyne spp.) merupakan golongan nematoda penting yang

menyebabkan penurunan produksi lombok secara signifikan. Meloidogyne spp. termasuk

golongan hama yang berbahaya karena bersifat polifagus dan populasinya telah menyebar di

seluruh dunia (Adiputra, 2006). Menurut data dari Jain et al. (2007 dalam Singh et al., 2011),

kerugian pada pertanaman lombok secara nasional di India yang diakibatkan oleh Meloidogyne

spp. adalah sebesar 12,85% atau sebesar 3,42 juta USD. Secara terperinci penelitian Sasser dan

Freckman dalam Kerry (2001) menyatakan bahwa Meloidogynes spp. menyerang bagian akar

Page 13: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

13

tanaman lombok sehingga menimbulkan kerusakan sebesar 70%. Selain berperan langsung

sebagai hama utama, Meloidogyne spp. juga mengakibatkan tanaman mudah terserang oleh

patogen lain seperti bakteri, jamur, dan virus (Mustika dan Ahmad, 2004). Adiputra, (2006)

menyatakan bahwa Meloidogyne spp. termasuk golongan hama yang mengkhawatirkan karena

bersifat polifagus dan telah tersebar di seluruh dunia

Berbagai cara pengendalian yang dilakukan untuk menekan populasi Meloidogyne

spp.seperti penanaman varietas tahan, rotasi tanaman, dan kultur teknis, dinilai masih kurang

memberikan respon yang cepat dan belum dapat mempertahankan produksi tanaman jika

dibandingkan dengan pengendalian kimiawi (pestisida sintetis) (Kerry, 2001). Namun, cara

penerapan pestisida sintetis cenderung akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan,

seperti resistensi hama terhadap pestisida, resurjensi hama, matinya musuh alami dan mahluk

bukan sasaran, serta meninggalkan residu baik di dalam tanaman ataupun lingkungan sekitarnya.

(Oka, 1995)

Pengendalian dengan menggunakan Biopestisida, yaitu pestisida yang bersumber dari

makhluk hidup merupakan cara pengendalian yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan

pestisida sintetis. Terdapat dua jenis biopestisida yaitu pestisida nabati (berasal dari ekstrak

tumbuhan) dan pestisida hayati/biologi (musuh alami). Biopestisida, dalam hal ini pestisida

nabati, lebih efektif dibandingkan dengan pestisida sintetis karena ekstrak kasar tumbuhan yang

dikandungnya memiliki senyawa aktif yang kompleks dan secara umum dapat memperlihatkan

bioaktivitas yang lebih besar dibandingkan dengan elemen-elemen tunggal yang dikandung

dalam pestisida sintetis (Berenbam et al., 1991dalam Chen et al., 1995). Selain itu, pembuatan

pestisida nabati lebih murah dan praktis karena dibuat dengan cara mengekstrak bahan tumbuhan

yang tersedia di alam dalam jumlah sangat besar. Beberapa bahan ekstrak tanaman berupa

Page 14: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

14

pestisida nabati yang dapat mengendalikan nematoda puru akar yaitu Mimba (Azadirachta

indica), Piretrum (Chysanthemum cinerariaefolim VIS), Mindi (Melia azedarach L), dan

Cengkeh (Syzygium aromaticum L) (Hartoyo, 2012)

Berbagai cara pengendalian dilakukan terhadap nematoda puru akar, Meloidogyne spp .

yaitu penanaman varietas tahan, rotasi tanaman dan kultur teknis, tetapi cara pengendalian

tersebut kurang efektif untuk menekan populasi Meloidogyne spp. (Kerry, 2001). Cara

pengendalian dengan nematisida sintetis masih merupakan cara yang sering diterapkan karena

memberikan respon yang cepat dan dapat mempertahankan produksi tanaman. Cara penerapan

yang tidak tepat dari nematisida sintetis akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.

Dampak negatif dari pestisida sintesis akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungn

sehingga cara ini membuat para ilmuwan khawatir, sehingga berbagai penelitian mulai

dikembangkan untuk mencari sumber-sumber bahan pengendalian yang lebih aman bagi manusia

dan lingkungan. Pengendalian yang lebih aman adalah dengan mengguakan biopestisida yaitu

pestisida yang bersumber dari mahluk hidup..

Sumber-sumber bahan pestida nabati tersedia di alam dalam jumlah yang sangat besar.

Ekstrak kasar dari tumbuhan mengandung bernagai senyawa aktif yang kompleks dan secara

umum dapat memperlihatkan bioaktivitas yang lebih besar dibandingkan dengan elemen-elemen

tunggal (Berenbam et al., 1991; Chen et al., 1995). Salah satu sumber bahan pengendalian

nematoda yang mudah didapat karena banyak tersedia di alam. Seperti gulma misalnya adalah

merupakan tumbuhan yang tumbuh ttanpa diusahakan oleh manusia. Gulma banyak dijumpai di

pinggir-pinggir jalan, pada tanah kosong ataupun lahan yang terbengkelai dan jarang tersentuh

aktifitas manusia. Melihat potensi gulma yang mudah tumbuh dan belum banyak ditemukan

manfaatnya, sehingga dalam penelitian ini penggunaan ekstrak gulma seperti Chromolaena

Page 15: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

15

odorata, Lantana camara. Selain gulma masih ada tanaman lain yang bermafaat sebagai

pengendalian hama dan penyakit tanaman seperti ekstrak daun sirih, daun sereh dan daun

tembakau mengandung bahan nabati yang dapat bertindak sebagai pengendali hama dan

penyakit tanaman. Ekstrak dari dun-daun tersebut belum banyak diketahui perannya dalam

menekan populasi nematoda parasit tanaman khususnya nematoda puru akar Meloidogyne spp.

Oleh karena itu diperlukan pemanfaatan bahan-bahan yang berasal dari tanaman yang dapat

berfungsi sebagai bahan nabati yang dapat menghambat atau melumpuhkan aktivitas patogen

atau hama yang menyerang suatu tanaman. Bahan –bahan tersebut mudah didapat disekitar kita

dan penerapannya mudah, murah ,dan ramah lingkungan. Dalam penelitian ini akan dicoba

penggunaan ekstrak daun dari sebagai jenis tanaman yang memiliki bahan aktif yang dapat

berfungsi sebagai bahan yang dapat menekan aktifitas nematoda puru akar dan cara ini

merupakan salah satu cara pengendalian yang ramah lingkungan .

Berdasarkan hal tersebut, maka dilaksanakan penelitian mengenai pemanfaatan ekstrak daun

dari beberapa jenis tanaman sebagai bahan nabati untuk mengendalikan nematoda puru akar

Meloidogyne spp.pada tanaman lombok. Hasil uji ekstrak tersebut diharapkan dapat bermanfaat

dalam upaya menekan populasi nematoda puru akar Meloidogyne spp. dan selanjutnya dapat

digunakan untuk mengendalikan nematoda puru akar yang menyerang tanaman lombok ataupun

tanaman lain yang terserang.nematoda puru akar tau jenis nematoda lain.

1.2 Permasalahan

Berdasarkan dari latar belakang di atas maka ada beberapa masalah yang diangkat dalam

penelitian ini adalah :

Page 16: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

16

1. Masih banyak petani belum mengetahui secara pasti tentang mekanisme infeksi

nematoda parasit tanaman pada tanaman sehingga tidak diketahui pengendalin secara

infektif.

2. Masih banyak para petani dalam melakukan tindakan pemgendalian nematoda parasit

tanaman, khususnya nematoda puru akar Meloidogyne spp. masih menggunakan

pestisida sintetis dan cara ini akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan

3. Belum diketahui tingkat kemampuan dari bahan nematisida nabati dalam menekan

populasi nematoda di dalam tanah maupun di dalam akar tanaman.

4. Belum diketahui suatu konsentrasi yang efektif dari ekstrak daun yang diuji untuk

menekan populasi nematoda puru akar pada tanaman , khusunya pada tanaman

lombok

1.3 Tujuan Penelitian :

1. Untuk mengetahui kemampuan bahan nabati dari berbagai daun tanaman yang diuji

untuk menekan nematoda puru akar

2. Untuk memperoleh konsentrasi ekstrak daun tanaman yang efektif dari daun tanaman

yang diuji dalam menekan populasi nematoda dalam tanah dan dalam akar

3. Untuk mendapatkan suatu cara pengendalian nematoda yang ramah lingkungan dan

mudah diterapkan dan dapat berlangsung secara berkelanjut

Page 17: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Lombok Merah (Capsicum annuum. L.)

Tanaman Lombok besar (C. annuum) merupakan tanaman semusim yang berbentuk

setengah perdu, dengan tinggi berkisar antara 45 – 100 cm (Wiryanta, 2008). Secara geografis

tanaman lombok dapat tumbuh pada ketinggian 0 - 1200 m di atas permukaan laut. Pada dataran

tinggi yang berkabut dan kelembabannya tinggi, tanaman Lombok mudah terserang penyakit.

Lombok akan tumbuh baik pada daerah yang rata-rata curah hujan tahunannya antara 600

–1250 mm dengan bulan kering 3 – 8,5 bulan dan pada tingkat penyinaran matahari lebih dari

45 % (Suwandi dkk., 1997) .

Lombok merah atau C. annuum diklasifikasikan sebagai berikut

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Tubiflorae

Famili : Solanaceae

Genus : Capsicum

Species : C. annuum. L

Lombok biasanya identik dengan rasa pedas yang disebabkan oleh kandungan senyawa

capsaicin dalam buahnya (Balitbang Pertanian BPTP Jawa Tengah, 2010). Selain capsaicin

lombok juga memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin, diantaranya kalori, protein, lemak,

Page 18: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

18

kabohidarat, kalsium, vitamin A, B1, dan vitamin C , data yang lengkap disajikan pada Tabel1.

.

Tabel 1.1 Kandungan gizi Lombok merah dalam 100 g

Sumber: Direktorat Gizi,Depkes RI. Dalam Buletin Teknopro Hortikultur, 2004.

2 Kalori (kal) 31,0

3 Protein (g) 1,0

4 Lemak (g) 0,3

5 Karbohidrat (g) 7,3

6 Kalsium (g) 29,0

7 Fosfor (mg) 24,0

8 Besi (mg) 0,5

9 Vitamin A (SI) 470,0

10 Vitamin C (mg) 18,0

11 Vitamin B1 (mg) 0,05

11 Berat yang dapat dimakan/BBD (%) 85,0

1 Kadar air (5) 90,9

Page 19: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

19

Nematoda puru akar merupakan salah satu patogen terbawa tanah yang menjadi kendala

dalam pengembangan sayuran skala besar di daerah tropis . Inang utamanya adalah wortel,

mentimun, labu, kentang, kubis, terong, bayam dan tomat (Singh, 1978; Sherf dan Macnab,

1986). Nematoda puru akar (Meloidogyne spp.) menyerang lebih dari 2000 spesies tanaman dan

meliputi hampir semua tanaman budidaya (Agrios, 2005).

2.2 Nematoda Puru Akar Meloidogyne spp.

2.2.1. KlasifikasiMeloidogyne spp.

Klasifikasi nematoda puru akar adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Filum : Nemata

Klas : Nematoda

Sub klas : Scernansia

Ordo : Tylenchida

Sub ordo : Tylenchina

Familia : Heteroderidae

Sub familia : Meloidogynidae

Genus : Meloidogyne

Spesies : Meloidogyne spp.

Page 20: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

20

2.2.2. Morfologi

Dropkin (1991) menyebutkan bahwa nematoda dewasa berbentuk seperti buah pier

bersifat endoparasit yang mempunyai leker pendek dan tanpa ekor. Panjangnya lebih dari 0,5

mm dan lebarnya antara 0,3 – 0,4 mm. daerah bibir kecil dan mempunyai tiga annulus. Stiletnya

lembut dengan panjang 12 – 15 µm, melengkung kea rah dorsal serta ,mempunyai pangkal knob

yang jelas, yang betina mempunyai esofagus dengan metakorpus bulat dan sangat jelas. Kelenjar

esofagusnya besar, kompak dan dekat dengan matakarpus serta tumpag tindih dengan usus.

Telur – telur yang dihasilkan nematoda betina diletakkan di dalam matrik gelatin secara

berkelompok, berupa semacam paket telur. Telur berwarna putih berbentuk bulat lonjong

dengana panjang 67 – 125 µ dan lebar 30 – 52 µ. Banyaknya telur yang diletakkan bervariasi

dari beberapa ratus sampai seribu atau lebih bahkan ada yang sampai 2000 butir telur. Sedangkan

larva bentuknya vermiform seperti yang jantan, akan tetapi ekornya langsing berukuran 325 –

500 µ . Pada betina dewasa terdapat suatu pola yang jelas pada striasi , terdapat di sekitar vulva

dan anus disebut pola perineal atau sisik pantat (perineal pattern) yang dapat digunakan untuk

identifikasi nematoda (Sastrahidayat, 1986).

Nematoda jantan dewasa berbentuk memanjang bergerak lambat di dalam tanah, dan

Dropkin (1991) menguraikan bahwa panjangnya bervariasi maksimum 2mm sedangkan

perbandingan panjang dan lebarnya mendekati 45 mm., Kepalanya tidak berlekuk, panjang

stiletnya hampir dua kali panjang stilet yang betina, ekornya pendek dan membulat serta

mempunyai satu atau dua testis. Morfologi nematoda puru akar disajikan pada Gambar 2.1

- 2.7.

Page 21: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

21

Gambar 2.1 (A). nematoda betina (B) nematoda jantan

Sumber Dropkin. 1990.

Gambar 2.2 Telur nematoda Gambar 2.3. Nematoda stadia II ( Koleksi pribadi)

Page 22: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

22

Gambar 2.4 Nematoda jantan dalam telur Gambar 2.5 Larva stadia III

Gambar 2.6 Nematoda betina dewasa

Nematoda betina dewasa yang sudah bertelur (koleksi probadi )

Page 23: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

23

Nematoda dapat bertahan dengan lingkungannya meskipun dalam keadaan yang tidak

memungkinkan. Pada saat yang tidak memungkinkan ini nematoda mengalami diapause (fase

istirahat) yang bisa bertahan sampai kurang lebih 30 tahun. Meloidogyne spp. tubuhnya tidak

berwarna, larvanya berbentuk silindris, jantan dewasa berbentuk seperti cacing dengan tubuh

ramping, sedangkan nematoda betina dewasa berbentuk seperti buah alpukat (Jurgen, 1977).

Menurut Dropkin (1980) dinding tubuh Meloidogyne spp. terdiri dari tiga lapis , yaitu lapisan

kutikula, hipodermis, dan lapisan otot .Chitwood, (1966 dalam Sasser 1960) mengemukakan

bahwa lapisan kutikula disusun oleh lima substansi yaitu albumin, glukoprotein, fibroid,

collagen, dan keratin .

2.2.3 Sebaran dan Tanaman Inang

Genus Meloidogyne memiliki sebaran di seluruh dunia, dan sebagian besar merupakan hama

tumbuhan karena menyebabkan gejala pembesaran pada akar (puru akar). Meloidogyne

dilaporkan sebagai hama pada 3000 jenis tanaman inang. Beberapa jenis tanaman inang yang

diserang oleh Meloidogyne yaitu kacang-kacangan, cabai, tomat, kedelai, nilam dan ubi jalar

(Nemaplex, 1999)

2. 2. 4. Siklus Hidup dan Perkembangbiakan

Meloidogyne spp. dalam siklus hidupnya melalui telur, larva stadia I, larva stadia II, larva

stadia III, larva stadia IV, dan dewasa (Agrios, 1970).Larva mengalami ganti kulit pertama di

dalam telur, sedang ganti kulit kedua, tiga dan empat terjadi di dalam jaringan tanaman.Lamanya

siklus hidup dari mulai masuknya nematoda stadia II ke dalam jaringan tanaman hingga dewasa

Page 24: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

24

berlangsung tiga minggu sampai satu bulan tergantung keadaan suhu, kelembaban, cahaya, dan

macam inangnya (Ritter, 1979 dalam Lamberti, 1979).

Telur nematoda umumnya dilapisi tiga membran yaitu, penutup protein, membran kitin, dan

membran vitelin (Dropkin, 1980).Telur diletakan di dalam matrik gelatin secara berkelompok

berupa paket telur (Dropkin, 1980). Tiap paket telur biasanya mengandung 500 sampai 1000

butir telur ( Tyler, 1938 dalam Lamberti, 1979). Menurut Walker, 1975 telur Meloidogyne spp.

panjangnya 67 – 128 mikron dan diameternya 30 -52 mikron, dengan bentuk elips yang kadang-

kadang cekung pada salah satu tepinya.Tyler (1938 dalam Christie, 1959) mencatat jumlah telur

tertinggi yang dihasilkan nematoda betina sebanyak 2882 butir, diperkirakan bahwa di bawah

kondisioptimum (25 - 30°C) jumlah telur yang diletakan per hari bervariasi sekitar 27 - 120 butir

. Godfrey dan Oliviera (1932, dalamChristie , 1959) mengemukakan bahwa betina dewasa

mulai meletakkan telur sekitar 19 hari dan berhenti meletakkan telur 35 hari setelah nematoda

memasuki akar sebagai larva stadia II. Larva stadia I terbentuk pada akhir proses embriogenesis

dan tetap tinggal di dalam telur sampai larva stadia II (Christie, 1959). Selanjutnya dikemukakan

bahwa larvayang baru menetas sebagai larva stadia II terdapat bebas di dalam tanah dan akan

melakukan penetrasi pada seluruh bagian akar tanaman terutama ujung akar yang kontak dengan

tanah lembab. Meloidogyne spp. termasuk parasit menetap, sekali mendapatkan tempat di

jaringan tanaman maka tidak akan berpindah-pindah lagi(sedentary).

Larva nematoda yang akan menjadi jantan dewasa berganti kulit tiga kali berturut-turut

dalam suatu proses yang cepat, dan mengalami metamorfosis, kemudian keluar dari jaringan

tanaman sebagai cacing ramping yang bentuknya khas seperti buah persik. Nematodajantan

tersebut hidup bebas di dalam tanah dan sering terdapat dalam jumlah yang cukup banyak, sering

pula didapatkan mengelilingi kelompok telur pada ujung posterior nematoda betina, diduga hal

Page 25: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

25

ini untuk keperluan kopulasi.Sifat yang khas dari nematoda ini adalah pada betina dewasa yang

mengalami perubahan bentuk yang nyata selama hidupnya menjadi bentuk seperti buah persik.

Siklus hidup Meloydogyne spp.(Gambar 2.7) dilakukan melalui beberapa tahap mulai dari

fase telur sampai fase larva dalam beberapa tingkat dan fase dewasanya berbentuk seperti buah

pier.

Gambar 2.7 Siklus Hidup Meloidogyne spp.(Papp dalam Nemaplex, 1999)

Keterangan: ♂ Nematoda Jantan

♀ Nematoda Betina

a. telur

b. stadia 1 di dalam telur

c. stadia 1 di luar telur (setelah menetas)

d. stadia 2 di dalam jaringan tanaman

e. stadia 3di dalam jaringan tanaman

f. stadia 4di dalam jaringan tanaman

g. dewasa

Page 26: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

26

2.2.5 Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Perkembangan Meloidogyne spp.

Faktor lingkungan yang berpengaruh pada perkembangan Meloidogyne spp adalah jumlah

inokulum, suhu tanah, pH tanah, umur tanaman, besarnya partikel tanah dan pemupukan

(Christie, 1959). Menurut Tyler (1933, dalam Christie 1959) menyatakan bahwa pada suhu

kisaran 27.5˚C sampai 30˚C perkembangan Meloidogyne spp. dari larva yang sudah menginfeksi

akar sampai stadium meletakkan telur membutuhkan waktu kira-kira 17 hari, pada temperatur

20˚C dalam waktu 57 hari. Meloidogyne spp. akan berkembang baik pada tanah dengan

pH 5,0 – 6,0 (Davide, 1980) dan sangat infektif pada tekstur tanah 61-75% pasir dengan

perbandingan lempung liat 3:1 (Norton, 1978). Menurut Wallace (1963) bahwa larva akan

tumbuh baik pada kelembaban tanah sebesar 29% kapasitas lapang.

2. 2. 6 Gejala Serangan

Gejala serangan nematoda yang paling khas dapat dilihat pada bagian tanaman yang

berada di bawah permukaan tanah yaitu berupa pembengkakan atau puru dengan berbagai

macam bentuk dan ukuran.Puru ini berbeda dengan bintil akar yang terbentuk pada akar tanaman

Leguminoceae, karena puru berada di dalam jaringan tanaman sehingga sulit untuk dilepaskan

(Walker, 1975).Mekanisme terbentuknya puru akar tersebut yaitu dimulai dari masuknya

nematoda ke dalam akar melalui bagian-bagian yang terletak dekat tudung akar. Nematoda ini

selanjutnya bergerak diantara sel-sel menuju sel jaringan yang terdapat cukup cairan makanan,

kemudian menetap dan berkembang biak. Nematoda menyebabkan dinding sel rusak dan

beberapa sel bersatu membentuk sel besar (giant cell) yang mempunyai banyak inti (Christie,

Page 27: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

27

1959). Huang dan Manggenti (1969, dalam Kosasih, 1980) mengemukakan bahwa nematoda

juga merangsang sel untuk melakukan pembelahan mitosis tanpa sitokenesis sehingga

terbentuklah sel besar dengan inti banyak.Tiap puru akar biasanya mengandung empat sampai

enam sel besar (Christie, 1959).Terbentuknya puru ini terjadi dalam waktu 24 - 48 jam setelah

larva masuk ke dalam akar (Dropkin, 1980).

Gejala pada bagian tanaman diatas permukaan tanah yaitu tanaman kerdil, daunnya pucat,

dan pada musim panas tanaman akan mudah layu (Walker, 1975). Menurut Siswojo (1984)

selain hal di atas tanaman yang terserang nematoda akan mengalami kekurangan mineral, Agrios

(1970) mengemukakan bahwa akibat penyakit puru akar ini, bunga dan buah akan berkurang

atau mutunya menjadi rendah.

2.2.7 Patogenitas Meloidogyne spp

Larva stadia dua dari Meloidogyne.spp. merupakan stadia infektif yang bersifat nugotori

dan bergerak menuju tumbuhan inang untuk mencari makan.Setelah larva masuk ke dalam akar,

larva bergerak diantara sel sampai masuk di dekat silinder pusat dan selanjutnya di tempat

tersebut larva menetap dan merangsang system pertumbuhan sehingga terbentuk sel-sel raksasa

(giant cell). (Sritamin 1988)

Infeksi Meloidogyne spp mula-mula merupakan serangkaian proses yang dapat merubah

seluruh system fisiologi tanaman inang. (Dropkin, 1991).Secara individual nematoda hanya

memiliki efek yang sangat kecil pada tanaman inang, tetapi dalam tingkat populasi yang tinggi

menyebabkan kerusakan yang parah.

Page 28: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

28

Patologi yang terjadi pada tanaman tomat yang terserang Meloidogyne spp yaitu:

1. Pada jaringan korteks dan perisikel yang berada di sekitar larva mengalami pembesaran

dan membelah selanjutnya menjadi puru akar (pembengkakan akar). Larva stadia dua

keluar dari telur pada permukaan puru dan menyerang akar di dekatnya. Nematoda dan

jaringan tanaman yang baru terbentuk berperan sebagai metabolic zink, tanaman

mengalihkan zat hara ke tempat tersebut yang seharusnya ke daun, bunga dan buah.

2. Larva infektif terus mempenetrasi jaringan akar sampai ke stele. Kemudian 5-7 sel yang

berada di sekitar larva menjadi besar menjadi sel-sel raksasa (giant cell) yang spesifik

dan sel-sel tersebut menjadi sumber makanan selama perkembangan sampai dewasa.

Akibat infeksi Meloidogyne spp proses diferensiasi pada floem dan xylem terganggu dan

karena fungsi akar terganggu karena mengalami kerusakan akibat serangan nematoda

sehingga fungsi akar menjadi terhambat. Karena akar terinfeksi oleh nematoda akibatnya

akar mengalami pertumbuhan baru dan akibatnya pengangkutan dari akar ke bagian atas

tanaman menjadi berkurang. Pada tanaman yang terinfeksi memerlukan lebih banyak

energi untuk tumbuh; tanaman akan mengalami kemampuan yang kurang dalam

mengatasi kekeringan akhirnya produksipun menjadi berkurang dan fotosintesis juga

menjadi semakin rendah.

Infeksi oleh Meloidogyne spp juga menyebabkan tanaman lebih rentan terhadap patogen karena

sebagai akibat luka yang disebabkan oleh nematoda akan memberikan celah kepada

mikroorganisme atau patogen lain yang menyerang akar tanaman sehingga keruskan menjadi

Page 29: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

29

lebih parah. Hal ini akan menyebabkaomn kehilangan resistensi genetik apabila ada infeksi oleh

jamur seperti Phytophtora.

2.2.8 Pengendalian Nematoda Puru Akar Meloidogyne spp.

Banyak ahli pemuliaan diseluruh dunia mencoba mencari gen-gen yang resisten untuk

dipadukan di dalam satu tanaman di negara masing-masing. Pengkajian yang seksama tentang

kisaran inang masih terus dilakukan guna mendapatkan varietas tahan yang nantinya diharapkan

dapat menekan perkembangan Meloidogyne spp..Petani juga mencoba menggunakan serasah

plastik untuk memanaskan tanaman sehingga menjadikan suhu dalam tanah tinggi dan membuat

Meloidogyne spp. mati (Dropkin, 1991).

Berbagai upaya pengendalian terhadap nematoda parasit tanaman khususnya nematoda puru

akar Meloidogyne spp. telah banyak dilakukan yaitu dengan penanaman varietas tahan, rotasi

tanaman dan kultur teknis Tetapi cara pengendalian tersebut kurang efektif untuk menekan

populasi Meloidogyne spp. Namun cara yang sampai saat ini masih sering digunakan adalah

pemberian nematisida sintetis yang mempunyai dampak negatif bagi lingkungan(Kerry,

2001).Dropkin, (1991) menyatakan nematisida pada umumnya sangat mahal untuk digunakan

pada tanaman yang bernilai ekonomis rendah. Para petani kecil di daerah tropik tidak

mempunyai cukup biaya, mereka tidak dapat mempergunakan cara kimiawi untuk

mengendalikan nematoda puru akar.

2.3 Arti Penting Meloidogyne spp. pada Tanaman Lombok

Serangan Meloidogyne spp. pada bagian akar tanaman lombok mengakibatkan tanaman

kekurangan mineral sehingga produksi tanaman menurun. Di California, semua spesies

Meloidogyne spp. tergolong sebagai hama penting (Nemaplex, 1999). Menurut data dari Jain et

Page 30: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

30

al (2007 dalam Singh et al,2011), kerugian pada pertanaman lombok secara nasional di India

yang diakibatkan oleh Meloidogyne sppadalah sebesar 12,85% atau sebesar 3,42 juta USD.

Secara terperinci penelitian Sasser dan Freckman dalam Kerry (2001) menyatakan bahwa

Meloidogynespp. menyerang bagian akar tanaman lombok sehingga menimbulkankerusakan

sebesar 70%.Selain berperan langsung sebagai hama utama, Meloidogyne spp. juga

mengakibatkan tanaman mudah terserang oleh patogen lain seperti bakteri, jamur, dan virus

(Mustika dan Ahmad, 2004).

Nematoda ditemukan pertama kali sebagai penyebab penyakit pada tanaman sayuran

yaitu serangan nematoda puru akar (root-knot) pada tanaman mentimun di green house Inggris

(Jensen, 1972). Nematoda Meloidogyne spp menyerang hampir semua tanaman sayuran dan

beberapa tanaman dapat diserang lebih dari satu species neamatoda.Meloidogyne spp. tersebar

luas di seluruh dunia dan dilaporkan banyak menyerang tanaman budidya yang bernilai ekonomi,

kehilangan hasil yang serius dapat terjadi bila tanaman telah terserang parah.Agrios (1969)

mengemukakan bahwa kerugian akibat serangan nematoda puru akar Meloidogyne spp.adalah

bervariasi tergantung dari jenis tanaman yang diserang, spesies nematode Meloidogyne dan

kondisi lingkungan Bila tanaman rentan yang masih muda terserang akan mengakibatkan

tanaman mati, tetapi ababila tanaman dewasa terserang , maka pengaruhnya sangat kecil pada

hasil.

Kelompok nematoda puru akar Meloidogyne spp adalah salah satu nematoda yang sangat

merugikan secara ekonomis.Nematoda tersebut terkenal sebagai nematoda endoparasit sedentari

dengan penyebaran di seluruh dunia serta mempunyai inang yang cukup banyak. Nematoda ini

berperan penting dalam menimbulkan kerusakan pada tanaman lombok. Meskipun produksi

Page 31: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

31

Lombok di Indonesia cukup tinggi, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan penduduk Indonesia

dan permintaan pasar manca negara. Tidak terpenuhinya permintaan pasar akan kebutuhan

lombok, terutama disebabkan oleh serangan hama dan penyakit yang cukup besar. Serangan

hama dan penyakit pada tanaman tomat akhirnya menyebabkan kegagalan panen. Salah satu

hama penting yang menyebabkan menurunnya produksi Lombok di Indones adalah nematoda

puru akar Meloidogyne spp. Kerusakan yang ditimbulkan Meloidogyne spp. sangatlah signifikan,

khususnya pada tanaman lombok di seluruh dunia.

Hasil penelitian Sasser dan Freckman (1987) dalam Kerry (2001), kehilangan hasil akibat

nematoda puru akar mengakibatkan kerusakan sebesar 70% dengan rata-rata sebesar US$ 100

milyar tiap tahunnya. Selain berperan langsung sebagai hama utama, Meloidogyne spp. juga

membuat tanaman menjadi mudah terserang pathogen lain seperti jamur, bakteri dan virus

(Mustika dan Ahmad, 2004). Meloidogyne spp. merupakan golongan hama yang sangat

mengkhawatirkan karena sifatnya polyfagus dan populasinya telah tersebar di seluruh dunia.

Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dilakukan pengendalian nematoda puru akar

Meloidogyne spp. menggunakan ekstrak daun Kirinyuh (Chromolaena odorata dan Lantana

camara. Kirinyuh selain bersifat racun pada gulma the juga mampu menekan perkembangan

nematode kentang (Globodera rostochiensis (woll) Behrens) dan hasil penelitian Hardiansyah

(2006) menyatakan bahwa daun Kirinyuh, C.odorata dapat menekan populasi nematode

G.rostochiensis sebesar 89,25% pada dosis 100 gr/ 2.5 kg tanah. Selain hal tersebut manfaat lain

dari Kirinyuh adalah dapat sebagai pupuk atau perangsang tumbuh bagi beberapa tanaman

pertanian.

Page 32: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

32

Hasil penelitian oleh Ambika dan Poonima (2004) di India menyatakan bahwa pemberian

ekstrak daun Kirinyuh ke dalam tanah pertanaman kedele mampu menambah tinggi tanaman

sekitar 15%, panjang akar 40% dan hasil polong meningkat 163 %.

Daun tembakau mengandung senyawa nikotin , senyawa ini tidak beracun pada manusia dan

daun tembakau mengandung 2-8% nikotin. Nikotin merupakan racun syaraf yang bersifat reaksi

cepat dan sebagai racun kontak pada serangga dan efektif untuk mengendalikan hama pengisap,

ulat perusak daun, aphid, thrips dan sebagai pengendali jamur (fungisida). Serbuk daun

tembakau dapat menekan populasi nematode puru akar dan efektif utuk menekan populasi

nematode puru akar. Pestisida dari daun sirih mengandung fenol dan sangat efektif untuk

menekan serangga hama pengisap (Subiyakto, - ). Dari uraian di atas tertarik untuk diteliti dan

dikembangkan penggunaan berbagai bahan nabati untuk dicoba uji kemampuannya dalam

menekan populasi nematoda yang menyerang tanamanlombok.

2.4. Biopestisida

Biopestisida adalah agen biologis yang berasal dari mikroorganisme biakan atau produk

alam yang diperbanyak secara masal untuk kepentingan pengendalian organisme pengganggu

tumbuhan. Aplikasi biopestisida merupakan salah satu cara alternatif untuk mengendalikan

nematoda agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.

Adapun jenis-jenis biopestisida adalah sebagai berikut.

1. Pestisida nabati, adalah pestisida yang berasal dari ekstrak tumbuhan.

2. Pestisida hayati/biologi, adalah mikroba (cendawan, bakteri, virus, dan protozoa) yang

mampu mengendalikan penyakit spesifik yang disebabkan oleh mikroba, nematoda, dan

hama serangga (Grantet al, 2010).

Page 33: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

33

2.5 Ekstraksi Pestisida Nabati

Bahan aktif pestisida nabati adalah produk alam yang berasal dari tanaman yang

mempunyai kelompok metabolit sekunder yang mengandung beribu-ribu senyawa bioaktif

seperti alkaloid, terpenoid, fenolik, dan zat – zat kimia sekunder lainnya. Senyawa bioaktif

tersebut apabila diaplikasikan ke tanaman yang terinfeksi organisme penganggu tanaman (OPT),

tidak berpengaruh terhadap fotosintesis pertumbuhan ataupun aspek fisiologis tanaman lainnya,

namun berpengaruh terhadap sistem saraf otot, keseimbangan hormon, reproduksi, perilaku

berupa penarik, anti makan dan sistem pernafasan OPT. (Setiawati et al, 2008)

Kelompok pestisida sintetik yang sudah dikembangkan dan dipasarkan saat ini banyak yang

berasal dari pestisida nabati seperti karbamat dan piretroid. Pada tahun 1800-an ekstrak

tembakau dan asap nikotin telah digunakan untuk mengendalikan hama. Di Asia para petani

lebih mengenal bubuk pohon deris, yang mengandung bahan aktif rotenon sebagai zat

pembunuh.Bahan aktif pirenthin I dan II serta anerin I dan II, yang diperoleh dari bunga

Pyrentrumaneraria juga banyak digunakan. Penggunaan pestisida nabati kurang berkembang

karena berbagai hal antara lain karena kalah bersaing dengan pestisida sintetis, dan juga karena

ekstrak dari tanaman/tumbuhan umumnya mempunyai kadar bahan aktif tidak tetap, bervariasi

dan tidak stabil. Lebih dari 1500 jenis tumbuhan dari berbagai penjuru dunia diketahui dapat

digunakan sebagai pestisida nabati. Di Filipina, tidak kurang dari 100 jenis tumbuhan telah

diketahui mengandung bahan aktif insektisida. Di Indonesia terdapat 50 famili tumbuhan yang

mengandung senyawa aktif.Famili tumbuhan yang dianggap merupakan sumber potensial

insektisida nabati antara lain Meliaceae, Annonaceae, Asteraceae, Piperaceae dan

Rutaceae.Selain bersifat sebagai insektisida, jenis-jenis tumbuhan tersebut juga memiliki sifat

Page 34: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

34

sebagai fungisida, virusida, nematisida, bakterisida, akarisida maupun rodentisida.Jenis pestisida

yang berasal dari tumbuhan tersebut dapat ditemukan di sekitar tempat tinggalpetani, dapat

disiapkan dengan mudah menggunakan bahan serta peralatan sederhana (Setiawati et al, 2008).

Pestisida nabati dapat berfungsi sebagai penghambat nafsu makan (antifeedant), penolak

(repellent), penarik (atractant), menghambat perkembangan, menurunkan keperidian, pengaruh

langsung sebagai racun dan mencegah peletakan telur (Setiawati et al, 2008).

Untuk membuat pestisida nabati diperlukan bahan-bahan berupa bagian dari tanaman

misalnya daun, biji, buah, akar dan lainnya. Bahan-bahan tersebut dapat diolah menjadi berbagai

macam bentuk, antara lain : cairan berupa ekstrak dan minyak, pasta serta bentuk padat berupa

tepung atau abu. Bahan-bahan tersebut di atas umumnya dibuat dengan cara diblender, direbus

dan direndam sebelum disemprotkan. Untuk jenis biji direndam terlebih dahulu kemudian

ditumbuk/diblender.Sedangkan jenis daun dan umbi dapat diblender dan diambil

ekstraknya.Sebelum digunakan bahan-bahan di atas dicampur dengan larutan sabun/ditergent

yang berfungsi sebagai pengemulsi dan direndam semalam, setelah itu siap digunakan. Hal lain

yang harus diperhatikan sebelum membuat ekstrak pestisida nabati adalah mengetahui terlebih

dahulu hama atau penyakit yang menyerang sayuran yang ditanam (Setiawati et al, 2008).

Efektivitas suatu bahan-bahan alami yang digunakan sebagai pestisida nabati sangat

tergantung pada bahan tumbuhan yang dipakai, karena satu jenis tumbuhan yang sama tetapi

berasal dari daerah yang berbeda dapat menghasilkan efek yang berbeda. Hal tersebut

dikarenakan sifat bioaktif pestisida nabati tergantung pada kondisi tumbuh, umur tanaman dan

jenis dari tumbuhan yang digunakan ekstraknya sebagai bahan aktif.

Beberapa keunggulan menggunakan pestisida nabati menurut Setiawati et al, (2008) adalah:

Page 35: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

35

(1) Mengalami degradasi/penguraian yang cepat oleh sinar matahari sehingga tidak

meninggalkan residu yang berbahaya bagi lingkunga

(2) Memiliki efek/pengaruh yang cepat, yaitu menghentikan nafsu makan serangga

walapun jarang menyebabkan kematian

(3) Toksisitasnya umumnya rendah terhadaphewan dan relatif lebih aman pada manusia

(lethal dosage (LD) >50 Oral)

(4) Memiliki spektrum pengendalian yang luas (racun lambung dan syaraf) dan bersifat

selektif

(5) Dapat diandalkan untuk mengatasi OPT yang telah kebal pada pestisida sintetis

(6) Fitotoksitas rendah, yaitu tidak meracuni dan merusak tanaman

(7) Murah dan mudah dibuat oleh petani..

2.6 Tumbuhan yang Digunakan Sebagai Pestisida Nabati dalam Penelitian

2.6.1 Tembelekan ( Lantana camara)

Tembelekan merupakan tanaman herbal, batang berbulu dan berduri serta berukuran lebih

kurang 2 cm. Daunnya kasar, beraroma dan berukuran panjang beberapa sentimeter dengan

bagian tepi daun yang bergerigi. Bercabang banyak, ranting bentuk segi empat, ada varietas

berduri dan ada varietas yang tidak berduri tinggi ± 2 m (gambar 2.4).Terdapat sampai 1.700 m

di atas permukaan laut, di tempat panas, banyak dipakai sebagai tanaman pagar, bau khas.Daun

tunggal, duduk berhadapan bentuk bulat telur ujung meruncing pinggir bergerigi tulang daun

menyirip, permukaan atas berambut banyak terasa kasar dengan perabaan permukaan bawah

berambut jarang.Bunga dalam rangkaian yang bersifat rasemos mempunyai warna putih, merah

Page 36: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

36

muda, jingga kuning, dan sebagainya.Buah seperti buah buni berwarna hitam mengkilat bila

sudah matang (Setiawati et al, 2008).

Gambar 2.8.Tanaman Tembelekan (Lantana camara) (sumber: dokumentasi pribadi)

Tumbuhan yang berasal dari Amerika tropis ini bisa ditemukan dari dataran rendah sampai

ketinggian 1.700 m dpl.Tembelekan ditemukan pada tempat-tempat terbuka yang terkena sinar

matahari atau agak ternaung (Setiawati et al, 2008).

Senyawa kimia yang terkandung dalam tembelekan antara lain alkaloida, saponin,

flavanoida, tanin dan minyak atsiri, Bagian tanaman yang digunakan adalah bagian

daun.Tanaman ini bersifat sebagai insektisida dan penolak (repellent). Khasiat lain dari

tembelekan adalah sebagai obat batuk, obat luka, peluruh air seni, dan obat bengkak (Setiawati et

al, 2008).

Klasifikasi Lantana camara menurut Setiawati et al, (2008) adalah sebagai berikut.

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Solanales

Famili : Varbenaceae

Page 37: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

37

Genus : Lantana

Spesies : Lantana camara L.

Nama daerah : Durian Kura, Luyian Beramatai (Kalimantan); Tai ayam (Sunda)

2.6.2 Kirinyuh (Chromolaena odorata)

C. odorata dikenal dengan nama "Kirinyuh". Tumbuhan ini termasuk dalamfamilia

Asteraceae, berdaun oval dan bergerigi pada bagian tepi (Gambar 2.5).Berbunga pada musim

kemarau, serentak selama 3-4 minggu (Prawiradiputra, 1985 dalam Direktorat Perlindungan

Perkebunan, 2013). Tumbuhan ini dapat turnbuh pada ketinggian 1.000-2.800m dari permukaan

laut, tetapi di Indonesia banyak ditemukan di dataran rendah (0-500 m dpl) seperti di perkebunan

karet, kelapa sawit, kelapa, dan jambu mete serta padang penggembalaan. Sifatnya yang tidak

tahan naungan, membuat tumbuhan ini tumbuh subur dengan adanya sinar matahari yang cukup

(FAO, 2006 dalam Direktorat Perlindungan Perkebunan, 2013).

Kirinyuh memiliki kemampuan mendominasi area dengan sangat cepat.Hal ini didukung

karena jumlah biji yang dihasilkan sangat melimpah.Setiap tumbuhan dewasa mampu

memproduksi sekitar 80 ribu biji setiap musim (Direktorat Perlindungan Tanaman, 2013).Pada

saat biji pecah dan terbawa angin, lalu jatuh ke tanah, biji tersebut dapat dengan mudah

berkecambah.Dalamwaktu dua bulan saja, kecambah dan tunas-tunas telah terlihat mendominasi

area.Kepadatan tumbuhan bisa mencapai 36 batang tiap meter persegi, yang berpotensi

menghasilkan kecambah, tunas, dan tumbuhan dewasa berikutnya (Yadav dan Tripathi 1981

Page 38: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

38

Gambar 2.9 Tumbuhan Kirinyuh (Chromolaena odorata) (sumber : dokumentasi pribadi)

dalam Direktorat Perlindungan Tanaman, 2013) Beberapa senyawa yang berfungsi sebagai

nematisida dari Kirinyuh adalah kelompok senyawa flavonoid antara lain flavon, salvigenin,

flavanon, isosakuranetin, khalkon odoratin, metoksi flavonol dan kaemferida (Gommers, 1973

dalam Baliadi, 1997) yang mampu membunuh larva nematoda (Sabirin, 1987). Selain itu,

Kirinyuh juga mengandung senyawa tanin, polifenol, kuinon, steroid, triterpenoid, monoterpen,

dan seskuiterpen flavonoid.

Klasifikasi tanaman krinyuh menurut Setiawati et al (2008)adalah sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Asterales

Famili : Asteraceae/Compositae

Genus : Chromolaena

Spesies : Chromolaena odorata

Page 39: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

39

2.6.5 Sirih (Piper betle L.)

Klasifikasi Sirih (Piper betle L.)menurutSetiawati et al, (2008) adalah sebagai berikut.

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Piperales

Famili : Peperacea

Genus : Piper

Spesies : Piper betle L.

Nama daerah : suruh, sedah (Jawa); seureuh (Sunda); ranub (Aceh); belo (Batak Karo);

cambai (Lampung); uwit (Dayak); base (Bali); nahi (Bima); gapura (Bugis); mota (Flores); afo

(Sentani)

Tanaman ini tumbuh merambat dan dapat mencapai tinggi 15 m. Batang sirih berwarna

coklat kehijauan, berbentuk bulat, beruas dan merupakantempat keluarnya akar.Daun tunggal

berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-seling, bertangkai, dan mengeluarkan

bau yang sedap bila diremas(gambar 2.8).Bunganya majemuk berbentuk bulir dan terdapat daun

pelindung ± 1 mm berbentuk bulat panjang. Pada bulir jantan panjangnya sekitar 1,5 - 3 cm dan

terdapat dua benang sari yang pendek sedang pada bulir betina panjangnya sekitar 1,5 - 6 cm

dimana terdapat kepala putik tiga sampai lima buah berwarna putih dan hijau kekuningan.

Buahnya buah buni berbentuk bulat berwarna hijau keabu-abuan.Akarnya tunggang, bulat dan

berwarna coklat kekuningan(Setiawati et al, 2008).

Page 40: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

40

Gambar 2.10. Daun Sirih (Piper betle L.) (sumber: dokumentasi pribadi)

Sirih ditemukan dibagian timur pantai Afrika, disekitar pulau Zanzibar, daerah sekitar

sungai indus ke timur menelusuri sungai Yang Tse Kiang, kepulauan Bonin, kepulauan Fiji dan

kepulauan Indonesia. Tanaman sirih tumbuh subur di atas tanah gembur yang tidak terlalu

lembab dan memerlukan cuaca tropika dengan air yang mencukupi.Di Jawa tumbuh liar di hutan

jati atau hutan hujan sampai ketinggian 300 m dpl(Setiawati et al, 2008).

Senyawa yang terkandung dalam sirih antara lain minyak atsiri (eugenol, methyl eugenol,

karvakrol, kavikol, alil katekol, kavibetol, sineol, estragol), karoten, tiamin, riboflavin, asam

nikotinat, vitamin C, tanin, gula, pati, dan asam amino.Bagian tanaman yang digunakan adalah

bagian daun.Tanaman ini bersifat sebagai insektisida.Sirih juga berguna untuk obet batuk, bau

badan, demam, difteri, disentri, keputihan, sariawan, sakit gigi, sakit tenggorokan, wasir, borok,

gatal , mengurangi asi, mimisan, napas atau mulut bau, reumatik, radang mulut, sakit mata,

eksim, menghilangkan jerawat, pendarahan gusi, bronkhitis, batuk dan asma, luka, sakit jantung,

sifilis, alergi/biduren dan diare(Setiawati et al, 2008).

Page 41: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

41

2.7. Kerugian Ekonomi Akibat Serangan Namatoda Puru Akar (Meloidogyn spp. )

Meloidogyne spp. da pat menimbulkan gejala kerusakan pada akar maupun bagian tanaman

di atas tanah , Pada akar timbul gejala puru (gall) serta bercak-bercak nekrotis, percabangan akar

pendek dan adanya perubahan akar-akar serabut. Terserangnya sistim perakaran akan

menyebabkan menurunnya kemampuan akar dalam pengambilan air dan nutrisi dari tanah

(Agrios, 1969) , gejala ini biasanya diikuti oleh pertumbuhan yang abnormal pada bagian

tanaman di atas tanah. Mehrotra (1980) menyatakan bahwa akan terjadi pertumbuhan abnormal

tanaman bagian atas seperti gejala kerdil, defisiensi unsur hara dan daun menguning. Disamping

itu jumlah bunga dan buah bekurang atau berukuran lebih kecil dengan kualitas yang rendah

(Sastrahidayat, 1986). Sasser (1979) menyatakan bahwa kehilangan produksi yang disebabkan

oleh nematode purur akar Meloidony spp. sekitar 11 % pada 21 jenis tanaman sdi Aia Tenggara.

Menurut Dadisoeganda (1984) bahwa taksiran kerugian yang disebabkan oleh Meloidogyne spp.

di daerah beriklim sedang rata-rata 29 % pada tanaman tomat, 23 % pada tanaman terong, 28 %

pada tanaman kacang-kacangan, 15 % pada tanaman cabai , 26 % pada tanaman cabai, 26 %

pad tanaman kubis dan 21 % pada tanaman kentang.

Menurut Wiescher (1977) , Meloidogyne spp. jenis nematode yang lebih penting

dibandingkan dengan jenis nematode parasit tanaman yang lainnya. Ini disebabkan karana

Meloidogyne spp. mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk menimbulkan penyakit serta

mempunyai sebaran inang yang luas. Selain itu nemtoda ini mempunyai kemampuan bersekutu

dengan parasit tanaman lainnya sehingga tanaman yang diserangnya menjadi lebih rentan

Page 42: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

42

2.8 Interaksi Tanaman Inang terhadap Meloidogyne spp.

Interaksi nematode dengan tanaman menimbulkan gejala yang khas pada bagian akar di

bawah permukaan tanah. Tanaman yang terserang biasanya menunjukkan gejala yang tidak

sehat seperti kerdil dan cendrung mudah layu pada hari-hari yangpanas. Sedangkan akarnya

mengalami pembengkakan dengan berbagai macam bentuk

Taylor dan Sasser (1978) menyatakan bahwa nematode betina dapat mengeluarkan sekresi

berupa enzim- enzim tertentu seperti sellulose, protease dan amylase. Sekresi tersebut akan

menyebabkan terjadinya gejala hipertropi ( pembesaran ukuran sel) dan hiperplasi (kenaikan

tingkat pembelahan sel) pada jaringan pembuluh akar. Disebutkannya pula bahwa terbentuknya

sel-sel raksasa disebabkan akibat terjadinya pembesara ukuran sel, yang diduga terjadi akibat

pelarutan dinding sel dan kemudian terjadi perubahan kandungan komposisi sel yang akhirnya

terjadi pembesaran nucleus. Pada saat yang sama terjadi prose pelipatgandaan jumlah sel yang

akan mengelilingi bagian snterior larva. Sastrahidayat (1986) menyatakan lebih lanjut bahwa

dengan terserangnya bagian sistim perakaran menyebabkan respirasi meningkat, absorbs oksigen

lebih cepat atau seimbang dengan tanaman yang sehat, serta jaringan xilim menjadi kecil

sehingga pengambilan air dan nutrisi dari dalam tanah terhambat. Akibatnya terjadi kekurangan

unsure hara maupun air sehingga tanaman menunjukkan gejala pertumbuhan yang terhambat dan

mengecil, daun menguning, kumpulann bunga dan buah menjadi berkurang atau terjadi

pengecilan dan kualitasnya menjadi rendah.

Page 43: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

43

BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penlitian ini dilakukan adalah, dari sudut akdemik adalah :

1. Mengetahui kemampuan membunuh dari ekstrak daun dalam betbagai konsentrasi

terhadap nematoda puru akar Meloidogyne spp.

2. Untuk mengetahui konsentrasi yang paling efektif ekstrak dalam menekan populasi

nematoda puru akar Meloidogyne spp pada tanaman lombok., baik di dalam tanah

maupun di dalam akar tanaman lombok dan hasil tanaman Lombok.

3.2. Manfaat Penelitia

Manfaat Akademik :

1. Untuk memperoleh informasi dalam pengembangan cara pengendalian menggunakan

bahan alami / biopestisida terhadap nematoda parasit tanaman

2. Yang utama dalam penelitian ini untuk memperoleh suatu konsentrasi bahan nabati

yang efektif untuk menekan populasi nematode puru akar yang dikaitkan dengan

pengembangan kegiatan usaha tani yang ramah lingkungan dengan komoditi pokok

lombok selanjutnya penelitian ini bertujuan untuk mewujudkan peningkatan

pendapatan keluarga tani khususnya terhadap produksi lombok melalui cara

pengendalian nematoda Meloidogyne spp. .yang dapat dilakukan secara

berkesinambungan dan ramah lingkungan.

Page 44: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

44

Manfaat praktis :

Manfaat yang diharapkan diperoleh dari hasil penelitian ini adalah suatu.cara

pengendalian yang efektif, praktis, ramah lingkungan dan ekonomis, sesuai dengan prinsip dan

tujuan dari Pengendalian Hama Secara Terpadu ( PHT)

Cara pengendalian ini mudah diaplikasikan oleh petani tanaman lombok dengan

demikian cara pengendalian ini akan dapat berlangsung secara berkelanjutan khususnya kepada

petani lombok dan umumnya kepada petani sayur-sayuran, karena mudah diterapkan oleh

petani baik terhadap nematoda puru akar ataupun jenis nematoda parasit tumbuhan yang lain

dan juga terhadap Organisme Pengganisme Pengganggu (OPT) yang lain.

Page 45: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

45

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Waktu danTempat

Penelitian berlangsung dari bulan Februari 2015 sampai dengan Agustus 2015,

dilaksanakan di Rumah Kaca di Kebun Penelitian Fakultas Pertanian Universitas Udayana,

Laboratorium Nematologi, Program Studi Perlindungan Tanaman, Program Studi

Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana .

4.2 Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah polybag hitam, gelas ukur, botol

plastik, tumbukan batu (lumpang ukuran sedang), cetok kecil, blender, timbangan analitik, hand

counter, masker, mikroskop binokuler dan monokuler, penjepit, plastik kiloan, kertas buram,

kertas sticker, tissue, pisau sedang/kecil, gunting, saringan biasa dan saringan nematoda ukuran

60 mesh, 270 mesh dan 325 mesh, ember plastik, baskom sedang, ajir, tali raffia, dan kamera

digital.

Bahan yang digunakan adalah bibit tomat untuk media pembiakan nematoda stadia II,

aquades, pupuk, alkohol 70%, formalin 4%, aqua gallon, daun segar tanaman Lantana camara,

Chromolaena odorata, Piper betle L. sebagai bahan ekstrak untuk perlakuan, bibit tanaman

tomat untuk pemeliharaan nematoda sebagai sumber inokulum Meloidogyne spp. dan bibit

tanaman Lombok untuk tanaman perlakuan.

Page 46: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

46

4.3 Persiapan Penelitian

1. Persiapan rumahkaca untuk tempat penelitian yaitu pengaplikasian ekstrak pada tanaman

lombok dan mengamati perkembangan populasi nematoda dalam tanah dan akar, serta

pengamatan produksi lombok pada tiap tanaman perlakuan.

2. Penyediaan bibit tanaman tomat untuk pemeliharaan nematoda puru akar dan nematoda

yang diperoleh digunakan untuk stok yang nanti akan digunakan sebagai perlakuan

infestasi pada tanaman cabai (Gambar 4.1)

3. Mencari sumber inokulum pada pertanaman tomat yang terserang Meloidogyne sp. dan

selanjutnya dibawa ke Laboratorium untuk diidentifikasi keberadaan nematoda puru akar

tersebut.

4. Penetasan telur nematoda puru akar secara massal untuk memperoleh nematoda puru akar

stadia II (stadia infektif), selanjutnya diinfestasikan pada tanaman tomat untuk

pemeliharaan dengan tujuan memperoleh stok nematoda puru akar infektif yang cukup

saat perlakuan penelitian.

5. Penanaman bibit tanaman cabai besar ke polybag untuk penelitian.

6. Menginfestasikan nematoda puru akar ke tanaman cabai yang telah dipersiapkan

sebelumnya, yaitu 500 ekor/tanaman.

7. Mempersiapkan ekstrak Lantana camara, Chromolaena odorata, papaya,Cymbopogon

Piper betle L., dilanjutkan dengan pemberian ekstrak tersebut ke tanaman cabai dalam

pot yang sudah terinfeksi nematoda.

8. Pemeliharaan tanaman cabai besar hingga berumur tiga bulan setelah tanam. Selanjutnya

tanman dicabut secara destraktif untuk pengamatan populasi nematoda dalam akar

maupun dalam tanah.

Page 47: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

47

Gambar 4.1 Pembibitan tanaman tomat untuk pemeliharaan nematoda puru akar

Gambar 4.2 Tanaman tomat yang telah dipindahkan ke polybag sebagai media tumbuh

nematoda puru akar Meloidogyne spp.

Page 48: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

48

4.4 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kuantitatif yaitu penelitian tentang data yang

dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka-angka, meskipun juga berupa data kualitatif

sebagai pendukungnya. Rancangan percobaan yang dipakai pada penelitian ini adalah RAL,

menggunakan ekstrak dari tiga jenis daun dan masing-masing jenis daun menggunakan empat

tingkat konsentrasi sebagai perlakuan dan masing-masing konsentrasi perlakuan dengan empat

ulangan , dan dengan kontrol yang diulang sebanyak empat kali sehingga total tanaman adalah (4

x 4 x 4) + 4 kontrol 68 pot tanaman cabai. Untuk mengetahui efektifltas dari ekstrak masing-

masing daun yaitu daun Lantana camara, Chromolaena odorata dan Piper betle L.dianalisa

dengan uji F dan dilanjutkan dengan uji Duncan’s 0,05.untuk mengetahui pengaruh antara

masing-masing perlakuan.

4.4.1 Pembuatan Ekstrak Berbgai Daun Tanaman Uji

Menimbang masing-masing daun Lantana camara, Chromolaena odorata, dan Piper

betle L. sebanyak 100 g kemudian digerus secara terpisah dengan menggunakan tumbukan batu

kemudian di blender agar lebih halus , masing-masing ekstrak dicampurkan dengan 1000cc air,

selanjutnya larutan disaring dengan kain kasa/saringan, kemudian disimpan dalam botol plastik.

Hal yang sama dilakukan beberapa kali sampai mendapatkan volume masing-masing ekstrak

yang sesuai dengan kebutuhan perlakuan.

Perlakuan ekstrak daun dari masing-masing tanaman adalah 50 cc; 100 cc; 150 cc dan 200

cc per pot tanaman menggunakan dari larutan yang diperoleh tersebut di atas dan setiap

perlakuan dengan empat ulangan.

Page 49: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

49

4.4.2. Pembuatan Suspensi Meloidogyne spp.

Sebelum menginfestasi larva stadia II dari nematoda puru akar Meloidogyne spp.

dilakukan ekstraksi Meloidogyne spp. dari akar tanaman tomat yang terserang Meloidogyne

spp.dari persiapan pemeliharaan yang telah dilakukan di atas

Tahap ekstraksi sebagai berikut,

Ekstraksi Meloidogyne spp. dari tanah

Tanah dari rhizosfer tanaman tomat yang terserang Meloidogyne spp. diambil sebanyak

300 g, dilarutkan dalam 1 l air dan diremas-remas partikel tanah yang menggumpal,

kemudian diaduk sampai halus. Selanjutnya tanah disaring dengan saringan biasa untuk

membersihkan tanah dari sisa-sisa akar. Suspensi nematoda disaring lagi dengan

saringan 270 mesh dan dilanjutkan dengan saringan 325 mesh. Residu di atas saringan

325 mesh ditampung pada gelas ukur dan diinkubasi selama 24 jam. Setelah 24 jam,

suspensi nematoda diamati di bawah mikroskop binokuler. Untuk mengetahui populasi

nematoda dalam 1 cc larutan dilakukan kalibrasi 5 – 10 kali untuk mengetahui populasi

nematoda dalam 1 cc suspensi.

Ekstraksi Meloidogyne spp. dari akar

Akar tanaman yang terserang Meloidogyne spp. diambil, kemudian akar dibersihkan,

selanjutnya dipotong kecil-kecil kurang lebih 1 cm, diacak sampai tercampur rata.

Akar selanjutnya diletakkan di atas saringan yang telah dilapisi kertas tissu pada corong

Baermann yang dimodifikasi. Corong Baermann diberi air hingga akar tergenang dan

didiamkan selama 24 jam. Setelah 24 jam, suspensi yang terdapat pada ujung pipa

dibuka dan ditampung pada gelas ukur. Cara lain yang dapat digunakan dalam

Page 50: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

50

mengekstrak nematoda dari akar tanaman adalah menggunakan piring plastik yang

agak cekung, kemudian diatas piring tersebut diletakkan ayakan biasa, selanjutmya

diatas ayakan tersebut dilapisi dengan kertas tissue dan kemudian di atas tissue tersebut

diletakkan potongan akar yang berisi egg mass atau massa telur dari Meloidogyne spp.

dan direndam dengan air hingga akar tergenang dan ditutupmkembali dengan kertas

tissue (Gambar 4.3). Selanjutnya dibiarkan semalam, kemudian air yang terdapat di atas

piring tersebut diamati dibawah mikroskop binokuler untuk mengamati nematoda yang

telah keluar dari telur Selanjutnya diamati di bawah mikroskop binokuler (Sukanaya,

1999 dalam Anto, 2002).

Gambar 4.3. Cara mengekstrak nematoda dari akar tanaman terinfeksi nematoda puru akar

(Meloidogyne spp.)

4.4.3 Uji Kemampuan Ekstrakdaun tanaman uji dalam Pot/Polibag

Tiap pot/polybag diisi dengan satu bibit tanaman cabai besar yang telah berumur 2

minggu.

Page 51: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

51

Tanaman dipelihara hingga berumur 1 bulan, kemudian diberi nematoda larva stadia II

(larva infektif). Masing-masing pot diinfestasikan dengan 500 ekor larva dan sehari

setelah infestasi nematoda puru akar diberi perlakuan dengan ekstrak Lantana camara,

Chromolaena odorata,., Piper betle L. dan Nicotiana tabacum sesuai dengan perlakuan

dan tiap perlakuan ekstrak tanaman masing-masing terdapat 4 ulangan serta ada

tanaman sebagai kontrol yaitu tanaman diberi ekstrak nematoda tetapi tidak diberi

ekstrak daun dengan 4 ulangan Penyiraman ekstrak dilakukan seminggu sekali selama 4

minggu, perlakuan pertama dilakukan sehari setelah infestasi nematoda puru akar.

Untuk mengetahui kemampuan ekstrak tanaman dalam menekan populasi Meloidogyne

spp. baik dalam tanah maupun pada akar tanaman cabai dilakukan dengan cara destraktif

yaitu mencabut tanaman sampai ke akarnya, pencabutan dilakukan setelah tanaman

cabai berumur 3 bulan.

Parameter yang diamati :

a. Tinggi tanaman d. Jumlah nematoda dalam 300 g tanah

b. Panjang akar. e. Jumlah puru dalam 1 g akar

c. Berat basah akar. f. Populasi nematode dalam 1 g akar

d. Berat buah per tanaman

Penghitungan persentase penekanan (parameter) dihitung dengan rumus : 𝑛1−𝑛2

𝑛1𝑥 100%

Dimana : n1 : Jumlah nematoda awal (infestasi awal)

n2 : Jumlah nematoda setelah mendapatkan perlakuan

4.5 Rancangan Percobaan

Skema perlakuan dan denah percobaan penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

Page 52: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

52

Perlakuan CO 1: Tanaman Cabai + Nematoda + Ekstrak daun Chromolaena odorata 50 cc/pot

Perlakuan CO2: Tanaman Cabai + Nematoda + Ekstrak daun Chromolaena odorata 100 cc/pot

Perlakuan CO 3: Tanaman Cabai + Nematoda + Ekstrak daun Chromolaena odorata 150 cc/pot

Perlakuan CO4 : Tanaman Cabai + Nematoda + Ekstrak daun Chromolaena odorata 200 cc/pot

Perlakuan LC1 : Tanaman Cabai + Nematoda + Ekstrak daun Lantana camara 50 cc/pot

Perlakuan LC2 : Tanaman Cabai + Nematoda + Ekstrak daun Lantana camara 100 cc/pot

Perlakuan LC3 : Tanaman Cabai + Nematoda + Ekstrak daun Lantana camara 150 cc/pot

Perlakuan LC4: Tanaman Cabai + Nematoda + Ekstrak daun Lantana camara 200 cc/pot

Perlakuan PB1 : Tanaman Cabai + Nematoda + Ekstrak daun Piper betle 50 cc/pot

Perlakuan PB2 : Tanaman Cabai + Nematoda + Ekstrak daun Piper betle 100 cc/pot

Perlakuan PB3 : Tanaman Cabai + Nematoda + Ekstrak daun Piper betle 150 cc/pot

PerlakuanPB4: Tanaman Cabai + Nematoda + Ekstrak daun Piper betle 200 cc/pot

Ko(kontrol ): Tanaman lombok + nematoda tanpa diberi ekstrak daun.

Page 53: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

53

Tabel 4.1. Denah Percobaan

CO 1(1) LC1(1) PB3(3) LC1(4)

PB1(1) KO1 CO1(4) PB2(2)

LC1(3) PB2(3) KO2 CO4(1)

LC2(3) PB3(2) LC2(4) CO2(4)

CO3(2) KO3 LC3(2) PB4(4)

PB3(1) PB1(2) PB4(1) LC3(3)

CO 1 (3) CO3(4) LC2(2) CO4(2)

PB1(4) KO4 PB2(1) CO2(2)

LC3(1) CO4(4) LC3(4) PB1(3)

PB4(3) LC2(1) CO3(1) LC4(2)

CO1(1) CO2(3) LC4(3) LC1(2)

PB3(4) LC4(4) CO2(1) PB2(4)

CO 1 (2) PB4(2) LC4(1) CO3(3)

Page 54: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

54

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil rata-rata pada beberapa parameter menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata

antara kontrol dengan perlakuan ekstrak tanaman uji. Antar masing-masing perlakuan

konsentrasi ekstrak dau yang diuji ada yang berbeda dan ada yang tidak berbeda nyata namun

terhadap kontrol terjadi perbedaan nyata, hal ini terjadi karena tanaman kontrol sama sekali tidak

diberikan perlakuan sehingga memberikan kondisi nematoda untuk melakukan penetrasi

kedalam akar tanpa ada hambatan. Hasil ini didukung oleh Suganda (1996) yang menyatakan

bahwa pemberian bahan organik ke dalam tanah selain akan menyebabkan terganggunya

pergerakan nematoda ke arah akar tanaman juga terjadinya perubahan sitokimia yang tidak

mendukung bagi perkembangan nematoda.

5.1 Pengaruh Perlakuan Ekstrak Tanaman terhadap Tinggi Tanaman Cabai

Tinggi tanaman merupakan ukuran peubah pertumbuhan tanaman yang paling mudah

dilihat, sebagai pengukur pertumbuhan, tinggi tanaman sensitif terhadap faktor lingkungan

tertentu (Sitompul et al., 1995 dalam Rosiati, 2012). Hasil uji statistik terhadap tinggi tanaman

kontrol dan tanaman yang diberi masing-masing perlakuan ekstrak tanaman uji menunjukkan

adanya pengaruh nyata. Pengaruh paling nyata ditunjukkan oleh perlakuan ekstrak tanaman sirih

(Piper betle L ).konsentrasi 200 cc/pot dengan rata-rata tinggi tanaman 76 cm, diikuti oleh

perlakuan ekstrak daun kirinyuh ( C.odorata ) dan daun tembelekan masingcm,–masing dengan

tinggi tanaman yaitu 61 cm dan 60,9 cm namun tidak berbeda nyata pada taraf Duncan`s 5 %

dengan kontrol dan antara sirih dengan kontrol berbeda nyata . Namun pada analisa statistik

antra masing-masing konsentrasi adalah berbeda nyata , disajikan pada Tabel 5.1

Page 55: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

55

Tabel 5.1 Pengaruh Perlakuan Ekstrak Tanaman terhadap Tinggi Tanaman Lombok

Data Tinggi tanaman

Perl.\Ulg. I II III IV Jumlah

CO 1 60.000 60.000 55.000 51.000 226.000

CO 2 65.000 59.000 67.000 51.000 242.000

CO 3 64.000 69.000 70.000 51.000 254.000

CO 4 65.000 70.000 61.000 58.000 254.000

Lc 1 60.000 56.000 61.000 56.000 233.000

Lc 2 62.000 57.000 68.000 60.000 247.000

Lc 3 66.000 69.000 55.000 52.000 242.000

Lc 4 68.000 75.000 52.000 58.000 253.000

Pb 1 56.000 58.000 75.000 61.000 250.000

Pb 2 84.000 78.000 60.000 69.000 291.000

Pb 3 91.000 76.000 71.000 94.000 332.000

Pb 4 80.000 86.000 76.000 101.000 343.000

K

61.000 57.000 55.000 62.000 235.000

Jumlah 821.000 813.000 771.000 762.000 3402.000

Tabel dua arah 1 2 3 4 Jumlah

CO 226.000 242.000 254.000 254.000 976.000

Lc 233.000 247.000 242.000 253.000 975.000

Pb 250.000 291.000 332.000 343.000 1216.000

Jumlah 709.000 780.000 828.000 850.000 3167.000

Nilai Rata-2

1 2 3 4 Rata-rata Notasi

CO 56.50 60.50 63.50 63.50 61.000 a

Lc 58.25 61.75 60.50 63.25 60.938 a

Pb 62.50 72.75 83.00 85.75 76.000 b

K 61.00 57.00 55.00 62.00 58.750 a

Rata2 59.083 65.000 69.000 70.833 64.172

Notasi a b bc c

Keterangan : Angka-angka yang diikutioleh huruf yang sama pada kolom yang sama adalah

tidak berbeda nyata dan angka-angka yang dikuti oleh huruf yang sama pada baris

yang sama berarti tidak berbeda nyata pada taraf Duncan`s 5%.

Page 56: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

56

Pertumbuhan tanaman yang tinggi dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor

internal. Meloidogyne spp. sebagai faktor penghambat eksternal dapat menghambat pertumbuhan

tanaman. Serangan Meloidogyne spp. mengakibatkan rusaknya struktur perakaran dan

terganggunya penyerapan unsur hara yang mengakibatkan pertumbuhan tanaman terhambat

sehingga tanaman menjadi kerdil dan kekurangan mineral (Wallace, 1971 dalam

Wisnuwardhana, 1978). Hal tersebut ditunjukkan pada tanaman kontrol yang lebih kerdil

dibandingkan dengan tanaman yang diberi perlakuan ekstrak tumbuhan.

Perbedaan tinggi tanaman perlakuan dengan tanaman kontrol menunjukkan bahwa

pemberian ekstrak tanaman sebagai nematisida nabati memberikan pengaruh yang nyata

terhadap pertumbuhan tanaman. Hasil pengujian terhadap tinggi tanaman ini membuktikan

bahwa ekstrak tanaman dapat menekan serangan nematoda sehingga tanaman yang diberi

perlakuan mengalami pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Menurut Setiawati

et al (2008) senyawa bioaktif yang terkandung di dalam ekstrak tumbuhan yang digunakan

sebagai pestisida berpengaruh terhadap sistem saraf otot, keseimbangan hormon, reproduksi,

perilaku berupa penarik, anti makan dan sistem pernafasan OPT, namun tidak berpengaruh

negatif terhadap proses fotosintesis, pertumbuhan, ataupun aspek fisiologis tanaman lainnya

5.2 Pengaruh Perlakuan Ekstrak Tanaman Terhadap Panjang Akar Tanaman Cabai

Hasil pengukuran panjang akar tanaman cabai yang diberi masing-masing perlakuan

konsentrasi ekstrak tanaman uji dengan kontrol menunjukkan bahwa akar tanaman kontrol lebih

pendek dibandingkan dengan tanaman perlakuan. Namun hasil uji statistik menunjukkan bahwa

Page 57: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

57

pengaruh nyata hanya ditunjukkan oleh perlakuan ekstrak Piper betle L., sedangkan pada

perlakuan ekstrak lainnya tidak terdapat pengaruh yang berbeda nyata dengan kontrol (Tabel 5.2)

Tabel 5.2 Pengaruh Perlakuan Ekstrak Tanaman terhadap Panjang Akar Tanaman

Lombok

Data Panjang Akar

Perl.\Ulg. I II III IV Jumlah

CO 1 18.000 15.000 20.000 17.000 70.000

CO 2 19.000 25.000 20.000 18.000 82.000

CO 3 20.000 24.000 23.000 27.000 94.000

CO 4 20.000 27.000 25.000 25.000 97.000

Lc 1 18.000 19.000 20.000 18.000 75.000

Lc 2 20.000 26.000 27.000 20.000 93.000

Lc 3 24.000 27.000 20.000 18.000 89.000

Lc 4 24.000 30.000 21.000 19.000 94.000

Pb 1 30.000 28.000 19.000 15.000 92.000

Pb 2 30.000 28.000 20.000 27.000 105.000

Pb 3 36.000 31.000 36.000 41.000 144.000

Pb 4 39.000 36.000 41.000 48.000 164.000

K

15.000 21.000 18.000 16.000 70.000

Jumlah 298.000 316.000 292.000 293.000 1269.000

Tabel dua arah

1 2 3 4 Jumlah

CO 70.000 82.000 94.000 97.000 343.000

Lc 75.000 93.000 89.000 94.000 351.000

Pb 92.000 105.000 144.000 164.000 505.000

Jumlah 237.000 280.000 327.000 355.000 1199.000

Page 58: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

58

Nilai Rata-2

1 2 3 4 Rata-rata Notasi

CO 17.5 a 20.5 ab 23.5 b 24.25 c 21.44 B

A A A A

Lc 18.75 a 23.25 b 22.25 b 23.5 b 21.94 B

AB AB B A

Pb 23 a 26.25 a 36 b 41 c 31.56 C

B B C B

K 15.00 21.00 18.00 16.00 17.50 A

Rata2 19.75 23.33 27.25 29.58 23.11

Notasi a b c c

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama dan angka-angka yang

diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama dalah tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%.

Hal tersebut menunjukkan bahwa ekstrak Lantana camara, Chromolaena odorata

memberikan pengaruh nyata sedangkan pengaruh daun sirih berpengaruh sangat nyata.

Pemberian ekstrak terasebut memberikan pengaruh penghambatan proses penetrasi nematoda ke

dalam ujung akar, sehingga tidak semua nematoda dapat mempenetrasi ujung akar untuk

menghambat pertumbuhan akar. Hal ini kemungkinan akibat pemberian ekstrak dengan dosis

200cc per tanaman tiap minggu merupakan hal yang bisa dikatakan bahwa telah terjadi kematian

nematoda akibat adanya kontak oleh bahan nabati yang biberikan ke dalam tanah sekitar

perakaran, sehingga hal tersebut dapat menekan serangan nematoda, khususnya dalam proses

penetrasi nematoda ke dalam akar.

Pengaruh perlakuan Piper betle L. pada konsentrasi 200 cc/pot terhadap panjang akar

tanaman berbeda nyata dengan panjang akar tanaman kontrol. Perlakuan ekstrak daun sirih

didapatkan panjang akar yaitu 31,56 cm dan diikuti oleh perlakuan daun kirinyuh dan daun

tembelekan berturut – turut (21,44 cm dan 21,94 cm) seperti yang disajikan pada Tabel 5.2.

Page 59: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

59

Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak sirih mempunyai pengaruh yang paling efektif dalam

menekan serangan nematoda dibandingkan ekstrak tumbuhan uji lainnya. Setiawati et al. (2008)

menyatakan kandungan minyak atsiri yang dikandung oleh tanaman Piper betle L. mempunyai

aktivitas pestisida yang tinggi. Efektivitas minyak atsiri sebagai pestisida juga dilaporkan oleh

Kim et al. (2003), dalam Hertika,(2011) bahwa adanya aktivitas pestisida pada ekstrak minyak

atsiri akar C. siboldii hingga mencapai kematian 100% pada S. oryzae setelah 2 jam perlakuan.

5.3 Pengaruh Perlakuan Ekstrak Tanaman Terhadap Berat Basah Akar Tanaman

Lombok

Hasil uji statistik terhadap berat basah akar tanaman kontrol dan tanaman yang diberi

masing-masing perlakuan konsentrasi ekstrak daun tanaman uji menunjukkan adanya pengaruh

nyata.Pengaruh paling nyata ditunjukkan oleh perlakuan ekstrak tanaman Piper betle L.dengan

rata-rata berat akar 30,75 g, diikuti oleh perlakuan ekstrak L. camara (23,00 g) dan C.odorata

(22,25 g). (Tabel 5.3).

Berat akar terkecil dijumpai pada perlakuan ekstrak daun L. camara dan berbeda nyata dengan

perlakuan dengan ekstrak daun sirih (25,438 g) dan perlakuan perlakuan ekstrak daun C.odorata

(20,313 g) tetapi antara perlakuan daun L. camara dengan control tidk berbeda nyata hasil ini disajikan

pada Tabel 5.3. Berkurangnya berat akar pada tanaman kontrol diakibatkan karena nematoda

menghisap nutrisi yang terkandung dalam sel-sel jaringan akar sehingga berat akar berkurang

(Christie, 1959). Selain itu, masuknya nematoda ke dalam akar mengakibatkan penyaluran unsur

hara dari dalam tanah maupun produk hasil fotosintesis dari bagian atas tanaman tidak dapat

berjalan lancar, sehingga penyerapan nutrisi oleh akar tidak berlangsung dengan baik dan

akhirnya berdampak pada pertumbuhan akar.

Page 60: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

60

Tabel 5.3. Pengaruh Perlakuan Ekstrak Tanaman Terhadap Berat Basah Akar Tanaman

Lombok

Data Berat Basah Akar

Perl.\Ulg. I II III IV Jumlah

CO 1 16 18 20 19 73.000

CO 2 18 19 23 20 80.000

CO 3 18 20 21 24 83.000

CO 4 20 24 19 26 89.000

Lc 1 18 20 14 15 67.000

Lc 2 18 21 14 16 69.000

Lc 3 19 20 B 21 60.000

Lc 4 20 26 24 22 92.000

Pb 1 20 22 23 18 83.000

Pb 2 25 28 20 21 94.000

Pb 3 30 29 28 20 107.000

Pb 4 35 34 29 25 123.000

K

21 20 19 26 86.000

Jumlah 257.000 281.000 235.000 247.000 1106.000

Tabel dua arah

1 2 3 4 Jumlah

CO 73.000 80.000 83.000 89.000 325.000

Lc 67.000 69.000 60.000 92.000 288.000

Pb 83.000 94.000 107.000 123.000 407.000

Jumlah 223.000 243.000 250.000 304.000 1020.000

Nilai rata-rata.

1 2 3

4 Rata-rata Notasi

CO 18.25 20.00 20.75 22.25 20.313 b

Lc 16.75 17.25 15.00 23.00 18.000 a

Pb 20.75 23.50 26.75 30.75 25.438 c

K 21.00 20.00 19.00 26.00 21.500 a

Rata2 18.583 20.250 20.833 25.333 21.313

Notasi a ab b c

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama dan angka-

angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama pada setiap

parameter adalah berbeda nyata pada uji Duncan 5%.

Page 61: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

61

Berat akar terkecil dijumpai pada perlakuan ekstrak daun L. camara dan berbeda nyata dengan

perlakuan dengan ekstrak daun sirih (25,438 g) dan perlakuan perlakuan ekstrak daun C.odorata

(20,313 g) tetapi antara perlakuan daun L. camara dengan control tidk berbeda nyata hasil ini disajikan

pada Tabel 5.3. Berkurangnya berat akar pada tanaman kontrol diakibatkan karena nematoda

menghisap nutrisi yang terkandung dalam sel-sel jaringan akar sehingga berat akar berkurang

(Christie, 1959). Selain itu, masuknya nematoda ke dalam akar mengakibatkan penyaluran unsur

hara dari dalam tanah maupun produk hasil fotosintesis dari bagian atas tanaman tidak dapat

berjalan lancar, sehingga penyerapan nutrisi oleh akar tidak berlangsung dengan baik dan

akhirnya berdampak pada pertumbuhan akar.

Pemberian ekstrak tumbuhan sebagai nematisida dapat menekan aktivitas nematoda dalam

merusak sel-sel jaringan akar. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan nyata antara berat

tanaman kontrol dengan tanaman yang diberikan perlakuan ekstrak tumbuhan uji. Ekstrak Piper

betle L., memiliki pengaruh yang paling efektif karena kandungan kimianya. Sedangkan C.

odorata juga memberikan pengaruh nyata dalam mempertahankan berat akar dengan membunuh

larva yang berada di dalam jaringan akar. Hal ini disebabkan karena kandungan senyawa

flavonoid dalam C. odorata yang efektif dalam membunuh larva nematoda (Sabirin, 1987).

Ekstrak Lantana camara,tidak memberikan pengaruh nyata dalam perbedaan berat akar dengan

tanaman kontrol. Perbedaan nyata antara berat akar tanaman kontrol dengan berat akar masing-

masing tanaman perlakuan tersebut menunjukkan bahwa kandungan kimia dalam ekstrak

masing-masing tumbuhan uji memberikan pengaruh nyata dalam menekan serangan nematoda

khususnya dalam proses nematode merusak jaringan akar.

Page 62: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

62

5.4 Pengaruh Perlakuan Ekstrak Tanaman terhadap Populasi Nematoda

Meloidogyne spp. dalam 300 g Tanah di Sekitar Perakaran Tanaman Lombok

Hasil uji statistik terhadap jumlah rata-rata populasi nematoda dalam 300 g tanah

menunjukkan bahwa populasi paling rendah terdapat pada perlakuan ekstrak Piper betle L. pada

konsentrasi 200 cc/pot yaitu 27,75 ekor dengan persentase 72,72 %, diikuti oleh perlakuan

ekstrak C. odorata 26,75 ekor (59,46 %) L. dan camara 30,25 ekor(54,16%) (Tabel 5.4).

Populasi nematoda dalam tanah biasanya berada di sekitaran perakaran. Salah satu faktor

yang mempengaruhi jumlah dari nematoda sekitar akar ini adalah adanya dekomposisi bahan

organik sekitaran akar tanaman Lombok . Semakin banyak senyawa bioaktif bersifat racun yang

terdapat pada sekitaran tanah maka semakin sedikit jumlah nematoda yang mampu bertahan.

Populasi nematoda paling tinggi ditunjukan oleh tanah di sekitar perakaran tanaman kontrol.

Hal ini membuktikan bahwa kandungan senyawa bioaktif yang bersifat racun bagi

nematoda masih rendah, sehingga populasi nematoda tidak mengalami penurunan yang berarti

jika dibandingkan dengan populasi nematoda di akar sekitar perakaran tanaman perlakuan.

Populasi nematoda di tanah sekitar perakaran tanaman kontrol memiliki jumlah yang berbeda

nyata dengan populasi pada tanah sekitar tanaman perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa

ekstrak tumbuhan uji meningkatkan kandungan senyawa bioaktif yang bersifat racun bagi

nematoda di sekitar perakaran tanaman. Senyawa bioaktif inilah yang akhirnya memberikan

pengaruh bagi penurunan jumlah populasi nematoda di dalam tanah sekitar perakaran tanaman

perlakuan.

Page 63: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

63

Tabel 5.4 Data Populasi ne,matoda Puru Akar ( Meloidogyne spp ) dalam 300 g tanah setelah

perlakuan

Perl.\Ulg. I II III IV Jumlah

CO 1 61 170 56 49

336.000

CO 2 45 43 50 61

199.000

CO 3 36 39 45 49

169.000

CO 4 30 26 31 20

107.000

Lc 1 40 45 50 59

194.000

Lc 2 35 46 48 49

178.000

Lc 3 30 38 45 38

151.000

Lc 4 28 30 36 27

121.000

Pb 1 31 38 30 41

140.000

Pb 2 34 42 26 37

139.000

Pb 3 21 28 20 24

93.000

Pb 4 20 17 14 21

72.000

K

64 40 59 66 229.000

Jumlah 411.000 562.000 451.000 475.000 2128.000

Tabel dua arah 1 2 3 4 Jumlah

CO 336.000 199.000 169.000 107.000 811.000

Lc 194.000 178.000 151.000 121.000 644.000

Pb 140.000 139.000 93.000 72.000 444.000

Jumlah 670.000 516.000 413.000 300.000 1899.000

Nilai Rata-Rata

1 2 3 4 Rata-rata Notasi

84.00 49.75 42.25 26.75 50.688 bc

48.50 44.50 37.75 30.25 40.250 ab

35.00 34.75 23.25 18.00 27.750 a

64.00 40.00 59.00 66.00 57.250 c

55.833 43.000 34.417 25.000 43.984

C bc ab a

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama dan angka-angka

yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama pada setiap parameter adalah

berbeda nyata pada uji Duncan 5%.

Page 64: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

64

Populasi nematoda di dalam tanah sekitar tanaman dengan perlakuan ekstrak sirih memiliki

jumlah yang paling rendah karena kandungan minyak atsirinya memiliki aktivitas nematisida

yang tinggi.Sedangkan ekstrak dari golongan tumbuhan gulma, yaitu Lantana camara dan

Chromolaena odorata juga mampu menekan populasi nematoda karena melepaskan senyawa

bioaktif yang bersifat nematisida (Sastroutomo 1990). Hal tersebut juga didukung oleh

pernyataan Singh dan Sitaramiah (1994) yang menyatakan dekomposisi bahan organik dari

gulma dapat menghambat produksi telur nematoda.

5.5 Pengaruh Perlakuan Konsentrasi Ekstrak Daun Tanaman terhadap Jumlah Puru

dalam 1 g Akar pada Tanaman Lombok

Hasil uji statistik terhadap rata-rata jumlah puru dalam 1 g akar tanaman kontrol dengan

tanaman yang diberi masing-masing perlakuan ekstrak tanaman uji menunjukkan adanya

pengaruh nyata.Pengaruh paling nyata ditunjukkan oleh perlakuan ekstrak tanaman dengan

konsentrasi 200 cc/pot tanaman yaitu pada Piper betle L. dengan rata-rata jumlah puru per 1 g

akar 15,75 buah dengan persentase penekanan70,8%, diikuti oleh perlakuan ekstrak C. odorata

20,75 buah(61,5 %) dan L. camara 24,50 buah(54,62%). (Tabel 5.5) Berdasarkan perlakuan

antar konsentrasi pada masing-masing ekstrak daun adalah berbeda sangat nyata.

Page 65: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

65

Table 5.5. Pengaruh Perlakuan Konsentrasi Ekstrak Daun Tanaman terhadap Jumlah

Puru dalam 1 g Akar pada Tanaman Lombok

Data Jumlah Puruu

Perl.\Ulg. I II III IV Jumlah

CO 1 65 54 49 51

219.000

CO 2 36 31 34 46

147.000

CO 3 25 21 27 27

100.000

CO 4 19 20 25 19

83.000

Lc 1 40 43 39 39

161.000

Lc 2 34 36 41 49

160.000

Lc 3 30 27 25 28

110.000

Lc 4 25 24 20 29

98.000

Pb 1 16 32 31 46

125.000

Pb 2 25 33 31 31

120.000

Pb 3 19 24 29 31

103.000

Pb 4 15 18 10 20

63.000

K

71 69 68 54 262.000

Jumlah 349.000 363.000 361.000 416.000 1751.000

Tabel dua arah

1 2 3 4 Jumlah

CO 219.000 147.000 100.000 83.000 549.000

Lc 161.000 160.000 110.000 98.000 529.000

Pb 125.000 120.000 103.000 63.000 411.000

Jumlah 505.000 427.000 313.000 244.000 1489.000

Nilai Rata-2

1 2 3 4 Rata-rata Notasi

CO 54.75 36.75 25.00 20.75 34.313

Lc 40.25 40.00 27.50 24.50 33.063

Pb 31.25 30.00 25.75 15.75 25.688

K 71.00 69.00 68.00 54.00 65.500

Rata2 42.083 35.583 26.083 20.333 39.641

Notasi a b bc c

Page 66: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

66

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama dan angka-

angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama pada setiap

parameter adalah berbeda nyata pada uji Duncan 5%.

Berdasarkan hasil uji laboratorium -kimia Unud menyatakan bahwa beberapa ekstrak

tanaman uji memiliki kombinasi kandungan alkaloid dan tanin, bahan ini dapat berpengaruh

terhadap aktifitas nematoda. Senyawa alkaloid dan tanin merupakan senyawa fenol yang bersifat

nematisida. Menurut Arrigoni (1979), tanaman yang mengandung senyawa fenol mampu

menghambat perkembangan nematoda. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Gommers, 1973) yang

menyatakan alkaloid bersifat anti nematoda yang berperan sebagai nematisida yang menghambat

perkembangan nematoda Meloidogyne spp. Senyawa golongan alkaloid termasuk metabolit

sekunder yang memiliki sifat racun. Alkaloid juga merupakan nematisida yang dapat

menghambat laju metabolisme di dalam tubuh nematoda (Dropkin, 1991)

Tabel 5.6 Pengaruh Perlakuan Konsentrasi Ekstrak Daun Tanaman terhadap Jumlah

Nematoda dalam 1 g Akar pada Tanaman Lombok

Data Jumlah Nematoda Dalam 1 g akar

Perl.\Ulg. I II III IV Jumlah

Co I 1 65 54 49 51 169

Co II 2 36 31 34 46 147

Co III 3 25 21 27 27 100

Co IV 4 19 20 25 19 83

Lc I 1 40 43 39 39 161

LC II 2 34 36 41 49 160

Lc III 3 30 27 25 28 110

Lc IV 4 25 24 20 29 98

Pb I 1 16 32 31 46 125

Pb II 2 25 33 31 31 120

Pb III 3 19 24 29 31 103

Pb IV 4 15 18 10 20 63

K 71 69 68 54 262

Jumlah 420 432 429 470 1701

Page 67: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

67

Tabel dua arah 1 2 3 4 Jumlah

Co 169 147 100 83 416

Lc 161 160 110 98 529

Pb 125 120 103 63 411

Jumlah 455 427 313 244 1439

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama dan angka-angka

yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama pada setiap parameter adalah

berbeda nyata pada uji Duncan 5%.

Hasil uji statistik terhadap rata-rata jumlah populasi nematoda per 1 g akar antara

tamnaman kontrol dengan tanaman yang diberi masing-masing perlakuan ekstrak tanaman uji

menunjukkan adanya pengaruh sangat nyata. Pengaruh paling nyata ditunjukkan oleh perlakuan

adalah ekstrak tanaman Piper betle L. pada konsengtrasi 200 cc/pot dengan rata-rata populasi

nematoda 15,75 ekor dengan persentase penekanan 70,83 %, diikuti oleh perlakuan ekstrak C.

odorata 20,75 ekor (61,57%), L. camara 24,5 ekor (54,62%), (Tabel 5.6). Kalau dilihat dari hasil

rata-rata masing-masing perlakuan ektrak juga daun sirih memberikan hasil yang paling baik.

Nilai Rata-2

1 2 3 4

Rata-

rata Notasi

Co 42,25 c 36,75 b 25 b 20,75 a 31,18 B

A B B B

Lc 40,25 c 40,0 b 27,5 a 24,5 b 33,06 B

A AB A B

Pb 31,25 d 30.0 c 25,75 b 15,75 a 22,5 A

A A A A

K 71 69 68 54 65,5 C

Rata2 37,91 35,58 26,08 20,33 29,97

Notasi d c b a

Page 68: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

68

Salah satu faktor yang menyebabkan ekstrak tanaman Piper betle L., C. odora, dan L.

camara mampu menekan populasi nematoda adalah karena adanya kandungan senyawa tanin

dalam ekstrak tersebut. Hal ini didukung oleh pernyataan Lopez (2005) yang menyatakan bahwa

tanin dapat menghambat sistem enzimatik nematoda dan bereaksi dengan protein penyusun sel–

sel sehingga dapat mengurangi kemampuan nematoda dalam menginfeksi akar.

Faktor lain yang menyebabkan banyaknya jumlah populasi nematoda dalam akar adalah

keberhasilan dari nematoda saat melakukan penetrasi pada akar. Hal ini didukung oleh

pernyataan Wisnuwardana (1978) yang menyatakan bahwa jumlah nematoda dalam akar akan

mempengaruhi populasi akhir nematoda. Semakin banyak nematoda dalam akar semakin tinggi

populasi akhir nematoda, sampai suatu saat populasi akan rendah kembali karena tanaman sudah

tidak mendukung lagi. Faktor kuat yang mendukung keberhasilan nematoda dalam melakukan

penetrasi akar ditentukan oleh keadaan dari tanaman cabai itu sendiri. Menurut Oostenbrink

(1966, dalam Wisnuwardana, 1978) faktor yang mempengaruhi perkembangan populasi adalah

pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan tanaman yang baik akan mendukung perkembangan

populasi nematoda, sedangkan pertumbuhan tanaman yang kurang baik secara tidak langsung

akan menekan perkembangan populasi nematoda.

Page 69: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

69

Tabel 5.6 Pengaruh Perlakuan Konsentrasi Ekstrak Daun Tanaman terhadap Berat Buah

per Pot Tanaman

Data Berat Buah

Perl.\Ulg. I II III IV Jumlah

CO 1 24 15 20 16 75.000

CO 2 22 19 21 14 76.000

CO 3 33 24 15 23 95.000

CO 4 28 30 19 21 98.000

Lc 1 16 24 27 15 82.000

Lc 2 15 26 20 13 74.000

Lc 3 34 27 19 11 91.000

Lc 4 53 34 20 15 122.000

Pb 1 15 24 51 39 129.000

Pb 2 17 29 35 49 130.000

Pb 3 58 29 19 60 166.000

Pb 4 61 75 58 87 281.000

K

23 19 26 27 95.000

Jumlah 376.000 356.000 324.000 363.000 1514.000

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama dan angka-angka

yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama pada setiap parameter adalah

berbeda nyata pada uji Duncan 5%.

Tabel dua arah 1 2 3 4 Jumlah

CO 75.000 76.000 95.000 98.000 344.000

Lc 82.000 74.000 91.000 122.000 369.000

Pb 129.000 130.000 166.000 281.000 706.000

Jumlah 286.000 280.000 352.000 501.000 1419.000

Nilai Rata-2

1 2 3 4

Rata-

rata Notasi

CO 17.5 a 20.5 a 23.5 a 24.25 a 21.44 A

A A A A

Lc 18.75 a 23.25 a 22.25 a 23.5 a 21.94 A

A A A A

Pb 23 a

26.25

ab 36 ab 41 b 31.56 B

A A A B

K 15.00 21.00 18.00 16.00 17.50 A

Rata2 19.75 23.33 27.25 29.58 23.11

Notasi a b c c

Page 70: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

70

Dari hasil penelitian di atas dapat dikatakan pengaruh pemberian ekstrak daun sirih pada

konsentrasi 200 cc/pot memberikan hasil yang paling baik terhadap berat buah walaupun

antara jenis daun tidak berbeda nyata , namun pada perlakuan konsentrasi memerikan

pengaruh yng berbeda nyata dengan control. Kenyataan ini didukung oleh adanya

penekanan jumlah nematoda yang terdapat dalam akar tanaman Lombok. Makin banyak

populasi nematode dalam akar tanaman akan berpengaruh terhadap transport makanan ke

dalam daun yang makin berkurang, karena disebabkan oleh terganggunya sistim perkaran.

Sebagai akibat adanya serangan nematode di dalam akar tanaman akan mengakibatkan tanaman

akan kekurangan nutrisi. Hal ini sangat berpengaruh terhadap proses fotosintesa yang terjadi Hal

ini menyebabkan daun akan kekurangan air juga zat-zat yang diperlukan dalam proses

fotosintesa yang akhirnya hasil fotosintesa akan berkurang dan sangat berpengaruh terhadap

produksi buah. Apabila tidk dilakukan suatu pengendalian yang baik maka tanaman bias tidak

berproduksi apalagi diikuti oleh serangan pathogen lain yang ikut kerjasama dengan nematode.

Page 71: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

71

BAB VI.

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian tersebut di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Dari ketiga ekstrak daun yang diuji untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman baik

terhadap tinggi tanaman , panjang akar , berat basah akar maupun terhadap berat buah

adalah dengan perlakuan ekstrak daun sirih dengan konsentrasi 200 cc/pot

2. Konsentrasi yang paling baik untuk menekan populasi nematoda di dalam tanah adalah

pada konsentrasi 200 cc/pot yaitu sebesar pot yaitu 27,75 ekor ( 72,72 % ), diikuti oleh

perlakuan ekstrak C. odorata 26,75 ekor (59,46 %) L. dan camara 30,25 ekor(54,16%)

3. Konsentrasi yang paling efektif menekan populasi nematoda dalam akar tanaman adalah

ekstrak daun sirih pada konsentrasi 200 cc/pot yaitu dengan rata-rata populasi nematoda

15,75 ekor dengan persentase penekanan 70,83 %, diikuti oleh perlakuan ekstrak C.

odorata 20,75 ekor (61,57%), L. camara 24,5 ekor (54,62%), juga terhadap terbentuknya

puru pada akar paling sedikit terbentuk pada ekstrak daun sirih pada konsentrasi 200

cc/pot yaitu terjadi penekanan dengan persentase penekanan70,8%, diikuti oleh perlakuan

ekstrak C. odorata (61,5 %) dan L. camara (54,62%).

Page 72: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

72

6.2. Saran

1. Berdasarkan hasil peneltian tersebut di atas yang merupakan hasil peelitian di rumah

kaca maka disarankan untuk dilanjutkan melakukan penelitian di lapang untuk

memperoleh hasil yang nyata di lapang.

2. Perlu melakukan penelitian tentangm penerapan biopestisida ini pada jenis tanaman

sayuran lain serta penerapannya juga pada jenis hama yang lain yang menyerang

sayur-sayuran.

Page 73: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

73

DAFTAR PUSTAKA

Adiputra, M. G. 2006. Pengantar Nematologi Tumbuhan Program SP4. Jurusan Hama dan

Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Udayana.

Agrios. 2005. Plant Pathology. 5th Edition. New York: Elsevier Academic Press.

Anto, S. 2002. Pengendalian Nematoda Puru Akar Meloidogyne spp. pada Tanaman Jahe Gajah

Menggunakan Beberapa Paket Teknologi Pengendalian Terpadu. Jurusan Hama dan

Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Skripsi. Hlm 15.

Arrigoni. 1979. A biological defence mechanism in plant. In Lambertti, F. and Taylor, C.E.

(Eds).Sistematics, biology and control.Academic Press. New York.

Baliadi, Y. 1997. Pengendalian penyakit akar puru yang disebabkan oleh nematoda Meloidogyne

javanica pada tanaman kedelai secara non kimiawi.Balai Penelitian Tanaman Kacang-

kacangan dan Umbi-umbian.

Christie, J. R. 1959. Plant Nematodes Their Bionomics and Control.Agricultural Experiment

Station University of Florida Gainesville .Florida .256 pDavid Iskandar.2010.Lantana

camara Tembelekan).http://ebookbrowse.com/tembelekan-lantana-camara-copy-

docx-d336554623.Yogyakarta. Diunduh 23 Juli 2013

Chen, w., Isman, M. B. and Chiu, S.F. 1995. Antiffedant and growth inhibitory effects of the

limonoid toosendanin and Melia toosendan extracts on the variegated cutworm,

Peridorma saucia. Journal Applied Entomology, 119: 367-

370.http://www.cs.jhu.edu/~misha/Fall05/Papers/chen95.pdf. Diunduh 5 September

2013

Davide, R . G. 1980. Influence of cultivar , age, soil texture and pH on Meloidogyne incognita

and Radophulus similis on banana. Plant Diseases .Vol 64.p 571 - 573

Page 74: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

74

Direktorat Perlindungan Perkebunan. 2013. Kirinyuh (C. odorata), gulma dengan banyak potensi

manfaat. http://ditjenbun.deptan.go.id/perlindungan/ berita-226-kirinyuh-

chromolaena-odorata-gulma-dengan-banyak-potensi-manfaat.html. Diunduh 15

Agustus 2013

Dropkin, VH. 1991. Pengantar Nematologi Tumbuhan Edisi Kedua. (Terjemahan). Gadjah Mada

University Press. Yogyakarta. Halaman 5-35.

[DBPH] Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura. 2009. Luas panen, Ratarata Hasil dan

Produksi Tanaman Hortikultura di Indonesia. Departemen Pertanian, Jakarta.

Gommers. 1973. Nematicidal principles in compositae. Disertation. Wageninga

Agric. Univ. The Netherlands.73 pp.

Grant, W.P., D. Chandler, A. Bailey, J. Greaves, M. Tatchell, G. Prince. 2010.Biopesticides: Pest

Management and Regulation. CABI, UK. http://books.google.co.id Diunduh 25

Oktober 2013

Hartoyo, D. 2012.MANAGEMENT Organisme Pengganggu Tanaman ( OPT )

DANMACAM MACAM PESTISIDA NABATI & CARA MEMBUATNYA.

Htysite.com .http://www.htysite.com/OPT. diunduh 19 Februari 2014.

Hertika, C. 2011. Insecticidal Activity of Essential Oils Leaves of Cinnamomum spp.

(Lauraceae) against Crocidolomia pavonana and Their Phytotoxicity on Broccoli

Seedlings.IPB Sciencitific Repository.

http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/51449, 20 Nopember 2013

Jurgen, K. 1977. Diseases , Pest and Weeds in Tropikal Crops. John Wiley and Sons, Inc . USA.

666 p

Page 75: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

75

Kerry, B.R. 2001. Exploitation of the nematophagus Fungal Verticullum chlamydosporum

Godard of the Biological Control of Root-Knot Nematodes (Meloidogyne spp.). Fungi

as Biological Central. Pg.155-165. CAB Publishes.

Kosasih, B. D .1980.Daya Menyakit Suatu Nematoda Puru Akar terhadap Beberapa Tumbuhan

Inang Sementara. Laboratorium Patologi Tumbuhan. Departemen Biologi. Institut

Tenologi Bandung. Bandung. 40 p

Lamberti, F. and C. E. Taylor. 1979. Root-Knot Nematodes (Meloidogyne spp.) Systematics ,

Biology and Control. Academic Press . New York. 477.

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32733/A91dsu.pdf. Diunduh

7 juli 2013

Lopez. 2005. In vitro effect of condosed tannins from tropical fodder crops againts eggs and

larvae of the nematode Haemunchus contortus. Journal of Food, Agriculture and

Environment (2): 191-194. www.world-food.net.

Luc, M., R.A. Sikora and J. Bridge.1995.Nematoda Parasitik Tumbuhan di Pertanian Subtropik

dan Tropik.Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Musika, I. dan Ahmad. 2004. Peluang Pemanfaatan jamur Nematofagus untuk Mengendalikan

Nematoda Parasit pada Tanaman dan Tanah. Balai Penelitian Tanaman dan Tanah.

Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Jurnal Litbang Pertanian. Bogor. 23 (4):

116.

Nemaplex. 1999. Meloidogyne. The Nematode-Plant Expert Information System.

http://plpnemweb.ucdavis.edu/nemaplex/Courseinfo/Slides/Lecture15slides.htm

Norton, D . C. 1978. Ecology of Plant Parasitic Nematodes .A. Wiley Interscience Publikation

.John Willey and Sons. New York. 268 p

Oka, I.N.1995.Pengendalian hama terpadu dan implementasinya di Indonesia. Gadjah Mada

University Press,Yogyakarta. - 255 halaman.

Page 76: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

76

Rosiati, I. 2012. Pertumbuhan Gmelina (Gmelina arborea Roxb) pada Beberapa Pola

Agroforestri di Desa Sekarwangi, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut.IPB

Sciencitific Repository.http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/57906, 20

November 2013.

Sabirin, M., dan Amirudin, S., 1997. Sintesis 2;2-Dihidroksikalkon dari Ortohidroksi

Asetofenon dan Benzoilklorida, dimuat pada Presiding Seminar Nasional II, Jurusan

Kimia FMIPA UGM

Sardanelli.S 2010 Root Knot Nematode.Plant Nematology Resources College of Agriculture &

Natural Resources.http://www.nematology.umd edu/rootknot.htm. Diunduh 10

Oktober 2013

Sasser , J. N . 1960. Nematology. Eurasia Publishing House (P) Ltd. Ram Nagar. New Delhi

110055. 480 p

Sastroutomo, SS. 1990. Ekologi Gulma. P.T. Pustaka Utama, Jakarta. 217 hlm.

Suganda, T, S Natasasmita dan T Sunarto. 1996. Uji in vitro efek air rendaman kulit kayu

albasia, mahoni, pinus dan suren terhadap telur dan larva Meloidogyne spp. J. Agrik 7

:1 -6.

Setiawati, W., R. Murtiningsih, N Gunaini dan T Rubiati. 2008. Tumbuhan Bahan Pestisida

Nabati dan cara pembuatanya untuk pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan

(OPT). Pusat Peneliian Dan Pengembangan Holtikultura Badan Penelitian Dan

Pengembangan Pertanian Balai Penelitan Tanaman Sayuran.

http://www.balitsa.litbang.deptan.go.id/.../5-buku-publikasi.html. Diunduh 10

Oktober 2013.

Sharma, Yaseka. 2008. Sharonapbio-taxonomy. http://sharonapbio-

taxonomy.wikispaces.com/Animalia-Nematoda. Diunduh 5 September 2013

Page 77: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

77

Singh, S., AB. Rai, dan RK.Singh. 2011. Bio Management of Root-Knot Disease of Chilli

(Capsicum annum) Caused by Meloidogyne incognita. Vegetable Sciences 38(1):63-

67. (online) http://vegsci.isvs.org.in/index.php/vegsci/article/.../pdf? (25 Oktober

2013)

Singh, C. S and K Sitaramiah. 1994. The Plant Parasitic Nematodes. International Science

Publisher.216 p.

Siswojo. 1984. Nematoda dan kehidupannya. Majalah Perusahaan Gula. Th XX. No 34.

Pasuruan. p 46 — 55

Supriyanto. 2011. Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L). IPB

Scientific Repository. http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/52631, diunduh

13 November 2013

Suwandi N, Nurtika, Sahat S. 1989. Bercocok tanam sayuran dataran rendah.Balai Penelitian

Hortikultura Lembang dan Proyek ATA 395.Lembang. pp: 3.1-3.6.

Tanijogonegoro. 2013. Cabai (Capsicum annum): Mengenal Tanaman,Kandungan dan Manfaat,

Budidaya, Hama Penyakit Tanaman, Analisa Usaha Tani.

http://www.tanijogonegoro.com/2013/05/cabai.html. diunduh 28 September 2013.

Walker, J. C. 1975. Plant Pathology.McGraw-Hill Book Company, Inc .New York Toronto.

London. 819 p

Wallace, H .R . 1963. The Biology of Plant Parasitic Nematodes. Edward Arnold Ltd. London.

280 p

Wiryanta, Bernardius T. Wahyu. 2008. Bertanam cabai pada musim hujan. Agropedia, Jakarta.

Wisnuwardhana, W. A. 1978. Hubungan antara Tingkat Populasi Awal dari Meloidogyne spp.

dan Kerugian Produksi Tomat.Bul. Penelitian Holtikultura. Vol VI. No 1. Bogor. P 21-

29

Page 78: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

78

LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Sidik Ragam Panjang Akar

Daftar Sidik Ragam

Panjang Akar

Sumber Derajat Jumlah

Kuadrat

F.

Hit. F Tabel

Keragaman Bebas Kuadrat Tengah 5% 1%

Perlakuan Tot 12 2261.769 188.481 11.92 ** 2.01 2.68

KONT vs PK 1 65.391 65.391 4.13 * 4.09 7.33

PK 11 2196.378

F1 2 1042.167 521.083 32.95 ** 3.24 5.19

F2 3 676.896 225.632 14.27 ** 2.85 4.33

F1xF2 6 477.316 79.553 5.03 ** 2.34 3.30

Galat 39 616.750 15.814

Total 51 2878.519 - -

KK = 13.16 %

Nilai BNT

BNT F1 5% = 2.84

BNT V 1%

= 3.81

BNT F2 5% = 3.28

BNT C 1%

= 4.40

BNT Int 5% = 5.69

BNT Int

1% = 7.61

1.00 1.05 1.08 1.11 1.13 1.14 1.15 1.16 1.17 1.19 1.20

Uji Duncan 5% 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

BNT F1 5% = 2.84 2.84 2.99 3.07 3.16 3.21 3.24 3.27 3.30 3.33 3.38 3.41

BNT F2 5% = 3.28 3.28 3.45 3.55

BNT Int 5% = 5.69 5.69 5.97 6.14

Page 79: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

79

Lampiran 2 . Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman

Daftar Sidik Ragam

Tinggi tanaman

Sumber Derajat Jumlah

Kuadrat

F.

Hit. F Tabel

Keragaman Bebas Kuadrat Tengah 5% 1%

Perlakuan Tot 12 4136.192 344.683 5.49 ** 2.01 2.68

KONT vs PK 1 2.077 2.077 0.03 NS 4.09 7.33

PK 11 4134.115

F1 2 2410.042 1205.021 19.18 ** 3.24 5.19

F2 3 974.396 324.799 5.17 ** 2.85 4.33

F1xF2 6 749.678 124.946 1.99 NS 2.34 3.30

Galat 39 2450.500 62.833

Total 51 6586.692 - -

KK = 9.79 %

Nilai BNT

BNT F1 5% = 5.67

BNT V 1%

= 7.59

BNT F2 5% = 6.55

BNT C 1%

= 8.76

BNT Int 5% = 11.34

BNT Int

1% = 15.18

1.00 1.05 1.08 1.11 1.13 1.14 1.15 1.16 1.17 1.19 1.20

Uji Duncan 5% 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

BNT F1 5% = 5.67 5.67 5.95 6.12 6.29 6.41 6.46 6.52 6.58 6.63 6.75 6.80

BNT F2 5% = 6.55 6.55 6.87 7.07

BNT Int 5% = 11.34 11.34 11.90 12.24

Page 80: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

80

Lampiran 3. Daftar Sidik Ragam Berat Basah Akar

Daftar Sidik Ragam

Berar Basah Akar

Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F. Hit. F Tabel

Keragaman Bebas Kuadrat Tengah 5% 1%

Perlakuan Tot 12 864.231 72.019 12.91 ** 2.01 2.68

KONT vs PK 1 27.083 27.083 4.86 * 4.09 7.33

PK 11 837.147

F1 2 463.625 231.813 41.56 ** 3.24 5.19

F2 3 299.500 99.833 17.90 ** 2.85 4.33

F1xF2 6 74.022 12.337 2.21 NS 2.34 3.30

Galat 39 217.553 5.578

Total 51 1081.784 - -

KK = 8.97 %

Nilai BNT

BNT F1 5% = 1.69

BNT V 1%

= 2.26

BNT F2 5% = 1.95

BNT C 1%

= 2.61

BNT Int 5% = 3.38

BNT Int

1% = 4.52

1.00 1.05 1.08 1.11 1.13 1.14 1.15 1.16 1.17 1.19 1.20

Uji Duncan 5% 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

BNT F1 5% = 1.69 1.69 1.77 1.82 1.87 1.91 1.93 1.94 1.96 1.98 2.01 2.03

BNT F2 5% = 1.95 1.95 2.05 2.11

BNT Int 5% = 3.38 3.38 3.55 3.65

Page 81: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

81

.Lampiran 4. Daftar Sidik Ragam Berat Buah

Daftar Sidik Ragam

Berat Buah

Sumber Derajat Jumlah

Kuadrat

F.

Hit. F Tabel

Keragaman Bebas Kuadrat Tengah 5% 1%

Perlakuan Tot 12 9538.808 794.901 6.38 ** 2.01 2.68

KONT vs PK 1 9.750 9.750 0.08 NS 4.09 7.33

PK 11 9529.058

F1 2 5109.125 2554.563 20.51 ** 3.24 5.19

F2 3 2642.563 880.854 7.07 ** 2.85 4.33

F1xF2 6 1777.370 296.228 2.38 * 2.34 3.30

Galat 39 4856.500 124.526

Total 51 14395.308 - -

KK = 30.96 %

Nilai BNT

BNT F1 5% = 7.98

BNT V 1%

= 10.68

BNT F2 5% = 9.21

BNT C 1%

= 12.34

BNT Int 5% = 15.96

BNT Int

1% = 21.37

1.00 1.05 1.08 1.11 1.13 1.14 1.15 1.16 1.17 1.19 1.20

Uji Duncan 5% 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

BNT F1 5% = 7.98 7.98 8.38 8.62 8.86 9.02 9.10 9.18 9.26 9.34 9.50 9.58

BNT F2 5% = 9.21 9.21 9.68 9.95

BNT Int 5% = 15.96 15.96 16.76 17.24

Page 82: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

82

Lampiran 5. Daftar Sidik Ragam Jumlah Nematoda dalam 300 g tanah

Daftar Sidik Ragam

Populasi Nematoda

Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F. Hit. F Tabel

Keragaman Bebas Kuadrat Tengah 5% 1%

Perlakuan Tot 12 14031.692 1169.308 3.96 ** 2.01 2.68

KONT vs PK 1 644.160 644.160 2.18 NS 4.09 7.33

PK 11 13387.532

F1 2 4220.375 2110.188 7.16 ** 3.24 5.19

F2 3 6181.229 2060.410 6.99 ** 2.85 4.33

F1xF2 6 2985.928 497.655 1.69 NS 2.34 3.30

Galat 39 11502.000 294.923

Total 51 25533.692 - -

KK = 33.89 %

Nilai BNT

BNT F1 5% = 12.28

BNT V 1%

= 16.44

BNT F2 5% = 14.18

BNT C 1%

= 18.99

BNT Int 5% = 24.56

BNT Int

1% = 32.88

1.00 1.05 1.08 1.11 1.13 1.14 1.15 1.16 1.17 1.19 1.20

Uji Duncan 5% 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

BNT F1 5% = 12.28 12.28 12.90 13.26 13.63 13.88 14.00 14.12 14.25 14.37 14.61 14.74

BNT F2 5% = 14.18 14.18 14.89 15.32

BNT Int 5% = 24.56 24.56 25.79 26.53

Page 83: Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan LAPORAN PENELITIAN ... · seluruh dunia dapat mengakibatkan terjadi penurunan hasil sebesar 12,2% (Sasser dan Freckman, 1987 dalam Singh et al,

83

Lampiran 6. Daftar Sidik Ragam Jumlah Puru dalam 1 g tanah

Daftar Sidik Ragam

Jumlah Puru

Sumber Derajat Jumlah

Kuadrat

F.

Hit. F Tabel

Keragaman Bebas Kuadrat Tengah 5% 1%

Perlakuan Tot 12 9271.192 772.599 22.52 ** 2.01 2.68

KONT vs PK 1 345.026 345.026 10.05 ** 4.09 7.33

PK 11 8926.167

F1 2 695.167 347.583 10.13 ** 3.24 5.19

F2 3 3381.563 1127.188 32.85 ** 2.85 4.33

F1xF2 6 4849.438 808.240 23.55 ** 2.34 3.30

Galat 39 1338.250 34.314

Total 51 10609.442 - -

KK = 14.05 %

Nilai BNT

BNT F1 5% = 4.19

BNT V 1%

= 5.61

BNT F2 5% = 4.84

BNT C 1%

= 6.48

BNT Int 5% = 8.38

BNT Int

1% = 11.22

1.00 1.05 1.08 1.11 1.13 1.14 1.15 1.16 1.17 1.19 1.20

Uji Duncan 5% 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

BNT F1 5% = 4.19 4.19 4.40 4.52 4.65 4.73 4.78 4.82 4.86 4.90 4.99 5.03

BNT F2 5% = 4.84 4.84 5.08 5.22

BNT Int 5% = 8.38 8.38 8.80 9.05